• Tidak ada hasil yang ditemukan

JDIH TAPINKAB 1 PERBUP 04 THN 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "JDIH TAPINKAB 1 PERBUP 04 THN 2017"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

BI'PATI TAPIII

PROVIilSI IIALIilAITTAIT SEI

TTAIT

PERATURAN

BUPATI TAPIN

NOilOR 04

TAHUN

2OI7

TEilTAIfG

GRAITD DESIGIT

PEIYGTNDALIAIY

KI'AIYTITAS

PEIYDTIDUK KABUPATEN

TAPIN

TAIIUil

2O1O.2O35

DEITGAIT

RAIIUAT

TT'HAIT YAITG

TAIIA

ESA

Menimbang

:

a.

BI'PATI

TAPIIV,

batrwa

dalam rangka

untuk mengendalikan

pertumbuhan penduduk

di

masa

yang akan

datang,

diperlukan

kebijafran

pengendalian

lmantitas

penduduk

yang

dituangkan

dalam

Grand.

Design

Pengenddian

Kuantitas

Penduduk Kabupaten Tapin;

batrwa berdasarkan

pertimbangan

sebagaimana

dimaksud

dalam

huruf

a,

perlu menetapkan Peraturan

Bupati tentang

Grand Design

Pengendalian

Kuantitas

Penduduk

Kabupaten

Tapin Tahun

2O1O-2035;

Undang-Undang

Nomor

8

Tahun

1965

tentang Pembenttrkan Daerah

Tingkat

II

Tanatr [.aut, Daerah

Tingkat

II

Tapin

dan

Daerah

Tingkat

II

Tabalong (kmbaran

Negara Republik Indonesia

Tahun

1965

Nomor

51,

Tambahan

Irmbaran

Negara

Republik Indonesia Nomor

27561;

Undang-Undang Nomor

25

Tahun

2OO4

tentang

Sistem Perencanaan Pembangunan

Nasional

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OO4

Nomor

lO4,

Tambahan Lembaran Negara

Republik

Indonesia

Nomor

4a2\;

Undang-Undang

Nomor

17

Tahun

2OOZ

tentang

Rencana Pembangunan

Jang!<a

Panjang

Nasional

Tatrun

2OO5-2O25

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Talrun

2OO7

Nomor

33,

Tambahan

l.embaran Negara Republik

Indonesia

Nomor

47OOl;

Mengingat

:

1.

b.

2.

3.

(2)

-2-4.

Undang-Undang

Nomor

52

Tahun

2OOg

tentang

Perkembangan

Kependudukan

dan

Pembangunan Keluarga

(Lembzrran Negara

Republik Indonesia

Tahun

2OOg

Nomor

16l,

Tambahan

kmbaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor 5080);

Undang-Undang

Nomor

12 Tahun

2}ll

tentang

Pembenttrkan

Peratrrran

Perundang-tmdangan

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tatrun

2Dll

Nomor

82,

Tambahan

kmbaran

Negara

Republik

Indonesia Nomor 523fl;

Undang-Undang Nomor

23

Tatrun

2Ol4

tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tatrun

2Ol4

Nomor

244, Tambahan Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor

5587),

sebagaimana

telatr diubah

beberapa

kali,

terakhir dengan Undang-Undang Nomor

9

Tahun

2OLS

tentang Pembatran Kedua Atas

Undang-Undang

Nomor

23

Tahun

2Ol4

tentang Pemerintahan Daerah

(Iembaran

Negara

Republik Indonesia

Tahun

2015

Nomor

58,

Tambahan Lembaran

Negara

Republik Indonesia Nomor 5679h

Undang-Undang

Nomor

30

Tahun

2OL4

tentang

Administrasi

Pemerintahan

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2Ol4

Nomor

292,

Tambahan

kmbaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor

560l);

Peraturan Pemerintalr

Nomor

58

Tahun

2OO5

tentang

Pengelolaan

Keuangan Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OO5

Nomor

L4O,

Tambahan

Lembaran Negara Republik

Indonesia

Nomor

45781;

Peraturan Pemerintah

Nomor

79

Tahun

2OOS tentang

Pedoman Pembinaan

dan

Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

2OO5

Nomor

165,

Tambahan

Irmbaran

Negara

Republik

Indonesia

Nomor

a593h

5.

6.

7.

8.

9.

10. Peratrrran

Presiden

Nomor

tentang

Grand

Design

Kependudukan;

153 Ta-Lun

2Ol4

Pembangunan

(3)

-3-11.

t2.

13.

74.

15.

16.

17.

18.

19.

Perahrran

Presiden

Nomor

2

Tahun

2015

tentang

Rencana Pembangunan

Jangka

Menengah Nasional

Tatrun

2Ol5-2O19;

Instruhsi

Presiden

Nomor

I

Tahun

2OtO

tentang

Percepatan Pelaksanaan Prioritas

Pembangunan

Nasional;

Instruksi

Presiden

Nomor

3

Tatrun

2OtO

tentang

Pembangunan Yang

Berkeadilan;

Peraturan

Menteri

Dalam

Negeri

Nomor

13

Tahun 2006 tentang

Pedoman

Pengelolaan

Keuangan

Daerah

sebagaimana

telatr

diubah

beberapa

kali

teraktrir

dengan

Peraturan Menteri Dalam

Negeri

Nomor

21

Tahun 2011 tentang Perrrbalran

Kedua Atas

Peraturan Menteri Dalam

Negeri

Nomor

13

Tahun 2006 tentang

Pedoman

Pengelolaan

Keuangan Daeratr;

Peraturan

Menteri

Dalam

Negeri

Nomor

8O

Tahun 2Ol5 tentang

Pembentukan

Produk

Hukum

Daerah;

Peratrrran Daerah Kabupaten

Tapin

Nomor

OS Tahun 2Ol3 tentang

Rencana

Pembangunan

Jangka

Panjang

Daeratr

Kabupaten Tapin

Tahun

2OO5-2O25;

Perahrran Daerah Kabupaten

Tapin

Nomor

2I Tahun 2Ol3 tentang

Rencana

Pembangunan

Jangka

Menengah

Daerah

Kabupaten Tapin

Tahun

2OL3-2OL7;

Peraturan Daerah Kabupaten

Tapin

Nomor

09 Tahun 2016 tentang

Pembentukan

dan

Susunan

Perangkat Daeratr;

Peraturan

Bupati

Tapin Nomor

25

Tahun

2OL6

tentang

Kedudukan,

Susunarr

Organisasi,

Tugas

dan

Ftrngsi, serta

Tata

Kerja

Perangkat

Daerah l(abupaten Tapin;

MTUUTUSKAIT:

PIRATURAN

BIIPATI

TENTAIIG

GRAII'D

DTS'IGII'

PTNGEI|DAITAII

KT'AIITITAS

PTITDI'DI'K

NABI'PATTIT

TAPTII TAHT'IT

2O1G

2035.

Menetapkan

(4)

-4-BAB

I

KEIENTUAIY

T'MT'M

Pasal

1

Dalam Peraturan

Bupati

ini,

yang

dimaksud

dengan

:

1.

Daerah adalah Kabupaten Tapin.

2.

Pemerintahan

Daeratr

adalatr

Penyelenggaraan

Umsan

Pemerintatran

oleh Pemerintah

Daeratr dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah

menurut Asas Otonomi

dan T\rgas Pembantuan

dengan prinsip otonomi seluas-luasnya

dalam Sistem dan Prinsip

Negara Kesattran

Republik Indonesia ssfngaimana

dimaksud

dalam

Undang-Undang

Dasar

Negara

Republik

Indonesia

Tahun

1945.

3.

Pemerintatr

Daerah adalah

Bupati sebagai Unsur

Penyelenggara

Pemerintahan Daerah

yang

memimpin pelaksanaan Urrsan

Pemerintahan yang menjadi

Kewenangan Daeratr Otonom.

4.

Bupati

adalah

Bupati Tapin

5.

Dinas Pengendalian

Penduduk

dan Keluarga

Berencana-

edalah

Dinas

Pengendalian

Penduduk

dan

Keluarga

Berencana

Kabupaten Tapin.

6.

Grand DesQn Pembangunan Kependudukan,

yang

selanjutnya

disingkat GDPK adalah

arahan kebijakan

yang

di

tuangkan

dalam Program

5

(lima)

tatrunan

Pembangunan Kependudukan

Indonesia

untuk

mewujudkan

target

pembangunan

kependudukan.

7.

Degradasi

Lingkungan adalalr penurunan

kualitas lingkungan

yang diakibatkan

oleh

kegiatan pembangunan yang dicirikan

oleh

tidak berfungsinya secara baik komponen-komponen

linghrngan

sebagaimanamestinya.

8.

Kependudukan adalatr hal ihwal yang berkaitan

dengan

jumlah,

stnrktur,

pertumbuhan,

persebaran

,mobilitas,

penyebaran,

kualitas,

dan

kondisi kesejatrteraan yang menyangkut politik,

ekonomi, sosial budaya, agama,

serta lingkungan

penduduk

setempat

9.

Penduduk adalah Warga

Negara

Indonesia

dan Orang Asing yang

bertempat tinggal

di Indonesia.

10.

KuantitasPenduduk

adalah

jumlatr

penduduk

akibat

dari

perbedaan

antar

jumlah

penduduk yang

lahir, mati, dan pindah

tempat tinggal.

11.

Keluarga adalah

unit terkecil

ddam masyarakat

yang terdiri dari

suami,

istri,

atau

suami

istri

dan

anaknya,

atau

ayah

dan

anakrrya, atau ibu dan anaknya.

(5)

-5-13.

Penataan

Persebaran

Penduduk

adalatr

upaya

menata

persebaran

penduduk

agar serasi dengan daya

dukung

alam

dan

daya

tampung lingkungan

serta

sesuai dengan rencana

tata,

ruang wilayah.

14.

Mobilitas

Penduduk adalatr gerak keruangan pendudtrk

dengan

melewati

batas

wilayah adminstrasi

pemerintahan.

15.

Pembangunan

berkelanjutan adalatr pembangunan terencana

di

segala

bidang

unhrk

menciptakan perbandingan

ideal

antar

perkembangan kependudukan dengan daya

tampung alam

dan

daya

tampung lingkungan

serta memenuhi

kebuhrhan

generasi

sekarang

tanpa harus

mengurangi kemampuan

dan

kebutuhan

generasi

mendatang,

sehingga

menunjang

kehidupan

bangsa.

16.

Daya

Dulnrng Alam

adalah

an

lingkungan

alam beserta

segenap

unsur dan

sumbernya

untuk

menunjang perikehidupan

manusia

serta

makhluk lain

secara

berkelanjutan.

17.

Daya

Tampung Lingkungan

adalatr

kemampuan

lingkungan

hidup

buatan

manusia

untuk

memenuhi

perikehidupan

penduduk.

BAB

II

MAI(SUD

DAIY

TUJUAIT

Passf 2

Secara

umum

Perattrran

Bupati

ini

dimaksudkan

untrrk

memberikan

Petunjuk

dan

Pedoman

dalam

Penyelengaraan

Program

Kependudukan dan Keluarga

Berencana bagr

:

a.

instansi

yang

bertanggung

jawab

terhadap

perencanaan di

daeratr;

b.

instansi

terkait

pelaksana

program

kependudukan

dalam

menyelengarakan program

kependudukan,

Keluaraga Berencana;

c.

lintas

sektor dan program

terkait

kependudukan;

d.

organisasi profesi,

dan

organisasi masyarakat,

serta

individu

yang

peduli

dengan

masalah kependudukan;

dan

e.

fasilitas

pemberi

pelayanan

keluarga

berencana

dalam

menyelenggarakan pelayanan Keluarga

berencana.

Bagisa Kesatu

Matsud

Pasal

3

Maksud

ditetapkannya

Peraturan

Bupati

ini

addatr

untuk

memberikan

acuan

bag,

pelaksana

kegiatan

perencanaan,

penganggaran,

monitoring dan

evaluasi

program kependudukan

dan

keluarga

berencana

di

Daerah.

(6)

-6-Bagian Kedua

ft{uan

Pasal

4

Ttrjuan ditetapkannya Peraflrran

Bupati

ini

adalatr

agar kegiatan

perencanaan, penganggaran,

monitoring

dan

evaluasi program

kependudukan

dan

keluarga berencana bedalan secara

terarah,

efektif dan

efisien.

BAB

III

RUAITG

LINGI('P

Pasd 5

Ruang

lingkup

Peraturan

Bupati

ini

adalah

perencanaErn,

pengganggaran,

monitoring,

dan

evaluasi program

kependudukan

dan keluarga

berencana

di

Daerah.

BAB IV

SISTEMATIKA

Pesat

6

(1)

Sistematika

Grand Design Pengendalian

Kuantitas

Penduduk

ini

meliputi

:

BAB

I

PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang

1.2

Dasar

Hukum

1.3

Kondisi Kependudukan Kabupaten Tapin

BAB

II

VISI, MISI

DAN

ARAH KEBIJAKAN

2.1 Visi

2.2 Misi

2.3 Arah Kebljakan

2.4 T\rjuan

Grand Destgn Pengendalian

Kuantitas

Penduduk

BAB

III

POKOK.POKOK PENGENDALI.AN KUANTITAS

PENDUDUK

3. 1

Pengahrran

Fertilitas

3.2 Penurunan Angka Kematian

3.3

Pengarahan

Mobilitas

3.4

Pengahrran Kelembagaan

Masyarakat

3.5

Sasaran

yang Ingrn Dicapai

BAB

TV

ROAD MAP

4.1

Road

Map

Pengendalian

Kuantitas

Penduduk

BAB

V

PENUTUP

(7)

-7-(21

Isi muatan

dan

rinciart

Grand Designini

sebagaimana

dimaksud

pada ayat

(l)

adalah

sebagaimana

tercantum

aaam

l,ampiran

yang

merupakan

bagian

tidak

terpisahkan

dari

perahrran

Bupati

ini.

BAB

V

X

TENTUAIT

PE!ruTUP

Pasat 4

Peraturan

Bupati

ini mulai

berlalm

pada tanggal

diundangkan.

Agar setiap orang

mengetahuinya,

memerintahkan

pengundangan

Peraturan

Bupati

ini

dengan penempatannya

dalam Berita Daeratr

Kabupaten Tapin.

Ditetapkan

di

Rantau

padat4niggaLl 0B

trbbrtmri

2017

+flt

Diundangkan di

Rantau

padat4ggggt

0B

Febrr.nri

2O1T

KABUPATTIY

TAPIN,

(8)

KATA

PENGANTAR

Program

Kependudukan

dan

Keluarga

Berencana

Nasional

di

era

disentralisasi

mengaJami tantangan yang berat. Program yang sebelumnya memperoleh.perhatian dan prioritas

yang

tinggi dari

tingkat

pusat sampai

ke

daerah sempat sangat melemah setelah penyerahan

urusan

KB

ke

Pernerintah Kabupaten dan

Kota.

Masalah utama yang

dihadapi

adalah belum

adanya persepsi atau

lrmahaman

yang sama antara daerah tentang

pentiag .lan

stsategisnya

proganc

Kependudukan dan Keluarga Berencana

bagi

kesejahteraatr dan kemajuan daerah

di

masa depan. Program

ini

tidak

semata

-

mata

b".tqir-

untuk

ikan

jumlah

dan pertumbuhan penduduk, tetapi

lebih

rnendasar adalah merencanakan penduduk yang berkualitas

dalam

hal

ini

meniqgka*an

kesejahteraan keluarga dan pembangunan sumber

dala

manusia

(SDIO

yang andal di kemudianhari.

Alfiimya

denganrnengucapkanAlhamdulillalL Puji SyuLur

kehadirat Tuhan yang Maha

Esa

karena dapat dirumuskannya

Grand

Desrgn Pengendalian

Kuantitas Penduduk Kabupaten

Tapio,

namun demikian sasaftm

-

sasaratr .kuantitatif seperti

tertuang dalam Grand D€sign masih bersifat seinenar4 oleh karena masih menunggu hasil

final

proyeksi penduduk berdasarlran Sensus Penduduk tahun2010 dari BAPPENAS.

Grand

design

ini

diharapkan dapat memberikan arah

bagi

pelaksanaan pengendalian

kuantitas penduduk

di

Kabupaten Tapin

dari

tahun 2010

-

2035. Yang

tidak

kalah pentingnya

Grand design ini

juga

diharapkan dapat membangun

komimen

para pemangku kepentingan dan

penentu kebijakan

(Prime

Stakeholders)

tentang

upaya

pengendatrian kuantitas

penduduk bagi keberhasilan pembangunan di Kabupaten Tapin. Kami mengucapkan terima kasih

dan

penghargium yang

tinggi

kepada seluruh anggota

tim

kgrj Desigu pengendalian

Kuantitas Penduduh serta berbagi

pihak

yang telah Grand design

ini

semoga

Grand Design

mn

bermanfaat

bagi

upaya pembangrrnan yang berrrawasan kependudukan demi kesejahteraan

:dan

KB

Kab. Tapin

AH, SKM,

MS

198903

i

0t2

secara kesel

(9)

BAB I

BAB

II

l.l

1.2 1.3 1.4

2.t

2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7

BAB

III

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar

Isi

DaftarPustaka

PENDAHULUAN

Latar Belakang Permasalahan

Dcartlukum

Kondisi Kependudukan Kabupaten Tapin

VISI, MISI DAN

ARAFI

KEBUAKAN

Misi..

Arah

Kebijakan...

...:...

Tujuan Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk Lrkuran Keberhasilan ...

Strategi Pelaksanaan

Alur Pikir

Pengendalian Kuantitas Penduduk

POKOK.POKOK PENGENDALIAN

KUAJ\ITITAS

PENDUDUK...

Hal

i

ii

iii

I

1 2 3 4 11 11

ll

il

L2

t2

l3

13

t4

t4

l5

15

t7

l8

19 26 26 27

BAB

TV

BAB

V

3.1

Pengaturan Fertilitas ( Kelahiran)

3.2

Penunrnan Angka Kematian

3.3

PengarahanMobilitas

3.4

PengaturanKelembagaanMasyarakat

3.5

Sasaran Yang Ingin Dicapai

3-6

Dasar Perencanaan Kuantitas Penduduk

ROAD

MAP

Road Map Pengendalian Kuantitas Penduduk

Penutup

4.1

(10)

B-'.rs_t!{r "-d "

--..-1i:---iTgsl_.,Gr-BAB

I

PENDAIIT'LUAN

1.1 Latar

Belakang

Pendrduk

merupakan

pusat dari seluruh kebijakan

dan program

pembangunao yang dilakukan.Dalam hal

ini

pembangunan harus dikembangkan

dengan memperhitungkan kemanrpuan penduduk agar seluruh penduduk dapat

berpartisipasi

aktif

dalarn dinamika pembangunan tersebut.

Menurut

lrmbaga

Demogffi

FEUI s@ara

umum,

penduduk mempnnyai

3

(tiga)

matra

pokoh

yaitu aspek

lonntitas,

kualitas, dan mobilitas penduduk.Disamping ketiga matra tersebu! ada aspek pendukung lainnya yaitu masalatr administrasi kependudukan

yang berkeoaan dengan ketiga maha tersebut. Undang-undang Domor 52 tahun

2009

tentang

perkembangan kependudukan

dan

pembao.gunan keluarga

menitikberatkan

penduduk sebagai

modal

dasar

dan faktor dominan.

Pembangunan

harus menjadi

titik

sentral

dalam

pembangunan berkelanjutan karcm

jumlah

penduduk yang besar dengan kualitas rendah, dan pertumbuhan yang cepat memperlambat tercapainya

kondisi

yang ideat antara kuantitas dan kualitas penduduk dengan daya dukung dan daya tampuqg

lingkungan-Di

Provinsi Kalimantan

Selatan

tidak

terkecuali

di

Kabupaten Tapuu

keempat aspek kependudukan

ini masih menghadapi kendala.

Dari

sisi kuantitas,

jumlah

penduduk Kabupaten

Tapin masih sedikit,

yaitu

urutan

ke

11

di

Kalimantan Selatan. Pada

Ahun

2015,

berdasarkan proyeksi

penduduk

di

Kabupaten Tapin berjurnlah sekiar 181.778

jiwa

yang terdiri

dari

91.692

jiwa

laki-laki dan

90.086

jiwa peremPuan,

dengao

laju

pertumbuhan penduduk sebesar l,46yo.

Disparitas

laju

pertumbuhan

penduduk

antar Kecarnatan

di

Kabupaten

Tapin

juga

tidak

merata

dari

yang tertinggi sebesar

1,87/0

di

Kecamatan Bungur dan terendah

di

Kecamatan Candi Laras Utara yakni sebesar

0,93Yo.

(11)

Masetah

selanjuhya

berkenaan dengan

kualitas

penduduk 1,ang

relatif

masih rendah.

Dari

sisi kualitas,

jumtrh

penduduk Kabupaten Tapin yang

relatif

sedikit,

ternyata

tidak

berbanding

lurus

dengan

mutu

sumber

daya

manusia

(SDM)

yang memadai. Indeks pembangunan nnanusia

GDD

Kabupaten

Tapin

pada tahun 2010 dan 201lstagnan (tetap) berada ditataran bawah yakni posisi .9

dari

13

Kabupaten

yang

ada

di

Kalimantan

Selatan

yang berkaitan

deqgan

kdatan,

pendidikan dan ekonomi.

Karcna

itq

diperlukan

suatu

Grand Design

Pengendalian Kuantitas Penduduk

ddam

rangka

mewujtdkan

keserasiaq keselarasan, dan keseirnbangan

antara kuantitas,

kualitas

dan persebaran penduduk

di

Kabupaten

Tapin. Grand

Design

ini

menrpakan

upaya

mewujtrdkan pembangunan berkelanjutan

untuk

meningkatkan kesejahteraan

penduduk saat

ini

sekaligus mempertimbangkan

kesejahteraan

penduduk

dimasa

mendatang.

Selain

itu,

Grand

Design ini

merupakan salah satu upaya

untuk

menuju kepada

visi

d:m

misi

pembangunan

Kabupaten TapirU khususnya

terkait

penarganan permasalahan kependudukan

s@ara menyeluruh

dan

berkesinambungan-

Sehingga

keberhasil.an dalam

mengendalikan

laju

pertumbuhan

perduduk

untrk

meningkatkan

kualitas

penduduk akan mendorong

pembaogunan

di

semua

aspek

dan

rn€rDpercepat terwujudnya masyarakat Kabupaten

Tapin

Mandiri

dan

Sejahtera

)'ang

Agamis

(TAIvIASA).

Hal

ini

sesuai dengan misi pembangrrnan daerah yaitu meni

pengembangan

kualitas

sumberdaya

manusia

dan

rnewujudkan

masyarakat

Kabupaten Tapin yang sejahtera dan agarnis.

1.2 Permasalahan

Program

untuk

mengendalikan

kuantitas

dan

laju

pertumbuhan

penduduk antara

lain

dilakukan melalui

program kependudukan

dan

ksluart,

berencana.

Kendala

utama yang

dihadapi

dalam progfttm

ini

adalah belum

danya

persamaan

persepsi

dan

pemahaman

tentang

pentingtrya

Program

kependudukan dan-I(eluarga Berencana

(Kts)

bagi

pembargunan berkelanjutan

di

daerah. Keadaan tersebut

rnengakibatkan

perhatian/prioritas yang
(12)

diberikan

oleh

pemerintah Kabupaten

yang

mengakibatkan progam

Kependudukan dan

KB

belum dilayani secara memadai meskipun telatr menjadi

urusao wajib sesuai dengan amanat PP 38 dan

4l

tatrun 2007

13

Dasar

Hukum

Berbagai landasan

hukum

1,ang mendasari pelalsanaan

Grand

Design

Pengendalian Kuantitas

Pendudr*

Kabupaten

Tapio

autara

lain

adalah sebagai

berikut:

a

Undang-Undang Dasar Tahun 1945;

b.

Undang-Undang

Nomor 25

Tahun 2004 tentang per€ncanzum pembangunan

nasional;

c.

Undang-Undang

Nomor 17

Tahun

2007

tentang

rencala

pembangunan

jangka panjang nasional (RPJPN) 2005 -2025;

d.

Undang-Undang

Nomor

52

Tahun

2009

tentang

perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga;

e.

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014..entarg Pemerintatran Daeratr:

f.

Peranrran Penaerintatr

Nomor

153 Tahun 2014 tentang Grand

design

Pembangunan Kependudukan;

g.

Instnrksi Presiden

Nomor 1

Tahun 2010 tentang

percepatan pelaksanaan

prioritas pembangunan nasional;

h.

Instruksi

Presiden

Nomor

3

Tahun 20tO tentang

pernbangunan yang berkeadilan;

i.

Peraturan Presiden

Nomor

5

Tahun 2010 tentang

tencaDa pembangunan

ja"gka

menengah nasional

(RPJM$

2010-2O14;

j.

Peraturan Daerah

Provinsi

Kalimantan

Selatan

Nornor

17

Tahun

2009

tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjarg Daerah Provinsi Kalirnantan

Selatan Tahun 2O05 -2025 :

GDPKTAPINNIUNS5

(13)

k.

Peraturan Daerah Kabupaten Tapio

Nomor

I

Tahun 2013 tentang Rencana

Pembangrrnan Jangka Menengah Daerah Kabupaten

Tapin

Tahun

20013-2018;

1.4

Kondisi Kependudukan Kabupaten

Taprn

Jumlah

dan

Pertumbuhan Penduduk

BerdCIarkan

hasil

Sensus Penduduk

tahun

2015,

jumtah

penduduk

di

Kabupaten Tapin mencapai 181.778

jiwa

laki-laki

sebanyak

9l-692

jiwa

dan

perempuan sebanyak 90.086

jiwa

deryan seks rasio 102. Seks Rasio adalah 102,

berarti terdapat

102

laki-laki

untuk setiap

100

orang

per€mprran. Seks Rasio

menurut

Kecarnatan yang terendatr adalah Kecamatan

l-o$aikat

sebesar 98 dan [image:13.612.149.546.396.589.2]

tertinggi adalah Kecamatan Salam Babaris dan Kecamatan Piani sebesar 106.

Grafik 1

Jumlah Penduduk Kabupaten TapinTahun 2015

Sumber: BPS,2010

Jumlah penduduk

yang

kecil

itu

disertai

dengan rata-rata

laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tapin pada tahun 2015 yang

cukup

rendah,

yaitu sebesar 1,46 Yo

l*rh

rendah dari hasiln SP 2010 sebesar 1,72 yo

(

dibawah

rata-rata LPP Provinsi sebesar

199

%). Narnun seperti terlihat pada Gambar 2,

GDPKTAPN7r'IU2O35 700.ooo

600-ooo

50()-oq)

400.oq)

[email protected])

200-ooo

roo.ooo

r

Laki{aki

I

Perempuafl E Laki+perempuan

*o=$"o"$"0*"""

(14)

disparitas

antar

kecamatan

pun

cukup

tinggi.

I^aju

pertumb'rhan pendudtrk

tertiqggi

berada

di

Kecamatan

Bungrn

sebesar

l,87yo

diatas

rufz-rata angka

Kabupaten Se-baliknya teldapat

58ima)

Kecamatan

di

Kabupaten

Tapin

yang

memiliki laju

pertumbuhan penduduk

dibaw'ah

taju

pertumbrrhan

rata

rala

Kabupaten

Tapin.

Kecarnatan tersebut adalah Kecamatan

Candi

Laras Utara

sebesar 0,93Yo; Kecarnafan

Candi

t

aras Selat"n

sebesar 0,96%o; Kecamatan

Bakarangan

sebesar

l,Woh,

Kecamatan

Piani

sebesar

lA5%;

Kecarnatan [image:14.612.139.540.126.516.2]

Lokpaikd

sebesar l,5lo/o dan liecamatan Tapin Tengah sebesar

l,3lyo.

Grafik 2

Laju Pertumbuhan Penducluk Kabupaten Tapin, 2010

6,00

5,00

4,00

3,00

2,00

x,0o

0,00

4,89

I

Tanah laut

I

Kotabaru

rSaniar

1,99l8arito Kuala

rTapin

IttSS

r HST

E HSU

I

Tabalong

*.{*d*f

Sumber: BPS Kal-Sel

Distribusi Penduduk

Jumlah penduduk Kabupaten

Tapin

yang

bertempat

tinggal

di

daeratt

perkotaan sebanyak 52.474

jiwa

(28,87%)

daa

di

daerah perdesaan sebanyak

l29.304jiwa

(71,13%). Namun distribusi penduduk antar kabupaten dan kota

di

Kabupaten Tapin pun

tidak merata

Sekitar l7,25yo penduduk Kabupaten Tapin tinggal

di

Kecamatan Tapin Utara. Sebaliknya Kecamatan Piani

memiliki

junlah

penduduk terendah dengan persentase sebesar 3,l0%o

dari total

penduduk

di

Kabupaten Tapio.

(15)

Apabila

jumlah

penduduk dibandingkan

dengan

luas

areq

maka

kep*datan penduduk

6i

1(a[uepaten Tapin rata-rata 83,58

jiwa/r(m2.

Kepadatan

tertinggi

di

Kecamatan Tapin Utara mencapai

77\,78jiwa/Km2

rlan terendah

di

Kecamatan

Candi

taras

Utara

25,19

jiwalKrn2 (diolah

dari daa

BPS,

2010).

Jumlah persebaran penduduk yang

tidak

merata dan

bojejal

di

suatu wilal,ah

akan berimplikasi terhadap berbagai damFak kependudtrkan misalnya timbuln5a

masalah

tingtaugan

seperti tata pemrkiman

yang

larmub, sampalL maupun

kerawanan (erwironmental s tres s).

f,'ertilitas

Jika melihat komposisi Penduduk

di

Kabupaten Tapin menurut kelompok

umur masih dominan penduduk usia muda (0-14

tahun)

mencapai 27,67 o/o darr

total

penduduk Kabupaten

Tapin

sebanyak

181.778

jiwa

Penduduk

pada

kelompok

umur

ini

belum

produktif

sehingga dalam

istilah

demografi disebut

sebagai bebarr rrnggungan dari penghiurngan rasio angka ketergantungan. Hasil

SP

2010

menunjukkan angka

dependency

ratio

sebesar

48,89,

hal

ini

dimaksudkan

dari

lO0 orang usia

produktif(15-64

tahun) menanggung sebanyak

49 orang yang tergolong kedalarn penduduk

tidak

produktif

(0-14 tahun dan 65

tahun keatas)

(Lihat Grafik 3).

Semenfara

itu,

angka ketergantungan pada tahun

2015

di

Kabupaten Tapin turun menjadi sebesar

47A2.

Presentase wanita subru

nsia

1549

tahun

juga

cularp besar yakni sebesar 57,6lYo dari keseluruhan

jumhft

[image:15.612.106.548.562.903.2]

wanita hasil SP 2010.

Grafik 3

Piramida Penduduk Kabtrpaten Tapin Tahtrn 2010

95-m.9{

E5E @ z3D 7t74

65 69

$g

55 5t

t!

11 ft {!

4!

:0 2r r0 ir

(16)

Sumben BPS 2010

Angka

fuilitas

total

(TFR)

di

Kabupaten

Tapio

memrut hasil

SDKI

2012

sebesar

2,5

anak

per

w-anita Jika

dibandingkan hasil

SDKI 2007 yakni

TFR

sebesar 2,4 menunjukkan adanya penurunao. Sejalan dengan kesertaan ber

KB

yang

terlihat

dalam peningkatan angka pemakaian

alat

kontrasepsi (CPR)

signifikan dalam

5

(lima)

tahun terakhir.

Berdasarkan

hasil SDzu

2012,

Kabupaten

tapin

semua cara mencapai 68Y" atzrt mengalami peningkatan

jika

dibandingkan dengan CPR tahun 2007 sebesar 64% Seperti yang tercantum pada

graftk

4,

pemakaian kontrasepsi

jenis MKJP

([IJD,

Implant

dan

Sterilisasi)

sebanyak

30%

dan

keseluruhan pencapaian

CPR

Sisanya

sebanyah 38% menggunakan

metode

konfrasepsi

Non-MKJP

@il,

Suntih

Kondom)

yang

memiliki tingkat drop out tinggi.

Disamping

hal

tersebut pencapaian Angka

Unmet Needr

di

Kabupaten

Tapin

meningkat

dari

sebesar

7%

di

tahun 2007 menjadi sebesar 9 %opadatahun 2012.

Grafik4.

Tren

Penggunaan Kontrasepsi

untukWanita IGwin di

Kabupaten

Tapin,1991-2012

sDKr

1991

SDK|

1994

SDK|

1997

SDK|

2002{3

SDKI

2007

SDK| 2012

Sumber : SDKI 1991, 1994, 1997, 200243, 2072

ltJnmet

Need di&finisikzn *bagoi pr*ntose *'anila berfrus kmtin tidak mengingintcan anak lagi atan mau nemtndo kelahiran berilatnya, tapi sekarang tidak menggnaka mada kontrax.psi..(SDKI, 20An

(17)

Usia

Kawin

Pertama

Berdasarkan

data

SDKI,

terjadi

peninglotar

usia

kawin

pertarna dari

18,03 tatrun

(SDKI

2017) naik menjadi 18,41 tahun

(SDKI

2012) dan

naik

lagi

menjadi

18,90 tahun pada

2015.

Ka1au

dilihat

dari hasil

Riskesdas 2010,

Kabupaten Taprn mempunyai persentase usia

kawin

muda yang tertinggi kedua

diantara kabupaten lainnya

di

Kalimantan Selatan.

HaI

ini sqngat

berpengaruh

sebab

usia kawin muda

merupakan

determinant

yang

sangat b.-rpengaruh

terhadap fertilitas

di

suatu wilayah. (Weeks,2005).

Tabel

l.

Persentase Usia Kawin Pertama per Provinsi, 2010

NO

URU

T

Provinsi

USIA 1G14

rH

USIA

,5-19

IH

NO

URUT

Provinsi

USIA

1o-14

IH

US!A

15-19

TH

1 (alimantan Selatan ,9.0' Q6li4

t8

tampung 3,2

4rl

2 Jarra Earat 7'5

fi12

1!) D(l Jakarta 3,2 29,3

3 (alimantan Tirnrr 7.1 42,4

m

Maluku Utara 3,1 43,0

4 Kalimantan Teneah 7,0 52,1 21 Rlau 2,9 36,4 5 Banten 515 45,7 22 Keo. Banska Belitune 2,8 47.9

6 Jambi 6,3

4,6

?3 Keoulauan Rhu 2,6 29,9 7 Bengkulu 6,3 45.9 24 Gorontalo 2,6 39,7 8 lawa T'nnur 6,1 t14.5

E

Paoua Earat 2,5 26,5

9 Sumtera Selatan 4,8 43.7 2S Maluku 2,4 ?3,3

10 lndonesia 4,8 4L,9

n

Aceh 2,3 36,9

11 Papua 4,6 35,0

a

Nusa Tenssara Barat 2,3 41,6

12 Jam Tensah 4,4 43,6

D

Sumatera Barat

2'l

U,L

13 SulawesiSelatan 4'3 38,0 30 Dl Yogvakarta 1,6 29,6

u

Sulawesi Earat 4,? 36,0 31 Sumatera Utara L,4 28,s

15 SuhurcsiTeneah 4,1 46,3 32 Nusa Teneeara Timur 0,9

Br5

Sumber : Riskesdas 2010

[image:17.612.136.548.321.626.2]
(18)

Umumnya

faktor

ekonomi dan sosial budaya sebagai detenninan

faktor

pasangan menikah diusia

dini,

namutr berdasarkan

penilitian di

Kabupaten

Hulu

Sungai Utara" Kabupaten

Hulu

Sungai Selatan dan Kabupaten

Tapiq

provinsi

Kalimantan Selatan,

lebih

banyak ditentukan

oleh

faltor

keinginan orang tua,

baru kemudian

faktor ekonomi

sebagai pendorong selanjutnya

bagi

pasangan

untuk menikah

di

usia

dini.

(Suryrni dkk, 2012)

Mortalitas

Salah satu komponen

ya[g

laju

perturnbuhan penduduk selain

fertilitas

dan migrasi adalah

jurdah

kematian (mortalitas).

Di

Kabupaten

Tapin

berdasarkan hasil

SDKI

2012

an$a

kematian

bayi

(MR)

sangat tinggr

yaitu sebanyak 44 kematian

per

1000 kelahiran jumtah tersebut rnasih linggi

jika

dibandingkan angka

IMR

nasional sebanyak

39

kematian

per

1000 kelahiran

hidup. Jumlah

ini

perlu

mendapat perhatian dari pemerintah, sebab berdasarkan

analisa

dari

John

R

Weeks (2005) mengindikasikan ada kecenderungan pada suatu wilayuh

y*,9

mempunyai

ti"gkat

kematian yang tinggr terutama kematian

bayi,

maka penduduk

di

wilayah

tersebut

tidak

terlalu

memperhatikan

jumlah

k€lahiran sehingga berdampak te{hadap kurang

efektifrya

pengendalian kuantitas

pendudnk disuatu wilayah.

Migrast

Migrasi

merupakan respon penduduk terhadap kepadatan dan distribusi

pen&rduk yang

tidak.merata

di

suatu

wilayah. Migrasi

timbul

karena adanya

faktor pendorong dari daerah"asal dan faktor penarik di daerah

tujuannya(LDFE-UI).

IGbupaten

tapin

sebagai salah sahr daerah perkeb'nan dan pertyambangdo

juga menjadi salah satu daerah yang menjadi tujuan para migran dari tuar daerah

Kalimantan

Selatan

yang

dilalcukan secara

spontan

atza

diluar

progrnm

pemerintahi.

Migrasi

ini

akan

mempengaruhi

dinamika

kependudukan seperti

jumlah,

komposisi dan pertumbuhan penduduk suatu wilayah tujuan. Demikian

halnya

dengan

jumlah

penduduk

Kabupaten

Tapin Flasil SP

2010

jwnlah

penduduknya 181.778

jiwa

ada penambahan sekitar ...orang dari tahun 2000.
(19)

Sebanyak 6$0/o tahrm 2010

ini

adalah

migan

risen yaog masuk

ke

Kabupaten

Tapb

angka tersebut mengalami peningkatan

bila

dibandingkan dengan tatrun

2{x[

yang banya l,o1yo- Meningkatnya migran risen yang masuk ke Kabupaten

Tapin antara lain kar€na investasi

di

sektor

an dan perkebtrnan

sawit

1.aqg

mamk sekitar

5

(lima) tahunan

ini. Hal

ini

akan

berdampak

pada kesempatan kerja baik bagi migran risen maupun non-migran.
(20)

BAB

II

V[SI,I\{ISI

DAN

ARAII

KEBIJAKAN

2.1Visi

Visi

dari

Grand

Desrgn Pengendaliaa

Kuantitas

Penduduk Kabupaten

Tapin adalah :

"

Terwujudnya keserasian, keselarasarL dan keseimbangan antara

jrrmlab strultur,

dan persebaran penduduk dengan linglornganhidup baik berupa

daya

dukung alarn

maupun daya

tampung lingkungas,

serta dengan kondisi

perkembangan sosial dan budaya masyarakat pada tahtrn 2035".

2.2

Misi

Sedangkan

Misi

Crrand

Design

Pengendalian

Kuantitas

Penduduk Kabupaten Tapin adalah sebagai berikut :

l-

Mewujudkan komitrnen para pemangku kepentingan dan penentu kebijakan Qtrime stakeholders) dalarn upaya perrgendalian kuantitas penduduk

bagi

pembangunan berkelanj utan;

2.

Mensinergikan

perafuran

perundang-undangan

danlatat

regulasi yary

upaya pengendalian kuantitas penduduk.

23 Arah Kebijakan

Kebijakan

Grand Desigu Pengendalian Kuantitas Penduduk Kabupaten

Tapin diarahkan kepada :

1.

Penyempurnaan

peTturan

undangan

dan/atau regulasi

yang

upaya pengendalian kuantitas penduduk

2.

Peningkatan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia yang bergerak

dalam bidang kependudukan

(21)

Pengendalian kuantitas penduduk melalui pe,ngendatian

fertilitas,

penurunan

mortalitas,

dan

pengarahan

nrobilitas pendudtrk

tingkat

Kabupaten

dan

tingkat Kecamatan selaras dengan

daya

dulxmg

dan

daya

tampung

linglungan-Pengembaogan pusat data penduduk Kabupaten Tapin.

2.4 Tujuen

Pengendalian

Kuantitas Penduduk

Tujuan Grand

Desrg

Pengendalian

Kuantitas

Penduduk

irri

adalah

sebagai

berikut:

l.

Memberikan arahan kebijakan

bagi

pelaksanaan

pengendalian

kuantitas penduduk di Kabupaten Tapin tahun 2010-2035;

2.

Sebagai pedoman

sec:ra

sistematis

bagi

pemerintah daerah

melalui

lintas

sektor

terkait

dalam

p€rencanaan

pembangunan

yang

berwawasan

kependudukan;

3.

Mewujudkan

pembangunan kependudukan

metralui

pengendalian junntah

penduduk

yang optimal

berkaitan

dengan-junlah,

struktur/komposisi,

perfumbuhan, serta persebaran penduduk

4.

Tertibnya administasi kependudukan secara lengkap dan berkesinambungan.

2.5

Ukuran Keberhasilan

Keberhasilan Grand Design Pengendalian Kuantitas Penduduk

ini

akan

dilihat dari

pararneter

kependudukan

sepefri

CPR (Angka

Kelangsungan

Kontrasepsi),

TFR

(Angka Fertilitas Total),

NRR (Angka

Reproduksi Neto), CBR (Angka Kelahiran Kasar), LPP

(Laju

Pertumbuhan Penduduk), serta

jumlatr

penduduk. Termasuk didalarnnya adalah sasaftrn-sasaran mortalitas seperti

IMR

(Angka

Kematian

Bayi), CDR

(Angka Kernatian Kasar), dan

Life

Expectancy

(Umur Harapan Hidup).

GDPK IAPIN 2010.2035

J.

4.

(22)

2.6 Strategi

Pelalsanaan

Penyusunan

Grand

Desain

Prngendalian

Kuantitas

Penduduk

memerlukan straftegi dalam pelalsanaannya, yang menca]up:

1.

MenggalaHsan

upaya pny€mpumaan, sosialisasi

dan

implementasi regulasi upaya pengendalian kuantitas penduduk

2.

Menertibkanadministrasikependudukan.

3-

Penguafan

kebijakan

,lan

prograno?rogram pembangunan berwawasan kependudukan Kabupaten Tapin.

4.

Meningkatkan

dan

meqialin

kemitaan yang

kuat

dengan

berbagai lembaga-lembaga

di

bidang kependudukan,

seperti

;

Perguruan

T*ggi

(Pusat Studi Kependudukan),

Koalisi

Kependudukan" Ikatan Peminat dan

Ahli

Demografi Indonesia

(IPADI),

dinas/badan

terkait

dan stalceholder

lainnya

serta media

masa-2.7

AJar

Pikir

Pengendalian

Kuantitas Penduduk

Pengerdalian kuantitas penduduk pada

umumnya

mencalanp

fertilitas,

mortalitas dan migrasi dengan

alurpikir

sebagai berikut :

Alur Pikir

Pengendalian Kuantitas Penduduk
(23)

BAB

Itr

POKOK-POKOK PENGENDALIAN KUANTITAS

PEI{DUDTJK

Pokok-pokok pengendalian kuantitas penduduk

di

Kabupaten Tapi,u sebagai

berikut:

1.

Penyempurnaan

peraturan

perundang-uudangan

dan/atau

regulasi

yang mendukung upaya pengendalian kuantitas penduduk.

N{asalahnya adalah

o

tidak sinkonnya

perahran Per Undang-Undaugan antar

lintas

sdctor

yang menangani masalah kependu&rkan

o

Komituen

Pemerintah Daerah

menialankan

Peratruan Per

Undang-undangan

2.

Peningkatan

kapasius

kelembagaan

dan

sumber daya manusia

yang

bergerak dalam bidang kependudukan

.

Disparitas kelembagaan di kabupaten

.

Pembinaan kelernbagaan dan masyarakat

3.

Pengendalian

kuantitas penduduk

melalui

pengendalian

fertilitas,

penurunan mortalitas, dan pengarahan mobilitas penduduk tingkat Kabupaten selaras dengan

daya dukung dan daya

t

mpung linglamgan.

3.1

Pengaturan

Fertilitas, antara

lain:

Bertujuan

untuk

newujudkan penduduk

tumbuh

seimbang

dan

berkualitas pada seturuh dimensi dengan prioritas pada:

l)

Usia ideal perkawinan tetap dipertahankan dengan usia

perkawinan laki-laki

25 tahun dan

perempuan2l

tahun

(BKKBN,

2009).

2)

Usia ideal melahirkan, disarankan setelatr 2-3 tahundari usia kawin.
(24)

3)

Jarak ideal melahirkan, antara

34

tahtrn.

4)

Jumlah ideal anak adalah

2

anakcukup.

5)

Peningfuatan

akses

dan

kualitas

pelayanau

dan jaminan

ketersediaan kontasepsi bagi penduduk miskin, tertinggal dan perbatasan.

Kebliakan

KB

dilaksanakan

untuk

membantu

pasaqan

suami

istri

dalam

mengambil keputusan dan mewujudkaa hak-hak reproduksi, yaitu:

1.

Mengaturkehamilan yang diinginkan

2.

Menunrnkan

AKB

dan

AKI

3.

Meningka&an aksesdankualitas

4-

Meningkatkan kesertaan pria

5.

Promosi

ASI

3.2

Penurunan Angka Kematian

Bertujuan

untuk

meu.ujudkan penduduk

tumbuh

seimbang

dan

berkualitas pada selunrh dimensi, dengan prioritas dan

fokrs

pada:

l.

Penurunan angka kematian ibu

hamil-2.

Penurunan angka kematian ibu melahirkan (berapa ke berapa?)

3.

Penunuran angka kematian pascamelahirkan

4.

Penurunan angka kematian bayi dan anak

5.

Kesamaan hak reproduksi

pasuti

(pasang,an suarni

istri)

6.

Keseimbangan akses dan kualitas

KIE

dan pelayanan

7.

Pencegahan dan pengurangan resiko kesakitau dan kematian

8.

Partisipasi aktif keluarga dan masyarakat

33

Pengarahan

Mobilitas

Pengarahan

mobilitas yang

dimaksudkan dalam

grand design ini

adalah

migrasi

(yait"

perpindahan

bertujuan

untuk

rnevnrjudkan pesebaran

pendudul' yang optimal yang didasarkan pada keseimbangan penduduk dan daya

(25)

dukmg

alam dan

daya

rmFung

lingkungan

sesuai dengan undang-undang

Nomor 52 tahun 2009 pasal 33 ayat

l,

yaitu :

a-

Dilah*atr

dengan

menggunakan

data dan

informasi serta

persebaran

penduduk dengan m-mperhatikan Rencana Tata Ruang

Wilayah-b.

Pengembangan

sistem

informasi

kesempatan

kerja yang

memungkinkan

untuk

melalorkan

mobilitas

ke

daerah

tujuen

sesuai

kemampuan yang

dimilikinya.

Mobilitas

Ke

Daerah Penyangga dan Ke Pusat

Pertumbuhan Ekonomi

Baru

Dengan adanya

migrasi

akan

terjadi pola

distibusi

bam

sumber daya

ekonomi yang

lebih

efisien. Hu[rrngan

antara

migrasi

dan

pembangunan

ekonomi

adalah

positif. Migrasi

dibutuhkan sebagai instrumen

yang

moderat

dengan

risiko

sosial-politik yang

kocil untuk

mengoreksi kesenjangan antar

daerah.

Mgrasi

merupakan

bentuk

respon atas ketimpengan

stnrktural

dalam

fislrrngan pusat?inggiran

(center-periphery),

dan

arahnya cendenrng

ke

kota-kota besar dengan ekonomi kapitalis yang

lorat

Migrasi dipandang sebagai salah

satu benhrk eksploitasi periphery (daerah

pinggran)

oleh center (daerah pusat).

Kebijalran

pengendalian

migrasi

tidak

akan

efektif

jika

tidak

di

dasari

oleh perubahan struktural yang mendasar.

Penataan Persebaran Penduduk

Melalui

Kerjasama

Antar

Daerah

Perkembangan.

kualitas

penduduk

yang

berlangsung

tenrs

berakibat

terhadap meningkatnya

kepadatan

penduduk

di

suatu

kabupateni

ataupun suatukecamatan. Pada tahun 2015, kepadatan penduduk Kabupaten Tapin telah

meningkat menjadi

83,58

jiwa

per

Km2.

Pada

tahun 2005 angka

kepadatan

penduduk Kabupaten

Tapin baru

mencapai

78

jiwa

per

Km2.

Kepadatan

penduduk bervariasi

antar

kecarnatan

dan

secara persebaran

antar

kecamatan

menunj ukkan ketimpangan yang besar.

(26)

Namun

demikian,

juga

terdapat kecamatan

yaog

pendudularya sudah

cukup

ttnggt. Kepadatan pendudnk

tertinggi di Kecamatan Tapin

Utara

dan Kecamatan Binuang yang masing-masing kepadatannya 770,78

jiwa

per

Kmz den

226,ffijiwa

per

Km2,

sedangkan

pendudnk terendah terdapat

di

(6p41aten

Piani sebesar 29,0:5

jiwaper

Km2.

Mobilitas

penduduk

merupakan

salah satu faktor yang

mendorong perubahan

kondisi sosial ekonomi suatu

wilayah

dan apabila

tidak

terkendali

akan

menyebabkan ?enurunan

daya dukung

dan

daya tampung linggrngan

termasuk

juga

akan

mendorong

ketidakseimbangan sosial, ekonomi, agama dan

ehisitas

suatu

wilayah-Jumlah penduduk yang besar, disparitas perkembangan

wilayah

menjadi

faktor

bagi

penduduk

untuk

semakin

mobile.

Semakin

banyak penduduk yang berdiam di perkotaan dia.ggap semakio baik keadaannyaHal

ini

disebabkan karena daerah perkotaan diasumsikan dalam segala aspek kehi<lupan

lebih baik daripada

daerah perdesaan.

Hal

yang

hanrs

diperhatikan

sekaitan dengan migrasi desa-kota adalah adanya konsentrasi penduduk yang

tinggi

atau berlebihan

di suatu

wilayah

sehingga menimbulkan apa

yang

disebut dengan

o gl o me r as

i

atzu pr im aclt

-3.4 Penguatan Kelembagaan Masyaralcat

Sebagai aspek

non

KB,

upaya

ini

dilakukan dalam'rangka mendukung keberhasilan pengendalian penduduk

di Kabupaten TapirU karena secara teknis

permasalahan pengendalian penduduk

di

Kabupaten Tapin juga dipengaruhi oleh sosial, budaya dan ekonomi. Pada aspek sosial budaya

ini sangat rentan

terjadi

kesulitan dalam

pengendalian penduduk.

Faktor-faktor

strategis

pada

upaya penguatan kelembagaen masyarakat antara

lain

:

l.

Penguatan

pada

sisi

tokoh

agama;

ada

paradok antara

pemahaman

kegartaan dengan

pemahaman

reproduksi

terhadap

pemikahan dini,

melahirka,n

dini

dan kepercayaanterhadap masadepan yang lebih balk.
(27)

2.

Penguatan

pada

sisi

tokoh

;

ada

penuunar

kepedulian

terhadap

anggota

masyarakat

yang brdampak pada

apatisme antar

sesama masl,arakat.

Sasaran Yang

Ingrn Dicapai

Sasaran yang

ingin

dicapai mencaklry beberapa variabel demografi, yaitu

Jumlah

pendudulq

Laju

Pertumbuhan Peoduduk,

TFR

(total

Fertility

Rate),

NRR

(Net

Reproduction Rate),

CBR

(Crude

Birth

Rate), CPR (Conhaaeptive

Prevalance Rate),

CDR

(Cnrde Death Rate),

IMR

(Infant

Mortality

Rate) dan

Life

Expectancy.

Berikut

ini

adalah konsep

dan

definisi

dari

beberapa

parameter

kependudukan tersebut diatas, antara lain :

l.

LPP

(I-aju

Fernrmbuhan penduduk) adalah

jumlah

pertambahan penduduk pada daerah tertentu dan dalam periode tertentu.

2.

TFR

(Iotal

Rertility

Rate) adalah

aryle

kelahiran

total

yaitu rata-rata anak

yang akan

dimiliki

oleh

seorang percmpuan

sampai

pada

akhir

masa

reproduksinyadengan ketentuan perempuan tersebut

mengituti

pola

fertilitas

pada saat TFR dihitung.

3.

NRR (Net

Reproduction Rate) atau angka

rata-ratajrmlrl,

bayi

perempuan

dari

suatu kohor- Hipotesis

dari

lO00 peremprran dengan memperhitungkan

kemrmgkinan meninggalnya

perempuan?erempuan

sebelum

mengakhiri

masa Feproduksinya

dan

dengan asumsi

bayi

perempuan

meqgikuti

pola

fertilitas dan pola mortalitas

ibunya

4.

CBR

(Crude

Birttr

Rate) atau angka kelahiran kasar adalah

banyaknya kelahiran hidup pada suatu periode (tah.rn)

per

1000 penduduk pada periode

yang sama.

(28)

CPR

(Contraceptive

Prevalence

Rate)

adalah

propnorsi perempuan usia

reproduksi

yang

rrenggunakan

(atau

mita

yang

menggunakao) metode

konsasepsi pada

titik

tertentu dalam waklu tertentu.

IMR (Infant

Mortal.ity

Rate) atau angka kematian

bayi

adalah banyaknya

kematian

bayi

(anak usia

kurang satu

tahun)

pada suatu

periode

(tahun)

terteutuper 1000 ketahiran hidop periode/tahun yaqg sama

7.

CDR

(Cnrde Death

RatQ

afau

angka

kematian kasar

adatah banyaknS,a

kematian

pada

suatu periode

{tahun) teitentu

per

1000

penduduk

tengah

periode/tahun yang samrl

8.

Lif€

Expectancy adalah

usia

harapan

hidup

seseorang

yang

dihitung

berdasarkan statistik

probabilitas.{*mbaga

Demografi,

FE-UI,

20 1,0)

3.6

Dasar Perencanan

Kuantitas Penduduk

Asumsi dasar yang dipergunakan dalam rnenyusun rerrcana pengendali,an

kuantitas penduduk

diambil dari hasil

Sensus Penduduk

{ahun

2010

<iengan

sasamn yang hendak dicapai sampai dengan

tahun 2035.

Ddam

menetapkan

s:lsafan yang

ingin

dicapai diguoakan 3 (tiga) skenario, y-akni skenario tinggi

di

mana TFR dianggap konsfian (tetap) sebesar 2,4 anakper wanita pada tahun 2015

danskenario rendah di mana TFR dianggap konstan sebesar 2,2

anak-Hasil

proyeksi

skenario rendah 2015-2035 dapat

dilihat

pada Tabel2,

hasil proyeksi skenario

tinggi

2015-2035 dapat

dilihat

pada Tabel 3 dan proyeksi

skenario sedang 2010-2035 dapat dilihat padatabel4.

GDPKTAPIN2UGN35

6.

(29)

Tabel 2 .Taryet Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk skenario Rendah

Tahnn 2015-2025

Gambamn mengenai proyeksi penduduk Kabupaten Tapin menggunakan

skenario rendah dapat

dilihat melalui

piramida penduduk

di

bawah

ini

:

Piromido Penduduk Dengan S,lcenorio TFR Rendah KON1DISI2OTO

TARGET(Jiwa)

2015 2020 2025 2030 2035

(l)

Q) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Total Jumlah Penduduk (L+P)

3.6X.6r6 3-8El-310 4.099-863 4.298214 4.483.668 4.656623

2.

Jumlah

Penduduk

I-aki:t aki

1.836.210 r.966.813 2-077.9il 2.177.7rO 2.270.231 2.355.444

3.

Jumlah

Peaduduk

Perempurn

1.790.406 r.9t4.497 2.021.899 2.120.5M 2.213.437 2.300.579

4- l,aju

Psltumlrrhan Penduduk(LPP)

1,99 vo l,50yo 1,33 yo l,16yo 0,96yo o,8l yo

Sumber : Proyelsi ini menggunakan aplikasi spectrum

Tahun20l0

&

,5-D

t5-5t +-q lgt ,!!,

sv

aa:r l-(lt

Tahun 2035

7r-D

654

.B $v

,r.)9

sx :st

2G2r

lllt rqlr 0!4

[image:29.612.115.574.152.409.2]
(30)

Dari

gambar

piramida penduduk menggunakan

skenario

rendah

dip'roleh

gambaran,

jika

angka

fertilitas turun

secara drastis, angka kelahiran dapat ditekan yang

terlihat dari

bentuk dasar pirarnida Tahun 2035 yang

tidak

melebar dibandingkan dengan

piramida tahun 2010. Namun

yang

perlu

diperhatikan yakni angka lansia akan terus membesar sehingga

padatahn2l35

pemerintah akan menghadapi tantangan nrengenai bagaimana menanggulalgi

[image:30.612.109.572.334.549.2]

permasalahan tentang penduduk di usia

lanjut

Tabel3- Target Jumfah dan Pertumbuhan Penduduk Skenario Tinggr

Tahun 2015-2035

Sumber : Proyeksi menggunakan aplikasi specfurn

Dari

hasil proyeksi

penduduk rnenggunakan

skenario tinggr

diperoleh

gambaran piramida seperti dibawah

ini

:

Piramida Penduduk Dengan el<enario

TFRTinggi

Tahun 2035 80+ 75.?' 7Ei{ 6:-49 ffi 5SJ9 :$5{ ril9 l!-J9 ;0'! :!.:9

_ tc:l M9

G ,o-,.

0i.ce Gq & 75-79 D?. 654 i:-19 5Li5 l:.t, Ytia ti-3 $:i lGla 4-U

KONDISI2OlO TARGET (Jiwa)

2015 20?o 2025 2030 2035

(r)

(2) (3) (4) (s) (6) (7)

l.

Total Jumlah Penduduk

(L+P)

3.626.616 3.909.t20 4.180.283 4.440-@6 4.700.202 4.967.2s0

2.

Jumlah

Penduduk

Laki:I-aki

1.836.210 1.981.206 2.119.559 2.25r.349 2.382.18'1 2.5t5.398

3.

Jumlah

Penduduk Perempuan

L790.q6 1.927.913 2.060.724 2.189.297 2.318:Ol5 2.450.852

4. Laju

Pertumbuhan

Penduduk(LPP)

1,99 yo 1,89 o/o l,'15 0.6 1,65 yo 't,43 yo l,36yo

Tahun 2010

(31)

Dari bentuk piramida tersebut terlihat bahwa

jika

fertilitas tetap

ftoustan)

tidak dilakukan intervensi melalui program

penoerintah daerah

maka

bentuk

piramida

penduduk Kabupaten

Tapin

pada

tahun

2035 akan

menjadi

dasar

piramida

melebar, bentuk tengah

piramida menjadi gemuk dan puda

puncak

piramida

juga

akan membesar

jka

dibandingkan dengan bentuk piramida tatrun 2010.

Hal

tersebut akan mendeskripsikan bahwa pada tahun

2035

Kabupaten

Tapin alan

mengalami

Triple

Burden,

yalmi

angka

kdahiran

tinggr, juntlah

penduduk usia

pmduktif tinggi,

serta tingginya

jumtah lansia Kondisi

tersebut

mengindikasikan

bahwa pemerinuh harus

menyediakan

program

persalinan,

jurnlah lapaog-r

pekerjaan serta program pemberdayaan golongan tansia

dal36

jumtah yang banyak dengan alokasi dana yaug banyak pula dari pemerintah.

Tabel 4. Target Jurnlalt dan Pertumbuhan Penduduk Skenario Sedang

Tahun

ml5-2035

KONDISI2OlO TARGET(Jiwa)

2015 2020 2025 2030 2035

(r)

(z) (3) (4) (s) (6) (7)

l.

Total Jumlah Penduduk

(L+P)

3.626.616 3.893.481 4.140.595 4.361.E56 4.557-700 4.725.341

2.

Junlah

Penduduk

laki=Laki

1.836.210

Ln3.B9

2.099.1I I 2-2t0.415 2.307.363 2.389.021

3.

Jumlah

Penduduk Perempuan

r.790.406 1.920.292 2.O41.4U 2.151.440 2.250.337 2.336.320

4.

Luju

Pertumbuhan

Penduduk(LPP)

r,99 yo 1,85 y" l,70Yo l,60Yo l,5o o/o t,39 vo

Sumber : Proyeksi menggunakan aplikasi spectrum

[image:31.612.113.574.434.632.2]
(32)

Tahun 2010 Tahun 2015

Piramida Penduduk Dengan Slcenario Sedong

Talun

2025 Tahun2030 Tahun 2035

Dari garnbar piramida diatas dapat terlihat bahwa penduduk dalam jangka

panjang.

Kondisi

kependudukan yang sebaiknya dicapai

oleh

Kabupaten Tapin

yaitu

pada

skenario

sedang'dimana tercapainya pendtrduk stabil dalam jur.rlah

GDPKTAPN2f,[U?03' 23

Tahun 2020

i+9

{0{.r

lrl9

llli ii,

l!19

tLll

0)4 64i

(33)

yang

tidak terlalu

besar.

Dari

kondisi

ini

diharapkan bahwa

jumlah kelahiran

seimbang dengan jurnlah kematiaa sehingga penduduk menjadi

stasioner-HaI

ini

juga

mengindikasilian kenapa sebaiknya Kabupaten Tapin

tidak

skenario rendah, sebab

jika

TFR

dan

NRR

terus menunrn sampai

dibawah 0,90 pada tahun 2035, makapada jangka panjang, penduduk Kabupaten

Tapin mengalami fenomena p€,nunman seperti Negara-negara

m4iu

yang

TFR

nya telah

di bawah

1, 5 anak per wanita dan bahkan ada yang dibawah

l

(satu)

anak

per

wanita

Penduduk

yang

tenrs

menuflrn akibat

fertilitas

yang

sangat

rendah akan mengakibatkan proporsi penduduk

lanjut

usia (lansia) berkembang

sangat besar disamping itu

juga

diharaplcan penduduk

di

Kabupaten Tapin yang

tidak

ingin

mempunyai aoak

tidak

tedadi sehingga akan menyebabkan rnasalah

lain

yang

tidak

kalah

peliknya- Disamping

itu

jugu

dengan

menggunakan

skenario sedang maka konsep penduduk

tumbtrh

seimbang dapat diterapkan

olehKabupaten Tapin.'

2.

Fertilitas

Hasil proyeksi

fertilitas

tatrun 2015-2035 dengan menggunakan skenario

sedangdapatdilihatpadaTabel

5.

,

Tabel5. Target Fertilitas Tahun 2015-2035

KONDISI2OlO TARGET

2015 2020 zo2s 2030 203s

(l)

(2) (3) (4) (s) (6) (7)

1. TFR 214 2,20 2,12 2,04 1,98 1,93

2.

NRR

1,02 1,00 0,98 0,95 0,92 0,90

3. CBR 20,4 18,3 16,8 15,5 14,5 13,5

4. CPR

&,60

yo 66,36yo 67,54yo 68,7lyo 69,57yo 70,26yo

Sumber : Proyeksi rnenggunakan aplikasi spektrum

(34)

3. Mortalitas

[image:34.612.107.546.211.382.2]

Hasil

proyeksi mortalitas

tahun

2A1r5-2O35 menggnuakan skenario sedang dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Target Mortalitas Tahun 2015-2035

KONDISI2OTO TARGET

2015 2020 2025 2030 203s

(l)

(2)

(3)

(4)

(s)

(6)

(7)

1.

CDR

5,3

5,0

5,2

6rO

6A

6,9

2.

IMR

33,9

29,4

26$

2sp

24,7

24,5

69,4

70,2

70,8

7L,2

72,0

734

Sumber : hoyeksi menggunakan aplikasi pektrum

(35)

BAB

IV

ROAD

I\{AP

4.1

Road Map Pengendalian

Kuantitas Penduduk

Sdaras dengan

agenda

daerah Kabupaten

Tapin

yang

dirumuskan

berdasarkan

visi

dan misi

pembangunan

melalui

Agenda

Mewujudkan

Masyarakat

Tapin mandiri

dan sejahtera

yang Agamis. Maka

Road Map tahun 2Ol0-2O35

diletalkandalarn

5

(lima)

peride

kegiatan sebagai

berikut:

1.

Periode

Lima

tahun

pertama

yainr tahun 2010-2015, melakukan

kegiatan

yang

membangun

kemampuan

para

pelaksana

dan

pemerhati

masalah kependudukan

serta

membangun

kemitraan

d"rgan

stakeholder melalui

capacity building.

2.

Periode

lima

tatrrun kedua yaitu,tahun 2OI5-2A2O. pengembangan pusat data

kependudukandi Kabupaten yang lengkap dan l$edibel.

3.

Periode lima tahun ketiga yaitu tahun 2O2O-m25, action plarg mengkaji ulang proyeksi penduduk

jika

ada perubahan yang sarrgat

signifikan

pada variabel demografi terutama variabel mobilitas penduduk serta rnobilitas penduduk.

4.

Periode

lima

tahun keempat yaitu tahun

2025-m30,

pada periode

ini

jWa

dilalarkan

kajian

mendalam atas dampak kuantitas

dan kualitas

penduduk terhadap ekonomi, sosial, budaya"

politik

dan keamanan.

5.

Tahun 2030-2035,

merupakan

tahun evaluasi

s€cara

holistic

tentang keberhasilan pelaksanaan kegiatan selama peri ode 20lO-2029.
(36)

BAB

V

PENUTUP

Grand Desrgu

ini

hendaknya

mer{adi

acuatr

bagi

kernenterian dan lembag4 serta pemerintah daerah Kabupaten Tapio

dalam

per€ncanean pembangunan 1,ang

berwawasan kependudukan-

Dengan

de,mikian,

apa yang

tertuang

dalam

Grand

Desig

PengendalianKuantitas Penduduk

ini

mempunyai

kete*aitan

yang

erat

dan

menjadi salah

satu

,,e*"

untuk

bidaqg

dalam penlnrnan

RencanaPembaryuuan Jangka Menengah Daeratr

(RPJI\D)

yang dirumuskan setiap 5

(lima) tahrm sesuai tahapan rencana pembangunan.

Grand design

ini

sif,atnya haaya memberikan arah kebijakan kependudukan,

oleh kalenanya program-program

yarg

akan dibuat al<an

be*embang

sesuai dengan

kondisi

instansi

terkait

masing-masing. P,rogramarogram

yang

di.tampilkan

disini

hanya memberikan panduan secara garis besar.

(37)

DAFTARPUSTAKA

Badan Kependuidukan dan Keluarga Berencana Nasional

(BKKBN),

2010, Rencaru

Strotegis Pembangunan Kependudukandon

KB

Tahun 2Arc-2014 (Renstra),

Jakarta,

BKKBN

Badan Perencaoaan PembangunanNasional@appenas), Badan Pusat Statistik (BPS),

Proyeksi Penduduk Indonesia

(rdonesia

Population Projection) Tahun

2000-n

2 5, Ial<arta Bappenas,- BPS.

Badan

Pusat

Statistik (BPS),

Badan Koordinasi

Keluarga

Bereucana Nasional

(BKKBN),

Kementerian Kesehatan

2008, Survei

Demogrofi

dan

Kes ehatqr Indones ia 2 0 0 7, Macro Internasional, Maryl.and.

Badan Pusat

Staistik

(BPS)

2011,

Data

Penduduk Indonesia

Berdmarknn

Sensus

Penduduk

2010,

diakses

melalui intemet pada tanggal

06

Juni

2072,ht

o

: //sp 2 0 I 0. bps. go. i

d

Departemen Kesehatan

Rt;

Badan

Penelitiandan

Pengembangan Kesehatan, 2011,

lnporanNosiorul

Riset l{csehatan

Mu

(NSKESDAS) Tahun 2010, Jakarta [,embaga Demogra{i

FE-UI,

201O, Dasar-Dasar Demografi, Jakart4 BPFE-UI

Pemerintah Kabupaten

Tapin

2Ol3;

Rencana Pembangunan

Jangka

A{enenga}r

Da€rah (RPJMD) Kabupaten Tapin 2013 -2018, Rantau

RadialL

Eka,

De\^,i Yanti,

Nuri.,

2{/ll,

Migrasi

Risen Masuk dan Kesempatan

Kerja

di

Selaor

Informal

dan Formal

di

Provinsi Kalimantan Selatan, Bar{armasifl"

PuslitIrNLAM

Suryani.,

Aufq

Naimatul., Muttaqin,

Hidayatullah.,

dkk,

2012, Pendewasaan Usia

Perfuwirun

Studi Kasus Kabupaten Hulu Sungai Utara, Provinsi Kalimanton

S el atan, Banj armasin, Puslit

UMAM

Weeks, John R., Population : an Introduction ta Concepts

and

Issues,

Ninth

Edition,

{lal.Zl7,

Wodswortb/Thomson [,earning, Belrnont,

USA

Gambar

Grafik 1Jumlah Penduduk Kabupaten TapinTahun 2015
Grafik 2Laju Pertumbuhan Penducluk Kabupaten Tapin, 2010
Grafik 3Piramida Penduduk Kabtrpaten Tapin Tahtrn 2010
Tabel l. Persentase Usia Kawin Pertama per Provinsi, 2010
+5

Referensi

Dokumen terkait

3 (Iiga) hari ォ・セ。@ dari langgal 17 Februari 2015 sampai dangan 20 Februari 2015, yang dilujukan kepada Unit. Layanan Pengadaan

[r]

Chikungunya, merupakan penyakit yang mirip dengan demam dengue yang disebabkan oleh virus chikungunya dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes africanus?. Campak,

SARS atau sindrom pernapasan akut berat adalah sindrom akibat infeksi virus pada paru yang bersifat mendadak dan menunjukan gejala gangguan pernapasan pada

Demikian pengumuman ini, untuk diketahui oleh seluruh Peserta Pelelangan Umum.. Kepa!a Unit Layanan

Sistem Learning Management System (LMS) yang sudah dikembangkan ini dapat membantu dalam melakukan pengoreksian ujian essay. Sistem Learning Management System yang

Bab ini berisi dasar-dasar teori yang terkait kajian dan analisa dalam penelitian, yakni teori baterai secara umum, baterai Ion Lithium, baterai Lithium

[r]