1
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “2
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “3
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
30 Des 2012. 23:51 #Np: Norihiro Tsuru-Last Carnival
PREFACE
Untuk memulai preface atau kata pengantar ini perlu dijelaskan bahwa halaman ini dibuat bukan untuk tujuan promosi buku, promosi tim penulis buku, dan lebih jelas lagi bukan untuk promosi Power Bank berkapasitas 5600 mAH. Tujuan penulisan kata pengantar ini sederhana saja, agar anda sebagai pembaca mengetahui buku apa ini, mengapa dibuat buku ini, siapa penulisnya, dan juga apa tujuan yang penulis sertakan bersama dengan penulisan buku ini, sehingga paling tidak anda akan merasa mengenal buku ini meskipun belum atau bahkan tidak berminat untuk membacanya sampai habis.
Buku yang anda pegang sekarang berjudul “Buku Panduan Bodrex menuju UKDI” . Sesuai judulnya buku ini adalah buku panduan menuju UKDI, singkatnya buku ini berisi ringkasan-ringkasan ilmu kedokteran atau ilmu-ilmu lain yang akan memandu kita dalam menghadapi UKDI. Sekali lagi, ini adalah buku panduan, jadi tolong jangan pernah menyalah artikan buku ini sebagai buku yang akan menjamin kelulusan UKDI ataupun satu-satunya buku wajib dalam menghadapi UKDI, alangkah bijaknya bila selain membaca buku ini anda juga tetap membaca buku yang lain dalam rangka persiapan menghadapi UKDI. Buku terbaik yang kami sarankan menjadi peneman buku ini adalah buku-buku kumpulan soal UKDI dengan berbagai mereknya, karena memang buku ini kami buat berdasarkan dari soal-soal UKDI sebelum-sebelumnya dan juga prediksi soal-soal UKDI yang akan datang, tetapi tidak ada larangan juga membaca buku ini ditemani dengan buku Koass Racun yang tengah marak di kalangan koass, ataupun buku lain selama akibatnya anda tanggung sendiri (misal F*H*M).
Bila merujuk pada judul, maka tentu dapat ditebak bahwa penulis buku ini adalah Bodrex (bila anda tidak dapat menebak pun tidak masalah, karena sudah kami beritahukan pada kalimat sebelum ini). Sebelum menjelaskan siapa itu Bodrex, demi nama kebenaran akan kami jelaskan bahwa kontributor terbesar buku ini bukanlah bodrex melainkan “sensor” (aka “SenSoR”; aka “SenSoR; aka Dulur) yang entah mengapa tidak ingin namanya disebut pada judul buku, apakah karena kerendahan hatinya atau karena ketakutannya bahwa isi buku ini bisa menurunkan nama baiknya. Terlepas dari semuanya, mas Dulur
4
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
ini lah yang mempunyai ide pembuatan buku ini (disamping ide dana abadi Arema-nya), lengkap dengan segala garis besar, timeline pembuatan, bahkan sampai pada tahap editing dan pencetakan. Kami koass Bodrex hanya merupakan tim pelaksana yang membantunya mewujudkan terciptanya buku ini (thx lur!!). Saya tambahi juga (thx bodrex!!)
Sekarang sepertinya saat yang tepat menjawab pertanyaan anda sekalian siapa sebenarnya koass Bodrex ini. Nama Bodrex disini mungkin sudah sangat familiar bagi kita semua yaitu salah satu obat sakit kepala MAJU JALAN !!!. Nama kami memang disadur dari nama obat tersebut tapi bukan karena kehadiran kami akan menghilangkan sakit kepala anda (mungkin kami malah menjadi penyebab sakit kepala), atau karena kepopuleran kami setara dengan obat tersebut, sebenarnya meskipun agak aneh tetapi asal nama ini merupakan akibat dari wejangan atau nasihat atau sindiran atau lebih kasarnya sumpah-serapah salah satu guru pengajar kami sebut saja dr.B pada saat masa perkuliahan pre-klinik. Beliau pernah berkata “ Kalian nanti kalau jadi koass paling jadi koass Bodrex, kemana-mana grudukan rame-rame tapi asline ga ngerti ada apa dan mau apa, pokoke grudukan (=barengan)” (Budiman, 2010) dan karena terilhami oleh semangat kebersamaan dan kekeluargaan yang terkandung dalam sumpah-serapah beliau tersebut maka apa yang beliau ucapkan saat itu benar-benar terjadi pada kami, sehingga banggalah kami dengan nama koass Bodrex.
Mengapa kami buat buku ini? Pada awalnya rasa enggan tentu saja terbersit saat mas “SenSoR” mencetuskan idenya dan meminta kami membantu dalam pembuatan buku ini, karena tentu saja setelah masa koass selesai sebagai remaja normal kami ingin menikmati liburan yang tenang atau mungkin beberapa diantara kami yang kurang beruntung harus mengulang masa-masa ipd atau bedah yang indah (ups..) tetapi berlandaskan kesungkanan pada mas
“SenSoR” dan ketakutan terhadap ketidaklulusan UKDI yang makin merajalela kami pun menyanggupi pembuatan buku ini. Dan pada perkembangannya tujuan itu pun meluas menjadi tujuan yang mulia yaitu agar buku ini nantinya dapat kami turunkan kepada adik-adik angkatan dengan harapan terjaganya mutu lulusan FKUB dalam hal kelulusan UKDI. Kami harapkan agar adik-adik angkatan tidak hanya membaca atau memperbanyak buku ini, tetapi juga berkenan merevisi dan mengupdate isi dari buku ini sehingga buku ini dapat dipertanggungjawabkan isi dan manfaatnya sampai beberapa tahun ke depan.
5
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
Akhir kata, agar terkesan tidak kalah sopan dengan kata pengantar buku-buku yang lain kami kutip pepatah lama, tidak ada gading yang tak retak, demikian pula halnya karena buku ini masih jauh dari kata kesempurnaan maka kami mohon maklum yang sebesar-besarnya karena dalam pembuatan buku ini sebagian dari kami memang masih berkutat dengan kesibukan menuntaskan tanggung jawab perkoasan (agar tidak salah baca kata perkoasan memang kami bold) terutama bagi yang masih berkeliaran di lab ipd atau bedah (ups..), sedangkan sebagian kecil lainnya sibuk menikmati liburan dengan mudik ke kampung halaman, sebagian yang lebih kecil lainnya sibuk mengangkat barbel di fitness center, dan satu orang yang kurang beruntung mengambil bagian dalam pembuatan buku ini sambil menahan rasa sakit akibat HNP yang mulai kebal terhadap PDAC (salut!).
Sebagai penutup akan disertakan sebuah kutipan yang agak dalam maknanya. “Reading a great book, should be like travelling the ocean, where the sky and sea are your only boundaries”. Akhir kata, selamat membaca buku ini, moco sek cek rilek!! (bodrex team) (Sing gakno foto e gak oleh njae !!!)
Jika Ada Salah dari “BUKU panduan BODREX menuju UKDI Divisi IPD” ini. BODREX tidak bertanggung jawab penuh akan tetapi yang bertanggung jawab PENUH sbb : Koordinator : dr. Madya K. J
KanaHaub 1 : dr. I. G Lanang A. S KanaHaub 2 : dr. Sony Azhar KanaHaub 3 : dr. Yusup KanaHaub 4 : dr. Eko A. H KanaHaub 5 : dr. Richi Aditya KanaHaub 6 : dr. Ayas iLakes
Terima Kasih ATAS protesnya. Walau menghubungi KAMI, anda akan kami USIR, kami SANGAT berharap pada angkatan 2008 keatas untuk MENGUPDATE buku ini. Pertahankan yang BAIK, Revisilah yang SALAH & Tambahilah yang KURANG itu akan lebih MULIA daripada menghubungi KAMI para pasukan BODREX
6
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany List KONTRIBUTOR Penanggung JawabJika ada yang PROTES silahkan berprotes pada masing-masing Penanggung Jawab kami
Buku Panduan Bodrex Menuju UKDI – Dari Kami Untuk Semua
IPD
Madya. K. J
I. G. Lanang. A. S
Sony Azhar
Yusup
Eko A. H
IKADede. A. R
Stanley Tanjaya
Johan Hananta
BEDAHRionaldo. D
Arghya. W
Joshua Sutikno
Chaidar Muttaqin
ObgynAyas ilakes
IKMRichi Adtya
NeurologiReza. M
Moh. Maulana
Moh. Irvan. A
PsikiatriAyas ilakes
MATAA. Reddy, S
harris. Surojo
THTAndreas Rendra
M. Mifta.
KULITAyas ilakes
ForensikAyas ilakes
LAYoutida Bagus gita
Ayas ilakes
Editor
Richi Adtya
7
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
PORTAL
utas
UKDI ilmu penyakit dalam
Mengandung DIBAHAS
Kardiologi
•
Sindrom Koroner akut
•
gagal jantung
•
Shock Condition
Pulmonologi
•
Tuberculosis Paru
•
Pneumonia
•
Penyakit paru obstruksi
kronis
•
Asma
Gastroenterologi
•
Gastritis
•
GERD
•
Tukak duedenum
•
Tukak gaster
•
Perdarahan saluran cerna
atas
•
Perdarahan saluran cerna
bawah
•
Gastroenteritis
•
Mouth ulcers
Hepatologi
•
Abses hepar
•
Hepatitis A & Hepatitis B
•
Perlemakan hati
8
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
PORTAL
utas
UKDI ilmu penyakit dalam
Mengandung DIBAHAS
Endokrinologi
•
Diabetes melitus
•
Grave disease
•
Krisis tyroid
Rheumatologi
•
Gout arthritis
•
Osteoarthritis
•
Osteomalasia
•
Osteoporosis
•
Paget disease
•
Rheumatoid arthritis
•
SLE
Tropik infeksi
•
Amebiasis
•
Ascaris
•
Hookworm
•
Filariasis
•
Gardiasis
•
Toxoplasmosis
•
Taeniasis
•
Trichomoniasis
•
Tripanosomiasis
BODRex ipd +++
•
KakaK Perguruan
•
Madya K. J
•
Adek Perguruan
•
I. G. Lanang A. S
•
Sony Azhar
•
Yusup
•
Eko A. H
•
Richi Aditya
•
Ayas iLakes
Mas madya BERKATA : Maaf Nefro & Hemato terjadi MISKOMUNIKASI nanti setelah UKDI kami lengkapi !!! Janji lho yo ayo rek TAGIH en lek gak ehmmm !!!
9
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany Kardiologi Sindrom Koroner akut Level Kompetensi : 3b
Literatur : Braunwald, Buka ajar Ilmu Penyakit dalam, AHA guidelines, Sabatine
Definisi Etiologi & Faktor Resiko Patogenesis
Suatu keadaan gawat darurat jantung dengan manifestasi klinis perasaan tidak enak di dada atau gejala-gejala lain sebagai akibat iskemia miokard. Sindrom koroner akut
mencakup :
STEMI NSTEMI
Angina pektoris tidak stabil (UAP)
Etiologi
Penyempitan arteri koronerkarena
robek/pecahnya thrombus yang ada pada plak aterosklerosis.
Obstruksi dinamikkarena spasme fokal yang terus-menerus pada segmen arteri koroner epikardium. Spasme ini disebabkan oleh hiperkontraktilitas otot polos pembuluh darah dan/atau akibat disfungsi endotel.
Inflamasi : penyempitan arteri, destabilisasi plak, ruptur, trombogenesis. Adanya makrofag, dan limfosit T meningkatkan sekresi
metalloproteinase, sehingga terjadi penipisan dan ruptur plak
Keadaan/factor pencetus
↑ kebutuhan oksigen miokard: demam, takikardi, tirotoksikosis
↓ aliran darah koroner
↓ pasokan oksigen miokard: anemia, hipoksemia
Faktor Resiko
risiko mayor: hiperkolesterolemia, hipertensi, merokok, diabetes mellitus dan genetic.
risiko minor : obesitas, stress, kurang olah raga, laki-laki, perempuan menopause.
Proses terjadinya trombus dimulai dengan gangguan pada salah satu dari Trias Virchow.Antara lain akibat
kelainan pada pembuluh darah, gangguan endotel, serta aliran darah terganggu. Selanjutnya proses koagulasi berlangsung diawali dengan aterosklerosis, inflamasi, terjadi ruptur/fissura dan akhirnya menimbulkan trombus yang akan menghambat pembuluh darah.
10
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Penatalaksanaan
Subyektif
Nyeri dada tipikal
Lokasi: substernal, retrosternal, atau prekordial
Sifat nyeri: sakit, seperti ditekan, ditindih benda berat, seperti diperas/dipelintir, rasa terbakar, atau seperti ditusuk.
Penjalaran: ke lengan kiri, leher, rahang bawah, punggung/interskapula, perut, atau lengan kanan.
Nyeri membaik/hilang dengan istirahat atau nitrat.
Gejala penyerta: mual, muntah, sulit bernapas, keringat dingin, cemas, lemah.
Factor pencetus: aktivitas fisik, emosi
Sesak, mual, muntah , diaforesis, palpitasi, atau pusing Nyeri dada atipikal kecil kemungkinannya disebabkan sindrom
koroner akut
Pemeriksaan Fisik
Tanda iskemia : bunyi jantung S4, murmur regurgitasi mitral, S2 paradoksikal
Tanda gagal jantung : Peningkatan JVP, Ronkhi paru, Bunyi jantung S3, hipotensi, ekstremitas dingin, takikardi
Tanda aterosklerosis di organ lain: Bruit karotis atau femoral, melemahnya pulsasi distal.
Elektrokardiogram (Lihat halaman berikutnya)
Tanda akut : deviasi segmen ST (depresi atau elevasi), inversi gelombang T, LBBB yang baru ditemukan
Tanda adanya infark lama : gelombang Q, pemanjangan Segmen PR.
Infark miokard ST elevasi : Ditemukannya ST elevasi >5 mm
Rujuk ke tempat yang ada ICCU Pasang IV line
Oksigenasi 2 liter/menit selama 2-3 jam , dilanjutkan bila saturasi oksigen arteri rendah.
Pasang monitor EKG
Atasi Nyeri dengan :
Nitrat : sublingual/transdermal/NTG intravena (KI pada sistole kurang dari 90 mmHg). Nitrat sublingual dapat diberikan 3 kali tiap 5 menit.
Morfin 2,5 mgsampai dosis total 20 mg dapat diulang tiap 5 menit,. Atau petidin 25-50 mg IV atau Tramadol 25-50 mg IV.
Antitrombotik
Aspirin (160-325 mg) dikunyah sebisa mungkin bukan enteric coated tablet, diberikan bersamaan dengan clopidogrel (300 mg lalu berikutnya 75 mg/hari)
Antikoagulan
Heparin diberikan dengan target aPTT 1,5-2 kali kontrol. Antiplatelet di stop 5 hari bila akan dilakukan operasi bypass.
Anti-Iskemik
Beta bloker (metaprolol 5 mg hingga 25 mg-100 mg dua kali sehari ) diberikan bila tidak ada KI (gagal jantung, Sistolik <95 mmHg, denyut jantung, Bradikardia)
ACE inhibitor, captopril. Bila intoleran (Batuk kering dapat diganti golongan ARB)
11
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang) Gambar Elektrokardiogram
Petanda Biokimia
Enzim jantung non spesifik : LDH, SGOT/SGPT
Enzim jantung speifik : CK, CKMB, Troponin-T, Troponin I.
STEMI dan NSTEMI : Enzim meningkat minimal 2x batas atas normal
Angina tidak stabil : tidak terdapat peningkatan enzim
Kriteria Diagnosis
Angina tidak stabil bila terjadi nyeri dada dengan salah satu dari 3 hal berikut :
Muncul pada saat istirahat, umumnya berdurasi > 10 menit
Terasa berat dan onsetnya belum lama (4-6 minggu)
Terjadi dengan pola kresendo
NSTEMI yaitu apabila pasien menunjukkan gejala angina tidak stabil, disertai dengan bukti nekrosis miokardium yaitu peningkatan enzim jantung
STEMI yaitu bila dengan nyeri dada, disertai terjadi peningkatan enzim jantung, dan ST elevasi > 5 mm.
Pemeriksaan Penunjang Foto rontgen dada
Petanda biokimia : darah rutin, profil lipid, gula darah, ureum kreatinin
Ekokardiografi
Tes treadmill : untuk mendeteksi didni risiko penyakit koroner dan fungsi jantung setelah keadaan akut teratasi bila terdapat infark
12
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany Kardiologi GAGAL JANTUNG Level Kompetensi : 3b
Literatur : Harrison, Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam, Sabatine, AHA Guidelines
Definisi Patogenesis
Ketidakmampuan Jantung untuk memompa darah dengan cukup
untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh, atau kemampuan
itu dicapai hanya jika tekanan pengisian jantung tinggi atau
keduanya.
Terdapat tiga kondisi yang mendasari terjadinya gagal jantung, yaitu :
1. Gangguan mekanik; beberapa faktor yang mungkin bisa terjadi secara tunggal atau bersamaan yaitu : a) Beban tekanan
b) Beban volume
c) Tamponade jantung atau konstriski perikard, jantung tidak dapat diastole d) Obstruksi pengisian ventrikel
e) Aneurisma ventrikel f) Disinergi ventrikel
g) Restriksi endokardial atu miokardial 2. Abnormalitas otot jantung
a) Primer: kardiomiopati, miokarditis metabolik (DM, gagal ginjal kronik, anemia) toksin atau sitostatika. b) Sekunder: Iskemia, penyakit sistemik, penyakit infiltratif, korpulmonal
13
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany Subyektif & Obyektif (pemeriksaan fisik & pemeriksaan penunjang)
Anamnesis
Gagal jantung kiri: Lemas, dispnea on effort, gangguan mental pada usia tua, intoleransi olahraga, dispnea, orthopnea, PND Gagal jantung kanan: Pembengkakan pada ekstremitas, Cepat kenyang, perut kembung, Nyeri perut.
Pemeriksaan Fisik
Secara umum gagal jantung yg ringan gejalanya kurang jelas, hanya tampak sesak pada aktivitas yang berat. Gagal jantung berat : isi denyut nadi berkurang, takikardia, akral yang dingin, kadang disertai sianosis. Dapat ditemukan BB yang turun atau kaheksia
Tanda kongestif (Dry/wet) : Peningkatan JVP, hepatojugular Refluks, S3, Ronkhi di basal, hepatomegali, asites, ikterus, edema perifer, efusi pleura. Tanda efusi (warm/cold) : tekanan nadi berkurang, akral dingin dan pucat, pulsus alternans.
Pemeriksaan Penunjang
Foto rontgen dada : Pembesaran jantung, distensi vena pulmonal dan redistribusinya vaskuler paru hingga ke tepi (kerley Line B), efusi pleura Elektrokardiografi :
Dapat ditemukan low voltage, T inversi, QS, depresi ST, kadang atrial fibrilasi.
Membantu menunjukkan etiologi gagal jantung (infark, iskemia, hipertrofi, dan lain-lain. Laboratorium
Kimia darah, Hb, Ht, darah rutin.
Tes Fungsi Tiroid, Tes Fungsi hati, Lipid darah, kreatinin
Kadar BNP meingkat hingga >100 pg/ml pada gagal jantung. Tetapi pada pasien dengan gagal ginjal dapat bernilai lebih tinggi. Urinalisis untuk mendeteksi gangguan ginjal
Ekokardiografi & Treadmill test
Stadium berdasarkan AHA :
Stadium A: Resiko tinggi, tanpa perubahan anatomi, tanpa gejala. & Stadium B :Perubahan anatomi, tanpa gejala. & Stadium C: perubahan anatomi jantung, dengan gejala. & Stadium D: gagal jantung refrakter yg membutuhkan Intervensi dan tatalaksana khusus
Kriteria Framingham
Kriteria mayor : PND / Distensi vena-vena leher / Peningkatan vena jugularis / Ronkhi / Kardiomegali / ALO / Gallop S3 / Hepatojugular refluks (+) Kriteria Minor : Edema ektremitas / Batuk malam / Dispnea pada aktivitas / Hepatomegali / Efusi pleura / Kapasitas vital berkurang 1/3 dari normal /
Takikardia (>120x/menit)
Kriteria ditegakkan bila terdapat paling sedikit 1 mayor dan 2 minor atau bisa dengan 2 kriteria mayor yang positif. Kriteria kelas fungsional berdasarkan NYHA
Kelas I : tidak ada batasan dengan aktifitas biasa & Kelas II: Gejala ringan , sedikit terbatas dengan aktifitas biasa & Kelas III: Gejala fatigue, dispnea, palpitasi atau angina pada aktifitas minimal & Kelas IV gejala muncul saat istirahat, gejala memberat pada segala aktivitas
14
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany PenatalaksanaaN
Non-Farmakologi Edukasi
Diet (hindari obesitas , diet rendah garam <2 gram, jumlah cairan 1-1,5 liter)
Hentikan rokok dan alkohol
Latihan jasmani ( jalan 3-5 kali/menit selama 20-30 menit atau sepeda statis 5x/minggu selama 20 menit)
Farmakologi Diuretik
Furosemid 20-40 mg/hari HCT 50-200 mg/hari
Spironolakton 25-50 mg/hari bukan sebagai diuretik tapi sebagai remodelling.
Pantau kadar kalium pada penggunaan spironolaktone bersamaan dengan ACE-inhibitor atau ARB dapat terjadi hiperkalemia
ACE inhibitor
Terapi standard untuk gagal jantung bermanfaat untuk menekan aktivasi neurohormonal. Acptopril 6,25 mg peroral 3x sehari
ARB : valsatran 40 mg dua kali sehari
Tidak boleh pada wanita hamil dan menyusui
Beta Bloker
Diberikan apabila tidak ada tanda-tanda dekompensasi. Mulai dosis kecil kemudian dititrasi tiap 2 minggu. - Bisoprolol 1, 25 mg satu kali sehai
- Metoprolol 50 mg 2-3 kali/hari
- Carvedirol 3,125 mg dua kali/hari dinaikkan hingga 25 mg dua kali /hari
Digoksin
Untuk mengurangi gejala apabila disertai dengan gangguan ritme jantung . dosis 0,75 mg- 1,5 mg pada hari pertama, lalu 0,125-0,25 mg dosis rumatan.
15
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany Kardiologi Syok Hipovolemik, Cardiogenik, anafilaktik, Sepsis Level Kompetensi : 4-3b
Literatur : Buku ajar ilmu penyakit , Buku Advanced Trauma Life Support, Shock ( Harrison’s Principles of Internal )
Etiologi Patogenesis
Syok HIPOVOLEMIK
Kehilangan darah/syok hemoragik
Hemoragik eksternal : trauma, perdarahan GIT
Hemoragik internal : hematoma, hematotoraks
Kehilangan plasma
: luka bakar
Kehilangan cairan dan elektrolit
Eksternal : muntah, diare, keringat yang berlebih
Internal : asites, obstruksi usus
Syok KARDIOGENIK
Gangguan fungsi miokard:
Mekanis
Regurgitasi mitral/aorta, Ruptur septum interventrikel, Aneurisma ventrikel masif
Obstruksi
Pada aliran keluar (outflow) : stenosis atrium Pada aliran masuk (inflow) : stenosis mitral, miksoma atrium kiri/thrombus,perikarditis/efusi perikardium.
Aritmia : Bradiaritmia/takiaritmiaSyok ANAFILAKTIK
Obat-obatan:
Protein: Serum heterolog, vaksin,ektrak alergen
Non Protein: Antibiotika,sulfonamid, anestesi lokal, salisilat.
Makanan: Kacang-kacangan, wijen, ikan laut, putih telor, susu, coklat, zat pengawet DeKaKa. Lain-lain: Olah raga, berlari, sengatan (tawon, semut)
Syok SEPSIS
Syok septik biasanya ditimbulkan oleh penyebaran endotoksin bakteri gram negatif (coli, proteus, pseudomonas, enterokokus, aerobakteri)
Syok HIPOVOLEMIK
Pada syok berat sudah terjadi penurunan perfusi pada jantung dan otak, asidosis metabolik beratdan mungkin pula terjadi asidosis respiratorik.
Syok CARDIOGENIK
Syok kardiogenik terjadi akibat gagal ventrikel kiri yang sangat berat, sehingga tekanan darah turun, tekanan kapiler paru (pulmonary capillary wedge pressure, PCWP) naik, disertai oliguria dan vasokonstriksi perifer, kesadaran yang menurun dan asidosis metabolik.
Syok ANAFILAKTIK
Syok anafilaktik merupakan bagian dari reaksi anafilaktik sistemik berat. Terjadinya syok dapat berlangsung dengan cepat.
Syok SEPSIS
Pada stadium awal curah jantung meningkat, denyut jantung lebih cepat dan tekanan arteri rata-rata turun. Kemudian perjalanannya bertambah progresif dengan penurunan curah jantung, karena darah balik berkurang, yang ditandai dengan turunnya tekanan vena sentral.
Koagulasi intravaskular diseminata (DIC) terjadi karena pemacuan proses pembekuan akibat kerusakan endotel kapiler oleh infeksi bakteri.Syok UKDI Sindrom Pasca Yudisium Dokter ^^
Syok merupakan suatu keadaan patofisiologik dinamik yang terjadi bila
oxygen delivery ke mitokondria sel di seluruh
tubuh manusia tidak mampu memenuhi
kebutuhan oxygen consumption. DeFiNiSi
16
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
Manifestasi Klinis Penatalaksanaan
Syok KARDIOGENIK
Diagnosis ditegakkan bila tekanan sistolik kurang dari 90 mmHg, disertai adanya oliguria, yaitu bila diuresis kurang dari 20-30 cc/jam.
Tidak ada penyebab lain dari hipotensi, seperti perdarahan, diare, reaksi vagal, aritmia, obat-obatan, dan dehidrasi.
Biasanya penderita tampak gelisah, pucat, extremitas dingin disertai sianosis perifer, kulit biasanya lembab dan dingin.
Kemungkinan adanya infark jantung akut didapatkan dari riwayat penyakit adanya sakit dada yang khas, disertai perubahan gambaran EKG yang khas dengan adanya gelombang Q patologis dan segmen ST yang meningkat
Pemeriksaan enzim jantung, CPK, MBCK, SGOT, dan LDH (↑)
Syok ANAFILAKTIK
Reaksi lokal : biasanya hnya urtikaria & edema setempat, tdk fatal.
Reaksi sistemik : biasanya mengenai saluran napas bagian atas, system kardiovaskuler, gastrointestinal, dan kulit. Reaksi tersebut dapat timbul segera atau 30 menit setelah terpapar antigen.
o Ringan : mata bengkak, hidung tersumbat, gatal-gatal di kulit dan mukosa, bersin-bersin, biasanya timbul 2 jam setelah terpapar alergen.
o Sedang : gejalanya lebih berat, selain gejala di atas, dapat pula terjadi bronkospasme, edema laring, mual, muntah, biasanya terjadi dalam 2 jam setelah terpapar antigen.
o Berat : terjadi langsung stlh terpapar dgn alergen, gejala spt reaksi tersebut di atas hanya lebih brt yaitu bronkospasme, edema laring, stridor, napas sesak, sianosis, henti jantung, disfagia, nyeri perut, diare, muntah-muntah, kejang, hipotensi, aritmia jantung, syok, & koma. Kematian disebabkan oleh edema laring & aritmia jantung.
Prinsip Dasar Penanganan Syok
Tujuan utama pengobatan syok ialah melakukan penanganan awal dan khusus untuk:
o menstabilkan kondisi pasien,
o memperbaiki volume cairan sirkulasi darah,
o mengefisiensikan sistem sirkulasi darah. Setelah pasien stabil tentukan penyebab syok
TERAPI CAUSAL Syok KARDIOGENIK
Penatalaksanaan Medis Syok Kardiogenik :
o Pastikan jalan nafas ttp adekuat, bila tdk sadar sebaiknya dilakukan intubasi. o Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan menggunakan masker untuk
mempertahankan PO2 70 – 120 mmHg
o Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada harus diatasi dengan pemberian morfin.
o Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa yg terjadi.
o Bila mungkin pasang CVP.
o Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik.
Medikamentosa :
o Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri. o Anti ansietas, bila cemas.
o Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi. o Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit.
o Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik), bila perfusi jantung tidak adekuat. Dosis dopamin 2-15 mikrogram/kg/m.
o Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan amrinon IV. o Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m.
o Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan oksigenasi jaringan. o Digitalis bila ada fibrilasi atrial atau takikardi supraventrikel.
17
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany Syok SEPSIS
1. Demam tinggi >38.9ºC. Sering diawali dengan menggigil, kemudian suhu turun dalam beberapa jam ( jarang hipotermi).
2. Takikardia.
3. Hipotensi (sistolik < 90 mmHg)
4. Petekia, leukositosis atau leukopenia yang bergeser ke kiri, trombositopenia.
5. Hiperventilasi dengan hipokapnia.
6. Gejala lokal misalnya nyeri tekan didaerah abdomen, perirektal.
7. Syok septik harus dicurigai pada pasien dengan demam, hipotensi, trombositopenia, atau koagulokasi intravaskular yang tidak dapat diterangkan penyebabnya. Sedangkan pada persangkaan infeksi harus segera dilakukan pemeriksaan biakan kuman dan uji lainnya.
Syok ANAFILAKTIK
1.ABC sesuai protokol Gawat darurat
2.Segera berikan adrenalin 1 : 1000 0.3–0.5 mg IMuntuk penderita dewasa atau 0.01 mg/kgBB IM untuk penderita anak-anak, intramuskular. Pemberian ini dapat diulang tiap 15 menit sampai keadaan membaik. Beberapa menganjurkan
pemberian infus kontinyu adrenalin 2–4 ug/menit.
3.Dalam hal terjadi spasme bronkus di mana pemberian adrenalin kurang memberi respons, dapat ditambahkan aminofilin 4–6 mg/kgBB dalam larutan NaCl 0,9% dosis awal yang diteruskan 0.2–1,2 mg/kgBB/menit dalam cairan infus. 4.Dapat diberikan kortikosteroid, metilprednisolon 1-2 mg/kgBB/hari IV,
prednisone 0,5 mg/kgBB/hari peroral
5.Bila tekanan darah tetap rendah, Biasanya, pada syok anafilaktik berat
diperkirakan terdapat kehilangan cairan 20–40% dari volume plasma. 1-2 liter IV pada dewasa secara cepat (5-20 ml/kg dalam 5 menit pertama) dan 30 ml/kg 6.Antihistamin difenhidramin :25-50 mg IV (dewasa), 1 mg/kg IV sampai dengan 50
mg (anak-anak)
7.Pasang torniquet proksimal dari sengatan serangga atau suntikan, dilonggarkan 1-2 menit setiap 10 menit
8.Kalau syok teratasi, penderita harus diobservasi selama kurang lebih 4 jam. penderita yang telah mendapat terapi adrenalin lebih dari 2–3 kali suntikan, harus dirawat semalam untuk observasi.
Syok SEPSIS
1.ABC sesuai dengan protokol gawat darurat
2.Pengumpulan spesimen urin, darah, sputum dan drainase luka dilakukan dengan tekhnik aseptik.
3.Pemberian suplementasi nutrisi tinggi kandungan protein secara agresif dilakukan selama 4 hari dari awitan syok.
4.Pemberian cairan intravena dan obat-obatan yang diresepkan termasuk antibiotik Dopamin, dan Vasopresor untuk optimalisasi volume intravaskuler
18
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
Syok HIPOVOLEMIK Syok HIPOVOLEMIK
Penggantian Cairan dan Darah
Pemasangan dua jalur intra vena dengan jarum besar dipasang untuk membuat akses intra vena guna pemberian cairan. Untuk pemberian secara simultan terapi cairan dan komponen darah jika diperlukan.Contohnya : Ringer Laktat dan Natrium clorida 0,9 %, Koloid (albumin dan dekstran 6 %).
Redistribusi cairan
Pemberian posisi trendelenberg yang dimodifikasi dengan meninggikan tungkai pasien, sekitar 20 derajat, lutut diluruskan, trunchus horizontal dan kepala agak dinaikan. Tujuannya, untuk meningkatkan arus balik vena yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi
Terapi Medikasi
Medikasi akan diresepkan untuk mengatasi dehidarasi jika penyebab yang mendasari adalah dehidrasi. Contohnya, insulin akan diberikan pada pasien dengan dehidrasi sekunder terhadap hiperglikemia, desmopresin (DDVP) untuk diabetes insipidus, preparat anti diare untuk diare dan anti emetic untuk muntah-muntah.NOTE : Sebaiknya tulislah RINGKASAN sendiri tiap2 PATOGNOMONIS dari BAGAIMANA membedakan SHOCK Hipovolemik, Kardiogenik, Anafilaktik & Sepsis Yang paling penting pahami TATALAKSANA umum dari shock ( diatas disebutkan bahwa penatalaksanaan SHOCK secara berurutan TAPI yang jelas penatalaksanaan SHOCK itu sendiri BERSIFAT HOLISTIK & BERSAMAAN ingat kuliah EM) setelah
memahami jenis SHOCK Tatalaksananya juga PAHAMI terutama yang KOMPETENSI 4 (pasti jika ada pertanyaan BISA sampai terapinya dan kadang juga KELUAR soal bioetik dari sebuah kasus shock jadi pahami MATERI dan lihat juga KOMPETENSI dari
masing-masing SHOCK) nowus iLakeS (Balada Bodrex)
19
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany Pulmonologi TUBERKULOSIS PARU ASAIB dan DENGAN berbagai keadaan khusus LeveL Kompetensi 4
Literatur PDPI 2003 & PAPDI & slide kuliah Prof chandra Sp.A & slide kuliah dr. Arief Iskandar Sp. Rad & Formularium RSU dr.Soetomo 2008
Definisi EpidemioloGi EtioloGi Patogenesis
Penyakit radang granulomatus kronis yang menularserta disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis Complex TBC merupakan kasus terbanyak (infeksi) di Indonesia
Indonesia merupakan urutan ke3 terbesar setelah india dan cina
TBC merupakan penyebab kematian terbesar karena penyakit INFEKSI di Indonesia raya
Angka kematian tertinggi karena TBC adalah AFRIKA dikaitkan dengan HIV AIDS
INTInya pasti keluar di UKDI oleh karena TBC adalah penyakit yang menjadi masalah pemerintahan dari pimpinan Soekarno sampai SBY
Mycobacterium Tuberculosis Mycobacterial sulfolipid
bagian dari kuman yang berperan sebagai VIRULENSI
KUMAN ini mempunyai struktur dinding sel yang mengandung KOMPLEKS sekali diwarnai akan tetap tahan dengan upaya
penghilangan dengan larutan asam atau alkohol OLEH KARENA ITU disebut
“Bakteri tahan Asam”
Ada 2 poin mengandung patogenesis MELIPUTI :
TUBERKULOSIS PRIMER
Kuman TBC kusam sal. Respirasi jar. Paru (sarang primer)
yang dapat timbul dimana saja dibagian paru & limfangitis regional gabungan keduannya ini disebut “Kompleks Primer” mengalami 3 NASIB
Nasib 1 : sembuh dan tak meninggalkan cacat sama sekali
Nasib 2 : sembuh meninggalkan sedikit bekas
Nasib 3 : MENYEBAR ada 4 cara penyebarannya
perkontinuitatum, bronkogen, hematogen dan limfogen UNTUK hematogen dan limfogen ini BERKAITAN dengan
DAYA TAHAN TUBUH & bisa jadi TB ektra paru jika sudah menyebar memiliki 2 nasib berikutnya SEMBUH dgn squele atau MENINGGAL
TUBERKULOSIS post PRIMER
Pada stage ini merupakan “sumber penularan” oleh karena itu menjadi HALASAM komunitas
Stage ini merupakan kelanjutan dari stage diatas
Stage ini mempunyai 3 nasib seperti diatas akan tetapi masing masing nasib ada nama namanya LIHAT di PDPI
Lihat di LAMPIRAN TB PARU tentang nasib nasib yang ayas MAKSUDkan
20
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany KlasifiKasi TB PARU :
Secara mengandung garis besar dibagi berdasar 2 hal yakni : BTA dan tipe Pasien
BERDASARKAN BTA
BERDASAR tipe PASIEN
NOTE : mengandung DIJELASKAN :
Kasus baru : blm pernah dapat OAT / sudah pernah menelan OAT < 1 bln
Kasus kambuh / relaps : px TBC dinyatakan tahes komes / tx lengkap datang dengan BTA (+)
o PIKIRKANLAH sesuatu pada kasus kambuh jika gambaran radiologik AKTIF / perburykan gejala / keduannya o PIKIRAN kita harus mecabang menjadi 3 bagian Infeksi non TB / infeksi jamur / TB kasus kambuh
Kasus default / dropout : tidak ambil obat 2 bln / > berturut – turut sblm tx selesai
Kasus gagal : ada 2 poin
o BTA (+) atau kembali menjadi (+) pada akhir bulan ke 5 pengobatan
o BTA (-) dan radiologik (+) menjadi BTA (+) pada akhir bulan ke 2 pengobatan
Kasus kronik / persisten : BTA (+) setelah selesai pengobatan ulang kategori 2 dengan pengawasan baik
BERDASAR tipe PASIEN ada 5 KASUS yakni
baru
kambuh / relaps
default / dropout
gagal
kronik / persisten
•2 dari 3 spesimen dahak -> BTA (+)
•1 spesimen dahak BTA (+) & gambaran radiologik TBC aktif
•1 spesimen dahak BTA (+) & biakan kuman (+)
BTA [+] (Dx tegak TB Paru)
•3x pemeriksaan dahak (-) & gambaran klinik TB serta radiologik TB aktif
•3x pemeriksaan dahak (-) & biakan kuman (+)
BTA [-] (Dx tegak TB Paru)
TAMBAHAN
Kasus pindahan : px sdg tx OAT pindah dari kabupaten satu ke kabupaten lainnya & px pindahan membawa surat rujukan
Kasus bekas TB : sangat jelas jangan diperjelas lagi ^^
21
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany SUBYEKTIF dan OBYEKTIF pada PASIEN TB paru ATAU alur DIAGNOSIS lihat lampiran TB paru
Gejala Klinik Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan bakteriologik Pemeriksaan Radiologik Pem. Khusus Pem. Lain
Gejala Lokal Batuk > 2 minggu Batuk darah Sesak nafas Nyeri dada Gejala Sitemik Demam Malaise berkeringat mlm BB ↓ Letak KELAINAN Apex dan segmen
posterior (S1 dan S2) lobus superior
Apex (S6) lobus inferior
UMUMnya
Suara nafas bronkial
Suara nafas melemah Rhonki basah Tanda penarikan
paru, diafragma, & mediastinum NOTE PLEURITIS TB tergantung banyaknya cairan di rongga pleura LIMFADENITIS TB pemb KGB regional plg sering di KGB coli dan bisa jg di KGB axila bisa jadi COLD abses
BAHAN pemeriksaan Dahak
Cairan plasma, liquor cerebrospinal, bilasan lambung, bilasan bronkus, kurasan bronkoalveolar, urin, feses, & jar biopsi
CARA pengumpulan & pengiriman BAHAN
UMUM 3x SPS (sewatu, pagi, sewaktu) atau3x tiap pagi 3 hari berturut turut
KHUSUS kertas saring CARA pemeriksaan dahak & bahan lain
Mikroskope interpertasi skala IUATLD&Bronkhost
Asaib pewarnaan Ziehl Nielsen Fluoresens pewarnaan auramin-rhodomin utk skrining Biakan Dx pasti TBC deteksi M.tuberculosis ada 2 cara yakni
Egg base media Low enstein-jensen, ogawa, kudoh
Agar base media middle brook
TEKNIK fotonya Standart PA
Atas indikasi lateral, top lordotik, oblik & CT scan
Gambaran AKTIF
Bayangan berawan / nodular di segmen (lihat LETAK kelainan) Kaviti > 1, dikelilingi bayangan opak
berawan atau nodular
Bercak milier
Efusi pleura umumnya (unilateral), jarang (bilateral)
GAMBARAN INAKTIF Fibrotik
Kalsifikasi
Schwarte atau penebelan pleura DESTROYED LUNG
Nama lain dari luluh paru
Gambaran radiologik kerusakan jar. Paru yang berat gambarannya bisa
atelektasis, ekatsis/mulitikavitas dan
fibrosis paru untuk memastikan kerusakan DIPERLUKAN pemeriksaan bakteriologik.
NB : untuk gambaran radiologik LIHAT lampiran TB paru BACTEC PCR Serologi ELISA, ICT, Mycodot, PAP, IgG TB Analisis cairan pleura Histo PA jaringan Pem. Darah LED ↑ kadang ada yang N, limfosit tdk spesifik Tuberkulin dewasa kurang spesifik, BERMAKNA jika didapatkan konversi, bula, kepositifan besar ilakes (lebih dari indikator) lihat di LAMPIRAN TB paru untuk pembahasan tuberculin test secara lengkap
22
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASANPENDAHULUAN basic CONCEPT
Obat Lini 1 (utama) Obat Lini 2 (tambahan) OBAT tunggal & kombinasi tetap Fase Tx
Ada 5 JENIS (RHZES) R Rifampisin
H INH
Z Pyrazinamid
E Ethambutol
S Streptomisin
Obat yang ada di Indonesia dan sudah dipakai
Kanamisin & Amikasin & Kuinolon
Obat yang masih dalam penelitian Makrolid & Amoxiclav
Obat yang belum tersedia di Indonesia Kepromisin & Sikloserin & Derivat rifampisin
dan INH & Thiomidies (ethionamide dan prothinamide)
Obat tunggal obat disajikan terpisah
Obat kombinasi tetap nama lainnya FDC “fixed dose combination” terdiri dari 3 atau 4 obat dalam satu tablet
NB WHO anjurkan yang obat
kombinasi tetap dengan berbagai alasan lihat PDPI 2003
Fase intensif (2-3) bulan
Fase lanjutan 4 atau 7 bulan
SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASANDOSIS dan SEDIAN
Obat DOSiS Maks Dose Sedian kemasan TunggaL Cara Pemakaian
R D : 10 mg/KgBB/hr, diberikan 24 jam A : 10 mg/KgBB/hr, diberikan 24 jam
600 mg/hr tab 300mg, tab 450mg, tab 600mg Diminum saat lambung kosong
atau 1 jam sebelum makan
H D : fase intensif5 mg/KgBB/hr, maks dose 300mg/hr
D : fase lanjutan10 mg/KgBB/hr, maks dose 600mg/hr
A : 5-10 mg/dosis, diberikan 24 jam, maks dose 300/hr
Lht samping
kiri
tab 100mg, tab 300mg Diminum 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah
makan Z D : 25 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 24 jam
A : 25-35 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 12 jam
2 gram/hr tab 500 mg Diminum bersama makanan
atau sesudah makan E D : 15-20 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 24 jam
A : 15-20 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 24 jam
tab 250mg, tab 500mg Diminum bersama makanan
S D : 5 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 24 jam, selama 1-2 bln A : 15-40 mg/KgBB/hr, diberikan setiap 24 jam
1000 mg/hr serb. inj. 1000 mg/vial Disuntikkan via intra muskular (i.m)
23
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASAN EFEK SAMPING obat TB yang LINI 1 saja LUR mengandung WAKEH halasam’e
Obat Efek samping RINGAN Tatalaksana Efek samping BERAT Tatalaksana
R Sindrom flu (demam, menggigil, nyeri tlg)
Sindrom perut (sakit perut, mual, tak nafsu mkn, muntah, diare)
Sindrom kulit ( gatal gatal kemerahan)
Pengobatan simptomatik OAT terus
Hepatitis imbas obat atau ikterik 1
Purpura, anemia hemolitik akut, syok & ggl ginjal 2
Sindrom respirasi (tanda sesak nafas)
1. Hentikan OAT sampai ikterik menghilang & boleh diberikan hepatoprotektor
2. Hentikan rifampisin &
jangan DIBERIKAN LAGI
walau gejalanya menghilang
NOTE khusus rifampisin menyebabkan WARNA MERAH pada, air seni, keringat, air mata, air liur warna tersebut karena metabolisme obat TIDAK BERBAHAYA KIE dengan baik dan benar
H Keracunan syaraf tepi Kesemutan
Rasa terbakar di kaki
Nyeri otot
Pridoksin (B6)tab 100 mg/hr Vitamin B kompleks tab/hr OAT terus
Hepatitis imbas obat atau ikterik Hentikan OAT sampai ikterik menghilang & boleh diberikan hepatoprotektor
Z Nyeri sendi
Arthritis gout
Demam, mual, reasi kulit
Pengobatan simptomatik Hepatitis imbas obat atau ikterik Hentikan OAT sampai ikterik menghilang & boleh diberikan hepatoprotektor
E PADA etambutol tidak dikretiriakan menjadi ringan & berat ES gangguan penglihatan (visus turun, buta warna merah dan hijau) keracunan berdasar dosis gangguan penglihatan akan KEMBALI setelah obat dihentikan
NB sebaikknya ethambutol TIDAK DIBERIKAN pada ANAK resiko kerusakan okuler SULIT DIDITEKSI
S Reaksi hipersensitivitas Kurangi dosis 0,25mg Kerusakan n.VIII (keseimbangan dan pendengaran) karena peningkatan dosis & umur px
NB : hati2 jika diteruskan bisa permanen kerusakan yang dimaksud diatas
STOP ganti entambutol
kurangi dosis 0,25mg
NOTE khusus streptomisin obat ini bs menembus BARIER PLASENTA kontraindikasi mutlak wanita hamil bisa merusak syaraf pendengaran janin
24
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASANREGIMEN OBAT OAT berdasar klasifikasi tipe PASIEN
tipe PASIEN REGIMEN obat
TB paru (kasus baru) & BTA (+) & foto thoraks lesi luas KATEGORI 1
2RHZE / 4RH atau 2RHZE / 4R3H3 atau 2RHZE / 6HE
NB : regimen diatas juga untuk TB paru BTA(-) dengan lesi radiologik luas
TB paru (kasus baru) & BTA (-) & foto thoraks lesi minimal KATEGORI 1
2RHZ / 4RH
2RHZ / 4R3H3 atau 6RHE TB paru kasus kambuh
KATEGORI 2
ada 5 macam obat, pd fase INTENSIF selama 3 bulan & fase lanjutan 5 bln / lebih 2RHZES / 1RHZE / 5RHE jika ada hasil resistensi sesuiakan dengan hasil uji resistensinya
jika tak ada uji resistensi 2RHZES / 1RHZE / 5R3H3Z3
TB paru kasus putus obat Berobat 4 bulan & BTA kini (-) & radiologik tak aktif/perbaikan OAT STOP
Berobat 4 bulan & BTA kini (-) & radiologik aktif analisa lagi apa TB atau NON TB jika TB Tx mulai awal dgn regimen yang lbh KUAT ( kategori II) & jangka waktu lebih lama & jika udah pakai kategori II maka ulangi dari awal
Berobat ≥ 4 bulan & BTA (+) Tx mulai awal dgn regimen yang lbh KUAT ( kategori II) & jangka waktu lebih lama & jika udah pakai kategori II maka ulangi dari awal
Berobat < 4 bulan & BTA (+)/(-) pengobatan dari awal dengan panduan obat yang sama
(JIKA mungkin uji kepekaan)
TB paru kasus gagal pengobatan PENGOBATAN sebaiknya berdasar uji resistensi dengan menggunakan MINIMAL 5 OAT (minimal 3 OAT yang masih sensitif & seandainya H resisten tetap berikan)
LAMA PENGOBATAN 1 – 2 tahun (sambil menunggu hasil resistensi 2RHZES kemudian
jika uji RESISTENSI KELUAR lanjutkan obat sesuai uji resistensinya
JIKA TIDAK ADA UJI RESISTENSI2RHZES / 1RHZE / 5R3H3Z3 (kategori 2)
SEBAIKNYA rujuk ke Sp.P
PEMBEDAHAN dipertimbangkan untuk hasil maksimal
TB paru kasus kronik JIKA belum ADA hasil uji resistensi RHZES jika sudah ada sesuaikan
(minimal 3 OAT yang masih sensitif & seandainya H resisten tetap berikan) DITAMBAH obat lini 2 jika TAK MAMPU beri INH seumur hidup & pertimbangkan bedah & RUJUK Sp.P (wajib)
NB : pada HAKEKATNYA regimen ini TERLIHAT sangat RUMIT tapi ada TIPS untuk memahaminya HAFALIN dan PAHAMI kategori 1 dan 2 saja
25
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASANTx pembedahan & EVALUASI Tx
Terapi Pembedahan EVALUASI pengobatan
indikasi MUTLAK Indikasi RELATIF EVALUASI klinik
Dilakukan setiap 2 minggu dalam bulan 1 & seterusnya HANYA tiap bulan
Yang dievaluasi keluhan, BB, pem.fis
EVALUASI bakteriologik
Dilakukan 0-2-6/9 bulan pengobatan
EVALUASI radiologik
Dilakukan 0-2-6/9 bulan pengobatan
EVALUASI efek samping secara klinis
Awal pengobatan lab DL, fungsi hati dan fungsi ginjal
Berikutnya sesuiakan LOGIKA efek samping OAT
EVALUASI keteraturan obat cukup jelas
EVALUASI pasien yang telah sembuh
dievaluasi 2 tahun pertama setelah sembuh
evaluasi BTA 3,6,12, & 24 bulan
evaluasi foto thorax 6,12, & 24 bulan
OAT sudah adekuat & BTA tetap (+)
Batuk darah MASIF & tak dapat ditanggani secara konservatif
Px dgn fistula bronkopleura & empyma tak dapat ditanggani secara konservatif
BTA (-) & batuk darah berulang
Kerusakan satu paru atau lobus dengan keluhan
Sisa kaviti yang menetap
TINDAKAN INVASIF SELAIN PEMBEDAHAN Bronkoskopi
Punksi Pleura
Pemasangan WSD (water seal drainage)
KRITERIA SEMBUH
BTA (-) sebanyak 2 kali akhir masa INTENSIF & akhir PENGOBATAN serta sudah mendapat tx yg adekuat
Pada FOTO thorax serial gambaran radiologik sama ATAU perbaikan
Biakan (-) jika ada fasilitas biakan
DANA abadi AREMA : adalah sebuah pergerakan masa AREMANIA yang selalu bergerak, santun, berkarakter & IKHLAS dan yang jelas KITA hidup bukan dari AREMA akan tetapi bagaimana KITA menghidupi AREMA. Mulai dari diri sendiri, keluarga, dan teman yang kau anggap menjadi saudaramu sendiri.
26
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany SEMUA HAL TENTANG PENGOBATAN TB BAHASAN Tx DALAM keadaan KHUSUS
TB milier Pleuritis TB
(efusi pleura TB)
TB ektra paru (selain 2 kolom kiri)
TB paru dengan DM TB paru dengan kehamilan & menyusui
MRS
2RHZE / 4RH
Pengobatan lanjutan bs diperpanajang tergantung klinis, radiologik & evaluasi Tx
Kortikosteroid prednison
30-40 mg/hr, dosis diturunkan 5-10 mg tiap 5-7 hari, lama pemberian 4-6 hari
Pemberian kortikosteroid TIDAK RUTIN, yakni hanya pada keadaan dibwh ini :
*Tanda/Gejala Meningitis *Sesak nafas *Tanda/Gejala Toksik *Demam tinggi MRS 2RHZE / 4RH Evakuasi cairan dikeluarkan seOPTIMAL mungkin sesuaikan keadaan px & beri kortikosteroid prednison 3x10mg selama 3 minggu
Evakuasi dapat diulang jika perlu Pemberian kortikosteroid harus diperhatikan pada keadaan px sbb : *DM
*TB dengan lesi luas
MRS k/p 2RHZE / 10RH TERAPI disesuaikan TB apa !!! Tatalaksana paling sering pembedahan dengan 2 tujuan pengambilan spesimen untuk Dx & terapi MRS k/p 2RHZ(E-S) / 4RH dengan syarat gula darah terkontrol BILA gula darah tak terkontrol
evaluasi Tx dianggap blm cukup bisa dlanjutkan CAUTION :
Etambutol hati2 karena px DM sering komplikasi kelainan pada mata
Rifampisin mengurangi efektivitas oral anti diabetes (gol.sulfonil urea) so dosis R bisa ditingkatkan
TIDAK ADA indikasi
pengguguran pasien TB dengan kehamilan
Semua obat OAT dapat
diberikan KECUALI streptomisin OAT saat menyusui boleh
tetap lanjut, meskipun OAT dpt disekresi lewat ASI akan tetapi jika bayi juga dapat OAT dianjurkan tidak menyusui
Streptomisin bisa berinteraksi DENGAN obat
kontrasepsi hormonal efektivitas obat hormonal akan berkurang
TAMBAHAN TB dengan KEADAAN KHUSUS
TB paru dengan Gagal Ginjal jangan GUNAKAN : Streptomisin, Kanamisin, dan Capreomycin & sebaiknya jgn gunakan Ethambutol (LOGIKA) jika pakai
sesuaikan dosis dengan faal ginjal & YANG PALING PENTING rujuk ae lur
TB paru dengan Kelainan Hati sebelum Tx periksa faal hati jangan GUNAKAN pirazinamid regimennya 2HRES / 6RH atau 2HES / 10HE
TB paru dengan Kelainan Hati jika px hepatiti akut & klinik ikterik OAT tunda sampai sembuh lanjutkan 6RH & YANG PALING PENTING rujuk
HEPATITIS imbas obat dari namanya jelas STOP OAT yang bersifat hepatotoksik (RHZ) monitor klinis dan faal hati tambahkan INH sampai dosis penuh tambahkan Rifampisin sampai dosis penuh sehingga regimen jadi RHES
27
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany Lampiran tb paru (ada yang penting ada yang tidak penting)
1. Nasib – Nasib yang AYAS maksudkan !!! 2. Tuberculin Test !!!
Prinsip TUBERCULIN ada infeksi TB imunitas selular DELAYED TYPE HYPERSENSITIVITY “Reaksi Tuberkulin”
Standart Dose jenis PPD S Seibert 5-10 TU dan jenis PPD RT23 2-5 TU
CARA tuberkulin tes : Mantoux, Multiple puncture, Patch test
Lokasi : daerah VOLAR di lengan bawah
Waktu pembacaan : 48 – 72 jam setelah INJEKSI
Yang DILAKUKAN : palpasi, ditandai dan diukur
Pelaporan : dalam satuan
mm
o PEMBACAAN HASIL
o 0 – 5 mm : negatif
o 5 – 9 mm : ragu ragu
28
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany 3. MACAM - macam Gambaran Gambaran radiologi skematik TB paru Lihat ini baru lihat radiologisnya
NOTE : Silahkan catat yang menurut anda penting !!!
Pemhaman Radiologis Cuma ada 2 INTI pemikiran
Bedakan apakah ini TB aktif atau TB inaktif (lihat lagi catatan diatas)
29
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
30
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany DOTS (Directly Observed Treatment Short
Course)Merupaka kunci keberhasilan penaggulangan TB program WHO
Ada 5 poin Pemerintah
Penemuan kasus TB pemeriksaan BTA
Pemberian obat jangka pendek diawasi langsung Pengadaan OAT continue
Monitoring, Pencatatan, Pelaporan standart Lampiran Akhir
31
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany Pulmonologi PNEUMONIA Level kompetensi 4Referensi: PDPI 2003 & 2011
Definisi Etiologi Patogenesis Diagnosis
Secara klinis pneumonia didefinisikan sebagai suatu peradangan paru yang disebabkan oleh mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, parasit). Pneumonia yang
disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis tidak termasuk. Sedangkan peradangan paru yang disebabkan oleh nonmikroorganisme (bahan kimia, radiasi, aspirasi bahan toksik, obat-obatan dan lain-lain) disebut pneumonitis.
Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam
mikroorganisme, yaitu
bakteri, virus, jamur dan protozoa.Dari kepustakaan pneumonia komuniti yang diderita oleh masyarakat luar negeri banyak disebabkan bakteri Gram positif, sedangkan pneumonia di rumah sakit banyak disebabkan bakteri Gram negatif sedangkan
pneumonia aspirasi banyak disebabkan oleh bakteri anaerob. Akhir-akhir ini laporan dari beberapa kota di Indonesia menunjukkan bahwa bakteri yang
ditemukan dari pemeriksaan dahak penderita pneumonia komuniti adalah bakteri Gram negatif.
Resiko infeksi di paru sangat tergantung pada kemampuan mikroorganisme untuk sampai dan merusak permukaan epitel saluran napas. Ada beberapa cara mikroorganisme mencapai permukaan :
Inokulasi langsung
Penyebaran melalui pembuluh darah Inhalasi bahan aerosol
Kolonisasi dipermukaan mukosa Dari keempat cara tersebut diatas yang
terbanyak adalah secara Kolonisasi. Secara inhalasi terjadi pada infeksi virus,
mikroorganisme atipikal, mikrobakteria atau jamur.
Gambaran klinis
Anamnesis : Demam, menggigil, suhu tubuh meningkat dapat melebihi 40 C, batuk berdahak mukoid atau purulent kadang-kadang darah, sesak nafas, nyeri dada
Pemfis: tergantung luas kerusakan paru
Inspeksi: dada yang sakit tertinggal Palpasi: fremitus mengeras
Perkusi: redup
Auskultasi: bronkhovesikuler-bronkial, ronki basah haluskasar pada saat resolusi
Pemeriksaan penunjang
Gambaran radiologis:
Menggunakan foto toraks PA/lateral infiltrat/konsolidasi, air bronchogram, pneumonia lobaris (streptococcus), infiltrat bilateral+bronkopneumonia (pseudomonas), Konsolidasi lobus kanan atas ( Klebsiella).
Pemeriksaan laboratorium
Peningkatan leukosit >10.000, shif to the left, peningkatan LED, Kultur, BGAasidosis respiratorik
32
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany
Klasifikasi Pengobatan
Pembagian ini penting untuk memudahkan penatalaksanaan.
Berdasarkan klinis dan epideologis
Pneumonia komuniti (community-acquired pneumonia)
Pneumonia nosokomial (hospital-acqiured pneumonia / nosocomial pneumonia)
Pneumonia aspirasi
Pneumonia pada penderita Immunocompromised
Berdasarkan bakteri penyebab
Pneumonia bakterial / tipikal. Dapat terjadi pada semua usia. Beberapa bakteri mempunyai tendensi menyerang sesorang yang peka, misalnya Klebsiella pada penderita alkoholik, Staphyllococcus pada penderita pasca infeksi influenza.
Pneumonia atipikal, disebabkan Mycoplasma, Legionella dan Chlamydia
Pneumonia virus
Pneumonia jamur sering merupakan infeksi sekunder. Predileksi terutama pada penderita dengan daya tahan lemah
(immunocompromised)
Berdasarkan predileksi infeksi
Pneumonia lobaris. Sering pada pneumania bakterial, jarang pada bayi dan orang tua. Pneumonia yang terjadi pada satu lobus atau segmen kemungkinan sekunder disebabkan oleh obstruksi bronkus misalnya : pada aspirasi benda asing atau proses keganasan
Bronkopneumonia. Ditandai dengan bercak-bercak infiltrat pada lapangan paru. Dapat disebabkan oleh bakteria maupun virus. Sering pada bayi dan orang tua. Jarang dihubungkan dengan obstruksi bronkus
Pneumonia interstisial
Penisilin sensitif Streptococcus pneumonia (PSSP):Golongan Penisilin, TMP-SMZ, Makrolid
Penisilin resisten Streptococcus pneumoniae (PRSP): Betalaktam oral dosis tinggi (untuk rawat jalan), Sefotaksim, Seftriakson dosis tinggi, Marolid baru dosis tinggi, Fluorokuinolon respirasi
Pseudomonas aeruginosa: Aminoglikosid, Seftazidim, Sefoperason, Sefepim, Tikarsilin, Piperasilin, Karbapenem : Meropenem, Imipenem; Siprofloksasin, Levofloksasin
Methicillin resistent Staphylococcus aureus (MRSA): Vankomisin, Teikoplanin, Linezolid
Hemophilus influenzae: TMP-SMZ, Azitromisin, Sefalosporin gen. 2 atau 3, Fluorokuinolon respirasi
Legionella:Makrolid, Fluorokuinolon, Rifampisin
Mycoplasma pneumoniae: Doksisiklin, Makrolid, Fluorokuinolon
33
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany Pulmonologi Penyakit Paru Obstruksi Kronis Level kompetensi 4Referensi: PDPI 2003 & 2011
Definisi Etiologi/faktor resiko Patogenesis
PPOK adalah penyakit paru kronik yang ditandai oleh hambatan aliran udara di saluran napas yang bersifat progressif nonreversibel atau reversibel parsial. PPOK terdiri dari bronkitis kronik dan emfisema atau gabungan keduanya.
Bronkitis kronik
Kelainan saluran napas yang ditandai oleh batuk kronik berdahak minimal 3 bulan dalam setahun, sekurang-kurangnya dua tahun berturut - turut, tidak disebabkan penyakit lainnya. Emfisema
Suatu kelainan anatomis paru yang ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli.
Kebiasaan merokok merupakan satu - satunya penyebab kausal yang terpenting, jauh lebih penting dari faktor penyebab lainnya.
Dalam pencatatan riwayat merokok perlu diperhatikan : oRiwayat merokok
Perokok aktif
Perokok pasif
Bekas perokok
oDerajat berat merokok dengan Indeks Brinkman (IB),yaitu perkalian jumlah rata-rata batang rokok dihisap sehari dikalikan lama merokok dalam tahun :
Ringan : 0-200
Sedang : 200-600
Berat : >600
oRiwayat terpajan polusi udara di lingkungan dan tempat kerja oHipereaktiviti bronkus oRiwayat infeksi saluran napas
bawah berulang
o
Defisiensi antitripsin alfa - 1, umumnya jarang terdapat di IndonesiaoPada bronkitis kronikterdapat pembesaran kelenjar mukosa bronkus, metaplasia sel goblet, inflamasi, hipertrofi otot polos pernapasan serta distorsi akibat fibrosis.
oEmfisema ditandai oleh pelebaran rongga udara distal bronkiolus terminal, disertai kerusakan dinding alveoli. Secara anatomik dibedakan tiga jenis emfisema:
Emfisema sentriasinar, dimulai dari bronkiolus respiratori dan meluas ke perifer, terutama mengenai bagian atas paru sering akibat
kebiasaan merokok lama
Emfisema panasinar (panlobuler), melibatkan seluruh alveoli secara merata dan terbanyak pada paru bagian bawah
Emfisema asinar distal (paraseptal), lebih banyak mengenai saluran napas distal, duktus dan sakus alveoler. Proses terlokalisir di septa atau dekat pleura
oObstruksi saluran napas pada PPOK bersifat ireversibel dan terjadi karena perubahan struktural pada saluran napas kecil yaitu : inflamasi, fibrosis, metaplasi sel goblet dan hipertropi otot polos penyebab utama obstruksi jalan napas.
34
“ KITAB UKDI Co-Ass Bodrex FKUB DiViSi IPD “TIM penghimpun materi UKDI FKUB, edisi I Januari 2013, Semoga bermanfaat untuk SAUDARA SEJAWAT semuany a. Anamnesis
o Riwayat merokok / Riwayat terpajan zat iritan / Riwayat penyakit emfisema pada keluarga / Terdapat faktor predisposisi pada masa bayi/anak, mis berat badan lahir rendah (BBLR), infeksi / saluran napas berulang, lingkungan asap rokok dan polusi udara / Batuk berulang dengan atau tanpa dahak / Sesak dengan atau tanpa bunyi mengi
b. Pemeriksaan fisis PPOK dini umumnya tidak ada kelainan
• Inspeksi
o Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu) / Barrel chest (diameter antero - posterior dan transversal sebanding) / Penggunaan otot bantu napas / Hipertropi otot bantu napas / Pelebaran sela iga / Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis i leher dan edema tungkai / Penampilan pink puffer atau blue bloater
• Palpasi
o Pada emfisema fremitus melemah, sela iga melebar
• Perkusi
o Pada emfisema hipersonor dan batas jantung mengecil, letak diafragma rendah, hepar terdorong ke bawah
• Auskultasi
o suara napas vesikuler normal, atau melemah / terdapat ronki dan atau mengi pada waktu bernapas biasa atau pada ekspirasi paksa / ekspirasi memanjang / bunyi jantung terdengar jauh
Radiologi Foto toraks PA dan lateral berguna untuk menyingkirkan penyakit paru lain
Pada emfisema terlihat gambaran :
o Hiperinflasi / Hiperlusen / Ruang retrosternal melebar / Diafragma mendatar o Jantung menggantung (jantung pendulum / tear drop / eye drop appearance)
Pada bronkitis kronik:
o Normal / Corakan bronkovaskuler bertambah pada 21 % kasus
Tujuan penatalaksanaan :
Mengurangi gejala
Mencegah eksaserbasi berulang
Memperbaiki dan mencegah penurunan faal paru
Meningkatkan kualiti hidup penderita
Penatalaksanaan secara umum PPOK meliputi 1. Edukasi 2. Obat – obatan(bronkodilator, antiinflamasi, antitusif,mukolitik, antioksidan) 3. Terapi oksigen 4. Ventilasi mekanik 5. Nutrisi 6. Rehabilitasi
PPOK merupakan penyakit paru kronik progresif dan nonreversibel, sehingga penatalaksanaan
PPOK terbagi atas (1) penatalaksanaan pada keadaan stabil dan (2)
penatalaksanaan pada eksaserbasi akut.
Gambaran yang khas pada emfisema, penderita kurus, kulit kemerahan dan pernapasan pursed - lips breathing Blue bloater Gambaran khas pada bronkitis kronik, penderita gemuk sianosis, terdapat edema tungkai dan ronki basah di basal paru,
sianosis sentral dan perifer (Pursed - lips breathing) Adalah sikap seseorang yang bernapas dengan mulut mencucu dan ekspirasi yang memanjang.