BAB I PENGANTAR ... 1
1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 1
1.2. Penjelasan Modul ... 1
1.2.1. Desain Modul... 1
1.2.2. Isi Modul ... 2
1.2.3. Pelaksanaan Modul ... 3
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (CRCC) ... 3
1.4. Pengertian-Pengertian Istilah ... 3
BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 5
2.1. Peta Paket Pelatihan ... 5
2.2. Pengertian Unit Standar ... 5
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 6
2.3.1. Judul Unit ... 6
2.3.2. Kode Unit ... 6
2.3.3. Deskripsi Unit ... 6
2.3.4. Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ... 7
2.3.5. Batasan Variabel ... 8
2.3.6. Panduan Penilaian ... 9
2.3.7. Kompetensi Kunci ... 11
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 12
3.1. Strategi Pelatihan ... 12
3.2. Metode Pelatihan ... 13
BAB IV BAHAN MATERI UNIT KOMPETENSI ... 14
4.1. Tujuan Instruksional Umum ... 14
4.3.1. Definisi ... 14
4.3.2. Sarana dan Prasarana Pelatihan... 14
4.3.3. Peralatan Utama Pelatihan ... 14
4.3.4. Peralatan Bantu Pelatihan ... 15
4.3.5. Perangkat Lunak Pelatihan ... 15
4.4. Menjelaskan manual pemasangan, spesifikasi teknik dan gambar kerja pelaksanaan ... 15
4.4.1. Jenis tipe rangka atap baja ringan yang akan dipasang diidentifikasi dan dijelaskan secara cermat dan rinci ... 15
4.4.2. Jenis-jenis komponen yang akan digunakan dijelaskan secara rinci ... 19
4.4.3. Gambar lokasi penempatan komponen diidentifikasi dan dijelaskan serta dibuat kodefikasinya ... 20
4.4.4. Metode pemasangan rangka atap baja ringan (termasuk pengaku sementara) dijelaskan ... 20
4.4.5. Cara pengencangan baut/skrup dijelaskan sesuai dengan manual dan pedoman yang ditetapkan ... 28
4.4.6. Diagram lawan lendut (Camber) yang diijinkan dijelaskan sesuai dengan manual dan pedoman yang ditetapkan ... 29
4.4.7. Cara penempatan rangka atap baja ringan ke perletakan akhir dijelaskan sesuai dengan manual dan pedoman yang ada ... 30
4.5. Menjelaskan jenis komponen rangka atap yang akan dipasang ... 31
4.5.1. Komponen rangka atap baja ringan dijelaskan sesuai dengan susunan dan urutan pemasangannya ... 31
4.5.2. Nomor kode komponen dijelaskan sesuai susunan, kelompok dan urutan pemasangannya ... 33
4.5.3. Batang-batang rangka atap baja ringan disusun sesuai kelompok dan urutan pemasangannya ... 34
4.6.2. Jenis alat bantu yang akan digunakan ditentukan sesuai dengan
tahapan pekerjaan ... 34
4.6.3. Jenis dan jumlah alat pendukung diidentifikasi sesuai dengan kebutuhan ... 35
4.7. Melakukan leveling dan marking di lapangan pekerjaan... 35
4.7.1. Seluruh permukaan atas ring balok dalam kondisi rata dan siku diperiksa dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu ... 35
4.7.2. Ikatan rangkaian ring balok ke semua bangunan dan kolom yang ada di bawahnya diperiksa ... 36
4.7.3. Jarak antar kuda-kuda (perletakan) diukur kembali ... 36
4.7.4. Posisi perletakan kuda-kuda (truss) diberi tanda sesuai dengan gambar pelaksanaan ... 36
4.7.5. Jika terjadi ketidaksesuaian perletakan melebihi yang diijinkan dilaporkan ... 36
4.7.6. Catatan hasil persiapan pemasangan rangka atap baja ringan dibuat dengan menggunakan format sesuai dengan SOP dan prosedur yang ditetapkan ... 36
BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 38
5.1. Sumber Daya manusia ... 38
5.2. Sumber-Sumber Perpustakaan... 39
5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ... 39
BAB I
PENGANTAR
1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi
Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?
Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.
Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?
Jika Anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, Anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.
1.2. Penjelasan Modul
Modul ini dikonsep agar dapat digunakan pada proses Pelatihan Konvensional/Klasikal dan Pelatihan Individual/Mandiri. Yang dimaksud dengan Pelatihan Konvensional/Klasikal, yaitu pelatihan yang dilakukan dengan melibatkan bantuan seorang pembimbing atau guru seperti proses belajar mengajar sebagaimana biasanya dimana materi hampir sepenuhnya dijelaskan dan disampaikan pelatih/pembimbing yang bersangkutan.
Sedangkan yang dimaksud dengan Pelatihan Mandiri/Individual adalah pelatihan yang dilakukan secara mandiri oleh peserta sendiri berdasarkan materi dan sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang bersangkutan. Pelatihan mandiri cenderung lebih menekankan pada kemauan belajar peserta itu sendiri. Singkatnya pelatihan ini dilaksanakan peserta dengan menambahkan unsur-unsur atau sumber-sumber yang diperlukan baik dengan usahanya sendiri maupun melalui bantuan dari pelatih.
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri:
Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.
1.2.2. Isi Modul
Modul ini terdiri dari 3 bagian, antara lain sebagai berikut: a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.
b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja.
c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi:
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.
Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.
Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
1.2.3. Pelaksanaan Modul
Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :
Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.
Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.
Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.
Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :
Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja. Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)
Apakah pengakuan Kompetensi Terkini ( Recognition of Current Competency). Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.
Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :
pengetahuan dan keterampilan yang sama atau.
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama .
1.4. Pengertian-Pengertian Istilah Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap. Pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan. pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan /jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.
Penilaian / Uji Kompetensi
Penilaian atau uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap. Pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek
tersebut ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.
Sertifikat Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
2.1. Peta Paket Pelatihan
Modul yang sedang Anda pelajari ini adalah untuk mencapai satu unit kompetensi, yang termasuk dalam satu paket pelatihan, yang terdiri atas unit-unit kompetensi berikut:
NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi
I. Kelompok Kompetensi Umum
1 F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 01 Menerapkan Ketentuan UUJK dan K3L.
2. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 02 Melakukan Komunikasi dan Kerja Sama di Tempat Kerja
II. Kelompok Kompetensi Inti
1. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 03
Mengidentifikasi Kebutuhan Pekerjaan Awal Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
2. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 04
Membuat Rencana Kerja Harian dan Mingguan Pelaksanaan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
3. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 05 Membantu Dalam Pengaturan Material
4. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 06 Melakukan Persiapan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
5. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 07 Mengkoordinasi dan Mengawasi Pelaksanaan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
6. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 08 Membuat Laporan Pelaksanaan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
2.2. Pengertian Unit Standar
Apakah Standar Kompetensi ?
Setiap Standar Kompetensi Menentukan :
a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini ?
Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk “Menerapkan prosedur-prosedur mutu”
Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan ?
Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian Kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.
Berapa banyak kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi ?
Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
2.3 Unit Kompetensi yang dipelajari
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
Mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
Mengidentifikasi apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
Meyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian
2.3.1 Judul Unit
Melakukan Persiapan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan 2.3.2 Kode Unit
F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 06 2.3.3 Deskripsi Unit
Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja untuk melakukan persiapan pemasangan rangka atap baja ringan sesuai dengan petunjuk gambar kerja.
2.3.4 Elemen Kompetensi
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
1. Menjelaskan manual pemasangan, spesifikasi teknik dan gambar kerja pelaksanaan
1.1 Jenis tipe rangka atap baja ringan yang akan dipasang diidentifikasi dan dijelaskan secara cermat dan rinci 1.2 Jenis-jenis komponen yang akan
digunakan dijelaskan secara rinci 1.3 Gambar lokasi penempatan
komponen diidentifikasi dan dijelaskan serta dibuat kodefikasinya
1.4 Metode pemasangan rangka atap baja ringan (termasuk pengaku sementara) dijelaskan
1.5 Cara pengencangan baut/skrup dijelaskan sesuai dengan manual dan pedoman yang ditetapkan
1.6 Diagram lawan lendut (Camber) yang diijinkan dijelaskan sesuai dengan manual dan pedoman yang ditetapkan 1.7. Cara penempatan rangka atap baja ringan ke perletakan akhir dijelaskan sesuai dengan manual dan pedoman yang ada
2. Menjelaskan jenis komponen rangka atap yang akan dipasang
2.1. Komponen rangka atap baja ringan dijelaskan sesuai dengan susunan dan urutan pemasangannya
2.2. Nomor kode komponen dijelaskan sesuai susunan, kelompok dan urutan pemasangannya
ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA
ringan disusun sesuai kelompok dan urutan pemasangannya
3. Menjelaskan jenis peralatan dan bahan lain yang dibutuhkan
3.1. Jenis peralatan pengangkat komponen yang akan digunakan, dijelaskan sesuai metode pemasangan yang ditetapkan
3.2. Jenis alat bantu yang akan digunakan ditentukan sesuai dengan tahapan pekerjaan
3.3. Jenis dan jumlah alat pendukung diidentifikasi sesuai dengan kebutuhan
4. Melakukan leveling dan marking di lapangan pekerjaan
4.1. Seluruh permukaan atas ring balok dalam kondisi rata dan siku diperiksa dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
4.2. Ikatan rangkaian ring balok ke semua bangunan dan kolom yang ada di bawahnya diperiksa
4.3. Jarak antar kuda-kuda (perletakan) diukur kembali.
4.4. Posisi perletakan kuda-kuda (truss) diberi tanda sesuai dengan gambar pelaksanaan
4.5. Jika terjadi ketidaksesuaian perletakan melebihi yang diijinkan dilaporkan
4.6. Catatan hasil persiapan pemasangan rangka atap baja ringan dibuat dengan menggunakan format sesuai dengan SOP dan prosedur yang ditetapkan
2.3.5 Batasan Variabel
1. Kontek Variabel
1.1. Unit ini diterapkan sebagai kompetensi kelompok kerja dan sebagai acuan persiapan pekerjaan pemasangan rangka atap baja ringan dalam skala kecil dan besar.
1.2. Unit ini diterapkan dalam satuan berkelompok untuk melaksanakan pekerjaan persiapan rangka atap baja ringan meliputi :
1.2.1. Gambar rencana yang telah disetujui oleh konsultan dan vendor
1.2.2. Gambar tipe-tipe rangka baja yang akan dipasang 1.2.3. Jenis-jenis komponen yang digunakan
1.2.4. Pemeriksaan komponen–komponen dan jenis baja ringan
2. Perlengkapan dan Peralatan Yang Diperlukan Untuk Mengidentifikasi Komponen, Peralatan, Bahan–bahan lain dan Tenaga Kerja
2.1. Gambar konstruksi rangka atap baja ringan yang telah disetujui oleh konsultan dan Vendor
2.2. Material baja ringan sesuai dengan kebutuhan 2.3. Alat ukur, alat pemeriksa kelurusan/kerataan
3. Tugas–tugas Yang Harus Dilakukan
3.1 Membuat metode pemasangan rangka atap baja ringan yang mudah dilakukan
3.2 Leveling perletakan dipersiapkan
3.3 Titik persiapan penempatan kuda-kuda ditetapkan
3.4 Melakukan pemeriksaan hasil penyambungan dengan teliti 3.5 Peralatan dipersiapkan dalam kondisi baik
4. Peraturan–peraturan Yang Diperlukan 4.1 Prosedur operasi standar perusahaan 4.2 Packing list setiap pelaksanaan pekerjaan 4.3 Manual penyimpanan rangka atap baja ringan 4.4 Manual mutu perakitan
2.3.6 Panduan Penilaian
1. Kondisi Penilaian
Kondisi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji antara lain : 1.1 Wawancara
1.2 Menggunakan alat peraga 1.3 Praktek di tempat kerja
1.4 Portofolio atau metode lain yang relevan
2. Keterkaitan dengan unit lain:
2.1 Unit kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya:
2.1.1. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 03 Mengidentifikasi kebutuhan pekerjaan awal pemasangan rangka atap baja ringan
2.1.2. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 04 Membuat rencana kerja harian dan mingguan pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan
2.1.3. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 05 Membantu dalam pengaturan material
2.2 Kaitan Dengan Unit Lain
2.2.1. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 01 Menerapkan Ketentuan UUJK dan SMK3
2.2.2. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 02 Melakukan komunikasi dan kerja sama di tempat kerja
2.2.3. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 07 mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan
2.2.4. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 08 Membuat laporan pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan
3. Pengetahuan Yang Dibutuhkan 3.1 Tipe rangka atap baja ringan
3.2 Jenis-jenis pemasangan baja ringan 3.3 Peralatan yang digunakan
3.4 Alat leveling untuk meratakan
4. Keterampilan Yang Dibutuhkan
4.1 Keterampilan untuk membuat metode kerja pelaksanaan pemasangan
4.2 Keterampilan menggunakan alat pemasangan 4.3 Keterampilan menggunakan alat perata
4.4 Keterampilan melakukan pekerjaan mengencangkan mur baut 4.5 Keterampilan menyimpan sementara rangka atap baja ringan
yang selesai dirakit
5. Aspek Kritis
Aspek kritis yang harus diperhatikan
5.1 Kemampuan untuk membuat metode kerja perakitan rangka atap baja ringan
5.2 Kemampuan membuat rencana dan jadwal kerja
5.4 Kemampuan menyimpan rangka atap baja ringan yang sudah dirakit
5.5 Kemampuan untuk menyiapkan alat bantu dan bahan kerja 5.6 Kemampuan membuat laporan perakitan
2.3.7 Kompetensi Kunci
NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT
1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan
informasi 2
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 1 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 1 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2
6. Memecahkan masalah 1
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1. Strategi Pelatihan
Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri. Artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
Persiapan/ Perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan Anda.
Permulaan dari proses pembelajaran
a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau meteri belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan anda.
Pengamatan terhadap tugas praktek
a. Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
c. Mempraktekkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
3.2. Metode Pelatihan
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus. Kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar secara mandiri
Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas. Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing. sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta. Pelatih dan Pakar / Ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
4.1. Tujuan Instruksional Umum
Peserta pelatihan mampu melakukan persiapan pemasangan rangka atap baja ringan
4.2. Tujuan Instruksional Khusus
Peserta pelatihan mampu menjelaskan manual pemasangan, spesifikasi teknik dan gambar kerja pelaksanaan
Peserta pelatihan mampu menjelaskan jenis komponen rangka atap yang akan dipasang
Peserta pelatihan mampu menjelaskan jenis peralatan dan bahan lain yang dibutuhkan
Peserta pelatihan mampu melakukan leveling dan marking di lapangan pekerjaan
4.3. Pengetahuan Dasar Pelaksanaan Pekerjaan Mandor Pemasangan
Rangka Atap Baja Ringan 4.3.1. Definisi
Pekerjaan Mandor pemasangan rangka atap baja ringan adalah salah satu bagian dari pekerjaan konstruksi yang berhubungan dengan penyetelan rangka baja, mulai dari pemasangan kuda-kuda, reng, bubungan dan pekerjaan lain yang terkait dengan atap bangunan yang terbuat dari baja ringan.
Pada umumnya pekerjaan ini dilaksanakan oleh kontraktor spesialis, yang memberikan layanan perencanaan atap, perhitungan volume bahan, biaya hingga pemasangannya.
Seorang mandor pemasangan rangka atap baja ringan bertugas untuk melakukan koordinasi pemasangan atap, sesuai dengan SOP yang terdapat pada masing-masing pabrikan. Bersama-sama dengan para tukang yang menjadi bawahannya, seorang mandor akan melakukan koordinasi
pekerjaan di lapangan. Mulai dari koordinasi kebutuhan bahan, skedul pengiriman/penerimaan, proses ereksi hingga penyelesaian akhir penutup atap.
Seorang mandor harus mampu menguasai gambar kerja, serta melakukan setiap langkah kerja berdasarkan skedul yang diterimanya. Selain itu juga dapat melakukan koordinasi dengan pekerjaan struktur lainnya, seperti pekerjaan pengecoran adukan beton, terutama yang terkait dengan posisi dan dudukan rangka baja yang akan dipasang.
Sebelum melakukan pemasangan, seorang mandor harus dapat memastikan bahwa posisi dudukan telah sesuai dengan koordinat pemasangannya, sehingga pada saat melakukan errection, tidak melakukan pekerjaan yang berulang-ulang yang dapat mengakibatkan in-effiesiensi pekerjaan.
4.3.2. Sarana dan Prasarana Pelatihan
Pelatihan pekerjaan Mandor pemasangan rangka atap baja ringan memerlukan sarana dan prasarana, diantaranya :
Ruang teori
Ruang praktek
4.3.3. Peralatan Utama Pelatihan
Peralatan utama pelatihan yang digunakan terkait dengan modul ini, adalah :
Whiteboard
Komputer / LCD proyektor
Layar
Alat tulis pengajaran (spidol, penghapus) 4.3.4. Peralatan Bantu Pelatihan
Peralatan bantu pelatihan yang digunakan, diantaranya :
Contoh material rangka baja ringan
Perlengkapan dan peralatan yang digunakan
4.3.5. Perangkat Lunak Pelatihan
Perangkat lunak pelatihan yang digunakan, diantaranya :
SOP pemasangan rangka atap baja ringan
SOP penggunaan peralatan
SOP K3 dan Lingkungan
4.4. Menjelaskan manual pemasangan, spesifikasi teknik dan gambar kerja
pelaksanaan
4.4.1. Jenis tipe rangka atap baja ringan yang akan dipasang
diidentifikasi dan dijelaskan secara cermat dan rinci
Rangka atap baja ringan adalah rangka untuk atap rumah atau disebut kuda kuda yang terbuat dari baja sebagai pengganti rangka atap konvensional yang terbuat dari kayu. Baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang memiliki sifat ringan dan tipis, namun memiliki fungsi setara dengan baja konvensional. Rangka atap baja ringan dibuat untuk memudahkan perakitan dan konstruksi. Meskipun tipis baja ringan mempunyai derajat kekuatan tarik 550 mpa, sementara baja biasa / konvensional sekitar 300 mpa. Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk pengganti bentuknya yang tipis.
Bentuk rangka atap ini berkaitan dengan model/bentuk atap. Bentuk atap bangunan tergantung pada bentuk denah bangunan dan juga keinginan dari pemilik atau perencana. Denah bangunan bisa berbentuk bujur sangkar, persegi panjang atau berbentuk huruf L dan lainnya. Berdasarkan bentuknya atap dapat dibedakan menjadi lima model (atap standar) yaitu atap pelana, perisai, kerucut, atap modifikasi dan atap datar:
a. Atap Pelana
Atap pelana merupakan atap yang berbentuk segitiga. Dengan model tersebut air dapat mengalir pada dua arah yaitu arah depan dan belakang atau arah samping kiri dan kanan. Bentuk atap ini banyak digunakan pada perumahan yang ukuran bangunannya sama dengan luas tanah
atau di bangunan pabrik, gudang, hanggar pesawat dan sebagainya. Atap berbentuk pelana ini memiliki resiko bocor yang lebih kecil karena tidak ada pertemuan arah air yang berbeda sehingga tidak ada talang. Kelebihan menggunakan model atap inni pengerjaannya lebih mudah & cepat serta kebutuhan bahan lebih sedikit.
Gambar 4.1. Bentuk Atap Perisai
b. Atap Perisai
Atap perisai merupakan model atap yang menggunakan unsure jurai dan memilikibentuk seperti perisai. Atap ini sangat cocok digunakan untuk bangunan yang tapak dan luas tanahnya lebih besar. Kelebihan menggunakan atap inni antara lain modelnya lebih indah, dapat diterapkan pada bangunan yang tapaknya berbentuk T, L atau U, resiko hentakan angin kecil karena bidangnya miring. Sementara kekurangan menggunakan model ini adalah penggunaan material lebih banyak, sering terjadi kebocoran bila ada talang air, pengerjaannya lebih rumit .
Gambar 4.2. Bentuk Atap Perisai
c. Atap Kerucut
Atap kerucut merupakan model atap yang tidak standar dimana kemiringan sudutnya lebih dari 300. Atap ini pun sering disebut atap limas an karena bentuknya seperti limasan. Model seperti ini lebih banyak menghabiskan material, penegrjaan dan perawatan lebih rumit, resiko
terhadap beban angina & gempa besar jika perhitungan struktur kuda-kudanya tidak akurat.
Gambar4.3. Bentuk Atap Kerucut
d. Atap Modifikasi
Atap modifikasi merupakan bentuk yang dimodifikasi dari perpaduan dua tau tiga model atap.Model atap ini lebih banyak digunakan pada banyak perumahan saat ini.
Gambar 4.4. Bentuk Atap Modifikasi
e. Atap Datar
Atap datar merupakan atap yang memiliki kemiringan kurang dari 100. Model rumah seperti ini sangat fleksibel untuk semua jenis tapak bangunan. Jika pengerjaannya kurang bagus maka atap model ini sering terjadi kebocoran.
kuda-kuda yang akan dipasang. Berikut ini beberapa contoh gambar rangka kuda-kuda baja ringan:
Gambar 4.5. Rangka Atap Pelana
Gambar 4.6. Rangka Atap Perisai
Gambar 4.8. Rangka Atap Kombinasi
Gambar 4.9. Rangka Atap Datar
4.4.2. Jenis-jenis komponen yang akan digunakan dijelaskan secara
rinci.
Sebelum pelaksanaan pemasangan rangka atap ada beberapa hal yang harus disiapkan antara lain:
a. Gambar rencana atap dan gambar detail atau shop drawing sambungan (jumlah screw pada setiap sambungan). Gambar perletakkan kuda-kuda dan gambar detai lainnya.
b. Perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, petunjuk kerja (SOP) Surat ijin kerja dan lainnya (lihat bagian SMK3).
utama maupun peralatan bantu, antara lain: bor dan hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya (lihat bagian kebutuhan pekerjaan awal).
Komponen-komponen dari rangka atap baja ringan terdiri dari : a. Kuda-kuda Truncated Girder (TG)
b. Jurai atau Hip Rafter c. Usuk atau Rafter d. Sekur atau bracing e. Lisplang
f. reng
4.4.3. Gambar lokasi penempatan komponen diidentifikasi dan
dijelaskan serta dibuat kodefikasinya
Lokasi penempatan dari komponen-komponen rangka atap diidentifikasi serta diberi kode untuk memudahkan pemasangan/merangkai.
Keterangan : TG : Truncated Girder T : Truncated S : Kuda-kuda stnadar HR : Hip Rafter R : Rafter
Gambar 4.10. Contoh identifikasi dan kodefikasi komponen rangka atap (http//www.bnptruss.com)
4.4.4 Metode pemasangan rangka atap baja ringan (termasuk pengaku sementara) dijelaskan
Sebelum pemasangan kuda-kuda maka perlu mempelajari gambar kerja menyiapkan perlatan kerja dan perlengkapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Berikut adalah langkah-langkah kerja dalam pemasangan rangka atap baja ringan :
Langkah 1: Persiapan kerja
a. Mempelajari gambar rencana atap dan perletakkan kuda-kuda, dan tidak diperkenankan menggunakan gambar draft sebagai panduan.
b. Menyiapkan semua peralatan perlengkapan keselamatan dan kesehatan kerja, dan memperhatikan petunjuk tentang persyaratan melakukan pekerjaan di atas ketinggian (lihat bagian keselamatan kerja).
c. Menyiapkan semua perlengkapan untuk pemasangan kuda-kuda, antara lain: bor dan hexagonal socket, meteran, selang air (waterpass), alat penyiku, mesin pemotong, gergaji besi, palu, dan sebagainya.
Langkah 2: Leveling dan marking
a. Memastikan seluruh permukaan atas ring balok dalam keadaan rata dan siku, dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
Gambar 4.11. Kontrol siku dan leveling ring balok
b. Memastikan bahwa rangkaian ring balok telah mengikat semua bagian bangunan dan tersambung secara benar (monolith) dengan kolom yang ada di bawahnya.
c. Memberi tanda posisi perletakan kuda-kuda (truss), sesuai dengan gambar rencana atap.
d. Mengukur jarak antar kuda-kuda.
Gambar 4.12. Pemberian tanda posisi perletakan kuda-kuda dan pengukuran jarak antar kuda- kuda
Langkah 3: Pengangkatan dan pemasangan kuda-kuda
a. Mengangkat kuda-kuda secara hati-hati, agar tidak mengakibatkan kerusakan pada rangkaian kuda-kuda yang telah selesai dirakit.
Gambar 4.13. Pengangkat kuda-kuda secara manual
b. Memasang kuda-kuda sesuai dengan nomornya di atas ring balok atau wall-plate, berdasarkan gambar kerja.
Gambar 4.14. Pemasangan kuda-kuda di atas ring balok
c. Memastikan posisi kiri dan kanan (L-R) kuda-kuda tidak terbalik. Sisi kanan dan kiri kuda-kuda dapat ditentukan dengan acuan posisi saat pekerja melihat kuda-kuda, dengan mulut web dapat dilihat oleh pekerja. Bagian di sebelah kiri pekerja disebut sisi kiri, sedangkan yang berada di
sebelah kanannya adalah sisi kanan.
d. Mengontrol posisi berdirinya kuda-kuda agar tegak lurus dengan ring balok menggunakan benang dan lot (unting-unting).
Gambar 4.15. Kontrol posisi kuda-kuda tegak lurus terhadap ring balok
Gambar 4.16. Pengecangan kuda-kuda di atas ring balok
e. Mengencangkan kuda-kuda dengan plat L (L bracket), dengan menggunakan 4 buah screw 12 – 14 x 20 HEX.
Gambar 4.17. Kontrol ketinggian kuda-kuda (Apex)
f. Mengencangkan plat L dengan ring balok menggunakan dynabolt, dan menambahkan balok penopang sementara, agar posisi kuda-kuda tidak berubah.
g. Mengulangi langkah ke-1 sampai ke-6 untuk mendirikan semua kuda-kuda, sesuai dengan posisinya dalam gambar kerja.
h. Memeriksa ulang jarak antar kuda-kuda dari as ke as (maksimum 1,2 meter).
i. Memeriksa kedataran (leveling) semua puncak kuda-kuda (Apex), dan memastikan garis nok memiliki ketinggian yang sama (datar).
j. Memasang balok nok.
k. Memasang bracing (pengikat) sebagai perkuatan, jika bekerja beban angin. Bracing dipasang di atas top-chord dan di bawah reng.
Gambar 4.19. Pemasangan screw pada reng (Roof Battens)
l. Bila menggunakan aluminium foil, lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas truss, jurai dan rafter.
m. Memasang reng (roof battens) dengan jarak menyesuaikan jenis penutup atap yang digunakan. Setiap pertemuan reng dengan kuda-kuda diikat memakai screw ukuran 10 -16x16 sebanyak 2 (dua) buah. n. Memasang outrigger (gording tambahan setelah kuda-kuda terakhir yang
menumpu ringbalk). Pada atap jenis pelana, outrigger dapat dipasang sebagai overhang dengan panjang maksimal 120 cm dari kuda-kuda terluar, dan jarak antar outrigger 120 cm. outrigger harus diletakkan dan di-screw dengan dua buah kuda-kuda yang terdekat.
Gambar 4.20. Pemasangan outrigger overhang pada kuda-kuda pelana terakhir
Gambar 4.21. Contoh hasil pemasangan outrigger dengan sistem overhang
Catatan: Beban diterima oleh reng tunggal, dan pada bagian tepi/ujung ditumpu oleh C.75x0.75
o. Memasang ceilling battens dengan jarak antar masing-masing ceilling battens adalah 120 cm. Komponen ini dipasang pada permukaan bagian atas bottom chord kuda-kuda dan di-screw. Untuk pertemuan ceilling battens dengan ring balok di beri bantalan bracket yang diikat memakai 2 (dua) buah dynabolt.
Fungsi ceilling battens adalah untuk memperkuat ikatan antar kuda-kuda. Jika diperlukan, sambungan memanjang ceilling battens sebaiknya tepat diatas bottom chord. Setiap sambungan harus overlap 40 cm, dan setiap pertemuan dengan bottom chord harus di-screw. Ceiling battens selanjutnya dapat difungsikan untuk menahan plafond dan penggantungnya.
Gambar 4.22. Pemasangan ceiling battens
Gambar 4.23. Sambungan ceilling battens atau top span overlap sepanjang 40 cm dengan perkuatan 4 buah screw
p. Pemasangan penutup atap
1) Memeriksa ulang pemasangan kuda-kuda sesuai dengan nomor, kedataran nok maupun sisi atap, dan memastikan support overhang terpasang dengan benar .
2) Bila menggunakan Aluminium Foil, maka lapisan ini dipasang terlebih dahulu di atas jurai dan rafter.
3) Menentukan jarak reng sesuai dengan jenis penutup atap yang digunakan, kemudian dilanjutkan dengan pemasangan reng (roof
battens) dengan screw 10 – 16 x 16 HEX.
4) Memasang satu jalur penutup terlebih dahulu dari bawah ke atas. Pemasangan penutup atap harus lurus dan rapi agar polanya menjadi rapi dan tidak berbelok – belok.
4.4.5 Cara pengencangan baut/skrup dijelaskan sesuai dengan manual dan pedoman yang ditetapkan
Alat Sambung (Self Drilling Screw) dan pemasangannya salah satu bagian terpenting dari struktur rangka atap baja ringan. Self Drilling Screw (SDS), atau sekrup dengan ujung penembus baja tanpa mur. Untuk baja tipis, SDS yang dipakai harus jenis khusus dengan alur yang kasar, dan adanya ruang di bawah kepala baut. Alur yang kasar akan membuat baja tipis tersusun di antara alur (bukan dirusak oleh alur), sehingga SDS mampu memikul beban yang besar di sambungan. Hal lain yang juga penting adalah bahwa pemasangan SDS harus memakai alat khusus berupa screw driver yang dilengkapi dengan kontrol torsi. Tanpa adanya kontrol torsi, SDS beresiko kehilangan fungsinya karena aus (overtighten), di mana keadaan ini amat berbahaya.
Gambar 4.24. b. Penempatan Srew pada konstruksi rangka baja ringan
Tabel 4.1. Spesifikasi teknis screw
4.4.4. Diagram lawan lendut (Camber) yang diijinkan dijelaskan sesuai
dengan manual dan pedoman yang ditetapkan.
Pada umumnya jika suatu struktur dibebani maka akan terjadi lendutan. Camber adalah suatu kondisi dimana struktur diberi lendutan yang arahnya berlawanan dengan arah lendutan yang akan terjadi akibat pembebanan atau dalam hal ini disebut diagram lawan lendut. Besarnya
camber disesuaikan dengan besarnya lendutan yang terjadi (lendutan ijin). Dengan demikian maka struktur rangka atap tidak akan mengalami lendutan pada saat mendapat beban yang direncanakan. Pada umumnya lendutan yang diijinkan < 1,5 cm.
Gambar 4.25. Contoh struktur rangka kuda-kuda dengan camber
4.4.5. Cara penempatan rangka atap baja ringan ke perletakan akhir
dijelaskan sesuai dengan manual dan pedoman yang ada.
Pemasangan rangka atap baja ringan di atas struktur pendukungnya (kolom atau ringbalk) harus dilaksanakan secara benar dan cermat, agar rangka atap baja ringan terpasang sesuai dengan persyaratannya. Persyaratan teknis rangka atap baja ringan di antaranya adalah:
a. Kuda-kuda terpasang kuat dan stabil, dilengkapi dengan angkur (dynabolt) pada kedua tumpuannya.
b. Semua kuda-kuda tegak-lurus terhadap ringbalk.
c. Ketinggian apex untuk pemasangan nok di atas setiap kuda-kuda rata. d. Sisi miring atap rata (tidak bergelombang).
e. Tidak ada kerusakan lapisan pelindung.
f. Tidak terjadi deformasi (perubahan bentuk) akibat kesalahan pelaksanaan pekerjaan.
Pemasangan kuda-kuda baja ringan di atas kedua tumpuannya dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
a. Dipasang langsung di atas ringbalk.
b. Dipasang di atas ringbalk dengan perantara wall-plate.
Penggunaan sistem tumpuan dengan wall-plate sedapat mungkin harus dihindari, karena tumpuan dengan wall-plate hanya ditujukan untuk
meratakan (leveling) ringbalk, jika ringbalk tidak rata. Penggunaan wall-plate akan berakibat kedalaman dynabolt yang tertanam di dalam ringbalk menjadi berkurang. Selain itu, juga terdapat ruang kosong di dalam wall-plate yang dapat mengakibatkan perletakan kuda-kuda menjadi kurang stabil.
Gambar 4.26. (a) Tumpuan dengan Wall-plate, (b) Langsung ringbalk
4.5. Menjelaskan jenis komponen rangka atap yang akan dipasang
4.5.1. Komponen rangka atap baja ringan dijelaskan sesuai dengan
susunan dan urutan pemasangannya
Struktur rangka atap baja ringan terdiri dari kuda-kuda, bracing/pengaku, reng, sekrup dan jurai dalam/luar. Kuda kuda merupakan struktur utama dalam konstruksi atap baja ringan. Untuk mendapatkan kuda-kuda yang kokoh, perlu diperhatikan lebar bentangan dan besar beban yang akan diterima, demikian pula dengan derajat kemiringan atap. Dimana besar beban terdiri dari beban rangka sendiri, beban genting yang digunakan, dan beban angin (Alamanda, 2009). Kekuatan utama suatu struktur kuda-kuda baja ringan terletak pada hubungan struktur antar kuda-kuda, dalam hal ini bracing atau pengaku. Berikut adalah komponen rangka atap baja ringan dan urutan pemasangannya:
a. Murplate atau balok tembok
Murplate atau balok tembok adalah komponen rangka atap baja ringan yang terletak di atas ring balok (gambar 4.11)
b. Kuda kuda atau Truncated Girder (TG)
Bentuk umum dari kuda-kuda adalah bentuk segitiga dimana bagian kaki segitiga disebut kaki kuda-kuda dan dasar atau basisnya disebut balok kuda-kuda. Gambar 4.27 adalah contoh bentuk kuda-kuda.
Gambar 4.27 Contoh bentuk kuda-kuda (www.bnptruss.com)
c. Jurai atau Hip Rafter
Pertemuan antara dua bidang atap yang membentuk sudut sesamanya disebut jurai. Ada jurai luar (hip rafter) dan jurai dalam (valley). Jurai luar adalah pertemuan dua bidang atap yang menjorok ke luar, sedangkan jurai dalam adalah sebaliknya (lihat gambar 4.28)
Gambar 4.28. Contoh atap dengan jurai luar dan dalam
d. Bracing/pengaku
Bracing/pengaku merupakan komponen rangka atap yang berfungsi sebagai pengaku/pengikat antar kuda-kuda. Komponen ini sangat penting dipasang agar bagian-bagian rangka atap (kuda-kuda) menjadi satu kesatuan yang kokoh.
Gambar 4.29 Struktur Rangka/ kuda-kuda dengan Bracing (http//www.rangkaatap.com)
e. Reng
Reng merupakan komponen dari rangka atap yang berfungsi sebagai penopang/penyangga atap genteng. Jarak antar reng disesuaikan dengan ukuran gentengya.
Gambar 4.30. Komponen reng yang sebagian telah dipasang genteng (http://www.edselmax.com/rangka-atap-baja-ringan.html#)
4.5.2. Nomor kode komponen dijelaskan sesuai susunan, kelompok dan urutan pemasangannya
Setiap elemen/ batang dan juga komponen dari rangka atap diberi kode. Pemberian kode ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pemasangan serta menghindari kesalahan penempatan batang elemen rangka. Notasi kodefikasi bisa menggunakan huruf (TG, R, dst) atau angka (1, 2, dst) atau kombinasi angka dengan huruf (TG1, TG2, T2, dst). Contoh Kodefikasi komponen rangka atap baja ringan dapat dilihat pada gambar 4.10.
4.5.3. Batang-batang rangka atap baja ringan disusun sesuai
kelompok dan urutan pemasangannya
Elemen atau batang rangka atap baja ringan dikelompokkan sesuai dengan jenis, ukuran dan urutan pemasangan. Urutan pemasangan elemen-element dari rangka atap baja ringan dapat dilihat pada metode pemasangan rangka atap baja ringan sub bab 4.4.4 diatas.
4.6. Menjelaskan jenis peralatan dan bahan lain yang dibutuhkan
4.6.1. Jenis peralatan pengangkat komponen yang akan digunakan,
dijelaskan sesuai metode pemasangan yang ditetapkan
Jenis peralatan yang digunakan untuk mengangkat komponen rangka atap baja ringan tergantung dengan metode pemasangan yang digunakan. Jika pemasangan atap pada gedung tinggi dan berat rangka yang berat maka alat angkat komponen rangka baja ringan dapat menggunakan tower crane (TC) atau mobile crane. Sedangkan untuk rangka atap rumah tingga dapat menggunakan tambang sebagai alat pengangkat.
Gambar 4.31. Tower crane
(a) (b)
Gambar 4.32. a, dan b Mobile crane
4.6.2. Jenis alat bantu yang akan digunakan ditentukan sesuai dengan
tahapan pekerjaan.
Sebelum perakitan dan pemasangan rangka atap, maka perlu disiapkan daftar alat bantu dan spesifikasi peralatan yang diperlukan. Peralatan yang digunakan dapat dikelompokan menjadi 2 yaitu:
Peralatan Perakitan yaitu peralatan utama dan bantu yang dibutuhkan dan digunakan untuk memotong dan merangkai kuda-kuda seperti mesin
pemotong, gunting pemotong, bor, gergaji besi dan lainnya.
Peralatan Pemasangan yaitu peralatan utama dan bantu yang digunakan untuk pemasangan rangka atap setelah dirangkai di bawah. Peralatan tersebut seperti mesin bor, tambang, benang, unting-unting dan lainnya.
Berikut adalah contoh daftar peralatan bantu perakitan dan pemasangan rangka atap baja ringan;
Tabel 4.2. Contoh daftar peralatan perakitan dan pemasangan rangka atap baja ringan
No Jenis Peralatan Fungsi/ kegunaan Jumlah Kondisi Keterangan
Baik Rusak
A Peralatan
perakitan
1 Mesin pemotong Memotong 1 √
2 Mesin bor Memasang screw 2 √ 3 Gunting Memotong rangka
yang tipis
2 √
4 Gergaji besi memotong 2 √ dst B Peralatan Pemasangan 1 Tambang Mengangkat komponen rangka atap 2 √
2 Mesin bor Memasang screw 1 √ 3 Benang Menarik garis lurus 3 √
4 Unting-unting Mengecek
ketegakan kuda-kuda
2 √
4.6.3. Jenis dan jumlah alat pendukung diidentifikasi sesuai dengan kebutuhan.
Peralatan pendukung yang diperlukan untuk pemotongan, perakitan dan pemasangan rangka atap baja ringan seperti lokasi (mal) tempat merakit kuda-kuda, perancah, tambang pengangkat komponen rangka atap dan lain-lainnya. Peralatan yang diperlukan harus diidentifikasi dan dibuat dalam daftar simak sesuai kebutuhan dalam pekerjaan pemotongan, perakitan dan pemasangan rangka atap baja ringan. Berikut adalah contoh identifikasi peralatan berdasarkan jenis alat yang diperlukan dalam pekerjaan perakitan dan pemasangan atap baja ringan :
Tabel 4.3. Contoh daftar jenis dan jumlah peralatan bantu pemotongan, perakitan dan pemasangan rangka atap baja ringan.
No Jenis Peralatan Fungsi/ kegunaan Jumlah Kondisi Keterangan
Baik Rusak 1 Steger/perancah 2 Tangga aluminium 3 Waterpas/selang 4 Siku 5 Meteran 6 Benang 7 Untuing-unting dst
4.7. Melakukan leveling dan marking di lapangan pekerjaan
4.7.1. Seluruh permukaan atas ring balok dalam kondisi rata dan siku
diperiksa dengan menggunakan selang air (waterpass) dan penyiku sebagai alat bantu.
Cara pemeriksaan permukan atas ring balok dengan menggunakan selang air dapat dilihat pada gambar 4.11 di atas yaitu cara mengontrol siku dan leveling ring balok.
4.7.2. Ikatan rangkaian ring balok ke semua bangunan dan kolom yang
ada di bawahnya diperiksa
Sebelum pemasangan rangka kuda-kuda, maka harus dicek ikatan atara ring balok dengan kolom (lihat gambar 4.26) Hal ini untuk memastikan stabilitas ring balok sebelum di bebani rangka kuda-kuda. Pengecekan bisa dilakukan dengan cara pengecekan langsung (Visual) dilapangan.
4.7.3. Jarak antar kuda-kuda (perletakan) diukur kembali
Pengukuran jarak antar kuda-kuda (perletakan) dilakukan untuk memastikan bahwa perletakan kuda-kuda telah sesuai dengan rencana. Pengecekan jarak kuda-kuda menggunakan meteran (lihat gambar 4.16).
4.7.4. Posisi perletakan kuda-kuda (truss) diberi tanda sesuai dengan
gambar pelaksanaan
Setelah dilakukan pengukuran jarak perletakan kuda-kuda maka selanjutnya harus diberi tanda posisi perletakan kuda-kuda sebelum dilakukan pemasangan. Cara pengukuran dan pemberian tanda posisi/letak kuda-kuda dapat dilihat pada gambar 4.12 di atas.
4.7.5. Jika terjadi ketidaksesuaian perletakan melebihi yang diijinkan dilaporkan.
Sebelum dilakukan pemasangan kuda-kuda di atas ring balok maka perlu dicek/kontrol posisi ring balok baik dari segi kedataran maupun kesikuannya. Jika terjadi pergeseran posisi ring balok (tidak sesuai dengan gambar rencana) seorang mandor harus melaporkan kepada site engineer untuk ditindak lanjuti.
4.7.6. Catatan hasil persiapan pemasangan rangka atap baja ringan
dibuat dengan menggunakan format sesuai dengan SOP dan prosedur yang ditetapkan
Laporan hasil persiapan pemasangan rangka atap baja ringan memuat beberapa item kegiatan berikut adalah contoh format laporan hasil kegiatan persiapan pemasangan rangka atap baja ringan.
Tabel 4.4. Contoh format laporan hasil kegiatan pekerjaan persiapan
No Item Kegiatan Standar/spesifikasi (gambar kerja) Kesesuaian Keterangan Ya Tidak ..., ...2009 Mandor (...)
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1. Sumber Daya Manusia
Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktek baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk deperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Teman kerja/sesama peserta pelatihan
Teman kerja Anda/sesama beserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.
5.2. Sumber-sumber Perpustakaan
Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman belajar ini. Sumber-sumber tersebut meliputi :
1. Buku referensi (text book) / buku manual servis. 2. Lembar kerja.
3. Contoh form-form check list.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu. Dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.
5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan
1. Judul/Nama Pelatihan : Melakukan Persiapan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan
2. Kode Program Pelatihan: F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 06
NO UNIT
KOMPETENSI KODE UNIT
DAFTAR PERALATAN
DAFTAR
BAHAN KETERANGAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim, Analisa BOW; (1980), Jakarta
2. Anonim, Mendesain Atap Rumah (http//www.id.88db.com)
3. Anonim, Modul Baja Ringan: Melaksanakan Pekerjaan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan Tahan Gempa.
4. Anonim, (2006), Brochures of Light Weight Steel Products, Bluescope Lysaght. 5. Carlsen, R. D. & McHugh, J.F,(1978); Handbook of Construction Operations
Forms and Formats, Prentice-Hall, Inc., Englewood Cliff.
6. Istimawan Dipohusodo, 1996, Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid I, Kanisius, Cetakan pertama.
7. Organizational behaviour and Human Decision Processes (http://ees.elsevier.com/obhdp/) 8. Proses Pemasangan Struktur Baja Ringan
(http//www.bnptruss.com-images-install_2A_jpg.htm)
9. Smith, R.C. & Andreas, C.K; (1988), Materials of Construction – 4th Edition, McGraw-Hill, New York.
10. Stuckhart, G.; (1995), Construction Material Management (Cost Engineering), CRC.
11. Susanta, G.; (2007); Panduan Lengkap Membangun Rumah; Griya Kreasi, Jakarta.