Bahan Ajar HI HPI 4

(1)

4. TEORI HUKUM LOKAL

(THE LOCAL LAW THEORY)



TEORI INI DIKEMBANGKAN DI AMERIKA

SERIKAT PADA TH 30 AN.

(2)

2 2

PRINSIP TEORI HUKUM

LOKAL



BAHWA TIDAK ADA BADAN PERADILAN

SUATU NEGARA YANG MENERAPKAN

KAIDAH-KAIDAH HUKUM NEGARA LAIN,

SELAIN KAIDAH-KAIDAH HUKUM DARI

SISTEM HUKUMNYA SENDIRI.



TIDAK ADA PENGADILAN YANG

MEMBERLAKUKAN SUATU HAK ASING

DENGAN BEGITU SAJA.

(3)

LANJUTAN

 BILA SUATU PENGADILAN MENGABULKAN BILA SUATU PENGADILAN MENGABULKAN

SUATU TUNTUTAN GANTI RUGI, MAKA SUATU TUNTUTAN GANTI RUGI, MAKA

KEPUTUSAN ITU SEMATA-MATA DEMI KEPUTUSAN ITU SEMATA-MATA DEMI

PEMENUHAN TUNTUTAN KEBUTUHAN PEMENUHAN TUNTUTAN KEBUTUHAN

SOSIAL (SOCIAL CONVENIENCE) UNTUK SOSIAL (SOCIAL CONVENIENCE) UNTUK

MEMBERIKAN GANTI RUGI DENGAN CARA MEMBERIKAN GANTI RUGI DENGAN CARA

YANG SEDEKAT MUNGKIN DENGAN YANG SEDEKAT MUNGKIN DENGAN

ATURAN SEMACAM ITU YANG DIKENAL DI ATURAN SEMACAM ITU YANG DIKENAL DI

(4)

4 4

LANJUTAN



JADI, PENGADILAN DALAM HAL INI,

BUKAN MEMBERLAKUKAN, MENGAKUI

ATAU MENERAPKAN SUATU HAK YANG

DICIPTAKANNYA SENDIRI, DENGAN

MEMPERTIMBANGKAN KEMIRIPANNYA

DENGAN HAK ATAU LEMBAGA HUKUM

SEJENIS YANG DIKENAL DI DALAM

SISTEM HUKUM ASING TERTENTU.

(5)



MENURUT COOK, KONSEP-KONSEP

HUKUM YANG DIKENAL DALAM

LEX FORI, JUGA HARUS

DIGUNAKAN DALAM MENGAHDAPI

MASALAH MASALAH HPI.



PANDANGAN HANS KELSEN

TENTANG HPI : BAHWA DALAM

KASUS-KASUS TERTENTU HUKUM

DARI SUATU NEGARA AKAN

MENGARAHKAN

(6)

6 6

KRITIK TERHADAP

TEORI LOKAL

1. PROF. YOTEMA : TEORI INI SAMA SEKALI 1. PROF. YOTEMA : TEORI INI SAMA SEKALI

TIDAK MEMBERIKAN JALAN KELUAR YANG TIDAK MEMBERIKAN JALAN KELUAR YANG

BERARTI BAGI HAKIM YANG SEDANG BERARTI BAGI HAKIM YANG SEDANG

MENGHADAPI MASALAH HPI, KHUSUSNYA MENGHADAPI MASALAH HPI, KHUSUSNYA

DALAM MENETAPKAN HUKUM ASING DALAM MENETAPKAN HUKUM ASING MANA, DIANTARA BERBAGAI SISTEM MANA, DIANTARA BERBAGAI SISTEM

HUKUM YANG RELEVAN, YANG HARUS HUKUM YANG RELEVAN, YANG HARUS

DIBERLKAUKAN TERHADAP PERKARA DIBERLKAUKAN TERHADAP PERKARA

(7)

LANJUTAN

2. PROF.G.C. CHESIRE : BAHWA TEORI

INI MANDUL, KARENA SAMA SEKALI

TIDAK MEMBERIKAN DASAR YANG

BERARTI UNTUK PENGEMBANGAN

HPI. DENGAN MEWAJIBKAN

PENGADILAN UNTUK MENERAPKAN

HUKUMNY SENDIRI (LEX FORI)

SEBENARNYA TIDAK

(8)

8 8

5. TEORI RELASI SIGNIFIKAN

(THE MOST SIGNIFICANT

RELATIONSHIP THEORY)



TEORI INI DIKEMBANGKAN OLEH

SISTEM HPI AMERIKA (

CONFLICT OF

_{CONFLICT OF}

LAW

), YANG PADA DASARNYA UNTUK

MENJAWAB MASALAH-MASALAH

PERSELISIHAN HUKUM ANTAR NEGARA

BAGIAN (

INTERSTATE CONFLICT OF

_{INTERSTATE CONFLICT OF}

LAWS

).



TOKOH : PROF. WILLIAM REESE, YANG

MENCIPTAKAN “

THE RESTATEMENT

_{THE RESTATEMENT}

SECAND, CONFLICT OF LAWS “

(9)



PRINSIP INI MENOLAK

PANDANGAN TRADISIONAL YANG

BERANGGAPAN BAHWA

MASALAH-MASALAH HPI DAPAT

DISELESAIKAN DENGAN

MENERAPKAN SISTEM “CHOICE OF

(10)

10 10

TUJUAN UTAMA HPI

MENURUT TEORI

RELASI

1.

1. Mengusahakan keseragaman Mengusahakan keseragaman

penyelesaian perkara-perkara HPI penyelesaian perkara-perkara HPI

(

(promoting uniformity of resultspromoting uniformity of results).).

2.

2. Meningkatkan prediktabilitas Meningkatkan prediktabilitas

penyelesaian perkara-perkara HPI penyelesaian perkara-perkara HPI

(

(enhancing predictability_{enhancing predictability}).).

3.

3. Mengurangi kecenderungan orang untuk Mengurangi kecenderungan orang untuk

melakukan “

melakukan “forum shopping_{forum shopping}” yaitu ” yaitu

pemilihan forum oleh para pihak dengan pemilihan forum oleh para pihak dengan

tujuan untuk menghindarkan diri dari tujuan untuk menghindarkan diri dari

pemberlakuan kaidah-kaidah hukum dari pemberlakuan kaidah-kaidah hukum dari

forum yang seharusnya mengadili forum yang seharusnya mengadili

(11)

lanjutan

 Menurut prinsip ini berbagai masalah Menurut prinsip ini berbagai masalah

hukum yang dapat timbul dari berbagai hukum yang dapat timbul dari berbagai

aspek yang ada di dalam sebuah perkara aspek yang ada di dalam sebuah perkara

HPI dapat ditundukkan pada berbagai HPI dapat ditundukkan pada berbagai

sistem hukum yang berbeda. sistem hukum yang berbeda.

 Teori ini juga menolak kecenderungan Teori ini juga menolak kecenderungan

teori HPI Tradisional untuk menggunakan teori HPI Tradisional untuk menggunakan

satu titik taut (single connecting factor) satu titik taut (single connecting factor)

(12)

12 12

Metodologi yang

digunakan



Dalam penentuan tempat atau

negara yang dianggap memiliki

kaitan yang paling erat dengan

masalah hukum yang sedang

dihadapi, teori ini menganjurkan

agar hakim menempatkan diri

sebagai forum negara ketiga yang

smaa sekali tidak berkepentingan

untuk memberlakukan hukumnya

sendiri dalam perkara (

(13)

lanjutan



Dalam proses penetapan tempat atau

negara “yang memiliki kaitan paling

erat ” ini, hakim pertama-tama harus

melihat ke arah sistem hukumnya

sendiri.



Apabila petunjuk seperti itu tidak ada,

maka hakim harus memperhatikan

“titik-titik taut” yang meliputi :

(14)

14 14

1.

Kebutuhan akan suatu sistem terpadu

dalam hubungan –hubungan antar

negara bagian dan internasional (

the

need of the interstate and

international system

).

2.

Kebijaksanaan-kebijaksanaan intern

dari negara-negara yang terlibat

dalam perkara, berikut

kepentingan-kepentingan dari negara-negara itu

kepentingan dari negara-negara itu

pada hasil penyelesaian perkara ybs

(

the relevant policies ofv the involved

_{the relevant policies ofv the involved}

states and their relative interest in the

determination of the particular issue

(15)

3. kebijaksanaan-kebijaksanaan dari 3. kebijaksanaan-kebijaksanaan dari

forum (forum (the relevant policies of the the relevant policies of the forum

forum).).

4. Prinsip – prinsip dasar dan politik hukum 4. Prinsip – prinsip dasar dan politik hukum

yang mendasari bidang hukum yang yang mendasari bidang hukum yang

menjadi pokok perkara (

menjadi pokok perkara (the basic policies the basic policies underlying the particular field of law

underlying the particular field of law).).

5. Perlindungan terhadap harapan-harapan 5. Perlindungan terhadap harapan-harapan

para pihak yang sah (

para pihak yang sah (the protection of the protection of justified expectations of the parties

(16)

16 16

lanjutan

6. Kepastian, prediktabilitas serta

keseragaman putusan perkara

(

certainty, predictability and uniformity

of result

).

7. Kemudahan dan kepraktisan dalam

penentuan serta penerapan

kaidah-kaidah hukum yang seharusnya

kaidah hukum yang seharusnya

berlaku (

ease in the determination and

application of the law to be applied

(17)

Lanjutan



DALAM PRAKTEK PENGADILAN DI

AS, PENERAPAN TEORI TERSEBUT

SULIT DILAKSANAKAN. DAN PADA

AKHIRNYA PENGADILAN HANYA

AKAN MEMBERLAKUKAN LEX FORI

SAJA DALAM PENYELESAIAN

(18)

18 18

MAKNA-MAKNA YANG TERKANDUNG

DALAM TITIK TAUT YANG PERLU

DIPERHATIKAN DALAM PEMBINAAN

HPI NASIONAL INDONESIA :

1.

1. KAIDAH HPI HARUS MEMPERHATIKAN KAIDAH HPI HARUS MEMPERHATIKAN

KEPENTINGAN YANG RELEVAN DARI KEPENTINGAN YANG RELEVAN DARI

BERBAGAI SISTEM HUKUM YANG BERBAGAI SISTEM HUKUM YANG

TERLIBAT DALAM PERKARA. TERLIBAT DALAM PERKARA.

2.

2. DORONGAN UNTUK MEMBERIKAN DORONGAN UNTUK MEMBERIKAN

KEADILAN DALAM PERKARA HPI HANYA KEADILAN DALAM PERKARA HPI HANYA BISA DIPENUHI BILA PENGADILAN DAN BISA DIPENUHI BILA PENGADILAN DAN PEMBUAT UU MENGAKUI JUGA ADANYA PEMBUAT UU MENGAKUI JUGA ADANYA

(19)

LANJUTAN

3. KAIDAH-KAIDAH HPI PERLU

MEMPERHATIKAN ASPEK

PERLINDUNGAN TERHADAP

HARAPAN DAN KEINGINAN YANG

SAH DAN WAJAR (JUSTIFIED AND

REASONABLE EXPECTATIONS) DARI

PARA PIHAK DALAM PERKARA. ASPEK

INILAH DLAAM HUKUM KONTRAK

(20)

20 20

LANJUTAN

4. KAIDAH-KAIDAH HPI HARUS DAPAT 4. KAIDAH-KAIDAH HPI HARUS DAPAT

MENGHINDARKAN KEMUNGKINAN MENGHINDARKAN KEMUNGKINAN

PEMUTUSAN PERKARA ATAS DASAR PEMUTUSAN PERKARA ATAS DASAR

HUKUM DARI TEMPAT PENGADILAN YANG HUKUM DARI TEMPAT PENGADILAN YANG

DITETAPKAN SECARA KEBETULAN SAJA. DITETAPKAN SECARA KEBETULAN SAJA. 5. KAIDAH-KAIDAH HPI SEYOGYANYA

5. KAIDAH-KAIDAH HPI SEYOGYANYA BERSIFAT SEDERHANA DAN MUDAH BERSIFAT SEDERHANA DAN MUDAH

UNTUK DITERAPKAN DI DALAM FORUM, UNTUK DITERAPKAN DI DALAM FORUM,