• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PAJAK PENGHASILAN BADAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK (STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA SERPONG)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PAJAK PENGHASILAN BADAN TERHADAP PENERIMAAN PAJAK (STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA SERPONG)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

33

Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora

PENGARUH PAJAK PENGHASILAN BADAN TERHADAP

PENERIMAAN PAJAK

(STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA SERPONG)

Saksono Budi1), Ajimat2)

Fakultas Ekonomi, Universitas Pamulang, Indonesia dosen02310@unpam.ac.id

Abstract

This study is to examine the effect of corporate income tax on tax receipts at the Serpong Pratama Tax Office. Data analysis was performed using a simple linear regression analysis method and product moment correlation. The calculation results show that there is an increase in the value of tax revenue in the Tax Office Pratama Serpong. Not only that, the calculation result of the t value is greater than the value of t table which indicates that the Corporate income tax has a positive effect on tax revenue at the serpong pratama tax service office, thus the greater the corporate income tax, the greater the tax revenue at the tax office serpong pratama. The value of r shows the number 0.965 with KD = 93.12% so it can be that the Corporate Income Tax has a positive correlation with Tax Revenue.

Keywords: Corporate Income Tax and Tax Receipts. Abstrak

Penelitian ini untuk menguji pengaruh pajak penghasilan Badan terhadap penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong. Analisis data dilakukan dengan metode analisis regresi linier sederhana dan korelasi product moment. Hasil penelitian menunjukkan terdapat peningkatan nilai penerimaan pajak di KPP Pratama Serpong. Tidak hanya itu, hasil perhitungan nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel yang mengindikasikan bahwa pajak penghasilan Badan berpengaruh positif terhadap penerimaan pajak pada kantor pelayanan pajak pratama serpong, dengan demikian semakin besar pajak penghasilan badan, semakin besar pula penerimaan pajak pada kantor pelayanan pajak pratama serpong. Nilai r menunjukan angka 0,965 dengan KD = 93,12 % sehingga dapat bahwa Pajak Penghasilan Badan memiliki korelasi positif terhadap Penerimaan Pajak.

Kata Kunci : Pajak Penghasilan Badan dan Penerimaan Pajak PENDAHULUAN

Tangerang Selatan sebagai salah satu kota yang merupakan wilayah pemekaran sehingga banyak mengalami perkembangan dan juga pembangunan.Berbicara tentang pembangunan, Tangerang Selatan adalah salah satu daerah yang baru mengalami pemekeran wilayah atau bisa disebut sebagai kota baru yang masih sangat memerlukan pembangunan yang terus menerus dan berkesinambungan

untuk mensejahterakan masyarakat di wilayah tersebut. Dalam pembangunan pasti memerlukan biaya, salah satu sumber dana untuk membiayai adalah Pajak. Sejalan dengan berkembangnya kota Tangerang Selatan, semakin banyak pula badan usaha atau pelaku usaha yang bermunculan di wilayah tersebut, yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap peningkatan APBD kota Tangerang Selatan terutama pada sektor pajak.

(2)

34

Untuk menjamin penerimaan pajak, maka kepatuhan wajib pajak sangat diperlukan, Indriyani & Sukartha (2014:432). Pemerintah merubah sistem pemungutan pajak dari official assessment system menjadi self assessment system, Resmi dalam Handayani dan Supadmi (2013:20). Pajak dibuat oleh pemerintah dengan fungsi tersendiri, yaitu fungsi budgetair dan fungsi reguler, Mardiasmo (2011:1).

Terdapat permasalahan yang muncul dalam rangka pembangunan Kota Tangerang Selatan, yaitu badan perusahaan yang berada di Kota Tangerang. Berdasarkan penelusuran di lapangan, terdapat permasalahan yang dihadapi dalam upaya pembayaran pajak PPh badan yang seharusnya dibayarkan oleh perusahaan di wilayah kota Tangerang Selatan.

Penelitian ini dilakukan untuk menjawab hipotesis yang diajukan berikut ini:

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : P = 0 Tidak ada pengaruh antara Pajak Penghasilan Badan terhadap penerimaan pajak. H1 : P # 0 Ada pengaruh antara Pajak

Penghasilan Badan terhadap penerimaan pajak.

Perumusan Masalah

1. Bagaimana penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Serpong?

2. Bagaimanakah pengaruh pajak penghasilan badan terhadap penerimaan pajak pada Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Serpong?

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penerimaan pajak pada KPP Pratama Serpong.

2. Untuk mengetahui pengaruh pajak penghasilan badan terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Serpong.

Kontribusi Penelitian

Kontribusi secara praktis bagi instansi atau kantor pelayanan pajak pratama Serpong adalah dapat memberikan masukan untuk pengambilan kebijakan terutama PPh badan. Adapun manfaat teoretis dari penelitian ini sebagai pengetahuan tambahan agar dapat menambah wawasan dalam memahami masalah tentang PPh badan di kantor pajak.

Kerangka Teoritis Dan Pengembangan Hipotesis

1. Pengertian Pajak Penghasilan (PPh) Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1984 dikemukakan bahwa “Pajak Penghasilan (PPh) berlaku sejak 1 Januari 1984. Undang-undang ini telah beberapa kali mengalami perubahan dan terakhir kali diubah dengan undang-undang No. 36 Tahun 2008”.

Menurut Soebakir, dkk (1999: 41), pajak adalah “penghasilan suatu pajak yang dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak”. Subjek pajak dapat dikenai pajak penghasilan jika menerima penghasilan setiap tahunnya. Subjek pajak dikatakan sebagai wajib pajak menurut UU Pajak Penghasilan.

2. Pajak Penghasilan (PPh) Badan Menurut Undang-Undang No. 28 Tahun 2007, Badan adalah “sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara dengan nama dan dalam bentuk apapun, Badan Usaha Milik Daerah dengan nama dan dalam bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan bentuk lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan bentuk usaha tetap”.

Pajak Penghasilan Badan didefinisikan sebagai “pajak atas penghasilan yang

(3)

35

diperoleh atau diterima badan usaha yang bertempat kedudukan di Indonesia. Besarnya Pajak penghasilan yang terutang tergantung pada jumlah besarnya laba sebelum pajak. Laba sebelum pajak dapat diketahui secara akurat jika pembukuan yang dilakukan Wajib Pajak telah sesuai dengan ketentuan dan prinsip akuntansi yang berlaku umum dan sesuai dengan Undang-Undang KUP.

Pajak penghasilan digolongkan kepada pajak langsung dikarenakan pajak ini harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada pihak lain, Pangemanan (2013:733).

METODE

Ruang Lingkup Penelitian

Lokasi penelitian ini adalah kantor pelayanan pajak tepatnya KPP Pratama Serpong. Adapun objeknya adalah Pajak Penghasilan Badan yang terdiri dari laporan PPh Badan dan penerimaan pajak serta data-data pendukung lainnya dari tahun 2010-2012.

Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh data Pajak Penghasilan Badan, seluruh data penerimaan pajak meliputi wajib pajak badan dalam jangka waktu 4 tahun, periode Januari 2009 s/d desember 2012.

Metode Analisis

Pada penelitian ini penulis menggunakan 2 (dua) metode analisis,yaitu: metode analisis kuantitatif dan korelasi Product Moment.

a. Metode Analisis Regresi

Rumus regresi linier sederhana Y = a + bX

Keterangan :

Y = Variabel tergantung (dependen) yang diprediksi

X = Variabel bebas (independen) a = Nilai konstanta

b = Koefisien

b. Korelasi Product Moment

Runus nilai “r” product meoment (rxy) yang digunakan yaitu:

n. ∑ xy – (∑x) (∑y)

rxy =

√{n.∑x2 – (∑x)2}. {∑y¬2-(∑y)2}

Besarnya kontribusi yang ditimbulkan dari variabel X terhadap variabel Y digunakan rumus koefisien

determinasi

KD = r2 x 100% Dimana KD = koefisien determinasi

r2 = koefisien korelasi product moment yang dikuandratkan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pajak Penghasilan Badan

Penerimaan Pajak Penghasilan Badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong periode 2009 sampai 2012.

Tabel 1

Jumlah Penerimaan Pajak Penghasilan Badan

(Dalam Jutaan Rupiah) Periode 2009 – 2012 Ta

hu n

Target Realisasi Pers enta se Ju ml ah Ba da n Pene rima n Ju ml ah Ba da n Pene rima n 20 09 12. 29 0 28.6 65 12. 29 0 28.9 39 100, 95% 20 10 14. 33 5 36.4 55 14. 33 5 42.5 95 116, 84% 20 11 16. 70 3 64.0 88 16. 70 3 63.4 53 99,0 0% 20 12 19. 30 1 78.5 51 19. 30 1 123. 027 156, 62% Ju ml ah 62. 62 9 207. 759 62. 62 9 258. 014 124, 19%

Sumber data dari KPP Pratama Serpong

(4)

36

Pertumbuhan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan (Dalam Jutaan Rupiah)

Periode 2009 – 2012 Tahun Periode Jumlah (Rp) Pertumbuhan (%) 2009 Januari – Juni 10.626 Juli – Desember 18.313 Jumlah 28.939 2010 Januari – Juni 16.501 0,68% Juli – Desember 26.094 Jumlah 42.595 2011 Januari – Juni 23.073 0,67% Juli – Desember 40.380 Jumlah 63.453 2012 Januari – Juni 47.318 0,52% Juli – Desember 75.709 Jumlah 123.027

Sumber data dari KPP Pratama Serpong.

Dari tabel 1 terlihat bahwa penerimaan Pajak Penghasilan Badan pada periode Desember 2009 dengan periode Januari-Desember 2010 mengalami peningkatan sebesar 0,68% dengan rincian perhitungan Rp. 28.939 yang merupakan penerimaan Pajak Penghasilan Badan periode Januari sampai Desember 2009 yang kemudian dibagi dengan penerimaan Pajak Penghasilan Badan periode

Januari sampai Desember 2010 sebesar Rp. 42.595 kemudian dikalikan 100% ( Rp. 28.939/Rp. 42.595 x 100% = 0,68%). Sedangkan untuk jumlah penerimaan Pajak Penghasilan Badan pada periode Januari sampai Desember 2010 dengan periode Januari sampai Desember 2011 juga mengalami peningkatan sebesar 0,67% dengan rincian perhitungan Rp. 42.595 yang merupakan penerimaan Pajak Penghasilan Badan periode Januari sampai Desember 2010 yang kemudian dibagi dengan penerimaan Pajak Penghasilan Badan periode Januari sampai Desember 2011 sebesar Rp. 63.453 kemudian dikalikan 100% ( Rp. 42.595/Rp. 63.453 x 100% = 0,67%). Dan pada periode Januari sampai desember 2011 dengan priode januari samapai desember 2012 juga mengalami peningkatan sebesar 0,52% dengan rincian perhitungan sebagai berikut penerimaan Pajak Penghasilan Badan periode Januari sampai Desember 2011 sebesar Rp. 63.453 dibagi dengan penerimaan Pajak Penghasilan Badan periode Januari sampai Desember 2012 sebesar Rp.123.027 dikalikan 100% (Rp. 63.453/Rp. 123.027 X 100% = 0,52%)

Penerimaan Pajak Penghasilan Badan meningkat sebesar 0,68% dengan perhitungan (Rp. Rp. 28.939/Rp. 42.595 x 100% = 0,68%) begitupun dengan periode-periode selanjutnya juga selalu mengalami peningkatan.

Penerimaan Pajak

Penerimaan pajak di KKP Pratama Serpong dapat dilihat pada data berikut:

Tabel 3

Jumlah Penerimaan Pajak Pada KPP Pratama Serpong Periode 2009 – 2012

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Jenis Pajak Target Realisasi

2009 Pajak Penghasilan Non Migas ( Netto ) 541.204 616.090

A. Pendapatan PPh

a. PPh Pasal 21 165.434 275.497

b. PPh Pasal 22

b.1 PPh pasal 22 Dalam Negeri 7.880 7.062 b.2 PPh pasal 22 Impor 22.335 13.326 c. PPh Pasal 23 / 26

(5)

37 b.2 PPh pasal 26 14.958 11.248 d. PPh Pasal 25/29 d.1 PPh Pasal 25/29 OP 18.435 32.305 d.2 PPh Pasal 25/29 Badan 17.493 16.055 e. PPh Final dan FLN 227.045 232.436 f. PPh Non Migas Lainnya 76 1

B. Pengembalian PPh (4.271)

Pajak Penghasilan Migas - 6

PPN dan PPnBM 123.679 195.606

PBB dan BPHTB 234.642 270.202

Pajak Lainnya 12.327 10.159

Jumlah 911.854 1.092.064

2010 Pajak Penghasilan Non Migas ( Netto ) 698.879 740.282

A. Pendapatan PPh

a. PPh Pasal 21 279.817 336.947

b. PPh Pasal 22

b.1 PPh pasal 22 Dalam Negeri 14.827 10.634 b.2 PPh pasal 22 Impor 20.224 19.763 c. PPh Pasal 23 / 26 c.1 PPh pasal 23 37.109 33.051 b.2 PPh pasal 26 28.831 16.307 d. PPh Pasal 25/29 d.1 PPh Pasal 25/29 OP 38.880 22.516 d.2 PPh Pasal 25/29 Badan 25.844 26.094 e. PPh Final dan FLN 253.343 278.322 f. PPh Non Migas Lainnya 2

B. Pengembalian PPh (3.358)

Pajak Penghasilan Migas - 12

PPN dan PPnBM 260.201 313.102

PBB dan BPHTB 325.452 365.095

Pajak Lainnya 19.087 18.446

Jumlah 1.303.621 1.436.927

2011 Pajak Penghasilan Non Migas ( Netto ) 984.370 1.022.798

A. Pendapatan PPh

a. PPh Pasal 21 415.178 431.189

b. PPh Pasal 22

b.1 PPh pasal 22 Dalam Negeri 11.614 10.166 b.2 PPh pasal 22 Impor 38.986 26.223 c. PPh Pasal 23 / 26

c.1 PPh pasal 23 37.397 43.415 b.2 PPh pasal 26 34.257 38.813

(6)

38

Sumber data dari KPP Pratama Serpong

Tabel 4

Pertumbuhan Penerimaan Pajak Pada KPP Pratama Serpong Periode 2009 – 2012

(dalam jutaan rupiah)

Tahun Periode Penerimaan Pajak Pertumbuhan (%)

2009 Januari – Juni 465.989 Juli – Desember 626.075 Jumlah 1.092.064 d. PPh Pasal 25/29 d.1 PPh Pasal 25/29 OP 30.020 26.764 d.2 PPh Pasal 25/29 Badan 47.071 40.380 e. PPh Final dan FLN 369.843 412.535 f. PPh Non Migas Lainnya 1 2

B. Pengembalian PPh (6.691)

Pajak Penghasilan Migas 1 23

PPN dan PPnBM 461.247 537.662

PBB dan BPHTB 108.690 143.567

Pajak Lainnya 33.149 21.588

Jumlah 1.587.458 1.725.617

2012 Pajak Penghasilan Non Migas ( Netto ) 1.327.293 1.261.088

A. Pendapatan PPh

a. PPh Pasal 21 620.086 524.528

b. PPh Pasal 22

b.1 PPh pasal 22 Dalam Negeri 17.329 18.162 b.2 PPh pasal 22 Impor 30.112 30.208 c. PPh Pasal 23 / 26 c.1 PPh pasal 23 53.104 45.693 b.2 PPh pasal 26 40.602 30.200 d. PPh Pasal 25/29 d.1 PPh Pasal 25/29 OP 52.508 31.237 d.2 PPh Pasal 25/29 Badan 50.171 75.709 e. PPh Final dan FLN 463.378 517.593 f. PPh Non Migas Lainnya 4

B. Pengembalian PPh (12.249)

Pajak Penghasilan Migas 23 9

B. PPN dan PPnBM 745.180 773.623

PBB dan BPHTB 123.938 143.508

Pajak Lainnya 33.752 26.357

(7)

39 2010 Januari – Juni 574.025 0,76% Juli – Desember 862.914 Jumlah 1.436.939 2011 Januari – Juni 705.718 0,83% Juli – Desember 1.019.922 Jumlah 1.725.640 2012 Januari – Juni 953.531 0,78% Juli – Desember 1.251.056 Jumlah 2.204.587

Sumber data dari KPP Pratama Serpong

Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa penerimaan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong dari tahun ke tahun semakin meningkat terlihat dari periode 1 Januari 2009-31 Desember 2010 meningkat sebesar 0,76% dengan rincian perhitungan Rp.1.092.064 yang merupakan hasil penerimaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong periode Januari sampai Desember 2009 dibagi Rp. 1.436.939 yang merupakan hasil penerimaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong periode Januari sampai Desember 2010 kemudian dikalikan 100% sehingga dapat dihitung secara jelas dengan cara yang lebih sederhana sebagai berikut (Rp. 1.092.064/Rp. 1.436.939 x 100% = 0,76%).

Demikian pula pada periode 1 Januari 2012 sampai 31 Desember 2012 juga mengalami peningkatan sebesar 0,83% dengan rincian perhitungannya sebagai berikut Rp. 1.436.939 yang merupakan hasil penerimaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong periode Januari sampai Desember 2010 dibagi Rp. 1.725.640 yang merupakan hasil penerimaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong periode Januari sampai Desember 2011 kemudian dikalikan 100%

sehingga dapat dihitung secara jelas dengan cara yang lebih sederhana sebagai berikut (Rp. 1.436.939/Rp. 1.725.640 x 100% = 0,83%). Dan pada periode 1 Januari 2011 sampai 31 Desember 2012 juga mengalami peningkatan sebesar 78% dengan rincian perhitungannya sebagai berikut Rp. 1.725.640 yang merupakan hasil penerimaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong periode Januari sampai Desember 2011 dibagi Rp. 2.204.587 yang merupakan hasil penerimaan Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong periode Januari sampai Desember 2012 kemudian dikalikan 100% sehingga dapat dihitung secara jelas dengan cara yang lebih sederhana sebagai berikut (Rp. 1.725.640/Rp. 2.204.587 x 100% = 0,78%).

Dari hasil perhitungan penerimaan pajak pada Kantor Pajak Pratama Serpong antara tahun 2009,2010, 2011 dan 2012 selalu terjadi peningkatan penerimaan yaitu antara periode Januari sampai Desember 2009 dengan periode Januari sampai Desember 2010 mengalami peningkatan sebesar 0,76%. Kemudian pada periode Januari sampai Desember 2010 dengan periode Januari sampai Desember 2011 juga mengalami peningkatan sebesar 0,83%. Dan

(8)

40

pada periode Januari sampai Desember 2011 dengan periode Januari sampai Desember 2012 juga mengalami peningkatan sebesar 0,78%.

Pengaruh Pajak Penghasilan Badan Terhadap Penerimaan Pajak

Hasil analisis regresi linier sederhana dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5

Pengaruh Pajak Penghasilan Badan (X) Terhadan Penerimaan Pajak (Y)

(dalam jutaan rupiah) Tahu n X Y XY X2 Y2 2009 28.939 1.092.06 4 31.603.240.096 837.465.721 1.192.603.780.096 2010 42.595 1.436.93 9 61.206.416.705 1.814.334.025 2.064.793.689.721 2011 63.453 1.752.64 0 111.210.265.92 0 4.026.283.209 3.071.746.969.600 2012 123.02 7 2.204.58 7 271.223.724.84 9 15.135.642.72 9 4.860.203.840.569 ∑ 258.01 4 6.486.23 0 475.243.647.57 0 21.813.725.68 4 11.189.348.279.98 6 Sumber data dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong

a. Regresi Linier Sederhana Rumus : Y = a + b X ∑y – b∑x a = n 6.486.230 – 10,99 . 258.014 a = 4 6.486.230 – 2.812.352,6 = 4 3.673.877,4 = 4 = 918,47 n. ∑xy – ∑x. ∑y b = n. ∑x2 – (∑x)2

(9)

41 4. 475.243.647.570 – 258.014 . 6.486.230 = 4 . 3.564.043.020.172 – (258.014) 2 1.900.974.590.280 – 1.673.538.147.220 = 87.254.902.736 – 66.571.224.196 227.436.443.060 = 20.683.678.540 = 10,9

Hasil perhitungan dapat dirumuskan menjadi (Y= 918,47 + 10,9 X), hal ini dapat diartikan bahwa hasil penerimaan pajak Rp. 918,47 (dalam jutaan rupiah) per tahun, akan bertambah dan akan bertambah sebesar Rp. 10,9 (dalam jutaan rupiah) untuk setiap X berubah sebesar / setiap penambahan 1 Pajak Penghasilan Badan, misal X = 0 maka nilai Y = Rp. 918,47 dan jika X = 10, maka nilai Y berubah menjadi Y = Rp. 918,47 + 10,9 (10) = 1.027,47 (dalam jutaan rupiah) dan seterusnya.

b. Korelasi Product Moment

Hasil perhitungan nilai r dapat dilihat pada perhitungan berikut:

1) Koefisien Korelasi Product Moment n. ∑ xy – (∑x) (∑y) rxy = √{n.∑x2 – (∑x)2}. {n.∑y2-(∑y) 2} 4. (475.243.647.570) – (258.014)(6.486.230) rxy = √{4.(21.813.725.684)-(258.014) 2}. {4.(11.189.348.279.986)-(6.486.230) 2} 1.900.974.590.280 – 1.673.538.147.220 rxy = √{87.254.902.736-66.571.224.196}. {44.757.393.119.944-42.071.179.612.900} 227.436.443.060 rxy = √{20.683.678.540}. {2.686.213.507.044} 227.436.443.060 rxy = √55.560.776.669.504.100.000.000 227.436.443.060 rxy =

(10)

42

235.713.335.800

rxy = 0,965

Nilai rxy = 0,965. Hal itu berarti bahwa hubungan antara Pajak Penghasilan Badan terhadap Penerimaan Pajak adalah sangat kuat dan positif.

2) Koefisien Determinasi

Perhitungan koefisien determinasi sebagai berikut: KD = rxy2 x 100%

= 0,9652 x 100% = 0,931 x 100% = 93,12%

Dari perhitungan diatas dapat diperoleh nilai rxy = 0,965 itu menunjukan adanya korelasi positif antara Pajak Penghasilan badan dengan penerimaan pajak pada kantor pelayanan pajak pratama serpong. Berdasarkan nilai r = 0,965 maka koefisien determinasi sebesar 93,12%. Ha; ini menunjukan bahwa 93,12% perubahan besar atau kecilnya penerimaan pajak disebabkan oleh Pajak Penghasilan Badan.

3) Uji Signifikansi (Uji-t)

a. Perhitungan Statistik Sampel n = 4 r = 0,965 r√n-2 t = √1-r2 0,965√4-2 t = √1-(0,965)2 0,965(1,414) t = √1-0,931 1,364 t = √0,069 1,398 t = 0,263 thitung = 5,31 a. Tingkat Siginifikansi

(11)

43 T tabel = α (df=n-2) α = 0,025 = 0,025 (df = 3-1) T tabel = 0,025 . (2) T tabel = 4,30

b. Kesimpulan Uji Statistika

Karena nilai thitung = 5,31 > T tabel = 4,30 maka Ho ditolak. Jadi ada hubungan antara Pajak Penghasilan Badan terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Penerimaan Pajak Penghasilan Badan di KPP Pratama Serpong pada tahun 2009 mempunyai rencana penerimaan sebesar Rp. 17.493.133.606, tetapi realisasi penerimaannya sebesar Rp. 16.055.798.798.254. Untuk Tahun 2010 penerimaan Pajak Penghasilan Badan melebihi dari rencana penerimaannya, dimana rencananya sebesar Rp. 25.844.981.838 dan realisasinya sebesar Rp. 26.094.713.440. Sedangkan pada Tahun 2011 realisasi penerimaan Pajak Penghasilan Badan kembali dibawah rencana, yaitu dengan rencana sebesar Rp. 47.071.080.948 sedangkan realisasinya hanya sebesar Rp. 40.380.401.388. Dan Pada Tahun 2012 realisasi penerimaan Pajak Penghasilan Badan melebihi rencana penerimaan sebelumnya yaitu dengan rencana penerimaan sebesar Rp. 50.171.317.960 dan realisasi penerimaan sebesar Rp. 75.709.846.015.

2. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong pada tahun 2009 merencanakan penerimaan pajaknya sebesar Rp. 911.854.121.621 dan realisasinya sebesar Rp. 1.092.064.141.120. Begitupun pada tahun 2010 dan tahun 2011 realisasi penerimaan pajaknya juga melebihi rencana yang sudah ditargetkan. Dimana rencana penerimaan pada tahun 2010 sebesar Rp. 1.303.621.203.013 dan realisasi

penerimaannya sebesar Rp. 1.436.939.963.234 dan rencana penerimaan pajak tahun 2011 sebesar Rp. 1.587.458.237.214. dan realisasi penerimaannya sebesar Rp. 1.725.640.641.063. Sedangkan untuk tahun 2012 rencana penerimaan pajaknya tidak tercapai, dimana rencana penerimaan pajak pada tahun 2012 sebesar Rp. 2.230.186.880.394 sedangkan realisasi penerimaannya

hanya hsebesar Rp.

2.204.587.535.361.

3. Nilai korelasi Product moment sebesar r = 0,965 atau KD = 93,12 %. Sedangkan 1,68 % diperoleh dari faktor lain yang tidak diamati dalam penelitian ini.

4. Dari perhitungan uji signifikasi dapat diketahui bahwa karena thitung = 5,31 > ttabel = 4,30 maka Ho ditolak. Jadi ada hubungan antara Pajak Penghasilan Badan terhadap Penerimaan Pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Serpong.

Saran

1. Diharapkan penerimaan Pajak Penghasilan Badan pada KPP Serpong bisa tercapai sesuai rencana penerimaan yang sudah ditargetkan sebelumnya dengan cara meningkatkan teknologi.

2. Diharapkan Penerimaan Pajak pada KPP Serpong sesuai target yang direncanakan sehingga secara tidak langsung menunjang target APBN Indonesia.

(12)

44

DAFTAR PUSTAKA

Handayani, Kadek Putri & Supadmi, Ni Luh (2013). ”Pengaruh Efektivitas e-SPt Masa PPn pada Kepatuhan Wajib Pajak Badan di KPP Pratama Denpasar Barat”. ISSN: 2302-8556. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 4.1 (2013): 19-38.

Indriyani & Sukartha. (2014). ”Tanggungjawab Moral, Kesadaran Wajib Pajak, Sanksi Perpajakan dan Kualitas Pelayanan pada Kepatuhan Pelaporan Wajib Badan. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 7.2 (2014):431-443.

Mardiasmo.(2011). Perpajakan. Edisi Revisi. Penerbit Andi, Yogyakarta.

Pangemanan, Rima Naomi. (2013). ”Hubungan Jumlahdan Kepatuhan Wajib Pajak Badan dengan Ppenerimaan PPH KPP Pratama Manado”. Jurnal EMBA, Vol 1, No 3 Juni 2013, Hal, 730-740.

Referensi

Dokumen terkait

Pembakaran yang terjadi merupakan reaksi kimia antara oksigen di dalam udara dengan senyawa hidrokarbon di dalam bahan bakar yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga untuk mesin

[r]

Minėta, kad pilkapis buvo supiltas iš aplinkinės žemės – smėlio. Berklainių pilkapis buvo įrengtas gana lygioje vietoje. Pilkapio pagrinde buvo aptiktas 5–10

and hypoglycemia in diabetes. Patterns of diabetic complications at Jimma University Specialized Hospital, Southwest Ethiopia. Kangralkar VA, Patil SD, Bandivadekar RM.

Proses REVERSE 2 UP ini akan berterusan sehingga infiniti dan anda akan sentiasa mendapat dowline percuma dari tajaan anda jika tajaan anda itu aktif.

menggunakan paypal, karena informasi kartu kredit kita tidak perlu kita berikan saat kita ingin berbelanja sesuatu di internet Karena para internet marketer banyak yang

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE (CLIS) MENGGUNAKAN VIRTUAL LABORATORY TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN KEMAMPUAN KOGNITIF

Jual beli hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun adalah suatu perbuatan hukum untuk menyerahkan hak atas tanah atau Hak Milik Atas Satuan Rumah