• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Universitas Sebelas Maret."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA

PENGIRIMAN REMITEN DARI TENAGA KERJA INDONESIA

( TKI ) KE DAERAH ASAL

TAHUN 2011

( Studi kasus Tenaga Kerja Indonesia asal kota Surakarta )

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

OLEH

SADHU PRAMUDITA ADHIKARA NIM : F1110027

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

(2)

ABSTRAKSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENGIRIMAN REMITEN DARI TENAGA KERJA INDONESIA

( TKI ) KE DAERAH ASAL TAHUN 2011

( studi kasus Tenaga Kerja Indonesia asal kota Surakarta )

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel pendapatan TKI, pengeluaran keluarga TKI, jumlah tanggungan keluarga TKI, dan Biaya penempatan TKI, terhadap remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal. Diduga variabel pendapatan TKI, pengeluaran keluarga TKI, jumlah tanggungan keluarga TKI, dan Biaya penempatan TKI, berpengaruh secara signifikan terhadap remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan bantuan kuisioner serta pengamatan langsung. Sampel yang digunakan adalah 40 keluarga TKI yang berasal dari kota Surakarta. Analisis data menggunakan bantuan software SPSS 17. Dalam menganalisis digunakan teknik analisis regresi linear, dengan uji t, uji F, uji koefisien determinasi (

R2 ), dan uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji multikoliearitas, uji

heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji koefisien regresi secara parsial dengan nilai =5% diketahui seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap

remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal. Hasil uji f dengan =5%

menunjukkan bahwa seluruh variabel independen secara simultan atau bersama – sama mempengaruhi remiten yang dikirim oleh TKI.

Berdasarkan hasil penelitian disarankan (1) Tenaga Kerja Indonesia sebaikanya memilih sektor – sektor atau negara tujuan dengan tingkat pendapatan yang tinggi, sehingga jumlah remiten yang dikirim ke daerah asal juga tinggi. (2) TKI sebaiknya memiliki ketrampilan dan kemampuan yang cukup baik agar dapat terserap dalam sektor – sektor dengan pendapatan yang tinggi, sehingga juga akan berpengaruh terhadap remiten. (3) Remiten dari TKI sebaiknya tidak hanya digunakan untuk konsumsi atau menambah harta benda di daerah asal, namun juga digunakan untuk tabungan maupun investasi. (4) disarankan agar TKI sebaiknya memilih biaya penempatan yang relatif rendah, karena dengan rendahnya biaya penempatan TKI maka akan meningkatkan remiten yang akan dikirim ke daerah asal.

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul:

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENGIRIMAN REMITEN DARI TENAGA KERJA INDONESIA ( TKI ) KE DAERAH ASAL

TAHUN 2011

( Studi kasus Tenaga Kerja Indonesia asal kota Surakarta )

Surakarta, 21 November 2012

Disetujui dan diterima oleh Pembimbing

Izza Mafruhah, SE, Msi NIP 19720323 200212 2 001

(4)

HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan diterima baik oleh tim penguji skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

guna melengkapi tugas – tugas dan memenuhi syarat – syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan pada Fakultas Ekonomi

Universitas Sebelas Maret Surakarta

Surakarta, 31 Desember 2012

1. Dr Guntur Riyanto MS.i

NIP 19580927 198601 1 001

2. Dr Siti Aisyah Tri Rahayu MS.i

NIP 19680927 199702 2 001

3. Izza Mafruhah, SE, MS.i

NIP 19720323 200212 2 001 (………) KETUA PENGUJI (………) ANGGOTA PENGUJI (………) PEMBIMBING

(5)

MOTTO

Hai orang – orang yang beriman jadikan sabar dan sholat sebagai penolong, sesungguhnya Allah beserta orang – orang yang sabar.

( QS. Al – Baqarah 153 )

Orang yang berhasil adalah orang yang dapat meletakkan dasar yang kuat dengan batu – batu yang orang lain lemparkan kepadanya

( David Brinkley )

Kualitas dari kehidupan seseorang itu tergantung pada komitmennya untuk berhasil, bidang apapun yang dia tempuh

(6)

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan kesempatan yang terbaik dalam hidupku untuk merasakan kehendaknya selama ini 2. Ayah dan Ibu yang telah memberikan doa

dan dorongannya demi terwujudnya tugas akhir ini

3. Sahabat – sahabatku 4. Almamaterku

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirrohim,

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya yang dilimpahkan pada kita semua, meskipun dengan kemampuan dan waktu yang terbatas akhirnya penulis mampu menyelesaikan penyusunan Skripsi dengan judul “ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENGIRIMAN REMITEN DARI TENAGA KERJA INDONESIA ( TKI ) KE DAERAH ASAL TAHUN 2011 ( Studi kasus Tenaga Kerja Indonesia asal kota Surakarta )”.

Penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil dengan baik tanpa adanya bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis dengan rendah hati menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada pihak – pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu hingga tersusunnya skripsi ini, khususnya kepada :

1. Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Ketua Program dan Sekretaris Program S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Izza Mafruhah, SE, Msi selaku pembimbing yang dengan arif dan kesabaran telah banyak memberikan pengarahan, petunjuk, nasihat, bimbingan hingga tersusunnya skripsi ini.

4. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan bantuan administratif kepada penulis.

(8)

5. Seluruh karyawan Dinsosnakertrans kota Surakarta, yang telah banyak membantu memberikan data tentang TKI

6. Keluarga TKI di kota Surakarta dalam penyusunan skripsi ini yang telah banyak membantu dalam wawancara.

7. Teman – teman S1 Ekonomi Pembangunan swadana Transfer seangkatan yang selalu memberikan dorongan untuk menyelesaikan skripsi.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak sangat penulis harapkan demi kesempurnaan penulisan skripsi ini.

Surakarta, 21 November 2012

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i

ABSTRAKSI ii

HALAMAN PERSETUJUAN iii

HALAMAN PENGESAHAN iv

MOTTO v

PERSEMBAHAN vi

KATA PENGANTAR vii

DAFTAR ISI ix

DAFTAR TABEL xii

DAFTAR GAMBAR xiii

BAB I. PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang Masalah 1

B. Perumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 6

D. Manfaat Penelitian 6

BAB II. LANDASAN TEORI 8

A. Tinjauan Pustaka 8

1. Definisi Tenaga Kerja 8

2. Tenaga Kerja Indonesia 9

(10)

4. Remiten 15

5. Pendapatan 16

6. Dampak Pengiriman Remiten ke Daerah Asal 17

B. Penelitian Sebelumnya 18

C. Kerangka Pemikiran 23

D. Perumusan Hipotesis 25

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 26

A. Ruang Lingkup Penelitian 26

B. Jenis Dan Sumber Data 26

C. Definisi Operasinal dan Pengukuran Variabel Penelitian 27

D. Teknik sampling 28

E. Teknik Pengumpulan Data 28

F. Metode Analisa Data 29

1. Uji Pemilihan Model 29

2. Uji Statistik 30

3. Uji Asumsi Klasik 34

BAB IV. ANALISIS DATA 37

A. Gambaran Umum 37

1. Kondisi Geografis 37

2. Indikator Kependudukan 38

3. Indikator Ketenagakerjaan 41

(11)

1. Remiten 44

2. Pendapatan TKI 45

3. Pengeluaran Konsumsi Keluarga 46

4. Jumlah Anggota Keluarga 47

5. Total Biaya Penempatan TKI 47

C. Analisis Data Dan Pembahasan 48

1. Uji Pemilihan Model 48

2. Uji Statistik 49

3. Uji Asumsi Klasik 51

D. Interpretasi Ekonomi 52 BAB V. PENUTUP 56 A. Kesimpulan 56 B. Saran 57 DAFTAR PUSTAKA 58 LAMPIRAN – LAMPIRAN 60

(12)

DAFTAR TABEL

4.1 Luas Penggunaan Lahan di Kota Surakarta Tahun 2010= 2011 38

4.2 Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2009 -2011 39

4.3 Kepadatan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2011 39

4.4 Banyaknya Penduduk 5 Tahun ke atas menurut tingkat

pendidikan di kota Surakarta Tahun 2010 – 2011 40

4.5 Penduduk 15 th ke Atas Menurut Kegiatan Seminggu yg Lalu

di Kota Surakarta Tahun 2011 42

4.6 Penduduk Berumur 15 tahun ke atas yang Bekerja Menurut

Lapangan Usaha di Kota Surakarta Tahun 2010 – 2011 43

4.7 Distribusi Remiten yang Diterima Oleh Keluarga TKI Di Kota

Surakarta 44

4.8 Distribusi Pendapatan yang Diterima Oleh TKI yang Berasal

Dari Kota Surakarta 45

4.9 Distribusi Pengeluaran Konsumsi Keluarga TKI Di Kota

Surakarta 46

4.10 Distribusi Jumlah Tanggungan Keluarga TKI Di Kota

Surakarta 47

4.11 Distribusi Total Biaya Penempatan TKI yang Berasal Dari

(13)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Kerangka Pemikiran 19

3.1 Kurva Uji t 25

(14)

ABSTRAKSI

ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA PENGIRIMAN REMITEN DARI TENAGA KERJA INDONESIA

( TKI ) KE DAERAH ASAL TAHUN 2011

( studi kasus Tenaga Kerja Indonesia asal kota Surakarta )

SADHU PRAMUDITA ADHIKARA NIM : F1110027

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel pendapatan TKI, pengeluaran keluarga TKI, jumlah tanggungan keluarga TKI, dan Biaya penempatan TKI, terhadap remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal. Diduga variabel pendapatan TKI, pengeluaran keluarga TKI, jumlah tanggungan keluarga TKI, dan Biaya penempatan TKI, berpengaruh secara signifikan terhadap remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan bantuan kuisioner serta pengamatan langsung. Sampel yang digunakan adalah 40 keluarga TKI yang berasal dari kota Surakarta. Analisis data menggunakan bantuan

software SPSS 17. Dalam menganalisis digunakan teknik analisis regresi linear, dengan uji t, uji

F, uji koefisien determinasi ( R2 ), dan uji asumsi klasik, yang terdiri dari uji multikoliearitas, uji

heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa uji koefisien regresi secara parsial dengan nilai =5% diketahui seluruh variabel independen berpengaruh signifikan terhadap remiten yang dikirim

oleh TKI ke daerah asal. Hasil uji f dengan =5% menunjukkan bahwa seluruh variabel

independen secara simultan atau bersama – sama mempengaruhi remiten yang dikirim oleh TKI. Berdasarkan hasil penelitian disarankan (1) Tenaga Kerja Indonesia sebaikanya memilih sektor – sektor atau negara tujuan dengan tingkat pendapatan yang tinggi, sehingga jumlah remiten yang dikirim ke daerah asal juga tinggi. (2) TKI sebaiknya memiliki ketrampilan dan kemampuan yang cukup baik agar dapat terserap dalam sektor – sektor dengan pendapatan yang tinggi, sehingga juga akan berpengaruh terhadap remiten. (3) Remiten dari TKI sebaiknya tidak hanya digunakan untuk konsumsi atau menambah harta benda di daerah asal, namun juga digunakan untuk tabungan maupun investasi. (4) disarankan agar TKI sebaiknya memilih biaya penempatan yang relatif rendah, karena dengan rendahnya biaya penempatan TKI maka akan meningkatkan remiten yang akan dikirim ke daerah asal.

(15)

ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING REMITTANCES FROM INDONESIAN MIGRANT WORKERS TO THE HOMETOWN

2011

( Case Studies : Indonesian Migrant Workers from Surakarta )

This study aims to analyze the effect from the independent variables which consists from income of migrant workers, family expenses of migrant workers,number of family dependents from migrant workers, and placement fee, against the remittances sent by migrant workers to their hometown. This study estimates that income of migrant workers, family expenses of migrant workers,number of family dependents from migrant workers, and placement fee has a significant relationship to the remittances sent by migrants to their hometown.

The type of this research is quantitative research. Data were collected by interview with questionnaires and direct observation. The samples taken from 40 families migrant workers from Surakarta. The data analysis using statistical software SPSS 17. This study uses linear regression analysis,t test, F test, coefficient of determination test (R2), and the classic assumption test, which consists of multicollinearity, heteroscedasticity and autocorrelation.

The results of the t test with significance level of 5% indicates that all the independent variables individually have a significant effect on remittances sent by migrant workers to their hometown. meanwhile, the F test with significance level of 5% indicates that all the independent variables simultaneously to have a significant effect on remittances sent by migrant workers to their hometown.

Based on the results of the study advised (1) migrant workers should select sectors or countries with the high levels of income, so that the remittances sent to their hometown is also high. (2) migrant workers should have skills and abilities to be absorbed in the sector with the high income, so it will also affect remittances. (3) Remittances from migrant workers should not only be used for consumption or increase possessions in the hometown, but also used for saving and investment. (4) migrant workers should choose a relatively low placement fee, because the low placement fee will increase remittances to be sent to their hometown.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu faktor produksi yang digunakan dalam menghasilkan barang dan jasa adalah tenaga kerja. Tenaga kerja merupakan input yang penting dalam proses produksi selain modal, bahan baku, dan input lainnya. Tenaga kerja juga merupakan aset penting dalam suatu negara, karena memberikan pemasukan kepada negara. Negara dengan penduduk yang banyak pasti juga memiliki jumlah tenaga kerja yang banyak. Hal inilah yang mendukung banyaknya investasi masuk ke negara tersebut. Upah tenaga kerja yang sangat murah semakin mendukung lancarnya investasi masuk ke negara tersebut. Investor beranggapan bahwa biaya produksi dapat dikurangi dengan cara menekan upah tenaga kerja, sehingga profit yang diperoleh perusahaan jauh lebih besar dibandingkan apabila perusahaan tersebut menanamkan investasi di negara sendiri.

Jumlah penduduk yang besar merupakan modal dasar dalam pembangunan nasional, yaitu sebagai sumber daya manusia yang potensial dan produktif, namun dapat juga menimbulkan masalah apabila penduduk yang berjumlah besar kurang potensial dan produktif. Artinya, tenaga kerja yang merupakan bagian dari penduduk, tidak dapat tertampung dalam sektor – sektor pembangunan yang ada di negara.

(17)

informal atau buruh, dikarenakan sulitnya dalam mencari lapangan pekerjaan yang layak guna memenuhi kebutuhan hidup tanpa memerlukan pendidikan yang tinggi.

Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi dari negara – negara maju karena jumlah penduduknya yang besar dengan upah tenaga kerja yang relatif rendah. Selain itu masyarakat Indonesia yang konsumtif menjadikan Indonesia sebagai pasar yang baik dari produk – produk negara lain. Hal ini disebabkan oleh mutu pendidikan yang sangat rendah yang membuat pola konsumtif dimasyarakatnya.

Tetapi investasi yang ditanamkan para investor baik lokal maupun asing dirasa masih kurang mengingat bahwa masih banyak penduduk Indonesia yang bekerja di luar negeri untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup mereka dan keluarganya. Salah satu pilihan yang mereka ambil adalah menjadi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di beberapa negara yang bisa menerima mereka dan membutuhkan tenaga mereka seperti halnya Malaysia, Singapura, Hongkong dan bahkan sampai ke daerah Timur Tengah. Dorongan untuk memenuhi kebutuhan dan mencari kehidupan yang lebih baik menyebabkan terjadinya migrasi internasional besar-besaran di Indonesia.

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang untuk mengambil keputusan bekerja di negara lain. Selama beberapa tahun terakhir masalah migrasi internasional seringkali dikaitkan dengan kegiatan perekonomian di suatu negara. Berkurangnya tingkat kesempatan kerja di dalam negeri telah menimbulkan minat dan kesedian penduduk negara tersebut untuk bekerja di negara lain. (Raharto 1997 dalam Yunita ; 2007 : 3).

(18)

Tenaga kerja Indonesia atau biasa disebut dengan TKI adalah penduduk usia produktif yang bekerja di luar negeri dan mendapatkan upah dari apa yang mereka kerjakan dalam kurun waktu tertentu. Berdasarkan data BNP2TKI, pada tahun 2010 jumlah TKI yang diberangkatkan mencapai 575.804 orang dengan presentase sektor formal sebanyak 27 % dan sektor informal sebanyak 73 %. Pada tahun berikutnya terdapat peningkatan jumlah TKI yang diberangkatkan, menjadi 581.081 orang dengan presentase sektor formal sebanyak 46 % dan sektor informal sebanyak 54 %. Meskipun mengalami kenaikan jumlah pengiriman secara keseluruhan, namun pada sektor informal justru mengalami penurunan. Hal tersebut dikarenakan oleh kebijakan pemberlakuan moratorium TKI ke beberapa negara sejak 2009.

Migrasi TKI sangat membantu pemerintah dalam mengurangi tingkat pengangguran di dalam negeri. Selain itu, kegiatan seperti ini dapat memberikan sumbangan yang signifikan bagi devisa negara. Laporan Bank Indonesia tentang Neraca Pembayaran Indonesia ( NPI ) menyebutkan, pada tahun 2009 jumlah penerimaan remiten dari TKI mencapai USD 6,6 juta dari total penerimaan transfer berjalan sebesar USD 7,2 juta. Jumlah tersebut meningkat pada tahun berikutnya menjadi USD 6,7 juta dari total penerimaan transfer berjalan sebesar USD 7,5 juta. Secara keseluruhan kegiatan ini memang membantu negara, sehingga pemerintah sangat mendukung kegiatan ini.

Disamping dapat membantu negara dalam memberikan sumbangan devisa, pengiriman remiten dari TKI juga dapat membantu perekonomian ekonomi keluarganya di daerah asal, khususnya bagi TKI di sektor informal. Mereka

(19)

yang menjadi TKI biasanya dijadikan tulang punggung oleh keluarga di daerah asal, sehingga pengiriman remiten sangat diharapkan. Pengiriman remiten dapat melalui saluran formal maupun informal. Oleh keluarga di daerah asal, remiten dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan hidup, baik itu konsumsi, tabungan, maupun investasi.

Pengiriman remiten ke daerah asal dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut IK Ardana ( 2011 ) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi besarnya remiten ke daerah asal, yaitu pendapatan TKI, pengeluaran konsumsi keluarga di daerah asal, dan jumlah anggota keluarga di daerah asal. Remiten pada dasarnya meupakan bagian dari pendapatan tenaga kerja migran yang disisihkan untuk dikirim ke daerah asal, semakin tinggi tingkat pendapatan pekerja migran maka semakin besar pula remiten yang dikirim ke daerah asal. Remiten adalah bentuk keterikatan antara pekerja migran dengan daerah asalnya, sehingga faktor – faktor yang berasal dari daerah asal seperti jumlah pengeluaran konsumsi keluarga dan jumlah anggota keluarga juga berpengaruh terhadap besarnya remiten. Selain ketiga faktor tersebut terdapat faktor lain yang juga mempengaruhi remiten ke daerah asal yaitu biaya penempatan TKI. Biaya penempatan TKI merupakan biaya yang dikeluarkan oleh calon TKI atau TKI untuk menjadi TKI. Biaya ini dapat dibayarkan saat akan berangkat atau dibayarkan melalui pemotongan upah yang diterima TKI, sehingga hal tersebut juga dapat mempengaruhi remiten yang dikirim ke daerah asal.

Hampir seluruh daerah di Indonesia merupakan penyumbang TKI, salah satunya adalah kota Surakarta. Dengan angka kemiskinan mencapai 13,9 % dan jumlah angkatan kerja sebanyak 66,81 % dari 385.899 penduduk usia kerja

(20)

pada tahun 2011, menjadi TKI merupakan pilihan bagi sebagian masyarakat di kota Surakarta untuk mencukupi kebutuhan hidup. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinsosnakertrans kota Surakarta, pada tahun 2010 jumlah TKI yang diberangkatkan mencapai 64 orang. Namun pada tahun 2011 angka tersebut mengalami penurunan menjadi 34 orang. Penurunan jumlah TKI di kota Surakarta selain disebabkan oleh pemberlakuan moratorium oleh pemerintah, juga disebabkan oleh masyarakat yang cenderung memilih bekerja di sektor informal dibanding bermigrasi ke tempat lain. Seperti daerah lain di Indonesia, pengiriman remiten dari TKI yang berasal dari kota Surakarta juga sangat diharapkan oleh keluarga di daerah asal. Jumlah remiten yang dikirim juga dipengaruhi beberapa faktor. Berdasarkan kajian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian melalui penulisan skripsi yang berjudul “ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BESARNYA

PENGIRIMAN REMITEN DARI TENAGA KERJA INDONESIA ( TKI ) KE DAERAH ASAL.“

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :

1. Apakah tingkat pendapatan TKI berpengaruh terhadap jumlah remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal ?

2. Apakah pengeluaran konsumsi keluarga di daerah asal berpengaruh terhadap jumlah remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal ?

(21)

3. Apakah jumlah tanggungan keluarga di daerah asal berpengaruh terhadap jumlah remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal ?

4. Apakah total biaya penempatan calon TKI berpengaruh terhadap jumlah remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan penelitian yang diuraikan sebelumnya, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk menganalisa pengaruh tingkat pendapatan TKI terhadap jumlah remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal

2. Untuk menganalisa pengaruh pengeluaran konsumsi keluarga di daerah asal terhadap jumlah remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal

3. Untuk menganalisa pengaruh jumlah tanggungan keluarga di daerah asal terhadap jumlah remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal

4. Untuk menganalisa pengaruh total biaya penempatan calon TKI terhadap jumlah remiten yang dikirim oleh TKI ke daerah asal

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pemerintah Daerah

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi penerapan kebijakan yang terkait dengan ketenagakerjaan, terutama Tenaga Kerja Indonesia

(22)

2. Bagi masyarakat

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi kepada masyarakat tentang ketenagakerjaan.

3. Bagi Akademisi

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wacana bagi para akademisi yang tertarik di bidang penelitian yang sama untuk meneliti lebih lanjut.

(23)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Definisi Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja ( berusia 15 -64 tahun ) atau jumlah seluruh penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka, dan jika mereka mau berpartisipasi dalam aktivitas tersebut ( Mulyadi, 2003 : 59 ). Tenaga kerja mencakup penduduk yang sudah atau sedang bekerja, yang sedang mencari pekerjaan, dan yang melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga ( P.Simanjutak, 1985 : 2 ).

Menurut Sumarsono ( 2003: 6 ) tenaga kerja adalah semua orang yang bersedia sanggup bekerja, dimana tenaga kerja ini meliputi semua orang yang bekerja baik untuk diri sendiri ataupun untuk anggota keluarganya yang tidak menerima imbalan dalam bentuk upah atau semua orang yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti mereka yang sesungguhnya bersedia dan mampu untuk bekerja, dalam arti mereka menggangur dengan terpaksa karena tidak adanya kesempatan kerja.

Sedangkan menurut Dumairy ( 1997 : 74 ) menyatakan bahwa yang termasuk dalam tenaga kerja ialah penduduk yang berumur di dalam batas usia kerja. Setiap negara menentukan batas usia yang berbeda tergantung dari situasi tenaga kerja di negara tersebut.

(24)

Dari pernyataan – pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja adalah penduduk yang dapat diikutsertakan dalam kegiatan ekonomi dan masuk dalam usia kerja baik yang sudah bekerja, sedang mencari pekerjaan, dan melakukan kegiatan lain seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga.

2. Tenaga Kerja Indonesia ( TKI )

Tenaga Kerja Indonesia atau disebut dengan TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat untuk bekerja di luar negeri dalam hubungan kerja untuk jangka waktu tertentu dengan menerima upah. Sedangkan calon tenaga kerja Indonesia atau disebut dengan calon TKI adalah setiap warga negara Indonesia yang memenuhi syarat sebagai pencari kerja yang akan bekerja di luar negeri dan terdaftar di instansi Pemerintah Kabupaten / Kota yang bertanggungjawab di bidang ketenagakerjaan ( UU No.39 tahun 2004 )

Jadi dapat dikatakan bahwa TKI atau calon TKI adalah warga negara Indonesia (WNI) baik laki-laki maupun perempuan yang telah dan atau akan bekerja di luar negeri dengan jangka waktu tertentu berdasarkan perjanjian kerja melalui prosedur penempatan TKI.

Calon TKI yang akan bekerja ke luar negeri wajib memenuhi persyaratan dalam Peraturan Menteri Nomor PER.19/MEN/V/2006. Persyaratannya sebagai berikut :

a. Berusia sekurang-kurangnya 18 ( delapan belas ) tahun kecuali bagi TKI yang akan dipekerjakan pada pengguna perseorangan

(25)

sekurang-kurangnya harus berusia 21 (dua puluh satu) tahun, yang dibuktikan dengan kartu tanda penduduk (KTP) dan akte kelahiran atau surat kenal lahir dari instasi yang berwenang;

b. Sehat jasmani dan rohani serta bagi TKI wanita tidak dalam keadaan hamil, yang dibuktikan dengan surat keterangan dari dokter pada rumah sakit;

c. Berpendidikan sekurang-kurangnya lulus Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) atau yang sederajat dan memiliki keterampilan kerja; d. Calon TKI terdaftar di Dinas Tenaga Kerja yang ada di daerah tempat

tinggalnya; dan

e. Memiliki dokumen yang lengkap

Sedangkan dokumen – dokumen yang harus dimiliki oleh calon TKI antara lain adalah ( UU No. 39 Tahun 2004 Pasal 51 ) :

a. Kartu tanda penduduk (KTP), ijazah pendidikan terakhir, akte kelahiran atau surat kenal lahir;

b. Surat keterangan status perkawinan, bagi yang sudah menikah melampirkan copy buku nikah;

c. Surat keterangan izin suami/istri, izin orang tua, atau izin wali; d. Sertifikat kompetensi kerja;

e. Surat keterangan sehat berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dan psikologi;

f. Paspor yang diterbitkan oleh Kantor Imigrasi g. Visa kerja;

(26)

i. Perjanjian kerja;

j. Kartu peserta asuransi; dan

k. KTKLN/ Rekomendasi Bebas Fiskal.

3. Migrasi Internasional

a. Konsep dan Definisi Tentang Migrasi

Migrasi merupakan salah satu dari tiga faktor dasar yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk, selain kelahiran dan kematian. Berbeda dengan dua komponen perubahan jumlah penduduk lainnya (kelahiran dan kematian), konsep dan definisi mengenai migrasi lebih sulit ditentukan. Konsep dan definisi mengenai migrasi atau perpindahan penduduk yang ada saat ini berbeda-beda menurut masing-masing peneliti. Perbedaan konsep dan definisi yang muncul tersebut tergantung pada tujuan penelitian dan analisis yang akan dilakukan oleh peneliti yang bersangkutan.

Menurut Mantra (1999 dalam Antari, 2008 : 4 ) mobilitas atau migrasi penduduk didefinisikan sebagai gerak penduduk yang melintasi batas wilayah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Batas wilayah yang bisa digunakan adalah batas administrasi seperti : Desa, Kecamatan, Kabupaten, Provinsi, atau Negara. Di samping batas wilayah batas waktu juga bervariasi : satu hari, lebih dari satu hari hingga kurang dari enam bulan atau enam bulan lebih.

Migrasi merupakan perubahan tempat tinggal yang bersifat permanen maupun semi permanen ( Lee 1976 dalam Yunita ; 2007 : 21 ).

(27)

Dalam definisi tersebut Lee tidak menjelaskan batasan mengenai jarak dan sifatnya perpindahannya. Dalam definisi tersebut tidak dibedakan secara jelas mengenai perbedaan antara perpindahan antar daerah atau dusun dengan perpindahan antar negara.

Sedangkan berdasarkan Lembaga Demografi Universitas Indonesia ( 2010 : 133 ) Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik / negara ataupun batas administratif / batas bagian dalam suatu negara. Secara definitif dalam beberapa definisi migrasi yang telah dipaparkan sebelumnya unsur waktu (permanenitas) memang telah ditentukan, namun berapa lama jangka waktu dapat dikategorikan sebagai permanen tersebut tidak ditentukan. Di Indonesia, definisi migrasi yang digunakan adalah berdasarkan waktu dan wilayah seperti definisi yang telah ditetapkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Sensus Penduduk (SP) dan Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS). b. Jenis Migrasi Internasional

Berdasarkan dimensi wilayah migrasi dapat dibedakan menjadi dua yaitu migrasi internal dan migrasi internasional. Migrasi internal adalah migrasi yang dilakukan oleh individu atau kelompok yang ruang lingkupnya masih berada di dalam negeri. Sementara, migrasi internasional adalah migrasi yang melewati batas politik antar negara. Menurut Kertonegoro ( 1994 : 3 ), migrasi internasional dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis tertentu, yaitu :

(28)

1) Migrasi tetap : termasuk para pekerja pendatang, dan keluarga yang kemudian menyusulnya

2) Pekerja kontrak sementara : umumnya tidak atau semi terdidik / terlatih yang tinggal di negara penerima untuk jangka waktu tertentu, biasanya dua tahun.

3) Para profesional dengan ijin tinggal sementara : yakni tenaga terdidik/terlatih yang pindah dari satu negara ke negara lain, biasanya sebagai tenaga ahli, staf, atau karyawan dari organisasi internasional atau perusahan multi-internasional.

4) Migran ilegal (klandestin) : yakni mereka yang masuk dan tinggal di negara penerima tanpa didukung dokumen serta ijin dari pihak yang berwenang.

5) Pencari suaka : yakni mereka yang masuk ke negara lain dengan mengajukan ijin tinggal atas dasar takut hukuman karena suku, agama, politik, keanggotaan organisasi, dan lain sebagainya.

6) Pengungsi : yakni mereka yang diakui sebagai pengungsi sesuai persyaratan dalam Konvensi PBB 1951 mengenai status pengungsi. perang saudara dan penindasan merupakan sebab utama dari pengungsi yang murni.

c. Faktor Penyebab Migrasi

Pada dasarnya, faktor – faktor yang menyebabkan seseorang melakukan migrasi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor pendukung dan faktor penarik ( LD FEUI 2010 : 137 )

(29)

1) Makin berkurangnya sumber – sumber kehidupan, seperti menurunnya daya dukung lingkungan dan menurunnya permintaan atas barang – barang tertentu yang bahan bakunya makin susah diperoleh, seperti hasil tambang, kayu, atau bahan dari pertanian. 2) Menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal.

3) Adanya tekanan – tekan politik, agama, dan suku sehingga mengganggu hak asasi penduduk di daerah asal.

4) Alasan pendidikan, pekerjaan, atau perkawinan.

5) Bencana alam seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, musim kemarau panjang, atau adanya wabah penyakit.

Faktor – faktor penarik antara lain sebagai berikut :

1) Adanya harapan akan memperoleh kesempatan untuk memperbaiki kehidupan.

2) Adanya kesempatan untuk memperoleh pendidikan yang lebih baik. 3) Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenagkan, seperti

iklim, perumahan, sekolah, dan fasilitas – fasilitas publik lainnya. 4) Adanya aktifitas – aktifitas di kota besar, tempat – tempat hiburan,

atau pusat kebudayaan yang merupakan daya tarik bagi orang – orang daerah lain untuk bermukim di kota besar.

Sementara itu Lee (1966 dalam Mulyadi, 2003: 129) dalam teori migrasinya menyatakan bahwa yang mendorong seseorang untuk pindah tidak hanya ditentukan oleh faktor-faktor nyata yang ada di daerah asal dan tujuan saja, namun juga ditentukan oleh persepsi jiwa mengenai faktor – faktor tersebut. Kepekaan pribadi, kecerdasan, kesadaran tentang

(30)

kondisi di tempat lain mempengaruhi evaluasinya tentang keadaan tempat asal. Sedang pengetahuan tentang keadaan di tempat tujuan tergantung kepada hubungan seseorang atau berdasarkan berbagai informasi yang diperolehnya. Dari pemaparan tersebut dapat disimpulkan bahwa ada empat faktor yang mempengaruhi seseorang dalam mengambil keputusan untuk pindah, yakni:

1) Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal 2) Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan

3) Faktor antara yang menjadi halangan terjadinya perpindahan 4) Faktor pribadi dari individu itu sendiri.

Faktor ekonomi merupakan faktor utama yang mempengaruhi migrasi penduduk. Ravenstein (1889 dalam Mulyadi, 2003: 130) bahwa undang-undang yang tidak baik, pajak yang tinggi, iklim yang tidak menguntungkan, dan lingkungan masyarakat yang tidak menyenangkan dari dahulu hingga sekarang merupakan faktor – faktor yang mempengaruhi migrasi, namun tidak satupun dari faktor-faktor itu volumenya dapat dibandingkan dengan volume migran yang dipengaruhi oleh keinginan untuk memperbaiki kehidupan dalam bidang materiil.

4. Remiten

Remiten adalah pengiriman uang dan barang dari migran kepada anggota keluarga maupun saudara di daerah asal melalui perantara baik menggunakan jasa individu, jasa perbankan, maupun jasa pos.

(31)

Menurut Anwar Subianto ( 2006 : 37 ) remiten buruh migran adalah kiriman uang, dalam bentuk cek atau wesel hasil dari upah tenaga kerja di negara lain dalam kaitannya dengan aktivitas ekonomi produksi yang dilakukan oleh pekerja migran dalam hubungannya dengan daerah aslanya. Menurut Kertonegoro ( 1994 : 33 ) Migrasi membawa kemanfaatan finansial yang cukup penting bagi negara pengirim migran. Para migran umumnya menabung dan mengirim uang ke negara asal. Bagi negara pengirim tenaga kerja kiriman uang ( remiten ) merupakan sumber devisa. Bagi rumah tangga individual, kiriman uang penting sebagai sumber penghasilan atau bahkan sumber penghidupan keluarga.

Bank dunia memperkirakan bahwa secara global, nilai kiriman remiten mencapai US$ 327 milliar pada tahun 2011. Nilai yang sebenarnya dari kiriman remiten sangat mungkin lebih tinggi karena hanya sebagian dari aliran kiriman uang dilakukan melalui saluran resmi. Remiten yang dilakukan melalui saluran informal nilainya juga cukup besar. Laporan mengenai transfer pribadi ini hampir tidak ada karena memang tidak dilaporkan oleh para migran karena alasan – alasan pribadi.

5. Pendapatan

Dalam mengukur kondisi ekonomi seseorang atau rumah tangga, salah satu konsep pokok yang paling sering digunakan yaitu melalui tingkat pendapatannya. Pendapatan dapat menunjukkan seluruh uang yang diterima oleh seseorang atau rumah tangga selama jangka waktu tertentu pada suatu kegiatan ekonomi.

(32)

Menurut PP No.8 Tahun 1981 Pasal 1, upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang yang ditetapkan menurut sutau persetujuan, atau peraturan perundang-undangan, dan dibayarkan atas dasar suatu perjanjian kerja antara pengusaha dengan buruh, termasuk tunjangan baik untuk buruh sendiri maupun keluarganya.

Tingkat pendapatan merupakan alat untuk mengukur tinggi rendahnya tingkat kemakmuran suatu masyarakat. Demikian pula tingkat kemakmuran suatu negara dapat dilihat dari pendapatan perkapita penduduk negara tersebut, disamping perlu dilihat pula distribusi dari pendapatan itu sendiri.

6. Dampak Pengiriman Remiten ke Daerah Asal

Secara umum remiten berdampak positif bagi keluarga pelaku mobilitas. Dampak positif remiten dipergunakan antara lain untuk memenuhi biaya sekolah, membiayai fasilitas pendidikan, kesehatan, dan konsumsi.

Di daerah asal, dampak remiten sangat kompleks. Hal ini disebabkan karena remiten merupakan bagian terpenting dalam kehidupan keluarga para pekerja migran di daerah asal. Dampak itu terlihat antara lain dalam perubahan ekonomi keluarga dan perubahan gaya hidup keluarga di daerah asal. Pengiriman remiten selain untuk keperluan hidup sehari – hari juga digunakan untuk pembangunan maupun perbaikan tempat tinggal , membeli perabotan, investasi, dan tabungan.

(33)

Pengiriman remiten ke daerah asal memiliki manfaat ganda, di satu sisi bermanfaat untuk memperbaiki kehidupan ekonomi keluarga di daerah asal, dan disisi lain tetap dapat menjaga jalinan hubungan dengan keluarganya di daerah asal. Pengiriman remiten terhadap kehidupan ekonomi keluarga didaerah asal akan dapat meningkatkan pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi berbagai kebutuhan atau untuk membuka usaha – usaha yang produktif

B. Penelitian Sebelumnya

1. Penelitian yang dilakukan oleh I Ketut Ardana dengan judul “Faktor – faktor yang mempengaruhi besarnya pengiriman remiten ke daerah asal, studi kasus tenaga kerja magang asal kabupaten Jembrana di Jepang”. Penelitian tersebut bertujuan untuk menganalisis faktor – faktor yang mempengaruhi pengiriman remiten ke daerah asal. Variabel independen dari penelitian ini adalah pendapatan, pengeluaran konsumsi, jumlah anggota keluarga, serta keberadaan orang tua. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear berganda.

Dari hasil penelitian tersebut didapat nilai koefisien regresi sebesar 0,69, yang berarti bahwa 69% variasi remiten dapat dijelaskan oleh variabel

independen. Dari hasil uji f nilai fhitung > ftabel, sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa variabel independen secara simultan atau bersama – sama mempengaruhi variabel remiten. Dari hasil uji t, variabel pendapatan dan variabel jumlah tanggungan keluarga berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengiriman remiten, variabel pengeluaran konsumsi berpengaruh

(34)

negatif dan signifikan terhadap pengiriman remiten, sedangkan variabel keberadaan orang tua tidak berpengaruh signifikan terhadap remiten.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Kuntari dengan judul “Kontribusi remiten migran sirkuler dalam peningkatan kesejahteraan sosial keluarga”. Penelitian tersebut bertujuan untuk mendeskripsikan kontribusi remiten pekerja migran sirkuler terhadap kesejahteraan sosial keluarga.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif atau menggambarkan keadaan objek penelitian berdasarkan fakta secara kualitatif. Objek penelitian adalah migran sirkuler yang bekerja di kota Yogyakarta dan berasal dari kabupaten Gunung Kidul.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa remiten barang atau uang yang dikirim migran sirkuler mempunyai kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan keluarga. Kontribusi remitan dari migran sangat dirasakan manfaatnya bagi pemenuhan kebutuhan fisik, psikis, dan sosial bagi keluarga di daerah asal.

3. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Sri Rahayu dengan judul “Remitan dan Dampaknya dalam Kehidupan Masyarakat Desa Cabawan Kecamatan Margadana Tegal - Jawa Tengah”. Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dampak remiten terhadap kehidupan ekonomi, sosial, dan budaya di desa Cabawan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Teknik wawancara secara mendalam ( indepth interview ) digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi yang lebih bermakna.

(35)

Hasil dari penelitian ini adalah banyaknya remiten yang mengalir ke desa Cabawan ternyata membawa dampak positif maupun negatif. Agar fungsi remiten dapat bermanfaat secara maksimal masyarakat perlu diberikan pengarahan agar masyarakat tidak hanya berorientasi pada pengumpulan materi namun juga memperhatikan orientasi ke masa depan, contohnya adalah dengan kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi generasi selanjutnya.

4. Penelitian yang dilakukan oleh Nuh Luh Sili Antari dengan judul “Pengaruh Pendapatan, Pendidikan, dan Remiten terhadap Pengeluaran Konsumsi Pekerja Migran Nonpermanen di Kabupaten Badung”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pendapatan, pendidikan, dan remiten terhadap konsumsi pekerja migran non permanen di Kabupaten Badung. Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan regresi linear berganda.

Dari hasil penelitian tersebut didapat nilai koefisien regresi sebesar 0,255, yang berarti bahwa 25.5% variasi konsumsi pekerja migran dapat

dijelaskan oleh variabel independen. Dari hasil uji f nilai fhitung > ftabel,

sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel independen secara simultan atau bersama – sama mempengaruhi variabel konsumsi pekerja migran. Dari hasil uji t, variabel pendapatan dan variabel pendidikan berpengaruh positif dan signifikan terhadap konsumsi pekerja migran, sedangkan variabel remiten berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konsumsi pekerja migran.

(36)

5. Penelitian yang dilakukan oleh Anwar Subianto dengan judul “Pengaruh Pemanfaatan Remiten Buruh Migran terhadap Pertumbuhan Ekonomi Wilayah di Kabupaten Cilacap ( studi kasus kecamatan Adipala, kecamatan Binangun, kecamatan Nusawungu )”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan remiten dari TKI khususnya dalam berkonsumsi, berinvestasi dan menabung di daerah asalnya. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif.

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemanfaatan remiten di tiga kecamatan tersebut sudah tidak lagi sebagai pemenuhan kehidupan sehari – hari, tetapi sudah bergeser ke kebutuhan lain. Prioritas utama pemanfaatan remiten adalah sebagai tabungan, disusul pembelian tanah, perbaikan pembangunan rumah, pembelian barang elektronik, dan pemanfaatan lainnya.

6. Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Taufik dengan judul “Analisis Pengaruh Remiten dari Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) terhadap Tingkat Kesejahteraan Keluarganya di Kabupaten Deli Serdang”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh remiten dari TKI terhadap kesejahteraan keluarga TKI di daerah asal. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan regresi linear sederhana.

Dalam penelitian ini, tingkat kesejahteraan keluarga TKI di daerah asal dihitung menggunakan Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) keluarga

(37)

TKI. Indikator IPM dalam penelitian ini adalah pendidikan, harapan hidup, dan pengeluaran konsumsi keluarga.

Hasil penelitian tersebut diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 0,166, yang berarti bahwa sebesar 16,6% variabel kesejahteraan keluarga TKI dipengaruhi oleh remiten dari TKI. Dari hasil uji t dapat diambil kesimpulan bahwa remiten dari TKI berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan keluarga TKI di daerah asal.

7. Penelitian yang dilakukan oleh Tuty Irawati dengan judul “Migrasi Internasional Perempuan Desa dan Pemanfaatan Remitan di Desa Pusakajaya, Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang, Jawa barat”. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor – faktor penyebab perempuan desa melakukan migrasi internasional tenaga kerja dan pemanfaatan remitan yang dilakukan rumah tangga tenaga migran. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey yang bersifat penjelasan ( explanatory research ) dan diskriptif.

Dari hasil penelitian ini dapat diambil dua kesimpulan. Pertama, semakin sempitnya lahan pertanian serta ketidaktersediaan lapangan pekerjaan di daerah asal menjadi penyebab utama bagi perempuan desa Pusakajaya untuk bekerja ke luar negeri. Kedua, pemanfaatan remitan di desa Pusakajaya digunakan untuk konsumsi, investasi pendidikan, investasi ekonomi, dan produksi. Pemanfaatan remiten paling utama terfokus pada pemenuhan konsumsi dan investasi pendidikan.

8. Penelitian yang dilakukan oleh Yunita Wahyu Pratiwi dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi migrasi internasional tenaga

(38)

kerja Indonesia ke luar negeri tahun 2007 (studi kasus tenaga kerja Indonesia asal kabupaten Majalengka propinsi Jawa Barat)”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan TKI untuk kembali bermigrasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cluster sampling, sedangkan metode analisa datanya menggunakan metode logit.

Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi TKI untuk kembali bermigrasi antara lain adalah pendapatan, lama bermigrasi keluar negeri, pendidikan migran, usia migran, beban tanggungan keluarga, status perkawinan migran, jenis kelamin migran, status pekerjaan migran, dan kepemilikan properti.

C. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yang melandasi penelitian ini secara skematis dapat digambarkan dalam gambar 2.1 dibawah ini.

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Pendapatan TKI

Jumlah kiriman Remiten Pengeluaran Konsumsi

Keluarga

(39)

Dari gambar skema kerangka pemikiran diperoleh tiga faktor yang diduga berpengaruh terhadap besarnya remiten dari TKI ke daerah asalnya, khususnya TKI dari kota Surakarta. Faktor tersebut adalah

1. Pendapatan TKI di Negara Tujuan

Pendapatan TKI merupakan gaji atau upah yang diterima oleh TKI di negara tujuan selama satu bulan.

2. Pengeluaran Konsumsi Keluarga

Pengeluaran konsumsi keluarga merupakan besarnya pengeluaran yang digunakan untuk konsumsi rutin keluarga TKI di daerah asal selama satu bulan.

3. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga merupakan jumlah anggota keluarga TKI di daerah asal yang masih menjadi tanggungan keluarga.

4. Biaya Penempatan TKI

Biaya penempatan TKI merupakan biaya yang harus dibayarkan oleh calon TKI untuk menjadi seorang TKI. Cara pembayaran biaya penempatan TKI ada dua jenis. Yang pertama adalah dibayarkan secara keseluruhan saat sebelum keberangkatan TKI ke negara tujuan. Sedangkan yang kedua adalah dibayarkan rutin tiap bulan melalui pemotongan pendapatan TKI di negara tujuan.

(40)

D. Perumusan Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

1. Diduga pendapatan dari TKI berpengaruh signifikan terhadap jumlah kiriman remiten

2. Diduga pengeluaran konsumsi keluarga berpengaruh signifikan terhadap jumlah kiriman remiten

3. Diduga jumlah tanggungan keluarga berpengaruh signifikan terhadap jumlah kiriman remiten

4. Diduga total biaya penempatan TKI berpengaruh signifikan terhadap jumlah kiriman remiten

(41)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini mengambil studi kasus dari keluarga TKI yang berasal dari kota Surakarta pada tahun 2011. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini akan dikumpulkan melalui metode indept interview yang dipandu dengan kuisioner. Penelitian ini tidak mengambil seluruh populasi yang ada, akan tetapi hanya mengambil sebagian saja dari populasi untuk dijadikan sampel sebagai sampel, dimana dari sampel yang diambil tersebut diharapkan dapat mewakili seluruh populasi yang ada.

B. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung terhadap keluarga TKI di Surakarta. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section. Data primer meliputi data remiten, pendapatan TKI, pengeluaran konsumsi keluarga, jumlah tanggungan keluarga, dan total biaya penempatan TKI.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari instansi atau departemen terkait seperti, Badan Pusat Statistik, Dinas Tenaga kerja dan transmigrasi , Laporan Penelitian, dan Jurnal.

(42)

C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Penelitian

1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah jumlah remiten yang diterima oleh keluarga TKI di daerah asal. Variabel ini diukur dalam satuan rupiah ( Rp ).

2. Variabel Independen a. Pendapatan TKI

Pendapatan TKI merupakan upah atau gaji yang diterima oleh TKI di negara tempat TKI bekerja selama satu bulan. Variabel pendapatan TKI diukur dalam satuan rupiah ( Rp ).

b. Pengeluaran Konsumsi Keluarga

Pengeluaran konsumsi keluarga merupakan variabel independen yang menyatakan besarnya pengeluaran untuk konsumsi keluarga TKI di daerah asal selama satu bulan. Variabel Pengeluaran konsumsi keluarga diukur dalam satuan rupiah ( Rp ).

c. Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga merupakan variabel independen yang menyatakan banyaknya jumlah anggota keluarga TKI yang masih menjadi tanggungan keluarga di daerah asal.

d. Total Biaya Penempatan Calon TKI

Biaya penempatan calon TKI merupakan variabel independen yang menyatakan total biaya yang dikeluarkan untuk menjadi TKI. Variabel biaya penempatan diukur dalam satuan rupiah ( Rp ).

(43)

D. Teknik Sampling

Penentuan sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode simple random sampling, dengan dibantu data dari dinas terkait yaitu Dinsosnekertrans kota Surakarta.

Selain menggunakan metode simple random sampling, metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Dalam metode ini hanya diambil sampel yang dianggap telah memenuhi unsur – unsur yang dikehendaki oleh peneliti. Jumlah sampel yang akan dijadikan penelitian sebanyak 40 orang.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Studi Lapangan a. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan langsung pada objek yang akan diteliti, yakni keluarga TKI di kota Surakarta. b. Kuisioner

Teknik pengumpulan data dengan membuat daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang telah dipersiapkan terlebih dahulu yang kemudian daftar pertanyaan tersebut diberikan kepada para responden yang telah ditentukan untuk dijawab.

c. Interview

Teknik pengumpulan data dengan mengadakan wawancara secara langsung dengan para responden, yakni keluarga TKI di kota Surakarta.

(44)

2. Studi Kepustakaan

Studi kepustakaan adalah teknik mencari dan mengumpulkan data atau informasi yang sudah tersedia, baik yang ada di buku, majalah, koran, Badan Pusat Statistik, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Lembaga Ilmu dan Pengetahuan Indonesia ataupun data-data yang telah tersedia di internet dan sumber-sumber lainnya.

F. Metode Analisis Data

1. Uji Pemilihan Model

Model analisis yang digunakan dalam menganalisis data adalah dengan menggunakan analisis uji regresi linear berganda.

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen maka digunakan persamaan regresi linear berganda sebagai berikut :

Dimana :

Y = Jumlah remiten yang dikirim

= konstanta

= Pendapatan TKI

= Koefisien regresi

= Pengeluaran konsumsi keluarga

= Koefisien regresi

= Jumlah tanggungan

= Koefisien regresi

(45)

= Koefisien regresi

e = Variabel gangguan

Selanjutnya berdasarkan hasil analisis regresi dengan model tersebut dilakukan uji statistik dan uji asumsi klasik. Uji statistik meliputi uji t, uji F,

dan uji koefisien determinasi ( ). Sedangkan uji asumsi klasik terdiri dari

uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas, dan uji autokorelasi.

2. Uji Statistik

a. Uji t ( Menguji Variabel Secara Parsial )

Uji t digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh masing – masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Tahapan dalam uji t adalah sebagai berikut : 1) Menentukan Hipotesis

( berarti variabel independen secara individu tidak berpengaruh terhadap variabel dependen )

( berarti variabel independen secara individu

berpengaruh terhadap variabel dependen ) 2) Menentukan nilai

Nilai yang dipilih adalah 0,05 3) Melakukan penghitungan nilai t

a) ttabel

Dimana :

(46)

K = Banyaknya parameter atau koefisien regresi plus konstanta

b) thitung

Dimana

= Koefisien Regresi

= Standar error koefisien regresi 4) Kriteria Pengujian

Gambar 3.1 Kurva Uji t

Kesimpulan :

a) diterima jika –ttabel < thitung < ttabel.

Variabel independen tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan.

b) ditolak jika –ttabel > thitung atau thitung > ttabel

Variabel independen mempengaruhi variabel dependen secara signifikan

diterima

ditolak ditolak

(47)

Uji F digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama – sama.

Tahapan dalam uji F adalah sebagai berikut : 1) Menentukan Hipotesis

( berarti variabel independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel dependen )

( berarti variabel independen secara

simultan berpengaruh terhadap

variabel dependen ) 2) Menentukan

Nilai yang dipilih adalah 0,05 3) Melakukan penghitungan nilai F

a) Ftabel

Dimana :

= derajat signifikasi

N = banyak data yang digunakan

K = Banyaknya parameter atau koefisien regresi plus

konstanta b) Fhitung

Dimana :

(48)

k = Jumlah seluruh variabel

N = Jumlah seluruh observasi

4) Kriteria pengujian

Gambar 3.2 Kurva Uji F

Kesimpulan :

a) diterima jika Fhitung < Ftabel

Variabel independen secara simultan tidak mempengaruhi variabel dependen secara signifikan

b) ditolak jika Fhitung > Ftabel

Variabel independen secara simultan mempengaruhi variabel dependen secara signifikan

c. Uji Koefisien Determinasi ( )

Uji ini digunakan untuk mengetahui berapa persen variasi variable

dependen dapat dijelaskan oleh variable independen. R2 yang digunakan

adalah R2 yang telah memperhitungkan jumlah variable independen

dalam suatu model regresi atau disebut dengan adjusted R2.

diterima

(49)

Rumusnya adalah :

Dimana :

= Koefisien determinasi berganda

k = Jumlah seluruh variabel

N = Jumlah seluruh observasi

3. Uji Asumsi Klasik

Agar model regresi yang diajukan menunjukkan persaman hubungan yang valid atau BLUE (Best Linier Unbiased Estimator), model tersebut harus memenuhi asumsi-asumsi dasar klasik Ordinary Least Square (OLS). Asumsi-asumsi tersebut adalah: Pertama, tidak terjadi multikolinearitas.

Kedua, tidak ada heteroskedastisitas (adanya variance yang tidak konstan

dan variabel pengganggu). Ketiga, tidak terdapat autokorelasi (Gujarati, 2003: 335).

a. Uji Multikoliniearitas

Multikolinearitas timbul karena satu atau lebih variable independen berkorelasi secara linear dengan variable independen lainnya.

Salah satu cara untuk mendeteksi multikoliearitas adalah dengan melihat pair-wise correlation dalam matrik korelasi antar variabel independen. Jika pair-wise correlation antar dua variabel tinggi melebihi

(50)

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedasitas terjadi jika gangguan muncul dalam fungsi regresi yang mempunyai varian yang tidak sama, sehingga penaksir

Ordinary Least Square ( OLS ) tidak efisien baik dalam sampel kecil

maupun besar. Salah satu cara untuk mendeteksi masalah

heteroskedasitas adalah dengan Uji Glejser.

Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolute residual terhadap variable independen lainnya dengan persamaan regresi :

dalam model. c. Uji Autokorelasi

Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara anggota serangkain observasi yang diurutkan menurut waktu (seperti dalam data deretan waktu) atau ruang. Dalam konteks regresi, model regresi linier klasik mengasumsikan bahwa autokorelasi seperti itu tidak terdapat dalam disturbansi atau gangguan. Secara sederhana dapat dikatakan model klasik mengasumsikan bahwa unsur gangguan yang berhubungan dengan observasi tidak dipengaruhi oleh unsur distrurbansi atau gangguan yang berhubungan dengan pengamatan lain di manapun. Uji autokorelasi digunakan untuk melihat apakah dalam sebuah model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi

(51)

korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Tentu saja model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Pengujian autokorelasi dalam penelitian ini dilakukan dengan uji Durbin Watson, yaitu dengan membandingkan angka Durbin Watson dalam tabel dengan derajat kebebasan tertentu dengan angka Durbin Watson yang diperoleh dari hasil perhitungan analisis regresi. Angka Durbin Watson dalam tabel menunjukkan nilai distribusi antara batas bawah (d1) dengan batas atas (du). Sedangkan kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut:

dhit < dl = menunjukkan adanya autokorelasi positif

d1 < dhit < du = tidak dapat disimpulkan

4 – du < dhit < 4 – dl = tidak dapat disimpulkan

4 – d1 < dhit < 4 = menunjukkan adanya autokorelasi negative

(52)

BAB IV ANALISIS DATA

A. Gambaran Umum

1. Kondisi Geografis

Kota Surakarta merupakan salah satu kota dari 29 ( dua puluh sembilan ) kota dan kabupaten di Provinsi Jawa Tengah. Kota Surakarta terdiri dari lima kecamatan, yaitu : kecamatan Laweyan, kecamatan Banjarsari, kecamatan Jebres, kecamatan Pasar Kliwon, dan kecamatan Serengan.

Secara geografis, kota Surakarta terletak antara 1100 45’ 15” dan 1100

45’ 35 “ Bujur Timur dan antara 70 36’ dan 70 56’ Lintang Selatan, dengan

batas – batas wilayahnya sebagai berikut :

a. Sebelah utara, berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Boyolali b. Sebelah timur, berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo c. Sebelah selatan, berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo

d. Sebelah barat, berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo

Luas wilayah kota Surakarta adalah 44,04 km2 yang berarti luas kota

Surakarta hanya sekitar 0,14 % dari luas Provinsi Jawa Tengah. Wilayah Kota Surakarta merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 93 sampai 98 meter dari permukaan laut. Lebih dari 60 % wilayah kota Surakarta digunakan sebagai pemukiman, sedangkan untuk kegiatan ekonomi luas lahan yang digunakan hanya sekitar 20 %.

(53)

Tabel 4.1

Luas Penggunaan Lahan di Kota Surakarta Tahun 2010 = 2011

Penggunaan Luas Lahan ( Ha ) 2010 Luas Lahan ( Ha ) 2011 1 Pemukiman 2.809,64 2.847,36 2 Jasa 364,96 365,46 3 Perusahaan 226,09 245,04 4 Industi 97,72 97,72 5 Tanah Kosong 126,73 118,73 6 Tegalan 126,02 117,46 7 Sawah 136,56 101,95 8 Kuburan 68,76 68,76

9 Lapangan Olah Raga 62,25 62,25

10 Taman Kota 12,59 12,59

11 Lain – lain 372,74 372,74

Total 4.404,06 4.404,06

Sumber : BPS kota Surakarta

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar lahan di wilayah kota Surakarta digunakan untuk pemukiman. Setiap tahunnya jumlah lahan yang digunakan sebagai lahan pemukiman terus bertambah.

2. Indikator Kependudukan a. Komposisi Penduduk

Pada tahun 2009 jumlah penduduk di kota Surakarta sebesar 249.287 jiwa dengan jumlah laki – laki sebesar 249.287 jiwa dan jumlah perempuan sebesar 278.915 jiwa. Pada tahun 2010 jumlah penduduk di kota Surakarta mengalami penurunan sebesar 5,46 %. Namun pada tahun

(54)

2011 jumlah penduduk kota Surakarta menjadi 501.650 jiwa atau mengalami kenaikan kembali sebesar 0.46 % dari tahun 2010, dengan jumlah laki – laki sebesar 245.283 jiwa dan jumlah perempuan sebesar 256.387 jiwa.

Tabel 4.2

Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2009 - 2011 Tahun Jenis Kelamin Total ( Jiwa ) Pertumbuhan Penduduk ( % ) Laki – laki ( Jiwa ) Perempuan ( Jiwa ) 2009 249.287 278.915 528.202 1,01 2010 243.296 256.041 499.337 -5,46 2011 245.283 256.387 501.650 0,46

Sumber : BPS kota Surakarta

Dengan luas wilayah sebesar 44,04 km2, tingkat kepadatan

penduduk kota Surakarta pada tahun 2011 sebesar 13.354. Tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di wilayah kecamatan Serengan sebesar 19.903. Sedangkan tingkat kepadatan penduduk paling rendah berada di kecamatan Jebres sebesar 11.582.

Tabel 4.3

Kepadatan Penduduk Kota Surakarta Tahun 2011

Kecamatan Luas Wilayah ( km2 ) Jumlah Penduduk ( Jiwa ) Tingkat Kepadatan Penduduk Laweyan 8,46 111.767 12.936 Serengan 3,19 63.491 19.903 Pasar kliwon 4,82 89.164 18.499

(55)

Jebres 12,58 145.703 11.582

Banjarsari 14,81 177.985 12.018

Jumlah 44,04 588.110 13.354

Sumber : BPS kota Surakarta

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah dengan kepadatan penduduk yang tinggi berada di pusat kota Surakarta seperti wilayah Laweyan, Serengan, dan Pasar Kliwon.

b. Pendidikan

Jumlah penduduk berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan mengambarkan potensi kualitas penduduk suatu daerah. Berdasarkan data dari BPS kota Surakarta, komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.4

Banyaknya Penduduk 5 Tahun ke atas menurut tingkat pendidikan di kota Surakarta

Tahun 2010 – 2011

Tingkat Pendidikan Tahun

2010 % 2011 %

Tamat Perguruan Tinggi 47.414 9.20 49.798 9.44

Tamat SLTA 125.035 24.27 129.914 24.63 Tamat SLTP 106.847 20.74 109.036 20.67 Tamat SD 106.281 20.63 100.378 19.03 Tidak Tamat SD 38.294 7.43 34.662 6.57 Belum Tamat SD 54.026 10.49 59.535 11.29 Tidak Sekolah 37.205 7.22 44.165 8.37 Jumlah 515.102 100 527.488 100

(56)

Dari tabel tersebut diketahui bahwa presentase penduduk yang telah menyelesaikan perguruan tinggi dan SLTA mengalami kenaikan pada tahun 2011. Sedangkan penduduk yang hanya menyelesaikan jenjang pendidikan sampai SLTP maupun SD mengalami penurunan pada tahun 2011. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas pendidikan di kota Surakarta mengalami kenaikan pada tahun 2011.

3. Indikator Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan aspek yang amat mendasar dalam kehidupan manusia, karena mencakup dimensi ekonomi dan sosial. Setiap upaya pembangunan, selalu diarahkan pada perluasan kesempatan kerja dan berusaha, sehingga penduduk dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan. Salah satu sasaran utama pembangunan adalah terciptanya lapangan kerja baru dalam jumlah dan kualitas yang memadai untuk dapat menyerap tambahan angkatan kerja yang memasuki pasar kerja setiap tahun.

a. Penduduk Usia Kerja

Secara garis besar, kegiatan penduduk suatu wilayah dibedakan atas penduduk yang dikelompokkan partisipatif dalam memutar roda perekonomian yaitu penduduk usia kerja dan penduduk yang termasuk dalam kelompok tidak partisipatif dalam perekonomian keluarga yang disebut penduduk bukan usia kerja. Data penduduk usia kerja di kota Surakarta pada tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut.

(57)

Tabel 4.5

Penduduk 15 th ke Atas Menurut Kegiatan Seminggu yg Lalu di Kota Surakarta Tahun 2011

Kegiatan Jenis Kelamin Jumlah %

Laki - laki Perempuan

Bekerja 134.008 92.417 226.425 58.67

Sekolah 17.872 17.513 35.385 9.17

Mengurus RT 12.180 80.733 92.913 24.08

Lainnya 21.584 9.592 31.176 8.08

Jumlah 185.644 200.255 385.899 100

Sumber : BPS kota Surakarta

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa presentase penduduk usia kerja yang telah bekerja mencapai 58,67 %, sedangkan untuk penduduk yang masih sekolaha dan mengurus rumah tangga masing – masing sebesar 9,17 % dan 24,08 %. Dari tabel tersebut juga dapat disimpulkan bahwa penduduk usia kerja yang telah bekerja didominasi oleh kaum laki – laki, sedangkan kaum perempuan mendominasi dalam menngurus rumah tangga.

b. Komposisi Mata Pencaharian

Komposisi menurut mata pencaharian di kota Surakarta tahun 2010 sampai 2011 merupakan jumlah penduduk yang bekerja menurut lapangan pekerjaan yang ada di kota Surakarta pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011. Pada tahun 2011 semua sektor mengalami peningkatan dari tahun 2010, kecuali sektor perdagangan yang justru turun dari tahun sebelumnya.

Gambar

Gambar 2.1  Kerangka Pemikiran
Gambar 3.1  Kurva Uji t
Gambar 3.2  Kurva Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi intelektual dari penelitian saya dengan judul “ Koefisien Serap Bunyi pada Peredam dengan Modifikasi Struktur Helmholtz Resonator ”

Strategi pelayanan pelanggan yang dilakukan oleh pemilik Nasi Padang kurang maksimal dan manajemen dalam mengolah strategi keuangan penjualan terdapat kesalahan.Penerapan

Berdasarkan pengertian tersebut, maka hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah adanya pengaruh antara kemampuan berefleksi dengan sikap terhadap tuntutan

Pendekatan pembelajaran kontekstual atau contextual teaching and learning adalah konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi

Sarosa, “Penerapan Data Mining Untuk Evaluasi Kinerja Akademik Mahasiswa Menggunakan Algoritma Naive.. Bayes,” Jurnal EECCIS ,

[r]

memberikan kemudahan untuk mengakses informasi yang dibutuhkan. 2) Infrastruktur dalam sistem penjualan e-ticketing Traveloka membantu pengguna baru untuk mengakses segala

Upaya awal yang harus dilakukan oleh pihak nasabah terhadap pihak bank yaitu dapat mengajukan sebuah pengaduan yang sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor