i PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
JUDUL PROGRAM
JAVANESE ARTS THERAPY: INOVASI PPAP (PEMBERIAN PELATIHAN AKTIVITAS PENYEMANGAT) SEBAGAI INTERVENSI DALAM MENURUNKAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI WREDA
HARAPAN IBU SEMARANG
BIDANG KEGIATAN:
PKM PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
Diusulkan oleh :
I Putu Krisna Widya Nugraha 22020114130105 Angkatan 2014 Hellen Marini 22020114120002 Angkatan 2014 Utami Dwi Yusli 22020114120006 Angkatan 2014 Ika Rahmawati 22020115120004 Angkatan 2015 Anteng Ambarwati 22020114120001 Angkatan 2014
UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG
iii DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR GAMBAR ... iv
BAB 1 PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar belakang ... 1
1.2. Rumusan masalah ... 3
1.3. Tujuan ... 3
1.4. Manfaat ... 3
1.5. Luaran ... 3
BAB 2 GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN ... 4
BAB 3 METODE PELAKSANAAN ... 6
3.1. Permasalahan ... 6
3.2. Prosedur pelaksanaan kegiatan ... 6
3.3. Luaran kegiatan ... 8
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ... 9
4.1. Anggaran biaya ... 9
4.2. Jadwal kegiatan ... 9 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota Dan Dosen Pembimbing Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas Lampiran 4. Surat Pernyataan Ketua Kegiatan
iv DAFTAR GAMBAR
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang
Menua merupakan proses menghilangnya kemampuan jaringan tubuh secara perlahan dalam memperbaiki, mengganti, dan mempertahankan fungsi normal tubuh (Maryam, Mia, & Rosidawati, 2008). Meningkatnya angka harapan hidup berdampak pada peningkatan jumlah populasi lansia dalam suatu negara. Data WHO menyebutkan bahwa populasi lansia di kawasan Asia Tenggara sebesar 8 % atau sekitar 142 juta jiwa. Populasi pada lansia diperkirakan meningkat 3 kali lipat pada tahun 2050. Pada tahun 2000 jumlah lansia sekitar 5.300.000 (7,4%) dari total populasi, sedangkan pada tahun 2010 jumlah lansia 24.000.000 (9,77%) dari total populasi dan pada tahun 2020 diperkirakan jumlah lansia mencapai 28.800.000 (11,34%) dari total populasi. Di Indonesia sendiri pada tahun 2020 diperkirakan berjumlah 80.000.000 (Kemenkes RI, 2016).
Perubahan fungsi pada proses menua dapat memunculkan berbagai permasalahan, baik secara fisik, biologis, mental maupun sosial ekonomi (Gama, Astari, & Harini, 2014). Masalah degenerative pada lansia dapat menurunkan daya tahan tubuh sehingga rentan terkena infeksi penyakit menular. Penyakit tidak menular pada lansia di antaranya hipertensi, stroke, diabetes mellitus dan radang sendi atau rematik. Penyakit menular pada lansia diantaranya tuberkulosis, diare, pneumonia dan hepatitis ( Kemenkes RI, 2013). Masalah psikososial merupakan masalah kedua setelah gangguan fisik yang dapat terjadi pada lansia namun kurang mendapatkan perhatian khusus dari pihak keluarga. Depresi pada lansia adalah salah satu masalah psikososial dengan tingkat yang cukup tinggi. Hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia, peluang terjadinya depresi pada lansia cukup tinggi, yaitu sekitar 13 persen dari populasi lanjut usia, dan 4 persen di antaranya menderita depresi mayor (Saputri & Endang, 2011).
kepada tindakan bunuh diri (Dani, Yaslinda, & Edison, 2014). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Irawan, 2013 yang menyatakan bahwa depresi dapat mengarah pada gangguan fisik seperti insomnia, nyeri yang memicu hipertensi serta ganguan perilaku seperti menarik diri dari lingkungan sosial (Irawan, 2013).
Depresi pada lansia merupakan gangguan mental yang dapat dicegah atau ditanggulangi. Salah satu tindakan yang terbukti efektif dalam menurunkan tingkat depresi pada lansia yaitu musik gamelan dengan nada pelog. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh rita, 2013 membuktikan bahwa jumlah lansia dengan depresi sebelum diberikan intervensi musik gamelan dengan nada pelog pada lansia di panti wreda Harapan Ibu, Semarang adalah 63% (17 dari 27 lansia lansia) dengan nilai GDS yang terbanyak adalah 5 sejumlah 14.8% (4 lansia). Tingkat depresi sesudah intervensi musik gamelan dengan nada pelog pada lansia di panti wreda Harapan Ibu, Semarang adalah 66.7% ( 9 lansia) tidak mengalami depresi dengan nilai GDS terbanyak adalah 2 sejumlah 29.6% (8 lansia). Hasil penelitian tersebut menunjukkan perbedaan bermakna pada nilai GDS sebelum dan setelah mendapat intervensi musik gamelan dengan nada pelog (Rita, 2013). Tari jawa khususnya tari Gambang Semarang merupakan tari yang tepat untuk dikolaborasikan dengan terapi musik gamelan. Gerakan tari Gambang Semarang sederhana dan mudah untuk diikuti oleh lansia di daerah semarang. Gerakan tari diharapkan mampu sebagai wadah dalam mengekspresikan perasaan lansia yang mengalami depresi sehingga depresi dapat dicegah dan diatasi.
1.2.Rumusan masalah
Depresi pada lansia merupakan masalah yang perlu mendapatkan perhatian lebih dari pihak keluarga ataupun tim kesehatan. Depresi pada lansia dapat memicu atau memperparah gangguan fisik ataupun perilaku ke arah yang negatif lansia. Terdapat banyak terapi non farmakologi yang digunakan untuk mengatasi depresi pada lansia.Terapi musik gamelan dan tarian merupakan beberapa terapi non farmakologi yang telah terbukti mampu menurunkan tingkat depresi pada lansia. Depresi pada lansia yang berada di Panti Wreda Harapan Ibu Semarang menumbuhkan minat penulis untuk melakukan sebuah pengabdian terhadap masyarakat dengan terfokus pada lansia yang ada dipanti wreda Harapan Ibu Semarang yang mengalami depresi.
1.3. Tujuan
Memberi sebuah ide dalam pemberian art terapi musik gamelan dan tari tradisional Gambang Semarang dalam mengatasi dan mengurangi masalah depresi pada lansia di Panti Wreda Harapan Ibu Semarang.
1.4. Manfaat
1.4.1 Manfaat bagi Penulis
Meningkatkan kepedulian, kemampuan analisis, dan mengembangkan ide untuk menjadi salah satu alternaif penyelesain masalah pada lansia yang mengalami depresi di Panti Wreda Harapan Ibu Semarang.
1.4.2 Manfaat bagi Pemerintah
Membantu menyukseskan program pemerintah untuk menurunkan angka depresi pada lansia di Indonesia serta melengkapi program pemerintah terkait penanggulangan dampak depresi pada lansia dan peningkatan kualitas hidup lansia.
1.4.3 Manfaat bagi Masyarakat
Masyarakat khususnya lansia di Panti Wreda Harapan Ibu Semarang dapat mengaplikasikan terapi musik gamelan dan tari Gambang Semarang dalam memanagement stress yang dapat memicu depresi.
1.5. Luaran
BAB 2
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Panti Wreda Harapan Ibu, Ngaliyan merupakan Institusi Swasta dibawah binaan Darma Wanita Kota Semarang yang digunakan sebagai tempat menampung lansia yang tidak mampu secara ekonomi yang berasal dari wilayah Kota Semara. Saat ini Panti Wreda Harapan Ibu, Ngaliyan mempunyai 42 orang lansia yang tinggal dalam wisma yang berbentuk seperti bangsal yang terdiri dari Wisma Anggrek dan Mawar dengan kapasitas masing-masing wisma adalah 20 lansia. Setiap wisma merupakan bangunan permanen yang terdiri dari ruang tidur yang berjajar sebanyak 2 lajur dengan tiap lajur berisi 10 tempat tidur yang hanya dibatasi oleh lemari kecil. Selain bangunan wisma terdapat Kantor, Musholla, Ruang Makan, Kamar Mandi dan Aula.
Setiap Wisma mempunyai seorang caregiver yang tinggal 24 jam dalam wisma. Total Caregiver yang ada 4 orang yang merangkap tugas sebagai tukang masak, tukang cuci dan bersih-bersih. Ada 1 orang pengurus dari Darma Wanita Kota Semarang yang bertugas sebagai penanggung jawab yang datang bergantian setiap hari sesuai dengan jadwal. Lansia yang tinggal di Panti Wreda Harapan Ibu, Ngaliyan mempunyai masalah kesehatan baik fisik maupun psikologis. Hasil deteksi dini didapatkan 20 lansia mengalami masalah depresi, 10 lansia mengalami gangguan kognitif sedang-berat dan 1 lansia dengan perilaku kekerasan dan halusinasi. Kondisi ini menimbulkan masalah psikogeriatri yang harus dirawat oleh caregiver di Panti Wreda Harapan Ibu, Ngaliyan. Saat ini lansia dengan masalah psikogeriatri masih tinggal bersama dengan lansia yang lain sehingga menimbulkan banyak masalah dalam wisma, karena belum memiliki ruangan khusus. Masalah yang muncul pada wisma akibat adanya lansia dengan masalah psikogeriatri adalah pertengkaran pada lansia dengan gangguan jiwa yang cenderung melakukan perilaku kekerasan dan keributan pada lansia yang memiliki masalah halusinasi.
psikogeriatri adalah kesulitan dalam memberikan penatalaksanaan menyeluruh karena belum ada caregiver yang memiliki pengetahuan dan keterampilan mengenai penatalaksanaan lansia dengan psikogeriatri.
BAB 3
METODE PELAKSANAAN 1.1.Permasalahan
Berdasarkan hasil observasi tempat dan kesepakatan dengan mitra, persoalan prioritas mitra adalah:
1. Diperlukannya pelatihan tentang penatalaksanaan depresi untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan hidup.
2. Diperlukannya tambahan peralatan untuk mendukung terapai pada lansia dengan masalah depresi.
3. Diperlukannya buku panduan penatalaksanaan depresi dengan metode TAK dalam melakukan perawatan pada lansia yang mudah dipahami.
1.2.Prosedur pelaksanaan kegiatan 1. Tahap persiapan
a. Diskusi dan sosialisasi
Diskusi dan sosialisasi dilaksanakan antara peneliti PKM dan Ketua Yayasan. Diskusi dilakukan dengan maksud untuk mensosialisasikan tentang konsep pengabdian masyarakat yang dimulai dengan pengkajian terhadap lansia oleh tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), dan penilaian tingkat depresi beberapa lansia. Setelah diskusi, peneliti PKM melakukan sosialisasi kepada lansia yang ada di panti, tepatnya masyarakat lansia Panti Wredha Harapan Ibu , Kecamatan Ngaliyan , Kota Semarang.
b. Peninjauan lokasi
Peninjauan lokasi ditujukan untuk menentukan tempat yang dijadikan sebagai tempat sosialisasi , menentukan ada berapa banyak lansia yang akan di lakukan intervensi.
c. Penyediaan sarana dan prasarana
Tahap persiapan berikutnya adalah pengadaan sarana dan peralatan yang digunakan untuk kegiatan.
2. Tahap Pelaksanaan a. Pre kelompok
b. Fase awal 1) Orientasi
Anggota mulai mengembangkan system sosial masing – masing, dan leader mulai menunjukan rencana terapi dan melakukan kontrak dengan anggota.
2) Konflik
Anggota dalam kelompok mulai memikirkan tugas dan perannya masing – masing, dan proses yang akan dijalankan didalam kelompok.
3) Kebersamaan
Anggota mulai bekerja sama untuk mengatasi masalah c. Fase kerja
1. Langkah pertama
Pada tahap ini tim PKM akan memberikan perintah kepada peserta untuk membuat tabel tentang kegiatan sehari – hari dimana komponen yang ditulis yaitu kegiatan yang menyenangkan dan kegiatan yang tidak menyenangkan. 2. Langkah kedua
Pada langkah ini tim akan menanyakan kepada peserta mengenai hal apa saja yang ingin dicapai dan di tingkatkan dalam hidupnya. Setelah sama – sama menentukan tujuan dan hal – hal apa saya yang ingin dicapai tim akan mengajak peserta mengikuti latihan menari dengan diiringi musik gamelan jawa.
3. Langkah ketiga
Langkah berikutnya adalah membuat jadwal kegiatan baru.Sesuai dengan area yang ingin ditingkatkan dibuatlah kesepakatan bersama antara penderita dengan pembimbing jadwal kegiatan baru. Kegiatan baru tersebut dimulai dari kegiatan mudah dan ringan. Dalam langkah ketiga ini juga dimonitor perubahan pikiran, suasana hati dan hambatan yang dialami serta dukungan yang diperlukan. Disini, mungkin penderita depresi diminta membuat suatu “kontrak” atau “perjanjian” dengan keluarga atau orang terdekatnya bahwa dia benar benar akan mengerjakan kegiatan tersebut.
d. Fase terminasi
juga didiskusikan hal hal apa yang bisa mendorong agar peri laku positif tersebut semakin berkembang.
3. Tahap Monitoring dan Evaluasi
Tahap Monitoring atau pengawasan ini bertujuan untuk mengontrol semua kegiatan yang dilaksanakan di lokasi sasaran Panti Wredha Harapan Ibu Semarang, yaitu tepatnya di Jl. KRT Wongsonegoro Kelurahan Bringin Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang. Selain itu dilaksanakan tahap evaluasi setiap akhir kegiatan dengan tujuan untuk meninjau kembali kekurangan – kekurangan yang ada dalam kegiatan sekaligus permasalahanpermasalahan yang menghambat kegiatan. Hal ini dilakukan agar pada kegiatan berikutnya kegiatan terlaksana lebih baik dari sebelumnya.
3.3.Luaran kegiatan
Luaran yang diharapkan dari terselengaranya kegiatan ini adalah: 1. Terselenggaranya kegiatan TAK javanese art theraphys 2. Terwujudnya CD pelatihan dimana yang isinya video edukasi
mengenai javanese art theraphy.
BAB 4
BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN 3.1. Anggaran biaya
No Jenis pengeluaran Biaya (RP)
1.
Peralatan penunjang
(Sewa sound sistem, Sewa LCD & Proyektor, Sewa Karpet, Sewa Laptop, Sewa Sampur, sewa microfon )
4.160.000
2. Bahan habis pakai (Makan siang dan air minum, Makanan ringan, CD, Buku panduan, ATK )
3.307.000
3.
Perjalanan (Perjalanan ke panti wreda ngaliyan, Perjalanan ke tempat cetak CD dan buku, Perjalan sewa alat penunjang)
208.000
DAFTAR PUSTAKA
Dani, F.P., Yaslinda, Y., & Edison. 2014. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kejadian Depresi pada Usia Tua di Nagari Tanjung Banai Aur, Kecamatan Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung Tahun 2012. Jurnal Kesehatan Andalas 3(2): 163-166.
Gama, I.K., Astari., & Harini. 2014. Depresi lanjut usia. Diakses pada 26 Oktober 2016, dari
http://poltekkesdenpasar.ac.id/files/JURNAL%20GEMA%20KEPERAW ATAN/JUNI%202014/I%20Ketut%20Gama,%20dkk.pdf
Irawan, H. 2013. Gangguan Depresi pada Lanjut Usia. Jurnal cabang dinas kesehatan-210 40 (11): 815-819.
Kemenkes RI. 2013. Buletin jendela data dan informasi gambaran kesehatan lanjut usia di Indonesia. Jakarta : pusat data dan informasi kemenkes RI Kemenkes RI. 2016. Populasi lansia diperkirakan terus meningkat hingga tahun
2020. Diakses pada 25 Oktober 2016, dari
http://www.depkes.go.id/pdf.php?id=13110002.
Maryam, R.S., Mia, F.E., & Rosidawati. 2008. Mengenal usia lanjut dan perawatannya. Jakarta: Salemba medika.
Mudjaddid. 2003. Waspadai Depresi pada Orang Usia Lanjut. Kompas. H.8 Rita, H. 2013. Pengaruh intervensi musik gamelan terhadap depresi pada lansia di
panti wreda harapan ibu, semarang. Jurnal Keperawatan Komunitas 1 (2): 135-140.
Lampiran 2. Justifikasi Anggaran Kegiatan 1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas Harga Satuan
Jumlah (RP)
SUB TOTAL (Rp) 4.160.000,00
2. Bahan Habis Pakai
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas Harga Satuan
3. Perjalanan
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas Harga Satuan
Jumlah (RP) Perjalanan
ke panti wreda ngaliyan
5 2 8.000,00 80.000,00
Perjalanan ke tempat cetak CD dan buku
3 2 8.000,00 48.000,00
Perjalan sewa alat penunjang
5 2 8.000,00 80.000,00
SUB TOTAL (Rp) 208.000
4. Lain-lain
Material Justifikasi
Pemakaian Kuantitas Harga Satuan Jumlah (RP) Administrasi,
Jilid 10 27 500,00
150.000,00
Publikasi 1 10 15.000,00 15.000,00
Seminar 1 1 500.000,00 500.000,00
Laporan 1 1 150.000,00 150.000,00
Lampiran 3. Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas No. Nama/
NIM
Program Studi
Lampiran 6. Denah Detail Lokasi Mitra Kerja