• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Ajar HI HPI 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan Ajar HI HPI 2"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM PERDATA

INTERNASIONAL

KULIAH : KE 2

BY :

(2)

Masa Pertumbuhan Azas

Personal

Pada abad ke 6 kekaisaran Romawi ditaklukkan

bangsa Barbar dari Eropah.

Bekas daerah kekuasaan Romawi diduduki oleh

berbagai suku bangsa yang satu sama lain

berbeda secara geneologis.

Kedudukan Ius Civil menjadi kurang penting,

masing masing suku bangsa memberlakukan

hukum personal seperti banagsa vsigoth,

(3)

lanjutan

Dalam menyelesaikan sengketa yang

menyangkut dua suku yang berbeda ditentukan

oleh kaidah-kaidah hukum adat masing-masing

uintuk kemudian ditentukan hukum adat mana

yang akan diberlakukan.

Cara penyelesaian seperti itu melahirkan asas

(4)

ASAS PERSONAL

 Asas yang menetapkan bahwa Hukum yang berlaku dalam

suatu perkara adalah Hukum personal dari pihak tergugat.

 Asas yang menytakan bahwa kemampuan untuk melakukan

perbuatan hukum seseorang ditentukan oleh Hukum personal orang tersebut atau kapasitas para pihak dalam suatu

perjanjian harus ditentukan oleh hukum personal dari masing masing pihak.

 Asas yang menetapkan bahwa masalah pewarisan diatur

berdasarkan asas personal dari si pewaris.

 Pengesahan suatu perkawinan harus dialkukan berdasarkan

(5)

Pertumbuhan prinsip teritorial

(Abad 11 – 12 )

 Masyarakat di Eropa dibedakan dalam 2 region yaitu :

1. Eropa Utara : Feodalistis, khususnya di wilayah inggris, Prancis dan Jerman.

Semakin banyak penguasa tanah (landlords) yang berkuasa dan memberlakukan hukum mereka

(6)

2. Eropa Bagian Selatan

 Di Italia tumbuh kota perdagangan seperti Florencia, Pisa,

Perugia venetia, Milan, Padua, Genoa, yang merupakan kota perdagangan yang otonom dengan :

- batas – batas teritorial sendiri

- sistem hukum lokal sendiri yang berlainan satu sama lain dan berbeda pula dari hukum Romawi dan Lombardi yang berlaku umum di Italia.

- Keanekaragaman (diversity) sistem-sistem hukum lokal

(municipal Law) ini seringkali menimbulkan problem tentang pengakuan terhadap hukum dan hak-hak asing (kota lain) di

(7)

TEORI STATUTA DI ITALIA

 Teori ini dipelopori oleh kelompok kaum POST

GLOSSATORS, yang mencari hukum baru untuk

mengatur hubungan-hubungan hukum diantara pihak – pihak yang tunduk pada dua sistem hukum yang

berlainan.

 Menurut Accursius (1928) :

(8)

lanjutan

Bartolus de Sassoferrato 91314-1357) berusaha

mengembangkan asas-asas untuk menentukan

wilayah berlaku di setiap aturan hukum yang berlaku

dengan pertanyaan utama yaitu hubungan-hubungan

hukum apa sajakah yang dapat dimasukkan ke dalam

lingkup pengaturan suatu hukum.

Ini merupakan awal dari perkembangan TEORI

(9)

Pengertian Statuta

 yaitu : semua kaidah hukum lokal yang berlaku dan menjadi

ciri khas suatu kota (di Italia) yang berbeda dari kaidah – kaidah hukum umum yang berlaku di seluruh Italia.

 Teori statuta yang dikembangkan oleh Bartolus dan Post

Glassators dimaksudkan untuk menyelesaikan perkara-perkara yang menyangkut perselisihan :

- antara kaidah –kaidah hukum lakal dari berbagai kota di Italia.

(10)

Jenis-Jenis Statuta

berdasarkan lingkup berlakuknya, maka statuta

terbabagi menjadi 3 jenis/kelompok, yaitu :

1. statuta Realia

(11)

STATUTA REALIA

 YAITU Statuta yang berkenaan dengan

benda.

 Berasaskan territorial.

 Hanya berlaku di dalam daerah

penguasa yang memberlakukannya.

 Menurut Graveson, statuta Realia terutama berkenaan

(12)

STATUTA PERSONALIA

Yaitu : statuta yang berkenaan dengan orang dalam

peristiwa – peristiwa hukum yang menyangkut pribadi

dan keluarga.

Ditinjau dari lingkup berlakunya, kaidah-kaidah hukum

yang dikategorikan ke dalam statuta personalia hanya

berlaku terhadap orang yang berkediaman tetap di

wilayah penguasa yang memberlakukan statuta itu,

dan tetap berlaku statuta itu, dan tetap berlaku

(13)

STATUTA MIXTA

Yaitu :kaidah – kaidah hukum yang lebih banyak

berkenaan dengan perbuatan – perbuatan hukum

daripada suatu subjek hukum atau suatu benda.

Kaidah-kaidah hukum yang dikategorikan statuta

mixta ini berlaku terhadap semua perbuatan atau

peristiwa yang dilakukan/terjadi di dalam wilayah

penguasa yang memberlakukan statuta itu,

(14)

Metode Berpikir HPI

Berdasarkan Teori Statuta

1. Bila persoalan HPI yang dihadapi ternyata menyangkut persoalan Statuts Benda, maka kedudukan hukum benda itu harus diatur berdasarkan statuta realia dari tempat di mana benda berada. Hal ini hanya berlaku terhadap

benda tetap. Sedangkan untuk benda-benda bergerak tunduk pada asas mobilla Sequntuur Personam. Contoh :

jual beli antara A dari Milan dan B dari Venesia, yang

(15)

lanjutan

2. Bila suatu persoalan HPI yang dihadapi ternyata persoalan Status personal seseorang, maka status personal orang itu harus diatur berdasarkan statuta personalia dari tempat dimana orang tersebut berkediaman tetap.

(asas Lex Domicili).

misalnya : A berasal dari kota Milan. Di Milan ia dianggap sebagai orang yang mampu melakukan perbuatan hukum

(16)

TEORI STATUTA PERANCIS

TOKOH TOKOHNYA :

1. Dumoulin (1500 – 1566)

2. D’ Argentre (1523 – 1603)

-

Latar belakang Statuta Prancis :

a. Struktur kenegaraan Perancis.

b. Propinsi-propinsi di Perancis yang secara

politis merupakaan bagian dari Negara Perancis

(17)

Pendapat Dumoulin

Pengertian Statuta Personalia harus diperluas

ruang lingkupnya sehingga mencakup

pengertian bahwa : “Hukum yang seharusnya

mengatur

suatu perjanjian

adalah hukum yang

dikehendaki oleh

para pihak

(intention of the

parties).

Kebebasan untuk memilih hukum

adalah

(18)

Pandangan D’Argentre

 Statuta- statuta yang benar adalah statuta personalia,

misalnya kaidah yang menyangkut kemampuan seseorang

untuk melakukan tindakan hukum , tetapi walaupun demikian : - ada statuta-statuta yang dimaksudkan untuk

mengatur orang, tetapi dalam kaitannya dengan hak milik orang itu atas suatu benda (Realia).

- ada pula statuta – statuta yang mengatur perbuatan

perbuatan hukum (statuta mixta) yang dilakukan di tempat tertentu.

(19)

TEORI STATUTA BELANDA

(ABAD KE 17 – 18)

 TOKOH : Ulrik Huber dan Johannes Voet

Ulrik Huber mengajukan tiga prinsip dasar yang dapat

digunakan untuk menyelesaikan masalah perselisihan sengketa/perkara Hukum Perdata Internasional, yaitu :

1. Hukum dari suatu negara mempunyai daya

berlaku yang mutlak, hanya dalam batas-batas wilayah kedaulatannya saja.

2. Semua orang baik tetap maupun sementara, berada di dalam wilayah suatu negara yang berdaulat, harus

(20)

lanjutan

3. Berdasarkan alasan SOPAN SANTUN ANTAR

NEGARA (

asas

Komitas Gentium

) diakui pula

bahwa setiap pemerintahan negara yang

berdaulat mengakui bahwa hukum yang sudah

berlaku di negara asalnya, akan tetap memilki

kekuatan berlaku dimana-mana, sejauh tidak

(21)

Pendapat Johannes Voet

Pada dasarnya tidak ada negara yang wajib

menyatakan bahwa suatu kaidah hukum asing hanya

berlaku di dalaam wilayah yurisdiksinya. Bila suatu

negara mengakui kaidah hukum asing, maka itu

dilakukan hanya demi asas Comitas Gentium (Sopan

Santun antar bangsa.

salah satu asas yang didasarkan pada teori

(22)

TEORI HPI UNIVERSAL

(ABAD 19)

 TOKOH : Fredrich Carl von savigny

 Didahului oleh Von Wachter dengan Choice of Rule, atau

kaidah pilihan hukum.ia membantah teori statuta.

 Teori Savigny menjadi dasar dari seluruh sistem HPI

Eropa Kontinental.

 Fokus HPI Eropa Kontinental menjadi “Hubungan hukum

tertentu” dengan bantuan titik taut (tempat kedudukan hukumnya).

 Di dalam sistem HPI Eropa Kontinental, yang penting

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pembelajaran dapat didefinisikan sebagai suatu proses yang mana suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari situasi yang

Bila 75 dari 1500 suku cadang yang berasal dari cara lama ternyata cacat dari 80 dari 2000 yang berasal dari cara baru yang cacat, carilah selang kepercayaan 90% untuk