• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI TENTANG KINERJA FRANCHISEE PADA PERUSAHAAN FRANCHISE BISNIS RETAIL Studi pada Indomaret dan Alfamart di Kota Jepara - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "STUDI TENTANG KINERJA FRANCHISEE PADA PERUSAHAAN FRANCHISE BISNIS RETAIL Studi pada Indomaret dan Alfamart di Kota Jepara - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Responden

Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai data-data deskriptif yang

diperoleh dari responden. Data deskriptif penelitian disajikan agar dapat dilihat

profil dari data penelitian dan hubungan yang ada antar variabel yang digunakan

dalam penelitian (Hair et al, 1995). Data deskriptif yang menggambarkan keadaan

atau kondisi responden perlu diperhatikan sebagai informasi tambahan untuk

memahami hasil-hasil penelitian. Responden dalam penelitian ini adalah pemilik

perusahaan franchise yang bergerak dalam bisnis retail untuk merek Alfamart dan

Indomaret di kota Jepara jumlahnya 72 responden.

4.2. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen 4.2.1 Uji Validitas

Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan metode Analisis Faktor.

Perhitungan dilakukan dengan bantuan program SPSS. Nilai loading factor yang

berada di atas 0,197 menunjukkan sebagai item yang valid.. Nilai loading factor

yang lebih besar dari 0,197 juga menunjukkan ekstraksi yang baik dalam

membentuk suatu factor. Pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada Tabel

(2)

Tabel 4.1

Hasil Pengujian Validitas

VARIABEL / INDIKATOR Loading Factor Cut Off KETERANGAN Kualitas Hubungan Franchisee dengan

Franchisor 0,197

- Indikator 1 0,902 Valid

- Indikator 2 0,828 Valid

- Indikator 3 0,832 Valid

Keintiman hubungan 0.197

- Indikator 1 0,791 Valid

- Indikator 2 0,802 Valid

- Indikator 3 0,838 Valid

- Indikator 4 0,857 Valid

Kecepatan Akses 0.197

- Indikator 1 0,848 Valid

- Indikator 2 0,875 Valid

- Indikator 3 0,881 Valid

Kinerja Franchisee 0.197

- Indikator 1 0,844 Valid

- Indikator 2 0,896 Valid

- Indikator 3 0,835 Valid

- Indikator 4 0,843 Valid

- Indikator 5 0,781 Valid

Sumber : Data primer yang diolah

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa semua indikator yang digunakan untuk

mengukur variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini mempunyai nilai

loading factor yang lebih besar dari 0,197. Dari hasil tersebut menunjukkan bahwa

(3)

Uji reliabilitas digunakan untuk menguji sejauh mana keandalan suatu alat

pengukur untuk dapat digunakan lagi untuk penelitian yang sama. Pengujian

reliabilitas dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan rumus Cronbach

Alpha. Pengujian reliabilitas selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4.2

Hasil Pengujian Reliabilitas

VARIABEL / INDIKATOR r HITUNG KETERANGAN Kualitas Hubungan Franchisee dengan

Franchisor 0,907 Reliabel

Keintiman hubungan 0,900 Reliabel

Kecepatan Akses 0,918 Reliabel

Kinerja Franchisee 0,930 Reliabel

Sumber : Data primer yang diolah

Hasil pengujian reliabilitas konstruk variabel manfaat yang dirasakan,

hubungan pelanggan, dan kepuasan siswa yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh nilai Alpha yang lebih besar dari 0,60. Hal ini berarti bahwa konstruk

variable-variabel tersebut adalah reliabel.

4.3. Hasil Uji Asumsi Klasik

Sampel hasil perhitungan rata-rata rasio keuangan selama tiga tahun, maka

sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini perlu

dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu yang meliputi: normalitas data,

multikolinearitas, dan heteroskedastisitas yang dilakukan sebagai berikut:

1. Normalitas Data

Untuk menentukan data dengan uji Kolmogorov-Smirnov, nilai signifikansi

(4)

menggunakan uji Kolmogorov Smirnov menunjukkan titik-titik yang mendekati

garis diagonal, hal ini berarti data yang ada terdistribusi normal.

Tabel 4.3:

Hasil Pengujian Normalitas

3 2

1 0

-1 -2

-3

Regression Standardized Residual 20

15

10

5

0

F

re

q

u

en

cy

Mean = -6.04E-16 Std. Dev. = 0.978 N = 69

(5)

1.0

Observed Cum Prob 1.0

Dependent Variable: Y

Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual

Sumber: Output SPSS

2. Hasil Uji Multikolinearitas

Untuk mendeteksi ada tidaknya gejala multikolinearitas antar

variabel independen digunakan variance inflation factor (VIF). Sampel hasil

yang ditunjukkan dalam output SPSS maka besarnya VIF dari

(6)

Tabel 4.4

Hasil Perhitungan VIF Coefficientsa

,685 1,460 ,707 1,415 ,525 1,905 X1

X2 X3 Model

1 Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Y a.

Sumber: Output SPSS 11.5; Coefficients diolah

Sampel Tabel 4.4 menunjukkan bahwa ketiga variabel

independen tidak terjadi multikolinearitas karena nilai VIF < 10.

3. Heteroskedastisitas

Uji Glejser test digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya

heteroskedastisitas. Glejser menyarankan untuk meregresi nilai absolut

dari ei terhadap variabel X (variabel bebas) yang diperkirakan

mempunyai hubungan yang erat dengan δi2 dengan menggunakan rumus

perhitungan sebagai berikut: (Ghozali, 2004)

[ei] = β1 Xi+ vI

dimana:

[ei] merupakan penyimpangan residual; dan Xi merupakan

variabel bebas.

Hasil uji heteroskedastisitas dapat ditunjukkan dalam Tabel 4.5

(7)

Tabel 4.5

Hasil Uji Heteroskedastisitas

2 1

0 -1

-2

Regression Standardized Predicted Value 3

Dependent Variable: Y Scatterplot

Sumber: Output SPSS 11.5; Coefficients diolah

Berdasar hasil yang ditunjukkan dalam Tabel 4.5 tersebut nampak

bahwa titik-titik scatterplot menyebar (heterogen), yang menunjukkan

bahwa semua variabel bebas menunjukkan hasil yang tidak signifikan,

sehingga dapat disimpulkan bahwa semua variabel bebas tersebut tidak

(8)

4.4. Analisis Regresi dan Pengujian Hipotesis 4.4.1. Pengujian Secara Serentak (Overall)

Hasil pengujian uji F yang menguji model yang memiliki estimasi F

sebesar 32,495 dengan signifikansi 0,000. Hal ini mengindikasikan bahwa

model layak untuk diteliti (goodness of fit).

ANOVAb

34,995 3 11,665 32,495 ,000a

23,333 65 ,359

58,328 68

Regression Residual Total Model 1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X3, X2, X1 a.

Dependent Variable: Y b.

4.4.2. Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi merupakan penunjuk mengenai besarnya

pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikatnya. Nilai koefisien

determinasi ditunjukkan dengan nilai R2. Hasil penelitian ini memberikan hasil

nilai R2 sebesar 0,582. Hal ini mengindikasikan bahwa 58,2% kinerja franchisee

dapat dijelaskan oleh kualitas hubungan franchisee dengan franchisor, kualitas

dukungan dranchisor kepada franchisee, dan kecepatan akses, sedangkan

selebihnya 42,8% kinerja franchisee dipengaruhi oleh variabel lainnya yang

(9)

Model Summaryb

,775a ,600 ,582 ,59914

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), X3, X2, X1 a.

Dependent Variable: Y b.

4.4.3. Analisis Regresi

Berdasarkan perhitungan regresi berganda antara kualitas hubungan

franchisee dengan franchisor, kualitas dukungan dranchisor kepada franchisee, dan

kecepatan akses, terhadap kinerja franchisee dengan menggunakan program SPSS

dalam proses perhitungannya dapat diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.6

Ringkasan Hasil Perhitungan Regresi Linear Berganda

Coefficientsa

,742 ,642 1,157 ,252

,317 ,107 ,280 2,951 ,004

,364 ,103 ,330 3,533 ,001

,425 ,130 ,353 3,264 ,002

(Constant)

B Std. Error Unstandardized

Dependent Variable: Y a.

Sumber : Lampiran

Hasil tersebut dapat disajikan dalam persamaan regresi linier bentuk

standardized sebagai berikut :

Kinerja Franchisee = 0,280 Kualitas hubungan franchisee dengan franchisor +

0,330 Keintiman hubungan + 0,353 Kecepatan Akses

Hasil persamaan regresi berganda tersebut diatas menunjukkan bahwa

koefisien variabel kualitas hubungan franchisee dengan franchisor, keintiman

(10)

kualitas hubungan franchisee dengan franchisor, keintiman hubungan, dan

kecepatan akses yang meningkat, maka kinerja franchisee akan semakin besar.

Namun demikian untuk menguji kemaknaan pengaruh dari masing-masing

variable bebas tersebut dapat diuji sebagai berikut :

1. Uji Hipotesis pengaruh kualitas hubungan franchisee dengan franchisor, terhadap Kinerja Franchisee

Dari hasil perhitungan yang diperoleh dari t hitung variabel kualitas

hubungan franchisee dengan franchisor terhadap kinerja franchisee adalah

sebesar 2,951 dan dengan signifikansi sebesar 0,004. Nilai signifikansi t = 0,004

< 0,05, menandakan bahwa kualitas hubungan franchisee dengan franchisor

mempunyai pengaruh terhadap kinerja franchisee. Dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa H1 diterima.

2. Uji Hipotesis pengaruh keintiman hubunganterhadap Kinerja Franchisee

Dari hasil perhitungan yang diperoleh dari t hitung variabel klualitas

dukungan franchisor kepada franchisee terhadap kinerja franchisee adalah

sebesar 2,533 dan dengan signifikansi sebesar 0,001. Nilai signifikansi t = 0,001

< 0,05, menandakan bahwa keintiman hubungan mempunyai pengaruh terhadap

kinerja franchisee. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa H2 diterima.

3. Uji Hipotesis pengaruh Kecepatan Akses terhadap Kinerja Franchisee

Dari hasil perhitungan yang diperoleh dari t hitung variabel kecepetan

akses terhadap kinerja franchisee adalah sebesar 3,264 dan dengan signifikansi

(11)

akses mempunyai pengaruh terhadap kinerja franchisee. Dengan demikian dapat

(12)

BAB V

SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

5.1. Simpulan

Berdasarkan hipotesis dua mengindikasikan bahwa kualitas hubungan

franchisor dengan franchisee berpengaruh positif terhadap kinerja franchisee, hal ini

mengindikasikan bahwa suatu hal yang penting mengukur kualitas hubungan antara

franchisor dengan franchisee untuk menetapkan kekuatan hubungan ini dan untuk

menjelaskan bahwa bukan hanya dalam network partner tapi dalam kinerja

franchisee.

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis satu menunjukkan bahwa kualitas

dukungan franchisee kepada franchisor mempunyai pengaruh yang positif terhadap

kinerja franchisee, hal ini mengindikasikan bahwa improvisasi perusahaan dapat

dinyatakan dalam hubungan franchisor dan franchiseenya dalam jangka panjang

untuk membentuk jaringan yang kuat. Maka apabila ada peningkatan kualitas

manajemen akan disertai peningkatan kinerja franchisee.

Secara umum dapat disimpulkan bahwa manajer franchise perlu

mempertahankan kualitas dukungan franchisee kepada franchisor, kualitas

hubungan franchisor dengan franchisee dan kecepatan akses yang sudah baik agar

kinerja franchisee menjadi lebih baik lagi. Hal tersebut dapat dilakukan melalui

promosi baik above the line (ATL) maupun below the line (BTL) dalam

(13)

5.2. Kesimpulan Atas Masalah Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah mencari jawaban atas masalah penelitian yang

diajukan dalam penelitian ini adalah: “bagaimana meningkatkan kinerja

franchisee?”. Hasil dari penelitian ini membuktikan dan memberi kesimpulan untuk

menjawab masalah penelitian secara singkat menghasilkan tiga (3) proses dasar

untuk meningkatkan kinerja franchisee antara lain yaitu:

Pertama, untuk mendapatkan kinerja franchisee adalah meningkatkan kualitas hubungan franchisor dengan franchisee. Kinerja franchisee tidak akan

pernah tercapai apabila tidak didukung adanya kualitas hubungan franchisor dengan

franchisee yang baik. Proses pencapaian kinerja franchisee tersaji dalam Gambar

5.1 sebagai berikut:

Gambar 5.1:

Peningkatan Kinerja Franchisee-Proses 1

Sumber: Data primer diolah, (2012)

Kedua, untuk meningkatkan kinerja franchisee adalah meningkatkan kualitas dukungan franchisee kepada franchisor. Kinerja franchisee tidak akan

pernah tercapai apabila tidak didukung adanya kualitas dukungan franchisee kepada

franchisor yang baik. Proses pencapaian kinerja franchisee tersaji dalam Gambar

5.2 sebagai berikut: kualitas hubungan franchisor dengan franchisee

(14)

Gambar 5.2:

Peningkatan Kinerja Franchisee-Proses 2

Sumber: Data primer diolah, (2012)

Ketiga, untuk meningkatkan kinerja franchisee adalah meningkatkan kecepatan akses. Kinerja franchisee tidak akan pernah tercapai apabila tidak

didukung adanya kecepatan akses yang baik. Proses pencapaian kinerja franchisee

tersaji dalam Gambar 5.3 sebagai berikut:

Gambar 5.3:

Peningkatan Kinerja Franchisee-Proses 3

Sumber: Data primer diolah, (2012)

5.3. Implikasi Kebijakan

Dalam bisnis franchisee, untuk meningkatkan kinerja franchisee perlu lebih

memperhatikan kualitas dukungan franchisee kepada franchisor, karena mempunyai Keintiman

Hubungan

Kinerja Franchisee

Kecepatan akses

(15)

franchisee, dukungan franchisee kepada franchisor merupakan alasan utama untuk

menjalankan bisnis franchise karena bisnis franchise merupakan suatu investasi

yang lebih lama dan merupakan aktiva tidak berwujud yang mempunyai ekuitas

yang tinggi sehingga dukungan franchisee tetap perlu dijaga melalui: pengelolaan

merek terbaik dalam menghantarkan manfaat sesuai keinginan konsumen, merek

masih relevan, merek membuat kekuatan yang penuh dalam kegiatan pemasaran,

merek memberikan dukungan yang berkelanjutan. Implikasi kebijakan yang

disarankan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

No Variabel Implikasi Kebijakan

1 Kualitas Hubungan

franchisor kepada

franchisee

Tanggung jawab dari manajemen akan

meningkatkan motivasi dari kewirausaan akan

bisnis franchise

Display barang yang menarik menentukan

kesuksesan dari bisnis franchise

Bekerja dengan enjoy mampu menekan presure

dan dapat bekerja dengan tanpa beban

Dengan kerja lembur mampu menambah

penghasilan dan meningkatkan kinerja franchise 2 Keintiman Hubungan Reputasi yang baik akan meningkatkan

keuntungan

Rasa bangga yang dimiliki mampu

meningkatkan komitmennya

No Variabel Implikasi Kebijakan

Kepedulian akan nasib perusahaan mampu

meningkatkan komitmennya

Kekompakan dengan rasa kekeluargaan mampu

(16)

Dengan target yang selalu tercapai akan

meningkatkan kinerja penjualan

Dengan tingkat keuntungan yang selalu

meningkat akan meningkatkan kinerja

penjualannya

Dukungan dari karyawan sangat berpotensi

dalam keberhasilan bisnis franchise

3 Kecepatan Akses Penyediaan areal parkir yang luas untuk

fleksibilitas pelanggan

Disediakannya petunjuk lokasi franchise pada

jarak 100 m

Pemasangan above the line pada sudut-sudut

kota

5.5. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan beberapa keterbatasan dan kelemahan

sebagai berikut : Alat analisis belum memberikan kontribusi yang sempurna.

Variabel yang digunakan, hanya memberikan kontribusi sebesar 58,2%. Berarti

sangat mungkin masih ada variabel lain yang juga mempengaruhi kinerja

(17)

ditemukan agar dapat dijadikan sumber ide dan masukan bagi pengembangan

penelitian ini dimasa yang akan datang, maka perluasan yang disarankan dari

penelitian ini antara lain adalah: menambah variabel independen yang

mempengaruhi kinerja franchisee. Variabel yang disarankan adalah: motivasi

entrepreneurship, kualitas pramuniaga dan sebagainya. Selain itu indikator

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini hendaknya diperinci untuk dapat

menggambarkan bagaimana strategi yang dijalankan dan target yang ditetapkan

perusahaan dalam meningkatkan kinerja franchisee.

DAFTAR REFERENSI

Achua, Christoper F.and Robert N.Lussier.2001. Small-town Merchants are not using the Recommended Strategies to Compete Agains National Discount Chains : A Perspective Vs. Descriptive Study.

www.usasbe.org/knowledge/proceedings/

Beatriz Minguela-Rata, Jose Ingnacio Lopez Sanchez, dan M Concepcion Rodriguez-Benavides, (2010), “Knowledge tranfer mechanism and the performance of franchise system: an empirical study,” African Journal of Bussiness Management

Ellis, Brien and Scott W.Kelly.1993. Competitive Advantage in Retailing.

(18)

Ferdinand, Augusty T, 2000, “Manajemen Pemasaran Sebuah Pendekatan Strategik”, Research Paper Series, Program Magister Manajemen, Universitas Diponegoro, Semarang

Hadfield, Gillian K, (2010), “Problematic relations: franchising and the law of incomplete contacts,” Stanford Law Review

Hair, J.F.,Jr.,R.E. Anderson, R.L., Tatham & W.C. Black, (2010), Multivariate Data Analysis With Readings, Englewood Cliffs, NJ: Prentice Hall.

Hui-Heng Chen, dan Terry Gatfield, (2010), “The effect of expertise of service provider, relational benefit on loyalty: An empirical study of hairstyle franchise system,” Fortune Institute of Technology Taiwan

Hui-Heng Chen, (2010),” The development of international franchise network,”

Fortune Institute of Technology Taiwan

Hummel, John W. and Ronald Savitt.1998. Integrated Customer Service and Retail Strategy. International Journal of Retailing. 3(2), 5-21.

Mees, Paul, (2010), “Franchising and performance based contracts: lessons from public transport in Melbourne,” Faculty of Architecture Building and Planning University of Melbourne

Olu Ojo, dan I A Irefin, (2008), “Franchising and organizational performance: empirical investigation of selected fast food restaurants in Nigeria,”

Bussiness Intelligence Journal

Soo Bum Lee, (1999), “An investigation of factors affecting the quality of the relationship between Franchisee and franchisor and its impact on franchisee’s performance, satisfaction, and commitment: A study of the restaurant franchise system,” Dissertation Submitted to the Faculty of The Virginia Polytechnic Institute and State University

(19)

Frequencies

Frequency Table

x1.1

1 1,4 1,4 1,4

10 14,5 14,5 15,9

17 24,6 24,6 40,6

25 36,2 36,2 76,8

16 23,2 23,2 100,0

69 100,0 100,0

3,00 4,00 5,00 6,00 7,00 Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

(20)

x1.2

69 100,0 100,0

3,00

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

16 23,2 23,2 100,0

69 100,0 100,0

3,00

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

15 21,7 21,7 100,0

69 100,0 100,0

4,00

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

12 17,4 17,4 100,0

69 100,0 100,0

3,00

Frequency Percent Valid Percent

(21)

x2.3

2 2,9 2,9 2,9

19 27,5 27,5 30,4

15 21,7 21,7 52,2

19 27,5 27,5 79,7

14 20,3 20,3 100,0

69 100,0 100,0

3,00

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

15 21,7 21,7 100,0

69 100,0 100,0

4,00

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

19 27,5 27,5 100,0

69 100,0 100,0

4,00 5,00 6,00 7,00 Total

Valid Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

26 37,7 37,7 100,0

69 100,0 100,0

4,00 5,00 6,00 7,00 Total

Valid Frequency Percent Valid Percent

(22)

x3.3

5 7,2 7,2 7,2

21 30,4 30,4 37,7

25 36,2 36,2 73,9

18 26,1 26,1 100,0

69 100,0 100,0

4,00

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

17 24,6 24,6 100,0

69 100,0 100,0

4,00

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

15 21,7 21,7 100,0

69 100,0 100,0

3,00

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

19 27,5 27,5 100,0

69 100,0 100,0

3,00

Frequency Percent Valid Percent

(23)

y4

1 1,4 1,4 1,4

16 23,2 23,2 24,6

14 20,3 20,3 44,9

23 33,3 33,3 78,3

15 21,7 21,7 100,0

69 100,0 100,0

3,00

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

17 24,6 24,6 100,0

69 100,0 100,0

2,00

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Reliability

Case Processing Summary

69 100,0

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

,907 3

Cronbach's

Alpha N of Items

(24)

Case Processing Summary

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

,900 4

Cronbach's

Alpha N of Items

Reliability

Case Processing Summary

69 100,0

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

,918 3

Cronbach's

Alpha N of Items

Reliability

Case Processing Summary

69 100,0

Listwise deletion based on all variables in the procedure. a.

Reliability Statistics

,930 5

Cronbach's

(25)

Correlations

1 ,658** ,628** ,902**

,000 ,000 ,000

69 69 69 69

,658** 1 ,499** ,828**

,000 ,000 ,000

69 69 69 69

,628** ,499** 1 ,832**

,000 ,000 ,000

69 69 69 69

,902** ,828** ,832** 1

,000 ,000 ,000

69 69 69 69

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlations

Correlations

1 ,501** ,465** ,700** ,791**

,000 ,000 ,000 ,000

69 69 69 69 69

,501** 1 ,576** ,524** ,802**

,000 ,000 ,000 ,000

69 69 69 69 69

,465** ,576** 1 ,651** ,838**

,000 ,000 ,000 ,000

69 69 69 69 69

,700** ,524** ,651** 1 ,857**

,000 ,000 ,000 ,000

69 69 69 69 69

,791** ,802** ,838** ,857** 1

,000 ,000 ,000 ,000

69 69 69 69 69

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

(26)

Correlations

1 ,605** ,607** ,848**

,000 ,000 ,000

69 69 69 69

,605** 1 ,679** ,875**

,000 ,000 ,000

69 69 69 69

,607** ,679** 1 ,881**

,000 ,000 ,000

69 69 69 69

,848** ,875** ,881** 1

,000 ,000 ,000

69 69 69 69

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

Correlations

Correlations

1 ,752** ,598** ,595** ,628** ,844**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000

69 69 69 69 69 69

,752** 1 ,708** ,657** ,651** ,896**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000

69 69 69 69 69 69

,598** ,708** 1 ,731** ,454** ,835**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000

69 69 69 69 69 69

,595** ,657** ,731** 1 ,544** ,843**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000

69 69 69 69 69 69

,628** ,651** ,454** ,544** 1 ,781**

,000 ,000 ,000 ,000 ,000

69 69 69 69 69 69

,844** ,896** ,835** ,843** ,781** 1

,000 ,000 ,000 ,000 ,000

69 69 69 69 69 69

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). **.

(27)

Variables Entered/Removedb

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: Y b.

Dependent Variable: Y a.

Collinearity Diagnosticsa

3,969 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00

Index (Constant) X1 X2 X3

Variance Proportions

Dependent Variable: Y a.

Regression

Variables Entered/Removedb

X3, X2, X1a . Enter

All requested variables entered. a.

Dependent Variable: Y b.

Model Summaryb

,775a ,600 ,582 ,59914

Model 1

R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

Predictors: (Constant), X3, X2, X1 a.

(28)

ANOVAb

34,995 3 11,665 32,495 ,000a

23,333 65 ,359

58,328 68

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), X3, X2, X1 a.

Dependent Variable: Y b.

Coefficientsa

,742 ,642 1,157 ,252

,317 ,107 ,280 2,951 ,004

,364 ,103 ,330 3,533 ,001

,425 ,130 ,353 3,264 ,002

(Constant)

B Std. Error Unstandardized

Dependent Variable: Y a.

Residuals Statisticsa

4,2047 6,8875 5,5420 ,71738 69

-1,864 1,876 ,000 1,000 69

,081 ,250 ,140 ,036 69

4,2926 6,8942 5,5447 ,71726 69

-1,38198 1,58133 ,00000 ,58578 69

-2,307 2,639 ,000 ,978 69

-2,384 2,674 -,002 1,012 69

-1,47677 1,62256 -,00268 ,62762 69

-2,477 2,812 ,000 1,027 69

,267 10,854 2,957 2,111 69

,000 ,118 ,018 ,028 69

,004 ,160 ,043 ,031 69

Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value

Adjusted Predicted Value Residual

Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance

Centered Leverage Value

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Dependent Variable: Y a.

(29)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

69 ,0000000 ,58577774 ,069 ,069 -,051 ,573 ,898 N

Mean

Std. Deviation Normal Parametersa,b

Absolute Positive Negative Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)

Unstandardiz ed Residual

Test distribution is Normal. a.

(30)

2 1

0 -1

-2

Regression Standardized Predicted Value 3

Gambar

Tabel 4.1Hasil Pengujian Validitas
Tabel 4.3:Hasil Pengujian Normalitas
Tabel 4.4Hasil Perhitungan VIF
Tabel 4.5Hasil Uji Heteroskedastisitas
+4

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan dari hasil penilaian meskipun ketersediaan air cukup bagus namun tingkat ketersediaan air pada sub sistem pada DI Wawotobi yang ada belum merata hal

Dalam menjalankan urusan wajib pemerintah daerah dalam bidang komunikasi dan informatika, Diskominfo PDE Provinsi Riau dituntut untuk dapat menyelenggarakan

“Kesultanan Melayu Melaka: Satu Kajian Mengenai Kedatangan, Penerimaan, dan Penyebaran Agama Islam (Tahun 1400-1511).” Disertasi, Jabatan Sejarah Universiti

Sebaliknya pada saat tanaman memerlukan pupuk urea untuk pertumbuhan cepat, saat pupuk yang tersedia dalam tanah berkurang, petani memberikan pupuk N dalam jumlah yang jauh di

Pemberian status hukum Perseroan Terbatas harus memenuhi persyaratan tertentu yaitu setelah akta pendiriannya mendapat pengesahan dari Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia

Sampel pelet calf starter yang telah ditambah fermentasi limbah kubis sesuai perlakuan dianalisis untuk diketahui total BAL.. Pengujian total BAL dilakukan dengan

Misi I: Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Kaltim yang Mandiri dan Berdaya Saing Tinggi 1 Meningkatnya IPM 2 Meningkatnya harapan lama sekolah Strategi 1 : Peningkatan akses

online dengan mean world syndrome tetapi disini peneliti menemukan adanya hubungan antara variabel terpaan media pemain game online “Point Blank” terhadap efek