• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANAMAN MODAL ASING DAN MASA DEPAN KER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENANAMAN MODAL ASING DAN MASA DEPAN KER"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENANAMAN MODAL ASING DAN MASA DEPAN KERJASAMA

PEMBANGUNAN INDONESIA

(Tinjauan atas Sengketa Perusahaan Tambang PT. Newmont Nusa Tenggara dengan Pemerintah Indonesia)

Nofansyah Ibrahim

Pascasarjana Hubungan Internasional, Universitas Gadjah Mada

nofansyahi@gmail.com

A. Latar Belakang Masalah

Kegiatan explorasi di Batu Hijau, Pulau Sumbawa dilakukan sejak ditandatanganinya kontrak karya antara perusahaan tambang mineral bumi PT. Newmont Nusa Tenggara (PT.NNT). Dalam pelaksanaannya, kontrak ini banyak menimbulkan sengketa antara PT.NNT dengan penduduk Sumbawa ataupun dengan pemerintah pusat. Pada kenyataanya, keberadaan PT.NNT di tanah Sumbawa telah dirasakan manfaatnya oleh penduduk lokal, daerah hingga pusat. Namun, kegiatan explorasi berupa penambangan mineral tidak terlepas dari beberapa sengketa diantaranya, sengketa yang berkaitan dengan divestasi (kepemilikan) saham PT.NNT oleh daerah.1 Pada tanggal 02 Desember 1986 Pemerintah Indonesia dengan

PT Newmont Nusa Tenggara menandatangani perjanjian Kontrak Karya, yang pada pokoknya pada pasal 24 ayat (3) menjelaskan bahwa PT Newmont Nusa Tenggara memiliki kewajiban untuk melakukan divestasi saham secara bertahap setiap 5 tahun masa operasi kepada Pemerintah Republik Indonesia, Pasal 10 ayat 2, operating period.2 Permasalahan

yang muncul adalah divestasi saham sebesar 3 persen pada tahun 2006 dan 7 persen pada tahun 2008 yang seharusnya dipenuhi oleh PT.NNT belum juga terealisasi. Sampai pada tahun 2009, PT.NNT belum juga mendivestasikan saham mereka.

Sengketa antara PT.NNT dan pemerintah pusat Indonesia juga terjadi baru-baru ini dimana PT.NNT tidak patuh terhadap implementasi UU Minerba No.4 tahun 2009 bahwa perusahaan kontrak karya pertambangan dilarang mengekspor mineral mentah ke luar negeri. UU ini menuntut pembangunan smelter (pemurnian barang tambang).3 PT. Newmont dalam

1 Salim H.S dan Idrus Abdullah. Penyelesaian Sengketa Tambang: Studi Kasus sengketa antara PT>Newmont Nusa Tenggara Dengan Masyarakat Samawa. (Penelitian yang dibiayai oleh DIPA Universitas Mataram, NTB 2009)

2 Kontrak Karya PT.Newmont Nusa Tenggara dengan Pemerintah Indonesia. Sumber SEC: www.secinfo.com

(2)

hal ini telah menandatangani persetujuan pembangunan smelter namun, sampai pada Mei 2014 perusahaan ini tidak juga merealisasi persetujuan tersebut. Langkah yang diambil pemerintah pusat atas ketidakpatuhan Newmont adalah tidak memberikan izin konsentrat. Implikasi yang muncul kemudian adalah PT.Newmont melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebanyak 80 persen karyawan dari 4.000 jumlah karayan PT. Nwemont per 1 Juni 2014.4 Hal ini dilakukan PT. Newmont dengan produksi tidak dapat dilakukan lagi karena

gudang penyimpanan mineral mentah telah penuh dan apabila produksi terus dilakukan maka tidak ada tempat lagi untuk penyimpanan, keputusan PHK menjadi jalan terakhir yang diambil.

Dari permasalahan diatas, penulis ingin mengajukan setidaknya dua pertanyaan:

1. Apa faktor penyebab terjadinya sengketa antara PT.NNT dan Pemerintah Indonesia? 2. Mengapa PT. Newmont tidak mematuhi UU No.4 tahun 2009?

Jawaban atas pertanyaan diatas diharapkan mampu memberikan solusi atas permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah daerah dan juga pusat terkait sengketa perusahaan tambang.

B. Faktor Penyebab Terjadinya Sengketa Antara PT. Newmont Nusa

Tenggara dan Pemerintah Indonesia

Sengketa perusahaan tambang di Indonesia telah terjadi sejak 1967, yaitu pada saat dilakukan explorasi mineral oleh PT.Freeport Indonesia di Papua. Jenis sengketa yang ditimbulkan adalah sengketa atas hak tanah, lingkungan dan kekerasan. 5 Penelitian yang

dilakukan oleh Zulkarnaen pada tiga sengketa perusahaan tambang Indonesia yaitu di perusahaan emas Pongkor, perusahaan batu bara di Kalimantan Selatan dan tambang Timah di Bangka Belitung menyebutkan bahwa terdapat 5 faktor penyebab konflik yaitu:6

1. Komuniakasi mandeg antara pemerintah dan perusahaaan

2. Kurangnya lahan garapan masyarakat akibat dari alih kepemilikan 3. Program pengembangan masyarakat yang parsial

4. Sistem penerimaan tenaga kerja yang nepotisme 5. Adanya gap antara pemerintah dan perusahaan

4 Newmont Akan Realisasikan PHK per 1 Juni 2014? Dalam http://www.publicapos.com/ekonomi/856-newmont-akan-realisasikan-ancaman-phk-per-1-juni

5 H. Thomas Bustomi. Konflik Freeport, sebuah Ketidakadilan”. Pikiran Rakyat 24 Maret, 2006

(3)

Berkaitan dengan faktor penyebab terjadinya sengketa antara PT.NNT dengan pemerintah pusat Indonesia penulis menggunakan pendekatan/hasil penelitian oleh Zulkarnaen diatas maka adapun faktor penyebab sengketa PT.NNT dan Pemerintah Indonesia adalah:

Pertama, Masalah Divestasi Saham. Timbulnya sengketa ini akibat ketidaksepakatan antara perusahaan tambang dengan pemerintah pusat/pemerintah daerah tentang cara-cara pembayaran harga saham yang ditawarkan oleh perusahaan tambang. Perusahaan tambang menginginkan pembayaran dengan menggunakan pinjaman yang berasal dari perusahaan tambang itu sendiri sementara pemerintah pusat khususnya pemerintah provinsi Nusa Tenggara Barat dan Pemerintah Kabupaten Sumbawa menginginkan pembayaran harga saham melalui pihak ketiga.

Alasan pemerintah Provinsi NTB dan Kabupaten Sumbawa Barat untuk menolak tawaran yang disampaikan oleh PT.NNT adalah karena mereka akan membayar harga saham dengan uang kontan. Namun, uang yang digunakan untuk pembayaran saham berasal dari PT. Bumi Resource Tbk. Pemerintah Provinsi NTB dan Sumbawa Barat menginginkan adanya pembentukan perusahaan daerah dan dimiliki oleh pemerintah daerah sehingga bukan PT. Bumi Resource Tbk yang menjadi pembayar saham melainkan perusahaan daerah bentukan Provinsi NTB dan Kab. Sumbawa Barat.

Kedua, Sengketa Wilayah Kontrak Karya. Sengketa ini merupakan sengketa yang terjadi karena belum dipenuhinya ganti rugi oleh PT.NNT. Alasan ganti rugi ini karena wilayah yang digunakan oleh PT. NNT untuk melakukan kegiatan ekspolrasi merupakan tanah adat yang ditinggalkan oleh leluhur mereka 77 tahu yang lalu.

C. Lemahnya Daya Paksa UU Minerba No.4 Tahun 2009:

Faktor

Pendorong Dibalik Ketidakpatuhan PT. Newmont Nusa Tenggara

(4)

hanya untuk menarik keuntungan tapi juga membuka lapangan kerja sebesar-besarnya agar menciptakan kesejahteraan masyarakat.

Namun, semangat kebijakan UU Minerba No.4 tahun 2009 menimbulkan polemik antara pemerintah dengan PT.NNT. Seperti dikutip surat kabar elektronik Sumbawa Barat, pernyataan Country Manager Newmont untuk Indonesia, Blake Rhodes, bahwa pembangunan smelter akan merugikan perusahaan.7 Pernyataan ini menjadi masuk akal

mengingat orientasi perusahaan tambang yang dibangun melalui modal asing adalah profit. Ketika UU Minerba No.4 Tahun 2009 resmi berlaku, salah satu konsekuensinya adalah larangan ekspor mineral mentah, yang tentunya membuat para pengusaha kehilangan keuntungan besarnya.

Alasan PT. Newmont untuk menolak UU Minerba karena akan mengurangi keuntungan penambangan memang masuk akal. Namun dibalik itu semua, penulis mencoba menelusuri faktor pendorong ketidakpatuhan PT.NNT terhadap UU Minerba No.4 tahun 2009 dengan melihat kekuatan dari peraturan/kebijakan UU Minerba ini. Asumsi yang dibangun oleh penulis dalam hal ini adalah UU Minerba terhadap PT.NNT adalah sebuah peraturan yang kurang memiliki daya paksa karena harus berbenturan dengan KK (kontrak karya) tahun 1986. Kontrak Karya yang disepakati oleh Pemerintah Indonesia dan PT.Newmont jauh sebelum kebijakan UU Minerba. Dalam Kontrak Karya, pemerintah dan swasta sudah bersepakat melakukan pengolahan dan pemurnian bijih mineral dengan produk akhir konsentrat dan melakukan ekspor. Sehingga, pemerintah tidak dapat memaksa para pemegang Kontrak Karya untuk patuh terhadap UU Minerba.

Adanya fakta bahwa perusahaan pemegang KK selama ini telah menjalankan amanat dengan melakukan proses pengolahan dan pemurnian demi meningkatkan nilai mutu bijih tembaga menjadi konsentrat dan menjual ke pasar sesuai dengan harga 100 persen nilai logam tembaga. Kenyataan ini dibenarkan oleh Menko Perekonomian saat itu, Hatta Rajasa. Menko Perekonomian menyatakan bahwa Newmont telah melakukan proses pemurnian hingga 95 persen.8 Kenyataan yang dengan mudah melemahkan UU Minerba yang

didalamnya tidak menyebutkan berapa persen kadar pemurnian yang harus dilakukan di dalam negeri.9

7 Soal Smelter, Newmont Diminta Patuh UU Minerba dalam http://www.pulausumbawanews.com

8 Larangan Ekspor Mineral Mentah Diusulkan Dilakukan Bertahap dalam http://ekbis.rmol.co

(5)

Kesimpulan

Modal Asing dalam bidang pertambangan mineral disatu sisi memberikan manfaat namun tidak jarang menimbulkan sengketa. Sengketa ini kemudian ditafsirkan sebagai sebuah kendala untuk mencapai kerjasama yang saling menguntungkan. Kasus sengketa yang terjadi antara PT. Newmont Nusa Tenggara dan pemerintah Indonesia menjadi bukti bahwa kuatnya tarik ulur kepentingan antara pihak bersengketa. Sengketa antara PT.Newmont dengan pemerintah Indonesia disebabkan oleh faktor salah satu pihak yang masih belum mau realisasi atas kesepakatan yang telah dibua dimana tidak patuhnya pihak PT.NNT terhadap UU Minerba no.4 tahun 2009.

Adapun yang menjadi alasan penulis menganalisa ketidakpatuhan ini adalah karena UU Minerba tahun 2009 tidak memiliki daya paksa terhadap PT.NNT sehingga memberikan cukup alasan bagi perusahaan untuk tidak mematuhinya. Terdapat beberapa kelemahan dalam UU Minerba yaitu UU ini harus dihadapkan dengan KK (Kontrak Karya) yang dibuat jauh sebelum UU Minerba, dan UU Minerba juga belum menentukan seberapa besar keharusan pemurnian dilakukan di dalam negeri.

Dafar Pustaka

(6)

ESDM: UU Minerba Tidak Bisa Ditawar Lagi dalam

http://ekbis.sindonews.com/read/814108/34/esdm-uu-minerba-tak-bisa-ditawar-lagi

Kontrak Karya PT.Newmont Nusa Tenggara dengan Pemerintah Indonesia. Sumber SEC:

www.secinfo.com

Larangan Ekspor Mineral Mentah Diusulkan Dilakukan Bertahap dalam http://ekbis.rmol.co

Newmont Akan Realisasikan PHK per 1 Juni 2014? Dalam

http://www.publicapos.com/ekonomi/856-newmont-akan-realisasikan-ancaman-phk-per-1-juni

Salim, dan Abdullah. Penyelesaian Sengketa Tambang: Studi Kasus sengketa antara PT.Newmont Nusa Tenggara Dengan Masyarakat Samawa. (Penelitian yang dibiayai oleh DIPA Universitas Mataram, NTB 2009)

Smelter, Newmont Diminta Patuh UU Minerba dalam http://www.pulausumbawanews.com

Referensi

Dokumen terkait

Muhamad Rio Rifaldy.. yan dimasud #usa a#ena emanasanan.. Me*odanya adalah es*#asi.. Kafein, Senyawa Bermamfaat atau.

Penelitian ini akan mengkaji aktivitas sitotoksik dan ekspresi Bcl-2 ekstrak etanol daun selasih pada sel kanker payudara T47D.. Uji aktivitas sitotoksik dilakukan dengan

Sumber: Pemetaan Desa Partisipatif, WWF Kayan Mentarang Project tahun 1993 sampai 1998... Peta tata guna lahan di wilayah masyarakat

Analisis secara bersamaan dengan keberadaan faktor yang lain dengan uji statistik regresi logistik dengan metode backward mendapatkan tindakan masyarakat memiliki peran

Berdasarkan penilaian terhadap siswa kelas VII1 dan VII2 SMP IT Aziziyyah Pekanbaru pada aspek latar diketahui bahwa kemampuan memahai unsur intrinsik teks narasi siswa kelas VII

Kedua , Perspektif ekonomi Islam terhadap peran manajemen kelompok tani Semojowetan Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora dalam meningkatkan ekonomi anggota terletak

Penelitian ini memeliki tujuan untuk menganalisis pengaruh kepercayaan, persepsi resiko, persepsi manfaat, persepsi privasi, persepsi kontrol perilaku terhadap niat

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan menunjukkan bahwa pada permukiman Hindu di Dusun Sawun lokalitas ruangnya berupa hirarki ruang dengan konsep Tri