• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERMASALAHAN PESERTA DIDIK PADA MASA PUBERTAS DI SMP NEGERI 1 DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERMASALAHAN PESERTA DIDIK PADA MASA PUBERTAS DI SMP NEGERI 1 DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN JURNAL"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PERMASALAHAN PESERTA DIDIK PADA MASA PUBERTAS

DI SMP NEGERI 1 DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN

JURNAL

SILVIA SARI

NPM: 11060017

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

(2)

PERMASALAHAN PESERTA DIDIK PADA MASA PUBERTAS

DI SMP NEGERI 1 DUA KOTO KABUPATEN PASAMAN

Oleh:

Silvia Sari

Student Guidance and Counseling STKIP PGRI Sumatra Barat

ABSTRACK

Background of this research is motivated by the students who have problems at puberty which gives the effect of a change in the psychological side of the students, so that students misinterpreting changes in self. Aim of this research was to describe: 1) Problems of the students at puberty in terms of physical, 2) Problems of the students at puberty in terms of psychology (emotional). This research is a descriptive study that attempts to reflect on a situation what it is. Population of this research was all students in SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman totaling 295 people. Sampling that used by researcher is stratifiet random sampling in this research with a number sampling 75 students. The instrument that used in this research was a questionnaire while for data analysis using techniques percentage. Result of the research revealed that: 1) the problems of students at puberty in terms of physically being in many categories with the percentage 81.00% from 75 respondents, 2) the problem of students at puberty in terms of the psychological (emotional) are in many categories with the percentage 77.00% from 75 respondents. Based on the results of this research was recommended to teachers Guidance and Counseling and parents to participate actively observing the development of physical and psychological problems (emotional) students at puberty.

Keyword: Students, Puberty, Physical and Psychology Problem (Emotional) Pendahuluan

Setiap manusia dalam kehidupannya mengalami berbagai perubahan. Siklus hidup yang diawali dari masa pranatal, transisi sampai pada masa tua yang akan diwarnai dengan berbagai perubahan hidup. Tanggapan manusia terhadap perubahan hidup tersebut beraneka ragam. Perubahan ada yang dipersepsikan sebagai ancaman, namun ada pula yang mempersepsikan sebagai tantangan. Perubahan merupakan suatu proses alami yang harus dijalani oleh setiap manusia dalam perjalanan sejarah hidupnya. Salah satu perubahan siklus hidup yang harus dijalani oleh manusia yaitu ketika berada pada masa transisi atau pubertas. Menurut Hurlock (1980:184) “Masa pubertas adalah suatu tahap dalam perkembangan dimana terjadi kematangan alat-alat seksual dan mencapai kemampuan reproduksi”.

Masa pubertas anak laki-laki berbeda dengan masa pubertas anak perempuan menurut Hurlock (1980:186) anak laki-laki mengalami masa pubertas berumur antara 14-16 tahun dan anak perempuan mengalami masa pubertas berumur 12-14 tahun. Sangat terlihat jelas anak perempuan lebih dulu mencapai kematangan dari pada anak laki-laki. Rentangan usia puber ini hampir sejalan dengan rentangan usia remaja menurut Prayitno (2006:6) laki-laki yang dikatakan remaja berumur 15-17 tahun sedangkan perempuan berumur 13-15 tahun. Pada rentangan umur yang demikian remaja puber

mengalami masa transisi, yang mana pada masa transisi ini remaja mengalami perubahan fisik serta gejolak psikologis, emosionaldan sosial. Individu akan merasa mendapat tekanan karena proses perubahan yang terjadi dalam dirinya.

Perubahan kondisi fisik yag terjadi pada masa pubertas menurut Al-Mighwar (2006:26) adalah: (1) Perubahan ukuran tubuh (2) Perubahan bentuk tubuh (3) Perubahan ciri-ciri seks primer (4) Perubahan cir-ciri seks sekunder. Selain itu gejala psikologis yang dialami remaja puber adalah gejolak emosional yang mana gejolak emosional yang ditampilkan tingkah laku terlalu gembira, sedih, berani, takut, marah, muak dan cemas. Seperti ketika remaja putri mulai mendapat menstruasi, mereka merasa cemas dan terganggu dengan hal itu, mereka gelisah dan egonyapun tidak terkontrol dan bagi remaja putra, ketika suara mereka berubah menjadi lebih besar mereka merasarisih, cemas, gelisah, maludan sebagainya. Hal ini merupakan permasalahan yang sering terjadi pada remaja khususnya yang sedang mengalami pubertas (Prayitno, 2006:69).

Menurut Prayitno (2006:75) beberapa sebab gangguan emosi yang dialami remaja pada masa pubertas adalah sebagai berikut: 1) Merasa kebutuhan fisik mereka tidak terpenuhi secara layak sehingga timbul ketidak puasaan, kecemasandan kebencian terhadap nasip mereka sendiri. 2) Merasa benci, disia-siakan dan tidak diterima oleh siapapun

11

1

11

11

(3)

termasuk orang tua mereka sendiri. 3) Merasa lebih banyak dirintangi, dibantah, dihina, serta dipatahkan dari pada disokong, disayangi dan ditanggapi, khususnya mengenai ide-ide mereka. 4) Merasa tidak mampu atau bodoh. Mereka merasa bodoh mungkin karena tidak mengenal potensi-potensi yang mereka miliki atau karena khayalan mereka semata.5) Merasa tidak senang terhadap kehidupan keluarga mereka yang tidak harmonis seperti orang yang sering bertengkar, kasar, marah cerewet atau bercerai. Oleh karena itu dalam diri mereka hilang perasaan nyaman, aman dan bahagia. 6) Merasa menderita dan iri yang mendalam terhadap Saudara-saudara kandung mereka dibedakan dan diperlakukan secara tidak adil.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 13 Januari 2015 dengan limaorang peserta didik di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman, diperoleh keterangan bahwa mereka mengalami masalah pada masa transisi atau pubertas. Hal ini disebabkan mereka selalu disamakan dan sering dibandingkan dengan teman-temannya, merekamerasakurang percaya diri dengan perbandingan serta persamaan itu. Sebab mereka ingin menjadi diri sendiri dan bukan menjadi diri orang lain.

Hasil wawancara peneliti kepada 1 orang guru Bimbingan dan Konseling pada tanggal 15 Januari 2015 terungkap bahwa pubertas memberikan efek perubahan yang membawa sisi psikologis peserta didik menjadi terganggu. Serta sejumlah peserta didik yang mengalami permasalahan fisik dan psikis, seperti: peserta didik salah mengartikan perubahan yang terjadi pada dirinya, merasa minder dengan pertumbuhan fisik yang terlalu cepat dengan teman-temanya, merasa minder dengan pertumbuhan fisik yang terlalu lambat dengan teman sebayanya, peserta didik bingung untuk menceritakan perubahan yang dialaminya, peserta didik bingung cara menangani perubahan pada dirinya, peserta didik mengalami stres yang ditunjukkan dengan gejala-gejala sering melawan, malas belajar, sering membolos serta peserta didik mengalami gejolak emosional yang ditampilkan tingkah laku terlalu gembira, sedih, berani, takut, marah dan cemas.

Berdasarkan uraiandiatas maka penulis tertarik mencoba mengungkap tentang: “Permasalahan Peserta Didik pada Masa Pubertas di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman”.Berdasarkan masalah di atas, maka penulis membatasi permasalahan peneliti yaitu: 1) Permasalahan yang dihadapi peserta didik pada masa pubertas dilihat dari segi fisik. 2) Permasalahan yang dihadapi peserta didik pada masa pubertas dilihat dari segi psikologis/emosi.

Mengacu pada perumusan masalah sebagaimana yang dikemukakan pada bagian

sebelumnya, maka tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan: 1) Permasalahan yang dihadapi peserta didik pada masa pubertas dilihat dari segi fisik. 2) Permasalahan yang dihadapi peserta didik pada masa pubertas dilihat dari segi psikologis/emosi.

Berdasarkan tujuan dan rencana pemecahan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:Masalah apa saja yang dihadapi peserta didik pada masa pubertas di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman?

Metodelogi Penelitian

Penelitian ini telah peneliti laksanakan pada bulan Agustus 2015 di SMPNegeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman tahun pelajaran 2014/2015. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah seluruh peserta didik SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman. Populasi penelitian adalah seluruh peserta didik di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman yang berjumlah 295 responden.

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan stratified random sampling. stratified random sampling yaitu suatu prosedurataucara dalam menentukan sampel dengan membagi populasi atas beberapa strata sehingga setiap strata menjadi homogen dan tidak tumpang tindih dengan kelompok lain dan sampel penelitian adalah peserta didik SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman berjumlah 75 responden.

Teknik pengambilan sampel menggunakan rumusYamane (Riduwan, 2010: 64) N n = N. +1 Keterangan: N = Jumlah populasi n = Jumlah sampel d = Presisi yang ditetapkan

Instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data pada penelitian ini berupa angket. Menurut Yusuf (2007:525)“Angket adalah suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu diberikan kepada kelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data”

Teknik analisis data merupakan sebuah cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan dari data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami oleh peneliti dan pihak lain yang ingin mengetahui hasil penelitian. Penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil sampelnya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya (Sugiyono, 2012: 147). Data yang terkumpul dengan rumus-rumus persentase.

(4)

Untuk menganalisis data yang digunakan teknik analisa persentase dengan rumus:

Keterangan : P = Persentasi F= Frekuensi Jawaban

N= Jumlah Keseluruhan Responden

Setelah diperoleh presentase kemudian dilakukan klasifikasi jawaban dengan tingkatan sebagai berikut: 81% - 100% = Sangat Banyak 61% - 80% = Banyak 41% - 60% = Cukup Banyak 21% - 40% = Sedikit 0% - 20% = Sangat Sedikit Hasil Penelitian dan Pembahasan

Penelitian tentang permasalahan peserta didik pada masa pubertas di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman, secara umum permasalahan peserta didik pada masa pubertas diketahui bahwa dari 75 peserta didik, terdapat 65 peserta didik (86,67%) berada pada kategoribanyak, kemudian sebanyak 7 peserta didik (9,33%) berada pada kategori cukup banyak, selanjutnya3 peserta didik (4,00%) berada pada kategori sangat banyak, sementara itu pada kategori sedikit dan sangat sedikit tidak ada seorangpun berada pada kategori tersebut. Hasil ini menunjukkan bahwa permasalahan peserta didik pada masa pubertas berada pada kategoribanyak.

1. Permasalahan Peserta Didik pada Masa Pubertas di SMP Negeri 1 Dua koto Kabupaten Pasaman Dilihat dari Masalah Fisik.

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai kondisi pada masa pubertas terkait dengan perubahan fisik terdapat 61 orang (81,00%)dikategorikan banyak, itu artinya peserta didik masih banyak yang mengalami masalah pada perubahan fisik pada masa pubertas.

Perubahan fisik pada masa pubertas mempengaruhi semua bagian tubuh baik eksternal maupun internal sehinggga mempengaruhi keadaan psikologis puber. Meskipun sifatnya sementara, namun cukup menimbulkan perubahan dalam perilaku, sikap dan kepribadian. Pada umumnya pengaruh masa puber lebih banyak pada anak perempuan dari pada anak laki-laki, karena anak perempuan lebih cepat matang dari pada anak laki-laki, (AL-Migwar, 2006:30).

a. Permasalahan Peserta Didik pada Masa Pubertas di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman Dilihat dari Aspek Perubahan Proporsi Tubuh.

Berdasarkan data yang diperoleh mengenai permasalahan peserta didik pada masa pubertas dilihat dari aspek perubahan proporsi tubuh berada pada kategori banyak dengan persentase 41,00%.itu artinya peserta didik masih mengalami masalah pada perubahan proporsi tubuh. Jadi, kondisi pada masa pubertas terkait dengan pertumbuhan proporsi tubuh peserta didik terungkap bahwa peserta didik mengalami masalah terhadap pertumbuhan proporsi tubuh seperti badan yang mulanya kurus dan panjang mulai melebar di bagian pinggul dan bahu, pertumbuhan lengan.

Menurut Hurlock (Mudjiran, 2007:41) mengemukakan bahwa perubahan fisik pokok kedua, adalah perubahan proporsi tubuh. Badan yang pada mulanya kurus dan panjang mulai melebar di bagian pinggul dan bahu. Biasanya pertumbuhan lengan mendahului pertumbuhan pesat badan, sehingga proporsi tubuh kelihatan tidak seimbang.

b. Permasalahan Peserta Didik pada Masa Pubertas di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman Dilihat dari Aspek Perubahan ukuran Tubuh.

Berdasarkan hasil pengolahan data, permasalahan peserta didik pada masa pubertas dilihat dari perubahan ukuran tubuh terdapat 37 orang (49,00%) berada pada kategori banyak.

Kondisi pada masa pubertas terkait dengan perubahan ukuran tubuh peserta didik terungkap bahwa sebagian peserta didik bisa menghadapi dengan baik perubahn fisik seperti perubahan tinggi, otot membaik, kelihatan kurus, bertambahnya berat badan, dan lain sebagainya. Sebagaimana dikemukakan Mudjiran (2007:40) perubahan ukuran tubuh ditandai dengan adanya pertambahan dalam tingggi dan kuat badan. Pertambahan berat badan tidak hanya karena lemak, tetapi juga karena tulang dan jaringan otot bertambah baik walaupun berlangsung dengan pesat

.

Peserta didik yang mengalami masalah perubahan ukuran tubuh supaya berpartisipasi dengan aktif mengikuti pelayanan yang diberikan guru Bimbingan dan Konseling

(5)

c. Permasalahan Peserta Didik pada Masa Pubertas di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman Dilihat dari Aspek Perubahan Ciri-ciri Seks Primer.

Berdasarkan hasil pengolahan data, permasalahan peserta didik pada masa pubertas dilihat dari perubahan ciri-ciri seks primer terungkap bahwa43 orang (57,33%) barada pada kategori banyak.

Kondisi pada masa pubertas terkait dengan perubahan ciri-ciri seks primer terungkap bahwa peserta didik banyak yang mengalami masalah seperti tumbuhnya testis, rahim, vagina, dan ovarim secara cepat. Menurut Desmita (2009:129) perubahan ciri-ciri seks primer berhubungan dengan tumbuhnya testis dan mimpi basah pada anak laki-laki. KemudianYusuf (2009:194) bahwa perubahan ciri seks primer pada anak perempuan ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina, ovarium dan menstruasi.

Berdasarkan uraian di atas, peserta didik yang mengalami masalah pada perubahan ciri-ciri seks primer perlu diberikan pemahaman kepada peserta didik tentang pengaruh masalah pubertas agar peserta didik dapat menyikapi dan memahami kondisi pada masa perubahan ciri-ciri seks primer agar tidak menjadi permasalahan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.

d. Permasalahan Peserta Didik pada Masa Pubertas di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman Dilihat dari Aspek Perubahan Ciri-ciri Seks sekunder.

Berdasarkan hasil pengolahan data, permasalahan peserta didik pada masa pubertas dilihat dari perubahan ciri-ciri seks sekunderterungkap bahwa 39 orang (56,67%) yang mengalami masalah berada pada kategori banyak.

Menurut Mudjiran (2007:42) perubahan ciri-ciri seks sekunder membedakan laki-laki dan perempuan, membuat anggota seks tertentu baik pada organ jenis kelamin yang lain. Ciri pertumbuhan seks sekunder pada anak perempuan biasanya ditandai dengan pinggul menjadi membaik dan melebar, membaikkan tulang pinggul dan lemak berkembangan di bawah kulit pertumbuhan yang lain, terjadi pada payudara yang menonjol, rambut mulai tumbuh dibagian tertentu, kulit menjadi kasar dan pori-pori

membaik. Sedangkan pada anak laki-laki ditandai dengan tumbuhnya rambut harus pada bagian tertentu, kulit menjadi kasar, berminyak dan berjerawat, otot semakin membaik dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, peserta didik yang mengalami masalah pada perubahan ciri-ciri seks sekunder agar berpartisipasi mengikuti pelayanan yang diberikan guru Bimbingan dan Konseling. 2. Permasalahan Peserta Didik pada Masa

Pubertas di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman Dilihat dari Masalah Psikologis (Emosi).

Data yang diperoleh mengenai Permasalahan peserta didik pada masa pubertas dilihat dari masalah psikologis (emosi) terungkap bahwa 17 orang (23,00%) berada pada kategori cukup banyak, pada kategori banyak 58 orang (77,00) sedangkan kategori sangat banyak, sedikit dan sangat sedikit tidak ada seorangpun berada pada kategori tersebut.

Jadi secara umum pada masa pubertas terkait dengan perubahan psikologis (emosi) banyak peserta didik yang belum bisa mengontrol emosinya. Hal ini didukung oleh Prayitno (2006:69) “Emosi merupakan reaksi psikologis yang ditampilkan dalam bentuk tingkah laku seperti: cinta, takut, marah, gembira sedih, haru, beranai dan lain-lain”.

Berdasarkan uraian di atas, disimpukan bahwa emosi adalah pengalaman afektif yang disertai oleh penyesuaian diri terhadap rangsangan yang diperlihatkan dalam bentuk tingkah laku, yang dipengaruhi oleh berbagai hal, baik dari dalam diri maupun dari luar diri individu.Berikut ini diuraikan pembahasan berdasarkan masing-masing indikator yaitu: a. Permasalahan Peserta Didik pada Masa

Pubertas di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman Dilihat dari Aspek Emosi Cinta.

Emosi cinta secara umum berada pada kategori banyak yaitu terdapat 47 orang (62,66%) yang mengalami masalah emosi cinta.Menurut Djaali (2012:45) “Rasa cinta adalah reaksi yang membangkitkan keadaanyang menyenangkan serta rasa puas untuk mempermudah kerja sama”. Tidak ada remaja yang dapat hidup bahagia dan sehat tanpa mendapatkan cinta dari orang lain. Kebutuhan untuk memberi dan menerima cinta menjadi sangat penting, walaupun kebutuhan-kebutuhan akan perasaan itu

(6)

disembunyikan secara rapi. Para remaja yang berontak secara terang-terangan dan mempunyai sikap permusuhan besar kemungkinan disebabkan oleh kurangnya rasa cinta dan dicintai yang tidak disadari.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, peserta didik yang belum memiliki emosi cinta perlu meningkatkan dan mengembangkan emosi cinta kearah yang lebih baik. Agar peserta didik mampu mengontrol sikap dan tindakan, serta sikap saling menghargai untuk kearah yang lebih baik.

b. Permasalahan Peserta Didik pada Masa Pubertas di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman Dilihat dari Aspek Emosi Marah.

Emosi marah secara umum berada pada kategori banyak yaitu terdapat 42 orang (56,00%) yang mengalami masalah emosi marah. Dapat dilihat bahwa peserta didik masih banyak yang belum bisa mengontrol emosinya dengan baik. Menurut Djaali (2012:42) “Marah adalah jenis emosi lain yang dialami oleh anak-anak dan juga orang dewasa. Sedangkan menurut Sarwono (1986:56) “Marah adalah hal-hal yang menggganggu aktivitas untuk sampai pada tujuan”. Dari berbagai pengertian marah tersebut dapat disimpukan bahwa marah adalah gejolak emosi yang diungkapkan dengan perbuatan atau ekspresi untuk memperoleh kepuasan.

Berdasarkan uraian di atas, peserta didik yang memiliki karakter pemarah perlu dibimbing dan diarahkan agar tidak mudah marah dalam menanggapi hal apapun sedangkan peserta didik yang tidak pemarah perlu mempertahankan emosi yang dimilikinya. Peran guru Bimbingan dan Konseling di sini harus aktif dan kreatif dalam memberikan layanan sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

c. Permasalahan Peserta Didik pada Masa Pubertas di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman Dilihat dari Aspek Emosi Takut.

Emosi takut berada pada kategori banyak yaitu 40 orang (53,00%) yang mengalami masalah emosi takut, dapat diihat bahwa peserta didik masih banyak yang belum bisa mengontrol emosi takut dengan baik. Menurut Watson (Djaali, 2009:43) emosi takut seseorang adalah hasil

dari conditioning. Sedangkan menurut Sarwono (2008:55), “Takut adalah perasaan yang mendorong individu untuk menjauhi sesuatu dan sedapat mungkin menghindari kontak dengan hal itu”. Ketakutan yang dirasakan oeh peserta didik misalnya meyangkut dengan ujian yang akan diikuti, takut sakit, kekurangan uang, rendahnya prestasi, keadaan keluarga yang kurang harmonis, tidak populer dimata lawan jenis, merasa bodoh dan lain-lain.

Berdasarkan temuan di atas, peran guru Bimbingan dan Konseling sangat dibutuhkan dalam mengatasi masalah peserta didik yang penakut. guru Bimbingan dan Konseling perlu memberikann layanan yang berkaitan dengan materi kiat-kiat bertanya atau tampil percaya diri. Dengan hal ini peserta didik bisa tampil dengan kemampuan yang dimilikinya.

Kesimpulan dan Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat disimpulkan permasalahan peserta didik pada masa pubertas di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman, sebagai berikut:

1. Permasalahan peserta didik pada masa pubertas di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman dilihat dari masalah fisik berada pada kategori banyak dengan persentase 81,00%. Berdasarkan indikator : a. Perubahan proporsi tubuh berada pada

kategori banyak dengan persentase 41,00%.

b. Perubahan ukuran tubuh berada pada kategori banyak dengan persentase 49,00%.

c. Perubahan ciri-ciri seks pirmer berada pada kategori banyak dengan persentase 57,33%.

d. Perubahan ciri-ciri seks sekunder berada pada kategori banyak dengan persentase 52,00%.

2. Permasalahan peserta didik pada masa pubertas di SMP Negeri 1 Dua Koto Kabupaten Pasaman dilihat dari masalah psikologis (emosi) berada pada kategori banyak dengan persentase 77,00%. Berdasarkan indikator :

a. Emosi cinta berada pada kategori banyak dengan persentase 62,66%. b. Emosi marah berada pada kategori

banyak dengan persentase 56,00%. c. Emosi takut berada pada kategori

(7)

Berdasarkan kesimpulan di atas maka peneliti ingin mengajukan saran kepada:

1.

Guru Bimbingan dan Konseling, agar memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang pengaruh masa pubertas, baik secara fisik maupun psikologis (emosi) pada masa pubertas.

2.

Guru mata pelajaran, agar memberikan motivasi kepada peserta didik dalam menghadapi permasalahan pada masa pubertas.

3.

Wali kelas, agar mengetahui permasalahan peserta didik pada masa pubertas, khusunya peserta didik yang mengalami masalah pada perubahan fisik dan psikologis (emosi) pada masa pubertas.

4.

Kepala sekolah, agar lebih memperhatikan peserta didik yang mengalami masalah fisik dan psikologis (emosi) pada masa pubertas.

5.

Peserta didik, agar memahami perubahan yang terjadi pada masa pubertas yang merupakan suatu hal yang normal.

6.

Orang tua, agar meluangkan waktu untuk memperhatikan perkembangan peserta didik pada masa pubertas dan memberikan perhatian agar peserta didik merasa nyaman untuk menceritakan permasalahan yang dihadapi pada masa pubertas.

7.

Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat untuk lebih menambah wawasan dan pengembangan teori-teori tentang kepribadian dalam mempersiapkan mahasiswa prodi Bimbingan dan Konseling.

8.

Peneliti selanjutnya, agar dapat meneliti permasalahan peserta didik pada aspek lainnya

.

Daftar Pustaka

Al-Mighwar, Muhammad. 2006. Psikologi Remaja. Bandung: Pustaka Setia.

Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Djaali. 2012. Psikologi Pendidikan. Jakarta. Bumi Aksara.

Hurlock, Elizabeth B. 1980. Psikologi Perkembangan; Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (edisi kelima). Jakarta: Erlangga.

Mudjiran, dkk. 2007. Perkembangan Peserta Didik Bahan Belajar Pendidikan Tenaga Kependidikan Sekolah Menengah. Padang: UNP Press.

Prayitno, Elida. 2006. Psikologi Perkembangan Remaja. Padang: Penerbit Angkasa Raya. Riduwan. 2010. Belajar Mudah untuk Guru

Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta.

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2008. Psikologi Remaja. Jakarta: Rajawali Pers. Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian

Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Yusuf, A. Muri. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: Universitas Negeri Padang Press.

Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Referensi

Dokumen terkait

Astra Agro Lestari, Tbk pada periode tahun 2005 hingga 2011 diperoleh bahwa perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik, hal tersebut ditunjukkan dengan dihasilkannya

Beberapa dosen merasa dengan melibatkan mahasiswa dalam kegiatan pembelajaran aktif di kelas akan menjadikan kuliah menjadi lepas kontrol, serta timbul kekacauan dan mereka juga

Pendidikan jasmani itu sendiri adalah pendidikan yang dikaitkan dengan ak- tivitas jasmani, dilaksanakan dalam lembaga pendidikan,membutuhkan sarana dan prasarana yang pasti,

Luaran yang diharapkan dalam penelitian ini yaitu dapat diketahuinya hubungan antara kecemasan akan kematian dengan intensi berobat penderita kanker serviks yang diterbitkan

Tujuan Khusus dari penelitian ini adalah : (1) Memperoleh pemahaman dari unsur-unsur kebudayaan universal masyarakat Gunung Kawi Kabupaten Malang, yang terdiri dari:

Individu yang memiliki efikasi diri tinggi menganggap kegagalan sebagai akibat dari kurangnya usaha yang keras, pengetahuan dan keterampilan. Individu yang memiliki efikasi

Analisis Probit Log Fraksi Etanol Umbi Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia L.) Terhadap Sel Kanker Payudara MCF-7 .... Analisis Probit Log Fraksi Etanol Umbi Bawang Dayak

Berkaitan dengan pengenaan pajak restoran pada usaha Bapak/Ibu, hal-hal apa saja yang menjadi keluhan Bapak/Ibu.. Sistem pembayaran pajak yang merepotkan Pengurusan pajak