LAPORAN KEUANGAN TRIWULAN KE I KONSOLIDASI
( TIDAK DIAUDIT )
Halaman
Surat Pernyataan Direksi
LAPORAN KEUANGAN TRIWULAN KE I KONSOLIDASI (TIDAK DIAUDIT) Per 31 Maret 2010 dan 2009
Neraca Konsolidasi 3
Laporan Laba Rugi Konsolidasi 5
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 6
Laporan Arus Kas Konsolidasi 7
ASET Catatan 2010 2009 (disajikan kembali
catatan 3)
ASET LANCAR Rp. Rp.
Kas dan setara kas 2d,2g,4,35 397,152,866,323 452,950,752,309
Investasi jangka pendek 2h,5 14,932,098,345 10,959,150,272
Piutang usaha kepada 2d,2i,6,12,14,17,35
Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
sebesar Rp. 50,002,023,991.00 pada bulan Maret 2010 dan 751,611,860,290 689833297715
sebesar Rp. 43,322,691,552.00 pada bulan Maret 2009
Piutang lain - lain 2i 28,114,881,019 59,653,478,810
Persediaan - setelah dikurangi penyisihan penurunan nilai persediaan
sebesar Rp. 1,879,026,687 pada bulan Maret 2010 dan 2,322,144,220,637 1,976,376,246,430
sebesar Rp. 1,941,247,315 pada bulan Maret 2009 2j,7,12,17,19
Ayam pembibit turunan 2k,8 278,511,293,370 197,358,435,354
Uang muka 122,439,122,458 104,610,129,492
Pajak dibayar dimuka 9 105,523,359,048 104,880,663,363
Biaya dibayar dimuka 2l 51,465,804,560 30,360,826,547
Jumlah Aset Lancar 4,071,895,506,050 3,626,982,980,292
ASET TIDAK LANCAR
Rekening bank yang dibatasi penggunaannya 2d,2h,34a,35 5,469,000,000 9,316,400,345
Aset pajak tangguhan 2y,30 86,137,787,922 87,013,126,016
Tanaman – Bersih 2m,2t 2,535,102,429 2,743,561,657
Sapi pembibit turunan 2k,8 91,870,671,210 57,780,992,025
Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp. 1,521,681,111,054 pada bulan Maret 2010 dan
sebesar Rp. 1,381,977,835,990 pada bulan Maret 2009 2o,2p,2t,10,12,17,18,20,27 1,866,629,071,059 1,714,861,436,102 Properti investasi
sebesar Rp. 37883379488 pada bulan Maret 2010 dan
sebesar Rp. 29031984216 pada bulan Maret 2009 2n,2t,11,20,27 77,727,591,330 70,315,486,351
Aset tetap yang tidak digunakan - bersih 2o,2t,10 4,776,995,527 6,574,479,251
Aset real estat 2q 19,200,377,816 17,900,906,680
Aset tidak berwujud - bersih 2r 3,312,394,429 3,832,564,430
Instrumen keuangan derivatif 2aa,31 - 149,115,180,575
Aset lain-lain 25,332,973,586 28,642,113,231
Jumlah Aset Tidak Lancar 2,182,991,965,308 2,148,096,246,663
KEWAJIBAN DAN EKUITAS Catatan 2010 2009 (disajikan kembali
catatan 3)
KEWAJIBAN LANCAR Rp. Rp.
Hutang bank jangka pendek 2d,5,6,7,8,10,12,35 855,877,308,780 830,014,400,872
Hutang usaha kepada pihak ketiga 2d,13,35 424,787,475,056 485,984,495,098
Hutang lain - lain kepada pihak ketiga 6,14 52,998,596,945 80,687,613,888
Hutang pajak 2y,15 126,634,866,622 43,259,883,075
Biaya masih harus dibayar 16 155,276,196,286 232,580,494,853
Uang muka yang diterima 72,530,479,129 82,923,530,681
Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Pinjaman jangka panjang 2d,5,6,7,10,17,35 23,937,109,977 34,505,194,975
Pembelian aset tetap 1,799,118,089 2,532,214,199
Sewa pembiayaan 2p,18 180,532,097 414,776,011
Hutang yang direstrukturisasi 2d,2u,10,11,20,35 150,397,500,000 170,731,250,000
Jumlah Kewajiban Lancar 1,864,419,182,981 1,963,633,853,652
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Kewajiban pajak tangguhan 2y,30 3,371,182,750 6,488,801,028
Kewajiban imbalan pasti pasca kerja 2x,29 299,524,847,635 261,989,921,864
Instrumen keuangan derivatif 2aa,31 10,815,055,239 -
Goodwill - bersih 2c,21 72,830,579,497 75,302,341,632
Kewajiban jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun
Pinjaman jangka panjang 2d,6,7,10,17,35 61,615,088,788 62,779,363,050
Pembelian aset tetap 1,481,095,426 1,866,904,427
Sewa pembiayaan 2p,18 271,833,567 568,245,450
Hutang yang direstrukturisasi 2d,2u,10,11,20,35 888,952,240,499 1,322,151,313,283
Hutang Obligasi 2s,19 496,624,300,235 495,114,821,111
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar 1,835,486,223,636 2,226,261,711,845
Jumlah Kewajiban 3,699,905,406,617 4,189,895,565,497
HAK MINORITAS ATAS ASET BERSIH
ANAK PERUSAHAAN 2c,22 287,433,760,635 186,135,499,197
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp. 1.000 per saham
Modal dasar - 2.000.000.000 saham Seri A dengan nominal Rp 1.000 dan 5.000.000.000 saham Seri B dengan nominal Rp 200 pada tahun 2009 dan 2.000.000.000 saham dengan nominal Rp 1.000 pada tahun 2008
Modal ditempatkan dan disetor - 1.489.414.660 saham Seri A dengan nominal Rp 1.000 dan 582.318.000 saham Seri B dengan nominal Rp 200 pada tahun 2009 dan 1.489.414.660
saham dengan nominal Rp 1.000 pada tahun 2008 23 1,605,878,260,000 1,489,414,660,000
Agio saham 24 426,227,301,236 172,918,971,236
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 2d 31,670,742,018 64,222,754,280
Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 2h 1,380,552,616 1,380,552,616
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 2c (15,971,419,038) 5,798,519,720
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
periode komparatif - 285,972,959,701
Saldo Laba (defisit) 1b 218,362,867,274 (620,660,255,292)
Jumlah Ekuitas 2,267,548,304,106 1,399,048,162,261
(disajikan kembali catatan 3)
Rp. Rp.
PENJUALAN BERSIH 2v,25 3,385,260,305,080 3,364,851,552,855
BEBAN POKOK PENJUALAN 2v,26 2,755,156,432,435 2,756,010,160,357
LABA KOTOR 630,103,872,645 608,841,392,498
BEBAN USAHA 2e,2v,6,10,11,27,29,32
Penjualan 162,000,365,113 107,638,487,752
Umum dan administrasi 214,421,085,523 213,641,819,262
Jumlah Beban Usaha 376,421,450,636 321,280,307,014
LABA USAHA 253,682,422,009 287,561,085,484
PENGHASILAN ( BEBAN ) LAIN-LAIN
Keuntungan ( Kerugian ) kurs mata uang asing - bersih 2d 31,564,080,316 (103,281,088,586)
Penghasilan bunga 4,5 4,456,542,571 5,552,080,637
Keuntungan penjualan investasi saham pada anak perusahaan 1d - 6,827,037,244
Keuntungan penjualan aktiva tetap 2o,10 460,225,145 1,048,390,645
Keuntungan ( Kerugian ) transaksi derivatif 2aa,31 (14,316,890,168) 10,256,199,489
Beban bunga 2w,12,14,17,18,19,20,28 (51,012,554,615) (64,607,742,453)
Lain - lain - Bersih 9,865,925,888 5,360,776,300
( Beban ) Lain - lain - Bersih (18,982,670,863) (138,844,346,724)
LABA SEBELUM PAJAK, HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH 234,699,751,146 148,716,738,760
ANAK PERUSAHAAN
PENGHASILAN ( BEBAN ) PAJAK 2y,30
Pajak kini (55,410,907,055) (40,184,251,696)
Pajak tangguhan 6,734,128,227 (14,229,281,479)
Beban Pajak (48,676,778,828) (54,413,533,175)
LABA SEBELUM HAK MINORITAS ATAS
LABA BERSIH ANAK PERUSAHAAN 186,022,972,318 94,303,205,585
HAK MINORITAS ATAS LABA BERSIH
ANAK PERUSAHAAN 2c,22 (19,665,216,920) (15,730,475,337)
LABA BERSIH 166,357,755,398 78,572,730,248
LABA PER SAHAM DASAR ( dalam Rupiah penuh ) 2z 80 38
Dan Saham Penjabaran Ekuitas Kenaikan (Penurunan) Entitas Entitas Laba Ekuitas
Disetor Laporan Anak Nilai Wajar dari Sepengendali Sepengendali (Defisit)
Keuangan Perusahaan Pemilikan Efek Periode Komparatif
Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp. Rp.
Saldo per 1 Januari 2008 1,489,414,660,000 172,918,971,236 44,775,270,218 1,380,552,616 11,279,742,338 5,798,519,720 214,670,754,544 (932,973,907,323) 1,007,264,563,349 (disajikan kembali - catatan 3)
Selisih kurs karena
penjabaran laporan keuangan 2d - - 7,986,499,658 - - - 7,986,499,658
Realisasi melalui penghapusan
investasi 2h,5 - - - - (11,279,742,338) - - - (11,279,742,338)
Bagian laba bersih yang dibukukan ke dalam selisih transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali - - - 51,751,750,637 (51,751,750,637) -
Laba bersih tahun berjalan - - - 305,163,158,241 305,163,158,241
Saldo per 31 Desember 2008 1,489,414,660,000 172,918,971,236 52,761,769,876 1,380,552,616 - 5,798,519,720 266,422,505,181 (679,562,499,719) 1,309,134,478,910 (disajikan kembali - catatan 3)
Selisih kurs karena
penjabaran laporan keuangan 2d - - 11,460,984,404 - - - 11,460,984,404
Bagian laba bersih yang dibukukan ke dalam selisih transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali - - - 19,534,848,199 (19,534,848,199) -
Penyesuaian - - - 15,606,321 (135,637,622) (120,031,301)
Laba bersih periode berjalan - - - 78,572,730,248 78,572,730,248
Saldo per 31 Maret 2009 1,489,414,660,000 172,918,971,236 64,222,754,280 1,380,552,616 - 5,798,519,720 285,972,959,701 (620,660,255,292) 1,399,048,162,261 (disajikan kembali - catatan 3)
Saldo per 1 Januari 2009 1,489,414,660,000 172,918,971,236 52,761,769,876 1,380,552,616 - 5,798,519,720 266,422,505,181 (679,562,499,719) 1,309,134,478,910 (disajikan kembali - catatan 3)
Selisih kurs karena
penjabaran laporan keuangan 2d - - (20,741,601,371) - - - (20,741,601,371)
Bagian laba bersih yang dibukukan ke dalam selisih transaksi
restrukturisasi entitas sepengendali - - - 82,884,072,337 (82,884,072,337) -
Penambahan saham baru 23,24 116,463,600,000 253,308,330,000 - - - (20,465,352,482) (349,306,577,518) - -
Penjualan anak perusahaan
antara entitas sepengendali - - - (1,304,586,276) - - (1,304,586,276)
Laba bersih tahun berjalan - - - 814,451,683,932 814,451,683,932
Saldo per 31 Desember 2009 1,605,878,260,000 426,227,301,236 32,020,168,505 1,380,552,616 - (15,971,419,038) - 52,005,111,876 2,101,539,975,195
Selisih kurs karena
penjabaran laporan keuangan 2d - - (349,426,487) - - - (349,426,487)
Laba bersih periode berjalan - - - 166,357,755,398 166,357,755,398
Saldo per 31 Maret 2010 1,605,878,260,000 426,227,301,236 31,670,742,018 1,380,552,616 - (15,971,419,038) - 218,362,867,274 2,267,548,304,106
31 Maret (Disajikan kembali
2010 Catatan 3)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan dari pelanggan 3,422,032,731,224 3,349,646,415,042
Pembayaran kepada pemasok dan lain-lain (3,215,692,438,283) (2,916,569,877,856)
Pembayaran kepada karyawan (155,696,926,558) (125,160,382,913)
Kas dihasilkan dari operasi 50,643,366,383 307,916,154,273
Pembayaran pajak penghasilan (66,104,926,796) (44,605,243,294)
Pembayaran bunga (50,849,670,789) (62,075,586,659)
Kas Bersih Diperoleh Dari (Digunakan Untuk) Aktivitas Operasi (66,311,231,202) 201,235,324,320
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Penerimaan bunga 4,456,542,571 5,552,080,637
Hasil penjualan aset tetap 567,854,682 1,048,390,645
Penambahan jaminan 286,121,351 25,760,108
Perolehan properti investasi - (2,296,651,275)
Pencairan (penambahan) investasi jangka pendek - 118,547,493
Perolehan aset tetap (105,627,239,050) (75,470,809,389)
Hasil penjualan anak perusahaan - 7,437,843,460
Kas Bersih Digunakan Untuk Aktivitas Investasi (100,316,720,446) (63,584,838,321)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penurunan modal disetor oleh pemegang saham
minoritas (669,877,388) -
Pembayaran hutang pembelian aset tetap (776,608,656) (610,728,107)
Pembayaran hutang sewa pembiayaan (108,685,312) (157,273,702)
Penerimaan (pembayaran) dari fasilitas pinjaman - 15,000,000,000
Penerimaan (pembayaran) hutang bank 74,073,451,087 (86,513,848,252)
Pembayaran hutang yang direstrukturisasi (39,383,144,312) (42,078,500,000)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Pendanaan 33,135,135,419 (114,360,350,061)
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (133,492,816,229) 23,290,135,938
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 523,811,550,562 427,812,374,966
Pengaruh perubahan kurs mata uang asing 6,834,131,990 1,848,241,405
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 397,152,866,323 452,950,752,309
1. Umum
a. Pendirian dan Informasi Umum
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka UU Penanaman Modal Asing No. 1 tahun 1967 berdasarkan akta notaris Djojo Muljadi, S.H. No. 59 tanggal 18 Januari 1971 dan diubah dengan akta No. 60 dari notaris yang sama tanggal 15 Pebruari 1972. Akta pendirian ini beserta perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. Y.A.5/39/8 tanggal 4 Oktober 1972 dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 86 Tambahan No. 641 tanggal 25 Oktober 1974. Status Perusahaan berubah dari Penanaman Modal Asing menjadi Penanaman Modal Dalam Negeri berdasarkan Surat Keputusan dari BKPM No.10/V/1982 tanggal 25 Juni 1982 yang dinyatakan dalam akta notaris Sastra Kosasih, S.H. No. 29 tanggal 27 Oktober 1982. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta notaris No. 2 tanggal 1 Oktober 2009 dari Fathiah Helmi, SH, notaris di Jakarta, sehubungan dengan penggabungan PT Multi Agro Persada Tbk ke dalam Perusahaan. Perubahan anggaran dasar tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No. AHU-56557.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 19 November 2009.
Perusahaan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Januari 1971. Kantor pusat Perusahaan beralamat di Wisma Milenia Lt. 7 Jl. MT. Haryono Kav. 16 Jakarta 12810, dengan pabrik berlokasi di Sidoarjo - Jawa Timur, Tangerang - Banten, Cirebon - Jawa Barat, Makasar - Sulawesi Selatan, Lampung, Padang – Sumatera Barat dan Bati-bati – Kalimantan Selatan.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi bidang:
• Pengolahan segala macam bahan untuk pembuatan/produksi bahan makanan hewan, kopra dan
bahan lain yang mengandung minyak nabati, gaplek dan lain-lain;
• Mengusahakan pembibitan, peternakan ayam dan usaha peternakan lainnya, meliputi budi daya
seluruh jenis peternakan, perunggasan, perikanan dan usaha lain yang terkait, dan
• Menjalankan perdagangan dalam negeri dan internasional dari bahan tersebut serta hasil
produksi tersebut di atas.
Hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri, termasuk ke Asia, Eropa dan Amerika Serikat.
b. Penggabungan Usaha Dengan PT Multi Agro Persada Tbk
Berdasarkan Rancangan Penggabungan Usaha PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JCI) dan PT Multi Agro Persada Tbk (MAP), pada tanggal 25 Juni 2009 telah ditandatangani Kesepakatan Awal (Letter of
Intent) untuk mengintegrasikan kegiatan usaha kedua perusahaan tersebut dengan cara penggabungan
usaha. Dalam penggabungan ini JCI bertindak selaku “Perusahaan Yang Menerima Penggabungan” dan MAP sebagai “Perusahaan Yang Akan Bergabung”
Sehubungan dengan telah diperolehnya persetujuan dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) atas rencana penggabungan MAP ke dalam JCI melalui Surat Persetujuan Penggabungan Perusahaan No. 124/III/PMDN/2009 tanggal 9 November 2009, serta dengan telah diterimanya Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-56557.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 19 November 2009, penggabungan usaha menjadi efektif pada tanggal 1 Desember 2009. Penggabungan usaha ini telah disetujui oleh Bapepam-LK melalui surat No. S-8714/BL/2009 tanggal 30 September 2009.
Tanggal efektif penggabungan usaha dengan MAP ditetapkan pada 1 Desember 2009 berdasarkan Akta No. 8 tanggal 12 Oktober 2009 yang dibuat dihadapan Fathiah Helmi, SH, notaris di Jakarta. Sejak tanggal penggabungan usaha, seluruh hubungan hukum antara pelanggan/relasi bisnis eks MAP dengan eks MAP telah beralih dan diteruskan oleh JCI.
Susunan pemegang saham sebelum dan pada tanggal penggabungan usaha adalah sebagai berikut:
sebelum penggabungan
Jumlah saham Jumlah saham Jumlah saham sebelum setelah
Jumlah saham % konversi % konversi %
Sah am Se r i A
Malvolia Pte.Ltd 619,380,751 41.59 - - - 619,380,751 29.90 BNP Paribas Wealth Management Singapore Branch 102,026,057 6.85 - - - 102,026,057 4.92 UOB Kay Hian Private Limited 77,744,177 5.21 - - - 77,744,177 3.75 PT Bank Danamon Indonesia Tbk S/A Kreditur JCI 76,665,362 5.15 - - - 76,665,362 3.70 Masyarakat (masing-masing dibaw ah 5%) 613,598,313 41.20 - - - 613,598,313 29.62
Sah am Se r i B
Malvolia Pte.Ltd - - 55,301,235 98.58 574,026,819 574,026,819 27.71 Masyarakat (masing-masing dibaw ah 5%) - - 798,765 1.42 8,291,181 8,291,181 0.40
Ju m lah 1,489,414,660 100.00 56,100,000 100.00 582,318,000 2,071,732,660 100.00
penggabungan usaha Pemegang saham JCI
Pemegang saham JCI Pemegang saham MAP sebelum
penggabungan usaha pada tanggal
Berdasarkan laporan No. TC/CF/R-0609/09 tanggal 16 September 2009 dan No. TC/CF/R-0706/09 tanggal 16 September 2009 yang dikeluarkan oleh KJPP Ruky, Safrudin & Rekan, penilai independen, untuk keperluan konversi saham, manajemen menetapkan nilai pasar wajar per saham JCI dan MAP masing-masing adalah sebesar Rp 635 (nilai penuh) dan Rp 6.596 (nilai penuh) per saham.
Berdasarkan penilaian tersebut, maka setiap 1 pemegang saham MAP akan mendapatkan 10,38 (dibulatkan) saham Seri B yang diterbitkan oleh JCI dengan nilai nominal Rp 200 (nilai penuh) per saham. Penilaian tersebut merupakan nilai intrinsik wajar dari masing-masing perusahaan dan juga memberikan premium di atas harga perdagangan historis.
Untuk perhitungan penambahan nilai modal saham biasa dan tambahan modal disetor JCI, manajemen menggunakan harga pasar saham JCI pada saat penggabungan usaha terjadi. Dengan demikian terdapat penambahan nilai modal saham biasa dan tambahan modal disetor JCI masing-masing sebesar Rp 116.464 juta dan Rp 253.308 juta. Lihat Catatan 3 untuk penyajian kembali laporan keuangan konsolidasi tahun sebelumnya.
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Pada tanggal efektif penggabungan usaha, JCI dan MAP berada dalam pengendalian entitas yang sama, yaitu Malvolia Pte. Ltd. Oleh karena itu penggabungan usaha kedua perusahaan dilakukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan. Berdasarkan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku pada transaksi restrukturisasi antar entitas sepengendali dibukukan ke dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali” pada unsur ekuitas.
Pada tahun 2009, selisih tersebut disajikan dalam akun “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali periode komparatif”.
c. Penawaran Umum Efek
Pada tanggal 31 Agustus 1989, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) [sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK)] dengan suratnya No. SI-046/SHM/MK.10/1989 untuk melakukan penawaran umum atas 4.000.000 saham Perusahaan kepada masyarakat. Pada tanggal 23 Oktober 1989 saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
Pada tanggal 8 Pebruari 1990, Perusahaan memperoleh persetujuan pencatatan dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan suratnya No. S-139/PM/1990 untuk melakukan pencatatan saham sebesar 24.000.000 saham yang berasal dari penawaran umum terbatas dengan perbandingan 2 : 3. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 12 Pebruari 1990.
1. Umum (Lanjutan)
c. Penawaran Umum Efek (Lanjutan)
Pada tanggal 26 Juli 1991, Perusahaan memperoleh persetujuan pencatatan dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan suratnya No. S-1149/PM/1991 untuk melakukan pencatatan saham bonus sejumlah 80.000.000 saham dengan perbandingan 1 : 2. Saham-saham tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Juli 1991.
Pada tanggal 20 Maret 1992, Perusahaan memperoleh persetujuan pencatatan tambahan saham atas penerbitan Obligasi Konversi di luar negeri dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan suratnya No. S-599/PM/1992 sebanyak 28.941.466 saham.
Pada tanggal 1 November 2002, Perusahaan memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor dengan mengeluarkan 1.340.473.194 lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 per saham kepada kreditur tak terafiliasi tanpa melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sesuai dengan peraturan Bapepam No. IX.D.4, lampiran Keputusan Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) No. Kep-44/PM/1998 tanggal 14 Agustus 1998.
Pada tanggal 16 Mei 2007, Perusahaan menerima Surat Persetujuan Penerbitan Obligasi No. 021/JAPFA-BPM/LD-CS/V/07 dari Ketua Bapepam-LK sehubungan dengan penerbitan Obligasi Japfa I Tahun 2007 sebesar Rp 500 miliar (Catatan 19).
Pada tanggal 31 Maret 2010 dan 2009, seluruh saham Perusahaan masing-masing atau sejumlah 2.071.732.660 saham dan 1.489.414.660 saham telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
1. Umum (Lanjutan)
d. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan
Perusahaan mempunyai bagian kepemilikan, baik langsung maupun tidak langsung, sama dengan atau lebih dari 50% saham anak perusahaan berikut:
Tahun Operasi
Domisili Jenis Usaha Komersial 2009
PT Suri Tani Pemuka (STP) Sidoarjo Produksi pakan udang, tambak udang,
kamar pendingin dan penetasan benur udang 1987 100.00%
- PT Kraksaan Windu (KW) Probolinggo Tambak udang 1991 100.00%
- PT Artha Lautan Mulya (ALM) Situbondo Tambak udang 1992 99,55%
- PT Bumiasri Lestari (BL) Situbondo Tambak udang 1989 60.00%
PT Multibreeder Adirama
Indonesia Tbk (MBAI) Jakarta Pembibitan ayam 1985 73.06%
- PT Multiphala Adiputra (MA) Purwakarta Pembibitan ayam 1995 100.00%
- PT Hidon (Hidon) Sukabumi Pembibitan ayam 1975 99.99%
PT Ciomas Adisatwa (CA) Jakarta Perdagangan, pembibitan ayam dan
rumah potong ayam 1998 100.00%
- PT Japfa Intitrada Jakarta Perdagangan (tidak beroperasi) 1992 99.97%
- PT Japfa Indoland Jakarta Real estat 1992 100.00%
- PT Tretes Indah Permai (TIP) Tretes Real estat 1995 100.00%
- PT Indonesia Pelleting (IP) Jakarta Industri pellet 1967 99.00%
- PT Japfafood Nusantara (JFN) Jakarta Makanan 1997 100.00%
- PT Wabin Jayatama Serang Perkebunan dan peternakan 1988 100.00%
- PT Java Citra Indonusa Jakarta Jasa Pelayaran (tidak beroperasi) 1992 100.00%
- PT Supra Sumber Cipta Jakarta Perdagangan 1996 100.00%
- PT Supra Anekaboga (SAB) Bogor Makanan 1997 99.00%
- PT Karya Ciptanyata Wisesa (KCW) Semarang Minuman 1997
-- PT Septatrada Hardaguna (STH) Bogor Makanan 1997 97.50%
- PT Japfafood Sentra Distribusi Jakarta Perdagangan (tidak beroperasi) 1997 100.00% - PT Japfa Santori Indonesia (JSI) Tangerang Perdagangan 1997 85,01% - Japfa Comfeed
International Pte., Ltd. (JCIP) Singapura Perdagangan, investasi dan perunggasan 1994 100.00%
- Japfa Comfeed India Ltd. (JCIL) India Perunggasan 1995 65.00%
- PT Vaksindo Satwa Nusantara (VSN) Jakarta Produksi vaksin 1981 100.00%
- Regional Trader Pte., Ltd. Singapura Perdagangan 2008 100.00%
PT EMKL Bintang Laut Timur (EMKL) Surabaya Jasa ekspedisi muatan kapal laut 1974 100.00% PT Multiphala Agrinusa (MAG) Jakarta Produksi pakan ternak 1995 100.00% - PT Indojaya Agrinusa (IAG) Medan Produksi pakan ternak dan pembibitan ayam 1997 50.00% PT Santosa Agrindo (SA) Jakarta Perdagangan, pembibitan sapi dan
rumah potong sapi 1991 100.00%
- PT Austasia Stockfeed (ASF) Jakarta Perdagangan, pembibitan sapi dan
produksi pakan ternak 1973 100.00%
PT Bintang Terang Gemilang (BTG) Serang Produksi pakan ternak 2000 100.00% Anak Perusahaan
Persentase Pemilikan Efektif
1. Umum (Lanjutan)
d. Anak Perusahaan yang Dikonsolidasikan (Lanjutan)
Akuisisi Anak Perusahaan PT Santosa Agrindo (SA)
Berdasarkan perjanjian jual beli tanggal 15 Januari 2008, Perusahaan mengakuisisi 99,99% atau sebanyak 180.149.950 saham SA dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 90.000 juta. Saldo kas dan setara kas SA pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 15.123 juta. Jumlah aset dan kewajiban SA pada saat akuisisi adalah sebagai berikut:
Rp '000.000
Aset lancar 246,732
Aset tidak lancar 64,261 Jum lah kewajiban 143,308
PT Austasia Stockfeed (ASF)
Berdasarkan akta jual beli No. 54 tanggal 03 Januari 2008 dari Dr. Irawan Soerodjo,S.H., Msi, notaris di Jakarta, SA mengakuisisi 99,99% atau sebanyak 39.996 saham ASF dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 30.000 juta, yang telah dibayarkan secara tunai. Saldo kas dan setara kas ASF pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 1.285 juta. Jumlah aset dan kewajiban ASF pada saat akuisisi adalah sebagai berikut:
Rp '000.000 Aset lancar 61,812 Aset tidak lancar 47,956 Jum lah kewajiban 72,883
PT Vaksindo Satwa Nusantara (VSN)
Berdasarkan akta jual beli No. 18 tanggal 3 September 2008 dari Dr. Irawan Soerodjo, S.H., Msi, notaris di Jakarta, PT Ciomas Adisatwa (CA), anak perusahaan, mengakuisisi 99% atau sebanyak 5.940 saham VSN dari pihak ketiga dengan biaya perolehan sebesar Rp 4.462 juta, dimana sebesar Rp 3.552 juta telah dibayarkan secara tunai. Saldo kas dan setara kas VSN pada saat akuisisi adalah sebesar Rp 509 juta. Jumlah aset dan kewajiban VSN pada saat akuisisi adalah sebagai berikut:
Rp '000.000
As et lancar 20,769
As et tidak lancar 9,234 Jum lah kewajiban 31,547
PT Bintang Terang Gemilang (BTG)
Pada tanggal 1 Desember 2009, PT Multi Agro Persada Tbk, pemegang saham mayoritas BTG, telah efektif melakukan penggabungan usaha dengan Perusahaan sebagaimana dijelaskan pada Catatan 1b. Sehingga sejak tanggal tersebut, BTG adalah anak perusahaan dari Perusahaan. Jumlah aset dan kewajiban BTG pada saat penggabungan adalah sebagai berikut:
Rp '000.000
Aset lancar 357,935
Aset tidak lancar 102,734 Jum lah kewajiban 147,396
Pendirian dan Penutupan Anak Perusahaan Regional Trader Pte., Ltd. (RGT)
Pada tanggal 9 Mei 2008, CA mendirikan RGT berdasarkan Sertifikat Kepemilikan No. 1. Kepemilikan CA sebesar 100% dengan penyertaan modal sebanyak 2 lembar saham dengan nilai nominal SIN$ 2 per lembar saham.
Japfa Comfeed Holding BV (JCH)
Pada tanggal 29 Oktober 2007, Perusahaan mendirikan JCH berdasarkan akta pendirian dari Voorneman Geenen, notaris di Amsterdam. Kepemilikan Perusahaan sebesar 100% dengan penyertaan modal sebanyak 180 lembar saham dengan nilai nominal Euro 100 per lembar saham. JCH bertindak sebagai perusahaan keuangan untuk Perusahaan dan anak perusahaan. Pada bulan Desember 2008, Perusahaan menutup dan menghentikan operasi JCH.
Japfa Comfeed BV (JCBV)
Pada tanggal 30 Oktober 2007, Perusahaan mendirikan JCBV berdasarkan akta pendirian dari Voorneman Geenen, notaris di Amsterdam. Kepemilikan Perusahaan sebesar 100% dengan penyertaan modal sebanyak 180 lembar saham dengan nilai nominal Euro 100 per lembar saham. JCBV bertindak sebagai perusahaan keuangan untuk Perusahaan dan anak perusahaan. Pada bulan Desember 2008, Perusahaan menutup dan menghentikan operasi JCBV.
Penjualan Anak Perusahaan PT Karya Ciptanyata Wisesa (KCW)
Berdasarkan perjanjian jual beli saham tanggal 2 Februari 2009, PT Supra Sumber Cipta (SSC), anak perusahaan, menyetujui untuk menjual 99 % sahamnya di KCW dengan harga jual sebesar Rp 10.494 juta kepada pihak ketiga. Transaksi jual beli ini dilakukan pada tanggal 2 Februari 2009. Total aset anak perusahaan yang dijual ini pada saat dijual adalah sebesar Rp 11.310 juta.
1. Umum (Lanjutan)
e. Karyawan, Direktur dan Komisaris
Pada tanggal 31 Desember 2009, berdasarkan Akta No. 8 tanggal 12 Oktober 2009 dari Fathiah Helmi, SH, notaris di Jakarta, susunan manajemen Perusahaan adalah sebagai berikut:
Dewan Kom is aris Kom is aris Utam a/
Kom is aris Independen : Radityo Hatari Wakil Kom is aris Utam a : Os a Mas ong
Kom is aris : Hariono Soem ars ono
Dewan Direks i
Direktur Utam a : Handojo Santos a
Wakil Direktur Utam a : Bam bang Budi Hendarto
Direktur : Ignatius Herry Wibowo
Tan Yong Nang
Sebagai perusahaan publik, Perusahaan telah memiliki Komisaris Independen dan Komite Audit yang diwajibkan oleh Bapepam dan LK. Komite Audit Perusahaan terdiri dari dua orang anggota, dimana Radityo Hatari yang menjabat sebagai Komisaris Independen juga menjadi Ketua Komite Audit.
Jumlah karyawan Perusahaan rata-rata (tidak diaudit) adalah sebesar 13.836 orang Maret 2010. Jumlah kompensasi komisaris dan direksi Perusahaan masing-masing sebesar Rp 6.175.208.000 pada Maret 2010.
Dewan Direksi telah menyelesaikan laporan keuangan konsolidasi PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk dan anak perusahaan pada tanggal 20 Mei 2010 dan bertanggung jawab atas laporan keuangan konsolidasi tersebut.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting
a. Dasar Penyusunan dan Pengukuran Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan prinsip dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yakni Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam dan LK).
Dasar pengukuran laporan keuangan konsolidasi ini adalah konsep biaya perolehan (historical
cost), kecuali beberapa akun tertentu disusun berdasarkan pengukuran lain, sebagaimana diuraikan
dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasi ini disusun dengan metode akrual, kecuali laporan arus kas.
Laporan arus kas konsolidasi disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah mata uang Rupiah (Rp).
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
b. Penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Revisi
Perusahaan dan anak perusahaan telah menerapkan PSAK No. 14 (Revisi 2008), ”Persediaan”, yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2009 yang mengatur ketentuan mengenai perhitungan biaya awal persediaan dan perolehan persediaan selanjutnya diukur berdasarkan nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Standar ini untuk mengurangi keanekaragaman pengukuran biaya persediaan. Standar ini tidak memperkenankan penggunaan metode masuk terakhir keluar pertama untuk mengukur biaya persediaan dan mengharuskan Perusahaan dan anak perusahaan untuk menggunakan metode biaya yang sama terhadap semua persediaan yang memiliki sifat dan kegunaan yang sama.
Penerapan PSAK revisi di atas tidak berdampak material terhadap laporan keuangan konsolidasi Perusahaan dan anak perusahaan.
c. Prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan yang dikendalikannya, dimana Perusahaan memiliki lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, hak suara di anak perusahaan dan dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari anak perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari aktivitas anak perusahaan tersebut. Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan apabila sifat pengendaliannya adalah sementara karena anak perusahaan tersebut diperoleh dengan tujuan akan dijual kembali dalam waktu dekat; atau jika ada pembatasan jangka panjang yang mempengaruhi kemampuan anak perusahaan untuk memindahkan dananya ke Perusahaan.
Dalam hal pengendalian terhadap anak perusahaan dimulai atau diakhiri pada suatu periode tertentu, maka hasil usaha yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasi hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh hingga saat pengendalian atas anak perusahaan itu berakhir.
Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasi, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut.
Hak minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas laba bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut sesuai dengan persentase kepemilikan pemegang saham minoritas pada anak perusahaan tersebut.
Kerugian yang menjadi bagian dari pemegang saham minoritas pada suatu anak perusahaan dapat melebihi bagiannya dalam modal disetor. Kelebihan tersebut dan kerugian lebih lanjut yang menjadi bagian pemegang saham minoritas, harus dibebankan kepada pemegang saham mayoritas, kecuali terdapat kewajiban yang mengikat pemegang saham minoritas untuk menutupi kerugian tersebut dan pemegang saham minoritas mampu memenuhi kewajibannya. Apabila pada periode selanjutnya, anak perusahaan melaporkan laba, maka laba tersebut harus terlebih dahulu dialokasikan kepada pemegang saham mayoritas sampai seluruh bagian kerugian pemegang saham minoritas yang dibebankan pada pemegang saham mayoritas dapat ditutup.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
c. Prinsip Konsolidasi (Lanjutan)
Pada saat akuisisi, aset dan kewajiban anak perusahaan diukur sebesar nilai wajarnya pada tanggal akuisisi. Selisih dari nilai wajar kepemilikan Perusahaan atas aset bersih anak perusahaan dengan nilai perolehannya dicatat sebagai goodwill dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode 5 tahun. Apabila biaya akuisisi lebih rendah dibandingkan dengan nilai wajar aset bersih perusahaan yang diakuisisi pada tanggal transaksi, maka nilai wajar aset non-moneter yang diakuisisi harus diturunkan secara proporsional, sampai seluruh selisih tersebut dieliminasi. Sisa selisihnya akan dicatat sebagai goodwill negatif dan diamortisasi menggunakan metode garis lurus selama periode 20 tahun.
Transaksi pembelian saham anak perusahaan yang dilakukan dalam rangka reorganisasi entitas yang berada dalam satu kelompok usaha yang sama merupakan transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali. Selisih antara harga pengalihan dengan nilai buku anak perusahaan dalam transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dibukukan dalam akun “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang disajikan sebagai unsur Ekuitas.
d. Transaksi dan Penjabaran Laporan Keuangan Dalam Mata Uang Asing
Pembukuan Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali JCIP, JCIL, JCH dan anak perusahaan, diselenggarakan dalam mata uang Rupiah. Transaksi-transaksi selama tahun berjalan dalam mata uang asing dicatat dengan kurs yang berlaku pada saat terjadinya transaksi. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata uang asing disesuaikan untuk mencerminkan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
Pembukuan JCIP diselenggarakan dalam Dolar Singapura (SGD) dan JCIL dalam Rupee. Untuk tujuan penyajian laporan keuangan konsolidasi, aset dan kewajiban anak perusahaan pada tanggal neraca dijabarkan masing-masing dengan menggunakan kurs yang berlaku pada tanggal tersebut, sedangkan pendapatan dan beban dijabarkan dengan menggunakan kurs rata-rata. Selisih kurs yang terjadi disajikan sebagai bagian dari ekuitas pada akun “Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan”.
e. Transaksi Hubungan Istimewa
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah:
1. Perusahaan, yang melalui satu atau lebih perantara, mengendalikan, atau dikendalikan oleh, atau
berada di bawah pengendalian bersama, dengan Perusahaan (termasuk holding companies,
subsidiaries dan fellow subsidiaries);
2. Perusahaan asosiasi;
3. Perorangan yang memiliki, baik secara langsung maupun tidak langsung, suatu kepentingan
hak suara di Perusahaan yang berpengaruh secara signifikan, dan anggota keluarga dekat dari perorangan tersebut (yang dimaksudkan dengan anggota keluarga dekat adalah mereka yang dapat diharapkan mempengaruhi atau dipengaruhi perorangan tersebut dalam transaksinya dengan Perusahaan);
4. Karyawan kunci, yaitu orang-orang yang mempunyai wewenang dan tanggung jawab untuk
merencanakan, memimpin dan mengendalikan kegiatan Perusahaan yang meliputi anggota dewan komisaris, direksi dan manajer dari Perusahaan serta anggota keluarga dekat orang-orang tersebut; dan
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
e. Transaksi Hubungan Istimewa (Lanjutan)
5. Perusahaan dimana suatu kepentingan substansial dalam hak suara dimiliki baik secara
langsung maupun tidak langsung oleh setiap orang yang diuraikan dalam butir (3) atau (4), atau setiap orang tersebut mempunyai pengaruh signifikan atas perusahaan tersebut. Ini mencakup perusahaan-perusahaan yang dimiliki anggota dewan komisaris, direksi atau pemegang saham utama dari Perusahaan dan perusahaan-perusahaan yang mempunyai anggota manajemen kunci yang sama dengan Perusahaan.
Semua transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan, persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga diungkapkan dalam laporan keuangan konsolidasi.
f. Penggunaan Estimasi
Penyusunan laporan keuangan konsolidasi sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum mengharuskan manajemen membuat estimasi dan asumsi yang mempengaruhi jumlah aset dan kewajiban yang dilaporkan dan pengungkapan aset dan kewajiban kontinjensi pada tanggal laporan keuangan serta jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Realisasi dapat berbeda dengan jumlah yang diestimasi.
g. Kas dan Setara Kas
Kas terdiri dari kas dan bank. Setara kas adalah semua investasi yang bersifat jangka pendek dan sangat likuid yang dapat segera dikonversikan menjadi kas dengan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan yang tidak dijaminkan serta tidak dibatasi pencairannya.
h. Investasi
Deposito Berjangka dan Rekening Bank yang Dibatasi Pengunaannya
Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau dibatasi penggunaannya, dan deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatannya serta rekening Bank yang dijaminkan atau dibatasi penggunaannya, disajikan sebagai investasi. Deposito berjangka disajikan sebesar nilai nominal.
Penempatan pada Efek Ekuitas yang Nilai Wajarnya Tersedia
Termasuk dalam kelompok ini adalah efek yang dibeli dan dimiliki untuk dijual kembali dalam waktu dekat, yang biasanya ditunjukkan dengan frekuensi pembelian dan penjualan yang sering. Efek ini dimiliki dengan tujuan untuk menghasilkan laba dari perbedaan harga jangka pendek. Investasi dalam efek yang termasuk dalam kelompok ini diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang timbul dari kenaikan atau penurunan tersebut diakui pada laba rugi konsolidasi tahun yang bersangkutan.
Untuk menghitung laba atau rugi yang direalisasi, biaya perolehan efek ditentukan berdasarkan metode rata-rata tertimbang.
Investasi pada Perusahaan Asosiasi
Investasi dalam bentuk saham dimana Perusahaan mempunyai pemilikan saham minimal 20%, tetapi tidak lebih dari 50% dicatat dengan menggunakan metode ekuitas, dimana biaya perolehan dari penyertaan ditambah atau dikurangi dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi sejak tanggal perolehan sebesar persentase pemilikan serta dikurangi dengan pendapatan dividen.
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
h. Investasi (Lanjutan)
Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan
Perubahan nilai investasi yang disebabkan oleh terjadinya perubahan nilai ekuitas anak perusahaan yang bukan merupakan transaksi antara Perusahaan dengan anak perusahaan diakui sebagai bagian dari ekuitas dalam akun “Selisih Transaksi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan”. Pada saat pelepasan investasi yang bersangkutan, selisih perubahan ekuitas anak perusahaan tersebut diakui sebagai pendapatan atau beban pada periode yang sama dengan pengakuan keuntungan atau kerugian pelepasan investasi.
i. Piutang dan Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Piutang dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu. Piutang yang tidak dapat ditagih dihapuskan. Penyisihan piutang ragu-ragu dibentuk berdasarkan penelaahan manajemen terhadap masing-masing akun piutang akhir tahun.
j. Persediaan
Persediaan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, yang mana yang lebih rendah. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
Nilai realisasi bersih adalah estimaasi harga jual dalam kegiatan normal usaha, dikurangi dengan estimasi biaya produksi dan estimasi biaya-biaya sehubungan dengan penjualan.
Penyisihan penurunan nilai persediaan dibentuk berdasarkan evaluasi yang dibuat oleh manajemen terhadap estimasi harga pasar persediaan pada akhir tahun dengan mempertimbangkan tingkat permintaan di masa mendatang dan kondisi pasar.
k. Hewan Pembibit Turunan
Ayam Pembibit Turunan
Ayam pembibit turunan terdiri dari grandparent stock (ayam nenek), yaitu ayam yang menghasilkan telur tetas untuk parent stock (ayam induk), dan parent stock, yaitu ayam yang menghasilkan telur tetas untuk ayam niaga (final stock). Ayam pembibit turunan dapat diklasifikasikan sebagai ayam yang telah menghasilkan dan ayam yang belum menghasilkan.
Ayam yang belum menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan ditambah dengan biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan. Biaya perolehan ditambah dengan akumulasi biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan tersebut akan direklasifikasi ke masa produksi pada saat mencapai usia produksi. Pada umumnya ayam pedaging mencapai masa produksi setelah berumur 25 minggu dan ayam petelur mencapai masa produksi setelah berumur 20 minggu. Ayam yang telah menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan pada saat direklasifikasi dari ayam yang belum menghasilkan dan dikurangi dengan biaya amortisasi ayam yang ditentukan berdasarkan standar produksi telur tetas selama masa produktif ayam yang bersangkutan dengan memperhitungkan nilai sisa.
Sapi Pembibit Turunan
Sapi pembibit turunan adalah sapi yang dipelihara untuk melahirkan anak. Sapi pembibit turunan dapat diklasifikasikan sebagai sapi yang telah menghasilkan dan sapi yang belum menghasilkan. Sapi yang belum menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan ditambah dengan akumulasi biaya yang terjadi selama masa pertumbuhan tersebut akan diklasifikasi ke masa produksi pada saat mencapai usia melahirkan. Pada umumnya sapi mencapai masa produksi setelah berumur rata-rata 15 bulan. Sapi yang telah menghasilkan dinilai berdasarkan biaya perolehan pada saat direklasifikasi dari sapi yang belum menghasilkan.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
l. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis lurus.
m. Tanaman
Tanaman belum menghasilkan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan meliputi biaya pengadaan bibit, penanaman dan pemeliharaan tanaman. Tanaman belum menghasilkan dipindahkan ke tanaman menghasilkan pada saat tanaman mulai berproduksi.
Tanaman menghasilkan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus selama 20 tahun yang dimulai sejak tanaman mulai berproduksi.
n. Properti Investasi
Properti investasi, kecuali tanah, diukur sebesar biaya perolehan, termasuk biaya transaksi, setelah dikurangi dengan akumulasi penyusutan dan kerugian penurunan nilai. Jumlah tercatat termasuk biaya penggantian untuk bagian tertentu dari properti investasi yang telah ada pada saat beban terjadi, jika kriteria pengakuan terpenuhi, dan tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari properti investasi. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Properti investasi dihentikan pengakuannya (dikeluarkan dari neraca) pada saat pelepasan atau ketika properti investasi tersebut tidak digunakan lagi secara permanen dan tidak memiliki manfaat ekonomis di masa depan yang dapat diharapkan pada saat pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian atau pelepasan properti investasi diakui dalam laporan laba rugi dalam tahun terjadinya penghentian atau pelepasan tersebut.
Transfer ke properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan berakhirnya pemakaian oleh pemilik, dimulainya sewa operasi ke pihak lain atau berakhirnya konstruksi atau pengembangan. Transfer dari properti investasi dilakukan jika, dan hanya jika, terdapat perubahan penggunaan, yang ditunjukkan dengan dimulainya penggunaan oleh pemilik atau dimulainya pengembangan untuk dijual.
Penyusutan dan amortisasi dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat properti investasi yaitu 4 – 20 tahun.
o. Aset Tetap
Aset tetap, kecuali tanah, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, tetapi tidak termasuk biaya perawatan sehari-hari, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada. Tanah tidak disusutkan dan dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi konsolidasi pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap. Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
o. Aset Tetap (Lanjutan)
Tahun/Years
Bangunan dan pras arana : 4 - 20
Mes in dan perlengkapan : 5 - 10
Peralatan kantor : 2 - 5
Kendaraan : 3 - 5
Nilai tercatat aset tetap ditelaah kembali dan dilakukan penurunan nilai apabila terdapat peristiwa atau perubahan kondisi tertentu yang mengindikasikan nilai tercatat tersebut tidak dapat dipulihkan sepenuhnya.
Dalam setiap inspeksi yang signifikan, biaya inspeksi diakui dalam jumlah tercatat aset tetap sebagai suatu penggantian apabila memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi signifikan yang dikapitalisasi tersebut diamortisasi selama periode sampai dengan saat inspeksi signifikan berikutnya.
Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laporan laba rugi konsolidasi pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak disusutkan. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan dan disusutkan.
p. Sewa
Perusahaan atau anak perusahaan sebagai Lessee
Sewa pembiayaan yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset kepada Perusahaan dan anak perusahaan, dikapitalisasi pada awal sewa sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Beban keuangan dibebankan ke laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
Aset sewaan disusutkan secara penuh selama estimasi masa manfaat aset sewaan, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perusahaan dan anak perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Sebaliknya, aset sewaan disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara periode masa sewa dan umur manfaatnya.
Pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi konsolidasi dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
Perusahaan atau anak perusahaan sebagai Lessor
Sewa dimana Perusahaan dan anak perusahaan tetap mempertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset diklasifikasikan sebagai sewa operasi. Biaya langsung awal yang dapat diatribusikan secara langsung dengan negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan ke nilai tercatat aset sewaan dan diakui ke laba rugi tahun berjalan selama masa sewa sesuai dengan dasar pengakuan pendapatan sewa.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
q. Aset Real Estat
Aset real estat terdiri dari tanah dan bangunan rumah tinggal yang sedang dikonstruksi dan tanah yang sedang dikembangkan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih (the lower cost or net realizable value).
Nilai realisasi bersih adalah estimasi harga jual dalam kondisi normal usaha dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya-biaya yang diperlukan dalam melakukan penjualan.
Biaya perolehan tanah yang sedang dikembangkan meliputi biaya perolehan tanah yang belum dikembangkan ditambah dengan biaya pengembangan langsung dan tidak langsung. Tanah yang sedang dikembangkan akan dipindahkan ke tanah dan bangunan rumah tinggal yang siap dijual pada saat tanah tersebut selesai dikembangkan dengan menggunakan metode luas areal.
Biaya perolehan bangunan rumah tinggal yang sedang dikonstruksi meliputi biaya konstruksi dipindahkan ke tanah dan bangunan rumah tinggal pada saat selesai dibangun dan siap dijual dengan menggunakan metode identifikasi khusus.
Beban yang tidak berhubungan dengan proyek real estat dibebankan ke laporan laba rugi pada saat terjadinya.
r. Aset Tidak Berwujud
Aset tidak berwujud dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi amortisasi. Aset tidak berwujud diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat sebagai berikut:
Tahun/Years
Merek dagang 20
Formula dan teknologi 20
Non-compete fee 5
s. Biaya Emisi Obligasi
Biaya emisi obligasi langsung dikurangkan dari hasil emisi dalam rangka menentukan hasil emisi bersih obligasi tersebut. Selisih antara hasil emisi bersih dengan nilai nominal merupakan diskonto atau premium yang diamortisasi selama jangka waktu obligasi tersebut dengan metode garis lurus.
t. Penurunan Nilai Aset
Manajemen menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset pada tanggal neraca dan kemungkinan penyesuaian ke nilai wajar apabila terdapat keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali.
Kerugian penurunan nilai diakui jika nilai tercatat aset melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Jumlah aset yang dapat diperoleh kembali dihitung berdasarkan nilai pakai atau harga jual bersih, mana yang lebih tinggi. Di lain pihak, pemulihan penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak lagi terjadi.
Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
u. Restrukturisasi Hutang Bermasalah
Selisih lebih nilai tercatat pinjaman (termasuk bunga, denda yang berhubungan) di atas jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru hutang dalam restrukturisasi hutang bermasalah langsung diakui sebagai keuntungan hasil restrukturisasi.
Setelah restrukturisasi, jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dikurangkan dari nilai tercatat hutang dan tidak ada beban bunga yang diakui hingga jatuh tempo hutang tersebut.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
u. Restrukturisasi Hutang Bermasalah (Lanjutan)
Jika nilai tercatat pinjaman kurang dari jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru hutang dalam restrukturisasi hutang bermasalah, maka tidak ada keuntungan ataupun kerugian hasil restrukturisasi yang diakui. Setelah restrukturisasi, beban bunga dihitung dengan menggunakan tingkat bunga efektif konstan dikalikan dengan nilai tercatat hutang pada awal setiap periode sampai dengan jatuh temponya.
Pelunasan hutang melalui penerbitan saham baru atau penyerahan saham Perusahaan (sebagai debitur) dicatat sebesar nilai wajar saham. Perbedaan antara nilai wajar saham yang diterbitkan dengan nilai tercatat hutang yang diselesaikan diakui sebagai keuntungan yang timbul sebagai akibat restrukturisasi hutang, sedangkan selisih antara nilai nominal dengan nilai wajar saham diakui sebagai agio saham.
Keuntungan atas restrukturisasi hutang setelah memperhitungkan beban restrukturisasi dan pajak penghasilan terkait, diakui pada periode terjadinya restrukturisasi dan disajikan sebagai pos luar biasa.
v. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan atas penjualan diakui pada saat barang diserahkan dan hak kepemilikan berpindah kepada pelanggan.
Pendapatan sewa diakui berdasarkan berlalunya waktu dengan metode garis lurus dan pendapatan jasa pelayanan diakui pada saat jasa diserahkan.
Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
w. Biaya Pinjaman
Biaya pinjaman merupakan bunga dan selisih kurs pinjaman yang diterima dalam mata uang asing dan biaya lainnya (amortisasi diskon/premium dari pinjaman diterima) yang terjadi sehubungan dengan peminjaman dana.
Biaya pinjaman diakui sebagai beban pada saat terjadinya biaya pinjaman tersebut, kecuali biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset tertentu dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aset tertentu tersebut.
x. Imbalan Kerja
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek merupakan upah, gaji, dan iuran jaminan sosial. Imbalan kerja jangka pendek diakui sebesar jumlah yang tak-terdiskonto sebagai kewajiban pada neraca konsolidasi setelah dikurangi dengan jumlah yang telah dibayar dan sebagai beban pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan.
Imbalan pasca-kerja
Imbalan pasca-kerja merupakan manfaat pasti yang dibentuk tanpa pendanaan khusus dan didasarkan pada masa kerja dan jumlah penghasilan karyawan saat pensiun. Metode penilaian aktuarial yang digunakan untuk menentukan nilai kini cadangan imbalan pasti, beban jasa kini yang terkait dan beban jasa lalu adalah metode Projected Unit Credit. Beban jasa kini, beban bunga, beban jasa lalu yang telah menjadi hak karyawan dan dampak kurtailmen atau penyelesaian (jika ada) diakui pada laba rugi konsolidasi tahun berjalan. Beban jasa lalu dan keuntungan atau kerugian aktuarial bagi karyawan yang masih aktif bekerja diamortisasi selama jangka waktu rata-rata sisa masa kerja karyawan.
y. Pajak Penghasilan
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
y. Pajak Penghasilan (Lanjutan)
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diakui atas konsekuensi pajak periode mendatang yang timbul dari perbedaan jumlah tercatat aset dan kewajiban menurut laporan keuangan dengan dasar pengenaan pajak aset dan kewajiban serta akumulasi rugi fiskal. Kewajiban pajak tangguhan diakui untuk semua perbedaan temporer kena pajak dan aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang boleh dikurangkan serta akumulasi rugi fiskal yang dapat dikompensasikan, sepanjang besar kemungkinan dapat dimanfaatkan untuk mengurangi laba kena pajak pada masa datang. Pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dibebankan atau dikreditkan dalam laporan laba rugi konsolidasi, kecuali pajak tangguhan yang dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan disajikan di neraca, kecuali aset dan kewajiban pajak tangguhan untuk entitas yang berbeda, atas dasar kompensasi sesuai dengan penyajian aset dan kewajiban pajak kini.
Perubahan atas kewajiban pajak dicatat ketika hasil pemeriksaan diterima atau, jika banding diajukan oleh Perusahaan atau anak perusahaan, ketika hasil banding ditentukan.
z. Laba Per Saham
Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih residual dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan.
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan untuk menghitung laba per saham dasar adalah 2.071.732.660 saham pada Maret 2010 dan Maret 2009.
Jumlah rata-rata tertimbang saham yang digunakan termasuk saham yang dikeluarkan pada tanggal 1 Desember 2009 akibat dari penggabungan usaha dengan MAP, seakan-akan penggabungan usaha tersebut telah terjadi sejak awal tahun yang disajikan (Catatan 1b).
aa. Instrumen Keuangan Derivatif
Instrumen keuangan derivatif diakui sebesar nilai wajar pada tanggal kontrak dan dinilai kembali sebesar nilai wajar setelah tanggal neraca.
Perubahan nilai wajar instrumen keuangan derivatif diakui sebagai keuntungan atau kerugian jika tidak digunakan dan tidak memenuhi kriteria sebagai akuntansi lindung nilai.
Derivatif yang melekat pada instrumen keuangan lainnya atau perjanjian non keuangan lainnya diperlakukan sebagai derivatif tersendiri ketika risiko dan karakteristik dari instrumen derivatif tersebut tidak terlalu berhubungan dengan kontraknya dan kontrak tersebut tidak pada nilai wajarnya dengan keuntungan atau kerugian yang belum terealisasi yang dilaporkan dalam laba atau rugi.
Penggunaan derivatif keuangan diatur dalam peraturan Perusahaan, disetujui oleh Dewan Direksi sesuai dengan strategi risiko manajemen Perusahaan. Perusahaan tidak menggunakan instrumen keuangan derivatif untuk tujuan spekulasi.
bb. Informasi Segmen
Informasi segmen disusun sesuai dengan kebijakan akuntansi yang dianut dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasi. Bentuk primer pelaporan segmen adalah segmen usaha sedangkan segmen sekunder adalah segmen geografis.
Segmen usaha adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa (baik produk atau jasa individual maupun kelompok produk atau jasa terkait) dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen lain.
Segmen geografis adalah komponen Perusahaan yang dapat dibedakan dalam menghasilkan produk atau jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan
yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain.
2. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Penting (Lanjutan)
cc. Penggabungan Usaha Penyatuan Kepemilikan
Penggabungan usaha dimana para pemegang saham perusahaan-perusahaan yang bergabung bersama-sama mengendalikan seluruh (atau secara efektif seluruh) aset bersih dan operasi serta bersama-sama berbagi risiko dan manfaat atas perusahaan gabungan tersebut, dan manajemen perusahaan-perusahaan yang bergabung menjadi bagian dari manajemen perusahaan gabungan, diperlakukan sebagai penyatuan kepemilikan (uniting of interest).
Penyatuan kepemilikan dibukukan dengan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling of
interest method). Dalam menerapkan metode penyatuan kepemilikan, unsur-unsur laporan keuangan
dari perusahaan yang bergabung untuk periode terjadinya penggabungan tersebut dan periode perbandingan yang diungkapkan harus dimasukkan dalam laporan keuangan penggabungan, seolah-olah entitas tersebut telah bergabung sejak permulaan periode yang disajikan tersebut.
Pengeluaran yang terjadi sehubungan dengan penyatuan kepemilikan harus diakui sebagai beban pada periode terjadinya.
3. Penyajian Kembali Laporan Keuangan Konsolidasi
PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JCI) dan PT Multi Agro Persada Tbk (MAP) telah menggabungkan usaha mereka pada tanggal 1 Desember 2009. JCI menjadi perusahaan yang menerima penggabungan dan MAP bubar demi hukum. Laporan keuangan konsolidasi kedua perusahaan tersebut telah digabungkan menggunakan metode penyatuan kepemilikan (Catatan 1b).
Dampak dari penyesuaian yang dilakukan terhadap laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun yang berakhir 31 Maret 2009 adalah sebagai berikut:
Setelah
JCI MAP Penyajian Kembali
31 Maret 2009 31 Maret 2009 Penyesuaian 31 Maret 2009
Rp Rp Rp
ASET
Kas dan setara kas 388,183,664,762 64,767,087,547 - 452,950,752,309 Investasi jangka pendek 10,959,150,272 - - 10,959,150,272 Piutang usaha kepada pihak ketiga 617,817,044,011 94,665,536,324 (22,649,282,620) 689,833,297,715 Piutang lain-lain 48,313,960,862 11,339,517,948 - 59,653,478,810 Persediaan 1,798,565,899,723 177,810,346,707 - 1,976,376,246,430 Ayam pembibit turunan 197,358,435,354 - - 197,358,435,354 Uang muka 101,694,683,515 2,915,445,977 - 104,610,129,492 Pajak dibayar dimuka 104,127,724,358 752,939,005 - 104,880,663,363 Biaya dibayar dimuka 28,896,636,479 1,464,190,068 - 30,360,826,547 Rekening bank yang dibatasi penggunaannya 9,316,400,345 - - 9,316,400,345 Aset pajak tangguhan 84,695,108,044 2,318,017,972 - 87,013,126,016 Tanaman - bersih 2,743,561,657 - - 2,743,561,657 Sapi pembibit turunan 57,780,992,025 - - 57,780,992,025 Aset tetap - bersih 1,619,510,725,681 95,350,710,421 - 1,714,861,436,102 Properti investasi - bersih 70,315,486,351 - - 70,315,486,351 Aset tetap yang tidak digunakan - bersih 6,574,479,251 - - 6,574,479,251 Aset real estat 17,900,906,680 - - 17,900,906,680 Aset tidak berwujud - bersih 3,832,564,430 - - 3,832,564,430 Instrumen keuangan derivatif 149,115,180,575 - - 149,115,180,575 Aset lain-lain 27,758,367,231 883,746,000 - 28,642,113,231 Jumlah Aset 5,345,460,971,606 452,267,537,969 (22,649,282,620) 5,775,079,226,955
3. Penyajian Kembali Laporan Keuangan Konsolidasi (Lanjutan)
Setelah
JCI MAP Penyajian Kembali
31 Maret 2009 31 Maret 2009 Penyesuaian 31 Maret 2009
Rp Rp Rp
KEWAJIBAN DAN EKUITAS
Hutang bank jangka pendek 744,014,400,872 86,000,000,000 - 830,014,400,872 Hutang usaha kepada pihak ketiga 452,974,083,740 55,659,693,978 (22,649,282,620) 485,984,495,098 Hutang lain-lain kepada pihak ketiga 77,063,519,840 3,624,094,048 - 80,687,613,888 Hutang pajak 34,992,001,124 8,267,881,951 - 43,259,883,075 Biaya masih harus dibayar 230,577,678,901 2,002,815,952 - 232,580,494,853 Uang muka yang diterima 82,219,975,956 703,554,725 - 82,923,530,681 Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
Pinjaman jangka panjang 33,255,194,975 1,250,000,000 - 34,505,194,975 Pembelian aset tetap 2,532,214,199 - - 2,532,214,199 Sewa pembiayaan 406,935,989 7,840,022 - 414,776,011 Hutang yang direstrukturisasi 170,731,250,000 - - 170,731,250,000 Kewajiban pajak tangguhan 6,488,801,028 - - 6,488,801,028 Kewajiban imbalan pasti pasca kerja 253,218,239,865 8,771,681,999 - 261,989,921,864 Goodwil negatif - bersih 75,302,341,632 - - 75,302,341,632 Bagian kewajiban jangka panjang yang akan jatuh
tempo dalam waktu satu tahun
Pinjaman jangka panjang 62,779,363,050 - - 62,779,363,050 Pembelian aset tetap 1,866,904,427 - - 1,866,904,427 Sewa pembiayaan 568,245,450 - - 568,245,450 Hutang yang direstrukturisasi 1,322,151,313,283 - - 1,322,151,313,283 Hutang obligasi 495,114,821,111 - - 495,114,821,111 Jumlah Kewajiban 4,046,257,285,442 166,287,562,675 (22,649,282,620) 4,189,895,565,497 Hak Minoritas Atas Aset Bersih
Anak Perusahaan 186,128,483,604 7,015,593 - 186,135,499,197 EKUITAS
Modal saham 1,489,414,660,000 56,100,000,000 (56,100,000,000) 1,489,414,660,000 Agio saham 172,918,971,236 (235,975,289) 235,975,289 172,918,971,236 Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan 64,222,754,280 - - 64,222,754,280 Selisih transaksi perubahan ekuitas anak perusahaan 1,380,552,616 - - 1,380,552,616 Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali 5,798,519,720 - - 5,798,519,720
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
-periode komparatif - - 285,972,959,701 285,972,959,701 Saldo laba (defisit) (620,660,255,292) 230,108,934,990 (230,108,934,990) (620,660,255,292) Jumlah Ekuitas 1,113,075,202,560 285,972,959,701 - 1,399,048,162,261 JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 5,345,460,971,606 452,267,537,969 (22,649,282,620) 5,775,079,226,955
Setelah
JCI MAP Penyajian Kembali
31 Maret 2009 31 Maret 2009 Penyesuaian 31 Maret 2009
Rp Rp Rp
Penjualan bersih 3,067,750,444,310 310,249,848,975 (13,148,740,430) 3,364,851,552,855 Beban pokok penjualan (2,495,862,980,757) (273,295,920,030) 13,148,740,430 (2,756,010,160,357) Beban usaha (314,708,984,462) (6,571,322,552) - (321,280,307,014) Beban lain-lain - bersih (136,664,665,294) (2,179,681,430) - (138,844,346,724) Laba sebelum pajak dan hak minoritas atas rugi bersih
anak perusahaan 120,513,813,797 28,202,924,963 - 148,716,738,760 Beban pajak (45,872,746,901) (8,540,786,274) - (54,413,533,175) Laba sebelum hak minoritas atas rugi bersih
anak perusahaan 74,641,066,896 19,662,138,689 - 94,303,205,585 Hak minoritas atas rugi bersih anak perusahaan (15,728,459,744) (2,015,593) - (15,730,475,337) Laba bersih 58,912,607,152 19,660,123,096 - 78,572,730,248
Sebelum Penyajian Kembali