• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPONEN KOMPONEN PEMBELAJARAN (1). pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KOMPONEN KOMPONEN PEMBELAJARAN (1). pdf"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN

Ghina Nur Afifah, Mira Purnamasari, Rizaldi Cakra Kusumah

DEPARTEMEN PENDIDIKAN SENI MUSIK

FAKULTAS PENDIDIKAN SENI DAN DESAIN

the.silencer.kid@gmail.com

Dr. H. Dadang Sukirman, M.Pd. Ence Surahman, S.Pd., M.Pd

A. PENDAHULUAN

Pandangan mengenai konsep pembelajaran terus menerus mengalami perubahan dan perkembangan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Pembelajaran sama artinya dengan kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen tersebut meliputi: kurikulum, guru, siswa, materi, metode, media dan evaluasi.

Pelaksanaan pembelajaran adalah operasional dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pengajaran atau pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaan akan sangat tergantung pada bagaimana perencanaan pengajaran sebagai oprasionalisasi dari sebuah kurikulum. Setelah membahas mengenai pengertian pengelolaan pembelajaran, timbulah pemikiran tentang hal-hal apakah yang terdapat dalam proses pembelajaran. Perhatian pada proses terjadinya pembelajaran mengarahkan pada pemikiran tentang komponen-komponen pembelajaran. Berikut akan diuraikan satu persatu komponen-kumponen tersebut.

Makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui dan mengaplikasikan komponen-komponen pembelajaran serta mengimplementasikannya dalam kegiatan pembelajaran. Setelah mempelajari materi ini diharapkan:

(2)

2. Untuk mengetahui macam-macam komponen pembelajaran.

3. Untuk mengidentifikasi hubungan masing-masing komponen pembelajaran. 4. Untuk mengetahui fungsi dari masing-masing komponen pembelajaran.

Berdasrakan latar belakang diatas, diharapkan bermanfaat dan bahan masukan bagi:

1. Penyusun

Menambah wawasan mengenai komponen-komponen pembelajaran serta memahami materi dari masing-masing komponen pembelajaran.

2. Mahasiswa Pendidkan Seni Musik

Memberikan pengetahuan dan wawasan mengenai komponen-komponen pembelajaran.

Metode yang digunakan dalam penulisanmakalah ini adalah dengan menggunakan metode studi teks (studi kepustakaan) dimana dalam penulisan makalah ini penulis melakukan kegiatan penelusuran dan penelaahan literature dari hasil data yang diperoleh dari buku dan internet sehingga metode ini sangat menuntut ketekunan dan kecermatan pemahaman penulis.

A. PEMBAHASAN

Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran penting dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses pembelajaran. Komponen pendidikan berarti bagaian-bagian daari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil atau tidaknya proses pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa untuk berlangsungnya proses kerja pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut.

(3)

Di pihak lain ada yang berpandangan bahwa kata pembelajaran dan kata pengajaran pada hakekatnya sama, yaitu suatu proses interaksi antara guru dan siswa dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan (Cepi Riana, 2009).

Gambar hubungan antar komponen dalam pembelajaran.

Komponen-komponen Pembelajaran

Komponen pembelajaran memiliki fungsinya masing-masing.Kurikulum memiliki fungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan.Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau terlaksananya proses mendidik terdiri dari 7 komponen. Berikut akan kami uraikan satu persatu komponen-komponen tersebut.

1. Komponen Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai, oleh kegiatan pembelajaran. Tujuan kurikulum merupakan kekuatan fundamental yang peka sekali, karena hasil kurikuler yang diinginkan tidak hanya sangat mempengaruhi bentuk kurikulum tetapi memberikan arah dan focus untuk seluruh program pendidikan (Zais. 1979: 297). Tujuan pengajaran terbagi menjadi macam yakni Tujuan Umum Pengajaran (TUP) dan Tujuan Khusus Pengajaran (TKP).

Hirarki vertical tujuan kurikulum Indonesia paling tinggi antara lain: 1) Tujuan Pendidikan Nasional

(4)

Pancasila). Tujuan pendidikan nasional ini merupak tujuan yang sifatnya umum.

Berdasarkan UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (Indonesia) adah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangan manusia Indonesia sutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

2) Tujuan kelembagaan atau Institusional

Tujuan Institusional merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap sekolah atau lembaga pendidikan. Tujuan insttitusional ini merupkan penjabaran dari tujuan pendidikan sesuai dengan jenis dan sifat sekolah atau lembaga pendidikan. Oleh karena itu, setiap sekolah atau lembaga memeiliki tujuan institusional sendiri-sendiri. Tujuan kelembagaan ini bersifat konkret. Tujuan konstitusional ini dapat dilihat dalam kurikulum setiap lembaga pendidikan.

3) Tujuan Kurikuler

Tujuan kurikuler adalah tujuan yang dicapai oleh setiap bidang. Tujuan ini dapat dilihat dari GBPP (Garis-garis Besar Program Pengajaran) setiap bidang studi.. Tujuan kurikuler merupakan penjabaran dari tujuan institusional, sehingga kumulasi dai setiap tujuan kurikuler ini akan menggambarkn tujuan institusional.

4) Tujuan Intruksional

Tujuan instruksional adalah tujuan yang ingin dicapai dari setiap kegiatan intruksional atau pembelajaran. Tujuan ini dibagi menjadi dua bagian yaitu: a) Tujuan instruksional/ Tujuan pembelajaran umum, yaitu tujuan

pembelajaran yang sifatnya masih umum dan belum menggambarkan tingkah laku yang lebih spesifik. Tujuan instruksional umum ini dapat dilihat dari tujuan setiap pokok bahasan suatu bidang studi yang ada di dalam GBPP.

b) Tujuan Instruksional/ Pembelajaran khusus

Tujuan Instruksional khusus merupakan penjabaran dari tujuan instruksional umum. Tujuan ini dirumuskan oleh guru dengan maksud agara tujuan instruksional umum dapat lebih spesifik dan mudah diukur tingkat ketercapaiannnya.

2. Materi atau Bahan Pembelajaran

(5)

materials) adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dikuasai peserta didik dalam rangka memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan. Materi pembelajaran menempati posisi yang sangat penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya materi yang benar-benar menunjang tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta tercapainya indikator .

Materi pembelajaran dipilih seoptimal mungkin untuk membantu peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Hal-hal yang perlu diperhatikan berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran adalah jenis, cakupan, urutan, dan perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran tersebut. Agar guru dapat membuat persiapan yang berdaya guna dan berhasil guna, dituntut memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan materi pembelajaran, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip, maupun prosedur pengembangan materi serta mengukur efektivitas persiapan tersebut.

Isi bahan pembelajara itu dapat diklasifikasikan yaitu sebagai berikut.

1) Fakta yaitu segala hal yang bewujud kenyataan dan kebenaran, meliputi nama-nama objek, peristiwa sejarah, lambang, nama tempat, nama orang, nama bagian atau komponen suatu benda, dan sebagainya. Contoh dalam mata pelajaran Sejarah: Peristiwa sekitar Proklamasi 17 Agustus 1945 dan pembentukan Pemerintahan Indonesia.

2) Konsep atau teori yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai hasil pemikiran, meliputi definisi, pengertian, ciri khusus, hakikat, inti /isi dan sebagainya. Contoh, dalam mata pelajaran Biologi: Hutan hujan tropis di Indonesia sebagai sumber plasma nutfah, Usaha-usaha pelestarian keanekargaman hayati Indonesia secara in-situ dan ex-situ, dsb.

3) Prinsip yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil, rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antarkonsep yang menggambarkan implikasi sebab akibat. Contoh, dalam mata pelajaran Fisika: Hukum Newton tentang gerak, Hukum 1 Newton, Hukum 2 Newton, Hukum 3 Newton, Gesekan Statis dan Gesekan Kinetis, dsb.

4) Prosedur merupakan langkah-langkah sistematis atau berurutan dalam mengerjakan suatu aktivitas dan kronologi suatu sistem. Contoh, dalam mata pelajaran TIK: Langkah-langkah mengakses internet, trik dan strategi penggunaan Web Browser dan Search Engine, dsb.

5) Keterampilan adalah suatu kemampuan untuk berbuat sesuatu, baik dalam pengertian fisik maupun mental. (Supriadie, 1994: 3)

(6)

pembangunan berkelanjutan, yaitu pengertian lingkungan, komponen ekosistem, lingkungan hidup sebagai sumberdaya, pembangunan berkelanjutan.

Prinsip-Prinsip Pengembangan Materi Prinsip-prinsip yang dijadikan dasar dalam menentukan materi pembelajaran adalah kesesuaian (relevansi), keajegan (konsistensi), dan kecukupan (adequacy).

1. Relevansi artinya kesesuaian. Materi pembelajaran hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi dan pencapaian kompetensi dasar. Jika kemampuan yang diharapkan dikuasai peserta didik berupa menghafal fakta, maka materi pembelajaran yang diajarkan harus berupa fakta, bukan konsep atau prinsip ataupun jenis materi yang lain. Misalnya : kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah ”Menjelaskan hukum permintaan dan hukum penawaran serta asumsi yang mendasarinya” (Ekonomi kelas X semester 1) maka pemilihan materi pembelajaran yang disampaikan seharusnya ”Referensi tentang hukum permintaan dan penawaran” (materi konsep), bukan Menggambar kurva permintaan dan penawaran dari satu daftar transaksi (materi prosedur).

2. Konsistensi artinya keajegan. Jika kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik ada empat macam, maka materi yang harus diajarkan juga harus meliputi empat macam. Misalnya kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah Operasi Aljabar bilangan bentuk akar (Matematika Kelas X semester 1) yang meliputi penambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian, maka materi yang diajarkan juga harus meliputi teknik penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan merasionalkan pecahan bentuk akar.

3. Adequacy artinya kecukupan. Materi yang diajarkan hendaknya cukup memadai dalam membantu peserta didik menguasai kompetensi dasar yang diajarkan. Materi tidak boleh terlalu sedikit, dan tidak boleh terlalu banyak. Jika terlalu sedikit maka kurang membantu tercapainya standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak maka akan mengakibatkan keterlambatan dalam pencapaian target kurikulum (pencapaian keseluruhan SK dan KD).

3. Strategi dan Metode Pembelajaran

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia kata strategi diartikan sebagai rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Apabila dikaitkan dengan pembelajaran maka strategi mempunyai arti yang berbeda. Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru-anak didik dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah digariskan. Dalam konteks pengajaran, strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru dalam menciptakan suatu system lingkungan yang memungkinkan terjadinya proses mengajar, agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai dan berhasil.

(7)

Faktor-faktor yang mempengaruhi penerapan strategi

Pembelajaran penerapan suatu strategi dalam setiap situasi pembelajaran haruslah mempertimbangkan dan memperhatikan dari berbagai kemungkinan yang akan terjadi, kalau tidak diperhatikan maka akan berakibat proses pembelajaran terlambat, atau lebih jauh lagi yakni tidak tercapainya tujuan pembelajaran sebagaimana yang ditetapkan.

1. Faktor Guru

Guru merupakan faktor utama dalam penerapan strategi pembelajaran karena berhasil tidaknya pembelajaran tergantung kepada guru, karena itu guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru. Untuk mendapatkan pemahaman yang jelas, maka diuraikan sebagai berikut:

a. Latar Belakang Pendidikan

Apabila seorang guru mata pelajaran yang bersangkutan bukan dilatarbelakangi oleh jalur pendidikan guru, maka guru tersebut tidak akan siap melaksanakan tugasnya sebagai guru, kecuali mempunyai seperangkat keterampilan guru (kompetensi guru). Berdasarkan uraian diatas dapat dipahami bahwa latar belakang pendidikan seorang guru akan mempengaruhi kompetensinya didalam interaksi pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa seorang guru, dalam hal ini guru minimal harus memiliki kemampuan dalam menyusun bahan pelajaran yang akan disampaikan dalam pembelajaran dan keterampilan dalam menyampaikan bahan dengan menggunakan metode dan strategi yang tepat dalam proses pembelajaran.

b. Pengalaman Mengajar

Dengan adanya pengalaman maka guru akan semakin mampu dan terampil dalam mengajar, menguasai materi, metode, dan strategi dalam mengajar. Seorang guru yang lama menjalani masa mengajar, semakin banyak pengalaman yang diperoleh atau didapatkannya untuk membekali dan memperbaiki keterampilan mengajar. Mengajar bukan sebagai ilmu teknologi dan seni belaka, tetapi sebagai keterampilan. Keterampilan mengajar banyak macamnya, dalam hal ini perlu dimiliki dan dikuasai oleh guru agar dapat melaksanakan interaksi belajar mengajar yang afaktif dan efesien.

(8)

Secara ideal, seorang guru sebaikya memang harus memiii banyak pengetahuan dan keterampilan (multiskill competencies). Dalam hal ini guru harus menguasasi materi yang aan diguakan untuk diajarkan, menguasai penggunaan strategi dan metode mengajar yang akan digunakan untuk menilai hasil belajar ssiwa, aspek-aspek manajemen kelas, dan dasar-dasar pendidikan. Kegiatan itu melibatkan komponen-komponen yang diantara satu dan lainnya saling menyesuaikan dan menunjang dalam mencapai tujuan belajar bagi anak didik. Dengan demikian dalam interaksi pembelajaran metode bukanlah satu-satunya, tetapi faktor anak didik, guru, alat, tujuan, dan lingkungan juga menentukan interaksi tersebut. Untuk mencapai tujuan pembelajaran, masing-masing komponen itu saling merespon dan mengetahui, sehingga tugas guru bagaimana mendesain semua koponen itu agar tercipta pembelajaran yang kondusif.

2. Faktor Siswa

a. Kemampuan Siswa

Kalau dalam kegiatan pembelajaran, guru adalah orang yang memberikan pelajaran, maka siswa adalah orang yang menerima pelajaran tersebut, seseorang guru yang menginginkan pengajarannya berhasil dengan baik ia harus memperhatikan keadaan siswanya, sehigga ia dapat menentukan strategi yang sesuai dengan kemampuan siswanya

b. Minat Belajar Siswa

Faktor minat mempunyai peran sangat penting untuk mencapai generasi dalam belajar. Minat adalah kecendrungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus menerus yang diserta dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap aktifitas belajar, bila bahan pelajaran yang tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik sebagainya

c. Motivasi Siswa

Motivasi adalah suatu proses atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Tugas guru adalah membangkitkan motivasi anak sehingga ia mau belajar. Motivasi biasanya timbul dari dalam individu (motivasi intrinsik) dan dapat pula timbul akibat pengaruh dari luar dirinya

3. Faktor Materi atau Bahan Pelajaran

(9)

berjalan lancar. Penerapan strategi sangat bergantung dengan materi yang akan dipelajari,

karena jika strategi yng dipilih tidak cocok dengan materi pembelajaran, maka tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan maksimal.

4. Faktor Fasilitas

Proses pembelajaran akan berjalan dengan baik jika didukung oleh fasilitas yang memadai. Fasilitas adalah kelengkapan yang menunjang belajar siswa disekolah. Lengkap tidaknya falisitas belajar akan mempengaruhi pemilihan metode dan strategi pembelajaran.

5. Faktor Waktu

Faktor waktu dibagi dua, yaitu yang menyangkut jumlah waktu dan kondisi waktu. Hal yang menyangkut jumlah waktu ialah berapa puluh menit atau berapa jam pelajaran alokasi waktu yang tersedia untuk proses belajar mengajar. Sedangkan yang menyangkut kondisi waktu ialah kapan pelajaran itu dilaksanakan, pagi, siang, atau sore. Hal tersebut akan berpengaruh terhadap proses belajar mengajar dan pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan.

4. Metode Pembelajaran

Dalam kamus bahasa Indonesia didefinisikan metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan. Sedangkan pembelajaran adalah suatu proses untuk menuju yang lebih baik. Metode pembelajaran adalah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Metode pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan yang akan dicapai, bahan yang digunakan, waktu dan perlengkapan yang tersedia, kemampuan dan banyaknya murid, dan kemampuan guru mengajar, sehingga bisa disesuaikan dalam pemilihan metode pembelajaran yang sesuai dengan keseluruhannya dan tidak menyulitkan siswa dan gurunya, sehingga bisa tercapai tujuan yang diinginkan.

Jenis-jenis metode, yaitu: 1) Metode Ceramah

Metode ceramah yaitu cara menyampaikan informasi secara lisan yang dilakukan oleh sumber belajar kepada warfa belajar. Metode ini merupakan yang paling banyak digunakan dalam kesempatan penyampaian informasi dalam kegiatan-kegiatan pembelajaran.

2) Metode Tanya Jawab

Metode Tanya jawab yaitu cara penjelasan informasi yang pelaksanaannya saling bertanya dan menjawab antara sumber belajar dan warga belajar

3) Metode Demonstrasi

(10)

belajar. Hal yang diperagakan adalah harus kegiatan yang sebenarnya, tidak bersifat abstrak.

4) Metode Curah Pendapat

Metode Curah Pendapat yaitu cara untuk menghimpun gagasan atau pendapat dari setiap warga belajar tentang suatu permasalahan.

5) Metode Diskusi kelompok

Metode diskusi kelompok yaitu cara pembahasan suatu masalah oleh sejumlah anggota kelompok untuk mencapai suatu kesepakatan.

6) Metode Diskusi Kelompok Kecil

Metode diskusi kelompok kecil yaitu cara pembahasan suatu maslah yang pelaksanaannya warga belajar dibagi dalam kelompok kecil antara tiga sampai enam orang membahas suatu masalah yang diakhiri dengan penyampaian hasil pembahasannya oleh setiap juru bicara pada kelompok besar.

5. Media Pembelajaran

Media Pembelajaran adalah suatu alat atau wadah yang dapat membantu suatu proses kegiatan belajar mengajar. Ada beberapa media yang dapat membantu suatu proses kegiatan belajar mengajar. Media Pembelajaran terdiri dari lima jenis yaitu media visual, media audio, media audio-visual, kelompok media penyaji, serta media objek dan media interaktif.

a) Media Visual

Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan indra penglihatan. Jenis media ini adalah yang sering digunakan oleh para guru untuk membantu menyampaikan isi atau materi pelajaran. Media visual terdiri dari media yang tidak dapat diproyeksikan (non-projected visual) dan media yang dapat diproyeksikan (projected visual). Media yang dapat diproyeksikan ini bisa berupa gambar diam (still pictures) atau bergerak (motion pictures).

b) Media Audio

Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa untuk mempelajari bahan ajar.

Terdapat beberapa pertimbangan apabila akan menggunakan media audio ini, diantaranya :

 Media ini hanya akan mampu melayani mereka yang sudah mempunyai kemampuan dalam berfikir abstrak.

(11)

 Karena sifatnya yang auditif, jika ingin memperoleh hasil belajar yang baik diperlukan juga pengalaman-pengalaman secara visual. Sedangkan kontrol belajar bisa dilakukan melalui penguasaan pembendaharaan kata-kata, bahasa, dan susunan kalimat.

c) Media Audio-Visual

Media ini merupakan kombinasi dari audio dan visual, atau biasa disebut media pandang-dengar. Dengan menggunakan media ini, penyaji bahan ajar kepada para siswa akan semakin lengkap dan optimal. Selain itu, dengan media ini, dalam batas-batas tertentu dapat menggantikan peran dan tugas guru. Dalam hal ini, guru tidak selalu menjadi penyaji materi (teacher) tetapi karena penyajian materi bisa diganti oleh media, maka peran guru bisa beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar. Contoh dari media audio-visual diantaranya program video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide)

d) Kelompok Media Penyaji

Selain cara pengelompokan di atas, Donald T. Tosti dan John R. Ball menyusun pengelompokan media menjadi tujuh kelompok media penyaji yaitu :

a) Kelompok kesatu : grafis, bahan cetak, dan gambar diam; b) Kelompok kedua : media proyeksi diam;

c) Kelompok ketiga : media audio;

d) Kelompok keempat : media audio-visual e) Kelompok kelima : media gambar hidup/film f) Kelompok keenam : media televisi

g) Kelompok ketujuh : multimedia e) Media Objek dan Media Interaktif

1) Media Objek

Media objek merupakan media tiga dimensi yang menyampaikan informasi tidak dalam bentuk penyajian, melainkan melalui ciri fisiknya sendiri, seperti ukuran, bentuk, berat, susunan, warna, fungsi, dan sebagainya. 2) Media Interaktif

(12)

f) Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran adalah penilaian atau pengukuran dari proses pembelajaran yang telah dilakukan. Ada tiga hal yang berkaitan dalam kegiatan evaluasi pembelajaran tersebut, yaitu evaluasi, pengukuran, dan tes. Evaluasi lebih bersifat komperhensif yang di dalamnya meliputi pengukuran. Sedangkan tes merupakan salah satu alat atau bentuk dari pengukuran.

Evaluasi menurut syarat-syarat psikologis bertujuan agar pendidik mengenal peserta didik selengkap mungkin dan agar peserta didik juga mengenak dirinya seutuhnya. Di samping itu, evaluasi juga berguna mempertinggi hasil pengajaran, karena itu evaluasi tidak bisa dipisahkan dari belajar dan mengajar. Evaluasi harus dilakukan oleh semua yang bersangkutan, bukan hanya dari pendidik tapi juga peserta didik sendiri. Evaluasi harus ditinjau dari keseluruhan.

Fungsi utama evaluasi dalam pembelajaran dapat dikelompokkan ke dalam empat fungsi, yaitu formatif, sumatif, diagnostik, dan penempatan. Evaluasi formatif menekankan pada upaya perbaikan proses pembelajaran. Evaluasi sumatif lebih menekankan kepada penetapan tingkat keberhasilan belajar setiap peserta didik yang dijadikan dasar dalam penentuan nilai, dan/atau kenaikan dan kelulusan peserta didik. Evaluasi diagnostik menekankan pada upaya memahami kesulitan siswa dalam belajar, sedangkan evaluasi penempatan menekankan pada upaya untuk menyelaraskan antara program dan proses pembelajaran dengan karakteristik peserta didik.

Evaluasi yang baik harus menilai hasil-hasil yang autentik dan hal ini dilakukan dengan mengetes hingga manakah hal itu dapat ditransfer. Evaluasi harus dilakukan dengan tepat, teliti, dan objektif terhadap hasil belajar sehingga dapat menjadi alat untuk mengecek kemampuan peserta didik dalam belajarnya dan mempertinggi hasil belajarnya. Di samping itu, dapat menjadi alat pengontrol bagi cara mengajar guru, serta dapat membimbing peserta didik untuk memahami dirinya.

Contoh dari materi ini adalah “Efektifkah Cara Belajar -Mengajar dalam Kurikulum 2013 pada SMA” menurut kami kurang efektif, karena SDMnya sendiri kurang persiapan. Sehingga baik pendidik dan peserta didik merasa kesulitan dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya konsep tersebut, persiapan yang dilakukan juga harus matang.

(13)

Contoh lainnya adalah “Belajar Aisatsu Melalui Video Erin” menurut kami belajar aisatsu dalam Bahasa Jepang menggunakan video erin ini sangat menarik. Sehingga, kita dapat lebih mudah mengetahui dan menghafal aisatsu dalam Bahasa Jepang. Selain itu juga, dengan menggunakan video ini siswa atau peserta didik tidak akan mudah merasa bosan dan membuat minat peserta didik lebih tinggi.

B. Penutup Kesimpulan

Dari penjelasan materi di atas kami menyimpulkan bahwa komponen-komponen pembelajaran merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran penting dalam keseluruhan berlangsungnya suatu proses pembelajaran. Dimana di dalam pembelajaran akan terdapat komponen-komponen sebagai berikut yaitu komponen kurikulum, materi atau bahan ajar, metode, media (alat pembelajaran), evaluasi, anak didik atau siswa, dan adanya pendidik (guru). Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain yang meruprakan hal penting dalam proses belajar mengajar.

Saran

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, serta menambah banyak wawasan bagi orang yang membaca makalah ini. Dalam komponen pembelajaran, terutama pembelajaran konstekstual diperlukan guru yang berwawasan luas yang dapat mengaitkan mata pelajaran dengan kehidupan sehari-hari serta materi pembelajaran dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa. Strategi guru dalam proses pembelajaran kontekstual sangat menetukan keberhasilan siswanya. Guru melakukan perubahan kebiasaan dalam proses belajar mengajar, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian hasil belajarnya. Sebagai calon pendidik (guru) pembelajaran kontekstual ini sangat penting karena dapat membantu siswa untuk lebih mudah menerima materi pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

Daftar Pustaka:

Pengembangan MKDP. (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Rajagrafindo Penada.

Sanjaya, Wina. (2008). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Prenada media Group. https://pandidikan.blogspot.co.id/2010/05/komponen-pembelajaran.html

Gambar

Gambar hubungan antar komponen dalam pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mengimplementasikan pembelajaran kontekstual adalah: merencanakan pembelajaran,

Menurut Arsyad (2009:75) ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu (1) sesuai dengan tujuan instruksional pembelajaran

hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan topik/tema pada pembelajaran IPS Terpadu antara lain meliputi hal-hal berikut. a) Topik, dalam pembelajaran IPS

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penentuan topik/tema pada pembelajaran IPS terpadu antara lain meliputi hal-hal, yaitu: (a)Topik, dalam pembelajaran IPS

Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam, salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh guru dalam mengajarkan suatu pokok bahasan adalah pemilihan pendekatan pembelajaran yang

Keseuaian urutan sintaks dengan metode yang digunakanc. Ketepatan pemilihan media dengan materi

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengembangakan bahan ajar berbasis kearifan lokal Kota Batu untuk kelas IV SD adalah: (1) memiliki cakupan materi yang luas

Hal lain yang perlu diperhatikan untuk mencapai tujuan pembelajaran Bahasa Arab adalah Pemberian materi yang sesuai akan mempercepat pemahaman siswa, jangan sampai pada saat siswa masih