M
M
O
O
D
D
U
U
L
L
P
P
R
R
A
A
K
K
T
T
I
I
K
K
U
U
M
M
E
E
K
K
O
O
L
L
O
O
G
G
I
I
P
P
E
E
R
R
T
T
A
A
N
N
I
I
A
A
N
N
O
O
l
l
e
e
h
h
:
:
P
Pr
r
of
o
f.
.D
Dr
r.
.I
Ir
r.
.
K
K
ur
u
r
ni
n
ia
a
t
t
un
u
n
H
H
ai
a
ir
ri
ia
ah
h
D
Dr
r
.I
.
Ir
r.
.N
Nu
ur
ru
ul
l
Ai
A
in
ni
i,
,M
MS
S
D
Dr
r.
.I
Ir
r.
.
T
To
ot
to
o
H
Hi
im
ma
a
wa
w
an
n,
,
M
MS
S
W
Wi
iw
wi
in
n
S
Su
um
m
iy
i
ya
a
D
Dw
wi
i
Y
Y,
,
S
SP
P.
.M
MP
P
P
PS
S.
.
A
AG
GR
RI
IB
BI
IS
SN
NI
IS
S
P
PS
S
A
AG
GR
RO
OE
EK
KO
OT
TE
EK
KN
NO
OL
LO
OG
GI
I
F
FA
AK
KU
UL
LT
TA
AS
S
P
PE
ER
RT
TA
AN
NI
I
AN
A
N
–
–
U
UN
NI
I
VE
V
ER
RS
SI
IT
TA
A
S
S
B
BR
RA
AW
WI
I
JA
J
AY
YA
A
M
M
AL
A
LA
AN
NG
G
2
20
01
11
1
M
MO
OD
DU
U
L
L
P
PR
R
AK
A
K
TI
T
IK
K
UM
U
M
E
EK
KO
OL
LO
OG
GI
I
P
PE
ER
R
TA
T
AN
N
IA
I
AN
N
O
O
l
l
e
e
h
h
:
:
P
P
r
r
o
o
f
f
.
.
D
D
r
r
.
.
I
I
r
r
.
.
K
K
u
u
r
r
n
n
i
i
a
a
t
t
u
u
n
n
H
H
a
a
i
i
r
r
i
i
a
a
h
h
D
D
r
r
.
.
I
I
r
r
.
.
N
N
u
u
r
r
u
u
l
l
A
A
i
i
n
n
i
i
,
,
M
M
S
S
D
D
r
r
.
.
I
I
r
r
.
.
T
T
o
o
t
t
o
o
H
H
i
i
m
m
a
a
w
w
a
a
n
n
,
,
M
M
S
S
W
W
i
i
w
w
i
i
n
n
S
S
u
u
m
m
i
i
y
y
a
a
D
D
w
w
i
i
Y
Y
,
,
S
S
P
P
.
.
M
M
P
P
F
F
A
A
K
K
U
U
L
L
T
T
A
A
S
S
P
P
E
E
R
R
T
T
A
A
N
N
I
I
A
A
N
N
U
U
N
N
I
I
V
V
E
E
R
R
S
S
I
I
T
T
A
A
S
S
B
B
R
R
A
A
W
W
I
I
J
J
A
A
Y
Y
A
A
M
M
A
A
L
L
A
A
N
N
G
G
2
2
0
0
1
1
1
1
Nama : ... NIM : ... Program Studi : ... Asisten : ...MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN Page i
DAFTAR NAMA ASISTEN PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN
PERIODE 2011 / 2012
1. Dwi Lili Indayani
NIM
: -
Alamat : Jl. Pattimura 82 Batu.
Telp
: 081805002616
E-mail :
lhie_2x@yahoo.co.id
2. Hartawan Eko Wijanarko
NIM
: 0610430025
Alamat : Jl. Sigura-gura 18 Malang
Telp
: 085236699027
E-mail : dota.viper@ymail.com
3. Adityani Nur Witasari
NIM
: 0710420004
Alamat : Jl. Kertosentono 141 Malang
Telp
: 085648105656
E-mail :
n000vit@yahoo.com
4. Devita Ayu Ferdiana
NIM
: 0710420003
Alamat : Jl. Watugong 17 E Malang
Telp
: 085646686917
E-mail :
dhi_tha2ayoe@yahoo.co.id
5. Lingga Rizky Nugroho
NIM
: 0910440117
Alamat : Jalan Bendungan Sigura-Gura VI No. 5C
Telp
: 087852842975
E-mail :
linggadinar@yahoo.co.id
6. Tomy Marmadion
NIM
: 0910480158
Alamat : Jl. Sunan Drajat UIN No.90 Malang
Telp
: 085646634506
E-mail :
tomyprolink@gmail.com
7. M. Nanda Putra
NIM
: 0910483023
Alamat : Perum Griya Santha Jl. Candi Sawentar F204 Malang
Telp
: 085715381014
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page ii
8. Anugerah Firmansyah Zakaria
NIM
:
0910483004Alamat :
JL Kemantren Gg. 2 No. 28 B, Sukun, MalangTelp
: 085646649225
E-mail :
azkafirmansyah@gmail.com9. Istiqomah
NIM
:
Alamat :
Telp
: 085233008762
E-mail :
10. Oktavia Shinta D.P
NIM
: 0910480257
Alamat : Jl. Simbar Menjangan 26
Telp
: 085649603309
E-mail :
si.shinta26@gmail.com
11. Muhammad Yani
NIM
: 105040213111027
Alamat : Kelurahan Sumbersari RT3 (HIPMA - KUTAI TIMUR)
Telp
: 081325331892
E-mail :
satria.ilham.firdaus@gmail.com
12. Syamsu rijal I.H.
NIM
: 105040201111122
Alamat : Jl. Candi III 176, Malang
Telp
: 087859644878
E-mail :
syamsuridzal@yahoo.co.id
13. Intan Permatasari
NIM
: 105040201111184
Alamat : Jl. tlogo agung no 89 graha sejahtera, dinoyo, malang
Telp
: 083848116016
E-mail :
kutilangintan@gmail.com
14. Vani Rizki Ramadan
NIM
: 105040201111082
Alamat : Jl.sumbersari no 239 A lowokwaru
Telp
: 082141708112
E-mail :
Vanirezky@gmail.com
15. Feri Candra Andika
NIM
: 105040200111180
Alamat : Jl. Mayjen Panjaitan Gg17 no. 92b
Telp
: 085646649225
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page iii
16. Ria Febrianasari
NIM
: 105040213111033
Alamat : Jl. Kertoasri 68 Malang
Telp
: 085755142299
E-mail :
riafebri.as45@yahoo.com
17. Ika Dyah Saraswati
NIM
: 105040200111041
Alamat : Jl. Sumbersari gang III b, No.176
Telp
: 085721208746
E-mail :
yansaraswati@yahoo.co.id
18. Nurfatya Dwi Prasanti Agus
NIM
: 105040201111040
Alamat : Jl. Watu aji 1 Malang
Telp
: 085655521743
E-mail :
fa.thya@yahoo.com
/
f.portra@gmail.com
19. Sutrisno
NIM
: 105040207111035
Alamat : Kerto asri No. 72 Malang
Telp
: 085333319978
E-mail :
RAHIM_ribery@yahoo.com
20. Hanggara Dwiyudha Nugraha
NIM
: 105040200111081
Alamat : Jl. Kertopamuji No. 44 Malang
Telp
: 085727792910
E-mail :
hanggara.dwiyudha.nugraha@gmail.com
21. Verni Trisya Putri
NIM
: 105040200111148
Alamat : Jalan Raya Gadang Gang XII A / 64 Malang
Telp
: 08563535830
E-mail :
verni_trisy@yahoo.com
22. Sri Wulandari Syafii
NIM
: 105040101111139
Alamat : Jl.Sumbersari III/242F MALANG
Telp
: 085755488797
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page iv
23. Septi Widyaningrum
NIM
: 105040113111002
Alamat : : Jl. Gajayana No. 547 Malang
Telp
: 087758747377
E-mail : Septi.widyaningrum@gmail.com
24. Reza Widhi pahlevi
NIM
: 105040201111055
Alamat : 083837793566
Telp
: Jl. Simpang Leuser no. 4 Kecamatan Sukun
E-mail :
rezz_15@yahoo.co.id
25. Eka kartini
NIM
: 105040213111050
Alamat : Jl. Sumbersari gang 3 No. 242 Malang
Telp
: 085755790982
E-mail :
pekwin@yahoo.com
26. Siti Fatimaturrohmah
NIM
: 105040200111164
Alamat : Jln.Kertoasri 19 Malang
Telp
: 08973461911
E-mail :
falazyx@yahoo.com
27. Dwi Ratih Aprillia Nengrum
NIM
: 10504010011104
Alamat : Jl. Kertoharjo 90 A Malang
Telp
: 085732393759
E-mail :
partner.bisnis99@gmail.com
28. Ahmad Ilham Tanzil
NIM
: 105040201111134
Alamat : Rt. 3 Rw. 4Dsn Ngrampong Ds. Banjarejo Kec.Pakis
Telp
: 085649910202
E-mail :
save_our_soult@yahoo.co.id
29. Rico Hutama
NIM
: 10504021311102
Alamat : Jl. Kedawung Gg. 9 No. 20 Malang
Telp
: 083834452284
E-mail :
30. Devi rizky
NIM
: 10504010011105
Alamat : Joyogrand Blok X Np. 165
Telp
: 085730141466
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 1 JADUAL KEGIATAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN
SEMESTER GENAP 2011 - 2012
No Kegiatan SEPT OKTOBER NOP DES Sasaran Keterangan
II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Rekruitmen asisten Praktikan 2 Briefing Asisten Asisten 3
Faktor Abiotik (Suhu udara, Radiasi Matahari) dan Analisis
Vegetasi
Praktikan 4 Faktor Abiotik (Tanah) dan Biomassa Pohon Praktikan 5
Faktor Biotik (Keragaman Antropoda pada
Agroekosistem)
Praktikan
6 Pengamatan Lapang (Cangar dan Jatikerto) Praktikan Gel 1 (22 okt), Gel 2 (23 okt), Gel 3 (30 okt) 7 Identifikasi Antropoda di Laboratorium Praktikan Gel 1 & 2 (24-28 okt), Gel 3 (14-19 nop)
8 UTS Praktikan
9 Identifikasi vegetasi di Laboratorium Praktikan Gel 1 & 2 (14-19 nop), Gel 3 (21-26 nop) 10 Presentasi Hasil Praktikum Praktikan
11 Asistensi Praktikan 12 Ujian Akhir Praktikum (UAP) Praktikan 13 Rekapitulasi nilai akhir praktikum Asisten
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 2
PERATURAN PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN
1. Praktikum Ekologi Pertanian me miliki bobot 1 sks
2. Praktikum Ekologi Pertanian merupakan kegiatan praktikum integrasi dari jurusan BP,
Tanah, dan HPT
3. Nilai praktikum Ekologi Pertanian memberikan kontribusi 25% untuk nilai akhir MK
Ekologi Pertanian
4. Praktikum dimulai tepat waktu yang telah ditentukan. Keterlambatan 15 menit nilai
kehadiran dikurangi 50%
5. Presensi kehadiran peserta praktikum minimal 80% (dilampirkan surat dokter jika
ijin/sakit)
6. Absensi dilakukan 1 kali untuk praktikum kelas, sedangkan pada saat praktikum lapang
absensi dilakukan 2 kali, yaitu: sebelum dan sesudah praktikum
7. Pada waktu pelaksanaan praktikum assisten menilai kemampuan mahasiswa secara
kelompok dan individu
8. Penilaian selama praktikum ada 2 macam, yaitu kelompok dan individu. Unsur-unsur
penilaian meliputi: kognitif, psikomotorik, dan afektif dengan rincian sbb:
- kehadiran 10%
- penguasaan materi praktikum (pre/post test) 10%
- kerjasama kelompok/individu 10%
- presentasi hasil praktikum 15%
- assistensi 10 %
- tugas 5 %
- laporan 20%
- ujian akhir 20%
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 3 1. Mengapa anda belajar ekologi pertanian?
Tumbuhan memerlukan sinar matahari, gas asam arang (CO2) yang diserap dari
udara serta air dan hara yang diserap dari dalam tanah untuk kelangsungan hidupnya. Melalui proses fotosintesis, CO2 di udara diserap oleh tanaman dan diubah menjadi
karbohidrat, kemudian disebarkan keseluruh tubuh tanaman dan akhirnya ditimbun dalam tubuh tanaman berupa daun, batang, ranting, bunga dan buah. Bagian-bagian tanaman tersebut akan gugur, masuk ke dalam tanah, dilapuk dan akan menjadi bagian dari tanah. Tanah akan menyediakan energi bagi organisma baik yang hidup di atas tanah dan di dalam tanah. Interaksi antar komponen penyusun kehidupan dengan lingkungannya dipelajari banyak dalam ekologi. Pengetahuan dasar dalam ekologi tersebut sangat bermanfaat untuk pemahaman lebih lanjut dalam ekologi pertanian. Apa yang dimaksud dengan ekologi pertanian?
Ekologi pertanian atau ’Agroekologi’ merupakan bidang ilmu yang mengaplikasikan prinsip-prinsip ekologi untuk merancang, mengelola, dan mengevaluasi sistem pertanian yang produktif dan lestari. Anda diwajibkan mengikuti praktikum ekologi pertanian untuk mempelajari interaksi antara komponen biofisik, teknik dan sosioekonomik dalam satu sistem pertanian. Hal tersebut terutama berhubungan dengan siklus hara, transformasi energi, proses-proses biologi dan kondisi sosial ekonomi. Jadi ekologi pertanian lebih menekankan pada hubungan timbal balik antar komponen agro-ekosistem dan dinamika proses-proses ekologi.
---- Apa yang dinamakan Agroekosistem?
Agroekosistem adalah komunitas tanaman dan hewan yang berhubungan dengan lingkungannya (baik fisik maupun kimia) yang telah diubah oleh manusia untuk menghasilkan pangan, pakan, serat, kayu bakar dan produk-produk lainnya yang dibutuhkan oleh manusia. Jadi fokus utama dari ekologi pertanian adalah mempertahankan produksi pertanian yang berkelanjutan dengan jalan mengoptimallkan penggunaan sumber daya lokal untuk meminimalkan dampak yang merugikan dari sistem pertanian modern.
Sebelum anda mengikuti praktikum cobalah jawab beberapa pertanyaan berikut ini. Coba cari jawabannya dari pustaka yang tersedia atau dari internet (tulis pula sumber pustakanya). Apa yang dimaksud dengan: (1) Sistem pertanian yang berkelanjutan (sustainable agriculture), (2) Sistem pertanian modern, (3) Sistem pertanian tradisional, (4) Sistem pertanian sehat.
Penggunaan lahan pertanian yang beragam berpengaruh terhadap kondisi lingkungan, karena jenis tanaman yang ditanam berbeda dan jumlah serta pengaturan tanamnyapun berbeda. Kondisi tersebut akan mengubah kondisi iklim mikro, kandungan bahan organik tanah, dan kehidupan organisma tanah maupun di atas tanah. Organisma mempunyai fungsi penting di dalam ekosistem dan kehidupan. Diagram alur hubungan manusia dalam menggunakan lahan dengan tanaman dan tanah ditunjukkan pada Gambar 1.
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 4 Gambar 1. Diagram alur hubungan manusia dalam menggunakan lahan dengan tanaman dan tanah
2. Tempat dan waktu praktikum
Lokasi praktikum yand dipilih ada pewakil dari zona ekologi pegunungan dan dataran, yaitu Kebun Percobaan UB di Cangar (pegunungan) dan kebun Jatikerto (dataran). Praktikum dimulai pada awal Bulan September 2011. Guna mengefisiensikan waktu dan biaya pelaksanaan setiap praktikum lapangan dilakukan DUA KALI PENGAMATAN LAPANG.
Ada dua macam sistem pertanian yang akan dipelajari : Berbasis Pepohonan
a. Monokultur b. Agroforestri
Berbasis Non – Pohon (Tanaman Semusim) a. Monokultur
b. Tumpangsari
3. Macam Kegiatan Praktikum
Guna meningkatkan pemahaman mahasiswa akan hubungan antara organisme dengan lingkungan dalam sistem pertanian, maka ada 2 topik kegiatan yang dipilih:
Topik Praktikum 1. Studi kondisi lingkungan mikro pada sistem pertanian
Topik Praktikum 2. Studi asosiasi serangga, makro arthropoda dan tumbuhan liar
Topik praktikum 1: Studi kondisi Lingkungan Mikro pada sistem pertanian
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan kondisi di 3 jenis lahan yang diuji, yaitu:
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 5 1. Ada berapa jenis tanaman yang ditanam pada masing-masing lahan yang diuji?
Berapa luas lahan yang akan anda amati?
2. Berapa jumlah masing-masing jenis tanaman per lahan? Dan apa manfaatnya bagi petani?
3. Berapa luasan lahan yang tertutup oleh tanaman?
4. Berapa biomasa pohon yang tumbuh pada lahan agroforestri dan perkebunan? 5. Seberapa tebal lapisan seresah yang terdapat di permukaan tanah? Coba perhatikan
keragaman jenis dan ukuran seresah. Bagaimana warna, kegemburan dan kelembaban tanahnya? Mengapa kondisi tanah tersebut berbeda pada antar lahan? 6. Berapa suhu udara dan suhu tanah dari masing-masing lahan dan berapa suhu pada
lahan terbuka? Pada lokasi yang manakah yang lebih panas? Jelaskan mengapa?
Box 1. Alat-alat yang dibutuhkan untuk praktikum
a.
Pita ukur (meteran) berukuran panjang 50 mb.
Tali rafia berukuran panjang 100 m dan 20 m atau 20 m dan 5 m tergantung ukuran plot yang akan dibuatc.
Tongkat kayu/bambu sepanjang 2.5 m untuk mengukur lebar SUB PLOT ke sebelah kiri dan kanan dari garis tengah, atau 10 m untuk PLOT BESARd.
Tongkat kayu/bambu sepanjang 1.3 m untuk memberi tanda pada pohon yangakan diukur diameternya
e.
Tongkat kayu sepanjang 1 m untuk tanda apabila plot tersebut akan dijadikan plot permanen.f.
Pita ukur (meteran) berukuran minimal 5 m untuk mengukur lilit batang atau atau jangka sorong untuk mengukur diameter pohon ukuran kecil.g.
Parang atau gunting tanamanh.
Spidol warna biru atau hitami.
Blangko pengamatanPelaksanaan Praktikum
1.
Bagilah peserta praktikan ke dalam kelompok-kelompok kecil2.
Kunjungilah masing-masing lahan yang akan diuji3.
Siapkanlah blangko pengamatan yang tersedia dan mulailah dengan pengukuran yang relevan dengan pertanyaan yang dibuatLangkah 1
Ada berapa jenis tanaman yang ditanam pada masing-masing lahan yang diuji? Berapa jumlah masing-masing jenis tanaman per lahan?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut anda harus membuat plot contoh pengukuran dengan luasan tertentu, plot tersebut akan digunakan untuk semua pengukuran.
Membuat plot contoh pengukuran
Buatlah plot contoh pengukuran pada setiap hektar sistem penggunaan lahan yang dipilih, dengan langkah sebagai berikut:
a.
Untuk lahan hutan, buatlah plot berukuran 5 m x 40 m = 200 m2 (disebut SUB PLOT). Untuk sistem agroforestri atau perkebunan yang memiliki jarak tanamMODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 6 antar pohon cukup lebar, buatlah SUB PLOT BESAR ukuran 20 m x 100 m = 2000 m2 (lihat Gambar 1).
b.
Perbesar ukuran SUB PLOT bila dalam lahan yang diamati terdapat pohon besar (diameter batang > 30 cm) menjadi 20 m x 100 m = 2000 m2 (disebut PLOT BESAR).c.
Pilihlah SUB PLOT pada lokasi yang kondisi vegetasinya seragam. Hindari tempat-tempat yang terlalu rapat atau terlalu jarang vegetasinya.
Gambar 1. SUB-PLOT contoh untuk pengukuran biomasa dan nekromasa
d.
Buatlah SUB PLOT lebih dari satu bila kondisi lahan tidak seragam (misalnya kondisi vegetasi dan tanahnya beragam), satu SUB PLOT mewakili satu kondisi.
Buatlah SUB PLOT lebih dari satu bila kondisi tanahnya berlereng, buatlah satu SUB PLOT di setiap bagian lereng (atas, tengah dan lereng bawah).
Beri tanda dengan tali dan ikatkan pada patok pada keempat sudut SUB PLOTe.
Amatilah ada berapa jenis pohon yang tumbuh dalam satu satu plot, dan berapa jumlahnya. Catat dalam lembar yang disediakan.Langkah 2
Berapa luasan lahan yang tertutup oleh tanaman? Berapa biomasa pohon yang tumbuh pada lahan agroforestri dan perkebunan?
Mengukur biomasa pohon
Pengukuran biomasa pohon dilakukan dengan cara 'non destructive' (tidak merusak bagian tanaman). Tetapi untuk tanaman semusim, pengambilan contoh tanaman harus dilakukan perusakan.
Cara pengukuran
a.
Bagilah SUB PLOT (pada Gambar 1) menjadi 2 bagian, dengan memasang tali di bagian tengah sehingga ada SUB-SUB PLOT, masing-masing berukuran 2.5 m x 40 mb.
Catat nama setiap pohon, dan ukurlah diameter batang setinggi dada (dbh =diameter at breast height = 1.3 m dari permukaan tanah) semua pohon yang
masuk dalam SUB-SUB PLOT sebelah kiri dan kanan.
Pohon berdiameter > 30 cm Pohon berdiameter antara 5-30 cm
Tumbuhan bawah (‘understorey’) dan serasah
20 m x 100 m PLOT BESAR
5 m x 40 m (SUB PLOT)
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 7
c.
Lakukan pengukuran dbh hanya pada pohon besar dengan lingkar lilit >30 cm. Bawalah tongkat kayu ukuran panjang 1.3 m, letakkan tegak lurus permukaan tanah di dekat pohon yang akan diukur, berilah tanda goresan pada batang pohon. Bila permukaan tanah di lapangan dan bentuk pohon tidak rata, maka penentuan titik pengukuran dbh pohon dapat dilihat dalam Box 2.d.
Lilitkan pita pengukur pada batang pohon, dengan posisi pita harus sejajar untuk semua arah (Gambar 3A), sehingga data yang diperoleh adalah lingkar/lilit batang (keliling batang = 2 π r) BUKAN diameter. Bila diameter pohon hanya berukuran antara 5-20 cm, gunakan jangka sorong (calliper) untuk mengukur dbh (Gambar 2), data yang diperoleh adalah diameter pohon.e.
Perhatikan, cara melilitkan pita harus sejajar (lihat Gambar 3)f.
Catatlah lilit batang atau diameter batang dari setiap pohon yang diamati pada blanko pengamatan yang telah disiapkan (Tabel 1).g.
Khusus untuk pohon-pohon yang batangnya rendah dan bercabang banyak, misalnya pohon kopi yang dipangkas secara reguler, maka ukurlah semua diameter semua cabang. Bila pada SUB PLOT terdapat tanaman tidak berkeping dua (dycotile) seperti bambu dan pisang, maka ukurlah diameter dan tinggi masing-masing individu dalam setiap rumpun tanaman. Demikian pula bila terdapat pohon tidak bercabang seperti kelapa atau tanaman jenis palem lainnya.h.
Kadang-kadang di lapangan dijumpai beberapa penyimpangan kondisipercabangan pohon atau permukaan batang pohon yang bergelombang atau adanya banir pohon, maka cara penentuan dbh dapat dilakukan seperti pada Box 2.
Gambar 2. Cara pengukuran lilit batang pohon menggunakan pita pengukur (A), tampak atas pengukuran dbh pohon menggunakan jangka sorong (B) (Weyerhaeuser dan
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 8
Gambar 3. Pengukuran dbh pohon yang benar dan salah
A B C D E
Keterangan
A. Pohon pada lahan berlereng, letakkan ujung tongkat 1.3 m pada lereng bagian atas.
B. Pohon bercabang sebelum ketinggian 1.3 m, maka ukurlah dbh semua cabang yang ada.
C. Bila pada ketinggian 1.3 m terdapat benjolan, maka lakukanlah pengukuran dbh pada 0.5 m setelah benjolan.
D. Bila pada ketinggian 1.3 m terdapat banir (batas akar papan) maka lakukan pengukuran dbh pada 0.5 m setelah banir. Namun bila banir tersebut mencapai ketinggian > 3 m, maka diameter batang diestimasi (lihat Box 4)
E. Bila pada ketinggian 1.3 terdapat akar-akar tunjang, maka lakukan pengukuran pada 0.5 m setelah perakaran.
Gambar 4. Skematis cara menentukan ketinggian pengukuran dbh batang pohon yang tidak beraturan bentuknya (Weyerhaeuser dan Tennigkeit, 2000).
Box 2. Cara penentuan titik pengukuran dbh batang pohon bergelombang atau bercabang rendah.
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 9 Pengumpulan dan pengolahan data
Tulis semua data yang diperoleh dari pengukuran dbh (pohon hidup) ke dalam tabel form pengamatan pos tanah, buatlah tabulasi data dalam program EXCELL untuk penghitungan lebih lanjut.
a.
Hitunglah biomasa pohon menggunakan persamaan alometrik yang telah dikembangkan oleh peneliti-peneliti sebelumnya (Tabel 1) yang pengukurannya diawali dengan penebangan dan penimbangan beberapa pohon.b.
Jumlahkan biomasa semua pohon yang ada pada suatu lahan, baik yang ukuran besar maupun yang kecil, sehingga diperoleh total biomasa pohon per lahan (kg/luasan lahan).Tabel 1. Estimasi biomasa pohon menggunakan persamaan allometrik JENIS POHON ESTIMASI BIOMASA POHON
(kg/pohon) SUMBER
Pohon bercabang BK = 0.11 D2.62 Ketterings, 2001 Pohon tidak bercabang BK = H D2/40 Hairiah et al, 1999
Kopi dipangkas BK = 0.281 D2.06 Arifin , 2001
Pisang BK = 0.030 D2.13 Arifin, 2001
Bambu BK = 0.131 D2.28 Priyadarsini, 2000
Sengon BK = 0.0272 D2.831 Sugiharto, 2002
Pinus BK = 0.0417 D2.6576 Waterloo, 1995
Ket: BK = berat kering; D = diameter pohon, cm; H = tinggi pohon, cm; = BJ kayu, g cm-3
Contoh penghitungan
Menghitung biomasa pohon ukuran sedang. Diketahui :
Misalnya diameter pohon 1= 10 cm; pohon 2 = 25 cm; pohon 3 = 15 cm; pohon 4 = 20 cm dan pohon 5 = 29 cm. BJ kayu 0.7 g cm-3, maka lakukan penghitungan sebagai berikut: Ditanya : Biomassa Dijawab : Pohon 1: BK1 = 0.11 x 0.7 x 102.62 = 32.1 kg Pohon 2: BK2 = 0.11 x 0.7 x 252.62 = 354.1 kg Pohon 3: BK3 = 0.11 x 0.7 x 152.62 = 92.9 kg Pohon 4: BK4 = 0.11 x 0.7 x 202.62 = 197.3 kg Pohon 5: BK5 = 0.11 x 0.7 x 292.62 = 522.4 kg
Total biomasa pohon sedang = BK1+BK2+BK3+BK4+BK5 = 1198.7 kg Luas plot untuk pohon sedang = 40 m x 5 m = 200 m2
Maka biomasa pohon sedang per luasan = 1198.7 kg/200 m2 = 5.99 kg/m2 = 59.9
ton /ha= 59.9 Mg /ha
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 10 Langkah 3
Seberapa tebal lapisan seresah yang terdapat di permukaan tanah?
Coba perhatikan keragaman jenis dan ukuran seresah.
Bagaimana warna, kegemburan dan kelembaban tanahnya?
Mengapa kondisi tanah tersebut berbeda pada tutupan lahan yang berbeda? Mengukur ketebalan seresah
Tentukan 10 titik contoh pada SUB-PLOT (Gambar 1)
Tekan seresah yang ada, tancapkan ujung penggaris hingga menyentuh permukaan tanah. Catatlah ketebalan seresah, dan karakteristik seresahnya
Langkah 4
Berapa suhu udara dan suhu tanah dari masing-masing lahan dan berapa suhu pada lahan terbuka? Pada lokasi yang manakah yang lebih panas? Jelaskan mengapa?
Mengukur suhu udara dan suhu tanah
a.
Ukurlah suhu udara di bawah tanaman sekitar pukul 11.00-12.00. Ukur pula di tempat terbukab.
Ukurlah suhu tanah di setiap lahan pada kedalaman tanah 0-5 cm. Singkirkan seresah dari permukaan tanah, tancapkan ujung termometer perlahan-lahan ke dalam tanah. Lakukan pengukuran sekitar pukul 11.00-12.00. Ukur pula di tempat terbuka. Catat dan bandingkan hasilnya dengan hasil pengukuran di bawah tegakan tanaman.Pembahasan
a.
Mengapa kondisi tanah berbeda antar lahan?b.
Mengapa suhu dan kelembaban tanah berbeda antar lahan?MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 11
Form Pengamatan Pos Tanah
Lokasi :
No
Nama Pohon
Bercabang/
Tidak
K
D
T
ρ
BK-biomasa,
kg/pohon
Tebal
seresah
Warna
tanah
Suhu
permukaan
tanah
Hewan
yang
dijumpai
Catatan
12 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
TOTAL BIOMASA POHON
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 12 2. KOMPONEN EKOSISTEM
Pendahuluan
Ekosistem ialah interaksi antara faktor biotik dan abiotik. Komponen penyusun ekosistem terdiri dari faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik terdiri dari suhu, air, kelembapan, cahaya, angin, ketinggian tempat, tanah dll, sedangkan faktor biotik adalah makhluk hidup yang terdiri dari manusia, hewan, tumbuhan, dan mikroba. Ekologi juga berhubungan erat dengan tingkatan-tingkatan organisasi makhluk hidup, yaitu populasi, komunitas, dan ekosistem yang saling mempengaruhi dan merupakan suatu sistem yang menunjukkan kesatuan.
FAKTOR ABIOTIK
Faktor abiotik adalah faktor tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik yang mempengaruhi ekosistem antara lain sebagai berikut.
a. Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis-jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b. Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c. Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji; bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain, misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
d. Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup didalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e. Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f. Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 13 FAKTOR BIOTIK
Faktor biotik adalah faktor hidup yang meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam ekosistem, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer.
Tujuan
Mengetahui faktor abiotik pada 4 agroekosistem. Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan di Kebun Percobaan Canggar dan Kebun Percobaan Jatikerto. Pengamatan dilakukan pada empat sistem pertanian, yaitu:
1. Berbasis Pepohonan a. Monokultur
b. Agroforestri
2. Berbasis Non – Pohon (Tanaman Semusim) a. Monokultur
b. Tumpangsari Pelaksanaan
Peralatan yang digunakan ialah lightmeter dan thermohigrograf. Praktikum dilaksanakan dengan mengamati faktor abiotik pada 2 sistem agroekosistem.
Pengamatan
a.
Ketinggian tempat (menggunakan GPS atau altimeter)b.
Suhu udara (thermometer udara)c.
Intensitas radiasi matahari (tanpa naungan dan di bawah tajuk tanaman)d.
Kelembaban udara (tanpa naungan dan di bawah tajuk tanaman)Pembahasan
Bandingkan faktor lingkungan pada masing – masing sistem? Apakah sama? Jika tidak sama apa penyebabnya?
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 14 3. ANALISA VEGETASI
PENDAHULUAN
Salah satu kondisi yang berpengaruh pada suatu ekosistem adalah tutupan lahan oleh vegetasi yang merupakan bagian penting yang tidak terpisahkan dalam penanganan pengelolaan baik dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Dalam pengelolaan agroekosistem, data vegetasi meliputi tanaman budidaya maupun tumbuhan yang tumbuh di ekosistem. Peranan vegetasi dalam ekosistem tidak saja berkaitan dengan nilai ekologis kawasan namun juga sangat berhubungan dengan nilai sosial maupun nilai ekonomi masyarakat yang mendiami kawasan tersebut. Oleh karena itu, pengambilan data vegetasi kawasan ekosistem harus memperhatikan faktor ekonomi, sosial dan ekologinya termasuk teknologi yang menunjang sistem budidayanya.
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk suatu kondisi ekosistem yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk mewakili ekosistem. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik analisa vegetasi yang digunakan. Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur tanpa duplikasi atau pengabaian.
Cara peletakan petak contoh ada dua, yaitu cara acak (random sampling) dan cara sistematik (systematic sampling). Random samping hanya mungkin digunakan jika vegetasi homogen, misalnya tanaman budidaya atau padang rumput (artinya, kita bebas menempatkan petak contoh dimana saja, karena peluang menemukan jenis berbeda tiap petak contoh relatif kecil). Sedangkan untuk penelitian dianjurkan untuk menggunakan sistematik sampling, karena lebih mudah dalam pelaksanaannya dan data yang dihasilkan dapat bersifat representative.
Untuk data vegetasi, kita tidak bisa terlepas dari komponen penyusun vegetasi itu sendiri dan komponen tersebutlah yang menjadi fokus dalam pengukuran vegetasi. Selain tanaman di plot utama, komponen tumbuh-tumbuhan penyusun suatu vegetasi yang dapat diambil di plot pendukung umumnya terdiri dari :
1. Belukar (Shrub)
Tumbuhan yang memiliki kayu yang cukup besar, dan memiliki tangkai yang terbagi menjadi banyak sub tangkai.
2. Epifit (Epiphyte)
Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain (biasanya pohon dan palma), epifit mungkin hidup sebagai parasit atau hemi-parasit.
3. Paku-pakuan (Fern)
Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki rhizoma seperti akar dan berkayu, dimana pada rhizoma tersebut keluar tangkai daun.
4. Palma (Palm)
Tumbuhan yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan biasanya tinggi, tidak bercabang sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi dalam banyak anak daun.
5. Pemanjat (Climber)
Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri sendiri namun merambat atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau belukar.
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 15 6. Terna (Herb)
Tumbuhan yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai rumput. Daunnya tidak panjang dan lurus, biasanya memiliki bunga yang menyolok, tingginya tidak lebih dari 2 meter dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang keras.
7. Pohon (Tree)
Tumbuhan yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang atau tangkai utama dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.
TUJUAN
Setelah melakukan praktikum ini diharapkan mahasiswa dapat mengenal dan memahami analisis vegetasi pada suatu agroekosistem.
METODE
Pelaksana praktikum
Peserta praktikum adalah semua kelompok dari masing-masing kelas, yaitu: setiap kelas dibagi menjadi 4 kelompok atau terdiri dari ± 10 mahasiswa
Alat dan Bahan
Alat : penggaris, gunting, meteran, camera.
Bahan : vegetasi, plastik 1 kg, tali rafia, buku flora, blangko pengamatan. Metode pelaksanaan
Metode praktikum ekologi pertanian adalah pengamatan lapangan (survei lahan) Untuk pelaksanaan praktikum kriteria dan indikator tutupan lahan (tumbuhan) pada
agroekosistem dilakukan urutan pekerjaan sebagai berikut:
1. Lakukan pengamatan cepat, apakah tapak bersifat monokultur atau polikultur. Untuk area monokultur (plot utama) ditentukan petak percontohan dengan luasan 5x5m2, sedangkan di plot pendukung dibuat petak pengamatan berupa kotak dengan ukuran 1x1 m2. Kotak pengamatan dibuat dengan tali rafia dan kayu penahan disetiap pojokan dengan pengulangan lima kali untuk di plot pendukung (plot utama tidak ada pengulangan).
Sub plot 1
Sub plot 2
Sub plot 3
Sub plot 4
Sub plot 5
2. Identifikasi/inventarisasi vegetasi yang masuk dalam kotak pengamatan. Amati vegetasi di dalam kotak pengamatan yang terdiri dari spesies, jumlah individu dan luas bidang dasar.
3. Dari setiap spesies dibuat herbarium. Bila terdapat spesies yang belum dikenali, herbarium dapat digunakan untuk membandingkan dengan sumber informasi lain seperti buku, website internet dan sumber lainnya.
5 m 5 m
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 16 4. Hitung SDR sesuai dengan rumus dan masukkan dalam tabel.
5. Buat laporan ringkas hasil temuan di lapang dengan dilengkapi foto dan gambar pendukung.
Cara Menghitung SDR
a. Kerapatan menunjukkan jumlah individu suatu jenis tumbuhan pada setiap petak contoh.
Kerapatan Mutlak (KM) =
Kerapatan Nisbi (KN) =
b. Frekuensi menunjukkan berapa jumlah petak contoh (dalam persen) yang memuat jenis tumbuhan (spesies) tersebut dari sejumlah petak contoh yang dibuat.
Frekuensi Mutlak (FM) =
Frekuensi Nisbi (FN) =
c. Dominansi ialah parameter yang digunakan untuk menunjukkan luas suatu area yang ditumbuhi suatu spesies (jenis tumbuhan) atau kemampuan suatu jenis tumbuhan dalam hal bersaing terhadap jenis lainnya.
Luas Basal Area (LBA) =
2
4
2
1
d
d
d1 = diameter terpanjang suatu spesies
d2 = diameter spesies yang tegak lurus dengan d1
Dominansi Mutlak (DM) =
Dominansi Nisbi (DN) =
d. Nilai Penting (Importance Value = IV)
Merupakan jumlah nilai nisbi dari dua atau tiga parameter yang dibuat. Importance Value (IV) = KN + FN + DN
e. Menentukan Summed Dominance Ratio (SDR)
Perbandingan Nilai Penting ("Summed Dominance Ration = SDR"), menunjukkan nilai jumlah penting dibagi jumlah besaran dan nilainya tidak pernah lebih dari 100%.
Summed Dominance Ratio (SDR)=
3
IV
Jumlah spesies tersebut Jumlah plot KM spesies tersebut
Jumlah KM seluruh spesies X 100 %
FM spesies tersebut
Jumlah FM seluruh spesies X 100 % Plot yang terdapat spesies tersebut
Jumlah semua plot
LBA spesies tersebut Luas seluruh area DM spesies tersebut
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 17
TABEL IDENTIFIKASI TANAMAN
Lokasi : Cangar / Jatikerto
No
NAMA VEGETASI
JUMLAH
GAMBAR (FOTO)
1
2
3
4
5
6
7
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 18 FORM PENGAMATAN POS BUDIDAYA PERTANIAN
Lokasi : Cangar / Jatikerto Luas Plot :
a. Tabel Analisis Vegetasi
No Spesies D1
(cm) D2 (cm)
Petak contoh ke-
1 2 3 4 5
b. Tabel Pengamatan suhu udara, kelembaban, dan radiasi matahari
No Lokasi Suhu (0C) RH (%) RM (Lux)
c. Tabel Perhitungan SDR No Spesies Kerapatan Frekuensi LBA Dominansi IV (%) SDR (%) Mutlak Nisbi (%) Mutlak Nisbi (%) Mutlak Nisbi (%)
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 19
4. Keragaman Arthropoda
PENDAHULUAN
Ekologi merupakan ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
orgnisme dengan lingkungannya, baik lingkungan organik maupun lingkungan
anorganiknya. Ekologi tumbuh secara bertahap dan sebetulnya manusia sudah sejak dahulu
telah mengetahui adanya hubunan antara organism dengan lingkungannya. Oleh sebab itu,
dalam praktikum ekologi pertanian juga akan dibahas mengenai hubungan serangga dan
peranan serangga tersebut dalam bidang pertanian.
Di permukaan bumi sekian banyak spesies hewan yang ada, ternyata sekitar ¾
bagian adalah serangga. Dari jumlah tersebut, lebih dari 750.000 spesies telah diketahui
dan diberi nama. Jumlah tersebut merupakan kurang lebih 80% dari anggota filum
arthropoda. Dalam pengamatan kita , mungkin penampilan umum serangga yang satu
mempunyai kesamaan dengan serangga lainnya, akan tetapi mereka menunjukkan
keragaman yang sangat besar dalam bentuknya.
Dari kerajaan animalia dibagi menjadi dua subkingdom yaitu invertebrata dan
vertebrata. Serangga merupakan kelas dari subkingdom invertebrata dan masuk filum
arthropoda dengan struktur klasifikasi sebagai berikut:
Karena dari kelas insekta ini memiliki jenis yang paling banyak maka akan
dipelajari lebih dalam lagi dalam pengelompokannya. Dalam kelas insekta terdiri
dari beberapa suku yang sangat penting dan terdapat paling banyak di alam,
diantaranya yaitu:
1. Coleoptera, bersayap keras (perisai)
2. Dipteral, sayap belakang dimodifikasi menjadi halter
3. Homoptera, sayap depan dan belakang tersusun sama
4. Hemptera, sayap depan sebagian membraneus
5. Hymenoptera, sayap mirip seperti selaput
6. Lepidoptera, sayap dilapisi bulu atau sisik
7. Tysanoptera, sayap berumbai
8. Othoptera, bersayap lurus
9. Isopteran, bentuk dan ukuran sayap depan dan belakang sama
10. Odonata, sayap membraneus
Animalia
Vertebrata
Inverteb
rataChordata
Nematoda
Mollusca
Antrhopoda
Hexapoda (insekta)
Chilopoda
Diplopoda
Arachnida
Crustacea
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 20
Peranan arthropoda dalam mempengaruhi ekosistem di alam ada 3
macam, antara lain :
1. Hama
Hama adalah binatang atau sekelompok binatang yang pada
tingkat populasi tertentu menyerang tanaman budidaya sehingga dapat
menurunkan produksi baik secara kualitas maupun kuantitas dan
secara ekonomis merugikan. Contoh: serangga tikus pada tanaman
padi yang menyebabkan gagalnya panen, serangan Crocidomolia
binotalis yang menyerang pucuk tanaman kubis-kubisan.
2. Predator
Predator merupakan organism yang hidup bebas dengan
memakan atau memangsa binatang lainnya. Contohnya: Menochilus
sexmaculatus yang memangsa Aphid sp.
3. Parasitoid
Parasitoid adalah serangga yang memarasit serangga atau
binatang arthropoda yang lain. Parasitoid bersifat parasitik pada fase
pradewasa dan pada fase dewasa mereka hidup bebas tidak terikat
pada inangnya. Contoh: Diadegma insulare yang merupakan parasitoid
telur dari Plutella xylostela. Apabila telur yang terparasit sudah menetas
maka D. insulare akan muncul dan hidup bebas dengan memakan
nektar.
Tujuan dari praktikum
Mengetahui keragaman arthropoda pada suatu areal
a. Mengetahui peranan serangga di alam
b. Mengetahui beberapa pengelompokan serangga
Alat dan Bahan Praktikum
Alat : swept net, fial film warna putih, gelas air mineral, cawan petri, obyek
glass, kuas, mikroskop, kaca pembesar (lup), pinset.
Bahan: detergen, alkohol 70% atau klorofom, tisue, plastik ukuran 1 kg.
Cara kerja di lapang
1. Pemasangan pitfall traps satu hari sebelum pelaksanaan praktikum lapang
pada masing-masing lahan yang akan diamati. Pemasangan dilakukan
dengan metode pengambilan contoh secara sistematis pada garis diagonal.
2. Hunting serangga dengan swept net dengan ayunan ganda.
3. Serangga yang terperangkap pada pitfall diambil dan dimasukkan pada fial
film kemudian diberi alkohol 70% atau klorofom. Sedangkan serangga yang
terperangkap pada swept net dimasukkan pada plastik dan diberi alkohol
70% atau klorofom.
4. Menyimpan serangga pada lemari pendingin hingga waktu identifikasi
laboratorium.
Cara kerja di laboratorium
1. Serangga yang telah diperoleh saat praktikum di lapang dibawa ke
laboratorium untuk diidentifikasi.
2. Serangga diambil dan fial film dan dari plasti kemudian diletakkan pada
cawan petri ataupun pada obyek glass.
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 21
3. Pengamatan serangga dilakukan dibawah mikroskop cahaya atau dengan
menggunakan kaca pembesar.
4. Serangga yang diamati kemudin digambar.
5. Dari hasil pengamatan serangga kemudian dilakukan pengelompokan
berdasarkan ordo dengan menggunakan buku identifikasi serangga dan
mengelompokkan serangga- serangga tersebut sesuai dengan peranannya
di lapangan.
Hasil Praktikum
Nama Lokasi
: Cangar / Jatikerto
Jenis Penggunaan Lahan/ Pola Tanam :
Semusim (monokultur, tumpangsari)/Tahunan/AgroforestriTanggal/Bulan/Tahun
:
Ukuran Plot
:
NO. SPESIES SERANGGA JUMLAH ORDO PERANAN DALAM
EKOSISTEM
Pembahasan
a. Bagaimana keragaman spesies serangga di lokasi yang anda amati?
b. Jelaskan pengaruh keragaman spesies serangga dalam ekosistem !
c. Bandingkan hasil praktikum anda dengan kelompok lain (pilih yang pola
tanamnya berbeda). Jelaskan !
Kesimpulan
Apa kesimpulan anda berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan ?
MODUL PRAKTIKUM EKOLOGI PERTANIAN 2011 Page 22