• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 232008208 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 232008208 Full text"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENDAHULUAN

Dalam literatur akuntansi biaya, perilaku biaya dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap didefinisikan sebagai biaya yang secara total tidak berubah ketika aktivitas bisnis meningkat atau menurun, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang totalnya meningkat secara proporsional terhadap peningkatan dalam aktivitas dan menurun secara proporsional terhadap penurunan dalam aktivitas (Carter, 2009: 69). Biaya variabel berubah secara proporsional dengan perubahan dalam penggerak aktivitas, yang besarnya perubahan biaya hanya tergantung pada tingkat perubahan dalam tingkat aktivitas, tidak pada arah perubahan (Noreen dan Soderstrom, 1997).

Beberapa penelitian menemukan dugaan bahwa kenaikan biaya lebih tinggi pada saat volume aktivitas meningkat dibandingkan dengan penurunan biaya pada saat volume aktivitas mengalami penurunan (Cooper and Kaplan, 1998 dalam Windyastuti dan Biyanto, 2005). Perilaku biaya ini disebut dengan cost stickiness (kelengketan biaya). Biaya disebut sticky (lengket) ketika kenaikan volume aktivitas perusahaan yang diikuti dengan kenaikan biaya, tetapi penurunan volume aktivitas perusahaan tidak diikuti dengan penurunan biaya (Balakrishnan dan Gruca, 2008).

(2)

2 menganggur. Tetapi jika manajer melepas sumber daya tersebut, perusahaan harus mengeluarkan biaya penyesuaian untuk penghematan dan membeli kembali sumber daya yang telah dilepas ketika volume penjualan mengalami peningkatan. Jika kemungkinan terjadinya penurunan volume penjualan lebih kecil atau biaya penyesuaian yang dikeluarkan lebih tinggi, kelengketan biaya diperkirakan akan lebih kuat (Anderson et al., 2003).

Penelitian ini mereplikasi dari penelitian Anderson et al., (2003) yang menguji mengenai perilaku sticky cost pada biaya penjualan, administrasi, dan umum pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang ada di Amerika Serikat. Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan pengujian dengan sampel data yang berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penulis akan melakukan pengujian pada biaya penjualan, administrasi, dan umum pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia. Dalam penelitian Balakrisnhnan dan Gruca, (2008), menemukan bahwa biaya penjualan, administrasi, dan umum (operasional) bersifat sticky dalam merespon penerimaan (revenue). Biaya pada unit yang terkait dengan kegiatan utama perusahaan akan lebih sticky (lengket) jika dibandingkan dengan biaya pada unit-unit pendukung. Sehingga yang menjadi masalah dalam penelitian ini yaitu perilaku sticky cost biaya penjualan, administrasi, dan umum pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia.

(3)

3 umum juga pengaruh asset intensity terhadap tingkat cost stickiness pada perusahaan manufaktur di Indonesia.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah cost stickiness (kelengkatan biaya) juga terjadi pada perusahaan-perusahaan manufaktur di Indonesia. Dalam artikel ini penulis berusaha untuk menjawab persoalan penelitian mengenai : apakah biaya penjualan, administrasi, dan umum perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar dalam BEI merupakan sticky cost? Dan yang kedua apakah asset intensity perusahaan mempengaruhi tingkat cost stickiness?

Dengan penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi manajer dalam membuat perencanaan biaya karena biaya-biaya yang terjadi tidak sepenuhnya berubah secara proporsional. Selain itu, penelitian ini dapat dijadikan referensi bagi analist keuangan, calon investor, dan pemakai laporan keuangan dalam menilai kinerja perusahaan karena perusahaan dengan rasio biaya yang tinggi tidak selalu menggambarkan kondisi bahwa perusahaan tersebut tidak menjalankan usahanya dengan efisien.

TINJAUAN TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Kelengketan Biaya pada Biaya Penjualan, Administrasi, dan Umum

Model tradisional perilaku biaya berkaitan dengan biaya pada tingkat aktivitas yang berbeda tanpa mempertimbangkan pengaruh intervensi manajerial terhadap pengelolaan sumber daya. Manajer membuat perubahan pada sumber daya terikat karena beberapa biaya yang melekatinya bersifat lumpy, yaitu ketika permintaan yang bertambah melebihi kapasitas normal maka perusahaan harus menambah sumber dayanya. Penambahan sumber daya tersebut mengakibatkan peningkatan biaya dalam jumlah yang besar sekaligus. Dengan sendirinya, cost lumpiness dapat menyebabkan kelebihan kapasitas sehingga menyebabkan adanya kapasitas yang menganggur, tetapi tidak mengakibatkan sticky cost.

(4)

4 1998 dalam Anderson et al., 2003). Sticky cost terjadi karena adanya ketidakseimbangan penyesuaian sumber daya yaitu lebih lama dalam proses penyesuaian yang menurun dibanding proses penyesuaian yang meningkat. Menurut Balakrishnan dan Gruca (2008), model sticky cost mengakui bahwa biaya yang dikeluarkan dalam suatu periode tergantung ke beberapa derajat pada biaya yang dikeluarkan dalam periode sebelumnya. Kedua tingkat aktivitas pada periode berjalan, tingkat biaya, dan kegiatan pada periode sebelumnya mempengaruhi biaya yang terjadi pada periode berjalan. Tetapi sebaliknya, pada model tetap/variabel perilaku biaya menegaskan bahwa jumlah biaya yang dikeluarkan tergantung pada volume aktivitas pada tahun berjalan saja. Ketergantungan itu muncul dikarenakan model sticky cost mempertimbangkan perilaku strategis. Secara khusus, sticky cost terjadi karena peran manajer dalam menyesuaikan sumber daya berkomitmen.

Ketika manajer percaya bahwa penurunan volume penjualan cenderung bertahan, manajer akan mengambil keputusan untuk melepas sumber dayanya pada saat volume penjualan mengalami penurunan. Akibatnya, ketika volume penjualan mengalami kenaikan, perusahaan harus menanggung biaya penyesuaian dari pelepasan sumber daya tersebut dan harus menanggung biaya pembelian sumber daya kembali. Biaya-biaya penyesuaian itu meliputi biaya pesangon ketika karyawan diberhentikan, serta biaya pencarian, perekrutan, dan pelatihan karyawan (Anderson et al., 2003).

(5)

5 Peneliti akan menguji kelengketan biaya pada biaya penjualan, administrasi, dan umum terhadap penjualan pada periode ketika terjadi peningkatan pendapatan dan ketika terjadi penurunan pendapatan. Penelitian ini menggunakan biaya penjualan, administrasi, dan umum karena perilaku ini dapat dipelajari dengan menghubungkan aktivitas pendapatan yang dapat mempengaruhi komponen biaya ini (Anderson et al., 2003). Penelitian Anderson, et al., (2003) menemukan bahwa biaya penjualan, administrasi, dan umum bersifat sticky (lengket) terhadap pendapatan yaitu kenaikan biaya penjualan, administrasi, dan umum ketika pendapatan naik lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan biaya penjualan, administrasi, dan umum ketika pendapatan mengalami penurunan. Penelitian Balakrisnhnan dan Gruca (2008) juga menemukan adanya sticky cost pada biaya penjualan, administrasi, dan umum terhadap pendapatan. Dari hasil penelitian tersebut, maka hipotesis penelitian ini adalah :

H1 : Besarnya kenaikan biaya penjualan, administrasi, dan umum saat

terjadi kenaikan pendapatan lebih tinggi dibandingkan dengan penurunan biaya penjualan, administrasi, dan umum saat terjadi penurunan pendapatan.

2.2 Variasi Tingkat Kelengketan Biaya

(6)

6 tingkat cost stickiness biaya penjualan, administrasi, dan umum meningkat sesuai dengan asset intensity. Sehingga hipotesis untuk penelitian ini adalah :

H2 : Tingkat cost stickiness pada biaya penjualan, administrasi, dan

umum akan meningkat sesuai dengan asset intensity (rasio total aset terhadap pendapatan) perusahaan.

METODE PENELITIAN

3.1 Sampel Penelitian

Sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan metode purposive sampling. Adapun kriteria yang harus dipenuhi yaitu perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2009-2011 dan menerbitkan laporan keuangan tahunan terutama tahun 2009 – 2011. Selain itu biaya penjualan, administrasi, dan umum tidak melebihi pendapatan penjualan bersih.

Data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yaitu laporan keuangan pada perusahaan manufaktur tahun 2009-2011 yang diperoleh dari alamat website http://www.idx.co.id yang mencakup biaya penjualan, administrasi, dan umum, pendapatan penjualan bersih perusahaan, dan aset bersih. Pengelompokan perusahaan yang termasuk perusahaan manufaktur diperoleh dari data di Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

3.2 Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu biaya penjualan, administrasi, dan umum, pendapatan penjualan, variabel dummy penurunan, dan asset intensity (intensitas aset). Biaya penjualan, administrasi, dan umum sebagai variabel dependen. Sedangkan untuk variabel independen dalam penelitian ini yaitu pendapatan penjualan, variabel dummy penurunan, dan intensitas aset.

(7)

7 Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomis yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal (IAI, 2007).

Variabel dummy merupakan variabel yang mempresentasikan kuantifikasi dari variabel kualitatif. Variabel kualitatif yang dikuantifikasi pada variable dummy adalah apakah penjualan mengalami penurunan selama periode t-1-t (tahun

2009-2010 dan tahun 2010-2011) atau tidak. Jika penjualan turun maka variabel dummy bernilai 1, tetapi jika penjualan mengalami kenaikan maka variabel dummy bernilai 0.

Asset intensity (intensitas aset) merupakan rasio total aset terhadap penjualan bersih pada periode yang sama. Jika asset intensity semakin tinggi, maka cost stickiness biaya penjualan, administrasi, dan umum juga akan semakin besar.

3.3 Model

(8)

8 Untuk mengukur perbedaan tingkat cost stickiness pada masing-masing perusahaan, variabel pembanding yang digunakan yaitu asset intensity. Sehingga model yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

Model 2 :

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2009-2011. Dari data yang sudah terkumpul, kemudian dipilih data yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Untuk daftar nama perusahaan dan kodenya dapat dilihat pada lampiran 1.

Tabel 1. Hasil Pemilihan Sampel

Kriteria-Kriteria Sampel Jumlah Data

Daftar perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI

tahun 2009-2011

288

Data perusahaan manufaktur yang jumlah biaya

operasinya lebih dari jumlah penjualannya

(4)

Jumlah sampel yang tidak lengkap (14)

Jumlah sampel yang digunakan 270

Sumber : Data sekunder yang diolah 4.2 Statistik Deskriptif

(9)

9 Tabel 2. Statistik Deskriptif

Rata-rata kenaikan dalam (Rp) Rata-rata penurunan dalam (Rp) Jumlah sampel yang mengalami kenaikan Jumlah sampel yang mengalami penurunan Perubahan biaya operasional

dari tahun 2009-2010

112.108.087.719 45.731.917.228 103 32 Perubahan biaya operasional

dari tahun 2010-2011

88.735.609.713 27.634.953.327 102 33 Perubahan penjualan dari tahun 2009-2010

1.042.890.218.949 629.821.988.548 103 32 Perubahan penjualan dari tahun 2010-2011

1.261.591.033.177 55.652.923.213 118 17

Sumber : Data sekunder yang diolah

Dari tabel di atas dapat dijelaskan mengenai peningkatan dan penurunan biaya operasional dan penjualan perusahaan manufaktur di Indonesia selama tahun 2009-2011. Rata-rata kenaikan penjualan selama tahun 2009-2010 sebesar Rp 1.042.890.218.949 dan rata-rata penurunan penjualan sebesar Rp 629.821.988.548. Dari total 135 perusahaan, jumlah perusahaan yang mengalami kenaikan penjualan sebanyak 103 dan yang mengalami penurunan penjualan sebanyak 32 perusahaan. Ini menunjukkan bahwa pada tahun 2009-2010 perusahaan yang mengalami kenaikan penjualan mencapai 76% dan sebesar 24% perusahaan mengalami penurunan penjualan. Sedangkan selama tahun 2009-2010, biaya operasional mengalami rata-rata kenaikan sebesar Rp 112.108.087.719 dan penurunan sebesar Rp 45.731.917.228. Jumlah perusahaan yang mengalami kenaikan biaya operasional sebanyak 103 dan yang mengalami penurunan sebanyak 32 perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2009-2010, perusahaan yang mengalami kenaikan biaya operasional sebesar 76% dan yang mengalami penurunan sebesar 24% dari total 135 perusahaan. Dari persentase jumlah perusahaan yang mengalami kenaikan penjualan dengan persentase jumlah perusahaan yang mengalami kenaikan biaya operasional, dapat ditunjukkan bahwa kenaikan penjualan pada tahun 2009-2010 diikuti juga dengan kenaikan biaya operasional.

(10)

10 penurunan penjualan sebanyak 17 dari total 135 perusahaan. Dapat ditunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami kenaikan penjualan pada tahun 2010-2011 mencapai 87% dan sebesar 13% mengalami penurunan penjualan. Sedangkan untuk biaya operasional tahun 2010-2011, rata-rata kenaikan sebesar Rp 88.735.609.713 dan penurunan sebesar Rp 27.634.953.327. Jumlah perusahaan yang mengalami kenaikan biaya operasional sebanyak 102 dan yang mengalami penurunan sebanyak 33 perusahaan. Hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan yang mengalami kenaikan biaya operasional sebesar 76% dan yang mengalami penurunan sebesar 24% dari total 135 perusahaan. Dari persentase kenaikan penjualan dengan persentase kenaikan biaya operasional menunjukkan bahwa pada tahun 2010-2011, kenaikan penjualan tidak diikuti dengan kenaikan biaya operasional.

Untuk rata-rata kenaikan aset tetap yang dimiliki perusahaan pada tahun 2009-2010 dan 2010-2011, masing-masing sebesar Rp 551.604.611.699 dan Rp 940.884.696.728. Selama tahun 2009-2010, total aset dari perusahaan yang mengalami kenaikan berjumlah 103 dan yang mengalami penurunan sebanyak 32 perusahaan. Jumlah perusahaan yang mengalami kenaikan total aset tetap selama tahun 2010-2011 sebanyak 110 perusahaan dan yang mengalami penurunan dalam jumlah aset tetap sebanyak 25 perusahaan.

4.3 Pengujian Hipotesis

Langkah-langkah pengujian hipotesis pada penelitian ini yaitu dengan melalui uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolinearitas, uji autokorelasi, uji heteroskedastisitas, dan uji normalitas residual (lihat lampiran).

Tabel 3. ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Squares F Sig

Regression

Residual

Total

0.503

2.622

3.125

2

267

269

0.252

0.010

25.632

0.000

a. Konstanta : log penjualan, dummy log penjualan b. Variabel dependen : log biaya operasional

(11)

11 Berdasarkan hasil uji anova diperoleh nilai signifikansi F 0.000 < 0.05, berarti variabel bebas penjualan dan dummy penurunan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap biaya operasional.

Tabel 4. Hasil Uji Regresi

Model B t Sig.

Adj. R Square

(Constant) 0.012 1.434 0.153 0.155

Log Penjualan (β1) 0.381 4.944 0.000

Dummy Log

Penjualan (β2)

-0.046 -0.372 0.710

Variabel dependen : log biaya operasional

Sumber : Data sekunder SPSS yang diolah

(12)

12 penurunan sebesar 24%. Dari persentase kenaikan penjualan dengan persentase kenaikan biaya operasional menunjukkan bahwa pada tahun 2010-2011, kenaikan penjualan tidak diikuti dengan kenaikan biaya penjualan, administrasi, dan umum (operasional). Dapat disimpulkan bahwa cost stickiness biaya penjualan, administrasi, dan umum (operasional) tidak terjadi pada perusahaan manufaktur.

Tabel 5. ANOVA

Model

Sum of

Squares df

Mean

Squares F Sig.

Regression Residual Total 0.592 2.533 3.125 3 266 269 0.197 0.010 20.734 0.000

a. Konstanta : log penjualan, dummy log penjualan, log penjualan log aset b. Variabel dependen : log biaya operasional

Sumber : Data sekunder SPSS yang diolah

Berdasarkan hasil uji Anova, pada hipotesis kedua diperoleh signifikansi F 0.000 < 0.05 menunjukkan bahwa variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.

Tabel 6. Hasil Uji Regresi

Model B t Sig.

Adj. R Square

(Constant) 0.014 1.615 0.108 0.180

Log Penjualan (β1) 0.372 4.905 0.000

Dummy Log Penjualan (β2) 0.109 0.818 0.414

Dummy Log Penjualan

Log Aset (β3)

-0.557 -3.056 0.002

Variabel dependen : log biaya operasional

Sumber : Data sekunder SPSS yang diolah

Hasil penelitian untuk hipotesis kedua menunjukkan koefisien regresi β3

(13)
(14)

14 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama ditolak. Ini membuktikan bahwa pada periode penelitian, cost stickiness biaya penjualan, administrasi, dan umum (biaya operasional) tidak terjadi pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan perubahan biaya operasional perusahaan ketika penjualan mengalami kenaikan tidak lebih besar dibanding ketika penjualan mengalami penurunan. Pada hipotesis kedua ditemukan bahwa tingkat cost stickiness pada biaya operasional meningkat sesuai dengan asset intensity (rasio total aset terhadap pendapatan) perusahaan. Biaya operasional akan lebih sticky pada perusahaan yang lebih banyak menggunakan aset miliknya dalam menjalankan usahanya. Sehingga untuk hipotesis kedua diterima.

IMPLIKASI

Penelitian ini memberikan implikasi teoritis mengenai cost stickiness pada perusahaan manufaktur di Indonesia. Hal ini mengingat tidak menemukan adanya cost stickiness pada perusahaan manufaktur di Indonesia, tetapi justru menemukan bahwa semakin tinggi asset intensity perusahaan menyebabkan perilaku sticky cost yang lebih besar.

Selain itu, implikasi dari hasil penelitian ini dapat ditujukan bagi manajer dalam membuat perencanaan biaya karena biaya-biaya yang terjadi tidak sepenuhnya berubah secara proporsional. Manajer harus dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam mempertahankan sumber daya perusahaan atau melepaskan sumber daya tersebut ketika terjadi penurunan penjualan. Bagi investor, penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam menilai kinerja perusahaan sehingga investor dapat menginvestasikan asetnya pada perusahaan yang dapat memberikan manfaat bagi investor tersebut.

KETERBATASAN

(15)

15 jumlah karyawan. Hal ini membuat penelitian tidak bisa dikembangkan untuk menggunakan variabel jumlah karyawan.

SARAN UNTUK PENELITIAN MENDATANG

(16)

16 DAFTAR PUSTAKA

Anderson, M.C., Banker, RD., & Janakiraman, SN., 2003, “Are Selling. General

and Administrative Cost “Sticky”?”, Journal of Accounting Research,

Vol. 41, No. 1.

Anderson, M.C., Banker, R., Huang, R., & Janakiraman, S., 2006, “Cost Behavior and Fundamental Analysis of SG&A Costs”, Journal of Accounting,

Auditing & Finance.

Balakrishnan, R., & Gruca, T.S., 2008, “Cost Stickiness and Core Competency :

A Note*”, Contemporary Accounting Research, Vol. 25, No. 4.

Balakrishnan, R., Petersen, M.J., & Sodestrom, N.S., 2004 “Does Capacity Utilization Affect the Stickiness of Cost?”, Journal of Accounting, Auditing & Finance.

Banker, RD., & Chen, Lei (Tony)., 2006, “Predicting Earnings Using a Model Based on Cost Variability and Cost Stickiness”, The Accounting Review,

Vol. 81, No. 2.

Calleja, K., Steliaros, M., & Thomas, D.C., 2006, “A Note on Cost Stickiness:

Some International Comparisons”, Management Accounting Research,

Vol 17, No. 127.

Carter, W.K., 2009, Akuntansi Biaya Edisi Empat Belas, Salemba Empat, Jakarta.

Dewi, A.A.K., 2012, “Apakah Kelengketan Biaya Terjadi Pada Perusahaan

Manufaktur Di Indonesia?”, Skripsi Tidak Dipublikasikan.

Ghozali, I.H., 2006, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Badan Penerbit Undip, Semarang.

He, Daoping (Steven)., Teruya J., & Shimizu, T., 2010, “Sticky Selling, General,

and Administrative Cost Behavior and Its Changes in Japan”, Global Journal of Business Research, Vol 4, No. 4.

Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

Jensen, M.C., & Meckling, W.H., 1976, “Theory of The Firm: Mangerial

Behaviour, Agency Cost, and Ownership Structure”, Journal of Financial Economic, Vol. 3, No. 4.

Noreen E., & Soderstrom N., 1997, “The Accuracy of Proportional Cost Models: Evidence from Hospital Service Departments”, Review on Accounting

Studies, 2.

Rahmadi, W.A., 2012, “Apakah Biaya Operasional Pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Sticky?”, Skripsi Tidak Dipublikasikan.

(17)

17

Gambar

Tabel 1. Hasil Pemilihan Sampel
Tabel 2. Statistik Deskriptif
Tabel 3. ANOVA
Tabel 4. Hasil Uji Regresi
+2

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Pola Asuh Orangtua, Lingkungan Tempat Tinggal dan Teman Sebaya terhadap Perilaku Keagamaan Siswa Muslim di SMAN se-Kota Palangka Raya

Sehingga, pada penelitian ini akan dilakukan kajian mengenai karakteristik pertumbuhan ekonomi di Provinsi Sumatera Utara dengan mempertimbangkan adanya dependensi

Tujuan utama penelitian ini adalah menyusun rumusan metode pengaturan hasil hutan tanaman eucalyptus yang dapat memberikan panenan hasil yang sama setiap tahun berdasarkan

Hal tersebut akan terlihat jika manajemen tidak secara penuh menyampaikan semua informasi yang diperoleh tentang semua hal yang dapat mempengaruhi perusahaan, maka

Penelitian dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang datanya berupa kata-kata (bukan angka) yang berasal dari wawancara, catatan laporan, dokumen, dan lain-lain, atau

Kalimat deklaratif SPOK memiliki perbedaan yang sangat signifikan antara penutur semester delapan, semester enam, semester empat, dan semester dua, sedangkan kalimat

Melalui data terkait proporsi individu betina dewasa dan juvenil terhadap penelitian Shine et al., (1999) terdapat kesenjangan antara individu juvenil dan individu

Dalam hal retensi, dapat disimpulkan bahwa pendekatan tulisan ini memberikan retensi lebih positif pada siswa tentang pemecahan masalah matematika dari pada hasil yang