• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KOTA SURAKARTA DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN PERTANAHAN"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PEMERINTAH KOTA SURAKARTA

DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN

DAN PERTANAHAN

Jalan Jenderal Sudirman No.2 Surakarta. Telp/fax (0271) 644320, 642020 psw 484 SURAKARTA 56111

LAPORAN AKHIR

Pekerjaan : Jasa Konsultansi Kegiatan LARAP RW. 6 dan 7 Kelurahan Pucangsawit

Kegiatan : Fasilitasi Penyelesaian Konflik-Konflik Pertanahan

LOKASI :

RW. 6 dan 7 Kelurahan Pucangsawit

KECAMATAN JEBRES

KOTA SURAKARTA

(3)

iii

DAFTAR lSI

Pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR SINGKATAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Kegiatan LARAP... 2

C. Lokasi Kegiatan ... 2

D. Lingkup Kegiatan LARAP ... 2

E. Keluaran LARAP ... 3

BAB II Gambaran Umum Perencanaan ... 5

A. Kawasan Pucangsawit ... 5

B. Lokus Sub Kawasan RW. 6 dan 7 Pucangsawit ... 9

BAB III KONSEP, VISI DAN RENCANA PENATAAN SUB KAWASAN RW 6 dan 7 KELURAHAN PUCANGSAWIT ... 13

A. Konsep, Visi Penataan Kawasan ... 13

B. Ketentuan yang Melandasi Pelaksanaan Kegiatan ... 13

C. Rencana Penataan Sub Kawasan RW. 6 dan 7 ... 14

a. C.1 Lokus Penataan RW. 07 ... 14

b. C.2 Lokus Penataan RW. 06 ... 16

BAB IV Hasil Kajian WTP ... 22

A. Sensus WTP dan Inventarisasi Aset Terdampak ... 22

a. A.1. Lokus Penataan RW.07... 22

b. A.3. Lokus Penataan RW.06... 28

i. A.3.1 Slum area ... 28

ii. A.3.2 Squatter area... 31

B. Inventarisasi Aset Terdampak ... 34

C. Inventarisasi Aset Terdampak Lokus Penataan RW.06 Squatter Area ... 35

D. Kajian Sosial Ekonomi ... 35

BAB V HASIL KAJIAN LEGALITAS TANAH DAN HAK ATAS TANAH .. 38

A. Ketentuan dan Hukum Yang Berlaku ... 38

B. Opsi.1-4 Lokus Penataan RT.03 RW.06 ... 38

C. Terobosan Solusi Penataan Lahan (Opsi.1) Lokus Sub Kawasan RW.6 ... 44

BAB VI KEGIATAN KONSULTASI PUBLIK ... 46

A. Rembug Konsultasi Publik ... 46

BAB VII PENGADUAN DAN PENGUNGKAPAN KELUHAN... 53

(4)

iv

BAB VIII PENILAIAN ASET TERDAMPAK DAN KOMPENSASI ... 55

A. Penilaian Aset ... 55

B. Kompensasi... 62

BAB IX RENCANA PEMINDAHAN SEMENTARA ... 67

A. Lokasi Rumah Sewa/ Kontrakan untuk WTP RW.06 Opsi.1 ... 67

B. Lokasi Hunian Menetap untuk WTP RW,06 Opsi, 2 ... 67

C. Lokasi Hunian Menetap untuk WTP RW,06 Opsi, 3 ... 68

D. Lokasi Hunian Menetap untuk WTP RW,06 Opsi, 4 ... 70

E. Lokasi Hunian Menetap untuk WTP RW,06 Opsi, 5 ... 71

BAB X PEMANTAUAN DAN PELAPORAN ... 72

A. Pemantauan Selama Proses Kegiatan ... 72

B. Evaluasi... 72

C. Pelaporan ... 72

BAB XI RENCANA PELAKSANAAN KONSTRUKSI ... 74

A. Opsi 1, Land consolidation (LC) – Peremajaan kawasan – hak milik ... 74

B. Opsi 2, Relokasi dengan ganti rugi ... 75

C. Opsi 3, Relokasi ke Rusunawa ... 76

D. Opsi 4, Land consolidation (LC) - Peremajaan– Rumah deret – sewa ... 76

E. Opsi 4, Penataan Kawasan Squatter Area MoU dengan Kementerian PU ... 78

F. Kendala dan Kelebihan Masing-masing Opsi yang Ditawarkan ... 78

BAB XII PENUTUP ... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran ... 83

(5)

v

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Isu Lingkungan Kawasan Pucangsawit

………...

6 Tabel 2.2. Rencana Penataan Kawasan Kumuh

Pucangsawit

………...

8

Tabel 2.3. Luasan Deleniasi Penataan Lokus Sub

Pucangsawit

………...

9 Tabel 2.4. Isu Lingkungan Lokus Penataan RW 6 dan 7

Pucangsawit

………...

11 Tabel 4.1. Profil Sosial WTP Koridor RT.01,02,03

RW.07- Lokus Penataan RW.07

………...

22

Tabel 4.2. Profil Gender Lokus Penataan RW.07

………...

23 Tabel 4.3. Profil Ekonomi WTP Lokus Penataan

RW.07 Pucangsawit

………...

24

Tabel 4.4. Profil Sosial WTP Koridor RT.01 RW.08 -

Lokus Penataan RW.08

………...

25 Tabel 4.5. Profil Gender Lokus Penataan RW.08

………...

26 Tabel 4.6. Profil Ekonomi WTP Lokus Penataan

RW.08 Pucangsawit

………...

27 Tabel 4.7 Profil Sosial WTP Koridor RT.03 RW.06 -

Lokus Penataan RW.06 Slum Area

………...

28

Tabel 4.8. Profil Gender Lokus Penataan RW.06 Slum Area

………...

29

Tabel 4.9 Profil Ekonomi WTP Lokus Penataan

RW.06 Pucangsawit Slum Area

………...

30 Tabel 4.10. Profil Sosial WTP Koridor RT.03 RW.06 -

Lokus Penataan RW.06 Squatter Area

………...

31

Tabel 4.11. Profil Gender Lokus Penataan RW.06

Squatter Area

………...

32 Tabel 4.12. Profil Ekonomi WTP Lokus Penataan

RW.06 Pucangsawit Squatter Area

………...

32 Tabel 4.13. Aset terdampak di Lokus Penataan RW. 06

dan 07 Pucangsawit

………...

34 Tabel 4.14. Aset terdampak di Lokus Penataan RW. 06

Squatter Area

………...

35

Tabel 4.15. Kehilangan tempat usaha dan penghasilan

………...

36 Tabel 5.1. Ketentuan dan Hukum terkait dengan

Pengadaan Tanah untuk Pembangunan

………...

38 Tabel 6.1. Kesepakatan Pembangunan Koridor RW.06

dan 07

………...

46 Tabel 6.2. Kesepakatan Pemindahan WTP RW.06

Opsi.1

………...

47

Tabel 6.3. Kesepakatan Pemindahan WTP RW.06

Opsi.2

………...

47 Tabel 6.4. Kesepakatan Pemindahan WTP RW.06

Opsi.3

………...

(6)

vi

1

Sumber: Analisis materi rembug dengan WTP 2

Sumber: Analisis materi rembug dengan WTP

Tabel 6.5. Kesepakatan Pemindahan WTP1 RW.06

Opsi 4

………...

48 Tabel 6.6. Kesepakatan Pemindahan WTP2 RW.06

Opsi 5

………...

48

Tabel 6.7. Rekapitulasi Rakor, Rembug dan Konsultasi

………...

49 Tabel 8.1. Penilaian Asset Terdampak Lokus Penataan

RW.06 Squatter Area

………...

55

Tabel 8.2. Kriteria WTP penerima Hak Lokus Penataan

RW.06 Squatter Area

………...

55 Tabel 8.3 Peluang Warga Terdampak Lokus Penataan

RW.06 Squatter Area

………...

56 Tabel 8.4. Kriteria WTP penerima Hak Lokus Penataan

RW.06 Squatter Area

………...

57

Tabel 8.5. Peluang Warga Terdampak Lokus Penataan

RW.06 Squatter Area

………...

58 Tabel 8.6. Kriteria WTP penerima Hak Lokus Penataan

RW.06 Squatter Area

………...

58 Tabel 8.7. Peluang Warga Terdampak Lokus Penataan

RW.06 Squatter Area

………...

59

Tabel 8.8. Kriteria WTP penerima Hak Lokus Penataan

RW.06 Squatter Area

………...

60

Tabel 8.9. Peluang Warga Terdampak Lokus Penataan

RW.06 Squatter Area

………...

60 Tabel 8.10. Kriteria WTP penerima Hak Lokus Penataan

RW.06 Squatter Area

………...

61

Tabel 8.11. Peluang Warga Terdampak Lokus Penataan RW.06 Squatter Area

………...

61

Tabel 8.12 Nilai Kompensasi Langsung yang diterima oleh WTP Lokus Penataan RW.06 Squatter Area

………...

62

Tabel 8.13. Nilai Kompensasi Langsung yang diterima oleh WTP Lokus Penataan RW.06 Squatter Area

………...

63

Tabel 8.14. Nilai Kompensasi Langsung yang diterima oleh WTP Lokus Penataan RW.06 Squatter Area

………...

64

Tabel 8.15. Nilai Kompensasi Langsung yang diterima oleh WTP Lokus Penataan RW.06 Squatter Area

………...

65

Tabel 8.16. Nilai Kompensasi Langsung yang diterima oleh WTP Lokus Penataan RW.06 Squatter Area

………...

66

Tabel 11.1. Kendala dan kelebihan masing-masing opsi

yang ditawarkan

………...

79 Tabel 11.2. Daftar WTP Lokus Penataan RT.03 RW.06

Squatter Area

(7)

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Peta Deliniasi Kawasan Kumuh Pucangsawit

……….………….

2

Gambar 1.2. Alur Penyusunan Dokumen LARAP

……….………….

4 Gambar 2.1. Peta Deliniasi Kawasan Kumuh

Pucangsawit

……….………….

5

Gambar 2.2. Kondisi Existing Kawasan Kumuh

Pucangsawit

……….………….

7

Gambar 2.3. Foto Udara Sub Kawasan Pucangsawit

……….………….

9 Gambar 2.4. Peta Deliniasi Lokus Penataan Sub

Kawasan Pucangsawit

……….………….

10

Gambar 2.5. Kondisi eksisting Infrastruktur Permukiman Lokus Penataan Sub Kawasan RW.6 dan 7 Pucangsawit

……….………….

12

Gambar 3.1 Rencana Penataan Sub Kawasan RW.07

Pucangsawit

……….………….

14 Gambar 3.2. Before After Penataan Sub Kawasan

RW.07 Pucangsawit

……….………….

15

Gambar 3.3. Before After Penataan Sub Kawasan

RW.07 Pucangsawit

……….………….

16

Gambar 3.4 Rencana Penataan Sub Kawasan RW.06

Pucangsawit

……….………….

17

Gambar 3.5. Lokus Penataan Sub Kawasan RW.06 Squatter Area

……….………….

19

Gambar 3.6. Opsi.1 Rencana Penataan Lokus RW.06

Squatter Area

……….………….

19

Gambar 3.7. Opsi.1 Rencana Penataan Lokus RW.06

Squatter Area

……….………….

20

Gambar 3.8. Opsi.1 Rencana Penataan Lokus RW.06

Squatter Area

……….………….

20

Gambar 3.9. Opsi.1 Rencana Penataan Lokus RW.06 Squatter Area

……….………….

21

Gambar 4.1. Peta Rumah terdampak Koridor Koridor

RT.01,02,03 RW.07

……….………….

23

Gambar 4.2. Kondisi Rumah Warga di lokus penataan RW.07

……….………….

24

Gambar 4.3. Peta Rumah terdampak Koridor RT.01

RW.08

……….………….

26 Gambar 4.4. Kondisi Rumah Warga di lokus penataan

RW.08

……….………….

(8)

viii Gambar 4.5. Peta Rumah terdampak Koridor RT.03

RW.06 Slum Area

……….………….

29

Gambar 4.6. Kondisi Rumah Warga di lokus penataan RW.06 Slum Area

……….………….

30

Gambar 4.7. Peta Rumah terdampak Koridor RT.03

RW.06 Squatter Area

……….………….

31

Gambar 4.8. Kondisi Rumah Warga di lokus penataan RW.06 Squatter Area

……….………….

33

Gambar 4.9. Kondisi Rumah Warga di lokus penataan

RW.06 Squatter Area

……….………….

33

Gambar 5.1. Rumah Warga RT.03 RW.6 yang berdiri diatas lahan BBWS

……….………….

44

Gambar 5.2 Ketidakteraturan bangunan di RT.03

RW.06 Squater Area

……….………….

45

Gambar 6.1. Kegiatan Sosialisasi Awal Penataan Sub Kawasan RW.06 dan 07

……….………….

51

Gambar 6.2. Kegiatan Sosialisasi lanjutan Penataan

Sub Kawasan RW.06 dan 07

……….………….

52

Gambar 7.1. Diagram Mekanisme Penanganan Pengaduan

……….………….

54

Gambar 9.1. Rusunawa Jurug

……….………….

69

(9)

ix

DAFTAR SINGKATAN

APAR : Alat Pemadam Api Ringan Balitbang

PUPR

: Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

BBWS : Balai Besar Wilayah Sungai. BMN : Barang Milik Negara

BSPS : Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya

Disperum KPP : Dinas Perumumahan, kawasan Permukiman dan Pertanahan. Huntap : Hunian menetap

Huntara : Hunian sementara

IPAL : Instalasi Pengolahan Air Limbah

KK : Kepala Keluarga

KOTAKU : Program Kota Tanpa Kumuh

KPP : Kelompok Pemanfaat Dan Pemelihara KRT : Kepala Rumah Tangga

MBR : Masyarakat Berpenghasilan Rendah Pokja PKP : Kelompok Kerja untuk Pemukiman RKTL : Rencana Kerja Tindak Lanjut RTH : Ruang Terbuka Hijau

RP2KPKP : Rencana Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan.

RPJMN : Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Satker PKP : Satuan Kerja Pengembangan Kawasan Permukiman

SPPL : Surat Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup TKPKD : Tim Koordinasi Penangggulangan Kemiskinan Daerah

UKL-UPL : Upaya Pengelolaan Lingkungan – Upaya Pemantauan Lingkungan WTP : Warga Terdampak Proyek

Bansos : Bantuan Sosial dari dana APBD kota Surakarta

MoU : Memorandum of understanding, dokumen legal yang menjelaskan persetujuan antara dua belah pihak

(10)
(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan RPJMN Tahun 2015-2019, terdapat sasaran pembangunan kawasan permukiman secara nasional melalui pencapaian target akses universal untuk memenuhi kebutuhan 100% akses sanitasi, 0% (nol) hektar kumuh, dan 100% akses air minum. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya menyelenggarakan berbagai program untuk mendukung target nasional tersebut.

Program KOTAKU (Kota Tanpa Kumuh) merupakan salah satu program yang diarahkan untuk menangani permasalahan permukiman kumuh, melalui peningkatan akses terhadap pelayanan dasar masyarakat dan infrastruktur lingkungan permukiman perkotaan. Program ini memiliki target pengurangan kumuh seluas 23.656 hektar dari 37.431 hektar yang menjadi target nasional. Peningkatan kualitas infrastruktur permukiman dilakukan melalui pendekatan skala lingkungan dan skala kawasan dengan sumber pembiayaan dari pinjaman luar negeri. Pelaksanaan kegiatan skala kawasan akan dilakukan di 94 kota/kabupaten prioritas, salah satunya adalah Kota Surakarta.

Berdasarkan UU No.1 tahun 2011, tentang Perumahan Dan Kawasan Permukiman bahwa pemerintah mempunyai wewenang untuk memfasilitasi peningkatan kualitas terhadap perumahan kumuh dan permukiman kumuh; Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.2/PRT/M/2016, tentang Peningkatan Kualitas terhadap Permukiman Kumuh dan Perumahan Kumuh, Direktorat Jenderal Cipta Karya menginisiasi kolaborasi berbagai pihak stakeholder antara lain pemerintah daerah, swasta dan masyarakat untuk mewujudkan permukiman layak huni.

Pemerintah Kota Surakarta melalui SK Walikota Nomor: 413.21/37.3/1/2016 tentang Penetapan Lokasi Kawasan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di Kota Surakarta menetapkan luasan kumuh sebesar 359,55 Ha terdiri dari 28 kawasan yang tersebar di 5 Kecamatan dan 54 Kelurahan. Rencana aksi penanganan permukiman kumuh kota Surakarta dituangkan dalam memorandum program Rencana Kawasan Permukiman Kumuh Perkotaan (RKPKP), diantaranya rencana penataan kawasan prioritas yaitu Kawasan Pucangsawit dengan luas kumuh sebesar 17,62 hektar.

Permasalahan utama permukiman kumuh Kawasan Pucangsawit adalah keberadaan permukiman kumuh di squatter area sempadan sungai Bengawan Solo, ketidakteraturan bangunan akibat pertumbuhan permukiman ilegal di bantaran sungai, ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis bangunan, tidak terpeliharanya drainase, kualitas konstruksi drainase dan ketidaktersediannya sarana proteksi kebakaran, menyebabkan kawasan ini rentan terjadi bencana banjir dan kebakaran.

Untuk mengatasi permasalahan kumuh tersebut, Pemerintah Kota Surakarta melaksanakan penataan Kawasan Pucangsawit, khususnya RW.6 dan 7. Dibutuhkan strategi yang baik untuk menata permukiman warga terdampak di RW.6 dan 7 sehingga tidak berdampak sosial yang negatif pada warga kawasan ini. Untuk mengelola potensi

(12)

2

dampak sosial tersebut maka perlu disusun dokumen LARAP ( Land Acquisition and Resettlement Action Plan) Rencana Pengadaan Tanah dan Pemukiman Kembali.

B. Tujuan Kegiatan

Tujuan disusunnya LARAP ( Land Acquisition and Resettlement Action Plan) adalah memberikan acuan kepada pemerintah kota Surakarta dalam mengelola dampak sosial dari pelaksanaan Penataan Kawasan Kumuh Pucangsawit RW.6 dan 7, sesuai dengan UU No.1 tahun 2011, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014, kebijakan dan

Kerangka Kerja Pengelolaan Lingkungan dan Sosial /

Environment and Social Management Framework (ESMF) program NSUP KOTAKU. C. Lokasi Kegiatan

Lokasi kegiatan penataan ada di Kelurahan Pucangsawit RW.6 dan 7 kecamatan Jebres.

Gambar 1.1. Peta Deliniasi Sub Kawasan Pucangsawit

D. Lingkup Kegiatan Land Acquisition and ResettlementAction Plan

Lingkup kegiatan, adalah sebagai berikut: (1) Survey sosial ekonomi;(2) Kajian sosial, ekonomi, dan legalitas lahan;(3) Rencana kegiatan konsultasi dan dokumentasi hasil-hasil kesepakatan WTP dengan Pemerintah Kota Surakarta, dan dokumentasi kegiatan konsultasi, termasuk kesepakatan dan ketidaksepakatan, dan masukan/koreksi dari pihak-pihak terkait termasuk WTP; (4) Rencana proses penataan kawasan, termasuk jadwal pelaksanaan dan kesepakatan dengan WTP. Di dalamnya termasuk desain penataan yang disepakati dengan

(13)

3

WTP; (5) Perkiraan anggaran dan biaya, serta instansi yang terlibat; dan (6) Monitoring dan pengendalian.

E. Keluaran Land Acquisition and Resettlement Action Plan

Keluaran dari kegiatan ini adalah sebagai berikut: (1) Data warga dan asset-aset terdampak proyek; (2) Hasil kajian sosial, ekonomi, dan legalitas lahan; (3) Dokumentasi kegiatan berupa foto, gambar dan peta; (4) Notulensi pertemuan, topik yang dibahas, poin kesepakatan dan ketidaksepakatan, rencana tindak lanjut, daftar hadir dengan tanda tangan; (5) Hasil rembug masyarakat dan surat kesepakatan kolektif; (6) Rencana Kerja Penataan kawasan kumuh Pucangsawit; (7) Rekomendasi opsi penataan.

(14)

4

Rencana Penataan Kawasan Pucangsawit

Pendataan Awal WTP *WTP = Warga Terdampak Proyek

Identifikasi dan inventarisasi aset WTP

Konsultasi dan Rembug Warga

Evaluasi, konsultasi kembali dan penetapan lokasi oleh

Walikota Ditolak

Perubahan lokasi Penataan

D i t eri m a Penetapan Lokasi Penataan Walikota + Pokja PKP kota Surakarta Pembentukan Tim Pendataan Awal WTP dan Konsultasi Publik

Kompensasi dari Pemkot Surakarta

Verifikasi Akhir WTP

Pembayaran kompensasi dari Pemkot Surakarta

Pelaksanan Pembangunan Monitoring dan Evaluasi Memorandum

Program Penataan Pucangsawit

(15)

5

BAB II

GAMBARAN UMUM PERENCANAAN

A. Kawasan Pucangsawit

Deliniasi Kawasan Kumuh. Kawasan kumuh Pucangsawit dengan luas 17,623 Ha meliputi kawasan kumuh di 3 kelurahan yaitu Kelurahan Sewu (2,28 Ha), Kelurahan Jagalan (4,37 Ha), Kelurahan Pucangsawit (10,96 Ha). Kawasan Pucangsawit di bagian Timur berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo yang dipisahkan Sungai Bengawan Solo. Kawasan Pucangsawit mempunyai nilai strategis sebagai sentra Industri kecil dan menengah.

Gambar 2.1. Peta Deliniasi Kawasan Kumuh Pucangsawit

Isu Sosial Ekonomi. Kawasan kumuh Pucangsawit dihuni oleh 1.6034 KRT (Kepala Rumah Tangga) atau 6.846 jiwa. Dari jumlah penduduk tersebut terdapat 70,80% atau 1.135 KRT (Kepala Rumah Tangga) yang tergolong sebagai Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR). Kawasan Pucangsawit tergolong padat penduduk dengan tingkat kepadatan 378,53 jiwa/Ha.

Kriteria tingkat kepadatan sendiri ada 4 yaitu 5:

a. rendah, yaitu kepadatan penduduk dibawah 150 jiwa/Ha, b. sedang, yaitu kepadatan penduduk antara 151-200 jiwa/Ha,

3

Sumber: SK Kumuh Walikota 2016 4

Sumber: Data pemutahiran baseline 2017 5 SNI 03-1733-2004 Jagalan 65 Ha 4,38 Ha (6,74% %) Sewu 48.50 Ha 2,28 Ha (4,70% %) Pucangsawit 127 Ha 10,96 Ha (8,63% %)

(16)

6

c. tinggi, yaitu kepadatan penduduk antara 201-400 jiwa/Ha, d. sangat padat, kepadatan penduduk diatas 400 jiwa/Ha.

Jumlah bangunan hunian 1.6036 unit, diantaranya ada 885 unit (55,20%) berdiri dengan letak tidak teratur dan 718 unit (44,79%) telah memiliki keteraturan bangunan. Di aspek yang lain ada 433 unit (27,01%) bangunan hunian tidak memiliki kondisi atap, lantai, dinding sesuai persyaratan teknis (unit rumah tangga). Mata pencaharian warga paling dominan adalah buruh, tingkat pendidikan rata-rata adalah SMA/sederajad, warga yang tinggal di Lokus Sub Kawasan Pucangsawit umumnya warga asli Surakarta yang berasal dari kawasan sekitar, Warga bermukim di lokasi penataan Pucangsawit antara 3-50 tahun yang lalu.

Isu Lingkungan. Kawasan Pucangsawit sering mengalami banjir yang disebabkan kualitas kontruksi drainase dan tidak terpeliharanya drainase. Pada musim penghujan, air dari sungai meluap sampai ke permukiman menyebabkan genangan dalam waktu yang cukup lama lebih dari 2 jam. Kondisi ini menyebabkan kerusakan sarana prasarana dan menimbulkan lingkungan yang kumuh. Kondisi sarana dan prasarana persampahan yang tidak memenuhi standar teknis dan pemeliharaan yang buruk menimbulkan penumpukan sampah di 1.603 7 rumah tangga. Kondisi kekumuhan Kawasan Pucangsawit sesuai dengan 7 (tujuh) aspek kumuh dapat dilihat di bawah ini.

Tabel 2.1. Isu Lingkungan Kawasan Pucangsawit8

Aspek Kriteria Kondisi Awal

Volume Satuan Persentase 1. Kondisi

bangunan gedung

a. Ketidakteraturan bangunan 1,870.00 Unit 56.56% b. Kepadatan bangunan 18.41 Ha 52.24% c. Ketidaksesuaian dengan persyaratan teknis

bangunan

966.00 Unit 29.22% 2. Kondisi jalan

lingkungan

a. Cakupan pelayanan jalan lingkungan - Meter 0.00% b. Kualitas permukaan jalan lingkungan 5,110.00 Meter 35.06% 3. Kondisi

penyediaan air minum

a. Ketersediaan akses air minum 2,558.00 KK 61.46% b. Tidak terpenuhinya kebutuhan air minum 2,320.00 KK 55.74% 4. Kondisi drainase

lingkungan

a. Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air 17.72 Ha 50.28% b. Ketidaktersediaan drainase 83.15 Meter 0.61% c. Ketidakter-hubungan dengan sistem

drainase kota

- Meter 0.00% d. Tidak terpeliharanya drainase 7,534.70 Meter 55.46% e. Kualitas konstruksi drainase 7,474.70 Meter 55.02% 5. Kondisi

pengelolaan air limbah

a. Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai standar teknis

2,477.00 KK 59.51% b. Prasarana dan sarana pengelolaan air limbah

tidak sesuai dengan persyaratan teknis

2,301.00 KK 55.29% 6. Kondisi

pengelolaan persampahan

a. Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis

1.593 KK 76.55% b. Sistem pengelolaan persampahan yang

tidak sesuai standar teknis

499 KK 65.93% c. Terpeliharanya sarana dan prasarana 1.372 KK 100% 7. Kondisi proteksi

kebakaran

a. Ketersediaan prasarana proteksi kebakaran 1,916.00 Unit 57.96% b. Ketersediaan sarana proteksi kebakaran 3,306.00 Unit 100.00%

6

Sumber: Data baseline 2017 7

Sumber: Data baseline 2017 8

(17)

7

Gambar 2.2. Kondisi Existing Kawasan Kumuh Pucangsawit

Isu legalitas lahan. Pada Kawasan Kumuh Pucangsawit, terdapat total 1.6039 unit bangunan diantaranya 456 unit memiliki IMB, 1.147 unit tidak memiliki IMB. didalamnya terdapat 37610 unit bangunan illegal, yang berdiri diatas tanah sempadan Sungai Bengawan Solo. Kondisi permukiman illegal ini memberikan dampak negatif terhadap citra Kawasan Pucangsawit sehingga dibutuhkan penataan permukiman. Pemerintah Kota Surakarta berupaya untuk menata pemukiman illegal dengan pola penanganan peremajaan dan pemugaran lingkungan permukiman kumuh agar menjadi permukiman layak huni dan sesuai rencana tata ruang permukiman.

Rencana Penataan Kawasan. Pemerintah Kota Surakarta dalam penataan Kawasan Pucangsawit telah menyusun rencana aksi penanganan kumuh yang dituangkan dalam Rencana Pencegahandan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh Perkotaan (RP2KPKP) Kota Surakarta. Penanganan kumuh Pucangsawit melibatkan berbagai instansi pemerintah kota Surakarta dan berkolaborasi dengan Pemerintah pusat melalui Program KOTAKU. Rencana penataan Kawasan Pucangsawit meliputi kegiatan utama, sebagai berikut: (1) Penataan permukiman illegal diatas lahan sempadan Sungai Bengawan Solo; (2) Pembangunan infrastruktur untuk penanganan banjir di permukiman kumuh; dan (3) Peningkatan kualitas infrastruktur yang tersebar di permukiman kumuh Kawasan Pucangsawit.

9

Sumber: Data pemutahiran baseline 2017 10

(18)

8

Tabel 2.2.Rencana Penataan Kawasan Kumuh Pucangsawit11

Rencana Penataan

Kawasan Kebutuhan Kegiatan Penanggung Jawab 1. Penataan permukiman

illegal diatas lahan sempadan Sungai Bengawan Solo

- Pembuatan ruang terbuka public - Penataan pemukiman illegal diatas lahan

sempadan sungai Bengawan Solo sebanyak ± 376 unit - Dinas Lingkungan Hidup - Dinas Perkimtan 2. Pembangunan infrastruktur untuk penanganan banjir di permukiman kumuh

- Perbaikan saluran drainase lingkungan sepanjang 13.584 meter - Dinas Perkimtan 3. Peningkatan kualitas infrastruktur yang tersebar di permukiman kumuh Kawasan Pucangsawit

- Perbaikan jalan sepanjang 14.573 meter - Penyediaan akses sanitasi bagi 320 KK - Penyediaan akses air minum bagi 150 KK - Penyediaan sarana angkutan persampahan

pada 416 unit rumah

- Pemanfaatan sumber air yang ada dan sumur bor lengkap dengan tandon air dan selang air sebagai sarana pemadaman pertama untuk bahaya kebakaran

- Penyediaan Hidran air di titik-titik tertentu, sebagai langkah awal pemadaman sebelum mobil pemadam kebakarn datang.

- Penyediaan APAR di 2 RW lokasi penataan

- Dinas Perkimtan - Dinas Perkimtan - Dinas Perkimtan - Dinas Lingkungan Hidup - Dinas Pemadam Kebakaran 11 Sumber: Dokumen RP2KPKP 2017

(19)

9 B. Lokus Sub Kawasan RW.6 dan 7 Pucangsawit

Deliniasi Lokus Sub Kawasan Pucangsawit . Lokus Sub Kawasan Pucangsawit memiliki luas penataan sebesar 6,4212 Ha. Lokus penataan sub Kawasan Pucangsawit diprioritaskan di RT003-RW006, RT001-RW007, RT002-RW007, RT003-RW007, RT004-RW007, RT001-RW008. Untuk deleniasi RT.03 RW.06 dari luas 1,17 Ha yang termasuk slum area 1,003 Ha dan yang termasuk squatter area 0,167 Ha (1.672 M2).

Tabel. 2.3. Luasan Deleniasi Penataan Lokus Sub Kawasan Pucangsawit

No Lokasi Penataan Luas Deleniasi (Ha)

1 RT003-RW006 1,17 2 RT001-RW007 2,48 3 RT002-RW007 0,92 4 RT003-RW007 0,64 5 RT004-RW007 0,29 6 RT001-RW008 0,92 JUMLAH 6,42 Ha

Gambar 2.3. Foto Udara Sub Kawasan Pucangsawit

12

(20)

10

Gambar 2.4. Peta Deliniasi Sub Kawasan Pucangsawit

Isu sosial ekonomi. Lokus Sub Kawasan Pucangsawit dihuni oleh 130 KK (Kepala Rumah Tangga) yang menempati 130 unit bangunan hunian, warga yang tinggal di Lokus Sub Kawasan Pucangsawit umumnya warga asli Surakarta yang berasal dari kawasan sekitar. Mata pencaharian warga di RW.6 dan 7 pada umumnya adalah sebagai buruh, dagang dan pekerja harian lepas, lokasi sumber penghidupannya berada diseputaran lokasi sub kawasan Pucangsawit , tingkat pendidikan rata-rata SMA/sederajad, usia Produktif mendominasi dari seluruh jumlah warga yang ada, sebagian besar warga berpengahasilan di bawah UMK kota Surakarta (Rp.1.802.700/bulan).

Peranan perempuan di kegiatan penataan ini sangat penting, karena merekalah yang kesehariannya lebih banyak tinggal di rumah daripada kaum laki-laki yang sibuk bekarja diluar rumah.

Isu lingkungan. Lokus Sub Kawasan Pucangsawit sering mengalami banjir yang lebih parah dibandingkan lokasi kumuh lainnya karena berbatasan langsung dengan Sungai Bengawan Solo. Drainase permukiman tidak dapat mengalirkan air ke Sungai Bengawan Solo karena elevasi muka air Sungai Bengawan Solo lebih tinggi dari permukiman. Pada musim penghujan, air dari sungai meluap sampai ke permukiman menyebabkan genangan dalam waktu yang cukup lama lebih dari 2 jam. Kondisi ini menyebabkan kerusakan sarana,

(21)

11

prasarana dan menimbulkan lingkungan yang kumuh. Sub Kawasan kelurahan Pucangsawit dinilai dari tujuh aspek kumuh dapat dilihat di bawah ini:

Tabel 2.4. Isu Lingkungan di Kelurahan Pucangsawit 13

Aspek Kriteria Kondisi Awal

Volume Satuan Persentase 1. Kondisi

bangunan gedung

a. Ketidakteraturan bangunan 525.00 Unit 47.51% b. Kepadatan bangunan 0.28 Ha 1.60% c. Ketidaksesuaian dengan persyaratan

teknis bangunan

355.00 Unit 32.13% 2. Kondisi jalan

lingkungan

a. Cakupan pelayanan jalan lingkungan - Meter 0.00% b. Kualitas permukaan jalan lingkungan 3,672.00 Meter 34.11% 3. Kondisi

penyediaan air minum

a. Ketersediaan akses air minum 567.00 KK 40.21% b. Tidak terpenuhinya kebutuhan air

minum 54.00 KK 3.83% 4. Kondisi drainase lingkungan a. Ketidakmampuan mengalirkan limpasan air 0.06 Ha 0.34% b. Ketidakter-sediaan drainase 75.00 Meter 0.75% c. Ketidakter-hubungan dengan sistem

drainase kota

- Meter 0.00% d. Tidak terpeliharanya drainase 6,411.00 Meter 64.50% e. Kualitas konstruksi drainase 6,086.67 Meter 61.24% 5. Kondisi

pengelolaan air limbah

a. Sistem pengelolaan air limbah tidak sesuai standar teknis

276.00 KK 19.57% b. Prasarana dan sarana pengelolaan air

limbah tidak sesuai dengan persyaratan teknis

161.00 KK 11.42%

6. Kondisi pengelolaan persampahan

a. Prasarana dan sarana persampahan tidak sesuai dengan persyaratan teknis

884.00 KK 62.70% b. Sistem pengelolaan persampahan

yang tidak sesuai standar teknis

313.00 KK 22.20% c. Terpeliharanya sarana dan prasarana 989.00 KK 70.14% 7. Kondisi

proteksi kebakaran

a. Ketersediaan prasarana proteksi kebakaran

164.00 Unit 14.84% b. Ketersediaan sarana proteksi

kebakaran

1,105.00 Unit 100.00%

Isu legalitas lahan. Lokasi permukiman sub Kawasan RW.6 dan 7 Pucangsawit, terdapat 151 unit bangunan di RW006, RT001-RW007, RT002-RW007, RT003-RW007, RT004-RT003-RW007, RT001-RW008 sebagian berdiri diatas lahan illegal Sempadan Sungai Bengawan Solo (RW.06) yang berada di bawah pengelolaan BBWS Bengawan Solo. Pendirian bangunan pada umumnya belum memiliki ijin mendirikan bangunan (IMB). Kondisi permukiman illegal memberikan dampak negatif terhadap citra Sub Kawasan RW.6 dan 7 Pucangsawit sehingga dibutuhkan penataan permukiman. Pemerintah Kota Surakarta berupaya untuk menata pemukiman illegal dan memberikan kenyamanan bermukim bagi masyarakatnya.

Rencana Penataan Lokus sub Kawasan RW.6 dan 7 Pucangsawit, diarahkan untuk penataan sempadan sungai dan pencegahan banjir. Kawasan ini menjadi prioritas lanjutan setelah kawasan Pucangsawit dalam penanganan kumuh Kota Surakarta. Rencana kegiatan

13

(22)

12

penataan permukiman di sub Kawasan RW.6 dan 7, dituangkan dalam memorandum program yang telah disepakati oleh Pemerintah Kota Surakarta dengan berbagai pihak terkait.

Gambar 2.5. Kondisi eksisting Infrastruktur Permukiman Sub Kawasan RW.6 dan 7 Pucangsawit

Saluran drainase yang ditutup oleh sebagian warga, sehingga kesulitan dalam perawatannya Bangunan fasilitas warga (gudang RT) yang didirikan diatas saluran drainase, menyebabkan penyempitan volume saluran

(23)

13

BAB III

KONSEP, VISI DAN RENCANA PENATAAN

SUB KAWASAN RW 6 dan 7 KELURAHAN PUCANGSAWIT

A. Konsep, Visi Penataan Kawasan

Visi penataan Kawasan Pucangsawit adalah “Penataan Kawasan Untuk Mewujudkan Kawasan Permukiman Bebas Kumuh dan Layak Huni” sejalan dengan Visi Kota Surakarta yaitu “Terwujudnya Kota Surakarta sebagai Kota Budaya yang produktif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan dengan berbasis pada sektor industri kreatif, perdagangan dan jasa, pendidikan, pariwisata, serta olah raga”.

Konsep Penataan Sub Kawasan RW.06 dan 07 Pucangsawit adalah penataan kawasan yang layak huni, penyediaan pelayanan dasar dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman kumuh yang tersebar di dalam delineasi kumuh RW.06 dan 07. Tujuan penataan tersebut untuk mewujudkan permukiman yang bebas kumuh dan layak huni, sekaligus mendorong masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Diharapkan pada akhirnya produktivitas dan hubungan sosial masyarakat meningkat.

B. Ketentuan Yang Melandasi Pelaksanaan Kegiatan

Ketentuan yang melandasi kegiatan penataan Kawasan kumuh Pucangsawit adalah Kebijakan dan Ketentuan Perundang-Undangan yang berlaku terkait dengan penataan ruang/kawasan:

a. UUD 1945 pasal 33 tentang (3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat

b. UU No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang

c. UU No. 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman

d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2006 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2005 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pelaksanaan Pembangunan Untuk Kepentingan Umum

e. PP No. 26 tahun 2008 tentang RTRW Nasional

f. PP No. 14 tahun 2016 Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan permukiman g. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 86 tahun 2918 tentang Reforma

Agraria

h. Permen PUPR No. 14 Thn 2018, tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh

i. Perda No. 1 tahun 2012 tentang RTRW kota Surakarta tahun 2011-2021 j. Perda No. 9 tahun 2016 tentang RPJMD kota Surakarta tahun 2016 -2021

k. Perda Kota Surakarta No. 2 Tahun 2016 tentang Pencegahan Dan Peningkatan Kualitas Terhadap Perumahan Kumuh dan Pemukiman Kumuh

l. Keputusan Walikota No. 413.21/37.3/1/2016 tahun 2016 tentang penetapan Lokasi Kawasan Lingkungan Perumahan dan Permukiman Kumuh di kota Surakarta

(24)

14 C. Rencana Penataan Sub Kawasan RW.06 dan 07 C.1 Lokus Penataan RW. 07

Lokus Penataan RW. 07 meliputi: (1) Pembangunan drainase dan (2) Pembangunan jalan di sepanjang koridor deleniasi kawasan; dan (3) Peningkatan kualitas lingkungan permukiman. Lokus Penataan RW. 07 ini diusulkan melalui kolaborasi pembiayaan dari pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Pembiayaan dari pemerintah pusat berupa kegiatan pembangunan jalan dan drainase di sepanjang deleniasi kawasan melalui Direktorat Jendral Cipta Karya dan peningkatan kualitas lingkungan permukiman melalui APBD kota/propinsi/CSR.

Gambar 3.1. Rencana Penataan Sub Kawasan RW.07 Pucangsawit

Pembangunan jalan dan drainase lingkungan, untuk menjawab kebutuhan aksesibilitas dan penanganan genangan banjir di Lokus penataan RW.07. Pembangunan drainase ini merupakan bagian dari system penanganan banjir Kawasan Pucangsawit dengan sistem pemompaan. Pembangunan rumah pompa telah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Sumber Daya Air melalui BBWS Bengawan Solo. Pembangunan jalan dan drainase akan dilaksanakan oleh Program KOTAKU melalui Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Propinsi Jawa Tengah dengan sumber dana APBN. Pembangunan jalan

RT.01 RW.07

RT.02 RW.07

RT.03 RW.07

RT.01 RW.08

Pintu air lama Pompa air baru

(25)

15

Before

After

dan drainase ini akan menimbulkan dampak terhadap warga di sekitar lokasi penataan, dampak yang ditimbulkan oleh pekerjaan ini berupa aksesibilitas warga terganggu.

Peningkatan kualitas lingkungan permukiman, kegiatan ini dilakukan untuk lebih mewujudkan lingkungan yang layak huni dan berkelanjutan melalui penyediaan sarana proteksi kebakaran, pengelolaan persampahan, bantuan rehab rumah tidak layak huni dan penghijauan dengan jenis tanaman hidroponik, tabulapot dan vertikultur ini diharapkan juga dapat memberikan nilai tambah ekonomi warga dengan pembiayaan dari APBD Kota Surakarta/propinsi/CSR.

(26)

16

Before

After

Gambar 3.3. Before After Penataan Sub Kawasan RW.07 Pucangsawit C.2 Lokus Penataan RW. 06

Pembangunan jalan dan drainase lingkungan, untuk menjawab kebutuhan aksesibilitas dan penanganan genangan banjir di lokus Penataan RW.06. Pembangunan drainase ini merupakan bagian dari system penanganan banjir Kawasan Pucangsawit dengan sistem pemompaan. Pembangunan rumah pompa telah dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Pengembangan Sumber Daya Air melalui BBWS Bengawan Solo. Pembangunan jalan dan

(27)

17

drainase akan dilaksanakan oleh Program KOTAKU melalui Satker Pengembangan Kawasan Permukiman (PKP) Propinsi Jawa Tengah dengan sumber dana APBN.

Gambar 3.4. Rencana Penataan Sub Kawasan RW.06 Pucangsawit

Penataan Bantaran Sungai Bengawan Solo. Pemerintah Kota Surakarta ingin menjadikan permukiman bantaran sungai di RW.06 Pucangsawit menjadi permukiman yang layak huni dan meningkatkan kualitas kehidupan warganya. Jumlah hunian yang berada di sempadan sungai Bengawan Solo di RT.03 RW.6 sebanyak 35 unit bangunan hunian, dimana beberapa bangunan tidak layak huni dan statusnya illegal karena tanah yang ditempati warga merupakan tanah Kementerian PUPR dengan hak pakai pada Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.

Untuk mewujudkan rencana penataan Squatter Area ini, ada beberapa opsi yang ditawarkan: 1. Land consolidation (LC) – Peremajaan kawasan – hak milik

a. Tanah milik Kementerian PUPR seluas 1672 M2 di RT.03 RW.06 akan diminta oleh Pemkot Surakarta untuk di jadikan lokasi peremajaan kawasan RT.03 RW.06. b. Warga yang menempati lokasi RT.03 RW.06 sebanyak 34 Kepala Keluarga, akan dipindahkan sementara dengan diberi uang sewa 5 juta/KK, uang bongkar Pompa air baru

Pintu air lama RT.03 RW.06

(28)

18

bangunan 65.000/m2 dan akan kembali ke lokasi on site sebagai hunian menetap setelah kawasan ini ditata ulang.

c. Selain hunian kawasan ini akan dilengkapi dengan fasilitas umum/ruang publik. 2. Relokasi dengan Bansos

a. Warga yang menempati lokasi RT.03 RW.06 sebanyak 34 Kepala Keluarga akan mendapat ganti rugi sebesar 46,3 juta sesuai Perwali Surakarta nomor 12-A tahun 2017.

b. Remerintah kota Surakarta membantu menyiapkan lokasi/lahan di wilayah administratif kota Surakarta atau di kabupaten sekitar sebagai lokasi hunian menetapnya dengan luas lahan min, 60 m2 untuk pembangunannya di usulkan dengan pembangunan baru dan atau rehab RTLH program BSPS (Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya).

c. Lokasi RT.03 RW.06 selanjutnya dimanfaatkan sebagai ruang terbuka publik 3. Relokasi ke Rusunawa

a. Warga yang menempati lokasi RT.03 RW.06 sebanyak 34 Kepala Keluarga akan mendapat biaya bongkar 65.000/m2

b. Selanjutnya warga ditempatkan di Rusunawa (Rumah Susun Sederhana Sewa) terdekat dengan membayar tarif sesuai dengan peraturan yang berlaku.

c. Lokasi RT.03 RW.06 selanjutnya dimanfaatkan sebagai ruang terbuka publik 4. Land consolidation (LC) - Peremajaan Kawasan – Rumah deret - sewa

a. Tanah milik Kementerian PUPR seluas 1672 M2 di RT.03 RW.06 akan diminta oleh Pemkot Surakarta untuk di jadikan lokasi peremajaan kawasan RT.03 RW.06. b. Warga yang menempati lokasi RT.03 RW.06 sebanyak 34 Kepala Keluarga, akan

diberi uang sewa 5 juta/KK, dan uang bongkar bangunan 65.000/m2.

c. Selanjutnya kawasan dibangun kampung/rumah deret diprioritaskan untuk warga RT.03 RW.06 dengan konsep sewa.

d. Rumah sewa ini dikelola oleh Pemerintah kota Surakarta.

5. Penataan Kawasan Squatter Area dengan MoU dengan Kementerian PUPR

a. Lokasi tetap dibawah pengelolaan BBWS Bengawan Solo, Pemkot Surakarta hanya membangun sarana prasarana yang menjadikan kawasan tersebut tidak lagi kumuh.

b. Sapras tersebut antara lain: Rehab RTLH, RTH, saluran drainase, jalan, dan sanitasi.

(29)

19

Gambar 3.5. Lokus Penataan Sub Kawasan RW.06 Squatter Area

(30)

20

Gambar 3.7. Opsi.1 Rencana Penataan Lokus RW.06 Squatter Area

(31)

21

Gambar 3.9. Opsi.1 Rencana Penataan Lokus RW.06 Squatter Area

Selain kegiatan fisik juga dilakukan pengembangan ekonomi masyarakat dengan pemberdayaan masyarakat, pengembangan budidaya dan penghijauan dengan jenis tanaman hidroponik, tabulapot dan vertikultur yang dimotori dan pendampingan dari Dinas Pertanian Kota Surakarta untuk mempercantik kawasan dan meningkatkan ekonomi warga.

Pasca penataan Kawasan perlu dibentuk kelompok pemanfaat dan pemelihara yang harus dibina secara intensif oleh Dinas dan Instansi terkait (Perkimtan, Pertanian, BBWS, Disperindakop dan Kelompok Peduli). Untuk pemeliharaan Infrastruktur Kawasan juga perlu dibentuk dibentuk kelompok pemanfaat dan pemelihara (KPP) dengan melibatkan warga terdampak. Ada Aturan Bersama yang disepakati kelompok pemukim dan dituangkan dalam rencana kerja KPP.

(32)

22

BAB IV

HASIL KAJIAN WARGA TERDAMPAK PROYEK

A. Sensus WTP dan Aset Sub Kawasan RW. 06 dan 07

Sensus WTP dilakukan mencakup warga RT.03 RW.06, RT.01,02,03 RW.07 dan RT.01 RW.08 yang berada di sepanjang koridor jalan yang terdampak kegiatan penataan pembangunan jalan dan drainase. Selain kegiatan penataan koridor jalan juga dilakukan kegiatan penataan RT.03 RW.06 area sempadan sungai Bengawan Solo sehingga untuk warga dilokasi tersebut dilakukan sensus secara menyeluruh. Dampak kegiatan penataan pembangunan jalan dan drainase berupa pembongkaran sebagian bangunan rumah (bagian depan) dan terganggunya aksesbilitas warga pemakai jalan.

A.1. Lokus Penataan RW.07

Mencakup warga RT.01,02,03 RW.07 yang berada di sepanjang koridor jalan yang terdampak kegiatan penataan pembangunan jalan dan drainase. Hasil sensus atau pendataan dirangkum dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.1. Profil Sosial WTP Koridor RT.01,02,03 RW.07- Lokus Penataan RW.0714

Uraian Satuan Proyek Jumlah Total Penataan Kawasan

Jumlah Bangunan Unit Drainase dan Jalan 71 Jumlah Bangunan Tempat tinggal/rumah Unit Drainase dan Jalan 61 Jumlah Fasilitas Umum /Sosial Unit Drainase dan Jalan 4 Jumlah tempat usaha non permanen, non hunian Unit Drainase dan Jalan 3 Jumlah Pabrik Unit Drainase dan Jalan 3 Jumlah Kepala Keluarga KK Drainase dan Jalan 61 Jumlah anggota Rumah tangga Jiwa Drainase dan Jalan 165 Jumlah anggota rumah tangga perempuan Jiwa Drainase dan Jalan 80 Jumlah anggota rumah tangga laki-laki Jiwa Drainase dan Jalan 85 Jumlah Bangunan Hunian yang ditempati lebih dari 1

Kepala Keluarga

Unit Drainase dan Jalan -- Warga KTP kota Surakarta KK Drainase dan Jalan 61 Warga KTP luar kota Surakarta KK Drainase dan Jalan -- Jumlah Kepala Rumah Tangga dengan status pemilikan

lahan: - Hak milik - Hak pakai - Tanah milik BBWS - Sebagian BBWS sebagian HM Unit Unit Unit Unit

Drainase dan Jalan

61 -- -- --

Sumber : Data survey lapangan

14

(33)

23 Peta bangunan terdampak adalah sebagai berikut:

Gambar 4.1. Peta Rumah terdampak Koridor Koridor RT.01,02,03 RW.07

Profil Warga Terdampak, Berdasarkan sensus WTP di Lokus Penataan RW.07 terdapat sejumlah 61 Kepala Keluarga (165 jiwa), diantaranya 80 jiwa atau 48% berjenis kelamin perempuan dan terdapat 24 perempuan menjadi Kepala Rumah Tangga.

Tabel 4.2. Profil Gender Lokus Penataan RW.0715

Uraian Satuan Proyek Jumlah Total Penataan Kawasan

Jumlah Kepala Rumah Tangga KK Drainase dan Jalan 61 Jumlah Perempuan yang menjadi Kepala Rumah Tangga Jiwa Drainase dan Jalan 24 Jumlah warga perempuan Jiwa Drainase dan Jalan 80

Sumber: Data survey lapangan

Profil Ekonomi, 61 KK (Kepala Keluarga) di sub kawasan RW.07 dilihat dari besarnya penghasilan Kepala Keluarga setiap bulannya, terdapat 14% (15 jiwa) tergolong

15

Sumber: Data survey lapangan

RT.01 RW.07

RT.02 RW.07

(34)

24

berpenghasilan dibawah upah minimum kota Surakarta, sedangkan Kepala Keluarga yang berpenghasilan diatas atau sama dengan upah minimum kota Surakarta terdiri 89% (91 jiwa). Anggota keluarga yang sudah mempunyai penghasilan dapat membantu pemenuhan kebutuhan rumah tangga keluarganya. Jenis pekerjaan WTP Lokus Penataan RW.07 Pucangsawit dirangkum dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.3. Profil Ekonomi WTP Lokus Penataan RW.07 Pucangsawit

Uraian Satuan Proyek Jumlah Penataan Kawasan 1. Jenis Pekerjaan: Wiraswasta Swasta Karyawan Swasta Buruh/Harian Lepas Guru PNS Tidak bekerja Dagang

Ibu Rumah Tangga Pelajar/mahasiswa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa

Drainase dan Jalan

13 9 61 15 1 3 1 3 25 34 2. Jumlah penghasilan rumah tangga per bulan:

- < Rp.1.802.700 (UMK) - diatas Rp.1.802.700 (UMK)

Jiwa Jiwa

Drainase dan Jalan

15 91

Sumber: Data survey lapangan

(35)

25 A.2. Lokus Penataan RW.08

Mencakup warga RT.01 RW.08 yang berada di sepanjang koridor jalan yang terdampak kegiatan penataan pembangunan jalan dan drainase. Hasil sensus atau pendataan dirangkum dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.4. Profil Sosial WTP Koridor RT.01 RW.08 - Lokus Penataan RW.0816

Uraian Satuan Proyek Jumlah Penataan Kawasan

Jumlah Bangunan Unit Drainase dan Jalan 20 Jumlah Bangunan Tempat tinggal/rumah Unit Drainase dan Jalan 19 Jumlah Fasilitas Umum /Sosial Unit Drainase dan Jalan 1 Jumlah tempat usaha non permanen, non hunian Unit Drainase dan Jalan - Jumlah Pabrik Unit Drainase dan Jalan - Jumlah Kepala Keluarga KK Drainase dan Jalan 19 Jumlah anggota Rumah tangga Jiwa Drainase dan Jalan 55 Jumlah anggota rumah tangga perempuan Jiwa Drainase dan Jalan 25 Jumlah anggota rumah tangga laki-laki Jiwa Drainase dan Jalan 30 Jumlah Bangunan Hunian yang ditempati lebih dari 1

Kepala Keluarga

Unit Drainase dan Jalan -- Warga KTP kota Surakarta KK Drainase dan Jalan 19 Warga KTP luar kota Surakarta KK Drainase dan Jalan -- Jumlah Kepala Rumah Tangga dengan status pemilikan

lahan: - Hak milik - Hak pakai - Tanah milik BBWS Unit Unit Unit

Drainase dan Jalan

19 -- --

16

(36)

26 Peta bangunan terdampak adalah sebagai berikut:

Gambar 4.3. Peta Rumah terdampak Koridor RT.01 RW.08

Profil Warga Terdampak, Berdasarkan sensus WTP di Lokus Penataan RW.08 terdapat sejumlah 19 Kepala Keluarga (55 jiwa), diantaranya 25 jiwa atau 45% berjenis kelamin perempuan dan terdapat 2 perempuan menjadi Kepala Rumah Tangga.

Tabel 4.5. Profil Gender Lokus Penataan RW.0817

Uraian Satuan Proyek Jumlah Total Penataan Kawasan

Jumlah Kepala Rumah Tangga KK Drainase dan Jalan 19 Jumlah Perempuan yang menjadi Kepala Rumah Tangga Jiwa Drainase dan Jalan 2 Jumlah warga perempuan Jiwa Drainase dan Jalan 25

Sumber: Data survey lapangan

17

Sumber: Data survey lapangan

(37)

27

Profil Ekonomi, 19 KK (Kepala Keluarga) di sub kawasan RW.08 dilihat dari besarnya penghasilan Kepala Keluarga setiap bulannya, terdapat 16% (5 jiwa) tergolong berpenghasilan dibawah upah minimum kota Surakarta, sedangkan Kepala Keluarga yang berpenghasilan diatas atau sama dengan upah minimum kota Surakarta terdiri 84% (27 jiwa). Anggota keluarga yang sudah mempunyai penghasilan dapat membantu pemenuhan kebutuhan rumah tangga keluarganya. Jenis pekerjaan WTP Lokus Penataan RW.08 Pucangsawit dirangkum dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.6. Profil Ekonomi WTP Lokus Penataan RW.08 Pucangsawit

Uraian Satuan Proyek Jumlah Penataan Kawasan 1. Jenis Pekerjaan: Wiraswasta Swasta Karyawan Swasta Buruh/Harian Lepas Guru PNS Tidak bekerja Dagang

Ibu Rumah Tangga Pelajar/mahasiswa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa

Drainase dan Jalan

2 3 15 5 1 3 1 2 11 12 2. Jumlah penghasilan rumah tangga per bulan:

- < Rp.1.802.700 (UMK) - diatas Rp.1.802.700 (UMK)

Jiwa Jiwa

Drainase dan Jalan

5 27

Sumber: Data survey lapangan

(38)

28 A.3. Lokus Penataan RW.06

A.3.1 Slum area

Mencakup warga RT.03 RW.06 yang berada di sepanjang koridor jalan yang terdampak kegiatan penataan pembangunan jalan dan drainase. Hasil sensus atau pendataan dirangkum dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.7. Profil Sosial WTP Koridor RT.03 RW.06 - Lokus Penataan RW.06 Slum Area18

Uraian Satuan Proyek Jumlah Penataan Kawasan

Jumlah Bangunan Unit Drainase dan Jalan 24 Jumlah Bangunan Tempat tinggal/rumah Unit Drainase dan Jalan 17 Jumlah Fasilitas Umum /Sosial Unit Drainase dan Jalan 3 Jumlah tempat usaha non permanen, non hunian Unit Drainase dan Jalan 2 Jumlah Pabrik Unit Drainase dan Jalan 2 Jumlah Kepala Keluarga KK Drainase dan Jalan 17 Jumlah anggota Rumah tangga Jiwa Drainase dan Jalan 59 Jumlah anggota rumah tangga perempuan Jiwa Drainase dan Jalan 27 Jumlah anggota rumah tangga laki-laki Jiwa Drainase dan Jalan 32 Jumlah Bangunan Hunian yang ditempati lebih dari 1

Kepala Keluarga

Unit Drainase dan Jalan --

Uraian Satuan Proyek Jumlah Penataan Kawasan

Warga KTP kota Surakarta KK Drainase dan Jalan 17 Warga KTP luar kota Surakarta KK Drainase dan Jalan -- Jumlah Kepala Rumah Tangga dengan status pemilikan

lahan: - Hak milik - Hak pakai - Tanah milik BBWS Unit Unit Unit

Drainase dan Jalan

17 -- --

18

(39)

29 Peta bangunan terdampak adalah sebagai berikut:

Gambar 4.5. Peta Rumah terdampak Koridor RT.03 RW.06 Slum Area

Profil Warga Terdampak, Berdasarkan sensus WTP di Lokus Penataan RW.06 Slum Area terdapat sejumlah 17 Kepala Keluarga (59 jiwa), diantaranya 27 jiwa atau 46% berjenis kelamin perempuan dan terdapat 2 perempuan menjadi Kepala Rumah Tangga.

Tabel 4.8. Profil Gender Lokus Penataan RW.06 Slum Area 19

Uraian Satuan Proyek Jumlah Total Penataan Kawasan

Jumlah Kepala Rumah Tangga KK Drainase dan Jalan 17 Jumlah Perempuan yang menjadi Kepala Rumah Tangga Jiwa Drainase dan Jalan 2 Jumlah warga perempuan Jiwa Drainase dan Jalan 27

Sumber: Data survey lapangan

19

Sumber: Data survey lapangan

(40)

30

Profil Ekonomi, 17 KK (Kepala Keluarga) di sub kawasan RW.06 Slum Area dilihat dari besarnya penghasilan Kepala Keluarga setiap bulannya, terdapat 17% (6 jiwa) tergolong berpenghasilan dibawah upah minimum kota Surakarta, sedangkan Kepala Keluarga yang berpenghasilan diatas atau sama dengan upah minimum kota Surakarta terdiri 83% (29 jiwa). Anggota keluarga yang sudah mempunyai penghasilan dapat membantu pemenuhan kebutuhan rumah tangga keluarganya. Jenis pekerjaan WTP Lokus Penataan RW.06 Slum Area Pucangsawit dirangkum dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.9. Profil Ekonomi WTP Lokus Penataan RW.06 Pucangsawit Slum Area

Uraian Satuan Proyek Jumlah Penataan Kawasan 1. Jenis Pekerjaan: Wiraswasta Swasta Karyawan Swasta Buruh/Harian Lepas Guru PNS Tidak bekerja Dagang

Ibu Rumah Tangga Pelajar/mahasiswa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa

Drainase dan Jalan

3 1 23 6 - - - 2 9 15 2. Jumlah penghasilan rumah tangga per bulan:

- < Rp.1.802.700 (UMK) - diatas Rp.1.802.700 (UMK)

Jiwa Jiwa

Drainase dan Jalan

6 29

Sumber: Data survey lapangan

(41)

31 A.3.2 Squatter area

Mencakup warga RT.03 RW.06 yang berada di sempadan sungai Bengawan Solo yang terdampak kegiatan penataan skala kawasan. Hasil sensus atau pendataan dirangkum dalam tabel berikut ini :

Tabel 4.10. Profil Sosial WTP Koridor RT.03 RW.06 - Lokus Penataan RW.06 Squatter Area20

Uraian Satuan Proyek Jumlah Jumlah Bangunan Unit Penataan Kawasan 37 Jumlah Bangunan Tempat tinggal/rumah dihuni Unit Penataan Kawasan 34 Jumlah Bangunan Tempat tinggal/rumah TIDAK dihuni Unit Penataan Kawasan 1 Jumlah Fasilitas Umum /Sosial Unit Penataan Kawasan 2 Jumlah tempat usaha non permanen, non hunian Unit Penataan Kawasan -- Jumlah Pabrik Unit Penataan Kawasan -- Jumlah Kepala Keluarga KK Penataan Kawasan 34 Jumlah anggota Rumah tangga Jiwa Penataan Kawasan 118 Jumlah anggota rumah tangga perempuan Jiwa Penataan Kawasan 53 Jumlah anggota rumah tangga laki-laki Jiwa Penataan Kawasan 65 Jumlah Bangunan Hunian yang ditempati lebih dari 1

Kepala Keluarga

Unit Penataan Kawasan -- Warga KTP kota Surakarta KK Penataan Kawasan 34 Warga KTP luar kota Surakarta KK Penataan Kawasan -- Jumlah Kepala Rumah Tangga dengan status pemilikan

lahan: - Hak milik - Hak pakai - Tanah milik BBWS Unit Unit Unit Penataan Kawasan -- -- 34

Peta bangunan terdampak adalah sebagai berikut:

Gambar 4.7. Peta Rumah terdampak Koridor RT.03 RW.06 Squatter Area

20

Sumber : Data Survey lapangan

(42)

32

Profil Warga Terdampak, Berdasarkan sensus WTP di Lokus Penataan RW.06 Squatter

Area terdapat sejumlah 34 Kepala Keluarga (118 jiwa), diantaranya 53 jiwa atau 44,92%

berjenis kelamin perempuan dan terdapat 2 perempuan menjadi Kepala Rumah Tangga.

Tabel 4.11. Profil Gender Lokus Penataan RW.06 Squatter Area 21

Uraian Satuan Proyek Jumlah Total Jumlah Kepala Rumah Tangga KK Drainase dan Jalan 34 Jumlah Perempuan yang menjadi Kepala Rumah Tangga Jiwa Drainase dan Jalan 2 Jumlah warga perempuan Jiwa Drainase dan Jalan 53

Sumber: Data survey lapangan

Profil Ekonomi, 34 KK (Kepala Keluarga) di sub kawasan RW.06 Squatter Area dilihat dari besarnya penghasilan Kepala Keluarga setiap bulannya, terdapat 11,48% (7 jiwa) tergolong berpenghasilan dibawah upah minimum kota Surakarta, sedangkan Kepala Keluarga yang berpenghasilan diatas atau sama dengan upah minimum kota Surakarta terdiri 88,52% (54 jiwa). Anggota keluarga yang sudah mempunyai penghasilan dapat membantu pemenuhan kebutuhan rumah tangga keluarganya. Jenis pekerjaan WTP Lokus Penataan RW.06 Squatter

Area Pucangsawit dirangkum dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.12. Profil Ekonomi WTP Lokus Penataan RW.06 Pucangsawit Squatter Area

Uraian Satuan Proyek Jumlah 1. Jenis Pekerjaan: Wiraswasta Swasta Karyawan Swasta Buruh/Harian Lepas Guru PNS Tidak bekerja Dagang

Ibu Rumah Tangga Pelajar/mahasiswa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Jiwa Penataan Kawasan 4 3 36 15 - - - 2 16 41 2. Jumlah penghasilan rumah tangga per bulan:

- < Rp.1.802.700 (UMK)

- diatas Rp.1.802.700 (UMK) Jiwa Jiwa

Penataan Kawasan

7 54

Sumber: Data survey lapangan

21

(43)

33

Gambar 4.8. Kondisi Rumah Warga di lokus penataan RW.06 Squatter Area

(44)

34

Kajian Sosial warga terdampak, secara umum masyarakat terdampak kegiatan penataan pembangunan jalan dan drainase RW.06 dan 07 adalah warga asli kota Surakarta yang telah tinggal lebih dari 25 tahun dan telah memiliki sertifikat atas tanah yang mereka tempati.

Sedangkan warga terdampak penataan RT.03 RW.06 yang menempati area sempadan (squatter area) tanpa hak atas tanah berasal dari lingkungan sekitar lokasi, mereka menempati lokasi tersebut sejak tahun 1980an disebabkan terbatasnya lahan dan penghasilan rumah tangga yang rendah lahan sempadan sungai (milik BBWS) menjadi lokasi pilihan untuk mendirikan tempat tinggal. Hubungan kekeluargaan warga begitu erat karena sama-sama pendatang dan senasib. Kesamaaan dalam komunitas suku bangsa, hubungan sosial dan budaya mempererat hubungan kekerabatan warga. Keberadaan pemerintahan kelurahan, Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) dan lembaga kelurahan yang lain dikelurahan Pucangsawit dapat membangun kebersamaan warga, hal ini dibuktikan dengan adanya kegiatan masyarakat yang dilakukan secara teratur, seperti arisan kaum bapak, arisan kaum ibu/PKK, pengajian, kerja bakti/gotong royong satu bulan sekali, partisipasi warga yang cukup tinggi dalam penyelenggaraan musyawarah warga. Di wilayah Lokus Penataan RW.06 dan 07 Pucangsawit tidak terdapat warga yang termasuk masyarakat hukum adat (MHA).

WTP RT.03 RW.06 di (squatter area) lokasi sempadan sungai Begawan Solo penataan sempadan adalah warga yang tangguh, sanggup hidup dan melangsungkan kehidupannya ditengah segala keterbatasan. Mata pencaharian mereka ada di seputar kawasan Pucangsawit, sekolah anak-anak mereka juga berada di seputaran Kawasan Pucangsawit. sehingga ketika harus pindah sementara ke rumah sewa atau kontrakan di sekitar wilayah kelurahan Pucangsawit tidak akan berdampak negatif tetapi justru sebaliknya, karena WTP bisa memilih rumah sewa atau kontrakan yang rumahnya sehat dan nyaman, yang punya usaha juga bisa memilih rumah sewa/kontrakan untuk bisa dijadikan tempat usaha sementara.

B. Inventarisasi Aset Terdampak

Jenis-jenis aset yang terdampak dalam Rencana kegiatan ini berupa tanah, bangunan, tanaman, utilitas dan obyek lain di atas tanah. Terdapat 151 bangunan terdampak yang terdiri dari 133 unit rumah berfungsi sebagai tempat tinggal. Dari 133 unit bangunan hunian yang berfungsi sebagai tempat tinggal terdapat 128 unit bangunan permanen dan 5 unit bangunan semi permanen. Aset warga yang terdampak dari kegiatan penataan Lokus Penataan RW. 06 dan 07 dirangkum dalam tabel dibawah ini.

Tabel 4.13. Aset terdampak di Lokus Penataan RW. 06 dan 07 Pucangsawit22

Uraian Satuan Proyek Penataan Kawasan

1. Jumlah bangunan terdampak: 2. Jumlah bangunan rumah

terdampak: - Permanen - Semi permanen - Tidak permanen Unit Unit Unit Unit Unit 151 133 128 5 -- 22

(45)

35

C. Inventarisasi Aset Terdampak Lokus Penataan RW.06 Squatter Area Tabel 4.14. Aset terdampak di Lokus Penataan RW. 06 Squatter Area23

Uraian Satuan Proyek Penataan Kawasan 1. Jumlah Bangunan Unit 37 2. Jumlah bangunan/rumah terdampak: - Permanen - Semi permanen - Tidak permanen Unit Unit Unit 35 -- -- 3. Bangunan rumah sebagai

tempat usaha: - Permanen - Semi permanen - Tidak permanen Unit Unit Unit 5 -- --

Sumber: Data survey lapangan

Untuk meminimalkan dampak lingkungan yang terjadi maka saat pelaksanaan pembangunan drainase, warga diminta tidak berlalu lalang di lokasi proyek, dan selanjutnya ketentuan teknis tentang pengamanan dampak lingkungan yang tertuang di dalam UKL/UPL, yang perlu disusun kemudian. Kehati-hatian dalam pemilihan dan pengggunaan alat berat akan mampu meminimalkan dampak lingkungan yang terjadi. Perlu disiapkan jalur khusus keluar masuk kendaraan proyek, lokasi pembuangan tanah/sampah konstruksi perlu disiapkan dari sekarang, dan yang utama petugas yang bekerja memiliki tanggung jawab yang tinggi untuk meminimalkan dampak lingkungan yang terjadi.

D. Kajian Sosial Ekonomi Penilaian kehilangan asset

Berdasarkan data asset yang terdampak penataan di lokus Penataan RW.06 Squatter Area setelah dilakukan penilaian kehilangan asset, WTP kehilangan 100% dari asset yang dimilikinya berupa 34 unit bangunan hunian sebagai tempat tinggal , 5 unit bangunan sebagai tempat tinggal dan usaha di lokasi yang merupakan lahan Kementerian PUPR yang dikelola oleh Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo (BBWS).

Kajian Kehilangan Tempat Usaha di Lokus Penataan RW 06 Squatter Area. Total terdapat 5 unit bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal dan tempat usaha yaitu dengan jenis usaha: Warung jajanan anak , Warung kelontong , Jual beli rosok (Kertas dan logam), Warung wedangan, Bengkel Cat di rumah. Untuk usaha yang dilaksanakan di rumah dapat tetap menjalankan usahanya ketika dilakukan pemindahan ke rumah sewa/kontrakan, sedangkan usaha untuk bengkel cat dan Jual beli rosok (Kertas dan logam), harus mencari lokasi di luar permukiman. Dari total 5 pemilik usaha hanya 3 pemilik usaha saja yang membutuhkan tempat/lapak berdagang.

23

(46)

36

Tabel 4.15. Kehilangan tempat usaha dan penghasilan24

Jenis tempat usaha Satuan Tempat usaha

Nilai penghasilan/bulan

(Rp) Keterangan - Warung jajanan anak Unit 1 1.800.000,- Membutuhkan Lapak

berdagang

- Warung kelontong Unit 1 1.800.000,- Membutuhkan Lapak berdagang

- Jual beli rosok (Kertas dan logam)

Unit 1 1.800.000,- Tidak membutuhkan lapak

- Warung wedangan Unit 1 800.000,- Membutuhkan Lapak berdagang

- Bengkel Cat di rumah Unit 1 2.000.000,- Tidak membutuhkan lapak

Jumlah Unit 5 9.400.000,-

Kajian Sosial Ekonomi

Opsi.1 penataan area sempadan RT.03 RW.06 Pemerintah Surakarta akan memberikan fasilitas uang sewa rumah/kontrakan selama proses pembangunan kawasan RT.03 RW.06 Pucangsawit berlangsung sehingga warga terdampak yang kehilangan aset dan kehilangan usaha dapat mencari rumah sewa/kontrakan yang memenuhi syarat untuk melanjutkan usahanya.

Rencana pemindahan warga terdampak ke rumah sewa/kontrakan sementara di harapkan tidak terlalu jauh dari lokasi kawasan Pucangsawit , karena sumber penghidupan mereka selama ini berada di sekitar kawasan Pucangsawit . Warga setempat pada umumnya adalah pendatang tanpa hak atas tanah BBWS, sumber penghidupan terbanyak sebagai buruh dan pekerja harian lepas. Saat pindah ke rumah sewa/kontrakan sementara perlu pemahaman kepada WTP yang dipindah supaya saling memahami dan bisa beradaptasi pada lingkungan yang baru, baik dalam penggunaan fasilitas pribadi, sosial, kelompok maupun fasilitas umum.

Pengelolaan dampak lingkungan yang terjadi dalam penataan dan pembangunan saluran drainase dan jalan akan ditangani selama masa persiapan, pelaksanaan dan pasca konstruksi dengan menyusun UKL-UPL yang wajib mendapat rekomendasi dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Surakarta dan mendapatkan ijin lingkungan dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Surakarta.

Opsi.2, dimana warga akan direlokasi dengan dana Bansos, selanjutnya Pemkot ikut membantu menyiapkan lokasi Huntap yang bisa menampung 34 KK, sehingga WTP eks RT.03 RW.06 bisa hidup berdampingan kembali. Dengan memiliki lahan yang legal, WTP yang

notabene Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) harapannya masih bisa meneruskan

usaha rumahan yang menjadi sumber pendapatannya di rumah baru yang mereka bangun. Pembangunan huniannya akan diusulkan lewat program pembangunan baru BSPS, untuk pembangunan baru senilai 50 Juta dan rehab RTLH senilai 15 juta. Selama pengajuan BSPS warga dapat membangun hunian dari sisa bangunan rumahnya dulu, atau tinggal di huntara.

24

(47)

37

Harapannya warga masih bisa meneruskan usaha rumahan yang menjadi sumber pendapatannya selama di huntara.

Opsi.3, warga akan direlokasi ke Rumah Sususn Sederhana Sewa (Rusunawa) yang terdekat dengan lokasi semula di RT.03 RW.06 kelurahan Pucangsawit atau di Rusun yang akan segera dibangun di sekitar Putri Cempo, sehingga WTP yang bekerja atau sumber pendapatannya berada di seputaran kawasan Pucangsawit tidak kesulitan untuk menuju tempat kerjanya, sehingga roda perekonomian keluarga tetap bisa berjalan, sedangkan WTP yang punya usaha rumahan bisa melanjutkan usahanya, karena di Rusunawa juga disiapkan lokasi untuk usaha bersama, ada yang di lantai dasar dan atau yang di lantai atas.

Opsi.4, warga yang menempati lokasi RT.03 RW.06 sebanyak 34 Kepala Keluarga, akan mendapat ganti rugi sebesar 46,3 juta sesuai Perwali Surakarta nomor 12-A tahun 2017. Selanjutnya kawasan dibangun kampung/rumah deret dilengkapi dengan fasum dan fasos yang menunjang penataan kawasan. Kampung/rumah deret ini diprioritaskan untuk warga RT.03 RW.06 dengan konsep sewa. Rumah sewa ini dikelola oleh Pemerintah kota Surakarta.

Selama pembangunan warga bisa tinggal di rumah huntara, untuk bisa melangsungkan kehidupannya termasuk roda perekonomian keluarga tetap bisa berjalan.

Opsi.5, Lokasi tetap dibawah pengelolaan BBWS Bengawan Solo, Pemkot Surakarta hanya membangun sarana prasarana yang menjadikan kawasan tersebut tidak lagi kumuh. Sapras tersebut antara lain: Rehab RTLH, RTH, saluran drainase, jalan, dan sanitasi. Warga tetap menempati lokasi RT.03 RW.06. Sehingga roda perekonomian keluarga tetap bisa berjalan.

(48)

38

BAB V

HASIL KAJIAN LEGALITAS TANAH DAN HAK ATAS TANAH

Ketentuan dan Hukum Yang Berlaku.Rencana penataan lokus RW. 07 merupakan lahan legal di wilayah kelurahan Pucangsawit yang warganya punya surat kepemilikan lahan secara sah dan resmi atas tanah yang mereka tempati, sedangkan sub kawasan RW. 06 merupakan area sempadan sungai Bengawan Solo, lahan milik Kementerian PUPR yang hak pakainya ada di Balai Besar Wilayah Sungai Bengawaan Solo (BBWS BS).

Opsi.1-5, Lokus Penataan RT.03 RW.06, lahan sempadan sungai di awali dengan permohonan hibah oleh Pemerintah Kota Surakarta kepada Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Kajian hukum legalitas tanah dan hak atas tanah dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 5.1. Ketentuan dan Hukum terkait dengan Pengadaan Tanah untuk Pembangunan

No Ketentuan dan Hukum Tentang

1 Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33

(3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

2 Undang-Undang Dasar 1945 pasal 34

(1) Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.

(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan. 3 Undang-Undang No.2 Tahun 2012, Tentang pengadaan Tanah Bagi Pembangunan Untuk Kepentingan Umum Pasal 7

Pengadaan Tanah untuk Kepentingan Umum diselenggarakan sesuai dengan:

a) Rencana Tata Ruang Wilayah;

b) Rencana Pembangunan Nasional/Daerah; c) Rencana Strategis; dan

d) Rencana Kerja setiap Instansi yang memerlukan tanah. Pasal 10

Tanah untuk kepentingan umum sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 digunakan untuk pembangunan :

o. penataan permukiman kumuh perkotaan dan/atau konsolidasi tanah, serta perumahan untuk masyarakat berpenghasilan rendah dengan status sewa; 4 Undang-Undang No.1 Tahun 2004, Tentang Perbendaharaan Negara Pasal 45

(1) Barang milik negara/daerah yang diperlukan bagi penyelenggaraan tugas pemerintahan negara/daerah tidak dapat dipindahtangankan (2) Pemindahtanganan barang milik negara/daerah dilakukan dengan cara

dijual, dipertukarkan, dihibahkan, atau disertakan sebagai modal Pemerintah setelah mendapat persetujuan DPR/DPRD

Pasal 46

(1) Persetujuan DPR sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 ayat (2) dilakukan untuk :

a. pemindahtanganan tanah dan/atau bangunan.

b. tanah dan/atau bangunan sebagaimana dimaksud pada huruf a ayat ini tidak termasuk tanah dan/atau bangunan yang :

Gambar

Gambar 1.1. Peta Deliniasi Sub Kawasan Pucangsawit
Gambar 2.1. Peta Deliniasi Kawasan Kumuh Pucangsawit
Gambar 2.2. Kondisi Existing Kawasan Kumuh Pucangsawit
Gambar 2.5. Kondisi eksisting Infrastruktur Permukiman Sub Kawasan RW.6 dan 7 Pucangsawit
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada indikator sasaran 1 capaian realisasi dapat melebihi target seiring dengan persentase menurunnya Rumah Tidak Layak Huni yang merupakan Indikator Kinerja Utama

Hasil penelitian menunjukan bahwa Pengelolaan Kawasan Permukiman Kumuh Di Kelurahan 5 Ulu Kecamatan Seberang Ulu 1 Oleh Dinas Pemukiman Perumahan Rakyat dan

Penataan dan Peningkatan Kualitas Kawasan Permukiman Kumuh dengan Luas di Bawah 10 (sepuluh) Ha Penyelenggaraan Sistem Informasi Jasa Konstruksi Cakupan Daerah

KEDUA : Indikator Kinerja Utama sebagaimana dimaksud pada diktum KESATU, merupakan acuan ukuran kinerja yang digunakan oleh Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman

Pasal 90 Pemeliharaan rumah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian, kawasan permukiman dan PSU Pasal 93 Perbaikan umah, perumahan, permukiman, lingkungan hunian,

Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman Provinsi Bali 30 | P a g e Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Dinas Pekerjaan Umum,

Perniagaan lokasi Kelurahan Dadimulya (Kecamatan Samarinda Ulu) dan Kelurahan Bandara (Kecamatan Sungai Pinang) Kota Samarinda, disusun sebagai pedoman terhadap

Melaksanakan pengawasan dan pengendalian di bidang pembangunan, perbaikan dan pemeliharaan drainase lingkungan, jalan lingkungan dan prasarana dasar permukiman lainnya