• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan antara Gigi Berjejal dengan Ukuran Gigi dan Dimensi Lengkung pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan antara Gigi Berjejal dengan Ukuran Gigi dan Dimensi Lengkung pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Maloklusi merupakan masalah umum yang menjadi perhatian saat ini.Maloklusi

adalah penyimpangan letak gigi atau malrelasi lengkung geligi di luar rentang

kewajaran yang dapat diterima.1,2 Jenis – jenis maloklusi yang dapat dijumpai antara lain protrusi, retrusi, intrusi, ekstrusi, crossbite (gigitan silang), open bite (gigitan

terbuka), deep bite (gigitan dalam), crowded (gigi berjejal) dan diastema.2-4

Gigi berjejal merupakan keadaan berjejalnya gigi diluar susunan gigi yang

normal dimana terjadi ketidaksesuaian antara ukuran gigi dan dimensi lengkung. Nance

menyatakan bahwa gigi berjejal terjadi akibat adanya perbedaan antara ruang yang

diperlukan didalam lengkung gigi dengan ruang yang tersedia di dalam lengkung gigi.5-8 Gigi berjejal merupakan jenis maloklusi yang paling sering ditemukan dan

merupakan alasan yang paling banyak dikemukakan pasien untuk melakukan perawatan

ortodonti.6 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Wijanarko pada anak usia 12 – 14 tahun pada Sekolah Menengah Pertama di Jakarta dilaporkan bahwa prevalensi gigi

berjejal sebesar 44.9%, diastema 16.7%, protrusi 6.3% , deep bite 6.3%, scissor bite

12.3% dan open bite sebesar 13.2%.3 Astoeti dkk., juga melakukan penelitian dan melaporkan bahwa 51.6% murid–murid kelas 4–6 SD di Jakarta mengalami masalah

gigi berjejal.9 Penelitian lain yang dilakukan Schlegel dan Satravaha pada 110 anak laki–laki dan perempuan Sunda ditemukan bahwa prevalensi gigi berjejal sebesar 85%,

deep bite sebesar 55% dan protrusi sebesar 22%.10

Menurut Third National and Nutrition Examination Survey (NHANES III) pada

tahun 2010 hampir setengah dari anak-anak di Amerika Serikat setidaknya mengalami

crowding ringan pada masa gigi geligi campuran dan hal tersebut cenderung memburuk

ketika remaja dan dewasa. Sekitar sepertiga penduduk dilaporkan mengalami crowding

(2)

Haynes pada tahun 1970 melakukan penelitian pada 596 anak yang berumur 11–

12 tahun di Inggris dan melaporkan gigi berjejal merupakan jenis maloklusi yang sering

muncul dimana prevalensinya sebesar 80.23%. Hill juga melakukan penelitian

epidemologi pada tahun 1992 terhadap 765 murid sekolah di Glasgow yang berumur

9-15 tahun untuk mengetahui prevalensi dari maloklusi berat dimana dia melaporkan

bahwa prevalensi gigi berjejal adalah 68.8%. Al-Balkhi dan Al-Zahrani juga melakukan

penelitian pada pasien usia 5 hingga 22 tahun yang mendapatkan perawatan ortodonti di

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas King-Saud, Riyadh Arab Saudi pada tahun 1994

dari semua kasus maloklusi prevalensi gigi berjejal yang paling banyak ditemukan yaitu

sebanyak 49.5%. Selain itu, Bryan Jones pada tahun 1987 juga melakukan penelitian

pada 132 pasien yang mendatangi rumah sakit militer Riyadh, Arab saudi dan

melaporkan prevalensi gigi berjejal yaitu sebesar 67.4%. Isiekwe yang melakukan

penelitian terhadap 617 anak sekolah pada tahun 1983 di Nigeria melaporkan prevalensi

gigi berjejal hanya 12.9%.11

Penyebab gigi berjejal biasanya multifaktorial dan bervariasi. Beberapa peneliti

menyimpulkan bahwa gigi berjejal dapat disebabkan oleh faktor genetik dan lingkungan

seperti herediter, ras, konsistensi makanan, trauma, sindroma genetik, ukuran gigi dan

dimensi lengkung.2,12-15 Banyak penelitian telah dilakukan untuk mengetahui penyebab gigi berjejal namun biasanya sangat sulit untuk mengetahui penyebab utama dari gigi

berjejal.6

Menurut data dari Third National and Nutrition Examination Survey (NHANES

III) prevalensi ras kulit putih yang mengalami gigi berjejal ringan sebesar 26.3% di

rahang atas dan 26.9% di rahang bawah, gigi berjejal sedang sebesar 19.1% di rahang

atas dan 22.6% di rahang bawah, gigi berjejal berat sebesar 8.0% di rahang atas dan

10.8% di rahang bawah dan gigi berjejal ekstrem sebesar 2.8% di rahang atas dan 4.0%

di rahang bawah.4

Prevalensi ras kulit hitam yang mengalami gigi berjejal ringan sebesar 27.0% di

(3)

7.2% di rahang bawah dan gigi berjejal ekstrem sebesar 2.5% di rahang atas dan 3.0%

di rahang bawah.4

Prevalensi ras Hispanik yang mengalami gigi berjejal ringan sebesar 26.5% di

rahang atas dan 23.0% di rahang bawah, gigi berjejal sedang sebesar 22.5% di rahang

atas dan 23.8% di rahang bawah, gigi berjejal berat sebesar 12.1% di rahang atas dan

9.6% di rahang bawah dan gigi berjejal ekstrem sebesar 3.0% di rahang atas dan 4.8%

di rahang bawah.4

Penelitian yang dilakukan untuk menentukan hubungan ukuran gigi dengan gigi

berjejal berdasarkan ras juga telah dilaksanakan, Lavelle dkk., melakukan penelitian

mengenai ukuran gigi pada ras Kaukasoid, Negroid dan Mongoloid dan disimpulkan

bahwa ukuran mesiodistal mahkota pada ras Negroid paling besar dan kemudian diikuti

oleh ras Mongoloid dan yang paling kecil adalah ras Kaukasoid.16-18

Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Merz dkk., yang

menemukan bahwa ukuran mesiodistal gigi kaninus, premolar dan molar pada orang

kulit hitam lebih besar daripada orang kulit putih. Selain itu Merz dkk., juga melaporkan

orang kulit hitam memiliki ukuran gigi yang dan perimeter lengkung yang lebih besar

dibandingkan orang kulit putih.17,19

Penelitian yang dilakukan Santoro di Republik Dominika juga menunjukkan hal

yang hampir serupa dimana ukuran mesiodistal penduduk Amerika – Afrika lebih besar

dibandingkan penduduk Dominika – Amerika.19

Smith dkk., juga melakukan penelitian pada ras Kaukasoid, ras Negroid dan

Hispanik, dari penelitian tersebut diketahui bahwa rasio anterior ras Kaukasoid lebih

besar daripada ras Negroid dan hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Lavelle dkk.,17

Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian karena adanya variasi ukuran gigi dan

(4)

1.2 Rumusan Masalah

1. Berapakah rata-rata ukuran mesiodistal gigi pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara?

2. Berapakah rata–rata lebar lengkung pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Sumatera Utara?

3. Berapakah rata-rata panjang lengkung pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Sumatera Utara?

4. Berapakah rata–rata perimeter lengkung pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara?

5. Apakah ada hubungan antara gigi berjejal dengan ukuran gigi pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara ?

6. Apakah ada hubungan antara gigi berjejal dengan dimensi lengkung pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara ?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui rata-rata ukuran mesiodistal gigi pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

2. Untuk mengetahui rata–rata lebar lengkung pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Untuk mengetahui rata-rata panjang lengkung pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

4. Untuk mengetahui rata–rata perimeter lengkung pada Mahasiswa Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

5. Untuk mengetahui hubungan antara gigi berjejal dengan ukuran gigi pada

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara ?

6. Untuk mengetahui hubungan antara gigi berjejal dengan dimensi lengkung

(5)

1.4 Hipotesis Penelitian

Ada hubungan antara gigi berjejal dengan ukuran gigi pada mahasiswa Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Ada hubungan antara gigi berjejal dengan dimensi lengkung pada mahasiswa

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Sebagai penunjang dalam diagnosis.

2. Sebagai pedoman dalam menyusun rencana perawatan pada kasus gigi

berjejal.

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan pengukuran, diperoleh rerata ukuran lengkung gigi rahang bawah mahasiswa FKG USU ras Deutro-Melayu dalam arah transversal (lebar interkaninus, intermolar

Kesimpulannya adalah tipe wajah dan bentuk lengkung gigi mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara didominasi oleh tipe wajah euryprosopic dengan bentuk

Model rahang atas dan rahang bawah yang diperoleh dari penelitian sebelumnya dengan judul Ukuran lebar mesiodistal dan dimensi lengkung gigi pada mahasiswa suku Batak

Pada Tabel 3 dan 4 dinyatakan bahwa ukuran lebar mesiodistal rahang atas dan rahang bawah pada mahasiswa suku Batak Universitas Sumatera Utara yang berjenis kelamin laki-laki

Kemukakan sejelas dan sejujur mungkin alasan – alasan Saudara untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis (PPDGS) – 1 ... Fakultas Kedokteran Gigi

Di antaranya ialah penelitian oleh Erliera dan Alamsyah 14 tahun 2015 di Kecamatan Medan Baru, yang menyatakan kasus gigi berjejal paling banyak yaitu 51,91% pada status

Menyatakan bersedia untuk turut serta secara sadar dan tanpa paksaan dalam penelitian mengenai GAMBARAN TIPE WAJAH DENGAN BENTUK LENGKUNG GIGI PADA MAHASISWA FAKULTAS

Kesimpulannya adalah tipe wajah dan bentuk lengkung gigi mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara didominasi oleh tipe wajah euryprosopic dengan bentuk