ayu syah putri
ayu syah putri
Rabu, 30 Oktober 2013
Rabu, 30 Oktober 2013
Contoh
Contoh PROPOSAL PENELIT
PROPOSAL PENELITIAN
IAN
A I A I
PEN!A"#L#AN PEN!A"#L#AN
A$
A$ Latar e%akan&Latar e%akan& Im
Imununisisasasi i adadalalah ah susuatatu u cacara ra inintetervrvenensi si yayang ng papaliling ng efefekektitif f dadalalamm menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dan bayi. Angka kematian bayi menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi dan bayi. Angka kematian bayi (AKB) merupakan salah satu parameter utama ukuran kesejahteraan masyarakat (AKB) merupakan salah satu parameter utama ukuran kesejahteraan masyarakat pedal
pedal umumnya umumnya dan dan kesehatan kesehatan anak anak pada pada khususnya. khususnya. Sampai Sampai saat saat ini ini IndonesiaIndonesia masih termasuk kategori negara dengan AKB yang tinggi bahkan tertinggi di masih termasuk kategori negara dengan AKB yang tinggi bahkan tertinggi di negara ASA! dibanding dengan negara maju. AKB sebagai permasalahan yang negara ASA! dibanding dengan negara maju. AKB sebagai permasalahan yang serius sehingga ada upaya pencegahan primer yang mendasar dan merupakan serius sehingga ada upaya pencegahan primer yang mendasar dan merupakan kegiatan rutin seperti pendeteksian kelainan janin dalam rahim" imunisasi pada ibu kegiatan rutin seperti pendeteksian kelainan janin dalam rahim" imunisasi pada ibu hamil" bayi" dan bayi (Anonim" #$$%).
hamil" bayi" dan bayi (Anonim" #$$%). Salah satu
Salah satu indikindikator kesehatan suatu ator kesehatan suatu bangbangsa sa ialah derajat kesehatan anak"ialah derajat kesehatan anak" yan
yang g biabiasanysanya a diudiukur kur melmelalualui i angangka ka kemkematiaatian n anaanak" k" cakcakupaupan n imuimunisnisasi asi dandan parameter¶meter
parameter¶meter lainnya. lainnya. 'asalah 'asalah imunisasi imunisasi tentu tentu menjadi menjadi fokus fokus utama" utama" didi samping penyakit&penyakit lain seperti talasemia dan purpura trombositoponik samping penyakit&penyakit lain seperti talasemia dan purpura trombositoponik idiopatik.
rogram imunisasi merupakan program pelayanan kesehatan yang ajib rogram imunisasi merupakan program pelayanan kesehatan yang ajib disediakan dan diselenggarakan pemerintah. Istilah ajib muncul karena program disediakan dan diselenggarakan pemerintah. Istilah ajib muncul karena program imu
imunisnisasi asi mermerupaupakan kan pelpelayaayanan nan yanyang g dodomaimain n renrendah dah dan dan memmemilikiliki i damdampak pak te
terhrhadadap ap ororanang g lalainin (ext(externernaliality)ty) yang yang besarbesar. . *enga*engan n demikdemikian" ian" ketersketersediaanediaan berarti pemerint
berarti pemerintah harus ah harus menyediakan tenaga menyediakan tenaga andal dan andal dan cukup dalam cukup dalam melakukan"melakukan" imunisasi" alat cukup sesuai dengan standar teknis" dana (investasi" operasional" imunisasi" alat cukup sesuai dengan standar teknis" dana (investasi" operasional" dan pemeliharaan) cukup" dan vaksin
dan pemeliharaan) cukup" dan vaksin yang cukup ('uhlil +" #$$,).yang cukup ('uhlil +" #$$,).
-aporan !I/0 yang dikeluarkan terakhir menyebutkan baha #% juta -aporan !I/0 yang dikeluarkan terakhir menyebutkan baha #% juta anak bayi dan 1$ juta ibu hamil di seluruh dunia masih belum mendapatkan anak bayi dan 1$ juta ibu hamil di seluruh dunia masih belum mendapatkan layana
layanan n imuniimunisasi sasi rutinrutin. Akibatny. Akibatnya" a" penypenyakit yang akit yang dapat dicegah oleh dapat dicegah oleh vaksivaksin n iniini diperkirakan menyebabkan lebih dari dua juta kematian tiap tahun. Angka ini diperkirakan menyebabkan lebih dari dua juta kematian tiap tahun. Angka ini mencakup 2"1 juta
mencakup 2"1 juta anak bayi yang anak bayi yang terenggut jianya (!I/0" #$$$).terenggut jianya (!I/0" #$$$). en
enyakyakit it yanyang g *ap*apat at *ic*icegaegah h *en*engan gan ImuImunisnisasi asi (*(*3I) 3I) sepeseperti rti 4B/4B/"" *ipht
*iphteri" eri" ertuertusis" sis" /ampak/ampak" " 4e4etanus" olio" dan tanus" olio" dan 5epat5epatitis itis B B merupmerupakan akan salahsalah sa6tu penyebab kematian anak di negara&negara berkembang termasuk Indonesia. sa6tu penyebab kematian anak di negara&negara berkembang termasuk Indonesia. *iperkirakan 2"% juta kematian pada anak atau ,7 pada bayi di Indonesia adalah *iperkirakan 2"% juta kematian pada anak atau ,7 pada bayi di Indonesia adalah akibat *3I. Agar target nasional dan global untuk mencapai eradikasi" eliminasi akibat *3I. Agar target nasional dan global untuk mencapai eradikasi" eliminasi dan reduksi terhadap *3I dapat dicapai" cakupan imunisasi harus dipertahankan dan reduksi terhadap *3I dapat dicapai" cakupan imunisasi harus dipertahankan tin
tinggi ggi dan dan mermerata ata samsampai pai menmencapcapai ai tintingkagkat t oopulpulatiation on ImmImmuniunity ty (ke(kekebkebalanalan masyarakat) yang tinggi. Kegagalan untuk menjaga tingkat cakupan imunisasi masyarakat) yang tinggi. Kegagalan untuk menjaga tingkat cakupan imunisasi yang tinggi dan merata dapat menimbulkan Kejadian -uar Biasa (K-B) *3I yang tinggi dan merata dapat menimbulkan Kejadian -uar Biasa (K-B) *3I (*epkes" #$$%).
Imun
Imunisasi di Indonesisasi di Indonesia secara teratur dimulia secara teratur dimulai ai sejak tahun 26sejak tahun 26,8 sehing,8 sehinggaga Indonesia dinyatakan bebas cacar oleh 9rganisasi Kesehatan *unia (:59) pada Indonesia dinyatakan bebas cacar oleh 9rganisasi Kesehatan *unia (:59) pada tahun 26%1. 4ahun 26%% :59 memulai program imunisasi yang di Indonesia tahun 26%1. 4ahun 26%% :59 memulai program imunisasi yang di Indonesia disebu
disebut t rogrrogram am engeengembangmbangan an ImuniImunisasi sasi (I). emerintah sebenarny(I). emerintah sebenarnya a tidak tidak meajibkan berbagai jenis imunisasi harus dilakukan semua. 5anya lima jenis meajibkan berbagai jenis imunisasi harus dilakukan semua. 5anya lima jenis imunisasi pada anak di baah satu tahun yang harus dilakukan" yakni B/; imunisasi pada anak di baah satu tahun yang harus dilakukan" yakni B/; (ba
(bacillcillus us calcalmettmette-ge-gueruerin)in), , DPT DPT (di(difterfteri i perpertustusis is tetatetanusnus), ), polpolio,io, campakcampak" " dandan hepatitis B.
hepatitis B. e
encncapapaiaian an nniviverersasal l /h/hilild d ImImmumunini<a<atition on ((/I/I) ) papada da dadasasarnrnyyaa merupakan prediksi terhadap cakupan atas imunisasi lengkap pada sekelompok merupakan prediksi terhadap cakupan atas imunisasi lengkap pada sekelompok bayi. Bila cakupan /I tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi. Bila cakupan /I tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat atau bayi
bayi terhadap terhadap penularan penularan penyakit penyakit yang yang dapat dapat dicegah dicegah dengan dengan imunisasi imunisasi (*3I).(*3I). *a
*alalam m hahal l inini i pepememeririntntah ah mementntarargegetktkan an pepencncapapaiaian an //I I papada da iilalayyahah administrasi *esa=Kelurahan.
administrasi *esa=Kelurahan.
Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 26,8 dengan melaksanakan Imunisasi di Indonesia dimulai pada tahun 26,8 dengan melaksanakan imunisasi cacar di pulau >aa. Kegiatan ini telah berhasil membasmi penyakit imunisasi cacar di pulau >aa. Kegiatan ini telah berhasil membasmi penyakit cacar di Indonesi
cacar di Indonesia" sehingga" sehingga pada tahun 26%1 Indoa pada tahun 26%1 Indonesia dinyanesia dinyatakan takan telah bebatelah bebass penyakit cacar oleh
penyakit cacar oleh :59. rogram engembangan Imunisasi (I) :59. rogram engembangan Imunisasi (I) dimulai sejak dimulai sejak tah
tahun un 26%26%% % dendengan pembegan pemberian vaksin B/;" rian vaksin B/;" *4 dan *4 dan 4444. . adada a tahtahun un 26?26?$$ di
dikemkembabangngkakan n vavaksksin in popolilio o dadan n terterakakhihir r vavaksksin in camcampapak k papada da tatahuhun n 2626?#?#.. ((.temporaktif.com"#$$?.temporaktif.com"#$$?))
ro
rogragram m imuimunisanisasi si di di IndIndoneonesia sia dimdimulaulai i sejasejak k tahtahun un 2626,8 ,8 dendengangan melaksanakan vaksinasi cacar di pulau >aa" hingga Indonesia dinyatakan bebas melaksanakan vaksinasi cacar di pulau >aa" hingga Indonesia dinyatakan bebas
cacar oleh :59 pada tahun 26%1. *engan keberhasilan tersebut maka sejak itu cacar oleh :59 pada tahun 26%1. *engan keberhasilan tersebut maka sejak itu dilakukan pula vaksinasi 4o@oid 4etanus untuk ibu hamil tahun 26%1. aksinasi dilakukan pula vaksinasi 4o@oid 4etanus untuk ibu hamil tahun 26%1. aksinasi *4 dimulai tahun 26%8"vaksinasi B/; di tahun 26%?. engembangan program *4 dimulai tahun 26%8"vaksinasi B/; di tahun 26%?. engembangan program imunisasi (I) secara resmi dimulai tahun26%%. aksinasi polio dan campak imunisasi (I) secara resmi dimulai tahun26%%. aksinasi polio dan campak mu
mulai lai didikekembmbanangkgkan an papada da tahtahun un 2626?$?$" " hihingngga ga papada da tatahuhun n 2626?# ?# prprogograramm imunisasi telah mencangkup enam jenis antigen yaitu B/;" *4" olio" dan imunisasi telah mencangkup enam jenis antigen yaitu B/;" *4" olio" dan /am
/ampakpak. . adada a tahtahun 266,&un 266,&266266% % diadiadakdakan pekan imunan pekan imunisasisasi i !asi!asionaonal l (I(I!) "!) " di
dihahararapkpkan an sesetitiap ap babalilita ta tetermrmasasuk uk babayyi i babaru ru lalahihir r di di seselulururuh h InIndodonenesisiaa mendapatkan imunisasi. ada tahun 266, I! hanya memberikan vaksin polio" mendapatkan imunisasi. ada tahun 266, I! hanya memberikan vaksin polio" akan tetapi pada tahun 2668 dan 266% juga diberikan imunisasi polio dan campak akan tetapi pada tahun 2668 dan 266% juga diberikan imunisasi polio dan campak pada bal
pada balita ita dan dan imunisasi 44 imunisasi 44 pada pada ibu hamil ibu hamil dan ibu dan ibu balita. balita. *engan tujuan *engan tujuan agar agar men
mengurgurangangi i angangka ka kemkematiaatian n baybayi i akiakibat bat penpenyayakit kit yanyang g dapdapat at dicdicegaegah h dendengangan im
imununisisasasi i ((B3B3I) I) dadan n tutujujuan an khkhususus us adadalalah ah tetercrcapapaiainynyaa UniUniversversal al ChiChild ld mmuni!ation (UC)
mmuni!ation (UC) di tiap kecamatan" t di tiap kecamatan" tercapainya eliminasi 4etanuercapainya eliminasi 4etanus !eonatorums !eonatorum (insiden di baah 2 per 2$.$$$ kelahiran hidup) di seluruh Indonesia dan reduksi (insiden di baah 2 per 2$.$$$ kelahiran hidup) di seluruh Indonesia dan reduksi campak pada tahun #$$$.(!adhrin" 266,). Berdasarkan profil kesehatan provinsi campak pada tahun #$$$.(!adhrin" 266,). Berdasarkan profil kesehatan provinsi Sulaesi Selatan tahun #$$8 cakupan imunisasi telah mencapai /I selama , Sulaesi Selatan tahun #$$8 cakupan imunisasi telah mencapai /I selama , tahun berturut&turut yaitu pada tahun #$$# sebesar ??"6$7" pada tahun #$$3 tahun berturut&turut yaitu pada tahun #$$# sebesar ??"6$7" pada tahun #$$3 seb
sebesar esar 62"62"%$7%$7" " padpada a tahtahun un #$$#$$1 1 sebsebesar esar 6#"6#",27,27" " padpada a tahtahun un #$$#$$, , sebsebesaesar r 68"%87 dan pada tahun #$$8 sebesar ??"3$7. (*inKes" #$$%)
68"%87 dan pada tahun #$$8 sebesar ??"3$7. (*inKes" #$$%)
Berdasarkan evaluasi di lapangan ternyata pelaksanaan imunisasi selama Berdasarkan evaluasi di lapangan ternyata pelaksanaan imunisasi selama ini dianggap belum memadai dilihat dari masih meningkatnya penyakit menular ini dianggap belum memadai dilihat dari masih meningkatnya penyakit menular yan
/am
/ampakpak" " *ift*ifteri" eri" ertertusiusis" s" 5ep5epatitatitis. is. SecSecara ara nasnasionional al angangka ka insiinsiden den 44etetanuanuss !eonatorum
!eonatorum pada pada tahun tahun #$$3 #$$3 sebanyak sebanyak 2%, 2%, kasus kasus (/0+ (/0+ ,87)" ,87)" /ampak /ampak tahuntahun #$$3 sebanyak #.621 kasus (/0+ $"317)" *ifteri tahun ?8 kasus (/0+ #37)" #$$3 sebanyak #.621 kasus (/0+ $"317)" *ifteri tahun ?8 kasus (/0+ #37)" ertusis pada tahun
ertusis pada tahun #$$3 sebanyak ##$$3 sebanyak #.%?? kasus dan .%?? kasus dan 5epatits periode #$$$&#$5epatits periode #$$$&#$$3$3 seb
sebanyanyak ak #6.#6.,6% ,6% kaskasus. us. SedSedangangkan kan SulSulaeaesi si SelSelatan atan sendsendiri iri angangka ka insinsideidenn 4e
4etanus !eonatorum pada tahun #$$, ? kasus tanus !eonatorum pada tahun #$$, ? kasus (/0+ , orang)" /ampak tahun #$$,(/0+ , orang)" /ampak tahun #$$, sebanyak 11, 9rang" *ifteri tahun #$$, sebayak 2$6 kasus" ertusis
sebanyak 11, 9rang" *ifteri tahun #$$, sebayak 2$6 kasus" ertusis #$$, 2 kasus#$$, 2 kasus dan tahun #$$8 28 kasus" sedangkan 5epatitis pada tahun #$$1 sebanyak %$$ dan tahun #$$8 28 kasus" sedangkan 5epatitis pada tahun #$$1 sebanyak %$$ kasus. (*inKes"#$$%).
kasus. (*inKes"#$$%).
Kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu juga hal yang penting" karena Kepercayaan dan perilaku kesehatan ibu juga hal yang penting" karena penggunaan
penggunaan sarana sarana kesehatan kesehatan oleh oleh anak anak berkaitan berkaitan erat erat dengan dengan perilaku perilaku dandan kepercayaan ibu tentang kesehatan dan mempengaruhi status imunisasi. 'asalah kepercayaan ibu tentang kesehatan dan mempengaruhi status imunisasi. 'asalah pengertian
pengertian dan dan keikutsertaan keikutsertaan orang orang tua tua dalam dalam program program imunisasi imunisasi tidak tidak akanakan men
menjadjadi i halhalangangan an yayang ng besbesar ar jikjika a penpendiddidikaikan n yanyang g memmemadaadai i tententantang g hal hal ituitu diberikan.
diberikan.
*alam hal ini peran orang tua" khususnya ibu menjadi sangat penting" *alam hal ini peran orang tua" khususnya ibu menjadi sangat penting" karena orang terdekat dengan bayi dan anak adalah ibu. *emikian juga tentang karena orang terdekat dengan bayi dan anak adalah ibu. *emikian juga tentang pendidikan
pendidikan dan dan pengetahuan pengetahuan ibu. ibu. endidikan endidikan dan dan pengetahuan pengetahuan ibu ibu akanakan mempe
mempengarungaruhi hi kelenkelengkapan imunisasgkapan imunisasi i dasar pada dasar pada bayi dan bayi dan anak" sehingga dapatanak" sehingga dapat me
mempmpenengagaruruhi hi stastatutus s imimununisaisasinsinyaya. . 'a'asalsalah ah pepengngertertianian" " pepemamahahamaman n dadann kepatuhan ibu dalam program imunisasi bayinya tidak akan jadi halangan yang kepatuhan ibu dalam program imunisasi bayinya tidak akan jadi halangan yang besar
besar jika jika pendidikan pendidikan dan dan pengetahuan pengetahuan yang yang memadai memadai tentang tentang hal hal itu itu diberikan.diberikan. (Arsunan" #$$8)
Selain peran orang tua juga tidak dapat dipungkiri baha hampir semua kegiatan pelayanan osyandu tidak akan berjalan dengan baik tanpa kehadiran kader sebagai tenaga sukarela. Kader inilah sebenarnya yang menjadi rohnya osyandu. eran kader pada hari buka osyandu sangat besar karena lancar tidaknya penyelenggaraan kegiatan osyandu ditentukan sejauhmana kemampuan dan keaktifan kader melaksanakan fungsinya serta membangun kerjasama baik sesama kader maupun terhadap pembina dan kelompok sasaran osyandu. 'engingat begitu strategisnya keberadaan kader maka untuk lebih optimalnya dalam memberikan pelayanan" pemerintah memprogramkan pemberian pelatihan kader. (Bapenas" #$$?)
!amun kenyataan di lapangan menunjukkan masih ada osyandu yang mengalami keterbatasan kader" yaitu tidak semua kader aktif dalam setiap kegiatan osyandu sehingga pelayanan tidak berjalan lancar. Keterbatasan kader disebabkan adanya kader drop out karena lebih tertarik bekerja di tempat lain yang memberikan keuntungan ekonomis" kader pindah karena ikut suami" dan juga setelah bersuami tidak mau lagi menjadi kader" kader sebagai relaan merasa jenuh dan tidak adanya penghargaan kepada kader yang dapat memotivasi mereka untuk bekerja dan faktor&faktor lainnya seperti kurangnya pelatihan serta adanya keterbatasan pengetahuan dan pendidikan yang seharusnya dimiliki oleh seorang kader" karena berdasarkan penelitian sebelumnya kader yang direkrut oleh staf uskesmas kebanyakan hanya berpendidikan sampai tingkat S-4A dengan pengetahuan yang sangat minim dan umumnya tidak bekerja (!ain" #$$?).
Berdasarkan data *inas Kesehatan Kabupaten 4akalar diperoleh jumlah kader osyandu 1$%6 yang tersebar di 6$8 osyandu" namun yang aktif hanya 3,#8 orang (?8"117). Sedangkan untuk kecamatan 4amalanrea tahun #$$8 memiliki kader osyandu dengan jumlah kader yang aktif #38 orang (8%"?37) (*inas Kesehatan Kabupaten 4akalar" #$$?).
Imunisasi B/; dilakukan sekali pada bayi usia $&22 bulan" lalu *4 diberikan tiga kali pada bayi usia #&22 bulan dengan interval minimal empat minggu. Imunisasi polio diberikan empat kali pada bayi $&22 bulan dengan interval minimal empat minggu. Sedangkan campak diberikan satu kali pada bayi usai 6&22 bulan. 4erakhir" imunisasi hepatitis B harus diberikan tiga kali pada bayi usia 2&22 bulan" dengan interval minimal empat minggu (*epkes +I" #$$,).
Imunisasi harus diberikan berkali&kali dengan jangka aktu tertentu" orang tua kerap lupa dan harus mencatat dalam dokumen kesehatan anak yang biasanya diberikan oleh bidan" baik di tempat praktik atau di rumah sakit. >ika orang tua teledor" bisa&bisa dokumen kesehatan pun terselip (*epkes +I" #$$,).
+ata&rata angka imunisasi di Indonesia hanya %# persen. Artinya" angka di beberapa daerah sangat rendah. Ada sekitar #.1$$ anak di Indonesia meninggal
setiap hari termasuk yang meninggal karena sebab&sebab yang seharusnya dapat dicegah. 'isalnya tuberculosis" campak" pertussis" dipteri dan tetanus. CIni merupakan tragedi yang mengejutkan dan tidak seharusnya terjadi. 'asalah ini mencerminkan masalah&masalah sistem dari tingkat kabupaten ke baah. Sekaligus juga mencerminkan perlunya pendanaan yang sesuai di tingkat nasional untuk mendukung dan mempertahankan pengaasan program imunisasi di
Indonesia. :abah polio yang baru saja terjadi merupakan krisis kesehatan yang berdampak global. Ini merupakan contoh yang baik mengapa beberapa program tidak boleh dibiarkan gagal karena kurangnya dana dan kapasitas sumber daya manusia pada pelaksanaannya" Ckata *r. ;ianfranco +otigliano" Kepala erakilan !I/0 di Indonesia (!I/0" #$$,).
*ata yang diperoleh penulis" pencapaian imunisasi di :ilayah Kerja uskesmas atalassang dari 6,# bayi adalah sebagai berikut B/; ??"17" *4=5B3 ,,"#7" /ampak ,1"17 dan olio 1 ,$"37 ('edical +ecord K' atalassang" #$$?).
Berdasarkan hal tersebut di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul C5ubungan antara pengetahuan" tingkat pendidikan" dan peran kader osyandu terhadap pemberian imunisasi pada bayi di ilayah kerja
uskesmas atalassang Kabupaten 4akalarC. $ Ru'usan (asa%ah
Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut diatas" dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut
CAdakah hubungan antara pengetahuan" tingkat pendidikan" dan peran kader osyandu terhadap pemberian imunisasi pada bayi di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalarDC
C$ Tu)uan Pene%itian 1$ Tu)uan #'u'
ntuk mengetahui hubungan antara pengetahuan" tingkat pendidikan dan peran kader osyandu terhadap pemberian imunisasi pada bayi di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar.
2$ Tu)uan *husus
a. ntuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu terhadap pemberian imunisasi pada bayi di :ilayah Kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar.
b. ntuk mengetahui hubungan tingkat pendidikan ibu terhadap imunisasi pada bayi di :ilayah Kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar.
c. ntuk mengetahui hubungan peranan kader osyandu terhadap pemberian imunisasi pada bayi di :ilayah Kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar.
!$ (an+aat Pene%itian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah 2. Bagi Instansi enelitian
5asil penelitian ini merupakan suatu masukan bagi pihak uskesmas setempat untuk lebih meningkatkan kinerja stafnya dan juga kadar kesehatan yang dimilikinya dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanannya kepada seluruh bayi terutama dalam memantau cakupan imunisasi.
#. Bagi Ibu Bayi
5asil penelitian ini kiranya dapat meningkatkan pemahaman dan aasan ibu mengenai hubungan antara pendidikan" pengetahuan" dan peran kader osyandu terhadap pemberian imunisasi pada bayi.
5asil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan ilmiah dan bahan bacaan untuk penelitian lebih lanjut yang berkenaan dengan imunisasi pada bayi.
1. Bagi eneliti
Sebagai latihan dan pengalaman berharga bagi peneliti untuk mengetahui hubungan pendidikan pengetahuan ibu" dan peranan kader osyandu terhadap pemberian imunisasi pada bayi.
A II
TINA#AN P#STA*A
A$ Tin)auan #'u' Tentan& I'unisasi Pa-a ayi 1$ Pen&ertian i'unisasi
a. Imunisasi adalah cara untuk mencegah agar anak terhindar dari cacat atau penyakit yang mematikan dengan biaya efektif. /ara ini dapat pula merangsang perkembangan sistem&sistem kesehatan dan menggambarkan investasi ekonomi yang bagus. Apalagi hal ini memberi kontribusi kesehatan yang lebih baik dan juga mengurangi kemiskinan (!I/0" #$$$).
b. Suatu usaha memberikan vaksin tertentu kedalam tubuh untuk menghasilkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit =virus tersebut (Admin" #$$%).
c. Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunitas) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit. Istilah kekebalan dihubungkan dengan perlindungan terhadap suatu penyakit tertentu. Imunitas atau kekebalan terdiri atas imunitas pasif yaitu tubuh tidak membentuk imunitas" tetapi menerima imunitas sedangkan pada imunitas aktif tubuh membentuk kekebalan sendiri (*epkes" #$$$).
d. Imunisasi adalah pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya dari beberapa penyakit tertentu. Imunisasi merupakan upaya untuk mencegah penyakit
leat peningkatan kekebalan tubuh seseorang (Khalidatunnur E 'aeta ' #$$%). 2$ Siste' *ekeba%an Tubuh
'enurut Supartini (#$$1) ada dua jenis kekebalan tubuh yaitu pasif dan aktif.
a. Kekebalan=imunitas pasif adalah pemberian antibodi yang berasal dari hean atau manusia kepada manusia lain dengan tujuan memberi perlindungan terhadap penyakit infeksi yang bersifat sementara karena antibodi dasar akan berkurang
setelah beberapa minggu atau bulan (*epkes" #$$$). 'enurut Supartini (#$$1) ada dua kekebalan pasif yaitu 2) 'enurut terbentuknya
a) Kekebalan pasif baaan (passive congenitao yang terdapat pada neonatus sampai dengan usia enam bulan. yang di dapat dari ibu yang berupa antibodi melalui vaskularisasi pada plasenta" misalnya difteri" tetanus" campak.
b) Kekebalan pasif didapat (passive AcFuired) merupakan imunitas temporer yang ditransmisikan dari sumber lain berupa gamaglobulin dan anti serum dari plasma
darah yang memiliki imunitas" dapat digunakan dalam keadaan darurat untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit. Ketika resiko terjangkit suatu penyakit tertentu cukup besar dan saat tersebut bukan aktu yang tepat bagi seseorang untuk membentuk imunitas aktif yang memadai" misalnya campak. tetanus" gigitan ular berbisa" rabies.
#) 'enurut lokalisasi dalam tubuh a) Imunitas humoral (humoral imunity)
roduksi antibodi oleh limfosit B dilepas kedalam aliran -ah dan berdiam di dalam plasam atau fraksi darah yang berupa ca<an. Imunits ini terdapat dalam Imunoglobulin yaitu lg ;" A dan '.
b) Imunitas seluler stimulasi limfosit yang berada dalam nodus limfatikus untuk menjadi sel yang akan menyerang langsung (fagositosis) mikroba dan bukan menyerang leat antibodi.
b. Kekebalan=imunitas aktif terjadi apabila terjadi stimulus Csistem imunitasC yang menghasilkan antibodi dan kekebalan seluler yang bertahan lebih lama dibanding kekebalan pasif (*epkes" #$$$).
'enurut Supartini (#$$1) ada dua jenis kekebalan aktif
2) Kekebalan aktif didapat secara alami (naturally acFuired) misalnya anak&anak yang terkena difteri atau poliomielitis kemudian menjadi sembuh selanjutnya kebal terhadap penyakit tersebut.
#) Kekebalan aktif yang sengaja dibuat yang dikenal dengan imunisasi dasar dan ulangan (booster) berupa pemberian vaksin (misalnya cacar dan polio) yang kumannya masih hidup tapi kumannya sudah dilemahkan. Karena itu imunisasi
juga disebut vaksinasi yang berarti memasukkan vaksin kedalam tubuh agar membuat <at anti untuk mencegah penyakit tersebut.
*epkes (#$$$) menetapkan baha ada tujuh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yaitu tuberculosis" difteri" pertusis" tetanus" poliomielitis" campak dan hepatitis. >enis jenis imunisasi yang dapat mencegah penyakit ini adalah B/; untuk mencegah penyakit 4uberculosis" *4 untuk mer.cengah penyakit *ifteri" ertusis dan 4etanus" olia untuk mencegah penyakit oliomielitis" 5epatitis untuk mencegah penyakit 5epatitis B dan campak untuk mencegah penyakit campak.
3$ Cara, !osis -an Pe'berian I'unisasi
'enurut *epkes (#$$$) cara" dosis pemberian imunisasi yaitu
a. B/; diberikan 2 kali" disuntikkan secara intrakutan tepat di insersio muskulus deltoideus kanan dengan dosis $"$, cc pada umur $&22 bulan (sebaiknya sebelum umur # bulan).
b. *4 diberikan 3 kali (selang aktu pemberian 1 minggu)" disuntikkan secara intramuskuler dengan dosis $", cc pada umur #&22 bulan.
c. olio diberikan 1 kali (selang aktu pemberian 1 minggu) diteteskan di mulut dengan dosis # tetes pada umur $&22 bulan.
d. 5epatitis diberikan 3 kali (selang aktu pemberian 1 minggu) disuntikkan secara intramuskuler pada paha bagian luar dengan dosis $", cc pada umur $&22 bulan e. /ampak diberikan 2 kali disuntikkan secara subkutan" biasanya dilengan kiri atas
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemberian imunisasi adalah pengetahuan orang tua tentang status kesehatan anak saat ini" pengalaman=reaksi terhadap imunisasi yang pernah di dapat sebelumnya" penyakit yang dialami pada masa lalu dan sekarang. Selain itu orang tua juga harus mengerti tentang hal&hal yang berkaitan dengan penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi dan efek samping yang mungkin timbul setelah imunisasi. 9rang tua juga harus memahami dengan baik baha imunisasi adalah salah satu tindakan untuk mencegah penyakit.
Berikut ini penjelasan mengenai beberapa vaksin yang sering diberikan pada anak
a. Imunisasi B/;
enularan penyakit 4B/ terhadap seorang anak dapat terjadi karena terhirupnya percikan udara yang mengandung kuman 4B/. Kuman ini dapat menyerang berbagai organ tubuh" seperti paru&paru (paling sering terjadi)" kelenjar getah bening" tulang" sendi" ginjal" hati" atau selaput otak (yang terberat). emberian imunisasi B/; sebaiknya dilakukan pada bayi yang baru lahir sampai usia 2# bulan" tetapi imunisasi ini sebaiknya dilakukan sebelum bayi berumur # bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja. Bila pemberian imunisasi ini Cberhasil"C maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan timbul benjolan kecil. Karena luka suntikan meninggalkan bekas" maka pada bayi perempuan" suntikan sebaiknya dilakukan di paha kanan atas. Biasanya setelah
suntikan B/; diberikan" bayi tidak menderita demam. b. Imunisasi *4
Kuman difteri sangat ganas dan mudah menular. ;ejalanya adalah demam tinggi dan tampak adanya selaput putih kotor pada tonsil (amandel) yang dengan cepat meluas dan menutupi jalan napas. Selain itu racun yang dihasilkan kuman difteri dapat menyerang otot jantung" ginjal" dan beberapa serabut saraf. +acun dari kuman tetanus merusak sel saraf pusat tulang belakang" mengakibatkan kejang dan kaku seluruh tubuh. ertusis (batuk 2$$ hari) cukup parah bila menyerang anak bayi" bahkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian. *i Indonesia vaksin terhadap difteri" pertusis" dan tetanus terdapat dalam 3 jenis kemasan" yaitu kemasan tunggal khusus untuk tetanus" bentuk kombinasi *4" dan kombinasi *4. Imunisasi dasar *4 diberikan 3 kali" yaitu sejak bayi berumur # bulan dengan selang aktu penyuntikan minimal selama 1 minggu. Suntikan pertama tidak memberikan perlindungan apa&apa" itu sebabnya suntikan ini harus diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi ulang pertama dilakukan pada usia 2 & # tahun atau kurang lebih 2 tahun setelah suntikan imunisasi dasar ke&3. Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 8 tahun atau kelas 2 S*. ada saat kelas 8 S* diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin *4 (tanpa ). +eaksi yang terjadi biasanya demam ringan" pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan selama I&# hari. Imunisasi ini tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan yang menderita kejang demam kompleks
c. Imunisasi olio
;ejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak lumpuh pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama #&, hari. 4erdapat # jenis vaksin yang beredar" dan di Indonesia yang umum diberikan
adalah vaksin Sabin (kuman yang dilemahkan). /ara pemberiannya melalui mulut. *i beberapa negara dikenal pula 4etravaccine" yaitu kombinasi *4 dan polio. Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir atau berumur beberapa hari dan selanjutnya diberikan setiap 1&8 minggu. emberian vaksin polio dapat dilakukan bersamaan dengan B/;" vaksin hepatitis B" dan *4. Imunisasi ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang *4.
d. Imunisasi /ampak
enyakit ini sangat mudah menular. ;ejala yang khas adalah timbulnya bercak&bercak merah di kulit setelah 3&, hari anak menderita demam" batuk" atau pilek. Bercak merah ini mula&mula timbul di pipi yang menjalar ke muka" tubuh" dan anggota badan. Bercak merah ini akan menjadi coklat kehitaman dan menghilang dalam aktu %&2$ hari. ada stadium demam" penyakit campak sangat mudah menular. Sedangkan pada anak yang kurang gi<i" penyakit ini dapat diikuti oleh komplikasi yang cukup berat seperti radang otak (encephalitis)" radang paru" atau radang saluran kencing. Bayi baru lahir biasanya telah mendapat kekebalan pasif dari ibunya ketika dalam kandungan dan kekebalan ini bertahan hingga usia bayi mencapai 8 bulan. Imunisasi campak diberikan kepada anak usia 6 bulan. Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. !amun adakalanya terjadi demam ringan atau sedikit bercak merah pada pipi di baah telinga" atau pembengkakan pada tempat suntikan
e. Imunisasi 5epatitis B
/ara penularan hepatitis B dapat terjadi melalui mulut" transfusi darah" dan jarum suntik. ada bayi" hepatitis B dapat tertular dari ibu melalui plasenta semasa
bayi dalam kandungan atau pada saat kelahiran. irus ini menyerang hati dan dapat menjadi kronik=menahun yang mungkin berkembang menjadi cirrhosis (pengerasan) hati dan kanker hati di kemudian hari. Imunisasi dasar hepatitis B diberikan 3 kali dengan tenggang aktu 2 bulan antara suntikan pertama dengan kedua" dan tenggang aktu , bulan antara suntikan kedua dan ketiga. Imunisasi ulang diberikan , tahun setelah pemberian imunisasi dasar.
.$ *ontrain-ikasi Pe'berian I'unisasi
'enurut Supartini (#$$1) ada beberapa kondisi yang menjadi pertimbangan untuk tidak dapat memberikan imunisasi pada yaitu
a. 0lu berat atau panas tinggi dengan penyebab yang serius.
b. erubahan pada sistem imun yang tidak dapat menerima vaksin virus yang hidup. c. Sedang dalam pemberian obat&obatan yang menekan sistem imun" seperti
sitostatika" transfusi darah" dan imunoglobulin.
d. +iayat alergi terhadap pemberian vaksin sebelumnya seperti pertussis. /$ E+ek Sa'pin& Pe'berian I'unisasi
'enurut Suroso (#$$3) efek samping yang dapat timbul akibat imunisasi adalah B/; dapat menimbulkan perubahan arna kulit pada tempat penyuntikan yang akan berubah menjadi pustula kemudian pecah menjadi ulkus dan akhirnya menyembuh spontan dalam aktu ? & 2# minggu dengan meninggalkan jaringan perut" reaksi lainnya adalah berupa pembesaran kelenjar ketiak atau bagian leher" bila diraba akan terasa padat dan bila ditekan tidak terasa sakit. *4 dapat menimbulkan demam" nyeri" dan bengkak pada permukaan kulit yang dapat diatasi cukup dengan memberikan obat penurun panas.
$ (an+aat i'unisasi
'anfaat imunisasi antara lain
a. ntuk Anak mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit" dan kemungkinan cacat atau kematian.
b. ntuk Keluarga menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit. 'endorong pembentukan keluarga apabila orang tua yakin baha anaknya akan menjalani masa kanak&kanak yang nyaman.
c. ntuk !egara memperbaiki tingkat kesehatan" menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan negara.
$ Te'pat pe%ayanan i'unisasi
4empat&tempat untuk mendapatkan imunisasi adalah a. *i os elayanan 4erpadu (osyandu).
b. *i uskesmas" +umah Sakit Bersalin" BKIA atau +umah Sakit emerintah. c. *i raktek *okter=Bidan atau +umah Sakit Sasta. (*epKes" #$$$)
$ Tin)auan #'u' Tentan& "ubun&an antara pen&etahuan, tin&kat pen-i-ikan -an peran ka-er Posyan-u terha-ap pe'berian i'unisasi pa-a bayi$
1$ Pen&etahuan Ibu
Saat ini banyak orang tua yang enggan melakukan imunisasi karena berbagai informasi yang beredar di masyarakat mengenai efek samping vaksinasi yang dapat terjadi" misalnya vaksinasi ''+ menyebabkan autisme" beberapa vaksinasi menyebabkan sindroma kematian" bayi mendadak (sudden infant death
syndrome)" kadar thimerosal (<at pengaet) yang terdapat dalam vaksin begitu tinggi sehingga bisa menyebabkan keracunan merkuri" dan lain sebagainya. Informasi&informasi tersebut menyebabkan penurunan drastis jumlah bayi&bayi yang mendapatkan imunisasi dan secara langsung menyebabkan jumlah penderita infeksi kembali meningkat. 4ernyata pendapat&pendapat tersebut tidak berdasarkan bukti&bukti ilmiah" hanya berupa dugaan belaka. Berbagai penelitian
yang telah dilakukan tidak menemukan hubungan secara langsung kejadian& kejadian tersebut dengan pemberian vaksinasi. Selain itu" berbagai teknologi terus dikembangkan untuk membuat vaksin yang lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping.
engetahuan merupakan hasil dari tahu" dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. engindraan terjadi melalui panca indra manusia" yakni indra penglihatan" pendengaran" penciuman" rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. engetahuan adalah pembentukan pemikiran assosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau pikiran lain berdasarkan pengalaman yang berulang&ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab
akibat) yang universal. (!gatimin" 266$ )
engetahuan adalah salah satu komponen dari perilaku yang menurut "loom termasuk dalam kognitif dominant" yakni bagaimana terjadinya proses menjadi tahu. Kognitf dominant terdiri dari enam" tingkatan penerimaan terhadap suatu inovasi" yaitu
4ahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. 4ermasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b# 'emahami (comprehension)
'emahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar objek yang dapat diketahui dan dapat maniprestasikan materi tersebut secara benar.
c# Aplikasi (aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi yang kondisi riil (sebenarnya).
d# Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen&komponen" tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e# Sintesis ( synthesis )
Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian&bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. f# valuasi (evaluation)
valuasi ini diartikan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. (!otoadmodjo S" #$$3)
2$ Pen-i-ikan Ibu
endidikan adalah suatu proses belajar yang memberikan latar belakang G berupa pengajaran kepada manusia untuk dapat berfikir secara objektif dan memberikan kemampuan baginya untuk dapat menilai apakah kebudayaan masyarakatnya dapat diterima atau tidak mengakibatkan seseorang dalam masyarakat memiliki faktor penentu yang dapat menjadi pendorong bagi perubahan tingkah laku. endidikan diartikan sebagai tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan" kebiasaan" sikap dan sebagainya. endidikan dapat berlangsung secara informal dan nonformal disamping secara formal seperti di Sekolah" 'adrasah" dan institusi&institusi lainnya. endidikan formal adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur" sistematis" bertingkat" dan dengan mengikuti syarat&syarat yang jelas dan ketat" mulai dari tingkat 4K sampai perguruan tinggi" pendidikan dengan S' ke baah masih dikategorikan kurang dan S'A keatas dianggap baik. (!gatimin" 266$). 3$ Peran *a-er Posyan-u
Bagi petugas kesehatan di harapkan harus selalu siap untuk menjelaskan atau menyiapkan ruangan konsultasi imunisasi di pusat kesehatan. Brosur tentang imunisasi harus diperbanyak dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti dan disesuaikan dengan taraf pendidikan orang tua khususnya ibu&ibu. 9rganisasi nonprofit harus membantu ha2 ini. ada umumnya masyarakat yang sudah semakin maju memerlukan informasi atau haus akan penjelasan berbagai
hal khususnya kesehatan mereka" kesehatan anaknya" termasuk status imunisasinya.
paya agar masyarakat berperilaku atau mengadopsi perilaku kesehatan dengan cara pesuasi" bujukan" himbauan" ajakan" memberikan bentuk intervensi atau upaya yang ditujukan kepada perilaku" agar perilaku tersebut kondusif untuk kesehatan. *engan perkataan lain pendidikan kesehatan mengupayakan agar perilaku individu" kelompok" atau masyarakat mempunyai pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Agar intervensi atau upaya tersebut efektif" maka sebelum dilakukan intervensi perlu dilakukan diagnosis atau analisis terhadap masalah perilaku tersebut. 'enurut ;reen" perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama" yaitu
a. 0aktor&faktor predisposisi (predisposing factors)
0aktor&faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan" tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal&hal yang berkaitan dengan kesehatan" sistem nilai yang dianut masyarakat" tingkat pendidikan" tingkat sosial ekonomi" dan sebagainya. Ikhal ini dapat dijelaskan sebagai berikut. ntuk berperilaku kesehatan misalnya pemeriksaan kesehatan bagi Ibu hamil diperlukan pengetahuan dan kesadaran ibu tersebut tentang manfaat periksa hamil" baik bagi kesehatan ibu sendiri dan janinnya. *isamping itu" kadang& kadang kepercayaan" tradisi dan sistem nilai masyarakat juga dapat mendorong atau menghambat ibu untuk periksa hamil. 'isalnya" orang hamil tidak boleh disuntik (periksa hamil termasuk memperoleh suntikan anti tetanus)" karena
suntikan bisa menyebabkan anak cacat. 0aktor&faktor ini terutama yang positif mempermudah terujudnya perilaku" maka sering disebut faktor pemudah.
b. 0aktor&faktor pemungkin (enambling factors)
0aktor&faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat" misalnya air bersih" tempat pembuangan sampah" tempat pembuangan tinja" ketersediaan makanan yang bergi<i" dan sebagainya. 4ermasuk juga fasilitas pelayanan kesehatan seperti uskesmas" rumah sakit" poliklinik" osyandu" polindes" pos obat desa" dokter atau bidan praktek sasta" dan sebagainya. ntuk berperilaku sehat" masyarakat memerlukan sarana dan prasarana pendukung" misalnya perilaku pemeriksaan kehamilan. Ibu hamil yang mau periksa hamil tidak hanya karena ia tahu dan sadar manfaat periksa hamil saja" melainkan ibu tersebut dengan mudah harus dapat memperoleh fasilitas atau tempat periksa hamil" misalnya uskesmas" polindes" bidan praktek" ataupun rumah sakit. 0asilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terujudnya perilaku kesehatan" maka faktor&faktor ini disebut faktor pendukung atau faktor pemungkin.
c. 0aktor&faktor penguat (reinforcing factors)
0aktor&faktor ini meliputi sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma)" tokoh agama (toga)" sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. 4ermasuk juga di sini undang&undang" peraturan&peraturan baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang terkait dengan kesehatan. ntuk berperilaku sehat" masyarakat kadang&kadang bukan hanya perlu pengetahuan dan sikap politik" dan dukungan fasilitas saja" melainkan diperlukan perilaku contoh (acuan)
dari para tokoh masyarakat" tokoh agama" para petugas" lebih&lebih para petugas kesehatan. *isamping itu undang&undang juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut. Seperti perilaku periksa hamil" serta kemudahan
memperoleh fasilitas periksa hamil" juga diperlukan peraturan atau perundang& undangan yang mengharuskan ibu hamil melakukan periksa hamil.
9leh sebab itu intervensi pendidikan hendaknya dimulai mendiagnosis 3 faktor penyebab (determinan) tersebut kemudian intervensinya juga diarahkan terhadap 3 faktor tersebut. endekatan ini disebut model recede" yakni predisposing" reinforcing and enabling cause in education diagnosis and
evaluation.
Apabila konsep Blum" yang menjelaskan baha derajat kesehatan itu dipengaruhi oleh 1 faktor utama" yakni lingkungan" perilaku" pelayanan kesehatan" dan turunan (hereditas)" maka pendidikan (promosi) kesehatan adalah sebuah intervensi terhadap faktor perilaku (konsep ;reen)" maka kedua konsep tersebut dapat diilustrasikan seperti pada bagan hubungan Status Kesehatan" erilaku" dan endidikan Kesehatan. Adapun peran kader dalam penyelenggaraan osyandu menurut *epkes +I 266, meliputi
2) 'emberitahukan hari dan jam buka osyandu kepada ibu pengguna osyandu (ibu hamil" ibu yang mempunyai bayi dan anak bayi serta ibu usia subur) sebelum hari buka osyandu.
#) 'enyiapkan peralatan untuk penyelenggaraan osyandu sebelum osyandu dimulai seperti timbangan" buku catatan" K'S" alat peraga penyuluhan" dan lain& lain.
3) 'elakukan pendaftaran bayi" bayi" ibu hamil dan usia subur yang hadir di osyandu.
1) 'elakukan penimbangan bayi dan bayi" mencatat hasil penimbangan ke dalam Kartu 'enuju Sehat (K'S) sesuai dengan permasalahan yang dihadapi ibu yang bersangkutan.
,) 'elakukan penyuluhan perorangan kepada ibu&ibu di meja I" dengan isi penyuluhan sesuai dengan permasalahan yang dihadapi ibu yang bersangkutan. 8) 'elakukan penyuluhan kelompok kepada ibu&ibu sebelum meja I atau setelah
meja (kalau diperlukan).
%) 'elakukan kunjungan rumah khususnya pada ibu hamil" ibu yang mempunyai bayi dan bayi serta pasangan usia subur" untuk menyuluh dan mengingatkan agar
datang ke osyandu. (nicef. #$$$).
C$ *eran&ka *onsep
!$ "ipotesa
1$ "ipotesa No% "o
a. 4idak ada hubungan antara tingkat pengetahuan Ibu dengan pemberian imunisasi pada bayi.
b. 4idak ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi pada bayi.
c. 4idak ada hubungan antara peran kader osyandu dengan pemberian imunisasi pada bayi.
2$ "ipotesa A%ternati+ "a
a. Ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan pemberian i munisasi pada bayi. b. Ada hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi pada
bayi.
c. Ada hubungan antara peran kader osyandu dengan pemberian imunisasi pada bayi.
A III
(ETO!OLO4I PENELITIAN
A$ !esain Pene%itian -an *eran&ka *er)a Pene%itian
ada penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan /ross &ectional# enelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi melalui pemberian kuesioner pada ibu&ibu yang memiliki anak bayi yang berada dalam ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar yang sampelnya telah ditentukan berdasarkan pengambilan sampel secara tehnik Convenience &ling (&ling 'ccidental), kemudian dilakukan analisis untuk mencari ada tidaknya hubungan antara tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu"
dan peran kader osyandu terhadap pemberian imunisasi pada bayi.(Sugiyono" #$$8).
$ Popu%asi -an Sa'pe%
2. opulasi dalam penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak yang termasuk kategori usia bayi ($&2# Bulan) pada :ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar saat penelitian dilakukan.
#. Sampel
Sampel penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki anak bayi yang berada pada ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar selama penelitian berlangsung. engambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
rumus perkiraan besar sampel (Sugiyono" #$$8)
Keterangan
n erkiraan jumlah sampel
! erkiraan populasi
H !ilai Standar ! (2"68)
p erkiraan roposri" jika tidak diketahui dianggap $"2
d 4ingkat Ketelitian
Adapun kriteria sampel yang dimaksud adalah Kriteria Inklusi
a. Semua ibu yang memiliki anak bayi yang memiliki K'S
b. Semua ibu yang memiliki anak berada pada ilayah kerja " uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar.
c. Ibu yang mampu membaca dan menulis d. Ibu bersedia menjadi responden
Kriteria ksklusi
a. Ibu yang tidak memiliki anak bayi
b. Ibu yang memiliki anak bayi namun tidak berada dalam ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar.
c. Ibu tidak mampu membaca dan menulis sehingga mempersulit untuk mengisian kuesioner.
d. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
C$ !e+inisi Operasiona% 1$ 5ariabe% In-epen-ent
a. 4ingkat pengetahuan ibu ang dimaksud dengan pengetahuan ibu dalam penelitian ini adalah pengetahuan ibu tentang manajemen imunisasi. *imana setiap pertanyaan yang dijaab a mendapat skor 2 dan jaaban tidak mendapat skor $ Kriteria objektif
2) Baik bila responden menjaab pertanyaan dengan skor nilai J %,7 #) Kurang bila responden menjaab pertanyaan dengan skor nilai %,7
b. 4ingkat endidikan ibu
ang dimaksud dengan pendidikan ibu dalam penelitian ini adalah tahapan&tahapan kegiatan yang mengubah sikap dan perilaku ibu melalui upaya belajar yang diperoleh dari lembaga pendidikan formal yang telah diikuti oleh
responden yang ditandai dengan ija<ah yang dimiliki. Kriteria 9byektif
endidikan tinggi bila pendidikan terakhir ibu tamat S'A atau perguruan tinggi. endidikan rendah bila pendidikan terakhir ibu tidak tamat S*=S'.
c. eran kader osyandu
ang dimaksud peran kader osyandu dalam penelitian ini adalah kesiapan atau kehadiran dari kader osyandu untuk membantu menjelaskan atau menyiapkan konsultasi dan pendidikan kesehatan tentang imunisasi di pusat kesehatan pada ibu&ibu yang memiliki bayi dimana keberadaannya sangat dirasakan. *imana setiap pertanyaan yang dijaab a mendapat skor 2 dan jaaban 4idak mendapat skor $
Kriteria 9byektif
Berperan B ila i bu menganggap k eberadaan k ader osyandu s angat m embantu d alam pemberian imunisasi pada bayi terutama dari kelengkapan imunisasinya dimana
skor nilai yang diperoleh L 8$7 dengan jumlah point L 8.
4idak berperan Bila ibu menganggap keberadaan kader osyandu kurang atau tidak membantu dalam pemberian imunisasi pada bayi terutama dari kelengkapan imunisasinya dimana skor nilai yang diperoleh 8$7 dengan jumlah point 8
2$ 5ariabe% !epen-ent emberian imunisasi
'aksud dari pemberian imunisasi dalam penelitian ini adalah imunisasi yang seharusnya sudah diberikan pada bayi sesuai dengan usia bayi itu sendiri sejak lahir sampai dilaksanakannya penelitian.
Kriteria 9byektif
4idak *iberikan jika anak bayi belum mendapatkan salah satu jenis imunisasi atau lebih yang seharusnya telah ia dapatkan melihat dari usia yang telah dimilikinya.
4elah diberikan jika anak bayi telah mendapatkan imunisasi yang seharusnya telah ia dapatkan sesuai usia yang telah dimilikinya.
!$ Instru'en Pene%itian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara menyebarkan kuesioner untuk mengetahui variabel independen (pengetahuan" tingkat pendidikan dan peran kader osyandu). Sedangkan variabel dependent menggunakan lembar observasi untuk melihat kelengkapan imunisasi sesuai usia bayi yang mengacu pada jadal pemberian imunisasi yang direkomendasikan
oleh I*AI ( Ikatan *okter Anak Indonesia" #$$1). E$ Cara Pen&u'pu%an !ata
2. *ata primer" diperoleh dengan cara menyebarkan kuesioner pada ibu&ibu yang berkunjung ke uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar" sementara untuk pemberian imunisasi digunakan lembar observasi yang diisi langsung oleh peneliti.
#. *ata sekunder" diperoleh dari uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar 6$ Pen&o%ahan -an Ana%isa !ata
Setelah data terkumpul kemudian ditabulasi dalam tabel sesuai dengan variabel yang hendak diukur. engolahan data dilakukan melalui tahap
2. diting
diting atau pengguntingan data mulai pada saat penelitian yakni memeriksa semua kuesioner yang telah diisi" mengenai kekurangan cara pengisian" selanjutnya setelah pelaksanaan penelitian dilaporkan" dilakukan pengolahan data.
#. Koding
Koding atau pengkodean kuesioner merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengisi daftar kode yang disediakan pada kuesioner sesuai dengan jaaban yang diisi dari laporan" selanjutnya dibuat daftar variable sesuai dengan yang ada dalam instrumen penelitian. Apabila ada variable yang diperlukan dalam instrumen penelitian maka tidak lagi dimasukkan di dalam daftar variabel. Selanjutnya untuk mempermudah pemasukan data maka dibuat formulir koding kemudian hasil koding siap untuk dimasukkan ke dalam komputer.
3. 4abulasi
Setelah selesai pembuatan kode" selanjutnya dilakukan pengolahan data kedalam satu tabel menurut sifat&sifat yang dimiliki untuk memudahkan penganalisaan data. ji statistik yang digunakan adalah nivariat dan Bivariat
dengan serta menggunakan jasa perangkat komputer. 1. Analisa *ata
*ilakukan terhadap variabel penelitian untuk melihat tampilan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap&tiap variabel.
b. Analisis Bivariat
ntuk melihat hubungan dari tiap variabel dengan menggunakan uji statistik Kai&Kuadrat dengan tingkat kemaknaan p a ($"$,) dengan rumus
Keterangan
M# N Kai kuadrat (hubungan variabel dependen dan variabel
independen)
fo N 0rekuensi observasi (nilai observasi)
fh N 0rekuensi yang diharapkan di hitung (nilai sampel)
Σ N >umlah
4$ Etika Pene%itian
*alam melakukan penelitian" peneliti memandang perlu adanya rekomendasi dari pihak institusi atau pihak lain dengan mengajukan permohonan i<in kepada instansi tempat penelitian dalam hal ini Kepala uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar.
Setelah mendapat persetujuan barulah dilakukan penelitian dengan menekankan masalah etika penelitian yang meliputi
-embar persetujuan ini diberikan kepada responden yang akan diteliti yang memenuhi kriteria inklusi dan disertai judul penelitian dan manfaat penelitian. Bila subjek menolak maka peneliti tidak akan memaksakan kehendak
dan tetap menghormati hak&hak subjek. #. 'nonymity (tanpa nama)
ntuk menjaga kerahasiaan peneliti tidak akan mencantumkan nama responden" tetapi lembar tersebut diberikan kode.
3. Confidentiality
Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
A I5
"ASIL PENELITIAN !AN PE(A"ASAN
A. 5asit enelitian
engumpulan data dalam penelitian ini dilakukan di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar. enelitian dilakukan selama 21 hari yaitu dari tanggal #$ 0ebruari sampai dengan $# >anuari #$$6. opulasi pada penelitian ini adalah mencakup semua ibu dan anaknya yang melakukan
Berdasarkan hasil pengolahan data maka berikut ini akan disajikan analisis univariat dan analisis bivariat.
2. Analisis nivariat
Analisis nivariat pada penelitian ini bertujuan untuk melihat distribusi frekuensi dari variabel independen" meliputi pengetahuan ibu" tingkat pendidikan ibu dan peran kader posyandu dan variabel dependen yaitu emberian imunisasi anak batita.
5asil univariat dapat dilihat pada tabel 1.2 sampai dengan tabe21.1 4abe21.2
4abel *istribusi 0rekuensi engetahuan +esponden *i :ilayah Kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar
engetahuan Ibu 0rekuensi ersentase
Baik %$ 81.# Kurang 36 3,"? >umlah 2$6 O 2$$ Sumber *ata rimer
Berdasarkan tabel 1.2 tersebut" melalui kuesioner yang diberikan dari 2$6 responden diperoleh %$ responden (81"#7) yang pengetahuannya baik terkait pemberian imunisasi pada batita dan hanya 36 responden (3,"?7) yang berpengetahuan kurang.
4abel 1.#
4abel *istribusi 0rekuensi 4ingkat endidikan +esponden *i :ilayah Kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar
endidikan Ibu 0rekuensi ersentase
4inggi 1% 13"2
+endah +endah 8# ,8"6
>umlah 2$6 I2$$
Sumber *ata rimer
Berdasarkan tabel 1.# tersebut" melalui kuesioner yang diberikan dari 2$6 responden diperoleh 8# responden (,8"67) yang memiliki tingkat pendidikan rendah dan hanya 1% responden (13"27) yang memiliki tingkat pendidikan tinggi.
4abel 1.3
4abel *istribusi 0rekuensi +esponden 4erhadap eran Kader osyandu *i :ilayah Keria uskesmas Balanpnipa Kabupaten 4akalar
eran Kader osyandu 0rekuensi ersentase
Berperan ?% %6"?
4idak Berperan r
## #$"#
>umlah 2$6 2$$
Sumber *ata rimer
Berdasarkan tabel 1.3 tersebut" melalui kuesioner yang diberikan dari 2$6 responden diperoleh ?% responden (%6"?7) yang menyatakan adanya peranan
kader terhadap pemberian imunisasi pada anak batitanya dan hanya ## responden (#$"#7) yang menyatakan baha kader posyandu tidak berperan terhadap pemberian imunisasi pada anak batitanya.
4abe21.1
4abel *istribusi 0rekuensi +esponden 4erhadap emberian Imunisasi ada Batita *i :ilaya Keria uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar
emberian Imunisasi 0rekuensi ersentase
4elah *iberikan ,6 ,1"2
4idak diberikan ,$ 1,.6
>umlah 2$6 I 2$$
Sumber *ata rimer
Sementara berdasarkan tabel 1.1 tersebut" melalui lembar observasi dan kuesioner yang diberikan dari 2$6 responden diperoleh ,6 responden (,1"27) yang anak batitanya telah diberikan imunisasi sesuai usia anaknya dan hanya ,$ responden (#$"#7) yang anaknya tidak diberikan imunisasi alaupun usia anak batitanya sudah seharusnya diberikan imunisasi sesuai jadal yang semestinya.
#. Analisis Bivariat
ntuk menilai hubungan antara pengetahuan ibu" tingkat pendidikan ibu dan peran kader posyandu dengan pemberian imunisasi di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar maka digunakan uji statistik /hi suare dengan
'aka ketentuan baha pengetahuan ibu" tingkat pendidikan ibu dan peran kader posyandu dikatakan mempunyai hubungan dengan pemberian imunisasi anak batita yang berrnakna bila nilai p $"$,.
a. 5ubungan pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi. 5ubungan variabel ini dapat dilihat pada tabel 1.,
4abel 1.,
5ubungan engetahuan Ibu *engan emberian Imunisasi ada Anak Batita *I :ilavah Keria uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar
emberian Imunisasi engetahuan Ibu 4idak *iberikan *iberikan 4elah *iberikan >umlah p Baik #1 (##"$7) (1#"#7) 18 (1#.#) %$ (81"#7) Kurang 28 (#3"67) (22"67) 23 (22.67) 36 (3,"?7) $"$$2 > u m 2 a h ,$ (1,"67) (,1"27) ,6 (2$$7) 2$6 (2$$7)
Sumber *ata rimer
Berdasarkan tabel 1., diperoleh baha lebih besar responden yang
memperlihatkan pengetahuan yang baik dan anak batitanya telah diberikan imunisasi sesuai umur anak batita tersebut yaitu 18 responden (1#"#7). Sementara hanya #8 responden (#3"67) yang memperlihatkan pengetahuan kurang dan anak batitanya tidak diberikan imunisasi sesuai umurnya.
Berdasarkan hasil uji Chi-suare diperoleh nilai p N $"$$2 yang berarti lebih kecil dari nilai a ($"$,). *engan demikian dapat dikatakan baha
ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi pada anak batita di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar.
b. 5ubungan tingkat pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi. 5ubungan variabel ini dapat dilihat pada tabel 21.8
4abe21.8
5ubungan 4ingkat endidikan Ibu *engan emberian Imunisasi ada Anak Batita *i :ilayah Kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar
endidikan Ibu
emberian Imunisasi >umlah p
4idak *iberikan
*iberikan
4elah *iberikan
4inggi 2,(23"?7) 3# (#6.17) 21% (13"27) $"$22 +endah 3,(3#"27) #% (#1"?7) 8# (,8"67) > u m l a h ,$(1,"67) ,6 (,1"27) 2$6 (2$$7) Sumber *ata rimer
Berdasarkan tabel 1.8 diperoleh baha lebih besar responden yang memperlihatkan tingkat pendidikan yang rendah dan anak batitanya tidak diberikan imunisasi sesuai umur anak batita tersebut yaitu 3, responden (3#"27). Sementara hanya 3# responden (#6"17) yang memperlihatkan tingkat pendidikan tinggi dan anak batitanya diberikan imunisasi sesuai umurnya.
!amun berdasarkan hasil uji Chi-suare diperoleh nilai p N $"$22 yang berarti lebih kecil dari nilai a ($"$,). *engan demikian dapat dikatakan baha ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi pada anak batita di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar.
c. 5ubungan peran kader posyandu dengan pemberian imunisasi. 5ubungan variabel ini dapat dilihat pada tabel 1.%.
4abel 1.%
5ubungan eran Kader osyandu *engan emberian Imunisasi ada Anak Batita *i :ilayah Kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar
eran Kader osyandu
emberian Imunisasi >umlah p 4idak *iberikan 4elah *iberikan
Berperan 32(#?.17) ,8(,2"17) ?%(%6"?7)
$"$$$ 4idak Berperan 26(2%"17) 3(#"?7) ## (#$"#7)
>umlah ,$(1,"67) ,6 (,1"27) 2$6 (2$$7) Sumber *ata rimer
Berdasarkan tabei 1.% dipero"h baha lebih besar responden yang menyatakan adanya peranan kader posyandu sehingga anak batitanya telah diberikan imunisasi sesuai umur anak batita tersebut yaitu ,8 responden (,2"17). Sementara hanya 26 responden (2%"17) yang menyataka.P. tidak adanya peranan kader posyandu sehingga anak batitanya imunisasinya tidak diberikan sesuai umur.
!amun berdasarkan hasil u*i Chi-suare diperoleh nilai p N $"$$$ yang berarti lebih kecil dari nilai a ($"$,). *engan demikian dapat dikatakan baha ada hubungan yang bermakna antara peran kader posyandu dengan pemberian imunisasi pada anak batita di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar.
$ Pe'bahasan
Berdasarkan hasil penelitian dengan membandingkan teori yang ada" maka dapat dikemukakan
2. engetahuan Ibu dengan emberian Imunisasi
5asil analisa univariat menunjukkan baha dari 2$6 responden diperoleh %$ responden (81"#7) yang pengetahuannya baik terkait pemberian imuninisasi pada batita dan hanya 36 responden (3,"?7) yang berpengetahuan kurang. Sehingga secara proporsi pengetahuan ibu batita di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar adalah baik.
*ari hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar. 'aka hipotesa alternatif (5a) yang disajikan oleh
peneliti dinyatakan diterima" karena ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan pemberian imunisasi di ilayah kerja uskesmas
atalassang Kabupaten 4akalar.
5al ini didukung dalam artikel yang ditemukan oleh Arsunan" #$$8 ang mengatakan baha dalam hal ini pemberian imunisasi peran orang tua" khususnya ibu menjadi sangat penting" karena orang terdekat dengan bayi dan anak adalah ibu. *emikian juga tentang pendidikan dan pengetahuan ibu. endidikan dan pengetahuan ibu akan mempengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayi dan anak" sehingga dapat mempengaruhi status imunisasinya. 'asalah pengertian" pemahaman dan kepatuhan ibu dalam program imunisasi bayinya tidak akan jadi halangan yang besar jika pendidikan dan pengetahuan yang memadai tentang hal itu diberikan.
Saat ini memang banyak orang tua yang enggan melakukan imunisasi pada anaknya karena berbagai informasi yang beredar di masyarakat mengenai efek samping vaksinasi yang dapat terjadi misalnya vaksinasi ''+ menyebabkan autisme" beberapa vaksinasi menyebabkan sindroma kematian bayi mendadak (sudden infant death syndrome)" kadar thimerosal (<at pengaet) yang terdapat dalam vaksin begitu tinggi sehingga bisa menyebabkan keracunan merkuri" dan lain sebagainya. Informasi&informasi tersebut menyebabkan penurunan drastis jumlah bayi&bayi yang mendapatkan imunisasi dan secara langsung menyebabkan
jumlah penderita infeksi kembali meningkat. 4ernyata pendapat&pendapat tersebut tidak berdasarkan bukti&bukti ilmiah" hanya berupa dugaan belaka. Berbagai penelitian yang telah dilakukan tidak menemukan hubungan secara langsung kejadian&kejadian tersebut dengan pemberian vaksinasi. Selain itu" berbagai teknologi terus dikembangkan untuk membuat vaksin yang lebih aman dan tidak menimbulkan efek samping.
engetahuan merupakan hasil dari tahu" dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. endendraan terjadi melalui panca indra manusia yakni indra penglihatan" pendengaran" penciuman" rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. engetahuan adalah pembentukan pemikiran
assosiatif yang menghubungkan atau menjalin sebuah pikiran dengan kenyataan atau pikiran lain berdasarkan pengalaman yang beruiang&ulang tanpa pemahaman mengenai kausalitas (sebab akibat) yang universal.
#. 4ingkat endidikan dengan emberian Imunisasi
5asil analisa univariat menunjukkan baha dari 2$6 responden diperoleh 8# responden (,8"67) yang memiliki tingkat pendidikan rendah clan hanya 1% responden (13"27) yang memiliki tingkat pendidikan tinggi. Sehingga secara proporsi tingkat pendidikan ibu di ilayah kerja uskesmas atalassang
Kabupaten 4akalar adalah rendah.
!amun berdasarkan hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar. 'aka hipotesa alternatif (5a)
yang disajikan oleh peneliti dinyatakan diterima" karena ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar.
5al ini didukung oleh teori yang dikemukan oleh !gatimin (266$)" endidikan diartikan sebagai tahapan kegiatan yang bersifat kelembagaan yang dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalamn menguasai pengetahuan" kebiasaan" sikap dan sebagainya. Artinyan semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuan yang dimiliki orang tersebut. Sehingga peneliti berasumsi baha masih banyaknya anak batita yang pemberian imunisasi nya tidak lengkap sangat dipengaruhi oleh pengetahuan ibu yang di latar belakangi oleh tingkat pendidikan dari masing&masing individu itu pula. 3. eran Kader osyandu dengan emberian Imunisasi
5asiI analisa univariat menunjukkan baha dari 2$6 responden diperoleh ?% responden (%6"?7) yang menyatakan adanya peranan kader terhadap pemberian imunisasi paua anak batitanya dan ranya ## responden (#$"#7) yang menyatakan baha kader posyandu tidak berperan terhadap pemberian imunisasi pada anak batitanya. Sehingga secara proporsi kader posyandu di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar sangat berperan dalam pemberian imunisasi pada anak batita.
*emikian pula dengan hasil analisa bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara peran kader posyandu dengan pemberian imunisasi di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar. 'aka hipotesa alternatif (52) yang disajikan oleh peneliti dinyatakan diterima" karena
ada hubungan yang signifikan antara peran kader posyandu dengan pemberian irr.unisasi di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar.
5al ini didukung oleh teori yang dikeluarkan oleh *epkes +I (266,)" kader posyandu sangat penting peranannya dalam melakukan kunjungan rumah khususnya pada ibu hamil" ibu yang mempunyai bayi dan balita serta pasangan usia subur" untuk menyuluh dan mengingatkan mereka agar mau datang ke posyandu. 4erutama dalam upaya pemberian imunisasi yang paripurna pada
A 5 PEN#T#P
A$ *esi'pu%an
*ari hasil penelitian dapat disimpulkan baha
2. Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan imunisasi pada anak batita di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar.
#. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan pemberian imunisasi pada anak batita di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar.
3. Ada hubungan yang bermakna antara peran kader posyandu dengan pemberian imunisasi pada anak batita di ilayah kerja uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar.
$ Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas" penulis dapat memberikan saran sebagai berikut
A. Agar pihak manajemen uskesmas atalassang Kabupaten 4akalar mampu membina dan meningkatkan pengetahuan para petugas kesehatan khususnya kader posyandu yang dimilikinya agar mampu memberikan penyuluhan atau pendidikan. kesehatan kepada ibu yang memiliki anak usia batita demi
meningkatkan pengetahuan agar para ibu mau memberikan imunisasi sesuai usianya demi kelengkapan imunisasi nya agar kelak terhindar dari beberapa penyakit berbahaya.
A. emerintah setempat mempunyai keajiban untuk meningkatkan derajat tingkat pendidikan yang dimiliki arganya khususnya para ibu yang memiliki anak batita
demi membantu tercapainya derajat kesehatan nasional.
A. *emi meningkatkan peran dari" kader posyandu diharapkan kepada pemerintah setempat khususnya pihak uskesmas Batangnipa Kabupaten 4akalar untuk selalu memberikan pendidikan dan petatihan demi meningkatkan pengetahuan dan kualitas kader posayndu yang dimilikinya.