• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan SAK ETAP Dengan PSAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perbedaan SAK ETAP Dengan PSAK"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK

Perbedaan SAK ETAP dengan PSAK

Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli lalu

Ikatan Akuntan Indonesia pada tanggal 17 Juli lalu telah meluncurkan standar akuntansitelah meluncurkan standar akuntansi ETAP

(SAK-ETAP (SAK-(SAK-ETAP) bertepatan dalam acara Seminar Nasional Akuntansi “Tiga pilar Standar ETAP) bertepatan dalam acara Seminar Nasional Akuntansi “Tiga pilar Standar  Akuntansi Indonesia” yang dilaksanakan oleh Universitas Brawijaya dan Ikatan Akunta

Akuntansi Indonesia” yang dilaksanakan oleh Universitas Brawijaya dan Ikatan Akuntann Indonesia. Nama standard ini sedikit unik karena exposure draftnya diberi nama Standar Indonesia. Nama standard ini sedikit unik karena exposure draftnya diberi nama Standar Akuntansi UKM (Usaha Kecil dan Menengah), namun mengingat definisi UKM sendiri Akuntansi UKM (Usaha Kecil dan Menengah), namun mengingat definisi UKM sendiri sering berubah, maka untuk menghindari kerancuan, standard ini diberi nama SAK Entitas sering berubah, maka untuk menghindari kerancuan, standard ini diberi nama SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik.

Tanpa Akuntabilitas Publik.

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif,

Apabila SAK-ETAP ini telah berlaku efektif, maka perusahaan kecil seperti UKM tidak perlumaka perusahaan kecil seperti UKM tidak perlu membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku. Di dalam

membuat laporan keuangan dengan menggunakan PSAK umum yang berlaku. Di dalam beberapa hal SAK ETAP

beberapa hal SAK ETAP memberikan banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkanmemberikan banyak kemudahan untuk perusahaan dibandingkan dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih

dengan PSAK dengan ketentuan pelaporan yang lebih kompleks. Perbedaan secara kasatkompleks. Perbedaan secara kasat mata dapat dilihat dari ketebalan SAK-ETAP

mata dapat dilihat dari ketebalan SAK-ETAP yang hanya sekitar seratus halaman denganyang hanya sekitar seratus halaman dengan menyajikan 30 bab.

menyajikan 30 bab.

Sesuai dengan ruang lingkup SAKETAP maka

Sesuai dengan ruang lingkup SAKETAP maka Standar ini Standar ini dimaksudkan untuk digunakandimaksudkan untuk digunakan oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud oleh entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa akuntabilitas publik yang dimaksud adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan t

adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan t idak menerbitkanidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (

laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement general purpose financial statement ) bagi pengguna) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. Lebih lanjut ruang lingkup standar ini

Lebih lanjut ruang lingkup standar ini juga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan memilikijuga menjelaskan bahwa Entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika

akuntabilitas publik signifikan jika : proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas: proses pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk

pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau entitasatau entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk

menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakasekelompok besar masyarakat, sepertit, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank  bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiun, reksa dana dan bank  investasi.

investasi.

Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika Entitas yang memiliki akuntabilitas publik signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan standar tersebut. Hal otoritas berwenang membuat regulasi mengizinkan penggunaan standar tersebut. Hal iniini dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang merasa ketentuan pelaporan dimungkinkan apabila misalnya pihak otoritas berwenang merasa ketentuan pelaporan dengan mengguna

dengan menggunakan PSAK terlalu tinggi biakan PSAK terlalu tinggi biayanya ataupun terlalu rumit untuk entitas yanya ataupun terlalu rumit untuk entitas yangyang mereka awasi.

mereka awasi.

SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per

SAK-ETAP ini akan berlaku efektif per 1 January 2011 namun penerapan dini per 1 1 January 2011 namun penerapan dini per 1 JanuariJanuari 2010 diperbolehkan. Entitas yang laporan keuangannya mematuhi SAK

(2)

membuat suatu pernyataan eksplisit dan secara penuh ( explicit and unreserved statement ) atas kepatuhan tersebut dalam catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan tidak boleh menyatakan mematuhi SAK ETAP kecuali jika mematuhi semua persyaratan dalam SAK ETAP. Apabila perusahaan memakai SAKETAP, maka auditor yang akan melakukan audit di perusahaan tersebut juga akan mengacu kepada SAK-ETAP.

Mengingat kebijakan akuntansi SAKETAP di beberapa aspek lebih ringan daripada PSAK, maka ketentuan transisi dalam SAKETAP ini cukup ketat. Pada BAB 29 misalnya disebutkan bahwa pada tahun awal penerapan SAK ETAP, yakni 1 January 2011, Entitas yang

memenuhi persyaratan untuk menerapkan SAK ETAP dapat menyusun laporan keuangan tidak berdasarkan SAK ETAP, tetapi berdasarkan PSAK non-ETAP sepanjang diterapkan secara konsisten. Entitas tersebut tidak diperkenankan untuk kemudian menerapkan SAK ETAP ini untuk penyusunan laporan keuangan berikutnya. Oleh sebab itu per 1 January 2011, perusahaan yang memenuhi definisi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik harus memilih apakah akan tetap menyusun laporan keuangan menggunakan PSAK atau beralih

menggunakan SAK-ETAP.

Selanjutnya ketentuan transisi juga menjelaskan bahwa entitas yang menyusun laporan

keuangan berdasarkan SAK ETAP kemudian tidak memenuhi persyaratan entitas yang boleh menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut tidak diperkenankan untuk menyusun

laporan keuangan berdasarkan SAK ETAP. Hal ini misalnya ada perusahaan menengah yang memutuskan menggunakan SAK-ETAP pada tahun 2011, namun kemudian mendaftar

menjadi perusahaan public di tahun berikutnya. Entitas tersebut wajib menyusun laporan keuangan berdasarkan PSAK non-ETAP dan tidak diperkenankan untuk menerapkan SAK ETAP ini kembali. Sebaliknya entitas yang sebelumnya menggunakan PSAK non-ETAP dalam menyusun laporan keuangannya dan kemudian memenuhi persyaratan entitas yang dapat menggunakan SAK ETAP, maka entitas tersebut dapat menggunakan SAK ETAP ini dalam menyusun laporan keuangan.

Berikut ini adalah table perbandingan PSAK dengan SAK-ETAP yang dapat membantu pembaca dalam mempelajari SAK-ETAP lebih jauh. Buku SAK-ETAP dapat diperoleh di kantor pusat Ikatan Akuntan Indonesia dan kantor-kantor cabang IAI.

No Elemen PSAK SAK ETAP

1 Penyajian Laporan Keuangan

 Laporan posisi keuangan  Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi keuangan

 Pembedaan asset lancar dan

tidak lancar dan laibilitas  jangka pendek dan jangka

panjang

 Aset lancar

 Laibilitas jangka pendek   Informasi yang disajikan

dalam laporan posisi

keuangan atau catatan atas laporan keuangan

(Perubahan istilah di ED PSAK 1:

Sama dengan PSAK, kecuali informasi yang disajikan dalam neraca, yang menghilangkan pos:

 Aset keuangan  Properti investasi

yang diukur pada nilai wajar (ED PSAK 1)

 Aset biolojik yang

diukur pada biaya perolehan dan nilai wajar (ED PSAK 1)

(3)

Neraca menjadi Laporan Posisi Keuangan, Kewajiban (liability) menjadi laibilitas) berbunga jangka panjang  Aset dan kewajiban pajak  tangguhan  Kepentingan nonpengendalian 2 Laporan Laba Rugi  Laporan laba rugi

komprehensif 

o Informasi yang disajikan dalam laporan Laba Rugi Komprehensif  o Laba rugi selama

periode o Pendapatan komprehensif lain selama periode o Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif atau catatan atas laporan keuangan

Tidak sama dengan PSAK yang menggunakan istilah laporan laba rugi

komprehensif, SAK ETAP menggunakan istilah

laporan laba rugi.

3 Penyajian Perubahan Ekuitas

Sama dengan PSAK,

kecuali untuk beberapa hal yang terkait pendapatan komprehensif lain. 4 Catatan Atas Laporan

Keuangan

 Catatan atas laporan keuangan  Struktur

 Pengungkapan kebijakan

Akuntansi

 Sumber estimasi

ketidakpastian

 Modal (ED PSAK 1)  Pengungkapan lain

Sama dengan PSAK, kecuali pengungkapan modal.

5 Laporan Arus Kas  Arus kas aktivitas operasi:

metode langsung dan tidak  langsung

 Arus kas aktivitas investasi  Arus kas aktivitas pendanaan  Arus kas mata uang asing  Arus kas bunga dan dividen,

pajak penghasilan, transaksi non-kas

Sama dengan PSAK kecuali:

 Arus kas aktivitas

operasi: metode tidak langsung

 Arus kas mata

uang asing, tidak  diatur.

(4)

6 Laporan keuangan konsolidasi dan terpisah

 Persyaratan penyajian lapkeu

konsolidasi

 Entitas bertujuan khusus  Prosedur konsolidasi  Lapkeu tersendiri  Lapkeu gabungan

Tidak diatur (Lihat Bab 12).

7 Kebijakan akuntansi, estimasi, dan

kesalahan

PSAK 25 (Laba atau Rugi Bersih untuk periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan Perubahan Kebijakan Akuntansi)

 Laba atau rugi bersih untuk 

Periode berjalan

 Kesalahan Mendasar  Perubahan kebijakan

Akuntansi

 Pemilihan dan penerapan

kebijakan akuntansi

 Konsistensi dan perubahan

kebijakan akuntansi

 Perubahan Estimasi akuntansi  Kesalahan.

 Pos luar biasa

 Laba atau rugi dari aktivitas

normal

 Operasi yang tidak 

dilanjutkan

 Perubahan estimasi Akuntansi  Penerapan suatu standar

Akuntansi keuangan

 Perubahan kebijakan

Akuntansi yang lain

SAK ETAP sudah maju satu langkah dibandingkan PSAK (tidak ada

“kesalahan mendasar” dan “laba atau rugi luar 

 biasa”).

8 Instrumen Keuangan Dasar

 Ruang lingkup: aset dan

kewajiban keuangan

 Instrumen keuangan dasar:  Diklasifikasikan pada nilai

wajar melalui laporan laba rugi, dimiliki hingga jatuh tempo, tersedia untuk dijual, pinjaman dan pinjaman yang diberikan

 Impairment menggunakan

incurred loss concept

 Derecognition

 Hedging dan derivatif 

 Ruang lingkup: investasi pada

efek tertentu

 Klasifikasi trading, held to

(5)

maturity, dan available for sale. Hal tsb mengacu ke 9 Persediaan  Pengukuran persediaan

 Biaya persediaan  Biaya pembelian  Biaya konversi  Biaya lain-lain

 Biaya persediaan pemberian

 jasa

 Teknik pengukuran biaya  Rumus biaya

 Nilai realisasi bersih  Pengakuan sebagai beban  Pengungkapan

Sama dengan PSAK

10 Investasi pada perusahaan asosiasi dan entitas anak 

 Ruang lingkup: entitas

asosiasi

 Metode akuntansi  Metode biaya  Metode ekuitas

 Model nilai wajar (ED PSAK

15)

 Ruang lingkup: entitas

asosiasi dan entitas anak 

 Metode akuntansi

 Entitas asosiasi : metode

biaya

 Entitas anak :

metode ekuitas

11 Investasi pada perusahaan asosiasi dan entitas anak 

 Jointly controlled operation,

asset, and entity

 Metode akuntansi  Metode konsolidasi

proporsional

 Metode ekuitas

 Model nilai wajar (ED PSAK

12 : PBA/PBO/PBE)

Sama dengan PSAK kecuali metode akuntansi hanya menggunakan metode biaya.

12 Property Investasi Metode akuntansi

 Model nilai wajar

Model biaya

Metode akuntansi: model biaya

13 Aset Tetap  Menggunakan pendekatan

komponenisasi

 Pengukuran menggunakan

model biaya atau model revaluasi

Sama dengan PSAK kecuali:

 Tidak 

(6)

 Pengukuran biaya perolehan  Pengakuan pengeluaran

selanjutnya

 Penyusutan

 Tidak perlu review nilai

residu, metode penyusutan, dan umur manfaat setiap akhir periode pelaporan, tetapi jika ada indikasi perubahan saja

pendekatan komponenisasi.  Revaluasi diijinkan  jika dilakukan berdasarkan Peraturan

Pemerintah. Hal ini mengacu ke PSAK 16 (1994)

 Tidak perlu review

nilai residu. 14 Asset Tidak 

Berwujud

 Prinsip umum untuk 

pengakuan

 Pengakuan awal, pengukuran

selanjutnya

 Amortisasi selama umur

manfaat atau 10 tahun Penurunan nilai

Sama dengan PSAK, kecuali aset tidak 

berwujud yang diperoleh dari penggabungan usaha.

 Menggunakan metode

pembelian

 Goodwill dimaortisasi 5 tahun

atau 20 tahun dengan  justifikasi manajemen

Tidak diatur

15 Sewa  Mengatur perjanjian yang

mengandung sewa

 Klasifikasi bersifat principle

based 

 Laporan keuangan lessee dan  Tidak mengatur perjanjian

yang mengandung sewa (ISAK

lessor  Klasifikasi sewa:

kombinasi IFRS for SMEs dan SFAS 13

 Laporan keuangan

lessee dan lessor menggunakan PSAK 30 (1990):  Akuntansi Sewa Guna Usaha  Kewajiban diestimasi  Kewajiban kontinjensi

(7)

 Aset kontinjensi

16 Ekuitas  Penjelasan

 Akuntasi ekuitas untuk badan

usaha bukan PT

 Akuntansi ekuitas untuk 

badan usaha berbentuk PT

 Reorganisasi

 Selisih penilaian kembali

Sama dengan PSAK, kecuali :

 Reorganisasi  Selisih penilaian

kembali

17 Pendapatan  Penjualan barang

 Penjualan jasa  Kontrak konstruksi

 Bunga, dividen dan royalti  Lampiran kasus pengakuan

pendapatan (ED PSAK 23)

Sama dengan PSAK.

18 Biaya Pinjaman  Komponen biaya pinjaman  Pengakuan dan kapitalisasi

biaya pinjaman

Biaya pinjaman langsung dibebankan

19 Penurunan Nilai Aset  Penurunan nilai persediaan  Penurunan nilai

non-persediaan

 Penurunan nilai goodwill

Sama dengan PSAK, kecuali:

 Ruang lingkup

yang meliputi semua jenis aset.

 Tidak mengatur penurunan nilai goodwill  Ada tambahan penurunan nilai untuk pinjaman yang diberikan dan piutang yang menggunakan PSAK 31:  Akuntansi Perbankan paragraf 16 dan 17. 20 Imbalan Kerja  Imbalan kerja jangka pendek 

 Imbalan pasca kerja, untuk 

manfaat pasti menggunakan PUC

 Imbalan jangka panjang

lainnya

Pesangon pemutusan kerja

Sama dengan PSAK, kecuali untuk manfaat pasti menggunakan PUC dan jika tidak bisa,

menggunakan metode yang disederhanakan

(8)

21 Pajak Penghasilan  Menggunakan deferred tax

concept 

 Pengakuan dan pengukuran

pajak kini

 Pengakuan dan pengukuran

pajak tangguhan

 Menggunakan tax payable

concept 

 Tidak ada pengakuan dan

pengukuran pajak tangguhan 22 Mata Uang Pelaporan  Mata uang pencatatan dan

pelaporan

 Mata uang fungsional  Penentuan saldo awal  Penyajian komparatif   Perubahan mata uang

pencatatan dan pelaporan

Sama dengan PSAK Mata Uang Pelaporan

 Mata uang

fungsional

 Pelaporan transaksi

mata uang asing dalam mata uang fungsional  Perubahan mata uang fungsional (Pada prinsipnya sama) 23 Peristiwa setelah akhir periode pelaporan

 Peristiwa yang memerlukan

penyesuaian

 Peristiwa yang tidak 

memerlukan penyesuaian

Sama dengan PSAK

24 Pengungkapan pihak-pihak yang

mempunyai

hubungan istimewa

 Pengertian pihak-pihak yang

mempunyai hubungan istimewa

 Pengungkapan

Sama dengan PSAK 7

25 Aktivitas Khusus  Akuntansi perkoperasian  Akuntansi minyak dan gas

bumi

 Akuntansi pertambangan

umum

 Akuntansi perusahaan efek   Akuntansi reksa dana

 Akuntansi perbankan dan

asuransi

Tidak diatur

26 Ketentuan Transisi  Retrospektif atau

prospektif (jika tidak praktis) yang diterapkan secara

(9)

prospective

catchup (dampak  ke saldo laba)

 Perpindahan dari

dan ke SAK ETAP

27 Tanggal Efektif Berlaku efektif untuk 

laporan keuangan yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2011, penerapan dini 1 Januari 2010

(10)

PSAK 33: Akuntansi Pertambangan Umum

PENDAHULUAN

Tahap adopsi IAS 41 dalam rangkaian konvergensi IFRS di Indonesia dilakukan pada tahun 2008 sampai dengan 2010 selanjutnya pada tahun 2011 dilakukan tahap persiapan akhir yaitu penyelesaian persiapan infrastruktur yang diperlukan, penerapan secara bertahap beberapa PSAK berbasis IFRS dan pada tahun 2012 tahap implementasi PSAK berbasis IFRS secara bertahap dan mengevaluasi dampak penerapan PSAK secara komprehensif.

Manfaat dari konvergensi IFRS adalah :

 Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan dengan penggunaan StandarAkuntansi

Keuangan yang dikenal secara internasional (enhance comparability).

 Meningkatkan arus investasi global melalui transparansi.

 Menurunkan biayamodal dengan membuka peluang  fund raising melalui pasar modal secara

global.

 Menciptakan efisiensi penyusunan laporan keuangan.

Berikut ini adalah perbandingan IFRS dengan PSAK sebagai berikut :

Sumber : www.iaiglobal.or.id

Progres konvergensi IFRS 2009 sampai dengan 2010 adalah :

 Jumlah PSAK yang telah disahkan dari Juni 2009

Juni 2010 berjumlah 15 buah, semuanya

(11)

 Bila asumsi ED PSAK 3 dan ED ISAK 17 disahkah dalam waktu dekat, maka jumlah PSAK

yang akan berlaku efektif 2012 adalah 15 buah dan ISAK 7 buah.

 Jumlah PSAK yang belum disahkan dan akan berlaku 2012 sampai dengan Juni 2010 dan

ISAK adalah 5 buah

Jumlah PSAK yang masih Non Comparable dengan IFRS adalah 8 buah

 Jumlah PSAK yang telah dicabut dgn PPSAK dan pencabutan berlaku sejak 2010 adalah 9

PSAK dan 1 Interpretasi . Beberapa PSAK juga telah dicabut dgn bersamaan dgn berlakunya PSAK baru sehingga total PSAK yang dicabut adalah 16 PSAK.

Dalam rincian substantially Non Comparable pada PSAK 33 : Akuntansi Pertambangan Umum sudah diputuskan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK IAI) untuk  merevisi PSAK tersebut dalam rangka proses konvergensi IFRS di Indonesia. PSAK 33 : Akuntansi Pertambangan Umum direvisi menjadi ED PSAK 33 (revisi 2011): Akuntansi Pertambangan Umum.

ED PSAK 33 (revisi 2011):  Akuntansi Pertambangan Umum mengatur perlakuan akuntansi atas:

- Aktivitas pengupasan lapisan tanah; - Aktivitas pengelolaan lingkungan hidup.

Sementara PSAK 33 (1994): Akuntansi Pertambangan Umum mengatur perlakuan akuntansi atas:

- Aktivitas eksplorasi;

- Aktivitas pengembangan dan konstruksi;

- Aktivitas produksi (termasuk pengupasan lapisan tanah);dan - Aktivitas pengelolaan lingkungan hidup.

Penyempitan ruang lingkup ED PSAK 33 (revisi 2011) disebabkan adopsi IFRS 6 Exploration for and Evaluation of Mineral Resources menjadi ED PSAK 64:  Eksplorasi dan  Evaluasi Sumber Daya Mineral yang mengatur akuntansi terkait dengan aktivitas eksplorasi

dan perubahan SAK lain yang mengatur akuntansi terkait dengan aktivitas pengembangan dan konstruksi.

2. Ketentuan Transisi

ED PSAK 33 (revisi 2011):  Akuntansi Pertambangan Umum tidak mengatur ketentuan transisi. Jika hal ini menyebabkan perubahan kebijakan akuntansi, maka perubahan

(12)

kebijakan akuntansi tersebut diterapkan secara retrospektif (lihat PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan).

Hal ini disebabkan tidak ada perubahan kebijakan akuntansi untuk aktivitas pengupasan lapisan tanah dan pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana yang diatur dalam ED PSAK 33 (revisi 2011) dan PSAK 33 (1994).

Perubahan yang mungkin terjadi terkait dengan aktivitas eksplorasi (lihat ED PSAK 64:  Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral), aktivitas pengembangan (lihat ED PSAK 19:  Aset Takberwujud  dan KDPPLK), dan aktivitas konstruksi (lihat PSAK 16:  Aset  Tetap).

Secara umum perbedaan antara ED PSAK 33 (revisi 2011):  Akuntansi Pertambangan Umum dan PSAK 33 (1994): Akuntansi Pertambangan Umum adalah sebagai berikut :

(13)

Sumber : Exposure Draft PSAK 33

Berikut ini adalah pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh IAI sebagai berikut :

PERNYATAA N STA NDAR AKUNTA NSI KEUA NGA N NO. 33 (REVISI 2011)

AKUNTA NSI PERTA MBANGAN UMUM

 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 33 (revisi 2011) terdiri dari paragraf 1-16. Seluruh paragraf dalam PSAK ini memiliki kekuatan mengatur yang sama. Paragraf yang  dicetak dengan huruf tebal dan miring mengatur prinsipprinsip utama. PSAK 33 (revisi

(14)

 2011) harus dibaca dalam konteks tujuan pengaturan dan Kerangka Dasar Penyusunan  dan Penyajian Laporan Keuangan. PSAK 25 (revisi 2009): Kebijakan Akuntansi,  Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan memberikan dasar untuk memilih dan  menerapkan kebijakan akuntansi ketika tidak ada panduan yang eksplisit. Pernyataan ini  tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.

PENDAHULUAN Tujuan

01. Pernyataan ini bertujuan untuk mengatur perlakuan akuntansi atas aktivitas pengupasan lapisan tanah dan aktivitas pengelolaan lingkungan hidup pertambangan umum.

Ruang Lingkup

02. Pernyataan ini diterapkan untuk akuntansi pertambangan umum yang terkait dengan: (a) aktivitas pengupasan lapisan tanah dan;

(b) aktivitas pengelolaan lingkungan hidup.

Definisi

03. Berikut ini adalah pengertian istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:

 Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan,  dan mahluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang memengaruhi  kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia, serta mahluk hidup lainnya.  Biaya pengelolaan lingkungan hidup adalah biaya yang timbul atas usaha mengurangi  dan mengendalikan dampak negatif kegiatan pertambangan, dan biaya rutin lainnya

04. Dengan adanya kegiatan penambangan pada suatu daerah tertentu, maka akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup di sekitar lokasi penambangan, meliputi tetapi tidak terbatas pada:

(a) Pencemaran lingkungan, yaitu masuknya atau dimasukannya mahluk hidup, zat, energi, dan komponen lain ke dalam lingkungan dan/atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas lingkungan sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.

(b) Perusakan lingkungan, yaitu adanya tindakan yang menimbulkan perubahan langsung atau tidak langsung terhadap perubahan sifat-sifat dan/atau hayati lingkungan yang

(15)

mengakibatkan lingkungan itu kurang berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkesinambungan.

05. Sebagai usaha untuk mengurangi dan mengendalikan dampak negatif kegiatan usaha penambangan, maka perlu dilakukan pengelolaan lingkungan hidup yang meliputi upaya terpadu

dalam pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan lingkungan hidup.

PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Aktivitas Pengupasan Lapisan Tanah

06. Biaya pengupasan tanah penutup dibedakan antara Akuntansi Pertambangan Umum ED PSAK No. 33 (revisi 2011) pengupasan tanah awal untuk membuka tambang, yaitu pengupasan tanah yang dilakukan sebelum produksi dimulai dan pengupasan tanah lanjutan yang dilakukan selama masa produksi. Biaya pengupasan tanah awal diakui sebagai asset (beban tangguhan), sedangkan biaya pengupasan tanah lanjutan diakui sebagai beban. Sebelum produksi dilaksanakan, dihitung terlebih dahulu rasio rata-rata tanah penutup (average stripping ratio), yaitu perbandingan antara taksiran kuantitas lapisan batuan/tanah penutup terhadap taksiran ketebalan bahan galian (seperti batubara) yang juga dinyatakan dalam satuan unit kuantitas.

07. Biaya pengupasan tanah lanjutan pada dasarnya dibebankan berdasarkan rasio rata-rata tanah penutup. Dalam keadaan di mana rasio aktual tanah penutup (yaitu rasio antara kuantitas tanah/batuan yang dikupas pada periode tertentu terhadap kuantitas bagian cadangan yang diproduksi untuk periode yang sama) tidak berbeda jauh dengan rasio rata-ratanya, maka biaya pengupasan tanah yang timbul pada periode tersebut seluruhnya dapat dibebankan. Dalam hal rasio aktual berbeda jauh dengan rasio rata-ratanya, maka apabila rasio aktual lebih besar dari rasio rata-ratanya, kelebihan biaya pengupasan diakui sebagai aset (beban tangguhan).

Selanjutnya, aset tersebut akan dibebankan pada periode di mana rasio aktual jauh lebih kec il dari rasio rata-ratanya.

Aktivitas Pengelolaan Lingkungan Hidup

08. Provisi pengelolaan lingkungan hidup harus diakui jika:

(a) terdapat petunjuk yang kuat bahwa telah timbul kewajiban pada tanggal pelaporan  keuangan akibat kegiatan yang telah dilakukan;

(16)

(b) terdapat dasar yang wajar untuk menghitung jumlah kewajiban yang timbul.

09. Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup yang timbul sebagai akibat kegiatan eksplorasi dan pengembangan diakui sebagai aset (beban tangguhan).

10. Taksiran biaya untuk pengelolaan lingkungan hidup yang timbul sebagai akibat kegiatan produksi tambang diakui sebagai beban.

11. Pada tanggal pelaporan, jumlah provisi pengelolaan lingkungan hidup harus dievaluasi kembali untuk menentukan apakah jumlah akrualnya telah memadahi.

12. Jika jumlah pengeluaran pengelolaan lingkungan hidup yang sesungguhnya terjadi pada tahun berjalan sehubungan dengan kegiatan periode lalu lebih besar dari pada jumlah akrual yang telah dibentuk, maka selisihnya dibebankan ke periode di mana kelebihan tersebut timbul.

PENYAJIAN

13. Taksiran Provisi pengelolaan lingkungan hidup disajikan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah kewajiban yang telah ditangguhkan, setelah dikurangi dengan jumlah

pengeluaran yang sesungguhnya terjadi.

PENGUNGKAPA N

14. Entitas mengungkapkan, tetapi tidak terbatas pada: (a) Kebijakan akuntansi sehubungan dengan:

(i) Perlakuan akuntansi atas pembebanan biaya pengelolaan lingkungan hidup;

(ii) Metode amortisasi atas biaya pengelolaan lingkungan hidup yang ditangguhkan.

(b) Mutasi taksiran kewajiban provisi pengelolaan lingkungan hidup selama tahun berjalan dengan menunjukkan:

(i) Saldo awal;

(ii) Penyisihan yang dibentuk; (iii) Pengeluaran sesungguhnya; (iv) Saldo akhir.

(c) Kegiatan pengelolaan lingkungan hidup yang telah dilaksanakan dan yang sedang berjalan;

(d) Kewajiban bersyarat sehubungan dengan pengelolaan lingkungan hidup dan kewajiban bersyarat lainnya sebagaimana diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan.

(17)

TA NGGAL EFEKTIF

15. Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012.

PENARIKAN

16. Pernyataan ini menggantikan PSAK 33 (1994):  Akuntansi Pertambangan Umum.

ED PSAK 33 (revisi 2011): Akuntansi Pertambangan Umum berlaku efektif pada 1 Januari 2012 dengan ketentuan transisi retrospektif. Tanggapan atas ED PSAK 3 (revisi 2011) diterima paling lambat 30 April 2011.

Referensi

Dokumen terkait

The objective of the study is to find out whether the third grade students of Elementary school who are taught vocabulary using TPRS have better vocabulary achievement than

IKM merupakan nilai rata-rata hasil penilaian pelanggan RS terhadap pelayanan yang diterimanya baik kualitas pelayanan dan performance petugas dari berbagai

Pembuatan alat pengatur suhu dan kelembaban otomatis dilakukan untuk mengetahui suhu dan kelembaban pada ruangan budidaya jamur tiram untuk mengetahui kondisi saat itu yang

Mendapatkan faktor-faktor yang berperan dalam efektivitas meretensi air dan dan penundaan air limpasan hujan pada media bervegetasi green roof dengan komposisi penambahan

179 0327-9999 Institut Teknologi Bandung (ITB) 168 0327-9999 Universitas Jenderal Soedirman 156 0327-9999 Polman Bandung 120 0326-1049 Universitas Brawijaya 087

Maka dari hal tersebut, perlu dilakukan optimasi SEO ( Search Engine Optimization ) untuk mendongkrak peringkat website tersebut agar muncul pada halaman pertama pada hasil

pemilihan agregat merupakan suatu bagian penting dalam pembuatan beton. agregat dibedakan menjadi dua macam yaitu agregat halus dan agregat kasar yang didapat secara alami atau

Akan tetapi menurut pengamatan awal yang telah dilakukan oleh peneliti saat Praktik Pengalaman Lapangan pada bulan Agustus 2015 menunjukkan bahwa tidak semua aspek