• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paper Anomali Gigi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Paper Anomali Gigi"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PAPER

PAPER

ANOMALI GIGI

ANOMALI GIGI

Pembimbing : Pembimbing : Drg.Luciana Maria K.D. Drg.Luciana Maria K.D. Disusun oleh : Disusun oleh : Paramitha Setiadi (1015171) Paramitha Setiadi (1015171)

Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut

Rumah Sakit Immanuel

Rumah Sakit Immanuel

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha

Bandung

Bandung

2014

2014

(2)

BAB I

BAB I

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1.1. Latar Belakang

Gigi geligi adalah bagian dari wajah sehingga bila ada kelainan dalam Gigi geligi adalah bagian dari wajah sehingga bila ada kelainan dalam susunannya akan memengaruhi penampilan wajah secara keseluruhan, sebab susunannya akan memengaruhi penampilan wajah secara keseluruhan, sebab susunan gigi geligi dan hubungan rahang memengaruhi kedudukan dan otot susunan gigi geligi dan hubungan rahang memengaruhi kedudukan dan otot --otot disekitar mulut (Nurbayati S., 2011).

otot disekitar mulut (Nurbayati S., 2011).

Anomali gigi adalah penyimpangan dari bentuk normal akibat

Anomali gigi adalah penyimpangan dari bentuk normal akibat

gangguan pada stadium pertumbuhan dan perkembangan (Agina, 2013).

gangguan pada stadium pertumbuhan dan perkembangan (Agina, 2013).

Anomali gigi yang sering terjadi antara lain bentuk gigi yang abnormal, gigi

Anomali gigi yang sering terjadi antara lain bentuk gigi yang abnormal, gigi

kembar (

kembar ( fused  fused anterior anterior teethteeth), kelebihan jumlah gigi, dan anodonia), kelebihan jumlah gigi, dan anodonia

(Universitas Gadjah Mada, 2011).

(Universitas Gadjah Mada, 2011).

Anomali gigi dapat terjadi sebagai akibat dari faktor genetik dan Anomali gigi dapat terjadi sebagai akibat dari faktor genetik dan lingkungan. Sementara kelainan yang paling sering disebabkan oleh kalainan lingkungan. Sementara kelainan yang paling sering disebabkan oleh kalainan  pada gen-gen tertentu, kondisi prenatal

 pada gen-gen tertentu, kondisi prenatal dan postnatal juga telah dan postnatal juga telah terlibat dalamterlibat dalam anomali gigi (Akcam, M. Okan; Evirgen, Sehrazat, 2010).

anomali gigi (Akcam, M. Okan; Evirgen, Sehrazat, 2010).

Berdasarkan penyebabnya, anomaly gigi terbagi menjadi gangguan Berdasarkan penyebabnya, anomaly gigi terbagi menjadi gangguan formatif, kelainan bentuk dan ukuran, gangguan di dalam struktur jaringan, formatif, kelainan bentuk dan ukuran, gangguan di dalam struktur jaringan, dan anomali tambahan (Universitas Gadjah Mada, 2011).

dan anomali tambahan (Universitas Gadjah Mada, 2011).

Karena anomali gigi melibatkan banyak faktor pada gigi serta Karena anomali gigi melibatkan banyak faktor pada gigi serta  perawatan

 perawatan ortodontik ortodontik maka maka pemeriksaan pemeriksaan rinci rinci untuk untuk menentukan menentukan adanyaadanya anomali diperlukan sebelum memulai koreksi ortodontik (Akcam, M. Okan; anomali diperlukan sebelum memulai koreksi ortodontik (Akcam, M. Okan; Evirgen, Sehrazat, 2010).

(3)

BAB II

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Anomali Gigi 2.1. Pengertian Anomali Gigi

Anomali gigi adalah penyimpangan dari bentuk normal akibat

Anomali gigi adalah penyimpangan dari bentuk normal akibat

gangguan pada stadium pertumbuhan dan perkembangan (Agina, 2013).

gangguan pada stadium pertumbuhan dan perkembangan (Agina, 2013).

2.2. Faktor-faktor Penyebab Anomali Gigi 2.2. Faktor-faktor Penyebab Anomali Gigi

Bentuk gigi desidui sudah mulai berkembang pada usia 4 bulan dalam Bentuk gigi desidui sudah mulai berkembang pada usia 4 bulan dalam kandungan. Pertumbuhan dan perkembangan gigi melalui beberapa tahap, kandungan. Pertumbuhan dan perkembangan gigi melalui beberapa tahap, yaitu tahap inisiasi, proliferasi, histodiferensiasi, morfodiferensiasi, aposisi, yaitu tahap inisiasi, proliferasi, histodiferensiasi, morfodiferensiasi, aposisi, kalsifikasi dan erupsi. Pada masing-masing tahap dapat terjadi kelainan yang kalsifikasi dan erupsi. Pada masing-masing tahap dapat terjadi kelainan yang menyebabkan anomali dalam jumlah gigi, ukuran gigi, bentuk gigi, struktur menyebabkan anomali dalam jumlah gigi, ukuran gigi, bentuk gigi, struktur gigi, warna gigi, dan gangguan erupsi gigi. Struktur gigi secara mikroskopis gigi, warna gigi, dan gangguan erupsi gigi. Struktur gigi secara mikroskopis terdiri dari jaringan keras dan jaringan lunak. Jaringan keras adalah jaringan terdiri dari jaringan keras dan jaringan lunak. Jaringan keras adalah jaringan yang mengandung kapur yang terdiri dari enamel, dentin, dan sementum. yang mengandung kapur yang terdiri dari enamel, dentin, dan sementum. Jaringan lunak yaitu jaringan yang terdapat dalam rongga pulpa sampai Jaringan lunak yaitu jaringan yang terdapat dalam rongga pulpa sampai foramen apical (Universitas Sumatera Utara).

foramen apical (Universitas Sumatera Utara).

Faktor-faktor yang menyebabkan anomali gigi antara lain gangguan Faktor-faktor yang menyebabkan anomali gigi antara lain gangguan metabolism, factor herediter (genetik), dan gangguan pada waktu metabolism, factor herediter (genetik), dan gangguan pada waktu  pertumbuhan dan perkembangan g

 pertumbuhan dan perkembangan gigi (Universitas Gadjah Mada, 2011).igi (Universitas Gadjah Mada, 2011).

2.3. Anomali Gigi Akibat

2.3. Anomali Gigi Akibat Gangguan FormatGangguan Formatifif 2.3.1. Kelainan Numerik

2.3.1. Kelainan Numerik

Jumlah gigi manusia yang normal adalah 20 gigi susu (

Jumlah gigi manusia yang normal adalah 20 gigi susu ( dentes deciduidentes decidui) dan) dan 32 gigi tetap (

32 gigi tetap (dentes permanentsdentes permanents), tetapi dapat dijumpai jumlah yang lebih), tetapi dapat dijumpai jumlah yang lebih atau kurang dari jumlah tersebut. Kelainan jumlah gigi adalah kelainan gigi atau kurang dari jumlah tersebut. Kelainan jumlah gigi adalah kelainan gigi yang berlebih karena benih berlebih atau penyebab lain dan kekurangan yang berlebih karena benih berlebih atau penyebab lain dan kekurangan

(4)

 jumlah

 jumlah gigi gigi disebabkan disebabkan karena karena benih benih gigi gigi yang yang tidak tidak ada ada atau atau kurangkurang (Universitas Sumatera Utara).

(Universitas Sumatera Utara). 1.

1. HipodonsiaHipodonsia

Hipodosia adalah jumlah gigi kurang karena tidak tumbuh satu atau lebih Hipodosia adalah jumlah gigi kurang karena tidak tumbuh satu atau lebih elemen gigi secara normal akibat agenesis gigi, yaitu tidak dibentuknya atau elemen gigi secara normal akibat agenesis gigi, yaitu tidak dibentuknya atau tidak tumbuhnya benih gigi, antara lain :

tidak tumbuhnya benih gigi, antara lain : 

 Agenesis soliter : tidak terbentuknya satu atau beberapa elemen.Agenesis soliter : tidak terbentuknya satu atau beberapa elemen.

 Oligodonsia Oligodonsia : : multi multi agenesis/ agenesis/ reduksi reduksi multiple multiple jumlah jumlah elemen elemen gigi.gigi.

 Anodonsia Anodonsia : : sedikit sedikit atau atau sama sama sekali sekali tidak tidak mempunyai mempunyai gigi.gigi.

(Universitas Gadjah Mada, 2011). (Universitas Gadjah Mada, 2011).

Gambar 2.1. Hipodontia Gambar 2.1. Hipodontia Ada dua maca anodonsia, yaitu :

Ada dua maca anodonsia, yaitu : a.

a. Anodonsia lengkap, sering karena penyakit herediter (Anodonsia lengkap, sering karena penyakit herediter ( sex linked genetic sex linked genetic trait 

trait ), jarang sekali terjadi (Universitas Gadjah Mada, 2011).), jarang sekali terjadi (Universitas Gadjah Mada, 2011).

Gambar 2.2.

(5)

 b.

 b. Anodonsia sebagian, yaitu kehilangan satu atau beberapa gigi di dalamAnodonsia sebagian, yaitu kehilangan satu atau beberapa gigi di dalam raha meskipun belum terbukti karena herediter, tetapi tendensi untuk raha meskipun belum terbukti karena herediter, tetapi tendensi untuk tidak ada gigi yang sama pada suatu keluarga seing dijumpai tidak ada gigi yang sama pada suatu keluarga seing dijumpai (Universitas Gadjah Mada, 2011).

(Universitas Gadjah Mada, 2011).

Gambar 2.3. Anodonsia Sebagian Gambar 2.3. Anodonsia Sebagian 2.

2. Hiperdonsia (Hiperdonsia (Supernumerary TeethSupernumerary Teeth))

Hiperdonsia adalah adanya satu atau lebih elemen gigi melebihi jumlah Hiperdonsia adalah adanya satu atau lebih elemen gigi melebihi jumlah gigi yang normal. Dapat berupa elemen-elemen tambahan atipis (tidak dapat gigi yang normal. Dapat berupa elemen-elemen tambahan atipis (tidak dapat dideterminasikan) atau elemen-elemen tambahan eutipis (dapat dikenali dideterminasikan) atau elemen-elemen tambahan eutipis (dapat dikenali sebagai salah

sebagai salah satu elemen) satu elemen) (Universitas Gadjah Mada, (Universitas Gadjah Mada, 2011).2011).

Gambar 2.4. Hiperdonsia Gambar 2.4. Hiperdonsia Berdasarkan lokasinya gigi berlebih dapat dibagi, yaitu : Berdasarkan lokasinya gigi berlebih dapat dibagi, yaitu : a. Mesiodens

a. Mesiodens

Lokasinya didekat garis median diantara kedua gigi insisivus sentralis Lokasinya didekat garis median diantara kedua gigi insisivus sentralis terutama pada gigi tetap rahang atas. Jika gigi ini erupsi biasanya ditemukan di terutama pada gigi tetap rahang atas. Jika gigi ini erupsi biasanya ditemukan di  palatal

 palatal atau atau diantara diantara gigi-gigi gigi-gigi insisivus insisivus sentralis sentralis dan dan paling paling seringsering menyebabkan susunan yang tidak teratur dari gigi-gigi insisivus sentralis. Gigi menyebabkan susunan yang tidak teratur dari gigi-gigi insisivus sentralis. Gigi

(6)

ini dapat juga tidak erupsi sehingga menyebabkan erupsi gigi insisivus satu ini dapat juga tidak erupsi sehingga menyebabkan erupsi gigi insisivus satu tetap terlambat, malposisi atau resobsi akar gigi insisivus didekatnya.

tetap terlambat, malposisi atau resobsi akar gigi insisivus didekatnya.

Gambar 2.5. Mesiodens Gambar 2.5. Mesiodens  b. Laterodens

 b. Laterodens

Laterodens berada didaerah interproksimal atau bukal dari gigi-gigi selain Laterodens berada didaerah interproksimal atau bukal dari gigi-gigi selain insisivus sentralis.

insisivus sentralis. c. Distomolar c. Distomolar

Lokasinya di sebelah distal gigi molar tiga. Lokasinya di sebelah distal gigi molar tiga. (Universitas Sumatera Utara).

(Universitas Sumatera Utara).

3.

3.  Fusion Teeth Fusion Teeth

Pertumbuhan menjadi satu dentin dan email dari dua elemen menjadi satu Pertumbuhan menjadi satu dentin dan email dari dua elemen menjadi satu elemen selama pembentukan. Lebih sering ditemukan pada gigi anterior dan elemen selama pembentukan. Lebih sering ditemukan pada gigi anterior dan sebagian akibat dari bersatunya dua benih gigi. Biasanya gigi ini sebagian akibat dari bersatunya dua benih gigi. Biasanya gigi ini masing-masing mempunyai akar dan rongga pulpa terpisah. Gigi susu lebih banyak masing mempunyai akar dan rongga pulpa terpisah. Gigi susu lebih banyak daripada gigi tetap dan pada rahang atas lebih sering daripada rahang bawah. daripada gigi tetap dan pada rahang atas lebih sering daripada rahang bawah. Terbentuk karena adanya tekanan waktu pembentukan akar. Kebanyakan Terbentuk karena adanya tekanan waktu pembentukan akar. Kebanyakan didapat fusion dan gigi lebih dengan gigi yang berdekatan dengannya. Sebagai didapat fusion dan gigi lebih dengan gigi yang berdekatan dengannya. Sebagai contoh M

contoh M33 bawah fusion dengan M bawah fusion dengan M44 bawah (jarang sekali terjadi), I bawah (jarang sekali terjadi), I22 atas fusion atas fusion

dengan gigi lebih anterior, dua gigi P

dengan gigi lebih anterior, dua gigi P11 bawah fusion (Universitas Gadjah Mada, bawah fusion (Universitas Gadjah Mada,

2011). 2011).

(7)

Gambar 2.6.

Gambar 2.6. FF usion Teeusion Teethth

2.3.2. Kelainan Bentuk dan Ukuran 2.3.2. Kelainan Bentuk dan Ukuran

a.

a. Dens vaginatus : anomali pertumbuhan terdiri dari tonjol ekstra yangDens vaginatus : anomali pertumbuhan terdiri dari tonjol ekstra yang langsing sering runcing pada permukaan oklusi terutama pertama langsing sering runcing pada permukaan oklusi terutama pertama  bawah

 bawah (evaginasi (evaginasi memiliki memiliki tanduk tanduk dijumpai dijumpai pada pada gigi gigi premolar premolar pulpapulpa yang mendekati email).

yang mendekati email).  b.

 b. Dens invaginatus/ dens in dente : anomali pertumbuhan yangDens invaginatus/ dens in dente : anomali pertumbuhan yang mengakibatkan elemen berbentuk sangat jelek. Secara kilnis terlihat mengakibatkan elemen berbentuk sangat jelek. Secara kilnis terlihat sebagai tonjolan di daerah cingulum gigi incisor. Sering terlihat gigi I sebagai tonjolan di daerah cingulum gigi incisor. Sering terlihat gigi I22

atas, bisa pada I

atas, bisa pada I22  bawah. Perkembangan anomali ini akibat  bawah. Perkembangan anomali ini akibat

terselubungnya organ enamel diantara mahkota gigi. terselubungnya organ enamel diantara mahkota gigi. c.

c. Dilaserasi/ pembengkokan akar abnormal : elemen gigi yang gagalDilaserasi/ pembengkokan akar abnormal : elemen gigi yang gagal terbentuk karena aksi trauma mekanis pada benih gigi yaitu berupa terbentuk karena aksi trauma mekanis pada benih gigi yaitu berupa  pembengkokan

 pembengkokan ekstrem ekstrem suatu suatu elemen, elemen, mahkota mahkota menekuk menekuk di di atas atas akarakar atau akarnya menunjukkan satu atau lebih tekukan, akar dan mahkota atau akarnya menunjukkan satu atau lebih tekukan, akar dan mahkota gigi membentuk sudut 45

gigi membentuk sudut 45oo sampai lebih dan 90°. Dilaceratio (latin)sampai lebih dan 90°. Dilaceratio (latin)  berarti

 berarti penyobekan. penyobekan. Dapat Dapat diakibatkan diakibatkan karena karena trauma trauma mekanis mekanis padapada mahkota gigi yang telah mengalami pembentukan sehingga tersobek mahkota gigi yang telah mengalami pembentukan sehingga tersobek dan akarnya. Sering terjadi pada kasus M3 bawah.

(8)

Gambar 2.7. Dilaserasi Gambar 2.7. Dilaserasi

d.

d. Flexion : akar Flexion : akar gigi yang bengkok kurang dari 90gigi yang bengkok kurang dari 90oo atau rotasi .atau rotasi . e.

e. Tonjol ekstra dan rigi email : jumlah tonjolan yang lebih banyakTonjol ekstra dan rigi email : jumlah tonjolan yang lebih banyak daripada

daripada normal normal dan dan adanya adanya rigi rigi email, email, contohnya contohnya gigi gigi incisivusincisivus  bentuk

 bentuk sekop, sekop, bentuk bentuk bintang, bintang, T, T, dan dan Y. Y. Talon Talon (tonjolan (tonjolan ekstra ekstra padapada tuberculum dentis

tuberculum dentis  gigi incisivus).  gigi incisivus). Tuberculum CarabelliTuberculum Carabelli  pada  pada mesiolingual gigi molar atas pertama.

mesiolingual gigi molar atas pertama. Tuberculum paramolar Tuberculum paramolar  (tonjolan (tonjolan ekstra pada mebukal gigi molar atas dan bawah terutama gigi molar ekstra pada mebukal gigi molar atas dan bawah terutama gigi molar kedua dan ketiga).

kedua dan ketiga). f.

f. Makrodonsia : ukuran gigi yang pelampaui batas nilai normal pada satuMakrodonsia : ukuran gigi yang pelampaui batas nilai normal pada satu atau lebih ukuran dan satu sampai semua elemen gigi. Pada umumnya atau lebih ukuran dan satu sampai semua elemen gigi. Pada umumnya tidak ada penyimpangan bentuk lainnya.

tidak ada penyimpangan bentuk lainnya.

Gambar 2.8. Makrodosia &

Gambar 2.8. Makrodosia &FF usion Tusion T eeeeth th 

g.

(9)

terjadi reduksi sampai gigi-gigi berbentuk kerucut. terjadi reduksi sampai gigi-gigi berbentuk kerucut.

Gambar 2.9. Mikrodonsia Gambar 2.9. Mikrodonsia

h.

h. Taurodonsia : suatu anomali dengan rongga pulpa yang sangatTaurodonsia : suatu anomali dengan rongga pulpa yang sangat membesar.

membesar.

Gambar 2.10. Taurodonsia Gambar 2.10. Taurodonsia

i.

i. Penambahan akar gigi : jumlah akar gigi yang lebih banyak daripadaPenambahan akar gigi : jumlah akar gigi yang lebih banyak daripada normal pada suatu elemen bisa karena pembelahan akar gigi atau normal pada suatu elemen bisa karena pembelahan akar gigi atau  penambahan akar gigi.

 penambahan akar gigi.  j.

 j. Mahkota bentuk Mahkota bentuk pasak : molar pasak : molar ketiga ketiga atas mempunyai bentuatas mempunyai bentuk mahkotak mahkota  paling

 paling bervariasi bervariasi dari dari seluruh seluruh gigi gigi tetap, tetap, kemudian kemudian MM33  bawah.  bawah.

Perubahan bentuk dan mahkota berbentuk pasak (

Perubahan bentuk dan mahkota berbentuk pasak ( peg  peg shaped shaped ) sampai) sampai mahkota yang mempunyai cuspis ganda, bentuk mahkotanya seperti mahkota yang mempunyai cuspis ganda, bentuk mahkotanya seperti mahkota M

(10)

k.

k.  Dwarfed  Dwarfed root root   : gigi-gigi atas sering memperlihatkan mahkota gigi  : gigi-gigi atas sering memperlihatkan mahkota gigi dengan ukuran normal tetapi dengan akar yang pendek.

dengan ukuran normal tetapi dengan akar yang pendek. l.

l. Segmented root Segmented root   : akar gigi terpisah menjadi dua bagian, diperkirakan  : akar gigi terpisah menjadi dua bagian, diperkirakan sebagai akibat luka traumatis pada waktu pembentukan akar.

sebagai akibat luka traumatis pada waktu pembentukan akar. (Universitas Gadjah Mada, 2011)

(Universitas Gadjah Mada, 2011)

2.3.3. Kelainan didalam Struktur Jaringan 2.3.3. Kelainan didalam Struktur Jaringan

Gangguan struktur email bisa disebabkan oleh sebab-sebab per dan Gangguan struktur email bisa disebabkan oleh sebab-sebab per dan  postnatal,

 postnatal, penyakit penyakit infeksi infeksi pascanatal, pascanatal, kekurangan kekurangan di di dalam dalam diet, diet, gangguangangguan endokrin, bahan-bahan kimiawi atau obat-obatan, trauma, dan lain-lain endokrin, bahan-bahan kimiawi atau obat-obatan, trauma, dan lain-lain (Universitas Gadjah Mada, 2011).

(Universitas Gadjah Mada, 2011).

Gangguan struktur dentin dapat diakibatkan oleh displasia dentin, Gangguan struktur dentin dapat diakibatkan oleh displasia dentin, dentinogenesis imperfekta, odontoplasia, dan rakitis vitamin D refrakter dentinogenesis imperfekta, odontoplasia, dan rakitis vitamin D refrakter (hipofosfatremi) (Universitas Gadjah Mada, 2011).

(hipofosfatremi) (Universitas Gadjah Mada, 2011). a.

a.  Enamel  Enamel hypoplasiahypoplasia : : gangguan gangguan pada pada ameloblast ameloblast ketika ketika pembentukan pembentukan enamelenamel matrik. Penyebab pembentukan enamel yang tidak sempurna antara lain matrik. Penyebab pembentukan enamel yang tidak sempurna antara lain defisiensi makanan, pengobatan tetrasiklin,

defisiensi makanan, pengobatan tetrasiklin, measles diseasemeasles disease, dan konsumsi, dan konsumsi makanan yang terlalu banyak mengandung florida pada waktu perkembangan makanan yang terlalu banyak mengandung florida pada waktu perkembangan atau pembentukan gigi.

atau pembentukan gigi.

Gambar 2.11.

Gambar 2.11. EnEn ameamel l HH ypoypoplasplasiaia

 b.

(11)

matrik. matrik. c.

c.  Enamel  Enamel dysplasiadysplasia ::  perkembangan  perkembangan enamel enamel yang yang abnormal. abnormal. PenyebabPenyebab 11

11 ypoplasi enamel antara lain gagguan loypoplasi enamel antara lain gagguan lokal (trauma, infeksi periapikal),kal (trauma, infeksi periapikal), sistemik (minuman, infeksi, kekurangan nutrisi), dan keturunan (amelogenesis sistemik (minuman, infeksi, kekurangan nutrisi), dan keturunan (amelogenesis imperfekta,

imperfekta, Hutchinson’ Hutchinson’s teeths teeth).).

d.

d. Amelogenesis imperfect :Amelogenesis imperfect :  penyakit  penyakit turunan turunan yang yang terjadi terjadi pada pada saatsaat  pembentukan

 pembentukan enamel enamel pada pada gigi gigi susu susu dan dan tetap. tetap. Kekurangan Kekurangan jaringan jaringan enamelenamel sebagian atau seluruhnya mengakibatkan mahkota kasar, berwarna kuning sebagian atau seluruhnya mengakibatkan mahkota kasar, berwarna kuning sampai coklat yang cenderung rusak.

sampai coklat yang cenderung rusak. Ada 3 tipe yaitu:

Ada 3 tipe yaitu: 1.

1. Hipoplastik : terjadi akibat kerusakan pada pembentukan matriks enamel.Hipoplastik : terjadi akibat kerusakan pada pembentukan matriks enamel. 2.

2. Hipokalsifikasi :erjadi akibat kerusakan pada mineralisasi deposit matriksHipokalsifikasi :erjadi akibat kerusakan pada mineralisasi deposit matriks enamel.

enamel. 3.

3. Hipomaturasi :terjadi akibat adanya gangguan pada perkembangan atauHipomaturasi :terjadi akibat adanya gangguan pada perkembangan atau  pematangan enamel.

 pematangan enamel.

Gambar 2.12. Amelogenesis Imperfekta Tipe Hipomaturasi Gambar 2.12. Amelogenesis Imperfekta Tipe Hipomaturasi

e.

e. Fluorosis : secara klinis terlihar semua gigi tetap warnanya berubah dari putihFluorosis : secara klinis terlihar semua gigi tetap warnanya berubah dari putih kekuningan, coklat bintik-bintik dan atau perubahan morfologis enamel kekuningan, coklat bintik-bintik dan atau perubahan morfologis enamel  berubah menjadi berlubang-lubang.

 berubah menjadi berlubang-lubang. f.

f.  High  High fever fever  : pada gigi ini enamel berbintik-bintik pada gigi tetap. Sering: pada gigi ini enamel berbintik-bintik pada gigi tetap. Sering sebagai akibat demam pada masa kanak-kanak dan penyakit campak.

sebagai akibat demam pada masa kanak-kanak dan penyakit campak. g.

g.  Dentin  Dentin dysplasiadysplasia :: yaitu anomali dentin, baik yang disebabkan oleh turunanyaitu anomali dentin, baik yang disebabkan oleh turunan atau oleh penyakit/ sistemis.

(12)

h.

h. Dentinogenesis imperfect :Dentinogenesis imperfect : secara klinis semua gigi susu/ tetap berwarna birusecara klinis semua gigi susu/ tetap berwarna biru keabu-abuan sampai kuning. Kadang-kadang bertukar warna. Secara keabu-abuan sampai kuning. Kadang-kadang bertukar warna. Secara radiologis menunjukkan saluran akar dan ruang pulpa sebagian atau sama radiologis menunjukkan saluran akar dan ruang pulpa sebagian atau sama sekali tidak ada. Gigi ini lemah karena kurang dukungan dan jaringan dentin. sekali tidak ada. Gigi ini lemah karena kurang dukungan dan jaringan dentin.

Gambar 2.13. Dentinogenesis Imperfekta Gambar 2.13. Dentinogenesis Imperfekta i.

i. Tetracycline stain : obat 12ypoplasia ttetrasiklin yang dimakan/ diminumTetracycline stain : obat 12ypoplasia ttetrasiklin yang dimakan/ diminum oleh wanita hamil atau anak-anak melebur dalam dentin yang berkembang. oleh wanita hamil atau anak-anak melebur dalam dentin yang berkembang. Warnanya tergantung dan dosis dan diminum pada usia berapa, dari warna Warnanya tergantung dan dosis dan diminum pada usia berapa, dari warna kuning sampai coklat abu-abu.

kuning sampai coklat abu-abu. (Universitas Gadjah Mada, 2011) (Universitas Gadjah Mada, 2011)..

2.3. Anomali Gigi Akibat Gangguan Erupsi 2.3. Anomali Gigi Akibat Gangguan Erupsi a.

a.  Natal Teeth Natal Teeth

Gigi natal adalah gigi yang telah erupsi/ telah ada dalam mulut pada waktu Gigi natal adalah gigi yang telah erupsi/ telah ada dalam mulut pada waktu  bayi

 bayi dilahirkan. dilahirkan. Definisi Definisi gigi gigi neonatal neonatal adalah adalah gigi gigi yang yang erupsi erupsi selama selama masamasa neonatal, yaitu dari lahir sampai bayi berusia 30 hari. Erupsi normal gigi susu neonatal, yaitu dari lahir sampai bayi berusia 30 hari. Erupsi normal gigi susu incisivus

incisivus bawah dimulai pada bawah dimulai pada usia 6 bulan, usia 6 bulan, jika gigi susu erupsi semasa 3-6 bujika gigi susu erupsi semasa 3-6 bulanlan kehidupan disebut gigi predesidui (Universitas Sumatera Utara).

kehidupan disebut gigi predesidui (Universitas Sumatera Utara).  Natal

 Natal teethteeth  dapat disebabkan oleh posisi benih yang superfisial (dekat ke  dapat disebabkan oleh posisi benih yang superfisial (dekat ke  permukaan), bertambahnya proses erupsi gigi selama atau setelah anak mengalami  permukaan), bertambahnya proses erupsi gigi selama atau setelah anak mengalami demam, keturunan, akibat sifilis kongenital, gangguan kelenjar endokrin, dan demam, keturunan, akibat sifilis kongenital, gangguan kelenjar endokrin, dan defisiensi makanan (Universitas Sumatera Utara).

(13)

Gambaran klinis menunjukkan perkembangan yang kurang, ukuran kecil, Gambaran klinis menunjukkan perkembangan yang kurang, ukuran kecil,  bentuk konikal, warna kuning

 bentuk konikal, warna kuning (bahkan ada yang coklat) disertai 13ypoplasia email(bahkan ada yang coklat) disertai 13ypoplasia email dan dentin serta kurangnya atau tidak ada perkembangan akar. Akibat tidak dan dentin serta kurangnya atau tidak ada perkembangan akar. Akibat tidak mempunyai akar atau kurangnya perkembangan akar, maka gigi tersebut hanya mempunyai akar atau kurangnya perkembangan akar, maka gigi tersebut hanya melekat pada leher gingiva, tidak kuat sehingga memungkinkan gigi tersebut melekat pada leher gingiva, tidak kuat sehingga memungkinkan gigi tersebut dapat bergerak ke segala arah (Universitas Sumatera Utara).

dapat bergerak ke segala arah (Universitas Sumatera Utara).

Gambar 2.14.

Gambar 2.14. Natal Natal TeeTeethth

b.

b. TeethingTeething Teething 

Teething   yaitu suatu proses fisiologis dari waktu erupsi gigi yang terjadi  yaitu suatu proses fisiologis dari waktu erupsi gigi yang terjadi  pada

 pada masa masa bayi, bayi, anak, anak, dan dan remaja remaja (sewaktu (sewaktu gigi gigi molar molar tiga tiga akan akan erupsi) erupsi) yangyang diikuti dengan gejala lokal maupun sistemik .

diikuti dengan gejala lokal maupun sistemik .  Teething   Teething   lebih sering timbul pada  lebih sering timbul pada erupsi gigi sulung, terutama erupsi gigi molar yang relatif besar, sedangkan gigi erupsi gigi sulung, terutama erupsi gigi molar yang relatif besar, sedangkan gigi incisivus sulung yang ukurannya relatif lebih kecil dapat erupsi tanpa mengalami incisivus sulung yang ukurannya relatif lebih kecil dapat erupsi tanpa mengalami gangguan, walaupun gejala lokal dan sistemik dapat juga menyertainya. Erupsi gangguan, walaupun gejala lokal dan sistemik dapat juga menyertainya. Erupsi gigi pada anak secara umum diketahui dapat menimbulkan gejala (Universitas gigi pada anak secara umum diketahui dapat menimbulkan gejala (Universitas Sumatera Utara).

Sumatera Utara).

Gejala klinis yang dapat terlihata antara lain, pada rongga mulut terlihat Gejala klinis yang dapat terlihata antara lain, pada rongga mulut terlihat warna kemerahan atau pembengkakkan gingiva pada regio yang akan erupsi, warna kemerahan atau pembengkakkan gingiva pada regio yang akan erupsi, konsistensinya keras, berkilat, dan konturnya sangat cembung, terjadi konsistensinya keras, berkilat, dan konturnya sangat cembung, terjadi hipersalivasi dan konsistensinya kental, disekeliling gigi yang akan erupsi terlihat hipersalivasi dan konsistensinya kental, disekeliling gigi yang akan erupsi terlihat daerah keputih-putihan. Pada wajah terdapat eritema, yaitu ruam pada pipi tepi daerah keputih-putihan. Pada wajah terdapat eritema, yaitu ruam pada pipi tepi mulut dari regio yang akan erupsi, hal ini disebabkan aliran saliva yang terus mulut dari regio yang akan erupsi, hal ini disebabkan aliran saliva yang terus

(14)

menerus. terlihat asimetris wajah atau pembengkakan (Universitas Sumatera menerus. terlihat asimetris wajah atau pembengkakan (Universitas Sumatera Utara).

Utara).

Gejala sistemik yang dapat terjadi, antara lain bayi akan gelisah, Gejala sistemik yang dapat terjadi, antara lain bayi akan gelisah, menangis, tidak dapat tidur, kehilangan nafsu makan, rasa haus yang meningkat, menangis, tidak dapat tidur, kehilangan nafsu makan, rasa haus yang meningkat,  bahkan dapat disertai diare yang berat (Universitas Sumatera Utara).

 bahkan dapat disertai diare yang berat (Universitas Sumatera Utara).

c.

c. Kista ErupsiKista Erupsi

Kista erupsi adalah suatu kista yang terjadi akibat rongga folikuler di Kista erupsi adalah suatu kista yang terjadi akibat rongga folikuler di sekitar mahkota gigi susu/ tetap yang akan erupsi mengembang karena sekitar mahkota gigi susu/ tetap yang akan erupsi mengembang karena  penumpukan cairan dari jaringan atau darah (Universitas Sumatera Utara).

 penumpukan cairan dari jaringan atau darah (Universitas Sumatera Utara).

Gambaran klinis diawali dengan terlihatnya daerah kebiru-biruan pada gigi Gambaran klinis diawali dengan terlihatnya daerah kebiru-biruan pada gigi yang akan erupsi kemudian terjadi pembengkakan mukosa yang disertai warna yang akan erupsi kemudian terjadi pembengkakan mukosa yang disertai warna kemerahan. Akibat pembengkakan ini dapat menyebabkan tergigit oleh gigi kemerahan. Akibat pembengkakan ini dapat menyebabkan tergigit oleh gigi antagonisnya sehingga menimbulkan rasa tidak enak atau rasa sakit (Universitas antagonisnya sehingga menimbulkan rasa tidak enak atau rasa sakit (Universitas Sumatera Utara).

Sumatera Utara).

d.

d. Gigi Gigi Molar Molar Sulung ySulung yang Terpendamang Terpendam Disebut juga dengan

Disebut juga dengan  submerged  submerged teethteeth, yaitu suatu gangguan erupsi yang, yaitu suatu gangguan erupsi yang menunjukkan gagalnya gigi molar sulung mempertahankan posisinya akibat menunjukkan gagalnya gigi molar sulung mempertahankan posisinya akibat  perkembangan

 perkembangan gigi gigi disebelahnya disebelahnya sehingga sehingga gigi gigi molar molar sulung sulung tersebut tersebut berubahberubah  posisi menjadi di bawah permukaan oklusal (Universitas Sumatera Utara).

 posisi menjadi di bawah permukaan oklusal (Universitas Sumatera Utara).

e.

e. Erupsi Ektopik Gigi Molar Pertama Gigi TetapErupsi Ektopik Gigi Molar Pertama Gigi Tetap Yaitu erupsinya gigi molar pertama

Yaitu erupsinya gigi molar pertama gigi tetap yang keluar dari posisinya digigi tetap yang keluar dari posisinya di lengkung rahang, mendorong molar dua sulung sehingga terjadi resorpsi sebagian lengkung rahang, mendorong molar dua sulung sehingga terjadi resorpsi sebagian atau seluruhnya dari molar dua sulung. Resorpsi terjadi di sebelah distal molar atau seluruhnya dari molar dua sulung. Resorpsi terjadi di sebelah distal molar sulung (Universitas Sumatera Utara).

sulung (Universitas Sumatera Utara).

f.

(15)

Meskipun keterlambatan erupsi gigi dapat dihubungkan dengan keadaan Meskipun keterlambatan erupsi gigi dapat dihubungkan dengan keadaan tertentu misalnya

tertentu misalnya down sindromedown sindrome, keterlambatan erupsi gigi yang terlokalisir lebih, keterlambatan erupsi gigi yang terlokalisir lebih sering pada gigi tetap dibandingkan gigi sulung (Universitas Sumatera Utara). sering pada gigi tetap dibandingkan gigi sulung (Universitas Sumatera Utara).

2.4. Anomali Gigi Akibat Gangguan Pasca Pembentukan 2.4. Anomali Gigi Akibat Gangguan Pasca Pembentukan

a.

a. KaniesKanies  b.

 b. Erosi (chemis) : asam (diet, pekerjaErosi (chemis) : asam (diet, pekerjaan, endogen), idiopatik.an, endogen), idiopatik. c.

c. Abrasi (mekanis)Abrasi (mekanis) d.

d. Atrisi (terpakai untuk mengunyah)Atrisi (terpakai untuk mengunyah) e.

e. Hipersementosis dan kelainan sementum lainnyaHipersementosis dan kelainan sementum lainnya f.

f. Hipersementosis : merupakan pembentukan jaringan sementum yangHipersementosis : merupakan pembentukan jaringan sementum yang  berlebihan disekitar akar gigi sesudah gigi erupsi. Dapat disebabkan oleh  berlebihan disekitar akar gigi sesudah gigi erupsi. Dapat disebabkan oleh

trauma, gangguan metabolisme, atau infeksi periapikal. trauma, gangguan metabolisme, atau infeksi periapikal. g.

g. SementoblastomaSementoblastoma h.

h. Sementoblastoma bentuk raksasaSementoblastoma bentuk raksasa i.

i. Resorbsi elemen gigi (interna dan eksterna)Resorbsi elemen gigi (interna dan eksterna)  j.

 j. Keausan dan gejala tua lainnya akibat pengunyahan (atrisi), Keausan dan gejala tua lainnya akibat pengunyahan (atrisi), penyikatanpenyikatan gigi (abrasi), penyakit gigi, dan lain-lain.

gigi (abrasi), penyakit gigi, dan lain-lain. k.

k. TraumaTrauma l.

l. Perubahan warna : perubahan warna infiltratif, perubahan warna formatifPerubahan warna : perubahan warna infiltratif, perubahan warna formatif  perubahan warna semu.

 perubahan warna semu. m.

m. Sindroma dengan anomali gigi geligiSindroma dengan anomali gigi geligi n.

n. Akar tambahan : dapat disebabkan oleh trauma, gangguan metabolismeAkar tambahan : dapat disebabkan oleh trauma, gangguan metabolisme atau tekanan. Biasanya terjadi pada gigi

atau tekanan. Biasanya terjadi pada gigi yang akarnya terbentuk sesudahyang akarnya terbentuk sesudah individu lahir. Misalnya pada gigi C dan P bawah serta M

individu lahir. Misalnya pada gigi C dan P bawah serta M33..

(Universitas Gadjah Mada, 2011) (Universitas Gadjah Mada, 2011)..

(16)

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Akcam, M. Okan; Evirgen, Sehrazat. (2010). Dental Anomalies in Akcam, M. Okan; Evirgen, Sehrazat. (2010). Dental Anomalies in Andividuals with Cleft Lip and/or Palate.

Andividuals with Cleft Lip and/or Palate.  European  European Journal Journal of of OrthodonticsOrthodontics .. Oxford, Europe: Oxford Journals.

Oxford, Europe: Oxford Journals.

Agina, P. (2013, September 18). Anomali Gigi.

Agina, P. (2013, September 18). Anomali Gigi. Indonesia.Indonesia. Universitas Gadjah Mada. (2011).

Universitas Gadjah Mada. (2011).  Kelainan  Kelainan Gigi.Gigi. Retrieved April 27, 2014, Retrieved April 27, 2014, from from http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&ved=0 http://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&ved=0 CFUQFjAI&url=http%3A%2F%2Felisa.ugm.ac.id%2Fuser%2Farchive%2Fdown CFUQFjAI&url=http%3A%2F%2Felisa.ugm.ac.id%2Fuser%2Farchive%2Fdown load%2F40826%2Ff7f398571e2c77eef191fe11086299ba&ei=z7dcU73JIaT_iAfy load%2F40826%2Ff7f398571e2c77eef191fe11086299ba&ei=z7dcU73JIaT_iAfy 1YHICg&usg=AFQjCNE-AkqKn_qjI67MtloNU4gcPq1yFA&bvm=bv.65397613,d.aGc. AkqKn_qjI67MtloNU4gcPq1yFA&bvm=bv.65397613,d.aGc.  Nurbayati

 Nurbayati S. S. (2011).(2011). Universitas Sumatra Utara.Universitas Sumatra Utara.  Retrieved April 27, 2014,  Retrieved April 27, 2014, from

from http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29328http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/29328/4/Chapter%20II.pdf/4/Chapter%20II.pdf Universitas Sumatera Utara. (n.d.).

Universitas Sumatera Utara. (n.d.).  Pedodonsia  Pedodonsia Dasar.Dasar.  Retrieved April 27,  Retrieved April 27, 2014, from http://ocw.usu.ac.id/course/download/611-PEDODONSIA-2014, from http://ocw.usu.ac.id/course/download/611-PEDODONSIA- DASAR/kgm-427_slide_kelainan_gigi_akibat_gangguan_pertumbuhan_dan_perkembangan.pdf 427_slide_kelainan_gigi_akibat_gangguan_pertumbuhan_dan_perkembangan.pdf

Gambar

Gambar 2.1. HipodontiaGambar 2.1. Hipodontia Ada dua maca anodonsia, yaitu :
Gambar 2.4. HiperdonsiaGambar 2.4. Hiperdonsia Berdasarkan lokasinya gigi berlebih dapat dibagi, yaitu :Berdasarkan lokasinya gigi berlebih dapat dibagi, yaitu : a
Gambar 2.5. MesiodensGambar 2.5. Mesiodens  b. Laterodens
Gambar 2.8. Makrodosia &
+4

Referensi

Dokumen terkait

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT dan limpahan rahmat, nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai tugas akhir untuk

Behavioural accounting research (BAR), Terdapat beberapa alasan yang sangat bagus bahwa BAR sangat pentig untuk praktisi akuntasi dan yang lain perlunya penelitian

Kalimat efektifadalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud penutur/penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Efektif

a) Berdasarkan sistem perubahan perintahan diatas, nyatakan tamadun yang melalui perubahan tahap- tahap berikut.. a) Dalam tamadun China, masyarakatnya menghargai

Lebih lanjut, Dow (2010) juga menjelaskan bahwa terdapat berbagai cara yang bisa dilakukan untuk memecahkan sistem emulsi, diantaranya meningkatkan suhu agar emulsi tersebut

Dalam penetapan bagi hasil kepada daerah terutama dari SDA yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Keuangan kepada daerah terutama dari SDA yang ditetapkan dalam

Perkerasan kaku adalah suatu perkerasan yang mempunyai Perkerasan kaku adalah suatu perkerasan yang mempunyai sifat dimana saat pembebanan berlangsung perkerasan tidak sifat dimana

Keterlibatan penonton pada video musik grup band Alphablopho yang berjudul “Jika Suatu Nanti”, “Seandainya”, dan “Siksa Hati” akan terdiri dari angle kamera