• Tidak ada hasil yang ditemukan

S JKR 0909140 Chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S JKR 0909140 Chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada zaman sekarang ini kita tidak dapat terlepas dari kemajuan Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Kebiasaan anak bermain dengan permainan

elektronik menyebabkan minimalnya aktivitas gerak tubuh yang berakibat

kurangnya kesiapan fisik anak dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Disamping

itu hal tersebut juga adalah salah satu faktor bahwa permainan tradisional

Indonesia yang biasanya digemari anak-anak mulai redup ketika terkalahkan oleh

teknologi yang semakin menarik dan menghibur dengan berbagai fitur yang

ditawarkan.

Hal tersebut lebih diperjelas lagi dengan adanya artikel dari

http://www.dakwatuna.com/2014/06/03/52491/hilangnya-permainan-tradisional-adalah-hilangnya-moralitas-dan-karakter-anak-bangsa/#axzz36626K9VF dengan

judul “Hilangnya Permainan Tradisional Adalah Hilangnya Moralitas dan

Karakter Anak Bangsa” yang membahas mengenai permasalahan tersebut. Disini

peneliti memaparkan sebagian isi dari artikel tersebut untuk memperjelas kembali

mengenai bahasan di atas. Dijelaskan bahwa permainan tradisional mulai terkikis

dengan muncul-munculnya permainan-permainan modern seperti game online,

playstation, nitendo dan lainnya. Permainan seperti itu tidak menghasilkan efek

bagi tubuh, karena game online hanya menggerakkan tangan dan mata, tidak

jasmani secara keseluruhan. Berbeda dengan permainan tradisional yang harus

menggerakkan semua anggota tubuh, sehingga badan menjadi kuat dan sehat.

Selain menarik dan menyehatkan tubuh, permainan tradisional yang diciptakan

nenek moyang juga mengandung banyak hikmah untuk membangun karakter dan

moral anak. Baik dan cerdas dalam aspek kognitif maupun emosional.

Jadi pada intinya permainan elektronik adalah permainan yang tidak banyak

membutuhkan gerak aktivitas jasmani secara keseluruhan dan dominan hanya

(2)

hal tersebut bisa membuat seorang anak mengalami kurang gerak tubuh yang

berdampak pada kesehatan dan kebugaran jasmaninya serta didalam interaksi

sosial dilingkungan sekitarnya akan menjadi sangat kurang. Berbeda dengan

permainan tradisional disamping banyak mengandung nilai-nilai moral yang

terkandung didalamnya, permainan ini banyak menggunakan aktivitas gerak

tubuh secara keseluruhan yang dimana dalam prakteknya bisa membuat tubuh

anak menjadi sehat dan bugar jasmani serta mampu membentuk kepribadian anak

menjadi lebih baik pula karena nilai-nilai moral yang terkandung dalam

permainan tradisional itu sendiri.

Terdapat pula hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh seorang

peneliti bernama Dr. Gavin Sandercock yang merupakan pemimpin penelitian di

Universitas Essex, Inggris pada tahun 2008. Mengindikasikan bahwa anak-anak

yang lebih menyukai permainan modern (permainan elektronik) dibandingkan

dengan permainan yang dapat mengasah gerak psikomotor cenderung lemah dan

kesulitan melakukan tugas-tugas fisik yang sebenarnya mudah bagi generasi

mereka sebelumnya. Sejalan dengan itu, penelitian yang dilakukan oleh Yayasan

Kesejahteraan Anak Indonesia menyebutkan bahwa seorang anak bisa

menghabiskan waktunya dari 4 sampai 5 jam dalam sehari hanya untuk bermain

game online dan menonton televisi, namun hanya 15% orang tua yang

mendampingi dan selebihnya membiarkan anak-anaknya untuk melakukan hal

tersebut. Dengan fenomena-fenomena tersebut, dapat disimpulkan bahwa dengan

hanya bermain permainan elektronik saja maka anak jaman sekarang banyak yang

mengalami kurang gerak dan fisiknya menjadi lemah.

Kenyataan yang terjadi di SMP Negeri 29 Bandung, saat ini orang tua sering

melalaikan untuk mengajarkan permainan tradisional dan lebih mengenalkan pada

game online ataupun play station. Sehingga anak merasa ketagihan. Beraneka

ragamnya permainan elektronik atau game online membuat anak-anak melupakan

budaya permainan tradisional yang turun temurun diwariskan oleh nenek moyang.

Karena game online lebih muda dimainkan, tidak membutuhkan area yang luas

dalam menjalankanya, tidak rumit atau tidak membutuhkan orang banyak dan

(3)

tradisional, misalnya benteng, galasin, boi-boian dan lain sebagainya. Permainan

ini membutuhkan persiapan-persiapan yang lumayan panjang dan membutuhkan

tempat bermain yang cukup luas. Namun di sisi lain, permainan tradisional dapat

membentuk nilai-nilai moral karena banyak manfaat yang terkandung didalam

permainannya dan dapat menumbuhkan karakter bagi anak didik di sekolah.

Pemainan elektronik atau game online yang dianggap lebih menyenangkan

dibandingkan dengan permainan tradisional. Hal tersebut menjadikan seorang

anak kecanduan pada permainan elektronik. Seorang anak yang sudah kecanduan

dengan permainan elektronik secara tidak disadari bahwa mereka akan

mendapatkan resiko dan masalah yang berdampak buruk bagi kehidupan mereka

sehari-hari, diantaranya adalah :

1. Prestasi belajar menurun. Asik bermain game membuat anak sering lupa

waktu. Sehingga banyak aktifitas yang seharusnya dilakukan menjadi

terganggu. Misalnya shalat lima waktu, belajar, mengerjakan PR sekolah

dan lain-lain. Bahkan di saat melakukan aktifitas seperti itu pun

kadang-kadang pikiran mereka masih melamunkan permainan online itu.

Akibatnya, prestasi belajar anak menurun.

2. Mendorong perilaku negatif. Bila anak sudah kecanduan game online,

apapun akan dilakukan termasuk melakukan hal negatif agar bisa

menikmati game online. Misalnya, seorang anak bisa bolos sekolah,

menyelewengkan uang SPP, mengambil uang teman dan lain-lain. Hal ini

bisa juga dikatakan sebagai pemborosan uang dan perilaku buruk.

Jumlahnya mungkin tidak banyak, namun tetap saja hal ini termasuk

kedalam perilaku negatif karena seorang anak sudah kecanduan game

online.

3. Makan dan istirahat tidak teratur. Hampir setiap anak yang sudah

kecanduan game online pasti mengalami hal ini. Pola makan dan istirahat

mereka berubah mengikuti jadwal permainan mereka. Waktu makan dan

istirahat menjadi kurang teratur. Kondisi seperti ini tentu saja rentan bagi

(4)

Maka dari itu, sangat penting bagi orang tua dan tenaga pendidik atau guru

penjas khususnya untuk memberikan pengenalan tentang macam-macam

permainan tradisional dan bagaimana cara memainkannya, serta yang paling

utama adalah memasukan pesan moral dan nilai-nilai pendidikan apa saja yang

dapat diambil untuk diaplikasikan didalam kehidupan sehari-hari dari permainan

tradisional tersebut sehingga seorang anakan tidak menjadi kecanduan terhadap

permainan elektronik. Permainan tradisional tidak hanya untuk kesenangan anak,

akan tetapi berguna untuk pembentukan karakternya. Melalui permainan

tradisional, anak dapat mempraktekkan ketrampilan yang mengarah pada

perkembangan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Untuk menarik minat belajar seorang anak adalah membuat pembelajaran

disekolah tersebut menjadi lebih menarik dan menyenangkan. Menurut Slameto

(2010:180), menyatakan bahwa “Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”. Dengan

demikian, suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu pernyataan yang

menunjukkan bahwa seseorang lebih menyukai suatu hal dari pada lainnya, dapat

pula dilihat melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Selain itu dalam hal ini

minat belajar adalah suatu perhatian, rasa suka dan rasa ketertarikan seseorang

anak (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan dengan adanya partisipasi,

keinginan siswa untuk belajar dengan baik dan perhatian siswa dalam materi

pelajaran secara aktif dan serius.

Hal yang dapat menumbuhkan minat belajar siswa terhadap permainan

tradisional adalah dengan cara memasukkan permainan tradisional sebagai salah

satu materi dalam muatan lokal di sekolah. Dalam hal ini, guru diharapkan

mampu berpartisipasi aktif dalam menjelaskan berbagai macam jenis permainan

tradisional dan membuat mereka tertarik untuk memainkannya. Bahkan guru

diharapkan dapat menciptakan situasi yang hidup dalam mengajarkan dan

mempraktikan permainan-permainan ini. Salah satu permainan tradisional tersebut

adalah permainan tradisional kucing bola. Dimana permainan tersebut dapat

menunjang dan meningkatkan minat belajar siswa yang kurang serta dapat

(5)

mempunyai keunikan tersendiri dimana permainan tersebut menunjang untuk

anak bergerak lebih kreatif dan lincah karena dapat diaplikasikan secara

spontanitas pada saat pelajaran berlangsung.

Permainan kucing bola adalah suatu jenis permainan tradisional yang

sudah lama dikenal oleh masyarakat Jawa. Dinamakan permainan kucing bola

pada prinsip dasarnya adalah permainan kucing-kucingan yang dimana didalam

permainannya sering disebutkan kata “kucing” dengan syair yang dilantunkan

berirama secara bersama-sama oleh semua pemain kepada salah satu orang yang

menjadi kucingnya. Permainan kucing bola berarti permainan kucing-kucingan

yang menggunakan bola sebagai alatnya. Pada setiap masyarakat di daerah yang

berbeda terkadang menamai sebuah permainan tradisional itu dengan berbagai

macam nama.

Dalam penjas ada materi mengenai pembelajaran bola tangan. Pengertian

bola tangan yang diungkapkan menurut Mahendra (2000:6) menyebutkan bahwa :

“Bola tangan dapat diartikan sebagai permainan beregu yang

menggunakan bola sebagai alatnya, yang dimainkan dengan menggunakan salah satu atau kedua tangan. Bola tangan tersebut boleh dilempar, dipantulkan atau

ditembakkan ke gawang lawan untuk memasukan bola sebanyak-banyaknya.”

Disamping materi pembelajaran yang diberikan oleh seorang guru, sudah

sangat jelas bahwa minat belajar siswa sangat diperlukan untuk menunjang

jalannya proses kegiatan belajar mengajar dalam pelajaran penjas. Karena apabila

minat belajar siswa pada suatu objek khususnya pada materi pelajaran sudah

mulai tumbuh maka penyampaian materi serta tujuan pembelajaran yang

disampaikan akan tercapai dengan mudah dan maksimal. Dalam hal ini apabila

terlihat minat belajar siswa terhadap materi aktivitas olahraga tradisional kucing

bola dalam pembelajaran bola tangan bisa berdampak positif, maka akan

mempengaruhi efektifitas dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Permainan tradisional pada zaman sekarang ini sudah jarang dan hampir

tidak dimainkan lagi oleh anak-anak, karena olahraga tradisional sering dikaitkan

sebagai permainan yang kuno sehingga anak-anak zaman sekarang banyak yang

tidak mengetahui tentang keberadaannya. Walaupun dikatakan demikian tidak

(6)

Bermain adalah aktivitas yang dilakukan berulang-ulang untuk mendapatkan

kesenangan, karena bermain merupakan salah satu kebutuhan penting bagi anak

untuk pekembangan kognitif, afektif dan psikomotornya. Dalam permainan

tradisional banyak beragam gerakan tubuh dan aktivitas bermain yang dilakukan,

serta tanpa disadari bahwa dalam permainan tradisional itu banyak nilai-nilai

positif yang terkandung didalamnya. Peranan permainan tradisional dalam dunia

pendidikan sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan nilai-nilai positif bagi

perkembangan anak didik di sekolah. Disamping untuk pendidikan disuatu

sekolah, permainan tradisional juga dapat dilestarikan keberadaannya.

Berkaitan dengan fakta dan permasalahan dilapangan khususnya di SMP

Negeri 29 Bandung, dalam pembelajaran pendidikan jasmani tentang materi bola

tangan siswa kurang menguasai keterampilan yang diajarkan, sehingga hal ini

dapat mengganggu terhadap hasil ketuntasan pembelajaran. Hal ini diakibatkan

dari minat belajar siswa yang kurang terhadap pembelajaran penjas disekolah.

Dengan adanya aktivitas olahraga tradisional ini diharapkan dapat membantu

mengatasi minat belajar siswa yang kurang sehingga ketuntasan belajar dalam

materi pembelajaran bola tangan tidak akan terhambat dan akan berjalan dengan

baik di sekolah.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

1. Kurangnya minat belajar siswa dalam aktivitas pembelajaran penjas

disekolah yang diakibatkan adanya permainan ekeltronik atau game

online.

2. Dampak dari permainan elektronik atau game online terhadap

perkembangan perilaku anak disekolah.

3. Olahraga tradisional yang sudah lama dan jarang dimainkan dalam

aktivitas pembelajaran penjas di sekolah.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Apakah aktivitas olahraga tradisional dapat meningkatkan minat belajar

(7)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai

berikut : Untuk mengetahui apakah aktivitas olahraga tradisional dapat

meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran bola tangan.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan minat

belajar siswa dalam pembelajaran bola tanga melalui aktivitas olahraga

tradisional.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

Untuk menambah referensi tentang modifikasi pembelajaran bola

tangan yang dapat digunakan dalam meningkatkan minat belajar siswa.

b. Bagi Siswa

Untuk menumbuhkan minat belajar siswa dalam pembelajaran bola

tangan.

F. Struktur Organisasi Skripsi

BAB I Pendahuluan

a. Latar Belakang Penelitian

b. Identifikasi Masalah Penelitian

c. Rumusan Masalah Penelitian

d. Tujuan Penelitian

e. Manfaat Penelitian

f. Struktur Organisasi Skripsi

BAB II Kajian Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Penelitian

a. Kajian Pustaka

b. Kerangka Pemikiran

(8)

BAB III Metode Penelitian

a. Metode Penelitian

b. Desain Penelitian

c. Populasi dan Sampel

d. Definisi Operasional Penelitian

e. Instrumen Penelitian

f. Prosedur Penelitian

g. Teknik Pengumpulan Data

h. Teknik Analisis Data

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB V Simpulan dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

PERBANDINGAN MODEL LATIHAN ACAK (Random Practice) DAN MODEL LATIHAN TERPUSAT (Blocked Practice) TERHADAP HASIL BELAJAR PERMAINAN BOLA TANGAN.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Dari ke tujuh aspek tersebut yang wajib dilaksanakan adalah: permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, uji diri, dan aktivitas ritmik, sementara aspek akuatik

Adapun anggapan dasar yang dipergunakan oleh penulis sebagai titik tolak dalam penelitian ini adalah dengan adanya minat yang timbul sebagai dorongan untuk

Pendidikan jasmani merupakan proses pendidikan tentang dan melalui aktivitas jasmani, permainan, atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan

Dengan adanya ekstrakurikuler olahraga bulutangkis dan sepak bola di sekolah diharapkan terjadi proses sosialisasi, karena pada saat siswa mengikuti ekstrakurikuler

PERBANDINGAN PENGARUH OLAHRAGA PERMAINAN BOLA BESAR DENGAN PERMAINAN TRADISIONAL TERHADAP KERJASAMA SISWA SMP NEGERI 1 CIMAHI.. Universitas Pendidikan Indonesia |

“ Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani, permainan atau olahraga yang terpilih untuk mencapai tujuan pendidikan ”.. (Mahendra,

Hal ini akan penulis sajikan dalam bentuk skripsi yang berjudul Hubungan Antara Partisipasi Siswa yang Mengikuti Olahraga Ekstrakurikuler Bola Basket dengan