• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berpikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam: studi multikasus di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan di SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berpikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam: studi multikasus di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan di SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo."

Copied!
146
0
0

Teks penuh

(1)

Pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berpikir

kritis pada mata pelajaran pendidikan agama islam

(Studi multi kasus di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh

Nopember Sidoarjo)

TESIS

DiajukanUntukMemenuhiSebagianSyarat

MemperolehGelar Magister dalam Program StudiPendidikanAgama Islam

Oleh:

HIKMATUL JAZILAH NIM: F.12315210

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISUNAN AMPEL

SURABAYA

(2)

Pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berpikir

kritis pada mata pelajaran pendidikan agama islam

(Studi multi kasus di SMA Negeri 3Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo)

TESIS

DiajukanUntukMemenuhiSebagianSyarat

MemperolehGelar Magister dalam Program StudiPendidikan Agama Islam

Oleh:

HIKMATUL JAZILAH NIM: F.13215210

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERISUNAN AMPEL

SURABAYA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

ABSTRAK

Judul : Pembelajaran Berbasis Proyek Dalam Melatih Ketrampilan Berpikir Kritis Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (Studi Multi Kasus di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan di SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo)

Penulis : Hikmatul Jazilah

Pembimbing : Dr. Hj. Evi Fatimatur Rusydiyah, M.Ag

Kata Kunci :PAI, Pembelajaran Berbasis Proyek, dan Ketrampilan Berpikir Kritis.

Meneliti Implementasi Pendidikan Agama Islam di lingkungan sekolah menengah atas (SMA) menarik dan perlu dilakukan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui penerapan pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berpikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 3 Sidoarjo dan di SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

Fokus penelitian ini hendak membahas bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berfikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam?, Bagaimanakah ketrampilan berpikir kritis siswa?, Apa kendala dan solusi pelaksanaaan pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berfikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif-fenomenologis, dengan rancangan pendekatan studi kasus. Untuk menggali data dengan menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Selanjutnya hasil dari teknik tersebut dipilih sesuai dengan fokus penelitian. Untuk melihat keabsahan data digunakan teknik trianggulasi data dan kemudian dilanjutkan dengan penarikan kesimpulan.

(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM... i

PERNYATAAN KEASLIAN... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING TESIS………... iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI TESIS………... iv

PEDOMAN TRANSLITERASI... v

HALAMAN MOTTO... vi

ABSTRAK………... vii

KATA PENGANTAR………... viii

DAFTAR ISI ………... x

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Dan Batasan Masalah... 7

C. Rumusan Masalah………... 8

D. Tujuan Penelitian………... 8

E. Manfaat Penelitian……….... 9

F. KerangkaTeoritik………... 9

G. Kajian Terdahulu………... 11

(9)

BAB II : KAJIAN TEORI.

A. Kajian Tentang Pembelajaran Berbasis Proyek... 19

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek ……….... 19

2. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek…………... 20

3. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek... 21

4. Langkah – Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek ………. 22

5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Berbasis Proyek... 24

6. Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek... 24

A. Berpikir Kritis……… 25

1. Pengertian Berpikir Kritis... 25

2. Karateristik Berpikir Kritis... 27

3. Indikator Berpikir Kritis... 28

B. Pendidikan Agama Islam ... 30

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam... 30

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam... 32

3. Kompetensi Pendidikan Agama Islam sekolah Menengah umum... 33

4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PAI... 34

(10)

BAB III: METODOLOGI PENELITIAN.

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian... 38

B. Sumber Data... 39

C. Tehnik Pengumpulan Data... 40

D. Tehnik Analisis Data... 43

E. Tehnik Keabsaan Data... 46

BAB IV : LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Penyajian Data 1. Deskripsi Obyek Penelitian... 49

2. Deskripsi Subyek Penelitian... 50

3. Penerapan Pembelajaran Berbasis Proyek... 51

4. Ketrampilan Berpikir Kritis... 74

5. Kendala dan Solusi... 108

B.Analisis Data 1. Pembelajaran Berbasis Proyek………. 113

2. Ketrampilan Berpikir Kritis……….. 117

3. Kendala dan Solusi……….... 119

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan……….. 123

B. Saran... 127

(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan

peranan penting dalam membangun dan menumbuhkembangkan peradaban. Maju

mundurnya suatu peradaban ditentukan oleh pendidikan. Bahkan, peradaban dan

kebudayaan umat manusia tidak akan pernah muncul tanpa ada lembaga yang

mengarahkan manusia ke arah tersebut. Meskipun manusia terlahir ke dunia

memiliki potensi yang dapat membuatnya berkembang lebih maju, tetapi

pendidikanlah yang menumbuhkembangkan daya potensi tersebut, sehingga

manusia memiliki kebudayaan dan peradaban. Al Qur’an surat AL-Nahl ayat 78

menegaskan bahwa: Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu

dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu apapun, dan dia memberimu

pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur. 1

Pendidikan yang mampu mendukung pembangunan di masa mendatang

adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi peserta didik, sehingga

yang bersangkutan mampu menghadapi dan memecahkan problema kehidupan

yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi nurani maupun potensi

kompetensi peserta didik.2 Salah satu usaha nyata untuk mewujudkan pendidikan yang optimal adalah melalui pembelajaran di sekolah. Sekolah merupakan

1

Depag RI, Al-Qur’an Dan Terjemahnya (Jakarta : CV.Darussunnah, 2015), 276 2

(12)

2

lingkungan pendidikan formal, karena di sekolah dilaksanakan serangkaian

kegiatan pendidikan terencana dan terorganisasi termasuk kegiatan pembelajaran di

kelas.

Menurut Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan adalah menuntun segala

kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka menjadi manusia yang

dapat menggapai cita-citanya. Adapun menurut UU Nomor 20 Tahun 2003,

pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegaiatan

bimbingan, pengajaran, atau latihan bagi perannya di masa yang akan datang.3 Sedangkan menurut Sahilun A. Nasir mengatakan bahwa pendidikan merupakan

suatu usaha manusia untuk membantu dan mengarahkan fitrah manusia itu supaya

sampai kepada titik maksimal yang dapat dicapai sesuai tujuan yang dicita-citakan.4 Jadi, dapat di simpulkan pendidikan adalah suatu usaha dan proses pembentukan

pribadi manusia dengan menanamkan segenap kemampuan. Baik kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Belajar dalam konteks nyata menjadi pencetus lahirnya prestasi belajar

karena belajar menemukan kemampuan belajarnya melalui rasa kemandirian yang

dibangun secara bersama akan meningkat seiiring dengan tantangan yang

dikembangkan dalam belajar menggunakan perencanaan model Pembelajaran

Berbasis Proyek. Salah satu ciri dari belajar berbasis proyek adalah adanya perilaku

anggota kelompok yang bekerja secara bersama. Hal ini memungkinkan,

pembelajaran Berbasis Proyek efektif berfokus pada kreativitas berfikir, pemecahan

3

Hasbullah, Dasar-dasarIlmu Pendidikan, (Jakarta : PT Grafindo Persada, 1999),4. 4

(13)

3

masalah, dan interaksi antara pelajar dengan kawan sebayanya untuk menciptakan

dan menggunakan pengetahuan baru. Selain itu pengajar hanyalah sebagai

fasilitator, merancang kegiatan, dan sumber belajar, memberikan nasehat pada

pelajar yang secara subtansial mendorong lahirnya proses belajar yang bermakna.5 Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan pada mata pelajaran

pendidikan agama Islam adalah metode Pembelajaran Berbasis Proyek.

Pembelajaran Berbasis proyek merupakan salah satu cara pemberian pengalaman

belajar dengan menghadapkan anak dengan persoalan sehari-hari yang harus

dipecahkan secara kelompok. Metode proyek berasal dari gagasan John Dewey

tentang konsep “learning by doing” yakni proses perolehan hasil belajar dengan

mengerjakan tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama proses

penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu pekerjaan yang terdiri atas

serangkaian tingkah laku untuk mencapai tujuan. Dengan menggunakan metode

proyek, anak memperoleh pengalaman belajar dalam berbagai pekerjaan dan

tanggung jawab untuk dapat dilaksanakan secara terpadu dalam rangka mencapai

tujuan bersama.6

Pembelajaran berbasis proyek tidak dapat terjadi tanpa guru

mengembangkan kelas yang memungkinkan pertukaran ide secara terbuka,

sehingga metode pembelajaran proyek ini tidak lepas dari adanya diskusi kelas.

Pembelajaran berbasis proyek juga berguna untuk membantu siswa

mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreatif dan bekerjasama dengan

5 Muh.Rais, “Model

Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai upaya meningkatkan prestasi akademik

mahasiswa”( Jurnal Pendidikan dan Pengajaran, 2010), 250. 6

(14)

4

temannya dalam menyelesaikan proyek atau tugas yang diberikan guru, sehingga

pokok bahasan yang sesuai untuk diajarkan dengan metode pembelajaran berbasis

proyek adalah bahasan yang menuntut siswa untuk menyelesaikan proyek/tugas

yang diberikan guru dengan bekerjasama.

Mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat berhubungan erat dengan

dunia nyata siswa, misalnya: thaharah, shalat, haji dan umrah, merawat jenazah,

jual beli, warisan dan lain-lain. Untuk itu seorang pendidik harus kreatif dalam

menyampaikan materi pendidikan agama Islam, menciptakan kondisi pembelajaran

yang menyenangkan bagi siswa, sehingga siswa merasa tertarik dan mampu

memahami materi yang disampaikan oleh pendidik secara maksimal.

Kaitannya dengan model pembelajaran berbasis proyek menjadi sebuah

tantangan apakah kehadirannya akan membawa dampak positif terhadap perubahan

siswa untuk lebih termotivasi dalam belajar. Keinginan atau dorongan psikologis

yang kuat pada diri siswa untuk belajar adalah apabila seorang siswa telah merasa

bahwa belajar merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi kehidupannya

maka dia akan berusaha memusatkan perhatiannya kepada hal-hal yang

berhubungan dengan belajar.7

SMA Negeri 3 Sidoarjo adalah salah satu sekolah yang memiliki perhatian

terhadap peningkatan mutu pembelajaran. Pada saat ini, kurikulum pendidikan

menuntut pembelajaran yang lebih melibatkan siswa berpartisipasi aktif.

7

(15)

5

Berdasarkan informasi guru PAI, tingkat kemampuan siswa dalam materi

Pendidikan Agama Islam cukup memadai, akan tetapi kemampuan siswa dalam

praktek ibadah sehari-hari masih membutuhkan pengawasan dan perhatian.

Pembelajaran berbasis proyek adalah salah satu model pembelajaran yang

mengaitkan antara masalah kehidupan sehari-hari dengan materi pelajaran agar

siswa dapat melakukan aplikasi dari materi yang telah disampaikan. Seorang guru

dalam memilih model pembelajaran menyesuaikan dengan materi yang akan

diajarkan. Salah satu contohnya model pembelajaran berbasis proyek, model

pembelajaran yang sebenarnya sudah lama akan tetapi model tersebut masih

relevan diterapkan dalam pembelajaran, karena pembelajaran dengan model

tersebut mengajak siswa berperan aktif dan mengikuti pembelajaran dengan baik

dengan tujuan mampu memecahkan persoalan dengan menggunakan

pengetahuannya. Penggunaan metode yang tepat membuat siswa mudah dalam

menerima materi pelajaran sehingga mempengaruhi pula dalam peningkatan hasil

belajarnya.8

SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo terletak di daerah siwalanpanji Sidoarjo,

yang letaknya jauh dari keramaian dan kebisingan, sehingga digunakan sebagai

sarana pembelajaran yang cukup efektif. SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo salah

satu sekolah yang juga memiliki perhatian terhadap peningkatan mutu

pembelajaran. Pembelajaran berbasis proyek merupakan suatu model yang cocok

untukpendidikan yang merespon isu-isu peningkatan kualitas pendidikan. Berbeda

8

(16)

6

dengan model-model pembelajaran tradisional yang umumnya bercirikan praktik

kelas yang berdurasi pendek dan aktivitas pembelajaran berpusat pada guru, model

Pembelajaran berbasis proyek menekankan kegiatan belajar yang relatif berdurasi

panjang, berpusat pada siswa, dan terintegrasi dengan praktik dan isu-isu dunia

nyata. Penerapkan model pembelajaran seperti ini diharapkan dapat menarik minat

belajar PAI siswa.

Berdasarkan informasi dari guru PAI di SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo

bahwa sebelum menggunakan model pembelajaran berbasis proyek, pembelajaran

pendidikan Agama Islam di SMK Sepuluh Nopember masih sering dilakukan

secara konvensional, yaitu pembelajaran PAI dilakukan dengan metode bercerita

dengan mengaitkan materi dengan cerita kehidupan nyata, sehingga pembelajaran

masih sering berfokus pada guru, akibatnya siswa kurang antusias dalam

pembelajaran PAI, dan ketika guru PAI menggunakan model Pembelajaran berbasis

proyek siswa antusias dan termotivasi sekali karena dengan menggunakan model

pembelajaran berbasis proyek siswa langsung bisa praktek materi PAI yang telah

disampaikan oleh guru PAI.9

Dari latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti apakah model

pembelajaran berbasis proyek pada mata pelajaran PAI yang ada di SMA Negeri 3

Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo berjalan dengan efektif, sesuai

dengan prosedur yang ada dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

9

(17)

7

B. Identifikasi dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah.

Dari uraian di atas, peneliti dapat mengidentifikasikan beberapa

permasalahan sebagai berikut :

a. Pembelajaran PAI masih ditandai dengan pembelajaran yang lebih

didominasi oleh aktivitas guru dibandingkan dengan aktivitas siswa.

b. Masih banyak siswa menilai bahwa mata pelajaran PAI merupakan pelajaran

teori (hafalan) dan sulit diaplikasikan dalam kehidupan sehari - hari.

c. Pembelajaran PAI hanya menekankan pada perpindahan pengetahuan dari

guru ke siswa.

d. Pembelajaran PAI masih didominasi metode ekspositori.

e. Penilaian pembelajaran PAI masih banyak menggunakan paper dan pensil tes.

2. Batasan Masalah.

Dari identifikasi masalah diatas maka batasan masalah dalam penelitian

ini adalah:

a. Penelitian difokuskan pada penerapan pembelajaran berbasis proyek pada

mata pelajaran PAI.

b. Penelitian hanya dilakukan di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh

Nopember Sidoarjo.

(18)

8

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek dalam melatih

ketrampilan berfikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo?

2. Bagaimanakah ketrampilan berpikir kritis siswa SMA Negeri 3 Sidoarjo dan

SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo?

3. Apa kendala dan solusi pelaksanaaan pembelajaran berbasis proyek dalam

melatih ketrampilan berfikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam

di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang ingin peneliti capai adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek dalam melatih

ketrampilan berfikir kritis pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA

Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui ketrampilan berpikir kritis siswa SMA Negeri 3 Sidoarjo dan

SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui kendala dan solusi pelaksanaaan pembelajaran berbasis

(19)

9

Agama Islam di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo

E. Manfaat Penelitian

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan nuansa dan

wacana baru bagi perkembangan ilmu pendidikan agama Islam tentang

penggunaan model pembelajaran berbasis proyek.

2. Sedangkan secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi:

a. Siswa, penelitian ini diharapkan tercipta pembelajaran yang menyenangkan,

mudah dipahami, dan bermakna, sehingga dapat menjadi motivasi siswa

untuk berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.

b. Guru, dapat memilih alternatif model pembelajaran yang efektif untuk

diterapkan dalam proses pembelajaran.

c. Lembaga, penelitian ini setidaknya dapat menjadi rujukan tentang sejauh

mana efektivitas pembelajaran proyek pada mata pelajaran PAI.

F. Kerangka Teoritik

Budaya berpikir kritis perlu ditanamkan sejak dini terhadap peserta didik.

Salah satu tujuan dari penanaman kemampuan berpikir kritis adalah untuk

menghadapi perubahan dunia yang begitu pesat seiring dengan perkembangan

IPTEK. Di zaman yang penuh dengan tantangan dan perubahan ini, metode

pembelajaran dengan cara menghafal materi pelajaran dirasa sudah tidak cocok lagi

(20)

10

tentang bagaimana cara belajar dan bagaimana cara menumbuhkan kemampuan

berpikir kritis.

Pembelajaran Berbasis Proyek merupakan metode belajar yang menggunakan

masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan

pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.

Pembelajaran Berbasis Proyek dirancang untuk digunakan pada permasalahan

komplek yang diperlukan peserta didik dalam melakukan investigasi

dan memahaminya.10

Tujuan penggunaan model pembelajaran berbasis proyek adalah untuk

mengetahui peningkatan pengetahuan, keterampilan dan keaktifan siswa pada saat

kegiatan belajar, peningkatan dalam menyelesaikan masalah dan lebih percaya diri

untuk mengemukakan pendapat dengan cara berinteraksi dengan teman maupun

dengan guru, sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pembelajaran berbasis

proyek memiliki langkah-langkah sebagai berikut: penentuan pertanyaan mendasar,

mendesain perencanaan proyek, menyusun jadwal, memonitor peserta didik dan

kemajuan proyek, menguji hasil, dan mengevaluasi pengalaman.11

Penggunaan model Pembelajaran Berbasis Proyek, diharapkan siswa mampu

bekerja sama untuk memecahkan suatu masalah melalui sebuah tugas. Selain itu

siswa dapat memahami dan menggunakan konsep jika menemui masalah dalam

10

M. Hosnan,Pendekatan Saintifik dan Kontekstual Dalam Pembelajaran Abad ke 21: Kunci sukses Implementasi Kurikulum 2013,(Bogor: Ghalia Indonesia:2014), 325.

11

(21)

11

kehidupan nyata. Guru harus melibatkan siswa dalam setiap kegiatan pembelajaran.

Sehingga proses pembelajaran tidak hanya mentransfer materi dari guru ke siswa.

G. Kajian Terdahulu

Penelitian ini mengungkapkan konsep pembelajaran berbasis proyek pada

pembelajaran pendidikan Agama Islam. Penelitian ini juga amat perlu untuk

diteruskan demi upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia terutama di

mata pelajaran pendidikan Agama Islam. Hasil telaah yang penulis lakukan terhadap

beberapa buku dan beberapa penelitian terdahulu adalah:

Tulisan tentang pembelajaran berbasis proyek telah penulis temukan dalam

bentuk:

1.Tesis milik Kusriyatun yang berjudul Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran

Berbasis Proyek (Pembelajaran Berbasis Proyek) Terhadap Peningkatan

Kemampuan Berpikir Kreatif, Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan

bahwa selama ini pembelajaran IPS belum mampu membuat siswa

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Rumusan masalah dari penelitian

ini yaitu :Bagaimana pengaruh penggunaan metode pembelajaran proyek (poject

based learning) terhadap peningkatan kemampuan berfikir kreatif siswa?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode

pembelajaran proyek (Poject Based Learning) terhadap peningkatan kemampuan

berfikir kreatif siswa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

(22)

12

design. Sampel kelas VII.7 dan VII.8.Instrumen yang digunakan adalah tes

kemampuan berpikir kreatif. Uji hipotesis menggunakan uji-t (t-test) dengan

bantuan SPSS versi 20.00 for windows. Hasil penelitian menunjukan bahwa

terdapat perbedaan dalam kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol

yang menggunakan metode pembelajaran ceramah atas pengukuran awal (

pre-test) dengan pengukuran akhir (post-test), terdapat perbedaan kemampuan berpikir

kreatif siswa pada kelas eksperimen yang menerapkan perlakuan metode

pembelajaran proyek (projectbased learning) atas pengukuran awal (pre-test)

dengan pengukuran akhir (post-test), terdapat perbedaan peningkatan kemampuan

berpikir kreatif siswa pada kelas eksperimen yang mendapat perlakuan metode

pembelajaran proyek (Pembelajaran Berbasis Proyek) dibandingkan dengan

kemampuan berpikir kreatif siswa pada kelas kontrol yang menggunakan metode

pembelajaran ceramah pada pengukuran akhir (post-test). Berdasarkan hasil

analisis data dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran proyek

(Pembelajaran Berbasis Proyek) memberi pengaruh terhadap kemampuan

berpikir kreatif siswa. Metode pembelajaran proyek (Pembelajaran Berbasis

Proyek) dapat dijadikan metode pembelajaran alternatif bagi guru dalam

menyempurnakan proses pembelajan IPS di sekolah untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kreatif siswa.12

2. Journal, Nengsih R,Agus Setyo Budi, Vina Serevina yang berjudul pengaruh model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran discovery terhadap

12

(23)

13

hasil belajar fisika siswa, Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1)

apakah model pembelajaran berbasis proyek berpengaruh terhadap hasil belajar

fisika siswa? (2) apakah model pembelajaran discovery berpengaruh terhadap

hasil belajar fisika siswa? (3) apakah model pembelajaran berbasis proyek dan

model pembelajaran discovery secara bersama sama berpengaruh terhadap hasil

belajar fisika siswa? Penelitian ini bertujan untuk mengetahui efektifitas

penggunaan model pembelajaran berbasis proyek dan model pembelajaran

discovery terhadap hasil belajar fisika siswa SMP. Model penelitian

menggunakan model korelasi multiple. Yaitu penelitian yang menggunakan

pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Populasi pada penelitian ini

adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Cikarang Utara Kabupaten Bekasi

tahun pelajaran 2013-2014 yang terdiri dari sembilan rombongan belajar dengan

jumlah 430 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive

sampling dengan mengambil satu kelas. Teknik analisis data menggunakan

analisis statistic parametric yang terdiri dari Uji t dan Uji regresi linear berganda.

Hasil penelitian menunjukkan Model Pembelajaran Berbasis Proyek berpengaruh

positif terhadap hasil belajar fisika siswa, Model Pembelajaran Discovery

berpengaruh positif terhadap hasil belajar fisika siswa dan Terdapat pengaruh

positif antara Model Pembelajaran Berbasis Proyek dan Model Pembelajaran

Discovery secara bersama-sama dengan hasil belajar fisika siswa.13

13

(24)

14

3. Disertasi, milik Dhami Johar Damiri, yang berjudul pengembangan model

pembelajaran berbasis proyek dalam membentuk kompetensi siswa sekolah

menengah kejuruan, masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah: 1).

Bagaimanakah kondisi pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran produktif

program keahlian tehnik computer dan jaringan?yang mencakup tentang: a.

bentuk rencana pembelajaran;b. bentuk pelaksanaan pembelajaran, c. bentuk

pelaksanaan evaluasi hasil belajar, d. pelaksanaan tugas guru(Ka Prodi,guru

program produktif dan pembimbing lapangan), e. bentuk dukungan

Stakeholders(Du/Di, Asosiasi Profesi, dan Komite Sekolah) pembelajaran 2).

Desain model pembelajaran bagaimanakah yang cocok diterapkan oleh guru

program produktif pada program keahlian tehnik komputer dan jaringan?

mencakup a. desain model rencana pembelajaran; b. desain model pelaksanaan

pembelajaran; dan c. desain model evaluasi hasil pembelajaran. 3) Bagaimankah

desain model program pembelajaran yang dapat meningkatkan kompetensi siswa,

dengan memberikan pengalaman dan suasana pekeraan di sekolah dalam mata

pelajaran produktif, program keahlian teknik komputer dan jaringan? 4)

Bagaimanakah dampak penerapan model pembelajaran yang di hasilkan terhadap

aspek peningkatan kompetensi siswa, dukungan terhadap pelaksanaan tugas baru

khususnya dalam menyusun rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan

evaluasi hasil belajar.

Hasil penelitian ini adalah:

(25)

15

a. Model pembelajaran berbasis proyek dapat di kembangkan dan di terapkan

dalam pembelajaran program produktif program keahlian teknik komputer dan

jaringan di SMK, dimana SMK tersebut belum memiliki industri pasangan

yang tepat. Kerangka model mencakup desain rencana pembelajaran,

pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.a.Rencana pembelajaran

yang dirancang dalam model berbasis proyek telah teruji efektif diterapkan

oleh guru dalam pembelajaran mata pelajaran jaringan komputer program

produktif untuk program keahlian tehnik komputer dan jaringan SMK. Aspek

perencanaan pembelajaran tersebut mencakup:1) tujuan pembelajaran, berisi

rumusan tentang kompetensi yang akan dicapai; 2) materi pembelajaran berisi

bahan aar yang mendukung kompetensi yang akan dicapai, disusun berbentuk

penyelesaian tugas pembelajaran tiap kompetensi, dikemas dalam bentuk

organisasi kerja proyek yang berdasarkan pada standar kompetensi atau

kompetensi dasar; 3) metoda/ strategi pembelajaran, bersifat pekerjaan yang

selayaknya dikerjakan oleh pekerja dibidangnya dengan langkah tertentu dan

spesifik; 4) bahan pembelajaran mendukung tujuan dn disusun per kompetensi

serta alat pembelajaran sesuai rumusan kompetensi yang akan dicapai dan; 5)

evaluasi hasil pembelajaran, dirancang progrm remedial dan pengayaan, serta

mengintegrasikan tes tertulis dan tes tindakan.

b. Pelaksanaan pembelajaran yang dirancang dalam model pembelajaran berbasis

proyek teruji efektif dapat meningkatkan kompetensi siswa baik kompetensi

(26)

16

pembelajaran jaringan komputer lokal program produktif program keahlian

tehnik komputer dan jaringan di SMK. Agar model pembelajaran berbasis

proyek dapat diimplementasi dengan baik, persyaratan yang harus dilakukan

sebagai berikut: 1) dukungan kebijakan kepala sekolah, 2) melengkapi sarana

praktek yang terstandar, dan 3) dilaksanakan dalam blok waktu yang cukup.

Dengan persyaratan- persyaratan tersebut memungkinkan model pembelajaran

berbasis proyek dapat diimplementasikan dengan baik sehingga; 1) dapat

memberi siswa pengalaman langsung suasana industri disekolah; 2)

membentuk jiwa dan kemampuan kompetensi siswa sebagai pekerja industri;

3) mengembangkan secara terpadu kecakapan personal, kecakapan sosial,

kecakapan akademik, dan kecakapan vokasional; 4) meningkatkan motivasi

berprestasi dan prestasi siswa, rasa tanggung jawab dan etos kerja; 5) sekaligus

merupakan pelaksanaan praktek kerja industri(Prakerin) yang dapat dipadukan

dengan sistem uji kompetensi sis.

c. model pembelajaran berbasis proyek memiliki keteterapan yang tinggi

terhadap:1) peningkatan kompetensi;2) dukungan terhadap pelaksanaan tugas

guru yang berarti memberikan kemudahan dalam menyusun rencana

pembelaaran, melaksanakan proses pembelajaran dan melaksanakan evaluasi

hasil pembelajaran; 3) subtansi isi yang terkandung dalam deskripsi rencana

pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi hasil pembelajaran; 4)

(27)

17

d. Penerapan model pembelajaran berbasis proyek secara spesifik memberikan

dampak utama terhadap peningkatan kompetensi siswa dan memberikan

kemudahan guru dalam pelaksanaan tugas pembelajaran dalam menyusun

rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi hasil belajar.14

Penelitian yang penulis lakukan ini bertujuan untuk melengkapi penelitian

yang sudah ada. Karena belum ada penelitian yang membahas tentang

pembelajaran berbasis proyek dalam melatih ketrampilan berpikir kritis pada mata

pelajaran PAI di SMA Negeri 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

H. Sistematika Pembahasan

Dalam sitematika pembahasan ini penulis mengungkapkan isi pembahasan

tesis secara naratif, sistematis dan logis mulai dari bab pertama sampai dengan bab

terakhir. Adapun sistematika pembahasan dalam penelitian ini adalah :

Bab Pertama: Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah,

identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah; tujuan penelitian, kegunaan

penelitian, kerangka teoritik, penelitian terdahulu, dan sistematika pembahasan.

Bab kedua, Kajian Pustaka. Merupakan bab yang membahas tentang kajian

teoritis tentang Pembelajaran Berbasis Proyek,yang meliputi tentang Pengertian

Pembelajaran Berbasis Proyek, Prinsip – Prinsip Pembelajaran Berbasis proyek,

tujuan Pembelajaran Berbasis Proyek, karakteristik Pembelajaran Berbasis,

Langkah Langkah Pembelajaran Berbasis Proyek,kelebihan dan kekurangan

14

(28)

18

pembelajaran berbasis proyek, Penilaian Pembelajaran Berbasis Proyek. Berpikir

Kritis yang meliputi: Pengertian Berpikir Kritis, karakteristik berpikir kritis,

Indikator Berpikir Kritis. Pendidikan Agama Islam meliputi: Pengertian Pendidikan

Agama Islam, Tujuan Pendidikan Agama Islam, kompetensi pendidikan agama

islam sekolah menengah umum (SMU). Ruang lingkup mata pelajaran PAI,

hubungan pembelajaran berbasis proyek terhadap melatih berpikir kritis.

Bab ketiga, merupakan bab tentang metodologi penelitian.

Bab keempat, merupakan bab yang memaparkan data dan analisis data.

Bab kelima, merupakan bab penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari

(29)

19

BAB II KAJIAN TEORI

A. Pembelajaran Berbasis Proyek.

1. Pengertian Pembelajaran Berbasis Proyek.

Kata pembelajaran berasal dari kata dasar belajar, dalam arti sempit,

pembelajaran merupakan suatu proses belajar agar seseorang dapat melakukan

kegiatan belajar. Sedangkan belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku

karena interaksi individu dengan lingkungan dan pengalaman.15

Proses pembelajaran pasti menggunakan sebuah model pembelajaran.

Model pembelajaran dapat didefinisikan sebagai sebuah kerangka atau konsep

prosedur yang sistematis dalam suatu proses pembelajaran untuk mencapai

tujuan tertentu, dan sebagai pedoman bagi guru untuk merancang dan

melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian aktivitas pembelajaran

benar-benar merupakan kegiatan bertujuan yang tertata secara sistematis.16 Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang

memberikan kesempatan pada guru untuk mengelola pembelajaran di kelas

dengan melibatkan kerja proyek. Melalui pembelajaran kerja proyek, kreativitas

dan motivasi siswa akan meningkat. Metode ini dapat dipandang sebagai bentuk

open-ended contextual activity-bases learning, dan merupakan bagian dari

15

Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 10 16

(30)

20

proses pembelajaran yang memberi penekanan kuat pada pemecahan masalah

sebagai suatu usaha kolaboratif, yang dilakukan dalam proses pembelajaran

pada periode tertentu.17

Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran

berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang menggunakan proyek/

kegiatan sebagai sarana pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap,

pengetahuan, dan ketrampilan. Pembelajaran ini menekankan pada aktivitas

siswa untuk memecahkan masalah dengan menerapkan ketrampilan meneliti,

menganalisis, membuat, sampai dengan mempresentasikan produk pembelajaran

berdasarkan pengalaman nyata. Model ini memperkenankan siswa untuk bekerja

secara mandiri maupun berkelompok dalam mengkonstruksikan produk autentik

yang bersumber dari masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari.

2. Prinsip – Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek.

Menurut Thomas dalam bukunya Hosnan menyatakan pembelajaran

berbasis proyek mempunyai beberapa prinsip, yaitu:

a. Prinsip sentralistis (centrality). Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek

adalah pusat atau inti kurikulum, bukan perlengkapan kurikulum.

b. Pertanyaan pendorong (driving question). Proyek dalam pembelajaran

berbasis proyek terfokus pada pertanyaan atau masalah, yang mendorong

17

(31)

21

pelajar menjalani nkonsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari

disiplin ilmu.

c. Investigasi konstruktif (constructive investigasion) Proyek melibatkan pelajar

dalam investigasi konstruktif.

d. Otonomi (autonomy). pembelajaran berbasis proyek mengutamakan otonomi,

pilihan waktu kerja yang tidak bersifat rigid, dan tanggung jawab pelajar

terhadap proyek dan pembelajaran.

e. Realistis (realism). pembelajaran berbasis proyek melibatkan

tantangan-tantangan kehidupan nyata, berfokus pada pertanyaan atau masalah autentik,

dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan dilapangan yang

sesungguhnya.18

3. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Proyek.

Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk

memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik dan menyenangkan bagi

siswa. Menurut Buck Institute for Education sebagaimana dikutip oleh Wena,

pembelajaran berbasis proyek memiliki karakteristik sebagai berikut :

a. Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja.

b. Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya.

c. Siswa merancang proses untuk mencapai hasil.

18

(32)

22

d. Siswa bertanggung jawab mendapatkan dan mengelola informasi yang

dikumpulkan.

e. Siswa melakukan evaluasi secara kontinu.

f. Siswa secara teratur melihat kembali apa yang mereka kerjakan.

g. Hasil akhir berupa produk dan dievaluasi kualitasnya.

h. Atmosir kelas memberi toleransi kesalahan dan perubahan.19

Berdasarkan beberapa karakteristik di atas, pembelajaran berbasis proyek

menjadi model pembelajaran yang dapat membangun kemandirian dan

kreatifitas siswa. Selain itu, melalui pembelajaran berbasis proyek siswa dilatih

untuk terbiasa bertanggung jawab mewujudkan apa yang telah direncanakan

sesuai dengan minat dan kemampuannya.

4. Langkah – Langkah pembelajaran berbasis proyek.

Menurut Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (2013: 212)

langkah- langkah operasional atau pelaksanaan pembelajaran Berbasis

Proyek dalam Kurikulum 2013 digambarkan dalam sebagai berikut:

19

(33)

23

Gambar 1: Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran Berbasis Proyek

Penjelasan langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Proyek sebagai berikut:

a. Penentuan pertanyaan mendasar (start with the essential question).

Pembelajaran dimulai dengan memberikan pertanyaan yang dapat memberi

penugasan peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.

b. Mendesain perencanaan proyek (design a plan for the project).

Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara pengajar dan peserta didik.

Perencanaan berisi tentang aturan main, serta alat dan bahan yang akan

digunakan.

c. Menyusun jadwal (create a schedule).

Pengajar dan peserta didik secara kolaboratif menyusun jadwal aktivitas

dalam menyelesaikan proyek.

d. Memonitor peserta didik dan kemajuan proyek (monitor the students and

the progress of project).

Pengajar bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktivitas

peserta didik selama menyelesaikan proyek.

e. Menguji hasil (assess the outcome).

Penilaian dilakukan untuk membantu pengajar dalam mengukur

ketercapaian standar, berperan dalam mengevaluasi kemajuan

masing-masing peserta didik.

(34)

24

Akhir pembelajaran, pengajar dan peserta didik melakukan refleksi terhadap

aktivitas dan hasil proyek yang sudah dijalankan.

5. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Proyek.

Pembelajaran berbasis proyek mempunyai beberapa kekurangan dan

kelebihan sebagai berikut 20:

a. Kelebihan Pembelajaran berbasis proyek.

1) Meningkatkan motivasi.

2) Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.

3) Meningkatkan kolaborasi.

4) Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.

5) Increased resource – management skill

b. Kelemahan Pembelajaran berbasis proyek.

1) Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk

menyelesaikan masalah.

2) Memerlukan biaya yang cukup banyak.

3) Banyak peralatan yang harus disediakan.

6. Penilaian Proyek

Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang

meliputi : pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian data

20

(35)

25

yang harus diselesaikan peserta didik (individu/kelompok) dalam waktu atau

periode tertentu. Tugas tersebut bisa berupa investigasi atau penelitian

sederhana tentang suatu masalah yang berkaitan dengan materi (KD) tertentu

mulai perencanan, pengumpulan data atau informasi, pengolahan data,

penyajian data menyusun laporan. Penilaian proyek dimaksudkan untuk

mengetahui pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan

penyelidikan, dan kemampuan menginformasikan dari peserta didik secara

jelas. Adapun aspek yang dinilai di antaranya meliputi :

1)Kemampuan pengolaan, yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih

topik, mencari informasi, mengelola waktu pengumpulan data dan

penulisan laporan.

2)Relevansi, yaitu tugas atau proyek yang diberikan pada peserta didik harus

sesuaidengan karakteristik materi, lingkungan sekolah dan karakteristik

peserta didik.

3)Keaslian, yaitu tugas atau proyek yang dikerjakan peserta didik benar-benar

hasil pekerjaan peserta didik dengan bimbingan guru.21

B. Berpikir Kritis.

1. Pengertian Berpikir Kritis.

Salah satu tujuan pendidikan nasional adalah untuk mengembangkan

kemampuan berpikir pada umumnya dan mengembangkan keterampilan berpikir

kritis pada khususnya. Berpikir kritis dapat diartikan kemampuan yang sangat

21

(36)

26

essensial untuk kehidupan, pekerjaan dan berfungsi efektif dalam semua aspek

kehidupan lainnya.

Untuk meningkatkan berpikir kritis maka diperlukan suatu rangsangan

atau stimulus agar seorang mampu untuk berpikir kritis, dalam hal ini diperlukan

suatu masalah atau tes untuk mengetahui sejauh mana seseorang mampu untuk

berpikir kritis. Langkah dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa

adalah:

a. Meningkatkan daya analisis. Dalam diskusi kelompok carilah solusi yang

baik untuk suatu permasalahan, kemudian diskusikan akibat terburuk yang

mungkin terjadi.22

b. Meningkatkan kemampuan berpendapat. Pendapat bisa berupa hal yang

positif, bisa juga hal yang negatif. Pendapat positif digunakan untuk

menyatakan keadaan sesuatu secara tegas sedangkan pendapat yang negatif

digunakan untuk menerangkan secara tegas tentang tidak adanya sesuatu sifat

pada suatu hal.23

c. Mengembangkan kemampuan observasi/ mengamati.

d. Meningkatkan rasa ingin tahu dan bertanya.

e. Dengan berdiskusi dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, siswa

dapat melibatkan dirinya secara aktif dalam diskusi pada saat menyampaikan

22

Zaleha Izhab Hassoubah, Developing Creative dan Critical Thinking Skills Cara Berfikir Kreatif dan Kritis, terj. Bambang Suryadi, (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2004), 98

23

(37)

27

informasi yang relevan atau pada saat mereka mencari informasi dari

berbagai sumber.24

Upaya lain yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kemampuan

berpikir kritis siswa antara lain, dengan menggunakan metode pembelajaran

yang mampu mendorong siswa untuk aktif bertanya, mengemukakan

gagasan, mengujicobakan suatu materi, melakukan dialog, diskusi, atau curah

pendapat. Dalam penelitian ini dengan menggunakan pembelajaran

kontekstual melalui penerapan pembelajaran berbasis proyek, membuat siswa

lebih leluasa dalam mengemukakan pendapatnya atas hal yang terjadi di

lingkungannya.25.

2. Karakteristik Berpikir Kritis.

Menurut Cece Wijaya ciri-ciri berpikir kritis antara lain adalah sebagai

berikut:

a. Pandai mendeteksi permasalahan.

b. Mampu membedakan ide yang relevan dan ide yang tidak relevan.

c. Dapat membedakan argumentasi logis dan argumentasi tidak logis.

d. Dapat membedakan kritik yang membangun dan merusak.

e. Mampu menarik kesimpulan dari data yang telah ada dan terseleksi.26

24

Zaleha Izhab Hassoubah, Developing Creative dan Critical Thinking Skills Cara Berfikir Kreatif dan Kritis, terj. Bambang Suryadi, (Bandung: Yayasan Nuansa Cendekia, 2004), 103

25

Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung : PT Refika Aditama, 2011), 209.

26

(38)

28

Lebih lanjut Alec Fisher mengemukakan ciri-ciri kemampuan berpikir

kritis adalah sebagai berikut:

a. Mengenal masalah.

b. Mengumpulkan dan menyusun informasi yang diperlukan.

c. Memahami dan menggunakan bahasa yang tepat, jelas, dan khas.

d. Menilai fakta dan mengevaluasi pernyataan-pernyataan.

e. Membuat penilaian yang tepat tentang hal-hal dan kualitas-kualitas tertentu

dalam kehidupan sehari-hari.27

Dari beberapa uraian tentang ciri-ciri berpikir kritis tersebut, dapat

disimpulkan bahwa inti dari sebuah pembelajaran untuk meningkatkan

kemampuan berpikir kritis adalah dengan menghadirkan masalah dan

membimbing peserta didik dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu

pembelajaran berbasis proyekdapat diterapkan pada mata pelajaran PAI untuk

melatih ketrampilan berpikir kritis.

3. Indikator Berpikir Kritis.

Adapun indikator berpikir kritis dalam buku Hendra Surya, antara lain

yaitu: 28

a. Memiliki motivasi atau dorongan yang kuat untuk menemukan kejelasan,

ketetapan (precisoan), keakuratan, dan sebagainya atas informasi yang

diterimanya.

27

Alec Fisher, Berpikir Kritis Sebuah Pengantar. (Jakarta: Erlangga, 2009).7 28

(39)

29

b. Cepat mengidentifikasi informasi yang relevan, memisahkannya dari informasi

yang tidak relevan.

c. Sangat peka dan dapat membedakan tentang ide, gagasan, kesimpulan yang

mengandung egosentrisme, sosiosentrisme, wishful thinking, dan sebagainya.

d. Memilki open minded (mendengar dengan pikiran terbuka) pada pandangan

atau pendapat yang berlawanan dan menerima kritik terhadap keyakinan dan

asumsi-asumsi mereka.

e. Lebih mendasarkan keyakinan-keyakinannya pada fakta daripada kepentingan

diri atau preferensi pribadi.

Selanjutnya terdapat beberapa indikator kemampuan berpikir kritis yang

dirumuskan oleh Fahruddin Faiz dalam aktivitas-aktivitas kritis yang dibagi

menjadi lima kelompok kemampuan berpikir yaitu sebagai berikut29:

a. Mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan, meliputi: Mencari jawaban

yang jelas dari setiap pertanyaan.

b. Mampu mengungkap fakta yang dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu

masalah, meliputi: berusaha mengetahui informasi dengan tepat, memakai

sumber yang memiliki kredibilitas dan menyebutkannya, memahami tujuan

yang asli dan mendasar.

c. Mampu memilih argumen yang logis, relevan dan akurat, meliputi: mencari

alasan atau argument, berusaha tetap relevan dengan ide utama, berfikir dan

29

(40)

30

bersikap secara sistematis dan teratur dengan memperhatikan bagian-bagian

dari keseluruhan masalah.

d. Mampu mendeteksi bias berdasarkan sudut pandang yang berbeda, meliputi:

mencari alternatif jawaban, mengambil sikap ketika ada bukti yang cukup

untuk melakukan sesuatu, mencari penjelasan sebanyak mungkin apabila

memungkinkan.

e. Mampu menentukan akibat dari suatu pertanyaan yang diambil sebagai suatau

keputusan, meliputi: memperhatikan situasi dan kondisi secara keseluruhan,

bersikap dan berfikir terbuka.

Berdasarkan uraian indikator-indikator berpikir kritis diatas, maka aspek

yang akan digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini, adalah:

a.Mampu merumuskan pokok-pokok permasalahan.

b.Mampu mengungkapkan fakta untuk menyelesaikan permasalahan.

c.Mampu memilih pendapat yang sesuai dengan kenyataan.

d.Mampu memberikan pendapat dari sudut pandang yang berbeda.

e.Mampu menyelesaikan masalah yang timbul dari suatu pernyataan.

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam

menyiapkan perserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga

(41)

31

untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan

kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan

bangsa.30

Menurut Zakiah Daradjat Pendidikan Agama Islam adalah suatu usaha

dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan

dapat memahami apa yang terkandung di dalam Islam secara keseluruhan,

menghayati makna dan maksud serta tujuannya dan pada akhirnya dapat

mengamalkannya serta menjadikan ajaran-ajaran agama Islam yang telah

dianutnya itu sebagai pandangan hidunya sehingga dapat

mendatangkan keselamatan dunia dan akhirat kelak.31 Sedangkan Pendidikan Agama Islam menurut Ramayulis adalah upaya sadar dan

terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,

menghayati, mengimani, bertakwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran

Islam dari sumber utamanya kitab suci Alquran dan hadits, melalui kegiatan

bimbingan, pengajaran latihan, serta penggunaan pengalaman.32

Sementara Menurut BAB I Ketentuan Umum pasal 1 ayat 1, Undang-

Undang No. 20 tahun 2003 mengenai pengertian Pendidikan agama Islam

didalam GBPP sekolah adalah : Usaha sadar untuk menyiapkan siswa

dalam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam

melalui kegiatan bimbingan pengajaran dan atau latihan dengan

30

Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), 130

31

Zakiah Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta : Bumi Aksara, 2000), 38 32

(42)

32

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam bimbingan

kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

persatuan nasional.33

Dari definisi Pendidikan Agama Islam di atas, maka Pendidikan Agama

Islam merupakan usaha sadar yang dilakukan pendidik dalam rangka

mempersiapkan peserta didik untuk meyakini, memahami, dan mengamalkan

ajaran Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau pelatihan yang

telah ditentukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan Agama Islam di SMU bertujuan untuk menumbuhkan dan

meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,

penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama

Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang terus berkembang dalam hal

keimanan, ketekunannya kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk

dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.34 Hal ini sesuai dengan sabda Nabi Muhammad yg berbunyi:

33

Depdikbud, GBPP Sekolah Umum, (Jakarta : Depdikbud, 1995), 1

34

(43)

33

ب اَمَِإ

ِقاْخَأا َمِراَكَم َمََِ أ تْثِع

“Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”

Dari tujuan tersebut, terdapat beberapa dimensi yang hendak dituju

dalam pembelajaran PAI yaitu: (1) keimanan siswa terhadap ajaran

agama Islam; (2) pemahaman atau penalaran (intelektual) serta keilmuan

siswa; (3) penghayatan atau pengalaman batin yang dirasakan siswa

dalam menjalankan ajaran agama; (4) pengamalan,35dalam arti

bagaimana ajaran yang telah diimani, dipahami dan dihayati atau

diinternalisasikan oleh peserta didik itu mampu menumbuhkan motivasi

dalam dirinya untuk menggerakkan, mengamalkan dan mentaati ajaran

agama dan nilai-nilainya dalam kehidupan pribadi sebagai manusia yang

beriman dan bertaqwa kepada Allah swt serta mengaktualisasikan dalam

kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Kompetensi Pendidikan Agama Islam Sekolah Menengah Umum (SMU).

a. Memiliki keyakinan, menyadari serta menjalankan hak dan kewajiban,

saling menghargai dan memberi rasa aman, sesuai dengan agama yang

dianutnya.

b. Menggunakan bahasa untuk memahami, mengembangkan, dan

mengkomunikasikan gagasan dan informasi.

35

(44)

34

c. Memilih, memadukan dan menerapkan kosmep-konsep, pola,

tehnik-tehnik, struktur, dan hubungan.

d. Memilih, mencari, menerapkan teknologi dan informasi yang diperlukan

dari berbagai sumber.

e. Memahami, menghargai lingkunagn fisik, makhluk hidup, dan teknologi.

f. Berpartisipasi, berinteraksi, dan berkontribusi aktif dalam masyarakat.

g. Berkreasi dan menghargai karya artistik, budaya dan intelektual serta

menerapkan nilai-nilai luhur untuk meningkatkan kematangan pribadi

menuju masyarakat beradab.

h. Berpikir logis.

i. Menunjukan motivasi dalam belajar, percaya diri, bekerja mandiri, dan

bekerja sama dengan orang lain.36

4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran PAI.

Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,

keselarasan dan keseimbangan antara lain :

a. Hubungan manusia dengan Allah..

b. Hubungan manusia dengan sesama manusia.

c. Hubungan manusia dengan makhluk lain (selain manusia) dan

lingkungan.37

36

(45)

35

Adapun ruang lingkup bahan pelajaran Pendidikan Agama Islam

Sekolah Menengah Atas berfokus pada empat aspek yaitu:

1) Al-Qur'an – Al Hadits.

2) Aqidah – Akhlak

3) Fiqh.

4) Sejarah Kebudayaan Islam (SKI).

D. Hubungan Pembelajaran berbasis proyek Terhadap melatih Ketrampilan Berpikir Kritis.

Pembelajaranberbasis proyek dapat membuat siswa lebih aktif dan melatih

kemampuan berpikir kritisnya. Pembelajaran berbasis proyek juga dapat melatih

siswa untuk berdiskusi merumuskan masalah, menyusun perencanaan proyek,

menentukan hipotesis, melakukan investigasi, mempresentasikan hasil,

menyimpulkan hasil analisis, dan mengevaluasi tugas tersebut. Aktivitas kerja

dalam kelompok akan menjadikan siswa aktif dalam menemukan solusi dari

permasalahan yang diberikan, hal tersebut berpotensi dalam melatih kemampuan

berpikir kritis siswa.

Pembelajaran berbasis proyek membantu siswa untuk berpikir secara

mandiri, melakukan penyelidikan, menyelesaikan masalah, menganalisis, dan

menyimpul kan masalah yang sedang dikaji dalam kehidupan nyata, sehingga akan

berdampak pada keaktifan dan kemampuan berpikir kritis siswa yang baik pula.

37

(46)

36

Pembelajaran PAI seyogyanya dapat mengembangkan dan memberdayakan

ketrampilan berpikir kritis siswa. Pemberdayaan keterampilan berpikir kritis dapat

dilakukan oleh guru dengan pembelajaran menggunakan strategi-strategi

pembelajaran konstruktivistik yang berpotensi memberdayakan keterampilan

berpikir kritis, salah satunya adalah dengan pembelajaran berbasis proyek.

Pembelajaran berbasis proyek merupakan salah satu model pembelajaran

yang inovatif yang berfokus pada konsep dan prinsip inti sebuah disiplin,

memfasilitasi siswa untuk melakukan investigasi, pemecahan masalah, dan

tugas-tugas bermakna lainnya, berpusat pada siswa, dan menghasilkan produk nyata.

Langkah-langkah pembelajaran berbasis proyek terdiri atas lima tahapan,

yaitu memulai dengan pertanyaan yang esensial, merencanakan proyek, membuat

jadwal, monitoring siswa dan perkembangan proyek, penilaian, dan evaluasi.

Kegiatan pada model pembelajaran berbasis proyek diawali dengan memberikan

pertanyaan yang esensial, guru dan siswa menentukan tema dan mengaitkan tema

tersebut dengan bidang studi lain. Selanjutnya, pada tahap perencanaan proyek

Siswa bekerja dalam tim kolaboratif untuk merencanakan proyek, menyusun

langkah dan strategi dalam menyelesaikan proyek. Setelah itu, guru dan siswa

siswa menyepakati jangka waktu pelaksanaan proyek, lalu membuat time schedule

atau membuat jadwal kegiatan pelaksanaan proyek. Kemudian, guru sebagai

fasilitator melakukan monitoring terhadap siswa dalam melaksanakan proyeknya.

Pada saat melaksanakan proyek, siswa dituntut untuk mengumpulkan informasi,

(47)

37

dilakukan untuk mengukur ketercapaian standar dilakukan dengan cara

masing-masing kelompok mempresentasikan hasil proyeknya dihadapan siswa lainnya dan

melakukan diskusi, pada tahapan ini, siswa dituntut untuk dapat memberikan

argumentasi. Tahapan yang terakhir adalah evaluasi, pada tahapan ini guru dan

siswa melakukan refleksi terhadap aktivitas dan hasil proyek yang sudah

dijalankan, siswa mengevaluasi dan memberi masukan untuk perbaikan hasil

proyek. Melalui kegiatan pembelajaran berbasis proyek tersebut, dapat melatih

keterampilan berpikir kritis siswa berupa mengumpulkan informasi,

menginterpretasi data, memberikan argumentasi, dan melakukan evaluasi.

Sehingga, penerapan pembelajaran berbasis proyek dapat meningkatkan

(48)

38

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Dan Jenis Penelitian.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan studi kasus dengan

berorientasi pada pendekatan kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif adalah

suatu pendekatan penelitian yang ditujukan untuk mendiskripsikan dan menganalisa

fenomena, peristiwa, aktifitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang

secara individual maupun kelompok dan data yang dihasilkan data diskriptif berupa

kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati.38 Di samping itu, pendekatan fenomenologis digunakan untuk mempertegas arti

peristiwa dan kaitannya dalam konteks situasi tertentu. Dengan pendekatan tersebut

penelitian ini memiliki fleksibilitas sedemikian rupa dalam memandang

permasalahan yang menjadi fokus perhatian, sehingga kebenaran informasi yang

diperoleh bisa maksimal.39 Sesuai dengan pendekatan yang digunakan, maka penelitian ini masuk dalam ranah penelitian studi kasus, maka waktunya juga

dibatasi. Ditinjau dari tempat/ lokasi penelitiannya, penelitian ini termasuk dalam

jenis penelitian lapangan (field research), yaitu penelitian yang dilaksanakan secara

intensif, terperinci dan mendalam terhadap obyek tertentu yang membutuhkan suatu

analisis komperehensif dan menyeluruh.40

38

Lexy, J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2009), 3. 39

Noeng Muhajir, Metode Penelitiaan Kualitatif, (Yogyakarta: Bumi Aksara,2000), 67. 40

(49)

39

Sedangkan jenis penelitian yang digunakan adalah diskriptif. Penelitian

diskriptif adalah jenis penelitian yang berusaha mendiskripsikan atau

menggambarkan suatu gejala, peristiwa atau fenomena-fenomena yang terjadi, baik

fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia.41 Tujuan dari penelitian ini untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan

akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki sehingga menghasilkan banyak temuan-temuan penting.42

Dalam hal ini, kajian penelitian difokuskan pada pembelajaran berbasis

proyek dalam melatih ketrampilan berpikir kritis pada mata pelajaran pendidikan

Agama Islam di SMAN 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

B. Sumber Data.

Adapun dalam menentukan sumber data dalam penelitian ini penulis berpijak

pada pendapat Suharsimi Arikunto yang dalam bukunya “Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktek” yang antara lain meliputi:

1. Person, yaitu sumber data yang bisa memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis melalui angket. Dalam penelitian ini

yang termasuk sumber data ini adalah : kepala sekolah, wakil kepala sekolah,

guru, tata usaha SMAN 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh Nopember Sidoarjo.

2. Place, sumber data yang menyajikan tampilan berupa keadaan diam dan bergerak, misalnya berupa ruangan atau tempat kegiatan pembelajaran

41

Nana Sudjana Ibrahim, Penelitian dan Penelitian Pendidikan, (Bandung ; Sinar Baru, 1999), 64. 42

(50)

40

berlangsung, media pembelajaran, adapun yang bergerak berupa segala aktivitas

guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

3. Paper, yaitu sumber data yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol lain. Dalam penelitian ini dapat berupa

literatur-literatur dan berbagai dokumen yang berkaitan dengan masalah penelitian

C. Tehnik Pengumpulan Data.

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Observasi

Metode observasi adalah cara pengumpulan data melalui pengamatan dan

pencatatan dengan sistematik tentang fenomena-fenomena yang diselidiki, baik

secara langsung maupun tidak langsung.43 Secara garis besar metode observasi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan partisipan dan non partisipan.

Maksud dari observasi dengan partisipan yaitu peneliti merupakan bagian dari

kelompok yang diteliti, sedangkan observasi non partisipan adalah peneliti

bukan merupakan bagian dari kelompok yang diteliti, kehadiran peneliti hanya

sebagai pengamat kegiatan.44 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan observasi non partisipan, karena peneliti hanya mengamati apa yang terjadi di

lokasi penelitian dan dalam hal ini peneliti juga tidak termasuk bagian dari objek

penelitian.

43

Sutrisno Hadi, Metodologi Research II, (Yogyakarta ; Andi Offset), 136. 44

(51)

41

Metode observasi ini digunakan untuk membuktikan kebenaran data yang

diperoleh dari metode wawancara dan dokumentasi. Metode observasi dalam

penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang berikut ini :

a. Keadaan guru, siswa dan karyawan SMAN 3 Sidoarjo dan SMK Sepuluh

Adapun indikator berpikir kritis yang akan dianalisis pada penelitian ini

(52)

solusi tentang masalah

yang menjadi topik Skor 1: Sangat Kurang Baik

2. Wawancara

Metode wawancara atau interview yaitu metode ilmiah dalam

pengumpulan data dengan jalan berbicara atau dialog langsung dengan

sumber obyek penelitian sebagaimana pendapat.45

Ditinjau dari pelaksanaannya interview dibedakan atas tiga macam

yaitu :

45

(53)

43

a. Interview bebas, yaitu dimana pewawancara bebas menanyakan apa saja,

tetapi juga mengingat data apa yang akan dikumpulkan. Interview bebas

ini dilakukan dengan tidak membawa pedoman wawancara tentang apa

yang ditanyakan. Kelebihan metode ini adalah responden tidak

menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang diwawancarai, sedangkan

kelamahannya adalah arah pertanyaan kurang terkendali.

b. Interview terpimpin, yaitu interview yang dilakukan oleh pewawancara

dengan membawa sederetan pertanyaan lengkap dan terperinci.

c. Interview bebas terpimpin yaitu kombinasi antara interview bebas dan

interview terpimpin.46

Dalam penelitian ini, metode wawancara digunakan karena dengan

melalui wawancara, peneliti dapat memperoleh atau mengetahui hal-hal

yang berkaitan dengan penelitian secara mendalam dari responden atau

informan tentang proses pembelajaran di kelas mengenai pembelajaran

berbasis proyek pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

3. Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen, yang artinya

barang-barang tertulis. Dalam melaksanakan metode dokumentasi, penulis

menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen,

buku prestasi siswa, dan sebagainya.

46

(54)

44

Metode ini digunakan untuk mencari data berupa latar belakang

sekolah, struktur sekolah, keadaan guru, siswa, dan karyawan sekolah serta

hasil atau prestasi belajar siswa. Adapun alasan peneliti menggunakan

metode ini adalah karena dengan metode ini akan lebih mudah memperoleh

data yang diperlukan dalam waktu singkat, karena biasanya data ini sudah

tersusun dan tersimpan dengan baik.

D. Tehnik Analisis Data.

Analisis data merupakan salah satu yang sangat penting dalam kegiatan

penelitian terutama bila diinginkan generalisasi atau kesimpulan tentang

masalah yang diteliti. Jika data yang disajikan dalam bentuk yang masih mentah

maka data kurang mempunyai arti.

1. Lembar Observasi

Data yang diperoleh dari lembar observasi kemudian dianalisis dengan

cara:

a. Memberi dibagian tanda ceklis (√) dibubuhkan. Tanda ceklis tersebut

dimasukan kedalam lembar observasi sesuai dengan kriteria yang ada pada

setiap aspek indikator keterampilan berpikir kritis siswa yang muncul selama

berlangsungnya rangkaian kegiatan pembelajaran dengan metode praktikum.

b. Menjumlahkan banyak ceklis pada setiap kolom yang terdapat pada lembar

observasi tiap kelompok, banyaknya ceklis yang terdapat pada lembar

observasi dari tiap-tiap aspek indikator keterampilan berpikir kritis siswa

(55)

45

dan sangat kurang baik.

c. Perhitungan Skala Pengukuran13

Tabel 3.2 Skala Pengukuran

Skala Keterangan

4 Sangat Baik

3 Baik

2 Kurang Baik

1 Sangat Kurang Baik

Jumlah skor kriterium SMA Negeri 3 Sidoarjo, peserta didik di kelas

MIA-7 berjumlah 40. (bila setiap butir mendapat skor tertinggi) = 4 x

1 x 40 = 160. Untuk skor tertinggi tiap butir 4, jumlah butir 1, dan

jumlah responden 40. Sedangkan bila setiap butir mendapat skor

terendah = 1 x 1 x 40 = 40. Sehingga secara kontinum dapat dibuat

kategori sebagai berikut:

SKB =

KB =

B =

SB =

SB 160

130 B

100 KB

70 SKB

Gambar

Gambar 1: Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran Berbasis Proyek
 Tabel 3.1
Tabel 3.2 Skala Pengukuran
gambar/menyoting tata cara menguburkan jenazah yang hanya bisa
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui pendekatan bermain dapat meningkatkan

[r]

Tujuan diterbitkannya adendum ini karena adanya ketentuan baru atau perubahan penting yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari Dokumen Pengadaan/Standard Bidding

Pendaftaran dilakukan oleh pegawai tetap perusahaan (masuk dalam Struktur Organisasi Perusahaan) yang di kuasakan disertai surat kuasa mendaftar bermaterai cukup

adaptasi para aktor, pelanggaran harapan yang terjadi akan ditentukan pula dari. bagaimana respon secara nonverbal yang diberikan oleh lawan

"#1 Menera%kan 'ara  %erawatan sistem kelistrikan# #1 Merawat se'ara  berkala sistem kelistrikan# 1# 9adual %erawatan kelisstrikan kendaraan ringan se'ara berkala

Jika dihitung akumulasi sepanjang bulan Januari hingga Nopember 2014, total nilai impor Sumatera Utara mencapai US$4,62 miliar, mengalami penurunan sebesar 1,94 persen

Pendapatan total keluarga petani adalah pendapatan yang diperoleh dari hasil usahatani, hasil usaha penggemukan sapi potong, dan hasil usaha lain dalam satu tahun