• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM PERCONTOHAN BER UGAQ PAUD (KELOMPOK BERMAIN & TAMAN KANAK-KANAK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM PERCONTOHAN BER UGAQ PAUD (KELOMPOK BERMAIN & TAMAN KANAK-KANAK)"

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM PERCONTOHAN

BER UGAQ PAUD

(KELOMPOK BERMAIN & TAMAN KANAK-KANAK)

Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal

(BPPNFI) Regional VII Mataram

(2)

KATA PENGANTAR

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagaimana yang dinyatakan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (pasal 1 butir 14) adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pengertian tersebut menyiratkan tentang sasaran, proses layanan, lingkup aspek perkembangan, tujuan, serta peran PAUD sebagai dasar bagi pencapaian keberhasilan pendidikan di tahap yang lebih tinggi.

Memahami demikian pentingnya kedudukan PAUD dalam menyiapkan kemampuan dasar anak yang mempengaruhi secara berkelanjutan terhadap kemampuan anak di tahap kehidupan selanjutnya, maka salah satu upaya yang ditempuh oleh Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal mengupayakan peningkatan akses dan mutu layanan PAUD pada jalur nonformal, salah satunya program yang tengah dikembangkan adalah program Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak, bagi anak usia 2 – 6 tahun.

Guna memberikan acuan kepada masyarakat, terutama para pendidik dan pengelola PAUD dalam pengembangan, pembinaan, dan penyelenggaraan program percontohan Berugaq (Kelompok Bermain dan Taman Kanak-Kanak) , maka disusunlah Petunjuk

Pelaksanaan Penyelenggaraan Program Percontohan (Kelompok Bermain dan Taman KanakKanak) ini.

Akhirnya, melalui kesempatan ini kami mohon kepada para pembaca/ pengguna petunjuk teknis ini untuk memberikan koreksi atau saran demi penyempurnaan di masa yang akan datang. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada semua pihak yang telah ikut andil demi tersusunnya petunjuk teknis ini. Semoga petunjuk teknis ini bermanfaat sebagaimana yang diharapkan.

Mataram, Maret 2012 Kepala BPPNFI Regional VII Mataram

Rony Gunarso, M.M.Pd

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar --- ii

Daftar Isi --- iii

Bab I Pendahuluan --- 1

A. Latar Belakang --- 1

B. Dasar --- 1

C. Tujuan ---2

D. Penjelasan Istilah --- 2

Bab II Percontohan Program Berugaq PAUD (Kelompok Bermain & TK) A. Percontohan Program Berugaq PAUD (Kelompok Bermain & TK) 4 B. Komponen Penyelenggaraan Kelompok Bermain --- 8

Bab III Komponen Kelompok Bermain dan TK Berbasis Berugaq A. Peserta Didik --- 14

B. Pendidik dan Tenaga Kependidikan/Pengelola --- 14

C. Sarana dan Prasana --- 15

D. Program Pembelajaran --- 17

E. Proses Pembelajaran --- 18

F. Penilaian --- 20

G. Mitra Kerja --- 20

H. APE (Alat Permainan Edukatif) --- 20

I. Pembiayaan --- 20

Bab IV Pengajuan dan Seleksi Proposal A. Penyusunan Proposal --- 22

B. Mekanisme Pengajuan Proposal --- 22

C. Pengajuan Pendanaan Dana Bantuan Sosial PAUD --- 22

Bab V Evaluasi, Pelaporan dan Pembinaan A. Evaluasi --- 24

B. Pelaporan --- 26

(4)

Bab VI Penutup Lampiran

Lampiran 1 Contoh Laporan Tertulis Hasil Evaluasi Anak --- 30

Lampiran 2 Contoh Format Buku Administrasi Persuratan --- 32

Lampiran 3 Contoh Buku Kas --- 33

Lampiran 4 Contoh Kartu Pembayaran Anak Didik --- 34

Lampiran 5 Contoh Bentuk Perencanaan Anggaran --- 35

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) dapat diselenggarakan melalui nonformal, dan/atau informal (pasal 28 ayat 2). Pendidikan anak usia dini dapat berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. Bentuk lain yang sederajat yang selanjutnya dikategorikan sebagai satuan PAUD sejenis dimaksud untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan layanan PAUD lainnya. Program Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan salah satu program yang bertujuan untuk memberikan layanan pendidikan bagi anak sejak lahir sampai anak berusia 6 tahun, agar mereka kelak memiliki kesiapan memasuki jenjang pendidikan dasar.

Data awal tahun 2009 menunjukan bahwa dari sekitar 29,8 juta anak, yang terlayani pendidikan baru sekitar 15,1 juta anak. Masih rendahnya layanan PAUD tersebut antara lain disebabkan masih rendahnya kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap pentingnya PAUD, serta masih terbatasnya lembaga layanan, keterbatasan sarana tempat belajar bagi anak usia dini yang memberikan layanan bagi anak dibawah 6 tahun, terutama di daerah pedesaan.

Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan partisipasi masyarakat dan angka partisipasi anak yang terlayani PAUD, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam hal ini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal Informal, menyediakan dana dalam bentuk dana bantuan sosial untuk percontohan program PAUD khususnya Taman Kanak-kanak (TK) dan Kelompok Bermain (KB)

UPTD sebagai unit pelaksana teknis Daerah yang memiliki tugas antara lain melaksanakan percontohan program PAUDNI diharapkan dapat melaksanakan percontohan program sebagai bagian dari perluasan akses melalui layanan berugaq PAUD sebagai implementasi dari model yang dikembangkan oleh BPPNFI Regional VII Mataram sebagai wahana pengembangan budaya lokal dan peningkatan mutu layanan di daerah. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu disusun petunjuk teknis Dana Bantuan Sosial percontohan program PAUD di daerah sebagai bentuk dari pelayanan pendidikan terutama bagi masyarakat yang kurang mampu dalam hal pendidikan anak usia dini.

B. Dasar

1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1991, tentang Pendidikan Luar Sekolah. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan. 4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010, tentang Pengelolaan dan

(6)

5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2007, tentang Alokasi, Klasifikasi, Mekanisme Belanja, dan Pertanggungjawaban Anggaran Belanja.

6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2009, tentang Koordinasi dan Pengendalian Program di Lingkungan Departemen Pendidikan Nasional.

7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009, tentang standar pendidikan anak usia dini.

8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 Tahun 2010, tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pendidikan Nasional.

9. Renstra Ditjen PAUDNI Tahun 2010-2015

10. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satker Pusat Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (P2-PNFI) dan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BP-PNFI), Tahun 2012.

C. Tujuan

1. Memberikan acuan bagi UPTD Provinsi/Kabupaten/Kota dalam rangka mengembangkan percontohan program Taman Kanak-Kanak dan Kelompok Bermain guna meningkatkan mutu dan perluasan akses layanan PAUD agar menjangkau sasaran anak yang belum terlayani program PAUD.

2. Menjadi acuan bagi Satuan Kerja di tingkat UPT dalam hal mengidentifikasi, menyeleksi, dan menetapkan lembaga yang akan menerima bantuan percontohan program TK/KB

3. Menjadi acuan dalam memberikan pembinaan terhadap lembaga yang terpilih untuk dapat memberikan layanan percontohan program yang berkualitas kepada sasaran anak usia dini (3-6 tahun) di lingkungan sekitarnya.

D. Penjelasan Istilah

1. Percontohan adalah proses kegiatan mencari, menentukan, dan membuat contoh, prototipe, model, atau patron tentang prosedur atau wujud kerja penyelenggaraan program atau pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini, nonformal, dan Informal. Percontohan dapat bersifat menyeluruh (komprehensif) atau bagian per bagian (parsial) dari keseluruhan kegiatan/komponen penyelenggaraan program atau keseluruhan kegiatan/komponen pembelajaran.

2. Percontohan Program adalah model-model program PAUD terbaik yang merupakan hasil kajian atau penyelenggaraan program terbaik (best practices) sebagai Percontohan Program yang dapat dijadikan rujukan, tempat magang atau praktek bagi pengelola,penyelenggara dan pelaksanaan program PAUD dalam rangka meningkatkan produktivitas, efektivitas dan efisiensi pelaksanaan program.

3. Bantuan Langsung Percontohan Program TK dan KB merupakan dana bantuan yang diberikan kepada lembaga PAUDNI terutama UPTD BPKB/SKB yang dinilai layak dan memiliki potensi untuk membuat percontohan program TK atau KB yang kreatif dan inovatif, serta sesuai dengan kondisi daerah dalam rangka meningkatkan mutu

(7)

4. Lembaga Mitra PAUD adalah Perguruan Tinggi, PKBM, HIMPAUDI Kabupaten/Kota dan Kecamatan, Organisasi Wanita, Organisasi Keagamaan, Orsosmas dan lembaga/ organisasi mitra lain yang terkait dalam pembinaan PAUD untuk menyelenggarakan PAUD di daerah.

5. Taman Kanak-kanak (TK) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak usia 4 sampai 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

6. Kelompok Bermain (KB) adalah suatu upaya memberikan layanan pendidikan bagi anak usia 2-6 tahun, untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan anak sekaligus program kesejahteraan anak.(dengan prioritas anak usia dua sampai usia enam tahun).

(8)

BAB II

PERCONTOHAN PROGRAM BERUGAQ PAUD KELOMPOK BERMAIN DAN TK

Percontohan, pengertian percontohan dalam panduan ini dibatasi pada suatu

kegiatan/program yang mempunyai keunggulan dalam pelaksanaannya, dan menghasilkan suatu dampak positif terhadap sasaran pelaksanaan program tersebut. Keunggulannya dapat dilihat dari adanya pola atau strategi yang kreatif dan inovatif, yang dipergunakan oleh pelaksana program untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan adanya keunggulan tersebut, maka program itu bisa/memungkinkan untuk dijadikan sebuah role mode (contoh ideal), bagi pelaksanaan program sejenis. Dengan kata lain, Percontohan Program dapat dijadikan sebagai sebuah acuan yang dapat direflikasikan pelaksanaannya, di luar lokasi yang menjadi daerah/ kelompok percontohan.

Berugaq PAUD (Kelompok Bermain dan TK) merupakan salah satu bentuk pendidikan

anak usia dini pada jalur pendidikan nonformal dengan mengutamakan kegiatan bermain sambil belajar. Pendidikan anak usia dini yang diterapkan dalam program Kelompok Bermain yang kegiatannya berlangsung diberugaq.

Berugaq merupakan salah satu bangunan pendukung dalam tata ruang bangunan tradisional Sasak. Berugaq ini berbentuk segi empat sama sisi (bujur sangkar). Bangunan ini terbuat dari kayu, bambu dan alang-alang sebagai atapnya dengan tidak menggunakan dinding. Berugaq ini biasanya ditempatkan pada depan samping kiri atau kanan bangunan rumah bale jajar atau bale tani. Berugaq/sekepat ini didirikan setelah dibuatkan pondasi terlebih dahulu kemudian didirikan tiangnya berjumlah empat. Lantai berugaq terbuat dari papan kayu dan atau bilah bambu dianyam dengan tali pintal (Peppit) dengan ketinggian 40-50 cm. Di bagian atasnya ada kayu ganda sebagai mirplatnya kemudian diatap dengan alang-alang. Berugaq /sekepat ini tidak akan pernah didapati dalam bentuk atap gudangan akan tetapi ciri khasnya adalah dengan atap jurai.

Fungsi dan kegunaan berugaq/sekepat adalah sebagai tempat menerima tamu. Menurut kebiasaan orang Sasak, tidak semua orang boleh masuk ke rumah, oleh karena itu dibuatlah berugaq/sekepat ini sebagai alternatif tempat untuk menerima tamu. Selain itu, bagi pemilik rumah yang memiliki gadis, berugaq juga digunakan sebagai tempat untuk menerima pemuda yang datang berkunjung. Lebih lanjut berugaq/sekepat ini harus dalam bentuk terbuka, tidak memiliki dinding apalagi penyekat karena siapapun berada ditempat itu akan dapat dilihat dan disaksikan oleh semua orang. Selain itu juga untuk menjaga agar hal-hal yang negatif tidak akan terjadi. Terlebih lagi jika tamu laki-laki datang disaat tuan rumah sedang tidak ada ditempat, maka diberugaqlah tempat duduknya. Menurut beberapa nara sumber menjelaskan bahwa, tiang berugaq/sekepat yang berjumlah empat tersebut, digambarkan beberapa hal yang sangat diperhatikan oleh masyarakat komunitas Sasak dimasa lampau yaitu : Kebenaran yang harus diutamakan; Kepercayaan diri dalam memegang amanah; dalam menyampaikan sesuatu hendaknya berlaku jujur dan polos; dan sebagai orang yang beriman hendaknya

(9)

pandai/cerdas dalam menyikapi masalah (tanggap), atap yang memayungi berugaq/sekepat tersebut, menggambarkan bahwa Tuhan Maha tahu atas segalanya, baik yang tersirat maupun yang tersu rat.

Berugaq juga difungsikan sebagai tempat musyawarah, mengaji keluarga atau masyarakat. Untuk memaksimalkan pemanfaatan budaya – budaya lokal. Berugaq juga difungsikan sebagai sarana belajar PAUD.

A. Prinsip-prinsip Berugaq PAUD (KB & TK) sebagai berikut:

1. Berugaq PAUD sebagai sarana program Kelompok Bermain dan TK adalah

salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia 2 tahun sampai 6 tahun dengan menggunakan sarana berugaq sebagai tempat pembelajaran.

2. Berugaq PAUD yaitu pemanfaatan berugaq sebagai icom dalam kegiatan bermain, bersosialisasi, menumbuhkembangkan kreatifitas, imajinasi, dan potensi anak. Berugaq PA UD memudahkan penyelenggaraan sehingga masalah tempat belajar bukan menj adi halangan untuk menyelenggarakan PAUD. Berugaq dalam model ini digunakan sebagai media berkumpul dan bermai n yang terbatas. Bermain yang tertbatas maksudnya adalah kegiatan bermain yang memungkinkan anak untuk duduk. Program berugaq PAUD adalah perluasan akses dan peningkatan mutu pelayanan dengan menggunakan multi metode yang cocok dengan karakteristik anak usia dini sehingga pembelaj aran lebih bervariatif, dapat merangsang motivasi bermain anak dan dapat mengembangkan semua aspek pengembangan dan multi kecerdasan anak usia dini. Program yang dipilih disesuaikan dengan kondisi masing-masing PAUD (SDA, SDM, dana).

3. Pembelajaran di berugaq mengadopsi pendekatan BCCT dengan menggantikan nama sentra menjadi berugaq

Contoh program bermain anak pada berugaq PAUD antara lain:  Berugaq persiapan

 Berugaq alam  Berugaq peran dll

 Berugaq serbaguna adalah pusat semua kegiatan diluar sentra seperti berugaq secretariat, pelayanan kesehatan dan gizi pemberian makanan tambahan juga penyuluhan kesehatan, pertemuan rutin pendidik, orang tua murid bekerja sama dengan instansi terkait.

4. Berorientasi pada kebutuhan anak.

Pada dasarnya setiap anak memiliki kebutuhan dasar yang sama, seperti kebutuhan fisik, rasa aman, dihargai, tidak dibeda-bedakan, bersosialisasi, dan kebutuhan untuk diakui.

5. Sesuai dengan perkembangan anak.

Setiap usia mempunyai tahaf perkembangan yang berbeda, misalnya pada usia 3 tahun tidak sama dengan anak usia 4 tahun . Oleh karena itu pendidik harus memahami tahap perkembangan anak dan menyusun kegiatan sesuai dengan tahapan perkembangan untuk mendukung pencapaian tahap perkembangan yang lebih tinggi.

(10)

6. Kegiatan belajar dilakukan melalui bermain.

Pembelajaran dilakukan dengan cara yang menyenangkan. Melalui bermain anak belajar tentang: konsep-konsep matematika, sains, seni dan kreativitas, bahasa, sosial, dan lain-lain. Selama bermain, anak mendapatkan pengalaman untuk mengembangkan aspek-aspek/nilai-nilai moral, fisik/motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni. Pembentukan kebiasaan yang baik seperti disiplin, sopan santun, dan lainnya dikenalkan melalui cara yang menyenangkan.

7. Anak sebagai pembelajar aktif.

Dalam proses pembelajaran, anak merupakan subjek/pelaku kegiatan dan pendidik merupakan fasilitator. Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar, mempunyai banyak ide, dan tidak bisa berdiam dalam jangka waktu lama. Pendidik juga harus memahami dan tidak memaksakan anak untuk duduk diam tanpa aktifitas yang dilakukannya dalam waktu yang lama. Untuk itu disediakan beberapa berugaq dengan berbagai ragam permainan dan alat bermain dan halaman sekitar berugak untuk permainan yang bersifar fisik.

8. Anak belajar melalui interaksi sosial

Pembelajaran anak melalui interaksi sosial baik dengan orang dewasa maupun dengan teman sebaya yang ada di lingkungannya. Salah satu cara anak belajar adalah dengan cara mengamati, meniru, dan melakukan. Orang dewasa dan teman-teman yang dekat dengan kehidupan anak merupakan obyek yang diamati dan ditiru anak. Melalui cara ini anak belajar cara bersikap, berkomunikasi, berempati, menghargai, atau pengetahuan dan keterampilan lainnya. Pendidik dan orang-orang dewasa di sekitar anak seharusnya peka dan menyadari bahwa dirinya sebagai model yang pantas untuk ditiru anak dalam berucap, bersikap, merespon anak dan orang lain, sehingga dapat membantu anak mengembangkan kemampuan berkomunikasi dan kematangan emosinya.

PAUD Berugaq juga memprogramkanparenting agar apa yang diterima disekolah bisa selaras dengan yang dirumah.

9. Menyediakan lingkungan yang mendukung proses belajar.

Lingkungan merupakan sumber belajar yang sangat bermanfaat bagi anak. Lingkungan berupa lingkungan fisik berupa penataan ruangan (berugaq), penataan alat main, Pendidik seharusnya menata lingkungan yang menarik, menciptakan suasana hubungan yang hangat antar pendidik, antar pendidik dan anak, dan anak dengan anak.

Pendidik juga memfasilitasi anak untuk mendapatkan pengalaman belajar di dalam dan di luar ruangan (berugaq) secara seimbang dengan menggunakan benda-benda yang ada di lingkungan anak. Pendidik juga mengenalkan kebiasaan baik, nilai-nilai agama dan moral di setiap kesempatan selama anak di lembaga dengan cara yang menyenangkan.

10. Menggunakan berbagai sumber dan media belajar yang ada di lingkungan sekitar.

(11)

lingkungan sepanjang tidak berbahaya bagi kesehatan anak. Air, tanah lempung, pasir, batu-batuan, kerang, daun-daunan, ranting, karton, botol-botol bekas, perca kain, baju bekas, sepatu bekas, dan banyak benda lainnya dapat dijadikan sebagai media belajar untuk mengenalkan banyak konsep; matematika, sains, sosial, bahasa, dan seni. Dengan menggunakan bahan dan benda yang di sekitar anak belajar tentang menjaga lingkungan, pelestarian alam, dan lainnya. Sumber belajar juga tidak terbatas pada pendidik, tetapi orang-orang yang ada di sekitarnya. Misalnya anak dapat belajar tentang tugas dan cara kerja petani, peternak, polisi, pak pos, petugas pemadam kebakaran, dan lainnya dengan cara mengunjungi tempat kerja mereka atau mendatangkan mereka ke lembaga PAUD untuk menunjukkan kepada anak bagaimana mereka bekerja.

11. Anak belajar sesuai dengan kondisi sosial budayanya.

PAUD merupakan wahana anak tumbuh dan berkembang sesuai potensi dengan berdasarkan pada sosial budaya yang berlaku di lingkungan. Pendidik seharusnya mengenalkan budaya, kesenian, dolanan anak, baju daerah menjadi bagian dari setting dan pembelajaran baik secara regular maupun melalui kegiatan tertentu.

12. Melibatkan peran serta orangtua yang bekerja sama dengan para pendidik di lembaga PAUD.

Orangtua menjadi sumber informasi mengenai kebiasaan, kegemaran, ketidaksukaan anak, dan lain-lain yang digunakan pendidik dalam penyusunan program pembelajaran. Orangtua juga dilibatkan dalam memberikan keberlangsungan pendidikan anak di rumah. Untuk seharusnya lembaga PAUD memiliki jadwal pertemuan orang tua secara rutin untuk berbagi informasi tentang kebiasaan anak, kemajuan, kesulitan, rencana kegiatan bersama anak dan orang tua, harapan-harapan orang tua untuk perbaikan program, dst. Dengan adanya program orang tua diharapkan stimulasi yang anak dapatkan di lembaga dan di rumah menjadi sejalan dan saling menguatkan.

13. Kerjasama

Mengedepankan komunikasi dan kerjasama dengan berbagai pihak seperti instansi/lembaga terkait, masyarakat, dan perseorangan, agar terjalin sinkronisasi dan terjaminnya dukungan pembelajaran.

14. Kekeluargaan

Dikembangkan dengan semangat kekeluargaan dan menumbuh suburkan sikap saling asah, asih, asah, dan asuh.

B. Komponen Penyelenggaraan Kelompok Bermain

Dalam penyelenggaraan pendidikan pada lembaga kelompok bermain harus memenuhi komponen sebagai berikut :

1. Kurikulum

Kurikulum Kelompok Bermain dan TK mengacu Permen no 58 tahun 2009. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan program pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

(12)

Program pembelajaran adalah susunan kegiatan yang akan dilakukan selama satu tahun pembelajaran. Kegiatan yang harus disusun dan ditetapkan sesuai dengan sistem semester. Ada tiga macam perencanaan kegiatan bermain di Kelompok Bermain, yaitu:

a. Perencanaan Tahunan dan Semester

Beberapa langkah yang harus ditempuh oleh seorang pendidik dalam membuat perencanaan tahunan dan semester:

1) Untuk memulai kegiatan awal tahun ajaran baru, antara lain penyusunan jadwal dan pengadaan fasilitas yang diperlukan demi kelancaran pelaksanaan program kegiatan bermain anak didik.

2) Kegiatan semester antara lain menyiapkan buku program kegiatan mingguan dan harian serta pembelajaran fasilitas-fasilitas keperluan semester.

b. Perencanaan Kegiatan Bermain Mingguan dan Harian

Perencanaan satuan kegiatan mingguan adalah penyusunan persiapan pembelajaran yang akan dilakukan pendidi k dalam satu minggu. Perencanaan satuan kegiatan harian adalah penyusunan persiapan pembelajaran yang akan dilakukan pendidik dalam satu hari untuk meningkatkan kecerdasan holistik anak dengan;

1) Kegiatan mingguan adalah kegiatan yang secara pasti bisa diprogramkan setiap minggu. Misalnya, setiap hari Senin diprogram pemeriksaan kerapian anak didik, hari Sabtu diprogram kegiatan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan bermain yang telah diselenggarakan.

2) Kegiatan harian antara lain kegiatan bermain yang akan diberikan kepada anak didik, termasuk memeriksa kebersihan dan ketertiban ruang bermain anak didik.

Kegiatan bermain mingguan dan harian disusun berdasarkan perencanaan tahunan dan semester. Hal-hal yang perlu diperhatikan dan ditetapkan meliputi:

1) Tema kegiatan;

2) Kelompok yang akan melakukan kegiatan bermain; 3) Semester dan tahun ajaran;

4) Jumlah waktu;

5) Hari dan tanggal pelaksanaan; 6) Jam pelaksanaan;

7) Tujuan kegiatan bermain;

8) Materi yang akan dimainkan sesuai dengan tema; 9) Bentuk kegiatan bermain;

10) Setting lingkungan berugaq;

11) Bahan dan alat yang diperlukan dalam bermain; 12) Evaluasi perkembangan anak.

(13)

c. Perencanaan Persiapan Kegiatan bermain

1) Perencanaan persiapan kegiatan bermain adalah segala sesuatu yang diperlukan sebelum melaksanakan proses kegiatan bermain.

2) Tujuan penyusunan persiapan jenis permainan adalah:

a) Agar anak mendapatkan kesempatan bermain yang bervariasi dan cukup waktu.

b) Agar anak mendapatkan stimulasi pendidikan yang optimal sehingga semua potensi anak dapat dikembangkan dengan baik.

c) Agar memudahkan pendidik melaksanakan pengawasan dan evaluasi keberhasilan kegiatan bermain dalam mencapai tujuannya.

Ruang Lingkup program pembelajaran di Kelompok Bermain dan TK di berugaq mencakup pengembangan aspek pada bidang pembentukan perilaku dan bidang pengembangan kemampuan dasar melalui kegiatan bermain dan pembiasaan, program pembelajaran dilakukan secara terpadu dengan mengacu pada Permendiknas No 58 Th. 2009 dengan ruang lingkup pengembangan aspek, yang meliputi : (1) nilai-nilai agama dan moral, (2) fisik, (3) kognitif, (4) bahasa, (5) sosial emosional. Program pembelajaran dilakukan dengan menggunakan pendekatan tematik.

2. Peserta Didik

a. Peserta didik Kelompok Bermain, adalah anak usia 3 - 4 tahun. b. Peserta didik TK adalah anak usia >4 - 6 tahun

c. Tiap kelompok bermain minimal terdapat 10 orang peserta didik. d. Peserta didik dikelompokkan berdasarkan pengelompokkan usia.

3. Tenaga Pendidik dan Kependidikan a. Pendidik

Pendidik kelompok bermain minimal memiliki kualifikasi, kompetensi, serta hak dan kewajiban sebagai berikut.

1. Pendidik

Kualifikasi

Minimal SMA/Sederajat, dengan pengalaman pelatihan/magang/kursus PAUD sejenis, diutamakan S1 PAUD/Pendidikan/Psikologi.

Kewajiban

(1) Menjadi teladan bagi pembentukan karakter anak;

(2) Mengembangkan kurikulum ke dalam rencana pembelajaran sesuai dengan tahapan perkembangan anak;

(3) Mengelola kegiatan bermain untuk anak sesuai dengan tahapan perkembangan anak dan minat anak;

(4) Melaksanakan penilaian sesuai dengan kemampuan yang dicapai anak.

(14)

2. Guru Pendamping

Kualifikasi

Minimal SMA/Sederajat, dengan pengalaman pelatihan/magang/kursus PAUD sejenis, diutamakan Diploma Pendidikan.

Kewajiban

(1) Menjadi teladan bagi pembentukan karakter anak; (2) Membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran;

(3) Membantu mengelola kegiatan belajar dan bermain sesuai dengan tahapan perkembangan anak;

(4) Membantu dalam melakukan penilaian tahapan perkembangan anak.

b. Tenaga Kependidikan

Tenaga kependidikan kelompok bermain pada umumnya adalah para pengelola program. Pengelola kelompok bermain minimal memiliki kualifikasi, kompetensi, serta hak dan kewajiban sebagai berikut:

1. Pengelola

o Kualifikasi

Pengelola Kelompok Bermain mempunyai kualifikasi dasar sebagai berikut :

(1) Minimal memiliki kualifikasi pendidikan SMA sederajat diutamakan SI (2) Berpengalaman berorganisasi

(3) Diutamakan yang pernah pelatihan pengelolaan o Kewajiban

(1) Membuat Rencana Anggaran Belanja Lembaga

(2) Mengelola dan mengembangkan lembaga dalam pelayanan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan;

(3) Mengkoordinasikan pendidik dalam melaksanakan tugasnya di lembaga; (4) Mengelola sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga;

(5) Menjalin kerjasama dengan lembaga/instansi lain.

4. Sarana dan Prasarana a. Prinsip

Prinsip yang harus dipenuhi dalam penyediaan/ pengadaan sarana dan prasarana di kelompok bermain antara lain :

(1) Aman, nyaman, terang, dan memenuhi kriteria kesehatan bagi anak; (2) Sesuai dengan tingkat perkembangan anak;

(3) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar, termasuk barang limbah/bekas layak pakai.

(15)

b. Sarana Pembelajaran

Sarana untuk pembelajaran kelompok bermain dapat dibedakan menjadi sarana di dalam ruangan (indoor) / berugaq dan nama lain disesuaikan wilayahnya dan sarana di luar ruangan (outdoor).

1. Sarana di dalam ruangan

Sarana pembelajaran di dalam ruangan / berugaq antara lain terdiri dari: (1) Buku-buku cerita atau dongeng dari berbagai versi dan cerita rakyat

setempat.

(2) APE tradisional maupun APE lainnya sebagai bahan belajar di Sentra. (3) Lemari, rak, keranjang untuk wadah alat main.

(4) Tape Recorder dan/atau VCD Player, beserta kaset dan/atau VCD cerita/lagu.

(5) Papan tulis (white atau black board) serta alat tulisnya. (6) Papan flanel dan perlengkapanannya.

2. Sarana di luar ruangan

Alat permainan di luar ruangan seperti bak air, bak pasir, papan luncur, papan titian, ayunan, panjatan, kuda-kudaan, dll.

Adapun persyaratan alat permainan tersebut sebagai berikut: a) Alat permainan edukatif, buatan guru, anak, dan pabrik

b) Alat-alat mainan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh anak. c) Secara rutin dirawat, dibersihkan dan diganti bila sudah rusak.

d) Aman, tingginya disesuaikan usia, sisi-sisinya tidak ada yang tajam sehingga membahayakan kulit, atau tangan anak dan dapat mendukung perkembangan anak.

e) Kuat, kokoh, tidak mudah patah dan pecah.

c. Prasarana

Prasarana minimal yang terdapat di lembaga kelompok bermain, antara lain :

1) Memiliki tempat untuk kegiatan kelompok bermain (berugaq) atau tempat sejenis.

2) Memiliki ruangan dan beberapa berugaq untuk proses pembelajaran, toilet dilingkungan berugaq, dan ruang lainnya yang relevan dengan kebutuhan kegiatan anak.

5. Pengelolaan

Dalam pengelolaan administrasi kelompok bermain dibagi dalam 3 (tiga) jenis yakni yang mencakup (1) administrasi umum; (2) administrasi keuangan, dan (3) administrasi kegiatan seperti tersebut di bawah ini.

a. Administrasi Umum

Administrasi umum dalam penyelenggaraan Kelompok Bermain, antara lain mencakup:

1) Formulir pendaftaran calon anak didik.

2) Buku induk anak didik, digunakan untuk pencatatan kehadiran anak. 3) Buku absensi anak didik, digunakan untuk pencatatan kehadiran anak.

(16)

4) Buku absensi tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, digunakan untuk pencatatan kehadiran guru dan pengelola.

5) Buku inventaris barang, digunakan untuk pencatatan inventaris barang dan Alat Permainan Edukatif yang dimiliki lembaga yang bersangkutan.

6) Buku tamu, digunakan untuk pencatatan kehadiran tamu atau petugas pembina teknis.

7) Buku notulensi kegiatan rapat kerja/koordinasi guru dan pengelola.

b. Administrasi Keuangan

Administrasi keuangan kelompok bermain, antara lain mencakup: 1) Buku kas

2) Pendokumentasian bukti pengeluaran dan penerimaan uang 3) Kartu pembayaran iuran anak didik

Keberadaan buku administrasi keuangan sangat penting dan harus dimiliki lembaga kelompok bermain, mengingat sangat bermanfaat untuk:

1) Mengatur tentang pemanfaatan dana yang tersedia atau diperoleh dari semua sumber, sehingga dapat dimanfaat-kan secara efektif dan dapat dipertanggung-jawabkan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2) Untuk menyusun rencana pendapatan dan pembelanjaan dalam pengelolaan kelompok bermain selama 1tahun.

3) Untuk mendapat masukan dana dari sumber-sumber keuangan.

c. Administrasi kegiatan

Buku Administrasi kegiatan untuk pengelolaan kelompok bermain, antara lain meliputi:

1) Buku Rencana Program Pembelajaran Tahunan, Bulanan, Mingguan dan Harian.

2) Jadwal Kegiatan Pembelajaran. 3) Buku Laporan Perkembangan Anak.

4) Buku Komunikasi/Penghubung antara Pendidik dan Orangtua. 5) Buku Tata Tertib/Peraturan, Kode Etik Pendidik, Visi Misi lembaga 6) Buku Supervisi, evaluasi dan pelaporan program.

6. Pembiayaan

Pembiayaan meliputi jenis, sumber, dan pemanfaatan, serta pengawasan dan pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan dan pengembangan lembaga Kelompok Bermain yang dikelola secara baik dan transparan. Pembiayaan dalam kelompok bermain mencakup:

1) Biaya investasi, dipergunakan untuk pengadaan s arana prasarana, pengembangan SDM, dan modal kerja tetap.

2) Biaya operasional, digunakan untuk gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta tunjangan yang melekat, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai dan biaya operasional pendidikan tak langsung.

(17)

7. Kemitraan

Untuk meningkatkan layanannya, lembaga KB & TK perlu menjalin kemitraan seperti untuk meningkatkan layanan kesehatan, gizi makanan, dan pengasuhan anak l e m b a g a m e n j a l i n k e m i t r a a n d e n g a n D i n a s k e s e h a t a n , D i n a s kesehatan/PUSKESMAS/Dokter, atau Dinas Sosial.

Selain itu lembaga KB & TK juga penting menjalin kemitraan dengan orang tua melalui Program orang tua/Parenting yang dikembangkan dala m rangka menjembatani kesesuaian pemahaman akan pendidikan yang diberikan di lembaga KB dan TK dengan pola pendidikan anak di rumah.

Pelaksanaan Program Orangtua mengikuti petunjuk teknis yang telah dikeluarkan oleh Direktorat Pembinaan PAUD tahun 2012.

8. Penilaian

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak yang mencakup:

a. Teknik Penilaian

Pengamatan, pencatatan anekdot, laporan orang tua, dan dokumentasi hasil karya anak (portofolio), serta deskripsi profil anak.

b. Lingkup

Mencakup seluruh tingkat pencapaian perkembangan peserta didik

c. Proses

 Dilakukan secara berkala, bermakna, menyeluruh, dan berkelanjutan.

 Pengamatan dilakukan pada saat anak melakukan aktivitas sepanjang hari.  Secara berkala pendidik mengkaji ulang catatan perkembangan anak dan

berbagai informasi lain, termasuk kebutuhan khusus anak yang dikumpulkan dari hasil catatan pengamatan, anekdot, check list, dan portofolio.

 Melakukan komunikasi dengan orang tua tentang perkembangan anak, termasuk kebutuhan khusus anak.

 Dilakukan secara sistematis, terpercaya, dan konsisten.

 Memonitor semua aspek tingkat pencapaian perkembangan anak.  Mengutamakan proses dampak hasil.

(18)

BAB III

KOMPONEN KELOMPOK BERMAIN dan TK BERBASIS BERUGAQ /BALE BENGONG

A. Peserta Didik

Peserta didik dapat dikategorikan sebagai berikut:

1) Peserta didik Kelompok Bermain berbasis Berugaq/Bale Bengong adalah anak usia 3-6 tahun

2) Peserta didik diutamakan dari kalangan ekonomi menengah kebawah 3) Tiap kelompok peserta didik minimal terdapat 10 orang peserta didik 4) Dalam wilayah terpilih, belum ada layanan PAUD (menyesuaikan)

5) Peserta didik diutamakan yang berdomisili di desa dimana Kelompok Bermain Berbasis Berugaq/Bale Bengong diselenggarakan

B. Pendidik dan Tenaga Kependidikan/Pengelola

Pendidik anak usia dini adalah profesional yang bertugas merencanakan, melaksanakan proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan pembimbingan, pengasuhan dan perlindungan anak didik. Pendidik pada Kelompok Bermain Berbasis Berugaq/Bale Bengong terdiri atas guru dan guru pendamping. Tenaga kependidikan atau pengelola bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada Kelompok Bermain. Tenaga kependidikan dalam Kelompok Bermain Berbasis Berugaq/Bale Bengong secara sederhana terdiri dari pengelola dan penyelenggara.

A. Prasyarat Pendidik Kelompok Bermain Berbasis Berugaq/Bale Bengong adalah:  Pendidikan minimal SLTA diutamakan SI

 Diutamakan yang berdomisili di desa lokasi kegiatan  Aktif, kreatif dan inovatif

 Berdedikasi dan mempunyai etos kerja tinggi

 Memiliki sifat penyabar dan kasih sayang terhadap anak.

B. Prasyarat tenaga kependidikan Kelompok Bermain Berbasis Berugaq/Bale Bengong adalah:

Pengelola:

 Pendidikan minimal SLTA

 Diutamakan berdomisili di desa lokasi kegiatan  Memiliki kemampuan menjadi pemimpin

 Sanggup menjalankan tugas dan fungsinya sebagai pengelola  Memahami konsep PAUD

 Aktif, kreatif dan inovatif

(19)

Penyelenggara:

Penyelenggara kelompok bermain berbasis Berugaq/Bale BengongPAUD dapat berasal dari berbagai unsur baik secara individu maupun dari kelembagaan dan pemerintah.

Penyelenggara yang bersifat individu berasal dari unsur seperti: praktisi PAUD, masyarakat, kader PKK dan sejenisnya yang mengatasnamakan pribadi. Sedangkan yang dari kelembagaan adalah membawa nama lembaga baik itu swasta maupun lembaga pemerintah seperti LSM, PKBM, PKK, Darma wanita, SKB, BPKB, BP-PNFI, Dinas Sosial dan lainnya yang memiliki kualifikasi sebagai berikut:

 Memahami konsep PAUD  Pendidikan minimal SLTA

 Sanggup membina dan mendampingi jalannya PAUD secara rutin  Bertanggung jawab atas keberlangsungan program.

 Mampu bekerjasama dengan lembaga lain yang terkait  Mempunyai leadership yang baik

C. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana adalah perlengkapan untuk mendukung penyelenggaraan kegiatan pendidikan, pengasuhan, dan perlindungan. Pengadaan sarana dan prasarana perlu disesuaikan dengan jumlah anak, kondisi sosial, budaya, dan jenis layanan Kelompok Bermain Berbasis Berugaq/Bale Bengong.

1) Prinsip:

a) Aman, nyaman, terang, dan memenuhi kriteria b) Menjamin nilai-nilai kesehatan bagi anak. c) Sesuai dengan tingkat perkembangan anak

d) Memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar, termasuk barang limbah/bekas layak pakai.

2) Persyaratan

a) Kebutuhan jumlah ruang dan luas lahan disesuaikan dengan jenis layanan, jumlah anak dan kelompok usia yang dilayani luas minimal 3 m2 per peserta didik.

b) Minimal memiliki ruangan yang dapat digunakan untuk melakukan aktivitas anak yang terdiri dari ruang dalam dan ruang luar, dan kamar mandi/jamban yang dapat digunakan untuk kebersihan diri dan BAK/BAB (toileting) dengan air bersih yang cukup.

c) Memiliki sarana yang disesuaikan dengan jenis layanan, jumlah anak, dan kelompok usia yang dilayani.

d) Memiliki fasilitas permainan baik di dalam dan di luar ruangan yang dapat mengembangkan berbagai konsep.

(20)

3) Tempat belajar

Sesuai dengan prinsip Kelompok Bermain berbasis Berugaq/Bale Bengong, maka tempat belajar dilaksanakan di Berugaq/Bale Bengong yang sudah tersedia di masyarakat wilayah terkait. Jadi sesuai dengan nilai-nilai dan kebiasaan yang sudah berkembang di masyarakat daerah setempat bahwa di setiap rumah tangga atau lingkungan tertentu tersedia Berugaq/Bale Bengong yang awalnya ditujukan untuk kegiatan tertentu, untuk kali ini dimanfaatkan sebagai tempat belajar bagi Kelompok Bermain.

Adapun kriteria dari Berugaq/Bale Bengong yang dapat dijadikan pembelajaran adalah:

Berugaq/Bale Bengong model sekepat (bentuk bujur sangkar yang jumlah tiangnya empat buah).

Berugaq/bale bengong sekenem (bentuk persegi empat panjang yang jumlah tiangnya enam buah).

Berugaq/bale bengong yang dibutuhkan jumlahnya minimal 3 untuk pusat b e r m a i n d i t a m b a h s a t u l a g i u n t u k b e r u g a q / b a l e b e n g o n g serbaguna/sekretariat. Berugaq/bale bengong serbaguna dianjurkan memilih berugaq/bale bengong sekenem. Apabila di daerah lokasi memiliki sekenem tetapi apabila didaerah lokasi tidak memiliki sekenem bisa menggunakan berugaq/bale bengong sekepat yang paling besar.

 Status kepemilikan milik lembaga bagi yang memiliki lahan luas dan dana mencukupi.

 Milik tetangga sekitar, bagi yang belum memiliki lahan.

Berugaq/bale bengong-berugaq/bale bengong atau bale bengong yang digunakan adalah yang berdekatan satu dengan yang lainnya.

Fisik berugaq/bale bengong/bale bengong dalam kondisi baik  Tidak terlalu tinggi sehingga aman bagi anak

4) Arena bermain

Pusat kegiatan bermain anak adalah di berugaq/bale bengong. Area bermain lainnya adalah halaman rumah, taman, kebun, dan lapangan untuk kegiatan bermain di luar berugaq/bale bengong.

5) Sarana Pendukung Pembelajaran

Sarana untuk pembelajaran kelompok bermain dapat dibedakan menjadi sarana di dalam ruangan (indoor) dan sarana di luar ruangan (outdoor).

a) Sarana di dalam ruangan

Sarana pembelajaran di dalam ruangan antara lain terdiri dari:

(1) Buku-buku cerita atau dongeng dari berbagai versi dan cerita rakyat setempat.

(2) Alat-alat peraga atau bahan main sebagai bahan belajar. (3) Lemari atau rak untuk wadah alat main.

(21)

(4) Tape Recorder dan/atau VCD Player, beserta kaset dan/atau VCD cerita/lagu. (menyesuaikan)

(5) Papan tulis (white atau black board) serta alat tulisnya. (6) Papan flanel dan perlengkapanannya. (menyesuaikan) (7) Panggung boneka dan perangkatnya. (menyesuaikan)

(8) Papan geometris, puzzle, balok, monte untuk dironce. (menyesuaikan) (9) Alat untuk bermain peran makro dan mikro. (menyesuaikan)

(10) Alat permainan edukatif sederhana.

(1 1) Alat permainan untuk mendukung mengenal budaya lokal dan atau tradisional/daerah.

(12) Alat-alat untuk memasak, dan lainnya.

b) Sarana di luar ruangan

Alat permainan di luar ruangan seperti bak air, bak pasir, papan luncur, papan titian, ayunan, panjatan, kuda-kudaan, dll. (menyesuaikan) Adapun persyaratan alat permainan tersebut sebagai berikut:

1) Alat permainan edukatif, buatan guru, anak, dan pabrik. 2) Gampang dibongkar pasang.

3) Jika terdiri dari bagian-bagian kecil, ukurannya aman dan diperbolehkan untuk mainan anak.

4) Alat-alat mainan diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh anak. 5) Secara rutin dirawat, dibersihkan dan diganti bila sudah rusak.

6) Aman, sisi-sisinya tidak ada yang tajam sehingga membahayakan kulit, atau tangan anak.

7) Peralatan pendukung keaksaraan.

8) Kuat, kokoh, tidak mudah patah dan pecah.

9) Alat permainan harus disesuaikan dengan usia anak dan dapat mendukung kegiatan belajar anak yang berbeda-beda dan tahap perkembangan anak yang meliputi perkembangan fisik, intelektual, emosi, aspek sosial dan keagamaan.

D. Program Pembelajaran

Program Kelompok Bermain Berbasis Berugaq/Bale Bengong yaitu pemanfaatan berugaq/bale bengong sebagai idiom dalam kegiatan bermain, bersosialisasi, menumbuhkembangkan kreatifitas, imajinasi, dan potensi anak. Kelompok Bermain Berbasis Berugaq/Bale Bengong memudahkan penyelenggaraan sehingga masalah tempat belajar bukan menjadi halangan untuk menyelenggarakan pendidikan anak usia dini. Berugaq/Bale Bengong dalam proses ini digunakan sebagai media berkumpul dan bermain yang terbatas. Bermain yang terbatas maksudnya adalah kegiatan bermain yang memungkinkan anak untuk duduk.

Program Kelompok Bermain berugaq/bale bengong adalah perluasan akses dan peningkatan mutu pelayanan dengan menggunakan multi metode yang cocok dengan karakteristik anak usia dini sehingga pembelajaran lebih bervariatif, dapat merangsang motivasi bermain anak dan dapat mengembangkan semua aspek pengembangan dan

(22)

multi kecerdasan anak usia dini. Program yang dipilih disesuaikan dengan kondisi masing-masing PAUD (Sumber Daya Alam (SDA), Sumber Daya Manusia (SDM) dan dana).

Contoh program bermain anak pada Kelompok Bermain berugaq/bale bengong antara lain:

Berugaq/bale bengong persiapan Berugaq/bale bengong alam

Berugaq/bale bengong serbaguna sebagai berugaq/bale bengong sekretariat, pelayanan kesehatan dan gizi pemberian makanan tambahan juga penyuluhan kesehatan, pertemuan rutin pendidik, orang tua murid bekerja sama dengan instansi terkait.

 Permainan (outbond, permainan kinestetik, olahraga) dan kegiatan lainnya yang dapat dilakukan di luar berugaq/bale bengong.

 Kegiatan sosial (melatih anak bersosialisasi dengan lingkungan sekitar dengan mengadakan gotong royong untuk membersihkan lingkungan sekitar berugaq/bale bengong.

Dalam program Kelompok Bermain berugaq/bale bengong dibuat program pembinaan bagi pendidik untuk meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan. Jadwal pembinaan dilaksanakan sebelum kegiatan dimulai. Pusat kegiatan di berugaq/bale bengong serbaguna.

 Adanya pendampingan secara terus menerus dari pihak penyelenggara.  Selain kegiatan-kegiatan di atas, Kelompok Bermain berugaq/bale bengong

juga dapat digunakan sebagai alternatif kegiatan PAUD. Alternatif itu antara lain:

1. Berugaq/bale bengong PAUD untuk perluasan akses bagi PAUD rintisan terutama di desa yang belum tersentuh PAUD.

2. Lembaga PAUD yang memiliki lahan luas dapat membuat beberapa buah berugaq/bale bengong, jumlah disesuaikan dengan kemampuan sebagai salah satu tempat bermain anak.

3. Lembaga yang memiliki lahan sempit dan dana terbatas atau tidak memiliki lahan dapat memanfaatkan berugaq/bale bengong yang di miliki oleh masyarakat didesa lokasi dimana PAUD diselenggarakan sebagai pusat bermain dengan memilih berugaq/bale bengong yang berdekatan dengan mengadakan kesepakatan terlebih dahulu dengan pemilik berugaq/bale bengong.

E. Proses Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran berugaq/bale bengong PAUD minimal tiga (3) hari,untuk KB dan lima hari untuk TK dengan alokasi waktu belajar setiap hari selama dua jam pelajaran mulai dari jam 8.00-10.30. Apabila peserta didik lebih dari 20 orang, maka dapat diterapkan sistem penjadwalan atau shif dengan membagi menjadi dua kelompok. Contoh jadwal KB: kelompok pertama masuk pada pukul 08.00-10.00, kelompok kedua masuk kembali pada pukul 10.30-12.30.

(23)

Anak dibagi sesuai kelompok bermain. Jadwal pelaksanaan disesuaikan dengan kelompok bermain.

Contoh penjadwalan kegiatan kelompok:

Hari Kelompok Apel Kelompok Anggur Keterangan

Seni n Berugaq/bale bengong

Persiapan

Berugaq/bale bengong Alam

Rabu Berugaq/bale bengong Alam Berugaq/bale bengong

Persiapan

Jumat Berugaq/bale bengong Serbaguna Kegiatan

tambahan

Keterangan: Penjadwalan ini dapat disesuaikan dengan kondisi dan SDM yang ada. Jadwal pembelajaran dapat disusun tiga kali seminggu yaitu hari Senin, Rabu, Jumat sbb:

 Hari Senin dan Rabu pembelajaran berpusat di masing – masing berugaq/bale bengong.

 Kegiatan tambahan:

Pemberian makanan tambahan satu kali dalam sebulan pada minggu terakhir. Khusus untuk hari Jumat, kegiatan peserta didik lebih diarahkan pada kegiatan keagamaan yang disesuaikan dengan agama yang berkembang pada lokasi kegiatan.

Bulan I Minggu I Outing

Minggu III Parenting

Bulan II Minggu I Outbond

Minggu III Pelayanan kesehatan

Bulan III Minggu I Pengenalan permainan

tradisional Minggu III Bakti sosial

Bulan IV Minggu I Kegiatan keagamaan

Minggu III Outing

Bulan V Minggu I Pelayanan kesehatan

Minggu III Outbond

(24)

F. Penilaian

Dalam pelaksanaan penilaian terhadap proses pendidikan dalam Kelompok Bermain Berugaq/B ale Bengong, yang diperhatikan awalnya adalah:

i. Memilih cara-cara penilaian yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. ii. Melalukan kegiatan penilaian sesuai dengan cara-cara yang telah ditetapkan. iii. Mengolah hasil penilaian.

iv. Menggunakan hasil-hasil penilaian untuk berbagai kepentingan pendidikan. v. Mendokumentasikan hasil-hasil penilaian.

Untuk mengingat, bahwa tujuan utama penilaian adalah untuk mendukung dan mengevaluasi atas kegiatan pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

Dalam kelompok bermain berugaqb/bale bengong pelaksanaan evaluasi dilakukan setiap hari dengan menggunakan teknik observasi, portofolio dan catatan anekdot. Sedangkan hal-hal yang dievaluasi adalah tahapan perkembangan anak baik dari fisik, mapun psikis anak.

G. Mitra kerja

Menjalin kerjasama dengan pihak terkait yang relevan dengan rencana program yang disusun dengan tujuan untuk membantu menyukseskan program.

Instansi yang dapat bekerjasama antara lain :

 Instansi yang relevan dengan peningkatan mutu program adalah BP-PNFI, BPKB, SKB.

 Instansi yang terkait dengan fasilitasi program ; Dinas pendidikan, dinas sosial, Pemda.

 Instansi terkait dengan penyuluhan, pelayanan kesehatan/gizi dan posyandu adalah Dinas kesehatan, ahli gizi, dan ahli tumbuh kembang anak.

H. APE (Alat Permainan Edukatif)

APE yang digunakan adalah APE luar dan dalam. APE dalam disesuaikan dengan masing nama berugaq yang ada. Bagi penyelenggaraan berugaq PAUD yang sifatnya terpencar / berugaq tetangga APE luar secara khusus tidak ada tetapi berupa alat permainan outbond dan permainan dolanan yang diberikan pada saat kegiatan. Tempat penyimpanan APE dikeranjang bermain. Cara pengaturan penyimpanan disesuaikan dengan bentuk, ukuran dan jenis pe

I. Pembiayaan

Standar pembiayaan meliputi jenis dan sumber pembiayaan yang diperlukan dalam penyelenggaraan dan pengembangan lembaga Kelompok Bermain dan TK basis berugaq/bale bengong. Pembiayaan meliputi jenis, sumber, dan pemanfaatan, serta pengawasan dan pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan dan pengembangan lembaga PAUD yang dikelola secara baik dan transparan.

(25)

a. Jenis dan Pemanfaatannya:

1.1 Biaya investasi, dipergunakan untuk pengadaan sarana prasarana, pengembangan SDM, dan modal kerja tetap.

1.2 Biaya operasional, digunakan untuk gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta tunjangan yang melekat, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai dan biaya operasional pendidikan tak langsung.

1.3 Biaya personal, meliputi biaya pendidikan yang dikeluarkan oleh peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaan.

b. Sumber Pembiayaan

Biaya investasi, operasional, dan personal dapat diperoleh dari pemerintah, pemerintah daerah, yayasan, partisipasi masyarakat dan/atau pihak lain yang tidak mengikat. Secara singkat dapat dijabarkan bahwa pembiayaan proses pembelajaran berasal dari pemerintah, swasta atau swadaya.

(26)

BAB IV

KRITERIA KEBERHASILAN

A. Kelembagaan (Legalitas Lembaga)

1. Para pengelola dapat melaksanakan tugas sesuai dengan perannya dan fungsi

2. Menyelengarakan program SPS secara berkesinambungan sesuai kebutuhan belajar anak

3. Mampu menjalin kemitraan dengan minimal 3 lembaga mitra 4. Lokasi menjadi pusat sumber belajar (PSB) lembaga mitra

B. Pembelajaran

Pembelajaran percontohan program SPS, harus memenuhi kriteria standar nasional pendidikan (SNP), yaitu:

1. Standar Isi

a. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program memiliki struktur program dan kurikulum yang mengacu kepada peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tentang standar pendidikan anakl usia dini.

b. Memiliki kalender pendidikan c. Memiliki Rencana pembelajaran

2. Standar Proses

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) disusun berdasarkan kalender pendidikan dan disusun oleh pendidik.

b. Jumlah peserta didik sebanding dengan alat dan perlengkapan yang dimiliki. c. Proses pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan prinsip pembelajaran anak usia

dini

d. Melaksanakan kegiatan parenting

e. Penyelenggara Percontohan Program melaksanakan penilaian proses pembelajaran. f. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program melakukan pengawasan proses

pembelajaran pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

g. Lembaga Penyelenggara Percontohan Program melakukan evaluasi pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

(27)

3. Standar Kompetensi Lulusan (Pencapaian Indikator Perkembangan Anak)

a. Ketercapaian indicator perkembangan anak yang terdiri dari aspek perkembangan moral dan agama, fisik, motorik, kognitif, sosial emosional, bahasa, dan kecakapan hidup.

b. Standar Kompetensi (SK) atau Unit Kompetensi (UK) dan Kompetensi Dasar (KD) tertuang dalam rencana kegiatan bermain

4. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

Percontohan Program TK atau KB diharapkan memiliki pendidik yang memenuhi kualifikasi dan kompetensi sesuai dengan standar yang ditetapkan dalam permendiknas nomor 58 tahun 2009 point III lampiran tentang standar pendidik dan tenaga kependidika, namun jika di lapangan masih sulit dalam mencapai ideal, kriteria dari PTK dapat menyesuaikan.

5. Standar Sarana dan Prasarana

a. Lembaga penyelenggara Percontohan Program memiliki tempat belajar yang layak di dalam maupun luar ruangan.

b. Ruang belajar Percontohan Program dilengkapi alat-alat permainan edukatif yang bersumber lingkungan sekitar atau pabrikan untuk melaksanakan pembelajaran. c. Lembaga Penyelenggara menyediakan sumber belajar lain.

6. Standar Pengelolaan

a. Lembaga penyelenggara Percontohan program mempunyai acuan yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihak terkait meliputi: kurikulum, kalender pendidikan, dan tata tertib.

b. Lembaga penyelenggara Percontohan Program melaporkan hasil pengawasan pengelolaan secara tertulis kepada pimpinan lembaga dan pembina program. c. Pimpinan Lembaga Penyelenggara Percontohan Program memiliki kompetensi

mengelola serta pengetahuan tentang program PAUD.

7. Standar Pembiayaan

a. Pembiayaan yang digunakan meliputi jenis, sumber dan pemanfatan, serta pengawasan dan pertanggungjawaban dalam penyelenggaraan dan pengembangan PAUD.

b. Adanya Penyelenggara Percontohan program memiliki dokumen (pembukuan) penerimaan dan pengeluaran dana.

(28)

c. Prosentase pemanfatan dana sesuai dengan peruntukan pemanfaatan dana program yang diajukan.

8. Standar Penilaian

a. Penyelenggara dan Pendidik Percontohan melakukan penilaian hasil belajar secara periodik (tengah dan akhir program)

b. Adanya penilaian hasil belajar peserta didik yang menggunakan teknik penilaian berupa pengamatan, penugasan, unjuk kerja, pencatatan anekdot, laporan orangtua dan dokumentasi hasil karya anak (portopolio).

c. Penilaian Penyelenggara Percontohan program mengacu kepada PERMENDIKNAS nomor 58 Tahun 2009 standar pendidikan anak usia dini lampiran IV point C tentang standar penilaian

C. Jaringan Kemitraan

Kemitraan adalah kerjasama yang terjalin dalam rangka menjaring atau merekrut,

mengumpulkan instansi, organisasi atau perorangan yang berpotensi untuk melaksanakan suatu kegiatan/program yang berada dalam lingkungan diri guna mencapai tujuan

program kegiatannya.

Keberhasilan Lembaga Program SPS dalam bermitra di tandai dengan beberapa bentuk berikut :

Lembaga/individu Mitra Bentuk Kemitraan IGTKI (Ikatan Guru Taman

Kanak-kanak Indonesia)/ GOPTKI (Gabungan Organisasi Penyelenggara Taman Kanak-Kanak Indonesia), IGRA (Ikatan Guru Rauthatul Athfal),

HIMPAUDI, Forum PAUD  Penyediaan tenaga pendidik

 Fasilitator dan Penyuluhan Kegiatan

 Penyediaan sarana belajar

Pengrajin APE Penyediaan Sarana dan

Prasarana Tempat Magang

(29)

Lembaga/individu Mitra Bentuk Kemitraan Tokoh Masyarakat  Fasilitator dan Penyuluh

Kegiatan  Nara Sumber  Tenaga pendidik  Konsultan Kegiatan  Penyediaan Sarana dan

Prasarana Pendukung Kegiatan

 Penyediaan Modal  Motivator

Pemerintah Desa atau Kecamatan

 Perijinan

 Penyediaan sarana dan Prasarana Kegiatan

 Memberikan Kebijakan yang berhubungan dengan

Kegiatan  Motivator  Pendamping

 Mediator kemitraan

Penilik  Evaluasi kegiatan

 Pembinaan  Fasilitator Dinas Pendidikan (Tingkat

Kota/Kab/Kecamatan)/ SKB

 Penyediaan Bahan Bacaan  Penyediaan Dana Kegiatan  Fasilitator dan Penyuluhan

Kegiatan

 Penyelenggara diklat

PKBM  Penyediaan Sarana dan

Prasarana Kegiatan  Penyelenggara Kegiatan  Penyedia tutor

LSM / Yayasan Pendidikan  Penyediaan Sarana dan Prasarana Kegiatan  Penyelenggara Kegiatan  Penyedia dana

(30)

BAB V

PENGAJUAN DAN SELEKSI PROPOSAL A. Penyusunan Proposal

1. Lembaga yang berminat sebagai penyelenggara percontohan program TK dan KB wajib menyusun proposal pengajuan. Penyusunan proposal dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang program yang akan dilaksanakan, antara lain meliputi; analisis situasi, program aksi, serta tindak lanjutnya. (Sistematika proposal dapat dilihat pada Petunjuk Teknis Pengajuan Dan Seleksi Proposal Percontohan Program PA UDNI yang diterbitkan oleh Ditjen PA UDNI tahun 2012).

2. Proposal disusun dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon penyelenggara program. Kata pengantar ditandatangani oleh ketua lembaga pengusul.

3. Proposal yang diajukan harus mendapat pengesahan/persetujuan dari lembaga Pembina.

B. Mekanisme Pengajuan Proposal

1. Proposal yang telah disusun dan ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon penyelenggara program disampaikan kepada Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota setempat untuk mendapat pengesahan/ persetujuan;

2. Proposal yang telah ditandatangani oleh pimpinan lembaga calon penyelenggara program dan mendapat pengesahan/persetujuan dari Dinas Pendidikan Provinsi/Kabupaten/Kota setempat, selanjutnya dikirim kepada /BP-PNFI di Regional VII mataram untuk diseleksi.

3. Proposal dikirim sebanyak 2 eksemplar, 4. Warna sampul proposal hijau.

5. Jadwal pengiriman proposal terlampir.

C. Pengajuan Bantuan Sosial (Bansos) PAUD

Dana bantuan sosial dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan (memberdayakan) UPTD BPKB/SKB dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai percontohan program dan peningkatan mutu program PAUDNI, khususnya pendidikan anak usia dini di daerah binaannya. Jumlah dana bantuan sosial langsung untuk program PAUD untuk TK & KB adalah sebesar Rp 30.000.000.

1. Hasil Pemanfaatan Dana Bantun Sosial

Hasil pemanfaatan dana bantuan sosial ini adalah :

a. Adanya percontohan program TK atau KB di daerah yang berkarakteristik lokal. b. Adanya peningkatan mutu dan perluasan akses layanan pendidikan anak usia dini di daerah yang belum memiliki layanan penddikan nonformal khususnya pendidikan anak usia dini.

2. Dana bantuan sosial PAUD

Dana bantuan sosial (bansos) PAUD dimanfaatkan untuk meningkatkan kemampuan (memberdayakan) UPTD BPKB/SKB dalam melaksanakan tugas pokok dan

(31)

percontohan program dan peningkatan mutu program PAUDNI, khususnya pendidikan anak usia dini di daerah. Jumlah dana bantuan langsung untuk program PAUD untuk TK/KB Rp 30.000.000.

Adapun pemanfaatan dana bantuan langsung percontohan program TK atau KB ini meliputi :

No Peruntukan Prosentase

1.

Penyiapan tempat kegiatan (seperti rak mainan, loker, meja dan korsi belajar anak, almari, peralatan secretariat) sesuai dengan kebutuhan.

kebutuhan kebituhan

Maksimal 20%

2. Pengadaan APE luar dan dalam. Maksimal 20 %

3. Pembelajaran di gunakan (magang, narasumber, proses

pembelajaran) Maksimal 40%

4. Manajemen Maksimal 20%

3. Hasil Pemanfaatan Dana Bantuan Sosial

Hasil pemanfaatan dana bantuan sosial ini adalah :

a. Adanya percontohan program TK atau KB di daerah yang berkarakteristik lokal. b. Adanya peningkatan mutu dan perluasan akses layanan pendidikan anak usia dini

di daerah yang belum memiliki layanan penddikan nonformal khususnya pendidikan anak usia dini.

(32)

BAB VI

EVALUASI, PELAPORAN DAN PEMBINAAN

A. EVALUASI

1. Evaluasi Pembelajaran

a. Pengertian

Evaluasi pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan pembelajaran kelompok bermain/KB yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan rencana pembelajaran.

b. Tujuan

Dengan dilakukannya evaluasi pembelajaran KB diharapkan untuk : 1) mengetahui status pertumbuhan dan tahap perkembangan anak 2) memperoleh pengumpulan informasi secara cermat yang diperlukan

untuk pengambilan keputusan yang diperlukan

3) mengetahui efektivitas materi, metode, sumber belajar, dan media untuk pencapaian proses dan hasil pembelajaran.

4) menyusun perencanaan pembelajaran lebih lanjut.

5) mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pembelajaran untuk meningkatkan pembelajaran.

6) menyusun laporan pertumbuhan dan perkembangan anak.

7) memberikan informasi pada orang tua tentang kemajuan pertumbuhan dan perkembangan anak.

c. Prinsip

1) Menyeluruh

Semua informasi tentang keberlangsungan program perlu dilaporkan untuk memberikan umpan balik.

2) Berkesinambungan

Evaluasi dilakukan secara terencana, bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran menyeluruh dari hasil pembelajaran untuk selanjutnya dilakukan penyempurnaan.

3) Mendidik

Hasil evaluasi dan pelaporan digunakan untuk membina dan memberikan dorongan kepada pendidik tentang proses pembelajaran (interaksi, lingkungan dan alat) kepada anak agar dapat mencapai tahapan perkembangan secara lebih optimal.

4) Keberma knaan

Hasil evaluasi dan pelaporan harus bermakna bagi anak, pendidik dan orang tua serta pihak lain yang memerlukan Instrumen Evaluasi.

(33)

2. Evaluasi Penyelenggaraan Program

a. Pengertian

Adalah rangkaian kegiatan untuk mengetahui apakah penyelenggaraan program KB dapat dilaksanakan secara efektif. Evaluasi program merupakan langkah awal dalam memberikan pembinaan dan menentukan kebijakan yang akan dilakukan selanjutnya.

b. Tujuan Evaluasi

1) Untuk mengetahui sejauh mana kendala dan permasalahan yang ditemukan/dihadapi dalam penyelenggaraan program KB, TK yang selanjutnya dijadikan acuan dalam penyempurnaan dalam pembinaan dan pengelolaan program selanjutnya.

2) Untuk memperoleh gambaran tentang penyelenggaraan KB, TK yang berhubungan dengan anak didik, pendidik dan tenaga kependidikan, kurikulum, sarana prasarana, pembiayaan.

c. Metode Evaluasi

Evaluasi dapat dilakukan selama penyelenggaraan KB, TK dengan menggunakan metode observasi, cek list, dan lainnya, sehingga diketahui kekuatan dan kendala setiap komponen. Dapat juga dilakukan seusai tahun penyelenggaraan kegiatan dengan menggunakan metode dokumentasi/observasi, angket (tanya jawab), cek list, analisa dokumen, dan sebagainya, sehingga dapat ditentukan kebijakan selanjutnya.

d. Aspek yang Dievaluasi

1) Kekuatan dan kelemahan penggunaan berugaq (validasi Berugaq PAUD) 2) Kesesuaian program dengan visi, misi, dan tujuan lembaga.

3) Kurikulum, Rencana Kegiatan Semester, Rencana Kegiatan Bulanan, dan Rencana Kegiatan Harian, serta jadwal harian.

4) Kinerja pengelola, pendidik, dan tenaga administratif.

5) Keamanan, kenyamanan dan kebersihan lingkungan, sarana, alat bermain, dan bahan bermain yang dimiliki serta digunakan anak.

6) Layanan lain yang dilaksanakan oleh lembaga jika ada, seperti kesehatan, gizi makanan, dan pengasuhan anak.

7) Kelengkapan administrasi. e. Waktu Evaluasi

Pelaksanaan evaluasi dapat dilakukan secara berkala serta berkesinambungan sesuai dengan kebutuhan, minimal setiap enam bulan sekali.

(34)

B. PELAPORAN

1. Pengertian Pelaporan

Pelaporan adalah proses penyampaian data dan atau informasi mengenai kemajuan setiap tahapan dari pelaksanaan kegiatan bermain.

2. Tujuan Pelaporan

Pelaporan dilakukan untuk mengetahui keberadaan dan kemajuan anak selama berada di Kelompok Bermain.

3. Prinsip Pelaporan

a. Laporan disampaikan secara berkala. b. Laporan disampaikan kepada orangtua.

c. Laporan dibuat secara sederhana dengan bahasa yang mudah dipahami. d. Laporan mencerminkan perkembangan anak dari rentang waktu tertentu.

e. Perkembangan anak meliputi aspek moral dan nilai agama, fisik, sosial emosional, bahsa, dan kognisi.

f. Data yang dijadikan bahan laporan harus akurat dan sesuai kondisi yang terjadi. g. Laporan bersifat deskriptif dan informatif.

h. Laporan memberikan rekomendasi untuk perbaikan/peningkatan tumbuh kembang anak.

4. Jenis Pelaporan

Pelaporan dapat diklasifikasi menjadi 3 jenis yakni

a. Pelaporan yang diberikan kepada orang tua peserta didik yang meliputi semua aspek perkembangan anak. Pelaporan ini dimaksudkan agar orang tua dapat mengetahui perkembangan anaknya selama bergabung dalam Kelompok Bermain. Pelaporan yang diberikan kepada orang tua ini dalam bentuk buku laporan perkembangan atau yang dikenal dengan nama Buku Raport.

b. Pelaporan yang diberikan kepada lembaga (yayasan) atau Dinas Pendidikan setempat yang diserahkan setiap bulan, semester atau akhir tahun. Pelaporan ini dalam bentuk laporan kelembagaan yang mencakup semua unsur program yang meliputi: tenaga, sarana, prasarana, keuangan, dan lain lain.

c. Laporan yang diberikan ke BPPNFI selaku pengembang model berugaq PAUD untuk mengetahui keefektifan, kelemahan dan kekuatan model sebagai bahan perbaikan,

C. PEMBINAAN

1. Pengertian Pembinaan

Pembinaan pelaksanaan kegiatan KB & TK adalah keseluruhan proses kerjasama untuk pembinaan terhadap peserta didik, pendidik dan pengelola, dalam rangka mendukung peningkatan mutu pelayanan.

2. Tujuan Pembinaan

(35)

b. Pembinaan terhadap pendidik akan membantu pendidik dalam meningkatkan pengembangan profesionalisme pendidik.

c. Pembinaan terhadap pengelola untuk membantu pengelolaan yang lebih efektif dan efisien antara lain dalam bentuk:

(1) meningkatkan profesionalisme tenaga pengelola pendidik serta menciptakan iklim Kelompok Bermain yang kondusif;

(2) meningkatkan kemampuan pengelola sebagai penggagas (inovator dan monivator) Kelompok Bermain agar mampu mencari, menemukan, mengelola dan melaksanakan berbagai pembaharuan di lembaga;

3. Prinsip Pembinaan

Ketika pembinaan dijalankan, perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini: a. Obyektif

Pembinaan dilakukan berdasarkan pada kenyataan atas dasar data dan fakta yang ditemukan di lapangan.

b. Demokratis

Dilakukan dengan sikap yang akrab, hangat, menjunjung tinggi martabat pendidik dan kemitraan.

c. Kerjasama

Mengingat pembinaan mencakup ruang lingkup yang holistik, maka pembinaan perlu menjalin kekompakan dan kebersamaan.

d. Konstruktif dan kreatif

Pembinaan dilakukan dalam suasana yang menyenangkan, memotivasi dan membangun dengan ide-ide baru, sehingga dapat memotivasi dalam mengembangkan potensi pendidik.

e. Sistematis, terencana dan berkesinambungan.

Pembinaan perlu dilakukan secara terencana dengan program yang sistematis dan terus menerus sehingga perbaikan dapat dilaksanakan dan dipantau untuk diberikan usulan-usulan.

3. Pelaksana Pembinaan

Pelaksana pembinaan adalah Pamong SKB/BPKBM/BPPNFI selaku pengembang, Penilik PAUDNI, Dinas Pendidikan Kab/Kota, Propinsi.

4. Peran dan Fungsi Pembinaan

a. Memberikan bimbingan dan memberikan bantuan kepada pendidik dan tenaga kependidikan untuk mengatasi masalah.

b. Memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan program. c. Membimbing di bidang administrasi lembaga.

d. Menciptakan suasana yang hangat sehingga tercipta suasana kemitraan yang

akrab.

5. Teknik Pembinaan

Untuk melakukan pembinaan dapat digunakan beberapa tehnik, antara lain : a. Observasi

Observasi kelas dapat dilaksanakan untuk mengetahui kegiatan pendidik dan anak dalam proses pembelajaran.

(36)

b. Pertemuan rutin

Kegiatan ini dilakukan antara pembina dengan para pendidik dan pengelola dalam rangka pembinaan dan sharing untuk memecahkan masalah yang dihadapi baik dalam pembelajaran dan pengelolaan dalam menggali ide-ide baru dan untuk meningkatkan mutu profesional pendidik dan tenaga kependidikan lainnya. Dalam pertemuan rutin ini dapat digunakan tehnik berdikusi sehingga muncul sharing pendapat/ide tentang berbagai hal yang berhubungan dengan pembelajaran atau penyelenggaraan.

(37)

BAB VII PENUTUP

Petunjuk pelaksanaan percontohan program ini dipergunakan untuk acuan penyelenggaraan dan penyusunan proposal percontohan program PAUDNI. Informasi yang berkenaan dengan aspek teknis dan administrative dapat berkomunikasi dengan :

Balai Pengembangan Pendidikan Non Formal dan Informal Regional VII Mataram Jl. Gajah Mada No. 173 Kel. Jempong Baru Kec.

(38)

LAMPIRAN

Lampiran 1:

Berikut adalah contoh format laporan tertulis hasil evaluasi perkembangan anak:

Nama Anak : ... K e l o m p o k U s i a : Nomor Induk : ... Semester : ... Tahun Pelajaran : ...

Aspek Perkembangan dan Pencapaiannya 1. Moral dan nilai-nilai agama

2. Fisik/Motorik

3. Bahasa

4. Sosial emosi

5. Kognitif

I. Informasi Perkembangan:

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Harga r pada isoterm Freundlich lebih mendekati 1 dibanding isoterm Langmuir, sehingga dapat diasumsikan bahwa interaksi antara karbon aktif diaktivasi H 2 SO 4 10% dengan

Aksesi yang toleran terhadap kekeringan terutama yang mem- punyai potensi hasil tinggi, dapat langsung digunakan oleh petani atau sebagai sumber gen dalam perakitan varietas

Penulisan karya ilmiah ini adalah murni dan benar – benar berasal dari pemikiran penulis dan pertanyaan – pertanyaan yang timbul dari dalam diri penulis bahwa terhadap

Puji syukur kepada Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang telah membimbing, menyertai, dan memberikan hikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul:

Terdapat beberapa data yang berasal dari IP mahasiswa Teknik Informatika yang telah lulus sebagai training data (Tabel 4.3) untuk diklasifikasikan dengan testing

Pada tahap awal Panitia melakukan koreksi aritmatika terhadap semua penawaran yang masuk dan melakukan evaluasi setelah koreksi aritmatika Evaluasi penawaran

Indeed, our results seem to suggest that tariff reductions have induced positive income effects and reduced poverty, eventually leading to a reduction in rural child labor..

[r]