• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG PLAMBING. Tukang Plambing Melakukan Pengujian Dan Komisioning INA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG PLAMBING. Tukang Plambing Melakukan Pengujian Dan Komisioning INA"

Copied!
42
0
0

Teks penuh

(1)

BIDANG KONSTRUKSI SUB BIDANG PLAMBING

Tukang Plambing

Melakukan Pengujian Dan Komisioning

INA. 5230.2.22.06.07

(2)

DAFTAR ISI

HALAMAN

BAB I PENGANTAR ... 1

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 1

1.2. Penjelasan Modul ... 1

1.2.1 Desain Modul ... 2

1.2.2 Isi Modul ... 2

1.2.3 Pelaksanaan Modul ... 3

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (CRCC) ... 3

1.4. Pengertian-Pengertian Istilah ... 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 5

2.1. Peta Paket Pelatihan ... 5

2.2. Pengertian Unit Standar ... 6

2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 6

2.3.1. Kode Unit ... 7

2.3.2. Judul Unit ... 7

2.3.3. Deskripsi Unit ... 7

2.3.4. Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ... 7

2.3.5. Batasan Variabel ... 8

2.3.6. Panduan Penilaian ... 9

2.3.7. Kompetensi Kunci ... 10

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 11

3.1. Strategi Pelatihan ... 11

3.2. Metode Pelatihan ... 12

BAB IV BAHAN MATERI UNIT KOMPETENSI ... 13

4.1. Tujuan Instruksional Umum ... 13

(3)

4.3.1. Difinisi. ... 13

4.3.2. Sarana Dan Prasarana Pelatihan ... 13

4.3.3. Peralatan utama pelatihan ... 14

4.3.4. Peralatan bantu pelatihan ... 14

4.3.5. Perangkat lunak pelatihan ... 14

4.4. Menyiapkan perlengkapan pengujian. ... 14

4.4.1. Perintah kerja diperoleh. ... 14

4.4.2. Perlengkapan pengujian diperiksa ... 14

4.4.3. Laporan diberikan keatasan... 16

4.5. Melakukan uji tekanan air bersih. ... 17

4.5.1 Perintah kerja diperoleh. ... 17

4.5.2 Formulir pengujian disiapkan ... 18

4.5.3 Perlengkapan pengujian kebocoran diperiksa... 20

4.5.4 Uji tekanan air bersih dilakukan ... 21

4.5.5 Laporan diserahkan ... 22

4.6. Melakukan uji kebocoran pipa air bersih. ... 23

4.6.1 Perintah kerja diperoleh. ... 23

4.6.2 Formulir kebocoran pipa air bersih diperoleh ... 23

4.6.3 Perlengkapan kebocoran diperiksa ... 23

4.6.4 Uji tekanan air bersih dilakukan ... 24

4.6.5 Laporan diserahkan ... 26

4.7. Melaksanakan uji kemiringan pipa air kotoran. ... 26

4.7.1 Perintah kerja diperoleh. ... 26

4.7.2 Lokasi uji kemiringan pipa air kotoran ditemukenali ... 27

4.7.3 Lokasi uji kemiringan pipa air kotoran dilakukan ... 27

4.7.4 Laporan diserahkan ... 28

4.8. Melakukan uji kebocoran pipa air kotoran. ... 29

4.8.1 Perintah kerja diperoleh. ... 29

4.8.2 Lokasi pengujian ditemukenali ... 29

(4)

4.9.1 Perintah kerja diperoleh. ... 31

4.9.2 Daftar perlengkapan pengujian diperoleh ... 32

4.9.3 Perlengkapan pengujian diperiksa ... 32

4.9.4 Kegiatan pengujian diawasi ... 32

4.9.5 Laporan diserahkan ... 32

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 33

5.1. Sumber Daya Manusia ... 33

5.2. Sumber-sumber Perpustakaan ... 34

5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ... 34

(5)

BAB I

PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi

Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?

Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.

Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?

Jika Anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, Anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2 Penjelasan Modul

Modul ini dikonsep agar dapat digunakan pada proses Pelatihan Konvensional/Klasikal dan Pelatihan Individual/Mandiri. Yang dimaksud dengan Pelatihan Konvensional/Klasikal, yaitu pelatihan yang dilakukan dengan melibatkan bantuan seorang pembimbing atau guru seperti proses belajar mengajar sebagaimana biasanya dimana materi hampir sepenuhnya dijelaskan dan disampaikan pelatih/pembimbing yang bersangkutan.

Sedangkan yang dimaksud dengan Pelatihan Mandiri/Individual adalah pelatihan yang dilakukan secara mandiri oleh peserta sendiri berdasarkan materi dan sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang bersangkutan. Pelatihan mandiri cenderung lebih menekankan pada kemauan belajar peserta itu sendiri. Singkatnya pelatihan ini dilaksanakan peserta dengan menambahkan unsur-unsur atau sumber-sumber yang diperlukan baik dengan usahanya sendiri maupun melalui bantuan dari pelatih.

(6)

1.2.1 Desain Modul

Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri:

 Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.

 Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.

1.2.2. Isi Modul

Modul ini terdiri dari 3 bagian, antara lain sebagai berikut:

a. Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

b. Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :

 Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

 Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

 Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja.

c. Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi:

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

 Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

 Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

(7)

 Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.

 Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.

 Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3. Pelaksanaan Modul

Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :

 Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

 Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.

 Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :

 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.

 Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.

 Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

 Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.

 Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3 Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)

 Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency).

Jika Anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, Anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti Anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.

 Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena Anda telah :

a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan keterampilan yang sama atau

b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau

c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama.

(8)

1.4 Pengertian-pengertian Istilah Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

Standardisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap, pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.

Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.

Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

Sertifikasi Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.

(9)

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan

Modul yang sedang Anda pelajari ini adalah untuk mencapai satu unit kompetensi, yang termasuk dalam satu paket pelatihan, yang terdiri atas unit-unit kompetensi berikut :

KELOMPOK KOMPETENSI INTI

No. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

1. INA. 5230.2.22.01 Melakukan persiapan di tempat kerja 2. INA. 5230.2.22.02 Memasang pipa air bersih

3. INA. 5230.2.22.03 Memasang pipa air kotor dan air kotoran 4. INA. 5230.2.22.04 Memasang alat plumbing

5. INA. 5230.2.22.05 Memasang instalasi tangki air

6. INA. 5230.2.22.06 Melakukan pengujian dan komisioning 7. INA. 5230.2.22.07 Memasang pipa cabang

8. INA. 5230.2.22.08 Melakukan pekerjaan pemeliharaan 9. INA. 5230.2.22.09 Melaksanakan pengawasan

(10)

2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi

Apakah Standar Kompetensi ?

Setiap Standar Kompetensi menentukan :

a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.

c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.

Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini ?

Anda akan diajarkan untuk mengoprasikan piranti lunak lembar sebar (spreadsheet) untuk tingkat dasar.

Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan ?

Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Namun diharapkan pelatihan ini dapat dilaksanakan dalam jangka waktu tiga sampai lima hari. Pelatihan ini dijutukan bagi semua user terutama yang tugasnya berkaitan dengan operasional.

Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi?

Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan.

Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan untuk dapat :

 Mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

 Memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

 Menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

(11)

2.3.1. Kode Unit : INA. 5230.2.22.06.07

2.3.2. Judul Unit : Melakukan pengujian dan komisioning

2.3.3. DISKRIPSI UNIT : Unit kompetensi ini mencakup kemampuan, pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan untuk melakukan pengujian dan komisioning

2.3.4. Judul Unit : Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Menyiapkan perlengkapan pengujian

1.1 Perintah kerja diperoleh

1.2 Perlengkapan pengujian diperiksa 1.3 Laporan diberikan keatasan 2. Melakukan uji tekanan air bersih 2.1 Perintah kerja diperoleh

2.2 Formulir pengujian disiapkan

2.3 Perlengkapan pengujian kebocoran diperiksa 2.4 Uji tekanan air bersih dilakukan

2.5 Laporan diserahkan 3. Melakukan uji kebocoran pipa air

bersih

3.1 Perintah kerja diperoleh

3.2 Formulir kebocoran pipa air bersih diperoleh 3.3 Perlengkapan kebocoran diperiksa

3.4 Uji tekanan air bersih dilakukan 3.5 Laporan diserahkan

4. Melaksanakan uji kemiringan pipa air kotoran

4.1 Perintah kerja diperoleh

4.2 Lokasi uji kemiringan pipa air kotoran ditemukenali

4.3 Lokasi uji kemiringan pipa air kotoran dilakukan

4.4 Laporan diserahkan 5. Melakukan uji kebocoran pipa air

kotoran

5.1 Perintah kerja diperoleh 5.2 Lokasi pengujian ditemukenali 5.3 Pengujian dilakukan

5.4 Laporan diserahkan 6. Mengawasi kegiatan pengujian 6.1 Perintah kerja diperoleh

6.2 Daftar perlengkapan pengujian diperoleh 6.3 Perlengkapan pengujian diperiksa 6.4 Kegiatan pengujian diawasi 6.5 Laporan diserahkan

(12)

2.3.5. BATASAN VARIABEL

1. Kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan berkelompok, pada lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada pekerjaan plumbing. Pekerjaan plambing mencakup:(air bersih, air kotoran, air kotor, pipa ven, pipa springkler, pipa hidran dan gas)

2. Tugas dalam melakukan pengujian dan komisioning meliputi : 2.1. Menyiapkan perlengkapan pengujian.

2.2. Melakukan uji tekanan air bersih

2.3. Melakukan uji kebocoran pipa air bersih 2.4. Melaksanakan uji kemiringan pipa air kotoran 2.5. Melakukan uji kebocoran pipa air kotoran 2.6. Mengawasi kegiatan pengujian

3. Dalam pelaksanaan pekerjaan yang terkait dengan unit ini perlu tersedianya peralatan dan sarana antara lain :

3.1. Perangkat dan dokumen gambar instalasi plumbing yang akan dikerjakan

3.2. Dokumen kontrak kerja dengan pihak ketiga 3.3. Lembar SOP/Prosedur kerja yang berlaku 3.4. Peralatan untuk kerja plambing

3.5. Bahan dan perlengkapan plambing

4. Peraturan perundangan dan kebijakan terkait, antara lain:

4.1. UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan dan kesehatan kerja. 4.2. UU No. 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi

4.3. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

4.4. Peraturan Penteri PU No. ... tentang Standar Mutu pekerjaan Plumbing ?

5. Pihak lain yang terkait antara lain: 5.1. Penanggungjawab arsitektur 5.2. Penanggungjawab sipil 5.3. Penanggungjawab mekanikal 5.4. Penangungjawab proyek 5.5. Surveyor

(13)

2.3.6. PANDUAN PENILAIAN

1. Konteks penilaian

1.1. Unit ini dapat dinilai di dalam maupun di luar tempat kerja 1.2. Penilaian harus mencakup peragaan praktek di tempat kerja

1.3. Unit ini harus didukung oleh serangkaian metode untuk menilai pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang ditetapkan dalam Materi Uji Kompetensi (MUK)

2. Kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya atau kaitan dengan kompetensi lain :

2.1. INA.522.0221.XX Membaca gambar kerja dan spesifikasi teknik 2.2. INA.522.0221.XX Menghitung kebutuhan dan menyiapkan peralatan

(tools)

2.3. INA.522.0221.XX. Menghitung kebutuhan bahan

2.4. INA.522.0221.XX Membuat rencana jadual pelaksanaan pekerjaan 2.5. INA.522.0221.XX Mempersiapkan APD dan APK

3. Pengetahuan pendukung yang dibutuhkan: 3.1. Membaca gambar dan simbol.

3.2. Pemahaman spesifikasi teknik.

3.3. Teknis penggunaan peralatan (tools) plambing

4. Keterampilan yang dibutuhkan untuk mendukung kompetensi ini: 4.1. Keterampilan berkomunikasi ditempat kerja

4.2. Keterampilan membaca gambar kerja 4.3. Keterampilan menggunakan alat-alat kerja 5. Aspek penting penilaian

Aspek yang harus diperhatikan :

5.1. Kemampuan membaca gambar dan simbol 5.2. Kemampuan memahami spesifikasi teknik

5.3. Kemampuan mengkoordinasikan pekerjaan dengan surveyor dan tenaga pelaksanaan plambing dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan

(14)

6. Aspek kritis:

Kemampuan dalam menerapkan instruksi pelaksana pekerjaan plambing sesuai dengan waktu pelaksanaan pekerjaan yang tertuang dalam kontrak atau perintah kerja

2.3.7. KOMPETENSI KUNCI

NO. KOMPETENSI KUNCI

TINGKAT KINERJA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.

Mengumpulkan, mengorganisasikan dan menganalisis informasi Mengkomunikasikan ide dan informasi

Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok Menggunakan ide dan teknik matematika

Memecahkan masalah Menggunakan teknologi 1 1 1 1 1 1 2

(15)

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Persiapan/perencanaan

a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.

b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah Anda miliki.

d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.

Permulaan dari proses pembelajaran

a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar.

b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Anda.

Pengamatan terhadap tugas praktik

a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.

Implementasi

a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.

Penilaian

(16)

3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.

(17)

BAB IV

MATERI UNIT KOMPETENSI

4.1. Tujuan Instruksional Umum

 Peserta pelatihan mampu melakukan pengujian dan komisioning

4.2. Tujuan Instruksional Khusus

 Peserta pelatihan mampu Menyiapkan perlengkapan pengujian

 Peserta pelatihan mampu Melakukan uji tekanan air bersih

 Peserta pelatihan mampu Melakukan uji kebocoran pipa air bersih

 Peserta pelatihan mampu Melaksanakan uji kemiringan pipa air kotoran

 Peserta pelatihan mampu Melakukan uji kebocoran pipa air kotoran

 Peserta pelatihan mampu Mengawasi kegiatan pengujian

4.3. Pengetahuan Dasar Pelaksanaan Pekerjaan Plumbing 4.3.1 Difinisi

Yang dimaksud disini dengan pekerjaan plumbing adalah pengadaan dan pemasangan peralatan-peralatan, bahan-bahan utama, bahan-bahan pembantu dan lain- lainnya sesuai dengan gambar rencana dan/atau seperti yang dispesifikasikan disini, sehingga diperoleh instalasi plumbing yang lengkap dan bekerja baik siap untuk dipergunakan yang berkaitan dengan sarana pada sistem dan saluran untuk utilitas air bersih, air limbah dan gas pada bangunan gedung.

4.3.2 Sarana Dan Prasarana Pelatihan:

Pelatihan pelaksanaan pekerjaan plumbing memerlukan sarana dan prasarana:

 Ruang bengkel kerja atau area yang memenuhi persyaratan untuk pekerjaan plumbing yang antara lain:

- Tata cahaya yang mencukupi - Sirkulasi udara yang memadai

(18)

 Ruang bengkel kerja atau area yang memiliki akses untuk keluar masuk, terutama pada saat terjadi keadaan darurat

 Memiliki sarana keselamatan dan kesehatan kerja.

4.3.3 Peralatan utama pelatihan:

- Perangkat dan dokumen gambar instalasi plumbing yang akan dikerjakan

- Dokumen kontrak kerja dengan pihak ketiga - lembar SOP/Prosedur kerja yang berlaku - Peralatan untuk kerja plambing

- Bahan dan perlengkapan plambing

4.3.4 /Peralatan bantu pelatihan: - Tangki Penyediaan Air - Pompa

4.3.5 Perangkat lunak pelatihan: - Lembar kerja

- Tabel-tabel pipa

4.4. Menyiapkan perlengkapan pengujian 4.4.1. Perintah kerja diperoleh.

Sebelum mengadakan testing dan commissioning semua system pekerjaan yang terpasang agar memperoleh system yang baik sesuai dengan syarat undang-undang dan peraturan- peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia, serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja maka terlebih dahulu harus mendapatkan surat perintah kerja dari atasan langsung atau pemberi tugas.

4.4.2. Perlengkapan pengujian diperiksa

Dalam mengadakan testing dan commissioning semua system pekerjaan yang terpasang agar memperoleh system yang baik sesuai dengan syarat undang-undang dan peraturan- peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia. Serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja. Seorang Tukang Plumbing harus melakukan pemeriksaan terhadap perlengkapan pengujian yang akan digunakan sesuai prosedur yang ditentukan seperti :

(19)

1. Pengujian pipa air bersih

a. Setelah semua pipa selesai dipasang, maka perlu diadakan pengujian kebocoran atau seluruh bagian dari instalasi ini, sehingga system dapat berfungsi dengan baik. Sebelum dipasang fixtures-fixtures seluruh sistem distribusi air harus diuji dengan tekanan 6-8 kg/cm. secara terus menerus dengan penurunan maksimal sebesar 5 % dari harga tersebut diatas, sebelum 2 x 24 jam. Kebocoran/kerusakan yang timbul harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya.

b. Pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian dari panjang pipa maximum 100 meter. Biaya pengetesan serta alat-alat yang diperlukan adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor / Kontraktor. c. Pengetesan pipa harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Pengawas

atau direksi Lapangan, selanjutnya apabila telah diterima/memenuhi syarat akan dibuat kan Berita Acaranya.

2. Pengujian pipa-pipa sanitasi.

a. Setelah semua pemipaan selesai dipasang, maka perlu diadakan pengujian kebocoran atau seluruh bagian dari instalasi ini, sehingga sistim dapat berfungsi dengan baik. Seluruh sistem pembuangan air harus mempunyai lubang/lubang yang dapat ditutup (plugged) agar seluruh sistem tersebut dapat diisi dengan air sampai dengan lubang vent tertinggi.Sistem tersebut harus dapat menahan air yang diisikan tersebut diatas, minimum 1 x 24 jam dan penurunan air selama waktu tersebut tidak turun lebih dari 10 cm, atau dengan pengujian hydrostatic sebesar 4 kg/cm untuk pipa cabang dan 6 kg/cm untuk induk terus menerus dengan penurunan maximal sebesar 5 % dari harga tersebut diatas. Kebocoran/kerusakan yang timbul harus diperbaiki oleh Kontraktor tanpa tambahan biaya.

b. Apabila pemilik menginginkan pengujian lain disamping pengujian diatas, Kontraktor harus melakukannya tanpa biaya tambahan.

3. Pembilasan (Flushing). Setelah seluruh pengujian kebocoran telah selesai maka perlu diadakan pembilasan atau seluruh jaringan pipa dengan cara menjalankan sistim distribusi dan mengeluarkann air dari tiap titik air masing-masing selama 5 menit.

(20)

4. Pengujian pemakaian. Setelah pengujian kebocoran dilakukan dan pembilasann selesai, maka semua sistim harus diuji terhadap pemakaian dengan cara menjalankan sistim sekaligus, tanpa mengalami kerusakan atau gangguan. Semua peralatan dan kerusakan yang timbul akibat proses pengetesan dibebankan kepada Kontraktor pekerjaann plumbing.

5. Disinfeksi

a. Kontraktorharus melaksanakan embilasan dan disinfeksi dari seluruh instalasi air sebelum diserahkan kepada pemilik.

b. Disinfeksi dilakukan dengan pemasukan larutan "Chemical” kedalam sistim pipa, dengan cara methoda yang disetujui oleh pemilik.

c. Setelah 1 x 24 jam seluruh sistim pipa tersebut harus dibilas dengann air bersih sehingga kadar chemical menjadi tidak lebih dari 0,2 ppm.Semua katup dalam sistim pipa yang sedangmengalami proses disinfeksi tersebut harus dibuka dan ditutup beberapa kali selama jangka waktu 1 x 24 jam tersebut diatas, penjelasan tersebut dengan memperhatikan design perencana.

4.4.3. Laporan diberikan keatasan.

Setelah selesai memeriksa perlengkapan pengujian air bersih, seorang tukang plambing harus membuat laporan selama pekerjaan dilaksanakan yang berisi uraian singkat mengenai aktivitas yang dilakukan setiap harinya kemudian laporan diserahkan kepada atasannya langsung dengan memberikan gambaran mengenai :

- Kegiatan fisik

- Catatan dan perintah atasan yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis

- Keadaan cuaca

- Pekerjaan tambah / kurang

- Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian diserahkan kepada atasan untuk diketahui

Laporan hasil pemeriksaan yang harus diberikan oleh tukang plambing kepada atasannya langsung adalah mengenai hal-hal:

- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi

(21)

- Daftar peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk peralatan yang sudah dipindahkan dari lapangan

- Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan sesuai dengan item yang tercantum didalam kontrak

Memberikan seluruh cakupan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada atasan sesuai dengan dokumen kontrak. dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

4.5. Melakukan uji tekanan air bersih 4.5.1. Perintah kerja diperoleh

Sebelum melakukan uji tekanan air bersih pada semua system pekerjaan yang terpasang agar memperoleh system yang baik sesuai dengan syarat undang-undang dan peraturan- peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia, serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja maka terlebih dahulu harus mendapat surat perintah kerja dari atasan langsung atau pemberi tugas.

4.5.2. Formulir pengujian disiapkan

Dalam desain bangunan sering dilakukan analisis rembesan dengan menggunakan parameter koefisien kelulusan air untuk menilai tingkat keamanannya terhadap erosi buluh dan tekanan angkat. Parameter koefisien kelulusan air dapat diperoleh dengan berbagai cara. Dalam melakukan uji kelulusan air ini digunakan cara uji kelulusan air dengan tekanan air konstan pada benda uji tanah yang dijenuhkan. Mengingat diperlukannya koefisien kelulusan air dan gradien hidraulik untuk perhitungan rembesan bangunan air, dan bagaimana cara penerapannya, perlu disusun revisi standar berjudul “Cara uji kelulusan air benda uji tanah di laboratorium dengan tekanan tetap”.

Cara uji ini dimaksudkan sebagai pegangan dan acuan dalam uji kelulusan air dengan injeksi air bertekanan konstan pada benda uji tanah tidak terganggu dan pada benda uji tanah terganggu. Tujuannya adalah untuk memperoleh parameter koefisien kelulusan air (k), dan gradien hidraulik, yang akan digunakan untuk keperluan analisis perhitungan rembesan suatu bangunan atau timbunan. Standar ini diharapkan bermanfaat bagi para laboran atau tenaga teknisi yang berhubungan dengan penyelidikan geoteknik, para pendesain bangunan dan pihak-pihak terkait lainnya.

(22)

SELESAI 1. Persiapan dan pemasangan benda uji

a). Cetak benda uji, ukur dan timbang benda uji dan pasang dalam sel benda uji tanah yang dilengkapi dengan batu sarang dan kerikil

b). Pasang penutup sel kiri dan kanan dan sambung selang-selang ke keran tangki air dan buret

c). Alirkan air ke dalam system agar udara berada dalam system yang berisi air.

3. Pelaporan Dengan Formulir Di Lampiran B 2. Pengujian kelulusan air

a). Beri tekanan tetap h1 dan h2, sehingga i < 1 untuk tanah pasiran dan lempung lunak dan I < 5 untuk tanah lempung

b). Lakukan pembacaan dari permulaan waktu pembacaan, interval bacaan, debit aliran (formulir pada lampiran B)

c). Pembacaan dilakukan sampai debit aliran rata-rata mencapai nilai tetap

d). Hitung debit rata-rata dan koefisien kelulusan air

Mulai Uji Kelulusan Air Dengan Tekanan Tetap

Gambar 1. Bagan alir cara uji kelulusan air benda uji tanah di laboratorium dengan tekanan tetap

(23)

Tabel 1. Contoh formulir cara uji kelulusan air dengan tekanan tetap

UJI KELULUSAN AIR DENGAN TEKANAN TETAP

Proyek : Sifat fisik tanah :

Lokasi : Jenis tanah :

Kedalaman : Warna :

: Kadar air w (%) :

Ukuran benda uji : Berat volume

n (gr/cm3) :

Diameter Ø (cm) : Spesifik grav. Gs (-) :

Panjang L (cm) : :

Luas A (cm2) : Tinggi tekanan air :

Volume (cm3) h1 (cm) : h2(cm) Kemiringan hidraulik i = (h1- h2)/L Waktu dari permulaan uji t (menit) Selang Δt (menit) Volume air terukur V (cm3)

Debit air rata-rata q

= Q/t (cm3/menit)

i/ √ t keterangan

Koef.kelulusan air k = q / (Axix60) cm/s Penguji Penyedia Penanggung jawab : : : :

Tabel 2. Contoh hasil uji kelulusan air dengan tekanan tetap

UJI KELULUSAN AIR DENGAN TEKANAN TETAP

Proyek : Bend.Kolhua NTT Sifat fisik tanah :

Lokasi : DH. 8 Jenis tanah : Lengkung

(fat clay)

Kedalaman : 20.00 – 20,50 Warna : Abu - Abu

: Kadar air w (%) : 19,660

Ukuran benda uji : Berat volume

n

(gr/cm3) : 2,063

Diameter Ø (cm) : 10.000 Spesifik grav. Gs (-) : 2,650

Panjang L (cm) : 10.000 :

Luas A (cm2) : 78,540 Tinggi tekanan air :

Volume (cm3) 157,796 h1 (cm) : 110,00 h2(cm) : 10,00 Kemiringan hidraulik i = (h1- h2)/L 10,00 Waktu dari permulaan uji t (menit) Selang Δt (menit) Volume air terukur V (cm3)

Debit air rata-rata q

= Q/t (cm3/menit) i/ √ t keterangan 60 120 180 240 300 360 120 480 540 60 60 60 60 60 60 60 60 60 5.3000 5.0000 4.8000 4.5000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 4.0000 0.0883 0.0883 0.0800 0.0750 0.0717 0.0667 0.0667 0.0667 0.0667 0.1826 0.1291 0.1054 0.0913 0.0816 0.0745 0.0690 0.0645 0.0609 Kondisi aliran tetap q = 0,0667 cm3/s

Koef.kelulusan air k = q / (Axix60) cm/s Penguji Penyedia Penanggung jawab : 1.41x10.6 : Triadi : Carlina : Theo F.N

(24)

Tabel 3. Daftar deviasi teknis dan penjelasannya

No. Materi Sebelum Revisi

1. Judul Metode pengujian laboratorium tentang kelulusan air untuk contoh tanah

Cara uji kelulusan air benda uji tanah di laboratorium dengan tekanan tetap 2. Format Format SNI Tetap

3. Acuan normative Ada ASTM yang terkait dipindah ke bibliografi

4. Istilah dan definisi Sudah ada Perbaikan sedikit pada beberapa penjelasan, disusun menurut abjad 5. - Penjelasan

rumus dan gambar

- Penjelasan cara kerja uji, dan contoh uji

Sudah ada Lengkapi penjelasan rumus dan gambar, serta cara kerja peralatan secara skematis

6. Rumus Sudash ada Lengkapi rumus dengan gambar dan satuan serta perhitungannya

7. Gambar Gambar masih kurang jelas Perbaiki, lengkapi dan perjelas gambar-gambar cara kerja alat, bagan alir cara kerja dan cantumkan sumbernya.

8. Contoh formulir Belum lengkap Penambahan contoh uji/ perhitungan (Lampiran B)

4.5.3. Perlengkapan pengujian kebocoran diperiksa.

Untuk mengadakan pengujian kebocoran pada perlengkapan pipa yang perlu dilakukan persiapan pengujian untuk kalibrasi dan pemeriksaan peralatan, dan pengukuran benda uji sebagai berikut :

1. Persiapan benda uji

a. Uji kadar air (sesuai SNI 1965-1990), berat volume (sesuai SNI 1964-1990), dan analisis butiran (sesuai SNI 1966-1990 dan SNI 03-1967-1990).

b. Cetak benda uji tanah:

1) untuk benda uji tidak terganggu, pasang cincin benda uji pada ujung silinder dan langsung tekan ke dalam tabung contoh;

2) untuk benda uji terganggu, padatkan lapis demi lapis sesuai keperluan dengan alat penumbuk dalam silinder contoh.

c. Ukur panjang dan diameter benda uji (sesuai alat cetakan). d. Catat data dalam formulir isian.

(25)

2. Persiapan Pengujian

a. Isi batu pori atau lapisan sarang di sisi kiri dan kanan benda uji tanah. b. Pasang silinder yang berisi benda uji tanah dan batu pori pada

landasannya, dan kencangkan baut-baut pengunci agar tidak bocor pada waktu pengisian.

c. Pasang pipa-pipa plastik yang menghubungkan sel benda uji dengan keran pengatur tekanan tetap pada cabang silang dan dengan lubang pemasukan air yang terletak di bagian bawah buret.

4.5.4. Uji tekanan air bersih dilakukan

Prosedur pengujian dalam melakukan uji tekanan air bersih, Tukang Plambing adalah :

1. Penjenuhan sistem sebelah kanan benda uji

a. Hilangkan udara dalam sel dan pipa-pipa plastik dengan mengalirkan air bertekanan 20 kPa.

b. Buka keran pengatur tekanan tetap dan sekrup lubang udara sebelah kiri benda uji tanah, untuk penjenuhan sistem sebelah kanan benda uji tanah. c. Buka keran pengatur pemasukan air buret dan sekrup lubang udara

sebelah kanan benda uji tanah, untuk penjenuhan sistem sebelah kanan benda uji tanah.

d. Tutup semua keran dan sekrup lubang udara setelah semua sistem menjadi jenuh air.

2. Pengujian dengan pemberian tekanan tetap

a. Setel pengatur tekanan otomatik agar tidak melampaui kapasitas kompresor, dan sambungkan dengan sumber tenaga listrik untuk menjalankan kompresor.

b. Beri tekanan tetap pada tangki air dengan memutar alat pengatur tekanan, sehingga terbaca tekanan yang diperlukan pada manometer. Besarnya tekanan tetap bergantung pada jenis benda uji tanah dan kondisi lapangan, yaitu:

1) untuk tanah pasir kerikilan antara 0 s.d 50 kPa (gradien hidraulik i < 1) ; 2) untuk tanah lanau/lempung antara 50 kPa s.d 100 kPa (tanah lunak i

(26)

c. Buka keran pengatur tekanan air tetap dan biarkan air mengalir lewat benda uji tanah.

d. Catat debit air terukur dalam buret dalam selang waktu setiap 1 menit s.d 5 menit untuk tanah pasir kerikilan, dan 1 jam s.d 2 jam untuk tanah lanau/lempung. Pengamatan dianggap selesai jika debit air rata-rata yang mengalir lewat benda uji tanah mencapai keadaan tetap.

e. Gambarkan grafik hubungan antara q versus t (debit dengan waktu) atau antara q versus 1/ √t serta cari q pada keadaan tetap.

f. Hitung koefisien kelulusan air dengan persamaan (1) dan (2).

4.5.5. Laporan diserahkan

Setelah selesai melakukan uji tekanan air bersih, seorang tukang plambing harus membuat laporan selama pekerjaan dilaksanakan yang berisi uraian singkat mengenai aktivitas yang dilakukan setiap harinya kemudian laporan diserahkan kepada atasannya langsung dengan memberikan gambaran mengenai :

- Kegiatan fisik

- Catatan dan perintah atasan yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis

- Keadaan cuaca

- Pekerjaan tambah / kurang

- Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian diserahkan kepada atasan untuk diketahui

Laporan hasil pemeriksaan yang harus diberikan oleh tukang plambing kepada atasannya langsung adalah mengenai hal-hal:

- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi

- Hasil pengetesan peralatan

- Daftar peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk peralatan yang sudah dipindahkan dari lapangan

- Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan sesuai dengan item yang tercantum didalam kontrak

Memberikan seluruh cakupan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada atasan sesuai dengan dokumen kontrak. dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

(27)

4.6. Melakukan uji kebocoran pipa air bersih 4.6.1. Perintah kerja diperoleh

Sebelum melakukan uji kebocoran pipa air bersih pada semua system pekerjaan yang terpasang agar memperoleh system yang baik sesuai dengan syarat undang-undang dan peraturan- peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia, serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja maka terlebih dahulu harus mendapat surat perintah kerja dari atasan langsung atau pemberi tugas.

4.6.2. Formulir kebocoran pipa air bersih diperoleh

Dalam melakukan uji kebocoran pipa air bersih, terlebih dahulu seorang tukang plambing harus mendapatkan data-data mengenai kebocoran pipa air bersih dari formulir yang telah diisi.

4.6.3. Perlengkapan kebocoran diperiksa

Kerusakan pada pipa bisa terjadi karena retak atau bocor. Biasanya ini terjadi pada sambungan-sambungan pipa. Bahkan bias dari badan pipa itu sendiri, yaitu terdapatnya cacat material (ada lubang). Kebocoran bisa juga terjadi karena kesalahan pemasangan. Akibat yang ditimbulkan dari kebocoran pipa, air keluar atau merembes keluar atau adanya zat lain yang masuk ke dalam pipa. Kebocoran pipa mengakibatkan tekanan air akan berubah. Perubahan tekanan dapat disebabkan adanya sumbatan akibat endapan atau benda lain. Bahkan perubahan tekanan ini dapat diakibatkan oleh kerusakan pada tangki gelontor pada kloset.

Pipa rusak juga diakibatkan karena adanya penyumbatan. Penyumbatan yang fatal, dan pembersihannya tidak tepat akan merusak pipa. Pipa bisa juga rusak karena adanya pukulan pada badan pipa. Atau pipa diberi beban yang besar sehingga pecah.

Langkah-langkah dalam harus dilakukan dalam pemeriksaan perlengkapan kebocoran pada pipa air bersih adalah :

1. Semua katub (valve), sambungan (joint) sudah terpasang pada trhust blok yang sudah ”matang” alias sudah lebih dari 7 hari

2. Katub (valve), sumbat, harus dalam keadaan tertutup.

3. Sebaiknya pengujian dilakukan perbagian pipa setiap panjang 500 meter (tidak seluruh panjang pipa)

4. Pipa yang akan diuji harus dibilas dengan air bersih, dan kemudian diisi air perlahan-lahan agar tidak meninggalkan udara.

(28)

Setelah semua pemipaan selesai dipasang maka perlu diadakan pengujian kebocoran pipa atas seluruh instalasi sehingga system dapat berfungsi dengan baik, memenuhi persyaratan sebagai berikut :

Tekanan Uji Pengujian Max. Terbilang Waktu a. Instalasi air bersih 8 kg/cm2 24 jam 5% air b. Instalasi pipa sanitasi 2 kg/cm2 2 jam 5% air

Setelah pengujian terhadap kebocoran selesai maka diadakan pengujian terhadap system dengan cara menjalankan system sekaligus selama 4 x 8 jam terus menerus tanpa mengalami kerusakan.

4.6.4. Uji tekanan air bersih dilakukan

Terkait dengan kebocoran pipa, setelah pekerjaan konstruksi pemasangan perpipaan distribusi, harus dilakukan test kebocoran. Jika pemasangan pipa dilakukan di daerah terpencil, kontraktor kerap mengeluh kesulitan dalam hal melakukan test tersebut karena ketiadaan alat (walaupun mungkin kontraktor memang belum pernah melakukan pekerjaan pengetesan kebocoran pipa).

Sebenarnya alatnya mudah dan bisa diadakan sendiri (bagi kontraktor yang memiliki unit alat pengetesan pipa tentu memberi nilai tambah tersendiri). Yang dibutuhkan adalah :

(29)

1. Tangki sesuai kebutuhan, 2 m3 sudah mencukupi, sehingga bisa dibawa-bawa dengan mobil pick-up.

2. Kompressor kecil, biasanya suka digunakan oleh tukang perawatan AC

3. Alat Ukur Tekanan, bisa di beli di toko alat ukur, yang 10 bar (kg/cm2) itu sudah cukup. 4. Kunci inggris, kuci pas, ember, dan juga

penghitung waktu.

Ada dua hal yang harus dilakukan dalam pengujian ini yaitu uji tekanan, dan uji kebocoran itu sendiri, keduanya bisa dilakukan bersamaan atau terpisah. Prinsip dari pengujian ini adalah :

1. Uji tekanan : jaringan pipa dapat menerima tekanan sebesar 1.5 kali besarnya tekanan kerja, atau lebih besar lagi, asal tidak melebihi tekanan yang diijinkan untuk katub/valve, dan dilaksanakan sedikitnya 2 Jam.

2. Uji Kebocoran : seharusnya pipa yang ”lulus” uji ini adalah yang sama sekali

tidak bocor, namun atas pertimbangan pipa baru, air mengisi sela-sela asesoris, dls, maka ditetapkan kriteria kebocoran yaitu : banyaknya air yang ditambahkan ke dalam jaringan perpipaan selama dilakukan test (biasanya dalam satu jam).

Persamaan yang diberikan untuk menentukan berapa besarnya ”kebocoran” yang diijinkan berdasarkan SNI 19-6782-2002 (NSPM PU) adalah : Dalam satuan metric :

2816

P

S D

L

m

Lm : adalah kebocoran yang diizinkan (liter/jam) S : adalah panjang pipa uji (meter)

D : adalah diameter pipa nominal (inci) P : adalah tekanan uji (bar)

(30)

4.6.5. Laporan diserahkan

Setelah selesai melakukan uji kebocoran pipa air bersih, seorang tukang plambing harus membuat laporan selama pekerjaan dilaksanakan yang berisi uraian singkat mengenai aktivitas yang dilakukan setiap harinya kemudian laporan diserahkan kepada atasannya langsung dengan memberikan gambaran mengenai:

- Kegiatan fisik

- Catatan dan perintah atasan yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis

- Keadaan cuaca

- Pekerjaan tambah / kurang

- Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian diserahkan kepada atasan untuk diketahui

Laporan hasil pemeriksaan yang harus diberikan oleh tukang plambing kepada atasannya langsung adalah mengenai hal-hal:

- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi

- Hasil pengetesan peralatan

- Daftar peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk peralatan yang sudah dipindahkan dari lapangan

- Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan sesuai dengan item yang tercantum didalam kontrak

Memberikan seluruh cakupan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada atasan sesuai dengan dokumen kontrak. dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

4.7. Melaksanakan uji kemiringan pipa air kotoran 4.7.1. Perintah kerja diperoleh

Sebelum melaksanakan uji kemiringan pipa air kotoran pada semua system pekerjaan yang terpasang agar memperoleh system yang baik sesuai dengan syarat undang-undang dan peraturan - peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia, serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja maka terlebih dahulu harus mendapat surat perintah kerja dari atasan langsung atau pemberi tugas.

(31)

4.7.2. Lokasi uji kemiringan pipa air kotoran ditemukenali

Dari cara penyaluran airnya, sistem pembuangan air kotor, kotoran, air hujan, dan air bekas dapat ditemukenali lokasi uji kemiringan pipa air kotran, dibedakan dalam 2 jenis yaitu system campuran dan sistem terpisah. Sistem campuran, artinya air bekas dan air kotor dikumpulkan dan bersama-sama dibuang menggunakan satu aliran. Sedangkan sistem terpisah,air dikumpulkan sesuai dengan jenisnya dan dialirkan secara terpisah. Air kotor menuju ke septictank sedangkan air bekas dan air hujan menuju riol lingkungan.

Lokasi uji kemiringan pipa air kotor, bekas, dan kotoran keluar dari perlengkapan saniter menggunakan pipa tegak agar air buangan dapat mudah berjalan/mengalir oleh adanya gravitasi bumi. Beberapa pipa dari perlengkapan saniter tersebut digabungkan menjadi satu pada pipa vertikal utama. Tetapi untuk sampai ke pipa vertikal utama tersebut tentu dihubungkan dengan pipa horizontal.

4.7.3. Lokasi uji kemiringan pipa air kotoran dilakukan

Dalam melakukan pengujian lokasi kemiringan pipa air kotor perlu diperhatikan terhadap konstruksi. Jangan sampai seluruh konstruksi bangunan sudah selesai dikerjakan tetapi pipa belum terpasang. Memasang pipa yang dilakukakan belakangan, akan memperlemah konstruksi bangunan. Untuk itu perlu perencanaan yang baik antara perencanaan plumbing dan pemberian perkuatan pada konstruksi bangunan. Seluruh insatalasi pipa harus sudah terpasang dengan benar sebelum pekerjaan pemasangan lanjutan berlangsung. Misalnya pemasangan instalasi pipa pada kamar mandi harus sudah terpasang sebelum keramik dinding terpasang. Atau juga pemasangan pipa horizontal air hujan harus sudah terpasang sebelum memasang plafon.

Pipa yang menembus pondasi, akan memperlemah pondasi, maka pada bagian yang menembus tersebut harus diperkuat oleh tulangan lain. Agar permukaan pipa tidak langsung bersentuhan dengan lubang pada pondasi maka diberi selubung. Pipa mungkin saja mengalami patah pada titik di mana pipa tersebut bertemu dengan elemen bangunan. Hal ini terjadi akibat mengembang dan menyusutnya pipa karena adanya perubahan temperatur. Untuk itu, lubang tempat pipa tersebut, diberi selubung pipa baja. Selubung pipa dapat diterapkan pada instalasi pipa horizontal dan pipa vertikal.

(32)

Gambar 2. Kemiringan Pipa

4.7.4. Laporan diserahkan

Setelah selesai melaksanakan uji kemiringan pipa air kotoran, seorang tukang plambing harus membuat laporan selama pekerjaan dilaksanakan yang berisi uraian singkat mengenai aktivitas yang dilakukan setiap harinya untuk kemudian laporan diserahkan kepada atasannya langsung dengan memberikan gambaran mengenai :

- Kegiatan fisik

- Catatan dan perintah atasan yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis

- Keadaan cuaca

- Pekerjaan tambah / kurang

- Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian diserahkan kepada atasan untuk diketahui

Laporan hasil pemeriksaan yang harus diberikan oleh tukang plambing kepada atasannya langsung adalah mengenai hal-hal:

(33)

- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi

- Hasil pengetesan peralatan

- Daftar peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk peralatan yang sudah dipindahkan dari lapangan

- Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan sesuai dengan item yang tercantum didalam kontrak

Memberikan seluruh cakupan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada atasan sesuai dengan dokumen kontrak. dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

4.8. Melakukan uji kebocoran pipa air kotoran 4.8.1. Perintah kerja diperoleh

Sebelum melakukan uji kebocoran pipa air kotoran pada semua system pekerjaan yang terpasang agar memperoleh system yang baik sesuai dengan syarat undang-undang dan peraturan - peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia, serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja maka terlebih dahulu harus mendapat surat perintah kerja dari atasan langsung atau pemberi tugas.

4.8.2. Lokasi pengujian ditemukenali

Akibat yang ditimbulkan dari kebocoran pipa air kotoran, air keluar atau merembes keluar atau adanya zat lain yang masuk ke dalam pipa lokasi pengujian perlu ditemukenali. Karena kebocoran pipa air kotoran mengakibatkan tekanan air akan berubah. Perubahan tekanan dapat disebabkan adanya sumbatan akibat endapan atau benda lain. Bahkan perubahan tekanan ini dapat diakibatkan oleh kerusakan pada tangki gelontor pada kloset.

4.8.3. Pengujian dilakukan

Setelah lokasi kebocoran pipa air kotoran ditemukenali pengujian dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pastikan hanya pipa yang rusak saja yang diganti. Bila terjadi kebocoran, harus dipastikan bagian mana yang bocor, bagian pipa atau sambungan. b. Pipa yang bocor dilepaskan dari sambungan, dikeluarkan dari shaft, dan ganti

(34)

c. Pipa yang bocor dapat dihilangkan dengan memotong bagian yang dekat dengan titik bocor.

d. Potong pada ujung pipa yang satu dan ujung lainnya di atas sambungan. Sambung dengan pipa lain yang memiliki diameter sama dengan pipa yang bocor tersebut. Sesuaikan dengan panjang pipa yang diganti.

e. Beri lem khusus pvc pada permukaan dalam dari floksok (penyambung).Tempelkan pipa baru dengan ukuran yang tepat pada kedua ujung pipa yang lama.tentunya menggunakan dua floksok.

Adapun hal-hal yang perlu dilakukan pengujian adalah:

a. Pipa-pipa pembuangan harus diuji sebelum peralatan saniter terpasang dengan menyumbat semua ujung pipa dan menyediakan lubang yang tertinggi untuk peng-isian air.

b. Sistem tersebut harus menahan air yang diisikan minimum selama 120 menit tanpa terjadi penurunan air.

Pengujian yang dilakukan terhadap Tekanan dan Kebocoran meliputi :

a. Pengujian ini dilakukan terhadap seluruh instalasi pipa air bersih dan air kotor. Sistem pengujiannya dilaksanakan melalui dua tahapan :

 Pengujian yang dilakukan per bagian-bagian (partial test)

 Pengujian yang dilakukan terhadap seluruh instalsi pipa.

 Peralatan/fasilitas pengujian ini harus disediakan oleh Pelaksana.

b. Pengujian harus disaksikan oleh direksi atau yang dikuasakan untuk pengujian tersebut serta instansi yang berwenang.

c. Apabila terjadi kegagalan dalam pengujian, tukang plambing harus memperbaiki bagian-bagian yang rusak dan melakukan pengujian ulang kembali.

d. Direksi berhak meminta pengulangan daripada pengujian bila dianggap perlu. e. Semua biaya / fasilitas pengujian atau pengulangan pengujian merupakan

tanggung jawab Pelaksana.

(35)

4.8.4. Laporan diserahkan

Setelah selesai melakukan uji kebocoran pipa air kotoran, seorang tukang plambing harus membuat laporan selama pekerjaan dilaksanakan yang berisi uraian singkat mengenai aktivitas yang dilakukan setiap harinya kemudian laporan diserahkan kepada atasannya langsung dengan memberikan gambaran mengenai:

- Kegiatan fisik

- Catatan dan perintah atasan yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis

- Keadaan cuaca

- Pekerjaan tambah / kurang

- Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian diserahkan kepada atasan untuk diketahui

Laporan hasil pemeriksaan yang harus diberikan oleh tukang plambing kepada atasannya langsung adalah mengenai hal-hal :

- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi

- Hasil pengetesan peralatan

- Daftar peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk peralatan yang sudah dipindahkan dari lapangan

- Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan sesuai dengan item yang tercantum didalam kontrak

Memberikan seluruh cakupan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada atasan sesuai dengan dokumen kontrak. dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

4.9. Mengawasi kegiatan pengujian 4.9.1. Perintah kerja diperoleh

Sebelum mengawasi kegiatan pengujian pada semua system pekerjaan yang terpasang agar memperoleh system yang baik sesuai dengan syarat undang-undang dan peraturan - peraturan yang berlaku saat ini di Indonesia, serta tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan dari Jawatan Keselamatan Kerja maka terlebih dahulu harus mendapat surat perintah kerja dari atasan langsung atau pemberi tugas.

(36)

4.9.2. Daftar perlengkapan pengujian diperoleh

Tukang plambing dalam memulai pekerjaan pengawasan kegiatan pengujian daftar perlengkapan harus diperoleh terlebih dahulu dari atasan langsung yang memimpin proyek.

4.9.3. Perlengkapan pengujian diperiksa

Sebelum melaksanakan pengawasan kegiatan pengujian hasil pekerjaan plambing, tukang terlebih dahulu memeriksa perlengkapan yang diperlukan.

4.9.4. Kegiatan pengujian diawasi

Dalam melaksanakan pengawasan kegiatan pengujian hasil pekerjaan instalasi plumbing pada sanitary harus dilaksanakan sesuai gambar dan spesifikasi teknisnya, dan memenuhi semua persyaratan yang telah ditentukan dalam gambar standart pemasangan unit. Dan atau berdasarkan ketentuan pemasangan unit dari manufacture dengan sepengetahuan Pengawas.

4.9.5. Laporan diserahkan

Setelah selesai mengawasi kegiatan pengujian, seorang tukang plambing harus membuat laporan selama pekerjaan dilaksanakan yang berisi uraian singkat mengenai aktivitas yang dilakukan setiap harinya kemudian laporan diserahkan kepada atasannya langsung dengan memberikan gambaran mengenai:

- Kegiatan fisik

- Catatan dan perintah atasan yang disampaikan secara lisan maupun secara tertulis

- Keadaan cuaca

- Pekerjaan tambah / kurang

- Laporan mingguan merupakan ringkasan dari laporan harian diserahkan kepada atasan untuk diketahui

Laporan hasil pemeriksaan yang harus diberikan oleh tukang plambing kepada atasannya langsung adalah mengenai hal-hal :

- Hasil pengetesan semua persyaratan operasi instalasi

- Hasil pengetesan peralatan

- Daftar peralatan dan bahan di lapangan yang digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk peralatan yang sudah dipindahkan dari lapangan

- Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus diuraikan sesuai dengan item yang tercantum didalam kontrak

Memberikan seluruh cakupan laporan pelaksanaan pekerjaan kepada atasan sesuai dengan dokumen kontrak. dan memenuhi persyaratan yang ditentukan.

(37)

BAB V

SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN

KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia Pelatih

Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk : a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.

b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar.

c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.

d. Membantu Anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang Anda perlukan untuk belajar Anda.

e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.

f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

Penilai

Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan:

a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan Anda.

b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.

c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.

Teman kerja/sesama peserta pelatihan

Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.

(38)

5.2. Sumber-sumber Perpustakaan

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.

Sumber-sumber tersebut dapat meliputi: 1. Buku referensi dari perusahan 2. Lembar kerja

3. Gambar

4. Contoh tugas kerja

5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.

Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.

Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.

5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan

1. Judul/Nama Pelatihan : Melakukan pengujian dan komisioning 2. Kode Program Pelatihan : INA. 5230.2.22.06.07

NO UNIT

KOMPETENSI KODE UNIT

DAFTAR PERALATAN

DAFTAR

BAHAN KETERANGAN

(39)

DAFTAR PUSTAKA

L.V. Ripka. Plumbing, Installation and Design. An ATP Publication. American Technical Publishers. 1978

Modul Puslatjakons. Penyambungan, Pemasangan.

Azwar Azrul. 1986 "Pengantar Ilmu kesehatan Lingkungan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.

Soemirat Juli. 1994. kesehatan Lingkungan. Gadjah mada University Press. Yogyakarta

Soemarwoto OttQ. 1994. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan . Djambatan Bandung.

Stern C. Arthur, ed 1977. Air Pollution, Vol. IV, Engineering Control of Air Pollution. Academic Press. New York.

- Undang-undang Republik Indonesia no. 4 tahun 1982, Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

- Undang-undang Republik Indonesia no. 23 tahun 1992. Tentang Kesehatan

- Wiadnyana, IGP, dll. 1991. Pedoman Stratiflkasi Puskesman Departemen kesehatan. Pusat Penyaluran Pegawai Jakarta.

- Menteri Negara KLH, UU No. 4 tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup.

- (1993) Peraturan Pemerintah RI No. 51 tahun 1993 tentang AMDAL.

- (1994) Peraturan Pemerintah RI o. 19 tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah

- Bahan berbahaya.

- Carter, L.W. Environ Mental Impact Assessment. New York : Mc. Grow Hill, 1979.

- Soeriaatmadja, R.E. Ilmu lingkungan, Penerbit ITB, Bandung 1981.

- /Fandeli, C. (1992) Analisis mengenai Dampak Lingkungan, Prinsip Dasar dan Pemanfaatannya dalam Pembangunan, Liberty, Yogykarta.

(40)

- Amirah, Sri. Ir. MS. Masalah Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup serta kaitannya dengan perencanaan wilayah, Materi Kursus tata ruang dan perancanaan wilayah di ITS Surabaya, 1995

- Dr. A.L. Slamet Ryadi. Skm, Ecology Ilmu Lingkungan Dasar Dasar dan Pengertiannya, Usaha nasional Surabaya 1981.

- Dr. Azrul Azwar. M.P.H, Pengantar Ilmu kesehatan Lingkungan, Mutiara Sumber Widya, 1986

- Barnes, etal, Water And Wastewater Engineering System, Logman Scientific And Tecnical, 1981.

- Brian Grover, Water Supply and Sanitation Project Preparation Handbook

- Departtemen pekerjan Umum Direktorat jenderal Cipta Karya Direktorat Air bersih, pedoman Teknis penyediaan Air Bersih IfCK Pedesaan, januari 1990.

- Didik Sarudji, MSC, Kesehatan Lingkungan, 1995

- Ir. M. Razif, Diktat Penyediaan Air Bersih , ITS

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

- Ir. Sarwpko, Meng, Diktat Sistem Distribusi Air Minum, ITS

- Soegiharto. Msc. Penyediaan Air Bersih Bagi Masyarakat, Proyek Pengembangan Teknik sanitasi Pusat Pusdiknakes Depker RI

- Hardjoso Prodjopangarso, Prof. Ir., Diktat Kuliah Teknik Penyehatan Al, A2 dari Lab. P4S Fak. Teknik UGM, 1979

- Howard S. Peavy, Donald R. Rowe, George Techobanoglous "Environmental Engir eering", McGraw-Hill, 1985

- J.Glynn Henry & ary W Heinke, "Environmental Science and Engineering", Pren ic^-Hall, Inc, 1989

- R.K. Linsley & Joseph B. Franzini, "Water Resources Engineering 3rd Edition:, Graw-Hill, Inc 1979

- Sugiharto, BSc, MSc, "Dasar-Dasar pengolahan Air Limbah", Penerbit Universitas Indonesia, Ul-Press, 1987

(41)

- Ir. El Kobar, 1995, Drainase, Direktorat Jenderal Perikanan Departemen Pertanian, Jakarta

- Prof. Ir. Hardjoso Prajopangarso, 1997, Drainase, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta

- Direktorar Jenderal Cipta Karya, 1990, Modul TPM 4 Meteri Drainase

- Ir. Sulistyoweni, 1986, Teknik Penyehatan, Universitas Indonesia, Jakarta

- Ir. Suyono Sosrodarsono, 1987, Hidrologi Untuk Pengairan, PT Pradnya Paramitra, Jakarta

- Noerbambang, SM. & Morimura, T. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing Pradnya Paramita. Jakarta 1991

- Soelistyoweni. Diktat Kuliah Teknik Penyehatan. Jurusan Teknik Penyehatan, Fakufta Teknik, Universitas Indonesia, 1996

- Peraturan menteri kesehatan Nomor: 01/BIRHUKMAS/1/1975. Departetemen Kesehatan. Jakarta, 1975

- Pedoman Plambing Indonesia. Direktorat jenderal Cipta Karya, Departei tei Pekerjaan Umum, Jakarta, 1979

- Direktorat Penyehatan Lingkungan Pemukiman, "Modul TPM 2, Materi Persampahah' Program Pelatihan TPM Proyek Peningkatan Pengelolaan Teknis PLP, Direktorat Jendral Cipta Karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1990

- Direktorat Penyehatan Lingkungan Pemukiman, "Perencanan Teknik Pengelolaan Sampah 1 (Tim bulan Kwalitas dan Komposisi, ", Training perencanaan PLP bidang Persampahan Direktorat Jenderal Cipta Karya, Depatemen Pekerjaan Umum, 1990

- Direktorat Penyehatan Lingkungan Pemukiman, "Petunjuk Umum Pembawa Perencanaan Teknis Persampahan,", Laporan, Pusat penelitian Sains dan Teknoogi Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, Direktorat Jenderal Cipta karya, Departemen Pekerjaan Umum, 1987

PENGELOLAAN LINGKUNGAN

- Flintoff, Frank, "Manangement of Solid Wastes in Developing Countries", McGraw-Hill Tchobanoglous, George, "Solid wastes, Engineering Principles and Management Issues, " Mc Graw-Hill

(42)

- Gusniani, Irma, Hazardous Waste Management, Loka Karya Bidang Teknik Sipil Dosen bagi PTS Se Indonesia Angkatan III, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan DIRJEN DIKTI Cisarua : 13-19 Oktober 1996

- Gusniani, Irma, Hazardous Waste management, Pelatihan Pengolahan Dan Pengelolaan Limbah Industri Dalam Rangka Pembangunan Berwawasan Lingkungan, PPST-LPUI & PS Teknik Penyehatan dan Lingkungan FTUI, Jakarta 27 April - 7 Mei 1994

- Henry Glyn, J and Heinke G.W, Environmental Science Engineering, Prentice Hall, USA, 1989

- Masters, Gilbert M, Introduction To Environmental Engineering And Science,

prentice Hall, USA, 1989

- Peraturan Peraerintah Republik Indonesia No. 12 Tahun 1995 tentang perubahan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.19 Tahun 1994 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun, kantor Sekretariat Negara RI, Jakarta, 2 Mei 1995

- Wentz, Charles, Hazardous Waste Management, McGraw-Hill Book Co., New York, NY, 1990

- Wisnu Arya Wardana, Dampak Pencemaran Lingkungan. Penerbit Andi Offset Yogyakarta, 1994

- Perdana Ginting, Ir., Mencegah dan Mengendalikan Pencemaran Industri,

Pustakan Sinar Harapan, Jakarta, Cetakan ketiga, 1995

- Tresna Sastrawijaya, Msc, Pencemaran Lingkungan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta, 1991

- Juli Soemirat Slamet, Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta, 1994

- Daryanto, Drs., Masalah Pencemaran, Penerbit Tarsito, Bandung, 1995

- Srikandi Fardiaz, Polusi Air & Udara, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 1992

- Cristopher E., Nicholas L., Power sarge : Guide to the Coming Energy Revolustion, Worltatch Institute, 1994

- Wisnu Arya Wardana L., Tehnik Analisis Radioaktivitas Lingkungan, Penerbit Andi Offset Yogyakarta, 1994

Gambar

Gambar 1. Bagan alir cara uji kelulusan air benda uji tanah di laboratorium dengan  tekanan tetap
Tabel 1. Contoh formulir cara uji kelulusan air dengan tekanan tetap UJI KELULUSAN AIR DENGAN
Tabel 3. Daftar deviasi teknis dan penjelasannya
Gambar 2. Kemiringan Pipa

Referensi

Dokumen terkait

Orang-orang yang sesat yang memiliki pemahaman tidak sesuai dengan ajaran agama islam yang benar sudah pasti akan menjadi penghuni neraka.. Jangan

Penilai biasanya menggunakan daftar cek analisis elemen sebagai pedoman untuk menentukan kompetensi yang telah dicapai dan akan memberikan umpan balik mengenai unjuk kerja dan

Peserta akan dinilai untuk menentukan apakah telah mencapai kompetensi sesuai dengan standar yang dijelaskan dalam Kriteria Unjuk Kerja.. Pada pelatihan berdasarkan

3. Pencegahan apa yang harus dilakukan agar tidak terulang kembali fraud dalam dana bantuan partai politik kota Jepara?.. Mengetahui skema fraud dalam dana bantuan

graf sikel yakni dalam penemuan teorema pada batas atas yang telah ditentukan, yaitu dimulai dari mengingat dalam mengidentifikasi famili graf, memahami dalam menghitung

Surat Setoran Retribusi Daerah yang dapat disingkat SSRD adalah surat yang oleh wajib retribusi digunakan untuk melakukan pembayaran atau penyetoran retribusi yang

i sini kita akan mengubah variabel dari k!!rdinat parallelepiped ke dalam

01 Untuk mencegah kemungkinan bagi debitur melakukan tindakan terhadap kekayaan debitur sehingga dapat merugikan kepentingan kreditur dalam rangka