• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN BAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN BAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN BANK

SYARIAH DAN KONVENSIONAL (STUDI KASUS PT. BANK

MUAMALAT INDONESIA, TBK DAN BANK MANDIRI

Muamalat Indonesia Tbk 2001-2011. This study uses a quantitative description and comparative studies. The data used are secondary data from published financial statements. The analysis is done by using financial ratio analysis that liquidation, solvency, profitability, and efficiency. This analysis is supported by different test approach Compare Means and Pair T-test calculated by using SPSS program. Overall it is known that the calculation of the ratio of liquidity, solvency, profitability and efficiency in PT Bank Muamalat Indonesia Tbk find figures on the value of a bank's health standards. So it can be concluded that the performance of PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk is very healthy, but if it is viewed from the vision, mission and Islamic teachings contained in the Al-Qur'a and Hadith, Bank Muamalat is still not fully implement the vision, mission, and the syari'ah Islam especially for the distribution of funds (financing). Measurement of work on PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk, though some showed values below the health standards of banks, but most of the good ratio measurement of liquidity, solvency and efficiency of the above figures show the value of a bank's health standards. So it can be concluded that the performance of PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, is very healthy. From the test results through comparative analysis approach means by paired sample T-test, proved that there are significant differences between the comparison of the performance of Bank Muamalat and Bank during the period 2001-2011 based on liquidity ratio, solvency, profitability and efficiency, especially based on the calculation of ratios LAR, CR, GPM and UP. Furthermore, it is known that the ratio of efisien.PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk is better than the efficient level of PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.

Key words: liquidity, solvency, profitability, efficiency, finance, performance

A. PENDAHULUAN

Adanya persaingan antarbank syari’ah maupun dengan bank konvensional lainnya yang tidak

bisa dihindarkan, membawa dampak positif dan negative bagi perkembangan sebuah bank,

termasuk bagi bank syariah. Dampak positifnya adalah memotivasi agar bank saling berpacu

(2)

2

menghambat laju perkembangan bank yang bersangkutan. Kondisi ini akan membawa kerugian

yang besar bagi bank, bahkan dapat mengakibatkan gulung tikar.1

Berdasarkan hal tersebut penulis berkeinginan untuk mengetahui lebih dalam kinerja

kedua bank dimaksud melalui analisis rasio PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk sebagai bank

umum syari’ah pertama yang kegiatan usahanya menjalankan prinsip syari’ah, dan PT. Bank

Mandiri (Persero), Tbk sebagai bank yang kegiatan usahanya secara konvensional. Dengan

penelitian ini diharapkan dapat mengungkap dan mendapatkan beberapa data ilmiah

diantaranya; bukti empiris kinerja keuangan PT. Bank Muamalat Indoesia Tbk dilihat dari rasio

Likuiditas, solvabilitas, restabilitas, dan efisiensi selama periode 2001-2011, bukti empiris

kinerja keuangan PT. Bank Mandiri (Persero) dilihat dari rasio likuiditas, solvabilitas,

rentabilitasm dan efisiensi selama periode 2001-2011, dan mengetahui perbandingan kinerja

keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia dan Pt. Bank Mandiri (Persero) selama periode

2001-2011.

Bersadarkan penjelasan dari Undang-undang RI No. Tahun 1998 secara luas Bank

merupakan perusahaan yang aktifitasnya berkaitan dengan bidang keuangan mulai dari

menghimpun dana dari masyarakat hingga menyalurkannya kembali dalam bentuk kredit2.

Sedangkan dalam Undang-undang No.21 Tahun 2008 Tentang perbankan pasal I : Bank adalah

badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, dan

menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam

rangka meningkatkan tarag hidup rakyat banyak. Sedangkan bank umum adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah yang

dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.3

1. Bank Konvensional

Bank konvensional yaitu bank yang dalam aktivitasnya, baik penghimpunan dana

maupun dalam rangka penyaluran dananya memberikan dan mengenakan imbalan berupa bunga

atau sejumlah imbalan dalam persentase tertentu dari dana untuk suatu periode tertentu.4

Adapun kegiatan-kegiatan perbankan yang ada di Indonesia dewasa ini adalah :5

1

Munawir, “A alisis Lapora Keua ga ”, Liberty, Yogyakarta, 2002,hlm. 57

2

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT.Raja Grafindo Persada, Jakarta. 2004, hlm :24

3

Undang-undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan, www.bi.go.id

4

(3)

3

a. Menghimpun dana dari masyarakat (Funding) dalam bentuk :

1) Simpanan Giro (Demand Deposit)

2) Simpanan Tabungan (Saving Deposit)

3) Simpanan Deposito (Time Deposit)

b. Menyalurkan dana ke masyarakat (Lending) dalam bentuk :

1) Kredit investasi

2) Kredit Modal Kerja

3) Kredit Perdagangan

c. Memberikan jasa-jasa bank lainnya (services) seperti : transfer (kirim uang) Inkaso

(Collection), Kliring (Clearing). Safe Deposit Box, Bank Card, Bank Notes (Valas), Bank

Garasi, Referensi Bank, Bank Draf, Letter of Credit (L/C), cek wisata (travelers Cheque),

jual beli surat-surat berharga, Menerima setoran-setoran seperti pembayaran pajak, telepon,

air, listrik dan uang kuliah, melayani pembayaran-pembayaran seperti gaji / pensiunan /

honorarium, deviden, kupon, dan bonus/hadiah.

2. Perbankan Syari’ah

Kehadiran bank yang berdasarkan syari’ah di Indonesia masih relative baru, yaitu

baru pada awal tahun 1990-an, meskipun masyarakat Indonesia merupakan masyarakat

muslin terbesar di dunia.6

3. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah gambaran tentang setiap hasil ekonomi yang mampu diraih

oleh perusahaan perbankan pada saat periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perusahaan

untuk menghasilkan keuntungan secara efisien dan efektif, yang dapat diukur

perkembangannya dengan mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin

dalam laporan keuangan.

5

Kamsir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, PT. Raja Grafindo, Jakarta, 2005, hlm;38

6

(4)

4 4. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan. Laporan

keuangan lengkap biasanya meliputi neraca, laporan rugi laba, laporan perubahan posisi

keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara seperti, misalnya sebagai laporan arus

kas, atau laporan arus dana) catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan

bagian integral dari laporan keuangan.7

5. Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah merupakan suatu proses untuk membantu

memecahkan dan sekaligus menjawab masalah-masalah yang timbul dalam suatu organisasi,

baik organisasi perbankan maupun organisasi yang tidka bertujuan memperoleh laba.8

Tujuan utama penyajian laporan keuangan bank adalah untuk memberikan gambaran

mengenai hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu periode waktu yang telah berlalu (Past

Performance). Selanjutnya laporan keuangan bank berfungsi pula sebagai alat

pertanggungjawaban manajemen baik kepada pemilik maupun otoritas moneter serta

instansi-instansi lainnya yang berkepentingan.

B. DESKRIPSI KINERJA KEUANGAN PT BANK MUAMALAT INDONESIA TBK 1. Likuiditas

Suatu bank dikatakan likuid apabila bank bersangkutan dapat memenuhi

kewajiban hutang-hutangnya, dapat membayar kembali semua depositonya, serta dapae

memenuhi permintaan kredit yang diajukan tan terjadi penangguhan.

Berdasarkan data laporan neraca dan laporan laba rugi dapat dihitung rasio-rasio

likuiditas mencakup :Quick Ratio (QR), Banking Ratio (BR), dan Loans to Assets Ratio

(LAR). Quick Ratio merupakan kemampuan bank mengembangkan dana nasabah dengan

menggunakan aktiva lancarnya. Banking Ratio merupakan kemampuan bank membayar

kembali kewajiban kepada nasabah yang telah menanamkan dananya. Loan to Assets

ratio merupaka kemampuan bank memenuhi permintaan debitur dengan asset yang

tersedia.

7

Ikatan akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta, 2006, hlm;2

8

(5)

5

Quick Ratio pada tahun 2001-2011 3,47% yang artinya bahwa setiap Rp.1,- dari

deposit dijamin oleh cash assets sebesar Rp.0,0347.

Banking Ratio pada tahun 2001-2011 8,16% yang artinya bahwa setiap Rp.1,- dari

deposit dijamin oleh pembiayaan yang diberikan sebesar Rp.0,0816.

Loan to Asset Ratio pada tahun 2001-2011 3,69% yang artinya setiap Rp.1,- dari

asset yang tersedia mampu memenuhi pembiayaan yang diberikan sebesar rp.0,0369

2. Solvabilitas

Solvabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik

jangka pendek maupun jangka panjang. Perusahaan dikatakan solvabel apabila memiliki

aktiva yang cukup untuk membayar hutang jangka panjang. Sementara perusahaan yang

tidak memiliki aktiva yang cukup untuk membayar hutang jangka panjang disebut

sebagai berusahaan.

Kemampuan perusahaan perbankan membayar hutang jangka panjang dapat

diukur dengan rasio capital adequate rasio (CAR), primary ratio (equity to assets ratio)

dan capital ratio (equiry to loan ratio).

CAR pada tahun 2001-2011 250,86% yang artinya bahwa setiap Rp1,- sari

pembiayaan dijamin oleh modal sebesar Rp.2,5086.

Primary Ratio pada tahun 2001-2011 8,93% hal ini menunjukan bahwa setiap

Rp.1,- dari asset dijamin oleh equiry capital sebesar Rp. 0,0893.

Capital Ratio pada tahun 2001-2011 1210,49% yang artinya setiap Rp.1,- dari

pembiayaan dijamin oleh equiry capital sebesar Rp. 12,1049.

3. Rentabilitas

Rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan atau

laba. Kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan penting bagi berbagai

pihak. Laba perusahaan memberikan gambaran mengenai kompensasi yang dapat

diperoleh karyawan. Kemampuan perusahaan menghasilkan laba mengindikasikan bahwa

terdapat aliran kas masuk.

Rasio yang umum digunakan adalah return on Asset (ROA), return on equiry

(6)

6

ROA menempati angka 0,89% yang artinya setiap Rp.1,- dari asset menghasilkan

laba sebesar Rp.0,0098.

ROE dengan rata-rata 10,94% yang artinya setiap Rp.1,- dari modal mampu

menghasilkan laba sebesar Rp.0,1094.

GPM mencapai 15,89% yang artinya setiap Rp.1,- dari biaya operasi yang

dikeluarkan oleh Bank mampu menghasilkan operating income sebesar Rp.0,1589

4. Efisiensi

Selain dari ketiga rasio diatas, kinerja keuangan dalam perbankan juga dapat

diketahui dengan melakukan analisis rasio efisiensi usaha. Rasio efisiensi merupakan

rasio untuk mengukur kinerja manajemen bank dalam menggunakan semua factor

produksinya secara tepat guna dan berhasil guna. Hasil perhitungan rasio-rasio efisiensi

yang mencakup leverage multipler ratio, asset utilization ratio dan operating ratio.

C. DESKRIPSI KINERJA KEUANGAN BANK MANDIRI (PERSERO), TBK 1. Likuiditas

Berdasarkan data laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi dapat dihitung

rasio-rasio likuiditas mencakup :Quick Ratio (QR), Banking Ratio (BR), dan Loans to

Assets Ratio (LAR).

Quick Ratio dengan nilai 4,01% yang artinya bahwa setiap Rp.1,- dari deposit

dijamin oleh cash assets Rp.0,0401.

Banking Ratio dengan nilai 6,80% yang artinya bahwa setiap Rp.1,- dari deposit

dijamin oleh pembiayaan yang diberikan rp. 0,068.

Lean to Asset Ratio dengan nilai 2,60% yang artinya bahwa setiap rp.1,- dari asset

yang tersedia memenuhi pembiayaan yang diberikan Rp. 0,026.

2. Solvabilitas

- Meliputi rasio capital adequate ratio (CAR),

Mampu menempati ninali 140,36% yang artinya bahwa setiap Rp.1,- dari pembiayaan

dan securities dijamin oleh modal Rp.1,4036.

(7)

7

ditunjukan dengan nilai 8,43%. Hal ini menunjukan bahwa setiap Rp.1,- dari asset

dijamin oleh equiry capital Rp.0,0843. Dan,

- capital ratio (equiry to loan ratio).

Rasio ini yang tergolong tinggi hingga mencapai nilai 467,88% yang artinya setiap

Rp1,- dari pembiayaan dijamin oleh equiry capital Rp.4,6788.

3. Rentabilitas

- Return on Asset (ROA)

Mencapai angka 1,02% yang artinya setiap Rp.1,- dari asset menghasilkan laba

rp.0,00102.

- Return on Equity (ROE)

Menempati nilai 14,08% yang artinya setiap Rp.1,- dari modal mampu menghasilkan

laba sebesar Rp.0,1408.

- Gross Profit Margin (GPM)

Rata-rata pertahun Mencapai angka28,28% hal inimenunjukan bahwa setiap rp.1,-

dari biaya operasi yang dikeluarkan oleh Bank mampu menghasilakn operating

income Rp. 0,2828

4. Efisiensi

Hasil perhitungan rasio-rasio efisiensi yang mencakup

- Leverage multipler ratio

Mengalami peningkatan yang cukup tinggi yaitu 1289,42 yang artinya bahwa

manajemen mampu mengelola equiry capital menjadi aset sebesar 1289 kali dalam

pertahun.

- Asset utilization ratio

Menunjukan angka 6,26% hal ini menunjukan bahwa setiap Rp.1,- dari asset dapat

menghasilakn income Rp.0,0626.

- Operating ratio

Rata-rata Triwulan menunjukan angka 72,01%. Hal ini menunjukan bahwa setiap

rp.1,- dari pendapatan yang diterima memerlukan biaya operasional dan non

(8)

8

D.KINERJA KEUANGAN PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK SELAMA PERIODE TAHUN 2001-2011

Deskripsi kinerja keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk selama periode tahun

2001 hingga 2011 menunjukkan kinerja yang baik diuraikan sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas

a. Quick Ratio (QR), Secara rata-rata Quick Ratio Bank Muamalat selama periode

2001-2011 hanya menempati nilai 3,47% atau masih dibawah 15% (Standar kesehatan

Bank),.

b. Banking Ratio (BR), Secara rata-rata Banking Ratio Bank Muamalat selama periode

tahun 2001-2011 hanya menempati nilai 8,16%, atau masih dibawah 15% (Standar

kesehatan Bank).

c. Loans to Asset Ratio (LAR), Secara rata-rata Loans to Asset Ratio Bank Muamalat

selama periode 2001-2011 hanya menempati nilai 3,69% atau masih dibawah 15%

(Standar Kesehatan Bank).

2. Rasio Solvabilitas

a. Capital Adequate Ratio (CAR), Secara rata-rata CAR Bank Muamalat selama periode

tahun 2001-2011 mampu menempati nilai 250,86%, CAR yang tinggi jauh diatas 8%

(standar kesehatan) mencerminkan bahwa permodalan dalam bank sangat baik.

b. Primary Ratio (PR), Secara rata-rata Primary Ratio Bank Muamalat selama periode

tahun 2001-2011 ditunjukan oleh nilai 8,93% atau diatas 6% (Standar kesehatan

Bank).

c. Capital Ratio (CR), rata-rata mengalami peningkatan selama periode 2001-2011, nilai

rasio ini yang tergolong tinggi hingga mencapai nilai 1210,49% atau diatas 20%

(standar kesehatan bank).

Secara keseluruhan tingkat solvabiliras Bank Muamalat tergolong sangat baik

karena kinerja keuangannya berada diatas angka standar kesehatan bank yang

(9)

9 3. Ratio Rentabilitas

a. Return On Asset (ROA), Secara rata-rata nilai ROA Bank Muamalat menempati

angka 0,98%.

b. Return on Equity (ROE), Perkembangan ROE Bank Muamalat tergolong cukup baik

dengan rata-rata perkembanga pertahun mencapai nilai 10,94%, atau berada diantara

nilai 5%-12% (standar kesehatan Bank).

c. Gross Profit Margin (GPM), Perkembangan GPM Bank Muamalat rata-rata pertahun

mencapai angka 15,89% hal ini menunjukan bahwa setiap Rp. 1,- dari biaya operasi

yang dikeluarkan oleh Bank mampu menghasilkan operating income sebesar

Rp.0,1589. Artinya bank tersebut cukup mampu menghasilkan laba melalui

operasional usahanya.

4. Rasio Efisiensi

a. Leverage Multipler Ratio (LMR), Secara rata-rata perkembangan LMR pada Bank

Muamalat mengalami peningkatan dengan angka yang cukup tinggi yaitu 1158,34

yang artinya bahwa manajemen mampu mengelola equity capital menjadi asset

sebesar 1158 kali dalam setahun.

b. Asset Utillization Ration (AUR), Operating Ratio rata-rata per Triwulan

menunjukana angka 86,16%, angka ini mendekati nilai standar kesehatan yaitu 94%.

Dengan demikian walau ada beberapa pengukuran kinerja yang menunjukkan bilai dibawah

standar kesehatan bank, namun secara menyeluruh diketahui bahwa sebagian besar pengukuran

rasio baik likuiditas, solvabilitas, rentabilitas maupun efisiensi menunjukan angka diatas nilai

standar kesehatan bank. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja PT. Bank Muamalat

Indonesia, Tbk adalah sangat sehat, terbukti bahwa hipotesis H1 terjawab.

E. KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO), TBK 2001-2011 1. Rasio Likuiditas

a. Quick Ratio (QR), secara rata-rata Quick Ratio Bank Muamalat selama periode tahun

2001-2011 hanya menempati nilai 4,01% atau masih dibawah 15% (standar kesehatan

(10)

10

atau asetnya atau Bank Mandiri kurang mampu memeuhi kewajiban jangka

pendeknya.

b. Loans to Asset Ratio (LAR)

Secara rata-rata Loans to Asset Ratio Bank Mandiri selama periode 2001-2011 hanya

menempati nilai 2,60 atau basih dibawah 15 (standar kesehatan bank)

Berdasarkan analisis rasio-rasio likuiditas tersebut dapat diketahui bahwa

tingka likuiditas Bank Mandiri masih rendah.

2. Rasio Solvabilitas

a. Capital Adequate Ratio (CAR), secara rata-rata CAR Bank Mandiri selama periode

2001-2011 mampu menempati nilai 140,36%, CAR yang tinggi jauh diatas 8%

(standar kesehatan Bank)

b. Primary Ratio (PR), secara rata-rata PR pada Bank Mandiri selama periode

2001-2011 ditunjukan oleh nilai 8,43% atau diatas 6% (standar kesehatan bank)

c. Capital Ratio (CR), rata –rata CR Bank Mandiri mengalami peningkatan selama

periode 2001-2011, nilai ratio yang tergolong tinggi hingga mencapai nilai 467,88%

atau diatas 20% (standar kesehatan bank)

Secara keseluruhan tingkat solvabilitas Bank Mandiri tergolong sangat baik

karena kinerja keuangannya berada diatas angka standar kesehatan baik.

3. Rasio Rentabilitas

a. Return on Asset (ROA), secara rata-rata Bank Mandiri menempati angka 1,02%.

b. Return on Equity (ROE), ratar-rata perkembangan pertahun mencapai nilai 14,08%

atau berada diantara nilai 5%-12% (standar kesehatan bank).

4. Rasio Efisiensi

a. Leverage Multiple Ratio (LMR), secara rata-rata LMR Bank Mandiri mengalami

peningkatan dengan angka cukup tinggi 1289,42.

b. Asset Utillization Ratio (AUR), menunjukan angka 6,26%.

c. Operating Ratio, rata-rata per Triwulan menunjukan angka 72,01%, angka ini masih

(11)

11

Demikian walaupun ada pengukuran kinerja yang menunjukan nilai dibawah

standar kesehatan bank, namun secara menyeluruh diketahui bahwa sebagian besar

pengukuran rasio baik likuiditas, solvabilitas, rentabilitas maupun efisien menunjukan

angka diatas nilai standar kesehatan bank. Sehingga dapat disimpulakn bahwa kinerja

PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk adalah sangat baik, terbukti bahwa hipotesis H2

terjawab.

F. ANALISIS KOMPARATIF KINERJA KEUANGAN PT BANK MUAMALAT INDONESIA TBK DAN PT BANK MANDIRI (PERSERO), TBK SELAMA PERIODE 2001 S.D. 2011

1. Berdasarkan perhitungan rasio kinerja keuangan.

a. Likuiditas, struktur permodalan Bank Mandiri yang tinggi ini karena bank tersebut

merupakan gabungan Bank Pemerintah yang telah Merger. Hal ini juga dibuktikan

hasil penelitian disampaikan oleh Dery Maradona bahwa setelah melakukan merger

rasio rata-rata ROA yang dimiliki oleh beberapa bank termasuk bank Mandiri

mengalami peningkatan.9

b. Solvabilitas, diliat dari nilai rata Primary Ratio, kinerja Bank Muamalat (8,93%)

lebih baik dari Bank Mandiri (8,43%) dalam hal dalam menutup kemungkinan

kegagalan yang ada dalam pemberian kredit.

c. Rentabilitas, jika dilihat dari Gross Profit Marjin, Kinerja Bank Mandiri (28,28%)

juga lebih baik jika dibandingkan dengan kinerja Bank Muamalat (15,89%) dalam

rangka perolehan laba.

d. Efisiensi, jika kinerja dari rata-rata AUR, kinerja Bank Muamalat (6,83%) lebih baik

dari Bank Mandiri (6,26%) dalam hal memanfaatkan aktiva untuk membentuk total

pendapatannya. Dilihat dari Operating Rationya, kinerja Bank Muamalat (86,16%)

lebih tinggi dibandingkan dengan kinerja Bank Mandiri (72,01%) dalam hal

memperoleh pendapatan.

9

(12)

12 G. SIMPULAN

Hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya tentang Perbandingan (Rasio)

Kinerja keuangan bank konvensional dalam hal ini diwakili oleh PT. Bank Mandiri (Persero)

Tbk dan Bank Syari’ah dalam hal ini PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk selama periode tahun

2001 hingga 2011 dengan melihat perkembangan Laporan Keuangan masing-masing secara

triwulan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara menyeluruh diketahui bahwa sebagian besar pengukuran rasio baik likuiditas,

solvabilitas, rentabilitas maupun efisien pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk

menunjukkan angka diatas nilai standar kesehatan bank. Sehingga dapat disimpulakn bahwa

kinerja PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk adalah sangat sehat. Jika dilihat dari visi dan misi

dengan prinsip perbankan syari’ah sesuai ajaran islam yang terkandung dalam Al-Qur’an dan Hadits, Bank Muamalat secara operasional masih belum sepenuhnya menjalankan visi dan

misi tersebut terutama dalam penyaluran dana (pembiayaan)

2. Walau ada beberapa pengukuran kinerja pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk menunjukkan

nilai dibawah standar kesehatan bank, namun sebagian besar pengukuran rasio baik

likuiditas, solvabilitas, rentabilitas maupun efisiensi menunjukan angka diatas nilai standar

kesehatan bank. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk

adalah sangat sehat.

3. Dari hasil uji melalui pendekatan analisis Compare Means dengan Paired Sample t-test

terbukti bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara perbandingan Kinerja Keuangan

Bank Muamalat dan Bank Mandiri selama periode tahun2001 hingga 2011 berdasarkan rasio

LAR, CR, GPM, dan OP. namun secara keseluruhan kinerja kedua Bank tidak menunjukkan

perbedaan. Selanjutnya diketahui bahwa tingkat rasio efisien PT. Bank Muamalat Indonesia

(13)

13

BIBLIOGRAFI

Bank Indonesia. Analisis Laporan Keuangan Perbankan. Yogyakarta: BI. 1996

Ikatan akuntansi Indonesia, Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. 2006 Kamsir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grafindo. 2005

Laporan tahunan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk, 2007

Martono. “Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya”. Yogyakarta: Ekonisia. 2002

Muh. Dawam Raharjo. Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi. Jakarta: Lembaga Studi Agama dan Filsafat.1999

Muhammad Syafi’I Antonio, Bank syari’ah dari Teori ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press. 2001

Munawir, “Analisis Laporan Keuangan”. Yogyakarta: Liberty. 2002

WEBSITES

Dery Madona, Analisis Rasio Kinerja Perbankan Pre-Merger Dan Post-Merger Pada Bank-Bank Umum Nasional, Jurnal Akuntansi, 2006, Akses Internet dery_mb@yahoo.co.id

Undang-undang No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan, www.bi.go.id

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa peran faktor teknologi, faktor aksesibilitas, faktor kredibilitas, dan faktor program amil zakat terhadap

Pengamatan dilakukan pada saat panen II sampai dengan V dengan peubah yang diukur ada- lah tinggi tanaman, diameter batang, jumlah anak- an, bobot kering brangkasan, bobot

Berdasarkan analisis korelasi sederhana pergeseran kontribusi antara sektor pertanian dengan sektor industry manufaktur dan sektor perdagangan dan jasa selama kurun waktu

Realisasi

Dari ayat di atas dapat disimpulkan bahwa kewajiban suami untuk memimpin istri tidak akan terselenggara dengan baik apabila istri tidak taat kepada kepemimpinan

[r]

 Hollow point, adalah peluru yang memiliki lubang atau cekungan pada hidungnya dengan tujuan agar bentuk peluru tersebut berekspansi melebar saat menghantam target untuk

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada saat ini juga belum memiliki data kebutuhan peralatan yang memadai terutama pada daerah rawan bencana, maka