• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bahan Ajar HI Peny Perkara HPI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Bahan Ajar HI Peny Perkara HPI"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM PERDATA

HUKUM PERDATA

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

narzif

(2)

PERISTILAHAN

PERISTILAHAN

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL (HPI)

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL (HPI)

( PRIVATE INTERNATIONAL LAW –

( PRIVATE INTERNATIONAL LAW –

INTERNATIONAL PRIVATE RECHT )

INTERNATIONAL PRIVATE RECHT )

istilah “INTERNATIONAL” pada HPI tidak

istilah “INTERNATIONAL” pada HPI tidak

berarti menunjuk pada sumber hukum

berarti menunjuk pada sumber hukum

yang internsional, tapi menunjuk pada

yang internsional, tapi menunjuk pada

fakta, materi, peristiwa atau

fakta, materi, peristiwa atau

hubungan-hubungan yang bersifat internasional =>

hubungan yang bersifat internasional =>

karena adanya unsur asing => yang terjadi

karena adanya unsur asing => yang terjadi

atau terdapat dalam yurisdiksi suatu

atau terdapat dalam yurisdiksi suatu

negara.

(3)

Sumber hukumnya adalah

Sumber hukumnya adalah

nasional => sebagai bagian dari

nasional => sebagai bagian dari

hukum nasional

hukum nasional

Setiap negara merdeka/ berdaulat

Setiap negara merdeka/ berdaulat

=> memiliki sistim HPI

=> memiliki sistim HPI

(4)

PENGERTIAN

PENGERTIAN

Prof. Van Brakel

Prof. Van Brakel

HPI adalh hukum nasional yang dibuat

HPI adalh hukum nasional yang dibuat

untuk hubungan-hubungan internasional

untuk hubungan-hubungan internasional

Prof. Graveson

Prof. Graveson

HPI (Conflict of law) adalah bidang hukum

HPI (Conflict of law) adalah bidang hukum

yang berkenaan dengan perkara=perkara

yang berkenaan dengan perkara=perkara

yang didalamnya mengandung fakta yang

yang didalamnya mengandung fakta yang

relevan yang menunjukan perkaitan

relevan yang menunjukan perkaitan

dengan suatu sistem hukum lain, baik

dengan suatu sistem hukum lain, baik

karena aspek teritorial maupun aspek

karena aspek teritorial maupun aspek

(5)

Prof. Sudargo Gautama

Prof. Sudargo Gautama

Keseluruhan peraturan dan keputusan

Keseluruhan peraturan dan keputusan

hukum yang menunjukan stelsel hukum

hukum yang menunjukan stelsel hukum

manakah yang nerlaku atau apakah yang

manakah yang nerlaku atau apakah yang

meruoakan hukum, jika

meruoakan hukum, jika

hubungan-hubungan atau peristiwa-peristiwa antara

hubungan atau peristiwa-peristiwa antara

warga negara pada suatu waktu tertentu

warga negara pada suatu waktu tertentu

memperlihatkan titik-titik pertalian

memperlihatkan titik-titik pertalian

dengan stelsel-stelsel dan kaidah-kaidah

dengan stelsel-stelsel dan kaidah-kaidah

hukum dari dua atau lebih negara.

(6)

Prof. Sunaryati Hartono

Prof. Sunaryati Hartono

HPI menagtur setiap peristiwa atau hubungan

HPI menagtur setiap peristiwa atau hubungan

hukum yang mengadung unsur asing, baik

hukum yang mengadung unsur asing, baik

peristiwa itu termasuk bidang hukum publik

peristiwa itu termasuk bidang hukum publik

(seperti HTUN, Hukum Pajak atau Hukum

(seperti HTUN, Hukum Pajak atau Hukum

Pidana), maupun termasuk bidang Hukum

Pidana), maupun termasuk bidang Hukum

Perdata (seperti Hukum Perkawinan, HUkum

Perdata (seperti Hukum Perkawinan, HUkum

Waris, Hukum Dagang) => ebagai akibat dari

Waris, Hukum Dagang) => ebagai akibat dari

interaksi sosial masyarakat internasional yang

interaksi sosial masyarakat internasional yang

melewati batas-batas teritorial negara =>

melewati batas-batas teritorial negara =>

sehingga dapat disebut HPI sebagai Hukum

sehingga dapat disebut HPI sebagai Hukum

(7)

HPI 

HPI

KESELURUHAN PERATURAN

KESELURUHAN PERATURAN

HUKUM NASIONAL YANG MENGATUR

HUKUM NASIONAL YANG MENGATUR

HUBUNGAN ATAU PERISTIWA

HUBUNGAN ATAU PERISTIWA

HUKUM YANG MENGANDUNG

HUKUM YANG MENGANDUNG

UNSUR ASING, DALAM INTERAKSI

UNSUR ASING, DALAM INTERAKSI

ANTAR ANGGOTA MASYARAKAT

ANTAR ANGGOTA MASYARAKAT

YANG TUNDUK PADA SISITEM

YANG TUNDUK PADA SISITEM

HUKUM YANG BERBEDA

HUKUM YANG BERBEDA

adanya

adanya

(8)

RUANG LINGKUP

RUANG LINGKUP

Secara materialSecara material

meliputi persoalan perdata sehari-hari meliputi persoalan perdata sehari-hari  sepanjang sepanjang

mengandung adnya unsur asing (foreign element) mengandung adnya unsur asing (foreign element)

a. Hukum Perorangana. Hukum Perorangan

status personil, Kewaganegaraan ,Domisili, status personil, Kewaganegaraan ,Domisili, Badan Hukum.

Badan Hukum.

b. Hukum keluargab. Hukum keluarga

Perkawinan, Hubungan orang tua dan anak, Perkawinan, Hubungan orang tua dan anak, Perceraian, Adopsi dan Harta Perkawian.

Perceraian, Adopsi dan Harta Perkawian.

c. Hukum Harta Kekayaanc. Hukum Harta Kekayaan

Hak-hak kebendaan, Perjanjian/ Perikatan, Hak-hak kebendaan, Perjanjian/ Perikatan, Perbuatan Melawan Hukum

Perbuatan Melawan Hukum

d. Hukum Warisd. Hukum Waris

(9)

Secara Formal

Secara Formal

Meliputi persoalan-persoalan yang

Meliputi persoalan-persoalan yang

berkaitan dengan :

berkaitan dengan :

a. Pilihan Hukum (Choice of Law)

a. Pilihan Hukum (Choice of Law)

Conflict of

Conflict of

Laws

Laws

b. Pilihan Hakim ( Chice of Court/

b. Pilihan Hakim ( Chice of Court/

Jurisdiction)

Jurisdiction)

Conflict of jurisdiction

Conflict of jurisdiction

c. Pengakuan Hakim Nasional terhadap

c. Pengakuan Hakim Nasional terhadap

(10)

FUNGSI HPI

FUNGSI HPI

Secara Material

Secara Material

a.

a.

Untuk melancarkan interaksi antar

Untuk melancarkan interaksi antar

anggota masyarakat internasional

anggota masyarakat internasional

b.

b.

Untuk memberikan kepastian hukum

Untuk memberikan kepastian hukum

c.

c.

Untuk mewujudkan keadilan sesuai

Untuk mewujudkan keadilan sesuai

dengan budaya hukum para pihak

dengan budaya hukum para pihak

d.

d.

Untuk mencapai kesejahteraan

Untuk mencapai kesejahteraan

melalui interaksi sosial

(11)

Secara Formal

Secara Formal

a.

a.

Untuk menentukan fakta-fakta hukum

Untuk menentukan fakta-fakta hukum

sebagai suatu perkara HPI

sebagai suatu perkara HPI

b.

b.

Untuk menentukan kewenangan

Untuk menentukan kewenangan

yurisdiksional suatu pengadilan

yurisdiksional suatu pengadilan

c.

c.

Untuk menetapkan hukum yang berlaku (

Untuk menetapkan hukum yang berlaku (

Lex Causae) melalui :

Lex Causae) melalui :

- menentukan fakta-fakta dam perkara

- menentukan fakta-fakta dam perkara

(titik taut)

(titik taut)

- melekukan kualifikasi terhadap fakta

- melekukan kualifikasi terhadap fakta

dan persoalan hukumnya

dan persoalan hukumnya

- menentukan kaidah HPI yang relevan

- menentukan kaidah HPI yang relevan

berdasarkan hukum nasional (Lex Fori)

berdasarkan hukum nasional (Lex Fori)

d. Untuk menyelesaikan perkara

d. Untuk menyelesaikan perkara

berdasarkan Lex Causae

(12)

PERBEDAAN HPI DENGAN

PERBEDAAN HPI DENGAN

HUKUM PUBLIK

HUKUM PUBLIK

INTERNASIONAL

INTERNASIONAL

HUKUM INTERNASIONAL PUBLIK

HUKUM INTERNASIONAL PUBLIK

- VOLKENRECHT

- VOLKENRECHT

- THE LAW OF NATION

- THE LAW OF NATION

- HUKUM ANTAR NEGARA / BANGSA

- HUKUM ANTAR NEGARA / BANGSA

Yaitu hukum yang bersifat supra

Yaitu hukum yang bersifat supra

nasional

nasional

yang mengatur

yang mengatur

hubungan hukum antar negara

hubungan hukum antar negara

( juga dengan SHI lainnya)

(13)

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

HUKUM PERDATA INTERNASIONAL

Yaitu

Yaitu

Hukum Nasional yang mengatur

Hukum Nasional yang mengatur

hubungan hukum antar anggota

hubungan hukum antar anggota

masyarakat yang tunduk pada sisten

masyarakat yang tunduk pada sisten

hukum yang berbeda dalam berbagai

hukum yang berbeda dalam berbagai

hubungan yang bersifat transnasional :

hubungan yang bersifat transnasional :

a.

a.

Negara “A” dengan Warganegara

Negara “A” dengan Warganegara

“B” => Izin investasi, Pemberian

“B” => Izin investasi, Pemberian

Konsesi, dll

Konsesi, dll

b.

b.

Warganegara “A” dengan

Warganegara “A” dengan

Warganrgaea “B” => Perkawinan, Jual

Warganrgaea “B” => Perkawinan, Jual

Beli, Kerjasama, dll.

(14)

SEJARAH PERKEMBANGAN

SEJARAH PERKEMBANGAN

HPI

HPI

PERKEMBANGAN ASAS-ASAS HPI mulai

PERKEMBANGAN ASAS-ASAS HPI mulai

zaman Romawi s/d abad ke 12 :

zaman Romawi s/d abad ke 12 :

a.

a.

Zaman Romawi

Zaman Romawi

=> abad ke 2 s/d 6

=> abad ke 2 s/d 6

-

embrio” HPI pada zaman ini mulai

embrio” HPI pada zaman ini mulai

terlihat melalui interaksi antar wagra

terlihat melalui interaksi antar wagra

Romawi (civies) denga produk di

Romawi (civies) denga produk di

provinsi-provinsi yang menfadi bagian dari

provinsi yang menfadi bagian dari

wilayah kekaisaran karena pendudukan

wilayah kekaisaran karena pendudukan

=> pribumi di povinsi-provinsi ini

=> pribumi di povinsi-provinsi ini

dianggap sebagai orang asing yang

dianggap sebagai orang asing yang

tunduk pada hukumnya sendiri.

(15)

-

Bagi civies Romawi berlaku

Bagi civies Romawi berlaku

ius Civile

ius Civile

=>

=>

unruk mengakomodasikan kebutuhan

unruk mengakomodasikan kebutuhan

pergaulan “antar bangsa” berkembang

pergaulan “antar bangsa” berkembang

menjadi

menjadi

Ius Gentium

Ius Gentium

=> yang meliputi :

=> yang meliputi :

1. hukum orang-perorangan (Ius Privatum)

1. hukum orang-perorangan (Ius Privatum)

=> embrio HPI

=> embrio HPI

2. kewenangan Negara (Ius Publicium)

2. kewenangan Negara (Ius Publicium)

(16)

-

Asas-asas HPI yang tumbuh &

Asas-asas HPI yang tumbuh &

berkembang pada masa ini :

berkembang pada masa ini :

1.

1.

Lex Rei Sitae/ Lex situs

Lex Rei Sitae/ Lex situs

Terhadap

Terhadap

benda=benda tetap tunduk pada

benda=benda tetap tunduk pada

hukum dimana benda itu berada

hukum dimana benda itu berada

2.

2.

Lex Domicili

Lex Domicili

Hak dan Kewajiban

Hak dan Kewajiban

seseorang tunduk pada hukum dimana

seseorang tunduk pada hukum dimana

di memiliki tempat tinggal tetap

di memiliki tempat tinggal tetap

3.

3.

Lex Loco Contraktus

Lex Loco Contraktus

Terhadap

Terhadap

perjanjian berlaku hukum pada tempat

perjanjian berlaku hukum pada tempat

(17)

b.

b.

Asas Personal – Genealogis

Asas Personal – Genealogis

Abad ke 6 s/d 10

Abad ke 6 s/d 10

-

Hukum dalam prose penyelesaian sengketa

Hukum dalam prose penyelesaian sengketa

adalah hukum dari pihak tergugat

adalah hukum dari pihak tergugat

-

Kecakapan membuat Perjanjian =>

Kecakapan membuat Perjanjian =>

berdasarkan hukum personal

berdasarkan hukum personal

masing-masing pihak

masing pihak

-

Pewarisan dilaksanakan berdasarkan

Pewarisan dilaksanakan berdasarkan

hukum personal pihak pewaris

hukum personal pihak pewaris

-

Pengalihan hak milik dilaksanakan sesuai

Pengalihan hak milik dilaksanakan sesuai

hukum pihak yanh mengalihkan

hukum pihak yanh mengalihkan

-

Perbuatan melawan hukum diselesaikan

Perbuatan melawan hukum diselesaikan

berdasrkan hukum si pelakunya

berdasrkan hukum si pelakunya

-

Pengesahan perkawinan dilaksanakan

Pengesahan perkawinan dilaksanakan

sesuai dengna hukum pihak suami

(18)

c.

c.

Asas Teritorial

Asas Teritorial

Abad ke 11 s/d 12, terjadinya

Abad ke 11 s/d 12, terjadinya

transformasi struktur masyarakat dari

transformasi struktur masyarakat dari

geneologis ke masyarakat teritorialistik,

geneologis ke masyarakat teritorialistik,

dengan dua ciri utama:

dengan dua ciri utama:

- Di kawasan Eropa Utara (Inggris, Prancis,

- Di kawasan Eropa Utara (Inggris, Prancis,

Jerman) munculnya kelompok-kelompok

Jerman) munculnya kelompok-kelompok

feodal yang cenderung memberlakukan

feodal yang cenderung memberlakukan

hukum mereka secara eksklusif terhadap

hukum mereka secara eksklusif terhadap

siapa saja yang berada dalam teritori

siapa saja yang berada dalam teritori

mereka

mereka

tuan-tuan tanah tidak

tuan-tuan tanah tidak

mengakui hukum asing atau hak-hak

mengakui hukum asing atau hak-hak

yang telah diperoleh berdasrkan hukum

yang telah diperoleh berdasrkan hukum

asing.

(19)

- Di Kawasan Eropa Selatan=> munculnya

- Di Kawasan Eropa Selatan=> munculnya

kota-kota perdagangan di Italia dengan

kota-kota perdagangan di Italia dengan

wilayah tertentu yang otonom

wilayah tertentu yang otonom

menimbulkan keanekaragaman sistem

menimbulkan keanekaragaman sistem

hukum kota-kota (municipal laws) =>

hukum kota-kota (municipal laws) =>

adanya interaksi sosial antar kota =>

adanya interaksi sosial antar kota =>

menimbulkan persoalan pengakuan

menimbulkan persoalan pengakuan

terhadap hukum dan hak-hak asing

terhadap hukum dan hak-hak asing

(kota lain)

(kota lain)

kondisi ini dianggap

kondisi ini dianggap

sebagai pemicu munculnya

sebagai pemicu munculnya

teori

teori

stasuta

(20)

Sejarah Perkembangan

Sejarah Perkembangan

HPI

HPI

di ITALIA (abad ke 13 s/d

di ITALIA (abad ke 13 s/d

15)

15)

Accursius

Accursius

(1228)=> awal tumbuhnya

(1228)=> awal tumbuhnya

Teori Statuta => Bila seseorang berasal ari

Teori Statuta => Bila seseorang berasal ari

suatu kota di Itlia, digugat di kota lain,

suatu kota di Itlia, digugat di kota lain,

maka ia tidak dapat dituntut berdasarkan

maka ia tidak dapat dituntut berdasarkan

hukum dari kota lain itu, karena ia bukan

hukum dari kota lain itu, karena ia bukan

subyek hukum dari kota lain itu.

subyek hukum dari kota lain itu.

Bortalus

Bortalus

(1315-1357) = Bapak HPI.

(1315-1357) = Bapak HPI.

Sebagai pencetus teori statuta (sebagai

Sebagai pencetus teori statuta (sebagai

pengembangan pendapat Accurius).

pengembangan pendapat Accurius).

Bortalus berpendapat bahwa

Bortalus berpendapat bahwa

statuta-statuta suatu kota dapat dikelompokan

statuta suatu kota dapat dikelompokan

atas 3 jenis statuta, yaitu :

(21)

1.

1. Statuta Personalia =>menyangkut dgn Statuta Personalia =>menyangkut dgn statuspersonal atau kedudukan hukum statuspersonal atau kedudukan hukum

seseorang, dengan objek pengaturan seseorang, dengan objek pengaturan

meliputi masalah-masalah pribadi dan meliputi masalah-masalah pribadi dan

keluarga =>Statuta personalia inidiberikan keluarga =>Statuta personalia inidiberikan

kpd warga yg bertempat tinggal tetap di kpd warga yg bertempat tinggal tetap di wilayah kota ybrs. => Statuta Personalia wilayah kota ybrs. => Statuta Personalia

tetap melekat dan berlaku dimanapun warga tetap melekat dan berlaku dimanapun warga

tsb berada =>bersifat ekstra teritorial. tsb berada =>bersifat ekstra teritorial. 2.

2. Statuta Realia => menyangkut dg status Statuta Realia => menyangkut dg status hukum kebendaan => Thd statuta ini

hukum kebendaan => Thd statuta ini

berlaku prinsip teritorial => hanya berlaku berlaku prinsip teritorial => hanya berlaku

di wilayah kota yg memperlakukannya => di wilayah kota yg memperlakukannya => Statuta ini berlaku thd siapa saja (warga Statuta ini berlaku thd siapa saja (warga

kota/pendatang/orang asing) yg berada di kota/pendatang/orang asing) yg berada di

wilayah kota tsb. wilayah kota tsb. 3.

3. Statuta Mixta => menyangkut dg perbuatan-Statuta Mixta => menyangkut dg perbuatan-perbuatan hukum => Thd statuta ini berlaku perbuatan hukum => Thd statuta ini berlaku

(22)

Sejarah Perkembangan

Sejarah Perkembangan

HPI

HPI

di PERANCIS (abad ke 16)

di PERANCIS (abad ke 16)

Charles Dumoulin

Charles Dumoulin

(1500-1566)

(1500-1566)

=>Memperluas lingkup Statuta

=>Memperluas lingkup Statuta

Personalia =>Memasukan perjanjian sbg

Personalia =>Memasukan perjanjian sbg

objek pengaturannya, dgn argumentasi :

objek pengaturannya, dgn argumentasi :

Para pihak dalam perjanjian memiliki

Para pihak dalam perjanjian memiliki

kebebasan berkontrak, termasuk kebebasan

kebebasan berkontrak, termasuk kebebasan

memilih hukum yg berlaku dlm kontrak

memilih hukum yg berlaku dlm kontrak

mereka.

mereka.

Kebebasan memilih hukum tsb akan melekat

Kebebasan memilih hukum tsb akan melekat

terus bagi para pihak dimanapun mereka

terus bagi para pihak dimanapun mereka

berada. => Merupakan masalah status

berada. => Merupakan masalah status

personal seseorang yg bersifat ekstra

personal seseorang yg bersifat ekstra

teritorial.

(23)

Bertrand Dargentre

Bertrand Dargentre

(1523-16030

(1523-16030

=>Memperluas lingkup Statuta Realia

=>Memperluas lingkup Statuta Realia

=>Memasukan perjanjian dan perbuatan

=>Memasukan perjanjian dan perbuatan

hukum lain sebagai objek pengaturannya,

hukum lain sebagai objek pengaturannya,

dgn argumentasi :

dgn argumentasi :

Adanya kedudukan seseorang (Statuta Adanya kedudukan seseorang (Statuta

Personalia) yg berkaitan dgn hak milik orang tsb Personalia) yg berkaitan dgn hak milik orang tsb atas suatu benda (Statuta Realia), atau ada juga atas suatu benda (Statuta Realia), atau ada juga perbuatan-perbuatan hukum (Statuta Mixta) yg perbuatan-perbuatan hukum (Statuta Mixta) yg dilakukan di teritorial tertentu.

dilakukan di teritorial tertentu.

Apabila seseorang meninggal dunia yg Apabila seseorang meninggal dunia yg

meninggalkan benda-benda tetap di berbagai meninggalkan benda-benda tetap di berbagai negara, maka warisan itu tdk hanya diatur oleh negara, maka warisan itu tdk hanya diatur oleh satu sitem hukum, tetapi setiap benda tersebut satu sitem hukum, tetapi setiap benda tersebut tunduk pada hukum tempat letak benda itu (Lex tunduk pada hukum tempat letak benda itu (Lex Rei Sitae).

(24)

Sejarah Perkembangan

Sejarah Perkembangan

HPI

HPI

di BELANDA (abad ke 17)

di BELANDA (abad ke 17)

Ulrik Huber

Ulrik Huber

(1636-1694)

(1636-1694)

=>Mengembangkan konsep Statuta menjadi

=>Mengembangkan konsep Statuta menjadi

kedaulatan eksklusif negara. =>Penyelesaian

kedaulatan eksklusif negara. =>Penyelesaian

perkara HPI bertitik tolak dari 3 prinsip dsar,

perkara HPI bertitik tolak dari 3 prinsip dsar,

yaitu :

yaitu :

Hukum Statuta Negara hanya berlaku dalam Hukum Statuta Negara hanya berlaku dalam

batas-batas teritorial negara tsb.

batas-batas teritorial negara tsb.

Setiap orang (warga negara / orang asing) yg Setiap orang (warga negara / orang asing) yg

berada dalam teritorial suatu negara, merupakan

berada dalam teritorial suatu negara, merupakan

subjek hukum dan harus tunduk pada hukum

subjek hukum dan harus tunduk pada hukum

negara tersebut.

negara tersebut.

Meskipun demikian berdasarkan asas “sopan Meskipun demikian berdasarkan asas “sopan

Santun” antar negara

Santun” antar negara (comitas gentium)(comitas gentium) =>hukum =>hukum dari negara asal tetap berlaku dimana saja

dari negara asal tetap berlaku dimana saja

sepanjang tidak bertentangan dgn kepentingan

sepanjang tidak bertentangan dgn kepentingan

subjek hukum di negara yg menjadi pengakuan.

(25)

Johannes Voet (1647-1714) =>Mempertegas

Johannes Voet (1647-1714) =>Mempertegas

asas Comitas Gentium :

asas Comitas Gentium :

Pemberlakuan hukum asing di suatu negara Pemberlakuan hukum asing di suatu negara

bukanlah merupakan kewajiban Hukum

bukanlah merupakan kewajiban Hukum

Internasional (publik) atau bukan karena adanya

Internasional (publik) atau bukan karena adanya

sifat hubungan hukum pada suatu perkara HPI,

sifat hubungan hukum pada suatu perkara HPI,

tetapi hanya demi sopan santun pergaulan antar

tetapi hanya demi sopan santun pergaulan antar

negara.

negara.

Suatu negara tidak berhak menuntut Suatu negara tidak berhak menuntut

pemberlakuan hukumnya di negara lain.

pemberlakuan hukumnya di negara lain.

Pemberlakuan asas sopan santun tersebut harus Pemberlakuan asas sopan santun tersebut harus

ditaati oleh setiap negara =>asas ini dianggap

ditaati oleh setiap negara =>asas ini dianggap

sebagai bagian dari hukum nasional.

sebagai bagian dari hukum nasional.

Suatu perbuatan hukum tunduk pada hukum Suatu perbuatan hukum tunduk pada hukum

setempat (Locus Regit Actum)

(26)

TEORI-TEORI MODERN

TEORI-TEORI MODERN

HPI abad ke 19

HPI abad ke 19

VON SAVIGNY (1849 )

VON SAVIGNY (1849 )

 Titik tolak torinya => suatu hubungan hukum yang sama Titik tolak torinya => suatu hubungan hukum yang sama harus memberi penyelesaian yang sama pula, baik

harus memberi penyelesaian yang sama pula, baik

diselesaikan oleh hakim negara A, maupun hakim negara B diselesaikan oleh hakim negara A, maupun hakim negara B => sehingga putusannya juga akan sama-sama di => sehingga putusannya juga akan sama-sama di mana-mana.

mana.

 Pengakuan terhadap hukum asing bukan hanya berdasrakan Pengakuan terhadap hukum asing bukan hanya berdasrakan comitas, tapi berdasarkan pada manfaat dan fungsi yang comitas, tapi berdasarkan pada manfaat dan fungsi yang dipenuhinya bagi semua pihak.

dipenuhinya bagi semua pihak.

 Untuk setiap bentuk hubungan hukum, dapat ditentukan Untuk setiap bentuk hubungan hukum, dapat ditentukan tempat kedudukan hukum nya (Legal Seat) melalui

tempat kedudukan hukum nya (Legal Seat) melalui

pengamatan terhadap hubungan hukum tersebut dengan pengamatan terhadap hubungan hukum tersebut dengan bentuk titik-titik taut => jika sudah ditemukan tempat bentuk titik-titik taut => jika sudah ditemukan tempat kedudukan hukum => maka sistem hukum pada tempat kedudukan hukum => maka sistem hukum pada tempat itulah yang digunakan sebagai Lex Causae.

itulah yang digunakan sebagai Lex Causae.

 Tempat kedudukan hukum itu merupakan “pusat gaya berat” Tempat kedudukan hukum itu merupakan “pusat gaya berat” (center of gravity) dari suatu hubungan hukum => yang

(center of gravity) dari suatu hubungan hukum => yang banyak dimanfaatkan untuk menentukan hukum yang banyak dimanfaatkan untuk menentukan hukum yang

seharusnya berlaku dalam suatu perjanjian ( the proper law seharusnya berlaku dalam suatu perjanjian ( the proper law of contract)

(27)

MANCINI (1851)

MANCINI (1851)

 TITIK TOLAK TEORINYA => semua bangsa mempunyai TITIK TOLAK TEORINYA => semua bangsa mempunyai

kedudukan yang sama dalam masyarakat antar bangsa => kedudukan yang sama dalam masyarakat antar bangsa =>

timbulnya hukum internasional karena adanya hidup bersama timbulnya hukum internasional karena adanya hidup bersama

antar bangsa => timbulnya negara karena adanya bangsa. antar bangsa => timbulnya negara karena adanya bangsa.

 Hukum personil seseorang ditentukan oleh nasionalitasnya => Hukum personil seseorang ditentukan oleh nasionalitasnya =>

kebangsaan kebangsaan

 Dalam setiap sistem hukum terdapat 2 jenis hubungan hukum :Dalam setiap sistem hukum terdapat 2 jenis hubungan hukum :

- kaidah-kaidah hukum yang menyangkut kepentingan - kaidah-kaidah hukum yang menyangkut kepentingan perseorangan

perseorangan

- kaidah-kaidah hukum untuk melindungi dan menjaga - kaidah-kaidah hukum untuk melindungi dan menjaga ketertiban hukum

ketertiban hukum

 Berdasarkan kriteria tersebut => terdapat 3 asas HPIBerdasarkan kriteria tersebut => terdapat 3 asas HPI

- kaidah-kaidah untuk kepentingan perseorangan berlaku bagi - kaidah-kaidah untuk kepentingan perseorangan berlaku bagi setiap warganegar dimanapun dan kapanpun juga => prinsip setiap warganegar dimanapun dan kapanpun juga => prinsip

persinil persinil

- kaidah-kaidah untuk menjaga ketertiban umum bersifat - kaidah-kaidah untuk menjaga ketertiban umum bersifat teritorial => berlaku bagi setiap orang yang berada dalam teritorial => berlaku bagi setiap orang yang berada dalam

wilayah yurisdiksi suatu negara => prinsip teritorial wilayah yurisdiksi suatu negara => prinsip teritorial

(28)

TITIK TAUT

TITIK TAUT

Peristilahan

Peristilahan

=> Titik taut – Titik pertalian –

=> Titik taut – Titik pertalian –

Points of Contact – Connecting factors –

Points of Contact – Connecting factors –

Aanknopingspunten (Belanda) –

Aanknopingspunten (Belanda) –

Aanknupfunspunkte ( Jerman)

Aanknupfunspunkte ( Jerman)

Pengertian

Pengertian

=> Faktor-faktor atau Fakta-fakta

=> Faktor-faktor atau Fakta-fakta

dalam suatu peristiwa hukum (HPI) yang

dalam suatu peristiwa hukum (HPI) yang

menunjukan adanya relevansi antara peristiwa

menunjukan adanya relevansi antara peristiwa

tsb dengan suatu tempat tertentu => sistem

tsb dengan suatu tempat tertentu => sistem

hukum yang berlaku => di negara tertentu

hukum yang berlaku => di negara tertentu

Kegunaan

Kegunaan

=> Untuk membantu melekukan

=> Untuk membantu melekukan

pilihan hukum => Choice of Law

pilihan hukum => Choice of Law

-

Untuk menentukan hukum yang berlaku / Hk yg

Untuk menentukan hukum yang berlaku / Hk yg

dipilih => Lex Causae

dipilih => Lex Causae

-

Untuk proses penyelesaian suatu peristiwa =>

Untuk proses penyelesaian suatu peristiwa =>

perkara HPI

(29)

FAKTOR / FAKTA TITIK TAUT

FAKTOR / FAKTA TITIK TAUT

- Kewarganegaraan yang bersangkutanKewarganegaraan yang bersangkutan - Bendera kapal (laut/udara)Bendera kapal (laut/udara)

- Tempat domisili tetap seseorang/tempat kedudukan Tempat domisili tetap seseorang/tempat kedudukan

suatu Badan Hukum suatu Badan Hukum

- Tempat kediaman/alamat seseorang beradaTempat kediaman/alamat seseorang berada - Tempat letaknya suatu benda beradaTempat letaknya suatu benda berada

- Tempat terjadinya suatu perbuatan hukum dilakukanTempat terjadinya suatu perbuatan hukum dilakukan - Tempat timbulnya akibat suatu perbuatan hukum Tempat timbulnya akibat suatu perbuatan hukum

=> pelaksanaan perjanjian => pelaksanaan perjanjian

- Tempat terjadinya perbuatan melanggar hukumTempat terjadinya perbuatan melanggar hukum - Tempat perbuatan-perbuatan resmi dilakukanTempat perbuatan-perbuatan resmi dilakukan - Tempat penyelesaian perkara diajukanTempat penyelesaian perkara diajukan

(30)

PEMBEDAAN / MACAM-MACAM

PEMBEDAAN / MACAM-MACAM

TITIK TAUT

TITIK TAUT

1.

1.

TITIK TAUT PRIMER

TITIK TAUT PRIMER

Fakta/faktor yang

Fakta/faktor yang

menunjukan suatu peristiwa adanya unsur

menunjukan suatu peristiwa adanya unsur

asing dalam suatu peristiwa hukum => HPI=>

asing dalam suatu peristiwa hukum => HPI=>

sehingga TTP adalah titik taut yang

sehingga TTP adalah titik taut yang

membedakan suatu peristiwa sebagai suatu

membedakan suatu peristiwa sebagai suatu

peristiwa HPI => bukan hanya sebagai

peristiwa HPI => bukan hanya sebagai

peristiwa hukum intern semata

peristiwa hukum intern semata

TTP = Titik

TTP = Titik

Taut Pembeda

Taut Pembeda

2.

2.

TITIK TAUT SEKUNDER

TITIK TAUT SEKUNDER

Fakta/faktor yang

Fakta/faktor yang

menentukan hukum mana yang harus

menentukan hukum mana yang harus

diberlakukan bagi suatu peristiwa hukum =>

diberlakukan bagi suatu peristiwa hukum =>

sehingga TTS adalah titik taut yang akan

sehingga TTS adalah titik taut yang akan

menentukan Lex Causae/ applicable law

menentukan Lex Causae/ applicable law

(31)

CARA MENENTUKAN LEX CAUSAE

CARA MENENTUKAN LEX CAUSAE

1.Perhatikan peristiwa hukum yang terjadi => cari titik 1.Perhatikan peristiwa hukum yang terjadi => cari titik

taut primer berdasarkan Lex Fori => Apakah peristiwa taut primer berdasarkan Lex Fori => Apakah peristiwa hukum tersebut peristiwa HPI atau bukan?

hukum tersebut peristiwa HPI atau bukan?

2.Jika ternyata merupakan peristiwa HPI => lakukan 2.Jika ternyata merupakan peristiwa HPI => lakukan

kualifikasi => berdasarkan Lex FORI : kualifikasi => berdasarkan Lex FORI :

- Kualifikasi FaktaKualifikasi Fakta => pengkategorian fakta-fakta => pengkategorian fakta-fakta

yang ada pada suatu peristiwa hukum ke dalam yang ada pada suatu peristiwa hukum ke dalam

kategori hukum yang sudah ada dalam sistem hukum kategori hukum yang sudah ada dalam sistem hukum tertentu, Misalnya : Masalah harta warisan,

tertentu, Misalnya : Masalah harta warisan, Wanprestasi, Keabsahan Kontrak, dsb

Wanprestasi, Keabsahan Kontrak, dsb

- Kualifikasi HukumKualifikasi Hukum => pengkategorian kaedah => pengkategorian kaedah

hukum yang ada pada suatu sistem hukum ke dalam hukum yang ada pada suatu sistem hukum ke dalam pengelompokan suatu kategori hukum tertentu,

pengelompokan suatu kategori hukum tertentu,

Misalnya : Perbuatan Melawan Hukum, Pelaksanaan Misalnya : Perbuatan Melawan Hukum, Pelaksanaan Perjanjian, dsb

(32)

3. Perhatikan peristiwa hukum yang terjadi => cari titik taut

3. Perhatikan peristiwa hukum yang terjadi => cari titik taut

sekunder berdasarkan Lex Fori => sebagai proses untuk

sekunder berdasarkan Lex Fori => sebagai proses untuk

menentukan sistem hukum mana yang berlaku => Lex

menentukan sistem hukum mana yang berlaku => Lex

Causae.

Causae.

Pengecualian terhadap penerapan Lex Fori : Pengecualian terhadap penerapan Lex Fori :

- Kewarganegaraan => ditentukan oleh hukum yang Kewarganegaraan => ditentukan oleh hukum yang

bersangkutan

bersangkutan

- Kebendaan => hukum dimana benda itu beradaKebendaan => hukum dimana benda itu berada

- Perbuatan melawan hukum => hukum dimana perbuatan Perbuatan melawan hukum => hukum dimana perbuatan

hukum tersebut dilakukan

hukum tersebut dilakukan

- Kontrak => hukum yang dipilih para pihakKontrak => hukum yang dipilih para pihak

- Konvensi HPI yang telah disetujui oleh negara-negara Konvensi HPI yang telah disetujui oleh negara-negara

peserta

peserta

4. Titik taut yang didapat menurut Lex Causae => akan

4. Titik taut yang didapat menurut Lex Causae => akan

menentukan kaedah dari sistem hukum yang harus berlaku

menentukan kaedah dari sistem hukum yang harus berlaku

=> Lex Causae => Lex Fori => sistem hukum yang lain ?

=> Lex Causae => Lex Fori => sistem hukum yang lain ?

5. Selesaikan masalah HPI berdasrkan kaedah hukum materil

5. Selesaikan masalah HPI berdasrkan kaedah hukum materil

yang harus berlaku

yang harus berlaku

(33)

PENYELESAIAN

PENYELESAIAN

PERKARA HPI

PERKARA HPI

Peristiwa hukum di bidang

Peristiwa hukum di bidang

hukum

hukum

perdata

perdata

Dapat berupa peristiwa hukum perdata

Dapat berupa peristiwa hukum perdata

internasional Faktor-faktor yg

internasional Faktor-faktor yg

menentukan hal ini adalah : Ada

menentukan hal ini adalah : Ada

atau tidak adanya unsur-unsur asing /

atau tidak adanya unsur-unsur asing /

forign element dalam perkara tsb (Titik

forign element dalam perkara tsb (Titik

Taut)

(34)

Apabila di dalam peristiwa hukum perdata

Apabila di dalam peristiwa hukum perdata

ada tdp unsur asing maka peristiwa

ada tdp unsur asing maka peristiwa

itu termasuk dalam HPI

itu termasuk dalam HPI

Faktor yg membedakan apakah termasuk

Faktor yg membedakan apakah termasuk

HPI atau bukan ditentukan oleh Titik

HPI atau bukan ditentukan oleh Titik

Taut Primer / Titik Taut Pembeda (T

Taut Primer / Titik Taut Pembeda (T

T

T

P), terdiri

P), terdiri

dari :

dari :

1.

1. KewarganegaraanKewarganegaraan 2.

2. Bendera kapalBendera kapal 3.

3. DomisiliDomisili 4.

4. Tempat kediamanTempat kediaman 5.

5. Tempat kedudukan pribadi hukumTempat kedudukan pribadi hukum 6.

(35)

Faktor yg menentukan sistem hukum yg

Faktor yg menentukan sistem hukum yg

berlaku dinamakan Titik Taut

berlaku dinamakan Titik Taut

Penentu/ / Titik Taut Sekunder (TTS)

Penentu/ / Titik Taut Sekunder (TTS)

TTS tdk banyak diatur melalui perundang-

TTS tdk banyak diatur melalui

perundang-undangan tetapi sebagian T

undangan tetapi sebagian T

T

T

S ditemui

S ditemui

dalam jurisprudensi Contoh beberapa

dalam jurisprudensi Contoh beberapa

hubungan hukum dan hukum yg berlaku

hubungan hukum dan hukum yg berlaku

HUBUNGAN HUKUM mengenai:Lex causae

HUBUNGAN HUKUM mengenai:Lex causae

Status personil

Status personil

Lex domiciliLex domicili

Perjanjian kerja

Perjanjian kerja

Lex contraktusLex contraktus

Testamen

Testamen

Lex loci actus Lex loci actus Perjj Jual Beli Lex`Actus

(36)

Tahap-tahap Penyelesaian Perkara HPI

Tahap-tahap Penyelesaian Perkara HPI

PERISTIWA HUKUM

TIDAK PERLU ADA KETETAPAN/ KEPUTUSAN PENGADILAN ADA UNSUR ASING: H.P.I

(HUKUM ANTAR TATA HUKUM EXTERN)

HUKUM ANTAR TATA HUKUM INTERN PERLU ADA KETETAPAN/

KEPUTUSAN PENGADILAN

TIDAK ADA UNSUR ASING

HUKUM INTERN

LEX FORI HUKUM ASING

TIDAK TERJADI RENVOI LEX FORI

(37)

Beberapa catatan

Beberapa catatan

sebagai

sebagai

Petunjuk

Petunjuk

Apabila hakim merasa berwenang mengadili

Apabila hakim merasa berwenang mengadili

perkara HPI, setelah memperhatikan Titik

perkara HPI, setelah memperhatikan Titik

Pertalian Primer, maka langkah selanjutnya :

Pertalian Primer, maka langkah selanjutnya :

1.

1. Hakim mengadili berdasarkan acara Lex Fori, Hakim mengadili berdasarkan acara Lex Fori, pada tahap ini melakukan kwalifikasi

pada tahap ini melakukan kwalifikasi

berdasarkan Lex Fori. Stlh hakim menentukan

berdasarkan Lex Fori. Stlh hakim menentukan

macam hubungan hukum (mis : mengenai perjj.

macam hubungan hukum (mis : mengenai perjj.

jual beli), maka dpt ditntukan hukum mana yg

jual beli), maka dpt ditntukan hukum mana yg

berlaku utk perkara tsb / lex causae.

berlaku utk perkara tsb / lex causae.

2.

2. Bila Lex Causae tlh diketemukan , Lex Causae ini Bila Lex Causae tlh diketemukan , Lex Causae ini dpt berupa Lex Fori juga atau mungkin berupa

dpt berupa Lex Fori juga atau mungkin berupa

hukum asing. Bila ternyata Lex Causae

hukum asing. Bila ternyata Lex Causae

menentukan hukum asing, maka mungkin terjadi

menentukan hukum asing, maka mungkin terjadi

Renvoi (apbl sistem hukum yg dipergunakan

Renvoi (apbl sistem hukum yg dipergunakan

hakim menerima renvoi, sistem hukum asing

hakim menerima renvoi, sistem hukum asing

tersebut bisa menunjuk kembali kpd hukum Lex

tersebut bisa menunjuk kembali kpd hukum Lex

Fori, atau menunjuk kepada sistem hukum

Fori, atau menunjuk kepada sistem hukum

negara lain).

(38)

3.

3.

Apbl akhirnya Lex Causae adlh hukum asing,

Apbl akhirnya Lex Causae adlh hukum asing,

maka beberap hal yg hrs diperhatikan :

maka beberap hal yg hrs diperhatikan :

a.

a. Bila hukum asing yg seharusnya dipergunakan Bila hukum asing yg seharusnya dipergunakan menurut hakim ternyata bertentangan dg

menurut hakim ternyata bertentangan dg

ketertiban umum, kaka dlm perkara tsb

ketertiban umum, kaka dlm perkara tsb

digunakan Lex Fori.

digunakan Lex Fori.

b.

b. Dlm hal diterapkan asas resiprositas/ timbal Dlm hal diterapkan asas resiprositas/ timbal

balik, mungkin berakibat, hukum asing tsb tidak

balik, mungkin berakibat, hukum asing tsb tidak

diberlakukan maka sebagai gantinya dpt

diberlakukan maka sebagai gantinya dpt

digunakan Lex Fori.

digunakan Lex Fori.

c.

c. Apbl hukum asing tsb berlaku akibat tlh Apbl hukum asing tsb berlaku akibat tlh dilakukannya penyeludupan hukum, maka

dilakukannya penyeludupan hukum, maka

seluruh perbuatan hukum pihak yg melakukan

seluruh perbuatan hukum pihak yg melakukan

penyeludupan hukum tsb batal demi hukum.

penyeludupan hukum tsb batal demi hukum.

d.

d. Apbl diterapkannya hukum asing akan Apbl diterapkannya hukum asing akan

menimbulkan ketidak adilan, atau hukum asing

menimbulkan ketidak adilan, atau hukum asing

tidak mengatur hal (objek) perkara tsb, dapat

tidak mengatur hal (objek) perkara tsb, dapat

dilakukan penyesuaian/adaptasi, ajustment.

(39)

Keterangan

Keterangan

Lex PatriaeLex Patriae = Hkm Nasional dari negara dimana = Hkm Nasional dari negara dimana

seseorang menjadi Warga negara

seseorang menjadi Warga negara

Lex DomiciliLex Domicili = Hkm negara dimana seseorang = Hkm negara dimana seseorang

berdomicili

berdomicili

Lex ResitaeLex Resitae = Hkm tempat benda terletak = Hkm tempat benda terletak

Lex Locisolutionis, Lex Loci ExecitionisLex Locisolutionis, Lex Loci Execitionis = Hk intern = Hk intern

tempat dilakukannya isi perjanjian

tempat dilakukannya isi perjanjian

Lex ActusLex Actus = Hkm negara yg mempunyai hubungan = Hkm negara yg mempunyai hubungan

erat dg transaksi yg dilakukan

erat dg transaksi yg dilakukan

Lex Loci Delicti CommisiLex Loci Delicti Commisi = Hkm ditempat = Hkm ditempat

dilakukannya penyelewengan hukum

dilakukannya penyelewengan hukum

Lex Loci CelebrationisLex Loci Celebrationis = Hkm tempat dilakukannya = Hkm tempat dilakukannya

perbuatan hukum

perbuatan hukum

Lex ForiLex Fori = Hkm intern dari sistem hukum yg berlaku = Hkm intern dari sistem hukum yg berlaku

diwilayah peradilan berada.

diwilayah peradilan berada.

Lex CausaeLex Causae = Hkm yg digunakan untuk perkara = Hkm yg digunakan untuk perkara

HPI/Hk yg dipilih

Referensi

Dokumen terkait

Faktor yang menjadi penyebab kesulitan siswa dalam materi segiempat disebabkan karena beberapa hal, yaitu pemahaman mengenai konsep dan sifat-sifat segiempat yang

PERADABAN KUNO ASIA, EROPA, DAN AFRIKA.. Bangunan Kota Mahenjo-Daro dan Harrapa memperlihatkan tingginya peradaban manusia ribuan tahun sebelum Masehi, dengan beberapa

Untuk mencapai sasaran strategis pada periode 2014-2018, setiap tahun dalam periode tersebut Badan Lingkungan Hidup Provinsi Bali menyusun Rencana Kinerja Tahunan

Pengelolaan komunikasi vertical , horizontal dan diametral kepala sekolah dalam melaksanakan koordinasi tugas, adalah dengan (a) mendengarkan, dalam hal ini mendengarkan

Model Pembelajaran kooperatif tipe Student teams Achieverment Division (STAD) untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn pada materi pokok memahami

Pada ruangan dan slot yang sama, tidak boleh ada mata kuliah yang berbeda karena akan beradu jadwal. Jika tidak, maka jadwal akan beradu dan ruang tidak dapat digunakan. Contoh

Membantu unit-unit kerja berhubungan dengan pihak bank peserta penjaminan atau instansi lain terkait teknologi informasi yang dikelola oleh divisi sesuai dengan

Tidak menggunakan gelar kehormatan - atau disebut yobisute mengindikasikan bahwa ada hubungan intim dan biasanya digunakan untuk pasangan, anggota keluarga yang lebih mudah,