• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KEADAAN UMUM KECAMATAN PALOH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III KEADAAN UMUM KECAMATAN PALOH"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KEADAAN UMUM KECAMATAN PALOH

3.1. Sejarah Wilayah

Kecamatan Paloh awalnya merupakan wilayah yang secara administratif termasuk dalam kecamatan Teluk Keramat. Dalam rangka peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan efektifitas penyelengaraan pemerintahan, serta pembangunan maka kecamatan Teluk Keramat dikembangkan dengan membentuk kecamatan Paloh pada tahun 1963 yang meliputi 10 desa yaitu: desa Sebubus, Nibung, Mentibar, Tanah Hitam, Peradah, Matang Danau, Matang Putus, Kalimantan dan Sungai Bening. Tetapi desa Sungai Bening sekarang telah masuk dalam wilayah baru yaitu kecamatan Sajingan Besar.

Sebelum dibentuk kecamatan Paloh, wilayah ini termasuk daerah terbelakang, jalur transportasi utama hanya mengandalkan sungai dan laut, sehingga sering terjadi kerawanan pangan, terutama disaat bulan Oktober sampai Pebruari, sebab pada bulan tersebut sering terjadi pasang tinggi dan gelombang laut sangat kuat sehingga hasil usaha masyarakat seperti hasil pertanian dan perikanan sulit untuk diangkut dan dipasarkan. Kondisi ini diperburuk oleh adanya konfrontasi dengan Malaysia serta PGRS tahun 1965 sampai 1967. Setelah kerusuhan karena PGRS/PARAKU berakhir, pembangunan di kecamatan Paloh mulai berjalan. Pada tahun 1980 pemerintah membangun arus transportasi darat dari Teluk Kalong (kecamatan Teluk Keramat) hingga ke Liku dan Setingga dan Merbau (kecamatan Paloh).

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Barat Nomor 353 Tahun 1987 tentang Regruping desa (penyatuan/merger desa yang penduduknya sedikit) maka kecamatan Paloh yang semula terdiri dari 10 desa menjadi 7 desa yaitu: desa Sebubus, desa Nibung, Malek (regrouping desa Malek dan desa Mentibar), Tanah Hitam (regruping desa Tanah Hitam dengan desa Danau Peradah), Matang Danau (regruping desa Matang Danau dan Matang Putus), Kalimantan, dan desa Sungai Bening.

Kemudian kecamatan Paloh menjadi 6 desa, dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kecamatan di

(2)

Kalimantan Barat, maka kecamatan Paloh dikurangi wilayahnya dan desa Sungai Bening masuk wilayah kecamatan baru yaitu kecamatan Sajingan Besar (yang merupakan hasil pemekaran dari kecamatan Paloh dan kecamatan Teluk Keramat).

Kemudian berdasarkan Keputusan Bupati Sambas Nomor 186 Tahun 2002 tentang Pembentukan Desa Temajuk Kecamatan Paloh Kabupaten Sambas, maka terbentuklah desa Temajuk yang merupakan pemekaran desa Sebubus, sehingga jumlah desa di kecamatan Paloh bertambah menjadi 7 desa. Selanjutnya berdasarkan Keputusan Bupati Sambas Nomor 327.A Tahun 2003 tentang Pembentukan Desa Semangau Kecamatan Sambas, Desa Mentibar Kecamatan Paloh dan Desa Mensade Kecamatan Subah Kabupaten Sambas, maka terbentuklah desa Mentibar yang merupakan pemekaran desa Malek, sehingga jumlah desa di kecamatan Paloh bertambah menjadi 8 desa (sampai dengan saat ini).

3.2. Letak Geografis dan Administrasi

Secara geografis kecamatan Paloh terletak diantara 1º35135” Lintang Utara serta 2º05143” Lintang Utara dan 109º38156” Bujur Timur serta 109º281

Kecamatan Paloh terdiri dari 8 desa, 22 dusun, 55 RW dan 127 RT. Desa tersebut meliputi desa Kalimantan, Matang Danau, Tanah Hitam, Malek, Nibung, Sebubus, Temajuk, dan desa Mentibar. Luas Kecamatan Paloh adalah 1.148,84 km² atau 17,96 persen dari luas kabupaten Sambas. Desa terluas adalah desa Sebubus dengan luas 326,21 km

27” Bujur Timur. Kecamatan Paloh terletak di utara kabupaten Sambas yang berbatasan langsung dengan Negeri Sarawak Malaysia bagian timur. Kecamatan ini merupakan kawasan pesisir yang mempunyai garis pantai terpanjang di kabupaten Sambas. Kecamatan Paloh memiliki luas wilayah 1.148,84 km² (114.884 ha) atau 17,96 persen dari luas kabupaten Sambas.

2

atau 28,40 persen dari luas kecamatan Paloh, sedangkan desa terkecil adalah desa Mentibar dengan luas 13,00 km2 atau 1,13 persen dari luas kecamatan Paloh. Untuk lebih jelasnya mengenai luasan masing-masing desa yang terdapat di kecamatan Paloh dapat dilihat pada Tabel 1.

(3)

Tabel 1. Luas Wilayah Desa di Kecamatan Paloh

No. Nama Desa Luas Wilayah (km2 ) Persentase (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 Sebubus Nibung Malek Tanah Hitam Matang Danau Kalimantan Temajuk Mentibar 326,21 147,85 196,48 125,06 14,01 64,87 231,00 13,00 28,40 12,87 17,11 10,89 3,83 5,65 20,11 1,13 Jumlah 1.148,84 100 Sumber : Biro Pusat Statistik Kabupaten Sambas, 2009

3.3. Kondisi Fisik Wilayah 3.3.1. Topografi

Wilayah kecamatan Paloh berupa dataran pantai / berpasir dan aluvial sungai yang sebagian besar desanya berbatasan langsung dengan laut (laut Natuna), dengan kelerengan lahan 0- 8% (datar-berombak). Kecamatan ini berada pada ketinggian 0 sampai 500 meter di atas permukaan laut dengan titik tertinggi berada di bagian utara wilayah kecamatan yang berbatasan langsung dengan kampung Telok Melano (Malaysia) dengan ketinggian 500 meter dpl sedangkan titik terendah umumnya berada di kawasan yang berbatasan langsung dengan laut seperti pesisir desa Kalimantan, Tanah Hitam, Sebubus, dan desa Temajuk. Pola topografi kecamatan Paloh dibentuk oleh pola aliran air laut yang membentuk tanjung yang menghubungkan dua laut besar yaitu laut Cina Selatan di Utara dan laut Natuna di bagian barat dan bentukan lahan umumnya miring ke arah sempadan pantai.

3.3.2. Hidrologi

Kondisi hidrologi kecamatan Paloh sangat dipengaruhi oleh topografi kecamatan yang sebagian besar dikategorikan datar dan keberadaan sungai Paloh dan anak-anak sungainya. Sungai Paloh berada hampir persis di tengah wilayah kecamatan Paloh sehingga keberadaannya membagi kecamatan Paloh menjadi dua bagian utama. Daerah Aliran Sungai (DAS) Paloh dengan luasan area DAS 64.375 ha merupakan daerah yang menjadikan sungai Paloh sebagai aliran utamanya. Selain letak geografisnya yang berhadapan langsung dengan laut

(4)

Natuna, keberadaan sungai ini sangat membantu sistem drainase di kecamatan Paloh yang ditunjang dengan adanya banyak parit / saluran sekunder yang bermuara ke sungai tersebut. Secara umum, air pasang laut di kawasan ini cukup mempengaruhi sistem hidrologi wilayah kecamatan. Umumnya wilayah yang terkena pasang air laut adalah daerah di sempadan pantai dan kawasan di sekitar muara sungai Paloh. Air pasang laut tinggi (musim kandas) biasanya terjadi setiap akhir tahun. Namun, dalam keadaan pasang yang tidak tinggi wilayah kecamatan Paloh tidak tergenang sehabis hujan hal ini mengingat kelerengan lahan yang datar-berobak dengan tekstur tanah yang umumnya lempung berpasir sehingga dapat mengurangi aliran permukaan (run off) dan mempermudah terjadinya infiltrasi.

3.3.3. Iklim Mikro

Sebagaimana pada umumnya iklim di Indonesia, iklim kecamatan Paloh juga merupakan iklim tropis yang mengalami dua pergantian musim yaitu musim hujan dan musim kemarau. Berdasarkan data BMKG kecamatan Paloh tahun 2011, rata-rata curah hujan per tahun di kecamatan Paloh adalah sebesar 2.987 mm dengan 207,4 hari hujan. Curah hujan terbanyak terjadi pada bulan Desember dan Januari.

Tabel 2. Rata-Rata Hari Hujan (HH) dan Curah Hujan (CH) di Kecamatan Paloh (Tahun 2000-2010)

No. Bulan HH CH (mm)

Jumlah Rata-Rata Jumlah Rata-Rata

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Januari Pebruari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember 231 179 164 174 143 145 157 140 193 223 268 264 21 16,3 14,9 15,8 13 13,2 14,3 12,7 17,5 20,3 24,4 24 5.295 3.282 1.456 1.572 1.941 1.605 1.566 1.356 2.333 3.374 3.525 5.527 481,4 298,4 132,4 142,9 178,5 145,9 142,4 123,3 212,1 306,7 320,5 502,5 Jumlah 207,4 2.987

(5)

Sementara pada bulan Maret-Agustus curah hujan rendah yaitu berkisar rata-rata 123,3 – 178,5 mm. Suhu tertinggi yang terjadi adalah berkisar antara 22,50 C – 290 C.

3.3.4. Struktur Geologi dan Jenis Tanah

Secara umum kondisi batuan dasar yang terdapat di kecamatan Paloh dipengaruhi oleh kondisi geologi wilayah regionalnya. Bentuk morfologi wilayahnya merupakan dataran pantai. Kondisi ini memberikan gambaran bahwa batuan dasar yang ada di kecamatan Paloh berasal dari material nonvulkanik. Berdasarkan ketegori menurut soils taxonomy 2000, jenis tanah yang tersebar di kecamatan Paloh terdiri dari jenis tanah inceptisol, entisol, ultisol dan histosol (gambut).

Tanah inceptisol yang merupakan bagian terluas di kecamatan Paloh umumnya tersebar di sempadan pantai. Tanah ini memiliki tekstur halus berlempung, umumnya tidak jenuh terhadap air dan mempunyai daya dukung tanah cukup tinggi. Secara umum kawasan ini tidak tergenang sehabis hujan. Sedangkan tanah entisol tersebar di pinggiran sungai Paloh dan anak-anak sungainya. Tanah berjenis tanah ultisol dapat dijumpai pada daerah tinggi (matang) walaupun jumlahnya relatif sedikit.

Kawasan tanah gambut (histosol) tersebar di kawasan yang bervegetasi hutan seperti yang terdapat di desa Kalimantan, Tanah Hitam, dan Sebubus. Kawasan-kawasan gambut ini memiliki ketebalan gambut yang bervariasi dari 50 cm (gambut dangkal) hingga lebih dari 2 m (gambut dalam). Jenis tanah ini sangat jenuh terhadap air dengan pH tanah umumnya cukup tinggi yaitu pada kisaran antara 3 sampai 4 dan mempunyai daya dukung tanah yang rendah.

3.3.5. Lanskap

Kecamatan Paloh merupakan kawasan pesisir, walaupun dari segi morfologi-topografis cenderung monoton, keberadaannya yang berhubungan langsung dengan laut mampu menciptakan lanskap yang cukup spesifik. Secara historis kecamatan ini terbentuk oleh transmigrasi lokal yang kemudian membentuk perkampungan nelayan dan pekerja kayu, sehingga dulunya sebagian

(6)

besar perkampungan di sini yang mengarah (berorientasi) ke laut. Akan tetapi seiring dengan perkembangan pembangunan terutama prasarana jalan darat, maka sebagian besar arah rumah masyarakat berangsur-angsur beralih dari menghadap ke laut menjadi ke arah jalan walaupun masih ada sebagian yang belum beralih. Pembangunan prasarana jalan juga berimbas pada terjadinya pembangunan pemukiman (cluster) baru yang berada di sekitar jalan.

Wilayah daratan kecamatan Paloh umumnya penggunaan lahannya berupa hutan negara (hutan sekunder dan primer) yang sebagaiannya telah ditetapkan pemerintah sebagai taman wisata alam. Kecamatan Paloh juga mempunyai dataran tinggi berupa gunung dan bukit. Umumnya keberadaan punggung gunung dan bukit ini dijadikan sebagai batas wilayah baik antar negara (Indonesia-Malaysia) maupun antar kecamatan di sekitat wilayah kecamatan Paloh.

Bila potensi lanskap kecamatan Paloh ingin dikembangkan secara optimal untuk pelestarian lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat, maka belum terlambat untuk melakukan penataan kawasan pesisir tersebut. Selain keindahan alamnya terjaga yang dapat dinikmati masyarakat lokal juga dapat dijadikan kawasan ekowisata pesisir yang dapat meningkatkan nilai tambah bagi masyarakat setempat.

3.4. Tata Guna Lahan

Suatu wilayah akan mempergunakan lahan yang dimilikinya dengan sebaik-baiknya, agar setiap lahan yang ada pada wilayah tersebut dapat dimanfaatkan dengan optimal untuk kesejahteraan masyarakatnya. Penggunaan lahan yang sesuai kebutuhan akan memberikan manfaat dan ruang yang nyaman bagi masyarakat, sebaliknya apabila penggunaan lahan tidak berimbang maka akan menjadi ruang yang tidak teratur. Pola penggunaan lahan sangat menentukan pola perkembangan fungsional wilayah.

Distribusi penggunaan lahan di kecamatan Paloh secara umum terdiri dari penggunaan lahan nonbangunan (hutan, rawa-rawa, dan perkebunan) dan penggunaan lahan berupa bangunan (perumahan dan fasilitas-fasilitas kegiatan lainnya). Proporsi penggunaan lahan masih didominasi oleh penggunaan lahan nonbangunan. Dengan demikian ketersediaan lahan bagi pengembangan fisik

(7)

ruang kecamatan di masa datang cukup tersedia. Areal yang termasuk penggunaan lain-lain di kecamatan Paloh meliputi pemukiman, fasilitas umum, tambak, padang rumput, dan perusahaan/industri luasnya adalah 16.988 ha (14,7 %). Agar lebih jelasnya mengenai penggunaan lahan di kecamatan Paloh dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Penggunaan Lahan di Kecamatan Paloh

No Jenis Lahan Luas (ha) Persentase (%)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 Pekarangan Tegal/Kebun Hutan Rakyat Hutan Negara Perkebunan Rawa-rawa Sawah

Sementara tidak diusahakan Lain-lain 2.250 2.250 450 38.983 5.135 27.296 5.332 16.200 16.988 2 2 0,3 33,9 4,5 23,8 4,6 14,2 14,7 2008 114.884 100

Sumber : Biro Pusat Statistik Kabupaten Sambas, 2009

Keberadaan hutan sangat berperan dalam mempertahankan industri hutan dan melindungi areal konservasi yang berhubungan dengan industri pariwisata dengan cara mempertahankan hutan alam dan kawasan lindung. Berdasarkan data yang diperoleh dari kantor kecamatan Paloh, bahwa sekitar 21.316 ha (18,55 %) dari luas kecamatan Paloh telah diklasifikasikan sebagai kawasan lindung yang termasuk dalam hutan Negara. Kawasan ini meliputi taman wisata alam yang memiliki luas 9.050 ha, hutan lindung 6.200 ha, hutan lindung bakau 4.945 ha dan suaka alam laut 1.121 ha.

3.5. Aspek Sosial

Aspek sosial ini menyangkut aspek pendidikan dan kesehatan. Untuk aspek pendidikan, hal ini menyangkut tersedianya sarana, dan prasarana serta tenaga pengajar yang memadai. Pada tahun 2009, jumlah prasarana SD mengalami peningkatan dari 22 Sekolah Dasar menjadi 23 Sekolah Dasar. Kemudian untuk prasarana SLTP mengalami penambahan dari 5 sekolah tahun 2005 menjadi 6 sekolah pada tahun 2009. Sementara untuk prasarana SLTA

(8)

masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu terdapat 2 sekolah. Sedangkan jumlah murid SD pada tahun 2009 mencapai 3.469 orang dan jumlah guru yang ada sebanyak 277 orang. Di tingkat SLTP, jumlah murid mencapai 1.099 orang dan 173 murid untuk jenjang pendidikan menengah atas dengan jumlah guru sebanyak 36 orang.

Untuk aspek kesehatan, saat ini bidang ini diarahkan pada penyediaan berbagai sarana dan prasarana yang meliputi bangunan fisik (rumah sakit, Puskesmas, Balai Pengobatan, dan Poliklinik) serta pengadaan tenaga kesehatan yang terampil. Puskesmas merupakan salah satu prasarana yang paling vital di kecamatan Paloh bagi pelayanan kesehatan masyarakat. Pada tahun 2008 terdapat 1 Puskesmas, 11 Polindes, 6 Puskesmas Pembantu dan 1 Puskesmas Keliling darat dan 2 Puskesmas Keliling di air. Untuk tenaga kesehatan dokter terdapat 4 orang yaitu 3 dokter umum dan 1 dokter gigi.

Tabel 4. Sarana Pendidikan dan Kesehatan di Kecamatan Paloh

No. Sarana dan Prasarana

Pendidikan Kesehatan

Sarana Jumlah Sarana Jumlah

1 2 3 SD SLTP SLTA 23 6 2 Puskesmas Pembantu Puskesmas Polindes 6 1 11 Total 31 18

Sumber : Biro Pusat Statistik Kabupaten Sambas, 2009

Tingkat pendidikan masyarakat di kecamatan Paloh dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini:

Tabel 5. Tingkat Pendidikan Masyarakat di Kecamatan Paloh

No. Pendidikan Tertinggi Laki-laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5 6 7 8 Tidak/Belum Sekolah Tidak Tamat SD Tamat SD SLTP Sederajat SLTA Sederajat D1/II DIII DIV/Perguruan Tinggi 2.241 3.305 3.634 1.610 747 52 11 23 2.354 3.614 3.313 1.227 490 17 3 12 4.595 6.919 6.947 2.837 1.237 69 14 35 Jumlah 11.623 11.030 22.653

(9)

3.6. Pariwisata

Salah satu sektor yang potensial yang dapat dikembangkan di kecamatan Paloh adalah sektor pariwisata terutama pariwisata berbasis lingkungan (ekowisata). Secara umum sumber daya ekowisata yang ada di kecamatan Paloh terutama wisata alam pantai masih belum dikelola dengan baik. Wisata pantai yang cukup terkenal di kecamatan Paloh diantaranya adalah pantai Selimpai, Tanjung Kemuning, Camar Bulan, Mauludin dan Tanjung Datok. Pantai ini relatif masih belum dikelola dengan baik padahal memiliki berbagai keunggulan dibandingkan kawasan pantai manapun di Kalimantan Barat. Selain wisata pantai, pengembangan kawasan pariwisata lainnya yang perlu diprioritaskan adalah kawasan wisata bahari. Dengan luasan terumbu karang yang memadai, maka wisata bahari ini merupakan jenis wisata alam yang sangat menjanjikan dan perlu dikelola secara optimal untuk dikembangkan di kecamatan Paloh. Sumber daya wisata tersebut dapat dikembangkan untuk mendukung pengembangan kawasan ekowisata di wilayah ini. Adapun objek wisata pesisir yang ada di kecamatan Paloh dapat di lihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Objek Wisata yang Ada di Kecamatan Paloh

No. Nama Objek Wisata Lokasi (Desa) Jenis Wisata Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Pantai Tanah Hitam Hutan Mangrove Pantai Selimpai Pantai Camar Wulan Pantai Tanjung Kemuning Pantai Sungai Belacan Pantai Tanjung Bendera Pantai Bayuan

Pantai Tanjung Datok Pantai Mauludin Tanah Hitam Sebubus Sebubus Sebubus Sebubus Sebubus Temajuk Temajuk Temajuk Temajuk Pantai Laut Hutan Pantai Laut Pantai Laut Pantai Laut Pantai Laut Pantai Laut Pantai Laut Pantai Laut Pantai Laut Dikelola Belum dikelola Dikelola Belum dikelola Belum dikelola Belum dikelola Belum dikelola Belum dikelola Belum dikelola Dikelola Sumber : Dinas Pariwisata Kabupaten Sambas (Modifikasi Data, 2011)

Pada Tabel 6 terlihat bahwa seluruh potensi pariwisata yang ada di lokasi penelitian belum dikelola dengan baik, padahal sektor pariwisata ini sangat berpotensi meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat di kawasan pesisir perbatasan. Pantai Selimpai dan Kemuning di desa Sebubus misalnya, merupakan pantai dengan habitat penyu terbesar di Kalimantan Barat, bahkan karakteristik pantai ini tidak dimiliki oleh negeri Sarawak Malaysia. Begitu juga dengan

(10)

kelebihan-kelebihan kawasan baharinya, sebagian besar kawasan objek wisata di wilayah ini mempunyai daya tarik wisata yang mendukung untuk dikembangkan. Masalah mendasar yang menjadi kendala pengembangan wisata di kecamatan Paloh saat ini adalah kurangnya prasarana dan prasarana pendukung.

Adapun sarana penunjang sektor pariwisata yang ada saat ini di sekitar lokasi penelitian terutama yang berada di ibu kota Sambas meliputi sarana rumah makan/cafe dan penginapan/perhotelan. Untuk lebih jelasnya sarana penunjang rumah makan/cafe di sekitar lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Sarana Rumah Makan / Cafe di Sekitar Lokasi Penelitian

No. Nama Pemilik Alamat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 R.M. Ade R.M. Surya Minang R.M. Restu Bundo R.M. Sari Rezeki R.M. Sederhana R.M. M. Sattim Café Negri Nikmat Cafe Resto Rambi Café Terapung Syaiful Azmi Ismail Rusman Mukhorib Masiah Saswati. MS Prahasbudi Anwari Acit Jln. Keramat Sambas Jln. Keramat Sambas Jln. Keramat Sambas Jln. G. Hamzah Sambas Jln. G. Hamzah Sambas Jln. G. Hamzah Sambas Jln. G. Hamzah Sambas Jln. Terigas

Komp. Pasar Sekura Sumber : Dinas Komunikasi, Budaya dan Pariwisata Kab. Sambas, 2008

Sedangkan sarana penginapan/perhotelan di sekitar lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Sarana Penginapan/Perhotelan di Sekitar Lokasi Penelitian

No. Nama Pemilik Alamat

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Hotel Tj. Perak Losmen SARI Penginapan 99

Penginapan Hidup Baru Penginapan Omega Hotel Parades I Hotel Parades II Hotel Wella Hotel Pantura Hotel Fortuna

Hotel Simpang Tiga Permai

H. Abd. Azis Usman Haryadi Suud Nadi Theber Hadiady. T. Hendri Tan A. Kadir. H. Azis A. Kadir. H. Azis Deni Oscar Beni Pendis Mahrus

Jln. Gusti Hamzah Sambas Jln. Gusti Hamzah Sambas Jln. Gusti Hamzah Sambas Jln. Gusti Hamzah Sambas Jln. Gusti Hamzah Sambas Jln. Gusti Hamzah Sambas Jln. Stasiun Sambas Jln. Stasiun Sambas Jln. Terigas Sambas Komp. Pasar Sekura Jln. Raya Tj. Harapan Sumber : Dinas Komunikasi, Budaya dan Pariwisata Kab. Sambas, 2008

(11)

3.7. Perkembangan Kegiatan

Kegiatan kecamatan terdiri atas kegiatan sosial, ekonomi, dan pemerintahan. Kegiatan sosial dicerminkan dari perkembangan penduduknya secara agregat, dan membawa implikasi berupa kebutuhan pengembangan fasilitas-fasilitas sosial, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, peribadatan, rekreasi, dan sebagainya. Perkembangan kegiatan ekonomi bisa dicerminkan dari perkembangan ketenagakerjaan, atau bisa juga dari produksinya.

Kegiatan ekonomi kecamatan Paloh terdiri atas tiga sektor, yakni :

 Sektor primer berupa pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan.

 Sektor sekunder, berupa kegiatan industri kerajinan/home industry dan aneka industri berskala kecil sampai sedang.

 Sektor tersier, terdiri atas kegiatan perdagangan dan jasa.

Sampai saat ini, sebagian besar tenaga kerja terserap di sektor primer, yaitu sekitar lebih dari 63 %. Distribusi tenaga kerja didominasi oleh sektor pertanian tanaman pangan. Diperkirakan, jumlah tenaga kerja di sektor ini akan semakin berkurang selaras dengan pertumbuhan kecamatan Paloh. Kegiatan industri yang ada saat ini adalah industri kecil/rumahan dengan tenaga kerja untuk tiap unitnya tidak lebih dari lima orang. Salah satu jenis yang cukup potensial adalah industri pembuatan alat-alat tangkap ikan (pukat, jala, bubu, dan lain-lain).

Sementara perkembangan kegiatan tersier di kecamatan Paloh cenderung lamban. Perdagangan regional lebih berorientasi ke kecamatan Teluk Keramat (Sekura) dan kota Sambas sedangkan di kecamatan Paloh hanya berkembang perdagangan kecil eceran skala kecamatan (lokal). Kegiatan perdagangan ini cenderung beraglomerasi di sekitar pusat kegiatan kecamatan, Liku.

3.8. Sarana dan Prasarana

Pada dasarnya, sarana dan prasarana yang ada di kecamatan Paloh seperti transportasi, ketersediaan air bersih, telekomunikasi, listrik, dan sistem drainase saat ini masih belum optimal pelayanannya. Sarana dan prasarana perhubungan darat di kecamatan Paloh seperti jaringan jalan, jembatan, dan kendaraan angkutan masih sangat terbatas. Jaringan jalan aspal yang menghubungkan kota Sambas - kecamatan Teluk Keramat - kecamatan Paloh hanya sampai pada pusat

(12)

kecamatan (Liku), sedangkan jalan yang menghubungkan Liku sampai dengan desa Temajuk masih berupa jalan setapak dan bibir pantai. Sehingga pada saat pasang air laut (musim kandas) desa ini tidak bisa dilalui dengan kendaraan roda dua.

Ketersediaan air bersih yang dikelola PDAM kabupaten Sambas umumnya telah dirasakan oleh masyarakat di tujuh desa kecuali masyarakat di desa Temajuk. Umumnya masyarakat di desa Temajuk menampung air hujan untuk berbagai keperluan di bak-bak penampungan, sebagian lagi menggunakan sumber mata air alam yang bersumber dari perbukitan atau pegunungan yang ada di sekitar wilayah tersebut. Sementara untuk jaringan telekomunikasi dan listrik sebagian besar desa telah dapat memanfaatkannya. Tercatat 7 dari 8 desa yang ada di kecamatan Paloh telah dapat merasakan pelayanan telekomunikasi dan listrik, satu-satunya desa yang belum dialiri oleh jaringan telekomunikasi dan listrik adalah desa Temajuk.

Gambar

Tabel 1.  Luas Wilayah Desa di Kecamatan Paloh
Tabel 7.  Sarana Rumah Makan / Cafe di Sekitar Lokasi Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Spesifikasi kebutuhan perangkat lunak pada tahap ini perlu untuk didokumentasikan dengan menganalisa semua kebutuhan yang dibutuhkan termasuk dokumen dan interface

Bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1997 tentang Retribusi Daerah, sebagai pelaksanaan Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan

Volume Cadangan Eskpirasi adalah jumlah udara yang masih dapat dikeluarkan dengan ekspirasi kuat pada akhir ekspirasi normal, pada keadaan normal besarnya ±

Penyimpanan pada suhu 28 o C selama 28 hari menyebabkan aktivitas antibakteri bakteriosin dari BAL pada sampel A turun secara signifikan terhadap bakteri S. coli

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa pengenalan pola adalah suatu proses untuk mengenali sebuah obyek dengan berbagai metode, dan dalam proses pengenalannya harus memiliki tingkat

Penelitian ini menguji pengaruh dukungan sosial terhadap hubungan antara komunikasi organisasi dan stres kerja. Di samping mengurangi stres kerja, adanya dukungan sosial

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rekrutmen, seleksi, dan penempatan tenaga kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja karyawan pada PT Bank Papua Jayapura,

Indonesian Resource Grammar (INDRA) (Moeljadi et al. 2015) adalah tata bahasa komputasional bahasa Indonesia baku 8 pertama yang dikembangkan di dalam kerangka teori HPSG dan MRS