DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
Indah Dewi Purwanti
0612010089 / FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN’
JAWA TIMUR
TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL YANG GO PUBLIC
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Diajukan Oleh :
Indah Dewi Purwanti
0612010089 / FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL ‘VETERAN’
JAWA TIMUR
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “KEMAMPUAN RASIO KEUANGAN DAN UKURAN
PERUSAHAAN DALAM MEMPREDIKSI KINERJA KEUANGAN
PERUSAHAAN TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL YANG GO PUBLIC DI
BURSA EFEK INDONESIA” dengan baik.
Penyusunan skripsi kali ini untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi
Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas
Pembangunan Nasional ‘Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan kali ini, penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada para pihak yang telah memberikan bantuan dan
dukungan hingga terselesaikannya sripsi ini. Dengan segala kerendahan hati
penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. R, Teguh Soedarto, Mp Rektor Universitas
Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2.
Bapak Dr. Dhani Ichsanudin N, MM., Dekan fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3.
Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, Ms., Ketua Jurusan Manajemen
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
i
petunjuk yang berguna hingga terselesaikannya skripsi ini.
5.
Seluruh Staf Dosen Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur yang
telah memberikan ilmunya.
6.
Bapak, Ibu yang selalu memberikan doa dan bantuan baik moral maupun
materiil kepada penulis dan keluarga yang juga banyak membantu penulis.
7.
Buat sahabat-sahabat terbaikku Elin, Ela, Risa, Vira yang selalu setia
menemani, dan selalu ada disaat penulis butuhkan dan buat temanku Luluk
yang sabar menemaniku. Terima kasih juga atas dukungannya.
8.
Dan kepada semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini
yang tidak dapat dituliskan satu per satu.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
serta masih terdapat banyak kekurangan, mengingat keterbatasan kemampuan
penulis, maka saran dan kritik pembaca sangat penulis harapkan untuk
kesempurnaan dalam karya tulis selanjutnya. Akhir kata penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat menambah wawasan.
Surabaya, 11 Mei 2010
ii
Halaman
KATA PENGANTAR ...
i
DAFTAR ISI ...
iii
DAFTAR TABEL ...
vii
DAFTAR LAMPIRAN ...
viii
ABSTRAKSI...
ix
BAB I : PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang ...
1
1.2.
Perumusan Masalah ...
6
1.3.
Tujuan Penelitian ...
7
1.4.
Manfaat Penelitian ...
8
BAB II : KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ...
9
2.2. Kajian Teori ...
11
2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan ... 11
2.2.2. Laporan Keuangan ... 12
iii
2.2.2.3. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan ... 14
2.2.2.4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 15
2.2.2.5. Jenis Laporan Keuangan ... 17
2.2.3. Analisis Laporan Keuangan ... 18
2.2.3.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan ... 18
2.2.3.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan ... 19
2.2.3.3. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan... 22
2.2.4. Analisis Rasio Keuangan ... 23
2.2.4.1. Pengertian Rasio ... 23
2.2.4.2. Pengertian Analisis Rasio Keuanga... 24
2.2.4.3. Manfaat Analisis Rasio Keuangan ... 24
2.2.4.4. Penggolongan Rasio Keuan...
25
2.2.4.5. Kelemahan Analisis Rasio Keuang...
30
2.2.5. Ukuran Perusahaan (Firm’s Size) ...
31
2.2.6. kinerja Keuangan Perusahaan ...
32
2.2.6.1. Pengertian Kinerja keuangan Perusahaan ...
32
2.2.6.2. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan ... 33
2.2.7. Hubungan
Current Ratio
Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan ... 33
iv
2.2.9. Hubungan
Gross Profit Margin
Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan ... 35
2.2.10. Hubungan
Market to Book Ratio
Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan ... 35
2.2.11. Hubungan Ukuran Perusahaan Terhadap
Kinerja Keuangan Perusahaan ... 36
2.2.12. Go Public... 37
2.2.12.1. Pengertian Go Piblic ...
37
2.2.12.2. Syarat-syarat Go Public... 37
2.3. Kerangka Pikir ... 38
2.4. Hipotesis Penelitian ...
39
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 40
3.2. Teknik Penentuan Sampel ...
43
3.2.1. Populasi ...
43
3.2.2. Sampel ...
43
3.3. Teknik Pengumpulan Data ...
45
3.3.1. Jenis dan Sumber Data ...
45
v
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ...
50
4.1.1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ...
50
4.1.2. Visi dan Misi PT. Bursa Efek Indonesia ...
52
4.1.3. Sejarah Perusahaan Sampel ...
52
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ...
58
4.3. Deskripsi Hasil Pengujian ...
68
4.3.1. Hasil Pengujian Hipotesis ...
68
4.3.2. Hasil Pengujian Ketepatan Prediksi ...
70
4.3.3. Hasil Pengujian Regresi Logistik ...
71
4.4. Pembahasan ...
74
4.5. Implikasi Hasil Penelitian ...
77
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ...
79
5.2. Saran ...
80
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
1.
Tabel 1. Kinerja Keuangan Perusahaan Tekstil dan
Produk Teksti yang go public
di Bursa Efek Indonesia ...
6
2.
Tabel 4.1. Data
Current Ratio
/ Rasio Lancar (X
1)
Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil yang go public
di Bursa Efek Indonesia ...
58
3.
Tabel 4.2. Data
Fixed Assets Turnover
/ Perputaran
Aktiva Tetap (X
2) Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil yang
go public di Bursa Efek Indonesia ...
60
4.
Tabel 4.3. Data
Gross Profit Margin
(X
3) Perusahaan tekstil dan
vii
Nilai Buku (X
4) Perusahaantekstil dan Produk Tekstil yang go pulic
di Bursa Efek Indonesia ...
63
6.
Tabel 4.5. Data Ukuran Perusahaan (X
5) perusahaan tekstil dan
Produk Tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia ...
65
7.
Tabel 4.6. Data Kinerja Keuangan (Y) perusahaan Tekstil dan
Produk Tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia ...
66
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Data
Current Ratio
/ Rasio Lancar (X
1) dan Data
Fixed Assets
Turnover
/ Perputaran Aktiva Tetap (X
2) Perusahaan Tekstil dan
Produk Tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia
viii
Produk Tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia
Lampiran 3 Data Ukuran Perusahaan (X
5) perusahaan tekstil dan Produk
Tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia
Lampiran 4 Data Kinerja Keuangan (Y) perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil
yang go public di Bursa Efek Indonesia
Rekapitulasi Data Perusahaan Tekstil dan produk Tekstil yang go
public di Bursa Efek Indonesia
Lampiran 5 Hasil Pengujian Regresi Logistik
KEMAMPUAN RASIO KEUANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN
DALAM MEMPREDIKSI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN
TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL YANG GO PUBLIC
DI BURSA EFEK INDONESIA
ix
Indah Dewi Purwanti
0612010089 / FE / EM
ABSTRAKSI
Kinerja perusahaan diartikan sebagai hasil proses pengambilan kepurusan
secara kontinyu oleh manajemen. Hasil keputusan akan terdeskripsi pada laporan
keuangan perusahaan seperti neraca, laporan laba rugi, arus kas dan laporan
perubahan modal. Maka untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dapat
dilakukan analisis atas laporan keuangan perusahaan. Kinerja keuangan
perusahaantekstil dan produk tekstil yang
go public
di bursa Efek Indonesia
mengalami fluktuasi yang disebabkan karena banyaknya produk tekstil impor dari
Cina, keterbatasan tekhnologi serta daya saing produk tekstil local yang rendah.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara parsial apakah
current ratio,
fixed assets turnover, gross profit margin, market to book ratio
, dan ukuran
perusahaan mampu memprediksi kinerja keuangan perusahaan tekstil dan produk
tekstil yang
go publi
c di BEI. Hal ini merupakan factor yang amat penting karena,
jika kinerja keuangan perusahaan tekstil dan produk tekstil sehat maka pemilik
modal tidak akan menarikmodalnya yang ditanamkan dan tentunya akan semakin
percaya pada perusahaan untuk menanamkan modalnya dalam jumlah yang lebih
besar lagi.
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperolah dari
Indonesian Capital Market Directory
yang berupa laporan keuangan neraca dan
laporan laba rugi perusahaan tekstil dan produk tekstil yang
go public
di BEI.
Analisis data yang digunakan adalah analisis Regresi Logistik metode Stepwise,
sedangkan uju hipotesis yang digunakan uji parsial (uji wald).
Hasil penelitian ini adalah, bahwa secara parsial
current ratio, fixed assets
turnover, market to book ratio,
ukuran perusahaan tidak mampu memprediksi
kinerja keuangan dan hanya
Gross Profit Margin
yang mampu memprediksi
kinerja perusahaan tekstil dan produk tekstil yang
go public
di BEI.
x
xi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perusahaan adalah suatu organisasi yang mempunyai tujuan tertentu
yaitu menunjukkan apa yang ingin dilakukan untuk memenuhi kepentingan
anggota- anggotannya dan untuk mengukur apakah tujuan yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Tentu hal tersebut tidak mudah dilakukan karena
menyangkut aspek manajemen dalam membuat keputusan. Salah satu cara
untuk mengetahui apakah suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya
telah sesuai dengan tujuannya adalah dengan mengetahui kinerja perusahaan .
Menurut Helfert (1995) dalam jurnal penelitian (Daniel Tulasi, 2006)
Kinerja perusahaan diartikan sebagai “ hasil proses pengambilan keputusan secara kontinyu oleh manajemen “. Pengambilan keputusan bisa menyangkut
bidang manajerial dan operasional perusahaan baik jangka panjang maupun
jangka pendek. Pada bidang keuangan, keputusan- keputusan pokok
mencakup (1) keputusan investasi (investing decision) yaitu keputusan tentang penanaman dana ke dalam bentuk aktiva tertentu (misalnya aktiva
lancar atau aktiva tetap), (2) keputusan pendanaan (financing decision) yaitu keputusan tentang penentuan sumber pembiayaan aktivitas perusahaan dan
investasi, dan (3) kebijakan deviden adalah keputusan tentang berapa jumlah
dana yang dibagikan kepada pemilik modal dalam bentuk cash dividend atau
Hasil keputusan akan terdeskripsi pada laporan keuangan perusahaan
seperti neraca, laporan laba rugi, arus kas dan perubahan laba (Prastowo
D,1995:53). Maka untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan dapat
dilakukan analisis atas laporan keuangan perusahaan yang meliputi
permasalahan tentang hubungan dan kecenderungan atau trend untuk
mengetahui apakah keadaan keuangan hasil usaha dan kemajuan keuangan
perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisa dilakukan dengan
mengukur antara hubungan unsur-unsur laporan keuangandan bagaimanakah
perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui
perkembangannya.
Ada berbagai metode yang dapat diaplikasikan untuk mengukur
kinerja keuangan perusahaan. Aplikasi sebuah metode pengukuran ditentukan oleh tujuan analisis, sudut pandang individu atau kelompok dan kemungkinan
standar perbandingan. Penelitian ini menerapkan metode analisis rasio
keuangan (financial ratios analysis) dan ukuran perusahaan (firm’s size) untuk memprediksi kinerja keuangan perusahaan. Rasio- rasio keuangan yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain rasio likuiditas, rasio aktifitas,
rasio profitabilitas dan rasio pasar.
Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka peneknya yang segera jatuh tempo, terutama hubungan
antara aktiva lancar dengan hutang lancar. “Perusahaan yang mengalami
kesulitan keuangan pembayaran utang, usahanya akan menjadi lebih lambat,
ke bank akan menambah beban bunga perusahaan, sehingga mengurangi
jumlah laba yang dihasilkan”(Weston dan Bringham, 1997:295).
Rasio aktivitas adalah untuk mengukur efisiensi dan efektifitas
penggunaan assets oleh perusahaan dalam kegiatan penjualan dan kecepatan konservasi sebuah piutang menjadi kas. “Jika perusahaan mempunyai banyak
aktiva, beban bunga akan terlalu tinggi dan karenanya laba akan sangat
rendah. Semakim banyak jumlah aktiva akan memperbesar perputaran aktiva
suatu perusahaan” (Weston dan Bringham, 1997:26).
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, aset dan
modal saham tertentu. “Rasio profitabilitas merupakan sebuah indikator dari
kondisi keuangan dan efektivitas manajemen perusahaan dalam kemampuan untuk menghasilkan laba dan pengembalian dari investasi”(Shim Sieger,
1987:28).
Rasio pasar merefleksikan investor untuk mengeluarkan sejumlah
biaya bagi prospek keuntungan perusahaan. Sebab rasio pasar menunjukkan
jumlah degree of confidence dari investor terhadap kinerja perusahaan pada masa mendatang. Rasio pasar juga digunakan untuk melihat perkembangan
harga pasar relative terhadap nilai buku. “nilai buku menggambarkan biaya
pendirian historis dan aktiva fisik perusahaan. Suatu perusahaan yang
berjalan baik dengan staf manajemen yang kuat dan organisasi yang berfungsi
secara efisien akan mempunyai nilai pasar yang lebih besar atau
Berbagai temuan atas rasio keuangan yang berbeda sebagai variabel
prediktor menunjukkan kekuatan prediktif rasio- rasio keuangan cenderung
tidak konsisten, sehingga tidak dapat dijadikan konstruksi formal bagi analisis
kinerja keuangan perusahaan. Oleh karena itu penelitian ini bermaksud
melakukan pengujian lebih lanjut temuan empiris mengenai kegunaan rasio-
rasio keuangan dan diperluas dengan ukuran perusahaan dalam
memprediksikan kinerja keuangan perusahaan tekstil dan produk tekstil.
Selaras dengan penjelasan di atas, kita juga harus meninjau kondisi
yang sebenarnya diantaranya yaitu, beberapa pabrik tekstil terancam bangkrut
akibat banyaknya produk impor dari China. “ Masuknya produk tekstil China
ke Indonesia akan mengakibatkan beberapa pabrik tekstil gulung tikar alias
bangkrut karena harus bersaing harga dengan produk China yang lebih murah “ (Harian Bangsa, 2010). Selain itu, banyak sektor industri yang belum bisa
melepaskan diri dari produk impor. Salah satunya yaitu industri tekstil dan
produk tekstil yang masih mengimpor mesin dari negara lain karena
keterbatasan teknologi. Negara Indonesia belum mampu memproduksi mesin
tekstil yang lengkap dan modern. Indonesia hanya mampu memproduksi
mesin tekstil yang sederhana. Dan juga, Daya saing sebagian industri tekstil
lokal masih kalah dibandingkan industri tekstil luar negeri. Karena banyaknya
produk impor yang masuk maka pengusaha tekstil kesulitan dalam
peningkatan daya saing industri dalam negeri, hal ini membuat pengusaha
industri lokal dengan daya saing yang rendah mengakibatkan sejumlah
perusahaan tekstil tutup.
Dibawah ini tabel Kinerja Keuangan Perusahaan Tekstil dan Produk
Tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia yang dilihat dari laba operasinya (EBIT)
Tabel 1
Kinerja Keuangan Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil yang Go Public di Bursa Efek Indonesia Tahun 2004-2008
( dalam jutaan rupiah )
Nama Perusahaan EBIT Tahun 2004 EBIT Tahun 2005 EBIT Tahun 2006 EBIT Tahun 2007 EBIT Tahun 2008 PT Roda Vivatex
Tbk. 13,451 18,717 24.655 27,047 80,736 PT Sunson Textile
Manufacture Tbk (14,987) (11,190) (19,585) 18,763 (24,653) PT Eratex Djaja
Tbk. 12,477 19.997 2.830 18,062 (29,099) PT Century Textile
Industry (CENTEK) Tbk.
(4,546) 9,857 25,753 (18,659) (17,826)
PT Apac Citra
Centertex Tbk. (18,252) 3,934 10,035 49,019 (200,676) PT Indo-Rama
Syntetics Tbk. 111,240 102,870 59,698 101,575 89,382 PT Karwell
Indonesia Tbk. 30,322 29,052 (64,293) 21,219 (17,247) PT Pan Brothers
Tax Tbk. 7,428 20,214 20,016 51,520 58,970 PT Sepatu Bata
Tbk. 60,550 43,324 36,301 61,694 56,103 PT Ricky Putra
Globalindo Tbk. 26,177 54,999 63,453 63,770 27,544
Sumber : Indonesia Capital Market Directory Tahun 2007 dan 2009 (data diolah) Dari data perusahaan di atas, terlihat bahwa perusahaan mengalami
ketidakstabilan jumlah EBIT ( laba operasi ) yang dihasilkan atau terjadi fluktuasi
yaitu mengalami kenaikan dan penurunan laba operasi. Bila ketidakstabilan ini
tidak segera diatasi atau diperbaiki maka investor tidak akan mau menanamkan
Berdasarkan penjelasan yang sudah dijabarkan diatas, maka sangat
menarik untuk meneliti “ KEMAMPUAN RASIO KEUANGAN DAN UKURAN
PERUSAHAAN DALAM MEMPREDIKSI KINERJA KEUANGAN PADA
PERUSAHAAN TEKSTIL DAN PRODUK TEKSTIL YANG GO PUBLIK DI
BURSA EFEK INDONESIA “
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian sebelumnya, maka rumusan masalah yang dapat
dikemukakan sehubungan dengan penelitian pada perusahaan tekstil dan
produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut: 1. Apakah current ratio mampu memprediksi kinerja keuangan pada
perusahaan tekstil dan produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia?.
2. Apakah fixed assets turnover mampu memprediksi kinerja keuangan pada perusahaan tekstil dan produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia ?.
3. Apakah gross profit margin mampu memprediksi kinerja keuangan pada perusahaan tekstil dan produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia?.
5. Apakah ukuran perusahaan mampu memprediksi kinerja keuangan pada
perusahaan tekstil dan produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia?.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis apakah current ratio mampu memprediksi kinerja keuangan pada perusahaan tekstil dan produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk menganalisis apakah fixed assets turn over mampu memprediksi kinerja keuangan pada perusahaan tekstil dan produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk menganalisis apakah gross profit margin mampu memprediksi kinerja keuangan pada perusahaan tekstil dan produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia.
4. Untuk menganalisis apakah market to book ratio mampu memprediksi kinerja keuangan pada perusahaan tekstil dan produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat bagi penulis
Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan, pemahaman dan
pengalaman terhadap masalah kinerja keuangan perusahaan dan sebagai
syarat bagi mahasiswa tingkat akhir yang mengakhiri masa studinya dalam
mencapai gelar sarjana.
2. Manfaat bagi pembaca
Sebagai tambahan, perbandingan, referensi, informasi dan ilmu
pengetahuan yang berguna bagi pembaca khususnya ilmu pengetahuan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh pihak lain yang dapat
dipakai sebagai bahan masukan yang dapat dipakai sebagai bahan pengkajian
berkaitan dengan penelitian ini antara lain :
2.1.1. Daniel Tulasi (2006)
Melakukan penelitian mengenai “ Kemampuan Rasio
Keuangan Dan Ukuran Perusahaan Dalam memprediksi Kinerja
Keuangan ( Studi Perusahaan Tekstil dan Produk Tekstil Yang
Tercatat Di BEJ )”. Jumlah perusahaan yang digunakan sebagai sample
berjumlah 18 perusahaan. Penelitian ini menggunakan model multiple logistic atau logit model dengan menggunakan 5 variabel yaitu Current Ratio, Fixed Assets Turn Over, Gross Profit Margin, Market to Book Ratio, ukuran perusahaan ( Firm’s Size ). Berdasarkan penelitian tersebut bahwa variable independent mampu menjelaskan secara
signifikan probabilitas kinerja keuangan perusahaan.
2.1.2. Meythi (2005)
Melakukan penelitian mengenai “ Rasio Keuangan Untuk
Memprediksi Pertumbuhan Laba ( Studi Perusahaan manufaktur Yang
Terdaftar Di BEJ ). Penelitian dilakukan terhadap perusahaan
Indonesia tahun 2000-2003. Dalam penelitian ini menggunakan
Factor analysis untuk didapatkan bahwa semua rasio keuangan yaitu
Current Ratio, Quick Ratio, Debt Ratio,Equity to Total Assets, Equity to Total Liabilities, Equity to Fixed Assets, Profit Margin, Return on Assets, Return on Equity, Inventory Turn Over, Average Collection Period, Fixed Assets Turn Over, Total Assets Turn Over, Profit Growth, menunjukkan bahwa Return on Assets yang paling baik dalam memprediksi pertumbuhan laba perusahaan manufaktur sector
basic and chemical untuk periode 2000-2003.
2.1.3. Persamaan dan Perbedaan penelitian sekarang dengan penelitian
terdahulu
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu
diaplikasikannya rasio- rasio keuangan dan ukuran perusahaan untuk
memprediksi kinerja keuangan perusahaan. Perbedaannya, obyek dan
sample. Sampel yang digunakan saat ini menggunakan 10 perusahaan
yang terdaftar di BEI, sedangkan penelitian terdahulu menggunakan
sample sebanyak 18 perusahaan yang terdaftar di BEJ. Obyek yang
digunakan saat ini menggunakan data laporan keuangan tahun
2004-2008 dalam periode lima tahun, Sedangkan penelitian terdahulu
menggunakan data laporan keuangan tahun 1999-2004 dalam periode
2.2. Kajian Teori
Di dalam hal ini akan dikemukakan kajian teori yang berhubungan
dengan materi penelitian, hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan
deskripsi yang jelas dari sistematika, sehingga penyelesaian masalah dari
permasalahan yang ada tidak menjadi kabur.
2.2.1. Pengertian Manajemen Keuangan
Menurut Arthur J. Keown, David F. Scott, dkk (1999:8) manajemen
keuangan adalah bagaimana cara menciptakan dan menjaga nilai ekonomis
atau kesejahteraan. Konsekuensinya, semua pengambilan keputusanharus
difokuskan pada penciptaankesejahteraan.
Menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland (1996:3) pengertian
manajemen keuangan dapat dirumuskan oleh fungsi dan tanggung jawab para
manajer keuangan. Meskipun fungsi dan tanggung jawab manajer keuangan
berbeda-beda di setiap organisasi, namun fungsi pokok manajemen keuangan
antara lain menyangkut keputusan tentang penanaman modal, pembiayaan
kegiatan usaha dan pembagian dividen pada suatu perusahaan berbagai
kegiatan
Manajemen keuangan menurut Suad Husnan (1997:3) merupakan
manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan. Fungsi keuangan ini memiliki
berbagai kegiatab yang perlu dijalankan. Meskipun kegiatan-kegiatan itu
mungkin berbeda-beda antar satu perusahaan dengan perusahaan lainnya,
kegiatan utama dari seorang manajer. Dengan demikian fungsi pokokseorang
manajer adalah menangani masalah penggunaan dana , memperoleh dana dan
pembagian laba. Analisa dan perencanaan keuangan berkaitan dengan
pengawasan kondisi keuangan perusahaan, melakukan evaluasi kenaikan atau
penurunan kapasitas produksi dan menentukan beberapa besarnya dana yang
dibutuhkan untuk membiayai kegiatan perusahaan. Analisis ini dilakukan
berdasarkan neraca dan laporan laba-rugi perusahaan.
2.2.2. Laporan Keuangan
2.2.2.1. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah gambaran dari suatu perusahaan pada waktu
tertentu ( biasanya satu periode akuntansi ) dan memberikan gambaran
tentang kondisi keuangan yang dicapai perusahaan dalam waktu tersebut (
Hanafi dan Halim, 2005). Laporan keuangan pada mulanya hanya sebagai
alat penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi kemudian
berkembang menjadi alat untuk mengambil suatu keputusan.
2.2.2.2. Tujuan Disusunnya Laporan Keuangan
Tujuan disusunnya laporan keuangan adalah sebagai berikut (Djarwanto
PS, 1996) :
1. Memberikan informasi keuangan secara kuantitatif mengenai perusahaan
tertentu, guna memenuhi keperluan para pemakai dalam mengambil
2. Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai posisi keuangan
pada perubahan- perubahan kekayaan bersih perusahaan.
3. Menyajikan informasi keuangan yang dapat membantu para pemakai
dalam penaksir kemampuan memperoleh laba perusahaan.
4. Menyajikan informasi lain yang diperlukan mengenai perubahan
perusahaan, perubahan harta dan kewajiban, serta mengungkapkan
informasi yang sesuai dengan keperluan pemakai.
Menurut Niki Lukviarman (2006:13), Tujuan Laporan keuangan
mempunyai tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi
keuangan kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
2.2.2.3. Sifat dan keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan bersifat historis karena memerlukan akumulasi dari
transaksi- transaksi yang telah terjadi pada perusahaan pada masa yang
bersangkutan. Laporan keuangan juga bersifat menyeluruh karena merupakan
akumulasi seluruh kegiatan usaha yang dapat diukur atau dinyatakan dalam
satuan uang.
Di samping itu laporan keuangan juga mempunyai keterbatasan antara
1. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan laporan yang dibuat pada
waktu tertentu yang sifatnya hanya sementara dan bukan merupakan
laporan yang final.
2. Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang kelihatannya
bersifat pasti dan tepat, tetapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan
standart nilai yang mungkin berbeda atau berubah- ubah.
3. Laporan keuangan disusun berdasarkan hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu,
dimana daya beli uang tersebut mengalami penurunan, dibanding tahun-
tahun sebelumnya.
4. Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang dapat
mempengaruhi posisi atau keadaan keuangan perusahaankarena faktor-
faktor tersebuttidak dapat dinyatakan dengan satuan uang ( S. Munawir,
1997 ).
2.2.2.4. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif laporan keuangan merupakan ciri khas yang
membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Menurut
Zaki Baridwan ( 2000 ; 5 ) ciri khas tersebut adalah :
1. Dapat Dipahami
Laporan keuangan harus dapat dipahami oleh para pemakai dan
dinyatakan dalam bentuk suatu istilah yang disesuaikan dengan batas
pengertian pemakainnya. Dalam hal ini, para pemakai diasumsikan
dan akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan
ketekunan yang wajar.
2. Relevansi
Informasi memiliki kualitas yang relevan apabila informasi tersebut dapat
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan oleh pemakai dengan
membentu mereka mengevaluasi peristiwa di masa lalu, masa kini dan
masa depan.
3. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian menyesatkan,
kesalahan materi dan dapat iandalkan pemakainya sebagai penyajian yang
tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan.
4. Dapat Dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan
antar periode untuk mengidentifikasikan kecenderungan posisi dan kinerja
keuangan. Pemakai juga harus dapat membandingkan laporan keuangan
antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan serta perubahan
akan posisi keuangan tersebut.
5. Daya Uji
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan-
pertimbangan dan pendapat yang subyektif. Hal ini berhubungan dengan
keterlibatan manusia didalam proses pengukuran dan penyajian informasi,
sehingga proses tersebut tidak lagi berlandaskan pada realita obyektif
harus dapat diuji kebenarannya oleh para pengukur yang independent
dengan menggunakan metode pengukuran yang sama.
6. Netral
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai dan tidak
bergantung pada kebutuhan dan keinginan pihak- pihak tertentu.
7. Tepat Waktu
Informasi harus disampaikan sedini mungkin untuk dapat digunakan
sebagai dasar membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi dan
untuk menghindari tertundanya pengambilan keputusan- keputusan
tersebut.
2.2.2.5. Jenis Laporan Keuangan
Jenis laporan keuangan yang umum adalah :
a. Neraca
Menurut Zaki Baridwan ( 2000 ; 18 ), adalah “ laporan yang menunjukkan
keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu “. Sedangkan
menurut Hanafi dan Halim (2005:52), adalah “ laporan keuangan yang
menampilkan sumberdaya ( asset ), kewajiban ( hutang), modal saham dan
hubungan antar item tersebut”.
b. Laporan Laba Rugi
Menurut Munawir ( 2000 : 26), adalah “laporan yang sistematis tentang
penghasilan, biaya- biaya, laba rugi yang diperoleh suatu perusahaan
Menurut Zaki Baridwan (2000:18) adalah, “ suatu laporan yang
menunjukkan pendapatan- pendapatan dan biaya- biaya dari suatu unit
usaha untuk suatu periode tertentu. Selisih antara pendapatan dan biaya
merupakan laba yang diperoleh atau rugi yang diderita oleh perusahaan”.
c. Laporan Perubahan Modal
Menurut Munawir ( 2000 ; 27 ), adalah “ suatu laporan perubahan modal
mencerminkan tentang net income yang ditransfer dari laporan rugi laba.
Pembayaran deviden dan penyisihan dari laba”. Sedangkan menurut Zaki
Baridwan ( 2000 ; 18 ), adalah “ laporan yang menyajikan peningkatan
atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan bank selama periode yang
bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran tertentu yang dianut dan
harus diungkapkan dalam laporan keuangan”.
d. Laporan Arus kas
Menurut Munawir ( 2000 ; 157 ), adalah “ laporan arus kas disusun untuk
menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberikan alasan
mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan darimana sumber-
sumber kas dan penggunaannnya “. Sedangkan menurut Zaki Baridwan (
2000 ; 12 ), adalah “ laporan yang menunjukkan arus dana dan perubahan-
perubahan dalam posisi keuangan selama tahun buku yang bersangkutan “.
2.2.3. Analisis laporan Keuangan
Definisi tentang laporan keuangan ada berbagai macam pendapat
diantaranya adalah :
Menurut Harahap,dkk ( 2002;190 ) :
Analisa laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan
menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang
bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang
lain baik antara data kuantitatif maupun data kualitatif dengan tujuan untuk
mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses
menghasilkan keputusan yang tepat.
Menurut Prastowo ( 1995;30 ) :
Analisa laporan keuangan merupakan suatu proses yang penuh
pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi keuangan dan
hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu, dengan tujuan
utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin
mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa mendatang.
Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya
karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas ( keuntungan ) dan tingkat
resiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Pekerjaan yang paling
mudah dalam analisis laporan keuangan tentu saja menghitung rasio- rasio
keuangan suatu perusahaan. Bahkan denan tersedianya program- program
komputer, seperti spreadsheet atau program- program yang khusus ditulis
untuk tujuan laporan keuangan, perhitungan rasio- rasio keungan menjadi
analisis bukan melakukan perhitungan semacam itu, melainkan melakukan
analisis dan menginterpretasi rasio- rasio keuangan yang muncul.
2.2.3.2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Ada beberapa tujuan analisis laporan keuangan, diantaranya adalah
sebagai berikut :
1. Investasi pada Saham
Analisis laporan keuangan dapat digunakan oleh investor untuk
menentukan kebijaksanaan penanaman modal ( saham ) dan dapat menilai
dan memprediksi profitabilitas, deviden dan peningkatan kekayaan.
2. Pemberian Kredit
Analisis laporan keuangan bagi kreditur sangat bermanfaat untuk menilai
kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan
beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut.
3. Kesehatan Pemasok ( Supplier )
Analisis laporan keuangan digunakan untuk mengetahui kondisi keuangan
supplier, apakah termasuk pemasok yang sehat atau tidak sehat, selain itu berguna juga untuk mengetahui tentang profitabilitas perusahaan pemasok,
kemampuan untuk menghasilkan kas dan kemampuan untuk membayar
kewajibannya pada saat jatuh tempo.
4. Kesehatan Pelanggan ( customer )
Apabila perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan
terutama informasi mengenai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya.
5. Kesehatan Perusahaan Ditinjau dari Karyawan
Karyawan atau calon karyawan barangkali akan tertarik menganalisis
keuangan perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan atau
perusahaan yang dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang
bagus.
6. Pemerintah
Pemerintah bisa menganalisis laporan keuangan perusahaan untuk
menentukan besarnya pajak yang dibayarkan.
7. Analisis Internal
Pihak internal perusahaan sendiri ( pihak manajemen ) memerlukan
informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan
sejauh mana perkembangan perusahaan. Informasi ini bisa digunakan
sebagai basis evaluasi prestasi manajemen dan sebagai dasar pengambilan
keputusan.
8. Analisis Pesaing
Kondisi analisis pesaing bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan
sejauh mana kekuatan keuangan pesaing. Informasi semacam ini bisa
dipakai untuk menentukan strategi perusahaan seperti strategi harga,
9. Penilaian Kerusakan
Analisis laporan keuangan juga bisa dipakai untuk menentukan besarnya
kerusakan yang dialamioleh perusahaan. Misalnya, barang dagangan
perusahaan mengalami kebakaran dan perusahaan mengasuransikan
barang dagangan perusahaan tersebut, analisis laporan keuangan bisa
digunakan oleh pihak asuransi untuk menentukan besarnya kerusakan
yang dialami perusahaan. Informasi ini bisa dipakai untuk menentukan
besarnya ganti rugi yang dibayarkan perusahaan.
2.2.3.3. Metode dan Teknik Analisis laporan Keuangan
Untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan, dibutuhkan metode
dan teknik analis laporan keuangan yang baik sehingga paling tidak diperoleh
informasi penting tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan yang menjadi
basis pengambilan keputusan. Metode analisis laporan keuangan dapat
diklasifikasikan atas dua kelompok :
a. Metode Analisis Horizontal ( Dinamis )
Analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan data laporan
keuangan untuk beberapa periode ( tahun ) sehingga diperoleh informasi
mengenai perkembangan kinerja keuangan. Jadi, membandingkan pos
keuangan yang sama ( horizontal ) untuk periode yang berbeda ( dinamis ).
Teknik analisis yang digunakan antara lain analisis perbandingan, analisis
b. Metode Analisis Vertikal ( Statis )
Analisis yang dilakukan dengan cara membandingkan data pada pos yang
satu dengan data pos lain dari laporan keuangan satu perusahaan ( vertikal
) pada periode yang sama ( statis ). Misalnya metode analisis common size, analisis rasio keuangan, analisis rasio kas, break even point.
2.2.4. Analisis Rasio Keuangan
2.2.4.1. Pengertian Rasio
Rasio menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan antara suatu
jumlah tertentu dengan jumlah yang lainnya, dan dengan menggunakan alat
analisis berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi gambaran
kepada penganalisa tentang baik buruknya keadaan atau posisi keuangan
suatu perusahaan terutama apabila angka atau rasio pembanding yang
digunakan sebagai standart (Munawir, 1997:64).
Rasio yang sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan dalam
aritmatical term yang dapat digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data finansiil (Riyanto, 1995:329).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan yang nantinya harus
mencerminkan tujuan penelitian seperti hendak dicapai. Karena rasio
keuangan merupakan alat penelitian untuk kondisi keuangan dan prestasi
perusahaan, maka diperlukan penganalisaan dari berbagai sudut pandang
dengan harapan akan mendapatkan gambaran yang jelas tentang kondisi
keuangan dan laba perusahaan yang dicapai di waktu lalu dan waktu yang
2.2.4.2. Pengertian Analisis Rasio keuangan
Yang dimaksud analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk
mengetahui hubungan dari po- pos tertentu dalam neraca atau laporan laba-rugi
secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut (munawir,
1997:64).
Rasio akan menggambarkan keadaan keuangan yang lebih baik apabila
dibandingkan dengan tahun- tahun sebelumnya atau rasio rata- rata dari
perusahaan yang sejenis.
Definisi lain menyatakan yang dimaksud analisis rasio keuangan adalah
proses yang bertujuan untuk menentukan ciri- ciri yang penting tentang kondisi
keuangan dan kegiatan perusahaan yang berdasarkan data akuntansi dan
laporan keuangan yang ada dengan menghubungkan antara suatu jumlah
tertentu dengan jumlah lainnya yang dinyatakan dalam prosentase atau
pecahan.
2.2.4.3. Manfaat Analisis Rasio Keuangan
Analisis rasio keuangan akan sangat membantu dalam menilai prestasi
dan kinerja suatu perusahaan dan prospeknya di masa yang akan datang. Rasio
tersebut dapat memberikan indikasi apakah perusahaan tersebut memiliki kas
yang cukup untuk memenuhi kewajiban finansiilnya, berapa besar prosentase
keuangan dimungkinkan untuk dapat menentukan tingkat likuiditas, tingkat
leverage, tingkat aktivitas dan derajat keuntungan ( profit ) suatu perusahaan. Analisa rasio akan bermanfaat bagi pemimpin perusahaan apabila dapat
dibandingkan dengan perusahaan lain sejenis akan dapat diketahui
kelemahannya dan dapat diadakan perbaikan atau tindakan seperlunya.
2.2.4.4. Penggolongan Rasio Keuangan
Rasio- rasio keuangan kerap dikelompokkan secara berbeda oleh
beberapa ahli keuangan. Birgman Ehrhardt (2000: 75-89) mengelompokkan
rasio- rasio keuangan atas rasio likuiditas, rasio aktivitas, rasio solvabilitas,
rasio profitabilitas dan rasio pasar.
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo, terutama hubungan
antara aktiva lancar dan hutang lancar. Semakin besar nilai rasio likuiditas
semakin besar pula kemampuan perusahaandalam memenuhi kewajiban
financial jangka pendeknya. Ada 3 ukuran likuiditas perusahaan yaitu
current ratio, quick ratio dan cash ratio. Current ratio ( rasio lancar ) adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka
Quick ratio ( rasio cepat) adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva
lancar tanpa memperhitungkan persediaan.
Cash ratio ( rasio kas ) adalah untuk mengukur kemampuan kas dan sekuritas dalam membayar hutang lancar.
2. Rasio Aktivitas atau rasio Efisiensi
Rasio aktivitas adalah untuk mengukur sejauhmana efektivitas penggunaan
asset dengan melihat aktivitas asset. Ada 4 macam rasio aktivitas yaitu
rata- rata umur piutang, rasio perputaran persediaan, fixed assets turn over
dan total assets turn over. Rata- rata umur piutang melihat berapa lama yang diperlukan untuk melunasi piutang ( merubah piutang menjadi kas ).
Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya
persediaan berputar dalam satu tahun dan ini menandakan efektivitas
manajemen persediaan. Sebaliknya, perputaran yang rendah menandakan
Fixed assets turn over mengukur kemampuan perusahaan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini memperlihatkan sejauh
mana efektivitas perusahaan menggunakan aktiva tetapnya.
Total assets turn over adalah untuk mengukur efektivitas penggunaan total aktiva yang dimiliki perusahaan.
3. Rasio Solvabilitas / Leverege
Rasio solvabilitas merupakan indikator kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan kewajiban jangka panjangnya. Perusahaan yang tidak
solvabel adalah perusahaan yang total hutangnya lebih besar dibandingkan
total asetnya. Rasio ini mengukur likuiditas jangka panjang perusahaan
dan dengan demikian mefokuskan pada sisi kanan neraca. Ada beberapa
macam rasio solvabilitas yaitu : Time Interest Earned, Debt to Equity Ratio, Debt to Total Assets. Time interest earned digunakan untuk menghitung seberapa besar laba sebelumnya dan pajak yang tersedia untuk
menutupi beban bunga.
Debt to Total assets menunjukkan jumlah aktiva perusahaan yang dibiayai oleh hutang.
4. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan keuntungan pada tingkat penjualan, asset dan modal
saham tertentu. Ada 4 macam rasio profitabilitas yaitu : Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return of Equity (ROE), Return of Assets
(ROA). Gross Profit Margin menunjukkan sejauhmana kemampuan
perusahaan menghasilkan laba kotor pada tingkat penjualan tertentu.
Net Profit Margin adalah menghitung kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
Return of Equity ( ROE ) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba berdasarkan modal saham tertentu.
5. Rasio Pasar
Rasio pasar merefleksikan minat investor untuk mengeluarkan sejumlah
biaya bagi prospek keuntungsn perusahaan. Ada beberapa rasio pasar yaitu
: Price Earning Ratio (PER), Dividend Yield, Market to Book Ratio/Price Book Value. Price Earning Ratio (PER) merupakan ukuran untuk menentukan bagaimana pasar member nilai atau harga pada saham
perusahaan.
Dividend Yield merupakan rasio yang melihat bagian earning (pendapatan) yang dibayarkan sebagai deviden pada saham perusahaan.
Market to Book ratio yaitu menunjukkan bahwa nilai buku merupakan biaya histories dari harta fisik perusahaan. Perusahaan yang sehat dengan
manjemen dan organisasi yang kuat dan berfungsi secara efisien akan
memiliki nilai pasar yang lebih tinggi sama dengan nilai buku dari harta
2.2.4.5. Kelemahan Analisis Rasio Keuangan
Kehandalan metode analis rasio keuangan dalam pengukuran dan prediksi
kinerja keuangan perusahaan tidak diragukan karena telah dibuktikan melalui
berbagai studi empiris. Meski demikian, metode ini pun tidak terlepas dari
beberapa kelemahan. Menurut Brigham dan Ehrthardt (2002:97) dalam jurnal
Daniel Tulasi (2006) kelemahan itu antara lain :
1. Sulit untuk mengidentifikasi kategori industry yang dijadikan standard
pengukuran kinerja sebuah perusahaan jika terdapat banyak sector bisnis
yang dioperasikan ( konglomerasi ).
2. Data- data industri yang dipublikasikan kadang berupa perkiraan dan
pedoman umum, bukan rata- rata rasio yang ditentukan secara ilmiah dari
keseluruhan bahkan mungkin hanya sampel perusahaan dari industri yang
ada.
3. Adanya praktek akuntansi yang berbeda antar perusahaan, menyebabkan
perbedaan perhitungan rasio- rasio keuangan. Misalnya metode depresiasi
aktiva tetap ( garis lurus, angka digit ), penelitian persediaan ( LILO, FIFO
atau metode rata- rata ), adanya manipulasi data.
4. Rasio keuangan perusahaan bisa terlalu tinggi atau terlalu rendah
dibandingkan dengan norma industri. Sebagai contoh, jika tingkat
likuiditas di atas rata- rata industri memberikan sinyal kelebihan likuiditas
5. Operasi perusahaan dipengaruhi faktor musiman sehingga penilaian pada
akhir tahun pelaporan dapat bias.
6. Tidak diperhatikan faktor cash flow perusahaan. Misalnya, current ratio
yang besar dipersepsikan sebagai indikator kemampuan perusahaan yang
handal dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Padahal besarnya
current ratio perusahaan dipengaruhi pula oleh persediaan atau piutang sehingga untuk dikonversikan menjadi kas dibutuhkan waktu yang relatif
lama.
Karena itu metode analisis rasio keuangan bukanlah sesuatu yang mutlak.
Akan tetapi tetap bermakna untuk menginformasikan perubahan kinerja keuangan,
menggambarkan trend dan pola operasi yang pada gilirannya mengindikasikan
resiko dan peluang masa depan perusahaan ( Helfert, 1995:53 ) dalam jurnal
Daniel Tulasi (2006).
2.2.5. Ukuran Perusahaan ( Firm’s Size )
Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya perusahaan yang dapat
dilihat dari tingkat penjualan, jumlah tenaga kerja atau jumlah aktiva yang
dimiliki perusahaan. “ Ukuran perusahaan ini mempunyai pengaruh yang berarti
dalam struktur keuangan, perusahaan yang lebih besar biasanya lebih mudah
memasuki pasar, menerima penilaian kredit yang lebih tinggi untuk hutang-
2.2.6. Kinerja Keuangan Perusahaan
2.2.6.1. Pengertian Kinerja Keuangan Perusahaan
Kinerja keuangan perusahan adalah salah satu faktor yang amat penting
bagi perusahaan, hal ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan antar
elemen- elemen aktiva disatu pihak dengan elemen pasiva dipihak lain yang dari
hasil perbandingan tersebut akan dapat diketahui keadaan efektifitas dan efesiensi
perusahaan dalam melakukan kegiatan dan perkembangan perusahaan dalam
memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya ( Murtadha Sinuraya, 1998 ).
Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan tertentu yang
menunjukkan apa yang ingin dilakukan untuk memenuhi kepentingan-
kepentingan anggota- anggotanya, untuk mengukur apakah tujuan yang telah
ditetapkan telah dapat dicapai, tentu hal tersebut tidak mudah dilakukan, karena
menyangkut aspek manajemen dalam membuat keputusan. Salah satu cara untuk
mengetahui apakah suatu perusahaan dalam menjalankan operasinya telah sesuai
dengan tujuannya adalah dengan mengetahui kinerja perusahaan ( prestasi ).
Menurut Helfert ( 1996:67 ), “ Kinerja perusahaan adalah semua
keputusan manajemen yang dilakukan secara terus- menerus “. Oleh karena itu,
untuk menilai kinerja perusahaan perlu dilibatkan analisis keuangan analisis
terhadap kinerja keuangan ini berdasarkan pada laporan keuangan yang dibuat
2.2.6.2. Tujuan Pengukuran Kinerja Keuangan Perusahaan
Menurut Menurut Munawir (1997:31), tujuan pengukuran kinerja
keuangan perusahaan adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengukur tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.
2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut
dilikuidasi, baik kewajiban jangka pendek maupun jangka panjang.
3. Untuk mengetahui tingkat rentabilitas atau profitabilitas, yaitu kemampuan
perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban
bunga atas hutang- hutangnya termasuk membayar kembali pokok
hutangnya tepat pada waktunya, serta kemampuan membayar deviden
secara teratur pada pemegang saham tanpa mengalami hambatan.
2.2.7. Hubungan Current Ratio Terhadap Kinerja Keuangan Perusahan
Current ratio adalah kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya (Hanafi dan Halim, 2005).
menganggur pada akhirnya dapat mengurangi kemampuan labaan perusahaan
(Agnes Sawir,2005:8).
Maka dapat disimpulkan bahwa current ratio tinggi akan dapat
mengurangi kemampuan laba dan berakibat terhadap kinerja keuangan
perusahaan menjadi tidak sehat atau negative.
2.2.8. Hubungan Fixed Asset Turnover Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahan
Rasio Fixed asset Turnover mengukur sejauh mana kemampuan
perusahaan menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan ( Hanafi dan Halim,2005).
Rasio fixed assets turnover berguna untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan menggunakan aktivanya secara efektif untuk meningkatkan
pendapatan. Jika pendapatan meningkat maka kinerja keuangan perusahaan
sehat atau positif. Apabila rasio tersebut perputarannya lambat (rendah),
kemungkinan terdapat kapasitas terlalu besar atau ada banyak aktiva tetap
namun kurang bermanfaat, atau mungkin disebabkan oleh hal-hal lain seperti
investasi pada aktiva tetap yang berlebihan dibandingkan dengan nilai output
2.2.9. Hubungan Gross Profit Margin Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahan
Rasio Gross Profit Margin ini dapat menghitung sejauhmana
perusahaan menghasilkan laba kotor pada tingkat penjualan (Niki
Lukviarman,2006:73).
Rasio Gross Profit Margin mengukur efisiensi harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan kemampuan perusahaan untuk berproduksi
secara efisien. Dalam mengevaluasi dapat dilihat margin per unit produk, bila
rendah maka perusahaan tersebut sensitive atau terhadap pesaingnya (Agnes
Sawir, 2005:18).
Maka dapat disimpulkan bahwa jika gross profit margin perusahaan rendah maka kinerja keuangan perusahaan sehat atau positif, sebaliknya jika
gross profit margin perusahaan tinggi maka kinerja keuangan perusahaan tidak sehat atau negativ.
2.2.10. Hubungan Market To Book Ratio Terhadap Kinerja Keuangan
Perusahan
Market to Book Ratio menggambarkan penilaian pasar keuangan terhadap manajemen dan organisasi dari perusahaan yang sedang berjalan
(going concern). nilai buku menggambarkan biaya pendirian historis dan aktiva fisik perusahaan. Suatu perusahaan yang berjalan baik dengan staf manajemen
pasar yang lebih besar atau sekurang-kurangnya sama dengan nilai buku aktiva
fisiknya (Agnes Sawir, 2005:22).
Dapat disimpulkan bahwa jika perusahaan yang berjalan dengan baik
dengan manajemen dan organisasi yang baik akan memiliki nilai pasar yang
tinggi akan membuat kinerja keuangan perusahaan akan sehat atau positif.
2.2.11. Hubungan Ukuran Perusahaan terhadap Kinerja Keuangan
Perusahaan
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan adalah
ukuran perusahaan ( firm’s size ). Meski standar perbandingan kinerja keuangan perusahaan sering digunakan rata- rata industri atau lini bisnis yang sama
berdasarkan premis bahwa kondisi ekonomi dapat mempengaruhi kinerja
perusahaan secara sama namun kinerja perusahaan kecil dapat berbeda dengan
perusahaan besar. Sebab, menurut Weston dan Compeland (1992) dalam jurnal
penelitian Daniel Tulasi (2006), “ pada umumnya perusahaan besar kapital
intensif dan lebih terintergrasi secara vertikal sedangkan perusahaan kecil
sebaliknya. Akibatnya, perbandingan tingkat perputaran aset terhadap penjualan
bias berbeda” .
kriteria untuk menentukan ukuran perusahaan ( besar atau kecil ) bisa
2.2.12. Go Public
2.2.12.1. Pengertian Go Public
Menurut Susilo (2000:194), go public yaitu kegiatan yang dilakukan oleh emiten untuk menjual efek kepada masyarakat, berdasarkan tata cara yang diatur
oleh undang- undang dan peraturan pelaksanaannya. Perusahaan dapat
menggunakan dana emisi untuk mengembangkan dan memperluas jaringan-
jaringan usahanya ( ekspansi ), membayar sebagian hutang, memperkuat struktur
permodalan perusahaan, meningkatkan daya saing produk perusahaan sehingga
perusahaan lebih kokoh menghadapi persaingan yang semakin ketat.
2.2.12.2. Syarat- Syarat Go Public bagi Perusahaan
Perusahaan yang akan go public harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Emiten berkedudukan di Indonesia
b. Pemegang saham harus minimal 300 orang
c. Modal disetor penuh sekurang- kurangnya tiga miliar rupiah
d. Setelah diaudit selama dua tahun buku terakhir berturut- turut dengan
pernyataan memperoleh laba.
e. Laporan keuangan telah diperiksa akuntan publik untuk dua tahun terakhir berturut- turut dengan pernyataan wajar tanpa pengecualian untuk tahun
terakhir.
f. Untuk perbankan harus dipenuhi kriteria sebagai bank sehat dan
2.3. Kerangka Pikir
Current Ratio (X1)
Fixed Assets Turn Over (X2)
Gross Profit Margin (X3)
Market to Book Ratio (X4)
Ukuran Perusahaan (X5)
2.4. Hipotesis Penelitian
Penelitian atas kemampuan rasio- rasio keuangan dan ukuran perusahaan
dalam memprediksi kinerja keuangan perusahaan pada hipotesis :
1. Diduga current ratio mampu memprediksi kinerja keuangan pada
perusahaan tekstil dan produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia.
2. Diduga fixed assets turn over mampu memprediksi kinerja keuangan pada perusahaan tekstil dan produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia.
3. Diduga gross profit margin mampu memprediksi kinerja keuangan pada perusahaan tekstil dan produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia.
4. Diduga Market to Book Ratio mampu memprediksi kinerja keuangan pada perusahaan tekstil dan produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia.
5. Diduga ukuran perusahaan mampu memprediksi kinerja keuangan pada
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional dalam hal ini dimaksudkan untuk menjelaskan dan
menerangkan variabel-variabel yang dipergunakan dalam penelitian dan
pengukuran variabel-variabel penelitian secara operasional berdasarkan teori yang
ada maupun pengalaman-pengalaman empiris.
Definisi operasional dan pengukuran variabel yang digunakan dalam
penelitian ini dibagi menjadi :
1. Variabel Terikat ( Dependent Variabel ) (Y)
Variabel terikat ( Dependent variabel ) adalah variabel yang tidak
dapat berdiri sendiri dan nilainya tergantung pada hasil pengamatan.
Variabel Y dalam pengamatan ini adalah Kinerja Keuangan Perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan adalah faktor yang amat penting bagi
perusahaan, hal ini dapat dilakukan dengan cara membandingkan antar
elemen- elemen aktiva di satu pihak dengan elemen pasiva di pihak lain
yang dari hasil perbandingan tersebut akan dapat diketahui keadaan
efektifitas dan efesiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya
yang dimilikinya ( Murtadha Sinuraya, 1998 ). Variabel dependen bersifat
kategorial, dimana kinerja keuangan perusahaan sehat = 1 ( satu ) dan
kinerja keuangan perusahaan tidak sehat = 0 ( nol ). Pengelompokkan
sehat berdasarkan kriteria laba operasi ( Earning Before Interest and Tax = EBIT ). Sebab laba operasi merupakan sebuah sinyal tentang prospek di
masa yang akan datang. “ Perusahaan yang mempunyai EBIT positif
memperlihatkan prospek yang baik dan dikelompokkan sebagai
perusahaan yang sehat ( Y= 1 ), sedangkan perusahaan yang memiliki
EBIT sama dengan nol atau negatif merupakan prospek yang tidak baik
dan dikelompokkan sebagai perusahaan tidak sehat ( Y= 0 ) “ (Daniel
Tulasi, 2006).
2. Variabel Bebas ( Independent Variabel )
Variabel bebas yaitu variabel yang dapat berdiri sendiri dan nilainnya
tidak tergantung pada hasil pengamatan. Variabel bebas (X) dalam
penelitian ini ada lima yaitu:
1. Current Ratio / Rasio Lancar ( X1)
Rasio lancar adalah kemampuan perusahaan memenuhi hutang
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya.
2. Fixed Assets Turn Over / Perputaran aktiva Tetap ( X2 )
Rasio ini mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan
menghasilkan penjualan berdasarkan aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan.
( Hanafi dan Halim, 2005 )
3. Gross Profit Margin ( X3 )
Rasio ini menghitung sejauh mana perusahaan menghasilkan laba
kotor pada tingkat penjualan tertentu.
( Helfert, 1995 )
4. Market to Book Ratio / Price Book Value / Rasio Harga Pasar Terhadap Nilai Buku (X4)
Rasio ini menunjukkan bahwa nilai buku merupakan biaya historis
dari harta fisik perusahaan. Perusahaan yang sehat dengan
manajemen dan organisasi yang kuat dan berfungsi secara efisien
akan memiliki nilai pasar yang lebih tinggi daripada atau paling
tidak sama dengan nilai buku dari harta fisiknya.
5. Ukuran Perusahaan / Firm’s Size (X5)
Ukuran perusahaan menunjukkan besar kecilnya suatu perusahaan.
Ukuran perusahaan ditunjukkan dengan melihat total penjualan,
total aktiva dan rata- rata total aktiva.
( Hall dan Weiss, 1967 )
3.2. Teknik Penentuan Sampel
3.2.1. Populasi
Populasi diartikan sebagai seluruh kumpulan elemen yang dapat
digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan. Elemen adalah subyek dimana
pengukuran dilakukan. Sampel merupakan elemen-elemen populasi yang
memberikan kesimpulan tentang keseluruhan populasi (Cooper dan Emory,
1996:214). Populasi dalam penelitian ini sebanyak 25 perusahaan yang terdiri dari
9 perusahaan Tekstil dan 16 perusahaan Produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2008.
3.2.2. Sampel
Sampel merupakan elemen-elemen populasi yang memberikan kesimpulan
tentang keseluruhan populasi. Dari jumlah populasi tersebut, dipilih 10
perusahaan atau 40% sebagai sampel penelitian yang dinilai mewakili populasi.
Purposive Sampling dengan tipe Judgmental Sampling dengan kriteria tertentu yaitu:
1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan
2. Mempublikasikan laporan keuangannya secara konsisten tahun
2004-2008 (lima tahun). Laporan keuangan harus lengkap dan sesuai dengan
variabel independen untuk mempermudah perhitungan rasio keuangan.
Dengan sampel sebanyak 10 perusahaan dan data lima tahun, diperoleh jumlah
observasi sebanyak 50 buah.
Dari kriteria diatas ada 10 perusahaan tekstil dan produk tekstil yang
memenuhi syarat sebagai sampel dalam penelitian ini, yaitu:
1. PT Roda Vivatex Tbk.
2. PT Sunson Tekstile Manufacture Tbk.
3. PT Eratex djaja Tbk.
4. PT Century Textile Industry ( CENTEX ) Tbk.
5. PT Apac Citra Centertex Tbk.
6. PT Indo-Rama Syntetics Tbk.
7. PT Karwell Indonesia Tbk.
8. PT Pan Brothers tex Tbk.
9. PT Sepatu Bata Tbk.
3.3. Teknik Pengumpulan Data
3.3.1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini data sekuner (data yang
tidak langsung diperoleh dari sumber pertama, dan telah tersusun dalam bentuk
dokumen-dokumen tertulis) dan merupakan data kuantitatif yaitu laporan
keuangan perusahaan tekstil dan produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2004-2008 yang bersumber dari Indonesian Capital Market Directory tahun 2007 dan tahun 2009.
3.3.2. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik dokumentasi, yaitu suatu cara
pengumpulan data dengan penyalinan data atau dokumen dari sebuah perusahaan
yang bersangkutan. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan yang
mungkin timbul dan menjamin keakuratan data- data yang diperoleh.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Teknik Analisis
Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistic
yang digunakan pada saat variabel respon memiliki dua variabel . Suatu masalah
serius yang berhubungan dengan model probabilitas linier bahwa yang ditaksir,
merupakan probabilitas bersyarat, mungkin tidak terletak dalam batas antara 0 dan
1. Dengan menggunakan model logit akan menjamin bahwa probabilitas yang
Persamaan Regresi Logistik untuk mengetahui kemampuan rasio
keuangan dan ukuran perusahaan dalam memprediksi kinerja keuangan pada
perusahaan tekstil dan produk tekstil yang go public di Bursa Efek Indonesia adalah sebagai berikut :
Log ( Pi/1-Pi ) = β0 + β1CR + β2FATO + β3GMP + β4MBR + β5Size + e
...( Daniel Tulasi )
Dimana :
P = Probabilitas variabel dependen yang mampu dijelaskan oleh
variabel dependen
Y = 1, apabila kinerja keuangan perusahaan Tekstil dan Produk Tektil
sehat
Y = 0, apabila kinerja keuangan perusahaan Tekstil dan Produk Tektil
tidak sehat
CR = Current Assets
FATO = Fixed Assets Turn Over
GPM = Gross Profit Margin
MBR = Market to Book Ratio
Size = Ukuran Perusahaan
β0 = Konstanta
β1, β2...β5 = Koefisien Regresi
3.4.2. Uji Hipotesis
Tahapan uji hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah :
1. Uji t ( Uji Wald )
Uji t merupakan uji parametik yang dimaksudkan untuk mengetahui
pengaruh secara parsial setiap variabel bebas terhadap variable terikat
dengan prosedur sebagai berikut :
a. Merumuskan hipotesis yang akan diuji
H0 : Variabel independen tidak mampu memprediksi variabel
dependen
H1 : Variabel independen mampu memprediksi variabel dependen
b. Menentukan besarnya tingkat signifikan sebesar α = 5% dengan
tingkat kebebasan (df) sebesar n-k-1, dimana:
n = jumlah pengamatan
k = jumlah variabel.
e. Mengukur nilai t hitung dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
T hitung =
Dimana :
βi = koefisien regresi
Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut :
Jika tingkat probabilitas ( signifikan ) > 5%, maka H0 diterima, Hi ditolak.
Berarti variabel independen tidak mampu memprediksi variabel dependen.
Jika tingkat probabilitas ( signifikan ) < 5%, maka H0 ditolak, Hi diterima.
Berarti variabel independen mampu memprediksi variabel dependen.
2. Uji Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit Test
Hasil pengujian atas kelayakan model regresi logistic diukur dengan nilai
chi-square berdasarkan uji Hosmer&Lameshow test, dengan hipotesisnya : H0 : Tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi
dengan klasifikasi yang diamati
Hi : Ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi
dengan klasifikasi yang diamati
Dasar pengambilan keputusan dengan Chi-square yaitu :
Jika tingkat probabilitas ( signifikan ) > 5%, maka H0 diterima, Hi ditolak.
Berarti model regresi ini layak dipakai untuk penelitian selanjutnya,
karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi
dengan klasifikasi yang diamati.
Jika tingkat probabilitas ( signifikan ) < 5%, maka H0 ditolak, Hi diterima.
Berarti model regresi ini tidak layak untuk penelitian selanjutnya, karena
ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia
Perkembangan Bursa di Indonesia dimulai dari pendirian Badan
Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) sebagai pengelola Bursa pada tahun
1977. Pada saat itu merupakan masa paling sulit bagi Bapepam untuk
memperkenalkan dan mengembangkan Bursa di Indonesia. Dengan usaha
yang begitu besar baik dari segi SDM maupun dari dana yang dikeluarkan
oleh pemerintahmelalui Bapepam, untuk pengembangan Bursa di
Indonesia nilainya cukup besar yang tidak mungkin dilakukan oleh pihak
swasta seperti saat ini.
Pengembangan Bursa membutuhkan waktu kurang lebih 15 tahun
untuk dapat menghasilkan 162 emiten . baru setelah Bapepam Berhasil
mengembangkan Bursa di Indonesia dan Bursa sudah menjadi kebutuhan
masyarakat Indonesia khususnya emiten dan investor, kemudian Bursa
diswastanisasikan (tahun 1992).
Dalam perjalanan penswastanisasian Bursa, untuk mendorong
percepatan pencatatan emiten dan perdagangan saham di Indonesia
khususnya di wilayah timur. Pemerintah melalui Bapepam mempelopori
kali didirikan diIndonesia pada tanggal 16 juni 1989, dan kemudian
dilanjutkan dengan pendirian BEJ pada tanggal 13 juli 1992. Pendirian
BEJ adalah seiring dengan penswastanisasi Bursa Efek Indonesia. Pada
tahun 1992, pemerintah mengalihkan peran Bapepam sebagai
penyelenggara Bursa kepada BEJ melalui swastanisasi Bursa. Selanjutnya,
pada tahun 1993 Pemerintah melalui Perserikatan Perdagangan Uang dan
Efek (PPUE) mendirikan Bursa Pararel Indonesia (BPI) untuk
mengakomodasi transaksi di luar Bursa (over the counter). Perkembangan berikutnya, pada tahun 1995 BPI digabungkan dengan BES telah mampu
mengembangkan fasilitas pencatatan dan perdagangan bagi perusahaan
menengah kecil serta obligasi / surat hutang.
Setelah Bursa efek Indonesia diswastanisasikan menjadi BEJ dan
BPI digabungkan dengan BES, perkembangan percepatan emiten saham,
emiten obligasi mengalami kenaikan. Namun 7 tahun terakhir (sejak 2002
hingga sekarang) emiten saham dan obligasi mengalamiperlambatan, dan
dibidang instrument lainnyaseperti derivative dapat dikatakan belum
mengalami kemajuan, berarti kondisi ini mendorong perlunya perhatian
pemerintah, dalam hal ini Bapepam dan LK, SRO, dan pelaku pasar, untuk
melakukan sesuatu yang strategis untuk mencapai percepatan pertumbuhan
jumlah emiten saham dan obligasiserta perkembangan produk-produk
yang dapat diperdagangkan di Bursa. Salah satu pendekatan yang
direncanakan oleh pemerintah sebagaimana dituangkan dalam Master P