• Tidak ada hasil yang ditemukan

QHSE Manual PT.kideco 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "QHSE Manual PT.kideco 2013"

Copied!
57
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum

Pedoman ini dimaksudkan sebagai panduan dalam penciptaan dan pemeliharaan kebijakan Mutu, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) maupun Lingkungan, PT. Kideco Jaya Agung (KIDECO) yang menjelaskan tentang strategi dasar, tanggung jawab, dan wewenang yang berhubungan dengan kegiatan Mutu, K3, dan Lingkungan untuk memberikan jaminan bahwa produk batubara yang dikirim dalam penjualan sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan oleh pembeli.

Pedoman Mutu, K3, dan Lingkungan ini dapat diterapkan didalam proses penjualan batubara yang diterapkan oleh KIDECO, karena pedoman ini bertujuan mengintegrasikan setiap langkah dan perencanaan kerja pada masing-masing departemen kerja dengan tatanan yang memiliki visi ke depan, saling melengkapi, harmonis, dan seimbang sebagai langkah antisipatif dalam pemenuhan kebutuhan pelanggan.

Pedoman ini menguraikan tentang:

 Tujuan

 Wewenang dan Tanggung Jawab

 Pedoman Pelaksanaan terhadap seluruh Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan dalam perusahaan

 Standar referensi

1.1.1. Profil Perusahaan

KIDECO berdiri sejak 26 September 1982 dan berkantor di Gedung Menara Mulia lantai 17, Jl. Gatot Subroto, Jakarta, Indonesia yang bergerak di bidang eksplorasi dan pemasaran batubara.

(2)

Data - Data Perusahaan

Nama Perusahaan : KIDECO Jaya Agung Alamat :

Kantor Jakarta : Gedung Menara Mulia Lantai 17 Kav 9-11, Jalan Gatot Subroto Jakarta 12930, Indonesia Telepon : 62-21-525-7626 Faksimili : 62-21-525-7662 Kantor Balikpapan :Komplek Balikpapan Super Block

Jl. Jend. Sudirman No. C-41 Balikpapan 76114 – Indonesia Telepon : 0542-7213672 Faksimili : 0542-7213670 Mine Site :Desa Batu Kajang,

Kecamatan Batu Sopang, Kabupaten Paser Kalimantan Timur, Indonesia

Telepon : 62-543-22522 Faksimili : 62-543-22520

KIDECO merupakan salah satu perusahaan tambang batubara terbesar dan terpercaya terhadap pelanggan dalam penggunaan batubara di bidang industri.

Proses produksi dan penjualan batubara yang memenuhi spesifikasi pembeli yang dilakukan oleh KIDECO dan didukung dengan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan (MK3L) yang terjamin dalam pemenuhannya, sehingga membuat KIDECO mendapat kepercayaan dari pelanggan dalam penyediaan batubara. Kepercayaan tersebut tidak hanya berasal dari dalam negeri Indonesia, tetapi juga dari luar negeri seperti

(3)

beberapa Negara di dunia, yaitu Korea, Eropa, Taiwan, Jepang, Slovenia, India, dan sebagainya. Dalam perkembangannya, KIDECO terus berusaha memberikan pelayanan dan kualitas batubara yang terbaik.

1.1.2. Ruang Lingkup

1. Lingkup Penerapan

Ruang Lingkup Penerapan ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, dan S MK3 PP.50-2012 di KIDECO meliputi proses eksplorasi, eksploitasi, dan pemasaran batubara yang didukung oleh Departemen, terdiri dari Departemen:

1. Administrasi (ADM) 2. Planning (PLAN) 3. Production (PROD)

4. Heavy Equipment and Maintenance (HEM) 5. Mine Facility (MF)

6. Tanah Merah Coal Terminal (TMCT) 7. Development (DEV)

8. Geology Survey (GS)

9. Safety and Environment (SE) 10. Road Maintenance Centre (RMC) 11. Logistic dan Purchasing (LOG) 12. Quality Control (QC)

13. Accounting (ACC) 14. Construction (CONS) 15. Fuel Control (FC)

Seluruh karyawan KIDECO yang terlibat sepenuhnya dalam pelaksanaan atau penerapan ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, dan SMK3 (PP 50-2012).

(4)

2. Proses Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan

Interaksi antara semua sistem proses yang ada di KIDECO baik Departemen inti maupun Departemen pendukung tertuang dalam proses Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan yang digambarkan dengan diagram proses bisnis Mutu, K3, dan Lingkungan (terlampir).

1.1.3. Pedoman Umum Pelaksanaan 1. Pedoman Pelaksanaan

Pelaksanaan pedoman Mutu, K3, dan Lingkungan merupakan tanggung jawab semua pekerja dalam perusahaan. Pelaksanaan pedoman Mutu, K3, dan Lingkungan terintegrasi dengan keseluruhan pelaksanaan proses di semua Departemen dan unit kerja terkecil atau section dalam perusahaan.

2. Pengendalian Pedoman Mutu, K3, dan Lingkungan

Di dalam penerapan pedoman Mutu, K3, dan Lingkungan diperlukan suatu sistem kendali yang mengacu kepada prosedur tentang pengendalian dokumen dimana:

1. Penanggung jawab pelaksana adalah Management Representative (MR),

2. Pengendalian dokumen antar Departemen adalah Coorporate Management Sistem (CMS),

3. Penyimpanan Pedoman Mutu, K3, dan Lingkungan dilaksanakan oleh

Coorporate Management Sistem (CMS).

Catatan: dimana setiap Pimpinan Departemen memegang salinan terbaru.

Apabila terdapat perubahan dalam organisasi secara internal maupun eksternal maka pedoman ini ditinjau kembali dan direvisi jika diperlukan. Perubahan tersebut dibuat berdasarkan pasal dan dimintakan persetujuannya kepada Management Representative, KTT, dan President Director. Dalam hal diperlukan perubahan atas pedoman Mutu, K3, dan Lingkungan, maka perubahan tersebut dibuat berdasarkan

(5)

pasal demi pasal dan dimintakan persetujuannya kepada Management Representative, KTT, dan President Director.

Dalam hal diperlukan perubahan atas pedoman Mutu, K3, dan Lingkungan, maka perubahan tersebut perlu dipelajari sedemikian rupa agar tidak menimbulkan konflik kepentingan diantara prosedur yang ada.

3. Pengkodean Dokumen (dan Cost)

1. Management Representative  MR (Kode: 0) a) Management Representative  MR b) Core Team  CT

2. Administrasi  ADM (Kode: 100) a) General Affair  GA (Kode: 110) b) Human Resources  HR (Kode: 120) c) Industrial Relations  IR (Kode: 121) d) Balikpapan Office  BPN (Kode: 150)

e) Corporate Social Responsibility  CSR (Kode: 170) f) Legal  LGL (Kode: 180)

3. Logistic  LOG (Kode: 130) 4. Accounting  ACC (Kode: 140) 5. Fuel Control  FC (Kode: 190) 6. Planning  PLAN (Kode: 200)

a) Planning  PLAN (Kode: 210)

b) Information Technology Team  IT (Kode: 250) 7. Development  DEV (Kode: 220)

8. Quality Control  QC (Kode: 230) 9. Production  PROD (Kode: 310)

(6)

10. Heavy Equipment Maintenance  HEM (Kode: 400) a) Workshop Admin  WA (Kode: 410)

b) Workshop Maintenance  WM (Kode: 420) 11. Mine Facility  MF (Kode: 500)

a) ROM Stock Pile  ROM (Kode: 500) b) Mechanic Maintenance MM (Kode: 510) c) Electric Maintenance  EM (Kode: 530) d) Civil Construction  CC (Kode: 540) 12. Road Maintenance Centre  RMC (Kode: 520) 13. Construction  CONS (Kode: 550)

14. Tanah Merah Coal Terminal  TMCT (Kode: 600) a) Stock Pile Mechanic  SPM (Kode: 610) b) Stock Pile Electric  SPE (Kode: 620) c) Stock Pile Civil  SPC (Kode: 630) d) Stock Pile Admin  SPA (Kode: 640) e) Marine Loading  ML (Kode: 650) f) Marine Admin  MA (Kode: 660) 15. Geology & Survey  GS (Kode: 700)

a) Geology  GEO (Kode: 710) b) Boring  BOR (Kode: 720) c) Survey  SUR (Kode: 730)

16. Safety & Environment  SE (Kode: 800)

a) Corporate Management System  CMS (Kode: 160) b) Safety  SAF (Kode: 810)

c) Environment  ENV (Kode: 820)

(7)

BAB II

ISTILAH DAN DEFINISI 2.1. Istilah dan Definisi

2.1.1. Pedoman Mutu, K3, dan Lingkungan

Yaitu dokumen yang menjelaskan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan perusahaan (dokumen yang berisi kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan, menjelaskan mengenai sistem Mutu, K3, dan Lingkungan yang dapat dipergunakan dalam urusan usaha perusahaan baik internal maupun eksternal).

2.1.2. Dokumen Mutu, K3, dan Lingkungan

Semua dokumen yang berhubungan dengan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan perusahaan (digunakan untuk kegiatan operasional sistem Mutu, K3, dan Lingkungan seperti pedoman, prosedur (SOP) Mutu, K3, dan Lingkungan, petunjuk kerja serta dokumen yang diterima dari pihak luar perusahaan, maupun catatan hasil pelaksanaan).

2.1.3. Prosedur (SOP) Mutu, K3, dan Lingkungan

Yaitu cara - cara khusus yang sistematis dan dipergunakan untuk melaksanakan aktivitas kerja atau proses.

2.1.4. Instruksi Kerja/ IK (Work Instruction/ WI)

Yaitu dokumen yang menjelaskan tentang metode kerja, peralatan - peralatan yang digunakan dan ketentuan yang diterapkan, bahan baku atau spesifikasi serta kriteria untuk inspeksi dan pengujian, seperti spesifikasi produk, standar kerja, standar pemeriksaan, dan standar Mutu, Kesehatan, Keselamatan, , dan Lingkungan.

(8)

2.1.5. Spesifikasi

Yaitu dokumen yang berisi persyaratan tentang spesifikasi yang harus dipenuhi tentang Mutu, K3, dan Lingkungan seperti:

1. Mutu batubara yang diinginkan oleh pembeli, seperti nilai kandungan air (Total Moisture) dan Nilai Kalori (Gross Calorific Value).

2. Alat keselamatan yang memenuhi standar yang berlaku.

3. Material pendukung usaha (kegiatan) perusahaan yang ramah lingkungan. 4. Aspek dasar lingkungan di area tambang memenuhi baku mutu.

2.1.6. Pedoman Pelaksanaan

Yaitu dokumen yang berisi penjelasan struktural, perencanaan, dan metode pelaksanaan kerja.

2.1.7. Standar Kerja

Yaitu dokumen yang membatasi metode kerja, syarat, dan kriteria kemampuan kerja dimana bila hal ini tidak ada, dapat berpengaruh terhadap hasil kerja dan mutu produk.

2.1.8. Gambar Kerja

Yaitu dokumen yang menjelaskan tentang solusi rancangan kerja atau desain dari tiap -tiap perancang kerja, baik berupa titik - titik, garis, huruf dan simbol - simbol yang dipergunakan pada pelaksanaan kerja dengan aturan - aturan yang pasti.

2.1.9. Mutu

Yaitu spesifikasi produk yang memiliki kesesuaian untuk memenuhi kepuasan serta kebutuhan pelanggan.

(9)

2.1.10. Jaminan Mutu

Yaitu setiap perencanaan kerja yang diterapkan memiliki kesetaraan antara sistem dan hasil yang diperoleh, sehingga dapat memberikan keyakinan bahwa produk yang dihasilkan akan dapat memenuhi kebutuhan mutu yang diinginkan oleh pelanggan.

2.1.11. Audit

Yaitu pemeriksaan yang bebas dan sistematis untuk menilai apakah hasil kegiatan (baik Mutu, K3, dan Lingkungan) telah selesai dengan rencana dan dapat dilaksanakan secara efektif serta sesuai untuk mencapai sasaran yang ditetapkan.

2.1.12. Inspeksi K3

Suatu kegiatan pemeriksaan terhadap kondisi dan peralatan di area kerja untuk meniadakan kondisi tidak aman (unsafe condition) dengan tujuan mencegah terjadinya insiden.

2.1.13. Perbaikan yang Berkelanjutan

Proses peningkatan suatu aktivitas maupun sistem untuk mencapai suatu penyempurnaan secara berkelanjutan.

2.1.14. Lingkungan

Keadaan sekeliling tempat organisasi beroperasi, termasuk udara, air, tanah, sumber daya alam, flora, fauna, manusia, dan hubungan diantaranya.

2.1.15. Aspek Lingkungan

Unsur dari suatu kegiatan, produk, atau jasa dari organisasi yang dapat berinteraksi dengan lingkungan. Aspek lingkungan yang penting adalah aspek yang memiliki dampak penting terhadap lingkungan.

(10)

2.1.16. Aspek Tambang

Unsur dari suatu aktivitas yang berhubungan dengan siklus tambang.

2.1.17. Aktivitas Tambang

Merupakan suatu kegiatan yang berhubungan dengan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya mineral.

2.1.18. Dampak Lingkungan

Setiap perubahan terhadap lingkungan, apakah merugikan atau menguntungkan, seluruhnya atau sebagian yang dihasilkan oleh kegiatan, produk, atau jasa dari organisasi.

2.1.19. Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan (MK3L)

Bagian dari seluruh Sistem Manajemen yang mencakup struktur organisasi, kegiatan perencanaan, tanggung jawab, praktek, prosedur, proses - proses, dan sumber daya untuk mendirikan, mengembangkan, menerapkan, mencapai, meninjau, dan memelihara kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan (MK3L) serta pengelolaannya.

2.1.20. Audit Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan

Suatu proses verifikasi secara sistematis dan terdokumentasi untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara obyektif untuk menentukan apakah Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan dari organisasi sesuai dengan kriteria audit.

2.1.21. Kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan

Pernyataan organisasi yang dikeluarkan oleh Top Management tentang tujuan dan sasaran Mutu, K3, dan Lingkungan yang berkaitan dengan kinerja secara keseluruhan.

(11)

2.1.22. Tujuan Mutu, K3, dan Lingkungan

Hal menyeluruh yang terukur dari kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan serta ditetapkan sendiri oleh organisasi untuk dicapai.

2.1.23. Kinerja Mutu, K3, dan Lingkungan

Hasil - hasil Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan yang dapat diukur, berkaitan dengan pengendalian organisasi terhadap sasaran.

2.1.24. Sasaran Mutu, K3, dan Lingkungan

Persyaratan kinerja secara rinci, dikuantitatifkan bila memungkinkan, yang berlaku untuk organisasi atau bagiannya, yang diturunkan dari kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan dalam mencapai tujuan.

2.1.25. Pihak Terkait

Perorangan atau kelompok yang berkepentingan dengan atau dipengaruhi oleh kinerja Mutu, K3, dan Lingkungan organisasi.

2.1.26. Organisasi

Kesatuan yang terdiri atas bagian - bagian atau kelompok - kelompok, baik kecil maupun besar yang terstruktur dan memiliki kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.27. Pencegahan Pencemaran

Usaha pengendalian yang efektif terhadap cara penggunaan sumber daya, penggantian bahan, praktek, daur ulang, pengolahan, dan perubahan yang berpotensi terhadap dampak lingkungan yang merugikan.

2.1.28. Bahaya (Hazard)

Situasi atau tindakan yang berpotensi menimbulkan kerugian pada manusia, harta benda, dan lingkungan.

(12)

2.1.29. Identifikasi Bahaya (Hazard Identification)

Suatu tindakan untuk mengetahui keberadaan bahaya (hazard) serta menentukan karakteristiknya.

2.1.30. Analisa Keselamatan dan Lingkungan Kerja (Job Safety & Environment Analysis - JSEA)

Suatu metode analisa kerja yang digunakan untuk mengidentifikasi bahaya atau hubungan potensi insiden pada setiap langkah kerja, dan solusi perbaikan dalam rangka melakukan pengendalian dengan cara eliminasi atau pencegahan lainnya.

2.1.31. Gangguan Kesehatan (Ill Health)

Terganggunya mental atau fisik seseorang akibat timbulnya efek jelek pada suatu keadaan dan kondisi akibat aktivitas maupun situasi yang terkait dengan pekerjaan.

2.1.32. Insiden (Incident)

Kejadian yang terkait pekerjaan dimana suatu cidera, gangguan kesehatan (ill health), ataupun kerusakan lainnya baik terhadap peralatan ataupun lingkungan terjadi atau mungkin terjadi yang menimbulkan kematian maupun tidak.

2.1.33. Nyaris Terjadi atau Hampir Kena (Near-miss)

Adalah suatu insiden yang tidak menyebabkan kerugian, cidera, sakit penyakit, atau kematian.

2.1.34. Pihak - Pihak Terkait (Interested Party)

Individu atau kelompok didalam dan di luar tempat kerja yang memiliki keterkaitan atau berdampak pada kinerja suatu organisasi.

(13)

2.1.35. Ketidak-sesuaian (Nonconformity)

Tidak dipenuhinya suatu persyaratan dalam Klausul ISO 9001, ISO 14001, dan OHSAS 18001, serta kriteria di dalam SMK3 (PP.50-2012).

2.1.36. Kesehatan dan Keselamatan Kerja/ K3 (Occupational Health and Safety)

Kondisi - kondisi dan faktor - faktor yang dapat berdampak pada kesehatan dan keselamatan pekerja atau orang lain di tempat kerja.

2.1.37. Prosedur

Penetapan cara melakukan aktivitas atau suatu proses pekerjaan.

2.1.38. Catatan (Record)

Dokumen yang menyatakan hasil - hasil yang dicapai atau pembuktian bahwa aktivitas telah dilakukan (tertulis, gambar, video, atau audio).

2.1.39. Risiko

Kombinasi dari kemungkinan terjadinya kejadian berbahaya atau paparan dengan keparahan suatu cidera, gangguan kesehatan (ill health), ataupun kerusakan lainnya baik terhadap peralatan ataupun lingkungan yang dapat disebabkan oleh kejadian atau paparan tersebut.

2.1.40. Penilaian Risiko

Proses evaluasi risiko yang muncul dari adanya bahaya, dengan memperhatikan kecukupan pengendalian yang dimiliki dan menentukan apakah risikonya dapat diterima atau tidak.

2.1.41. Tempat Kerja

Setiap lokasi fisik dimana aktivitas - aktivitas terkait pekerjaan dilaksanakan dalam kendali organisasi.

(14)

BAB III ORGANISASI

3.1. Organisasi Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan

3.1.1. Struktur Organisasi Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan

Struktur organisasi perusahaan disusun dengan memperhatikan persyaratan standar ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, dan SMK3 (PP.50-2012) (lampiran).

3.1.2. Tanggung Jawab dan Wewenang

1. President Director memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk menciptakan kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan, menyetujui diterapkannya pedoman Mutu, K3, dan Lingkungan. Dan secara berkala melakukan tinjauan dan evaluasi atas efektifitas dan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan.

2. Chief of Operation Officer (COO) memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk memastikan proses yang diperlukan untuk Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan ditetapkan, diimplementasikan dan dipelihara.

3. Kepala Teknik Tambang (KTT) memiliki wewenang dan tanggung jawab di dalam operasional untuk memastikan aktivitas operasional dilaksanakan sesuai dengan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan serta peraturan perundangan yang berlaku.

4. Management Representative (MR) memiliki wewenang dan tanggung jawab untuk mewakili President Director melaksanakan segala kegiatan yang berhubungan dengan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan.

5. Corporate Management System (CMS) memiliki tanggung jawab untuk menyusun dokumentasi, mengimplementasikan, dan memelihara Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan dibawah pengawasan Management Representative.

6. Manager Department memiliki tanggung jawab untuk menciptakan, memelihara serta melakukan tinjauan atas sasaran Mutu, K3, dan Lingkungan yang mengacu

(15)

pada kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan dan memastikan bahwa Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan diterapkan secara benar dan efektif dengan melakukan audit Mutu, K3, dan Lingkungan yang terarah dan terencana. 7. Administration Department memiliki tanggung jawab melaksanakan perekrutan,

pendidikan, dan pelatihan karyawan agar memahami dan dapat melaksanakan sistem Mutu, K3, dan Lingkungan yang diterapkan perusahaan.

8. Personel in Charge (PIC) memiliki tugas dan tanggung jawab didalam memelihara seluruh dokumen dan catatan Mutu, K3, dan Lingkungan Departemen serta mengimplementasikannya.

9. Seluruh Pekerja memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan pedoman dan prosedur yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

3.1.3. Tanggung Jawab Departemen 1. Administrasi

a. Memiliki tanggung jawab melaksanakan penerimaan karyawan.

b. Memiliki tanggung jawab pelaksanaan dan pemeliharaan pemeriksaaan kesehatan karyawan.

c. Melaksanakan pelatihan, pendidikan, dan pengembangan kemampuan karyawan.

d. Menyediakan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan oleh karyawan, meliputi transportasi antar jemput, penyediaan mess/ perumahan karyawan, penyediaan sarana makan (kantin) bagi karyawan, sarana kesehatan, asuransi, dan lainnya.

e. Sosialisasi ke masyarakat di sekitar area kerja.

f. Ikut berpartisipasi dan berperan terhadap aktivitas yang berhubungan dengan kemasyarakatan.

2. Planning dan Quality Control

a. Merencanakan aktivitas pertambangan

(16)

c. Memastikan Perusahaan Mitra Kerja melaksanakan dan menerapkan kegiatan sesuai dengan Kontrak Kerja yang telah disepakati.

d. Menyiapkan anggaran untuk main kontraktor. e. Prosesing mobilisation & demobilisation.

f. Monitoring pencapaian produksi ( Data Statistik ) g. Melakukan reconsiliation dan progress klaim. h. Membuat jadwal pengiriman batubara

i. Memastikan aktivitas kontraktor berjalan dengan baik

j. Memastikan kualitas batubara yang dikirimkan sesuai dengan permintaan pelanggan.

k. Sertifikasi shipment dari surveyor

l. Memastikan pemenuhan permintaan pelanggan m. Merencanakan dan membuat program ERP

n. Memastikan kebutuhan jaringan sistem karyawan terpenuhi .

o. Ikut serta dalam kegiatan Draft Survey baik di TMCT (barge loading) ataupun di Adang Bay (shipment)

p. Melakukan kontrol kontinyu terhadap batubara pada saat pengapalan di Adang Bay yaitu kondisi blending, debu,berasap / terbakar & foreign material.

3. Produksi

a. Memastikan aktivitas produksi pemindahan tanah penutup dan penggalian batubara berjalan dengan baik dan aman

b. Memastikan aktivitas penambangan kontraktor berjalan dengan baik c. Mengontrol kinerja kontraktor

d. Melakukan koordinasi dengan departemen terkait yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan bekas area penambangan.

e. Memastikan aktifitas dewatering system, manajemen drainase berjalan dengan baik.

(17)

4. Heavy Equipment and Maintenance

a. Melakukan perbaikan dan perawatan alat/ unit

b. Bekerja sama dengan departemen terkait dalam hal penyediaan fasilitas alat berat.

c. Melakukan evaluasi vendor alat berat secara berkala d. Melakukan uji kelayakan terhadap alat berat

e. Melakukan pelatihan terhadap kebutuhan kemampuan soft skill alat berat kepada Karyawan.

5. Logistic, Fuel Control dan Purchasing

a. Melakukan pengadaan barang/ material yang berhubungan dengan operasional tambang, kecuali bahan peledak.

b. Menyimpan, mengelola, dan melaporkan persediaan barang/ material c. Memilih/ menyeleksi dan mengevaluasi penyedia barang

d. Membuat laporan pembelian barang/ material ke Departemen Accounting e. Memilih/ menyeleksi dan mengevaluasi penyedia bahan bakar

f. Menyimpan, mengelola, dan melaporkan persediaan dan perizinan bahan bakar serta fasilitas penyimpanannya.

g. Memastikan aspek keselamatan dari dampak distribusi, penggunaan, dan penyimpanan bahan bakar.

6. Mine Facility

a. Melakukan pengadaan fasilitas yang berhubungan dengan operasional tambang.

b. Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap fasilitas operasional tambang c. Melakukan pengujian terhadap fasilitas operasional tambang

d. Melakukan pengawasan terhadap kinerja kontraktor yang berhubungan dengan lingkup pekerjaan fasilitas tambang.

e. Melakukan perawatan, perbaikan, dan operasional pembangkit tenaga listrik dan instalasinya.

(18)

f. Melakukan pelatihan terhadap kebutuhan kemampuan hard skill alat berat kepada karyawan.

7. Road Maintenance Center (RMC)

a. Melakukan perencanaan terhadap fasilitas jalan yang akan dilakukan b. Melakukan pembuatan jalan dan fasilitasnya

c. Melakukan perbaikan, perawatan jalan, dan fasilitasnya

d. Melakukan pengadaan peralatan alat berat yang berhubungan dengan pembuatan jalan.

e. Melakukan perbaikan dan perawatan terhadap alat berat yang digunakan f. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja kontraktor yang berhubungan dengan

RMC.

g. Melakukan inspeksi terhadap jalan dan fasilitasnya

8. Development dan Geology Survey

a. Melakukan perencanaan terhadap area tambang yang akan dilakukan b. Melakukan pemetaan terhadap area tambang dan pengembangannya c. Melakukan survei geologi dan eksplorasi

d. Melakukan evaluasi kemiringan lereng

e. Membuat desain pemindahan dan lokasi top soil, tanah penutup, dan waste dump.

f. Mengevaluasi pemindahan tanah penutup (over burden) dan batubara g. Mengendalikan kalibrasi terhadap alat yang digunakan

h. Melakukan pengukuran spesifikasi muatan alat angkut i. Melakukan perencanaan lokasi peledakan

j. Mengevaluasi hal - hal yang berhubungan dengan peledakan k. Melakukan pengukuran getaran dampak peledakan

l. Menyimpan, mengelola, dan melaporkan persediaan dan perizinan bahan peledak serta fasilitas penyimpanannya.

m. Memastikan aspek keselamatan dari dampak distribusi, penggunaan, dan penyimpanan bahan peledak.

(19)

n. Mengawasi dan mengevaluasi kinerja kontraktor yang berhubungan dengan development.

9. Safety and Environment

a. Melakukan evaluasi terhadap Sistem Mutu, Kesehatan Kerja, Keselamatan dan Lingkungan di semua area kerja.

b. Melakukan analisa dan pencegahan terjadinya kecelakaan

c. Melakukan pengumpulan data terhadap kondisi tidak aman untuk dilakukan pengendalian.

d. Memberikan penerangan/ petunjuk meliputi pertemuan - pertemuan MK3L e. Memberikan pelatihan terhadap kesiapsiagaan dan tanggap darurat tambang f. Mengelola dan mendistribusikan Alat Pelindung Diri

g. Melakukan pengawasan terhadap kinerja MK3L karyawan dan kontraktor h. Mengeluarkan izin operasional dan izin memulai pekerjaan

i. Mengelola hal-hal yang berhubungan dengan reklamasi j. Melakukan penataan lahan tambang

k. Melakukan reklamasi

l. Melakukan pemantauan, pengendalian limbah, dan mutu air

10. Tanah Merah Coal Terminal (TMCT)

a. Melakukan pengapalan batubara b. Melakukan penumpukan batubara

c. Melakukan perawatan dan perbaikan fasilitas di area TMCT

d. Melakukan pengawasan terhadap kontraktor yang berhubungan dengan pengapalan.

e. Melakukan evaluasi terhadap kinerja kontraktor yang berhubungan dengan TMCT

11. Construction

a. Melakukan dan menyelesaikan proyek fisik yang telah direncanakan perusahaan.

(20)

b. Melakukan pengawasan dan evaluasi proyek fasilitas tambang yang dikerjakan.

c. Bertanggung jawab terhadap kontraktor yang mengerjakan proyek fasilitas tambang.

d. Melakukan analisa dan perencanaan terhadap pelaksanaan proyek fasilitas tambang.

12. Accounting

a. Melakukan proses dan pembayaran terhadap accounting voucher internal dan eksternal.

b. Melakukan ke sub kontraktor dan pembayaran pajak c. Melakukan proses penggajian karyawan.

d. Melakukan verifikasi kelengkapan dokumen dalam accounting voucer. e. Melakukan invoicing back charge ke sub kontraktor.

(21)

BAB IV

PEDOMAN MUTU, K3, DAN LINGKUNGAN 4.1. Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan (MK3L)

4.1.1. Persyaratan Umum

Manajemen KIDECO telah menetapkan dan mendokumentasikan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan perusahaan serta berkomitmen untuk menerapkan, memelihara dan secara berkelanjutan meningkatkan efektifitas Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan, mencakup:

1. Mengidentifikasi proses yang diperlukan untuk Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan dan penerapannya untuk seluruh organisasi.

2. Menetapkan urutan dan interaksi antar proses

3. Menetapkan kriteria - kriteria dan metode - metode yang diperlukan untuk menjamin operasional dan pengendalian dari proses tersebut.

4. Menjamin ketersediaan sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk mendukung pelaksanaan dan pemantauan proses - proses tersebut.

5. Mengevaluasi, mengukur, dan menganalisa proses - proses tersebut

(22)

(Gambar 4.1 Pola Implementasi)

4.1.2. Persyaratan Dokumentasi 1. Umum

Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan KIDECO terdiri dari : a) Pedoman Mutu, K3, dan Lingkungan

b) Kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan c) Standar Operasional Prosedur (SOP) d) Work Instruction (Instruksi Kerja)

e) Dokumen Pendukung (baik dokumen internal maupun eksternal) f) Rekaman Mutu, K3, dan Lingkungan (Form)

(23)

2. Pedoman Mutu, K3, dan Lingkungan

Untuk memandu dalam pelaksanaan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan perusahaan. Manajemen menetapkan serta memelihara pedoman Mutu, K3, dan Lingkungan yang memuat:

a) Lingkup Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan perusahaan mencakup semua Klausul pada persyaratan standar ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, dan SMK3 PP.50-2012.

b) Prosedur terdokumentasi yang dibuat untuk Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan atau referensinya.

c) Suatu penjelasan interaksi antar proses dari Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan.

3. Pengendalian Dokumen

Dokumen yang diperlukan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan harus dikendalikan termasuk catatan (catatan adalah sejenis dokumen khusus yang harus dikendalikan sesuai dengan persyaratan dalam ISO 9001 Klausul 4.2.4, ISO 14001, dan OHSAS 18001 Klausul 4.5.4 serta SMK3 PP.50-2012 ele m en 4).

Manajemen menetapkan prosedur terdokumentasi prosedur Pengendalian Dokumen (SOP/CT-001) untuk menetapkan pengendalian terhadap:

a) Pengesahan kelengkapan dokumen sebelum diterbitkan

b) Peninjauan dan pembaharuan yang diperlukan dan pengesahan ulang dokumen.

c) Memastikan bahwa perubahan dan status revisi terbaru dokumen telah diidentifikasi.

d) Memastikan dokumen versi yang terbaru berada di lokasi penggunaannya e) Memastikan dokumen tetap dapat dibaca dan telah diidentifikasi

f) Memastikan pendistribusian dokumen eksternal diidentifikasi dan dikendalikan.

g) Mencegah penyalahgunaan dokumen kadaluarsa dan melakukan identifikasi yang sesuai apabila dokumen tersebut tetap digunakan.

(24)

4. Pengendalian Rekaman Mutu, K3, dan Lingkungan

Rekaman Mutu, K3, dan Lingkungan dibuat dan dipelihara untuk membuktikan kesesuaian terhadap persyaratan dan terhadap aktivitas yang efektif dari Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan. Rekaman Mutu, K3, dan Lingkungan harus dapat dibaca, diidentifikasi, dan mudah diperoleh. Manajemen menetapkan prosedur

Pengendalian Rekaman (SOP/CT-002) untuk memastikan pengendalian yang dibutuhkan untuk identifikasi, penyimpanan, perlindungan, pengembalian kembali, waktu retensi (lama penyimpanan), dan pemusnahan rekaman.

4.2. Tanggung Jawab Manajemen 4.2.1. Komitmen Manajemen

Manajemen puncak menunjukkan bukti komitmennya dalam pendirian, pengembangan, dan penerapan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan serta peningkatan berkesinambungan dengan cara:

1. Mengkomunikasikan pentingnya pemenuhan persyaratan pelanggan, perundang-undangan dan peraturan - peraturan yang berlaku.

2. Menetapkan kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan serta sasarannya 3. Memastikan sasaran Mutu, K3, dan Lingkungan dapat dipenuhi 4. Melaksanakan tinjauan manajemen secara berkala

5. Menyediakan sumber daya yang memadai

4.2.2. Fokus pada Pelanggan

Manajemen puncak memastikan persyaratan pelanggan yang telah ditentukan harus dipenuhi guna meningkatkan kepuasan pelanggan.

4.2.3. Kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan

Untuk memberikan perhatian dan pengarahan terhadap seluruh struktur organisasi sehubungan dengan Mutu, K3, dan Lingkungan, maka manajemen puncak menyusun kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan:

(25)

1. Sesuai dengan tujuan organisasi

2. Mencakup komitmen memenuhi persyaratan dan perbaikan efektifitas Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan (MK3L) secara berkesinambungan. 3. Memberikan kerangka untuk penetapan dan peninjauan sasaran Mutu, K3, dan

Lingkungan.

4. Sesuai sifat, skala, dan dampak lingkungan dari kegiatan dan produknya

5. Mencakup komitmen untuk penyempunaan berkelanjutan dan pencegahan pencemaran.

6. Mencakup komitmen untuk mematuhi perundang - undangan dan peraturan lingkungan yang relevan dan dengan persyaratan lain yang biasa dilakukan oleh perusahaan.

7. Didokumentasikan, diterapkan dan dipelihara serta dikomunikasikan ke semua karyawan.

Kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan yang telah disusun dan kemudian disahkan oleh

President Director harus disosialisasikan agar dimengerti oleh seluruh karyawan perusahaan. Sosialisasi mencakup:

1. Penyebaran kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan terhadap seluruh karyawan 2. Mencetak kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan pada Kartu Identitas jika

diperlukan.

3. Melaksanakan training sosialisasi

4. Memasang reproduksi kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan di tempat - tempat strategis dan mudah terlihat.

Untuk memastikan bahwa kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan yang telah disusun selalu dalam kondisi yang sesuai dengan kondisi terakhir perusahaan. Manajemen menetapkan bahwa kebijakan dan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan harus selalu dibahas dalam pelaksanaan rapat tinjauan manajemen dan ditinjau ulang pada

(26)

saat terjadi perubahan organisasi dan Sistem Manajemen perusahaan. Kegiatan ini harus dikoordinir oleh Management Reprentative.

(27)
(28)

4.2.4. Perencanaan

1. Sasaran Mutu, K3, dan Lingkungan

Untuk memberikan arah dalam implementasi Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan. Sasaran Mutu, K3, dan Lingkungan ditetapkan, direview dan jika diperlukan direvisi setiap 6 (enam) bulan sekali termasuk kebutuhan dalam memenuhi persyaratan produk ditetapkan pada fungsi dan tingkatan yang sesuai dalam organisasi. Sasaran Mutu, K3, dan Lingkungan harus dapat diukur dan konsisten dengan kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan.

2. Perencanaan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan

Untuk menjamin bahwa:

a) Persyaratan dan ketentuan dalam Klausul 5.4 (ISO 9001) 4.3 (ISO 14001 dan OHSAS 18001), ele m en 2.1 (SMK3 PP.50-2012) dapat dipenuhi.

b) Sasaran Mutu (ISO 9001 klausul 5.4.1), Sasaran K3 (OHSAS 18001 Klausul 4.3.3), & S MK3 PP.50-2012 ele m en 2.1. 2, Sasaran Lingkungan (ISO 14001 Klausul 4.3.3) dapat dicatat.

c) Serta Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan tetap terjaga integritasnya pada saat terjadi perencanaan dan penerapan perubahan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan.

Manajemen puncak, KTT, dan seluruh Manager harus menyusun perencanaan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan setiap 1 (satu) tahun sekali setelah sasaran Mutu, K3, dan Lingkungan diterapkan atau pada saat terjadi perubahan dalam Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan perusahaan.

Dalam menyusun perencanaan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan harus ditentukan personil yang bertanggung jawab, sumber daya yang diperlukan, cara yang ditetapkan untuk mencapai tujuan dan sasaran serta jangka waktu yang diperlukan.

(29)

Perencanaan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan ini dituangkan dalam form Program Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan (SOP/CT-003/FM-05).

Dalam pelaksanaannya, pencapaian perencanaan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan harus dimonitor setiap 3 (tiga) bulan sekali dengan menggunakan form

Monitoring Pencapaian Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan

(SOP/CT-003/FM-04). Jika terjadi kendala atau ketidaksesuaian dalam pencapaian, setiap Manager harus mengambil tindakan yang diperlukan dan mencatat dalam form Monitoring Pencapaian Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan

(SOP/CT-003/FM-04).

3. Aspek Lingkungan

KIDECO telah menetapkan, mengimplementasikan dan akan selalu memelihara prosedur Identifikasi Aspek dan Evaluasi Dampak Lingkungan (SOP/CT-014) yang mencakup:

a) Identifikasi aspek lingkungan dari kegiatan proses produksi yang ditentukan dalam Sistem Manajemen MK3L.

b) Penentuan aspek yang memiliki/dapat berdampak penting terhadap lingkungan. c) Seksi Environment (Dept. Safety & Environment) akan mendokumentasikan

informasi ini dan memeliharanya agar selalu terkini (up to date).

d) Aspek lingkungan dapat ditinjau kembali minimal 1x (satu kali) dalam satu tahun.

e) Manajemen menjamin bahwa aspek-aspek lingkungan yang penting selalu diperhatikan/ berperan dalam menetapkan, menerapkan, dan memelihara Sistem Manajemen MK3L.

(30)

4. Aspek Tambang

KIDECO telah menetapkan, mengimplementasikan, dan akan selalu memelihara tinjauan terhadap aspek tambang meliputi:

a) Identifikasi terhadap aktivitas siklus penambangan.

b) Penentuan dampak akibat siklus penambangan (termasuk dampak kesehatan dan keselamatan terhadap masyarakat sekitar wilayah pertambangan).

c) Melakukan peninjauan ketika ada penyimpangan aktivitas tambang (misal, peninjauan ulang terhadap eksplorasi, peledakan, pemuatan, proses crushing, pengangkutan, dan pengapalan).

d) Informasi harus selalu terkini (up to date).

e) Manajemen menjamin bahwa aspek - aspek tambang harus selalu diperhatikan.

5. Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko

KIDECO telah menetapkan, mengimplementasikan, dan akan selalu memelihara prosedur Identifikasi Bahaya dan Penilaian Risiko (SOP/SE-SAF-001) yang memperhatikan:

a) Aktivitas rutin dan tidak rutin

b) Aktivitas seluruh personil yang memiliki akses ke tempat kerja (termasuk kontraktor dan tamu.

c) Perilaku manusia, kemampuan, dan faktor - faktor manusia lainnya

d) Bahaya - bahaya yang timbul dari luar tempat kerja yang berdampak pada kesehatan dan keselamatan personel di dalam kendali organisasi di lingkungan tempat kerja.

e) Bahaya - bahaya yang terjadi di sekitar tempat kerja hasil aktivitas kerja yang terkait.

f) Pra-sarana, peralatan, dan material di tempat kerja, yang disediakan oleh perusahaan ataupun pihak lain.

g) Perubahan - perubahan atau usulan perubahan di dalam perusahaan ataupun aktivitas - aktivitas.

(31)

h) Melakukan modifikasi Sistem Manajemen K3, termasuk perubahan sementara dan dampaknya kepada operasional, proses, dan aktivitas yang ada.

i) Adanya kewajiban perundangan yang relevan terkait dengan penilaian risiko dan penerapan pengendalian yang dibutuhkan.

j) Rancangan area kerja, jenis pekerjaan, sumber – sumber energi, proses, instalasi, mesin/ peralatan, prosedur operasional dan organisasi kerja, termasuk adaptasinya kepada kemampuan kerja.

Metodologi dalam melakukan identifikasi bahaya dan penilaian risiko harus:

a) Ditetapkan dengan memperhatikan ruang lingkup, sifat, dan waktu untuk memastikan metodenya proaktif.

b) Menyediakan identifikasi, prioritas, dan dokumentasi risiko - risiko dan penerapan pengendalian sesuai keperluan.

Untuk mengelola perubahan, perusahaan mengidentifikasi bahaya - bahaya K3, dan risiko - risiko K3 terkait dengan perubahan di dalam perusahaan, Sistem Manajemen K3 atau aktivitas - aktivitasnya sebelum menerapkan perubahan tersebut.

Dalam menetapkan pengendalian atau mempertimbangkan perubahan atas pengendalian yang ada saat ini, pertimbangan harus diberikan untuk menurunkan berdasarkan hirarki pengendalian:

a) Eliminasi (Penghilangan) b) Minimalisasi (Pengurangan) c) Substitusi (Penggantian)

d) Pengendalian teknik (Rekayasa teknik)

e) Pengendalian administrasi (Prosedur, Instruksi, Pengaturan waktu kerja) f) Alat Pelindung Diri (APD)

Di dalam mendokumentasikan dan memelihara hasil identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan penetapan pengendalian selalu terbaru (up to date).

(32)

Di dalam membuat, menerapkan, dan memelihara Sistem Manajemen K3, harus selalu diperhatikan bahwa risiko - risiko K3 dan penetapan pengendalian dipertimbangkan.

6. Peraturan Perundangan dan Persyaratan Lainnya

KIDECO telah menetapkan, mengimplementasikan, dan akan selalu memelihara prosedur Identifikasi & Akses Peraturan (SOP/CT-015) yang mencakup:

a) Identifikasi dan memelihara akses ke perundang - undangan dan persyaratan lingkungan dan K3 lainnya yang diacu perusahaan berkaitan dengan aspek-aspek lingkungan dan K3.

b) Menentukan bagaimana persyaratan - persyaratan tersebut diterapkan pada aspek - aspek lingkungan dan K3.

Manajemen menjamin bahwa peraturan perundang - undangan dan persyaratan lainnya/ P3L yang aplikatif tersebut berperan dalam menetapkan, menerapkan, dan memelihara Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan.

Perundang - undangan dan persyaratan yang dimaksud adalah perundang - undangan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia, Persyaratan ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, SMK3 PP.50-2012, dan persyaratan lainnya.

7. Tujuan, Sasaran dan Program

Manajemen telah membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur Pengendalian Tujuan, Sasaran, dan Program (SOP/CT-006) yang terdokumentasi pada setiap fungsi dan tingkat yang relevan di dalam KIDECO.

Tujuan dan sasaran harus terukur (bila memungkinkan) dan konsisten terhadap kebijakan Mutu, K3, dan Lingkungan termasuk komitmen untuk pencegahan terhadap polusi, cidera, gangguan kesehatan (ill health), kerusakan peralatan dan lingkungan, kesesuaian dengan peraturan perundang - undangan.

(33)

4.2.5. Penerapan dan Operasi

Manajemen memastikan tersedianya sumber daya yang diperlukan untuk menetapkan, menerapkan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan. Sumber daya yang dimaksud mencakup sumber daya manusia dan keahlian khusus yang ditentukan, infrastruktur, dan sumber daya keuangan.

Perencanaan, tanggung jawab, dan kewenangan harus ditentukan, didokumentasikan, dan dikomunikasikan untuk memungkinkan pelaksanaan manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan secara efektif.

Top Management menunjuk wakil khusus dari manajemen selain dari tanggung jawab lain yang dimilikinya, harus memiliki peranan, tanggung jawab, dan kewenangan tertentu untuk:

1. Menjamin bahwa persyaratan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan dibuat, diterapkan dan dipelihara sesuai dengan standar ini.

2. Melaporkan kinerja Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan kepada Manajemen Puncak untuk dikaji dan sebagai dasar untuk peningkatan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan.

Penunjukan anggota Manajemen Puncak harus tersedia kepada seluruh pekerja yang bekerja di dalam KIDECO.

Manajemen harus memastikan bahwa pekerja KIDECO bertanggung jawab terhadap aspek - aspek Mutu, K3, dan Lingkungan.

4.2.6. Tanggung Jawab, Wewenang, dan Komunikasi 1. Tanggung Jawab dan Wewenang

Manajemen Puncak (Top Management) KIDECO memastikan bahwa tanggung jawab, wewenang personil terkait dengan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan sebagaimana tertuang dalam Bab III (Sub bab Tanggung Jawab dan Wewenang) dari pedoman ini. Dan tertuang juga dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) yang dibuat.

(34)

2. Wakil Manajemen

Manajemen puncak KIDECO menunjuk seorang anggota manajemen sebagai wakil manajemen/ Management Representative dengan tanggung jawab dan wewenang sebagai berikut:

a) Memastikan Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan telah dibuat, diterapkan dan dipelihara.

b) Membuat laporan kepada Manajemen Puncak terhadap kinerja Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan, dan kebutuhan untuk perbaikan

(improvement).

c) Memastikan kemajuan kesadaran di seluruh organisasi terhadap perkembangan persyaratan pelanggan.

3. Komunikasi, Partisipasi, dan Konsultasi 1. Komunikasi

Manajemen Puncak (Top Management) KIDECO menetapkan proses - proses komunikasi internal dalam organisasi agar Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan berjalan efektif. Komunikasi internal yang diadakan antara lain: a. Briefing b. General Meeting c. Internal Memo d. Internal Surat e. Pengumuman f. Risalah rapat

2. Partisipasi dan Konsultasi

Manajemen harus membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk: a. Partisipasi pekerja melalui:

a) Keterlibatannya dalam identifikasi bahaya, penilaian risiko, dan penetapan pengendalian.

(35)

b) Keterlibatannya dalam penyelidikan insiden

c) Keterlibatannya dalam pengembangan dan peninjauan kebijakan dan tujuan MK3L.

d) Konsultasi dimana ada perubahan yang berdampak pada MK3L

e) Diwakilkan dalam hal - hal terkait MK3L, pekerja harus diinformasikan terkait pengaturan partisipasi, termasuk siapa yang menjadi wakil mereka dalam hal - hal terkait MK3L.

f) Pembentukan Panitia Pembina K3 (P2K3)/ Komite K3,yang dipimpin oleh Kepala Teknik Tambang dengan susunan pengurus sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan dilakukan pertemuan secara berkala.

b. Konsultasi dengan para kontraktor atas perubahan - perubahan yang terjadi dan berdampak pada MK3L.

4.2.7. Tinjauan Manajemen 1. Umum

Untuk menjamin bahwa Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan selalu sesuai, mencukupi serta efektif, manajemen puncak (Top Management) menetapkan bahwa harus dilaksanakan rapat tinjauan manajemen minimal 1 (satu) tahun sekali. Ketentuan rinci mengenai hal ini diatur dalam prosedur Tinjauan Manajemen

(SOP/CT-003). Tinjauan ini termasuk penilaian peluang perbaikan dan kebutuhan untuk merubah Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan termasuk Kebijakan dan Sasaran Mutu, K3, dan Lingkungan.

Catatan dari hasil tinjauan manajemen berupa risalah rapat tinjauan manajemen dan daftar hadir rapat harus dipelihara oleh Management Representative.

2. Masukan Tinjauan

Informasi masukan untuk tinjauan manajemen meliputi: a) Hasil audit

(36)

b) Umpan balik (feed back)

c) Kinerja proses dan kesesuaian produk d) Hasil tindakan perbaikan dan pencegahan e) Tindak lanjut rapat tinjauan manajemen

f) Perubahan internal dan eksternal KIDECO yang berdampak pada Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan.

g) Pertimbangan untuk perbaikan (improvement)

3. Keluaran Tinjauan Manajemen

Hasil dari tinjauan manajemen berupa keputusan dan tindakan yang sesuai dengan: a) Perbaikan efektifitas Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan

b) Perbaikan produk sesuai dengan persyaratan pelanggan c) Kebutuhan sumber daya

d) Kinerja MK3L

4.3. Manajemen Sumber Daya 4.3.1. Penyediaan Sumber Daya

Untuk menjamin bahwa:

1. Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan dapat diterapkan, dipelihara dan diperbaiki efektifitasnya secara berkesinambungan.

2. Kepuasan pelanggan dapat dicapai dengan memenuhi persyaratan pelanggan

Seluruh sumber daya yang diperlukan harus ditentukan dan disediakan. COO, KTT, dan seluruh Team Manager harus mengidentifikasi kebutuhan sumber daya termasuk SDM yang diperlukan di masing - masing departemen. Bila diperlukan kebutuhan ini bisa diajukan kepada President Director untuk mendapatkan persetujuan.

Pengadaan dan pemenuhan sumber daya selanjutnya mengacu pada prosedur Purchase

(37)

4.3.2. Sumber Daya Manusia 1. Umum

Personil yang melaksanakan pekerjaan yang berpengaruh terhadap mutu produk harus mampu berdasarkan pendidikan, pelatihan, keahlian dan pengalaman yang sesuai.

2. Kompetensi, Kepedulian, dan Pelatihan

Manager Human Resources memiliki kewajiban untuk:

a) Menentukan kebutuhan kemampuan personel untuk melakukan kegiatan yang mempengaruhi Mutu Produk, Kesehatan dan Keselamatan Kerja, dan Lingkungan.

b) Memenuhi kebutuhan kemampuan personil dengan menyediakan pelatihan atau kegiatan lain yang mempengaruhi mutu produk. Prosedur Pelatihan

(SOP/ADM-HRD-001).

c) Mengevaluasi keefektifan pelatihan atau kegiatan yang terlaksana

d) Memastikan seluruh personil sadar akan tugas dan tanggung jawab mereka dalam mencapai sasaran Mutu, K3, dan Lingkungan.

e) Memelihara catatan, pendidikan, pelatihan, keterampilan dan pengalaman (ISO 9001 klausul 6.2.2, ISO 14001 klausul 4.4.2, OHSAS 18001 klausul 4.4.2 dan SMK3 PP.50-2012 ele m en 12).

Manajemen menjamin bahwa personil yang menjadi bagian dari atau yang melakukan tugas yang memiliki potensi untuk menimbulkan dampak penting terhadap Mutu, K3, dan Lingkungan yang diidentifikasi oleh perusahaan harus kompeten sesuai dengan tingkat pendidikan, pelatihan dan/atau pengalaman, dan menyimpan catatan - catatannya. Manajemen memelihara rekaman yang berhubungan dengan hal ini melalui penugasan pada Corporate Management System

(38)

Manajemen mengidentifikasi kebutuhan pelatihan yang berhubungan dengan aspek Mutu dan Lingkungan, serta risiko - risiko K3 dan Sistem Manajemen yang mempengaruhinya.

Berdasarkan kebutuhan tersebut manajemen menyelenggarakan pelatihan (Prosedur Pelatihan SOP/ADM-HRD-001) atau tindakan lain yang diperlukan serta memelihara rekaman-rekaman yang berhubungan (Prosedur Pengendalian Rekaman SOP/CT-002).

Manajemen membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur untuk memastikan semua orang yang bekerja dalam pengendaliannya peduli akan:

a) Konsekuensi - konsekuensi K3 yang aktual atau potensial, kegiatan kerjanya, perilakunya, serta manfaat - manfaat K3 untuk peningkatan kinerja perorangan. b) Peranan dan tanggung jawabnya dan pentingnya dalam mencapai kesesuaiannya

dengan kebijakan dan prosedur - prosedur K3 dan dengan persyaratan Sistem Manajemen K3, termasuk persyaratan kesiapsiagaan dan tanggap darurat.

c) Konsekuensi potensial dari penyimpangan prosedur yang telah ditetapkan Prosedur pelatihan mempertimbangkan tingkat perbedaan dari:

a) Tanggung jawab, kemampuan bahasa, dan keterampilan b) Risiko

3. Infrastruktur

Infrastruktur yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian produk harus ditentukan, disediakan dan dipelihara. Hal ini bisa mencakup:

a) Konstruksi, transportasi, dan fasilitas terkait

b) Peralatan yang diperlukan dalam pelaksanaan proses (produksi) c) Layanan pendukung (contoh: angkutan, komunikasi)

Pelaksanaan aktivitas ini menjadi tanggung jawab masing - masing departemen, termasuk General Affairs.

(39)

4. Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang diperlukan untuk mencapai kesesuaian produk harus ditetapkan dan dikelola oleh masing - masing Departemen.

4.4. Realisasi Produk

4.4.1. Rencana Proses Realisasi

COO, KTT, dan seluruh Manager terkait harus merencanakan dan mengembangkan proses - proses yang diperlukan pada realisasi produk. Perencanaan dari realisasi produk dilakukan dengan konsisten terhadap persyaratan proses lain dari Sistem Manajemen Mutu.

Dalam perencanaan realisasi produk, beberapa hal yang harus ditentukan adalah: 1. Sasaran Mutu dan persyaratan produk

2. Kebutuhan untuk menetapkan proses, dokumen dan menyediakan sumber daya yang sesuai dengan produk.

3. Verifikasi, pengesahan, pemantauan, inspeksi, dan kegiatan pengujian yang sesuai dengan produk yang dibutuhkan dan kriteria penerimaan produk.

4. Catatan yang dibutuhkan untuk menunjukan bukti bahwa proses realisasi dan hasil produk memenuhi persyaratan (ISO 9001 klausul 7.1).

5. Potensi dilakukannya desain dan pengembangan produk, baik dari ukuran, fungsi maupun perubahan lain yang berdampak secara Mutu, K3, dan Lingkungan.

Hasil perencanaan dibuat dalam suatu formulir yang sesuai dengan metode operasi KIDECO.

4.4.2. Proses yang berkaitan dengan pelanggan

1. Penentuan Persyaratan terkait Dengan Produk

COO, KTT, bersama Manager setiap Departemen harus menentukan:

a) Persyaratan yang ditentukan oleh pelanggan, termasuk persyaratan spesifikasi produk.

(40)

b) Persyaratan yang tidak ditetapkan oleh pelanggan tetapi diperlukan untuk penggunaan tertentu dan diketahui keberadaannnya.

c) Peraturan dan undang - undang yang sesuai dengan produk d) Persyaratan tambahan lain yang ditentukan oleh KIDECO

2. Tinjauan Persyaratan yang Berkaitan dengan Produk

COO, KTT, dan Manager setiap Departemen harus melakukan peninjauan terhadap persyaratan yang sesuai dengan produk, tinjauan ini dilakukan sebelum produksi sampai ke pengiriman produk ke pelanggan sesuai komitmen KIDECO (contoh: sample approval, specification approval, penerimaan kontrak atau order, penerimaan perubahan kontrak atau order). Dalam peninjauannya Manager Departemen terkait memastikan bahwa:

a) Persyaratan produk ditentukan

b) Persyaratan kontrak atau order yang berbeda dari sebelumnya sudah diputuskan c) KIDECO mempunyai kemampuan dalam memenuhi persyaratan yang telah

ditentukan.

Catatan hasil tinjauan dan tindakan yang terjadi dari tinjauan dipelihara dan dikendalikan.

Bila pelanggan menyampaikan persyaratan tidak tertulis, maka persyaratan pelanggan tersebut harus dikonfirmasi oleh staff pemasaran sebelum diterima.

Bila persyaratan produk berubah, Manager terkait telah di-amandement dan personil yang bersangkutan mengetahui perubahan persyaratannya.

3. Komunikasi Pelanggan

Departemen pemasaran terkait dengan pelanggan harus menjaga komunikasi dengan pelanggan sesuai dengan prosedur komunikasi (SOP/CT-005) berkaitan dengan : a) Informasi produk

b) Permintaan, kontrak, atau penanganan order termasuk amandemen c) Umpan balik pelanggan termasuk keluhan pelanggan

(41)

4. Pelayanan Terhadap Pelanggan

Departemen Pemasaran dan Departemen terkait berkewajiban menyediakan pelayanan terhadap pelanggan sesuai dengan standard dan peraturan perundangan yang berlaku dan pemenuhan terhadap aspek Mutu, K3 dan Lingkungan. Pelayanan yang dimasud bisa berupa:

a) Pemenuhan terhadap kualitas dan kuantitas b) Pemenuhan terhadap pengiriman

c) Pemenuhan terhadap regulasi dan persyaratan lain yang diminta d) Pemenuhan lain yang bisa berdampak terhadap reputasi organisasi

4.4.3. Pembelian

1. Proses Pembelian

Manager Logistic dan GA memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan kelancaran kerja di perusahaan.

Manager Logistic dan GA harus melakukan evaluasi terhadap pemasok berdasarkan kemampuannya memasok produk berkaitan dengan persyaratan organisasi.

Kriteria pemilihan, evaluasi, dan evaluasi ulang ditetapkan dalam prosedur purchase

(SOP/LOG-001). Catatan evaluasi dan tindakan yang dilakukan dari evaluasi dicatat dan dikendalikan oleh Manager Logistic.

2. Informasi Pembelian

Informasi pembelian harus menjelaskan produk yang akan dibeli, sesuai dengan : a) Persyaratan spesifikasi peoduk

b) Persyaratan kualifikasi personil c) Persyaratan Sistem Manajemen Mutu

d) Manager Logistic memastikan kelengkapan persyaratan yang ditetapkan sebelum disampaikan kepada pemasok.

(42)

3. Verifikasi Produk yang Dibeli

Manager Logistic dan Manager Departemen terkait harus menetapkan dan melaksanakan inspeksi atau kegiatan lain yang perlu untuk memastikan bahwa produk yang dibeli sesuai dengan persyaratan yang ditentukan (ISO 9001 klausul 7.4.1 dan SMK3 PP.50-2012 ele m en 5.1)

Bila perusahaan atau pelanggan menginginkan untuk melakukan kegiatan verifikasi atas ijin pemasok, Manager terkait harus menentukan aturan - aturan verifikasi yang diinginkan dan metode pelepasan produk dalam informasi pembelian.

4.4.4. Ketentuan Produksi 1. Ketentuan Produksi

COO, KTT, dan Manager Departemen terkait harus merencanakan dan melaksanakan ketentuan produksi dalam kondisi terkendali. Kondisi ini termasuk bila sesuai:

a) Ketersediaan informasi yang menetapkan karakteristik jasa b) Ketersediaan work instruction bila diperlukan

c) Penggunaan peralatan yang sesuai d) Pelaksanaan pematauan dan pengukuran

2. Pengesahan Proses untuk Ketentuan Produksi

Manager Departemen terkait harus merencanakan dan melaksanakan pengesahan proses - proses produksi yang hasilnya tidak dapat diverifikasi melalui pengukuran selanjutnya. Hal ini termasuk proses - proses dimana penyimpangan menjadi jelas hanya setelah jasa digunakan.

Pengesahan menunjukkan kemampuan proses - proses untuk mencapai hasil yang direncankan.

Manager Departemen terkait menetapkan pengaturan untuk proses - proses ini termasuk bila dapat diterapkan:

(43)

b) Persetujuan peralatan dan kualifikasi personil

c) Penggunaan metode tertentu dan prosedur - prosedurnya d) Persyaratan untuk catatan

e) Pengesahan ulang

3. Identifikasi dan Mampu Telusur

Bila sesuai, Manager Departemen Planning akan mengidentifikasi produk dengan cara tepat ke seluruh realisasi produk (ISO 9001 klausul 7.5.3 dan SMK3 PP.50-2012 ele m en 5.4).

Manager Departemen Planning akan mengidentifikasi status produk yang tunduk pada persyaratan pengukuran.

4. Barang Milik Pelanggan

Team Manager Departemen terkait harus mengendalikan barang milik pelanggan (bila ada) pada saat barang tersebut berada dibawah pengawasan organisasi atau digunakan oleh perusahaan dengan mengidentifikasi, memverifikasi, melindungi, dan menjaga barang milik pelanggan yang dipakai atau digabungkan dengan produk. Apabila ada barang milik pelanggan hilang, rusak, atau tidak bisa digunakan akan dilaporkan kepada pelanggan dan catatan dipelihara dan dikendalikan.

5. Pemeliharaan Produk

Seluruh Departemen terkait harus menjaga kualitas atau kesesuaian produk agar selalu sesuai dengan persyaratan selama proses internal. Penjagaan meliputi Identifikasi, Penanganan, Pengemasan, dan Perlindungan. Penjagaan juga dilakukan pada bagian - bagian unsur pokok dari suatu produk.

(44)

4.5. Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan (MK3L) 4.5.1. Dokumentasi Sistem MK3L

Dokumentasi Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan yang disusun oleh manajemen meliputi:

1. Kebijakan, Tujuan, dan Sasaran Mutu, K3, dan Lingkungan

2. Penjelasan unsur - unsur utama dari MK3L beserta interaksinya, dan rujukan terhadap dokumen - dokumen terkait.

3. Dokumen - dokumen, termasuk rekaman - rekaman yang diperlukan untuk standar ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001 dan SMK3 PP.50-2012.

4. Dokumen - dokumen termasuk rekaman - rekaman yang diperlukan untuk menjamin efektifitas perencanaan, operasi, dan kendali terhadap proses - proses yang berhubungan dengan aspek - aspek Mutu, K3, dan Lingkungan.

Manajemen harus menetapkan dan memelihara informasi untuk memberikan arahan kepada dokumentasi yang terkait sesuai dengan struktur dokumen berikut:

(45)

4.5.2. Pengendalian Dokumen

Manajemen menunjuk CMS dibawah bimbingan MR untuk mengendalikan dokumen -dokumen yang diwajibkan oleh standar internasional ISO 9001, ISO 14001, OHSAS 18001, dan SMK3 PP.50-2012 termasuk rekaman - rekaman yang diperlukan.

Rekaman adalah dokumen yang sifatnya khas, karena itu dikendalikan secara tersendiri. Manajemen menetapkan, menerapkan dan memelihara prosedur pengendalian dokumen (SOP/CT-001) yang isinya mengenai:

1. Pemberian persetujuan (approval) terhadap kesesuaian dokumen untuk diterbitkan 2. Meninjau dan memperbaharui (revisi) jika diperlukan, serta untuk pemberian

persetujuan (approval) ulang.

3. Menjamin pemberian identifikasi terhadap perubahan dan status terkini dari dokumen.

4. Menjamin bahwa dokumen terkini yang relevan tersedia pada saat perlu digunakan 5. Menjamin bahwa dokumen selalu siap dibaca dan dalam kondisi teridentifikasi 6. Untuk menjamin bahwa dokumen eksternal (yang berasal dari luar) yang ditentukan

oleh perusahaan karena diperlukan untuk perencanaan dan pelaksanaan Sistem Manajemen MK3L diidentifikasi dan distribusinya dikendalikan.

7. Mencegah penggunaan yang tidak diinginkan dari dokumen kadaluarsa, dan memberikan identifikasi yang sesuai jika dokumen kadaluarsa dipertahankan untuk keperluan tertentu.

4.5.3. Pengendalian Operasional

Manajemen telah mengidentifikasi dan membuat perencanaan terhadap kegiatan -kegiatan yang berkaitan dengan aspek Mutu, K3, dan Lingkungan yang penting, yang telah diidentifikasi sejalan dengan kebijakan, tujuan dan sasaran Mutu, K3, dan Lingkungan untuk menjamin bahwa kegiatan - kegiatan tersebut dilaksanakan dibawah kondisi yang telah ditentukan. Hal tersebut dilakukan dengan:

1. Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur Pengendalian Operasional

(46)

situasi - situasi tersebut tidak tersedia prosedur dapat menyebabkan penyimpangan dari kebijakan, tujuan, dan sasaran lingkungan dan K3.

2. Menetapkan kriteria operasi di dalam prosedur - prosedur

3. Membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur yang berkaitan dengan aspek Mutu, K3, dan Lingkungan, yang telah diidentifikasi dari barang dan jasa yang digunakan perusahaan dan mengkomunikasikan prosedur dan persyaratan yang aplikatif/ relevan kepada pemasok (supplier).

4.5.4. Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat

Manajemen telah membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat (SOP/SE-SAF-006), untuk mengidentifikasi potensi terjadinya situasi darurat dan potensi terjadinya kecelakaan yang bisa berdampak pada Mutu, K3, dan Lingkungan dan bagaimana cara mengatasinya.

Manajemen harus bertindak terhadap situasi darurat dan kecelakaan yang terjadi dan mencegah atau mengurangi dampak-dampak lingkungan lain (susulan) yang merugikan. Manajemen melakukan tinjauan dan menerapkan revisi (bila diperlukan) terhadap prosedur Kesiapsiagaan dan Tanggap Darurat (SOP/SE-SAF-006), khususnya sesudah terjadinya kecelakaan atau situasi darurat.

Manajemen secara periodik menguji prosedur - prosedur tersebut sejauh mana dapat dilakukan.

4.5.5. Pengendalian Peralatan, Pemantauan, dan Pengukuran

Masing - masing departemen menentukan proses pematauan dan pengukuran yang akan dilakukan dengan peralatan pemantauan dan jenis pengukuran yang digunakan oleh masing - masing departemen untuk memberikan bukti kesesuaian produk/ jasa sesuai persyaratan yang ditentukan (ISO 9001 klausul 7.6, ISO 14001 klausul 4.5.1, OHSAS 18001 klausul 4.5.1 dan SMK3 PP.50-2012 ele m en 7. 3) dengan berpedoman pada prosedur Pengendalian Peralatan Pemantauan dan Pengukuran (SOP/CT-009).

(47)

Masing - masing departemen menetapkan proses - proses untuk memastikan bahwa pemantauan dan pengukuran dapat dilaksanakan dan dilakukan secara konsisten sesuai persyaratan pemantauan dan pengukuran.

Bila diperlukan, untuk menjaga hasil yang benar, peralatan pengukuran harus:

1. Sebelum digunakan peralatan dikalibrasi atau diverifikasi pada jangka waktu tertentu terhadap suatu standar pengukuran yang dapat ditelusuri terhadap standar pengukuran internasional atau nasional. Bila tidak digunakan standar yang sesuai, dasar kalibrasi atau verifikasi harus dicatat.

2. Disetel atau disetel ulang sesuai kebutuhan

3. Diidentifikasi untuk menunjukkan status kalibrasinya

4. Diamankan dari penyetelan yang bisa menghasilkan pengukuran yang tidak benar. Masing - masing departemen memeriksa dan mencatat kebenaran hasil pengukuran alat ukur yang digunakan oleh masing - masing departemen sebelumnya saat peralatan diketahui diluar batas persyaratan.

Masing - masing departemen melakukan tindakan yang sesuai terhadap peralatan tersebut dan hasil yang diakibatkan dari penggunaan peralatan pengukuran dan pemantauan.

Perangkat komputer yang digunakan dalam pemantauan dan pengukuran persyaratan tertentu harus memenuhi penggunaannya sebelum pemakaian pertama dan dikonfirmasi ulang sesuai kebutuhan.

4.6. Pengukuran, Analisa, dan Perbaikan 4.6.1. Umum

COO, KTT, beserta Manager Departemen terkait harus merencanakan dan melaksanakan pengukuran, analisa dan perbaikan secara berkelanjutan untuk:

1. Menunjukkan kesesuaian produk

2. Memastikan kesesuaian dari Sistem Manajemen Mutu

3. Melakukan perbaikan dan efektifitas Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan secara berkesinambungan.

(48)

Ini termasuk penentuan metode yang sesuai (termasuk teknik statistik) beserta tingkat dan ruang lingkup penggunaannya.

4.6.2. Pemantauan dan Pengukuran 1. Kepuasan Pelanggan

Manager Departemen Pemasaran memantau informasi tentang persepsi pelanggan apakah organisasi memenuhi persyaratan pelanggan atau tidak (ISO 9001 klausul 8.2.1).

Metode pengukuran kepuasan pelanggan harus ditetapkan dalam prosedur

Pengukuran Kepuasan Pelanggan (SOP/CT-004).

2. Audit Internal

Management Representative harus mengadakan internal audit pada selang waktu yang telah direncanakan untuk menentukan apakah Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan:

a) Sesuai dengan pengaturan yang direncanakan (ISO 9001 klausul 8.2.2, ISO 14001 klausul 4.5.5, OHSAS 18001 klausul 4.5.5 dan SMK3 PP.50-2012 ele

m en 11.1).

b) Diterapkan secara efektif dan dipelihara

Program audit direncanakan dengan mempertimbangkan status, pentingnya proses dan lokasi yang di audit serta audit sebelumnya.

Kriteria audit meliputi ruang lingkup, frekuensi, dan metodologi yang telah ditentukan.

Pemilihan auditor dan pelaksanaan audit untuk memastikan obyektifitas dan independensi proses audit. Auditor tidak boleh mengaudit pekerjaannya sendiri. Tanggung jawab dan persyaratan dalam perencanaan dan pelaksanaan audit, pelaporan hasil, serta pemeliharaan catatan harus diatur dalam prosedur Audit Internal (SOP/CT-010).

(49)

Manajemen bertanggung jawab atas lokasi yang di audit dan memastikan bahwa tindakan yang diambil tidak tertunda. Untuk menghilangkan ketidaksesuaian yang terjadi dan penyebabnya.

Tindak lanjut audit proses audit mencakup verifikasi atas tindakan yang diambil dan melaporkannya (ISO 9001 klausul 8.5.2, ISO 14001 klausul 4.5.3, OHSAS 18001 klausul 4.5.3.2 dan SMK3 PP.50-2012 ele m en 11.1. 3).

3. Pemantauan dan Pengukuran

COO, KTT, dan Manager Departemen terkait harus menerapkan metode untuk pemantauan dan pengukuran proses Sistem Manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan (MK3L) maupun produk yang dihasilkan.

Metode menunjukkan kemampuan proses untuk mencapai hasil yang direncanakan, jika hasil yang direncanakan tidak diperoleh perbaikan dan tindakan perbaikan harus dilakukan seperlunya untuk memastikan kesesuaian produk.

Manajemen telah membuat, menerapkan, dan memelihara prosedur Pengendalian Peralatan Pemantauan dan Pengukuran (SOP/CT-009) yang terdokumentasi untuk memantau dan mengukur secara teratur karakteristik kunci dari operasi dan kegiatannya yang dimaksudkan untuk:

a) Pengukuran kualitatif dan kuantitatif

b) Memantau perluasan yang memungkinkan tujuan Mutu, K3, dan Lingkungan perusahaan tercapai.

c) Memantau efektifitas pengendalian - pengendalian (untuk Mutu, K3, dan Lingkungan).

d) Mengukur kinerja secara proaktif untuk memantau kesesuaian dengan program manajemen Mutu, K3, dan Lingkungan serta pengendalian dan kriteria operasional.

(50)

e) Mengukur kinerja secara reaktif untuk memantau kecelakaan, ill health/ gangguan kesehatan, insiden (termasuk nyaris terjadi), dan bukti catatan lain penyimpanan kinerja lingkungan dan K3.

f) Mencatat data dan hasil pemantauan dan mengukur kecukupan untuk melakukan analisis tindakan perbaikan dan pencegahan lanjutan.

Manajemen harus membuat dan memelihara prosedur untuk kalibrasi dan pemeliharaan peralatan yang digunakan untuk mengukur dan memantau kinerja sesuai dengan keperluan.

Catatan hasil kalibrasi dan pemeliharaan serta hasil - hasil penggunaan peralatan tersebut harus disimpan.

4. Inspeksi K3

Manajemen menetapkan dan memelihara prosedur inspeksi yang berkaitan dengan tujuan dan sasaran K3.

Di dalam prosedur inspeksi meliputi:

a) Personel yang terlibat harus memiliki pengalaman dan keahlian yang memadai b) Peralatan dan metode inspeksi yang memadai harus digunakan untuk menjamin

telah memenuhi standar K3.

c) Tindakan perbaikan harus dilakukan segera pada saat ditemukan ketidaksesuaian terhadap persyaratan K3 dari hasil inspeksi.

d) Penyelidikan yang memadai harus dilaksanakan untuk menemukan inti permasalahan dari suatu insiden (pelaksanaan inspeksi diatur dalam SOP/SE-SAF-009).

e) Hasil temuan harus dianalisis dan ditinjau ulang

f) Catatan inspeksi yang sedang berlangsung harus dipelihara dan tersedia bagi manajemen, tenaga kerja, dan kontraktor yang terkait.

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja berlaku untuk seluruh lingkungan perusahaan termasuk sub-sub operasional lainnya dan pihak lain yang memiliki ikatan kerja sama

d) Management Representative bertanggung jawab atas distribusi pedoman mutu yang telah direvisi dan dokumen-dokumen Sistem Manajemen Mutu yang lain e) Kepala unit kerja harus

Manual mutu ini adalah dokumen yang menjadi panduan implementasi sistem manajemen mutu (SMM) BAUK UB untuk menunjukkan kemampuan organisasi dalam memberikan

Sistem Manajemen K3 (SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, pelaksanaan, tanggung jawab,

Manual mutu merupakan panduan implementasi manajemen mutu JB-UB dan merupakan persyaratan sistem manajemen mutu yang harus dipenuhi oleh unit-unit kerja di

Beban ini merupakan biaya – biaya yang digunakan perusahaan yang berhubungan dengan kegiatan administrasi dan operasional perusahaan dan biaya – biaya lainnya

Sistem Manajemen K3L Bogasari dirancang untuk melingkupi seluruh fungsi yang berhubungan secara langsung atau tidak langsung terhadap kegiatan, produk dan pelayanan

Untuk mendukung tekad tersebut, manajemen berupaya memenuhi standard mutu yang ditetapkan, peraturan lingkungan, ketentuan dan norma-norma K3 serta peraturan