HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
HUKUM PERDATA INTERNASIONAL
BY :
ISTILAH HPI
ISTILAH HPI
• SAMPAI HARI INI BELUM ADA KESATUAN PENDAPAT DIANTARA PARA SARJANA.
• ISTiLAH LAIN :
- International Private Law
- English Private International Law of England (Inggris).
- The French Private International Law (Perancis ).
• KATA INTERNASIONAL PADA HPI BUKANLAH
BERARTI BERBAGAI NEGARA DALAM ARTI SEMPIT, TETAPI MENUNJUKKAN ADANYA UNSUR ASING PADA SUATU HUBUNGAN
PERDATA DI DALAM SUATU PERISTIWA HUKUM.
• UNSUR ASING TERSEBUT : 1. SUBJEK-SUBJEKNYA
2. TEMPATNYA
•
HPI MERUPAKAN HUKUM NASIONAL
SUATU NEGARA, ARTINYA SUATU
SISTEM HPI ADALAH HUKUM
NASIONAL YANG DITENTUKAN OLEH
ADANYA UNSUR ASING DI DALAM
DEFINISI HPI MENURUT
DEFINISI HPI MENURUT
BEBERAPA AHLI
BEBERAPA AHLI
1. Menurut Van Brakel di dalam bukunya“Grondslagen en Beginselen van Nederlands International Privaatrecht”, berpendapat bahwa hukum perdata internasional adalah hukum
nasional yang ditulis (diadakan) untuk hubungan-hubungan internasional.
2. Menurut Prof. G.C. Cheshire, dalam , bukunya “Private International Law” berpendapat bahwa
lanjutan
lanjutan
3. Menurut Prof. Sudargo Gautama :
“HPI adalah keseluruhan peraturan dan
keputusan hukum yang menunjukkan sistem
hukum manakah yang berlaku atau apakah
yang merupakan hukum, jika hubungan
hubungan atau peristiwa peristiwa antara
warga warga negara pada suatu waktu tertentu
memperlihatkan titik pertalian dengan stelsel
lanjutan
lanjutan
4. Menurut Mr. Sauveplanne :
“HPI adalah keseluruhan aturan-aturan yang mengatur hubungan-hubungan hukum privat
yang mengandung elemen-elemen internasional dan hubungan hubungan hukum yang memiliki kaitan dengan negara negara asing sehingga dapat menimbulkan pertanyaan apakah
lanjutan
lanjutan
5. DR. Sunaryati Hartono berpandangan :
bahwa hukum perdata internasional
mengatur setiap peristiwa atau hubungan
hukum yang mengandung unsur asing,
baik di bidang hukum publik maupun
KESIMPULAN
KESIMPULAN
•
Hukum Perdata internasional adalah
keseluruhan dari kaidah kaidah / norma
yang mengtur tentang peristiwa –
MASALAH MASALAH POKOK HPI
MASALAH MASALAH POKOK HPI
1.
Hakim atau badan peradilan manakah
yang berwenang menyelsaikan
persoalan persoalan yuridis yang
mengandung unsur asing (choice of
jurisdiction).
2.
Hukum manakah yang harus
lanjutan
lanjutan
3. Bilamana atau sejauh mana pengadilan
harus memperhatikan dan mengakui
putusan-putusan hakim asing dan atau
mengakui hak hak atau kewajiban
Perbedaan Hukum publik
Perbedaan Hukum publik
Internasional dengan HPI
Internasional dengan HPI
• Hukum Publik Inter1. Sebagian besar berkenaan dengan negara /orang-orang dan badan badan
tertentu yg mempunyai internasional personality
• HPI
1. Berkenaan dengan orang perorangan atau badan badan
lanjutan
lanjutan
HK. Publik Inter
2. Hanya mengenal cara penyelesaian dari suatu hubungan antar negara, secara diplomatik, tindakan pengusiran orang orang tertentu, pembalsan dan perang.
HPI
2. Penyelesaian suatu masalah hukum
melalui pengadilan suatu negara sesuai dengan hukum acara yang berlaku di
SEJARAH HPI
SEJARAH HPI
1. ZAMAN ROMAWI
2. MASA PERTUMBUHAN ASAS PERSONAL ( ABAD KE KE 6 – 10 )
3. MASA PERTUMBUHAN PRINSIP TERITORIAL (ABAD KE 11 - 12)
4, MASA PERKEMBANGAN TEORI STATUTA DI ITALIA (ABAD KE 13 – 15)
5. TEORI STATUTA DI PERANCIS (ABAD KE 16)
6. TEORI STATUTA DI NEGERI BELANDA ( ABAD KE 17 – 18 )
SEJARAH HPI
SEJARAH HPI
• 1. Pada zaman Romawi
Ada suatu peradilan khusus untuk
menyeleikan sengketa antara warga romawi dengan orang orang asing yang dinamakan dengan “ Praetor Peregrinis”.
Dasarnya : Ius Civile yang diadaptasi dengan pergaulan Internasional, selanjutnya disebut
Ius Gentium yang terdiri dari Ius Privatum (inilah yang berkembang menjadi HPI) dan Ius Publicum (berkembang menjadi Hk. Internasional Publik).
ASAS ASAS ROMAWI
ASAS ASAS ROMAWI
1. Asas Lex Rei Sitae (Lex Situs)yang menyatakan bahwa hukum yang harus
diberlakukan atas suatu benda adalah hukum di tempat benda itu berada.
2. Asas Lex loci Contranctus
yang menyatakan bahwa terhadap perjanjian perjanjian (yang bersifat HPI) berlaku
kaidah-kaidah hukum dari tempat pembuatan perjanjian. 3. Asas Lex Domicili