• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEKNOLOGI REHABILITASI LAHAN GAMBUT BONGKOR UNTUK BUDIDAYA PADI. Agus Supriyol dan Eni Maftu'ah2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TEKNOLOGI REHABILITASI LAHAN GAMBUT BONGKOR UNTUK BUDIDAYA PADI. Agus Supriyol dan Eni Maftu'ah2"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan Vol. 9 No. 1 (2009)p: 58-67

TEKNOLOGI REHABILITASI

LAHAN GAMBUT BONGKOR

UNTUK BUDIDAYA PADI

Agus Supriyol dan Eni Maftu'ah2

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Kalimantan Selatan. JI. Panglima Batur No 4, Banjarbaru. Kontak email: agssupriyo@yahoo.com

Balai Penelitian Pertanian Lahan Rawa, Banjarbaru

Abstract

The utilization of of peat land for agriculture through reclamation (land opened by drainage cannals construction). Tidalswamps were reclaimed in?5 years (1968 until 1993) predicted about 1.2 million hectares by goverment and about 3.0 millions hectare by community self. Area had reclaimed about 0.80 million hectares was peat lands. The reality showed that after five years more a part of these land became sleeping land (bongkor). The prediction of peat land areilS in Ex Mega Rice Project (MRP) mainly in block C area such as Pulang Pisau and a part of Kapuas district areas Central Kalimantan provincy, a part of Barito Kuala areas, 50uth Kalimantanprovincy, Ogan Kering Ilir and Banyuasin districts of South Sumatera provincy as sleeping land areas. Sleeping peaat lands area were decreased of land quality include low acidity, hidrophobics condition so that a rise ''irreversibledrying as resulted overdrained.

Rehabilitation of peat land were employed by approach (a) flooding or usage of tide water as flusshing, (b) soil amendment by ameliorant matterial and combination the usage of water single tide maintained in the plot for a day and drained in the low with ameliorant applied.

.

The interaction between the usage of the single tide maintained in the plot for a day and drained in the low tide (Ll) and ameliorant + fertilizer (A1) levels equivalent (4.800 dolomite + 5.860 farm manure +119 urea +119 SP36 + 79,5 KC/) kg.ha-1on saprict peat increased to lechate water-pH and decreased to disolved acidity, (b) The treatment Lo resulted in rice yield of 3.600 tha-1 harvest-dry seed on the cultivation of IR 66 or 19.50 % higher than the yield of the Martapura(3.020 tha-1) The treatment A1 resulted 4.360 tha-1 in the RS and 2.670 tha-1 in the OS on the cultivationof IR66.

Keywords: Rehabilitation, Sleeping land (peat), Rice

Pendahuluan

Pemanfaatan pertanian di lahan gambut secara bijaksana (wise use) meliputi aspek perencanaan tata ruang harus sesuai dengan peruntukan (daerah gambut pedalaman atau

\\dome' sebagai areal konservasi, daerah

tengahan diperuntukan bagi tanaman tahunan dan daerah tepi (1- 1,5 km) dari sungaiuntuk

budidaya tanaman pangan terutama padi), dari aspek lingkungan perlu memperhatikan kondisi biofisik dan sosial ekonomi dan budaya masyarakat.

Terdesaknya fungsi pemanfaatan lahan pertanian potensial di pulau Jawa akibat laju pembangunan, menyebabkan penyediaan pangan pada masa mendatang tidak dapat lagi bertumpu di pulau Jawa yang selama ini memasok 60% kebutuhan pangan nasional. Langkah strategis yang perlu dilakukan adalah memberikan perhatian yang lebih besar

terhadap pemanfaatan lahan-Iahan marginal .yang ada di luar pulau

Jawa,

dan

mengendalikan secara ketat laju alih fungsi lahan pertanian di pulau Jawa.

Salah satu lahan' marginal der:1gan',' . potensi luas yang besar adalah lahan gambut. Widjaja-Adhi et al. (1992) menginformasikan

bahwa luas lahan gambut di Indonesia mencapai 20,9 juta hektar, sedangkan

Notohadiprawiro(1996)melaporkanluaslahan

gambut Indoensia sekitar 17 juta hektar, dan Puslittanak (2000) menyatakan bahwa lahan gambut diIndonesia hanya 14,5 juta hektar.

Lahan gambut berperan penting bagi kesejahteraan manusia

(sebagai penghasil,

hasil hutan non kayu,\\ carbon-sinK', sebagai

penahan banjir, pemasok air, berbagai proses biokimi~ yang berhubungan dengan air, mengandung plasma nutfah yang bermanfaat (sumber karbohidrat, protein, minyak dan

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)

-66

dd, Mg-dd penurunan kemasaman tertukar (H-dd + AL-dd), dan meningkatkan hasil padi IR 66 lebih tinggi dibanding padi var. Martapura.

Daftar Pustaka

Ananto, E.E., Subagyo, H., Ismail, I.G. Kusnadi, U. Alihamsyah, T. and Thahir, R.

(1998) Prospect of Development Agricultural System in =ridalSwamp Land in South Sumatera, AARD,Jakarta 177 pp. Andriesse, J.P. (1988) Nature and

Management of Tropical Peat Soils. FAO Soils Bulletin 59. FAOof the United Nations, Rome, 65 pp.

Centre for Study of Land Resources (2000) Characterization and Identification of Sleeping Land for extension planting in C Zone Mega Rice Project. Final Report Joint Research Agriculture Department, Faculty of Agriculture, Gadjah Mada University, Yogyakarta. 120 pp. (in Indonesian)

Chaerani, A. (1997) The Effect of Fresh Water Leaching and Amelioration on Improvement of Peat Chemical Properties and Rice Yield. Masters' Thesis, Post-graduate programme Gadjah Mada University, Yogyakarta. 105 pp (in Indonesian).

Direct of Swampy (1992) Physical Infrastructure for development of tidal swamps and swampy areas. In Proceedings Of the National Meeting on Agricultural Development in Tidal Swamp Land. Cisarua, Bogor March 3 - 4, 1992. AARD

Lambert, K. (1995) Physico-Chemical Characterization of Lowland Tropical Peat Soil. PhD Thesis, Faculty.of Agricultue and Applied Biological Science, Royal University of Gent, Gent, The Netherlands.161 pp. Maas, A., Darmanto and Nuryani (2001)

Identification of problems and suggestions for improvement of "bongkor peatland" in Zone C of the former Mega Rice Project in Central Kalimantan. In: J.O. Rieley and S.E. Page (Eds). Proceedings of the International Symposium on Biodiversity, Environmental Importance and Sustainability of Tropical peat and Peatlands, Palangka Raya, Central Kalimantan, 4-8 September 1995. Samara Publishing Limited, Cardigan. UK. Pp 219 -223.

Jurnal IImu Tanah dan Lingkungan Vol. 9 No. 1(2009) p: 58-67

Maas, A. (2003). Seeking a Standarization of Peat Preparation and Extraction System in Order to Reflect Peat Condition in The Land. (in Indonesian). Internal Report. Research Institute Gadjah Mada University.Yogyakarta 23pp.

Masganti, T. Notohadikusumo., Maas, A. and

Radjagukguk,B. (2002) Hydrodrophobicity

and its impact on chemical properties of peat. In: J.O. Rieley and S.E. Page (Eds). Proceedings of the International Symposium on Peatlands for People: Natural Resource Functions and Sustainable Management. Biodiversity, Proceedings of the International Symposium on Tropical Peatland, 22-232 August 2001, Jakarta, Indonesia. BPPT and Indonesian peat Association. Pp 109-113.

Masganti (2003) Study on the Effort to increase Phosphorus Potential Supply in Oligotrophic Peat. Masters' Thesis, Post Graduate Study Programme, Gadjah Mada University Yogyakarta, Indonesia. 329 pp. Nugroho, K. and Widodo, B.(2001)The effect

of dry-wet condition to peat soil physical characteristic of different degree of decomposition. In: J.O. Rieley and S.E. Page (Eds). Proceedings of the International Symposium on Biodiversity, Environmental Importance and Sustainability of Tropical peat and Peatlands, Palangka Raya, Central Kalimantan, 4-8 September 1995. Samara Publishing Limited, Cardigan. UK. Pp 94-102.

Ponnamperuma, F.N. (1977) Physico-chemical properties of submerged soils in relation to fertility. IRRIResearch. Paper Series NO.5. February 1977. IRRI PO Box 933

Philippines.32pp.

.

/'

Sabiham, S. (2000) Water critical peat of Central Kalimantan and its relation to irreversible drying. Journal of Tropical Soil, 11: 21- 30.

Suryanto (1997) Fertility management for sustainable agriculture on tropical ombrogenous peat. In: J.O. Rieley and S.E. Page (Eds). Proceedings of the International Symposium on Biodiversity, Environmental Importance and Sustainability of Tropical peat and Peatlands, Palangka Raya, Central Kalimantan, 4-8 September 1995. Samara PublishingLimited, Cardigan. UK. Pp 315-320.

(10)

-Supriyo. Teknologi Rehabilitas Lahan Gambut

Tate, L.R. (1987) SoilOrganic Matter Biological and Ecological Effects. Wiley Interscience Publication. Pp. 1- 53; 186 - 217.

Thompson, L.M. and Troeh, F.R. (1978) Soil and soil fertility. McGraw-HiliInc., pp. 118-234.

67

Valat, B.C., Jouany and Riviere, L.M. (1991) Characterization of the wetting properties of air-dried peats and composts. Soil Science, 152 (2): 100-107.

Widjaja Adhi, I P.G. (1988) Physical and Chemical Characteristics of Peat Soil of Indonesia. lARDJournal, 10(3): 59-64.

. ,

Referensi

Dokumen terkait

Siswa memilih atau menjawab opsi jawaban a sudah paham bahwa perbandingan besar gaya apung dan gaya berat adalah sama pada benda yang melayang walaupun posisi melayangnya

1) Bank Tertarik wajib menutup Rekening Giro pribadi dimaksud dan mencantumkan kembali identitas Pemilik Rekening yang bersangkutan ke dalam DHIB dan menyampaikan

Sasaran penyelenggaraan sistem surveilans epidemiologi kesehatan meliputi masalah- masalah yang berkaitan dengan program kesehatan meliputi masalah masalah yang berkaitan

Diberikan dua metode untuk mendeteksi periodisitas, yaitu Fisher statistik dan Chiu statistik dan sebuah ilustrasi dengan menggunakan data simulasi untuk menguji dan mereplikasi

bahan baku proses fotosintesis, sedangkan pada suhu udara yang tinggi akan memperlambat laju fotosintesis dan laju respirasi dipercepat, akibatnya produksi pati

Alhamdulillah dengan usaha yang dilakukan akhirnya saya dapat menyelesaikan dengan baik penulisan Salah Satu Syarat Penyelesaian Program Pendidikan Sarjana di

Sedangkan unt uk m endapat kan j ulah yang t idak lulus, lakukan penam bahan fungsi COUNTI F pada C10 sebagai berikut m elalui funct ion wizard:..

mereka berkata: "Janganlah kamu merasa takut; (Kami) adalah dua orang yang berperkara yang salah seorang dari Kami berbuat zalim kepada yang lain; Maka