• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAMIKA KOMUNIKASI WARGA NEGARA ASING DAN WARGA NEGARA LOKAL DIPUSPA AGRO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "DINAMIKA KOMUNIKASI WARGA NEGARA ASING DAN WARGA NEGARA LOKAL DIPUSPA AGRO."

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

DINAMIKA KOMUNIKASI WARGA NEGARA ASING DAN

WARGA LOKAL DI PUSPA AGRO

SKRIPSI

Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi (S.I.Kom)

Oleh :

Firman Arga Arjiansah

NIM. (B76212103)

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

JURUSAN KOMUNIKASI

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Firman Arga Arjiansah. B76212103, 2016. Dinamika Komunikasi Warga Asing dan Warga Lokal di Puspa Agro ( Studi Kualitatatif Deskriptif ). Skripsi Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.

Kata Kunci : Dinamika Komunikasi

Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Untuk Mengetahui proses adaptasi yang timbul dalam komunikasi yang terjadi antara warga negara asing dan warga Lokal, (2) Untuk Mengetahui pengalaman (dinamika dan hambatan-hambatan yang muncul) selama berkomunikasi antara warga Negara asing dan warga negara Indonesia.

Penelitian ini dilakukan di Puspa Agro,Sidoarjo, Jawa Timur. Data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam dengan para informan. Sedangkan data sekunder diperoleh dari pengumpulan data melalui dokumen beberapa buku-buku, jurnal, internet dan foto-foto yang berhubungan dengan topic penelitian.

(7)

DAFTAR ISI

JUDUL PENELITIAN (sampul dalam ) ... i

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

D. Manfaat Hasil Penelitian ... 5

E. Penelitian Terdahulu ... 6

F. Defenisi Konsep Penelitian ... 7

G. Metode Penelitian ... 13

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 13

2. Subyek, Objek, dan tempatPenelitian ... 15

3. Objek Penelitian ... 15

H. Teknik Pengumpulan Data ... 17

I. Sistematika Pembahasan ... 21

(8)

8. Warga Negara Asing ... 45

B. Kajian Teori ... 45

BAB III : PENYAJIAN DATA A. Profil Data 1. Deskripsi Lokasi penelitian ... 50

2. Deskripsi Subjek Penelitian ... 55

3. Deskripsi Objek Penelitian ... 57

B. Deskripsi Data Penelitian ... 58

BAB IV : INTERPRETASI HASIL PENELITIAN A. Analisi Data ... 72

B. Konfirmasi Temuan dengan Teori Akomodasi ... 81

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 90 B. Saran ...

94

DAFTAR PUSTAKA

BIODATA PENULIS

(9)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Dalam kehidupan sehari-hari, setiap orang tidak dapat dilepaskan dari

dunia komunikasi, mulai dari bangun tidur hingga akan tidur kembali. Sebelum

berangkat kerja atau sekolah, berbagai kegiatan komunikasi mereka lakukan,

seperti mendengarkan radio atau music dalam format CD (Compact Disk) atau

DVD (Digital Versatile Disc), menonton acara televise, membaca koran, atau

majalah, atau bercengkerama dengan anggota keluarga.1

Pasalnya, komunikasi memberikan dampak besar terhadap setiap kegiatan

manusia. Tanpa adanya komunikasi yang baik, tidak akan ada hubungan yang

baik antar sesama manusia. Manusia pun beragam-ragam, berbeda budaya,

persepsi, ras, warna kulit, bahasa, dan lain sebagainya.Hal tersebut pun

mempengaruhi system komunikasi.Jika bahasa yang digunakan berbeda, otomatis

system komunikasinya juga berbeda. Mereka harus menyamakan persepsi

masing-masing terlebih dahulu terhadap pesan yang akan disampaikan.

Komunikasi dapat diartikan sebagai „transfer informasi’ atau pesan

(message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima sebagai

komunikan. Dalam proses komunikasi tersebut bertujuan untuk mencapai saling

pengertian (mutual understanding) antara kedua pihak yang terlibat dalam proses

1

(10)

2

komunikasi. Dalam proses komunikasi, komunikator mengirimkan

pesan/informasi kepada komunikan sebagai sasaran komunikasi.2

Komunikasi menurut Harold D. Lasswell, sebagaimana dikutip oleh

Sendjaja cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan

menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan berikut: Who

Says What In Which Channel To Whom With What Effect? (Siapa mengatakan apa

dengan saluran apa kepada siapa dengan efek bagaimana?). Sedangkan menurut

Shannon dan Weaver adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi

satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan tidak terbatas pada bentuk

komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan

teknologi.3

Banyak hal yang bisa mempengaruhi komunikasi, salah satunya adalah

latar belakang budaya atau suku bangsa. Menurut Wikipedia, kelompok etnik

atau suku bangsa adalah suatu golongan manusia yang anggota-anggotanya

mengidentifikasikan dirinya dengan sesamanya, biasanya berdasarkan garis

keturunan yang dianggap sama. Identitas suku ditandai oleh pengakuan dari orang

lain akan ciri khas kelompok tersebut seperti kesamaan budaya, bahasa, agama,

perilaku, dan ciri-ciri biologis.

Dalam komunikasi, kebudayaan menjadi salah satu factor yang

berpengaruh dalam kelanjutan suatu hubungan.Latar belakang budaya yang

dimiliki seseorang menjadi pengaruh yang besar karena didalamnya terdapat sikap

dan ciri-ciri khusus yang berbeda-beda tergantung daerahnya

2

Drs. Tommy Suprapto, Pengantar Teori & Manajemen Komunikasi ( Jakarta: PT. Buku Kita, 2009), hlm. 5

3

(11)

3

masing.Sebagai contoh, orang Amerika berkomunikasi dengan orang Indonesia,

mereka mengalami kesusahan komunikasi karena perbedaan latar belakang dan

budaya.

Latar belakang budaya merupakan salah satu faktor penghambat warga

asing untuk berkomunikasi, akan tetapi itu semua bisa diatasi dengan dinamika

komunikasi yang terjadi berulang-ulang antara warga asing dan pribumi yang

mempunyai budaya yang berbeda.dinamika komuniasi adalah kegiatan

berkomunikasi yang dilakukan secara terus-menerus sehingga menimbulkan

perubahan tata hidup masyarakat baik menggunkan komunkasi interpersonal,

dengan berbagai media, effek dan lain-lain.

Contoh kasusnya seperti yang terjadi pada masyarakat atau warga asing

yang tinggal dan menetap di kawasan perumahan Puspa Agro, Sidoarjo, Jawa

Timur. Mereka tetap tinggal di kawasan perumahan Puspa Agro meskipun

mengetahui bahwa mayoritas warga disana adalah pribumi atau warga Indonesia,

mereka melakukan kegiatan sehari-hari mereka seperti berbelanja kebutuhan

pokok, menggunakan jasa transportasi umum, dan juga kegiatan lain yang

melibatkan komunikasi langsung antara mereka dengan warga pribumi. Mereka

juga merupakan warga negara asing yang sudah tinggal lama di Indonesia hampir

5 tahun, tapi mereka tetap ingin berkomunikasi dan bergaul dengan masyarakat

Indonesia meskipun mereka seringkali terlihat kesusahan saat hendak melakukan

komunikasi. Begitu pula dengan warga pribumi yang mengalami kesusahan saat

berkomunikasi dengan mereka. Seperti contoh saat warga asing membeli

kebutuhan pokok, mereka mengunakan bahasa siyarat dan mengunakan bahasa

(12)

4

terjadi beerulang-ulang sebelumnya, adapun juga saat mereka berpergian dengan

mengunakan angkutan umum merekea juga melakukan dengan cara tersebut

adapun juga yang mengguaka media HP ( Hand Phone) dengan cara mentranslate

bahasa mereka terlebih dahulu ke bahasa Indonesai lalu menunjukannya ke sopir,

dan ketika Namun dengan keterbatasan budaya dan bahasatersebut , mereka tetap

terlihat enjoy tinggal di Indonesia dan bahkan sudah hidup di Indonesia selama

beberapa tahun.

Oleh karena itu, peneliti ingin mencari tahu sebab dan alasan para warga

Negara asing tersebut betah tinggal berlama-lama di Indonesia meskipun banyak

halangan yang ditemui ketika mereka melakukan komunikasi dengan orang-orang

Indonesia.

B. RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas yang sudah peneliti paparkan, maka dapat

ditarik rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses adaptasi yang timbul dalam komunikasi yang terjadi

antara warga negara asing dan warga negara Indonesia?

2. Bagaimanakah pengalamanselama berkomunikasi antara warga Negara

asing dan warga negara Indonesia?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mengetahui proses adaptasi yang timbul dalam komunikasi yang

(13)

5

2. Mengetahui pengalaman selama berkomunikasi antara warga Negara

asing dan warga negara Indonesia.

D. MANFAAT PENELITIAN

Adapun manfaat penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Secara Teoritis

Penelitian ini pada dasarnya berkaitan dengan orang yang mempunyai

permasalahan komunikasi karena perbedaan latar belakang dan budaya

menjadikan penelitian ini sebagai kajian bagi para peneliti lain untuk

mengembangkan penelitian yang sejenis. Juga sebagai sumbangan

ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan bagi institusi maupun

akademisi dan mahasiswa tentang dinamika komunikasi warga Negara

asing dan warga Negara Indonesia.

2. Secara Praktis

Penelitian ini dilakukan dengan harapan akan bermanfaat bagi

masyarakat luas dalam menerima dan memahami dinamika

komunikasi yang terjadi antara warga Negara asing dengan warga

Negara Indonesia. Serta diharapkan penelitian ini dapat menjadi kajian

dalam masalah dinamika komunikasi yang sering terjadi di era global

ini.

E. KAJIAN PENELITIAN TERDAHULU YANG RELEVAN

Untuk menyempurnakan penelitian ini, maka peneliti melihat dan berdasar

(14)

6

Skripsi karya Muhammad Hyqal Kevinzky, 2012.Mahasiswa Universitas

Indonesia Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Jurusan Ilmu Komunikasi

dengan judul skripsi “Proses dan Dinamika Komunikasi Dalam Menghadapi

Culture Shock Pada Adaptasi Mahasiswa Perantauan. (Kasus Adaptasi

Mahasiswa Perantau di UNPAD Bandung)”

Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana proses dan

dinamika komunikasi mahasiswa perantauan di UNPAD Bandung dalam

beradaptasi, ketika menghadapi culture shock.Culture Shock merupakan gejala

social yang dialami oleh perantau ketika pindah dan mendiami daerah dengan

culture budaya yang berbeda.Penelitian ini menggunakan beberapa konsep

dan teori besar diantaranya CAT, KAB, dan adaptasi budaya.Penelitian ini

menggunakan metode snowball dan purposive sampling dalam pemilihan

informannya, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis

tematik.Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa terdapat sejumlah

kecenderungan seseorang dalam beradaptasi dengan budaya asing disekitarnya

yang kemudian menentukan pemilihan tipe adaptasinya agar bisa bertahan di

perantauan.

F. DEFINISI KONSEP

1. Pengertian Dinamika

Kata dinamika berasal dari bahasa inggris yakni dynamic yang artinya

dinamis; dinamik, dan bersemangat. Kata dinamik menurut kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah suatu gerak (dari dalam); tenaga yang menggerakkan; semangat.

(15)

7

bergerak, berkembang dan dapat menyesuaikan diri secara memadai terhadap

keadaan.

Menurut slamet Santoso4 Dinamika berarti tingkah laku warga yang satu

secara langsung mempengaruhi warga yang lain secara timbal balik. Jadi,

dinamika berarti adanya interaksi dan Interdependensi antara anggota kelompok

yang satu dengan anggota kelompok yang lain secara timbale balik dan antara

anggota dengan kelompok secara keseluruhan.

Dynamic is Facts or concepts which refer to conditions of change,

expecially to forces

Keadaan ini dapat terjadi karena selama ada kelompok, semngat kelompok

(good spirit) terus menerus berada dalam kelompok itu oleh karena itu, kelompok

tersebut bersifat Dinamis, artinya setiap saat kelompok atau individu tersebut

dapat berubah.

2. Definisi Komunikasi

Menurut Saundra Hybels dan Richard L. Weafer II, bawha komunikasi

merupakan setiap proses pertukaran informasi, gagasan, dan perasaan. Proses itu

meliputi informasi yang disampaikan tidak hanya secara lisan dan tulisan, tetapi

juga dengan bahasa tubuh, gaya maupun penampilan diri, atau menggunakan alat

bantu disekeliling kita untuk memperkaya sebuah pesan5.

4

Drs. Slamet Santoso, M.Pd. Dinamika Kelompok. Jakarta, PT Bumi Aksara. 2004.cet-1. Hal. 5

5

(16)

8

Kedua Billie J. Walhstrom mengungkapkan komunikasi adalah (1)

pernyataan diri yang efektif; (2) pertukaran pesan-pesan yang tertulis, pesan-pesan

dalam percakapan, bahkan melalui imajinasi; (3) pertukaran informasi atau

hiburan dengan kata-kata melalui percakapan atau dengan kode lain; (4)

pengalihan informasi dari seseorang ke orang lain; (5) pertukaran makna antar

pribadi dengan system symbol; (6) proses pengalihan pesan melalui saluran

tertentu kepada orang lain dengan efek tertentu (walhstrom, 1992, hlm. 9).

Ketiga, komunikasi yaitu (1) informasi yang dialihkan di antara para

pengguna, atau proses untuk menyatakan persetujuan atas perjanjian; (2) bagian

dari teknologi yang berkaitan dengan representasi, peralihan, interprestasi, dan

pemrosesan data diantara manusia di berbagai tempat; (3) komunikasi adalah

mesin (carey, 1998).

Keempat, Carey menyatakan bahwa komunikasi merupakan suatu proses

“ritual” yang mengemukkan informasi melalui dua model, yiatu: (1) model

transmisi, yakni model yang tidak secara langsung mengutamakan perluasan

pesan dalm ruang, tetapi diarahkan untuk mengelola masyarakat dalam satuan

waktu, model yang tidak mengutamakan tindakan untuk mengambil bagian dalam

informasi, tetapi representasi dari pertukaran keyakinan; (2) sebagai pola dasar

suatu „ritual’ untuk menarik orang lain agar turut serta dalam kebersamaan

Kelima, komunikasi adalah transmisi informasi dari seseorang individu

atau kelompok kepada individu atau kelompok lain. Komunikasi merupakan dasar

semua bentuk interaksi social. Dalam konteks tatap muka, komunikasi tidak saja

(17)

9

tanda-tanda tubuh yang membutuhkan interprestasi tentang apa yang dikatakan

oleh orang lain. Dengan berkembangya media tulisan dan elektronik, seperti

radio, televise, atau computer, komunikasi mengubah relasi tatap muka dengan

cepat.

Keenam, komunikasi harus dipahami sebagai interaksi antar pribadi yang

menggunakan system symbol linguistic, misalnya meliputi verbal (kata-kata),

paraverbal, dan nonverbal.System „serba tempat’ artinya komunikasi itu serba ada

sehingga komunikasi itu ada di mana-mana.

3. Dinamika Komunikasi

Menurut KBBI, dinamika berarti gerak (dari dalam); tenaga

yang menggerakkan; semangat. Sedangkan komunikasi adalah proses

penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk

memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau pe rilaku, baik

langsung secara lisan maupun melalui media. Adapun menurut Cherry,

istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang

artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara

dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari bahasa latin

Communico yang artinya membagi.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pengalaman itu meliputi Dinamika

Komunikasi yang terdiri dari apa, seperti apa, ada bagaimana komunikasi

yang terjadi antar dua orang atau lebih terjadi.Dinamika komunikasi

terjadi sebagai variasi dan cara-cara hidup yang telah diterima, yang

(18)

10

kebudayaan materil, komposisi penduduk, ideology. Adapun beberapa

alasan yang menyebabkan terjadinya dinamika komunikasi, diantaranya

yaitu dimana individu atau kelompok memiliki tujuan yang realistis,

sederhana, dan menguntukan, bagi mereka, interaksi antar individu atau

kelompok yang berbeda latar belakang (budaya, etnis, bangsa, dan bahasa)

guna untuk membangun komunikasi yang baik dan menciptakan hubungan

yang erat walaupun berbeda, adanya perubahan sosial yang terjadi, dan

adanya perubahan situasi ekonomi yang mengharuskan timbulnya

dinamika untuk memenuhi kebutuhan.

4. Warga Negara Lokal/Indonesia

Seorang Warga Negara Indonesia (WNI) adalah orang yang diakui oleh

UU sebagai warga negara Republik Indonesia. Kepada orang ini akan diberikan

Kartu Tanda Penduduk, berdasarkan Kabupaten atau (khusus DKI Jakarta)

Provinsi, tempat ia terdaftar sebagai penduduk/warga. Kepada orang ini akan

diberikan nomor identitas yang unik (Nomor Induk Kependudukan, NIK) apabila

ia telah berusia 17 tahun dan mencatatkan diri di kantor pemerintahan.

Kewarganegaraan Republik Indonesia diatur dalam UU no. 12 tahun 2006

tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Menurut UU ini, orang yang

menjadi Warga Negara Indonesia (WNI) adalah ( dari uu kewarganegaraan

2006.html)6

1. setiap orang yang sebelum berlakunya UU tersebut telah menjadi WNI

2. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah dan ibu WNI

6

(19)

11

3. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah WNI dan ibu

warga negara asing (WNA), atau sebaliknya

4. anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu WNI dan ayah

yang tidak memiliki kewarganegaraan atau hukum negara asal sang ayah

tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut

5. anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayahnya

meninggaldunia dari perkawinan yang sah, dan ayahnya itu seorang WNI

6. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNI

7. anak yang lahir di luar perkawinan yang sah dari ibu WNA yang diakui

oleh seorang ayah WNI sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan

sebelum anak tersebut berusia 18 tahun atau belum kawin

8. anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia yang pada waktu

lahirtidak jelas status kewarganegaraan ayah dan ibunya.

9. anak yang baru lahir yang ditemukan di wilayah megara Republik

Indonesiaselama ayah dan ibunya tidak diketahui

10.anak yang lahir di wilayah negara Republik Indonesia apabila ayah dan

ibunyatidak memiliki kewarganegaraan atau tidak diketahui

keberadaannya.

Contoh dari warga Negara lokal yang dapat dikatakan warga Negara

adalah yaitu seperti warga yang tinggal dan berdagang yang berda di kawasan

Puspa Agro yang mayoritasnya adalah warga lokal yang mayoritas berasal dari

Madura, Nganjuk, Jombang, dan Sekitarnya yang dimana daerah tersebut adalah

daerah yang ada dalam kepulauan Indonesia.

(20)

12

Bukan warga negara atau biasa disebut orang asing adalah orang yang

tinggal di suatu negara namun secara hukum bukan termasuk warga negara

Indonesia.Namun bukan warga negara tetap harus patuh terhadap

pemerintah.Contoh bukan warga negara adalah seperti duta besar beserta stafnya,

kontraktor asing, pengusaha asing, dan sebagainya.Yang membedakan antara

bukan warga negara dan warga negara adalah hak-hak dan kewajiban seperti yang

dimiliki warga negara tidak dimiliki oleh seseorang yang bukan warga negara.

Dalam penelitian kali ini yang dikatakan orang asing adalah warga Negara

Afghanistan, Somalia, dan Sudan yang menetap dan tinggal di Indonesia

khususnya di kawasan Puspa Agro.

G. METODE PENELITIAN

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif

dengan pendekatan etnografi Studi etnografi (ethnographic studies)

mendeskripsikan dan menginterpretasikan budaya, kelompok sosial atau

sistem. Etnografi7 adalah pendekatan empiris dan teoretis yang bertujuan

mendapatkan deskripsi dan analisis mendalam tentang kebudayaan

berdasarkan penelitian lapangan yang intensif. Etnografi merupakan

pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan. Tujuan utama aktivitas ini

adalah untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang

penduduk asli, sebagaimana dikemukakan oleh Bronislaw Malinowski,

7

(21)

13

bahwa tujuan “etnografi adalah memahami sudut pandang penduduk asli,

hubungannya dengan kehidupan, untuk mendapatkan pandangannya

mengenai dunianya. Oleh karena itu, penelitian etnografi melibatkan

aktivitas belajar mengenai dunia orang yang telah belajar melihat,

mendengar, berbicara, berpikir, dan bertindak dengan cara yang berbeda.

Jadi etnografi tidak hanya mempelajari masyarakat, tetapi lebih dari itu,

etnografi belajar dari masyarakat”.8

Inti etnografi adalah upaya untuk memperlihatkan makna-makna

tindakan dari kejadian yang menimpa orang yang ingin kita pahami.

Beberapa makna tersebut terekspresikan secara langsung dalam bahasa,

dan diantara makna yang diterima, banyak yang disampaikan hanya secara

tidak langsung melalui kata-kata dan perbuatan, sekalipun demikian, di

dalam masyarakat, orang tetap menggunakan system makna yang

kompleks ini untuk mengatur tingkah laku mereka, untuk memahami diri

mereka sendiri dan orang lain, serta untuk memahami dunia tempat

mereka hidup.9

Berdasarkan pada pendekatan di atas, maka jenis penelitian ini

menggunakan jenis penelitian deskriptif, yang mana peneltian ini hanyalah

memaparkan situasi dan peristiwa. Penelitian dalam metode ini hanya

bersifat menuturkan dan menafsirkan data yang ada, misalnya peristiwa

yang dialami atau tentang suatu proses yang sedang berlangsung.

8

P. Spradley, James.Op.cit.hal 3-4

9

(22)

14

Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan suatu hubungan dan tidak

menguji hipotesis ataupun memuat prediksi.10

2. Subyek, Objek, dan Tempat Penelitian

a. Subjek

Narasumber atau informan adalah orang yang bisa memberikan

informasi-informasi utama yang dibutuhkan dalam penelitian kita.11

Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah warga asing yang

bertempat tinggal di puspa agro yang kebanykan berasal dari

Afghanistan, Somalia, dan Sudan, dalam penelitian ini peneliti

memilih Rizaq yang berasal dari Afghanistan yang telah tinggal

selama 3 tahun, sebagai Subyek dari penelitian sedangkan Muhammad

Taufiq sebagai warga lokal yang berasal dari nganjuk yang sudah

berjualan selama 4 tahun di Puspa Agro Sebagai Key Informan.

b. Objek penelitian

Menurut Nyoman Kutha Ratna (2010 : 12), objek adalah

keseluruhan gejala yang ada di sekitar kehidupan manusia.apabila

dilihat dari sumbernya, objek dalam penelitian kualitatif menurut

Spardly disebut sosial situation atau situasi sosial yang terdiri dari tiga

10

Jalaluddin Rahmat, Metode Komunikasi Penelitian, (Bandung: Remaja Rosda Karya , 2001), hlm, 24.

11

Andi Prastoyo, Metode Penelitian Kualitatif dalam Prespektif Rancangan Penelitian

(23)

15

elemen, yaitu tempat (place), pelaku (actors), ada aktivitas (activity)

yang berinteraksi secara sinergis (Sugiyono:49)12.

Dalam penelitian kali ini yang merupakan Objek dari penelitian

adalah Dinamika Komunikasi yang terjadi antara warga asing dan

lokal yang berada di Puspa Agro.

c. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di PUSPA AGRO yang

bertempat di Jl. Raya Sawunggaling No. 177 – 183, Jemundo, Kletek,

Taman, Kec. Sidoarjo, Jawa Timur

3. Jenis dan data penelitian

a. Sumber data

Data dalam penelitian ini akan disajikan dari berbagai

macam sumber, yakni:

a. Narasumber (informan) Dalam penelitian kualitatif posisis

narasum bersangat penting, bukan sekedar memberi respon,

melainkan juga sebagai pemilik informasi. Karena itu, ia

disebut informan (orang yang memberikan informasi, sumber

informasi, sumber data) atau disebut juga subyek yang diteliti.

Karena ia juga aktor atau pelaku yang ikut melakukan berhasil

tidaknya penelitian berdasarkan informasi yang diberikan.

12

(24)

16

Informan yang dimaksud adalah Warga Negara Asing dan

Warga Negara lokal.

b. Peristiwa Atau Aktivitas Data atau informasi juga dapat

diperoleh melalui pengamatan terhadap peristiwa atau aktivitas

yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari peristiwa

atau kejadian ini, peneliti bias mengetahui proses bagaimana

sesuatu terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri

secara langsung. Dengan mengamati sebuah peristiwa atau

aktivitas, peneliti dapat melakukan cross check terhadap

informasi verbal yang diberikan oleh subyek yang diteliti.

c. Dokumen atau Arsip Dokumen merupakan bahan tertulis atau

benda yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas

tertentu. Ia bisa merupakan rekaman atau dokumen tertulis

seperti arsip data base surat-surat rekaman gambar

benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa.

Dokumen yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan

komunikasi dan interaksi yang dilakukan oleh warga Negara

asing dengan warga lokal.

H. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Data dikumpulkan dengan dua cara:

(25)

17

Sebagai alat pengumpulan data, observasi merupakan langkah yang

langsung akan memberikan sumbangan yang sanagat penting dalam

penelitian deskriptif. Jenis-jenis informasi tertentu dapat diperoleh dengan

baik melalui pengamatan langsung oleh peneliti. Sehingga observasi dapat

disimpulkan menjadi sebuah pengamatan dan pencatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti.13 Hal-hal yang diobservasi yaitu

berkaitan dengan komunikasi dan interaksi warga Negara asing dan warga

Negara lokal yang tinggal serta berada di dalam puspa agro.

b. Wawancara mendalam (Indept interviewing)

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara melakukan

pertanyaan langsung kepada narasumber atau ahli yang berwenang dalam

suatu masalah (termasuk akademisi dan tokoh masyarakat). Informan dalam

penelitian ini warga Negara asing dan warga Negara lokal yang tinggal serta

berada di dalam puspa agro.

c. Studi Dokumentasi dan Arsip

Studi ini dimaksudkan untuk mengumpulkan atau memahami data-data

sekunder dengan berpijak pada berbagai literatur dan dokumen yang

berkaitan dengan obyek penelitian.

Validasi Data

13

(26)

18

Peneliti melakukan enam dari delapan alternatif strategi validasi yang

lazim digunakan, yaitu: (1) triangulasi sumber data, melibatkan kelompok

informan yang posisinya “berseberangan” satu sama lain; (2) peer review

melalui peer debriefing sessions, di mana terdapat “devil’s advocate”; (3)

klarifikasi sejak dini tentang posisi peneliti sebagai aktivis partai PKS sehingga

kemungkinan-kemungkinan bisa dapat lebih mudah dikendalikan dan diwaspadai

oleh pihak-pihak yang mengikuti proses penelitian ini dan membaca hasilnya; (4)

mengumpanbalikkan data, analisis, penafsiran, dan kesimpulan sementara

kepada beberapa informan, (5) thick description yang menggambarkan berbagai

proses dan setting yang terkait dengan subjek penelitian, sehingga memungkinkan

pembaca mempertimbangkan sejauh mana temuan-temuan penelitian ini dapat

digeneralisasikan

Analisis data

Analisis data merupakan proses pencarian dan perencanaan secara

sistematik dari semua data dan bahan yang telah terkumpul. Sehingga peneliti

mengerti benar makna yang telah dikemukakan, dan dapat menyajikan kepada

orang lain secara jelas. Karena metode yang digunakan dalam penelitian ini

adalah kualitatif, maka analisis data juga bersifat kualitatif. Data dikumpulkan

melalui wawancara, hasilnya diedit dan dianalaisis dengan menggunakan

(27)

19

Untuk dapat menyajikan data yang telah terkumpul dan masih

berserakan menjadi suatu bentuk laporan utuh, yang menarik dan bermakna

secara runtut dan logis dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:14

1. Pengumpulan Data

Peneliti memeriksa hubungan semua data yang diperoleh, apakah sudah

lengkap atau ada informasi tambahan yang diperlukan. Juga dapat digunkan

untuk mengecek kembali kebenaran data yang diperoleh.

2. Reduksi Data

Reduksi data sebagai suatu proses pemilihan atau seleksi, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang muncul

dari catatan tertulis di lapangan, yang terus menerus selama proyek

berorientasi.

3. Penyajian Data

Data yang direduksi, ditampilkan atau disajikan sebagai sekumpulan

informasi yang memberi kemungkinan dari penarikan kesimpulan dalam

bentuk tertentu atau dalam suatu data telah terorganisasi.

4. Kesimpulan

14

(28)

20

Kesimpulan merupakan hasil akhir dalam penelitian kualitatif.Dalam tahap

ini peneliti berusaha menginterprestasikan dan memberikan makna yang

penuh dari data yang terkumpul.

I. SISTEMATIKA PENJELASAN

Dalam penelitian ini memiliki sistematika pembahasan, yang dapat dipakai untuk memudahkan bagi peneliti untuk mengurutkan pembahasan yang hendak dikajinya, serta meberikan gambaran yang lebih jelas pada proposal ini, adapun sistematika pembahasan ini terdiri dari lima bab, yaitu:

1. BAB I :

Pendahuluan, yang berfungsi sebagai pengontrol dalam memahami

pembahasan pada bab-bab berikutnya. Pada bab ini terdiri dari Konteks

Penelitian, Fokus Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian

Penelitian Terdahulu, Definisi Konsep, Metode Penelitian dan Sistematika

Pembahasan.

2. BAB II :

Kajian Teoretis, adalah uraian tentang landasan teori yang bersumber dari

kepustakaan. Pada bab ini terdiri dari Kajian Pustaka dan Kajian Teori.

3. BAB III :

Penyajian Data, berisi tentang deskripsi umum objek penelitian serta

deskripsi hasil penelitian.

4. BAB IV :

Analisis Data, yakni menganalisis hasil temuan penelitian serta konfirmasi

temuan dengan teori.

(29)

21

(30)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Adaptasi

Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan, penyesuaian

ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan, juga dapat

berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan pribadi1. Menurut Karta

Sapoetra adaptasi mempunyai dua arti. Adaptasi yang pertama disebut penyesuaian

diri yang autoplastis (auto artinya sendiri, plastis artinya bentuk), sedangkan

pengertian yang kedua penyesuaian diri yang alloplastis (allo artinya yang lain,

plastis artinya bentuk). Jadi adaptasi ada yang artinya “pasif” yang mana kegiatan

pribadi di tentukan oleh lingkungan. Dan ada yang artinya “aktif” yang mana pribadi

mempengaruhi lingkungan

Menurut Suparlan2 adaptasi itu sendiri pada hakekatnya adalah suatu proses

untuk memenuhi syarat-syarat dasar untuk tetap melangsungkan kehidupan.

Syarat-syarat dasar tersebut mencakup:

1. Syarat dasar alamiah-biologi (manusia harus makan dan minum untuk

menjaga kesetabilan tempratur tubuhnya agar tetap berfungsi dalam

hubungan harmonis secara menyeluruh dengan tubuh lainnya).

2. Syarat dasar kejiwaan (manusia membutuhkan perasaan tenang yang jauh

dari perasaan takut, keterpencilan gelisah).

3. Syarat dasar sosial (manusia membutuhkan hubungan untuk dapat

melangsungkan keturun, tidak merasa dikucilkan, dapat belajar mengenai

kebudayaannya, untuk dapat mempertahankan diri dari serangan musuh).

1

(Di kutip dari : Kamus Sosiologi Antropologi, Penerbit Indah Surabaya, 2001, hal 10).

2

(31)

23

Menurut Soerjono Soekanto3 memberikan beberapa batasan pengertian dari

adaptasi, yakni :

1. Proses mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.

2. Penyesuaian terhadap norma-norma untuk menyalurkan

3. Proses perubahan untuk menyesuaikan dengan situasi yang berubah.

4. Mengubah agar sesuai dengan kondisi yang diciptakan

5. Memanfaatkan sumber-sumber yang terbatas untuk kepentingan

lingkungan dan sistem.

6. Penyesuaian budaya dan aspek lainnya sebagai hasil seleksi alamiah.

Dari batasan-batasan tersebut dapat disimpulkan bahwa adaptasi merupakan

proses penyesuaian. Penyesuaian dari individu, kelompok, maupun unit sosial

terhadap norma-norma, proses perubahan ataupun suatu kondisi yang diciptakan.

Lebih lanjut tentang proses penyusuaian tersebut. Aminuddin menyebutkan bahwa

penyesuaian dengan tujuan-tujuan tertentu, di antaranya:

a. Mengatasi halangan-halangan dari lingkungan.

b. Menyalurkan ketegangan sosial.

c. Mepertahankan kelanggengan kelompok atau unit sosial.

d. Bertahan hidup.

Di dalam adaptasi juga terdapat pola-pola dalam menyesuaikan diri dengan

lingkungan. Menurut Suyono, pola adalah suatu rangkaian unsur-unsur yang sudah

menetap mengenai suatu gejala dan dapat dipaki sebagai contoh dalam hal

menggambarkan atau mendeskripsikan gejala itu sendiri. Dari definisi tersebut di atas,

pola adaptasi dalam penelitian kali ini adalah sebagai unsur-unsur yang sudah

3

(32)

24

menetap dalam proses adaptasi yang dapat menggambarkan proses adaptasi dalam

kehidupan sehari-hari, baik dalam interaksi, tingkah laku maupun dari masing-masing

adat-istiadat kebudayaan yang ada. Proses adaptasi berlangsung dalam suatu

perjalanan waktu yang tidak dapat diperhitungkan dengan tepat, kurun waktunya bisa

cepat, lambat, atau justru berakhir dengan kegagalan.

Dalam buku Intercultural Communication in Context yang di tulis oleh Judiht

N. Martin dan Thomas K. Nakayama, disebutkan bahwa terdapat sejumlah model

yang dapat menerangkan proses adaptasi seseorang, salah satunya yang sering

digunakan adalah U-Curve atau U-Curve Theory, teori ini berdasarkan riset penelitian

yang dilakukan oleh ahli sosiologi dari Norwegia, Sverre yang menginterview

pelajar/mahasiswa asal Norwegia yang belajar di A.S. model ini telah digunakan

kepada banyak kelompok migran atau perantau yang berbeda-beda. Disebutkan

bahwa terdapat 4 tahapan dalam adaptasi budaya,

1. Honeymoon

Tahap ini adalah rasa dimana seseorang masih memiliki semangat

dan rasa penasaran yang tinggi serta mengebu-gebu dengan suasana baru

yang akan di jalani. Individu tersebut mungkin tetap akan merasa asing,

kangen rumah dan merasa sendiri namun masih terlena dengan keramahan

penduduk lokal terhadap orang asing.

2. Frustation

Fase ini adalah tahap dimana rasa semangat dan perasaan yang

mengebu-gebu tersebut berubah menjadi rasa frustasi, jengkel dan tidak

mampu berbuat apa-apa karena realita yang sebenarnya tidak sesuai

dengan ekpektasi yang dimiliki pada awal tahapan.

(33)

25

Tahap ini adalah tahap penyesuaian kembali, di mana seseorang

akan mulai untuk mengembangkan berbagai macam cara untuk bisa

beradaptasi dengan keadaan yang ada.

4. Resolution

Fase yang terakhir di mana seiring dengan waktu, seseorang

kemudian akan sampai pada 4 kemungkinan, yang pertama, Full

participation: dia akan mencapai titik nyaman dan berhasil membina

hubungan serta menerima kebudayaan yang baru tersebut, yang kedua,

Accomodation: bisa menerima tapi dengan beberapa catatan dalam hal-hal

tertentu tidak bisa ditolerir, yang ketiga, Fight: tidak merasa nyaman

namun berusaha menjalani sampai dia kembali ke daerah asalnya dengan

segala daya upaya, dan yang terakhir, Flight: di mana pimigran secara

fisik ataupun psikologi menghindari kontak untuk lari dari situasi yang

membuat dia frustasi.

B. Pengertian Komunikasi

Banyaknya pengertian dan definisi komunikasi semakin menambah

kompleksitas permasalahan definisi komunikasi dalam berbagai dimensi kehidupan

manusia. Latar belakang pendidikan seseorang menentukan kea rah mana komunikasi

di definisikan.Fenomena ini di tandai dengan lahirnya tokoh atau ahli komuniasi yang

berlatar belakang bukan dari ke ilmuan komunikasi, namun ikut membesarkan

perkembangan dan pertumbuhan ilmu komunikasi. Misalnya Harold D. Laswell yang

(34)

26

Yang perlu diingat bahwa istilah komunikasi berasal dari bahasa inggris

communication yang berasal dari bahasa latin communication dan bersumber dari kata

communis yang berarti sama, yaitu sama makna. Kesamaan makna ini mengandung

pengertian bahwa antara komuni kator dan komunikan memiliki persepsi yang sama

tentang apa yang sedang di komunikasikan atau di bicarakan. Pihak komunikator

memiliki sifat komunikatif. Sedangkan sifat komunikatif didapatkan jika kedua belah

pihak mempunyai sifat empati.

Komunikasi, sebuah istilah atau kalimat yang akan lebih mudah di ucapkan

daripada mencarai definisi yang kembar. Menerut Thcodore Clevenger Jr (dalam

littlejohn, 2009 : 4) masalah yang selalu ada daam mendefinisikan komunikasi untuk

tujuan penelitian atau ilmiahberasal dari fakta bahwa kata kerja “berkomunikasi”

memilikin posisi yang kuat dalam kosakata umum dan karnannya dan tidak mudah

didefinisikan untuk tujuan ilmiah.

Frank dance mencoba memberikan tiga konseptual yang membentuk dimensi

dasar definisi komunikasi, tingkat pengamatan, tujuan, dan penilaian normative.

Dimensi pengamatan atau keringkasan yaitu definisi komunikasi yang diberikan

berdasarkan katagori pengertian yang masih luas, umum, dan bebas.Misalnya, definisi

komunikasi sebagai “proses yang menghubungan semua bagian yang terputus-putus”

merrupakan definisi yang umum. Dimensi tujuan yaitu definisi komunikasi yang

mengambarkan proses pengiriman dan penerimaan pesan dengan maksud yang

tertentu.Misalnya, definisikomunikasi yang menerangkakan tentang “ situasi

tersebutmerupakan sebuah sumber yang mengirimkan sebuah pesan kepada

penerimadengan tujuan tertentu untuk mempengarui perilaku penerima”. Dimensi

penilaian normative yaitu definisi komuniaksi yang menyertakan pertanyaan tentang

(35)

27

“komunikasi merupakan pertukaran sebuah pemikiran atau gagasan.Asumsinya

adalah sebuah pemikiran atau gagasan yang berhasil di tukarkan.”4

Sulitnya member kesepakatan tentang definisi komunikasi yang tunggal bukan

bererti ilmu komunikasi mengalami stagnasi keilmuan namun justru memberikan

peluang terhadap lahirnya varian-varian definisi komunikasi yang lebih kompleks.

Richard L. Wiseman memberikan definisi komunikasi sebagai proses yang

melibatkan pertukaran pesan dan penciptaan makna.5 Definisi ini memberikan

pengertian bahwa komunikasi efektif apabila orang tersebut menafsirkan pesan yang

sama seperti apa yang disampaikan oleh komunikator. Komunikasi efektif apabila kita

mampu meminimalkan keslah pahaman. Kesalah pahaman, bagaimanapun sering

terjadi ketika kita berkomunikasi dengan mayoritas orang asing.Kita menafsirkan

pesan orang asing „dengan menggunkan kerangka acuan mereka.Ketika kita

berinteraksi dengan orang asing’ kita mungkin tidak mengenali komunikasi yang

efektif” ada kemungkinan bahwa penafsiran kita tentang pesan orang asing berbeda

dari mereka maksudkan, dan dapat sebaliknya mereka menginterpretasikan pesan kita

berbeda dari yang kita maksudkan.

Beberapa ahli komunikasi telah memberikan definisi yang beragam tentang

komunikasi, diantaranya adalah :

a. Carl I. Hovland

Komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang menyampaikan

rangsangan untuk mengubah perilaku orang lain.6

4

Stephen W. LittleJhon & Karen A. Foss.Teori Komunikasi. (Jakarta : PT. Salemba Humanika, 2009). 4-5

5

Richard L. Wiseman, Intercultural Communication Theory. (California State University, Fullerton, 1995), 5

6

(36)

28

b. Everett M. Rogers

Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada satu

penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubahtingkah laku mereka.7

c. McLaughlin

Komuniasi adlah saling menukar ide-ide dengan cara apa saja yang efektif.8

d. Himstreet dan Baty

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi di antara dua oran atau

lebih melalui suatu system symbol-simbol, isyarat-isyarat, ada perilaku yang

sudah lazim.9

e. Onong Uhcana Effendy

Komunikasi adalah proses penyampaiain pesan dalam bentuk bentuk

lambing-lambang bermakna sebagi panduan pikiran ada perasaan berupa ide, informasi

kepercayaan, harapan, imbauan, ada sebagaiinya, yang dilakukan seseorang kepada

orang lain, baik langsung secara tatap muka maupun tak langsung melalui media

dengan tujuan mengubah sikap, pandangan, atau perilaku.10

Dari pendapat-pendapat di atas disimpulkan bahwa komunikasi adalah

merupakan suatau proses pembagian makna atau ide-ide di antara dua orang atau

lebih ada mereka mendapatkan saling pengertian tentang pesan yang disampaikan.

Tanpa ada kesamaan pengertian diantara peserta komunikasi maka tidak ada sebuah

tindak komunkasi.

7

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 2000), 1

8

Ted J. Mc Laughlin, communication, ( Columbus : Charles E. Merril Books, Inc. 1964), 21

9

William C. Himstreet dan Wayne Murlin Baty, Bussines Communication : Principlesand Methods. ( Boston: publishing Company, 1990), 6

10

(37)

29

Pesan komunikasi dapat disampaikan melalui lambing atau symbol verbal

maupun non verbal menurut Porter Ada Samovar11sebuah perilaku (bik verbal

maupun non verbal) dapat dikatakan sebagai pesan apabila memenuhi dua syarat yitu

:pertama kita harus diobservasi oleh seseorang, kedua perilaku harus mengandung

makna. Dengan demikian inti dari sebuah proses komunikasi adalah andanya

pembagian makna diantara perserta komunikasi.

Pengertian komunikasi juga ada yang mengesampingkan efek berupa dapat di

terima atau tidaknya pesan yang yang telah disampaikan. Namun hanya

mencerminkan dimensi penyampaian informasi. Contoh definisi atau pengertian

komunikasi yang demikian sebagaimana pendapat-pendapat di bahwah ini :

a. Gebner

Komukasi adalah penyajian informasi , ide , emosi, skill, ada sterusnya,

dengan menggunakan symbol, kata, gambar, figure, grafik ada lain-lain. Hal ini

merupakan aksi atau prses penyampaian yamh biasanya disebut komunikasi.12

b. Wexley ada Yukl

Komunikasi didefinisikan sebagai penyampaian informasi di antara dua orang

atau lebih.13

c. Marvin E. Mundel. P.E

Komunikasi adalah penyampaian pikiran, pendapat, informasi, atau sikap

dengan berbicara, menulis, atau member isyarat.14

11

Dalam Dedy Mulyana, Komunikasi Antar Budaya, (Bandung : Remaja Rosyda Karya, 2000), 12

12

Reed H. Blake, A Taxonomi of consept In Communication, (USA : Hasting Hause. Publisher Inc. 1979), 3

13

Kennet N. Wexley ada Garry A. yukl.Organizational Behavior and Personal Psycology, ( IIIionis : Homewood Inc, 1977), 286

14

(38)

30

d. Manoppa ada Saiyadain

Komunikasi berarti menjelaskan ide ada informasi kepada orang lain.15

e. Pitfield

Komunikasi dpat dikatakan sebagai suatu proses penyampaian pikiran

seseorang atau orang-orang kepada seseorang atau orang lain.16\

C. Dinamika Komunikasi

Menurut Effendy dalam bukunya yang berjudul “Dinamika Komunikasi”

menjelaskan bahwa dinamika komunikasi adalah apa, seperti apa, ada bagaimana

komunikasi yang terjadi antar dua orang atau lebih terjadi. Detail-detail penting baik

verbal maupun nonverbal, situasi, emosi, ada hal-hal lainnya yang memberikan

pengaruh dalam terjadinya sebuah komunikasi.Dinamika tersebut bisa berupa

hambatan tau malah mendukung kualitas dari sebuah komuniaksi.17

Dinamika komunikasi yang terjadi pada individu atau kelompok bukanlah

sebuah hasil atau produk melainkan sebuah proses. Dinamika komunikasi merupakan

sebuah keputusan yang di ambil oleh individu atau kelompok dimana mereka dituntut

harus mampu beradaptasi dengan lingkungan baru dan latarbelakang yang berbeda

(budaya, etnis, bangsa, dan bahasa) dimana mereka yang berasal dari Negara yang

berbeda dan menetap di Indonesia mau tidak mau mereka harus dapat beradaptasi

dengan warga Indonesia yang memiliki latarbelakang (budaya, etnis, bangsa, dan

bahasa) yang berbeda dan pada akhirnya akan timbul dinamika komunikasi, dimana

15

Arun monappa ada Mirza S. Saiyadain.Personal Management, ( New Delhi ; Tata McGraw-Hill Publishing Company Limited, 1983), 255

16

Ronald R. Pietfield, Buseness Organization, (London : Mac Donald & Evans Limited, 1977), 86

17

(39)

31

saat mereka berinteraksi, dimana warga asing berkomuniaksi menyesuaikan dengan

warga Indonesia yang berada.

Beberapa asumsi mengatakan bahwa dinamika komunikasi juga ikut berperan

dalam terjadinya dinamika sosial, dimana komunikasi terlibat di dalamnya antara lain

Pertama, bahwakomunikasi menghasilkan perubahan –perubahan pengertian, dan hal

itu bukan saja terjadi secara individual bahkan bisa bersifat sistematik. Asumsu

Kedua, bahwa dalam proses komunikasi terjadi sosialisasi nilai. Wilbur Schramm

menyatakan bahwa kegiatan komunikasi juga bisa dilihat dari kedudukan fenomena

dalam kehidupan sosial. Komunikasi pada dasarnya membuat individu menjadi

bagian dari lingkungan sosial. Asumsi ketiga, komunikasi merupakan cara penulran

perilaku sehingga dapat disimpulkan bahwa Dinamika komunikasi juga

melatarbelakngi timbulnya Dinamika Sosial.

Adapun proses dinamika komunikasi yang terjadi dimulai dari diri individu

sebagai pribadi yang masuk kedalam lingkungan yang baru atau kelompok yang baru

yang memiliki latar belakang yang berbeda-beda, belum mengenal antar individu

yang ada. Mereka di ibaratkan dengan Es yang membeku, kemudian individu yang

bersangkutan akan berusaha untuk mengenal individu lainya. Setelah saling mengenal

di mulailah kegiatan berkomunikai dengan individu lainnya, baik berkomunikasi

dengan individu yang memiliki latarbelakang yang sama maupun latar belakang yang

berbeda ( baik perbedaan budaya, etnis, dan bahasa). Dinmana proses tersebut pada

akhirnya akan membuat dinamika komunikasi yang terjadi dari individu yang

(40)

32

D. Faktor Penghambat

1. Hambatan Sosio-antro-psikologis

a. Hambatan antropologis

Manusia, meskipun satu sama lain sama dalam jenisnya sebagai mahluk hidup

“homo sapiens”, tetapi ditakdirkan berbeda dalam banyak hal. Berbeda dalam

postur, warna kulit, dan kebudayaan, yang ada pada kelanjutannya berbeda dalam

gaya hidup (way if life), norma, kebiasaan, dan bahasa.18

Dalam melancarkan komunikasinya seorang komunikator tidak bisa berhasil

apabila ia tidak mengenal siapa komunikan yang dijadikan sasarannya. Yang

dimaksud dengan “siapa” disini bukan nama yang disandang melainkan ras apa,

bangsa apa, atau suku apa. Dengan mengenal dirinya, akan mengenal pula

kebudayaanya, gaya hidup, dan norma kehidupannya , kebiasaanya, dan

bahasanya.

b. Hambatan psikologis

Faktor psikologis sering kali menjadi hambatan dalam komunikasi. Hal ini

umumnya di sebabkan si komunikator sebelum melancarkan komunikasinya tidak

mengkaji diri komunikan.

c. Hambatan Semantis

Kalau hambatan sosiologis-antropologis-psikologis terdapat pada pihak

komunikan, maka hambatan simantis terdapat pada diri komunikator. Faktor

semantis menyangkut bahasa yang di pergunakan komunikator sebagai “alat”

untuk menyalurkan pikiran dan perasaannya kepada komunikan, demi kelancaran

komunikasinya seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan gangguan

semantic ini, sebab salahucap atau salah tulis dapat menimbulkan salah

18

(41)

33

pengertian(misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretation), yang pada

gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi.

d. Hambatan Mekanis

Hambatan mekanis dijumpai pada media yang di gunakan dalam melancarkan

komunikasinya.

e. Hambatan Ekologis

Hamabtan ekologis terjadi disebabkan oleh gangguan lingkungan terhadap

proses berlangsunya komunikasi, jadi datangnya dari lingkungan. Contohnya,

suara riuh orang-orang, kebisingan lalu-lintas, suara hujan, dan lain-lain saat

komunikator berkomunikasi dengan komunikan.

E. Proses Berlangsungnya Komunikasi

Bila kita memikirkan komunikasi suatu proses, ada beberapa karakteristik

lainnya yang membantu kita untuk memahami bagaimana sebenarnya komunikasi

berlangsung.

Pertama19, komunikasi itu dinamik. Komunikasi adalah suatu aktifitas yang

terus berlangsung dan selalu berubah. Kedua, komunikasi itu interaktif. Komunikasi

terjadi antar narasumber dan penerima. Ini mengimpilikasikan dua orang atau lebih

yang membawa latar belakang dan pengalaman unik mereka masing-masing ke

peristiwa komunikasi, ini mempengaruhi interaksi mereka. Katiga ,komunikasi tidak

dapat dibalik (irreversible), artinya sekali telah mengatakan sesuatu dan seseorang

telah menerima dan men-decode pesan, kita tidak dapat menarik kembali pesan itu

dan sama sekali meniadakan pengaruhnya.

19

(42)

34

Keempat, komunikasi berlangsung dalam konteks fisik dan konteks sosial.

Ketika kita berinteraksi dengan seseorang, iteraksi tidaklah terisolasi, tetapi ada dalam

lingkungan fisik tertentu dan dinamika sosial tertentu. Lingkungan fisik meliputi

objek fisik tertentu seperti mebel, karpet, cahaya, keheningan, atau kebisingan, dan

sebagainya. Artinya symbol yang bersifat fisik juga mempengaruhi komunikasi.

Sebagai contoh, perundingan perdamaian untuk berakhirnya perang dunia ke 2

anatara pihak sekutu dengan jerman di Parisyang menghabiskan waktu banyak untuk

memutuskan bentuk meja yang dapat diterima semua pihak. Meskipun tampaknya

tidak penting, hal ini justru penting sekali bagi para perunding. Oleh karena itu, suatu

meja dengan sisi-sisi yang sama secara simbolik menunjukkan kesederajatan semua

pihak yang mengikuti perundingan tersebut., contoh lain saat perundingan antara

pihak Republik Indonesia dengan Negara Belanda tahun 1948 ada yang namanya

dalam sejarah Konfrensi Meja Bundar ( KMB ) Bung Hatta dan kawan-kawan

meminta kesetaraan dalam berunding sebagai Negara merdeka dan berdaulat.

Kontek sosial menentukan hubungan sosial antar-sumber dan penerima.

Perbedaan posisi seperti guru-murid, atasan-bawahan, orang tua-anak, dan

sebagainya. Konteks sosial mempengaruhi proses komunikasi, bentuk bahasa yang

digunakan, penghormatan atau kurangnya penghormatan yang ditunjukkan kepada

seseorang, waktu, suasana hati, siapa berbicara dengan siapa dan derajat kegugupan

atau kepercayaan diri yang diperhatikan seseorang, semua itu sebagian saja dai

aspek-aspek komunikasi yang di pengaruhi oleh konteks sosial.

Artinya, komunikasi manusia tidak terjadi dalam ruang hampa sosial,

(43)

35

ini merefleksikan bagaimana orang hidup, bagaimana ia berinteraksi dengan orang

lain. Lingkungan sosial adalah budaya, dan bahasa.

F. KOMUNIKASI NON VERBAL

Komunikasi non verbal adalah komunikasi dengan menggunakan ekspresi

fasial, gerak anggota tubuh, pakaian, warna, music, waktu dan ruang, serta rasa,

sentuhan dan bau. Sedangkan komunikasi paralinguistic adalah komunikasi verbal

dan nonverbal, meliputi : kualitas suara, seperti kecepatan berbicara, tekanan suara,

dan vokalisasi, yang bukan kata, yang digunakan untuk menunjukkan makna atau

emosi. Demikian menurut Delozier sebagaimana yang di kutip Jahi.20

Malcom21 menyatakan, bahwa komunikasi nonverbal berupa sikap badan,

ekspresi wajah, dan gerak isyarat. Myers (1976: 149-150) menjelaskan, bahwa

komunikasi nonverbal adalah pengiriman informasi kepada orang lain melalui nada

suara, pandangan (tatapan), isyarat, sentuhan, dan lain-lain.

Selanjutnya, Weaver22 menyatakan bahwa komunikasi nonverbal dilakukan

apabila kita berkomunikasi dengan orang lain melalui hal-hal seperti: ekspresi wajah,

postur, isyarat, perubahan nada suara, dan rangkaian serta irama kata-kata. Effendi23

mengatakan bahwa komunikasi nonverbal dilakukan dengan isyarat atau dengan

gerak gerik atau tingkah laku tanpa mengatakan sepatah katapun, tetapai yang penting

ialah harus ada tujuan.

20

Amri Jahi, Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan Di Negara Ke Tiga, Suatu Pengantar.

(Jakarta : Gramedia. 1988), 3

21

Malcom Hardy dan Steve Heyes, Pengantar Psikologi, Alih Bahasa : Soenardji. (Jakarta Erlangga,1978). 56

22

Richard L. Weaver. Understanding Interpersonal Communication. (Glenview Iiionis : Scot Foresmen, 1978). 145

23

(44)

36

Fungsi komuniaksi nonverbal ialah menganti kemampuan berbicara, sebagai

isyarat sikap terhadap orang lain, sebagai isyarat emosi, dan sebagai alat bantu dalam

komunikasi verbal. Peran komunikasi nonverbal dalam komunikasi adalah pertama,

komunikasi nonverbal sebagai pengganti wicara. Komunikasi nonverbal dapat

menggantikan kemampuan bicara (komunikasi verbal) apabila komunikasi verbal

tidak mungkin dilakukan.

Kedua, komunikasi nonverbal sebagai isyarat sikap terhadap orang lain.

Sebuah contoh mengenai cara bagaimana berbagai isyarat bergabung untuk

membentuk suatu komunikasi, ialah pengisyaratan sikap bersahabat dan keakraban.

Malclom mengatakan bahwa derajat keakraban diisyaratkan dengan setidak-tidaknya

empat faktor, yitu posisi dekat, pandangan mata, senyuman, dan topic pembicaraan

pribadi.

Ketiga, komunikasi nonverbal sebagai isyarat. Beberapa ekspresi wajah dapat

menunjukan emosional misalnya, marah, sedih, gembira, kesal, dan sebagainya.

Separuh bagian atas wajah, di sekitar mata dan alis mata, dapat mengisyaratkan

emosi.

Keempat, komunikasi nonverbal sebagai alat bantu dalam komunikasi verbal.

Pada saat berbicara melalui telepon kita mengeluarkan suara-suara seperti “ya”.

“Hmm..m”, dan lain-lain , untuk menunjukkan bahwa kita masih tetap mendengarkan.

Dan di dalam komunikasi tatap muka pun kita dapat melakukanya dengan

(45)

37

G. KOMUNIAKSI ANTARBUDAYA

1. Pengertian Komunikasi Antarbudaya

Komunikasi dan kebudayaan merupakan dua konsep yang tiak dapat

dipisahkan. Pusat perhatian komunikasi ada kebudayaan terletak pada variasi langkah

ada cara manusia berkomunikasi melintasi komunitas manusia atau kelompok social,

pelintasan komunikasi itu menggunakan kode-kode pesan, baik secara verbal maupun

nonverbal, yang secara alamiah selalu digunakan dalam semua konteks interaksi.

Pusat perhatian studi komunikasi ada kebudayaan juga meliputi bagaimana menjajaki

makna, pola-pola tindakan, dan bagaimana makna serta pola-pola itu diartikulasi

dalam sebuah kelompok social, kelompok budaya, kelompok politik, proses

pendidikan, bahkan lingkungan teknoligi yang melibatkan interaksi antarmanusia.

Lalu apakah komunikasi antarbudaya itu?Pertama, Andrea L. rich ada Dennis

M. Ogawa menyatakan dalam buku Intercultural Communication, A Reader bahwa

komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antar orang-orang yang berbeda

kebudayaannya, misalnya antar suku bangsa, etnis, ras, ada kelas social.24

Kedua, Samavor ada Porter juga menyatakan komunikasi antarbudaya terjadi

di antara produsen pesan ada penerima pesan yang latar belakang kebudayaannya

berbeda (1976, hlm. 4).

Ketiga, Charley H. Dood mengungkapkan komunikasi abtarbudaya meliputi

komunikasi yang melibatkan peserta komunikasi yang mewakili pribadi, antarpribadi,

atau kelompok dengan tekanan pada perbedaan latar belakng kebudayaan yang

mempengaruhi perilaku komunikasi para peserta (1991, hlm. 5).

24

(46)

38

Keempat, komunikasi antarbudaya adalah suatu proses komunikasi simbolik,

interpretative, transaksional, dan kontekstual yang dilakukan oleh sejumlah orang

yang memiliki perbedaan derajat kepentingan memberikan interpretasi ada harapan

secara berbeda terhadap apa yang disampaikan dalam bentuk perilaku tertentu sebagai

makna yang di pertukarkan.

Kelima, “Intercultural communication” yang disingkat “ICC”, mengartikan

komunikasi antarbudaya sebagai interaksi antarpribadi, antara seseorang anggota

dengan kelompok yang berbeda.

Keenam, Gou-Ming Chen dan William J. Starosta mengatakan bahwa

komunikasi antarbudaya adalah proses negoisasi antar pertukaran system simbolik

yang membimbing perilaku manusia, ada membatasi mereka dalam menjalankan

fungsinya sebagai kelompok. Selanjutnya, komuniksi antarbudaya itu dilakukan

dengan negoisasi untuk melibatkan manusia di dalam pertemuan antarbudaya yang

membahas satu tema (penyampaian tema melalui symbol) yang sedang

dipertengtangkan. Symbol tidak dengan sendirinya mempunyai makna, tetapi dia

dapat berarti dalam satu konteks, ada makna-makna itu dinegoisasikan atau

diperjuangkan. Melalui pertukaran system simbolyang tergantung dari persetujuan

antarsubjek yang terlibat dalam komunikasi, sebuah keputusan dibuat untuk

berpartisipasi dalam proses pemberian makna yang sama. Sebagai pembimbing

perilaku budaya yang tidak terprogam namun bermanfaat karena mempunyai

pengaruh terhadap perilaku kita. Menunjukan fungsi sebuah kelompok sehingga kita

dapat membedakannya dari kelompok lain, dinamika identitas dan perbedaan kerja

tatkala itu terjadi, membentuk satu kelompok ada mengidentifikasnya dengan

(47)

39

Setelah beberapa pengertian di atas mengenai pengertian komunikasi antar

budaya dapat disimpulkan bahwa proses komunikasi antarpribadi merupakan interaksi

antarpribadi ada komunikasi antarpribadiyang dilakukan oleh beberapa orang yang

memiliki latarbelakang kebudayaan yang berbeda. Akibatnya, interaksi ada

komunikasi yang sedang dilakukan itu membutuhkan tingkat keamanan ada sopan

santun tertentu, serta peramalan tentang sebuah atau lebih aspek tertentu terhadap

lawan bicara.

Pengertian-pengertian tersebut membenarkan sebuah hipotesis proses komunikasi

antarbudaya bahwa semakin besar derajat perbedaan antarbudaya maka semakin besar

pula kita kehilangan peluang untuk meramalkan suatu tingkat kepastian. Tampaknya

tidak ada jaminan akurasi atas interpretasi pesan-pesan, baik verbal maupun

nonverbal.Hal ini disebabkan karena ketika kita berkomunikasi dengan seseorang dari

kebudayaan yang berbeda maka kita juga memiliki perbedaan dam sejumlah ha,

misalnya derajat ambiguitas, kebingungan, ada suasana misterius yang tak dapat

dijelaskan, tidak bermanfaat, bahkan tampak tidak familiar.

H. Warga Negara Lokal

Warga Negara sebagai pendukung sebuah Negara merupakan landasan bagi

adanya Negara. Dengan kata lain bahwa warga Negara adalah salah satu unsure

penting bagi sebuah Negara, selain unsure lainnya.25

Warga Negara itu sendiri bisa diartikan dengan orang-orang sebagai bagian

dari suatu penduduk yang menjadi unsure Negara.26Istilah ini juga bisa disebut hamba

25

(48)

40

atau kawulah Negara.27Meskipun demikian istilah warga Negara dirasa lebih sesuai

dengan kedudukannya sebagai orang-orang merdeka bila dibandingkan istilah hamba

atau kawulah Negara, karena warga Negara mengandung arti peserta, anggota atau

warga yang menjadi bagian dari suatu Negara.

Sejalan dengan definisi di atas, AS Hikam mendefinisikan bahwa warga

Negara (citizenship) adalah anggota dari sebuah komunitas yang membentuk Negara

itu sendiri.Istilah ini menurutnya lebih baik daripada istilah kawula Negara, karena

kawula Negara betul-betul berarti obyek yang berarti orang yang dimiliki ada

mengabdi kepada Negara.

Oleh karenanya, kewernegaraan menurut AS Hikam harus mencakup tiga

dimensi utama: 1) dimensi keterlibatan aktif dalam komunitas, 2) dimensi pemenuhan

hak-hak dasar yaitu. Hak politik, ekonomi, ada hak social cultural, serta 3) dimensi

dialog ada keberadaan ruang public yang bebas.28

Istilah warga Negara ada rakyat menunjuk pada obyek yang sama.29Yakni

sebagai anggota Negara.30Meskipun demikian terdapat perbedaan antara pengertian

warga Negara, rakyat ada bangsa. Warga Negara adalah pendukung Negara atau

dalam arti lain warga sebuah Negara yang bersifat aktif. Sedang rakyat adalah

masyarakat yang mempunyai persamaan kedudukan sebagai obyek pengaturan ada

penataan oleh Negara ada mempunyai ikatan sebagai kesatuan dalam hubungan

keorganisasian Negara.

26

Tim ICCE UIN, Demokrasi, Hak Asasi Manusia ada Masyarakat Madani, Jakarta : ICCE UIN Syarif hidayatullah dengan The Asia Foundantion ada Prenada Media, 2003, hlm. 73.

27 Ibid 28

Muhammad A.S Hikam, Politik Kewarganegaraan :Landasan Redemokrasi di Indonesia, Jakarta : Penerbit Erlangga, 1999, hlm. 166.

29

Harsono , Perkembangan Pengaturan Kewarganegaraan, Yogyakarta : Liberty, cet. Ke-1, 1992, hlm. 1.

30

(49)

41

Baik status sebagai warga Negara maupun sebagai penduduk mempunyai

konsekuensi hukum, yaitu menyangkut hak-hak ada kewajibannya.Konsekuensi

hukum dari status warga Negara lebih luas dari pada status sebagai

penduduk.Pembagian penduduk menjadi warga Negara ada orang asing sangatlah

penting.Hl ini dikarenakan beberapa hak ada kewajiban yang dimiliki warga Negara

ada warga asing berbeda.Hak ada kewajiban penduduk yang bukan warga Negara

adalah terbatas.31

Perbedaan anatara kelompok warga Negara dengan orang asing terletak pada

hubungan yang ada antara Negara dengan warga Negara dengan masing-masing

kelompok tersebut.Hubungan antara Negara dengan warga Negara lebih erat

dibandingkan hubungan antar Negara dengan orang asing.

I. Waga Negara Asing

Orang asing adalah warga Negara asing yang berada ada atau bertempat

tinggal pada suatu Negara tertentu. Dengan kata lain bahwa orang asing adalah semua

orang yang bertempat tinggal pada suatu Negara tertentu, tetapi dia bukan warga

Negara tersebut.

B. Kajian Teori

Teori Akomodasi

31

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk perjanjian pinjam nama (nominee) yang mengikat para pihak dalam penguasaan tanah oleh Warga Negara Asing (WNA)

3. Akibat hukum apa yang timbul dalam penerbitan kartu izin tinggal terbatas. dan kartu izin tinggal tetap warga

Namun begitu, pemahaman dan penggunan bahasa lokal serta komunikasi yang intensif adalah cara yang baik untuk mengatasi perbedaan budaya antara wisatawan asing

Pengangkatan anak biasa dilakukan antar warga negara Indonesia, akan tetapi karena kesempatan kepada orang asing lebih terbuka maka hal ini menimbulkan niat

1) Perkawinan yang dilangsungkan di luar Indonesia antara dua orang warga negara Indonesia atau seorang warga negara Indonesia dengan warga negara asing adalah sah

Namun begitu, pemahaman dan penggunan bahasa lokal serta komunikasi yang intensif adalah cara yang baik untuk mengatasi perbedaan budaya antara wisatawan asing

Aspek Hukum Perdata Internasional Dalam Praktik Nominee agreement Atas Tanah Oleh Warga Negara Asing Praktik nominee agreement antara Ronald Graham Smith yang merupakan warga

Informan-informan tersebut nantinya akan peneliti lakukan wawancara, agar dapat mengetahui lebih lanjut mengenai proses komunikasi yang terjadi pada pasangan- pasangan tersebut, yang