• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN MANAJEMEN USAHA KELOMPOK PIA SALAK SRADHA DI DESA SIBETAN KARANGASEM. Oleh:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN MANAJEMEN USAHA KELOMPOK PIA SALAK SRADHA DI DESA SIBETAN KARANGASEM. Oleh:"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

i

LAPORAN AKHIR PROGRAM P2M PENERAPAN IPTEKS

PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN MANAJEMEN USAHA

KELOMPOK PIA SALAK SRADHA DI DESA SIBETAN KARANGASEM

Oleh:

Ketua:

Ni Luh Wayan Sayang Telagawathi, S.E.,M.Si

NIP. 19761110 201404 2 001

Anggota 1:

Dra. Ni Made Suci, M.Si

NIP. 196810291993032001

Anggota 2

Komang Krisna Heryanda, SE.,MM

NIP. 198309212015041001

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

2017

(2)

ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Judul : Pelatihan dan Pedampingan Manajemen Usaha Kelompok

Pia Salak Sradha di Desa Sibetan, Karangasem

2. Ketua Pelaksana :

a. Nama Lengkap : Ni Luh W.Sayang Telagawathi, SE.,M.Si b. Jenis Kelamin : Perempuan

c. NIDN : 11

d. Displin Ilmu : Manajemen

e. Pangkat/Golongan : Lektor/Penata Muda Tk.1/IIIb

f. Jabatan : Dosen

g. Fakultas/Jurusan : Ekonomi/Manajemen

h. Alamat : Jalan Udayana Singaraja

i. Telp/Faks/E-mail : -

j. Alamat Rumah : Jalan Suradipa I/Gg.Teratai Biru No.7 Denpasar k. Telp/Faks/e-mail : +6281353354504

3. Jumlah Anggota Pelaksana : 2 orang 4. Lokasi Kegiatan

a. Nama Desa : Sibetan

b. Kecamatan : Bebandem

c. Kabupaten/Kota : Karangasem

d. Propinsi : Bali

5. Jumlah Biaya Kegiatan : Rp.8.000.000

6. Lama Kegiatan : 1 tahun

Singaraja, Mengetahui

Dekan Ketua Pelaksana

Prof.Dr. Naswan Suharsono,M.Pd Ni Luh Sayang Telagawathi, SE,M.Si NIP. 19580807 198103 1 003 NIP. 197611102014042001

Menyetujui Ketua LPM Undiksha

Prof. Dr. Gde Astra Wesnawa, M.Si NIP. 196204251990031002

(3)

iii RINGKASAN

Program pengabdian ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas hasil produksi produk dari olahan buah salak, memperluas jangkauan pemasaran dan meningkatkan pemahaman mitra tentang perencanaan bisnis dan manajemen usaha. Tujuan tersebut dicapai melalui pendampingan dan pelatihan manajemen usaha industri rumah tangga olahan buah salak, penyediaan alat produksi yang memadai, pembuatan website pemasaran dan memfasilitasi kelompok usaha dengan lembaga permodalan. Selain terkenal sebagai daerah agrowisata perkebunan salak, Desa Sibetan memiliki potensi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam pengolahan buah salak menjadi dodol, pia, kurma, kerupuk, sirup serta wine. Namun dalam pengelolaanya masih berbasiskan industri rumah tangga dengan modal dan produksi yang terbatas, proses produksi yang masih sederhana, packaging (pengemasan) yang seadanya, serta pemasaran yang masih terbatas di Kecamatan Bebandem dan Kabupaten Karangasem. Oleh sebab itulah program pengabdian ini merancang kegiatan-kegiatan bagi dua kelompok industri rumah tangga olahan salak yaitu Kelompok Salak Dukuh Lestari di Desa Sibetan dan Kelompok Salak Sradha di Desa Telaga. Kedua kelompok ini sedang berkembang dan memerlukan pendampingan dalam mengembangkan usahanya. Metode pelaksanaan untuk mencapai tujuan ini adalah dengan memberikan bantuan pembuatan website untuk mempermudah jangkauan pemasaran, penyediaan alat produksi, memfasilitasi kelompok usaha dalam mendapatkan akses permodalan serta pendampingan dan pelatihan perencanaan dan pengelolaan manajemen bisnis. Berdasarkan tujuan dan pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut maka luaran program ini adalah, peningkatan produktivitas hasil usaha, website pemasaran dan metode perencanaan dan pengelolaan manajemen bisnis.

(4)

iv PRAKATA

Puji Syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Hyang Widhi Wasa/ Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkatNyalah penulis dapat menyelesaikan laporan kemajuan program pengabdian masyarakat dengan Judul Pelatihan dan Pendampingan Manajemen Usaha Pia Salak Sradha di Desa Sibetan Karangasem. Penyelesaian laporan ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis haturkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Naswan Suharsono, M.Pd selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha atas perkenannya memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan pengabdian masyarakat

2. Bapak Prof. Dr. I Nengah Suandi, . Hum, Selaku Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Pendidikan Ganesha atas perkenannya memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan kegiatan pengabdian kepada masyarakat

3. Bapak dan ibu pengelola usaha rumah tangga Pia Salak Sradha di Desa Sibetan dan Pihak-pihak terkait yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian program Pengabdian Masyarakat ini.

Akhir Kata penulis berharap semoga laporan ini menjadi bermanfaat bagi peningkatan kualitas pendidikan dan semoga kebaikan hati semua pihak yang telah membantu penulis mendapat imbalan dari Nya

Singaraja, 20 Oktober 2017

(5)

v DAFTAR ISI ISI HALAMAN HALAMAN SAMPUL……….. 1 HALAMAN PENGESAHAN ………2 RINGKASAN ………... 3 PRAKATA ……… 4 DAFTAR ISI ………. 5 BAB 1. PENDAHULUAN……… 6

BAB 2. TARGET DAN LUARAN………10

BAB 3. METODE PELAKSANAAN ………...11

BAB 4. HASIL YANG TELAH DICAPAI………...12

BAB 5. SIMPULAN DAN SARAN ……….20

DAFTAR PUSTAKA……….20

LAMPIRAN Artikel Jurnal Ilmiah……….21

(6)
(7)

1 BAB I PENDAHULUAN

Keberadaan industri kecil dalam hal ini industri rumah tangga menunjukkan eksistensinya dalam meningkatkan perekonomian. Industri kecil mempunyai kemampuan memanfaatkan bahan baku dan menghasilkan barang dan jasa. Bukti keberadaan industri kecil yaitu dengan dibukanya suatu lapangan kerja baru sehingga dapat mengurangi pengangguran (kuncoro, 2000). Begitu juga dengan indsutri kecil olahan buah salak (Pia Salak) yang ada di Desa Sibetan. Kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang cara memasarkan produknya menjadi kendala tersendiri. Seiring dengan semakin globalnya era modernisasi dimana industri kecil mulai berkembang, baik melalui peningkatan teknologi maupun peningkatan produktivitas sehingga semakin memperketat persaingan diantara pemilik usaha kecil. Begitu juga dengan keberadaan Pia Salak Karangasem ini juga mengalami ketatnya persaingan sehingga diperlukan adanya peningkatan strategi-trategi usaha dalam pengembangan usahanya melalui pelatihan dan pendampingan manajemen usaha diharapkan nanti dapat memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam meningkatkan pengelolaan usaha mereka ke depan.

Masyarakat di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem Bali terkenal dengan perkebunan salaknya. Sepanjang jalan menuju Desa Sibetan tanaman salak berada di sisi kiri dan kanan dipagar rapi oleh masyarakat Sibetan. Desa Sibetan sendiri berada di daerah pegunungan Kabupaten Karangasem yang bisa ditempuh dengan perjalanan sekitar 8 km ke arah barat dari Kota Amlapura, ibukota Kabupaten Karangasem. Atau kurang lebih 20 km dari obyek wisata Candidasa. Terdapat kurang lebih 15 jenis varietas salak yang tumbuh di Desa Sibetan, beberapa di antaranya merupakan produk unggul, seperti salak nenas dan salak gula pasir yang rasanya sangat manis, segar serta daging buah yang tebal, dan dengan masa panen raya yang jatuh pada Bulan Desember– Pebruari membuat produksi salak melimpah.

Melimpahnya produksi buah salak mendorong warga masyarakat Desa Sibetan dan Desa Telaga untuk mengolah buah salak menjadi berbagai jenis diantaranya adalah pia, wine, kripik, kurma, dodol, dan sirup. Olahan buah salak itulah yang menjadi mata pencaharian beberapa industri rumah tangga yang tersebar di Desa Sibetan dan Desa Telaga. Usaha mereka memiliki potensi berkembang namun hingga kini masih terbatas dalam jumlah produksi, alat produksinya yang masih sederhana, serta distribusinya masih sebatas Kecamatan Bebandem. Usaha yang digerakkan oleh para ibu rumah tangga ini juga masih berusia muda tapi memiliki potensi berupa

(8)

2

bahan baku berupa kebun salak yang berada di sekitar wilayah mereka di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem.

1.1. Analisis Situasi

Kelompok Salak Sradha yang berdiri pertengahan tahun 2014 di Desa Telaga atas inisiatif pasangan suami istri I Nengah Badra dan Ni Wayan Maryati. Mereka berdua mengawali untuk menanamkan modalnya di kelompok dan mulai menghimpun ibu-ibu rumah tangga untuk bergabung menjadi kelompok yang memproduksi olahan buah salak. Hingga saat ini 10 ibu-ibu rumah tangga di Desa Telaga yang menjadi anggota aktif Kelompok Sradha. Mereka memproduksi dodol, pia, dan kurma dengan alat produksi sederhana dan jumlah terbatas. Para ibu-ibu akan datang pada pagi hari untuk memproduksi pia dan dodol yang merupakan olahan yang sering mendapatkan pesanan.

Kelompok Salak Sradha sebenarnya mempunyai keuntungan karena bahan baku yang berada di lingkungan mereka. Rata-rata para ibu-ibu anggota kelompok mempunyai kebun salak 30-40 are di sekitar rumah mereka. Semuanya ditanami salak selain menjadi tujuan daerah agrowisata. Namun tidak ada aktivitas yang rutin untuk mengolah buah salak ini menjadi olahan-olahan dalam berbagai bentuk. Sementara di sisi lain para ibu-ibu rumah tangga tidak mempunyai pekerjaan yang selain selain menjadi tukang bangunan. Oleh sebab itul terbentuklah Kelompok Salak Sradha yang didominasi ibu-ibu untuk mengolah buah salak.

Alat produksi yang masih tradisional seperti oven yang masih kecil dan alat pemeras salak yang masih sedikit dan sederhana menyebabkan jumlah produksi juga sedikit. Peralatan produksi berupa kompor juga masih terbatas hanya 2 buah. Para ibu-ibu yang menjadi anggota kelompok aktif juga tidak bisa rutin bekerja secara penuh. Banyak diantara mereka hanya bekerja setengah hari sehingga jumlah produksi menjadi sedikit. Rata-rata setiap hari ibu-ibu Kelompok Sradha hanya bisa memproduksi masing-masing 10 pcs pia, kurma dan dodol. Dodol dan pia salak yang isi enam pcs dalam satu kemasan dijual seharga Rp.6.000. Sedangkan kurma salak 1 pcs besar dijual seharga Rp.10.000.

Produk-produk yang mereka hasilkan selain dijual ke warung-warung sekitar Desa Sibetan, biasanya akan diambil oleh beberapa orang untuk dijual kembali ke Amlapura. Mereka saat ini belum melakukan promosi dan mengidentifikasi pasar yang bisa dijajaki. Promosi hanya dilakukan dari perbincangan mulut ke mulut. Kebanyakan produk mereka dijual di warung-warung di Desa Sibetan dengan kemasan yang sederhana. Jumlah produksi yang kecil membuat

(9)

3

Kelompok Sradha membatasi pemasaran. Keinginan mereka sangat besar untuk meningkatkan jumlah produksi, pengemasan produk yang lebih bagus, dan menambah anggota kelompok kembali.

Hingga saat ini manajemen usaha yang mereka jalankan masih dengan sisa hasil usaha. Anggota kelompok yang mempunyai salak diwajibkan menjual salaknya ke Kelompok Sradha. Para anggota kelompok akan mendapatkan sisa hasil usaha dari usaha kelompok mereka. Modal yang sebelumnya ditanamkan oleh I Nengah Badra dan Ni Wayan Maryati sedikit demi sedikit ditarik sehingga modal secara keseluruhan berasal dari para anggota. Namun, para anggota belum memahami manajemen pembukuan dalam penjualan usahanya. Selain itu, mereka sangat membutuhkan usaha-usaha pemasaran yang bisa dilakukan untuk mengembangkan usaha mereka agar lebih maju.

1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah

Berdasarkan analisis situasi di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Manajemen produksi pia salak yang masih menggunakan peralatan produksi sederhana dan berupa jumlahnya terbatas. Hal ini berpengaruh terhadap jumlah produksi yang sangat minim. Hal ini disebabkan karena kelompok Salak Sradha tidak mampu membeli oven dan kompor dalam jumlah yang banyak.

2. Perluasan sistem pemasaran. Anggota kelompok salak ini tidak memiliki pengetahuan tentang cara-cara pemasaran dan promosi menuju pasar yang potensial keluar dari wilayah Kabupaten Karangasem. Distribusi olahan salak masih terbatas di warung-warung sekitar dan promosinya dari mulut ke mulut. Mereka tidak pernah melakukan promosi terhadap produk yang dihasilkan, baik dengan membuat brosur maupun media promosi lainnya yang memungkinkan usaha mereka berkembang lebih baik. Sehingga Kelompok Sradha membutuhkan pendampingan dalam hal cara-cara pemasaran.

3. Belum memiliki perencanaan dan pengelolaan usaha yang jelas sehingga target dan sasaran usaha belum memiliki arah kepada pengembangan usaha bisnis yang lebih mapan, Termasuk sistem pembukuan (administrasi) yang kurang memadai kaidah yang profesional. Perencanaan bisnis penting dilakukan dalam menentukan keberlangsungan suatu industri, Tambunan (1994).

(10)

4

Masalah diatas dapat dipecahkan dengan memberikan solusi berupa pelatihan dan pendampingan manajemen usaha kelompok usaha pia salak Sradha. Dengan demikian dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah kegiatan pelatihan dan pendampingan manajemen usaha mampu meningkatkan jumlah peluang produksi Pia Salak Sradha di Desa Sibetan?

2. Apakah kegiatan pelatihan dan pendampingan manajemen usaha Pia Salak dengan memanfaatkan teknologi informasi pemasaran online dapat meningkatkan jumlah permintaaan Pia Salak Sradha di Sibetan?

3. Apakah kegiatan pelatihan dan pendampingan manajemen usaha kelompok Pia Salak Sradha mampu memiliki perencanaan dan pengelolaan usaha (bisnis) yang jelas sehingga target dan sasaran usaha memiliki arah kepada pengembangan usaha bisnis yang lebih mapan serta bagaimana pengetahuan dan pemahaman tentang sistem pembukuan yang profesional bagi kelompok Sradha di Desa Sibetan?

1.3.Tujuan Kegiatan

Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan jumlah kapasitas produksi bagi kelompok Pia Salak Sradha di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem

2. Untuk meningkatkan pemahaman dan pengetahuan tentang prinsip–prinsip pemasaran berbasis web, sehingga nantinya bisa meningkatkan permintaan Pia Salak bagi kelompok Pia Salak Sradha

3. Untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam perencanaan dan pengelolaan bisnisnya termasuk dalam peningkatan pemahaman dalam sistem pembukuan yang profesional bagi kelompok Pia Salak Sradha.

1.4. Manfaat Kegiatan

Kegiatan pengabdian pada masyarakat melalui pemberdayaan kelompok usaha pia salak Sradha yaitu pelatihan dan pendampingan manajemen usaha, diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Masyarakat khususnya kelompok Pia Salak Sradha di desa Sibetan mampu meningkatkan kapasitas produksi Pia Salak Sradha.

(11)

5

2. Masyarakat khususnya kelompok Pia Salak Sradha di Desa Sibetan memiliki pengetahuan dan ketrampilan tentang teknik pemasaran melalui sistem online.

3. Masyarakat khususnya kelompok Pia salak Sradha di Desa Sibetan memiliki pengetahuan tentang perencanaan dan pengelolaan bisnis yang tepat serta memiliki pengetahuan tentang sistem pembukuan yang profesional yang sesuai dengan kaidah.

BAB II TARGET DAN LUARAN

Target dan luaran dalam pengabdian ini adalah: pelatihan dan pendampingan dalam perencanaan dan pengelolaan manajemen bisnis (produksi, pemasaran, dan keuangan) bagi kelompok usaha olahan buah salak Sradha.

Adapun target dan luaran yang ingin dicapai dengan:

1. Pelatihan dan pendampingan manajemen usaha kecil

Program pelatihan ini untuk memberikan pemahaman atas manajemen usaha kecil dasar kepada kelompok usaha salak Sradha untuk mengelola usaha kecilnya. Pelatihan dan pendampingan meliputi materi manajemen usaha dasar dan aspek-aspek pengelolaan usaha kecil dan menengah.

2. Pelatihan dan pendampingan pengelolaan media promosi berupa brosur dan Website

Pemasaran

Pelatihan dan pendampingan dalam pengelolaan media promosi dan website

pemasaran diharapkan mampu menjadi solusi mitra dalam mengembangkan usaha dan promosi olahan buah salak yang lebih luas di dalam memasarkan produk mereka. Brosur dirancang untuk memperkenalkan profil Kelompok Dukuh Lestari dan Sradha serta produk-produk yang mereka hasilkan. Website memuat masing-masing kelompok dengan profil kelompoknya dan produk-produk olahan salak yang mereka hasilkan. Selain itu, juga didesain masing-masing brosur profil kelompok dan contoh-contoh hasil produksi olahan salak para anggota kelompok. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam membuat media promosi dan strategi pemasaran. Dihasilkan model media promosi baik cetak maupun media di Internet; ini penting dilakukan sebagai bentuk membangun kesadaran merek terhadap konsumen (Kotler, et al.,2000)

(12)

6

3. Pendampingan dalam meluaskan akses permodalan dengan menjalin kerjasama dengan LPD (Lembaga Perkreditan Desa) dan Koperasi Usaha Amlapura di Kabupaten Karangasem dan perusahaan-perusahaan swasta yang berada di Kota Amlapura. Ini merupakan salah satu bentuk strategi industri rumah tangga dalam mendapatkan akses permodalan (Kuncoro,2000).

4. Pelatihan dan pendampingan dalam bidang produksi, pemasaran, dan keuangan dalam program perencanaan dan pengelolaan bisnis yang jelas sehingga target dan sasaran memiliki arah kepada pengembangan usaha bisnis yang lebih mapan. Luaran ini ditargetkan mampu menjadi solusi dalam meningkatkan motivasi berwirausaha mitra baik secara individu maupun secara kelompok dan meningkatkan pemahaman mitra tentang manajemen usaha terutama yang berkaitan dengan optimalisasi manajemen sumber daya manusia. Pelatihan dan pendampingan dilakukan secara berkelanjutan dalam bidang produksi, pemasaran, dan keuangan.

BAB III METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan untuk kegiatan ini adalah metode pelatihan dan pendampingan karena kegiatan ini adalah melatih dan mendampingi kelompok usaha Pia Salak Sradha dalam hal manajemen usaha (produksi, pemasaran dan keuangan) tahap-tahap pelatihannya adalah 1) Tahap Persiapan. 2) Tahap Pelaksanaan, tahap pelaksanaan pelatihan ini dengan model pelatihan keterampilan berkelanjutan dan 3). Evaluasi.

(13)

7

1. 2.

Gambar 1. Kerangka Pelaksanaan Pelatihan dan Pendampingan Manajemen Usaha Kelompok Pia Salak Sradha

BAB IV HASIL YANG DICAPAI

Program P2M ini menghasilkan beberapa luaran yang dicapai yaitu:

1. Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan manajemen usaha kecil

Program pelatihan ini untuk memberikan pemahaman atas manajemen usaha kecil dasar kepada kelompok usaha salak Sradha untuk mengelola usaha kecilnya. Pelatihan dan pendampingan meliputi materi manajemen usaha dasar dan aspek-aspek pengelolaan usaha kecil dan menengah.

Observasi dan Orientasi Lapangan Identifikasi masalah Kajian manajemen Usaha (produksi, pemasaran dan Keuangan Pemecahan secara teoritik Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan Evaluasi kegiatan pelatihan dan pendampingan Persiapan pelatihan dan pendampingan

(14)

8

Suasana pelatihan dan pendampingan bagi kelompok usaha pia salak di Kabupaten Karangasem (foto: Ni Luh Sayang Telagawathi)

2. Pelaksanaan pendampingan pengelolaan media promosi berupa brosur dan Website

Pemasaran

Pelatihan dan pendampingan dalam pengelolaan media promosi dan website

pemasaran diharapkan mampu menjadi solusi mitra dalam mengembangkan usaha dan promosi olahan buah salak yang lebih luas di dalam memasarkan produk mereka. Brosur dirancang untuk memperkenalkan profil Kelompok Dukuh Lestari dan Sradha serta produk-produk yang mereka hasilkan. Website memuat masing-masing kelompok dengan profil kelompoknya dan produk-produk olahan salak yang mereka hasilkan. Selain itu, juga didesain masing-masing brosur profil kelompok dan contoh-contoh hasil produksi olahan salak para anggota kelompok. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam membuat media promosi dan strategi pemasaran. Dihasilkan model media promosi baik cetak maupun media di Internet; ini penting dilakukan sebagai bentuk membangun kesadaran merek terhadap konsumen (Kotler, et al.,2000)

(15)

9

Hasil olahan buah salak menjadi pia dan kurma dengan kemasan yang sederhana dan memerlukan pendampingan untuk media promosi dan kemasan yang lebih menarik

(foto: Ni Luh Sayang Telagawathi)

3. Pelaksanaan pendampingan dalam meluaskan akses permodalan dengan menjalin kerjasama dengan LPD (Lembaga Perkreditan Desa) dan Koperasi Usaha Amlapura di Kabupaten Karangasem dan perusahaan-perusahaan swasta yang berada di Kota Amlapura. Ini merupakan salah satu bentuk strategi industri rumah tangga dalam mendapatkan akses permodalan (Kuncoro,2000).

Hasil olahan buah salak menjadi pia dan kurma dengan kemasan yang sederhana dan memerlukan pendampingan untuk media promosi dan kemasan yang lebih menarik

(16)

10

4. Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan dalam bidang produksi, pemasaran, dan keuangan dalam program perencanaan dan pengelolaan bisnis yang jelas sehingga target dan sasaran memiliki arah kepada pengembangan usaha bisnis yang lebih mapan. Luaran ini ditargetkan mampu menjadi solusi dalam meningkatkan motivasi berwirausaha mitra baik secara individu maupun secara kelompok dan meningkatkan pemahaman mitra tentang manajemen usaha terutama yang berkaitan dengan optimalisasi manajemen sumber daya manusia. Pelatihan dan pendampingan dilakukan secara berkelanjutan dalam bidang produksi, pemasaran, dan keuangan.

Produksi salak adalah potensi besar yang harus dimanfaatkan oleh kelompok usaha untuk menopang kehidupan ekonomi masyarakat (foto: Ni Luh Sayang Telagawathi)

Peningkatan kapasitas usaha kecil dan menengah untuk mengembangkan dirinya. Selain pemenuhan kebutuhan berupa alat-alat untuk peningkatan produksi olahan salak, program pengabdian ini juga mengintroduksi program manajemen usaha berupa pemberian pelatihan metode perencanaan dan pengelolaan manajemen bisnis bagi, kelompok Usaha Rumah Tangga Dukuh Lestari dan Sradha. Program yang dilakukan adalah pemberian pelatihan secara bertahap kepada pelaku usaha olahan salak untuk mengembangkan usahanya.

Perluasan sistem pemasaran bagi produk olahan salak berupa media promosi dan juga memperbaiki packaging (kemasan) dari hasil olahan salak tersebut. Program pengabdian ini

(17)

11

melakukan pendampingan sekaligus memfasilitasi program-program promosi seperti pembuatan website dan mempercantik kemasan hasil olahan salak yang siap dipasarkan.

Peningkatan permodalan usaha rumah tangga dengan membuka akses ke lembaga keuangan di lingkungan desa. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan permodalan usaha kecil agar bisa mengembangkan usahanya. Lembaga keuangan di desa yang dimaksud adalah Lembaga Perkreditan Desa (LPD). Hasil yang telah dicapai adalah belum memiliki perencanaan dan pengelolaan usaha yang jelas sehingga target dan sasaran usaha belum memiliki arah kepada pengembangan usaha bisnis yang lebih mapan. Perencanaan bisnis penting dilakukan dalam menentukan keberlangsungan suatu industri (Tambunan, 1994).

Program P2M ini juga menghasilkan beberapa program lainnya yaitu: 1. Penyediaan oven dan kompor gas

Di harapkan mampu menjadi solusi mitra untuk meningkatkan jumlah produksi berbagai olahan buah salak setiap bulannya. Targetnya Kelompok Dukuh Lestari dan Sradha akan dibantu masing-masing 1 oven kecil seharga Rp. @ 5.000.000 dan 2 kompor gas seharga Rp. 1.500.000. Sudah dilakukan penyaluran Persiapan untuk penyaluran oven dan kompor gas kepada mitra untuk meningkatkan jumlah produksi berbagai olahan buah salak setiap bulannya. Oven dan kompor gas sudah sudah diserahkan kepada kelompok Dukuh Sakti dan Sradha.

Oven untuk meningkatkan produksi pia salak yang diserahkan kepada Kelompok Sradha (foto: Ni Luh Sayang Telagawathi)

(18)

12

Perlengkapan oven untuk meningkatkan produksi pia salak yang diserahkan kepada Kelompok Sradha (foto: Ni Luh Sayang Telagawathi)

2. Pembuatan kotak pia salak dan Website Pemasaran

Dengan brosur dan website pemasaran diharapkan mampu menjadi solusi mitra dalam mengembangkan usaha dan promosi olahan buah salak yang lebih luas di dalam memasarkan produk mereka. Brosur dirancang untuk memperkenalkan profil Kelompok Dukuh Lestari dan Sradha serta produk-produk yang mereka hasilkan. Website memuat masing-masing kelompok dengan profil kelompoknya dan produk-produk olahan salak yang mereka hasilkan. Selain itu, juga didesain masing-masing brosur profil kelompok dan contoh-contoh hasil produksi olahan salak para anggota kelompok. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam membuat media promosi dan strategi pemasaran. Dihasilkan model media promosi baik cetak maupun media di Internet.

(19)

13

Tampilan awal website pia salak kelompok Sradha di Desa Sibetan Kabupaten Karangasem, Bali (foto: Ni Luh Sayang Telagawathi)

Desain kotak kemasan pia Kelompok Sradha di Desa Sibetan Kabupaten Karangasem, Bali (foto: Ni Luh Sayang Telagawathi)

3. Akses Permodalan dengan menjalin kerjasama dengan Koperasi Usaha Amlapura dan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Karangasem dan perusahaan-perusahaan swasta yang berada di Kota Amlapura. Program ini sudah melakukan

(20)

14

penandatangan nota kesepakatan mengenai akses permodalan Koperasi Usaha Amlapura dan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Karangasem dan perusahaan-perusahaan swasta yang berada di Kota Amlapura. Selama ini yang sudah dilakukan menjalin komunikasi dengan pihak LPD dan membuat kesepakatan lisan terlebih dahulu.

4. Perencanaan dan pengelolaan bisnis yang jelas sehingga target dan sasaran memiliki arah kepada pengembangan usaha bisnis yang lebih mapan. Luaran ini ditargetkan mampu menjadi solusi dalam meningkatkan motivasi berwirausaha mitra baik secara individu maupun secara kelompok dan meningkatkan pemahaman mitra tentang manajemen usaha terutama yang berkaitan dengan optimalisasi manajemen sumber daya manusia. Mitra memiliki pengetahuan tentang model pembagian tugas dan kewenangan dalam menjalankan usaha bisnis. Pengelolaan pembukuan keuangan melatih anggota kelompok olahan salak untuk mengatur keuangan usaha kelompok sehingga dapat meningkatkan pendapatan usaha kelompok. Penandatangan nota kesepakatan mengenai akses permodalan Koperasi Usaha Amlapura dan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Karangasem dan perusahaan-perusahaan swasta yang berada di Kota Amlapura. Selama ini yang sudah dilakukan menjalin komunikasi dengan pihak LPD dan membuat kesepakatan lisan terlebih dahulu.

Usaha salak dari Kelompok Sradha di Desa Sibetan Kabupaten Karangasem, Bali yang melibatkan ibu-ibu rumah tangga (foto: Ni Luh Sayang Telagawathi)

(21)

15 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Program P2M ini berjalan dengan baik dengan mengacu pada permasalahan mitra usaha produksi olahan salak dengan solusi yang coba untuk ditawarkan. Solusi yang menjadi program dari program pengabdian ini dirancang berdasarkan permasalahan mitra program. Hingga saat ini ada beberapa program yang sudah dilaksanakan yaitu penyediaan oven dan kompor gas. Di harapkan mampu menjadi solusi mitra untuk meningkatkan jumlah produksi berbagai olahan buah salak setiap bulannya. Juga dirancang sebuah website pemasaranyang diharapkan mampu menjadi solusi mitra dalam mengembangkan usaha dan promosi olahan buah salak yang lebih luas di dalam memasarkan produk mereka. Juga dilaksanakan kegiatan penjajakan untuk meningkatan akses permodalan dengan menjalin kerjasama dengan Koperasi Usaha Amlapura dan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Karangasem dan perusahaan-perusahaan swasta yang berada di Kota Amlapura. Kegiatan lainnya adalah perencanaan dan pengelolaan bisnis yang jelas sehingga target dan sasaran memiliki arah kepada pengembangan usaha bisnis yang lebih mapan.

DAFTAR PUSTAKA

Hasbullah, Malayu S.P. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Bumi Persada.

Hasibuan, H. Malayu S.P. 2009. MANAJEMEN: Dasar-dasar, Pengertian, dan Masalah. Bumi Aksara: Jakarta

Kotler, & Amstrong. 2000. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga

Kuncoro, Mudrajad. 2000. “Usaha Kecil di Indonesia: Profil, Masalah dan Strategi Pemberdayaan” Makalah yang disajikan dalam Studium Generale dengan topik “Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil di Indonesia”, di STIE Kerja Sama, Yogyakarta, 18 Nopember 2000.

Tambunan, Tulus, 1994. Mengukur Besarnya Peranan Industri Kecil dan Rumah Tangga di dalam Perekonomian Regional: Beberapa Indikator, Jurnal Agro Ekonomika No. 1 Thn. XXIV, Yayasan Agro Ekonomika, Yogyakarta.

(22)

16 Lampiran 1. Artikel Ilmiah

P2M USAHA RUMAH TANGGA OLAHAN BUAH SALAK DI KABUPATEN KARANGASEM BALI

Ni Luh W. Sayang Telagawathi, SE.,MSi

Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi Universitas Pendidikan Ganesha Undiksha, Singaraja

gemilangsuryawan@gmail.com Abstrak

Program P2M ini bertujuan untuk meningkatkan produktivitas hasil produksi produk dari olahan buah salak, memperluas jangkauan pemasaran dan meningkatkan pemahaman mitra tentang perencanaan bisnis dan manajemen usaha. Tujuan tersebut dicapai melalui pendampingan dan pelatihan manajemen usaha industri rumah tangga olahan buah salak, penyediaan alat produksi yang memadai, pembuatan website pemasaran dan memfasilitasi kelompok usaha dengan lembaga permodalan. Selain terkenal sebagai daerah agrowisata perkebunan salak, Desa Sibetan memiliki potensi Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam pengolahan buah salak menjadi dodol, pia, kurma, kerupuk, sirup serta wine. Namun dalam pengelolaanya masih berbasiskan industri rumah tangga dengan modal dan produksi yang terbatas, proses produksi yang masih sederhana, packaging (pengemasan) yang seadanya, serta pemasaran yang masih terbatas di Kecamatan Bebandem dan Kabupaten Karangasem. Oleh sebab itulah program IbM ini merancang kegiatan-kegiatan bagi dua kelompok industri rumah tangga olahan salak yaitu Kelompok Salak Dukuh Lestari di Desa Sibetan dan Kelompok Salak Sradha di Desa Telaga. Kedua kelompok ini sedang berkembang dan memerlukan pendampingan dalam mengembangkan usahanya. Metode pelaksanaan untuk mencapai tujuan ini adalah dengan memberikan bantuan pembuatan website untuk mempermudah jangkauan pemasaran, penyediaan alat produksi, memfasilitasi kelompok usaha dalam mendapatkan akses permodalan serta pendampingan dan pelatihan perencanaan dan pengelolaan manajemen bisnis. Berdasarkan tujuan dan pendekatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut maka luaran program ini adalah, peningkatan produktivitas hasil usaha, website pemasaran dan metode perencanaan dan pengelolaan manajemen bisnis.

Kata Kunci: olahan buah salak, produksi, pemasaran, pengemasan, manajemen usaha, 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisis Situasi

Masyarakat di Desa Sibetan Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem Bali terkenal dengan perkebunan salaknya. Sepanjang jalan menuju Desa Sibetan tanaman salak berada di sisi kiri dan kanan dipagar rapi oleh masyarakat Sibetan. Desa Sibetan sendiri berada di daerah pegunungan Kabupaten Karangasem yang bisa ditempuh dengan perjalanan sekitar 8 km ke arah

(23)

17

barat dari Kota Amlapura, ibukota Kabupaten Karangasem. Atau kurang lebih 20 km dari obyek wisata Candidasa. Terdapat kurang lebih 15 jenis varietas salak yang tumbuh di Desa Sibetan, beberapa di antaranya merupakan produk unggul, seperti salak nenas dan salak gula pasir yang rasanya sangat manis, segar serta daging buah yang tebal, dan dengan masa panen raya yang jatuh pada Bulan Desember– Pebruari membuat produksi salak melimpah.

Melimpahnya produksi buah salak mendorong warga masyarakat Desa Sibetan dan Desa Telaga untuk mengolah buah salak menjadi berbagai jenis diantaranya adalah pia, wine, kripik, kurma, dodol, dan sirup. Olahan buah salak itulah yang menjadi mata pencaharian beberapa industri rumah tangga yang tersebar di Desa Sibetan dan Desa Telaga. Usaha mereka memiliki potensi berkembang namun hingga kini masih terbatas dalam jumlah produksi, alat produksinya yang masih sederhana, serta distribusinya masih sebatas Kecamatan Bebandem. Usaha yang digerakkan oleh para ibu rumah tangga ini juga masih berusia muda tapi memiliki potensi berupa bahan baku berupa kebun salak yang berada di sekitar wilayah mereka di Desa Sibetan dan Desa Telaga Kecamatan Bebandem.

Hasil olahan buah salak berupa Pia Salak dan Kurma Salak di Desa Sibetan Kabupaten Karangasem

Kelompok mitra pertama adalah kelompok usaha yang lebih awal berkembang di Desa Sibetan yaitu Kelompok Dukuh Lestari yang berdiri pada tahun 2010 dan memproduksi lebih banyak jenis produk olahan salak dalam jumlah yang besar. Kelompok yang diketuai oleh Ketut Bakti yang dikenal sebagai salah satu pengepul salak di Desa Sibetan. Mereka memproduksi wine dan sirup sesuai dengan pesanan dari toko-toko di Amlapura. Rata-rata setiap hari mereka

(24)

18

bisa menghasilkan 20-30 botol wine dan sirup. Kelompok ini juga jauh lebih besar dari Kelompok Sradha dengan anggota lebih dari 30 orang dan proses produksinya lebih maju dengan jumlah produksi yang lebih banyak. Andalan produk mereka adalah wine dan sirup dengan produksi yang sudah lebih modern. Namun mereka menghadapi kendala yang besar dalam pengemasan produk dan usaha-usaha untuk memasarkan wine dan sirup salak mereka keluar dari wilayah Karangasem.

Kelompok mitra kedua adalah Kelompok Salak Sradha yang berdiri pertengahan tahun 2014 di Desa Telaga atas inisiatif pasangan suami istri I Nengah Badra dan Ni Wayan Maryati. Mereka berdua mengawali untuk menanamkan modalnya di kelompok dan mulai menghimpun ibu-ibu rumah tangga untuk bergabung menjadi kelompok yang memproduksi olahan buah salak. Hingga saat ini 10 ibu-ibu rumah tangga di Desa Telaga yang menjadi anggota aktif Kelompok Sradha. Mereka memproduksi dodol, pia, dan kurma dengan alat produksi sederhana dan jumlah terbatas. Para ibu-ibu akan datang pada pagi hari untuk memproduksi pia dan dodol yang merupakan olahan yang sering mendapatkan pesanan.

Kelompok Salak Sradha sebenarnya mempunyai keuntungan karena bahan baku yang berada di lingkungan mereka. Rata-rata para ibu-ibu anggota kelompok mempunyai kebun salak 30-40 are di sekitar rumah mereka. Semuanya ditanami salak selain menjadi tujuan daerah agrowisata. Namun tidak ada aktivitas yang rutin untuk mengolah buah salak ini menjadi olahan-olahan dalam berbagai bentuk. Sementara di sisi lain para ibu-ibu rumah tangga tidak mempunyai pekerjaan yang selain selain menjadi tukang bangunan. Oleh sebab itul terbentuklah Kelompok Salak Sradha yang didominasi ibu-ibu untuk mengolah buah salak.

(25)

19

Kelompok Salak Sradha dengan berbagai produksi olahan buah salaknya

Alat produksi yang masih tradisional seperti oven yang masih kecil dan alat pemeras salak yang masih sedikit dan sederhana menyebabkan jumlah produksi juga sedikit. Peralatan produksi berupa kompor juga masih terbatas hanya 2 buah. Para ibu-ibu yang menjadi anggota kelompok aktif juga tidak bisa rutin bekerja secara penuh. Banyak diantara mereka hanya bekerja setengah hari sehingga jumlah produksi menjadi sedikit. Rata-rata setiap hari ibu-ibu Kelompok Sradha hanya bisa memproduksi masing-masing 10 pcs pia, kurma dan dodol. Dodol dan pia salak yang isi enam pcs dalam satu kemasan dijual seharga Rp.6.000. Sedangkan kurma salak 1 pcs besar dijual seharga Rp.10.000.

Produk-produk yang mereka hasilkan selain dijual ke warung-warung sekitar Desa Sibetan, biasanya akan diambil oleh beberapa orang untuk dijual kembali ke Amlapura. Mereka saat ini belum melakukan promosi dan mengidentifikasi pasar yang bisa dijajaki. Promosi hanya dilakukan dari perbincangan mulut ke mulut. Kebanyakan produk mereka dijual di warung-warung di Desa Sibetan dengan kemasan yang sederhana. Jumlah produksi yang kecil membuat Kelompok Sradha membatasi pemasaran. Keinginan mereka sangat besar untuk meningkatkan jumlah produksi, pengemasan produk yang lebih bagus, dan menambah anggota kelompok kembali.

(26)

20

Hingga saat ini manajemen usaha yang mereka jalankan masih dengan sisa hasil usaha. Anggota kelompok yang mempunyai salak diwajibkan menjual salaknya ke Kelompok Sradha. Para anggota kelompok akan mendapatkan sisa hasil usaha dari usaha kelompok mereka. Modal yang sebelumnya ditanamkan oleh I Nengah Badra dan Ni Wayan Maryati sedikit demi sedikit ditarik sehingga modal secara keseluruhan berasal dari para anggota. Namun, para anggota belum memahami manajemen pembukuan dalam penjualan usahanya. Selain itu, mereka sangat membutuhkan usaha-usaha pemasaran yang bisa dilakukan untuk mengembangkan usaha mereka agar lebih maju.

1.2 Permasalahan Mitra

Berdasarkan uraian analisis situasi di atas permasalahan yang dihadapi oleh mitra dinyatakan cukup luas, sehingga tidak mungkin bisa dicarikan solusi dan diangkat secara tuntas dalam satu proposal Ibm ini. Persoalan prioritas yang dihadapi oleh kedua mitra (Dukuh Lestari dan Sradha) adalah:

4. Manajemen produksi olahan buah salak yang masih menggunakan peralatan produksi sederhana berupa kompor dan oven yang jumlahnya terbatas. Hal ini berpengaruh terhadap jumlah produksi yang sangat minim. Hal ini disebabkan karena kelompok, terutama Kelompok Salak Sradha tidak mampu membeli oven dan kompor dalam jumlah yang banyak.

5. Perluasan sistem pemasaran. Anggota kelompok olahan salak ini tidak memiliki pengetahuan tentang cara-cara pemasaran dan promosi menuju pasar yang potensial keluar dari wilayah Kabupaten Karangasem. Distribusi olahan salak masih terbatas di warung-warung sekitar dan promosinya dari mulut ke mulut. Mereka tidak pernah melakukan promosi terhadap produk yang dihasilkan, baik dengan membuat brosur maupun media promosi lainnya yang memungkinkan usaha mereka berkembang lebih baik. Kedua mitra yaitu Dukuh Lestari dan Kelompok Sradha membutuhkan pendampingan dalam hal pemasaran ini.

6. Kurangnya permodalan untuk ekspansi usaha. Hal ini disebabkan oleh lemahnya

networking dengan instansi atau lembaga terkait baik lembaga pemerintah atau swasta.

7. Belum memiliki perencanaan dan pengelolaan usaha yang jelas sehingga target dan sasaran usaha belum memiliki arah kepada pengembangan usaha bisnis yang lebih

(27)

21

mapan. Perencanaan bisnis penting dilakukan dalam menentukan keberlangsungan suatu industri, Tambunan (1994).

2.METODE PELAKSANAAN

Metode yang digunakan untuk kegiatan ini adalah metode pelatihan dan pendampingan karena kegiatan ini adalah melatih dan mendampingi kelompok usaha Pia Salak Sradha dalam hal manajemen usaha (produksi, pemasaran dan keuangan) tahap-tahap pelatihannya adalah 1) Tahap Persiapan. 2) Tahap Pelaksanaan, tahap pelaksanaan pelatihan ini dengan model pelatihan keterampilan berkelanjutan dan 3). Evaluasi.

3. 4.

Gambar 1. Kerangka Pelaksanaan Pelatihan dan Pendampingan Manajemen Usaha Kelompok Pia Salak Sradha

2.1 Target Luaran

1. Pelatihan dan pendampingan manajemen usaha kecil

Program pelatihan ini untuk memberikan pemahaman atas manajemen usaha kecil dasar kepada kelompok usaha salak Sradha untuk mengelola usaha kecilnya. Pelatihan dan pendampingan meliputi materi manajemen usaha dasar dan aspek-aspek pengelolaan usaha kecil dan menengah.

2. Pelatihan dan pendampingan pengelolaan media promosi berupa brosur dan Website

Pemasaran Observasi dan Orientasi Lapangan Identifikasi masalah Kajian manajemen Usaha (produksi, pemasaran dan Keuangan Pemecahan secara teoritik Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan Evaluasi kegiatan pelatihan dan pendampingan Persiapan pelatihan dan pendampingan

(28)

22

Pelatihan dan pendampingan dalam pengelolaan media promosi dan website

pemasaran diharapkan mampu menjadi solusi mitra dalam mengembangkan usaha dan promosi olahan buah salak yang lebih luas di dalam memasarkan produk mereka. Brosur dirancang untuk memperkenalkan profil Kelompok Dukuh Lestari dan Sradha serta produk-produk yang mereka hasilkan. Website memuat masing-masing kelompok dengan profil kelompoknya dan produk-produk olahan salak yang mereka hasilkan. Selain itu, juga didesain masing-masing brosur profil kelompok dan contoh-contoh hasil produksi olahan salak para anggota kelompok. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam membuat media promosi dan strategi pemasaran. Dihasilkan model media promosi baik cetak maupun media di Internet; ini penting dilakukan sebagai bentuk membangun kesadaran merek terhadap konsumen (Kotler, et al.,2000) 3. Pendampingan dalam meluaskan akses permodalan dengan menjalin kerjasama

dengan LPD (Lembaga Perkreditan Desa) dan Koperasi Usaha Amlapura di Kabupaten Karangasem dan perusahaan-perusahaan swasta yang berada di Kota Amlapura. Ini merupakan salah satu bentuk strategi industri rumah tangga dalam mendapatkan akses permodalan (Kuncoro,2000).

4. Pelatihan dan pendampingan dalam bidang produksi, pemasaran, dan keuangan dalam program perencanaan dan pengelolaan bisnis yang jelas sehingga target dan sasaran memiliki arah kepada pengembangan usaha bisnis yang lebih mapan. Luaran ini ditargetkan mampu menjadi solusi dalam meningkatkan motivasi berwirausaha mitra baik secara individu maupun secara kelompok dan meningkatkan pemahaman mitra tentang manajemen usaha terutama yang berkaitan dengan optimalisasi manajemen sumber daya manusia. Pelatihan dan pendampingan dilakukan secara berkelanjutan dalam bidang produksi, pemasaran, dan keuangan.

3.TARGET DAN LUARAN

3.1 Target dan luaran yang ingin dicapai adalah:

Program P2M ini menghasilkan beberapa luaran yang dicapai yaitu:

(29)

23

Program pelatihan ini untuk memberikan pemahaman atas manajemen usaha kecil dasar kepada kelompok usaha salak Sradha untuk mengelola usaha kecilnya. Pelatihan dan pendampingan meliputi materi manajemen usaha dasar dan aspek-aspek pengelolaan usaha kecil dan menengah.

Suasana pelatihan dan pendampingan bagi kelompok usaha pia salak di Kabupaten Karangasem (foto: Ni Luh Sayang Telagawathi)

6. Pelaksanaan pendampingan pengelolaan media promosi berupa brosur dan Website

Pemasaran

Pelatihan dan pendampingan dalam pengelolaan media promosi dan website

pemasaran diharapkan mampu menjadi solusi mitra dalam mengembangkan usaha dan promosi olahan buah salak yang lebih luas di dalam memasarkan produk mereka. Brosur dirancang untuk memperkenalkan profil Kelompok Dukuh Lestari dan Sradha serta produk-produk yang mereka hasilkan. Website memuat masing-masing kelompok dengan profil kelompoknya dan produk-produk olahan salak yang mereka hasilkan. Selain itu, juga didesain masing-masing brosur profil kelompok dan contoh-contoh hasil produksi olahan salak para anggota kelompok. Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan dalam membuat media promosi dan strategi pemasaran. Dihasilkan model media

(30)

24

promosi baik cetak maupun media di Internet; ini penting dilakukan sebagai bentuk membangun kesadaran merek terhadap konsumen (Kotler, et al.,2000)

Hasil olahan buah salak menjadi pia dan kurma dengan kemasan yang sederhana dan memerlukan pendampingan untuk media promosi dan kemasan yang lebih menarik

(foto: Ni Luh Sayang Telagawathi)

7. Pelaksanaan pendampingan dalam meluaskan akses permodalan dengan menjalin kerjasama dengan LPD (Lembaga Perkreditan Desa) dan Koperasi Usaha Amlapura di Kabupaten Karangasem dan perusahaan-perusahaan swasta yang berada di Kota Amlapura. Ini merupakan salah satu bentuk strategi industri rumah tangga dalam mendapatkan akses permodalan (Kuncoro,2000).

(31)

25

Hasil olahan buah salak menjadi pia dan kurma dengan kemasan yang sederhana dan memerlukan pendampingan untuk media promosi dan kemasan yang lebih menarik

(foto: Ni Luh Sayang Telagawathi)

8. Pelaksanaan pelatihan dan pendampingan dalam bidang produksi, pemasaran, dan keuangan dalam program perencanaan dan pengelolaan bisnis yang jelas sehingga target dan sasaran memiliki arah kepada pengembangan usaha bisnis yang lebih mapan. Luaran ini ditargetkan mampu menjadi solusi dalam meningkatkan motivasi berwirausaha mitra baik secara individu maupun secara kelompok dan meningkatkan pemahaman mitra tentang manajemen usaha terutama yang berkaitan dengan optimalisasi manajemen sumber daya manusia. Pelatihan dan pendampingan dilakukan secara berkelanjutan dalam bidang produksi, pemasaran, dan keuangan.

(32)

26

Produksi salak adalah potensi besar yang harus dimanfaatkan oleh kelompok usaha untuk menopang kehidupan ekonomi masyarakat (foto: Ni Luh Sayang Telagawathi)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Program P2M ini berjalan dengan baik dengan mengacu pada permasalahan mitra usaha produksi olahan salak dengan solusi yang coba untuk ditawarkan. Solusi yang menjadi program dari program pengabdian ini dirancang berdasarkan permasalahan mitra program. Hingga saat ini ada beberapa program yang sudah dilaksanakan yaitu penyediaan oven dan kompor gas. Di harapkan mampu menjadi solusi mitra untuk meningkatkan jumlah produksi berbagai olahan buah salak setiap bulannya. Juga dirancang sebuah website pemasaranyang diharapkan mampu menjadi solusi mitra dalam mengembangkan usaha dan promosi olahan buah salak yang lebih luas di dalam memasarkan produk mereka. Juga dilaksanakan kegiatan penjajakan untuk meningkatan akses permodalan dengan menjalin kerjasama dengan Koperasi Usaha Amlapura dan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Karangasem dan perusahaan-perusahaan swasta yang berada di Kota Amlapura. Kegiatan lainnya adalah perencanaan dan pengelolaan bisnis yang jelas sehingga target dan sasaran memiliki arah kepada pengembangan usaha bisnis yang lebih mapan.

Program pengabdian ini berjalan dengan baik dengan mengacu pada permaslaahan mitra usaha produksi olahan salak dengan solusi yang coba untuk ditawarkan. Solusi yang menjadi program dari program pengabdian ini dirancang berdasarkan permasalahan mitra program.

(33)

27

Hingga saat ini ada beberapa program yang sudah dilaksanakan yaitu penyediaan oven dan kompor gas. Di harapkan mampu menjadi solusi mitra untuk meningkatkan jumlah produksi berbagai olahan buah salak setiap bulannya. Juga dirancang sebuah website pemasaranyang diharapkan mampu menjadi solusi mitra dalam mengembangkan usaha dan promosi olahan buah salak yang lebih luas di dalam memasarkan produk mereka. Juga dilaksanakan kegiatan penjajakan untuk meningkatan akses permodalan dengan menjalin kerjasama dengan Koperasi Usaha Amlapura dan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) di Kabupaten Karangasem dan perusahaan-perusahaan swasta yang berada di Kota Amlapura. Kegiatan lainnya adalah perencanaan dan pengelolaan bisnis yang jelas sehingga target dan sasaran memiliki arah kepada pengembangan usaha bisnis yang lebih mapan.

DAFTAR PUSTAKA

Kusnadi . 1983. “ Peran Seni Kerajinan (Tradisional dan Baru dalam Pembangunan “dalam seni edisi XVII, STST “ ASRI” Yogyakarta

Kotler, & Amstrong. 2000. Prinsip-Prinsip Pemasaran, Jakarta: Erlangga

Kuncoro, Mudrajad. 2000. “Usaha Kecil di Indonesia: Profil, Masalah dan Strategi Pemberdayaan” Makalah yang disajikan dalam Studium Generale dengan topik “Strategi Pemberdayaan Usaha Kecil di Indonesia”, di STIE Kerja Sama, Yogyakarta, 18 Nopember 2000.

Setiawan, Achmad Hendra. 2004. “Fleksibilitas Strategi Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah”, Jurnal Dinamika Pembangunan Vol. 1 No. 2/ Desember 2004: 118-124. Tambunan, Tulus, 1994. Mengukur Besarnya Peranan Industri Kecil dan Rumah Tangga di dalam Perekonomian Regional: Beberapa Indikator, Jurnal Agro Ekonomika No. 1 Thn. XXIV, Yayasan Agro Ekonomika, Yogyakarta.

Gambar

Gambar 1.  Kerangka Pelaksanaan Pelatihan dan Pendampingan Manajemen  Usaha Kelompok Pia Salak  Sradha
Gambar 1.  Kerangka Pelaksanaan Pelatihan dan Pendampingan Manajemen  Usaha  Kelompok Pia Salak Sradha

Referensi

Dokumen terkait

Sarwono (2009: 81) mengatakan bahwa sikap merupakan kesiapan mental, yaitu suatu proses yang berlangsung dalam diri seseorang, bersama dengan pengalaman individual

12 Sedangkan tujuan instruksional khusus (TIK) bertitik tolak dari perubahan tingkah laku, serta dapat diamati dan diukur. Perumusan TIK bersumber dari TIU

Hasil penelitian ini secara parsial menunujukkan bahwa hanya variabel pengalaman melakukan audit, memahami industri klien, responsif terhadap kebutuhan klien, taat

Hasil analisis data secara statistik membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel bimbingan guru terhadap hasil belajar siswa yang ditunjukan

Bahkan bila kita amati masih banyak lagi film-filam yang dikonsumsi oleh pemirsa (mad’u) seperti film Rahasia Illahi, Demi Masa, Insyaf, Taubat, dan masih banyak lagi film yang

:ila !etastasis karsinoma mamma telah sampai kekelenjar getah bening subkla)ikula, ini berarti bah%a metastasis tinggal +3- cm dari grand central  lim'atik terminus

Hal ini terlihat setiap pukul 07.00 wita semua anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kota Samarinda selalu melaksanakan kegiatan Apel pagi selama kurang lebih 30 menit

Cipto 50 yang rencananya akan digunakan untuk bagian penyakit dalam dan bedah serta balai pengobatan umum, sedangkan di tahun yang sama gedung baru di