Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK
Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK
Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli lalu
Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli lalu telah meluncurkan standar akuntansitelah meluncurkan standar akuntansi ETAP
(SAK-ETAP (SAK-(SAK-ETAP) bertepatan dalam acara Seminar Nasional Akuntansi “Tiga pilar Standar ETAP) bertepatan dalam acara Seminar Nasional Akuntansi “Tiga pilar Standar Akuntansi Indonesia” yang dilaksanakan oleh Universitas Brawijaya dan Ikatan Akunta
Akuntansi Indonesia” yang dilaksanakan oleh Universitas Brawijaya dan Ikatan Akuntann Indonesia. Nama standard ini sedikit unik karena exposure draftnya diberi nama Standar Indonesia. Nama standard ini sedikit unik karena exposure draftnya diberi nama Standar Akuntansi UKM (Usaha Kecil dan Menengah), namun mengingat definisi UKM sendiri Akuntansi UKM (Usaha Kecil dan Menengah), namun mengingat definisi UKM sendiri sering berubah, maka untuk menghindari kerancuan, standard ini diberi nama SAK Entitas sering berubah, maka untuk menghindari kerancuan, standard ini diberi nama SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.
Tanpa Akuntabilitas Publik.
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif,
Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif, maka perusahaan kecil seperti UKM tidak perlumaka perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku. Di dalam
membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAP
beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkanmemberikan banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih
dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Perbedaan secara kasatkompleks. Perbedaan secara kasat mata dapat dilihat dari ketebalan SAK-ETAP
mata dapat dilihat dari ketebalan SAK-ETAP yang hanya sekitar seratus halaman denganyang hanya sekitar seratus halaman dengan menyajikan 30 bab.
menyajikan 30 bab.
Sesuai dengan ruang lingkup SAKETAP maka
Sesuai dengan ruang lingkup SAKETAP maka Standar ini Standar ini dimaksudkan untuk digunakandimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan t
adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan t idak menerbitkanidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (
laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement general purpose financial statement ) bagi pengguna) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.
pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. Lebih lanjut ruang lingkup standar ini
Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan memilikijuga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika
akuntabilitas publik signifikan jika : proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas: proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk
pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau entitasatau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk
menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakasekelompok besar masyarakat, sepertit, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank investasi.
investasi.
Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan standar tersebut. Hal otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan standar tersebut. Hal iniini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang merasa ketentuan pelaporan dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang merasa ketentuan pelaporan dengan mengguna
dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biakan PSAK terlalu tinggi biayanya ataupun terlalu rumit untuk entitas yanya ataupun terlalu rumit untuk entitas yangyang mereka awasi.
mereka awasi.
SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per
SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini per 1 1 January 2011 namun penerapan dini per 1 JanuariJanuari 2010 diperbolehkan. Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK
membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh ( explicit and unreserved statement ) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai SAKETAP, maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAK-ETAP.
Mengingat kebijakan akuntansi SAKETAP di beberapa aspek lebih ringan daripada PSAK, maka ketentuan transisi dalam SAKETAP ini cukup ketat. Pada BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP, yakni 1 January 2011, Entitas yang
memenuhi persyaratan untuk menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten. Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya. Oleh sebab itu per 1 January 2011, perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan PSAK atau beralih
menggunakan SAK-ETAP.
Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang menyusun laporan
keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun
laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan SAK-ETAP pada tahun 2011, namun kemudian mendaftar
menjadi perusahaan public di tahun berikutnya. Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali. Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan.
Berikut ini adalah table perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP yang dapat membantu pembaca dalam mempelajari SAK-ETAP lebih jauh. Buku SAK-ETAP dapat diperoleh di kantor pusat Ikatan Akuntan Indonesia dan kantor-kantor cabang IAI.
No Elemen PSAK SAK ETAP
1 Penyajian Laporan Keuangan
Laporan posisi keuangan Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan
Pembedaan asset lancar dan
tidak lancar dan laibilitas jangka pendek dan jangka
panjang
Aset lancar
Laibilitas jangka pendek Informasi yang disajikan
dalam laporan posisi
keuangan atau catatan atas laporan keuangan
(Perubahan istilah di ED PSAK 1:
Sama dengan PSAK, kecuali informasi yang disajikan dalam neraca, yang menghilangkan pos:
Aset keuangan Properti investasi
yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)
Aset biolojik yang
diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)
Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan, Kewajiban (liability) menjadi laibilitas) berbunga jangka panjang Aset dan kewajiban pajak tangguhan Kepentingan nonpengendalian 2 Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi
komprehensif
o Informasi yang disajikan dalam laporan Laba Rugi Komprehensif o Laba rugi selama
periode o Pendapatan komprehensif lain selama periode o Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan
Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah laporan laba rugi
komprehensif, SAK ETAP menggunakan istilah
laporan laba rugi.
3 Penyajian Perubahan Ekuitas
Sama dengan PSAK,
kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain. 4 Catatan Atas Laporan
Keuangan
Catatan atas laporan keuangan Struktur
Pengungkapan kebijakan
Akuntansi
Sumber estimasi
ketidakpastian
Modal (ED PSAK 1) Pengungkapan lain
Sama dengan PSAK, kecuali pengungkapan modal.
5 Laporan Arus Kas Arus kas aktivitas operasi:
metode langsung dan tidak langsung
Arus kas aktivitas investasi Arus kas aktivitas pendanaan Arus kas mata uang asing Arus kas bunga dan dividen,
pajak penghasilan, transaksi non-kas
Sama dengan PSAK kecuali:
Arus kas aktivitas
operasi: metode tidak langsung
Arus kas mata
uang asing, tidak diatur.
6 Laporan keuangan konsolidasi dan terpisah
Persyaratan penyajian lapkeu
konsolidasi
Entitas bertujuan khusus Prosedur konsolidasi Lapkeu tersendiri Lapkeu gabungan
Tidak diatur (Lihat Bab 12).
7 Kebijakan akuntansi, estimasi, dan
kesalahan
PSAK 25 (Laba atau Rugi Bersih untuk periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)
Laba atau rugi bersih untuk
Periode berjalan
Kesalahan Mendasar Perubahan kebijakan
Akuntansi
Pemilihan dan penerapan
kebijakan akuntansi
Konsistensi dan perubahan
kebijakan akuntansi
Perubahan Estimasi akuntansi Kesalahan.
Pos luar biasa
Laba atau rugi dari aktivitas
normal
Operasi yang tidak
dilanjutkan
Perubahan estimasi Akuntansi Penerapan suatu standar
Akuntansi keuangan
Perubahan kebijakan
Akuntansi yang lain
SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada
“kesalahan mendasar” dan “laba atau rugi luar
biasa”).
8 Instrumen Keuangan Dasar
Ruang lingkup: aset dan
kewajiban keuangan
Instrumen keuangan dasar: Diklasifikasikan pada nilai
wajar melalui laporan laba rugi, dimiliki hingga jatuh tempo, tersedia untuk dijual, pinjaman dan pinjaman yang diberikan
Impairment menggunakan
incurred loss concept
Derecognition
Hedging dan derivatif
Ruang lingkup: investasi pada
efek tertentu
Klasifikasi trading, held to
maturity, dan available for sale. Hal tsb mengacu ke 9 Persediaan Pengukuran persediaan
Biaya persediaan Biaya pembelian Biaya konversi Biaya lain-lain
Biaya persediaan pemberian
jasa
Teknik pengukuran biaya Rumus biaya
Nilai realisasi bersih Pengakuan sebagai beban Pengungkapan
Sama dengan PSAK
10 Investasi pada perusahaan asosiasi dan entitas anak
Ruang lingkup: entitas
asosiasi
Metode akuntansi Metode biaya Metode ekuitas
Model nilai wajar (ED PSAK
15)
Ruang lingkup: entitas
asosiasi dan entitas anak
Metode akuntansi
Entitas asosiasi : metode
biaya
Entitas anak :
metode ekuitas
11 Investasi pada perusahaan asosiasi dan entitas anak
Jointly controlled operation,
asset, and entity
Metode akuntansi Metode konsolidasi
proporsional
Metode ekuitas
Model nilai wajar (ED PSAK
12 : PBA/PBO/PBE)
Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya.
12 Property Investasi Metode akuntansi
Model nilai wajar
Model biaya
Metode akuntansi: model biaya
13 Aset Tetap Menggunakan pendekatan
komponenisasi
Pengukuran menggunakan
model biaya atau model revaluasi
Sama dengan PSAK kecuali:
Tidak
Pengukuran biaya perolehan Pengakuan pengeluaran
selanjutnya
Penyusutan
Tidak perlu review nilai
residu, metode penyusutan, dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan, tetapi jika ada indikasi perubahan saja
pendekatan komponenisasi. Revaluasi diijinkan jika dilakukan berdasarkan Peraturan
Pemerintah. Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)
Tidak perlu review
nilai residu. 14 Asset Tidak
Berwujud
Prinsip umum untuk
pengakuan
Pengakuan awal, pengukuran
selanjutnya
Amortisasi selama umur
manfaat atau 10 tahun Penurunan nilai
Sama dengan PSAK, kecuali aset tidak
berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha.
Menggunakan metode
pembelian
Goodwill dimaortisasi 5 tahun
atau 20 tahun dengan justifikasi manajemen
Tidak diatur
15 Sewa Mengatur perjanjian yang
mengandung sewa
Klasifikasi bersifat principle
based
Laporan keuangan lessee dan Tidak mengatur perjanjian
yang mengandung sewa (ISAK
lessor Klasifikasi sewa:
kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13
Laporan keuangan
lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990): Akuntansi Sewa Guna Usaha Kewajiban diestimasi Kewajiban kontinjensi
Aset kontinjensi
16 Ekuitas Penjelasan
Akuntasi ekuitas untuk badan
usaha bukan PT
Akuntansi ekuitas untuk
badan usaha berbentuk PT
Reorganisasi
Selisih penilaian kembali
Sama dengan PSAK, kecuali :
Reorganisasi Selisih penilaian
kembali
17 Pendapatan Penjualan barang
Penjualan jasa Kontrak konstruksi
Bunga, dividen dan royalti Lampiran kasus pengakuan
pendapatan (ED PSAK 23)
Sama dengan PSAK.
18 Biaya Pinjaman Komponen biaya pinjaman Pengakuan dan kapitalisasi
biaya pinjaman
Biaya pinjaman langsung dibebankan
19 Penurunan Nilai Aset Penurunan nilai persediaan Penurunan nilai
non-persediaan
Penurunan nilai goodwill
Sama dengan PSAK, kecuali:
Ruang lingkup
yang meliputi semua jenis aset.
Tidak mengatur penurunan nilai goodwill Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31: Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17. 20 Imbalan Kerja Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan pasca kerja, untuk
manfaat pasti menggunakan PUC
Imbalan jangka panjang
lainnya
Pesangon pemutusan kerja
Sama dengan PSAK, kecuali untuk manfaat pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa,
menggunakan metode yang disederhanakan
21 Pajak Penghasilan Menggunakan deferred tax
concept
Pengakuan dan pengukuran
pajak kini
Pengakuan dan pengukuran
pajak tangguhan
Menggunakan tax payable
concept
Tidak ada pengakuan dan
pengukuran pajak tangguhan 22 Mata Uang Pelaporan Mata uang pencatatan dan
pelaporan
Mata uang fungsional Penentuan saldo awal Penyajian komparatif Perubahan mata uang
pencatatan dan pelaporan
Sama dengan PSAK Mata Uang Pelaporan
Mata uang
fungsional
Pelaporan transaksi
mata uang asing dalam mata uang fungsional Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama) 23 Peristiwa setelah akhir periode pelaporan
Peristiwa yang memerlukan
penyesuaian
Peristiwa yang tidak
memerlukan penyesuaian
Sama dengan PSAK
24 Pengungkapan pihak-pihak yang
mempunyai
hubungan istimewa
Pengertian pihak-pihak yang
mempunyai hubungan istimewa
Pengungkapan
Sama dengan PSAK 7
25 Aktivitas Khusus Akuntansi perkoperasian Akuntansi minyak dan gas
bumi
Akuntansi pertambangan
umum
Akuntansi perusahaan efek Akuntansi reksa dana
Akuntansi perbankan dan
asuransi
Tidak diatur
26 Ketentuan Transisi Retrospektif atau
prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara
prospective
catchup (dampak ke saldo laba)
Perpindahan dari
dan ke SAK ETAP
27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk
laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011, penerapan dini 1 Januari 2010
PSAK 33: Akuntansi Pertambangan Umum
PENDAHULUAN
Tahap adopsi IAS 41 dalam rangkaian konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan pada tahun 2008 sampai dengan 2010 selanjutnya pada tahun 2011 dilakukan tahap persiapan akhir yaitu penyelesaian persiapan infrastruktur yang diperlukan, penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS dan pada tahun 2012 tahap implementasi PSAK berbasis IFRS secara bertahap dan mengevaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif.
Manfaat dari konvergensi IFRS adalah :
Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan StandarAkuntansi
Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).
Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.
Menurunkan biayamodal dengan membuka peluang fund raising melalui pasar modal secara
global.
Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.
Berikut ini adalah perbandingan IFRS dengan PSAK sebagai berikut :
Sumber : www.iaiglobal.or.id
Progres konvergensi IFRS 2009 sampai dengan 2010 adalah :
Jumlah PSAK yang telah disahkan dari Juni 2009
‐
Juni 2010 berjumlah 15 buah, semuanya Bila asumsi ED PSAK 3 dan ED ISAK 17 disahkah dalam waktu dekat, maka jumlah PSAK
yang akan berlaku efektif 2012 adalah 15 buah dan ISAK 7 buah.
Jumlah PSAK yang belum disahkan dan akan berlaku 2012 sampai dengan Juni 2010 dan
ISAK adalah 5 buah
Jumlah PSAK yang masih Non Comparable dengan IFRS adalah 8 buah
Jumlah PSAK yang telah dicabut dgn PPSAK dan pencabutan berlaku sejak 2010 adalah 9
PSAK dan 1 Interpretasi . Beberapa PSAK juga telah dicabut dgn bersamaan dgn berlakunya PSAK baru sehingga total PSAK yang dicabut adalah 16 PSAK.
Dalam rincian substantially Non Comparable pada PSAK 33 : Akuntansi Pertambangan Umum sudah diputuskan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK IAI) untuk merevisi PSAK tersebut dalam rangka proses konvergensi IFRS di Indonesia. PSAK 33 : Akuntansi Pertambangan Umum direvisi menjadi ED PSAK 33 (revisi 2011): Akuntansi Pertambangan Umum.
ED PSAK 33 (revisi 2011): Akuntansi Pertambangan Umum mengatur perlakuan akuntansi atas:
- Aktivitas pengupasan lapisan tanah; - Aktivitas pengelolaan lingkungan hidup.
Sementara PSAK 33 (1994): Akuntansi Pertambangan Umum mengatur perlakuan akuntansi atas:
- Aktivitas eksplorasi;
- Aktivitas pengembangan dan konstruksi;
- Aktivitas produksi (termasuk pengupasan lapisan tanah);dan - Aktivitas pengelolaan lingkungan hidup.
Penyempitan ruang lingkup ED PSAK 33 (revisi 2011) disebabkan adopsi IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources menjadi ED PSAK 64: Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral yang mengatur akuntansi terkait dengan aktivitas eksplorasi
dan perubahan SAK lain yang mengatur akuntansi terkait dengan aktivitas pengembangan dan konstruksi.
2. Ketentuan Transisi
ED PSAK 33 (revisi 2011): Akuntansi Pertambangan Umum tidak mengatur ketentuan transisi. Jika hal ini menyebabkan perubahan kebijakan akuntansi, maka perubahan
kebijakan akuntansi tersebut diterapkan secara retrospektif (lihat PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan).
Hal ini disebabkan tidak ada perubahan kebijakan akuntansi untuk aktivitas pengupasan lapisan tanah dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana yang diatur dalam ED PSAK 33 (revisi 2011) dan PSAK 33 (1994).
Perubahan yang mungkin terjadi terkait dengan aktivitas eksplorasi (lihat ED PSAK 64: Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral), aktivitas pengembangan (lihat ED PSAK 19: Aset Takberwujud dan KDPPLK), dan aktivitas konstruksi (lihat PSAK 16: Aset Tetap).
Secara umum perbedaan antara ED PSAK 33 (revisi 2011): Akuntansi Pertambangan Umum dan PSAK 33 (1994): Akuntansi Pertambangan Umum adalah sebagai berikut :
Sumber : Exposure Draft PSAK 33
Berikut ini adalah pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh IAI sebagai berikut :
PERNYATAA N STA NDAR AKUNTA NSI KEUA NGA N NO. 33 (REVISI 2011)
AKUNTA NSI PERTA MBANGAN UMUM
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 33 (revisi 2011) terdiri dari paragraf 1-16. Seluruh paragraf dalam PSAK ini memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring mengatur prinsipprinsip utama. PSAK 33 (revisi
2011) harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan memberikan dasar untuk memilih dan menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit. Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.
PENDAHULUAN Tujuan
01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi atas aktivitas pengupasan lapisan tanah dan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup pertambangan umum.
Ruang Lingkup
02. Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi pertambangan umum yang terkait dengan: (a) aktivitas pengupasan lapisan tanah dan;
(b) aktivitas pengelolaan lingkungan hidup.
Definisi
03. Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang memengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia, serta mahluk hidup lainnya. Biaya pengelolaan lingkungan hidup adalah biaya yang timbul atas usaha mengurangi dan mengendalikan dampak negatif kegiatan pertambangan, dan biaya rutin lainnya
04. Dengan adanya kegiatan penambangan pada suatu daerah tertentu, maka akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup di sekitar lokasi penambangan, meliputi tetapi tidak terbatas pada:
(a) Pencemaran lingkungan, yaitu masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat, energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan dan/atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
(b) Perusakan lingkungan, yaitu adanya tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap perubahan sifat-sifat dan/atau hayati lingkungan yang
mengakibatkan lingkungan itu kurang berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkesinambungan.
05. Sebagai usaha untuk mengurangi dan mengendalikan dampak negatif kegiatan usaha penambangan, maka perlu dilakukan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi upaya terpadu
dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup.
PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah
06. Biaya pengupasan tanah penutup dibedakan antara Akuntansi Pertambangan Umum ED PSAK No. 33 (revisi 2011) pengupasan tanah awal untuk membuka tambang, yaitu pengupasan tanah yang dilakukan sebelum produksi dimulai dan pengupasan tanah lanjutan yang dilakukan selama masa produksi. Biaya pengupasan tanah awal diakui sebagai asset (beban tangguhan), sedangkan biaya pengupasan tanah lanjutan diakui sebagai beban. Sebelum produksi dilaksanakan, dihitung terlebih dahulu rasio rata-rata tanah penutup (average stripping ratio), yaitu perbandingan antara taksiran kuantitas lapisan batuan/tanah penutup terhadap taksiran ketebalan bahan galian (seperti batubara) yang juga dinyatakan dalam satuan unit kuantitas.
07. Biaya pengupasan tanah lanjutan pada dasarnya dibebankan berdasarkan rasio rata-rata tanah penutup. Dalam keadaan di mana rasio aktual tanah penutup (yaitu rasio antara kuantitas tanah/batuan yang dikupas pada periode tertentu terhadap kuantitas bagian cadangan yang diproduksi untuk periode yang sama) tidak berbeda jauh dengan rasio rata-ratanya, maka biaya pengupasan tanah yang timbul pada periode tersebut seluruhnya dapat dibebankan. Dalam hal rasio aktual berbeda jauh dengan rasio rata-ratanya, maka apabila rasio aktual lebih besar dari rasio rata-ratanya, kelebihan biaya pengupasan diakui sebagai aset (beban tangguhan).
Selanjutnya, aset tersebut akan dibebankan pada periode di mana rasio aktual jauh lebih kec il dari rasio rata-ratanya.
Aktivitas Pengelolaan Lingkungan Hidup
08. Provisi pengelolaan lingkungan hidup harus diakui jika:
(a) terdapat petunjuk yang kuat bahwa telah timbul kewajiban pada tanggal pelaporan keuangan akibat kegiatan yang telah dilakukan;
(b) terdapat dasar yang wajar untuk menghitung jumlah kewajiban yang timbul.
09. Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup yang timbul sebagai akibat kegiatan eksplorasi dan pengembangan diakui sebagai aset (beban tangguhan).
10. Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup yang timbul sebagai akibat kegiatan produksi tambang diakui sebagai beban.
11. Pada tanggal pelaporan, jumlah provisi pengelolaan lingkungan hidup harus dievaluasi kembali untuk menentukan apakah jumlah akrualnya telah memadahi.
12. Jika jumlah pengeluaran pengelolaan lingkungan hidup yang sesungguhnya terjadi pada tahun berjalan sehubungan dengan kegiatan periode lalu lebih besar dari pada jumlah akrual yang telah dibentuk, maka selisihnya dibebankan ke periode di mana kelebihan tersebut timbul.
PENYAJIAN
13. Taksiran Provisi pengelolaan lingkungan hidup disajikan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah kewajiban yang telah ditangguhkan, setelah dikurangi dengan jumlah
pengeluaran yang sesungguhnya terjadi.
PENGUNGKAPA N
14. Entitas mengungkapkan, tetapi tidak terbatas pada: (a) Kebijakan akuntansi sehubungan dengan:
(i) Perlakuan akuntansi atas pembebanan biaya pengelolaan lingkungan hidup;
(ii) Metode amortisasi atas biaya pengelolaan lingkungan hidup yang ditangguhkan.
(b) Mutasi taksiran kewajiban provisi pengelolaan lingkungan hidup selama tahun berjalan dengan menunjukkan:
(i) Saldo awal;
(ii) Penyisihan yang dibentuk; (iii) Pengeluaran sesungguhnya; (iv) Saldo akhir.
(c) Kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilaksanakan dan yang sedang berjalan;
(d) Kewajiban bersyarat sehubungan dengan pengelolaan lingkungan hidup dan kewajiban bersyarat lainnya sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan.
TA NGGAL EFEKTIF
15. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012.
PENARIKAN
16. Pernyataan ini menggantikan PSAK 33 (1994): Akuntansi Pertambangan Umum.
ED PSAK 33 (revisi 2011): Akuntansi Pertambangan Umum berlaku efektif pada 1 Januari 2012 dengan ketentuan transisi retrospektif. Tanggapan atas ED PSAK 3 (revisi 2011) diterima paling lambat 30 April 2011.