• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. JAYA READYMIX DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA PT. JAYA READYMIX DI SURABAYA."

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KINERJA MEREK DAN TINGKAT KEPUASAN

MEREK TERHADAP BRAND SWITCHING PADA

MINUMAN BERENERGI KRATINGDAENG

DI SURABAYA SELATAN

USULAN PENELITIAN

Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional `VETERAN` Jawa Timur Untuk Menyusun Skripsi S-1 Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh :

Sindhu Brata 0512010056/ FE / EM

KEPADA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(2)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH KINERJA MEREK DAN TINGKAT KEPUASAN

MEREK TERHADAP BRAND SWITCHING PADA

MINUMAN BERENERGI KRATINGDAENG

DI SURABAYA SELATAN

yang diajukan

Sindhu Brata 0512010056 /FE / EM

telah disetujui untuk diseminarkan oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. RA. Suwaidi, Ms Tanggal : ………..

Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen

(3)

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN PELANGGAN

TERHADAP KESETIAAN MEREK OLI MESRAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Jurusan Manajemen

Diajukan Oleh :

Noer Hidayat 0512010072/ FE / EM

KEPADA

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

(4)

PENGARUH KINERJA MEREK DAN TINGKAT KEPUASAN

MEREK TERHADAP BRAND SWITCHING PADA

MINUMAN BERENERGI KRATINGDAENG

DI SURABAYA SELATAN

yang diajukan

Sindhu Brata 0512010056/FE / EM

telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Drs. Ec. RA. Suwaidi, Ms Tanggal : ………..

Mengetahui

Ketua Jurusan Manajemen

Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS NIP. 030 191 295

(5)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN

KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

BAGIAN PRODUKSI PADA PT. JAYA READYMIX DI

SURABAYA

yang diajukan

M.Anjar Hariyanto 0512010078/ FE / EM

telah disetujui untuk ujian lisan oleh

Pembimbing Utama

Dra.Ec. Mei Retno. A ,Msi Tanggal : ………..

Mengetahui

Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi

(6)

SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH KEPUASAN PELANGGAN

TERHADAP KESETIAAN MEREK OLI MESRAN

DI BENGKEL MITRA UTAMA MOTOR

SURABAYA

yang diajukan Noer Hidayat 0512010072/ FE /EM Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada tanggal, 29 Mei 2009

Pembimbing :

Drs.Ec. Pandji Sugiono, MM Anggota

Dra. Ec. Kustini, MM

Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

(7)
(8)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah S.W.T atas segala rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Kinerja Merek Dan Tingkat Kepuasan Merek Terhadap Brand Switching Pada Minuman Berenergi Kratingdaeng Di Surabaya Selatan.” dapat terselesaikan dengan baik.

Maksud penyusunan skripsi ini bagi mahasiswa adalah sebagai salah satu syarat untuk mencapai Gelar Sarjana (S1) Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Keberhasilan penyusunan skripsi ini tak lepas dari bantuan berbagai pihak baik secara moril maupun materiil. Untuk itu penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Bapak Prof Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, Selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM., Selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, MSi., Selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. 4. Bapak Drs. Ec. Gendut Sukarno, MS., Selaku Ketua Jurusan Ekonomi

(9)

5. Bapak Drs. Ec. RA. Suwaedi, Ms, selaku dosen pebimbing utama yang telah meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan bimbingan, saran dan petunjuk sampai terselesainya skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan tambahan ilmu pada penulis selama kuliah di fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Pembangunan Nasionol “Veteran” Jawa Timur.

7. (Almrh) Bapak, Ibu, anggota keluarga beserta yang telah memberikan doa dan dukungan baik moril maupun materiil sehingga tersusunnya skripsi ini.

Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis menyadari kekurangan dari penulisan skripsi ini, oleh sebab itu kepada semua pembaca kiranya berkenan memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun dan semoga penulis skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surabaya, Oktober 2009

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ...vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN... viii

ABSTRAKSI ...ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang ...1

1.2.Rumusan Masalah ...6

1.3.Tujuan Penelitian ...6

1.4.Manfaat Penelitian ...6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ...7

2.2. Landasan Teori...8

2.2.1. Arti Pemasaran ...8

2.2.2. Fungsi Pemasaran...9

2.2.3. Managemen Pemasaran...12

2.2.4. Siklus Kehidupan Produk...13

2.2.5. Hub. Kinerja Pemasarn dengan Bauran Pemasaran ...15

2.2.6. Merek...17

2.2.7. Brand Switching ...17

2.2.8. Kinerja Merek...19

(11)

2.2.10. Pengaruh Kinerja Merek Terhadap Brand Switching ...20

2.2.11. Pengaruh Kepuasan Merek Terhadap Brand Switching...20

2.3. Kerangka Konseptual ...21

2.4. Hipotesis...22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ...31

3.2. Teknik Penentuan Sampel...33

3.3. Teknik Pengumpulan Data ...36

3.3.1. Jenis Data ...36

3.3.2. Sumber Data...36

3.3.3. Pengumpulan Data ...36

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ...37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasi Penelitian ...48

4.1.1. Sejarah Kratingdaeng ...48

4.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden...48

4.1.3. Deskripsi Kinerja Merek ...50

4.1.4. Deskripsi Kepuasan Merek ...51

4.1.5. Deskripsi Perpindahan Merek ...52

4.2. Analisis Data ...53

4.2.1. Evaluasi Qutlier...52

4.2.2. Evaluasi Reliabilitas...55

4.2.3. Evaluasi Validitas...56

4.2.4. Evaluasi Construct Reability dan Variance Extracted ...56

4.2.5. Evaluasi Normalitas ...58

(12)

4.2.7. Uji Kausalitas ...61

4.3. Pembahasan...62

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ...65

5.2. Saran...65

DAFTAR PUSTAKA ...67

(13)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel:

1.1.TBI Kratingdaeng………3

1.2.Penjualan Kratingdaeng……….. ……3

3.1. Goodness of Fit Indeks………...44

4.1. Deskripsi Karakteristik Responden………...49

4.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia………49

4.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan………50

4.4. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kinerja Merek……….50

4.5. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Kepuasan Merek………….51

4.6. Frekuensi Hasil Jawaban Responden Mengenai Perpindahan Merek……….52

4.7. Outlier Data……….54

4.8. Reliabilitas Data………..55

4.9. Validitas Data………..56

4.10. Construct Reliability dan Variance Extracted………...57

4.11. Normalitas Data………58

4.12. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One – Step Approach – Base Model………60

4.15. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Model One – Step Approach - Modifikasi………..61

(14)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar :

2.1. Sistem Pemasaran Sederhana……….12

2.2. Konsep Siklus Hidup……….15

2.3. Tipe – tipe Perilaku Konsumen………..25

3.1. Model Pengukuran Kinerja Merek……….37

3.2. Model Pengukuran Kepuasan Merek……….38

3.3. Model Pengukuiran Perpindahan Merek………39

4.1. Model Pengukuran dan Struktural………..59

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Gambar :

(16)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KEPUASAN

KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN

BAGIAN PRODUKSI PADA PT. JAYA READYMIX DI

SURABAYA

Oleh :

M. ANJAR HARIYANTO 0512010078/FE/EM ABSTRAKSI

PT. Jaya Readymix merupakan supplier beton readymix pertama dan terbesar di Indonesia yang berdiri pada tahun 1972. Setelah mengadakan pengamatan langsung terdapat penurunan produktivitas kerja karyawan pada tahun 2006 menjadi 8,08% dan tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 8,02% dan pada tahun 2008 mengalami penurunan kembali sebesar 7,78%.

Tujuan penelitiaan ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap produktivitas kerja. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi pada PT. Jaya Readymix di Surabaya. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling yaitu cara pengambilan sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu. Pengumpulan data dilakukan dengan menyampaikan daftar pertanyaan kepada responden (kusioner) dengan jumlah 105 responden. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modeling (SEM).

Setelah dilakukan pengujian atas hipotesis yang diajukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa variabel kinerja merek berpengaruh positif terhadap perpindahan merek, dibuktikan dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Variabel kepuasan kerja tidak berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja, dibuktikan dengan nilai probabilitas sebesar 0,641.

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

(18)
(19)

2

Budaya organisasi adalah suatu sistem makna bersama yang dianut oleh anggota-anggota yang membedakan organisasi tersebut dengan organisasi yang lain. Lebih lanjut, menyatakan bahwa sebuah sistem pemaknaan bersama dibentuk oleh warganya yang sekaligus menjadi pembeda dengan organisasi lain. ( Robbins, 1998 : 248 ). Dalam Soedjono ( 2005 ).

Budaya organisasi yang baik dan dapat dijalankan sepenuhnya oleh karyawan dapat menyokong keberhasilan organisasi tempatnya bekerja yang selanjutnya akan memperbaiki kinerjanya dalam organisasi perusahaan.

Handoko ( 1992 : 193 ) mengemukakan bahwa kepuasan kerja ( job satisfaction ) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terciptanya suatu kepuasn kerja, antara lain pemberian gaji yang sesuai, rekan kerja yang mendukung, peran serta supervisi yang adil dan mendukung dan pekerjaan itu sendiri. Jika karyawan merasa terpuaskan maka karyawan akan cenderung meningkatkan kinerjanya yang dapat berdampak pada keberhasilan suatu organisasi.

Produktivitas adalah ukuran kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang telah dikerjakan, dengan mempertimbangkan biaya sumber daya yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut, Malthis dan Jakson ( 2001 ).

(20)

3

PT. Jaya Readymix adalah suplier beton readymix pertama dan terbesar di Indonesia yang berdiri pada tahun 1972 yang bergerak dalam pembuatan beton siap saji, yang digunakan untuk proyek-proyek pembangun gedung atau rumah.

PT. Jaya Readymix telah menetapkan hari kerja 25 hari setiap bulannya. Namun perusahaan dihadapkan pada permasalahan pada produktivitasnya dimana produktivitas kerjanya masih belum mencapai target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini disebabkan karena karyawan merasa keberatan dengan budaya perusahaan yang diterapkan pada PT. Jaya Readymix, hal ini dapat dilihat pada penurunan hasil produktivitas kerja yang kurang dari target.

Setelah mengadakan pengamatan langsung terdapat penurunan produktivitas kerja karyawan bagian produksi pada PT. JAYA READYMIX ini ditandai dengan turunnya produktivitas kerja karyawan pada tahun 2006-2008 dapat dilihat dalam tabel berikut ini :

1. DATA DOCKET LIST 2006-2008 TAHUN TOTAL

(21)

4

Budaya organisasi dan kepuasan kerja merupakan variabel yang mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, untuk itu perusahaan harus berusaha menjamin agar faktor-faktor yang berkaitan dengan budaya organisasi dan kepuasan kerja dapat dipenuhi secara maksimal, sehingga kuantitas dan kualitas produktivitas dapat tercipta dengan baik.

Kualitas sumber daya manusia akan terpenuhi apabila kepuasan kerja sebagai unsur yang berpengaruh terhadap produktivitas kerja dapat tercipta dengan sempurna. Selain itu belum terpenuhi kepuasan kerja dapat menyebabkan penurunan produktivitas kerja karyawan, hal inilah yang terjadi pada karyawan PT. JAYA READYMIX di Surabaya bagian produksi, mereka merasakan adanya ketidak sesuaian yang diberikan pihak manajemen dengan apa yang mereka kerjakan. Sehingga itulah yang menyebabkan mereka tidak puas dengan pekerjaan mereka.

(22)

5

perusahaan mengharuskan karyawan bagian produksi untuk tetap masuk kerja pada hari libur nasional. Selain itu kurangnya dukungan dari pihak manajemen untuk memberikan perhatian pada bawahannya, kurangnya kerjasama antar sesama karyawan juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan. Pengawasan terhadap para karyawan untuk dapat melaksanakan peraturan-peraturan yang berlaku diperusahaan juga dapat membantu tercapainya suatu budaya organisasi yang baik.

Dengan budaya organisasi yang berjalan dengan baik dan terciptanya kepuasan kerja karyawan maka karyawan akan lebih meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini didukung dengan pendapat adanya keterkaitan hubungan antara budaya organisasi dengan produktivitas kerja karyawan yang Adanya keterkaitan hubungan antara budaya organisasi dengan produktivitas kerja karyawan dapat dijelaskan bahwa premis mendasar dalam pembahasan budaya organisasi ialah kemauan, kemampuan, dan kesediaan seseorang menyesuaikan perilakunya dengan budaya organisasi, mempunyai relevansi tinggi dengan kemauan, kemampuan, dan kesediannya meningkatkan produktivitas kerjanya, Siagian (2002:188)

(23)

6

kerja bagi karyawan yang memiliki pengalaman kerja diatas 10 tahun dan berusia 30 tahun.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin juga mengetahui lebih jauh mengenai pengaruhnya antara budaya organisasi dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan. Untuk itu peneliti mengambil judul “Pengaruh

Budaya Organisasi Dan Kepuasan Kerja Terhadap Produktivitas kerja

Karyawan Bagian Produksi pada PT. JAYA READYMIX di Surabaya.”

1.1.Perumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalahnya yaitu :

1. Apakah Budaya Organisasi berpengaruh positif terhadap Produktivitas kerja karyawan departemen teknik pada PT. JAYA READYMIX Surabaya?

2. Apakah Kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap Produktivitas kerja karyawan departemen teknik pada PT. JAYA READYMIX Surabaya?

1.2.Tujuan Penelitian

(24)

7

1. Untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi terhadap Produktivitas kerja karyawan departemen teknik PT. JAYA READYMIX di Surabaya.

2. Untuk mengetahui pengaruh Kepuasan Kerja terhadap Produktivitas kerja Karyawan departemen teknik PT. JAYA READYMIX di Surabaya.

1.3.Manfaat Penelitian

Dari pelaksanaan penelitian ini, penulis berharap memberikan manfaat yang berguna yaitu :

1. Diharapkan memberi manfaat sebagai informasi untuk menentukan kebijakan bagi PT. JAYA READYMIX di Surabaya dalam hal pengembangan produktivitas karyawan.

2. Memberikan manfaat bagi penulis untuk mengetahui dan mengimplementasikan teori-teori yang didapat selama menempuh studi terutama dibidang SDM khususnya mengenai Budaya Organisasi dan Kepuasan Kerja terhadap produktivitas karyawan.

(25)

9

1.1Uji validitas dan realibilitas pra penelitian sebanyak 50 responden bertujuan untuk mengetahui kesahihan dan konsistensi jawaban responden terhadap seluruh indikator yang diberikan. Seluruh uji validitas dan realitibitas pada penelitian ini menggunakan teknik Hyot, karena hasil kedua uji tersebut dapat sekaligus dibaca dalam satu kali analisis, selain itu teknik ini menurut Saifudin Azwar ( 1997 ) yang paling banyak digunakan oleh para peneliti.

1.2Berdasarkan uji validitas dan realitibitas untuk setiap indikator pada setiap dimensi variabel budaya organisasi. Kinerja organisasi dan kepuasan karyawan ternyata semua indikator pembentuk masing-masing dimensi tersebut valid dan reliabel tidak ada yang gugur, sehingga dapat dikatakanBahwa seluruh indikator tersebut dapat digunakan untuk menyebarkan kuesioner pada penelitian berikutnya. a. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi.

Hasil output AMOS 4.01 diperoleh nilai probabilitas eror 3,5291 10-14 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 dan nilai loading 0,756 artinya hipotesis yang menyatakan budaya organisasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kinerja organisasi dapat diterima.

b. Pengaruh Kinerja Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja.

(26)

10

hipotesis yang menyatakan kinerja organisasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja dapat diterima.

c. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan kerja.

Hasil output AMOS 4.01 diperoleh nilai probabilitas eror 2,6821 10-14 lebih kecil dari taraf signifikan 0,05 dan nilai loading 0,748 artinya hipotesis yang menyatakan budaya organisasi berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja dapat diterima.

c. Pengaruh Budaya Organisasi Melalui Kinerja Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja.

Hasil output AMOS 4.01 diperoleh nilai-nilai koefisien jalur pengaruh langsung budaya organisasi ke kepuasan kerja ( 0,748 ) lebih besar dibandingkan dengan melalui kinerja ( 0,726 ), sehingga budaya organisasi terhadap kepuasan kerja.

(27)

11

Teknik analisis yang digunakan adalah model Structural Equation Modeling ( SEM ), dengan program AMOS 5.0 dan disertai dengan uji kesesuaian model pada persamaan struktural. Sampel yang digunakan 135 orang staff akunting yang diambil dari sebuah perusahaan.

Hasil penelitian menyatakan bahwa variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap motivasi, variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja, variabel motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja, variabel kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

(28)

12

Menurut Handoko ( 1994 : 4 ) dalam bukunya yang berjudul manajemen personalia dan manajemen sumber daya manusia mendefinisikan manajemen sumber daya manusia sebagai proses penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan individu maupun tujuan organisasi.

Menurut Sumarsono ( 2003 : 4 ) sumber daya manusia atau human resources mengandung dua pengertian, pertama sumber daya manusia mengandung pengertian usaha kerja yang dapat dilakukan dalam proses produksi. Pengertian yang kedua dari sumber daya manusia menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk kinerja bagi perusahaan atau organisasi yang bersangkutan.

Menurut Simamora ( 2004 : 4 ) manajemen sumber daya manusia adalah pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa , dan pengolaan individu anggota organisasi atau kelompok karyawan.

(29)

13

Semua potensi sumber daya manusia tersebut sangat berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam pencapaian tujuannya. Betapapun majunya teknologi, berkembangnya informasi, tersedianya modal dan memadainya bahan, namun jika tanpa sumber daya manusia maka akan sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuannya.

2.2.2. Aktivitas Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Simamora ( 2004 : 40 ) aktifitas manjemen sumber daya manusia antara lain adalah :

1. Perencanaan Sumber Daya Manusia : perencanaan sumber daya manusia terfokus kepada bagaimana organisasi harus bergerak dari kondisi sumber daya manusianya saat ini menuju kondisi yang dikehendaki.

2. Rekruitmen : rekruitmen merupakan aktivitas yang dirancang untuk memperoleh pelamar kerja yang memenuhi persyaratan perusahaan.

3. Seleksi : ketika menyeleksi karyawan baru, departemen sumber daya manusia biasanya menyaring pelamar melalui wawancara, tes, dan penyelidikan latar belakang pelamar.

4. Penilaian Kinerja : penilaian kinerja adalah membandingkan kinerja pekerjaan seseorang terhadap tolak ukur atau tujuan yang ditetapkan untuk posisi tersebut.

(30)

14

6. Pemberian Kompensasi : pengelolaan kompensasi merupakan tanggung jawab yang penting dan kadang kala sulit bagi manajer, karena faktor-faktor teknis, hukum, keprilakuan, dan organisasional, isu yang berkaitan dengan gaji sering rumit dan menekan secara emosional. Sebab itu penting memahami dampak gaji terhadap motivasi dan kepuasan karyawan.

2.2.3. Pengertian Budaya Organisasi

Setiap individu memiliki kepribadian, begitu juga dengan organisasi atau perusahaan. Budaya dalam arti yang luas adalah unit dari kelompok atau masyarakat yang berbeda mengenai cara para anggotanya yang saling berinteraksi satu sama lain.

Menurut Kreitner dan Kinicki (1995:532) budaya organisasi adalah satu wujud yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikiran, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam.

Menurut Robbins (1996:289) budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu;suatu sistem dari makna bersama. Bila diamati dengan lebih seksama, merupakan seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh organisasi tersebut.

(31)

15

2.2.3.1. Dimensi Budaya Organisasi

Didalam organisasi budaya dianggap sebagai suatu yang abstrak, namun budaya organisasi mempunyai dimensi dengan karakteristik tertentu yang dapat didefinisikan dan diukur.

Menurut Robbins (1998:248) dalam jurnal soedjono mengungkapkan beberapa dimensi dari budaya suatu organisasi, yaitu :

a. Perhatian Terhadap Detil

Adalah sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yng digunakan untuk meraih hasil tersebut.

Penerapan dalam organisasi antara lain :

1. Dilakukan pencatatan jumlah arus produksi yang sesuai dengan pesanan maupun jadwal rutin produksi.

2. Memelihara kelengkapan persyaratan pada setiap mesin produksi dan layak pakai.

3. Pengawasan ketat dengan mendukung partisipasi.

(32)

16

Adalah sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yng digunakan untuk meraih hasil tersebut.

Penerapan dalam organisasi antara lain :

1. Menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan tugas. 2. Menghasilkan kemasan yang berkualitas dan terintegrasi.

3. Menerapkan karyawan bagian produksi tetap masuk pada hari libur nasional.

c. Berorientasi pada manusia

Adalah sejauh mana manajemenmemperhitungkan efek hasil-hasil pada orang-orang didalam organisasi.

Penerapan dalam organisasi antara lain :

1. Menerapkan relasi bersama costumer untuk memperkuat pangsa pasar.

2. Mendorong karyawan yang menjalankan ide-ide mereka.

3. Memberikan penghargaan kepada karyawan yang berhasil menjalankan ide-ide mereka.

2.2.3.2. Teori Budaya Organisasi

(33)

17

lama kelamaan akan tidak tertulis lagi akibat komitmen yang kuat dari anggota msyarakat, yang akhirnya disebut sebagai norma dan etika. Norma dan etika merupakan ukuran bagi anggota masyarakat untuk semakin mendalam dan meresap dalam masyarakat dan tidak tertulis lagi sedangkan etika adalah yang membungkus tingkah laku anggota masyarakat tersebut untuk bertindak sesuai dengan kriteri norma, yang pada akhirnya proses pendalaman norma ini yang disebut sebagai budaya.

Pengertiannya, bahwa aturan yang menyatakan suatu sikap dan perilaku yang menuntun dan mendorong anggota masyarakat untuk melakukan segala sesuatu secara benar, seta menghambat dan menghalangi orang untuk tidak berbuat sesuatu yang salah. Pada umumnya budaya organisasi merupakan wujud nilai dan keyakinan bersama yang mendasari identitas perusahaan (Kreitner dan kinicki : 2003). Teori ini menjelaskan bahwa tingkat yang lebih tidak terlihat, budaya merefleksikan nilai-nilai dan keyakinan dan dimiliki oleh anggota organisasi. Nilai-nilai ini cenderung menyesuaikan perilaku merespons protes konsumen dengan cepat. Serupa dengan hal tersebut, hubungan sebab akibat dapat mempengaruhi. Para karyawan dapat memberikan layanan berkualitas tinggi karena pengalamannyasaat mereka berinteraksi dengan para pelanggan.

(34)

18

akibat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan dengan cukup baik, sehingga perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar untuk memahami, memikirkan dan merasakan berkenaan dengan masalah-masalah tersebut. Maksud dari teori tersebut bahwa budaya memiliki tiga tingkatan atau lapisan. Pada lapisan pertama ini yaitu artifact, tang merupakan karakteristik budaya organisasi adalah semua strukturdan proses organisasi yang tampak, pada lapisan kedua yaitu espoused values, yang mempunyai arti tuntutan strategi, tujuandan filosofi pemimpin organisasi adalah untuk bertindak dan berperilaku dan dapat ditelusuri kepadapara pembentuk organisasi terdahulu. Dan pada lapisan yang terakhir adalah lapisan yang disebut basic underlying assumptions, lapisan ini berisi sejumlah keyakinan (beliefs), yaitu bahwa para anggota organisasi mendapat jaminan (take of granted) bahwa mereka diterima baik untuk melakukan sesuatu secara benar dengan cara yang tepat. Asumsi-asumsi dasar tersebut mempengaruhi perasaan, pemikiran, persepsi, kepercayaan, dan pikiran bawah sadar para anggota organisasi.

(35)

19

yang memiliki koherensi dengan visi, misi dan tujuan anggota organisasi. Konsekuensinya anggota organisasi satu dengan lainnya memiliki kohefisien visi, misi dan tujuan yang konvergen pada tujuan organisasional.

2.2.3.3. Empat Fungsi Budaya Organisasi

Menurut Kreitner dan Kinicki (2003 : 83) budaya organisasi memiliki empat fungsi.

Fungsi budaya organisasi dapat dilihat sebagai berikut :

Memberi identitas organisasi kepada karyawan. Salah satu caranya yaitu dengan mempromosikan inovasi dengan mendukung riset dan pengembangan produk dan jasa baru.

1. Memudahkan komitmen kolektif. Salah satu nilai perusahaan adalah untuk menjadi sebuah perusahaan dimana para karyawannya bangga menjadi bagian dari perusahaan tersebut.

2. Mempromosikan stabilitas sistem sosial. Mencerminkan taraf dimana lingkungan kerja disarankan positif dan mendukung, dan konflik serta perubahan diatur dengan ehektif.

(36)

20

Empat fungsi budaya organisasi tersebut dapat dijelaskan dalam gambar sebagai berikut :

Gambar 2.1 Empat Fungsi Budaya Organisasi

Identitas

Sumber : Kreitner dan Kinicki, Perilaku Organisasi, jilid I, 2003, Penerbit Salemba Empat, Jakarta, hal 86

2.2.4. Pengertian Kepuasan Kerja

Salah satu sasran pentingnya dalam pengelolaan sumber daya manusia dalam suatu perusahaan adalah terciptanya kepuasan karyawan yang lebih lanjut akan meningkatkan prestasi kerja. Dengan kepuasan kerja tersebut pencapaian tujuan perusahaan akan lebih baik dan akurat.

(37)

21

tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaanya.

Sedangkan Martoyo ( 2000:142 ) kepuasan kerja ( job satisfaction ) adalah keadaan emosional karyawan yang terjadi maupun tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa kerja karyawan dan perusahaan atau organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan yang bersangkutan.

Berdasarkan pendapat diatas, kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaanya maupun dengan kondisi dirinya. Perasaan yang berhubungan dengan pekerjaan melibatkan aspek-aspek seperti gaji yang diterima, kesempatan pengembangan karir, hubungan dengan pegawai lainnya, penempatan kerja, jenis pekerjaan, struktur organisasi perusahaan, mutu pengawasan. Sedangkan perasaan yang berhubungan dengan dirinya sendiri antara lain umur, kondisi kesehatan, kemampuan pendidikan.

2.2.4.1. Indikator Yang Membentuk Kepuasan Kerja

Menurut Malayu Hisbuan ( 2005 : 202 ) tolak ukur kepuasan yang mutlak tidak ada karena setiap individu karyawan berbeda standart kepuasannya. Indikator kepuasan kerja hanya diukur dengan :

1. Kedisiplinan

(38)

22

Menurut Siswanto Hardiwiryo ( 2003 : 282 ) dari Manajemen Tenaga Kerja menyatakan bahwa moral kerja sifatnya subyektif, yakni bergantung pada perasaan seseorang sehubungan dengan pekerjaannya. Dengan demikian apabila tenaga kerja semangat dalam bekerja, maka tenaga kerja memiliki moral yang tinggi. Sebaliknya apabila tenaga kerja tidak semangat dalam bekerja, maka tenaga kerja memiliki moral yang rendah.

3. Turn over karyawan

Kepuasan kerja akan mempengaruhi tingkat perputaran tenaga kerja, karena jika kepuasan karyawan meningkat maka perputaran tenaga kerja di perusahaan akan menurun.

2.2.5 Pengertian Produktivitas kerja

Produktivitas adalah ukuran kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang telah dikerjakan, dengan mempertimbangkan biaya sumber daya yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut, Malthis dan Jakson ( 2001 ).

Menurut McEachern (2000:105), produktivitas dapat diartikan sebagai rasio antara output tertentu dibandingkan ukuran input atau sumber daya tertentu dirumuskan :

output Produktivitas =

(39)

23

Sedangkan menurut Sinungan (2003:12), produktivitas diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa-jasa.

Dari uraian diatas dapat ditarik kesimpulan secara umum bahwa produktivitas tenaga kerja adalah output per unit tenga kerja yang digunakan untuk menghasilkan output tersebut.

2.2.5.1. Indikator Produktivitas Kerja

Indikator-indikator produktivitas menurut Wayan Gede Supartha dari Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar Bali ( Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Vol.9, No.2, September 2007 ), dengan judul “ Pengaruh Kepemimpinan Dan Kebijakan Ketenaga Kerjaan Pemerintah Daerah Terhadap Disiplin Dan Produktivitas Tenaga Kerja Pada Perusahaan Garmen Di Kota Denpasar “. Antara lain :

a. Kualitas

Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara yang ideal di dalam melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai harapan.

b. Kuantitas

Jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai mata uang, jumlah unit, atau jumlah dari siklus aktifitas yang telah diselesaikan.

(40)

24

Tingkatan di mana aktifitas telah diselesaikan dengan waktu yang lebih cepat dari yang ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada untuk aktifitas lain.

2.2.6. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan

Seperti yang dijelaskan pada halaman sebelumnya, budaya organisasi menurut Robbins (1996:289) budaya organisasi adalah suatu persepsi bersama yang dianut oleh anggota-anggota organisasi itu;suatu sistem dari makna bersama. Bila diamati dengan lebih seksama, merupakan seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh organisasi tersebut.

Sedangkan Produktivitas adalah ukuran kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang telah dikerjakan, dengan mempertimbangkan biaya sumber daya yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut, Malthis dan Jakson ( 2001 ).

Adanya keterkaitan hubungan antara budaya organisasi dengan produktivitas kerja karyawan dapat dijelaskan bahwa premis mendasar dalam pembahasan budaya organisasi ialah kemauan, kemampuan, dan kesediaan seseorang menyesuaikan perilakunya dengan budaya organisasi, mempunyai relevansi tinggi dengan kemauan, kemampuan, dan kesediannya meningkatkan produktivitas kerjanya, Siagian (2002:188).

(41)

25

positif, yang berarti bahwa semakin kuat budaya organisasinya suatu perusahaan maka semakin meningkat produktivitas kerja karyawannya.

2.2.7. Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap produktivitas kerja Karyawan Kepuasan kerja ( job satisfaction ) adalah terciptanya keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaanya Handoko (1992:193).

Menurut Deasy bahwa kepuasan kerja sangat besar pengaruhnya terhadap sikap dan tingkah laku karyawan dimana sikap dan tingkah laku ini menentukan produktivitas kerja karyawan akhirnya menganggu kelangsungan perusahaan. Hal ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan Haryani (1998), yang menyatakan bahwa kepuasan kerja berhubungan dengan produktivitas kerja bagi karyawan yang memiliki pengalaman kerja diatas 10 tahun dan berusia 30 tahun.

(42)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang relevan dengan penelitian ini antara lain :

1. Penelitian yang dilakukan oleh Soedjono ( Jurnal Penelitian Manajemen dan Kewirausahaan. Vol. 7. No. I. Maret 2005 ), dengan judul “ Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi dan Kepuasan Kerja Karyawan pada Terminal Penumpang Umum di Surabaya “. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja organisasi, kinerja organisasi terhadap kepuasan karyawan, budaya organisasi terhadap kepuasan kerja karyawan. Pengaruh tidak langsung budaya organisasi terhadap kepuasan kerja dalam kinerja organisasi.

Penelitian ini menggunakan metode survey, sample dan kuesioner sebagai alat pengumpulan data utama. Structural Equation Modelling ( SEM ) dipakai untuk menganalisa model dengan bantuan program AMOS 4.0.

(43)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional menjelaskan bagaimana mengukur atau mengoperasikan suatu konsep untuk memperoleh penjelasan dan memahami isi agar definisi yang digunakan didalam penelitian ini dapat diukur serta menghilangkan dan menghindari adanya kesalahan dalam penafsiran.

3.1.1. Definisi Operasional Variabel

Variabel beserta definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Budaya Organisasi ( X )

(44)

29

1. Perhatian terhadap detil ( X1 )

Adalah sejauh mana organisasi mengharapkan karyawan memperlihatkan

kecermatan, analisis dan perhatian kepada rincian. Penerapan dalam

organisasi pada PT. JAYA READYMIX Surabaya antara lain :

1. Dilakukan pencatatan jumlah arus produksi yang sesuai dengan

pesanan maupun jadwal rutin produksi.

2. Memelihara kelengkapan persyaratan pada setiap mesin produksi dan

layak pakai.

3. Pengawasan ketat dengan mendukung partisipasi.

2. Berorientasi pada hasil ( X2)

Adalah sejauh mana manajemen memusatkan perhatian pada hasil

dibandingkan perhatian pada teknik dan proses yang digunakan untuk

meraih hasil tersebut. Penerapan dalam organisasi pada PT. JAYA

READYMIX Surabaya antara lain :

1. Menganalisa dan mengevaluasi pelaksanaan tugas.

2. Menghasilkan kemasan yang berkualitas dan terintegrasi.

3. Menerapkan karyawan bagian produksi tetap masuk pada hari libur

nasional.

(45)

30

Adalah sejauh mana manajemenmemperhitungkan efek hasil-hasil pada

orang-orang didalam organisasi. Penerapan dalam organisasi pada PT.

JAYA READYMIX Surabaya antara lain :

1. Menerapkan relasi bersama costumer untuk memperkuat pangsa pasar.

2. Mendorong karyawan yang menjalankan ide-ide mereka.

3. Memberikan penghargaan kepada karyawan yang berhasil

menjalankan ide-ide mereka.

b. Kepuasan Kerja ( Z )

Kepuasan kerja adalah suatu keadaan emosional karyawan dimana satupun

tidak terjadi titik temu antara nilai balas jasa karyawan dan perusahaan atau

organisasi dengan tingkat nilai balas jasa yang memang diinginkan oleh karyawan

yang bersangkutan. Keyakinan diri adalah percaya bahwa dirinya mampu

melaksanakan tugas dengan baik. Menurut Malayu Hisbuan ( 2005 : 202 ) tolak

ukur kepuasan yang mutlak tidak ada karena setiap individu karyawan berbeda

standart kepuasannya. Indikator kepuasan kerja hanya diukur dengan :

1. Kedisiplinan

Suatu sikap yang diwujudkan dalam tingkah laku individu atau

kelompok untuk taat pada peraturan – peraturan yang berlaku.

(46)

31

Menurut Siswanto Hardiwiryo ( 2003 : 282 ) dari Manajemen Tenaga

Kerja menyatakan bahwa moral kerja sifatnya subyektif, yakni

bergantung pada perasaan seseorang sehubungan dengan

pekerjaannya. Dengan demikian apabila tenaga kerja semangat dalam

bekerja, maka tenaga kerja memiliki moral yang tinggi. Sebaliknya

apabila tenaga kerja tidak semangat dalam bekerja, maka tenaga kerja

memiliki moral yang rendah.

3. Turn over karyawan

Kepuasan kerja akan mempengaruhi tingkat perputaran tenaga kerja,

karena jika kepuasan karyawan meningkat maka perputaran tenaga

kerja di perusahaan akan menurun.

c. Produktivitas kerja karyawan ( Y )

Produktivitas adalah ukuran kuantitas dan kualitas dari pekerjaan yang

telah dikerjakan, dengan mempertimbangkan biaya sumber daya yang

digunakan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut, Malthis dan Jakson ( 2001

). Indikator-indikator produktivitas menurut Wayan Gede Supartha dari

Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar Bali ( Jurnal Manajemen

dan Kewirausahaan Vol.9, No.2, September 2007 ), dengan judul “ Pengaruh

Kepemimpinan Dan Kebijakan Ketenaga Kerjaan Pemerintah Daerah

Terhadap Disiplin Dan Produktivitas Tenaga Kerja Pada Perusahaan Garmen

(47)

32

1. Kuantitas ( Y1 )

Jumlah yang harus diselesaikan atau dicapai.

2. Kualitas (Y2 )

Mutu yang harus dihasilkan ( baik tidaknya ).

3. Ketepatan waktu (Y3 )

Sesuai tidaknya dengan waktu yang direncanakan.

3.1.2. Pengukuran Variabel

Variabel ini diukur dengan data yang berskala interval, sedangkan teknik

pengukurannya menggunakan semantic differential merupakan metode

pengukuran sikap dengan menggunakan skala penilaian tujuh butir yang

menyatakan secara verbal dua kutub atau bipolar ( Indriantoro dan Supomo,

2002:105 ). Dua kutub ekstrim yang dinyatakan dalam metode ini dengan

jawaban yang sangat positif terletak disebelah kanan, jawaban sangat negatif

terletak disebelah kiri atau sebaliknya. Untuk setiap pilihan responden diberi

skor 1 – 7, dalam skor tersebut mempunyai pengukuran interval.

Jika pernyataan sangat setuju nilai skor = 7 dan jika pernyataan sangat

tidak setuju maka nilai skor = 1, jawaban antara 1 sampai 3 cenderung sangat

tidak setuju dengan pernyataan yang diberikan, dan nilai 5 sampai 7 berarti

cenderung sangat setuju, sedangkan jawaban dengan nilai 4 berarti nilai antara

sangat tidak setuju dan sangat setuju ( netral ).

(48)

33

1 7

sangat tidak setuju sangat setuju

3.2. Teknik Penentuan Sampel

a. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi PT.

JAYA READYMIX di Surabaya pada tahun 2009 yang berjumlah 120 orang.

b. Sampel

sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut ( Sugiyono, 2001 : 57 ). Teknik pengambilan sampel

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Probabilty Sampling dengan

menggunakan metode Simple Random Sampling yairtu cara pengambilan

sampel dari semua anggota populasi dilakukan secara acak tanpa

memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi itu. Metode ini

dilakukan apabila populasi dianggap homogen ( Sugiyono, 2001:59 ).

Jumlah sample ini berdasarkan pada pedoman menentukan jumlah

sampel seperti yang ditulis Ferdinand ( 2007 : 75 ) jumlah sampel adalah

jumlah indikator total dari seluruh variabel laten dikalikan 5 sampai 10

parameter yang diestimasi. Jumlah indikator dalam penelitian ini adalah 15,

(49)

34

adalah 105 orang. Ukuran sampel yang sesuai adalah antara 100-200, bila

ukuran sampel menjadi terlalu besar misalnya lebih dari 400 maka metode

menjadi ”sangat sensitif ” sehingga sulit untuk mendapatkan ukuran-ukuran

goodness of fit yang baik ( hair dkk ). Dimana yang dijadikan sampel dalam

penelitian ini adalah karyawan bagian produksi pada PT. JAYA READYMIX

di Surabaya.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah :

1. Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil jawaban responden atas

kuesioner.

2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari :

a. Data-data intern PT. JAYA READYMIX di Surabaya.

b. Literatur-literatur dan buku-buku bacaan lainya yang berhubungan

dengan masalah penelitian.

3.3.2. Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah :

(50)

35

Yaitu melakukan pengamatan langsung pada obyek penelitian.

2. Metode Wawancara

Yaitu mewawancarai secara langsung kepada responden untuk

keterangan yang lebih mendalam mengenai hal-hal yang diperlukan

dalam penelitian.

3. Metode Kuesioner

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan (

angket ) kepada responden untuk memperoleh informasi langsung.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

3.4.1. Teknik Analisis

Model yang digunakan untuk menganalisis data data dalam penelitian ini

adalah Structural Equation Modelling ( SEM ). Model pengukuran variabel

budaya organisasi, kepuasan kerja dan kinerja karyawan menggunakan

Confirmatory Factor Analysis. Penaksiran pengaruh masing-masing variabel

terikatnya menggunakan koefisien jalur. Demikian juga faktor lain seperti

Brand Recognition, Attitude, Confidence, Intention, Purchase. Langkah-langkah

dalam analisis SEM model pengukuran dilakukan sebagai berikut :

(51)

36

1. Faktor Budaya Organisasi

Persamaan dimensi faktor Budaya Organisasi :

X1.1 = Faktor Budaya Organisasi

X1.2 = Faktor Budaya Organisasi

X1.3 = Faktor Budaya Organisasi

X2.1 = Faktor Budaya Organisasi

X2.2 = Faktor Budaya Organisasi

X2.3 = Faktor Budaya Organisasi

X3.1 = Faktor Budaya Organisasi

X3.2 = Faktor Budaya Organisasi

X3.3 = Faktor Budaya Organisasi

Bila persamaan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk

diuji unidimensionalitasnya melalui confimatory factor analysis, maka model

(52)

37

Gambar 3.1 : Model Pengukuran Faktor Budaya Organisasi

X1.1 = Pernyataan tentang perhatian terhadap detil

X1.2 = Pernyataan tentang perhatian terhadap detil

X1.3 = Pernyataan tentang perhatian terhadap detil

(53)

38

X2.2 = Pernyataan tentang berorientasi pada hasil

X2.3 = Pernyataan tentang berorientasi pada hasil

X3.1 = Pernyataan tentang berorientasi pada manusia

X3.2 = Pernyataan tentang berorientasi pada manusia

X3.3 = Pernyataan tentang berorientasi pada manusia

2. Indikator Kepuasan Kerja

Persamaan penilaian indikator kepuasan kerja :

Z1 = Indikator Kepuasan Kerja

Z2 = Indikator Kepuasan Kerja

Z3 = Indikator Kepuasan Kerja

Bila persamaan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk

diuji undimensionalitasnya melalui confimatory factor analysis, maka model

pengukuran faktor kepuasan kepuasan kerja akan tampak sebagai berikut :

Gambar 3.2 : Model Pengukuran indikator Kepuasan Kerja

( Z1 )

( Z2 )

KEPUASAN KERJA

( Z ) ( Z3 )

(54)

39

X2.1 = Pernyataan tentang kedisiplinan

X2.2 = Pernyataan tentang moral kerja

X2.3 = Pernyataan tentang turn over

3. Faktor Produktivitas Kerja karyawan

Persamaan dimensi faktor Produktivitas kerja karyawan

Y1 = Faktor Produktivitas kerja Karyawan

Y2 = Faktor Produktivitas kerja Karyawan

Y3 = Faktor Produktivitas kerja Karyawan

Bila persamaan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model

untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confimatory factor analysi, maka

model pengukuran faktor kinerja karyawan akan tampak sebagai berikut :

Gambar 3.3 : Model Pengukuran Faktor Produktivitas kerja Karyawan

Keterangan :

( Y1 )

( Y2 )

( Y3 ) PRODUKTIVITAS

KERJA

( Y )

(55)

40

Y3 = Pernyataan tentang ketepatan waktu

3.4.2. Asumsi – Asumsi SEM 3.4.2.1. Uji Evaluasi Outliers

Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrim

baik secara univariat maupun multivariat yaitu yang muncul karena

kombinasi karakteristik unit yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh

berbeda dari observasi-observasi lainnya. Dapat diadakan treatment khusus

pada outliers ini asal diketahui bagaimana munculnya outliers.

3.4.2.2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah ukuran mengenai konsitensi internal dari

indikator-indikator sebuah konstruk yang menunjukkan sebuah derajat

sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah

konstruk atau faktor latent yang umum. Dengan kata lain bagaimana hal-hal

yang spesifik saling membantu dalam menjelaskan sebuah fenomena yang

umum.

Composite Reliability diperoleh melalui rumus beriut ini :

[ ∑ Standardize loading ]2 Construct Reliability =

[ [ ∑ Standardize loading ]2 + ∑□j ]

(56)

41

•Standardize Loading diperoleh langsung dari standardise loading

untuk tiap-tiap indikator.

•□j adalah measurement error dari tiap-tiap indikator.

Tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah 0,70 walaupun angka itu

bukanlah sebuah ukuran yang ” mati ”. Artinya bila penelitian yang dilakukan

bersifat eksploratori maka nilai dibawah 0,70 pun masih dapat diterima

sepanjang disertai dengan alasan-alasan yang empiris yang terlihat dalam

proses eksplorasi.

3.4.2.3. Uji Validitas

Uji validitas silakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur

itu ( kuesioner ) mengukur apa yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat

ukur tersebut dapat diuji dengan mengkolerasikan antar skor yang diperoleh

pada masing-masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari

penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antar skor total

dengan skor masing-masing pertanyaan signifikan, maka dapat dikatakan

bahwa alat pengukur tersebut mempunyai validitas ( Sumarsono, 2002 : 31

).

3.4.2.4. Uji Varience Extracted

Varience Extracted yang menunjukkan varians yang dari indikator

(57)

42

extracted yang tinggi yang dikembangkan. Nilai varience extracted ini

direkomendasikan pada tingkat paling sedikit 0,50.

Varience extracted dapat menunjukkan bahwa indikator-indikator itu

telah mewakili secara baik kostruk latent diperoleh melalui rumus berikut

ini :

∑ [ Standardize loading2 ] Varience Extracted =

∑ [Standardize loading2] + ∑□j ]

Keterangan :

• Standardize loading diperoleh langsung dari standardize loading untuk

tiap-tiap indikator.

• □j adalah measurement error dari tiap-tiap indikator.

3.4.2.5. Uji Normalitas dan Linieritas

1. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data atau dapat

diuji dengan metode-metode statistik.

2. Normalitas dapat diuji dengan menggunakan Critical Ratio yang

diperoleh dengan membagi koefisien sampel dengan standart errornya

san skeweness value yang biasanya disajikan dalam statistik deskriptif,

dimana nilai statistik untuk menguji normalitas itu sebagai Z – value.

(58)

43

2002 : 95 ), maka dapat diduga bahwa distribusi data adalah tidak

normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat nilai signifikansi

yang dikehendaki. Misalnya bila nilai yang dihitung lebih besar dari ±

2,58 berarti asumsi mengenai normalitas dari distribusi pada tingkat 0,01

dapat ditolak.

3. Uji linieritas dapat dilakukan dengan mengganti scatterplots dari data

yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya

untuk menduga ada tidaknya linieritas.

3.4.2.6. Evaluasi Multicollinearity dan Singularity

Multikolinearitas dapat dideteksi dari determinan matriks kovarians.

Nilai determinan matriks kovarians yang sangat kecil ( extremely small )

memberi indikasi adanya problem multikolinearitas atau singularitas.

Daterminan yang kecil atau mendekati nol akan mengindikasikan adanya

multikolinearitas atau singularitas sehingga data tidak dapat digunakan

penelitian.

3.4.2.7 Evaluasi Model One – Step Approach to SEM

Dalam model SEM, model pengukuran dan model structural

parameter-parameternya diestimasi secara bersama-bersama. Cara ini sedikit

mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan

(59)

44

to SEM ]. One Step Approach to SEM digunakan apabila model diyakini

bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas dan reabilitasdata sangat baik

( Hair et al, 1998 ).

3.4.2.8 Evaluasi Kriteria Goodness of Fit

1.

χ

2 – Chi Square Statistic

Alat uji paling fundamental untuk mengukur overall fit adalah

likelihood ratio Chi – Square Statistics. Chi – Square ini bersifat sangat

sensitif terhadap besarnya sampel yang digunakan. Karena itu bila jumlah

sampel adalah cukup besar yaitu lebih dari 200 sampel, maka Chi – Square

Statistics ini harus didampingi oleh alat uji lainnya. Model yang diuji akan

dipandang baik atau memuaskan bila nilai Chi – Squarenya rendah.

Semakin kecil nilai

χ

2 semakin baik model itu.

Dalam pengujian ini nilai

χ

2 yang rendah yang menghasilkan sebuah

tingkat signifikan yang lebih besar dari 0,05 akan mengindikasikan tidak

adanya perbedaan yang signifikan antara matriks kovarians data dan matriks

kovarians yang diestimasi.

2. RMSEA – The Root Mean Square Error Of Approximation

RMSEA adalah indeks yang dapat digunakan untuk

(60)

45

RMSEA menunjukkan goodness – of fit yang dapat diharapkan bila model

estimasi dalam populasi. Nilai RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan

0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya model yang menunjukkan

sebuah close fit dari model itu berdasarkan degrees of freedom.

3. GFI - Goodness Of Fit Index

GFI adalah sebuah ukuran non statistical yang mempunyai rentang

nilai antara 0 ( poor fit ) sampai dengan 1,0 ( perfect fit ). Nilai yang tinggi

dalam indeks ini menunjukkan sebuah ”better fit”. Indeks kesesuaian ( fit

index ) ini akan menghitung proporsi tertimbang dari varians dalam matriks

kovarians sampel dan dijelaskan oleh matriks kovarians populasi yang

terestimasikan,

4. AGFI – Adjusted Goodness Of Fit Index

AGFI = GFI / DF Tingkat penerimaan yang direkomendasikan

adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari

0,090. GFI maupun AGFI adalah kriteria yang memperhitungkan proporsi

tertimbang dari varians dalam sebuah matriks kovarians sampel. Nilai besar

0,95 dapat diinterpretasikan sebagai tingkatan yang baik-goodoverall

model fit ( baik ). Sedangkan besaran nilai antara 0,90 – 0,95 menunjukkan

tingkatan cukup- adequate fit.

CMIN / DF sebagai salah satu indikator untuk mengukur tingkat

(61)

46

chi-square,

χ

2 dibagi Dfnya sehingga disebut

χ

2 relatif. Nilai

χ

2 relatif

kurang dari 2,0 atau bahkan kadang kurang dari 3,0 adalah indikasi dari

acceptable fit antara model dan data.

5. TLI – Tucker Lewis Index

TLI adalah sebuah alternatif incremental fit index yang

membandingkan sebuah model yang diuji terhadap baseline model. Nilai

yang direkomendasikan model adalah penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang

sangat mendekati 1 menunjukkan a very good fit.

6. CFI – Comparative Fit Index

Besaran indeks ini adalah pada rentang nilai sebesar 0-1, dimana

semakin mendekati 1, mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi ( a

very good fit ). Nilai yang direkomendasikan adalah CFI ≥ 0,95 keunggulan

dari indeks ini adalah bahwa indeks ini besarnya tidak dipengaruhi oleh

ukuran sampel karena itu sangat baik untuk mengukur tingkat penerimaan

(62)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

PT. Jaya Readymix (Jayamix) merupakan supplier beton readymix pertama dan terbesar di Indonesia yang berdiri pada tahun 1972. Jayamix sekarang ini merupakan perusahaan patungan antara Boral International Australia dan induk group antara Boral International Australia dan induk group Jaya. PT Pembangunan Jaya sejak berdirinya, Jayamix memfokuskan untuk mencapai kesuksesan dengan menggunakan pengalaman yang diperoleh melalui kerja sama tenaga ahli dari Indonesia dan tenaga ahli asing.

(63)

48

readymix yang lainnya untuk memenuhi kebutuhan akan perkembangan proyek-proyek pembangunan.

Batching plant yang beroperasi sekarang ini :

1. Jakarta dan sekitarnya : 8 unit batch plant, total kapasitas 480m3/jam. 2. Cirebon : 1 unit batch plant, total kapasitas 40m3/jam. 3. Semarang : 1 unit batch plant, total kapasitas 40m3/jam. 4. Yogya : 1 unit batch plant, total kapasitas 40m3/jam. 5. Solo : 1 unit batch plant, total kapasitas 40m3/jam. 6. Surabaya dan sekitarnya : 3 unit batch plant, total kapasitas 160m3/jam. 7. Kediri : 1 unit batch plant, total kapasitas 40m3/jam. 8. Malang : 1 unit batch plant, total kapasitas 40m3/jam.

Sedangkan untuk quarry dan plant pemecah batu :

1. Rumpin, Bogor, Jawa barat : berkapasitas sekitar 250 ton/jam. 2. Banyu Biru : berkapasitas sekitar 80 ton/jam.

4.1.2. Struktur Organisasi

(64)

49

dari atas ke bawah dari masing-masing departemen. Masing-masing departemen memiliki tanggung jawab dan job descriptions yang bertanggung jawab secara struktur ke tingakt atas.

(65)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis SEM untuk menguji pengaruh organizational culture dan job satisfaction terhadap job performance pada PT. Jaya Readymix di Surabaya dapat diketahui :

1. Bahwa budaya organisasi berpengaruh signfikan [positif] terhadap produktivitas kerja, dimana hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat siagian ( 2002:188 ) yang menunjukan bahwa adanya keterkaitan hubungan antara budaya organisasi terhadap produktivitas kerja. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa budaya organisasi perusahaan PT. Jaya Readymix di Surabaya (pelaksanaan dari perhatian terhadap detil, berorientasi pada hasil, dan berorientasi pada manusia) berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja (kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu). 2. Kepuasan kerja tidak berpengaruh atau tidak signifikan (negatif)

(66)

80

Desember 2006 ), dengan judul “ Analisis Budaya Organisasi, Kepuasan Gaji, Kepuasan Kerja, Motivasi, Gender dan Latar Belakang Pendidikan dalam Produktivitas Kerja Staf Akunting “, menyatakan bahwa berdasarkan uraian dapat diketahui bahwa kepuasan kerja sangat besar pengaruhnya terhadap sikap dan tingkah laku karyawan. Sikap dan tingkah laku inilah yang menentukan produktivitas kerjanya. Sehingga ketidakpuasan kerja karyawan yang berakibat pada produktivitas kerja karyawan. Dengan kata lain dapat dinyatakan bahwa kebijakan kepuasan kerja ( kedisiplinan, moral kerja, dan turn over ) tidak berpengaruh atau tidak signifikan terhadap produktivitas kerja ( kuantitas, kualitas, dan ketepatan waktu ).

5.2. Saran

Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan atau dimanfaatkan sebagai bahan dalam pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut :

(67)

81

menentukan kebijakan bagi PT. Jaya Readymix dalam hal pengembangan produktivitas kerja karyawan. Atau pihak manajemen sebaiknya memperhatikan penerapan dalam organinsasi yang digunakan sebagai indikator dalam dimensi-dimensi budaya organisasi agar sesuai dengan keinginan karyawan dan tidak juga merugikan perusahaan.

2. Karena kepuasan kerja karyawan bagian produksi pada PT. Jaya Readymix tidak signifikan terhadap produktivitas kerja atau dapat dinyatakan dengan tidak ada pengaruhnya. Maka PT. Jaya Readymix hendaknya mempertahankan faktor yang ada pada variable kepuasan kerja ( kedisplinan, moral kerja, dan turn over ) agar para karyawan tetap merasa dihargai dengan hasil kerja mereka. Sehingga mereka senang dan berusaha mempertahankan kerja mereka.

(68)

82

(69)

DAFTAR PUSTAKA

Buku Teori :

Anderson, J. C. and D. W. Gerbing, 1988. Structural Ecuation Modeling in Practice : A Review and Recommended Two-Step Approach, Psycological Bulletin. 103 (3) : 411-423.

Bentler, P. M. And C. P. Chou, 1987, Practical Issue in Structural Modeling, Sociological Methods Research. 16 (10) : 78-117.

Bernardin, R. A. (1993). Human Resource Management: An Experimental Approach, Singapore: McGraw Hill.

Ferdinand, Agusty, 2002, Structural Equation Modelling Dalam Penelitan

Manajemen, Penerbit BP Undip, Semarang.

Hair, J.F. et al, 1998, Multivariant Data Analisis Fifth Edition, Prentice-Hall International, Penerbitan BP Undip, Semarang.

Handoko, T. Hani, 2001, Manajemen Personalia Dan Sumber Daya Manusia, Edisi 2, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Kreitner, Kinicki, 2003, Perilaku Organisasi, Buku 1, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Luthans, Fred, 2005, Perilaku Organisasi, Edisi 10, Penerbit ANDI, Yogyakarta.

Mangkunegara, Anwar Prabu, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Martoyo, 1998, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi 3, Penerbit Ghalia, Indonesia.

Robbins, Stephen P, 1996, Perilaku Organisasi, Jilid 1, Penerbit Prenhallindo, Jakarta.

Siagian Sondang P, 2002, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta

(70)

Soony, Sumarsono, 2003, Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia Dan

Ketenagakerjaan, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Supomo, Indriantoro, 2002, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan

Manajemen, Edisi 1, Penerbit BFE, Yoyakarta.

Jurnal :

Rahayuningsih Ariyanti Deasy, 2006, Analisis Budaya Organisasi, Kepuasan Gaji,

Kepuasan Kerja, Motivasi, Gender, dan Latar Belakang Pendidikan dalam

Produktivitas Kerja Staf Akunting, Usahawan, No. 12, Desember.

Soedjono, 2005, Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Organisasi Dan

Kepuasan Karyawan Pada Terminal Penumpang Umum Di Surabaya, Jurnal

Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 7, No. 1, Maret.

Supartha Gede Wayan, 2007, Pengaruh Kepemimpinan Dan Kebijakan Ketenaga

Kerjaan Pemerintah Daerah Terhadap Disiplin Dan Produktivitas Tenaga

Kerja Pada Perusahaan Garmen Di Kota Denpasar, Jurnal Manajemen dan

Kewirausahaan Vol.9, No.2, September.

Wahyuddin, Parwanto, 2007, Pengaruh Faktor-Faktor Kepuasan Kerja Terhadap

Kinerja Karyawan Pusat Pendidikan Komputer Akuntansi IMKA di

Gambar

Gambar 2.1 Empat Fungsi Budaya Organisasi
Gambar 3.1 : Model Pengukuran Faktor Budaya Organisasi
Gambar 3.2 : Model Pengukuran indikator Kepuasan Kerja
Gambar 3.3 : Model Pengukuran Faktor Produktivitas kerja Karyawan

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembuatan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK) yang masih menggunakan sistem manual banyak mengalami kendala antara lain sering terjadi kesalahan ketik identitas

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Pokok Bahasan Teorema Pythagoras Berdasarkan Kategori Kesalahan Newman di Kelas VIII SMP Negeri 10

Dengan kata lain jaringan distribusi primer tipe ring ini adalah jaringan distribusi primer tipe loop yang pada gardu distribusinya dapat menerima daya lebih dari satu titik

Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana gambaran dinamika kognitif yang dialami pada kelompok vegan pada saat mengambil keputusan

Penempatan Carbon Wrapping adalah pada bagian bawah balok di sepanjang bentang, yang pertama dipasang sebesar setengah lebar balok (kode BCW-0,5b), kedua dipasang sebesar lebar

Adapun tujuan penulisan ilmiah ini adalah Untuk mengetahui fungsi tujuan dan fungsi batasan dalam mencapai keuntungan yang dilakukan oleh RAS BLOCK Industri dan untuk

• Gambar diatas mengilustrasikan remote akses dimana user pada PC client melakukan remote akses sehingga seolah- olah user telah berada di depan server.. • Setelah user

Terdapat 10 anak (35,71%) yang minatnya rendah sering bersikap masa bodoh, acuh tak acuh dan bertingkah semaunya sendiri. Untuk mengatasi permasalahan tersebut guru telah