• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS DAN KOMPLEKSITAS SISTEM TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI DAN KEPUASAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS DAN KOMPLEKSITAS SISTEM TERHADAP HUBUNGAN PARTISIPASI DAN KEPUASAN PEMAKAI DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KOMPLEKSITAS TUGAS DAN

KOMPLEKSITAS SISTEM TERHADAP HUBUNGAN

PARTISIPASI DAN KEPUASAN PEMAKAI DALAM

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI

Deni Africo

Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta

Dandes Rifa

Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta

Abstract

This research aimed to exam the effect of task complexcity and system complexcity toward relationship between participation and user satisfaction in information system development. The research is done by all of Bank at Padang city, becouse the bank is kinds of industry that focus user system information now. The sample of this research is manager fungsional every Bank by using Purposive Sampling. The multiple regression analysis is used to the hyphotesis testing. The results showed that participation has siqnificant effect toward user satisfaction. Beside that, the task complexcity also has siqnificant effect toward relationship between participation and user satisfaction in information system development, but the system complexcity variable does not has effect toward relationship between participation and user satisfaction in information system development.

Keywords: Task complexcity, system complexcity, participation and user satisfaction.

1. PENDAHULUAN

Informasi adalah salah satu sumber daya utama yang tersedia bagi manajer. Informasi dapat dikelola sebagaimana halnya sumber daya yang lain. Informasi sangat penting bagi setiap badan usaha karena informasi dapat mengarahkan dan memperlancar kegiatan operasional sehari-hari.Kebutuhan terhadap informasi perusahaan tergantung pada beberapa faktor, salah satu diantaranya adalah tingkat teknologi informasi yang digunakan. Alasan utama penggunaan teknologi informasi dalam suatu bisnis adalah untuk mendukung tugas pemasaran informasi yang mencakup menangkap informasi, menyampaikan, menciptakan, menyimpan dan mengkonsumsikan informasi tersebut (Haag dan Coming, 1998, dalam penelitian Yannie, 2005). Dengan didukung oleh teknologi informasi yang canggih memungkinkan para pembuat keputusan mudah mengakses informasi yang sesuai dengan kebutuhannya, selain informasi yang telah ada dalam perusahaan (House, dkk, 1978 : Galbraith, 1973).

Perkembangan teknologi informasi mempunyai pengaruh luas terhadap aspek bisnis termasuk pula bisnis perbankan.Oleh sebab itu bank yang berbasis sistem

(2)

elektronik (electronic banking system) merupakan suatu keharusan agar dapat tetap

bertahan dan bahkan mungkin menjadi market leader dalam industri perbankan.

Penggunaan sistem informasi diharapkan dapat memberi manfaat yang besar terhadap dunia bisnis yang sangat kompetitif tersebut.Tidak mengherankan jika keputusan atas investasi sistem informasi menjadi sesuatu hal yang penting dalam organisasi (Numaker dan Ralph, 1996; Reich dan Izak, 1996) dan perhatian terhadap faktor penentu kesuksesan pengembangan sistem informasi menjadi sesuatu hal yang sangat penting.

Menurut pendapat Szajna dan Scammel (1993), kesuksesan pengembangan sistem informasi sangat tergantung pada kesesuaian harapan antara system analyst, pemakai (user), sponsor dan customer. Demikian pula Bodnar dan Hopwood (2000), berpendapat bahwa perubahan dari sistem manual ke sistem komputerisasi, tidak hanya

menyangkut perubahan teknologi tetapi juga perubahan perilaku dan

organisasional.Terdapat kira-kira 30% kegagalan pengembangan sistem informasi yang diakibatkan karena tidak memperhatikan aspek organisasional (Mc Dermott,

1987).Perubahan perilaku dan organisasional ini dapat berupa resistance to change, oleh

karena itu pengembangan sistem informasi memerlukan suatu perencanaan dan implementasi yang hati-hati, untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang

dikembangkan (resistance to change).

Untuk menghindari adanya penolakan terhadap sistem yang dikembangkan maka diperlukan adanya partisipasi dari pemakai.Harapan dari berpartisipasinya pemakai dalam pengembangan sistem informasi adalah agar pemakai dapat memperoleh kepuasan atas sistem yang dikembangkan dan dapat meningkatkan kualitas sistem yang dihasilkan.Dalam hal ini pemakai adalah manajer, karena manajer memerlukan informasi untuk pemecahan masalah yang ada di berbagai tingkat dan dalam berbagai bidang fungsional dalam perusahaan khususnya perbankan.

Penelitian oleh Ives dan Olson (1984) mengenai hubungan antara partisipasi pemakai dengan kepuasan pemakai menunjukkan hasil positif, negatif dan mixed. Hasil yang tidak jelas ini disebabkan terbatasnya teori dan tidak lengkapnya metodologi.Demi merekonsiliasi kondisi tersebut, penulis menggunakan faktor kontinjensi yang secara sistematis mengevaluasi berbagai kondisi atau variabel-variabel yang dapat mempengaruhi hubungan antara partisipasi pemakai dalam pengembangan sistem informasi dengan kepuasan pemakai atas sistem tersebut. Penelitian ini difokuskan hanya pada dua faktor kotinjensi, yaitu kompleksitas tugas dan kompleksitas sistem. Fokus terhadap dua faktor kontinjensi ini dikarenakan adanya perbedaan antara temuan penelitian yang dilakukan oleh Restuningdiah dan Indriantoro (2000) dengan Liana (2005).Hasil dari penelitian Restuningdiah dan Indriantoro (2000) mengenai kompleksitas

tugas menunjukkan bahwa kompleksitas tugas tersebut merupakan quasi moderator,

sedangkan hasil penelitian oleh Liana (2005), kompleksitas tugas dipandang sebagai

puremoderator.

Sementara itu pada kompleksitas sistem juga ditemukan adanya perbedaan hasil penelitian yang dilakukan oleh Restuningdiah dan Indriantoro (2000), Liana (2005),

dengan McKeen et.,al (1994). Pada hasil penelitian Restuningdiah dan Indriantoro (2000)

(3)

sementara Liana (2005) juga menyatakan bahwa kompleksitas sistem merupakan quasi moderator terhadap hubungan partisipasi dan kepuasan pemakai.Hal ini menimbulkan

kontradiksi dengan penelitian yang dilakukan oleh McKeen et.,al (1994), yang

menyatakan bahwa kompleksitas sistem berpengaruh sebagai moderating variabel pada

hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai (sebagai pure moderator).

Berdasarkan pada uraian tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompleksitas tugas dan kompleksitas sistem terhadap hubungan partisipasi dengan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut:

a. Apakah ada hubungan antara partisipasi pemakai dengan kepuasan pemakai dalam

proses pengembangan sistem informasi ?.

b. Apakah kompleksitas tugas mempunyai pengaruh terhadap hubungan antara

partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi ?.

c. Apakah kompleksitas sistem mempunyai pengaruh terhadap hubungan antara

partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi ?. 2. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBAGAN HIPOTESIS

2.1. Landasan Teoritis 2.1.1. Sistem Informasi

Menurut Husein dan Wibowo (2000), mendefinisikan sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan yang berfungsi mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan pengawasan dalam organisasi.Selain mendukung pembuatan keputusan, koordinasi dan pengawasan, sistem informasi dapat membantu manajer dalam menganalisa masalah, memvisualisasi masalah-masalah kompleks dan menciptakan produk-produk baru.Sistem informasi ini terdiri dari informasi tentang orang, tempat dan sesuatu dalam organisasi atau lingkungan yang melingkupinya.

Sistem informasi yang dibahas dalam penelitian ini adalah sistem informasi formal berbasis komputer.Sistem informasi berbasis komputer adalah sistem yang berbasis teknologi hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak) untuk mengelola dan menyebarkan informasi.

Penentuan suatu sistem informasi berjalan secara sukses atau tidak bukan merupakan hal yang mudah.Tidak setiap orang setuju tentang nilai atau efektifitas sistem informasi tertentu.Sebuah sistem yang dinilai sangat tinggi melalui analisa pengguna yang berorientasi pada aspek kuantitatif dapat saja dinyatakan gagal oleh orang yang mengandalkan intuisi, perasaan, dan kesan sesaat saja. Sedangkan untuk melihat kompleksnya gambaran apa yang dikatakan pengguna bahwa mereka menyukai dan menginginkan sistem informasi yang baru seringkali tidak menghasilkan peningkatan apapun bagi kinerja organisasi (Husein dan Wibowo, 2000).

Banyak faktor yang dapat dijadikan ukuran keberhasilan penerapan suatu sistem. Faktor-faktor yang dapat dipertimbangkan menurut (Husein dan Wibowo, 2000) adalah:

(4)

a. Sistem tersebut tingkat penggunaannya relatif tinggi (high levels of system use) yang diukur melalui polling terhadap pengguna, pemanfaatan kuesioner, atau memonitor parameter seperti volume transaksi on-line.

b. Kepuasan para pengguna terhadap sistem (users satisfaction with the systems).

c. Sikap yang menguntungkan (favorable attitude) para pengguna terhadap sistem

informasi dan staf dari sistem informasi.

d. Tingkat kemampuan sistem dalam memenuhi tujuan-tujuan yang spesifik,

sebagaimana dicerminkan oleh peningkatan kinerja organisasi dan pengambilan keputusan dari penggunaan sistem.

e. Imbal balik keuangan (financial payoff) untuk organisasi, baik melalui pengurangan biaya atau peningkatan penjualan dan profit.

Kelima ukuran tersebut dipertimbangkan menjadi limited value meskipun analisis

biaya/manfaat telah menggambarkan pentingnya pengambilan keputusan untuk membangun sistem tertentu. Peneliti dalam bidang Sistem Informasi Manajemen lebih menyukai untuk mengkonkritkan pengukuran kesuksesan pada aspek manusia dan organisasi, seperti kualitas informasi, kualitas sistem, dan dampak sistem pada kinerja organisasi (Husein dan Wibowo, 2000).

2.1.2. Sistem Informasi Sebagai Suatu Sumber Daya

Sistem informasi adalah suatu kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya untuk mengubah masukan data menjadi keluaran informasi. Sumber daya dapat diklasifikasikan sebagai data, bahan pendukung, peralatan, sumber daya manusia dan dana. Setiap organisasi yang menggunakan komputer untuk memproses data transaksi memiliki fungsi sistem informasi.Fungsi sistem informasi bertanggung jawab untuk pemrosesan data (DP).DP merupakan aplikasi sistem informasi dalam organisasi paling mendasar dalam setiap organisasi.Fungsi sistem informasi dalam organisasi telah berevolusi dari struktur organisasi sederhana yang meliputi beberapa orang saja sampai struktur yang kompleks yang meliputi banyak spesialis yang bermutu.

2.1.3. Partisipasi dan Kepuasan Pemakai

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam penelitian Liana (2005) partisipasi adalah hal turut berperan serta dalam suatu kegiatan. Partisipasi merupakan suatu proses kerja sama dalam pengambilan keputusan oleh dua kelompok atau lebih yang berpengaruh terhadap keputusan itu sendiri di masa yang akan datang. Partisipasi adalah cara yang efektif untuk menyelaraskan tujuan pusat pertanggungjawaban dengan tujuan perusahaan secara menyeluruh. Partisipasi pemakai adalah aktivitas pemakai dalam tahap pengembangan sistem informasi. Pemakai disini adalah pemakai output komputer yang terlibat secara langsung dalam penggunaan informasi.

Kepuasan pemakai dapat dipandang sebagai kepuasan kerja, dimana menurut

Handoko (1985) dalam penelitian Fitriano (2004), kepuasan kerja (job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan terhadap bagaimana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya, ini tampak melalui sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi lingkungan kerjanya.

(5)

Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual, setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda dan sesuai dengan sistem dan nilai yang berlaku pada dirinya.

2.2. Pengembangan Hipotesis

2.2.1. Pengaruh Partisipasi terhadap Kepuasan Pemakai

Partisipasi merupakan perilaku, pekerjaan, dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai selama proses pengembangan sistem informasi (Barki dan Hartwick, 1994).

Keduanya membedakan defenisi user involvement dengan user participation. Perbedaan

tersebut adalah sebagai berikut:

a. Istilah “user participation” sebaiknya lebih digunakan dibanding “user involvement”

apabila berkaitan dengan perilaku dan aktivitas yang dilakukan oleh pemakai dalam proses pengembangan sistem. Lebih jauh dinyatakannya bahwa pengukuran perilaku pemakai dan aktivitas harus dipertimbangkan sebagai pengukur user participation,

bukan user involvement (Restuningdiah dan Indriantoro, 2000).

b. Konsisten dengan disiplin ilmu yang lain, maka “user involvement” digunakan

berkaitan dengan pernyataan psychological dari individu, dan didefenisikan sebagai pentingnya serta relevansi personal sistem kepada pemakai. Penelitian yang konsisten dengan defenisi ini juga telah telah banyak dilakukan (Restuningdiah dan Indriantoro, 2000).

c. Barki dan Hartwick (1989) mencatat adanya hubungan implisit antara participation

dengan involvement, dan beberapa pendapat bahwa user participation merupakan

penyebab penting bagi user involvement.

Partisipasi digunakan untuk menunjukkan intervensi personal yang nyata dalam pengembangan sistem informasi, mulai dari tahap perencanaan, pengembangan sampai tahap implementasi sistem informasi.Adanya partisipasi diharapkan dapat meningkatkan penerimaan sistem oleh pemakai, yaitu dengan mengembangkan harapan yang realistis

terhadap kemampuan sistem, memberikan sarana bargaining dan pemecahan konflik

seputar masalah perancangan sistem serta memperkecil adanya resistance to change dari pemakai terhadap informasi yang dikembangkan (Muntoro, 1994).

Partisipasi pemakai dalam aktivitas pengembangan sistem diharapkan akan meningkatkan komitmen dan keterlibatan pemakai sehingga pemakai dapat menerima dan menggunakan sistem informasi yang dikembangkan dan akhirnya dapat meningkatkan kepuasan pemakai. Dimana kepuasan pemakai yaitu seberapa jauh pemakai puas dan percaya pada sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Penelitian yang dilakukan oleh Chandrarin dan Indriantoro (1997) terhadap 135 manajer tingkat menengah dari berbagai jenis perusahaan, baik perusahaan jasa, manufaktur, maupun perusahaan dagang yang berlokasi di Indonesia menunjukkan temuan bahwa partisipasi mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap kepuasan pemakai. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Setianingsih dan Indriantoro (1998) terhadap 94 manajer divisi dari berbagai perusahaan jasa, manufaktur maupun perusahaan dagang yang berlokasi di wilayah Indonesia, dengan menghasilkan temuan yang serupa dengan temuan Chandrarin dan Indriantoro (1997). Restuningdiah dan Indriantoro (2000) melakukan penelitian terhadap 102 manajer divisi pada berbagai jenis perusahaan yang

(6)

berlokasi di wilayah Indonesia, hasil temuannya mendukung temuan para peneliti sebelumnya. Liana (2005) melakukan penelitian terhadap perusahaan-perusahaan jasa yang ada di Sumatera Barat, hasil temuannya juga menunjukkan bahwa partisipasi mempunyai hubungan positif dan signifikan terhadap kepuasan pemakai.

Berdasarkan hasil penelitian diatas, penelitian ini akan menguji kembali hubungan antara partisipasi pemakai dalam proses pengembangan sistem informasi yang dirumuskan dengan hipotesis berikut:

H1: Partisipasi pemakai mempunyai hubungan positif terhadap kepuasan pemakai

dalam pengembangan sistem informasi.

2.2.2. Pengaruh Kompleksitas Tugas Terhadap Hubungan Partisipasi Dengan Kepuasan Pemakai

Kompleksitas tugas berasal dari lingkungan pemakai yang berkaitan dengan ambiguitas dan ketidakpastian yang ada di sekitar dunia bisnis. Menurut model kontinjensi yang dikemukakan oleh Restuningdiah dan Indriantoro (2000), peningkatan kompleksitas dalam suatu proyek (tugas dan/atau sistem), akan menurunkan tingkat kepastian keberhasilan proyek tersebut. Untuk mengurangi resiko kegagalan, maka mereka menyarankan untuk meningkatkan partisipasi secara proporsional dengan kompleksitas proyek.Restuningdiah dan Indriantoro (2000) lebih jauh menunjukkan bahwa sebenarnya ada pengaruh interaksi antara partisipasi pemakai dan ketidakpastian tugas dalam hubungannya dengan keberhasilan sistem. Jadi hubungan antara partisipasi pemakai dengan keberhasilan sistem akan berbeda bergantung kepada tingkat ketidakpastian tugas.

Penelitian yang dilakukan oleh Restuningdiah dan Indriantoro (2000)

menunjukkan hasil bahwa kompleksitas tugas merupakan quasi moderator yang

mempengaruhi hubungan antara parisipasi dengan kepuasan pemakai sistem informasi.Sedangkan Liana (2005) mendukung temuan Lau (2003) yang menyatakan bahwa kompleksitas tugas merupakan variabel moderasi pada hubungan antara partisipasi

pemakai dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistim informasi (sebagai pure

moderator).

Hasil-hasil ini menunjukkan bahwa kompleksitas tugas memainkan peran penting dalam hubungan partisipasi dengan kepuasan pemakai. Dalam kondisi dimana kompleksitas tugas rendah, pengembang akan meneruskan proyeknya secara independen dari pemakai, sehingga kebutuhan terhadap partisipasi pemakai akan dikurangi dan partisipasi terlihat kurang memiliki pengaruh pada kesuksesan kepuasan pemakai. Untuk proyek yang berkompleksitas tugas tinggi, maka kebutuhan akan partisipasi pemakai yang efektif sangat krusial.

Atas dasar temuan-temuan tersebut, dirumuskan hipotesis sebagai berikut: H2: Kompleksitas tugas berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasidan

(7)

2.2.3. Pengaruh Kompleksitas Sistem Terhadap Hubungan Partisipasi Dengan Kepuasan Pemakai

Pada awalnya kompleksitas sistem berada dalam lingkungan pengembang sistem (developer) dan berkaitan dengan ambiguitas dan ketidakpastian yang berada di lingkungan bisnis. Berbeda dengan kompleksitas tugas yang muncul dari ambiguitas dan ketidakpastian yang berkaitan dengan pengambilan keputusan pada pemilihan metode (billing cycle, billing method, dan sebagainya), kompleksitas sistem muncul dari ambiguitas dan ketidakpastian yang berkaitan dengan pengambilan keputusan pada

pemilihan technology platform yang mendukung automation of billing, teknik desain dan

bahasa komputer yang akan digunakan, metodologi pengembangan yang akan dilakukan, dan sebaginya (McKeen et.,al, 1994).

Pada saat komplekitas sistem rendah, maka kebutuhan akan partisipasi pemakai dalam pengembangan secara teknis dapat dikurangi. Pada saat kompleksitas sistem tinggi, maka kejadian yang tidak terlihat atau tidak dapat diantisipasi sebelumnya akan dapat merubah spesifikasi awal. Hal ini akan membutuhkan pemecahan melalui partisipasi pemakai yang efektif untuk mencapai keberhasilan sistem.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Chandrarin dan Indriantoro (1997)

menghasilkan temuan bahwa kompleksitas sistem berpengaruh kecil sekali (quasi

moderator) terhadap hubungan partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.Hasil penelitian ini sesuai dengan temuan Restuningdiah dan Indriantoro (2000), Lau (2003), dan Liana (2005).Hal tersebut menggambarkan bahwa tinggi rendahnya tingkat kompleksitas sistem mempengaruhi kuat tidaknya hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai.

Atas dasar temuan-temuan diatas, dilakukan pengujian ulang dengan hipotesis sebagai berikut:

H3: Kompleksitas sistem berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.

Model Penelitian

3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank yang ada di Kodya Padang. Alasan yang digunakan penulis dalam memilih perbankan, karena perbankan merupakan jenis industri yang memfokuskan penggunaan teknologi informasi yang terkini (Jarvenpaa dan Ives, 1991). Sampel dalam penelitian ini adalah manajer fungsional dari

Partisipasi Pemakai

Kompleksitas Tugas

Kompleksitas Sistem

(8)

tiap-tiap bank yang terlibat dalam pengembangan sistem informasi yang dipilih dengan

menggunakan metode purposive sampling.dengan kriteria antara lain (Choe, 1996):

a. Manajer divisi/departemen sebagai pemakai informasi akan lebih objektif dalam

menilai efektivitas sistem informasi yang dikembangkan.

b. Manajer divisi/departemen sebagai pemakai informasi mempunyai kepentingan yang

sama dibandingkan dengan pemakai dari luar perusahaan yang jumlahnya sulit untuk diidentifikasikan dan mempunyai kepentingan yang berbeda.

3.2. Metode Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode survei, dengan penggunaan kuesioner untuk mengumpulkan data.Sebagian kuesioner tersebut akan diantar langsung ke para responden dan sebagian lagi menggunakan jasa pos.

3.3. Variabel Penelitian dan Pengukuran Partisipasi Pemakai

Partisipasi pemakai yang dimaksud adalah perilaku, pernyataan, dan aktivitas yang dilakukan pemakai selama proses pengembangan sistem informasi (Barki dan Hartwick, 1994) atau dengan kata lain tingkat keterlibatan individu dalam pengembangan sisitem informasi. Variabel ini diukur dengan instrument yang dikembangkan oleh Ives

dan Olson (1984) yang telah dimodifikasi sedemikian rupa oleh McKeen et.,al.(1994) dan

juga telah digunakan oleh Liana (2005). Terdiri dari 19 item yang mengukur adanya partisipasi dari pemakai selama proses pengembangan sistem mulai dari tahap

perencanaan sampai dengan tahap implementasi. Masing-masing item merupakan binary

variable yang menentukan apakah ada atau tidak ada partisipasi yang dilakukan oleh pemakai.

Kepuasan Pemakai

Kepuasan pemakai yaitu seberapa jauh pemakai puas dan percaya pada sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan informasinya. Kepuasan pemakai diukur dengan instrument Kettinger (1990) yang terdiri dari 4 (empat) item pertanyaan yang masing-masing menggunakan 7 (tujuh) skala likert. Pertanyaan dimulai dari sangat tidak puas sampai sangat puas.Instrument yang digunakan peneliti, juga digunakan oleh peneliti sebelumnya Liana (2005).

Kompleksitas Tugas

Kompleksitas tugas didasarkan pada persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas. Persepsi ini menimbulkan kemungkinan bahwa suatu tugas sulit bagi seseorang, namun mungkin juga mudah bagi orang lain. Variabel ini diukur dengan instrument yang

dikembangkan oleh Rizzo et.,al. (1970) dengan 6 item pertanyaan yang menggunakan 7

skala likert. Tiap item berkisar dari (1) sangat salah sampai (7) sangat benar, dan nilai (4) menunjukkan tidak benar dan tidak salah (netral).

Kompleksitas Sistem

Variabel ini mengacu pada teknologi yang digunakan oleh suatu organisasi, dengan anggapan bahwa kompleksitas adalah relatif terhadap setiap organisasi dan tidak

(9)

McFarlan (1982) dengan 7 skala likert.Nilai (1) menunjukkan spesifikasi yang sangat tidak jelas atau secara ekstrem sangat kompleks dan nilai (7) menunjukkan spesifikasi yang jelas atau secara ekstrem sangat sederhana.

3.4. Hasil Penelitian 3.4.1. Deskripsi Responden

Data yang dibutuhkan pada penelitian ini diperoleh dengan pengiriman kuesioner kepada responden. Ringkasan pengiriman dan pengembalian kuesioner penelitian ini ditunjukkan pada tabel.1 dibawah ini:

Tabel.1

Rincian Pengiriman dan Penerimaan Kuesioner

Jumlah Persentase

Jumlah kuesioner yang dikirim 80 100 %

Jumlah kuesioner yang tidak kembali 18 22,5 %

Jumlah kuesioner yang kembali 62 77,5 %

Kuesioner yang gugur (tidak lengkap) 5 6,25 %

Kuesioner yang dapat diolah 57 71,25 %

Tabel.1 menunjukkan bahwa dari 80 kuesioner ternyata 62 kuesioner yang mendapat respon dari respondennya, dari 62 yang kembali terdapat 5 diantaranya tidak dapat diikut sertakan dalam analisis karena tidak lengkap. Dengan demikian hanya 57 kuesioner yang dapat diolah. Tingkat pengembalian kuesioner pada penelitian ini adalah 77,5 %, sedangkan tingkat pengembalian kuesioner yang dapat digunakan adalah sebesar 71,25 %.

3.4.2. Deskripsi Statistik

Untuk memberikan gambaran mengenai variabel-variabel penelitian yang digunakan, tabel statistik deskriptif menunjukkan angka kisaran teoritis, kisaran aktual, rata-rata, dan standar deviasi. Dengan kata lain tabel ini menyajikan statistik variabel yang akan diuji dalam penelitian. Tabel.2 Statistik Deskriptif Variabel N Kisaran Teoritis Kisaran Aktual Rata- Rata Standar Deviasi Partisipasi Pemakai 57 0 – 19 1 - 11 4,33 2,37 Kompleksitas Tugas 57 6 – 42 10 - 23 16,04 3,63 Kompleksitas Sistem 57 3 – 21 15 - 21 17,65 1,38 Kepuasan Pemakai 57 4 – 28 17 - 28 22,18 2,15

3.4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Untuk melihat reliabilitas instrumen akan dihitung dengan melihat nilai

cronbach’s alpha yang diperoleh dari hasil pengujian reliabilitas. Instrumen dikatakan reliabel jika memiliki cronbach’s alpha lebih besar dari 0,5 (Nunnaly dan Bemsten, 1994). Uji validitas digunakan untuk memastikan item-item pertanyaan dengan factor

(10)

loading 0,4 menunjukkan bahwa item pertanyaan tersebut valid. Uji analisis faktor ini dapat dilakukan terhadap nilai setiap variabel dengan varimax rotation. Nilai Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (Kaiser’s MSA), yang diisyaratkan agar data yang terkumpul dapat tepat dilakukan analisa faktor diatas 0,5. Item yang dimasukkan dalam analisis akhir adalah item yang memiliki factor loading lebih dari 0,4 (Chia, 1995). Hasil pengujian validitas dan reliabilitas dapat dilihat pada tabel 3.

Dari hasil uji reliabilitas yang dapat dilihat bahwa nilaicronbach’s alphasemua variabel diperoleh lebih besar dari 0,5 berarti bahwa item pertanyaan yang digunakan reliabel. Untuk hasil uji validitas terlihat pula bahwa nilai KMO semua variabel bernilai lebih besar dari 0,5. Hal ini berarti bahwa semua item pertanyaan yang digunakan bersifat valid.

Tabel.3

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Alpha Faktor Loading Kaiser’s MSA Partisipasi Pemakai (X1) 0,529 0,466 – 0,842 0,557 Kompleksitas Tugas (X2) 0,703 0,800 – 0,888 0,635 Kompleksitas Sistem (X3) 0,622 0,744 – 0,800 0,653

Kepuasan Pemakai (Y) 0,680 0,622 – 0,794 0,703

3.4.4. Uji Normalitas Data

Untuk mengetahui normalitas data dapat digunakan uji one sample kolmogorof smirnof test. Data akan berdistribusi normal jika nilai asyimp. Sig (2-tailed) yang diperoleh dari pengujian besar dari alpha (5%). Hasil pengujian normalitas data adalah:

Tabel.4

Hasil Pengujian Normalitas Data

x1 x2 x3 Y N 57 57 57 57 Normal Parameters(a,b) Mean 4,3333 16,0351 17,6491 22,1754 Std. Deviation 2,37045 3,63006 1,38217 2,14745 Most Extreme Differences Absolute ,152 ,144 ,154 ,164 Positive ,152 ,116 ,154 ,164 Negative -,080 -,144 -,127 -,120 Kolmogorov-Smirnov Z 1,151 1,086 1,166 1,239

Asymp. Sig. (2-tailed) ,142 ,189 ,132 ,093

Dari tabel.4 diatas terlihat bahwa nilai asym.sig (2-tailed) untuk semua variabel yaitu partisipasi pemakai (0,142), kompleksitas tugas (0,189), kompleksitas sistem (0,132), dan kepuasan pemakai (0,093) lebih besar dari nilai alpha 5 %, berarti data yang diperoleh untuk semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikatakan berdistribusi normal.

(11)

3.4.5. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas merupakan keadaan yang menggambarkan adanya hubungan linear yang sempurna atau pasti antara variabel independen yang diteliti (partisipasi

pemakai, kompleksitas tugas, dan kompleksitas sistem). Berdasarkan

ujimulti-kolinearitas yang dilakukan terhadap penelitian ini, peneliti memperoleh hasil nilai toleransi kecil dari 1 atau mendekati 1, sedangkan nilai VIF berada diatas 1 atau mendekati 1 keatas. Ini memperlihatkan keadaan bahwa tidak terjadi multikolinearitas terhadap data yang di uji. Untuk lebih lengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel.5

Koefisien VIF dan Tolerance

Variabel VIF Tolerance

Partisipasi Pemakai 1,031 0,970

Kompleksitas Tugas 1,384 0,722

1,400 0,714

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam model yang digunakan untuk penelitian ini bebas dari kasus multikolinearitas yaitu tidak terdapat hubungan sempurna antara sesama variabel bebas.

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Untuk pengujian Hipotesis pertama(H1) digunakan simple regression sedangkan

untuk pengujian hipotesis kedua (H2) dan pengujian hipotesis ketiga (H3) peneliti

menggunakan MRA (Moderated Regression Analysis). MRA merupakan bentuk regresi

yang dirancang secara hierarki untuk menentukan hubungan antara dua variabel (variabel independen dan variabel dependen) yang dipengaruhi oleh variabel ketiga (moderating). 4.1. Pengujian Hipotesis untuk H1

Dengan menggunakan analisis regresi sederhana maka pengujian terhadap Hipotesis 1 terlihat sebagai berikut:

Tabel.6

Hasil Analisa Regresi untuk H1

Variabel Koef Uji t Sig Hasil

Konstanta 23,364 40,714 0,000

Partisipasi Pemakai (X1) -0,274 -2,357 0,022 H1 Diterima

R2 = 0,092 F hitung = 5,554 F sig = 0,022 ρ < 0,05 Dimana persamaan regresinya adalah sebagai berikut:

Y = 23,364 - 0,274X1 + e

Dari uji t (tabel.6) di atas, diperoleh nilai t hitung partisipasi pemakai -2,357 dengan taraf signifikansi 0,022 dimana lebih kecil dari alpha yaitu 0,05 berarti

(12)

H1diterima. Artinyapartisipasi pemakai mempunyai hubungan positif terhadap kepuasan

pemakai dalam pengembangan sistem informasi. Hasil uji F menunjukkan Nilai F hitung penelitian ini tercatat sebesar 5,554 dan nilai signifikan F adalah 0,022. Hasil uji ini menunjukkan bahwa partisipasi pemakai dalam model mempunyai hubungan yang signifikan terhadap kepuasan pemakai. Uji determinasi menunjukkan nilai R2 sebesar 0,092, hal ini berarti bahwa partisipasi pemakai memiliki variasi proporsi yang menjelaskan hubungan terhadap kepuasan pemakai sebesar 9,2% sedangkan sisanya 90,8 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Hasil temuan ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya Setyaningsih dan Indriantoro (1998), Restuningdiah dan Indriantoro (2000), Lau (2003), dan Liana (2005).

4.2 Pengujian Hipotesis untuk H2

Hasil pengujian terhadap hipotesis 2 adalah: Tabel.7

Hasil Analisa Regresi untuk H2

Variabel Koef Uji t Sig Hasil

Konstanta 15,480 5,494 0,000

Partisipasi Pemakai (X1) 1,608 2,468 0,017

Kompleksitas Tugas (X2) 0,480 2,836 0,006

Interaksi (X1 * X2) -0,114 -2,939 0,005 H2 Diterima

R2 = 0,221 F hitung = 5,010 F sig = 0,004 ρ < 0,05 Dimana persamaan regresinya adalah:

Y = 15,480 + 1,608X1 + 0,480X2 - 0,114X1X2 + e

Dari uji t (tabel.7) di atas diperoleh t hitung sebesar -2,939 dengan taraf signifikan

sebesar 0,005, berartiH2dapat diterima.Jadi dapat disimpulkan bahwa kompleksitas tugas

berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.Dengan demikian hipotesis alternatif yang diajukan diterima. Hasil ini memiliki nilai F hitung sebesar 5,010dengan taraf signifikansi 0,004 serta nilai R2 sebesar 0,221.Hal ini berarti bahwa partisipasi pemakai, kompleksitas tugas, interaksi partisipasi pemakai dengan kompleksitas tugas memiliki variasi proporsi yang menjelaskan hubungan terhadap kepuasan pemakai sebesar 22,1% sedangkan sisanya 77,9 % dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. Maka diperoleh hasil bahwa variabel kompleksitas tugas berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.Hasil temuan ini sesuai dengan hipotesis yang dikemukakan oleh peneliti sebelumnya Restuningdiah dan Indriantoro (2000), Lau (2003), dan Liana (2005).

(13)

4.3. Pengujian Hipotesis untuk H3

Hasil pengujian terhadap H3 adalah : Tabel.8

Hasil Analisa Regresi untuk H3

Variabel Koef Uji t Sig Hasil

Konstanta 10,345 1,568 0,123

Partisipasi Pemakai (X1) 1,715 1,118 0,269

Kompleksitas Sistem (X3) 0,731 1,976 0,053

Interaksi (X1 * X3) -1,112 -1,285 0,204 H3 Ditolak

R2 = 0,162 F hitung = 3,413 F sig = 0,024 ρ < 0,05 Dimana persamaan regresinya adalah:

Y = 10,345 + 1,715X1 + 0,731X3 - 1,112X1X3 + e

Dari uji t (tabel.8) di atas diperoleh t hitung sebesar -1,285 dengan taraf signifikan

sebesar 0,204. Hal ini berarti H3ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa kompleksitas sistem

mempunyai pengaruh yang tidak signifikan terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi.Berdasarkan uji F yang dilakukan terlihat bahwa F hitung sebesar 3,413 dengan tingkat signifikansi 0,024 sertanilai R2 sebesar 0,162.Hal ini berarti bahwa partisipasi pemakai, kompleksitas sistem, interaksi partisipasi pemakai dengan kompleksitas sistem memiliki variasi proporsi yang menjelaskan hubungan terhadap kepuasan pemakai sebesar 16,2% sedangkan sisanya 83,8 % dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model penelitian.Hasil ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Restuningdiah dan Indriantoro (2000) yang menyatakan bahwa kompleksitas sistem berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, namun sebaliknya hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Lau (2003), dan Liana (2005).

5. KESIMPULAN

Dari hasil pengujian regresi atas pengaruh kompleksitas tugas dan kompleksitas sistem terhadap hubungan partisipasi dan kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

a. Partisipasi pemakai terbukti mempunyai hubungan positif terhadap kepuasan

pemakai (signifikansi t sebesar 0,022 dan signifikansi F sebesar 0,022 serta nilai R2 sebesar 0,092)

b. Kompleksitas tugas berperan sebagai variabel moderating yang dapat berpengaruh

(14)

sistem informasi (nilai R2 sebesar 0,221 dan tingkat signifikan t sebesar 0,005 serta nilai signifikansi F sebesar 0,004).

c. Kompleksitas sistem tidak berpengaruh terhadap hubungan antara partisipasi dan

kepuasan pemakai dalam pengembangan sistem informasi (nilai signifikansi t sebesar 0,204,sedangkan signifikansi F sebesar 0,024).

DAFTAR PUSTAKA

Amsyah, Zulkifli,.Manajemen Sistem Informasi. 2005. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Umum

Barki, H dan J, Hartwick. 1994. Measuring User Participation, User Involvement, and User Attitude. MIS Quarterly (March).

Bodnar, G.H., danWilliam, S, Hopwood.2000, Sistem Informasi Akuntansi (terjemahan Amir Abadi Jusuf dan Tambunan), Buku Satu, Salemba Empat, Jakarta.

Burch, Jr. Jhon G, Felix R. Straters, Jr, dan Garry, Grudnitski. 1991. Information Systems: Theory and Practice. Canada.

Choe, Jong-Ming. 1996. The Relationship Among Performance of Accounting Information Systems, Influence Factors, and Evolution Level of Information

Systems. Journal of Management Information System.Vol 12.No. 4.Spring.

Cooper, Donald R dan C. William Emory., 1996, Metode Penelitian Bisnis (terjemehan Ellen Gunawan dan Imam Nurmawan), Edisi Kelima, Jilid Satu, Erlangga, Jakarta.

Grahita Chandrarin, Nur Indriantoro. 1997. Hubungan antara Prtisipasi dan Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Berbasis Komputer: Suatu Tinjauan Dua

Faktor Kontijensi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia.Vol. 13. No.1.

Hair, J. F., Anderson, R.E., Tatham, R.L., dan Black, W.C., Multivariate Data Analysis

With Readings, Macmillan Publishing Company, 3rd Ed., 1992.

Indriantoro, Nur dan Nurika Restuningdiah., 2000, Pengaruh Partisipasi Terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem, dan Pengaruh Pemakai sebagai Variabel Moderating, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 3. No.2, hal.82-98.

Ives, B, M.H., Olson dan J.J., Baroudi. 1984. The Measurement of User Information

Satisfaction. Communication of The ACM. October.

Jarvenpaa, Sirkka L., dan Blake Ives,1991, Executive Involvement and Participation in

the Management of Information Technology, MIS Quartely, June.

Kettinger, W. J.,dan C.C., Lee. 1992. Perceived Service Quality of User Participation

With The Information Services Function. Decision Sciences.Vol.25. No. 5/6.

Lau, Elfreda Aplonia., 2003, Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan

Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Lima Variabel Moderating, Simposium Nasional Akuntansi VI, hal. 865-880.

Liana, 2005, Pengaruh Partisipasi Pemakai Terhadap Kepuasan Pemakai dalam

Pengembangan Sistem Informasi dengan Lima Variabel Moderating, Strata-Satu (S-1).Skripsi Universitas Bung Hatta.

(15)

Mc Dermott, J. 1987. Improving Productivity Through Technological Innovation. Merck Bulletin.

Mc Farlan, F.W. 1982. Portofolio Approach to Information System: Journal of System Management. January.

Mc Keen, D.J., G. Tor dan C.W., James. 1994. The Relationship of User Participation

and User Satisfaction: An Investigation of Four Contingency Factors. MIS

Quartely. December.

McLeod, Raymond Jr., & George Schell.(Edisi Bahasa Indonesia). (2001). Sistem Informasi Manajemen (edisi ketujuh), Jilid Satu, Jakarta: PT. Prenhallindo.

Muntoro R. K. 1994. The Use of Organization Behavior Methods in the Development of

Computerized Accounting System in Indonesia: An Attitudial Survey. Ph. D. Dissertation. Accountancy Development in Indonesia Publication.

Szajna, Bernadette dan Richard W. Scammel, The Effect of Information System User

Expectation on the Performance and Perception, MIS Quarterly, December, 1993.

Wilkinson, W, Joseph, dan Cerullo, J Michael. 2000. Accounting Information System: Essential Concept and Application. John Wiley & sons.Inc.

Yannie, 2005, Pengaruh Partisipasi dalam Pengembangan Sistem Informasi Terhadap

Perkembangan Penggunaan Teknologi Informasi (Suatu Tinjauan dengan Dua Faktor Kontijensi).Strata-Satu (S-1). Skripsi Universitas Bung Hatta..

Referensi

Dokumen terkait

RULLY DHORA CAROLYN. Strategi Pengendalian Degradasi Hutan di Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Dibimbing oleh DWI PUTRO TEJO BASKORO dan LILIK BUDI PRASETYO. Degradasi

Peneliti tertarik untuk mengembangkan inovasi produk yoghurt dengan tambahan rasa keju untuk dijadikan analisis kualitas produk dan daya terima konsumen sehingga

4 BBB: Berlatih Bercak ap- cakap bersam a Siswa- siswi kelas 4 dan 5 SDN Nanggun g 01 Bogor sebanyak 40 orang Membuat peserta dapat berdialog dengan baik dalam seni

PENGARUH PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING MELALUI PEMODELAN MATEMATIK DAN DIRECT INSTRUCTION TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN CONCEPTUAL UNDERSTANDING DAN REPRESENTASI MATEMATIK

ìò Õ»µ«¿¬¿² ¼¿² Õ»¬»®¾¿¬¿-¿² л®·µ´¿²¿² Ô«¿® Ϋ¿²¹ òò ïê. Ýò

Media pendidikan gizi yang digunakan untuk penyuluhan yang dilakukan pemerintah pada saat ini adalah leaflet dan poster, akan tetapi leaflet dan poster yang

Salah satu syarat untuk memperoleh gelar profesional mahasiswa tingkat akhir diantaranya Kuliah Kerja Media (KKM). Praktek Kuliah Kerja Media merupakan salah satu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pembelajaran kegiatan bermain recorder dengan jari tangan dapat meningkatkan kemampuan motorik halus anak usia TK.. Indikator keberhasilan