• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 462009038 BAB III

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 462009038 BAB III"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

23

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Untuk mendapatkan ulasan yang mendalam, studi kualitatif

dengan pendekatan fenomenologi diharapkan tepat dalam studi ini.

Dalam konsepnya fenomenologi yang dikembangkan oleh Edmund

Husserl melakukan pendekatan dengan pemikiran tentang “makna

dari pengalaman masyarakat dalam kaitannya dengan fenomena

yang dialami” (Polit & Beck, 2004).

3.2. Riset Partisipan

Empat ibu yang memiliki anak dengan retardasi mental ringan

dan sedang serta anak tersebut sedang bersekolah di Sekolah Luar

Biasa Ngadirojo, Wonogiri menjadi partisipan dalam studi ini.

Berbeda dengan studi nonkualitatif dalam studi ini prinsip dasar

dalam pengambilan sampling tidak dengan cara acak namun

menggunakan purposive sample. Dalam hal ini dapat diartikan

bahwa sampel diambil berdasarkan kriteria inklusi yang

bersangkutan dengan penelitian ini yaitu keluarga yang memiliki

pengalaman langsung merawat anak dengan retardasi mental

ringan dan sedang. Jumlah partisipan dalam penilitan dalam studi

ini dititik beratkan pada “informasi jenuh” atau tidak adanya

informasi baru yang dapat diperoleh melalui wawancara kepada

(2)

24

3.3. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data dilakukan

dengan wawancara mendalam (indepth interview). Alat pengumpul

data adalah berupa satu pertanyaan, yaitu “Bagaimana

pengalaman mendukung anak retardasi mental selama ini?” namun

demikian peneliti melemparkan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya

untuk memperdalam apa yang telah disampaikan oleh partisipan.

Wawancara direkam dengan recorder. Ekspresi dan bahasa tubuh

partisipan dicatat pada lembar catatan lapangan.

3.4. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 13 April 2013 hingga 21

Mei 2013 yang dilakukan di Kecamatan Ngadirojo Wonogiri yang

merupakan kecamatan dengan data penyebaran anak retardasi

mental terbanyak.

3.5. Pertimbangan Etik

Peneliti menyadari bahwa partisipan dari peneliti ini adalah

manusia dan dalam metodepun peneliti harus melihat manusia

secara utuh. Ada beberapa prinsip etik dalam penelitian ini

diantaranya adalah (Polit & Beck, 2004):

3.1.1. Beneficence Salah satu prinsip etika yang paling

mendasar didalamnya ada beberapa pokok pemikiran

seperti dijaminnya keselamatan partisipan yang ada,

(3)

25

partisipan anggap tidak siap, penjelasan kepada

partisipan akan manfaat dan risiko yang diperkirakan

muncul dalam penelitian ini.

3.1.2. Prinsip menghormati martabat manusia dalam kaitannya

dengan martabat manusia partisipan memiliki hak untuk

menentukan nasibnya dan juga hak untuk

mengungkapkan secara penuh akan apa yang

dilontarkan kepadanya. Maka dalam hal ini peneliti

memberikan inform consent kepada partisipan terlebih

dahulu.

3.1.3. Prinsip keadilan ditijau dari artinya keadilan berarti tidak

ada pembedaan. Dalam hal ini peneliti tidak akan

memberikan perbedaan-perbedaan antara satu

partisipan dan partisipan lain. Kemudian untuk

melindungi privacy partisipan, peneliti menyediakan

fasilitas anonymity dalam setiap data yang di dapatkan,

sehingga semua data yang diberikan oleh partisipan

(4)

26 3.6. Teknik Analisis Data

Sebuah prosedur yang dikembangkan oleh Colaizzi

menawarkan sebuah bentuk analisa yang dapat diikuti melalui tujuh

tahapan yang ada. Sebagai peneliti kita diwajibkan menganalisa

setiap wawancara secara terpisah dari setiap individu yang menjadi

partisipan, kemudian kita gabungkan semua analisa yang ada.

Secara garis besar kita akan membawa pembaca kedalam konsep

yang menyeluruh dari semua hasil penelitian yang akan kita capai.

Tahapan analisa dari Colaizzi adalah sebagai berikut (Polit & Beck,

2004; Daymon & Holloway, 2012):

3.6.1 Membaca hasil wawancara yang telah dirangkai

menjadi manuskrip secara berulang-ulang lalu kita

harus membiasakan diri dengan kata-kata mereka yang

unik dan kaya, serta menyadari apa makna yang

tersirat dari kata-kata tersebut . Kemudian barulah kita

akan mendapatkan apa yang dsebut dengan “perasaan

holistik dari partisipan”. (lihat di Lampiran 1)

3.6.2 Meninjau kembali hasil wawancara kemudian

menfokuskan diri terhadap frase dan kalimat yang

memiliki hubungan yang signifikan dengan konteks

penelitian (lihat di Lampiran 1 dan Lampiran 2).

(5)

27

pernyataan yang signifikan dalam wawancara

mencakup hal-hal berikut :

3.6.1.1. Mereka mendengarkan sudut pandang kita

3.6.1.2. Mereka mengerti tujuan dari penelitian kita

3.6.1.3. Adanya unpan balik dari partisipan selama

kita lakukan wawancara.

3.6.3. Mencari kata atau arti lain dari manusrip yang dapat di

terima publik atau dengan kata lain proses ini dapat

disebut “perumusan makna” (lihat di Lampiran 2). Ada

beberapa cara yang dapat dilakukan untuk perumusan

makna ini :

3.6.3.1. Peneliti mencoba mendengarkan apa yang

partisipan ingin katakan dan juga menghargai

pendapatnya tanpa adanya pembatasan

dalam diri partisipan.

3.6.3.2. Setelah peneliti mendapatkan pernyataan

yang signifikan yang ingin di perolah, peneliti

harus terus menerus berkomunikasi dengan

partisipan tidak mengabaikan partisipan

sehingga proses ini akan terus berlangsung

3.6.3.3. Kemudian peneliti memaparkan hasil dari

wawancaranya kepada partisipan setelah

(6)

28

3.6.4. Membaca ulang transkrip dan kemudian meyusun

makna-makna yang signifikan yang telah ditemukan

dalam proses sebelumnya kedalam sebuah kelompok

tema (lihat di Lampiran 2).

3.6.5. Memberikan gambaran analisa yang terinci dari

perasaan dan perpektif yang terkandung dalam

tema-tema yang di dapatkan. Hal ini oleh Colaizzi disebut

dengan “deskripsi lengkap”. Atau dalam arti lain kita

dapat Mengintegrasikan hasil yang telah kita dapat

menjadi deskripsi fenomena yang lengkap (lihat pada

deskripsi fenomena Bab IV).

3.6.6. Merumuskan deskripsi lengkap dari fenomena yang

diteliti dan kemudian mengidentifikasi struktur dasar

atau bisa disebut sebagai esensi dari manuskrip

tersebut (lihat pada bagian pembahasan Bab IV).

3.6.7. Memperlihatkan manuskrip yang sudah ada kemudian

meminta partisipan tersebut memvalidasi dari beberapa

tema yang ada apakah ada pengubahan dari hasil-hasil

ide yang sudah muncul atau dapat disebut dengan

(7)

29 3.7. Uji Keabsahan Data

Dalam menetapkan keabsahan dari sebuah data

(trustworthiness) diperlukan teknik pemeriksaan. Dalam

pelaksanaannya uji keabsahan data ini dilakukan dengan sejumlah

kriteria. Ada empat kriteria yang digunakan, yaitu credibility,

transferability, dependability, dan confirmability. (Polit & Beck,

2004; Moleong, 2012)

3.7.1. Credibility: Dalam praktiknya hal ini menggantikan

konsep validitas internal pada studi nonkualitatif. Dari

paparan yang dikemukakan oleh lincoln dan Guba

ada ketelibatan dua aspek utama dalam Credibility,

yaitu melaksanakan penelitian sedemikian rupa

sehingga tingkat kepercayaan dapat dicapai dan

kemudian mendemonstrasikan tingkat kepercayaan

kepada publik. Hal ini secara konkret dilakukan

dengan memberikan hasil dari manuskrip yang

sudah ada kepada partisipan dan meminta partisipan

mengoreksi transkrip. Pengecekan dilakukan

menyeluruh dari hasil wawancara tema-tema yang

sudah muncul dengan memberikan tanda centang

(8)

30

3.7.2. Transferability: Konsep ini mengacu pada aspek

generalisasi data. Namun karena pada penelitian

kualitatif, generalisasi tidak dapat dilakukan, para

peneliti kualitatif membuat hasil penelitian ini absah

dengan memampukan hasil penelitiannya dapat

diterapkan di tempat lain dengan latar belakang yang

hampir sama atau sama dengan penelitian ini.

3.7.3. Dependability: merupakan substitusi dari kata

“reabilitas” dalam studi nonkualitatif. Dalam

pengertiannya konsep validitas ini digunakan untuk

memantapkan data dari waktu ke waktu dan

berbagai kondisi. Dalam praktiknya peneliti

menggunakan proses inquiry audit yaitu sebuah

proses yang mana memerlukan Penelaah External

untuk meneliti dengan cermat dan detil data-data

dan manuskrip yang mendukung selama proses

penelitian secara bersama.

3.7.4. Confirmability: hal ini berasal dari konsep

“obyektivitas” dalam studi diluar kualitatif. Dalam

terminologi kualitatif dapat di artikan sebagai

kenetralan dari sebuah data. Dalam konsep validitas

ini pemastian bahwa suatu data itu obyektif atau

(9)

31

orang tentang revalensi dan arti data. Dalam

praktinya pembaca dapat menelusuri apakah catatan

data lapangan dan manuskrip koheren dengan data

yang disajikan, interpretasi dan kesimpulan hasil

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Suatu panel distribusi listrik  umumnya dipasang metering yang standart yaitu : Ampere meter, umumnya dipasang metering yang standart yaitu : Ampere meter, Voltmeter,

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis penggunaan dan kadar zat pengawet natrium benzoat pada produk saus tomat yang diperdagangkan di pasar tradisional (pasar

Jika produk ini mengandung komposisi bahan dengan batas paparan; pemantauan personal area kerja atau biologi mungkin diperlukan untuk menentukan efektifitas ventilasi atau

Hal ini kerana menurut satu kajian yang telah dilakukan, kajian mendapati bahawa dalam mengecapi impian dan matlamat yang jangka masanya yang panjang sebagai contoh, dalam usaha

Banyak panas yang dihasilkan dari produk hasil reforming yang dimanfaatkan untuk pembangkit steam sebelum diproses lebih lanjut dalam conventer yang

(1) Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi mempunyai tugas pokok menyusun program, kegiatan, petunjuk teknis, memantau dan

Menanggapi kritik ini, penyelenggara Earth Hour menegaskan bahwa "Bila pengurangan gas rumah kaca yang tercapai di CBD (distrik bisnis sentral) Sydney selama Earth

Mereka mempersiapkan diri dan mengantisipasi problem-problem yang mungkin akan timbul; mereka mengkonfirmasi peluang yang ada, dan apa yang diperlukan untuk meraih keberhasilan;