PENGARUH CURRENT RATIO,DEBT TO EQUITY RATIO DAN
RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Manajemen
Oleh:
RENALDI RIYANTO S 0812010009 / FE / EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL `VETERAN`
SKRIPSI
PENGARUH CURRENT RATIO,DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND
ALLIED PRODUCTS DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh :
Renaldi Riyanto Siregar 0812010009/FE/EM
Telah Dipertahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi J urusan Management Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran’’ J awa
Timur Pada Tanggal 5 Oktober 2012
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama : Ketua
Dr. Eko Pur wanto, MSi Dr. Eko Purwanto, MSi
NIP : 195903291987031001 NIP : 195903291987031001
Sekertaris
Dr s Ec Pandji Sugiono, MM NIP : 196410231990031002
Anggota
Dra Ec Sulastri Irbayuni, MM NIP : 196206161989032001
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur
Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM NIP: 19630924 198903 1001
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulilla penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan hidayah dan karunianya-Nya, sehingga penulisan dapat menyelesaikan skripsi ini, dengan judul “PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS DI BURSA EFEK INDONESIA”
Penulisan skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana program studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan bisa terselesaikan dengan baik tanpa adanya bantuan dari beberapa pihak. Pada kesempatan yang baik ini, perkenankan penulis dengan segenap kerendahan dan ketulusan hati untuk menyampikan ucapan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah membantu guna mendukung kelancaran penyusunan skripsi ini.
Penulis dengan rasa hormat yang mendalam mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP., selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. H. R. Dhani Ichsanudin Nur, SE, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak Dr. EKO PURWANTO,Msi ., selaku Dosen Pembimbing yang telah mengarahkan, meluangkan waktu dan memberikan bimbingan guna membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
6. Seluruh Dosen dan Staf Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah mendidik penulis selama menjadi mahasiswa.
7. Ucapan terima kasih kepada keluargaku, bapak dan ibu serta teman-teman boners dan payung crew yang senantiasa memberikan do’a dan dukungan baik moral maupun materiil dengan tulus ikhlas.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam melakukan penulisan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa isi dan cara penyajian skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran sangat penulis harapkan guna meningkatkan mutu dari penulisan skripsi ini. Penulis juga berharap, penulisan skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi peneliti lain yang tertarik untuk mendalaminya dimasa yang akan datang.
Surabaya, Agustus 2012
Penulis
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan ...
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 9
1.3. Tujuan Penelitian ... 9
1.4. Manfaat Penelitian ... 10
BAB II Kajian Pustaka ... 2.1. Tinjauan Teori ... 11
2.1.1. Penelitian Terdahulu ... 14
2.2. Laporan keuangan ... 14
2.2.1. Pengertian laporan keuangan ... 14
2.2.2. Bentuk – Bentuk laporan keuangan ... 14
2.2.3. Karateristik laporan keuangan ... 16
2.3. Rasio keuangan ... 17
2.3.1. Pengertian Rasio keuangan ... 17
2.3.2. Jenis – Jenis Rasio keuangan ... 18
2.4. Return Saham ... 24
2.4.1. Pengertian Saham ... 24
2.4.2. Bentuk – Bentuk Saham ... 24
2.4.3. Pengertian Return Saham ... 26
2.5. Pengaruh Antara Variabel Dependen dan Independen ... 28
2.5.1. Pengaruh Current Ratio (CR) Terhadap Return Saham ... 28
2.5.2. Pengaruh Debt to equity (DER) Terhadap return saham ... 28
2.5.3. Pengaruh Return on asset (ROA) Terhadap return Saham. .. 29
2.6. Kerangka Konseptual ... 30
2.7. Hipotesis ... 30
BAB III Metode Penelitian 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 32
3.1.1. Variable terikat atau dependen variable (Y) ... 32
3.1.2. Return saham (Y) ... 33
3.1.3. Variable bebas atau independen variable (X) ... 33
3.1.3.1.curent ratio (CR)(X1) ... 33
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
3.5.1. Autokorelasi ... 42
3.5.2. multikolineritas ... 42
PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY RATIO DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND
ALLIED PRODUCTS DIBURSA EFEK INDONESIA
Abstraksi
Oleh :
Renaldi riyanto siregar
Dengan semakin ketatnya persaingan bisnis antara perusahaan, perusahaan berupaya menjadi yang terbaik dari perusahaan lain. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan perusahaan menujukan semakin bagus prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Para investor tentunya akan berminat menanamkan investasinya kepada perusahaan yang prospeknya kedepanya menjajikan keuntungan, terutama perushaan yang besar. Dapat dilihat dari seberapa besar laba yang diperoleh perusahaan, kemudian dengan memperkirakan apakah perusahaan tersebut mampu melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancer dan
menggunakan modal dapat menutupi hutang dan return saham banyak digunakan investor untuk menentukan apakah investasi modal yang dilakukan menguntingkan atau merugikan. Atas dasar fenomena tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengenai pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan return on Asset terhadap Return saham Yang go public di Bursa efek Indonesia.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan automotive product yang go public dan masih terdaftar dibursa efek indonesia sebesar 15 perusahaan. Dengan teknik Random sampling yaitu tehknik penarikan sampel dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai sampel dan dengan menggunakan rumus Slovin, Data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data yang dikumpulkan dari pihak instansi terkait yang digunakan sebagai data pendukung dalam pengumpulan data. Sedangkan analisi yang digunakan adalah analisi regresi linier berganda.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menujukan bahwa Variabel Current raio berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Return saham begitu juga Debt to Equity Ratio berpengaruh positif tidak signifikan Terhadap Return saham, sedangkan Return on asset
menujukan positif tidak signifikan terhadap return saham pada perusahaan Automotive yang go public di bursa efek Indonesia .
Keyword : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Retur n on Asset dan Retur n saham
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1LATAR BELAKANG
Tujuan perusahaan adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham sebagai pemilik
perusahaan, ekspektasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh return
(tingkat pengembalian) sebesar-besarnya dengan resiko tertentu. Return tersebut dapat berupa
capital gain ataupun deviden untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi
pada surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para
investor.
Persaingan bisnis yang semakin ketat telah membuat suatu perusahaan khususnya
perusahaan Automotive and Allied Products semakin berusaha untuk meningkatkan nilai
perusahaan. Meningkatkan nilai perusahaan dapat dilakukan melalui peningkatan kemakmuran
para pemegang saham. Keberadaan para pemegang saham dan peranan manajemen sangatlah
penting dalam hal menentukan besar keuntungan yang akan diperoleh.
Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor
industri rata-rata 8% pertahun untuk periode 2005-2009. Selain itu, ditetapkan empat kelompok
industri prioritas, yaitu industri berbasis pertanian atau agro (penolahan kelapa sawit,
pengalengan ikan, karet, kayu, coklat, dan lain-lain), industri alat-alat transportasi (kendaraan
bermotor, perkapalan, dan kedirgantaraan), industri telematika (informasi dan telekomunikasi)
dan manufaktur (tekstil, alas kaki, keramik, elektronik, konsumsi kertas, dan ban)
2
industri adalah modal investasi awal, perkembangan industri, ketersedian SDM, teknologi
sumber daya alam, dan sektor-sektor pendukung.
Salah satu sektor pendukung untuk kelangsungan suatu industri adalah ketersediannya
dana. Sumber dana murah yang dapat diperoleh oleh suatu industri adalah dengan menjual saham
kepada publik di pasar modal. Pasar modal di Indonesia, yaitu BEJ dapat menjadi media
pertemuan antara investor dan industri. Kondisi seperti ini secara langsung akan mempengaruhi
pada aktivitas pasar modal selanjutnya menyebabkan naik turunya jumlah permintaan dan
penawaran saham di bursa dan pada akhirnya perubahan saham,sehingga keadaan tersebut
tentunya harus selalu diwaspadai oleh para investor.khusus untuk industri Automotive and Allied
Products.
Pada umumnya kondisi persaingan menuntut setiap perusahaan membaca dengan baik
terhadap situasi internalnya baik dibidang pemasaran, produksi,sumber daya manusia dan
keuangan.hal ini agar perusahaan dapat bertahan dalam situasi yang dihadapi. Salah satu cara
agar perusahaan dapat berjalan adalah dengan berinvestasi dipasar modal adalah investasi dan
penanaman modal dalam bentuk saham yang merupakan pemilikan atau pembelian sham-saham
perusahaan terbuka oleh investor dengan tujuan untuk mendapatkan pendapatan (return)
sebagaikeuntungan. Namun,berinvestasi dipasar modal memiliki resiko yang sangat besar
sehingga para investor memerlukan analisis untuk menilai kelayakan perusahaan yang akan
ditanami modal untuk mengurangi resiko resiko investasi.
Ekspektasi dari para investor terhadap investasinya adalah memperoleh return (tingkat
pengembalian) sebesar-besarnya dengan resiko tertentu. Return tersebut dapat berupa capital
gain ataupun deviden untuk investasi pada saham dan pendapatan bunga untuk investasi pada
3
surat hutang. Return tersebut yang menjadi indikator untuk meningkatkan wealth para investor,
termasuk didalamnya para pemegang saham. Deviden merupakan salah satu bentuk peningkatan
wealth pemegang saham.investor akan sangat senang apabila mendapatkan return investasi yang
semakin tinggi dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, investor memiliki kepentingan untuk
mampu memprediksi berapa besar investasi mereka. Investor selalu mencari alternative
investasinya yang memberikan return tertinggi dengan tingkat resiko tertentu. Mengingat resiko
yang melekat pada investasi saham lebih tinggi dari investasi pada perushaan,return yang
diharapkan juga lebih tinggi, (husnan, 1992:59).
Hal diatas akan dapat tercapai apabila kemampuan peruusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya semsaikn tinggi sehingga atau dengan kata lain current ratio yang dimilik
cukup besar. Akan tetapi apabila perusahaan hanya dapat memenuhi kewajiban jangka
pendeknya saja dan semakin meningkat proposi debt relative terhadap ekuitas maka akan
meningkatkan resiko perusahaan akan semakin memperkecil return saham. Karena tidak
mengetahui apa yang akan terjadi dimasa yang akan dating, Seorang investor tidak akan mampu
untuk merencanakan pola konsumsi selama hidupnya dengan pasti. Karena keuntungan investor
dan waktu dari keuntungan selama hidupnya dengan pasti, investor mencoba mengkompensir
ketidakpastian ini dengan mengharapkan keuntungan yang cukup tinggi dari investasi tersebut.
Keuntungan investasi dalam saham akan terdiri dari deviden yang diterima ditambah (dikurangi)
dengan “capital gains (loss)” (Return on asset), yaitu selisih antara harga saham pada saat ini
dengan harga pada waktu pembelian (husnan, 1992:59).
Untuk menentukan perusahaan yang diamati maka penelitian mengklasifikasikan
permasalahan yang terhadap pada perusahaan Automotive and Allied Products. Hal tersebut
4
yang go public di Indonesian Capital Market Directory 2007 sampai dengan tahun 2010
selengkapnya sebagai berikut :
Tabel 1.1
Retur n Saham Perusahaan Automotive and Allied Products Yang Go Public
Di Indonesian capital mar ket dir ectory 2007-2010
no Nama Perusahaan Tahun
2007 2008 2009 2010
(Sumber : ICMD 2009 dan 2011 dan diolah oleh penulis)
Berdasarkan data yang disajikan tersebut dapat diperoleh keterangan bahwa return saham
perusahaan Automotive and Allied Products mengalami peningkatan dan penurunan yang
fluktuatif. Perasaan yang timbul adalah sejauh mana perusahaan mampu mempengaruhi harga
saham dipasar modal dan faktor atau variable apa saja yang dapat dijadikan indikator, sehingga
memungkinkan perusahaan untuk mengembalikanya dan tujuan menigkatnya nilai perusahaan
melalui peningkatan nilai saham yang diperdagangkan dipasar modal dapat tercapai.
5
Dari tabel diatas telah diketahui bahwa perusahaan yang memiliki return saham terendah
pada tahun 2007 adalah Hexindo Adiperkasa Tbk -0,1777%. pada t ahun 2008 perusahaan yang
mendapatkan return terendah adalah Goodyear Indonesia Tbk sebesar -0,6153 %. pada tahun
2009 perusahaan yang mendapatkan return terendah adalah perusahaan Prima Alloy Steel Tbk
sebesar -8,333 %. Pada tahun 2010 perusahaan yang mendapatkan return terendah adalah
perusahaan Tunas Ridean Tbk sebesar -0,6666 %. Dan perusahaan yang memilik return saham
tertinggi pada tahun 2007 adalah M ult i Prima Sejahtera Tbk sebesar 1,666%. pada t ahun 2008
perusahaan yang mendapatkan return tertinggi adalah Selamat Sempurna Tbk sebesar 0,5116 %.
pada tahun 2009 perusahaan yang mendapatkan return tertinggi adalah Hexindo Adiperkasa Tbk
sebesar 3,5652 %. Pada tahun 2010 perusahaan yang mendapatkan return tertinggi adalah
Indomobil sukses Internasional Tbk sebesar 7,8372 %. Faktor yang mempengaruhi pergerakan
return saham yaitu faktor eksternal dan internal.faktor internal yaitu berkaitan dengan
pendapatan yang akan diperoleh para pemodal baik berupa deviden atau capital gain.faktor
eksternal yaitu perubahan nilai tukar mata uang,naik turunya suku bunga dan serta rumor-rumor
yang sengaja oleh spekumpulan atau orang – orang yang ingin mengekuk keuntungan.
Dalam memperkirakan tingkat pengembalian (rate of return) yang akan didapat, investor
terlebih dahulu akan melakukan penelitian terhadap kinerja perusahaan. Dengan
meningkatkannya harga saham tentunya return saham yang diterima investor juga meningkat.
Untuk itu investor perlu melakukan pengukuran kinerja keuangan perusahaan.
Jogiyanto (2003) membagi return menjadi 2 macam, yaitu return realisasi dan return
ekspektasi. Keinginan investor untuk memperoleh return terjadi pada investasi dalam asset
financial. Suatu investasi asset financial menunjukkan kesediaan investor menyediakan sejumlah
dana pada saat ini untuk memperoleh subuah aliran dana pada masa yang akan datang sebagai
kompensasi atas faktor waktu selama dana ditanamkan dan resiko yang tertanggung. Dengan
demikian para investorn sedang mempertaruhkan sauatu nilai sekarang untuk sebuah nilai yang
diharapkan pada masa yang akan datang.
Para investor dalam asset finansial juga mengharapakan return yang maksimal. Harapan
untuk memperoleh return yang maksimal tersebut diusahakan agar dapat terwujud dengan
6
Tingkat pengembalian yang diharapkan investor merupakan jumlah probabilitas keuntungan
pada serangkaian yang mungkin terjadi. Untuk keperluan tersebut investor memerlukan alat ukur
yang memadai terhadap proyeksi keuntungan perusahaan dimasa mendatang dengan tingkat
probabilitas yang berbeda-beda.
Dalam mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan, penggunaan rasio keuangan adalah
hal yang lazim. Input dasar analisa rasio keuangan ini adalah laporan laba rugi dan neraca pada
periode tertentu yang akan dievaluasi. Analisa rasio tidak hanya menggunakan rumus terhadap
data keuangan untuk menghitung rasio tertentu, tetapi yang lebih penting adalah interpretasi atas
nilai rasio tersebut. Ukuran umum yang digunakan oleh para investor dalam menilai kinerja
perusahaan adalah analisis rasio keuangan. Dari berbagai rasio keuangan terdapat beberapa rasio
dan informasi keuangan perusahaan yang dapat dipakai untuk memprediksi return saham antara
lain, Current Ratio (CR), Debt of Equity Ratio (DER), dan Return On Asset (ROA). Current Ratio (CR) adalah salah satu bentuk ratio likuiditas yang digunakan untuk mengukur seberapah
likuid kah perusahaan tersebut. Debt of Equity Ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur seberapa jauh dana yang disediakan oleh kreditur. Return On Asset (ROA)
adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset tertentu.
Penelitian mengenai faktor yang mempengaruhi return saham dilakukan oleh, Sudarto et
al (1999), penelitian tersebut dilakukan terhadap perusahaan yang listing di Bursa Efek Jakarta.
Dalam penelitian tersebut return saham sebagai variabel dependen dan debt to equity dan beta (β)
sebagai variabel independennya. Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa, hubungan antara
return dengan debt to equity rasio negatif dan tidak signifikan, sedangkan hubungan antara return
dengan beta positif dan signifikan.
7
Hasil penelitian Supranto (1990), Dalam Sudarto et al. (1999), menyimpulkan bahwa
hubungan return dengan debt to equity rasio negatif dan tidak signifikan sedangkan hubungan
positif yang signifikan antara return dan beta. Bandhari (1998) yang menyimpulkan hubungan
debt to equity rasio dengan return positif dan signifikan, akan tetapi temuan variabel beta berpengaruh positif dan signifikan.
Likuiditas perusahaan merupakan kemampuan financial dari suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban financial pada saat ditagih. Perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban
finansialnya disaat ditagih maka perusahaan itu dalam keadaaan tidak dapat membayar
kewajiban jangka pendeknya. Bagi perusahaan, likuid merupakan masalah yang sangat penting
karena mewakili kepentingan perusahaan dalam berhubungan dengan pihak lain, baik pihak
intern ataupun pihak ekstern. Adapun rasio likuiditas yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Current Ratio (CR).
Current ratio merupakan salah satu ukuran likuiditas yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang
dimiliki oleh perusahaan. Menurut Sartono (2001:116) semakin tinggi Current Ratio ini berarti
semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek
terutama modal kerja yang sangat penting untuk menjaga kinerja perusahaan. Akibatnya resiko
yang di tanggung perusahaan semakin kecil.
Penelitian serupa juga dilakukan oleh Sugeng Sulistiono 1994; Sulaiman 1995; Leki
Rofinus 1997 (dalam Natarsyah, 2000) menunjukkan bahwa ROA mempunyai pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap harga saham. Bahkan Silalahi, 1991 (dalam Natarsyah, 2000)
8
juga tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa semakin tinggi ROA berarti kinerja
perusahaan semakin baik dan return semakin tinggi, dan penelitian tersebut bukan di pasar
sekunder tetapi di pasar perdanas, sehingga menunjukkan hasil yang berbeda dengan peneliti
lain.
Dari uraian diatas dapat dilihat bahwa hasil penelitian mengenai pengaruh rasio keuangan
(antara variabel Current Ratio, DER, dan ROA) terhadap return saham, masih sangat bervariatif.
Melihat laba dan juga leverage masih menjadi perhatian yang penting bagi investor maka
penelitian ini ingin menganalisis kembali temuan penelitian sebelumnya dari sudut fundamental
perusahaan, yaitu rasio yang terdapat dalam laba (profitabilitas), terutama ROA, leverage, juga
rasio likuiditas. Sehingga peneliti tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang
pengaruh CR, DER, dan ROA terhadap return saham.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertari untuk
menulis skripsi dengan judul : “PENGARUH CURRENT RATIO, DEBT TO EQUITY
RATIO, DAN RETURN ON ASSET TERHADAP RETURN SAHAM PADA
PERUSAHAAN AUTOMOTIVE AND ALLIED PRODUCTS DI BURSA EFEK
INDONESIA.
9
1.2Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka perumusan masalah yang dapat
dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Apakah Current Ratio berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan Automotive and
Allied Product yang go publik di Bursa Efek Indonesia ?
2. Apakah Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan
Automotive and Allied Product yang go publik di Bursa Efek Indonesia ?
3. Apakah Return On Asset berpengaruh terhadap Return Saham perusahaan Automotive
and Allied Product yang go publik di Bursa Efek Indonesia ?
1.3Tujuan Penelitian
Atas dasar perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk menganalisis pengaruh Current Ratio terhadap Return Saham perusahaan
Automotive and Allied Product yang go publik di Indonesian Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengnalisis pengaruh Debt to Equity Ratio terhadap Return Saham perusahaan
Automotive and Allied Product yang go publik di Indonesian Bursa Efek Indonesia.
3. Untuk menganalisis pengaruh Return On Asset terhadap Return Saham perusahaan
10
a. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi mafaat bagi :
a. Ilmu pengetahuan
Menambah pengetahuan dan wawasan di bidang manajemen, manajemen keuangan
khususnya tentang investasi saham pada perusahaan Automotive and Allied Product di
BEI.
b. Pengambilan Keputusan
Memberikan inspirasi dan sumbangan pemikiran pada analisis, investor, dan para
pemegang saham serta manajer investasi dalam menentukan keputusan serta strategi
keuangan.
c. Peneliti
Peneliti dapat mengerti dan memhami teori-teori yang pernah didapatkan diperkuliahan,
selanjutnya membandingkan dengan permasalahan serta mencari alternatif yang terbaik,
khususnya pada perusahaan Automotive and Allied Product di BEI.
BAB II
TINJ AU PUSTAKA
2.1 TINJ AU TEORI
2.1.1. Penelitian Ter dahulu
Penelitian yang terlebih dahulu yang diteliti oleh Ulupui (2005) melakukan penelitian
yang berjudul “Analisis Pengaruh Likuiditas, Leverage, Aktivitas, dan Profabilitas Terhadap
Return Saham” ( Study Pada Makanan dan Minuman Dengan Kategori Industri Barang
Konsumsi Di Bursa Efek Jakarta). Variabel bebas dalam penelitiann ini adalah current ratio
(X1), debt equity ratio (X2), total asset turn over (X3), dan return on asset (X4). Variabel
terikatnya adalah return saham (Y). Perusahaan yang diteliti adalah 13 perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 1999-2005. Maka dapat disimpulkan :
1. Variabel current ratio memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap retun
saham satu periode ke depan. Hal ini mengindentifikasikan bahwa pemodal akan
memperoleh Return yang tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
jangka pendeknya semakin tinggi.
2. Variabel return on asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return saham satu period eke depan. Hasil ini konsisten dengan teori dan pendapat Mogdiliani dan miller
(MM) yang menyatakan bahwa nilai perusahaan ditentukan oleh earning power dari asset
3. Variabel debt to equity ratio menunjukkan hasil yang positif, tetap tidak signifikan terhadap return saham. Hal ini mengidenikasikan bahwa rasio utang tidak menyebabkan
perubahaan return saham satu tahun ke depan.
4. Variabel total asset turn over menunjukkan hasil negatif dan tidak signifikan terhadap return saham.
Suharli (2005) yang berjudul “Study empiris terhadap Dua faktor Yang Mempengaruhi
Return Saham pada Industri Food and Beverage Di Bursa Efek Indonesia”. Penelitian ini menggunakan variabel bebasnya adalah debt to equity ratio (X1), dan beta saham (X2). Variabel
terikatnya return saham (Y). Perusahaan yang diteliti adalah perusahaan food and beverage yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2001-2004. Perhitungan menggunakan Analisis
Linear Berganda. Dari penelitian ini mendapatkan hasil pengujian statistik bahwa debt to equity
rasio dan beta saham tidak mempengaruhui return saham secara signifikan.
Terdapat perbedaan penelitian yang dilakukan Ulupui (2005) dan Suharli (2005) demikian juga
penelitian ini. Adapun perbedaan dalam hal ini adalah sebagai berikut:
• Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian adalah current ratio, debt to equity ratio,
total asset turn over, dan return on asset.
• Penelitian yang dilakukan oleh Ulupui (2005) dan Suharli (2005), sedangkan dalam
penelitian ini antara 2005-2008
• Penelitian ini menggunakan 15 perusahaan food and beverage yang sudah memenuhi
syarat data yang diperlukan.
Sunarto (2006) yang berjudul “Pengaruh Rasio Profitabilitas Dan Leverage Terhadap
temuan empiris tentang pengaruh rasio profitabilitas dan leverage terhadap return saham di bursa
efek Jakarta sejak tahun 1998-2000. Maka dapat disimpulkan .
1. Hasil Pengujian Hipotesis secara Persial (Uji f)
Hausil Uji f menunjukan bahwa Persial Variabel ROE (rasio laba Ekuitas), ROA
(return on assets). Mempunyai pengaruh secara signifikan dan positif terhadap return
saham sedangkan DTA (debt to total assets) ternyata tidak signifikan berpengaruh
terhadap return saham.
2. Pada periode 1998-1999 menunjukan bahwa ROA merupakan variable yang dominan
mempengaruhi Return saham. Hal ini ditunjukan dengan beta standart dimana ROA
mempunyai beta standart tertinggi dibandingkan denagn Variabel ROE dan DTA.
3. Dari hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa pada periode 1988-1999 Variabel
ROA,ROE dan DTA secara bersama sama mempunyai kemampuan untuk memprediksi
return saham untuk periode satu tauhun kedepan.
4. Faktor fundamental yang terdiri dari ROA, ROE dan DTA terbukti bahwa hanya ROA
yang bermanfaat untuk memprediksi Return saham untuk periode tahun depan. Dengan
kata lain analisis fundamental lebih bermanfaat dengan menggunakan data
cross-sectional daripada time-series. Hasil ini didukung oleh penelitian sebelumnya (mas’ud
Machfoedz, 1994; dan Natarsyah 2000)
Sementara itu Tuasikal (2001) menguji manfaat informasi akuntansi dalam memprediksi
return saham. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur dan non manufaktur yang
Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk perusahaan pemanufakturan informasi
akutansi dalam bentuk rasio keuangan tidak bermanfaat dalam memprediksi dua tahun kedepan
hasil pengujiannya menunjukkan informasi akutansi dalam bentuk rasio keuangan tentu
bermanfaat dalam memprediksi return saham. Di pihak lain informasi akutansi dalam bentuk
rasio keuangan tertentu memiliki kemampuan prediksi yang berbeda antara perusahaan
pemanufakturan dan non pemanufakturan dalam memprediksi return saham untuk dua tahun
kedepan.
2.2. Lapor an Keuangan
2.2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Menurut Jumingan (2005:4), laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari refleksi
dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalamsuatu perusahaan. Transaksi dan peristiwa yang
bersifat finansial dicatat, doigolongkan dan diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam
satuan uang dan kemudian diadakan untuk berbagai tujuan
Kondisi keuangan dan operasi perusahaan pada hakekatnya merupakan hasil akhir dari
kegiatan akutansi perusahaan yang bersangkutan informasi tentang kondisi keuangan dan hasil
operasi perusahaan sangat berguna bagai berbagai pihak, baik pihak yang ada didalam
perusahaan maupun yang diluar perusahaan.informasi yang berguna tersebut misalnya tentang
kemampuan perusahaan untuk melunasi hutanh-hutang jangka pendeknya, kemampuan
membayar bunga dan pokok pinjaman, keberhasialan perusahaan dalam menigkatkan besarnya
2.2.2 Bentuk - Bentuk Lapor an Keuangan
Sebelum menganalisa dan menafsirkan suatu laporan keuangan, seorang penganalisa
harus mempunyai pengertian yang mendalam tentang bentuk-bentuk maupun prisip-prisip
penyusunan laporan keuangan serta masalah-masalah yang timbul dalam penyusunan laporan
tersebut.
Menurut Jumingan (2005:13) macam-macam laporan keuangan :
a. Neraca
Neraca adalah laporan yang sistematis tentang aktiva, hutang, dan modal sendiri dari
suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Biasanya pada saat buka ditutup yakni akhir
bulan, akhir triwulan/akhir tahun.
kew ajiban dan modal Pemilik xxx Ut ang lancar :
Ut ang dagang xxx
utang bunga xxx
Biaya yang harus dibaya xxx
Tot al ut ang lancar xxx
utang jangka panjang :
utang obligasi xxx
utang bank jangka panjang xxx
Tot al ut ang J,panjang xxx
Tot al kew ajiban dan modal pemilik xxx
Dengan demikian neraca terdiri dari tiga bagian utama, yaitu :
1. Aktiva
Pada dasarnya aktiva dibagi menjadi dua bagian utama yaitu aktiva lancar dan aktiva
tidak lancar. Aktiva lancar adalah mencakup uang, kas, dan aktiva lainnya atau
sumber laiannya yang diharapkan dapat diraealisasikan menjadi uang kas/dijual
selama jangka waktu yang normal. Aktiva tidak lancar adalah harta kekayaan
perusahaan lain yang tidak termasuk pada kelompok-kelompok aktiva tersebut
2. Hutang
Hutang adalah sumber modal yang berasal dari kreditur, dalam jangka waktu tertentu
pihak perusahaan wajib membayar kembali atau wajib memenuhi tagihan yang
berasal dari pihak luar tersebut.
3. Modal
Modal merupakan hak atau bagian yang dimiliki oleh pemilik perusahaan yang
ditunjukkan dalam pos modal (modal saham), surplus dan laba yang ditahan atau
kelebihan nilai aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terhadap seluruh
hutang-hutangnya.
b. Laporan Rugi Laba
Memperlihatkan hasil yang diperoleh dari penjualan barang atau jasa dan ongkos-ongkos
yang timbul dalam proses pencapaian hasil tersebut. atau laporan keuangan yang
menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu
Contoh :
Harga pokok Penjualan xxx
Laba kot or xxx
Biaya operasional :
* Administ rasi Xxx
* Promosi Xxx
Jumlah biaya operasional xxx
Beban Bunga :
* Bunga Bank & obligasi xxx
Laba Sebelum Pajak (EBT) xxx
Pajak Perseroan xxx
Laba bersih set elah pajak (EAT) xxx
c. Laporan Laba Ditahan
Digunakan dalam perusahaan yang berbentuk perseroan, menunjukkan suatu analisis
perubahan besarnya bagian laba yang ditahan selama jangka waktu tertentu.
2.2.3. Karakteristik Lapor an Keuangan
Laporan keuangan sebagai sumber informasi keuangan sangat diperlukan oleh pemakai
laporan keuangan guna pengambilan suatu keputusan ekonomi yang tepat. Karakteristik
kualitatif ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai.
Menurut SAK (1999:5), terdapat karakteristik-karakteristik kualitatif laporan keuangan,
yaitu :
1. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta
kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun
demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan
tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu
sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
Agar informasi yang disajikan bermanfaat, suatu informasi tersebut haruslah relevan
guna untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Peran
informasi dalam peramlan (predictive) dan penegasan (confirmatory) berkaitan satu
sama yang lain. informasi posisi keuangan dan kinerja dimasa lalu seringkali
digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan, kinerja posisi keuangan,
kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai, seperti
pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi komitmennyaketika jatuh tempo.
3. Keandalan
Keandalan informasi sangat penting agar informasi tersebut memiliki kualitas modal.
Suatu informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan,
kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan
jujur (faithfull reseprentaion) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan. Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau
penyajian tidak dapat diandalkan maka penggunaan informasi tersebut secara potensial
dapat menyesatkan.
4. Dapat diperbandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode
untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Implikasi
penting dari karakteristik kualitas dapat diperbandingkan adalah bahwa pemakai harus
mendapat informasi tentang kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan dan pengubahan kabijakan serta pengaruh perubahan tersebut.
posisi keuangan antar periode, maka perusahaan perlu menyajikan inforamasi periode
sebelumnya dalam laporan keuangan.
2.3. Rasio Keuangan
2.3.1. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Jumingan (2005:242), analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan
membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnyabaik secara individu maupun
bersama-sama guna mengetahui hubungan diantara pos tertentu, baik dalam neraca maupun
laporan laba rugi.
2.3.2. J enis-jenis Rasio Keuangan
Menurut Sutrisno (2001:247-256), jenis-jenis rasio yuang digunakan dalam bisnis adalah
a. Rasio likuiditas
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya
yang segera harus dipenuhi yaitu hutang jangka pendek, oleh karena itu rasio ini bisa
digunakan untuk mengukur apakah operasi perusahaan tidak akan terganggu bila
kewajiban jangka pendek ini segera ditagih. Ukuran rasio likuiditas terdiri dari tiga alat
ukur, yaitu :
a. Current Ratio (CR)
Current Ratio (CR) adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang dimiliki
efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek meliputi,
hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang harus segera dibayar.
CR =
b. Quick Rasio atau Acid Test Ratio
Quick rasio merupakan antar aktivitas lancar sesudah dikurangi dengan hutang lancar.
Rasio ini menunjukkan besarnya alat likuid yang paling cepat yang bisa digunakan untuk
melunasi hutang lancar, sebab untuk menjadi uang tunai (kas) memerlukan dua langkah
yakni menjadi piutang terlebih dulu sebelum menjadi kas. Formulasi untuk menghitung
Quick Ratio adalah :
cash ratio adalah sebagai berikut :
Rasio Leverage
Rasio-easio yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan
dibiayai dengan utang atau dibiayai oleh pihak luar. Ada tiga ratio leverage yang bisa
dimanfaatkan oleh perusahaan yakni:
1. Total Debt to Total Asset Ratio
Rasio total hutang dengan total aktiva yang bisa disebut rasio total hutang (debt ratio),
mengukur prosentase besarannya dana yang berasal dari hutang, yang dimaksud
dengan hutang adalah semua hutang yang dimiliki oleh perusahaan baik yang
berjangka pendek maupun berjangka panjang. Untuk mengukur besarnya debt ratio
bisa dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Debt Ratio =
Rasio hutang dengan modal sendiri (debt to equity ratio) merupakan imbangan antara
hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Semakin tinggi rasio ini
berarti modal sendiri semakin sedikit dibanding dengan hutangnya. Bagi perusahaan,
sebaliknya besarnya hutang tidak boleh melebihi modal sendiri agar beban tetapnya
tidak terlalu tinggi. Untuk pendekatan konservatif besarnya hutang maksimal sama
dengan modal sendiri, artinya debt to equity ratio biasa menggunakan rumus sebagai
Debt to Equity Ratio =
3. Time Interest Earned Ratio
Time interest earned ratio yang sering disebut sebagai coverage ratio merupakan rasio
antara laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini mengukur
kemampuan perusahaan memenuhi beban tepatnya berupa bunga dengan laba yang
diperolehnya, atau mengukur berapa kali besarnya laba bisa menutup beban
bunganya. Rumus yang digunakan adalah :
Time interest earned ratio =
bunga
Rasio aktivitas ini mengukur seberapa besar efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan
sumber dananya. Rasio aktivitas dinyatakan sebagai perbandingan penjualan dengan
berbagai elemen aktiva. Elemen aktiva sebagai pengguna dana seharusnya bisa
dikendalikan agar bisa dimanfaatkan secara optimal. Semakin efektif dalam
memanfaatkan dana, semakin cepat perputaran dana tersebut, karena rasio aktivitas
umumnya diukur dari perputaran masing-masing elemen aktiva. Rasio aktifitas meliputi,
perputaran persedian, perputaran piutang, perputaran aktiva, dan perputaran aktiva tetap.
Persedian merupakan komponen utama dari barang yang dijual, oleh karena itu
semakin tinggi persediaan berputar semakin efektif perusahaan dalam mengelola
persediaan. Perputaran persediaan (inventory tunner) dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Perputaran piuatang (receivable turnover) merupakan ukuran efektifitaspengelolaan
piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif perusahaan dalam
mengola piutangnya. Piutang berkaitan dengan penjualan kredit, sehingga rumus
untuk menghitung perputaran piutang adalah :
Perputaran piutang =
Perputaran aktiva tetap (fixed asset turnover) merupakan perbandingan antara
penjualan dengan total aktiva tetap yang dimiliki perusahaan. Rasio ini digunakan
untuk mengukur efektifitas penggunaanaktiva tetap dalam mendapatkan penghasilan.
Perputaran Aktiva Tetap =
tetap aktiva
penjualan
Seperti halnya perputaran aktiva tetap, perputaran aktiva atau asset turnover
merupakan ukuran efektifitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan.
Semakin besar perputaran aktiva semakin efektif perusahaan mengelola aktiva.
Perputaran Aktiva =
aktiva total
penjualan
c. Rasio Keuntungan atau Profitability Ratio
Keuntungan merupakan hasil dari kebijaksanaan yang diambil oleh manajemen.
Rasio keuangan untuk mengukur seberapa besar tingkat keuntungan menunjukkan
semakin baik manajemen dalam mengelola perusahaan . rasio keuntungan dapat diukur
dengan beberapa indikator yakni :
1. Profit Margin
Profit margin merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
dibandingkan dengan penjualan yang dicapai. Rumus yang digunakan adalah sebagai
Return on asset juga sering disebut sebagai reabtabilitas ekonomis merupakan ukuran
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan modal sendiri yang
dimiliki, sehingga ROE ini ada yang menyebut sebagai reantabilitas modal sendiri.
Laba yang diperhitungkan adalah laba bersih setelah dipotong pajak atau EAT.
Dengan demikian rumus yang digunakan adalah :
Return on Equity =
Kadang-kadang pemilik juga menginginkan data keuantungan yang diperoleh untuk
setiap lembar sahamnya. Earning Per Share merupakan ukuran kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan per lembar saham pemilik. Laba yang
digunakan sebagai ukuran adalah laba bagi pemilik atau EAT.
EPS =
Saham Lembar
2.4. Retur n Saham
2.4.1. Pengertian Saham
Menurut Tandelilin (2001:18) saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas
aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham. Dapat disimpulkan bahwa saham merupakan sekuritas
berupa surat kepemilikan aset-aset perusahaan yang diperjual belikan.
2.4.2. Bentuk-Bentuk Saham
Menurt Jogiyanto (2003:67-73) saham terdiri dari 3 (tiga) bentuk, yaitu :
1. Saham Preveren
Merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan antara obligasi dan saham biasa.
Seperti obligasi yang membayarkan bunga atas pinjaman. Saham preveren juga
memberikan hasil yang tetap berupa deviden preveren. Dibandingkan saham biasa, saham
preveren mempunyai beberapa hak, yaitu hak atas deviden tetap dan hak pembayaran
terlebih dahulu jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, saham preferen dianggap
mempunyai karakteristik di tengah-tengah antara obligasi dan saham biasa.
2. Saham Biasa
Jika perusahaa hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini biasanya dalam
bentuk saham biasa (common stock). Sebagai pemilik perusahaan, pemegang saham biasa
mempunyai beberapa hak antara lain :
• Hak menerima Pembagian Keuntungan yaitu pemegang saham biasa untuk mendapatkan
bagin dari keuntungan perusahaan.
• Hak Prempetive yaitu hak pemegang saham untuk mendapatkan persentasi pemilikian
yang sama jika perusahaan mengeluarkan tambahan lembar saham untuk tujuan
melindungi hak kontroldari pemegang saham lama dari kemerosotan nilai.
3. Saham Theasury
Merupakan saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang
kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk disimpan sebagai teasury yang nantinya
dapat dijual kembali.
2.4.3. Pengertian Retur n Saham
Konsep resiko tidak terlepas kaitannya dengan return, karena investor selalu
mengharapkan tingkat return yang sesuai atas setiapresiko investasi yang dihadapinya. Menurt
Brigham et. Al (1999), dalam Suharli (2005) pengertian dari return adalah “measure the
financial performance of an investment”. Horne dan Wachwiz (1998), dalam Suharli (2005)
mendefinisikan return sebagai “Return as benefit which realeted with owner that includes cash
devidend last year which is paid, together with market cost appreciation or capital gain is realization in the end of the year. Menurt Jones (2000), dalam Suharli (2005) “return is yield dan capital gain (loss)”.
Yield adalah cash flow yang dibayarkan secara periodik kepada pemegang saham (dalam bentuk deviden)
Suharli (2005) yang menyatakan bahwa “return from infestment security is cash flow and capital gain/loss”. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan, dapat diambil kesimpulan bahwa, Return saham adalah keuntungan yang diperoleh dari kepemilikan saham investor atas investasi
yang silakukannya yang terdiri dari deviden dan capital gain/loss
Deviden merupakan keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada pemegang saham dalam satu periodik tertentu. Sedangkan capital gain/loss dalam suatu periode merupakan selisih
antara harga saham semula (awal periode dengan harganya di akhir periode). Bila harga saham
pada akhir periode lebih tinggi dari harga awalnya, maka dikatakan investor memperoleh capital
gain, sedangkan bila yang terjadi sebaliknya maka investor dikatakan memperoleh capital loss.
2.4.4. J enis Retur n
Menurut Jogiyanto (2003), dalam Suharli (2005) saham dibedakan menjadi dua,
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Return Realisasi, merupakan return yang telah terjadi
2. Return Ekspektasi, merupakan return yang akan diperoleh oleh investor dimasa yang
akan datang.
Berdasarkan pengertian return, bahwa return suatu saham adalah hasil yang diperoleh dari
investasi dengan cara menghitung selisih harga saham periode berjalan dengan periode
sebelumnya. Return yang dipergunakan dalam hal ini adalah return dengan capital gain/loss
Maka rumus dapat ditulis sebagai berikut:
Dimana:
Rt : Return Saham
Pt : Harga Saham pada periode t ( periode terakhir)
Pt-1 : Harga Saham pada periode t-1
2.5. Pengaruh Antar a Variabel Dependen dan Variabel Independen
2.5.1. Pengaruh Current Ratio (CR) terhadap Retur n Saham
Current ratio merupakan salah satu ukuran likuiditas yang bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang
dimiliki oleh perusahaan.
Menurut Sartono (2001:116) semakin tinggi Current Ratio ini berarti semakin besar
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek terutama modal
kerja yang sangat penting untuk menjaga kinerja perusahaan. Akibatnya resiko yang di tanggung
perusahaan semakin kecil. Dengan semakin kecilnya resiko yang ditanggung perusahaan maka
diharapkan akan meningkatkan minat para investor untuk menanamkan dananya dalam
perusahaan tersebut sehingga dapat memberikan keyakinan kepada investor untuk memiliki
saham perusahaan tersebut agar dapat meningkatkan return saham satu periode kedepan. Hal ini
mengidikasikan bahwa pemodal akan memperoleh return saham yang tinggi jika kemampuan
Dalam penelitian Ulupui (2005) variabel Current Ratio (CR) memiliki pengaruh positif
dan signifikan terhadap return saham satu periodeke depan. Hal ini mengindikasikan bahwa
pemodal akan memperoleh return yang tinggi jika kemampuan memenuhi kewajiban jangka
pendeknya semakin tinggi.
2.5.2. Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Retur n Saham
Debt to Equity Ratio menggambarkan perbandingan antara total utang dengan total
ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber pendanaan usaha. Semakin besar Debt to
Equity Ratio mencerminkan kinerja perusaahaan yang buruk, dikarenakan perusahaan banyak memanfaatkan hutang jangka panjang sebagai pendanaan usahanya, sehingga mengakibatkan
semakin besarnya resiko yang harus ditanggung investor. Investor akan menghindari pembelian
saham perusahaan tersebut, sehingga dikatakan Debt to Equity Ratio akan berpengaruh negatif
terhadar harga saham.
Dalam Ulupui (2005) variabel Debt to Equity Ratio menujukkan hasil yang positif tetapi
tidak signifikan. Sedangkan menurut Suharli (2005) variabel Debt to Equity Ratio tidak
mempengaruhi return saham secara signifikan. Hal ini mengidikasikan bahwa rasi hutang tidak
menyebabkan perubahan return saham satu tahun kedepan.
2.5.3. Pengaruh Retur n On Asset (ROA) Terhadap Retur n Saham
Return On Asset digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan didalam
menghasilkan keuntungan (return) bagi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang
Apabila Return On Asset meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampaknya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham
(Husnan, 1998:565).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi Return On Asset menunjukkan
semakin efektif perusahaan memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan laba bersih setelah
pajak. Dengan demikian meningkatnya Return On Asset maka kinerja perusahaan yang ditinjau
dari profitabilitas semakin baik. Hal ini menarik investor untuk memiliki saham perusahaan
tersebut. Dengan meningkatnya permintaan investor maka harga saham juga cenderung
meningkat yang diikuti oleh tingkat pengembalian (return) saham yang besar.
Penelitian Kennedy (2003) dalam Ulupui (2005:7) kesimpulan hasil penelitiab
menemukan bahwa variabel Return On Asset berpengaruh positif dan signifikan terhadap return
saham periode ke depan
2.6. KERANGKA KONSEPTUAL
Adapun kerangka teoritis ada pada gambar 1:
Current Ratio
(X1)
Return Saham
(Y) DER
(X2)
ROA
2.7. HIPOTESIS
Hipotesis Dalam Penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Current Ratio (CR) berpengaruh positif terhadap return saham pada perusahaan
Automotive and Allied Products di Bursa Efek Indonesia.
2. Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh negatif terhadap return saham pada perusahaan
Automotive and Allied Products di Bursa Efek Indonesia.
3. Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap return saham perusahaan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Metode penelitian merupakan teknik atau prosedur yang sangat penting dalam
keseluruhan rancangan dan pelaksanaan penelitian dengan metode penelitian, pekerjaan
penelitian akan terarah sebab metode penelitian bermaksud memberikan kemudahan dan
kejelasan tentang apa dan bagaimana penelitian dilakukan oleh peneliti . Metode merupakan cara
yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu. Keberhasilan penelitian tergantung dari metode
yang digunakan. Agar suatu kegiatan penelitian diperoleh hasil yang baik, maka diperlukan
metode atau teknik ilmiah yang terencana dan dapat dipertanggung jawabkan.
Berdasarkan permasalahan dan hipotesis yang telah dikemukakan, maka variabel-variabel
yang akan diteliti dapat dikemukakan sebagai berikut :
3.1.1. Variabel Ter ikat atau dependen var iabel (Y)
Variabel Y merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat adanya variabel
bebas. Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah return saham.
3.1.1. Retur n Saham (Y)
Merupakan pendapatan yang berhak diterima oleh seorang investor karena
Ri =
3.1.2. Variabel Bebas atau Independen Var iabel (X)
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya variabel
terikat. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah :
3.1.2.1. Cur rent Ratio (CR)(X1)
Current Ratio (CR) adalah rasio yang membandingkan antara aktiva lancar yang
dimiliki perusahaan dengan jangka pendek. Aktiva lancar disini meliputi, kas, piutang
dagang , efek, persediaan, dan aktiva lancar lainnya. Sedangkan hutang jangka pendek
meliputi, hutang wesel, hutang bank, hutang gaji, dan hutang lainnya yang harus segera
dibayar. Sutrisno (2001)
CR =
3.1.2.2. Debt to Equity Ratio (DER)(X2)
Rasio hutang dengan modal sendiri merupakan imbangan antara hutang yang
besarnya hutang maksimal sama dengan modal sendiri, artinya debt to equity ratio biasa menggunakan rumus sebagai berikut:
Debt to Equity Ratio =
3.1.2.3 Retur n On Asset (ROA) (X3)
Return on asset juga sering disebut sebagai reabtabilitas ekonomis merupakan
ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan semua aktiva yang
dimiliki oleh perusahaan Sutrisno (2001)
Return on Asset =
Aktiva Total
EAT
3.2. Teknik Penentuan Sampel
A. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas, obyek/subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulanya. (Sugiyono, 2003:55).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Automotive and Allied Products yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI), sebanyak 15 perusahaan.
Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama
dengan populasi tersebut. Karena itu sampel harus representative dari sebuah populasi
Tekhnik penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, yaitu tehknik penarikan sampel dimana setiap anggota populasi mempunyai peluang yang sama untuk ditarik sebagai sampel dan dengan menggunakan rumus Slovin, dengan rumus:
n =
Dari keterangn diatas diperoleh sampel sebesar 15 perusahaan Automotive and Allied
Products yang terdaftar di BEI (Bursa Efek Indonesia). Periode Pengamatan dilakukan selama 4 tahun yaitu mulai tahun 2007 – 2010. Oleh karena itu, total laporan keuangan perusahaan
Automotive and Allied Products yang terdapat di Bursa Efek Indonesia.
Tabel Nama Perusahaan yang Memenuhi Kriteria Sampel dalam Penelitian
No. Nama Perusahaan
1.
PT. Ast ra Int ernasional Tbk
2.
PT. Ast ra Otopsrtd Tbk
3.
PT. Indomobil sukses Int ernasional Tbk
7.
PT. Indospring Tbk
8.
PT. Int raco Pent a Tbk
9.
PT. M ult i Prima Sejahtera Tbk
10.
11.
PT.Polycham Indonesia Tbk
12.
PT. Prim a Alloy Steel Tbk
13.
PT. Selamat Sempurna Tbk
14.
PT. Tunas Ridean Tbk
15.
PT. Unit ed Tract ors Tbk
3.3. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh
bukan langsung dari sumbernya dan bukan diusahakan sendiri oleh penulis dan peneliti. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode
dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan, buku, surat kabar,
agenda, dan sebagainya.
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang bersumber dari :
1. Data laporan Keuangan Tahunan / emiten perusahaan, dalam Indonesia Capital Market
Directory (ICMD), yang digunakan untuk menghitung jumlah populasi yang ada pada
perusahaan Automotive and Allied Products.
Data ini dikumpulkan untuk periode 4 tahun, mulai tahun 2007 sampai tahun 2010.
Tahun ini diambil karena dianggap selama tahun ini perkembangan saham pada industri
3.4. Tehnik Analisis dan Uji Hipotesis
3.4.1. Teknik Analisis Data
Untuk mencapai tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda.
Pengujian dalam hipotesis ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu sebagai berikut.
3.4.1.1 Analisis Regr esi
Analisis ini merupakan analisis data untuk pengujian hipotesis dengan menganalisis
regresi berganda. Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui
pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), dan Return On Asset (ROA) terhadap
return saham. Adapun bentuk model yang akan diuji dalam penelitian ini, yaitu :
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + e (Algifari 2000)
Dimana :
Y = Return Saham
α = konstan
β1, β2, β3 = koefisien regresi
X1 = CR
X2 = DER
X3 = ROA
3.4.1.2. Uji Hipotesis
Untuk mencapai tujuan penelitian, penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi
berganda. Pengujian terhadap hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan uji statisti F dan
uji statistik t. Uji signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat, baik secara
bersama-sama (serentak) maupun secara parsial dilakukan dengan menggunakan uji statistik F dan uji
statistik t
a. Uji statistik F
Uji statistik F digunakan untuk menguji keberartian pengaruh dari seluruh variabel bebas
secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis dirumuskan sebagai berikut :
1. Ho : b1 b2 b3 b4 = 0
Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen (X1, X2, X3)
terhadap variabel independen Y
2. H1 : b1 b2 b3 b4 ≠ 0
Artinya, terdapat pengaruh (alternative terhadap pengaruh) yang signifikan secara
bersama-sama dari seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat.
Nilai F hitung dapat dicari dengan menggunakan rumus (Gujarati, 1995:121)
F hitung = R2/ (k-1)
(1-R2)/(n-k)
Dimana :
R2 = koefisian determinasi
k = jumlah variabel bebas
untuk menentukan nilai F-tabel , tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan
derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k) dan (k-1) dimana n merupakan jumlah
observasi atau pengamatan,k adalah jumlah variabel termasuk intersep dengan kriteria uji
yang digunakan adalah :
• jika F hit > F tabel (a;k-1;n-k), maka H0 ditolak
• jika F hit < F tabel (a;k-1;n-k), maka H0 dterima
a. Uji t-statistik
Uji signifikan koefisien (bi)dilakukan dengan statistik t (student t). Uji t digunakan untuk
menguji koefisien regresi secara parsial dan variabel bebasnya. Hipotesis yang digunakan
adalah
1. H0 : bi = 0
Artinya, tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel dependen (X1, X2, X3)
terhadap variabel independen Y
H0 : bi ≠ 0
Artinya, terdapat (alternatifnya terdapat) pengaruh yang signifikan dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
Nilai t-statistik dapat dicari dengan rumus (Gujarati, 1995:114)
T hit =
Untuk menentukan nilai t-statistik tabel ditentukan tingkat signifikan 5% dengan derajat
n = jumlah observasi
k = jumlah variabel termasuk intersep
dengan kriteria uji adalah :
• jika F hit > F tabel (α; n-k-1), maka H0 ditolak
• jika F hit < F tabel (α; n-k-1), maka H0 dterima
untuk melihat kontribusi kemampuan menjelaskan variabel bebas secara bersama-sama
terhadap variansi variabel terikat dapat dilihat dari koefisien determinasi (R2) berganda
dimana nilai koefisiennya antara 0 ≤ 1. Hal ini berarti bahwa nilai R 2 yang semakin besar
mendekati 1 merupakan indikator yang menunjukkan semakin kuatnya kemampuan
menjelaskan perubahan variabel independen terhadap variabel dependen.
3.5. Asumsi Klasik
Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) artinya
pengembalian keputusan uji F tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang bisa
dipertanggungjawabkan BLUE maka harus dipenuhi tiga asumsi dasar. Asumsi-asumsi tersebut
adalah :
1. Tidak boleh ada autokorelasi
2. Tidak boleh ada multikolineritas
3. Tidak boleh ada Heterokedaritas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi tersebut dilanggar maka persamaan regresi yang diperoleh
3.5.1. Autokorelasi
Autokorelasi merupakan anggota serangkaian observasi yang diurutkan menurut waktu
(seperti data deret waktu) atau ruang (seperti data cross section).
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalamsuatu model regresi linier ada
korelasi antara korelasi pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1
(sebelumnya). Identisifikasi ada tidaknya gejala Autokorelasi dapat dilihat dari tabel Watson
dengan jumlah variabel bebas (k) dan jumlah data (n) sehingga DL dan DU dapat diperoleh
distribusi daerah keputusan ada atau tidaknya korelasi. (Gujarati, 2000:201-215)
3.5.2. Multikolineritas
Multikolineritas merupakan suatu keadaan dimana satu atau lebih variabel independen
terdapat korelasi atau hubungan dengan variabel independent lainnya. Pengujian asumsi ini
untuk menunjukkan adanya hubungan linearantara variabel-variabel bebas dalam satu model
regresi maupun untuk menunjukkan ada tidaknya derajat kolineritas yang tinggi diantara
variabel-variabel bebas. Jika diantara variabel bebas berkorelasi dengan sempurna maka disebut
Multikolineritas sempurna (perfect multicolinerity) yang berarti model kuadrat terkecil tersebut
tidak dapat digunakan.
Dugaan diagnosis atau dugaan adanya multikolineritas tersebut maka perlu adanya pembuktian
atau identisifikasi secara statistic ada tidak nya gejala Multikolineritas yang dapat dilakukan
dengan cara menghitung Variance Inflation Factor (VIF). VIF menyatakan bahwa :
1. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat
2. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat
Multikolineritas pada penelitian tersebut
3.5.3. Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Kebanyakan data
cross section mengandung situasi Heteroskedastisitas karena ini menghimpun data yang
mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang, dan besar).
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya Heteroskedastisitas adalah dengan cara
menggunakan Rank Spearman yaitu dengan membandingkan antara resid.ual dengan seluruh
variabel bebas. Mendeteksi adanya Heteroskedastisitas adalah :
• Nilai probabilitas > 0,05 berarti bebas dari Heteroskedastisitas
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Deskr ipsi Obyek Penelitian
4.1.1. Sejar ah Singkat Pasar Modal Indonesia
Sejarah pasar modal di Indonesia mengungkapkan bahwa di Indonesia pernah
dibentuk suatu Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek yaitu pada tanggal 11 Januari
1925 atau tiga belas tahun setelah dibentuknya perserikatan yang sama di kota Jakarta
(1912). Kemudian pada tahun 1927 dibentuk bursa-bursa efek di tiga kota besar di
Indonesia yaitu di Jakarta, Semarang, Surabaya.
Pada masa revolusi kemerdekaan kegiatan perdagangan di bursa-bursa efek
tersebut praktis terhenti karena situasi politik saat itu. Setelah proklamasi kemerdekaan
Republik Indonesia tepatnya tahun 1951, pemerintah memberlakukan Undang-Undang
Darurat No.13 Tahun 1951 yang kemudian disahkan sebagai Undang-Undang. Yaitu
Undang-Undang No.15 Tahun 1952 tentang Bursa Efek.
Pasar Modal di Indonesia dari Tahun 1977 sampai Tahun 1987 kurang
memberikan hasil seperti yang diharapkan meskipun pemerintah telah memberikan
fasilitas kepada perusahaan-perusahaan yang menarik dana dari pasar modal.
Tersendat-sendatnya perkembangan pasar modal selama ini disebabkan oleh beberapa hal antara
lain mengenai prosedur emisi saham dan obligasi yang terlalu ketat. Adanya batasan
fluktuasi harga saham dan saham campur tangan pemerintah dalam penetapan harga
Untuk mengatasi permasalahan yang menghambat perkembangan pasar modal
tersebut di atas,pemerintah mengeluarkan serangkaian deregulasi yang berkaitan dengan
perkembangan pasar modal yaitu Paket Kebijakan Desember 1987 (Pakto 1988), Paket
Kebijakan Desember 1988 (Pakdes 1988).
4.1.2. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia ( BEI )
Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Efek Indonesia diswastakan dan mulai
menjalankan pasar saham di Indonesia , sebuah awal pertumbuhan baru setelah terhenti
sejak didirikan pada awal abad ke – 19. Pada tahun 1912, dengan bantuan Kolonial
Belanda, Bursa Efek pertama di Indonesia didirikan Batavia, pusat pemerintah colonial
Belanda yang dikenal sebagai Jakarta saat ini.
Bursa Batavia sempat ditutup selama Perang Dunia pertama dan kemudian dibuka
lagi pada tahun 1952. Selain Bursa Batavia, pemerintah colonial juga mengkeuangkan
bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan Bursa saham ini dihentikan
lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia.
Pada tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan ,
bursa saham dibuka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan saham dan obligasi yang
Dunia. Kegiatan bursa saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan
program nasionalisme pada tahun 1956.
Sebelum tahun 1977, bursa saham dibuka kembali dan ditangani oleh Badan
Pelaksanaan Pasar Modal (BAPEPAM), institusi baru di bawah Departemen Keuangan.
Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar sahampun mulai meningkat seiring dengan
perkembangan pasar financial dan sector swasta.Puncak perkembangannya pada tahun