• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BAGI MAHASISWA DALAM MERAIH PRESTASI (Studi Empiris pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BAGI MAHASISWA DALAM MERAIH PRESTASI (Studi Empiris pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)."

Copied!
128
0
0

Teks penuh

(1)

BAGI MAHASISWA DALAM MERAIH PRESTASI (Studi Empiris pada Mahasiswa Progdi Akuntansi

UPN “Veteran” Jawa Timur)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Akuntansi

Oleh:

FITRIA AYUNDA SANTOSO 0513010105 / FE / EA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

(Studi Empiris pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)

Di susun Oleh :

Fitria Ayunda Santoso 0513010105 / FE / EA

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur

Pada Tanggal 26 November 2010

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama : Ketua

Dra.Ec.Harymami, MM Drs. Ec. Saiful anwar, Msi

Sekretaris

Dra.Ec.Harymami, MM

Anggota

Drs.Ec.Syafi’i, MM, Ak

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “ Veteran “ Jawa Timur

(3)

i

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkah dan rahmat, taufik serta hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PERANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BAGI MAHASISWA DALAM MERAIH PRESTASI (Studi Empiris pada Mahasiswa Progdi Akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur)”.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar sarjana ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Penulis menyadari bahwa skripsi ini dapat selesai berkat bantuan, bimbingan, saran serta dukungan dan petunjuk dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi – tingginya kepada semua pihak yang telah mendukung dalam penyusunan skripsi ini, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. DR. Ir. Teguh Soedarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

ii

5. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah memberikan ilmu serta pengetahuan selama dibangku kuliah.

6. Seluruh Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang telah meluangkan banyak waktunya untuk membantu penulisan dalam penelitian ini.

7. Mama, Papa, serta adik – adikku tercinta yang telah memberikan doa restu serta dukungan Moril, maupun finansial sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan, oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dan diterima dengan tangan terbuka. Akhir kata semoga segala yang dalam skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Amien.

Surabaya, 10 Desember 2010

(5)

i

DAFTAR ISI ………. i

DAFTAR GAMBAR ………...iv

DAFTAR TABEL ………... v

DAFTAR LAMPIRAN ... vi

ABSTRAKSI ……….. vii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1

1.2. Fokus Penelitian ... 7

1.3. Permasalahan ... 7

1.4. Tujuan Penelitian ... 8

1.5. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Review Penelitian Terdahulu ... 9

2.2. Landasan Teori... 11

2.2.1. Belajar ... 11

2.2.1.1. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Belajar ... 11

2.2.2. Mengajar ... 11

(6)

ii

Pemahaman Akuntansi ... 14

2.2.3.2.1. Motivasi ... 14

2.2.3.2.1.1 Teori Motivasi... 16

2.2.3.2.2. Kualitas dan Potensi Tenaga Pengajar... 18

2.2.3.2.3. Media Pendidikan ... 20

2.2.3.2.3.1. Manfaat Media Pendidikan... 21

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian... 22

3.2. Alasan Ketertarikan Penulis (Acknowledge)... 23

3.3. Lokasi Penelitian... 26

3.4. Penentuan Informan ... 26

3.5. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data ... 27

3.6. Instrumen Penelitian ... 29

3.7. Teknik Analisis ... 29

3.8. Pengujian Kredibilitas Data ... 30

BAB IV DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN 4.1. Profil Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi………..33

(7)

iii

Akuntansi……….33

4.1.2. Tempat Kedudukan………37

4.1.3. Visi dan Misi Program studi Akuntansi……….37

4.1.3.1. Visi………..37

4.1.3.2. Misi……….37

4.2. Belajar dan Mengajar Yang Efektif ... ...39

4.2.1. Cara Belajar yang Efektif………..39

4.2.2. Cara Mengajar Yang Efektif………..43

4.3. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar………. 50

Dan Hasil Belajar ... ...50

BAB V PERANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BAGI MAHASISWA DALAM MERAIH PRESTASI 5.1. Di Pandang Dari Segi Mahasiswa Akuntansi ... 54

5.2. Di Pandang Dari Segi Dosen Akuntansi ... 60

5.3. Keterbatasan Penelitian………...65

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan………...66

6.2 Saran………..67

(8)

v

3.1. Analisis Interaktif Menurut Miles dan Huberman………30

4.1. Proses (Siklus) Belajar ……...………....…...51

4.2. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar...53

(9)

iv

Lampiran I Ringkasan Desain Riset

Lampiran II Sertifikat Akreditas A Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Lampiran III Foto Penelitian

Lampiran IV Daftar Kehadiran Dosen Lampiran V Daftar Pertanyaan-Wawancara

(10)

v

(11)

vii

PERANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BAGI MAHASISWA DALAM MERAIH PRESTASI (Studi Empiris pada Mahasiswa Progdi Akuntansi

UPN “Veteran” Jawa Timur)

Oleh :

Fitria Ayunda Santoso

ABSTRAK

Tercapainya prestasi mahasiswa yang bagus disebabkan oleh berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif,. Namun sama halnya dengan istilah “manusia tak ada yang sempurna”, proses belajar mengajarpun juga tak bisa selalu sempurna. Terkadang terdapat kendala - kendala atau hambatan yang membuat proses belajar mengajar itu menjadi tidak efektif dan prestasi mahasiswapun menjadi tidak maksimal. Oleh karena itu peneliti berupaya untuk mengeksplorasikan bagaimana peranan proses belajar mengajar bagi mahasiswa dalam meraih prestasinya.

Metode yang digunakan untuk menemukan jawaban atas masalah penelitian adalah menggunakan metode kualitatif untuk mendapatkan informasi secara mendalam.

Para informan yang terpilih adalah mahasiswa dan dosen fakultas ekonomi program studi akuntansi Universitas Pembanguan Nasional “Veteran” Jawa Timur, yang masih aktif mengikuti kuliah dan masih aktif mengajar. Peneliti memilih mereka sebagai informan dikarenakan merekalah yang menjalankan proses belajar mengajar di kampus.

Kesimpulan penelitian ini adalah proses belajar mengajar memang sangat berperan bagi mahasiswa dalam meraih prestasinya. hal ini terlihat dari adanya kendala yang menghambat proses belajar mengajar menjadi tidak efektif. Jika tak ada kendala dalam proses belajar mengajar, mahasiswa dapat menerima materi dengan baik dan mencapai nilai prestasi yang memuaskan. Namun sebaliknya apabila terdapat kendala dalam proses belajar mengajar, maka mahasiswapun akan mengalami kendala dalam menerima materi yang disampaikan di saat proses belajar mengajar berlangsung, akibatnya mahasiswa tak bisa mencetak prestasi sesuai dengan yang diinginkannya.

(12)

1 1.1.Latar Belakang Masalah

Pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang transportasi dan komunikasi telah mempersempit jarak antara suatu Negara dengan Negara lainnya. Persaingan semakin terbuka dan lingkungan bisnis semakin kompleks. Hal tersebut mendorong upaya yang relevan dalam pengembangan sumber daya agar investasi dalam modal dan teknologi termanfaatkan dengan sebaik – baiknya.

(13)

dimiliki mahasiswa sehingga nantinya dapat diperoleh lulusan yang berkualitas.

Sementara itu, di dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut, dewasa ini banyak sekali lulusan SMU atau SMEA yang berminat mengambil jurusan akuntansi, baik itu pada Universitas Swasta maupun Universitas Negeri. Hal ini dapat mereka lakukan dengan pertimbangan bahwa lulusan akuntansi lebih banyak dibutuhkan di perusahaan. Banyaknya polemik yang beranggapan bahwa ilmu akuntansi banyak dibutuhkan oleh perusahaan disebabkan karena hampir semua bidang pada perusahaan memerlukan pengetahuan akuntansi. Hal ini dapat dilihat pada kegiatan perusahaan dimulai dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi selalu berhubungan dengan akuntansi. Makin tinggi tingkat wewenang dan tanggung jawab seseorang dalam struktur organisasi perusahaan, makin banyak konsep – konsep dan istilah – istilah akuntansi yang perlu diketahui (Rahayu, 2001).

(14)

Menurut Suwardjono (1999) dalam Lusia (2005), pemahaman akuntansi merupakan suatu kemampuan seseorang mengenal dan mengerti akuntansi. Tingkat pemahaman akuntansi dapat diukur dari nilai mata kuliah akuntansi yang meliputi; nilai pengantar akuntansi, nilai akuntansi keuangan menengah, nilai akuntansi keuangan lanjutan, nilai auditing, nilai teori akuntansi, nilai sistem akuntansi serta nilai perpajakan.

Menurut Purwanto (1990: 102), belajar adalah suatu proses yang menimbulkan terjadinya suatu perubahan atau pembaharuan dalam tingkah laku dan kecakapan. Keberhasilan belajar tergantung dari bermacam – macam faktor. Faktor – faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu:

a. Faktor yang ada pada diri individu itu sendiri yang disebut faktor individual, seperti : faktor kematangan pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi, dan faktor pribadi.

b. Faktor yang ada di luar individu yang disebut faktor sosial, seperti : faktor keluarga, guru dan cara mengajarnya, alat – alat yang

dipergunakan dalam belajar – mengajar, lingkungan, dan kesempatan yang tersedia.

(15)

dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu : faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, seperti : kesehatan, intelegence, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan, sedangkan faktor

ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, seperti : keluarga, sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, alat pelajaran, dan sebagainya.

Berdasarkan kedua pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor intern dan faktor eksternal sangat mempengaruhi mahasiswa dalam proses penerimaan materi selama perkuliahan. Apabila kedua faktor tersebut tidak sejalan, maka akan mengakibatkan perkuliahan mengalami kegagalan. Berhasil tidaknya perkuliahan yang dilakukan mahasiswa dapat diukur melalui hasil evaluasi belajar mahasiswa pada akhir semester dan tingkat pemahaman serta kemampuan masing – masing individu dalam menerapkan apa yang sudah didapat selama perkuliahan pada dunia kerja.

(16)

Mereka beranggapan bahwa lulusan akuntansi banyak dibutuhkan di perusahaan – perusahaan. Namun tak jarang juga dari mahasiswa akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang mengambil jurusan akuntansi berdasarkan dorongan orang bukan berdasarkan keinginan sendiri atau bakat yang dipunyai. Sehingga minat terhadap akuntansi tersebut sangatlah rendah. Rendahnya minat terhadap akuntansi tersebut akan mempengaruhi prestasi mahasiswa tersebut.

Berdasarkan faktor kualitas dan potensi pengajar, mahasiswa banyak berpendapat bahwa sebagian dari dosen mereka seringkali terlalu cepat dalam menjelaskan suatu materi, kurang komunikasi dalam artian kurang melakukan pendekatan kepada mahasiswanya, sehingga dapat menghambat pemahaman mahasiswa terhadap suatu materi yang diperoleh, sedangkan dari faktor media pendidikan atau fasilitas yang meliputi sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar mengajar di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur dirasa cukup, hanya saja terbatasnya buku dan kurang lengkapnya literatur – literatur akuntansi yang tersedia di perpustakan, sehingga kebutuhan mahasiswa dalam memperoleh pengetahuan kurang terpenuhi.

(17)

apabila mereka mengerti dan menguasai beberapa mata kuliah pokok akuntansi yang meliputi: nilai pengantar akuntansi, nilai akuntansi keuangan menengah, nilai akuntansi keuangan lanjutan, nilai auditing, nilai teori akuntansi, nilai sistem akuntansi serta nilai perpajakan. Tetapi sayangnya, jika dilihat dari hasil survey yang telah dilakukan peneliti terhadap beberapa mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” jawa Timur, masih banyak dari mahasiswa yang mengeluh kesusahan dan kurang paham akan beberapa mata kuliah pokok akuntansi tersebut. Hal ini membuktikan bahwa, tidak semua dari mahasiswa akuntansi yang menyadari akan pentingnya mata kuliah – mata kuliah tersebut bagi mahasiswa akuntansi. Sehingga tak banyak dari mahasiswa – mahasiswa yang mendapatkan IPK diatas 3.0 pada akhir perkuliahan.

(18)

1.2. Fokus Penelitian

Setelah melakukan observasi secara umum pada Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi,, UPN Veteran Jawa Timur selama tiga bulan, maka peneliti memutuskan Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, UPN “Veteran” Jawa Timur sebagai tempat penelitian. Sebagai situasi sosialnya, pada universitas ini terdapat mahasiswa – mahasiswa serta dosen – dosen yang menjalankan proses belajar mengajar.

Situasi sosial ini dipilih oleh peneliti karena banyak asumsi dari masyarakat yang menyatakan bahwa proses belajar mengajar berpengaruh secara langsung terhadap prestasi mahasiswa.

Fokus penelitian diarahkan pada : 1. Dosen

2. Sarana prasarana perkuliahan 3. Lingkungan

1.3. Permasalahan

(19)

1.4. Tujuan Penelitian

Tujuan peneliti yang hendak dicapai dalam penelitian ini ialah untuk mengetahui peranan proses belajar mengajar bagi mahasiswa dalam meraih prestasi.

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan pemahaman tentang beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi mahasiswa akuntansi serta melatih berfikir secara ilmiah dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan dengan praktek yang ada.

2. Bagi Universitas

Mampu memberikan umpan balik bagi pihak PT untuk dapat menghasilkan akuntan yang berkualitas dan memberikan masukan kepada pihak jurusan dalam menetapkan kebijaksanaan dimasa yang akan datang serta dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk keperluan penelitian selanjutnya dengan permasalahan yang sejenis.

3. Bagi Pembaca

(20)

2.1. Review Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian tentang akuntansi telah dilakukan juga oleh peneliti terdahulu. Penelitian tersebut meneliti pemahaman akuntansi dari berbagai macam sudut pandang. Salah satu peneliti yang dahulu menganggap bahwa pemahaman akuntansi menitik beratkan pada peran manusia di dalam pengembangan dan pemikiran akuntansi, karena pelaku akuntansi adalah manusia yang mempunyai perasaan, keinginan, kepentingan, dan nilai-nilai yang semuanya akan berpengaruh terhadap pemahaman akuntansi, sehingga tidak hanya melihat pengetahuan akuntansi sebagai pengetahuan yang statis, tetapi melihatnya sebagai sesuatu yang dinamis berkembang sesuai dengan perkembangan organisasi dan lingkungan dimana ia diterapkan, karena pemahaman dari segi bahasa sangat memperhatikan unsur perasaan, kebutuhan, kepentingan, nilai – nilai, norma – norma yang melekat pada diri manusia. (Tjiptohadi Sawarjuwono, 1997, Memahami Akuntansi Dalam Konteks Dimana Ia Diterapkan).

Selain itu Mas’ud Machfoedz, 1999, juga telah melakukan penelitian yang serupa tentang akuntansi, yaitu mengenai Studi Persepsi Mahasiswa Terhadap Profesionalisme Dosen Akuntansi Perguruan

(21)

Tinggi. Di dalam penelitiaannya ini Mas’ud mengungkap lebih jauh tentang cukup profesionaliskah pengajar akuntansi di perguruan tinggi jurusan akuntansi di Indonesia.

Penelitian – penelitian diatas semakin kuat setelah adanya penelitian yang dilakukan oleh Dwi Cabayalawati Lusia, 2005, Pengaruh Kecerdasan Emosional Mahasiswa Akuntansi Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Beberapa Perguruan Tinggi Swasta di Surabaya dan Lilik Ernawati, 2007, Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. Peneliti - peneliti tersebut selain menguji hasil penelitian tersebut juga menambahkan beberapa hal lagi seperti pengenalan diri, pengendalian diri, empati dan ketrampilan sosial. Penambahan tersebut membantu pengembangan penelitian yang sebelumnya, dimana dulunya hanya diketahui empat faktor saja yang berpengaruh dalam pemahaman akuntansi seperti minat belajar, motivasi, kualitas dan potensi tenaga pengajar serta media pembelajaran maka ada tambahan untuk hal tersebut.

(22)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Belajar

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2).

2.2.1.1. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Belajar

Menurut Slameto (2003: 2), faktor – faktor yang mempengaruhi belajar yaitu:

a. Faktor Intern

Faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, seperti : kesehatan, intelegence, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan.

b. Faktor Ekstern

Faktor yang ada di luar individu, seperti : keluarga, sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, alat pelajaran, dan sebagainya.

2.2.2. Mengajar

(23)

mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita – cita), appreciations (penghargaan), dan knowledge (Slameto, 2003: 32).

2.2.2.1. Prinsip – Prinsip Mengajar Efektif

Menurut Mahmud (1989: 23), mengajar yang efektif meliputi tiga langkah, yaitu:

1. Langkah sebelum mengajar, meliputi:

a. Menentukan tujuan pengajaran, baik tujuan jangka panjang maupun jangka pendek.

b. Memilih strategi mengajar untuk memilih tujuan – tujuan tersebut dan mengumpulkan bahan – bahan pengetahuan serta ketrampilan yang berguna untuk mengajar tersebut.

c. Menyadari tingkat kesiapan anak didiknya untuk menerima materi – materi yang diajarkan. Kesiapan mahasiswa ditentukan oleh beberapa factor:

1) Pengetahuan dan ketrampilan yang sudah dimiliki sebelumnya.

2) Motivasi yang tepat. d. Merencanakan cara penilaian. 2. Langkah pelaksanaan mengajar

(24)

kepemimpinan, motivasi, dan kontrol (pembinaan disiplin dan pengelolaan).

3. Langkah sesudah mengajar

Langkah ini berupa pengukuran dan penilaian hasil mengajar sehubungan dengan tujuan – tujuan yang telah ditetapkan dosen sebelum mengajar. Dari proses penilaian dapat diketahui efektif tidaknya proses mengajar, tepat tidaknya tujuan pengajaran, seberapa tinggi tingkat kesiapan mahasiswa, tepat tidaknya strategi mengajar yang digunakan dan tingkat relevansi serta ketepatan prosedur penilaian yang ditempuh.

2.2.3. Pemahaman Akuntasi

2.2.3.1. Pengertian Pemahaman Akuntansi

(25)

kehidupan bermasyarakat atau dapat dipraktekkan di dunia kerja (Budhiyanto dan nugroho, 2004).

Menurut Suwardjono (1999) dalam Lusia (2005), pemahaman akuntansi merupakan suatu kemampuan seseorang mengenal dan mengerti akuntansi. Tingkat pemahaman akuntansi dapat diukur dari nilai mata kuliah akuntansi yang meliputi: nilai pengantar akuntansi, nilai akuntansi keuangan menengah, nilai akuntansi keuangan lanjutan, nilai auditing, nilai teori akuntansi, nilai sistem akuntansi serta nilai perpajakan.

2.2.3.2. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Pemahaman Akuntansi

2.2.3.2.1. Motivasi

Beberapa pendapat para ahli mengenai motivasi yang dikemukakan oleh Purwanto (1990: 72), antara lain:

(26)

2. Menurut Vroom, motivasi mengacu pada suatu proses mempengaruh pilihan – pilihan individu terhadap bermacam – macam bentuk kegiatan yang dikehendaki.

3. Hoy dan Miskel, dalam buku educational administration (1982: 137), mengemukakan bahwa “motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan – kekuatan yang kompleks, dorongan – dorongan, kebutuhan – kebutuhan, pertanyaan – pertanyaan ketegangan atau mekanisme – mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan – kegiatan yang diinginkan kearah pencapaian tujuan – tujuan personal”.

4. Menurut John P. Campbell, motivasi merupakan suatu proses mempengaruhi pilihan – pilihan individu terhadap bermacam – macam bentuk kegiatan yang dikehendaki, dimana motivasi mencakup di dalamnya arah atau tujuan tingkah laku, kekuatan respons, dan kegigihan tingkah laku.

(27)

2.2.3.2.1.1. Teori Motivasi

Beberapa teori motivasi menurut Purwanto (1990: 74 – 77), yaitu: a) Teori Hedonisme

Hedonisme adalah suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan (hedone) yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini adalah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal – hal yang sulit dan menyusahkan, atau yang mengandung resiko berat dan lebih suka melakukan sesuatu yang mendatangkan kesenangan baginya.

b) Teori Naluri

Menurut teori ini, pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang disebut juga naluri, yaitu:

 Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan diri

 Dorongan nafsu (naluri) mengembangkan diri, dan

 Dorongan nafsu (naluri) mempertahankan jenis. Dengan dimilikinya ketiga naluri pokok itu, maka

(28)

memotivasi seseorang harus berdasarkan naluri mana yang akan dituju dan perlu dikembangkan.

c) Teori Reaksi Yang Dipelajari atau Teori Lingkungan Kebudayaan

Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri – naluri, tetapi berdasarkan pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. Orang belajar sangat banyak dari kebudayaan di tempat ia hidup dan dibesarkan.

Menurut teori ini apabila seorang pemimpin atau seorang pendidik akan memotivasi anak buah atau anak didiknya, pemimpin atau pendidik itu harus mengetahui dengan benar latar belakang kehidupan dan kebudayaan orang – orang yang dipimpin atau didiknya.

d) Teori Daya Pendorong

Teori ini merupakan perpaduan antara “Teori Naluri” dengan “Teori Reaksi yang Dipelajari”. Daya pendorong adalah semacam naluri, tetapi hanya suatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.

(29)

atas daya pendorong, yaitu atas naluri juga reaksi yang dipelajari dari kebudayaan lingkungan yang dimilikinya.

e) Teori Kebutuhan

Teori ini beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan manusia pada dasarnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya, baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.

Menurut teori ini, apabila seorang pemimpin atau pendidik bermaksud memberikan motivasi kepada seseorang, ia harus berusaha mengetahui terlebih dahulu apa kebutuhan – kebutuhan orang yang akan dimotivasinya.

2.2.3.2.2 Kualitas dan Potensi Tenaga Pengajar

Dalam proses belajar mengajar, tenaga pengajar mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi anak didiknya untuk mencapai tujuan. Tenaga pengajar mempunyai tanggung jawab untuk membantu proses perkembangan anak didiknya. Penyampaian materi pelajaran maupun perkuliahan hanyalah merupakan salah satu dari kegiatan dalam belajar sebagai suatu proses yang dinamis dalam segala fase dan proses perkembangan anak didiknya (Slameto, 2003: 97).

(30)

pengetahuan yang cukup tentang prinsip – prinsip belajar sebagai dasar dalam merancang kegiatan belajar mengajar, seperti merumuskan tujuan, memilih metode, menetapkan evaluasi, dan sebagainya. Mengajar merupakan suatu komponen dari kompetensi – kompetensi tenaga pengajar dan setiap tenaga pengajar harus menguasai serta terampil melaksanakannya.

(31)

Nasution (2005: 129-130), mengemukakan beberapa sifat yang diinginkan mahasiswa dari seorang pemberi kuliah, yaitu:

1) Menyajikan bahan dengan jelas dan logis.

2) Memungkinkan mahasiswa untuk memahami prinsip – prinsip pokoknya.

3) Dapat didengar dengan jelas oleh mahasiawa.

4) Dapat membuat bahan yang disampaikan mengandung makna secara intelektual.

5) Dapat menyelesaikan seluruh bahan untuk kuliahnya. 6) Memelihara kontinuitas perkuliahannya.

7) Konstruktif dan bersifat membantu dalam kritiknya. 8) Memperlihatkan keahlian dalam bidangnya.

9) Menjaga kecepatan yang serasi selama perkuliahan.

10) Memasukkan dalam perkuliahannya hal – hal yang tidak ada dalam buku.

2.2.3.2.3. Media Pendidikan

(32)

2.2.3.2.3.1. Manfaat Media Pendidikan

Menurut Encyclopedia of educational Research (Hamalik, 1989: 15), manfaat media pendidikan adalah sebagai berikut :

1) Meletakkan dasar - dasar yang konkrit untuk berfikir. 2) Memperbesar perhatian para mahasiswa.

3) Meletakkan dasar – dasar yang penting untuk perkembangan belajar.

4) Memberikan pengalaman yang nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan mahasiswa.

5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinu.

6) Membantu tumbuhnya pengertian, sehingga membantu perkembangan kemampuan berbahasa.

(33)

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis penelitian

Untuk mengetahui sejauh mana peranan proses belajar mengajar (studi kasus pada mahasiswa akuntansi UPN “Veteran” Jawa Timur) bagi mahasiswa dalam meraih prestasi, dengan unsur – unsur pokok yang terdapat dalam fokus penelitian, maka digunakan metode penelitian kualitatif.

Penelitian kualitatif pada hakekatnya ialah mengamati orang dalam lingkungan hidupnya, berinteraksi dengan mereka, berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya (Nasution, 1988 : 55 dalam Sugiyono, 2008 : 180). Dalam penelitian ini yang akan diamati adalah orang, mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur dengan berbagai latar belakangnya. Mahasiswa UPN “Veteran” ini mempunyai suatu kegiatan yang berupa menjalani perkuliahan. Mahasiswa ini berada dalam suatu tempat, dalam hal ini tempatnya adalah pada kampus UPN “Veteran” Jawa Timur. Interaksi antara mahasiswa (aktor), dengan kegiatan – kegiatan (activity) dan tempat (place) akan menghasilkan suatu situasi sosial tertentu.

Adanya penerapan metode kualitatif dalam penelitian ini, akan membuat data yang didapat menjadi lebih lengkap, lebih mendalam, kredibel, dan bermakna sehingga tujuan penelitian dapat dicapai.

(34)

Penggunaan metode kualitatif ini, bukan karena metode ini baru, tetapi memang permasalahan lebih tepat datanya dengan metode kualitatif. Dengan metode kuantitatif, hanya bisa diteliti beberapa variabel saja, sehingga seluruh permasalahan yang telah dirumuskan tidak akan terjawab dengan metode kuantitatif. Dengan metode kuantitatif tidak dapat ditemukan data yang bersifat proses belajar mengajar, perkembangan suatu kegiatan, deskripsi yang luas dan mendalam, perasaan, norma, keyakinan, sikap mental, dan budaya yang dianut seseorang maupun sekelompok orang dalam lingkungannya. Dengan metode kuantitatif hanya dapat digali fakta-fakta yang bersifat empirik dan terukur. Fakta-fakta yang tidak tampak oleh indera akan sulit diungkapkan. Dengan metode kualitatif, maka akan dapat diperoleh data yang lebih tuntas, pasti, sehingga memiliki kredibilitas yang tinggi.

3.2. Alasan Ketertarikan Peneliti (Acknowledge)

(35)

jarang juga seorang sarjana akuntansi yang tidak betul – betul menguasai ilmu akuntansi. Hal ini disebabkan karena kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap akuntansi itu sendiri. Pemahaman akuntansi merupakan suatu kemampuan seseorang untuk mengenal dan mengerti tentang akuntansi. Kurangnya pemahaman akuntansi ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, seperti : kesehatan, intelegence, minat, bakat, motif, kematangan dan kelelahan, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, seperti : keluarga, sekolah yang meliputi metode mengajar, kurikulum, alat pelajaran, dan sebagainya.

Selain itu, tingkat pemahaman akuntansi dapat diukur dari nilai mata kuliah akuntansi yang meliputi; nilai pengantar akuntansi, nilai akuntansi keuangan menengah, nilai akuntansi keuangan lanjutan, nilai auditing, nilai teori akuntansi, nilai sistem akuntansi serta nilai perpajakan.

(36)

Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto, 2003: 2). Sedang mengajar adalah suatu aktivitas untuk mencoba menolong, membimbing seseorang untuk mendapatkan, mengubah atau mengembangkan skill, attitude, ideals (cita – cita), appreciations (penghargaan), dan knowledge (Slameto, 2003: 29).

(37)

Sarana prasarana pendidikan atau biasa disebut media pendidikan ialah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka untuk lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antar dosen dan mahasiswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di universitas (Hamalik, 1989: 12).

Sedang lingkungan yang dimaksud dalam proses belajar mengajar ialah motivasi orang – orang sekitar yang dapat menimbulkan semangat belajar mahasiswa dan kesadaran mahasiswa akan pentingnya ilmu akuntansi bagi mahasiswa akuntansi

3.3. Lokasi Penelitian

Tempat dimana penelitian nantinya akan berlangsung atau lokus ialah di gedung Fakultas Ekonomi, Program Studi Akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang beralamatkan di Jalan Raya Rungkut Madya, Gunung Anyar, Surabaya.

3.4. Penentuan Informan

(38)

Peneliti memilih mereka sebagai informan dalam penelitian ini, dikarenakan mereka melakukan aktivitas yang berhubungan langsung proses belajar mengajar akuntansi, menjalankan perkuliahan akuntansi, menikmati fasilitas – fasilitas atau sarana - sarana perkuliahan akuntansi. Mahasiswa yang belajar, dosen yang mengajar.

3.5. Sumber data dan Teknik Pengumpulan Data

Sumber dan teknik pengumpulan data dalam penelitian disesuaikan dengan fokus dan tujuan penelitian. Dalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih, dan mengutamakan perpektif emic, artinya mementingkan pandangan informan, yakni bagaimana mereka memandang dan menafsirkan dunia dari pendiriannya. Peneliti tidak bisa memaksakan kehendaknya untuk mendapatkan data yang diinginkan.

Sesuai dengan fokus penelitian, maka yang dijadikan sampel sumber data dan teknik pengumpulan data adalah seperti berikut.

(39)

mempengaruhi proses perkuliahan. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan observasi dan dokumentasi, yaitu peneliti terjun langsung kelapangan, dengan mengikuti perkuliahan yang sedang berlangsung.

2. Untuk mendapatkan data tentang perkembangan kemampuan atau tingkat pemahaman mahasiswa, sumber datanya adalah mahasiswa itu sendiri. Teknik pengumpulan datanya dengan melakukan wawancara kepada sumber data dan dengan observasi terhadap pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperlukan dalam setiap melakukan proses belajar mengajar.

3. Untuk mendapatkan data tentang kompetensi tenaga pengajar atau kualitas dosen, sumber datanya adalah tenaga pengajar itu sendiri yaitu dosen. Teknik pengumpulan datanya adalah dengan wawancara kepada sumber data dan dengan observasi terhadap pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperlukan dalam setiap melakukan proses mengajar.

(40)

3.6. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang utama adalah peneliti sendiri, namun setelah fokus penelitian menjadi jelas mungkin akan dikembangkan instrumen penelitian sederhana, yang diharapkan dapat digunakan menjaring data pada sumber data yang lebih luas, dan mempertajam serta melengkapi data hasil pengamatan dan observasi.

3.7. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif, mengikuti konsep yang diberikan Miles and Huberman dan Spradley.

Miles and Huberman (1984), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus pada setiap tahapan penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

(41)

dengan analisis komponensial. Selanjutnya untuk sampai menghasilkan judul dilakukan dengan analisis tema.

[image:41.595.135.509.271.470.2]

Proses analisis data secara interaktif dapat disajikan dalam bentuk skema sebagai berikut :

Gambar 3.1. Analisis interaktif menurut miles dan Huberman

Pengumpulan data

Penyajian data

Reduksi data

Penarikan Kesimpulan

ferivikasi

3.8. Pengujian Kredibilitas Data

Pengujian kredibilitas data penelitian akan dilakukan dengan cara : 1. Perpanjangan pengamatan

(42)

ragu - ragu dalam memberikan data, sehingga data yang diperoleh pada tahap I ternyata masih belum konsisten, masih berubah - ubah. Perpanjangan pengamatan sampai dua kali maka data yang diperoleh dirasa telah jenuh.

2. Meningkatkan ketekunan

Pengujian kredibilitas dengan meningkatkan ketekunan ini dilakukan dengan cara peneliti membaca seluruh catatan hasil penelitian dengan cermat, sehingga dapat diketahui kesalahan dan kekurangannya. Demikian juga dengan meningkatkan ketekunan maka, peneliti dapat memeberikan deskripsi data yang akurat dan sistematis tentang apa yang diamati.

Sebagai bekal peneliti untuk meningkatkan ketekunan adalah dengan cara membaca berbagai referensi buku maupun hasil penelitian atau dokumentasi - dokumentasi yang terkait dengan temuan yang diteliti. Dengan membaca ini maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam, sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang ditemukan itu benar/ dipercaya atau tidak. 3. Triangulasi

(43)
(44)

4.1. Profil Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

4.1.1. Sejarah Singkat Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi

Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur didirikan pada tahun 1974 dengan ijin pendirian dari Departemen Pertahanan Keamanan (Dephankam) dengan status “Negeri Kedinasan”. Hal ini terjadi karena pada saat itu UPN “Veteran” Jawa Timur merupakan Perguruan Tinggi Kedinasan yang berada dibawah pengelolaan Departemen Pertahanan Keamanan. Pada tahun 1994 berdasarkan Surat Keputusan Bersama Mendikbub dan Menhankam Nomor : Kep/0307/U/1994 - 10/XI/1994 tanggal 29 Nopember 1994 tentang Peningkatan Pengabdian UPN “Veteran” Jawa Timur melalui Pelaksanaan Keterkaitan dan Kesepadanan, maka status UPN “Veteran” beralih dari Perguruan Tinggi Kedinasan menjadi Perguruan Tinggi Swasta. Pada tahun 2003 hasil Akreditasi BAN PT Depdiknas Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi berstatus Terakreditasi dengan Nilai B. Kemudian pada tahun 2008 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi, mengalami peningkatan akreditas. Pada tahun itu BAN PT menyatakan bahwa Program studi sarjana akuntansi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Surabaya, Terakreditasi dengan peringkat A.

(45)

Pengelolaan dan pengembangan Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi bertitik tolak dan berpedoman pada visi, misi, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan ini telah dilakukan berbagai upaya dengan dukungan sumber daya manusia, sarana dan prasarana yang cukup, tata pamong dengan mekanisme kerja dan job diskripsi yang jelas sesuai dengan struktur organisasi di Jurusan / Fakultas. Dalam pengelolaan dan pengembangan jurusan, Akuntans tidak lepas dari peran pemimpin, baik yang ada di Jurusan Fakultas dan Universitas yang memiliki kemampuan dan wawasan ke depan dalam membuat dan melaksanakan perencanaan untuk penjaminan mutu kelulusan.

Seleksi penerimaan mahasiswa baru dilakukan dengan Metode “one day service”, artinya proses pendaftaran, test dan pengumuman dapat dilakukan dalam waktu 1 hari. Jumlah mahasiswa baru yang diterima di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dalam 3 (tiga) tahun terakhir rata-rata 240 orang/tahun sesuai kapasitas ruang yang tersedia. Semua mahasiswa tersebut merupakan mahasiswa murni (tidak sedang bekerja). Sementara jumlah peminat (animo) dalam 3 (tiga) tahun terakhir rata-rata mencapai 525 orang/tahun, sehingga tingkat keketatan masuk jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi mencapai 1 : 2.

(46)

Sumber dana untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pendidikan berasal dari mahasiswa, Departemen Pertahanan dan bantuan sumbangan dari pihak-pihak lain yang bersifat tidak mengikat. Ketersediaan sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan program kegiatan belajar mengajar terus diusahakan peningkatannya baik kualitas maupun kuantitasnya sehingga dapat menunjang secara optimal kelancaran pelaksanaan tugas-tugas bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian dan pengabdian pada masyarakat. Pada tahun 2003 telah dibangun gedung perpustakaan baru seluas 1.200 m2 yang dilengkapi AC dan computer, tersedia buku 8.254 judul, 18.380 expl, 18 judul jurnal ilmiah nasional, 8 judul jurnal ilmiah internasional, dan 12 majalah ilmiah lokal. Ruang Baca Fakultas/Jurusan tersedia buku 8.962 judul, 31.694 expl, 10 jurnal ilmiah nasional, 2 judul jurnal ilmiah internasional. Untuk bidang ilmu akuntansi tersedia 2.988 buku, dan di ruang baca Fakultas Ekonomi sebanyak 155 Judul dengan jumlah 1.653 exemplar, di ruang baca Jurusan Akuntansi sebanyak 741 exemplar, 33 judul jurnal nasional dan 1 jurnal internasional sebanyak 151 exemplar, dan 15 judul majalah Indonesia dan 1 judul majalah asing sebanyak 48 exemplar.

(47)

dan dievaluasi kembali disesuaikan dengan dinamika perkembangan IPTEK, tuntutan stakeholder, dan tantangan masa depan.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar, Jurusan tetap konsisten pada peningkatan dan pengembangan jurusan untuk menghasilkan mutu lulusan yang lebih berkualitas sesuai kebutuhan pengguna dan perkembangan disiplin Akuntansi. Untuk itu telah dilakukan lokakarya untuk menyusun kurikulum KBK, GBPP, SAP dan Hand-out mata kuliah, peningkatan kualitas dosen dan peningkatan kualitas laboratorium. Pelaksanaan kurikulum KBK ditujukan agar mahasiswa dapat menguasai ilmu pengetahuan dan ketrampilan yang cukup memadai untuk mendapatkan/menciptakan pekerjaan. Strategi pembelajaran menggunakan metode Problem Base Learning dan Student Centered Learning. Evaluasi program kegiatan jurusan dilaksanakan setiap akhir

semester dimana hasilnya diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada mahasiswa, baik dalam kegiatan intra kurikuler maupun ekstra kurikuler.

(48)

4.1.2. Tempat Kedudukan

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur terletak di Jl. Raya Rungkut Madya Surabaya, memiliki 20 gedung pada 22 hektar luas tanah, termasuk gedung Giri Pustaka dan Gedung Giri Loka Pusat Olah Raga.

4.1.3. Visi dan Misi Program studi Akuntansi 4.1.3.1. Visi

Sebagai pusat keunggulan (center of excellence) dalam proses belajar mengajar bidang ilmu akuntansi denagn reputasi terpuji bagi dunia akademik dan praktis dalam menghadapi dinamika ilmu pengetahuan, teknologi dan perusahaan global.

4.1.3.2. Misi

1. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional dan bidang akuntansi yang memiliki nilai dan jiwa kepemimpinan dengan kemampuan intelektual yang tinggi dan mampu berkarya pada jenjang profesional.

(49)

3. Menyiapkan dan mencetak tenaga profesional yang mempunyai komitmen terhadap nilai etika, budaya, kewirausahaan dan berorientasi global.

Adapun misi tersebut dibagi menjadi 3 konsentrasi : 1. Konsentrasi akuntansi Keuangan

Mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi akuntansi keuangan (akuntan publik) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pemeriksa laporan keuangan, penilaian kinerja perusahaan maupun sebagai pembuat laporan keuangan.

2. Konsentrasi akuntansi Manajemen

Mencetak mahasiswa lulusan akuntansi dengan konsentrasi akuntansi manajemen (akuntan internal) yang handal dan kompeten yang mampu bersaing untuk menjadi pembuat laporan keuangan perusahaan, penilai kinerja perusahaan untuk pengambilan keputusan pihak manajemen.

3. Konsentrasi Akuntansi Sektor Publik

(50)

4.2. Belajar Dan Mengajar Yang Efektif 4.2.1. Cara Belajar Yang Efektif

Untuk mempertinggi produksi, maka Miunsterberg dan Taylor mengadakan penyelidikan ilmiah tentang cara – cara bekerja efisien. Efisien dalam Industri telah banyak menjadi kenyataan, sehingga pemborosan bahan dan waktu diperkecil samapi minimal. Demikian pula dalam hal belajar, ada beberapa cara yang efisien dan tidak efisien. Banyak siswa dan mahasiswa yang gagal atau tidak mendapatkan hasil yang baik dalam pelajarannnya karena mereka tidak mengetahui cara – cara belajar yang efektif. Agar belajar menjadi efektif, maka dibutuhkan beberapa hal : 1. Perlunya bimbingan

(51)

2. Kondisi dan Strategi Belajar

Belajar yang efektif dapat membantu mahasiswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan cara belajar yang efektif perlu diperhatikan beberapa hal berikut ini :

 Kondisi internal

Yang dimaksud kondisi internal yaitu kondisi (situasi) yang ada di dalam diri mahasiswa itu sendiri misalnya kesehatan, keamanannya, ketentramannya, dan sebagainya. Mahasiswa dapat belajar dengan baik apabila kebutuhan – kebutuhan internalnya dapat dipenuhi. Menurut Maslow ada 7 jenjang kebutuhan primer manusia yang harus dipenuhi.

a) Kebutuhan fisiologis, yaitu kebutuhan jasmani manusia, misal kebutuhan akan makan, minum, tidur, istirahat, dan kesehatan.

(52)

c) Kebutuhan akan kebersamaan dan cinta, yaitu rasa kasih dan sayang dari orang tua dan keluarga serta teman – teman, sebagai suatu support dalam belajar. d) Kebutuhan akan status (misalnya keinginan akan

keberhasilan). Tiap orang akan berusaha agar keinginannya dapat berhasil. Untuk kelancaran belajar, perlu optimis, percaya akan kemampuan diri, dan yakin bahwa ia dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik.

e) Kebutuhan self – actualisation. Belajar yang efektif dapat diciptakan untuk memenuhi kebutuhan sendiri, image seseorang. Tiap orang tentu berusaha untuk memenuhi keinginan yang di cita – citakan. Oleh karena itu mahasiswa harus yakin bahwa dengan belajar yang baik akan dapat membantu tercapainya cita – cita yang diinginkan.

(53)

g) Kebutuhan estentik, yaitu kebutuhan yang dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan dan kelengkapan dari suatu tindakan. Hal ini hanya mungkin terpenuhi jika individu belajar tak henti –hentinya tidak hanya selam di pendidikan formal aja tetapi juga setelah selesai, setelah bekerja, berkeluarga serta berperan dalam masyarakat.

 Kondisi Eksternal

Yang dimaksud kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, umpamanya kebersihan rumah, penerangan, serta keadaan lingkungan fisik yang baik dan teratur, misalnya :

a) Ruang belajar harus bersih, tak ada bauan yang mengganggu konsentrasi pikiran.

b) Ruangan cukup terang, tidak gelap yang dapat mengganggu mata.

c) Cukup sarana yang diperlukan untuk belajar, misalnya alat pelajaran, buku – buku, dan sebagainya.

 Stategi Belajar

(54)

diperlukan untuk mencapai suatu hasil yang maksimal. Setiap individu pasti mempunyai strategi belajar masing – masing yang sesuai dengan karakter mereka, yang dapat membentu mereka belajar dengan efisien. seperti membuat rangkuman setelah perkuliahan, membaca kembali materi perkuliahan sebelum perkuliahan dimulai dan sebagainya

3. Metode Belajar

Metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Belajr bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan dan ketrampilan, cara – cara yang dipakai itu akan menjadi kebiasaan. Kebiasaan ini membahas kebiasaan belajar yang mempengaruhi belajar, khususnya pembuatan jadwal dan pelaksanaannya, membaca dan membuat catatan, mengulangi bahan pelajaran, konsentrasi dan mengerjakan tugas.

4.2.2. Cara Mengajar Yang efektif

Mengajar yang efektif adalah mengajar yang dapat membawa belajar siswa menjadi efektif. Untuk melaksanakan mengajar yang efektif diperlukan syarat – syarat sebagai berikut :

(55)

kritis, kemampuan menganalisa, kemampuan mengucapkan pengetahuannya dan lain sebagainya, tetapi juga mengalami aktivitas jasmani seperti mengerjakan sesuatu, menyusun intisari pelajaran, membuat peta dan lain sebagainya.

2. Guru harus mempergunakan banyak metode pada waktu mengajar. Variasi metode mengakibatkan penyajian bahan pelajaran lebih menarik mahasiswa, mudah diterima, dan kelas menjadi hidup. Metode penyajian yang selalu sama akan membosankan mahasiswa.

3. Motivasi, hal ini sangat berperan pada kemajuan perkembangan mahasiswa selanjutnya melalui proses belajar. Bial motivasi tepat pada sasaran akan meningkatkan kegiatan belajar.

4. Kurikulum yang baik dan seimbang. Kurikulum yang memenuhi tuntutan masyarakat dikatakan kurikulum itu baik dan seimbang. Kurikulum ini juga harus mampu mengembangkan segala segi kepribadian mahasiswa, disamping kebutuhan mahasiswa sebagai anggota masyarakat.

(56)

perencanaan secara individual pula, agar dapat mengembangkan kemampuan – kemampuan mahasiswa secar individual.

6. Dosen akan mengajar efektif bila selalu membuat perencanaan sebelum mengajar. Dengan persiapan mengajar dosen akan mantap di depan kelas, perencanaan yang matang dapat menimbulkan banyak inisiatif dan daya kreatif dosen waktu mengajar, dapat meningkatkan interaksi belajar mengajar anatara dosen dan mahasiswa.

7. Pengaruh dosen yang sugesti perlu diberikan pula kepada mahasiswa. Sugesti yang kuat akan merangsang mahasiswa untuk lebih giat belajar.

8. Seorang dosen harus memiliki keberanian menghadapi mahasiswanya, juga masalah – masalah yang timbul pada waktu proses belajar mengajar berlangsung. Keberanian menumbuhkan kepercayaan diri sendiri, sehingga dosen dapat berwibawa di depan kelas, maupun di luar kelas. Kewibawaan guru menyebabkan segala cita – cita yang ditanamkan kepada mahasiswa akan diperhatikan dan diresapkan oleh mahasiswa yang bersangkutan. 9. Dosen harus mampu menciptakan suasana yang demokratis.

(57)

untuk mencari jalan keluar bila menghadapi masalah, akan mengembangkan kemampuan berpikir siswa, cara memecahkan masalah, kepercayaan pada diri sendiri yang kuat, hasrat ingin tau, dan usaha menambah pengetahuan atas inisiatif sendiri.

10.Pada penyajian materi perkuliahan, dosen perlu memberikan masalah – masalah yang merangsang untuk berfikir. Rangsangan yang mengenai sasaran menyebabkan mahasiswa dapat bereaksi dengan tepat terhadap persoalan yang dihadapinya. Siswa akan hidup kemampuan berfikirnya, pantang menyerah bila persoalannya belum memperoleh penyelesaian.

11.Pelajaran yang disampaikan oleh dosen perlu dihubungkan dengan kehidupan yang nyata di masyarakat. Bentuk – bentuk kehidupan di masyarakat dibawa ke sekolah, agar mahasiswa mempelajarinya sesuai dengan kenyataannya. Sehingga bila mahasiswa telah selesai pendidikannya dan bekerja di masyarakat tidak akan canggung lagi, karena telah biasa dilakukan di perkuliahan.

(58)

diri sendiri, sehingga siswa tidak selalu menggantung diri pada orang lain.

13.Pengajaran remedial

Banyak faktor menjadi penyebab kesulitan belajar. Dosen perlu meneliti faktor – faktor itu, agar dapat memberikan diagnosa kesulitan belajar dan menganalisa kesulitan – kesulitan itu.dari sebab itu dosen harus menyusun perencanaan pengajaran remedial pula, dan dilaksanakan bagi mahasiswa yang membutuhkan. Bila semua syarat itu dipenuhi oleh guru waktu mengajar, diharapkan interaksi belajar mengajar itu meningkat, atau dapat dikatakan dosen melaksanakan mengajar yang efektif.

Dalam mengajar yang efektif ini dapat dikemukakan suatu pandanagn lain yang dapat menjadi pertimbangan juga. Pandanagn in mengatakan bahwa mengajar yang efekif perlu mempertimbangkan hal – hal sebagai berikut :

a. Penguasaan Materi.

(59)

sudah pernah menjalankan praktek mata kuliah tersebut atau paling tidak dosen sudah pernah mengikuti magang untuk memperoleh penguasaan terhadap materi tersebut.

b. Cinta kepada yang diajarkan.

Dosen yang mencintai pelajaran yang diberikan, akan berusah mengajar dengan efektif, agar pelajaran itu dapat menjadi milik mahasiswa sehingga berguna bagi hidupnya kelak. Dosen yang cinta pada pekerjaannya, akan menyadari pula bahwa mengajar adalah profesinya, sehingga pantang mundur walaupun banyak mengalami kesulitan dalam tugasnya.

c. Pengalaman pribadi dan pengetahuan yang telah dimiliki mahasiswa.

Pengetahuan yang dibawa mahasiswa dari lingkungan keluarganya, dapat memberikan sumbangan yang besar bagi para dosen untuk mengajar.

d. Variasi metode.

Waktu dosen mengajar bila hanya menggunakan salah satu metode maka akan membosankan, mahasiswa tidak tertarik pada pelajarannya. Dengan variasi metode dapat meningkatkan kegiatan belajar mahasiswa.

(60)

dosen harus selalu menambah ilmunya, dan mengadakan diskusi ilmiah agar dapat meningkatkan kemampuan mengajarnya.

f. Bila dosen mengajar harus selalu memberikan pengetahuan yang aktual dan dipersiapkan sebaik – baiknya. Pengetahuan yang aktual akan menarik minat mahasiswa, karena mereka saat itu sedang mengalami peristiwa itu juga, sehingga materi yang disampaikan dosen akan menimbulkan rangsangan yang efektif bagi belajar mahasiswa.

g. Dosen harus berani memberikan pujian. Pujian yang diberikan dengan tepat dapat mengakibatkan mahasiswa mempunyai sikap yang positif, daripada dosen selalu mengkritik dan mencela. Pujian dapat menjadi motivasi belajar mahasiswa yang positif.

h. Seorang dosen harus mampu menimbulkan semangat belajar secar individual. Masing – masing mahasiswa mempunyai perbedaan dalam pengalaman, kemampuan dan sifat – sifat pribadi yang lain, sehingga dapat memberikan kebebasan dan kebiasaan pada siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dan penuh inisiatif dan kreatif dalam pekerjaannya.

(61)

sedemikian maju dengan pesatnya. Akibatnya para dosen sudah tidak mungkin lagi mengajar dengan sistem yang lama. Kita harus memanfaatkan kemajuan teknologi tersebut untuk meningkatkan mengajar supaya efektif. Itulah konsekuensi dosen yang menanggapi pembaruan dalam dunia pengajaran.

4.3. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar dan Hasil Belajar

(62)

Gambar 4.1 : Proses (siklus) Belajar

INSTRUMENTAL INPUT

TEACHING -- LEARNING

INPUT OUTPUT

PROCESS

ENVIRONMENTAL INPUT

[image:62.595.131.536.150.365.2]
(63)

Di dalam proses belajar mengajar , maka yang dimaksud masukan mentah atau raw input adalah mahasiswa. Sebagai raw input mahasiswa memiliki karakteristik tertentu, baik fisiologis maupun psikologis. Mengenai fisiologis ialah bagaiman kondisi fisiknya, panca inderanya, dan sebagainya. Sedangkan yang menyangkut psikologis adalah : minatnya, tingkat kecerdasannya, bakatnya, motivasinya, kemampuan kognitifnya, dan sebagainya. Semua ini dapat mempengaruhi bagaimana proses belajar mengajar berlangsung dan hasil belajarnya.

Yang termasuk instrumental input atau faktor – faktor yang disengaja dirancang dan dimanipulasikan adalah : kurikulum atau bahan pelajaran, dosen yang memberikan pengajaran, sarana dan fasilitas serta manajemen yang berlaku di universitas. Di dalam keseluruhan sistem maka instrumental input merupakan faktor yang sangat penting pula dan paling menentukan dalam pencapaian hasil atau output yang dikehendaki, karena instrumental input inilah yang menentukan bagaimana proses belajar mengajar itu akan terjadi di dalam diri si pelajar.

(64)
[image:64.595.149.497.161.532.2]

Gambar 4.2 : Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar Mengajar dan Hasil Belajar

Alam Lingkungan Sosial

Luar

Kurikulum/bahan pelajaran Instrumental Guru/pengajar

Sarana dan Fasilitas

Faktor Administrasi/manajemen

Kondisi fisik

Fisiologi Kondisi panca indera

Dalam Bakat Minat Psikologi Kecerdasan

Motivasi

(65)

PERANAN PROSES BELAJAR MENGAJAR BAGI MAHASISWA DALAM MERAIH PRESTASI

5.1. Di Pandang Dari Segi Mahasiswa Akuntansi

Sub bab ini, peneliti akan menguraikan tentang pendapat para informan yang berasal dari kalangan mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntasi mengenai sejauh mana proses belajar mengajar berperan terhadap prestasi mahasiswa. Dalam hal ini informan mahasiswa yang diwawancarai adalah mahasiswa yang mempunyai IPK cukup hingga yang mempunyai IPK bagus.

[image:65.595.83.561.549.709.2]

Tercapainya prestasi mahasiswa yang bagus disebabkan oleh berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif,. Namun sama halnya dengan istilah “manusia tak ada yang sempurna”, proses belajar mengajarpun juga tak bisa selalu sempurna. Terkadang terdapat kendala - kendala atau hambatan yang membuat proses belajar mengajar itu menjadi tidak efektif. Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan mahasiswa, ditemukan beberapa kendala dalam proses belajar mengajar, seperti halnya pada tabel 5.1 berikut :

Tabel 5.1. Refleksi Pendapat Informan Mahasiswa Jawaban Informan Topik

40% 10% 45% 5% Refleksi

Dosen Kendala yang dialami dalam proses belajar mengajar Dosen kurang pendekatan kepada mahasiswa Dosen tidak on-time (terlambat), jarang masuk. kendala ada pada individu masing – masing (minat dan kemampuan) Fasilitas kurang memadai (sering rusak) Tiap mahasiswa mempunyai kendala masing masing dalam proses belajarnya Sumber : hasil wawancara informan mahasiswa

(66)

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat berbagai kendala yang dialami mahasiswa dalam proses belajar mengajar yang mereka jalani. 40% dari mahasiswa yang diwawancarai menyatakan dosen kurang pendekatan kepada mahasiswa. Berikut hasil wawancara bersama salah satu dari 40% informan yang menyatakan hal diatas : “...dari tim pengajarnya, ini permintaan request dari teman-teman, itu sebenarnya

pengajaran kalo bisa itu pendekatan dari dosen ke mahasiswanya itu lebih

dekat gitu. Karena untuk saat ini dosen-dosen kurang paham dengan

mahasiswa gitu. Untuk penerimaan dari staff dosen itu saya anggap

kurang..jadi ga harus proses belajar dari mahasiswa itu sendiri, tapi

harusnya dosen juga yak apa mendekatkan diri, jadi mengajar itu bisa

diterima gt...”. Dalam hal ini yang dimaksud dengan kata kurang

(67)

pengajar dimana penjelasan, cara menjelaskan yang kurang sempurna

menurut saya,eeeee… gimana ya... mungkin.., asdos ato dosen itu

menjelaskan terlalu terges gesa mgkn karena mengenggap mahasiswa itu

udah ngerti semua, tapi sebenarnya ga semua mahasiswa itu, cepat ngerti

cepat tanggap .Jadi cara menjelaskan itu aja.”

Kemudian 10% dari informan menyatakan bahwa Dosen mengalami penurunan kualitas mengajar. Beberapa dosen ada yang suka datang terlambat ketika hendak mengajar, sehingga membuat mahasiswa menunggu dan mengakibatkan proses belajar mengajar tak efisien lagi. Terkadang ada juga dosen yang tak hadir dalam perkuliahan tanpa ada konfirmasi dg mahasiswa, dan kemudian mengganti jadwal belajar mengajar di hari lain, hal ini menimbulkan rasa kurang semangat pada mahasiswa, karena berubahnya jadwal belajar mengajar terkadangkan menimbulkan “kress” dengan jadwal mata kuliah yang lain, sehingga membuat proses belajar mengajar menjadi tidak efisien dan mahasiswa menjadi malas. Berikut hasil wawancara bersama salah satu dari 15% informan yang menyatakan hal diatas : “...dalam hal waktu.... kalo... dah molor gitu. Kalo misalnya belum dateng gitu, jadinya ya

mahasiswanya nunggu, trus jadinya males..males gitu ma dosennya..”

(68)

ganti itu males, ga bisa, ganti hari lain trus jadwalnya tabrakan... itu bikin

males ae mbak gitu..”. sehubungan dengan pernyataan diatas, peneliti

mencoba menanyakan kebenaran dari pernyataan diatas, kepada informan dosen, akan sikap dosen yang kurang disiplin di dalam mengajar tersebut, dan ternyata hal ini dibenarkan. Berikut hasil wawancara peneliti dengan informan dosen yang membenarkan pernyataan diatas :”.... kalo dari dosennya sich saya melihat dosen - dosen di upn rata - rata sudah bagus

lah ya, dalam hal, kewajiban- kewajiban dia mengajar, Cuma memang

ada satu dua, yang memang karena kesibukannya, mungkin pernah

menunda perkuliahan atau menggantikannya di hari lain, tapi.. ee.. secara

umum..proses belajar menganjar di upn udah cukuplah ...”.

(69)

mendorong mahasiswa untuk berusaha mendapatkan prestasi yang baik. Berikut hasil dari wawancara dari salah satu informan yang merupakan bagian dari 45% informan yang menyatakan tergantung individunya : “...kalo saya lihat itu mungkin dari minatnya anak2 di akuntansi itu

kebanyakan kalo udah cenderung ke angka2 itu mereka udah kacau,

males, mangkanya itu dalam perhitungannya itu, angka2 aja susah

apalagi perhitungannya, mereka malah ga minat sama sekali. gitu.” Dari

(70)

Kemudian sebagian lagi dari informan, 5% menyatakan bahwa fasilitas yang ada di Universitas Pembangunan nasional “Veteran Jawa Timur kurang men-support proses belajar mengajar. Ada yang menyatakan kurangnya perawatan terhadap fasilitas atau media pendidikan, terutama yang berada di dalam kelas. Berikut hasil wawancara dari beberapa informan yang menyatakan fasilitas kurang memadai : “...kalo perpus udah bagus.. cuma terkadang.. emm..kayak proyektor, fasilitas kelas, agak

kurang.. emm. Terkadang rusak.. ga ada remotnya..”

(71)

Salah satu bukti bahwa mahasiswa termotivasi menggunakan media pendidikan perpustakaan, dapat dilihat dari grafik pengunjung perpustakaan pusat per –jurusan berikut :

Sumber: Perpustakaan Pusat UPN "Veteran” Jawa Timur

5.2. Di Pandang Dari Segi Dosen Akuntansi

Sub bab ini menguraikan tentang pendapat para infoman yaitu tenaga pengajar akuntansi, atau yang biasa disebut dengan dosen akuntansi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(72)
[image:72.595.144.518.234.355.2]

berbagai kendala di dalamnya. Hal ini juga dinyatakan oleh para informan dosen kita, yang juga menyatakan kendalanya dalam melangsungkan proses belajar mengajar. Berikut hasil wawancara peniliti dengan dosen, seperti yang tertera pada tabel 5.2 :

Tabel 5.2. Refleksi Pendapat Informan Dosen

Topik 60% 40% Refleksi Kendala yang

dialami dalam proses belajar mengajar

Mahasiswa kurang aktif

Fasilitas kelas kurang terawat, dan kurang cepat penanganannya bila rusak.

Setiap dosen mempunyai kendala sendiri dalam proses mengajarnya Sumber : hasil wawancara informan dosen

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat berbagai kendala yang dialami dosen dalam proses belajar mengajar yang mereka jalani.

(73)

Pembangunan Nasional “Veteran” jawa Timur mengalami banyak kemajuan : “....menurut saya sudah ada perkembangan yang bagus yu.. kalo dulu dosen masih menggunakan ohp atau slide yang plastik, tapi

sekarang saya sudah melihat semua dosen hampir 100%, semuanya

menggunakan laptop, artinya para dosen udah mengikuti perkembangan

teknologi”. Namun sayangnya apabila media pendidikan ini mengalami

kerusakan, pihak universitas tidak langsung menanggapinya. Service terhadap media pendidikan yang lambat seperti ini juga akan mengganggu bahkan bisa menghambat jalannya proses belajar mengajar. Hal ini perlu ditindak lanjuti dengan serius, agar ketika salah satu dari media pendidikan ada yang rusak, bisa segera diperbaiki, dan proses belajar mengajarpun bisa berjalan secara efektif. Hal ini sesuai dengan pendapat 40% informan, yang ada di tabel 5.2. Berikut cuplikan pendapat dari salah satu informan : “...Cuma ya kita dalam mengajar khan sudah tidak menggunakan ohp,

kita menggunakan komputer semuanya, cuma kalo ada kerusakan

sayangnya pihak universitas tidak langsung menanggapi, masih ada

banyak proses dulu yang harus di tempuh. Baru ditangani..”. Namun tak

(74)

mahasiswa justru ga brani bertanya atu diskusi gitu ya.. artinya,kita

mengajar itu hanya one way traffic,satu arah aja, ga bisa ada tanggapan

gitu. Itupun kalo kita kasih semacam... eee... opo yo... endak.... semacam

kesempatan untuk bertanya atau diskusi kelompok, mahasiswanya pasif”.

Pendapat ini juga di dukung oleh beberapa pendapat lain tentang pasifnya mahasiswanya ketika berdiskusi. Berikuthasil wawancaranya : “... kalo dari mahasiswa ya kurang aktif gitu ya, kalo diskusi 5 orang gitu ya...

yang 3 akti yang 2.. ya gitu lah.. jadi membuat kelompok itu jadi tidak

maksimal”. Bahkan setelah melakukan proses belajar mengajar, dosen

biasanya memberikan tugas kepada mahasiswa guna mengevaluasi sejauh mana mahasiswa tersebut faham akan materi yang sudah disampaikan dosen, namun sayangnya mahasiswa segan untuk mengerjakan tugasnya sendiri tanpa melihat hasil orang lain. Kebanyakan dari mahasiswa selalu menyalin tugas temannya di kampus. Hal ini sesuai dengan pendapat informan berikut : “...katakan satu kelas ini yang nilainya bagus, itu paling tidak dari 30 orang itu hanya 5 orang yu..artinya apa? Mereka ini

masih malas disuruh belajar, contohnya kalo dikasih tugas.. mereka pasti

conto contoan, dari 5 itu jadi 1 kelas, nach artinya mereka itu males tho

disuruh belajar”. Disini terlihat bahwa mahasiswa malas dan enggan

(75)

mengajar di kampus motivasi ini bisa ditimbulkan oleh dosen ketika mengajar. Misalnya memberikan nilai plus jika mengumpulkan tugas lebih awal, mungkin bisa juga dengan memberikan nilai plus jika hadir dalam perkuliahan. Seperti halnya beberapa dosen yang telah melakukan hal tersebut. Untuk lebih jelasnya, berikut cuplikan hasil wawancara peneliti denagn informan dosen yang telah melakukan motivasi dalam proses belajar mengajarnya : “... kalo dari mahsiswa tidak ada masalah, karena saya selalu terapkan kalo anda hadir ada point tersendiri buat

kehadiran anda, jadi ya alhamdulillah walau habis libur panjang anak

anak yang masuk itu lalu 50% ke atas gitu.”.

(76)

yang lain. Oleh sebab itu, mahasiswa cenderung lebih tegang, takut dan grogi jika menjalankan mata kuliah – mata kuliah tersebut, akhirnya terkesan pasif, atau memang bisa juga mahasiswanya yang malas.

5.3 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan memakai sumber data yang berangkat dari keterangan para informan di lapangan. Penelitian ini bersifat lokal, terkini dan unik, sehingga tidak bisa digeneralisasikan. Perbedaan waktu sangat berpengaruh, karena apa yang terjadi di lapangan saat ini, tidak bisa dijadikan sebuah patokan bahwa akan terjadi juga di waktu yang berbeda. Sehubungan dengan kerterbatasan tersebut, maka peneliti mengharapkan bahwa segala sesuatu yang dihasilkan melalui penelitian ini, dapat dijadikan masukan bagi penelitian yang akan diadakan selanjutnya.

(77)

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Tercapainya prestasi mahasiswa yang bagus disebabkan oleh berlangsungnya proses belajar mengajar yang efektif,. Namun sama halnya dengan istilah “manusia tak ada yang sempurna”, proses belajar mengajarpun juga tak bisa selalu sempurna. Terkadang terdapat kendala - kendala atau hambatan yang membuat proses belajar mengajar itu menjadi tidak efektif, seperti halnya cara mengajar dosen, media pendidikan yang digunakan dalam proses belajar mengajar dan sebagainya, yang juga berpengaruh secara langsung terhadap hasil belajar atau prestasi mahasiswa.

Seperti yang telah dijabarkan dalm bab 5, bahwasannya baik mahasiswa maupun dosenmasing – masing mempunyai kendala dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Mahasiswa merasa dosen kurang pendekatan dari segi mengajarnya, dosen jarang masuk atau tidak on-time membuat mahasiswa menjani malas menjalani perkuliahan, belum ditambah lagi yang merubah jadwal kuliah seenaknya yang akhirnya membuat perkuliahan jadi “kress” dan tidak efisen, namun juga ada yang bermasalah dengan dirinya sendiri.

(78)

Kemudian dari pihak dosen juga mengalami kendala terhadap mahasiswa, yang tidak memberikan respon pada saat perkuliahan berlangsung. Jarang bertanya dan jarang mengerjakan tugas sendiri. Sehingga dosen susah untuk mengevaluasi tingkat kepahaman mahasiswa terhadap materi yang telah dijelaskannya.

Namun dalam hal fasilitas, kedua sisi ini, baik dari dosen maupun dari pihak mahasiswa, sama – sama memiliki keluhan yang sama, yaitu fasilitas atau media pendidikan yang berada di kelas, yang sering rusak dan tidak segera di tanggapi bila di terjadi kerusakan hal ini bisa membuat proses belajar mengajar menjadi tidak efisien.

6.2 Saran

Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dijadiakn bahan pertimbangan :

1. Bagi mahasiswa dan dosen

(79)

2. Bagi universitas

Bagi universitas, lebih tepatnya bagi Fakultas ekonomi Program Studi Akuntansi, sebaiknya lebih memperhatikan media pendidikan yang telah tersedia di kampus. Selalu update media pendidikan dan selalu memantau perawatan media pendidikan, karena hal itu akan membuat proses belajar mengajar di universitas lebih efisien, sehingga universitas dapat mencetak mahasiswa yang bermutu dan berprestasi baik.

3. Bagi Peneliti yang akan datang

Diharapkan dengan adanya penelitian ini, akan banyak peneliti – peneliti lain yang tertarik untuk menggunakan metode penelitian kualitatif dalam melakukan penelitian, untuk penelitian selanjutnya akan lebih baik lagi kalo penelitian lebih di kembangkan bukan hanya pada fakultas ekonomi program studi akuntansi saja, tapi juga pada progdi yang lain.

(80)

Akuntansi, Universitas pembangunan nasional “Veteran” Jawa Timur,

Surabaya.

Anonim, 2006, Peningkatan Kesepadanan antara Keahlian dan Kemampuan

Kerja Lulusan dengan Tuntutan Dunia Kerja. http://www.dikti.org/artikel.html.

Budhiyanto, Suryanti, Joan, dan Paskah Ika Nugroho, 2004, Pengaruh

Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Volume X No. 2 September 2004, hal

260-281.

Ernawati, Lilik, 2007, Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat

Pemahaman Akuntansi Pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, Skripsi, FE UPN

“Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Hamalik, Oemar, 1989, Media Pendidikan, Penerbit PT Citra aditya, Bandung. Kasih, Ekawahyu, dan Azis Suganda, 1999, Pendidikan Tinggi Era Indonesia

Baru, Penerbit PT Grasindo, Jakarta.

Lusia, Cabayalawati, Dwi, 2005, Pengaruh Kecerdasan emosional Mahasiswa

Akuntansi Pada Beberapa Perguruan Tinggi Swasta di Surabaya,

Skripsi, FE UPN “Veteran” Jawa Timur, Surabaya.

Machfoedz, Mas’ud, 2004, Studi Persepsi Mahasiswa Terhadap

Profesionalisme Dosen. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia.

Volume 3 No. 1 juni 1999, hal 3 – 28.

Mahmud, Dimyati, 1989, Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Terapan, Penerbit PT BPFE, Yogyakarta.

(81)

Rahayu, Suhestin, 2001, Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Pengantar

Akuntansi Mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” jawa Timur, Skripsi, FE UPN “Veteran” Jawa Timur,

Surabaya.

Sawarjuwono, Tjiptohadi, 1997, Memahami Akuntansi dalam Konteks Dimana

Ia Diterapkan : Pendekatan Paradigma Bahasa. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Volume 1 No. 1 Mei 1997, hal 81 – 95.

(82)

Gambar

Gambar 3.1. Analisis interaktif menurut miles dan Huberman
Gambar 4.1 : Proses (siklus) Belajar
Gambar 4.2 : Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Proses Belajar
Tabel 5.1. Refleksi Pendapat Informan Mahasiswa
+2

Referensi

Dokumen terkait

Antara lain pada Standar Sarana dan Prasarana tingkat ketidaksesuai- annya kategori tinggi; Standar Penjaminan Mutu tingkat ketidaksesuaian kategori tinggi; Standar

Arfandiyah (2013) mengatakan bahwa dari 34 remaja yang berusia 15-18 tahun secara psikologis mengalami masalah emosi diantaranya yakni kesepian akibat perceraian yang

Pengumpulan data untuk pengaruh perilaku ibu yang berbudaya jawa dalam pemberian makanan pendamping ASI ( MP-ASI) pada bayi usia 0-6 bulan yaitu dengan

Alasan penggunaan metode Tobit dalam penelitian ini karena data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data yang censured, yaitu nilai dari variabel tidak bebas,

1) Perusahaan tersebut akan memiliki pengaruh perdagangan yang lebih besar dalam melakukan tawar-menawar dengan distributor dan pengecer karena

return yang diterima oleh pemegang saham (2) Variabel residual income tidak.. mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return yang

telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Manajemen (S.M.) pada Program Studi

Tujuan dari penelitian ini adalah (a) Mendeskripsikan penggunaan metafora pada komentar blog seword ditinjau dari kajian sosiopragmatik, (b) Mendeskripsikan pemanfaatan hasil kajian