• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN COOPERATIVE GI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IX-B SMP NEGERI 3 SANGGAU PENGALAMAN LESSON STUDY PADA KEGIATAN ON GOING TEQIP 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN COOPERATIVE GI DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS IX-B SMP NEGERI 3 SANGGAU PENGALAMAN LESSON STUDY PADA KEGIATAN ON GOING TEQIP 2013"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

227

PENGALAMAN LESSON STUDY PADA KEGIATAN

ON GOING TEQIP 2013

Nining Wijiyanti

SMP Negeri 10 Sanggau Kalimantan Barat

Abstrak: Telah dilakukan kegiatan on going IV berbasis lesson study di SMP Negeri 3 Sanggau. Model pembelajaran cooperative group investigation ( GI ) telah diterapkan dalam kegiatan lesson study program TEQIP ini. Kegiatan lesson study dilakukan melalui tahapan plan, do, dan see. Tahap plan dilakukan pada 23 September 2013 di Pontianak pada saat kegiatan pelatihan. Tahap do dan see dilakukan pada 7 Oktober 2013 di kelas IXB SMP Negeri 3 Sanggau. Materi yang diajarkan pada saat lesson study adalah ukuran pemusatan data ( mean dan median). Berdasarkan hasil refleksi terlihat bahwa siswa yang kelasnya digunakan untuk lesson study menunjukkan semangat dan antusias belajar yang tinggi. Melalui lesson study dapat dikembangkan pembelajaran yang inovatif, kreatif, dan menyenangkan yang membentuk karakter siswa belajar aktif dan mandiri.

Kata Kunci: lesson study, cooperative GI Salah satu faktor yang menentukan keber-hasilan suatu negara agar menjadi negara yang maju dan mampu mengatasi permasa-lahan yang timbul adalah kualitas berpikir masyarakat. Kualitas berberfikir tersebut hanya dapat ditingkatkan melalui pendidi-kan. Sampai saat ini pembangunan pendi-dikan nasional belum mencapai hasil sesuai yang diharapkan terutama terkait dengan masalah pemerataan akses dan kualitas pendidikan. Salah satu cara meningkatkan kualitas pendidikan adalah peningkatan kualitas guru, karena guru memiliki peranan sentral dalam proses pembelajaran di sekolah. Guru sebagai motivator dan fasilitator siswa untuk dapat belajar efektif dan efisien.

Untuk meningkatkan kualitas pen-didikan di Indonesia, Pemerintah Indonesia melaksanakan berbagai bentuk pelatihan guru dalam jabatan atau in service training

(INSET). Tujuan umum INSET adalah

membantu guru memperbaiki kualitas mengajar untuk meningkatkan karir

pro-fesionalnya dengan mendorong mereka untuk selalu bekerjasama antar mereka sendiri ( Noor, 2006). Saat ini yang sedang dikembangkan di Indonesia adalah lesson

study.

Kegiatan INSET ini dilaksanakan dalam rangka kerjasama PT Pertamina (Persero) dengan Universitas Negeri Malang ( UM ). Kegiatan ini diberi label TEQIP yang merupakan singkatan dari

Teachers Quality Improvement Program.

TEQIP 2013 memiliki tema Peningkatan Kualitas Guru SD dan SMP Sabang – Merauke melalui Pembelajaran Bermakna Terintegrasi dengan Lesson Study.

Tulisan ini didasarkan pada program TEQIP 2013 saat kegiatan on going berbasis lesson study pembelajaran matematika kelas IX-B di SMP Negeri 3 Sanggau. Sarana dan prasarana SMP Negeri 3 Sanggau kondusif untuk menye-lenggarakan kegiatan lesson study. Ruang kelasnya cukup luas yang telah dilengkapi dengan perangkat LCD proyektor.

(2)

Semen-tara jumlah siswa dalam satu kelas sekitar 27 orang. Lesson study ditujukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan kompetensi guru melalui pengkajian pem-belajaran secara kolaboratif dan berkelan-jutan. Dalam lesson study terdapat tiga tahapan yaitu plan (perencanaan), do

(pelaksanaan), dan see (refleksi).

Dalam kegiatan on going terlihat penerapan suatu pembelajaran akan berpe-ngaruh besar terhadap kemampuan siswa dalam mendidik mereka sendiri. Guru yang sukses bukan sekedar penyaji yang kharismatik dan persuasive (Joice, dkk, 2009). Tetapi guru yang sukses adalah mereka yang melibatkan para siswa dalam tugas-tugas yang sarat muatan kognitif dan social, serta mengajari siswa bagaimana mengerjakan tugas – tugas tersebut secara produktif. Disini siswa bisa menjadi pebelajar efektif. Dikegiatan pembelajaran matematika materi pemusatan data khu-susnya menentukan rata – rata (Mean) dan nilai tengah (median) terlihat adanya :

1. Guru merencanakan tahapan-taha-pan pembelajaran

2. Guru merencanakan interaksi guru-siswa dan siswa-siswa se-hingga terjadi proses belajar yang optimal.

3. Guru merencanakan suatu stimulus sehingga siswa belajar.

4. Melihat perilaku belajar siswa dalam suatu system pengelolaan kelas.

5. Menyiapkan bahan pendukung (LKS, media ).

6. Memperhatikan dampak yang terjadi pada siswa dengan pembe-lajaran tersebut.

Pada saat open class guru model menerapkan pembelajaran cooperative GI. Dimana GI dikembangkan oleh Sharan (1992) ditandai dengan:

1. Pembagian kelompok secara hete-rogen.

2. Guru menjelaskan maksud pembe-lajaran dan tugas kelompok. 3. Guru memberikan tugas yang

ber-beda dalam setiap kelompok. 4. Masing – masing kelompok

mem-bahas materi yang sudah ada secara kooperatif yang bersifat

penemuan.

5. Setelah diskusi selesai, setiap kelompok mempresentasikan ha-silnya.

6. Guru mengulas kembali secara singkat dari hasil diskusi sekaligus memberikan kesimpulan.

7. Guru memberikan evaluasi. 8. Pengumuman pemenang. 9. Penutup.

Cooperative group investigation memungkinkan antara anggota kelompok saling memotivasi dan membantu untuk dapat memecahkan masalah secara bersama-sama dengan perantara diskusi kelompok. Disini siswa memiliki tujuan yang sama melakukan kegiatan yang bersifat penemuan.

Pada proses pembelajaran GI saat on going, siswa diajak menentukan rumus Mean dengan menggunakan meper ( media

permen) dan menentukan Median dengan cinme ( cincin median). Cinme dibuat dari

pita yang dipotong–potong kecil kemudian dibuat lingkaran yang berbentuk seperti cincin. Pada pembelajaran ini siswa dapat mudah memahami materi karena siswa belajar dengan benda konkret. Disini terlihat guru tidak menerapkan pembe-lajaran konvensional yang bisa membuat siswa bosan.

LANGKAH – LANGKAH KEGIATAN

Sebelum melakukan ongoing guru model melakukan persiapan bersama tim yang dimulai dari tahap plan, do,dan see. Plan ( Perencanaan)

Tahap plan dilakukan pada saat pelatihan Diseminasi II di Pontianak

(3)

tepatnya di Hotel Kapuas Palace yang dilaksanakan dari tanggal 23 sampai 28 September 2013. Pada tahap ini guru tim

lesson study merancang pembelajaran.

Tahap plan bertujuan menghasilkan rancangan pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan peserta didik secara efektif serta membangkitkan partisipasi aktif peserta didik dalam pembelajaran. Pada tahap ini guru model dapat berkolaborasi dengan teman untuk ide terkait dengan rancangan pembelajaran yang akan dihasilkan. Rancangan pembelajaran ditulis dalam bentuk RPP disertai dengan LKS dan lampiran yang lain.

Standar Kompetensi yang dipilih adalah melakukan pengolahan dan penyajian data. Kompetensi Dasar yang dipilih adalah menentukan mean, median dan modus data tunggal serta penafsiran-nya. Strategi pembelajaran yang digunakan adalah cooperative Group Investigation (GI) yang bersifat penemuan.

Pada tahap ini disepakati guru model matematika untuk kelas IX adalah ibu Nining Wijiyanti dari SMP N 10 Sanggau dan tempat open class di SMP N 3 Sanggau. Open class dilaksanakan hari senin tanggal 7 oktober 2013. Pada saat Open Class akan didampingi expert dari UM, Trainer yaitu ibu Anita W dari SMP N 1 Sanggau dan Ibu Puryanti dari SMP N 2 Meliau. Sedangkan observer yang dipilih adalah bapak Rahmad dari SMP N 1 Bonti, Ibu Utin dari SMP N 3 Sanggau dan juga perwakilan guru dari sekolah lain yang telah ditunjuk. Disini juga disepakati media yang digunakan adalah permen, cincin median dan slide power point. Do ( Perencanaan )

Open class dilaksanakan pada hari senin tanggal 7 oktober 2013 dengan materi pemusatan data yaitu menentukan mean dan median. Sebelum open class

dilaksanakan guru model telah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan praktik. Diantaranya permen, cinme dan juga telah menyambungkan laptop ke proyektor. Denah tempat duduk sudah dirancang untuk diskusi kelompok. Selain itu siswa juga diberi nomor punggung, untuk memudahkan observer melakukan pengamatan. Disini guru model menerap-kan langkah–langkah pembelajaran coope-rative GI.

Pada awal pembelajaran guru model mengucapkan salam, memperkenal-kan diri, mengecek kehadiran siswa, memusatkan perhatian siswa dengan menyuruh siswa berhitung angka dimulai dari satu. Dimana nantinya siswa yang berada pada selisih angka lima harus menyebutkan Bom. Nah nantinya apabila ada siswa yang salah menyebutkan angka urutannya artinya siswa tersebut tidak berkonsentrasi. Setelah siswa siap mengi-kuti pembelajaran guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada tahap apersepsi guru mengingatkan materi operasi hitung. Selain itu guru juga memberi motivasi misalnya setelah pembelajaran siswa dapat menghitung nilai rata-rata rapot.

Kegiatan do pada tahap kegiatan inti diawali dengan guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 5 atau 6 siswa yang heterogen. Para observer disini bertugas mengamati siswa belajar bukan gurunya yang sedang mengajar. Observer harus melakukan pengamatan secara cermat terhadap setiap langkah aktivitas belajar siswa, sehingga dapat menemukan hal – hal menarik dalam aktivitas belajar, baik bersifat positif (mendukung) atau negative (tidak mendu-kung) proses pembelajaran. Selama pem-belajaran berlangsung, observer tidak boleh mengganggu atau mengintervensi kegiatan pembelajaran. Selanjutnya guru membagikan LKS yang berisi pedoman praktik. Selain itu guru juga membagikan

(4)

media pembelajaran berupa permen untuk menentukan rata – rata dan cinme untuk menentukan median. Langkah selanjutnya siswa melakukan diskusi kelompok untuk menentukan mean dan median dengan menggunakan media yang telah dibagi-kan.Disini guru hanya sebagai fasilitator. Setelah selesai setiap kelompok mempre-sentasikan hasilnya. Guru model member-kan penjelasan secara singkat dari hasil diskusi kemudian bersama – sama siswa membuat kesimpulan. Pada kegiatan akhir guru model melakukan evaluasi dengan memberikan soal secara individu dengan tujuan mengetahui tingkat pemahaman siswa.

See ( Refleksi )

Kegiatan refleksi merupakan bagian yang sangat penting dari lesson

study. Bahkan dapat dikatakan

keberha-silan sebuah kegiatan lesson study dapat dilihat dari hasil refleksinya. Disini dapat dilihat sebuah pembelajaran yang sudah disusun skenarionya, dapat berhasil dilak-sanakan di kelas atau sebaliknya tidak sepenuhnya berhasil.

Kegiatan refleksi dalam lesson

study dilakukan dalam bentuk diskusi.

Diskusi dipimpin oleh seorang moderator dan dilakukan secara interaktif. Kegiatan refleksi terdiri dari moderator, guru model dan observer serta expert sebagai pendam-ping.

Pada tahap ini para observer menyampaikan hasil pengamatannya. Refleksi dilakukan setelah guru model selesai melakukan kegiatan pembelajaran. Refleksi dipimpin oleh moderator yaitu ibu Anita. Berikutnya moderator memberi kesempatan pada guru model untuk menyampaikan perasaannya ketika melak-sanakan proses pembelajaran di kelas IX B SMP N 3 Sanggau. Setelah itu baru mode-rator mempersilakan para observer yang terdiri dari Bapak Rahmad, Ibu Utin, Ibu

Puryanti dan Ibu Herlina untuk menyam-paikan hasil pengamatan terhadap siswa. Setelah para observer selesai menyam-paikan hasil refleksi maka selanjutnya moderator mempersilakan guru model untuk menanggapi hasil refleksi para observer.

Pada tahapan see ini terungkap guru model merasakan suatu kemajuan dalam mengajar dengan strategi coope-rative GI dengan media LCD/ slide power point dan juga media yang berupa benda konkret. Dengan pembelajaran GI terlihat siswa lebih antusias belajar. Siswa belajar aktif, siswa terlihat lebih kreatif & inovatif .Siswa aktif membangun kerjasama untuk menemukan sesuatu.

Sebelum mengakhiri forum diskusi refleksi moderator dapat menyampaikan ringkasan atau penegasan tentang hal – hal penting yang telah didiskusikan. Saat menutup tak lupa menyampaikan ucapan terima kasih pada semua pihak yang telah mendukung.

HASIL

Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi terlihat :

1. Kesiapan belajar

Dari awal siswa sudah siap dalam pembelajaran. Siswa sudah focus terbukti pada saat guru model menge-cek dengan hitungan angka. Menurut observer siswa bersemangat dan antusias menerima pelajaran dari guru model. Apalagi guru model member-kan media yang unik. Pada tahap ini juga sudah terjadi interaksi siswa dengan siswa dan siswa dengan guru.

2. Siswa yang tidak belajar

Menurut observer pada saat siswa lain melakukan presentasi, ada salah satu siswa dari kelompok empat yang bermain- main dengan media yang dia punya. Siswa ini sibuk dengan permen yang dia peroleh.

(5)

3. Upaya guru mengatasi siswa yang tidak belajar

Menurut observer guru model sudah bagus mengatasinya dengan memberi motivasi dan dorongan semangat, selain itu guru model juga langsung menunjuk kelompok empat untuk presentasi sehingga siswa tersebut kembali focus kerjasama dengan kelompoknya.

4. Bagaimana keterlibatan siswa dalam kegiatan penutup

Pada tahap ini terlihat guru dan siswa bersama – sama membuat kesimpulan dari pembelajaran yang dilakukan. Disini siwa sangat aktif sekali.

5. Pengalaman berharga yang diperoleh Open Class dengan menerapkan pem-belajaran Cooperative GI berbasis

lesson study dan menggunakan media

yang unik dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dimana dari evaluasi belajar siswa kelas IXB hasilnya melebihi ketuntasan belajar minimal yang digunakan adalah 65. Hal ini terbukti bahwa strategi dan media pembelajaran sangat menentukan keberhasilan siswa.

PEMBAHASAN

Menurut observer dengan diterap-kannya pembelajaran cooperative GI siswa antusias mengikuti kegiatan pembelajaran. GI memungkinkan antara anggota kelom-pok saling memotivasi dan membantu untuk dapat memecahkan masalah secara bersama- sama dengan perantara diskusi kelompok. Disini siswa memiliki tujuan yang sama melakukan kegiatan yang bersifat penemuan.

Penggunaan media permen, cinme dan LCD mempermudah siswa untuk menguasai materi pelajaran. Setiap kelom-pok dapat menentukan rumus mean / rata – rata dengan cara menggabungkan permen yang diperoleh masing – masing siswa

dalam kelompok kemudian membagi sama rata sesuai banyak siswa. Misalkan ada 4 siswa mendapat pembagian permen dari guru model berturut – turut 2, 3, 3, 4. Apakah adil pembagian tersebut? Bagai-mana agar pembagiannya adil, masing – masing siswa mendapat berapa permen? Ya tentu saja agar adil semua permen milik siswa dikumpulkan menjadi satu, kemu-dian dibagi rata. Masing–masing anak mendapat permen sebanyak: = 3 permen. Di sini tanpa sadar siswa telah melakukan pembelajaran cooperative GI tipe penemuan.

Setiap kelompok juga bisa menen-tukan median melalui cinme. Cinme dibuat dari pita yang dibentuk seperti cincin. Dengan jalan memasukkan cincin yang terbuat dari pita ke mistar cinme. Disini siswa memasukkan jumlah cincin sesuai barisnya. Setelah selesai cari baris tengah pada mistar cinme dengan melihat keseim-bangan baris kanan & baris kirinya. Banyak cincin pada baris tengah inilah mediannya. Misalkan guru model membe-rikan cincin pita kepada siswa berturut – turut 2, 3, 4. Untuk mencari Median syaratnya data harus urut. Karena sudah urut kita tinggal memasukkan cincin keda-lam mistar cinme.Langkah pertama masuk-kan 2 cincin di baris pertama, lalu 3 cincin dibaris kedua lalu 4 cincin dibaris ke 3. Kita lihat baris yang diisi cincin di mistar menunjukkan 3 baris. Jadi baris tengahnya adalah baris ke 2, nah banyak cincin pada baris kedua itulah mediannya yaitu 3. Dalam kegiatan tersebut guru model juga menggunakan LCD sehingga siswa terlihat antusias.

Multimedia komputer yang berupa LCD juga merupakan sarana pembelajaran yang sangat potensial dalam pembelajaran matematika. Dengan adanya multimedia ini, konsep – konsep yang abstrak dapat disajikan dengan visualisasi yang lebih

(6)

konkrit. Dengan animasi akan memotivasi siswa untuk aktif dalam belajar. Siswa tidak akan merasa bosan atau jenuh. Melalui lesson study dapat dikembangkan pembelajaran yang inovatif, kreatif dan menyenangkan yang membentuk karakter siswa belajar aktif dan mandiri.

PENUTUP Kesimpulan

Setelah melakukan kegiatan on going TEQIP 2013 yang berbasis lesson

study dengan penerapan Cooperative GI

pembelajaran matematika materi mean dan median pada siswa kelas IXB di SMP N 3 Sanggau dapat disimpulkan:

1. pembelajaran GI dengan didukung penggunaan media yang unik dapat membuat siswa lebih antusias belajar.

Siswa belajar aktif, siswa terlihat lebih kreatif & inovatif. Siswa aktif membangun kerjasama untuk mene-mukan sesuatu.

2. kualitas guru dan kemampuan guru meningkat.

3. Terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas IX B SMP N 3 Sanggau.

Saran

Beberapa hal yang sebaiknya dilakukan oleh guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran adalah:

1. Perlunya memilih strategi yang tepat dalam pembelajaran.

2. Perlunya memperhatikan beban men-tal siswa dalam pembelajaran.

3. Pentingnya mengoptimalkan penggu-naan media dalam pembelajaran.

DAFTAR RUJUKAN

Ibrohim. 2013. Panduan Pelaksanaan

Lesson Study. Malang: Universitas

Negeri Malang Kerjasama PT Pertamina

Rini Nurhakiki, Susy Kuspambudi & Tri Hapsari Utami. 2013. Media Pembelajaran Matematika SMP.

Malang: Universitas Negeri Malang Kerjasama PT Pertamina

Subanji, dkk. J - TEQIP. Malang: Universitas Negeri Malang Kerjasama PT Pertamina

Subanji. 2103. Pembelajaran Matematika

Kreatif dan Inovatif. Malang: Universitas Negeri Malang Kerjasama PT Pertamina

Wahyu Suswanto, Isnandar, Subanji, Anang Santoso. 2013. Pedoman

Umum TEQIP. Malang: Universitas

Negeri Malang Kerjasama PT Pertamina

Referensi

Dokumen terkait

Melalui analisis tersebut beberapa tujuan yang diharapkan dapat dicapai: (1) untuk mengetahui dampak penerapanan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual atas

Dalam konteks ini, komunikasi yang terjalin antara Pemerintah Pusat yakni Kementrian Dalam Negeri, bersama Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil tidak berjalan dengan baik

Sebagian dari mereka, mesipun ,mereka adalah anak-anak remaja yang tak dapat mmasuk kesukolah,.. tetap saja dapat memahami betapa pendidikan itu tidak adil buat

O’Brien dan Marakas (2009) menjelaskan bahwa bentuk hubungan kerjasama yang terjalin pada internetworking adalah dengan menggunakan sarana teknologi informasi yaitu jaringan

Surakarta.” The writer is interested to discuss the process of English teaching and learning activities, teaching processes of enriching students’ vocabulary

m Tugas mandi ri mampu menjelaskan dan menguraikan secara rinci proses gangguan system pencernaan dan Penyakit pada sistem pencernaan mampu menjelaskan gangguan

From the results of ordinary-light obser- vations on the chromatogram obtained the fol- lowing results: on chromatograms sprayed with spray reagent that was not seen spots

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan pendekatan saintifik berbantuan multimedia dalam pembelajaran