• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PPIRT (PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU) PALU SULAWESI TENGAH. Oleh :

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PPIRT (PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU) PALU SULAWESI TENGAH. Oleh :"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN (PKL) DI PPIRT

(PUSAT PENGEMBANGAN INDUSTRI ROTAN TERPADU)

PALU SULAWESI TENGAH

Oleh :

Febiola Setia Ningrum

NIM. 070 500 040

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL HUTAN

JURUSAN PENGOLAHAN HASIL HUTAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

2010

(2)

2

HALAMAN PENGESAHAN

Halaman ini disusun berdasarkan hasil praktek kerja lapang ( PKL ) yang telah dilaksanakan di PPIRT ( Pusat Pengembangan Industri Rotan Terpadu ) yang berlokasi dijalan trans Sulawesi Kelurahan Lambara Kecamatan Palu Utara Kota Palu Sulawesi Tengah. Mulai tanggal 17 Maret sampai tanggal 17 April 2010.

Menyetujui

Mengesahkan Direktur

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Wartomo. MP

NIP. 196310281988031003 Ketua Program Studi

Pengolahan Hasil Hutan

M. Fikri Hernandi S.Hut, MP

NIP. 19701127199031001

Dosen Pembimbing

Abdul Rasyid Zarta, S. Hut, MP

(3)

3

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang memberikan taufik, rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Praktek Kerja Lapang ini.

Adapun maksud penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan studi dan memperoleh gelar Ahli Madya Diploma III (D3) Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Penulis menyadari sepenuhnya dari segi teknis penulisan dan uji materi penulisan masih sangat jauh dari kesempurnaan dan penulisan menyadari pula bahwa keterbatasan akan kemampuan yang dimiliki. Hal yang wajar jika dalam penyelesaian Laporan Praktek Kerja Lapang masih banyak mengalami hambatan dan masalah. Namun berkat bimbingan dan petunjuk serta dorongan dari berbagai pihak, sehingga Laporan Praktek Kerja Lapang ini dapat terselesaikan.

Maka dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Ayah dan Ibu serta adik dan seluruh keluarga tercinta atas semua limpahan kasih sayang, dukungan dan doa yang tulus yang telah diberikan.

2. Bapak Ir. Wartomo. MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

3. Bapak M. Fikri Hernandi, S.Hut. MP selaku ketua Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Hutan.

(4)

4

4. Bapak Abdul Rasyid Zarta, S.Hut, MP. Selaku dosen pembimbing atas semua bimbingan serta saran yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan laporan ini.

5. Bapak dan ibu dosen serta seluruh staf dan teknisi Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Hutan.

6. Teman-teman mahasiswa Politeknik Pertanian Negeri Samarinda khususnya angkatan 2007 serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penilis menyadari bahwa laporan ini jauh dari kesempurnaan,oleh karena itu berbagai saran beserta kritik akan sangat membantu dalam menyempurnakan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan sedikit manfaat, umumnya bagi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan khususnya Program Studi Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan.

Samarinda, Mei 2010

(5)

5 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN PENGESAHAN ... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Maksud dan Tujuan... 1

C. Hasil yang Diharapkan... 2

II. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN A. Tinjauan Umum Perusahaan ... 4

B. Manajemen Perusahaan dan Ketenaga kerjaan... 5

C. Lokasi Dan Waktu Kegiatan Praktek Kerja Lapang ... 5

III. HASIL PRAKTEK KERJA LAPANG A. Penggorengan ... 7 B. Pengeringan ... 8 C. Polis ... 9 D. Pengepakan... 12 E. Penganyaman... 15 F. Pengamplasan ... 16 G. Pengecatan... 16 H. Pemasaran... 18

IV. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 19

B. Saran ... 19 LAMPIRAN

(6)

6

Daftar Lampiran

1. Gambar 1. Penumpukan rotan Dilapangan... 21

2. Gambar 2. Penggorengan Rotan... 21

3. Gambar 3. Penjemuran Rotan... 22

4. Gambar 4. Pelurusan Rotan... 22

5. Gambar 5. Proses Polis ... 23

6. Gambar 6. Proses Pemisahan Rotan Berdasarkan Size ... 23

7. Gambar 7. Penimbangan... 24

8. Gambar 8. Pengepakan Rotan... 24

9. Gambar 9. Penganyaman Ayunan Bayi... 25

10. Gambar 10. Produk Jadi ... 25

(7)

7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kegiatan PKL yang dilaksanaan dari tanggal 17 Maret sampai 17 April 2010 merupakan konsep utama pelaksanaan pendidikan di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Kegiatan PKL dimaksudkan agar para mahasiswa mendapatkan pengalaman kerja dilapangan pada kondisi yang sesungguhnya terjadi didalam masyarakat.

Dengan demikian mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengertian mengenai perusahaan atau industri tertentu sesuai dengan keahlianya ialah dengan bekerja sebagai anggota tenaga kerja diperusahaan atau industri tersebut. Dengan pengalaman bekerja ini diharapkan para mahasiswa mampu mengaitkan antar pengetahuan akademik dengan pengetahuan praktis dan mampu menghimpun data mengenai suatu kajian pokok dalam bidang keahlianya.

B. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan diadakan Praktek Kerja Lapang (PKL) agar mahasiswa dapat:

1. Menambah pemahaman para mahasiswa mengenai kegiatan perusahaan atau industri hasil hutan non kayu.

(8)

8

3. Melatih para mahasiswa mengerjakan pekerjaan lapangan atau melakukan serangkaian keterampilan yang biasa dilakukan perusahaan atau industri. 4. Agar para mahasiswa mendapatkan kesempatan memantapkan

keterampilan dan pengetahuan untuk menambah kepercayaan dan pengembangan kematangan pada dirinya.

C. Hasil Yang Diharapkan

Adapun hasil yang diharapkan dari pelaksanaan kegiatan PKL mempunya i tiga sasaran yaitu:

1. Mahasiswa

a. Agar mahasiswa dapat mengetahui kendala-kendalan yang ada didalam industri.

b. Memberikan pengalaman serta keterampilan kepada mahasiswa sebagai tenaga siap pakai, sehingga terbentuknya tanggung jawab tehadap pekerjaan dan dapat menjadi ahli madya siap pakai.

c. Melahirkan potensi mahasiswa yang mempunyai pengalaman dan keterampilan.

2. Perguruan Tinggi

Agar Politeknik Pertanian Negeri Samarinda Menghasilkan Ahli Madya yang mampu menghadapi permasalahan yang sangat komplek dala m pembangunan indus tri hasil hutan non kayu khusunya rotan.

(9)

9

3. Perusahaan

a. Perusahaan dapat menciptakan pola kebijakan mutu atau kualitas ya ng lebih inovatif dan kreatif.

b. Informasi yang bersifat membangun dapat menjadi nilai tambah bagi perusahaan.

(10)

10

BAB II

TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

A. Sejarah Singkat PPIRT ( Pusat Pengembangan Industri Rotan Terpadu)

PPIRT didirikan pada tahun 2005, berlokasi di Kawasan Industri Kota Palu di Kecamtan Palu Utara, yang telah membangun Gedung PPIRT dan UPT Rotan Palu. Dengan luas Kawasan Industri Palu yang terletak di Kawasan Utara Palu seluas 1500 ha di Kecamatan Palu Utara meliputi wilayah Pantoloan, Baiya, dan Lambara.

PPIRT terbentuknya pusat industri dan perdagangan rotan di Kota Palu,

sebagai cikal bakal pengembangan ke daerah-daerah penyangga seperti Kabupaten Donggala, Kabupaten Parigi Moutong dan Kabupaten Poso.

PPIRT mewujudkan industri rotan secara terpadu di Kota Palu

2005-2010, dan akan dikembangkan hingga tahun 2030. Secara operasional, luaran program PPIRT adalah:

Pemanfaatan bahan baku rotan secara bertahap berdasarkan prinsip

Sustainable Forest Management (SFM).

a. Meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam upaya peningkatan daya saing (kualitas) produk.

b. Meningkatkan ekspor rotan secara bertahap dan berkesinambungan.

c. Tumbuh dan berkembangnya wirausaha baru dan penyerapan tenaga kerja dalam bidang industri rotan.

(11)

11

d. Meningkatnya pendapatan masyarakat Kota Palu dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat.

B. Ketenagaan Kerjaan dan Struktur Organisasi Perusahaan

1. Tenaga Kerja

PPIRT ( Pusat Pengembangan Industri Rotan Terpadu) saat ini

memiliki karyawan sejumlah 37 orang, yang terdiri dari 22 orang karyawan laki- laki dan 15 orang karyawan perempuan, dengan tingkat pendidikan karyawan yang beragam yaitu tingkat Sarjana, SLTA, SLTP, dan SD.

2. Struktur Organisasi

PPIRT (Pusat Pengembangan Industri Rotan Terpadu) dipimpin oleh

Pemerintah Kota Palu kemudian Dewan Pembina Diknas Perindagkop. Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi perusahaan dapat di lihat pada halaman lampiran.

C. Lokasi dan Waktu Kegiatan PKL

a. Waktu

Kegiatan PKL dilaksanakan selama 1 bulan, yang di mulai dari tanggal 17 Maret 2010 sampai 17 April 2010. Kegiatan ini dilaksanakan setiap hari kerja pada hari Senin sampai Sabtu dengan waktu kerja dari jam 08.00 pagi sampai 15.00 sore.

(12)

12

b. Tempat

Pelaksanaan kegiatan PKL bertempat di PPIRT yang berlokasi dijalan Trans Sulawesi, Kelurahan Lambara Kecamatan Palu Utara Kota Palu Sulawesi Tengah.

(13)

13

BAB III

HASIL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

A. Proses Kerja Dari Bahan Mentah Menjadi Barang Setengah Jadi. 1. Penggorengan

a. Tujuan

Penggorengan ini bertujuan :

1. Agar rotan lebih awet, sehingga rotan tersebut tidak mudah terserang oleh hama.

2. Untuk meningkatkan kualitas dari mutu rotan tersebut.

b. Dasar Teori

Penggorengan bertujuan agar lapisan lilin dan silika pada permukaan kulit rotan lebih mudah dihilangkan, sehingga pengeringan dapat berjalan lebih cepat. Keuntungan lain adalah terhindarnya dari serangan jamur atau serangga dan rotan menjadi lebih ulet dan tidak rapuh (Rachman, 1984).

c. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Bak penggorengan.

(14)

14 2. Bahan a. Rotan. b. Minyak tanah. c. Kayu bakar. d. Prosedur Kerja

1. Minyak tanah dipanaskan sampai mendidih.

2. Kemudian dilanjutkan dengan proses penggorengan rotan selama 30-45 menit.

3. Setelah rotan kering, dilanjutkan dengan proses pemisahan rotan sesuai dengan jenisnya.

2. Pengeringan a. Tujuan

Pengeringan bertujuan mengurangi jumlah kadar air yang terdapat didalam rotan, sehingga diperoleh kadar air yang sesuai dengan tujuan akhir dari penggunaan rotan tersebut.

b. Dasar Teori

Pengeringan rotan adalah suatu proses yang dilakukan untuk menggeluarkan atau mengurangi jumlah kadar air yang terdapat pada rotan, sehingga air yang terdapat dalam rotan memliki kadar air yang sesuai dengan tujuan akhir dari pengeringan.

c. Alat

(15)

15

d. Bahan

Bahan yang digunakan adalah rotan

e. Prosedur Kerja

1. Setelah sele sai penggorengan rotan dibawa ketempat penjemuran yang disiapkan.

2. Setelah beberapa hari pada penjemuran rotan dibalik agar rotan keringnya merata.

3. Kemudian dilakukan pemisahan jenis rotan.

4. Lalu rotan yang telah kering dibawa ke gudang penampungan 5. Setelah itu, dilakukan proses pelurusan rotan yang

menggunakan alat manual. 6. Rotan siap untuk dipolis.

3. Polis a. Tujuan

Polis ini bertujuan untuk menghilangkan kulit rotan sekaligus menghaluskan rotan yang s edang dip roduksi.

b. Dasar Teori

Polis atau pengupasan umumnya di l akukan pada rotan besar pada keadaan kering , gunanya adalah untuk menghilangkan kulit rotan tersebut, sehingga diameter dan warna menjadi lebih seragam dan merata. Basri et al. (1998), mencoba pengupasan dan pemolesan pada rotan manau (calamus manan miq), seuti (calamus ornatus BI) dan nunggal (calamus ornatus BI). Yang masih basah dan yang

(16)

16

sudah kering . Dari percobaan tersebut dapat diambil 4 kesimpullan berikut:

1. Proses pengupasan dan pemolisan rotan berdiameter besar dapat dilakukan dalam keadaan basah maupun kering.

2. Pengupasan dan pemolisan rotan dalam keadaan basah, menghasilkan pengurangan diameter dan produktifitas yang sama dengan yang dikupas dan dipolis pada keadaan kering.

3. Pengupasan dan pemolisan rotan pada keadaan basah menghasilkan rendemen kupasan dan polis yang lebih rendah serta serat berbulu dan serat patah yang lebih banyak dibandingkan pada keadaan kering

4. Dari klasifikasi mutu, maka jenis rotan manau dan nuggal masuk kedalam kelas mutu baik dan seuti kelas mutu sedang, apabila dikupas dan dipolis pada keadaan basah. Namun bila rotan tersebut dikupas dan dipolis d alam keadaan kering kelas mutunya naik, yaitu untuk manau dan nuggal masuk sangat baik sementara seuti tergolong baik.

c. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Mesin polis. b. Mesin pemotong. c. Sigma.

(17)

17

2. Bahan a. Rotan.

b. Kertas pasir polis .

d. Prosedur Ke rja

Rotan yang telah diluruskan di angkut ketempat polis dan siap untuk diproses dengan prosedur kerja adalah :

1. Memasukan rotan ke mesin polis.

2. Proses penghalusan dengan memakai kertas pasir yang berukuran 36 cm.

3. Proses penghalusan dengan memakai kertas pasir yang berukuran 80-200 cm.

4. Pemotongan pada ujung rotan yang bertujuan agar ujung rotan merata.

5. Pemisahan jenis rotan. 6. Size atau pengukuran. 7. Penimbangan.

e. Pengepakan 1. Tujuan

Pengepakan adalah kegiatan melakukan / pembungkusan produk akhir. Adapun tujuan dari pengepakan adalah untuk melindungi dan mengamankan kualitas dan kuantitas produk dari hal- hal yang tidak di inginkan.

(18)

18

2. Alat dan Bahan

A. Alat 1. Pisau B. Bahan 1. Rotan. 2. Tali Rotan. 3. Karung nilon. 3. Prosedur Kerja

1. Setelah selesai penimbangan rotan dengan berat yang telah di tentukan yaitu mencapai 70 kg.

2. Rotan di ikat.

3. Rotan di bungkus dengan karung nilon. 4. Rotan pun siap untuk dikirim.

B. Proses Kerja Pembuatan Barang Jadi 1. Pemilihan Bahan Baku

a. Tujuan

Pemilihan bahan baku bertujuan adalah : 1. Mencari kualitas rotan yang baik.

2. Menyesuaikan bahan baku yang akan dibuat menjadi barang jadi sesuai dengan besar kecilnya rotan yang dibutuhkan.

b. Alat dan Bahan

1. Alat

(19)

19

b. Sigma. c. Gergaji. 2. Bahan

Bahan yang digunakan adalah rotan.

c. Prosedur Kerja

Dalam Pemilihan Bahan Baku rotan di cari kualitas yang baik, agar hasil yang akan dibuat sesuai dengan apa yang di inginkan.

2. Pengukuran Bahan Baku Sesuai Dengan Yang Dibutuhkan a. Tujuan

Pengukuran bahan baku sesuai dengan yang di butuhkan bertujuan agar mahasiswa dapat menyelesaikan hasil produk atau barang jadi sesuai dengan ukuran yang akan di buat rangka sesuai keinginan.

b. Alat dan Bahan

1. Alat a. Meteran. b. Gergaji. 2. Bahan a. Rotan c. Prosedur Kerja

Prosedur kerja yang di lakukan adalah : 1. Pemilihan rotan.

(20)

20

3. Pembuatan Rangka a. Tujuan

Pembuatan rangka bertujuan untuk membentuk rotan sesuai dengan bentuk yang di inginkan.

b. Alat dan Bahan

1. Alat a. Stim b. Elpiji 2. Bahan a. Kompor pemanas b. Meja skrup c. Prosedur Kerja

1. Rotan dipanaskan dengan cara memasukkan rotan ke dalam alat pemanas atau Stim.

2. Setelah beberapa menit rotan dikeluarkan dari Stim.

3. Kemudian rotan pun siap dibentuk sesuai dengan keinginan.

4. Penganyaman a. Tujuan

Penganyaman bertujuan untuk melengkapi rangka yang telah dibuat sehingga lebih indah dan menarik.

b. Alat dan Bahan

1. Alat

(21)

21

b. Obeng. c. Staples.

d. Hekter tembak i dan u. 2. Bahan

a. Rotan.

3. Prosedur Kerja

1. Dalam proses penganyaman di butuhkan rotan fitrit dan core sesuai dengan yang di inginkan.

2. Rangka yang telah ada di siapkan untuk proses penganyaman.

5. Pengamplasan a. Tujuan

Pengamplasan ini bertujuan : 1. Menghaluskan rotan.

2. Mengeluarkan bulu yang melekat pada rotan. 3. Untuk meratakan permukaan rotan.

b. Alat dan Bahan

1. Alat

a. Kertas Amplas 2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam proses pengamplasan adalah rotan.

c. Prosedur Kerja

(22)

22

Dalam pengamplasan di lakukan dengan cara meratakan seluruh permukaan rotan yang akan di cat.

6. Pengecatan a. Tujuan

Adapun tujan pengecatan adalah :

1. Mewarnai rotan

2. Membuat rotan menjadi mengkilap

b. Alat dan bahan

1. Alat a. Kompresor b. Spray gun c. Selang 2. Bahan a. Sending b. Pewarna c. Klir d. Hardener d. Tiner c. Prosedur Kerja

1. Setelah selesai pengamplasan kemudian di sending, setelah itu di lanjutkan kembali dengan pengamplasan.

(23)

23

2. Mewarnai sesuai dengan warna yang di inginkan, rotan yang di warnai di keringkan kembali dan dilanjukan proses pernis dengan memakai bahan klir, setelah itu di keringkan kembali agar hasil yang di inginkan lebih baik.

7. Pemasaran a. Tujuan

Adapun tujuan dari pemasaran adalah :

1. Untuk mengetahui sejauh mana strategis pemasaran pusat pengembangan industri rotan terpadu.

2. Untuk mengetahui bagaimana teknik komunikasi pemasaran pusat pengembangan industri rotan terpadu

(24)

24

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Untuk mencapai hasil yang baik sesuai dengan yang di inginkan oleh industri maka pada proses kerja dari mentah menjadi barang setengah jadi di lakukan sesuai prosedur yang ada yaitu: Penggorengan, Pengeringan, Polis, Pengepakan.

B. Saran:

1. Pada pihak perusahaan Pusat Pengembangan Industri Rotan Terpadu

( PPIRT) harus melihat secara seksama beberapa hal yang di inginkan oleh

investor dan peminat kerajinan tangan sebagai dasar untuk mencapai sebuah target yang di capai.

2. Untuk rekan-rekan mahasiswa di harapkan tulisan ini dapat di jadikan sebagai langkah awal dalam penyusunan yang lebih baik nantinya.

3. Sedangkan bagi Politeknik Pertanian Negeri Samarinda diharapkan bisa mengadakan kerjasama dengan instansi- instansi yang terkait dalam sektor kehutanan dan non kehutanan sehingga mahasiswa dapat mengetahui permasalahan dan produk-produk baru yang ditemukan disektor kehutanan dan non kehutanan baik dalam dan luar daerah maupun luar negeri.

(25)

25

Gambar 1. Penumpukan rotan Dilapangan

(26)

26

Gambar 3. Penjemuran Rotan

(27)

27

Gambar 5. Proses Polis

(28)

28

Gambar 7. Penimbangan

(29)

29

Gambar 9. Penganyaman Ayunan Bayi

(30)

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, teknik Cube Mapping tidak mengurangi resolusi gambar tekstur seperti teknik yang lain (Sphere Mapping dapat mengurangi resolusi sampai dengan

Alhamdulillah, the writer says thank to Allah SWT for the entire blessing and mercy so that she can finish her study in the English Education Department of Muria Kudus

Anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu memperoleh tin"akan lanjutan "an peraatan agar anggota keluarga menja"i.. Keluarga men"engarkan jika

Data yang diperoleh berdistribusi normal, dan memiliki varians yang homogen, maka untuk menguji tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa yang diajar dengan

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: ”Studi Netralitas Uang Terhadap Siklus Bisnis di Indonesia Tahun 1998.I–2010.III: Pendekatan Model Dinamis”

Sembilan skripsi yaitu skripsi nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 dinilai baik dalam tujuan karena tujuan penelitian sesuai dengan permasalahan, dapat diperiksa apakah tujuan

Selain itu karena nilai Z-R berbeda untuk setiap hujan maka perlu ditentukan pula konstanta relasi antara faktor reflektifitas radar dengan intensitas curah hujan