RUANG LINGKUP
RUANG LINGKUP
Secara material Secara material
meliputi persoalan perdata sehari-hari meliputi persoalan perdata sehari-hari sepanjang mengandung sepanjang mengandung adnya unsur asing (foreign element)
adnya unsur asing (foreign element)
a. Hukum Perorangana. Hukum Perorangan
status personil, Kewaganegaraan ,Domisili, Badan Hukum.status personil, Kewaganegaraan ,Domisili, Badan Hukum.
b. Hukum keluargab. Hukum keluarga
Perkawinan, Hubungan orang tua dan anak, Perceraian, Adopsi dan Perkawinan, Hubungan orang tua dan anak, Perceraian, Adopsi dan Harta Perkawian.
Harta Perkawian.
c. Hukum Harta Kekayaanc. Hukum Harta Kekayaan
Hak-hak kebendaan, Perjanjian/ Perikatan, Perbuatan Melawan Hak-hak kebendaan, Perjanjian/ Perikatan, Perbuatan Melawan Hukum
Hukum
d. Hukum Warisd. Hukum Waris
Secara Formal
Secara Formal
Meliputi persoalan-persoalan yang
Meliputi persoalan-persoalan yang
berkaitan dengan :
berkaitan dengan :
a. Pilihan Hukum (Choice of Law)
a. Pilihan Hukum (Choice of Law)
Conflict of Laws
Conflict of Laws
b. Pilihan Hakim ( Chice of Court/
b. Pilihan Hakim ( Chice of Court/
Jurisdiction)
Jurisdiction)
Conflict of jurisdiction
Conflict of jurisdiction
c. Pengakuan Hakim Nasional
c. Pengakuan Hakim Nasional
terhadap Putusan Hakim Asing.
TUJUAN HPI
TUJUAN HPI
Secara Material
Secara Material
a.
a.
Untuk melancarkan interaksi antar
Untuk melancarkan interaksi antar
anggota masyarakat internasional
anggota masyarakat internasional
b.
b.
Untuk memberikan kepastian hukum
Untuk memberikan kepastian hukum
c.
c.
Untuk mewujudkan keadilan sesuai
Untuk mewujudkan keadilan sesuai
dengan budaya hukum para pihak
dengan budaya hukum para pihak
d.
d.
Untuk mencapai kesejahteraan
Untuk mencapai kesejahteraan
melalui interaksi sosial
Secara Formal
Secara Formal
a.
a.
Untuk menentukan fakta-fakta hukum sebagai
Untuk menentukan fakta-fakta hukum sebagai
suatu perkara HPI
suatu perkara HPI
b.
b.
Untuk menentukan kewenangan yurisdiksional
Untuk menentukan kewenangan yurisdiksional
suatu pengadilan
suatu pengadilan
c.
c.
Untuk menetapkan hukum yang berlaku ( Lex
Untuk menetapkan hukum yang berlaku ( Lex
Causae) melalui :
Causae) melalui :
- menentukan fakta-fakta dam perkara (titik
- menentukan fakta-fakta dam perkara (titik
taut)
taut)
- melekukan kualifikasi terhadap fakta dan
- melekukan kualifikasi terhadap fakta dan
persoalan hukumnya
persoalan hukumnya
- menentukan kaidah HPI yang relevan
- menentukan kaidah HPI yang relevan
berdasarkan hukum nasional (Lex Fori)
berdasarkan hukum nasional (Lex Fori)
d. Untuk menyelesaikan perkara berdasarkan Lex
d. Untuk menyelesaikan perkara berdasarkan Lex
Causae
-
Asas-asas HPI yang tumbuh &
Asas-asas HPI yang tumbuh &
berkembang pada masa ini :
berkembang pada masa ini :
1.
1.
Lex Rei Sitae/ Lex situs
Lex Rei Sitae/ Lex situs
Terhadap
Terhadap
benda=benda tetap tunduk pada
benda=benda tetap tunduk pada
hukum dimana benda itu berada
hukum dimana benda itu berada
2.
2.
Lex Domicili
Lex Domicili
Hak dan Kewajiban
Hak dan Kewajiban
seseorang tunduk pada hukum dimana
seseorang tunduk pada hukum dimana
di memiliki tempat tinggal tetap
di memiliki tempat tinggal tetap
3.
3.
Lex Loco Contraktus
Lex Loco Contraktus
Terhadap
Terhadap
perjanjian berlaku hukum pada tempat
perjanjian berlaku hukum pada tempat
b.
b.
Asas Personal – Genealogis
Asas Personal – Genealogis
Abad ke 6 s/d 10
Abad ke 6 s/d 10
-
Hukum dalam prose penyelesaian sengketa adalah
Hukum dalam prose penyelesaian sengketa adalah
hukum dari pihak tergugat
hukum dari pihak tergugat
-
Kecakapan membuat Perjanjian => berdasarkan
Kecakapan membuat Perjanjian => berdasarkan
hukum personal masing-masing pihak
hukum personal masing-masing pihak
-
Pewarisan dilaksanakan berdasarkan hukum
Pewarisan dilaksanakan berdasarkan hukum
personal pihak pewaris
personal pihak pewaris
-
Pengalihan hak milik dilaksanakan sesuai hukum
Pengalihan hak milik dilaksanakan sesuai hukum
pihak yanh mengalihkan
pihak yanh mengalihkan
-
Perbuatan melawan hukum diselesaikan berdasrkan
Perbuatan melawan hukum diselesaikan berdasrkan
hukum si pelakunya
hukum si pelakunya
-
Pengesahan perkawinan dilaksanakan sesuai
Pengesahan perkawinan dilaksanakan sesuai
dengna hukum pihak suami
b.
b.
Asas Personal – Genealogis
Asas Personal – Genealogis
Abad ke 6 s/d 10
Abad ke 6 s/d 10
-
Hukum dalam prose penyelesaian sengketa adalah
Hukum dalam prose penyelesaian sengketa adalah
hukum dari pihak tergugat
hukum dari pihak tergugat
-
Kecakapan membuat Perjanjian => berdasarkan
Kecakapan membuat Perjanjian => berdasarkan
hukum personal masing-masing pihak
hukum personal masing-masing pihak
-
Pewarisan dilaksanakan berdasarkan hukum
Pewarisan dilaksanakan berdasarkan hukum
personal pihak pewaris
personal pihak pewaris
-
Pengalihan hak milik dilaksanakan sesuai hukum
Pengalihan hak milik dilaksanakan sesuai hukum
pihak yanh mengalihkan
pihak yanh mengalihkan
-
Perbuatan melawan hukum diselesaikan berdasrkan
Perbuatan melawan hukum diselesaikan berdasrkan
hukum si pelakunya
hukum si pelakunya
-
Pengesahan perkawinan dilaksanakan sesuai
Pengesahan perkawinan dilaksanakan sesuai
dengna hukum pihak suami
c.
c.
Asas Teritorial
Asas Teritorial
Abad ke 11 s/d 12, terjadinya transformasi
Abad ke 11 s/d 12, terjadinya transformasi
struktur masyarakat dari geneologis ke
struktur masyarakat dari geneologis ke
masyarakat teritorialistik, dengan dua ciri
masyarakat teritorialistik, dengan dua ciri
utama:
utama:
- Di kawasan Eropa Utara (Inggris, Prancis,
- Di kawasan Eropa Utara (Inggris, Prancis,
Jerman) munculnya kelompok-kelompok feodal
Jerman) munculnya kelompok-kelompok feodal
yang cenderung memberlakukan hukum mereka
yang cenderung memberlakukan hukum mereka
secara eksklusif terhadap siapa saja yang
secara eksklusif terhadap siapa saja yang
berada dalam teritori mereka
berada dalam teritori mereka
tuan-tuan tanah
tuan-tuan tanah
tidak mengakui hukum asing atau hak-hak yang
tidak mengakui hukum asing atau hak-hak yang
Sejarah Perkembangan
AccursiusAccursius (1228)=> awal tumbuhnya Teori Statuta => Bila (1228)=> awal tumbuhnya Teori Statuta => Bila
seseorang berasal ari suatu kota di Itlia, digugat di kota lain, maka ia
seseorang berasal ari suatu kota di Itlia, digugat di kota lain, maka ia
tidak dapat dituntut berdasarkan hukum dari kota lain itu, karena ia
tidak dapat dituntut berdasarkan hukum dari kota lain itu, karena ia
bukan subyek hukum dari kota lain itu.
bukan subyek hukum dari kota lain itu.
Bortalus Bortalus (1315-1357) = Bapak HPI. Sebagai pencetus teori statuta (1315-1357) = Bapak HPI. Sebagai pencetus teori statuta
(sebagai pengembangan pendapat Accurius). Bortalus berpendapat
(sebagai pengembangan pendapat Accurius). Bortalus berpendapat
bahwa statuta-statuta suatu kota dapat dikelompokan atas 3 jenis
bahwa statuta-statuta suatu kota dapat dikelompokan atas 3 jenis
statuta, yaitu :
statuta, yaitu :
1.
1. Statuta Personalia =>menyangkut dgn statuspersonal atau Statuta Personalia =>menyangkut dgn statuspersonal atau
kedudukan hukum seseorang, dengan objek pengaturan meliputi
kedudukan hukum seseorang, dengan objek pengaturan meliputi
masalah-masalah pribadi dan keluarga =>Statuta personalia
masalah-masalah pribadi dan keluarga =>Statuta personalia
inidiberikan kpd warga yg bertempat tinggal tetap di wilayah kota
inidiberikan kpd warga yg bertempat tinggal tetap di wilayah kota
ybrs. => Statuta Personalia tetap melekat dan berlaku dimanapun
ybrs. => Statuta Personalia tetap melekat dan berlaku dimanapun
warga tsb berada =>bersifat ekstra teritorial.
warga tsb berada =>bersifat ekstra teritorial.
2.
2. Statuta Realia => menyangkut dg status hukum kebendaan => Statuta Realia => menyangkut dg status hukum kebendaan => Thd statuta ini berlaku prinsip teritorial => hanya berlaku di
Thd statuta ini berlaku prinsip teritorial => hanya berlaku di
wilayah kota yg memperlakukannya => Statuta ini berlaku thd
wilayah kota yg memperlakukannya => Statuta ini berlaku thd
siapa saja (warga kota/pendatang/orang asing) yg berada di
siapa saja (warga kota/pendatang/orang asing) yg berada di
wilayah kota tsb.
wilayah kota tsb.
3.
3. Statuta Mixta => menyangkut dg perbuatan-perbuatan hukum => Statuta Mixta => menyangkut dg perbuatan-perbuatan hukum => Thd statuta ini berlaku prinsip teritorial seperti pd Statuta Realia.
Sejarah Perkembangan
Sejarah Perkembangan
HPI
HPI
di PERANCIS (abad ke 16)
di PERANCIS (abad ke 16)
Charles Dumoulin
Charles Dumoulin
(1500-1566)
(1500-1566)
=>Memperluas lingkup Statuta Personalia
=>Memperluas lingkup Statuta Personalia
=>Memasukan perjanjian sbg objek
=>Memasukan perjanjian sbg objek
pengaturannya, dgn argumentasi :
pengaturannya, dgn argumentasi :
Para pihak dalam perjanjian memiliki kebebasan
Para pihak dalam perjanjian memiliki kebebasan
berkontrak, termasuk kebebasan memilih
berkontrak, termasuk kebebasan memilih
hukum yg berlaku dlm kontrak mereka.
hukum yg berlaku dlm kontrak mereka.
Kebebasan memilih hukum tsb akan melekat
Kebebasan memilih hukum tsb akan melekat
terus bagi para pihak dimanapun mereka
terus bagi para pihak dimanapun mereka
berada. => Merupakan masalah status personal
berada. => Merupakan masalah status personal
seseorang yg bersifat ekstra teritorial.
Bertrand Dargentre
Bertrand Dargentre
(1523-16030
(1523-16030
=>Memperluas lingkup Statuta Realia
=>Memperluas lingkup Statuta Realia
=>Memasukan perjanjian dan perbuatan hukum
=>Memasukan perjanjian dan perbuatan hukum
lain sebagai objek pengaturannya, dgn
lain sebagai objek pengaturannya, dgn
argumentasi :
argumentasi :
Adanya kedudukan seseorang (Statuta Personalia) yg Adanya kedudukan seseorang (Statuta Personalia) yg berkaitan dgn hak milik orang tsb atas suatu benda
berkaitan dgn hak milik orang tsb atas suatu benda
(Statuta Realia), atau ada juga perbuatan-perbuatan
(Statuta Realia), atau ada juga perbuatan-perbuatan
hukum (Statuta Mixta) yg dilakukan di teritorial tertentu.
hukum (Statuta Mixta) yg dilakukan di teritorial tertentu.
Apabila seseorang meninggal dunia yg meninggalkan Apabila seseorang meninggal dunia yg meninggalkan benda-benda tetap di berbagai negara, maka warisan
benda-benda tetap di berbagai negara, maka warisan
itu tdk hanya diatur oleh satu sitem hukum, tetapi
itu tdk hanya diatur oleh satu sitem hukum, tetapi
setiap benda tersebut tunduk pada hukum tempat letak
setiap benda tersebut tunduk pada hukum tempat letak
benda itu (Lex Rei Sitae).
Sejarah Perkembangan
Sejarah Perkembangan
HPI
HPI
di BELANDA (abad ke 17)
di BELANDA (abad ke 17)
Ulrik Huber
Ulrik Huber
(1636-1694) =>Mengembangkan
(1636-1694) =>Mengembangkan
konsep Statuta menjadi kedaulatan eksklusif
konsep Statuta menjadi kedaulatan eksklusif
negara. =>Penyelesaian perkara HPI bertitik
negara. =>Penyelesaian perkara HPI bertitik
tolak dari 3 prinsip dsar, yaitu :
tolak dari 3 prinsip dsar, yaitu :
Hukum Statuta Negara hanya berlaku dalam batas-Hukum Statuta Negara hanya berlaku dalam
batas-batas teritorial negara tsb.
batas teritorial negara tsb.
Setiap orang (warga negara / orang asing) yg berada Setiap orang (warga negara / orang asing) yg berada
dalam teritorial suatu negara, merupakan subjek
dalam teritorial suatu negara, merupakan subjek
hukum dan harus tunduk pada hukum negara
hukum dan harus tunduk pada hukum negara
tersebut.
tersebut.
Meskipun demikian berdasarkan asas “sopan Santun” Meskipun demikian berdasarkan asas “sopan Santun”
antar negara
antar negara (comitas gentium)(comitas gentium) =>hukum dari =>hukum dari
negara asal tetap berlaku dimana saja sepanjang
negara asal tetap berlaku dimana saja sepanjang
tidak bertentangan dgn kepentingan subjek hukum di
tidak bertentangan dgn kepentingan subjek hukum di
negara yg menjadi pengakuan.
Johannes Voet (1647-1714) =>Mempertegas
Johannes Voet (1647-1714) =>Mempertegas
asas Comitas Gentium :
asas Comitas Gentium :
Pemberlakuan hukum asing di suatu negara Pemberlakuan hukum asing di suatu negara bukanlah merupakan kewajiban Hukum
bukanlah merupakan kewajiban Hukum
Internasional (publik) atau bukan karena adanya
Internasional (publik) atau bukan karena adanya
sifat hubungan hukum pada suatu perkara HPI,
sifat hubungan hukum pada suatu perkara HPI,
tetapi hanya demi sopan santun pergaulan antar
tetapi hanya demi sopan santun pergaulan antar
negara.
negara.
Suatu negara tidak berhak menuntut pemberlakuan Suatu negara tidak berhak menuntut pemberlakuan hukumnya di negara lain.
hukumnya di negara lain.
Pemberlakuan asas sopan santun tersebut harus Pemberlakuan asas sopan santun tersebut harus ditaati oleh setiap negara =>asas ini dianggap
ditaati oleh setiap negara =>asas ini dianggap
sebagai bagian dari hukum nasional.
sebagai bagian dari hukum nasional.
Suatu perbuatan hukum tunduk pada hukum Suatu perbuatan hukum tunduk pada hukum setempat (Locus Regit Actum)
TEORI-TEORI MODERN
Titik tolak torinya => suatu hubungan hukum yang sama harus Titik tolak torinya => suatu hubungan hukum yang sama harus memberi penyelesaian yang sama pula, baik diselesaikan oleh memberi penyelesaian yang sama pula, baik diselesaikan oleh hakim negara A, maupun hakim negara B => sehingga
hakim negara A, maupun hakim negara B => sehingga putusannya juga akan sama-sama di mana-mana.
putusannya juga akan sama-sama di mana-mana.
Pengakuan terhadap hukum asing bukan hanya berdasrakan Pengakuan terhadap hukum asing bukan hanya berdasrakan comitas, tapi berdasarkan pada manfaat dan fungsi yang comitas, tapi berdasarkan pada manfaat dan fungsi yang dipenuhinya bagi semua pihak.
dipenuhinya bagi semua pihak.
Untuk setiap bentuk hubungan hukum, dapat ditentukan tempat Untuk setiap bentuk hubungan hukum, dapat ditentukan tempat kedudukan hukum nya (Legal Seat) melalui pengamatan terhadap kedudukan hukum nya (Legal Seat) melalui pengamatan terhadap hubungan hukum tersebut dengan bentuk titik-titik taut => jika hubungan hukum tersebut dengan bentuk titik-titik taut => jika sudah ditemukan tempat kedudukan hukum => maka sistem sudah ditemukan tempat kedudukan hukum => maka sistem hukum pada tempat itulah yang digunakan sebagai Lex Causae. hukum pada tempat itulah yang digunakan sebagai Lex Causae. Tempat kedudukan hukum itu merupakan “pusat gaya berat” Tempat kedudukan hukum itu merupakan “pusat gaya berat”
(center of gravity) dari suatu hubungan hukum => yang banyak (center of gravity) dari suatu hubungan hukum => yang banyak dimanfaatkan untuk menentukan hukum yang seharusnya
MANCINI (1851)
MANCINI (1851)
TITIK TOLAK TEORINYA => semua bangsa mempunyai TITIK TOLAK TEORINYA => semua bangsa mempunyai
kedudukan yang sama dalam masyarakat antar bangsa =>
kedudukan yang sama dalam masyarakat antar bangsa =>
timbulnya hukum internasional karena adanya hidup bersama
timbulnya hukum internasional karena adanya hidup bersama
antar bangsa => timbulnya negara karena adanya bangsa.
antar bangsa => timbulnya negara karena adanya bangsa.
Hukum personil seseorang ditentukan oleh nasionalitasnya => Hukum personil seseorang ditentukan oleh nasionalitasnya => kebangsaan
kebangsaan
Dalam setiap sistem hukum terdapat 2 jenis hubungan hukum :Dalam setiap sistem hukum terdapat 2 jenis hubungan hukum :
- kaidah-kaidah hukum yang menyangkut kepentingan - kaidah-kaidah hukum yang menyangkut kepentingan perseorangan
perseorangan
- kaidah-kaidah hukum untuk melindungi dan menjaga - kaidah-kaidah hukum untuk melindungi dan menjaga ketertiban hukum
ketertiban hukum
Berdasarkan kriteria tersebut => terdapat 3 asas HPIBerdasarkan kriteria tersebut => terdapat 3 asas HPI
- kaidah-kaidah untuk kepentingan perseorangan berlaku bagi - kaidah-kaidah untuk kepentingan perseorangan berlaku bagi setiap warganegar dimanapun dan kapanpun juga => prinsip
setiap warganegar dimanapun dan kapanpun juga => prinsip
persinil
persinil
- kaidah-kaidah untuk menjaga ketertiban umum bersifat - kaidah-kaidah untuk menjaga ketertiban umum bersifat teritorial => berlaku bagi setiap orang yang berada dalam
teritorial => berlaku bagi setiap orang yang berada dalam
wilayah yurisdiksi suatu negara => prinsip teritorial
wilayah yurisdiksi suatu negara => prinsip teritorial
- Para pihak yang berjanji boleh memilih hukum manakah yang - Para pihak yang berjanji boleh memilih hukum manakah yang akan berlaku bagi perjanjian mereka => prinsip pilihan hukum
FAKTOR / FAKTA TITIK TAUT
FAKTOR / FAKTA TITIK TAUT
-
Kewarganegaraan yang bersangkutan
Kewarganegaraan yang bersangkutan
-
Bendera kapal (laut/udara)
Bendera kapal (laut/udara)
-
Tempat domisili tetap seseorang/tempat kedudukan
Tempat domisili tetap seseorang/tempat kedudukan
suatu Badan Hukum
suatu Badan Hukum
-
Tempat kediaman/alamat seseorang berada
Tempat kediaman/alamat seseorang berada
-
Tempat letaknya suatu benda berada
Tempat letaknya suatu benda berada
-
Tempat terjadinya suatu perbuatan hukum dilakukan
Tempat terjadinya suatu perbuatan hukum dilakukan
-Tempat timbulnya akibat suatu perbuatan hukum
Tempat timbulnya akibat suatu perbuatan hukum
=> pelaksanaan perjanjian
=> pelaksanaan perjanjian
-
Tempat terjadinya perbuatan melanggar hukum
Tempat terjadinya perbuatan melanggar hukum
-Tempat perbuatan-perbuatan resmi dilakukan
Tempat perbuatan-perbuatan resmi dilakukan
-
Tempat penyelesaian perkara diajukan
Tempat penyelesaian perkara diajukan
PEMBEDAAN / MACAM-MACAM TITIK
PEMBEDAAN / MACAM-MACAM TITIK
TAUT
TAUT
1.
1.TITIK TAUT PRIMERTITIK TAUT PRIMER Fakta/faktor yang Fakta/faktor yang
menunjukan suatu peristiwa adanya unsur asing
menunjukan suatu peristiwa adanya unsur asing
dalam suatu peristiwa hukum => HPI=> sehingga TTP
dalam suatu peristiwa hukum => HPI=> sehingga TTP
adalah titik taut yang membedakan suatu peristiwa
adalah titik taut yang membedakan suatu peristiwa
sebagai suatu peristiwa HPI => bukan hanya sebagai
sebagai suatu peristiwa HPI => bukan hanya sebagai
peristiwa hukum intern semata
peristiwa hukum intern semata TTP = Titik Taut TTP = Titik Taut
Pembeda
Pembeda
2.
2.TITIK TAUT SEKUNDERTITIK TAUT SEKUNDER Fakta/faktor yang Fakta/faktor yang
menentukan hukum mana yang harus diberlakukan
menentukan hukum mana yang harus diberlakukan
bagi suatu peristiwa hukum => sehingga TTS adalah
bagi suatu peristiwa hukum => sehingga TTS adalah
titik taut yang akan menentukan Lex Causae/
titik taut yang akan menentukan Lex Causae/
applicable law
CARA MENENTUKAN LEX CAUSAE
CARA MENENTUKAN LEX CAUSAE
1.Perhatikan peristiwa hukum yang terjadi => cari titik taut
1.Perhatikan peristiwa hukum yang terjadi => cari titik taut
primer berdasarkan Lex Fori => Apakah peristiwa hukum
primer berdasarkan Lex Fori => Apakah peristiwa hukum
tersebut peristiwa HPI atau bukan?
tersebut peristiwa HPI atau bukan?
2.Jika ternyata merupakan peristiwa HPI => lakukan
2.Jika ternyata merupakan peristiwa HPI => lakukan
kualifikasi => berdasarkan Lex FORI :
kualifikasi => berdasarkan Lex FORI :
- Kualifikasi FaktaKualifikasi Fakta => pengkategorian fakta-fakta yang => pengkategorian fakta-fakta yang
ada pada suatu peristiwa hukum ke dalam kategori hukum
ada pada suatu peristiwa hukum ke dalam kategori hukum
yang sudah ada dalam sistem hukum tertentu, Misalnya :
yang sudah ada dalam sistem hukum tertentu, Misalnya :
Masalah harta warisan, Wanprestasi, Keabsahan Kontrak,
Masalah harta warisan, Wanprestasi, Keabsahan Kontrak,
dsb
dsb
- Kualifikasi HukumKualifikasi Hukum => pengkategorian kaedah hukum => pengkategorian kaedah hukum
yang ada pada suatu sistem hukum ke dalam
yang ada pada suatu sistem hukum ke dalam
pengelompokan suatu kategori hukum tertentu, Misalnya :
pengelompokan suatu kategori hukum tertentu, Misalnya :
Perbuatan Melawan Hukum, Pelaksanaan Perjanjian, dsb
3. Perhatikan peristiwa hukum yang terjadi => cari titik taut sekunder
3. Perhatikan peristiwa hukum yang terjadi => cari titik taut sekunder
berdasarkan Lex Fori => sebagai proses untuk menentukan sistem hukum
berdasarkan Lex Fori => sebagai proses untuk menentukan sistem hukum
mana yang berlaku => Lex Causae
mana yang berlaku => Lex Causae
Pengecualian terhadap penerapan Lex Fori :
Pengecualian terhadap penerapan Lex Fori :
- Kewarganegaraan => ditentukan oleh hukum yang bersangkutan Kewarganegaraan => ditentukan oleh hukum yang bersangkutan - Kebendaan => hukum dimana benda itu beradaKebendaan => hukum dimana benda itu berada
- Perbuatan melawan hukum => hukum dimana perbuatan hukum tersebut Perbuatan melawan hukum => hukum dimana perbuatan hukum tersebut
dilakukan
dilakukan
- Kontrak => hukum yang dipilih para pihakKontrak => hukum yang dipilih para pihak
- Konvensi HPI yang telah disetujui oleh negara-negara pesertaKonvensi HPI yang telah disetujui oleh negara-negara peserta
4. Titik taut yang didapat menurut Lex Causae => akan menentukan kaedah dari
4. Titik taut yang didapat menurut Lex Causae => akan menentukan kaedah dari
sistem hukum yang harus berlaku => Lex Causae => Lex Fori => sistem
sistem hukum yang harus berlaku => Lex Causae => Lex Fori => sistem
hukum yang lain ?
hukum yang lain ?
5. Selesaikan masalah HPI berdasrkan kaedah hukum materil yang harus berlaku