SIARAN
PERS
PT
PENILAI
HARGA
EFEK
INDONESIA
(IBPA)
Dalam
Rangka
Tutup
Tahun
2016
Performa
Pasar
Obligasi
Domestik
2016
Catatkan
Return
+13,74%ytd
Kinerja Pasar Surat Utang Indonesia Positif
Indonesia Composite Bond Index (ICBI) yang menggambarkan kinerja pasar obligasi Indonesia bergerak
positif pada tahun 2016. Positive return ICBI secara tahun berjalan tercatat sebesar +13,74%ytd dari
level 183,2579 menjadi 208,4493. Angka tersebut lebih tinggi dari positive return tahun berjalan di
tahun 2015 yang hanya sebesar +4,20%ytd. Secara spesifik, di tahun 2016 kinerja obligasi pemerintah
yang tercermin dari INDOBeXG‐Total Return yang mencatatkan positive return tahun berjalan sebesar
+13,93%ytd dari level 180,3825 ke level 205,5032. Sedangkan kinerja obligasi korporasi atau INDOBeXC‐
Total Return menghasilkan positive return tahun berjalan sebesar +12,62%ytd dari 196,4885 menjadi
221,2946. Senada halnya dengan pasar obligasi, pasar saham di tahun 2016 turut mencatatkan kinerja
positif. Di tahun 2016, IHSG mencatatkan positive return tahun berjalan sebesar +15,32%ytd. Akhir
tahun 2016, IHSG ditutup di level 5.296,71 dari sebelumnya di level 4.593,01.
Gambar 1. Kinerja ICBI dan Perbandingan Dengan IHSG Selama 2016
Sumber: IBPA per 30 Desember 2016, IDX per 30 Desember 2016, diolah
4,200 4,600 5,000 5,400 5,800 165 180 195 210 225
Jan‐16 Feb‐16 Mar‐16 Apr‐16 May‐16 Jun‐16 Jul‐16 Aug‐16 Sep‐16 Oct‐16 Nov‐16 Dec‐16
Jakarta Composite Index ‐JCI Indonesia Composite Bond Index ‐ICBI
ICBI Government Bond Corporate Bond Sukuk IHSG
13.74% 13.93%
12.62% 12.86%
15.32% 2016Ytd
Kurva Imbal Hasil Obligasi Indonesia Bullish, Tenor Pendek Turun Paling Dalam Hingga ‐122,44 bps
Kurva imbal hasil obligasi pemerintah Indonesia pada akhir tahun 2016 mencatatkan pola bullish dengan
rentang penurunan yield terjadi pada rentang ‐68,54bps s/d ‐129,23bps pada tenor 1‐30 tahun. Bullish
terbesar terjadi pada tenor pendek (1‐4tahun) dengan rata‐rata yield turun ‐122,44bps. Sedangkan
tenor menengah (5‐7 tahun) dan tenor panjang (8‐30 tahun) masing‐masing mencatatkan penurunan
rata‐rata yield sebesar ‐105,66bps dan ‐73,72bps.
Gambar 2. Pergerakan Yield Curve Obligasi Pemerintah
Sumber: IBPA per 30 Desember 2016, diolah
Kinerja Yield Kelompok SUN Seri Benchmark Positif Secara Year to Date
Rata‐rata yield SUN seri benchmark di akhir tahun 2016 bergerak positif dengan mencatatkan
penurunan pada keempat serinya. Sepanjang 2016, seri dengan time to maturity terpendek yaitu
FR0053 mencatatkan penurunan rata‐rata yield tertinggi yakni sebesar ‐95,28bps dari 8,4998% menjadi
7,5470%. Sedangkan FR0072 mencatatkan penurunan rata‐rata yield terkecil yakni ‐69,75bps dari
8,7990% menjadi 8,1014%. Sementara untuk dua seri lainnya yakni FR0056 dan FR0073 masing‐masing
mengalami penurunan rata‐rata yield sebesar ‐71,63bps (dari 8,5455% menjadi 7,8292%) dan ‐70,21bps
(dari 8,7663% menjadi 8,0642%).
Tabel 1. Rata‐Rata Yield SUN Seri Benchmark
Sumber: IBPA per 30 Desember 2016, diolah
30‐Dec‐16 TW III‐2016 TW II‐2016 TW I‐2016 Last Year
0.1 5.9633 5.8366 5.8261 4.8885 7.4799 1 6.8787 6.1366 6.6369 6.4277 8.1710 2 7.3363 6.3757 7.0345 7.1798 8.5668 3 7.5492 6.5501 7.2076 7.4805 8.7545 4 7.6653 6.6799 7.2906 7.5969 8.8347 5 7.7472 6.7793 7.3423 7.6536 8.8649 6 7.8191 6.8583 7.3865 7.7019 8.8761 7 7.8888 6.9238 7.4315 7.7584 8.8839 8 7.9574 6.9805 7.4790 7.8242 8.8948 9 8.0241 7.0314 7.5284 7.8953 8.9108 10 8.0874 7.0784 7.5781 7.9668 8.9317 11 8.1461 7.1228 7.6268 8.0345 8.9560 12 8.1997 7.1651 7.6733 8.0960 8.9822 13 8.2477 7.2057 7.7170 8.1499 9.0088 14 8.2902 7.2448 7.7572 8.1959 9.0349 15 8.3275 7.2823 7.7939 8.2342 9.0594 16 8.3598 7.3181 7.8270 8.2655 9.0820 17 8.3876 7.3522 7.8566 8.2907 9.1024 18 8.4113 7.3844 7.8829 8.3107 9.1204 19 8.4316 7.4148 7.9060 8.3265 9.1361 20 8.4487 7.4432 7.9263 8.3387 9.1496 21 8.4631 7.4697 7.9441 8.3482 9.1610 22 8.4752 7.4943 7.9595 8.3554 9.1707 23 8.4853 7.5169 7.9728 8.3609 9.1789 24 8.4938 7.5377 7.9843 8.3651 9.1856 25 8.5008 7.5567 7.9942 8.3682 9.1912 26 8.5066 7.5740 8.0027 8.3706 9.1957 27 8.5115 7.5898 8.0100 8.3723 9.1994 28 8.5154 7.6040 8.0163 8.3736 9.2025 29 8.5187 7.6168 8.0216 8.3745 9.2049 30 8.5214 7.6283 8.0261 8.3753 9.2069 INDONESIA GOVERNMENT BONDS YIELD CURVE Tenor
(Year) Yield (%) 4.50 6.00 7.50 9.00 10.50 0 5 10 15 20 25 30 Yi e ld (% ) Maturity (Year) Last Year TW I‐2016 TW II‐2016 TW III‐2016 30‐Dec‐16
Jan‐16 Feb‐16 Mar‐16 Apr‐16 May‐16 Jun‐16 Jul‐16 Aug‐16 Sep‐16 Oct‐16 Nov‐16 Dec‐16
FR0053 4.54 8.250 8.4998 7.8680 7.4415 7.2676 7.4625 7.4258 6.8866 6.6658 6.6928 6.8800 7.4901 7.5470 ‐95.28 FR0056 9.72 8.375 8.5455 8.0526 7.7814 7.4978 7.7506 7.6137 7.0622 6.9036 6.9271 7.0634 7.6804 7.8292 ‐71.63 FR0073 14.38 8.750 8.7663 8.3871 8.2121 7.7672 7.9664 7.8540 7.3168 7.2410 7.2445 7.3663 8.0300 8.0642 ‐70.21 FR0072 19.39 8.250 8.7990 8.4196 8.2351 7.7912 7.9594 7.8484 7.4198 7.3385 7.3439 7.5165 8.1150 8.1014 ‐69.75 Benchmark Series Time to Maturity Coupon (%) Change (bps) 1 Jan ‐ 31 Dec
Penerbita Tahun 20 utang ba sebelumn peningkat atau men Transaksi Rata‐rata +9,38%yo Peningkat tahun 201 FR0053 FR0056 FR0073 FR0072 Benchmark Series 201 15 T Tabel 2. Pe an SUN dan S 016 Pemerint aru. Jumlah nya. Untuk p tan. Tercatat ingkat sebesa Gam Obligasi Pem volume perd oy menjadi Rp
tan juga ditun
16 dari 644 ka 4.54 8.250 9.72 8.375 14.38 8.750 19.39 8.250 Time to Maturity (year) Coupon ( 12 2013 2 59.59 235.78 Total Gov.Bond ergerakan Rat Surat Utang K tah berhasil penerbitan enerbitan ob 185 seri bar ar+83,35%yoy
mbar 3. Net Iss
Sumber: DJPPR merintah Dan dagangan ob p13,58triliun/ njukkan dari ali/hari pada Jan‐16 Feb‐1 ‐11.07 ‐74.2 ‐10.19 ‐59.4 ‐5.44 ‐43.3 ‐6.86 ‐44.8 (%) 2014 2015 274.39 349.9 d Net Issuance ta‐Rata Yield Sumber: IBPA pe Korporasi Teru menerbitkan utang baru bligasi korpo ru diterbitkan y. suance Oblig R per 30 Desembe n Korporasi M ligasi pemeri
/hari dari seb
rata‐rata tota
tahun 2016. 16 Mar‐16 Apr 25 ‐116.91 ‐134 49 ‐86.61 ‐114 36 ‐60.86 ‐105 80 ‐63.25 ‐107 2016 94 407.89 (Rp Triliun)
d SUN Seri Ben
er 30 Desember 20 us Meningka n dana sebes (net issuanc rasi sampai n dengan tota gasi Pemerint er 2016, IBPA per 3 Meningkat ntah pada ta belumnya seb al frekuensi h ‐16 May‐16 Jun 4.29 ‐114.80 ‐11 4.97 ‐89.69 ‐10 5.35 ‐85.43 ‐96 7.64 ‐90.82 ‐10 Perge 201 6 nchmark Sela 016, diolah t sar Rp651,85 ce) tersebut dengan akhi al nilai outsta
tah dan Oblig
30 Desember 2016 ahun 2016 m besar Rp12,4 harian yang n n‐16 Jul‐16 A 18.47 ‐172.39 ‐1 03.38 ‐158.52 ‐1 6.67 ‐150.39 ‐1 01.92 ‐144.77 ‐1
rakan Yield (bps ytd)
12 2013 69.39 58.43 Total Corpor ama Tahun B 5triliun denga naik +16,56 r tahun 2016 anding sebes gasi Korporas 6, diolah mengalami pe 42triliun/hari naik menjadi Aug‐16 Sep‐16 194.47 ‐191.77 ‐ 174.38 ‐172.03 ‐ 157.96 ‐157.62 ‐ 152.90 ‐152.36 ‐ 2014 20 45.07 6 rate Bond Net Issuan
erjalan an Rp407,89t 6%yoy dari t 6 juga meng sar Rp115,05t i ningkatan se pada tahun 817 kali/hari Oct‐16 Nov‐16 ‐173.05 ‐112.04 ‐158.40 ‐96.71 ‐145.44 ‐79.07 ‐135.11 ‐75.26 15 2016 62.75 115.05 ce (Rptriliun) triliun tahun galami triliun ebesar 2015. pada Dec‐16 ‐106.35 ‐81.82 ‐75.65 ‐76.61
Tabel 3. Volume dan Frekuensi Harian Obligasi Pemerintah (2010 s/d 2016)
Sumber: Data PLTE IDX *Per 30 Desember 2016 pukul 18.00
Rata‐rata volume perdagangan obligasi korporasi turut menunjukkan peningkatan di tahun 2016 yakni
sebesar +19,34%yoy dari sebelumnya Rp754,48miliar/hari menjadi Rp900,38miliar/hari. Sementara
rata‐rata frekuensi harian menunjukkan peningkatan dari 91 kali/hari pada tahun 2015 menjadi 97
kali/hari pada tahun 2016.
Tabel 4. Volume dan Frekuensi Harian Obligasi Korporasi (2011 s/d 2016)
Sumber: Data PLTE IDX *Per 30 Desember 2016 pukul 18.00
SR008 menjadi obligasi yang paling aktif diperdagangkan pada tahun 2016 dengan total frekuensi
sebanyak 27.695 kali transaksi dan total volume sebesar Rp82,79triliun. Obligasi dengan total volume
transaksi terbesar dicatatkan oleh FR0056 yang mencapai Rp514,01triliun dengan total frekuensi
sebanyak 17.770 kali.
Tabel 5. Top 10 Most Active Government Bond
Sumber: Data PLTE IDX *Per 30 Desember 2016 pukul 18.00
2010 6.79 381 2011 7.95 433 2012 8.15 519 2013 6.86 453 2014 10.21 576 2015 12.42 644 2016* 13.58 817 Tahun Volume (Triliun Rupiah/hari) Frekuensi (kali/hari) 2010 418.43 70 2011 512.34 73 2012 931.39 112 2013 748.50 81 2014 676.13 88 2015 754.48 91 2016* 900.38 97 Tahun Volume (Miliar Rupiah/hari) Frekuensi (kali/hari)
Bond Code Bond Name TTM (Year) IBPA Fair Yield (%) Volume (Rp Bio) Frequency
SR008 Sukuk Negara Ritel Seri SR‐008 2.19 7.3116 82,785.94 27,695
FR0072 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0072 19.39 8.1268 221,697.35 25,393
FR0068 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0068 17.22 8.2701 174,012.78 18,930
FR0056 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0056 9.72 7.9260 514,010.98 17,770
FR0073 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0073 14.38 8.1465 310,182.93 14,604
ORI012 Obligasi Negara Ritel Republik Indonesia Seri ORI012 1.79 6.3273 56,433.55 13,950
FR0053 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0053 4.54 7.4988 329,681.04 9,062
FR0071 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0071 12.21 8.2104 128,631.28 8,561
FR0070 Obligasi Negara Republik Indonesia Seri FR0070 7.21 7.9034 215,604.82 7,456
Obligasi Subordinasi Bank Panin III Tahun 2010 menjadi obligasi korporasi teraktif diperdagangkan
dengan total frekuensi sebanyak 454 transaksi. Seri tersebut juga menjadi yang tersolid dengan
mencatatkan total volume terbesar yakni senilai Rp3,43triliun.
Tabel 6. Top 10 Most Active Corporate Bond
Sumber: Data PLTE IDX per 30 Desember 2016 *sudah mature 11 Desember 2016
Kinerja Pasar Obligasi Syariah Di Tahun 2016 Positif
Indonesia Sukuk Index Composite‐Total Return (ISIXC‐Total Return) yang menggambarkan kinerja pasar
obligasi syariah atau sukuk Indonesia di tahun 2016 juga bergerak positif. Positive return ISIXC‐TR pada
tahun 2016 tercatat sebesar +12,86%ytd dari level 170,1289 menjadi 192,0160. Secara spesifik, kinerja
sukuk korporasi yang tercermin dari ICSIX‐Total Return mencatatkan kinerja terbaik dengan positive
return tahun berjalan sebesar +15,34%ytd dari level 188,9204 ke level 217,8930. Sedangkan kinerja
sukuk negara atau IGSIX‐Total Return menghasilkan positive return tahun berjalan sebesar +12,81%ytd
dari 168,5013 menjadi 190,0792.
Gambar 4. Pergerakan Indeks Sukuk Secara Komposit, Sukuk Negara dan Sukuk Korporasi
Sumber: IBPA per 30 Desember 2016, diolah
Kepemilikan Asing Meningkat +19,22%ytd Di Tahun 2016
Kepemilikan asing di pasar SBN domestik mencatatkan peningkatan sebesar +19,22%ytd dari
Rp558,52triliun di akhir 2015 menjadi Rp665,86triliun per tanggal 29 Desember 2016, atau sedikit lebih
Bond Code Bond Name TTM (Year) IBPA Fair Yield (%) Volume (Rp Bio) Frequency
PNBN04SB Obligasi Subordinasi Bank Panin III Tahun 2010 0.86 8.1492 3,431.20 454
ASDF01CCN1 Obligasi Berkelanjutan I Astra Sedaya Finance Tahap I Tahun 2012 Seri C 0.15 7.5894 1,988.11 381
BNLI01SBCN2 Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Permata Tahap II Tahun 2012 2.97 9.3960 2,703.73 354
MEDC03 Obligasi Medco Energi International III Tahun 2012 0.47 8.6786 929.08 311
BNGA01SB Obligasi Subordinasi I Bank CIMB Niaga Tahun 2010 0.52 9.2030 1,639.10 302
BMRI01 Obligasi Subordinasi PT Bank Mandiri 2009 N/A* N/A* 2,315.68 274
MEDC01CN2 Obligasi Berkelanjutan I Medco Energi Internasional Tahap II Tahun 2013 1.21 8.8659 1,084.61 238
PNBN01SBCN1 Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Panin Tahap I Tahun 2012 2.97 9.1265 1,407.80 220
INDF06 Obligasi Indofood Sukses Makmur VI Tahun 2012 0.42 7.3907 803.58 217
TUFI02ACN2 Obligasi Berkelanjutan II Mandiri Tunas Finance Tahap II Tahun 2016 Seri A 2.42 9.0913 624.60 217
160 170 180 190 200 210 220 230 Ja n ‐ 16 Fe b ‐ 16 Ma r ‐ 16 Ap r ‐ 16 Ma y ‐ 16 Ju n ‐ 16 Ju l ‐ 16 Au g ‐ 16 Se p ‐ 16 Oc t ‐ 16 No v ‐ 16 De c ‐ 16
rendah dibanding tahun 2015 yang tercatat sebesar 21,06%ytd. Adanya penurunan capital inflow lebih
disebabkan oleh gejolak eksternal di tahun 2016.
Gambar 5. Kepemilikan Asing Di Pasar SBN Domestik
Sumber: DJPPR Kemenkeu *Per 29 Desember 2016
Ketahanan Fundamental Ekonomi Domestik Topang Pasar Obligasi
Pasar obligasi domestik di tahun 2016 mengalami fase rebound yang ditandai dengan berbalik
menurunnya yield dan tren positif kinerja ICBI dari tahun 2015. Membaiknya kinerja pasar obligasi
domestik tersebut tidak terlepas dari terjaganya kondisi fundamental ekonomi Indonesia. Inflasi dalam
negeri berada dalam tren rendah yakni pada rentang 2,79%yoy – 4,45%yoy, pertumbuhan ekonomi yang
stabil di kisaran 5,00%yoy, dan terjaganya kurs Rupiah terhadap USD yang terapresiasi sebesar
+2,28%ytd merupakan faktor pendukung positifnya pasar obligasi domestik.
Terjaganya fundamental ekonomi Indonesia tersebut kemudian mendorong Bank Indonesia untuk
melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan BI rate hingga 75bps dari 7,25% ke level 6.50%.
Bank Indonesia kemudian mengganti suku bunga acuan BI rate menjadi BI 7 Day Reverse Repo Rate
sejak Agustus 2016 dan kembali memangkas suku bunga acuan baru tersebut hingga 50bps dari 5,25%
menjadi 4,75%. Tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia tersebut turut menopang positifnya
kinerja pasar obligasi domestik.
Positifnya pasar obligasi domestik juga terdorong oleh kewajiban investasi di Surat Berharga Negara
(SBN) bagi lembaga jasa keuangan yang tertuang dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor
1/POJK.05/2016. Disamping itu, upaya pemerintah dalam mendongkrak penerimaan pajak melalui
kebijakan Tax Amnesty turut memberikan andil bagi meningkatnya permintaan instrumen SBN sebagai
salah satu instrumen penampung dana repatriasi.
400 450 500 550 600 650 700 De c ‐ 15 Ja n ‐ 16 Fe b ‐ 16 Ma r ‐ 16 Ap r ‐ 16 Ma y ‐ 16 Ju n ‐ 16 Ju l ‐ 16 Au g ‐ 16 Se p ‐ 16 Oc t ‐ 16 No v ‐ 16 De c 16* Rp Triliun
Gejolak Eksternal Menekan Pasar Obligasi Domestik
Positifnya pasar obligasi di tahun 2016 tidak terlepas dari gejolak dan kejutan dari global. Spekulasi
kenaikan The Fed Rate yang pada akhirnya dilakukan oleh The Fed sebesar 25bps ke kisaran 0,50%‐
0,75% pada akhir tahun mendominasi gejolak yang disebabkan oleh faktor global. The Fed juga
memproyeksikan lebih agresif di tahun 2017. Kejutan lain yakni referendum Inggris yang menyatakan
keluar dari zona Euro atau yang dikenal dengan istilah Brexit. Peristiwa lainnya yang cukup menimbulkan
gejolak yakni terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS. Terpilihnya Trump membawa dampak
Trump victory effect. Rencana kebijakan fiskal Trump yang agresif diprediksi mendorong naiknya inflasi
dengan cepat sehingga The Fed memproyeksikan kenaikan The Fed rate setidaknya 3 kali di tahun 2017.
Namun demikian, serangkaian gejolak dari global tersebut masih diimbangi dengan longgarnya likuiditas
global karena masih berlangsungnya Quantitative Easing (QE) oleh European Central Bank (ECB) dan
Bank of Japan (BoJ). Berlanjutnya QE tersebut mendorong aliran likuiditas global ke pasar obligasi
domestik.
Outlook Pasar Obligasi 2017
Pasar obligasi domestik di tahun 2017 diperkirakan masih berpeluang untuk melanjutkan tren positif
sejalan dengan masih terjaganya indikator makro dalam negeri. Berdasarkan asumsi makro APBN 2017,
ekonomi diperkirakan tumbuh 5,1% atau lebih baik dari tahun 2016, inflasi juga diperkirakan masih
dalam tren terjaga yakni 4,0%, dan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar AS berada di level Rp13.300/US$.
Membaiknya harga komoditas, dan minyak mentah dunia paska keputusan negara‐negara penghasil
minyak OPEC dan negara‐negara penghasil minyak non‐OPEC yang sepakat untuk membatasi produksi
minyak mentah diperkirakan dapat menopang pertumbuhan ekonomi negara‐negara penghasil
komoditas.
Namun demikian, pasar obligasi domestik akan dihadapi dengan tantangan utama dari global yakni
pengetatan kebijakan moneter di AS atau rencana kenaikan The Fed sebanyak 3 kali. Sehingga
pengetatan kebijakan moneter AS tersebut memungkinkan untuk berbaliknya arah kebijakan moneter
Bank Indonesia yang di tahun 2016 dalam tren longgar menjadi kembali dalam tren ketat di tahun 2017.
Selain itu risiko yang juga perlu dicermati pasar obligasi yakni implementasi kebijakan Trump yang
diperkirakan mendorong naik tren yield US Treasuries, pengurangan QE ECB yang akan berpengaruh
pada likuiditas global, dan pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan masih melambat.
TENTANG
IBPA
Cakupan Valuasi Harga Pasar Wajar
Sampai dengan tanggal 30 Desember 2016, IBPA telah melakukan penilaian dan penetapan HPW atas
690 seri jenis instrumen Efek bersifat utang dan Sukuk, dengan total jumlah outstanding mencapai
Rp2.750,18 Triliun yang terdiri dari Rp2.418,49 Triliun obligasi pemerintah dan Rp331,69 Triliun obligasi
korporasi, termasuk 10 seri EBA dengan jumlah nominal Rp2,93 Triliun dan 75 seri Medium Term Notes
(MTN) dengan jumlah nominal Rp17,67 Triliun. Dalam persentase, IBPA telah melakukan valuasi atas
95,39% surat utang yang diterbitkan Pemerintah dan 93,91% obligasi dan sukuk korporasi termasuk EBA
dan MTN.
Adapun jenis instrumen yang telah divaluasi tersebut meliputi 124 seri surat utang yang diterbitkan
Pemerintah dengan 15 seri Surat Perbendaharaan Negara (SPN), 51 seri Surat Berharga Negara (SBN)
denominasi Rupiah, 31 seri Surat Berharga Negara (SBN) denominasi US Dolar dan 27 seri Surat
Berharga Syariah Negara (SBSN), dengan total nilai nominal mencapai Rp2.418,49 Triliun. Sementara itu
untuk instrumen yang diterbikan oleh korporasi, IBPA telah melakukan penilaian dan penetapan harga
pasar wajar secara harian untuk 566 seri instrumen obligasi korporasi plain vanilla dan Sukuk Ijarah
korporasi, dengan peringkat (rating) investment grade dengan total nilai nominal Rp331,69 Triliun.
Tabel 7. Instrumen Surat Utang Yang Divaluasi IBPA sampai dengan 30 Desember 2016
Valuasi Instrumen MTN
Pada tanggal 13 Desember 2016, IBPA resmi melakukan penilaian dan penetapan harga pasar wajar atas
Medium Term Notes (MTN). Semakin besarnya jumlah penerbitan MTN oleh korporasi sebagai alternatif
pendanaan serta untuk memenuhi kebutuhan para pelaku pasar akan Harga Pasar Wajar (HPW) MTN
mendorong IBPA untuk melakukan penetapan dan penilaian HPW MTN. Dengan tetap mengedepankan
prinsip objektivitas, kredibilitas, independensi dan transparansi, penerbitan HPW MTN oleh IBPA
diharapkan dapat menjadi acuan bagi penerbitan MTN oleh emiten, serta juga menjadi acuan mark to
market dalam pengambilan keputusan investasi bagi pelaku pasar dan investor demi terwujudnya pasar
yang wajar, teratur dan efisien.
Produk dan Value Added Services
TheNewBIPS merupakan media utama IBPA dalam mendistribusikan informasi harga pasar wajar kepada
pelaku pasar. Pengguna TheNewBIPS sampai dengan tanggal 30 Desember 2016 berjumlah 208 institusi,
yang terdiri dari 64 institusi dana pensiun, 41 asset management, 35 perusahaan asuransi, 40 bank, 10
perusahaan sekuritas, 7 Emiten, dan 11 institusi lainnya.
TheNewBIPS berisi beragam informasi mulai dari harga pasar wajar atas efek bersifat utang dan surat
berharga lainnya, yield dan yield curves, varian indeks obligasi, laporan riset berkala serta beragam
aplikasi yang mampu mendukung kegiatan pengguna TheNewBIPS dalam mengelola portofolionya.
Aplikasi tersebut antara lain Bond Calculator, ABS Calculator, MyPortfolio serta MyWatchlist.
Layanan Edukasi: School Of Bonds And Fixed Income (SoBFI)
Bentuk layanan lain yang diberikan IBPA kepada publik adalah penyelenggaraan training terkait obligasi.
Program yang bernama School Of Bonds And Fixed Income (SoBFI) disajikan melalui kelas reguler
maupun in‐house training. Mengambil tema Bond Market and Instruments, Bond Market Analysis dan
kelas Sukuk, mulai tahun 2016 SoBFI memperkenalkan kelas baru yang mengambil tema Bond Market
Essentials yang diadakan di Seoul, Korea Selatan. Sepanjang tahun 2016 SoBFI telah diselenggarakan
sebanyak 18 kelas reguler dengan 8 kelas Bond Market and Instruments, 7 kelas Bond Market Analysis, 2
kelas Sukuk dan 1 kelas Bond Market Essentials. Selain itu, 2 kelas in‐house dengan PT Asuransi Bringin
Sejahtera Artamakmur (BRINS) dan Bank BRI juga telah diselenggarakan dengan sukses. Total peserta
yang telah mengikuti kelas reguler sebanyak 246 peserta dan 26 peserta yang mengikuti kelas in‐house.
Kerjasama Kelembagaan Dengan INAMBA & KemenPUPR
Pada tahun 2016, IBPA telah melakukan kerjasama kelembagaan dengan Indonesia Money Broker
Association (INAMBA) dalam penyediaan data yang dilakukan oleh Anggota INAMBA untuk kepentingan
price discovery mechanism. Price discovery mechanism adalah mekanisme pembentukan harga di pasar
sekunder surat utang. IBPA sebagai Lembaga Penilaian Harga Efek berperan sebagai pihak yang
melakukan valuasi terhadap harga pasar wajar efek bersifat utang dan surat berharga lainnya. Dengan
adanya kerjasama ini, IBPA akan menggunakan data kuotasi dan transaksi surat utang negara yang
dilakukan melalui anggota INAMBA sebagai sumber data tambahan bagi perhitungan harga pasar wajar
Selain melakukan kerjasama dengan INAMBA, IBPA juga melakukan kerjasama kelembagaan dengan
Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
(KemenPUPR). Kerjasama ini dilakukan untuk mendukung peran dan tugas Direktorat Jenderal
Pembiayaan Perumahan KemenPUPR dalam menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan
di bidang pembiayaan perumahan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang‐undangan.
Kesepakatan Bersama ini juga menjadi landasan bagi Direktorat Jenderal Pembiayaan Perumahan
KemenPUPR dan IBPA untuk secara bersama melakukan penyusunan kajian, analisis dan konsultasi di
bidang penilaian harga efek guna mendukung peran dan tugas Direktorat Pembiayaan Perumahan
KemenPUPR.
Sertifikasi ISO 9001:2008
IBPA mendapatkan sertifikasi ISO 9001:2008 dalam bidang penyediaan produk dan jasa penilaian dan
penetapan harga pasar wajar efek (provision of bond pricing). Pelaksanaan assesment sertifikasi ini
dilakukan oleh Lloyd’s Register, penyedia layanan penilaian mandiri terbaik di dunia termasuk di
dalamnya layanan sertifikasi, validasi, verifikasi, pelatihan yang terkait standar, skema, dan sudah diakui
di lebih dari 50 lembaga akreditasi di dunia.
ISO 9001:2008 adalah suatu standar internasional pada bidang sistem manajemen mutu yang bertujuan
untuk meningkatkan kepuasan pelanggan melalui penerapan sistem yang efektif sehingga produk/jasa
yang dihasilkan memiliki kualitas standar yang baik dan konsisten. Hal ini sejalan dengan upaya IBPA
untuk secara berkesinambungan berkomitmen menjamin terselenggaranya kegiatan penilaian dan
penetapan Harga Pasar Wajar (HPW) atas Efek bersifat Utang, Sukuk dan Surat Berharga lainnya secara
obyektif, kredibel, independen, transparan yang dikelola secara profesional guna memenuhi kepuasan
pemakai jasa.
Sekilas IBPA
IBPA adalah Lembaga Penilaian Harga Efek (LPHE) independen pertama dan satu‐satunya di Indonesia
yang fokus melakukan valuasi terhadap efek bersifat utang, sukuk dan efek lainnya. IBPA mendapatkan
izin sebagai LPHE dari Bapepam‐LK pada Agustus 2009. IBPA secara harian menyediakan harga pasar
wajar dan informasi imbal hasil untuk Surat Utang Negara dan Sukuk, surat utang korporasi dan Efek
lainnya. IBPA bertujuan untuk mendukung pengembangan pasar pendapatan tetap di Indonesia agar
menjadi lebih teratur, efisien, likuid dan transparan.
Jakarta, 30 Desember 2016
Departemen Hukum dan Komunikasi Perusahaan
PT Penilai Harga Efek Indonesia
Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 2, Lantai Dasar Jl. Jend. Sudirman Kav. 52‐53 Jakarta 12190