• Tidak ada hasil yang ditemukan

MA Pelestarian Kota Pusaka 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MA Pelestarian Kota Pusaka 2014"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

PELESTARIAN KOTA PUSAKA

Mata Ajar Pilihan Lintas Prodi Kode TKA 3621 Semester Ganjil 2014

Pengampu:

DR. Ir. Laretna T. Adishakti M. Arch

Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

(2)

I. SPESIFIKASI MATA AJARAN

1. Nama Mata Ajaran: Pelestarian Kota Pusaka

2. Kode/SKS : Kode TKA 3621/ 2 (dua) SKS

3. Prasyarat : --

4. Status Mata Ajaran: Pilihan Lintas Prodi

II. LATAR BELAKANG

Kota Pusaka adalah kota atau kabupaten yang mempunyai aset pusaka yang unggul berupa rajutan pusaka alam dan pusaka budaya yang lestari yang mencakup unsur ragawi (artefak, bangunan, dan kawasan dengan ruang terbukanya) dan unsur kehidupan, ekonomi, dan sosial-budaya (Piagam Pelestarian Kota Pusaka Indonesia, 2013). Upaya pelestarian Kota Pusaka merupakan gerakan baru di Indonesia. Pada bulan April 2012, Direktorat Jendral Penataan Ruang, PU bekerjasama dengan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia meluncurkan Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka Indonesia (P3KP). Salah satu program dalam P3KP tersebut adalah memfasilitasi kota/kabupaten terseleksi menyusun Rencana Aksi Kota Pusaka (RAKP) yang mampu melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan keunggulan nilai Kota Pusaka. Program P3KP ini merupakan juga upaya untuk memperkuat kapasitas Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) yang didirikan tahun 2008 dan beranggotakan para Walikota dan Bupati Kota Pusaka di Indonesia.

Pada tingkat dunia, UNESCO menggunakan 10 kriteria Keunggulan Nilai Sejagad/KNS (Outstanding Universal Value/OUV) dalam menetapkan Kota Pusaka Dunia. Dalam penetapan tersebut setiap Kota Pusaka Dunia harus memenuhi salah satu atau lebih kriteria yang disyaratkan oleh UNESCO. Sebagai konsekuensinya, untuk menjaga kelestarian KNS suatu perencanaan pengelolaan pelestarian yang tepat dan komprehensif perlu direncanakan secara sistematik. Demikian pula untuk tingkat nasional, diperlukan pula kriteria Keunggulan Nilai Nasional untuk penetapkan Kota Pusaka Nasional yang saat ini belum dimiliki.

Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia 2014 mewajibkan setiap Kota Pusaka memiliki Rencana Pengelolaan Kota Pusaka (RPKP) yang akan menjadi panduan dalam melindungi, memelihara, mengembangkan dan memanfaatkan keunggulan nilai pusakanya. Untuk itu dipersiapkan 8 instrumen dalam menyusun RPKP tersebut yang perlu dilakukan secara paralel berkesinambungan satu dengan yang lain. Ke delapan instrumen tersebut adalah:

1) Kelembagaan & Tata Kelola Kota Pusaka 2) Inventarisasi & Dokumentasi Kota Pusaka 3) Informasi, Edukasi & Promosi Kota Pusaka 4) Ekonomi Kota Pusaka

5) Pengelolaan Resiko Bencana untuk Kota Pusaka

6) Pengembangan Kehidupan Budaya Masyarakat Kota Pusaka 7) Olah Disain Bentuk Kota Pusaka

8) Perencanaan Tata Ruang Kota Pusaka

Dibalik instrumen tersebut diperlukan pelaku pelestarian yang memiliki

pemahaman dan kepekaan yang kuat terhadap pelestarian pusaka. Pertama, pada

pemahaman keseluruhan proses dan keragaman pusaka yang akan dikelola. Kemudian perlu peka dalam melakukan inventarisasi berbagai pusaka yang ada, untuk kemudian menelaah dan menetapkan apa saja yang masuk dalam klasifikasi pusaka. Demikian pula dalam proses yang sistematik untuk inventarisasi, penelitian, dan penilaian suatu aset pelestarian, termasuk dalam mengelola keterlibatan masyarakat. Kemudian juga

(3)

dengan prinsip bahwa pelestarian pusaka itu unik. Untuk dapat memahami keunikan pada pusaka, kepekaan adalah kuncinya.

Keterkaitan antar instrumen dapat dicermati dalam diagram berikut:

Diagram 1: Keterkaitan antar instrumen Pelestarian Pusaka

(Sumber: Adishakti, 2012 – lebih lanjut lihat Modul Pendahuluan. Program Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka, PU-BPPI, 2012)

Inovasi yang didukung dengan selera dan kreatifitas merupakan upaya lanjut

identifikasi dan proses sistematik pelestarian yang terstruktur dalam statu RPKP dalam mengawal kelestarian Keunggulan Nilai. Memadukan antara pelestarian pusaka dan pembangunan ekonomi merupakan pilihan penting dalam mengelola kota dan daerah. Bila memiliki selera memadukandan mampu berkreasi, prinsip universal tujuan pelestarian terpadu dapat diikuti. Demikian pula dalam kewenangan penentu kebijakan dalam menata keuangan dan peraturan yang menunjukkan keberpihakan pada pelestarian pusaka yang komprehensif.

Dalam Mata Kuliah ini, studi kasus utama adalah Yogyakarta sebagai Kota Pusaka yang pada saat ini merupakan salah satu dari pilot project P3KP. Pada tahun 2012 Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan Undang-undang Nomor 13 tentang Keistimewaan Yogyakarta. Pada pasal 7 ayat 4 menyebutkan bahwa Yogyakarta diberi kewenangan dalam urusan Keistimewaan yang mencakup: (a) tatacara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan kewenangan Gubernur dan Wakil Gubernur, (b) kelembagaan Pemerintah Daerah DIY, (c) kebudayaan, (d) pertanahan, dan (e) tata ruang, yang kesemuanya harus di atur dengan Peraturan Daerah Istimewa (Perdais). Dalam makalah akademik UGM nilai dasar keistimewaan Yogyakarta adalah:

1) Hamemayu Hayuning Bawana

2) Sangkan Paraning Dumadi, Manunggaling Kawula lan Gusti 3) Tahta untuk Rakyat

6

7

3

4

5

TATA KELOLA I N V E N T A R I S AS I D O K U M E N T A SI KELEMBAGAAN PENGEMBANG AN KEHIDUPAN BUDAYA MASYARAKAT PENATAAN RUANG PENGELOLAAN RESIKO BENCANA EKONOMI PUSAKA IN FO R M AS I, ED UK AS I, & PR O M OS I

8

2

1

OLAH DISAIN BENTUK MASYARAKAT PEMERINTAH P R O F E SI O N A L S SARANA PRASARANA

(4)

4) Golong Gilig, Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh 5) Catur Gatra Tunggal dengan Sumbu Filosofis dan Imajiner 6) Pathok Negara

Pertanyaannya kemudian, bagaimana keunggulan nilai Yogyakarta yang dinyatakan sebagai keistimewaan itu bisa diterjemahkan dalam perwujudan arsitektur dan perencanaan tata ruang yang melalui Rencana Pengelolaan Kota Pusaka mampu melindungi, mengembangkan dan memanfaatkan keistimewaan tersebut.

Para mahasiswa Jurusan Arsitektur dan Perencanaan FT UGM sebenarnya sangat beruntung berada di kota Yogyakarta yang sarat dengan pusaka dan memiliki keistimewaan yang dapat menjadi ajang pembelajaran yang luar biasa. Apalagi banyak celah penelitian pelestarian kota pusaka yang dapat dilakukan mengingat keberadaan kota ini sebagai kota pusaka belum dikembangkan dengan baik. Demikian pula banyak kawasan pusaka yang belum terencana, tergarap dan terkelola dengan tepat. Bahkan belum pernah dinominasikan ke UNESCO untuk menjadi Kota Pusaka Dunia.

Potensi dan tantangan nyata yang berada di depan mata ini, akan diteliti dalam proses pembelajaran Mata Kuliah Pilihan Pelestarian Kota Pusaka. Pembelajaran akan menekankan pada topik ”Mengasah Pemahaman, Kepekaan dan Inovasi Mahasiswa dalam Menyusun Rencana Pengelolaan Kota Pusaka Yogyakarta yang mampu melestarikan Keistimewaan Jogja”.

III. TUGAS DALAM PEMBELAJARAN

Tugas dalam bentuk kelompok dan perseorangan dalam menyusun Rencana Pengelolaan Kota Pusaka Yogyakarta” sebagai Konsekuensi Nominasi ke UNESCO untuk Kota Pusaka Dunia (3 tugas)

Tugas 1 (Individu)

Mencari, mempelajari, memahami dan menuliskan kembali satu Kota Pusaka Dunia (ditetapkan UNESCO) dengan fokus:

a) Keunggulan Nilai Sejagat yang dimilikinya

b) Upaya pengelolaan untuk memproteksi KNS melalui 8 sudut pandang instrumen yang tertulis pada Piagam Pelestarian Kota Pusaka Indonesia 2014, c) Pelajaran yang diperoleh mahasiswa

Penulisan tugas harus memenuhi kaidah-kaidah akademik. Tuliskan referensi dan laporan tugas tidak boleh lebih dari 5 lembar. Tugas ini merupakan pembelajaran/referensi untuk mengerjakan tugas selanjutnya.

Tugas II (Kelompok)

Menyusun Kerangka Rencana Pengelolaan Kota Pusaka Yogyakarta beserta penjelasan ringkas dengan titik berat pada:

a) Upaya Inventarisasi dan Dokumentasi

b) Eksplorasi Keunggulan Nilai Sejagad Kota Yogyakarta

c) Menentukan arti penting pusaka & keistimewaan dalam kehidupan masa kini dan mendatang

d) Menentukan Tagline Kota Yogyakarta e) Eksplorasi Kawasan Pusaka Kota Yogyakarta

Tugas III (Kelompok dan perseorangan)

Mengisi bagian-bagian strategik Rencana Pengelolaan Kota Pusaka Yogyakarta dengan lingkup kawasan pusaka. Substansi akan dibahas dalam pembelajaran.

(5)

IV. TUJUAN INSTRUKSIONAL

Tujuan pembelajaran ini adalah:

- Memberikan dan meningkatkan pemahaman dan ketrampilan pelestarian dan pengelolaan pusaka khususnya pusaka saujana dalam bentuk kota

- Menyiapan bekal kepemimpinan di bidang pelestarian kota pusaka. Leadership dalam hal ini berarti:

.. teamwork

.. ketrampilan berkomunikasi .. ketrampilan memimpin

- Studi kasus yang memiliki keragaman pusaka berkelas dunia akan memberikan banyak pelajaran penting bagi mahasiswa

- Mampu menterjemahkan filosofi Kota Yogyakarta dalam perwujudan arsitektur dan perencanaan

- Diharapkan pula akan memberi manfaat kepada masyarakat setempat secara berkesinambungan dari waktu ke waktu

V. OUTCOME PEMBELAJARAN

1) Mahasiswa mampu memahami pelestarian kota pusaka yang di dalamnya terdapat keragaman pusaka – alam, budaya (tangible & intangible) serta gabungan keduanya, pusaka saujana, serta memahami tingkatan kota pusaka, dunia, nasional, atau lokal;

2) Mahasiswa memiliki kepekaan dalam menetapkan Keunggulan Nilai Sejagad UNESCO serta konsekuensi yang harus dipersiapkan;

3) Mahasiswa menjadi inovatif dalam melontarkan gagasan kreatif melestarikan kota pusaka dunia yang disusun dalam Rencana Pengelolaan Kota Pusaka Indonesia 4) Mahasiswa memiliki kemampuan bekerja secara kelompok .

5) Hasil penelitian yang juga merupakan tugas mahasiswa dengan topik kerangka “Rencana Pengelolaan Kota Pusaka Yogyakarta” sebagai Konsekuensi Nominasi ke UNESCO untuk Kota Pusaka Dunia (3 tugas)”. Untuk itu akan digali keterkaitan Keistimewaan Yogyakarta dengan kriteria Keunggulan Nilai Sejagad UNESCO;

VI. PENILAIAN

Cara evaluasi hasil pembelajaran tidak dilakukan melalui ujian tetapi penilaian bertahap melalui:

a. Kinerja mahasiswa dalam melakukan latihan di kelas, penelitian di lapangan, dan bekerja dalam kelompok;

b. Pemahaman mahasiswa dalam menuliskan laporan tentang Contoh Kota Pusaka Dunia dan pengelolaan pelestariannya dari data sekunder/optimalisasi teknologi informasi (tugas 1)

c Pemahaman dan kepekaan mahasiswa dalam mengusulkan Keunggulan Nilai Sejagat Kota Yogyakarta yang diajukan dalam latihan di kelas

d. Pemahaman dan kepekaan dalam menyusun Kerangka Rencana Pengelolaan Kota Pusaka/RPKP (tugas 2)

d. Kemampuan inovatif dalam melontarkan strategi dan pengelolaan pelestarian kota pusaka dalam bentuk RPKP (tugas 3)

(6)

e. Kemampuan presentasi dan diskusi dalam proses belajar-mengajar, kerja kelompok, dan presentasi tugas (semua tugas)

VI. JADWAL KEGIATAN MINGGUAN

Waktu Topik Substansi Metode proses

pembelajaran Properti Minggu 1. 18 Feb 2014 Pendahuluan dan Posisi Kota Pusaka dalam Gerakan Pusaka Indonesia

- Penjelasan tentang Mata Kuliah: - Pemahaman tentang Pelestarian

Pusaka termasuk Kota Pusaka - Penjelasan Tugas 1

- Tatap muka di kelas - Tayangan slide - Tanya jawab - Handout: - laptop - LCD Minggu 2 25 Feb 2014

Kota Pusaka Dunia, Keunggulan & Rencana Pengelolaan Kota Pusaka

- Arti penting pusaka kota dalam kekinian & masa datang - Keunggulan Nilai Sejagad

(KNS)

- Contoh2 Kota Pusaka

- Tatap muka di kelas - Tayangan slide - Tanya jawab

- Handout:

- Materi kuliah Atlas Pusaka - Laptop - LCD Minggu 3 4 Maret 2014 Instrumen 1:

Kelembagaan dan Tata Kelola Kota Pusaka

Pengumpulan Tugas 1

- Memberikan gambaran tentang kelembagaan, SDM dan kelengkapannya, berbagai strategi dan perencanaan pelestarian dan partisipasi komunitas pelestari termasuk masyarakat, organisasi pelestarian dan peran swasta - Aspek kelembagaan publik - Aspek legal

- Contoh-contoh - Penjelasan Tugas 2

- Tatap muka di kelas - Tayangan slide - Tanya jawab - Handout - laptop - LCD Minggu 4 11 Maret 2014 Instrumen 2: Inventarisasi & Dokumentasi Kota Pusaka

Kuliah oleh Sinta Carolina SS - Penyusunan Sejarah dan

morfologi kota - Penjelasan tentang Atlas

Pusaka

- Teknik inventarisasi - Teknik dokumentasi - Teknik presentasi

- Contoh-contoh

- Tatap muka di kelas - Tayangan slide - Tanya jawab - Handout - laptop - LCD Minggu 5 18 Maret 2014 Instrumen 3: Informasi, Edukasi, & Promosi Kota Pusaka

- Memberikan gambaran tentang mengembangkan informasi, edukasi dan promosi pusaka dan kelengkapannya, serta berbagai strategi dan perencanaan pelestarian. - Contoh-contoh termasuk

Galeri Pusaka

- Tatap muka di kelas - Tayangan slide - Tanya jawab - Buku referensi - laptop - LCD - Kertas latihan Minggu 6 25 Maret 2014

Jelajah Kota Pusaka Solo atau alternatif: Heritage Cities Virtual Trail di kelas

Pembahasan Kota Solo di lapangan atau Kota-kota Pusaka Dunia dan di Indonesia

- Kunjungan lapangan Handout Guide

Informasi kota Solo Minggu 7

1 April 2014

Instrumen 4: Ekonomi Kota Pusaka

Kuliah Dosen Tamu: DR. Amiluhur Soeroso - Memberikan gambaran

tentang ekonomi kota pusaka serta berbagai strategi pelaksanaannya.

- Menjelaskan tt Public Private Partnership & Investasi Pusaka

- Tatap muka di kelas - Tayangan slide - Tanya jawab

- Handout - laptop - LCD

(7)

- Keterkatan dengan Pariwisata & Ekonomi Kreatif

- Contoh-contoh Minggu 8 8 April 2014 Pengumpulan dan Pembahasan Tugas 2 Minggu 9 15 April 2014 Penjelasan dan pembahasan Tugas 3 - Penyusunan RPKP Kawasan Pusaka - Latihan: masing-masing mahasiswa memilih kasus tertentu

- Tatap muka di kelas - Tayangan slide - Tanya jawab - Latihan di kelas - Handout - laptop - LCD - Kertas latihan Minggu 10 22 April 2014 Ke lapangan masing-masing

Survai lapangan Ke lapangan - Handout - laptop - LCD Minggu 11 29 April 2014 Instrumen 6: Pengembangan Kehidupan Budaya Masyarakat Kota Pusaka

- Diskusi Nilai-nilai Keistimewaan Yogyakarta - Memberikan gambaran

mengolah fungsi suatu Kota Pusaka beserta ruang-ruang pusaka di dalamnya. Olah fungsi ini merupakan upaya pengembangan karakter dan kehidupan Kota Pusaka. - Contoh-contoh

- Tatap muka di kelas - Tayangan slide - Tanya jawab - Handout - laptop - LCD Minggu 12 6 Mei 2014 Instrumen 7:

Perencanaan Tata Ruang Kota Pusaka

- Memberikan gambaran tentang perencanaan pusaka untuk digunakan dalam mengkaji kembali berbagai rencana tata ruang dari RPJMD hingga RTBL yang ada dan mengembangkan rencana tata ruang yang berwawasan pusaka - Contoh-contoh

- Tatap muka & tanya jawab di kelas - Handout - laptop - LCD Minggu 13 13 Mei 2014

Instrumen 8: Olah Disain Bentuk Kota Pusaka

- Menggambarkan langkah-langkah kreatif dan inovatif melakukan kesinambungan fisik elemen bentuk pusaka

urban/rural yang menerima perubahan secara seleksif tanpa merusak nilai-nilai pusaka yang ada.

- Mengenal Analisis Mengenai Dampak Pusaka (AMDAP) - Contoh-contoh

- Tatap muka di kelas - Tayangan slide - Tanya jawab - Handout - laptop - LCD Minggu 14 20 Mei 2014 Instrumen 5: Pengelolaan Resiko Bencana untuk Kota Pusaka

Kuliah Dosen Tamu: Punto Wijayanto ST, MSc.

Memberikan gambaran tentang kegiatan pengelolaan resiko bencana untuk pusaka serta berbagai strategi dan tahapan pelaksanaannya: Kesiagaan bencana, Tanggap darurat & Pemulihan

Contoh-contoh

- Tatap muka di kelas - Tayangan slide Tanya jawab - Handout - laptop - LCD Minggu 15 27 Mei 2014

Libur & akhir minggu

Pengumpulan Tugas 3

- -

16 Saat Ujian

Presentasi tugas 3 - Tatap muka di kelas - laptop - LCD

(8)

VII. BAHAN, SUMBER INFORMASI DAN REFERENSI

- ..…… 2013. “Piagam Pelestarian Kota Pusaka Indonesia” Piagam disusun oleh pelaku dan pemerhati pelestarian pusaka Indonesia;

- ……...2013. “Modul Pelatihan Kota Pusaka Indonesia” Ditjen Tata Ruang PU dan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia, Yakarta;

- ... 2011. “Atlas Pusaka Kota Yogyakarta dan Surakarta”. Unit Pelestarian Pusaka, Jurusan Teknik Arsitektur dan Perencanaan, FT UGM, Yogyakarta; - ..…… 2003. “Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia” Piagam disusun oleh

pelaku dan pemerhati pelestarian pusaka Indonesia;

- ………2003. “The World Heritage Cities Managemeng Guide” World Historic Cities Organization, Quebec;

- ……. 1997. “InterSAVE: International Survey of Architectural Values in the

Environment”. Ministry of Environment and Energy, the National Forest and

Nature Agency, Denmark;

- …….. 1987. “Washington Charter” International Council on Monument and Sites;

- Adishakti, Laretna T. 2012. ”KEUNGGULAN & RENCANA AKSI KOTA

PUSAKA”. Modul Pendahuluan. Program Penataan dan Pelestarian Kota

Pusaka, Ditjen Tata Ruang PU dan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia, Jakarta.

- Adishakti, Laretna T. 2012. ”MOBILIZING THE PRIVATE SECTORS AND

ENGAGING COMMUNITIES FOR URBAN HERITAGE”. Presented in the

UNESCO Asia-Pacific Mayor Forum, South Korea.

- Adishakti, Laretna T. 2011. “Managing Heritage Cities: Management of Continuity

Amids Change”. Makalah dipresentasikan dalam Fourth Asia Europe Meeting –

Cultural Ministers Meeting, Poznan, Poland.

- Adishakti, Laretna T. 2010. “Teknik Perencanaan dan Pengelolaan Kota Pusaka”. Makalah dipresentasikan di the National Annual Workshop, Indonesian Heritage Cities Network in Ternate, North Maluku.

- Adishakti, Laretna T. 2009. “Sustainable Urban Heritage and Community

Movement in Indonesia”. Makalah dipresentasikan dalam the Melaka world

heritage City Seminar 2009 with the theme "The World-Management Site of World Heritage”, Melaka, Malaysia.

- Adishakti, Laretna T. 2009. “Tantangan Kota Pusaka Indonesia”. Makalah dipresentasikan dalam the First Congress of Indonesian Heritage Cities Network in Sawahlunto, West Sumatra.

- Adishakti, Laretna T. 2008. “Urban Space Heritage Conception as Methods and

Tools for Sustainable Urban Development”. Makalah dipresentasikan dalam the

International Conference of World Heritage Cities “Safeguarding of Intangible Heritage and Sustainable Urban Development” in Solo.

- Adishakti, Laretna T, 2008. “Community Empowerment Program on the

Revitalization of Kotagede Heritage District, Indonesia Post Earthquake” in

“Vulnerable Cities: Realities, Innovations and Strategies” cSUR-UT Series: Library for Sustainabe Urban Regeneration Volume 8, Springer, Tokyo; - Adishakti, Laretna T, 2008 “Kepekaan, Selera dan Kreasi dalam Kelola Kota

Pusaka”. Makalah dipresentasikan dalam Temu Pusaka 2008 “Pelestarian Pusaka versus Pembangunan Ekonomi?” diselenggarakan oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia, di Bukittinggi, Sumatra Barat;

(9)

- Ashworth, GJ. 1991. “Heritage Planning: conservation as management of

change”. Geo Press, the Netherlands.

- Larkham, Peter J. 1996. “Conservation and the City”. Routledge, London and New York;

- Rypkema, Donovan D. 2002, “The Economics of Historic Preservation: a

Community Leader’s Guide”. National Trust for Historic Preservation,

Washington DC;

- Serageldin I; Shluger E; Martin-Brown J, Eds. 2001. “Historic Cities and

Sacred Sites: Cultural Roots for Urban Futures”. The World Bank.

Washington DC;

- Tung, Anthony M. 2001. “Preserving The World’s Great Cities: the

Destruction and Renewal of the Historic Metropolis”. Clarkson Potter, New

York;

- Zuziak, Zbigniew, Editor in Chief. 1993. “Managing Historic City”. International Cultural Centre, Krakow.

(10)

PIAGAM PELESTARIAN

KOTA PUSAKA INDONESIA

Disusun oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia bekerjasama dengan ICOMOS Indonesia, Jaringan Kota Pusaka Indonesia, Kementerian Pekerjaan Umum dan Kementerian Koordinator Kesejahteraan Rakyat.

(11)

PENGANTAR

Kota dan Kabupaten di Indonesia banyak menyimpan aset yang sangat berharga, yang berupa pusaka alam, pusaka budaya ragawi dan tak ragawi, serta pusaka saujana yang terajut sebagai suatu kesatuan yang membentuk karakter kota atau kabupaten, yang akan terus dibawa dalam perjalanan sejarahnya.

Berbagai rekaman karya dan kejadian dari masa lalu beserta perkembangannya mengandung banyak pelajaran yang sangat bermanfaat untuk modal membangun ke depan. Kota atau kabupaten juga mengandung pemikiran, cara membangun, pemecahan masalah, kehidupan bermasyarakat pada masanya yang sangat bernilai, maupun sebab-akibat dari kejadian alam yang luar biasa.

Sepuluh tahun setelah lahirnya Piagam Pelestarian Pusaka Indonesia pada tahun 2003, Piagam Pelestarian Kota Pusaka Indonesia perlu disusun dengan menyerap pengalaman dan pelajaran dari berbagai upaya lembaga pelestari pusaka maupun pemerintah dalam mendorong upaya penataan dan pelestarian kota pusaka, serta mengakui prinsip-prinsip pelestarian kota pusaka yang telah tercantum dalam berbagai piagam pelestarian yang diadopsi oleh UNESCO, ICOMOS serta organisasi pelestarian pusaka dunia lainnya.

Piagam Pelestarian Kota Pusaka adalah kesepakatan masyarakat pendukung pelestarian pusaka yang akan mengawal dan terus mendorong penataan dan pelestarian Kota Pusaka.

KOTA PUSAKA DAN TANTANGAN

1) Pusaka Indonesia adalah pusaka alam, pusaka budaya, dan pusaka saujana. Pusaka alam adalah bentukan alam yang istimewa. Pusaka budaya adalah hasil cipta, rasa, karsa, dan karya yang istimewa dari lebih 500 suku bangsa di Tanah Air Indonesia, secara sendiri-sendiri, sebagai kesatuan bangsa Indonesia, dan dalam interaksinya dengan budaya lain sepanjang sejarah keberadaannya. Pusaka budaya mencakup pusaka budaya ragawi dan pusaka tidak ragawi. Pusaka saujana adalah gabungan pusaka alam dan pusaka budaya dalam kesatuan ruang dan waktu.

2) Kota Pusaka adalah kota atau kabupaten yang mempunyai aset pusaka yang unggul berupa rajutan pusaka alam dan pusaka budaya yang lestari yang mencakup unsur ragawi (artefak, bangunan, dan kawasan dengan ruang terbukanya) dan unsur kehidupan, ekonomi, dan sosial-budaya. Aset-aset pusaka tersebut sering kurang dikenali dan diakui sebagai aset penting dalam pembangunan dan sering ditempatkan pada posisi yang berseberangan dengan perkembangan ekonomi. Akibatnya, kota-kota pusaka terancam untuk kehilangan karakter dan tumbuh tanpa kepribadian dan menjadi kota yang seragam.

3) Kapasitas kelembagaan Kota Pusaka saat ini belum memadai untuk menghadapi persoalan-persoalan penataan dan pelestarian. Kota pusaka harus memiliki manajemen kota yang mampu mengamankan dan melestarikan pusaka, serta mempunyai masyarakat yang mencintai pusaka dan mengembangkan kehidupan budaya dan ekonomi yang semarak berbasis pada kearifan budaya lokal, serta prinsip-prinsip dan kaidah pelestarian.

DASAR-DASAR PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA

1) Pelestarian kota pusaka bukan sebagai pembekuan kehidupan dan budaya, melainkan upaya memahami dan menyerap kearifan, nilai, dan semangat masa lalu untuk dikembangkan sebagai bekal ke masa depan. Penataan kota pusaka merupakan upaya

(12)

untuk terus-menerus mengintegrasikan dan mengorientasikan pusaka dalam pembangunan kota.

2) Pelestarian pusaka diikuti dengan pemanfaatan pusaka yang sesuai dengan kaidah pelestarian. Pemanfaatan pusaka harus dapat membawa kesejahteraan masyarakat dan peningkatan kehidupan yang berkualitas. Penguatan fisik, ekonomi, dan sosial budaya harus berjalan selaras.

3) Penataan dan pelestarian kota pusaka merupakan upaya yang utuh dan komprehensif untuk pengelolaan kota pusaka agar masyarakat mencintai pusaka dan mengembangkan kehidupan budaya dan ekonomi yang semarak berbasis pada kearifan budaya lokal dan kaidah pelestarian kota pusaka.

PANDUAN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA

1) Kota Pusaka mendorong kemitraan antara pemerintah kota/kabupaten, masyarakat dan perguruan tinggi, serta dunia usaha, Diperlukan fasilitator untuk mendorong motivasi, membantu penggalian solusi, memperluas perspektif serta menginformasikan pengalaman dan pelajaran dari kegiatan di berbagai kota.

2) Kota Pusaka wajib memiliki Rencana Pengelolaan Kota Pusaka yang menjadi panduan dalam melindungi, memelihara, mengembangkan dan memanfaatkan keunggulan nilai pusakanya. Di dalam perencanaan, tercantum visi, misi, strategi, program, implementasi, serta mekanisme monitoring dan evaluasi.

3) Rencana Pengelolaan Kota Pusaka didukung manajemen yang handal, holistik, sistematik, dan komprehensif serta pengolahan pusaka alam, budaya dan saujana secara paralel, harmonis dan berkelanjutan melalui pengembangan instrumen-instrumen penataan dan pelestarian kota pusaka.

INSTRUMEN PENATAAN DAN PELESTARIAN KOTA PUSAKA

1) Kelembagaan dan Tata Kelola Kota Pusaka

Kota pusaka memiliki kelembagaan dan tata kelola kota terdiri dari unsur masyarakat, swasta dan pemerintah dengan berbagai kelengkapannya. Kelembagaan didukung oleh upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia, serta perangkat hukum dan mekanisme penerapannya.

2) Inventarisasi dan Dokumentasi Pusaka

Kota pusaka mengenali aset pusakanya melalui sistem inventarisasi yang handal, holistik dan sistematik. Inventarisasi aset pusaka perlu diikuti dengan analisis signifikansi, penetapan serta panduan pengamanan dan pelestariannya. Hasilnya disusun dalam dokumentasi yang mudah diakses bagi semua.

3) Informasi, Edukasi dan Promosi Kota Pusaka

Kota pusaka perlu memiliki sistem informasi pusaka baik secara digital maupun diwujudkan dalam bentuk Galeri Pusaka yang dinamis dan mudah dijangkau oleh masyarakat, memiliki pendidikan pusaka secara formal dan non-formal dan mengembangkan promosi yang mendorong orang untuk terus mempelajari, mencintai dan melestarikan pusaka.

4) Ekonomi Kota Pusaka

Kota pusaka mengembangkan pusaka, sebagai sumberdaya yang dilestarikan secara dinamis sehingga dapat dikembangkan dan dimanfaatkan serta dipasarkan untuk

(13)

kesejahteraan masyarakat. Strategi kerja sama antara pemerintah dan swasta serta masyarakat akan memberikan sinergi pengelolaan dan pemanfaatan yang optimal.

5) Pengelolaan Resiko Bencana untuk Kota Pusaka

Kota pusaka mengenali ancaman bencana terhadap aset pusakanya dengan mengembangkan dan mengintegrasikan kegiatan penanggulangan bencana yang mencakup tahapan kesiapsiagaan, tanggap darurat dan pemulihan dalam kebijakan penataan dan pelestarian kota pusaka.

6) Pengembangan Kehidupan Budaya Masyarakat

Kota pusaka memahami basis penting pelestarian pusaka adalah pemahaman, kecintaan, dan apresiasi pada nilai budaya, serta peran aktif dalam kegiatan budaya. Kota pusaka mengembangkan kehidupan budaya dan kreatif yang menghasilkan karya-karya baru yang menyerap nilai-nilai serta kearifan pusaka.

7) Perencanaan Ruang Kota Pusaka dan Sarana Prasarana

Kota Pusaka perlu memiliki kebijakan penataan ruang, seperti RTRW, RDTR, PZ, RTBL dan dukungan sarana-prasarana yang mengamankan pusaka dari ancaman dan gangguan, serta menyediakan ruang kehidupan yang mendukung penguatan keunggulan nilai pusaka yang dimiliki.

8) Olah Desain Bentuk Kota Pusaka

Kota Pusaka perlu memiliki strategi kreatif dan inovatif melakukan kesinambungan fisik elemen bentuk kota pusaka yang menerima perubahan secara selektif tanpa merusak nilai-nilai pusakanya. Olah desain berjalan sejajar dengan olah fungsi dan pengembangan kehidupan budaya masyarakat untuk meningkatkan vitalitas kawasan dan menjaga keserasiannya.

PENUTUP

Demikian piagam ini kami susun dengan mempertimbangkan berbagai pemikiran dari organisasi pelestarian pusaka di berbagai daerah, kalangan perguruan tinggi, pejabat pemerintah, profesional di bidang pelestarian pusaka, dan wakil-wakil masyarakat umum. Piagam akan dilengkapi kemudian dengan penjelasan untuk pelaksanaan.

Kami yakin upaya pelestarian kota pusaka Indonesia dapat membantu kota/kabupaten untuk lebih melestarikan aset pusakanya dan membangun kota yang berkarakter. berbasis pada alam, sejarah, dan budaya masyarakatnya.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kekuatan, kemampuan, dan kearifan kepada bangsa Indonesia serta pemimpinnya untuk dapat mencapai tujuan tersebut.

Kami yang bertandatangan di bawah ini menyepakati Piagam Pelestarian Kota Pusaka Indonesia dan bertekad mendukung pelaksanaannya.

Jakarta, 23 Desember 2013

--- Untuk informasi selanjutnya sila hubungi:

- Direktorat Jenderal Penataan Ruang - Kementerian Pekerjaan Umum

Jl. Pattimura No. 20 Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12110 Telepon/Fax : 021-72799651 E-mail: kotapusaka@yahoo.com.

- Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI)

Jl. Veteran I No. 27 Jakarta Pusat 10110 Indonesia Telepon/Faks.: 021-3511127 E-mail: bppi.indonesianheritagetrust@gmail.com.

Gambar

Diagram 1: Keterkaitan antar instrumen Pelestarian Pusaka

Referensi

Dokumen terkait

Harga yang rendah menyebabkan petani tidak optimal dalam menerapkan teknis budidaya, khususnya yang memerlukan uang kas, maka akan berdampak negatif terhadap

Sinar Indah Kertas diharapkan dapat melakukan perhitungan secara benar dan sesuai dengan peraturan yang berlaku serta selalu mengikuti perkembangan peraturan yang

Rataan Heterozigositas (Ĥ) dari ketiga lokus menunjukkan bahwa sapi Katingan yang berasal dari populasi Tumbang Lahang mempunyai keragaman genetik yang sedikit lebih

Tambahkan indikator PP 1% sebanyak 2 tetes, lalu titrasi dengan larutan baku NaOH 0,1N sampai terjadi perubahan warna larutan menjadi merah muda yang

Data yang didapat adalah data hasil uji uji tarik, uji kekerasan dan uji komposisi dengan menggunakan material baja tahan karat 304 yang akan dibandingkan oleh data standar

Walczak (1985) mengatakan Penyuplemenan Spirulina 2 g.kg bahwa perubahan total leukosit dapat pakan sudah cukup meningkatkan nilai diamati 7 hari setelah pemaparan

Namun dapat disimpulkan bahwa kerugian anak yang bilingual jauh lebih sedikit daripada keuntungan dengan menguasai lebih dari satu bahasa seperti pendapat Taylor