• Tidak ada hasil yang ditemukan

Audit Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Audit Lingkungan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

AUDIT LINGKUNGAN AUDIT LINGKUNGAN

A.

A. Pengertian Pengertian Audit LingkuAudit Lingkunganngan

Audit

Audit lingkungan lingkungan menurut Bratasida menurut Bratasida (1996) didefinisikan (1996) didefinisikan sebagai alat pemeriksaansebagai alat pemeriksaan komprehensif

komprehensif dalam dalam sistem sistem manajemen manajemen lingkungan, lingkungan, yang yang selanjutnya selanjutnya digunakan digunakan untuk untuk  memverifikasi

memverifikasi upaya upaya manajemen manajemen lingkungan lingkungan secara secara objektif objektif dan dan dapat dapat membantu membantu mencarimencari langkah-langkah

langkah-langkah perbaikan guna perbaikan guna meningkatkan performasi meningkatkan performasi lingkungan, lingkungan, berdasarkan kriteriaberdasarkan kriteria yang telah ditetapkan.

yang telah ditetapkan.

Menurut United States Environmental Protection Agency (US EPA), Audit Menurut United States Environmental Protection Agency (US EPA), Audit Lingkungan

Lingkungan adalah adalah suatu suatu pemeriksaan pemeriksaan yang yang sistematis, sistematis, terdokumentasi terdokumentasi secara secara periodik periodik dandan objektif

objektif berdasarkan berdasarkan aturan aturan yang yang ada ada terhadap terhadap fasilitas fasilitas operasi operasi dan dan praktek praktek yangyang  berkaitan dengan

 berkaitan dengan pentaatan kebutuhan pentaatan kebutuhan lingkungan (Tardan dkk, lingkungan (Tardan dkk, 1997).1997).

Sedangkan men

Sedangkan menurut Amin Widjaja Tuurut Amin Widjaja Tunggal (2000), nggal (2000), audit lingkungan audit lingkungan adalah prosesadalah proses menentukan

menentukan apakah apakah semua semua tingkat tingkat atau atau tingkat tingkat yang yang dipilih dipilih dari dari suatu suatu organisasiorganisasi menaati

menaati persyaratan persyaratan peraturan peraturan dan dan kebijakan kebijakan serta serta standar standar internal, internal, terbukti terbukti merupakanmerupakan suatu komponen yang berkekuatan dari program manajememn

suatu komponen yang berkekuatan dari program manajememn lingkungan.lingkungan.

Adapun

Adapun Wiku Wiku Adisasmito Adisasmito (2008) (2008) memberikan memberikan definisi definisi audit audit lingkungan lingkungan sebagaisebagai suatu

suatu instrumen untuk menguji instrumen untuk menguji penaatan suatu penaatan suatu kegiatan rumah sakit kegiatan rumah sakit terhadap peraturanterhadap peraturan  perundang

 perundang  –  – undangan dan peraturan lingkungan, standar, dan baku mutu lingkungan.undangan dan peraturan lingkungan, standar, dan baku mutu lingkungan. Audit lingkungan juga

Audit lingkungan juga merupakan suatu imerupakan suatu instrumen untuk mendapatkan nstrumen untuk mendapatkan informasi sejauhinformasi sejauh mana

mana potensi potensi permasalahan permasalahan ketidaktaatan ketidaktaatan (non-compliance) (non-compliance) yang yang ada ada pada pada suatu suatu rumahrumah sakit.

sakit.

Audit lingkungan adalah proses yang terdokumentasi, sistematik, dan mandiri untuk  Audit lingkungan adalah proses yang terdokumentasi, sistematik, dan mandiri untuk  memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai memperoleh bukti audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauh mana kriteria

sejauh mana kriteria audit dipenuhi (SNI 19-19011-2005).audit dipenuhi (SNI 19-19011-2005).

UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 49 menyatakan bahwa bagi suatu usaha dan atau kegiatan yang berisiko tinggi bagi Pasal 49 menyatakan bahwa bagi suatu usaha dan atau kegiatan yang berisiko tinggi bagi lingkungan hidup dan bagi penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang menunjukkan lingkungan hidup dan bagi penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang menunjukkan ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-undangan diwajibkan melakukan audit ketidaktaatan terhadap peraturan perundang-undangan diwajibkan melakukan audit lingkungan. Adapun yang termasuk dalam katagori kegiatan berisiko tinggi adalah usaha lingkungan. Adapun yang termasuk dalam katagori kegiatan berisiko tinggi adalah usaha dan/atau kegiatan yang jika terjadi kecelakaan dan/atau keadaan darurat menimbulkan dan/atau kegiatan yang jika terjadi kecelakaan dan/atau keadaan darurat menimbulkan

(2)

dampak yang besar dan luas terhadap kesehatan manusia dan lingkungan hidup seperti  petrokimia, kilang minyak dan gas bumi, serta pembangkit listrik tenaga nuklir.

Dari definisi tersebut, dapat diambil poin penting tentang audit lingkungan sebagai  berikut :

1. Audit lingkungan merupakan bagian dari sistem manajemen, sekaligus digunakan sebagai alat untuk mengatur dari setiap unit kerja yang berhubungan dalam menilai kinerja lingkungan.

2. Audit lingkungan harus sistematis, didokumentasikan, berkala, dan obyektif. 3. Audit lingkungan meningkatkan kinerja / performa.

4. Tujuan audit lingkungan adalah memberi kontribusi untuk penjamin dan pengaman kondisi lingkungan.

5. Audit lingkungan berhubungan dengan menilai kebijakan perusahaan yang berkaitan dengan persyaratan peraturan, akan tetapi juga dengan standar yang sesuai menurut  pandangan manajemen.

6. Penerapan audit lingkungan dilakukan secara sukarela, tetapi diwajibkan bagi kegiatan yang beresiko tinggi dan secara nyata melakukan perusakan lingkungan baik sengaja maupun tidak sengaja.

Dengan demikian, dalam penyusunan dokumen audit lingkungan wajib memuat informasi yang meliputi tujuan dan proses pelaksanaan audit, temuan audit, kesimpulan audit, rekomendasi dan tindak lanjut audit, serta data dan informasi pendukung.

B. Dasar Audit Lingkungan

Pelaksanaan audit lingkungan di Indonesia dilandasi oleh UU No.32 Tahun 2009 tentang PPLH, Pasal 48 s/d Pasal 51 yang mengatur tentang audit lingkungan hidup. Selain itu, telah diterbitkan pula Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No.17 Tahun 2010 tentang audit lingkungan hidup. Adapun sebagai panduan dalam pelaksanaan audit lingkungan dapat mengacu pada ISO 14010 tentang Panduan audit lingkungan, prinsip umum. ISO 14011: Panduan audit lingkungan, prosedur audit, audit sistem managemen lingkungan. dan ISO 14012: Panduan audit lingkungan, kriteria kualifi kasi auditor lingkungan. ISO 14000 series ini merupakan pedoman untuk sistem manajemen lingkungan secara umum.

(3)

C. Manfaat dan Alasan Penerapan Audit Lingkungan

Adapun pelaksanaan audit lingkungan sendiri memiliki manfaat sebagai berikut :

a. Memastikan dan mengkonfirmasi ditaatinya persyaratan peraturan perundang¬undangan lingkungan hidup;

 b. Menentukan tingkat kinerja pengelolaan lingkungan hidup;

c. Membuktikan tanggungjawab dan komitmen manajemen terhadap perlindungan dan  pengelolaan lingkungan hidup;

d. Memastikan resiko lingkungan telah dikelola dan dikendalikan dengan baik;

e. Mengidentifikasi peluang penghematan sumberdaya dan biaya, perbaikan/peningkatan kinerja proses, mencegah kehilangan/kerugian (loss prevention) dan peningkatan efi siensi; f. Menyediakan informasi yang objektif dan mandiri yang dibutuhkan oleh pihak¬pihak yang

 berkepentingan.

Sebuah organisasi meerapkan audit lingkungan, karena beberapa alasan diantaranya adalah :

a. Keinginan dari dewan direksi untuk mendapatkan kepastian bahwa perusahaan  bertanggungjawab dan secara memadai menangani lingkungannya.

 b. Adanya inisiatif dari manajemen tingkat bawah atau menengah untuk memperbaiki aktivitas pengelolaan lingkungan dan mengejar apa yang perusahaan lain lakukan.

c. Dimotivasi oleh kejadian dari masalah atau kecelakaan lingkungan.

D. Tipe Audit

Menurut Grant Ledgerwood dan kawan-kawan (1992) tipe audit termasuk :

a. Audit korporat (Corporate audits), yang mempertimbangkan pekerjaan dari korporasi secara keseluruhan.

 b. Audit aktivitas (Activity audits), yang mempertimbangkan satu aktivitas dari korporasi. c. Audit tempat (site audits), yang mempertimbangkan satu instalasi tunggal.

d. Audit ketaatan (compliance audits), yang menguji ketaatan industri terhadap lingkungan yang relevan dan standar keamanan.

e. Audit resiko (risk audits), yang memepertimbangkan keamanan, kesehatan, operasional, resiko terhadap karyawan dan publik.

(4)

f. Audit produksi (production audits), yang menelusuri energy dan/atau material dari masuknya material tersebut kedalam perusahaan sampai keluar.

g. Audit akuisisi (acquisition atau divesture audits), yang menguji liabilitas lingkungan yang dapat timbul aktivitas tersebut.

 Namun secara luas, audit dapat dibagi dalam 2 kategori, yaitu:

a. Program pemeriksaan siklikal (cylical auditing programs), yaitu audit yang terjadi dalam siklus kejadian yang dijadwalkan. Bentuk audit ini merupakan produk sentral dari suatu unit lingkungan. Audit demikian dapat dilakukan oleh spesialis dalam perusahaan atau kosultan luar.

 b. Audit tunggal untuk maksud khusus (single audits for special purposes), audit demikian lebih cocok dilakukan oleh konsultan luar.

E. Para Pihak dalam Audit

Ada tiga pihak yang saling berinteraksi dalam proses audit, yaitu: a. Klien, pihak yang memerintahkan audit.

 b. Auditi, pihak yang di-audit.

c. Auditor, pihak yang melaksanakan audit.

Sangat penting memahami peran masing-masing pihak dalam proses audit, karena dalam penerapan audit lingkungan para pihak dapat berbeda-beda, tergantung pada jenis audit yang dilakukan, apakah audit lingkungan sukarela atau audit lingkungan yang diwajibkan. Khusus untuk jenis audit lingkungan yang diwajibkan (Pasal 49 UU No.32 Tahun 2009), yang dimaksud „Klien adalah KLH‟. Dua hal penting berkaitan dengan para pihak ini yang  patut diperhatikan dalam proses audit jenis apapun adalah „Auditor bertanggung jawab

kepada Klien, dan Auditor harus mandiri terhadap Auditi‟.

Pasal 51 Ayat (2) UU Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dinyatakan bahwa auditor lingkungan hidup wajib memiliki sertifikat kompetensi auditor lingkungan hidup yang berlaku mulai tanggal 3 Oktober 2010. Kriteria untuk memperoleh sertifikasi auditor lingkungan hidup meliputi kemampuan:

a. Memahami prinsip, metodologi, dan tata laksana audit lingkungan hidup

 b. Melakukan audit lingkungan hidup yang meliputi tahap perencanaan,pelaksanaan,  pengambilan kesimpulan dan pelaporan;

(5)

c. Merumuskan rekomendasi langkah perbaikan sebagai tindak lanjut audit lingkungan hidup.

Selain persyaratan kompetensi yang ditunjukkan oleh sertifi kat kompetensi Auditor  Lingkungan, seorang Auditor hendaknya memiliki dan mampu memperagakan seperangkat atribut personal berikut dalam melaksanakan proses audit:

 Ber-etika (ethical); adil, jujur, mengungkapkan kebenaran, dan bijaksana

 Berpikiran terbuka (open minded); bijak dalam mempertimbangkan ide atau pendapat

alternatif 

 Diplomatis (diplomatic); bijak dalam berkomunikasi dan berhadapan dengan orang lain  Pemerhati keadaan sekitar (observant); selalu aktif memperhatikan kegiatan dan kondisi

lingkungan yang ada di sekitarnya

 Cerdas (perceptive); peduli dan mampu memahami berbagai situasi

 Luwes (versatile); mampu beradaptasi pada berbagai situasi yang berbeda  Gigih (tenacious); memiliki kegigihan & berfokus untuk mencapai tujuan

 Tegas (decisive); mampu menyimpulkan sesuatu dengan cepat berdasarkan alasan dan

analisa yang logis

 Percaya diri (self reliant); mampu bertindak dan bekerja secara mandiri sekaligus

 berinteraksi secara efektif dengan yang lainnya

Dalam menjalankan profesinya, seorang Auditor hendaknya menerapkan dan memelihara etika profesi Auditor sebagai berikut:

 Cerdas, jujur, objektif dalam setiap menjalankan tugas pekerjaan. Tidak memuat

 pernyataan dalam laporan audit yang dipercaya tidak benar atau menyesatkan yang disebabkan oleh kurangnya informasi.

 Jika menjumpai kegiatan Auditi yang melanggar hukum (ilegal) atau berpotensi bahaya

hendaknya segera menginformasikan kepada wakil Auditi, dan kegiatan tersebut diberikan perhatian khusus, dan pemberitahuan tersebut harus dilakukan secara tertulis.

 Tidak membuka rahasia hasil audit atau informasi apapun kepada pihak ketiga tanpa

 persetujuan tertulis dari Klien, kecuali bila dipersyaratkan dan ditentukan oleh hukum.

 Tidak melaksanakan kontrak atau tugas yang diketahui diluar kemampuan dan kapabilitas   profesionalnya.

(6)

 Tidak menerima apapun dan berapapun nilainya dari pihak-pihak yang dapat

menyebabkan keberpihakan atau diasumsikan akan mempengaruhi keberpihakan  penilaian profesionalnya.

 Informasi dari Auditi, Klien atau organisasi lainnya tidak akan digunakan tanpa

melakukan verifikasi dan validasi.

 Seluruh proses audit akan dilaksanakan sesuai dengan standar dan acuan yang berlaku.  Akan memelihara rekaman (log sheet) dari seluruh pekerjaan audit yang dilakukan dan

 pelatihan yang diikuti.

 Akan selalu terus menerus berupaya meningkatkan kemampuan, efektifi tas, dan mutu

dari jasa profesionalnya.

 Tidak akan berpartisipasi dalam audit yang tidak mampu dilakukan karena tidak fasih

dalam bahasa yang disepakati dalam audit.

F. Tahapan Pelaksanaan Audit

Pelaksanaan audit lingkungan mengikuti kaidah dan azas proses audit pada umumnya, yaitu terdiri dari 3 (tiga) tahap kegiatan utama, yaitu:

a. Persiapan dan perencanaan audit (pre-audit), merupakan tahap awal kegiatan audit yang terdiri dari serangkaian kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan dan merencanakan kegiatan audit lapangan agar dapat terlaksana dengan efektif dan efisien, serta tercapainya tujuan audit.

 b. Kegiatan audit lapangan (site audit), merupakan kegiatan pengumpulan dan verifikasi data dan/atau informasi di lapangan untuk memperoleh bukti audit yang objektif.

c. Pelaporan audit (post audit), merupakan tahap akhir dari kegiatan audit, yang terdiri dari kegiatan penyusunan dan penyelesaian laporan audit, distribusi laporan audit, dan  pendokumentasian rekaman audit.

Pada prinsipnya kegiatan audit dinyatakan berakhir setelah laporan audit diterima dan disetujui oleh Klien. Dengan demikian, proses tindak lanjut hasil audit termasuk penyusunan,  pelaksanaan, dan pengawasan rencana tindakan perbaikan dan pencegahan (corrective and  preventive action) merupakan kegiatan di luar lingkup proses audit.

Kegiatan persiapan dan perencanaan audit merupakan suatu kegiatan perancangan kegiatan audit, oleh karenanya harus mampu menjawab pertanyaan „apa yang diaudit? dimana audit dilaksanakan? kapan audit dilakukan? bagaimana mengumpulkan data

(7)

dan/informasi? dan siapa saja yang terlibat dalam proses audit?‟. Dengan merancang kegiatan audit dengan baik akan diperoleh manfaat tambahan bagi pelaksanaan audit lapangan, dalam hal biaya, tenaga, dan waktu yang efektif dan efisien. Hasil akhir dari kegiatan persiapan  perencanaan audit adalah dokumen „kerangka acuan audit‟ atau dikenal pula dengan „rencana

audit‟ (audit plan).

Pencapaian tujuan audit sangat bergantung pada efektifi tas pelaksanaan kegiatan audit lapangan. Oleh karenanya, faktor berikut hendaknya diperhatikan dan dipertimbangkan dalam melaksanakan audit lapangan, yaitu:

a. efektifitas waktu;

 b. pencapaian tujuan audit; dan

c. keamanan dan keselamatan tim audit.

Audit lapangan dilaksanakan dengan sistemik sesuai dengan rencana audit yang telah disepakati antara Auditor dan Auditi. Berikut adalah kegiatan yang hendaknya dilakukan Tim Audit pada kegiatan audit lapangan :

a. Kegiatan audit lapangan diawali dengan pertemuan pembukaan antara Tim audit dengan wakil manajemen Auditi, dan dihadiri pula oleh personil Auditi lainnya yang bertanggung  jawab untuk fungsi atau proses yang akan diaudit (opening meeting).

 b. Tim audit didampingi oleh wakil Auditi sebaiknya melakukan observasi singkat lapangan secara menyeluruh. Kegiatan ini penting dilakukan sebelum audit lapangan dilakukan, utamanya bila Tim Audit baru pertama kali berkunjung ke tapak usaha/kegiatan Auditi, atau pada saat tahap kegiatan pre¬audit tidak dilakukan kunjungan pendahuluan (initial site-visit).

c. Pengumpulan dan verifikasi fakta dan bukti audit yang sesuai dengan tujuan dan lingkup audit. Pengumpulan fakta/informasi dilakukan dengan pencuplikan (sampling) sesuai metode yang telah direncanakan pada rencana audit. Dengan adanya pencuplikan, maka terdapat unsur „ketidakpastian‟ (uncertaintly), yang hendaknya menjadi perhatian Tim audit saat mengevaluasi dan menetapkan kesimpulan audit. Dalam mengumpulkan dan memverifikasi fakta dan/atau informasi, Tim audit dapat menggunakan beberapa metide seperti pengkajian/evaluasi dokumen dan/atau rekaman, observasi/pengamatan, dan wawancara.

d. Selama kegiatan audit lapangan, sangat penting dilakukan komunikasi diantara Tim audit, dan antara Tim audit dengan Auditi dan Klien. Tim audit hendaknya berkomunikasi dan

(8)

 berdiskusi secara berkala pada waktu tertentu selama audit lapangan berlangsung, untuk   pertukaran informasi, mengevaluasi kemajuan audit, dan kesesuaian tugas dan peran

diantara anggota Tim audit sesuai situasi dan kebutuhan lapangan. Diskusi Tim audit dapat dilaksanakan pada setiap kesempatan istirahat atau jeda, atau pada setiap akhir hari kegiatan audit lapangan.

e. Seluruh fakta/informasi yang terkumpul hendaknya divalidasi dan didiskusikan dalam hal keakuratan, kehandalan, kecukupan, dan kesesuaiannya untuk memenuhi tujuan audit. Ketua Tim audit hendaknya mengidentifikasi konsekuensi dari keterbatasan informasi yang diperoleh selama kegiatan audit lapangan, dan hal ini hendaknya dikomunikasikan kepada Klien secepatnya. Demikian pula jika diperoleh informasi berharga di luar lingkup audit, namun dapat memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan audit, maka informasi tersebut sebaiknya dikomunikasikan pula kepada Klien. Bukti audit yang telah terverifikasi hendaknya dievaluasi terhadap kriteria audit yang telah ditetapkan untuk  menghasilkan temuan audit. Temuan audit adalah „hasil penilaian dan evaluasi terhadap  buktibukti audit yang terkumpul setelah membandingkan dengan kriteria audit yang disepakati‟. Temuan audit dapat berupa ketaatan/kesesuaian (compliance/conformity) atau ketidaktaatan/ ketidaksesuaian (incompliance/non-conformity). Bila tercakup dalam tujuan dan lingkup audit, maka temuan audit dapat pula mengidentifikasi peluang  peningkatan atau penyempurnaan kinerja pengelolaan lingkungan (area of concern atau

area for improvement).

f. Laporan hasil audit lapangan merupakan laporan sementara, bukan merupakan laporan fi nal (akhir). Laporan ini umumnya berupa laporan ringkas, hanya memuat proses audit lapangan yang dilakukan, temuan audit, kesimpulan audit sementara, dan keterbatasan audit (bila ada).

g. Sebelum meninggalkan tapak kegiatan Auditi dan mengakhiri kegiatan audit lapangan, Tim audit hendaknya melaksanakan pertemuan penutup. Tujuan dari pertemuan penutup ini adalah untuk memaparkan temuan dan kesimpulan audit sementara kepada Auditi, serta memperoleh kesepakatan Auditi atas hasil audit lapangan.

Kegiatan penyusunan, pengesahan, dan penyampaian laporan audit merupakan kegiatan akhir dalam proses audit. Keseluruhan proses audit dan hasil audit diperagakan dalam laporan audit. Laporan audit yang akurat dan handal diperlukan untuk menjadi landasan bagi Klien dalam mengambil keputusan. Untuk itu, seyogyanya laporan audit disusun berlandaskan bukti objektif dan terverifikasi.

(9)

G. Kasus Audit Lingkungan

PT. Barito Pasific Timber Tbk, dan PT. Binajaya Roda Karya telah memperoleh akreditasi ISO 14001, standar internasional untuk sistem manajemen lingkungan (EMS). Akreditasi diberikan pada tanggal 20 maret 2000 dan berlaku selama 3 tahun dari tanggal tersebut “sesuai dengan implementasi berkesinambungan yang memuaskan dari sistem manajemen operator” (BVQIISO 14001 Sertifikat 66596). BVQI (Bureau Verlitas Quality Internasional) melaksanakan audit sertifikasi dan akan terus melaksanakan audit-audit eksternal EMS pada interval 6 bulanan. Audit berikutnya dijadwalkan pada bulan February 2001.

Sebagai bagian dari proses ISO 14001, perusahaan ini memperbaiki penyelanggaraan lingkungan perusahaannya dan menyusun prosedur kerja untuk mencapai tujuan ini. Juga sebagai bagian dari proses tersebut, perusahaan telah melaksanakan dan akan terus melaksanakan audit internal untuk memastikan EMS diimplementasikan secara efektif, untuk mengidentifikasi cara-cara yang menjamin perbaikan yang berkesinambungan dari  penyelenggaran lingkungan perusahaan.

Meskipun tinjauan lingkungan awal (Initial Environmental Review) yang dilaksanakan sebagai bagian dari proses ISO 14001, departemen lingkungan perusahaan mengeluarkan laporan foto yang memperinci contoh-contoh dari kegiatan manajemen tidak baik yang mendapat perhatian selama pemeriksaan. Laporan ini didistribusikan kepada kepala-kepala departemen dengan instruksi agar memperbaiki keadaan ini. Audit internal dilaksanakan  bulan Juli 2000 yang berlaku sebagai mekanisme untuk menjamin bahwa semua perbaikan telah dilakukan dan mengidentifikasi perbaikan yang masih belum selesai atau baru. Tujuannya adalah untuk membuat laporan foto lanjutan berdasarkan audit bulan Juli. Tetapi sejauh ini belum tercapai. Selama audit juga banyak contoh pelaksanaan manajemen tidak bagus yang didapat dari laporan foto, ternyata masih dijumpai di lingkungan  perusahaan.

BVQI melaksanakan audit eksternal EMS selama bulan Agustus 2000, dan selama itu ada beberapa poin persoalan yang mendapat perhatian, yaitu:

 Kontrol debu yang tidak layak,

 Total Padatan Tersuspensi (TSS) di log pond masih terlalu tinggi. Rencana-rencana

kerja untuk mengurangi polusi logpond perlu diperbaiki,

 Mengurangi limbah kayu dan memperbaiki tingkat pemulihan kayu di areal utama yang

(10)

 Tidak adanya bukti pengawasan emisi cerobong asap, bau atau pengawasan vibrasi.

Semenjak audit eksternal telah ada tinjauan internal dari persoalan-persoalan ini, yang menghasilkan saran perbaikan dan mengidentifikasi orang-orang yang bertanggung jawab melaksanakan perbaikan tersebut. Masih belum ada tindakan sampai sekarang dan persoalan- persoalan ini masih terbuka.

Penerimaan ISO 14001 seharusnya dipandang sebagai langkah positif dalam menjamin  peningkatan penyelenggaraan lingkungan PT. Barito Pacific TimberTbk. dan PT. Binajaya Roda karya. Namun demikian, yang harus dilaksanakan untuk menjaga akreditasi adalah mengambil langkah untuk meningkatkan kegiatan-kegiatan manajemen di lapangan secara berkesinambungan,terutama di tempat- tempat dimana limbah kayu menjadi perhatian.

Daftar Pustaka

Rustiawan, Anis. 2010. Panduan Praktis Pelaksanaan Audit Lingkungan Hidup. Kementerian Lingkungan Hidup : Jakarta.

Adisasmito, Wiku. 2008. Sistem Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Amin Widjaja Tunggal. 2000.  Internal Auditing (Suatu Pengantar). Jakarta : Harvarindo. Bratasida, L. 1996. Prospek Pengembangan Sistem Manajemen Lingkungan di Indonesia. BAPEDAL : Jakarta.

Tardan, M. Agus M., dkk. 1997. Audit Lingkungan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan : Jakarta.

Panitia Teknis 207S dan Panitia Teknis 176S. 2004. SNI 2005 : SNI 19-19011-2005. Badan Standarisasi Nasional : Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Qiyas pada dasarnya adalah upaya menemukan nilai dasar dari hukum suatu persoalan yang telah memiliki landasan dalil sehingga nilai dasar tersebut dapat digunakan untuk menentukan

Pengaruh hubungan ini menunjukkan nilai positif yang artinya dengan memiliki suatu orientasi kewirausahaan yang tinggi, pemilik usaha genteng di Desa Pejaten akan mampu

Tepat waktu Ketika kepala sekolah meminta laporan tentang penerimaan siswa, berapa siswa dan siapa saja siswa yang sudah melakukan pendaftaran, petugas mengalami

Dari uraian diatas tertarik untuk membangun suatu sistem yang nantinya bisa membantu masyarakat dalam mendapatkan informasi mengenai suatu wilayah dengan judul “ Sistem

Bahan ajar untuk mata pelajaran Dasar-dasar Kefarmasian dalam lingkup Dasar Kompetensi Kejuruan (DKK) akan dijelaskan lebih lanjut berkaitan dengan lingkuppengertian, sejarah,

berat yang antara lain adalah mempelajari surat perintah kerja perbaikan, menyiapkan buku panduan manual yang sesuai, membongkar komponen yang akan diperbaiki, memeriksa

104, lalu bertemu dengan saksi SULAIMAN EFENDI dan saksi JOHNSORI PAKPAHAN serta informan, setelah bertemu, Terdakwa menanyakan kepada saksi SULAIMAN EFENDI mana uang

3. Guru ingatkan selalu di manakah center dalam perkataan yang diberikan. Bulatkan dua bulatan di hadapan center dan di belakang center berikut. Sila rujuk slaid berikut.