• Tidak ada hasil yang ditemukan

45410 MAKALAH FITOKIMIA jadi jadii

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "45410 MAKALAH FITOKIMIA jadi jadii"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH FITOKIMIA

INFUSA /DEKOKTA

Dosen Pengampu Mata Kuliah : Rahayu Utami, M.Sc.,Apt

DISUSUN OLEH : KELOMPOK V

Relita Anggraini (150000) Roza Harmika Sari (1500031) Sintia Nanda Meilani (1500033) Sri Eka Ravitha (150000) Tengku Yuni Atika.S (15000)

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini kami buat dalam rangka pemenuhan tugas mata kuliah Fitokimia. Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi. Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, Untuk penyempurnaan makalah ini, kami mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.

Pekanbaru, September 2017

(3)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Rumusan Masalah...2

1.3 Tujuan Penulisan...2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Definisi Infusa dan dekokta...3

2.2 Prinsip kerja infusa/dekokta ...4

2.3 Prosedur kerja infusa/dekokta...5

2.4 Keuntungan dan kerugian metode infundasi...6

2.5 Hal-hal yang harus diperhatikan dalam infusa/dekokta...7

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan...11

3.2 Kritik dan Saran...12 DAFTAR PUSTAKA

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang memiliki kekayaan alam yang berlimpah. Kurang lebih terdapat 40.000 – 50.000 spesies tanaman ada di Indonesia. Berbagai tanaman tersebut sebagian telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional oleh masyarakat.

Ekstraksi adalah proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik. Salah satu metode ekstraksi yang dapat digunakan untuk mengekstraksi adalah infusa/dekokta. Cara ekstraksi sangat beragam, disesuaikan dengan sifat simplisia, kandungan kimia di dalamnya dan ketersediaan alat ekstraksi. Ekstraksi dilakukan dengan cara panas dan cara dingin yaitu infuse, dekok, rebusan, dan maserasi.infuse, dekok, dan rebusan merupakan sediaan galenika dan cara ekstraksi yang sering diaplikasikan di masyarakat.

(5)

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari infus/dekokta? 2. Bagaimana prinsip kerja infus/dekokta? 3. Bagaimana prosedur kerja infusa/dekokta?

4. Apa saja kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan metode infus/dekokta?

5. Apa saja hal-hal yang harus diperhatikan dalam infusa decocta?

1.3. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui dan memahami apa infus/dekokta.

2. Untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja dari infus/dekokta. 3. Untuk mengetahui dan memahami prosedur kerja infusa/dekokta.

4. Untuk mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan dari metode infusa/dekokta.

(6)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi infusa/dekokta

2.1.1. Defenisi infusa

Infus / rebusan obat ialah, sedian cair yang dibuat dengan mengextraksi simplisia nabati dengan air suhu 90° C selama 15 menit, yang mana extraksinya dilakukan secara infundasi. Penyarian adalah peristiwa memindahkan zat aktif yang semula di dalam sel ditarik oleh cairan penyari sehingga zat aktif larut dalam cairan penyari. Secara umum penyarian akan bertambah baik apabila permukaan simplisia yang bersentuhan semakin luas (Ansel, 1989).

Metode infundasi Merupakan metode penyarian dengan cara menyari simplisia dengan air pada suhu 90o selama 15 menit. Infudasi adalah proses

penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dan bahan-bahan nabati. Penyarian dengan cara ini menghasikan sari yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari yang diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (Ansel, 1989).

Umumnya infus selalu dibuat dari simplisia yang mempunyai jaringan lunak,yang mengandung minyak atsiri, dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama.

2.1.2. Defenisi dekokta

Dekokta istilah aslinya adalah dekoktum (bahasa Latin): adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati dengan pelarut air (pelarut berair/polar) pada suhu 90° C selama 30 menit, terhitung setelah panci bagian bawah mulai mendidih (Farmakope Indonesia, 1995).

(7)

keras, seperti misalnya kulit kayu(korteks), kayu (lignum), akar (radiks), batang, kulit buah (perikarpium), biji (semen).

2.2. Prinsip kerja pembuatan infusa/dekokta 2.2.1. Prinsip kerja pembuatan infusa

Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air dua kali bobot bahan, untuk bunga empat kali bobot bahan dan untuk karagum 10 kali bobot bahan.

Bahan baku ditambahkan dengan air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu 900 – 980 C. Umumnya untuk 100 bagian sari diperlukan 10 bagian

bahan.

2.2.2. Prinsip kerja pembuatan dekokta

Dekokta dibuat dari bahan-bahan alam yang direbus pada suhu 90o

98oC. perbedaannnya dengan infusa adalah dekokta penyariannya selama 30

menit sedangkan infusa hanya sekitar 15 menit dengan suhu yang sama. Decocta untuk simplisia keras, bahan yang tidak mengandung minyak atsiri dan tahan terhadap pemanasan.

Untuk melakukan proses infusa dan dekokta, maka kita harus mempersiapkan 1 unit panci yang terdiri dari 2 buah panci yang saling bisa ditumpuk Panci yang di atas digunakan untuk menaruh bahan yang akan di ekstraksi (tentu bersama pelarutnya, yaitu air, masing-masing dengan takaran tertentu), sementara panci sebelah bawah diisi air, maksudnya digunakan sebagai pemanas panci atas, sehingga panas yang diterima panci atas tidak langsung berhubungan dengan api. Teorinya, ketika panci bawah airnya mendidih (pada suhu 100oC), maka panas yang diterima oleh panci atas suhunya

hanya mencapai sekitar 90oC saja. Kondisi demikian ini diperlukan agar zat aktif

(8)

2.3. Prosedur kerja pembuatan infusa/dekokta

1. Simplisia yang berupa tanaman atau bagian tanaman dengan derajat halus tertentu ditimbang (misalnya 10 g), kemudian dimasukkan ke dalam panci atas diberi air “secukupnya”. Maksud dari “secukupnya” disini diperhitungkan terhadap kadar ekstrak yang hendak kita inginkan, jadi misalnya kita ingin membuat ekstrak berkadar zat aktif 10%, maka serbuk tanaman yang dibutuhkan adalah 10 g ditambah air 100 g (100 cc), sementara kalo kita menggunakan air sebanyak 200 cc dan serbuknya tetap 10 g, maka kadar ekstrak yang akan kita peroleh menjadi 5% saja, begitu seterusnya.

2. Setelah panci atas siap untuk diproses, maka masukkan panci beserta isinya segera ke dalam panci bawah yang telah berisi air. Setelah itu panci bawah dipanaskan di atas api langsung dan dibiarkan sampai mendidih (artinya suhu mencapai 100oC). Diharapkan maka suhu air di panci atas akan

mencapai 90oC.

3. Pemanasan dilakukan selama 30 menit terhitung mulai air di panci bawah mendidih (suhu panci atas mencapai 90°C), sambil sekali-sekali diaduk. 4. Setelah cukup 30 menit, maka panci atas diturunkan dan disaring selagi

masih panas melalui kain flannel. Apabila volume akhir yang didapat ternyata kurang dari 100 cc (air semula 100 cc) maka perlu ditambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infusa yang dikehendaki yaitu 100 cc.

5. Cara menambahkan air itu harus menurut aturan kuantitatif, yaitu hasil saringan tadi dipindah ke gelas ukur, kemudian kekurangan air yang diperlukan, ditambahkan sampai volume akhir mencapai batas skala 100 cc (jadi tidak boleh menambah air sesuai dengan kurangnya air, namun yang diukur adalah kekurangan air yang akan ditambahi).

(9)

direbus dibuat massa seperti bubur. Buah adas dan dan buah adas manis dipecah terlebih dahulu.

Gambar 1.1. Alat infusa dekokta

2.4. Keuntungan Dan Kekurangan Metode Infundasi 2.4.1. Keuntungan

1. Unit alat yang dipakai sederhana, 2. Biaya operasionalnya relatif rendah 2.4.2. Kerugian

1. Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali, apabila kelarutannya sudah mendingin, (lewat jenuh).

2. Hilangnya zat-zat atsiri

3. Adanya zat-zat yang tidak tahan panas lama, dismping itu simplisia yang mengandung zat-zat albumin tentunya zat ini akan menggumpal dan menyukarkan penarikan zat-zat berkhasiat tersebut.

4. Ekstrak kurang stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur sehingga tidak boleh disimpan tebih dari 24 jam pada suhu kamar.

5. Kadang-kadang pada simplisia tertentu akan menghasilkan ekstrak yang berlendir, sehingga sulit dilakukan penyaringan.

(10)

2.5. Hal-Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Infusa Decocta, Yaitu : 1. Derajat halus dari bahan-bahan bakal

Untuk beberapa bahan bakal, diberikan derajat halusnya terutama :

a. Pulpa Tamarindom harus digerus dengan air dalam mortir, dimana biji-bijinya harus dibuang dulu sebelum ditimbang.

b. Fruktur Anisi, Fructus juniferi dan fructus Myrtilli harus dimemarkan terlebih dahulu. kecuali Fructus Hordei decorticati dan semen lini.

Derajat halus simplisia yang digunakan untuk infuse harus mempunyai derajat halus sebagai berikut: (Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III hal 12)

1. Serbuk (5/8) : Akarmanis, Daun Kumiskucing, Daun Sirih, Daun Sena 2. Serbuk(5/10) : Dringo, kelembak

3. Serbuk (10/22) : Laos, Akar Valerian, Temulawak, Jahe 4. Serbuk (22/60) : Kulit Kina, Akar Ipeka, Sekale Kornutum 5. Serbuk (85/120) : Daun Digitalis

Jika suatu dekokta atau infusa harus dibuat dari bahan bakal yang tidak tercantum dalam daftar derajat halus, hendaknya diambil bahan bakal dengan derajat halus yang sama seperti yang dipakai untuk pembuatan sediaan-sediaan galenika, atau diambil derajat halus dari bahan bakal lain yang konsistensinya sama dengan bahan bakal yang dipakainya itu.

2. Banyaknya bahan bakal

(11)

Bagian bahan bakal untuk 100 bagian serkaian

Nama Bahan Jumlah Nama Bahan Jumlah

Radix Ipecacuanhae 0,5 Fores Arnicae 4

Folia Digitalis 0,5 Folia Sennae 4

Herba Adonidis Vernalis 0,5 Radix Senegae 4 Folia Orthosiphonis 0,5 Species Antiaphtosae 5

Carrageen 1,5 Cortex Chinae 6

Secale Qornutum 3 Lichen Islandicus 6

Semen Lini 3

Untuk banyaknya bahan bakal, Codex memberikan peraturan yang sama seperti Farmakope, kepada daftar kekecualian hanya ditambahkan Fructus Hordal decorticati, dimana harus diambil 8 bagian bahan bakal untuk 100 bagian serkaian.

Untuk memeriksa takaran maksimum, harus dipastikan bahwa zat-zat berkhasiat telah larut semuanya dalam sari-sari itu.

3. Banyaknya Air

Penambahan dilakukan sebanyak 2 kali bobot bahan bakalnya, tetapi untuk beberapa bahan bakal, penambahan ini terlalu sedikit. Maka :

1. Flores Chammomillae Vulgaris, Flores Tiliae, dan Semen Lini dipakai empat kali bobot bahan bakal

2. Carrageen sebanyak 15 kali bobot bakal bahan

(12)

Waktu yang diperlukan untuk pembuatan dekokta atau infus, dihitung saat isi panci mencapai suhu 90 0C atau jika panci kita tempatkan di penangas air

yang dingin, maka kita anggap bahwa isinya telah mencapai suhu itu, jika penangas airnya mulai mendidih. Jika panci perebus diletakkan diatas penangas air yang menidih maka untuk menaikan suhunya kita menghitung 10 menit. Disertai juga dengan pengadukan.

5. Menyerkai

Dekokta harus diserkai panas-panas kecuali decoctum condurango, karena zat yang berkhasiat yang terdapat di dalamnya yaitu Condurangin. Dalam air panas jauh leih kecil kelarutannya dari pada dalam air dingin. Mengenai infusa, bahan bakal yang mengandung minyak-minyak atsiri harus diserkai setelah dingin, tapi perlu diingat bahwa Folia Sennae mengandung zat yang dapat menyebabkan sakit perut yang melarut dalam air panas tetapi tidak larut air dingin. Sehingga infusum Sennae harus selalu diserkai dingin.

Untuk pembuatan Infusum Sennae compositum penyerkaian harus dingin dan kemudian dengan pemanasan dalam botol tertutup, garam saignette dilarutkan. Infusa lainnya boleh diserkai panas-panas atau diserkai dingin.

6. Decocto-Infusa

Jika dari beberapa bahan bakal bersama-sama harus dibuat suatu serkaian, sedangkan bahan bakal pertama termasuk yang harus dibuat dekokta dan yang lain harus infuse, maka bahan bakal itu dibuat suatu decoctum-infissum. Mula-mula bahan bakal yang dibuat dekokta dimasukan dahulu dalam panci-infus, 15 menit kemudian dimasukan bahan bakal yang harus dibuat infus. Panci dihangatkan pada suhu 90 oC selama 15 menit. Maka decoctum-infusum harus

(13)

yang lain kita membuat infuse yang diserkai dingin. Dengan syarat air yang tersedia cukup untuk pembuatan masing-masing serkaiannya. Bila air cukup maka kita dapat mengerjakannya dengan dua cara:

1. Decoctum-Infusum diserkai panas-panas, cara ini yang terbanyak dipakai,

hal ini ditentukan oleh codex.

2. Decoctum-Infusum dipisah dalam dekokta yang diserkai panas dan infusa

yang diserkai dingin, kedua-duanya dibuat dengan bagian-bagian air yang tersedia, yang banyaknya sebanding.

Untuk decoctum Chinae, Farmakope memilih perbandingan 6:100. Karena mengandung zat-zat yang disebut: kinotanat-kinotanat, yang kelarutannya hanya terbatas. Jika decoctum serupa itu dibuat lebih kuat maka tak akan banyak zat yang melarut.

Pemisahan suatu serkaian sudah tentu perlu, bila bagian-bagian dari bahan-bahannya bereaksi satu dengan yang lainnya atau memberikan suatu endapan (zat samak dan alkoloida-alkoloida) jika air yang tersedia cukup banyak untuk masing-masing bagian untuk memperoleh serkaian yang biasa, maka harus menggunakan cara kedua.

Contoh Simplisia

 Cortex chinae (kina).

 Akar ipeka (Radix Ipecacuanhae)

(14)

BAB III

b. Dekokta adalah sediaan cair yang dibuat dengan cara mengekstraksi bahan nabati dengan pelarut air (pelarut berair/polar) pada suhu 90° C selama 30 menit, terhitung setelah panci bagian bawah mulai mendidih

c. Perbedaan infusa dengan dekokta adalah dekokta penyariannya selama 30 menit sedangkan infusa hanya sekitar 15 menit dengan suhu yang sama. decocta untuk simplisia keras, bahan yang tidak mengandung minyak atsiri dan tahan terhadap pemanasan.

d. Keuntungan metode infundasi :

 Unit alat yang dipakai sederhana,

 Biaya operasionalnya relatif rendah

Kerugian :

 Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali,

apabila kelarutannya sudah mendingin, (lewat jenuh).

 Hilangnya zat-zat atsiri

 Adanya zat-zat yang tidak tahan panas lama, dismping itu simplisia

yang mengandung zat-zat albumin tentunya zat ini akan menggumpal dan menyukarkan penarikan zat-zat berkhasiat tersebut.

 Ekstrak kurang stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan jamur

sehingga tidak boleh disimpan tebih dari 24 jam pada suhu kamar.

 Kadang-kadang pada simplisia tertentu akan menghasilkan ekstrak

(15)

e. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam infusa decocta, yaitu :

 Derajat halus dari bahan-bahan bakal

 Banyaknya bahan bakal

 Banyaknya Air

 Menghangatkannya

 Menyerkai

 Decocto-Infusa

3.2 Saran

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Ansel,H. C.,1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi,edisi 4,diterjemahkan oleh Farida Ibrahim, Jakarta : Penerbit UI Press

Depkes RI.1995.Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI

Gambar

Gambar 1.1.  Alat infusa dekokta

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillahirabbi’alamin, p enulis telah menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Skrining Fitokimia Dan Potensi Infusa Jahe Gajah ( Zingiber Officinale Roscoe) Sebagai

Simplisia atau bahan yang mengandung zat aroma, disuling hati-hati dalam panci destilasi bersama air, minyak atsiri yang memisahkan dari destilat dipisahkan (diambil) sehingga

Apabila kami melanggar hal-hal yang telah kami nyatakan dalam PAKTA INTEGRITAS ini, yaitu terdapat bakal calon yang diajukanbakal calon yang tercantum dalam Daftar Calon

Beton yang berasal dari pengadukan bahan-bahan penyusun agregat kasar dan agregat halus kemudian diikat dengan semen yang bereaksi dengan air sebagai bahan perekat, harus dicampur

"aram yang digunakan sebagai bahan baku diambil dari sekitar pantura, sebelum "aram yang digunakan sebagai bahan baku diambil dari sekitar pantura, sebelum di gunakan

Kriteria umumnya yaitu obat termasuk dalam daftar obat pelayanan kesehatan dasar (PKD), obat program kesehatan, obat generic yang tercantum dalam Daftar Obat

1) Daftar hadir dibuat berdasarkan KRS yang telah diinputkan mahasiswa dalam Edumanage dan approval dari Biro Keuangan. Mahasiswa yang tidak tercantum namanya dalam

Menurut FI edisi III : Suspensi adalah sediaan yang mengandung bahan obat padat dalam bentuk halus, tidak terlarut dan terdispersi dalam pembawa obat padat dalam bentuk halus,