• Tidak ada hasil yang ditemukan

“VARIABEL -VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MENGINAP DI HOTEL GARDEN PALACE SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "“VARIABEL -VARIABEL YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN KONSUMEN MENGINAP DI HOTEL GARDEN PALACE SURABAYA."

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Per syar atan Dalam Memper oleh Gelar Sar jana Ilmu Administr asi Bisnis Pada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Univer sita s Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

OLEH :

RIO BIMANTARA 0842010006

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

Disusun Oleh :

RIO BIMANTARA NPM. 0842010006

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skr ipsi

Menyetujui, Pembimbing Utama

Susi Har iyawati, S. Sos, MSi NIP. 196402151991032001

Mengetahui, DEKAN

(3)

Oleh : RIO BIMANTARA

NPM. 0842010006

Telah diper tahankan dihadapan dan di ter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Administrasi Bisnis Fak ultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sitas Pembangunan Nasional ”Veteran” J awa Timaur Pada tanggal J uni 2011

Pembimbing Utama, TIM PENGUJ I :

1.Ketua

Susi Har iyawati, S.Sos, MSi Dr a. Ec. Hj. Supar wati. M.Si NIP. 196402151991032001 NIP. 196009241993032001

2.Sekr etar is

Dr a. Siti Ning Far ida, MSi NIP. 196503261993092001 3.Anggota

Susi Har iyawati, S.Sos, MSi NIP. 196402151991032001

Mengetahui, DEKAN

(4)

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul “Var iabel - var iabel yang Mempenga r uhi Keputusan Konsumen Menginap di Hotel Gar den Palace Sur abaya”.

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi penelitian ini karena adanya pihak-pihak yang telah banyak memberikan penjelasan dan bimbingan. Untuk itu penulis berterima kasih kepada Ibu Susi Hariyawati, S.Sos, Msi selaku dosen pembimbing utama.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu. Dra. Ec. Hj. Suparwati, MSi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Ibu Dra. Lia Nirawati, MSi selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Ibu Dra. Siti Ning Farida, MSi selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(5)

Akhir kata, penulis mengakui bahwa skripsi penelitian ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan skripsi penelitian ini di masa mendatang.

Surabaya, Mei 2012

(6)

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

ABSTRAKSI ... xii

BAB I : PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

BAB II : KAJIAN PUSTAKA ... 7

2.1 Landasan Teori ... 7

2.1.1. Pemasaran ... 7

2.1.1.1 Manajemen Pemasaran ... 7

2.1.1.2 Pengertian Pemasaran ... 8

2.1.2. Pemasaran Jasa ... 8

2.1.2.1 Pengertian Jasa ... 8

2.1.2.2 Ciri-ciri Jasa ... 9

2.1.2.3 Macam-Macam Jasa ... 10

2.1.2.4 Sifat-Sifat Khusus Pemasaran Jasa ... 12

(7)

2.1.3.3 Klasifikasi Produk ... 17

2.1.3.4 Unsur-Unsur Bauran Produk ... 20

2.1.4 Harga ... 23

2.1.4.1 Pengertian Harga ... 24

2.1.4.2 Pentingnya Harga ... 24

2.1.4.3 Tujuan Penetapan Harga ... 24

2.1.4.4 Metode Penetapan Harga ... 26

2.1.4.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Harga 27 2.1.5 Promosi ... 28

2.1.5.1 Tujuan Promosi ... 29

2.1.5.2 Bauran Promosi ... 31

2.1.5.3 Periklanan ... 31

2.1.5.1 Penjualan Personal ... 32

2.1.5.5 Promosi Penjualan ... 33

2.1.6 Tempat/Lokasi Pelayanan (Place) ... 34

2.1.6.1 Pengertian Tempat/Lokasi Pelayanan ... 34

2.1.6.2 Tingkat-Tingkat Saluran Distribusi ... 34

2.1.6.3 Jenis Perantara Dalam Pemasaran ... 35

2.1.7 Perhotelan ... 36

(8)

2.1.8.1 Pengertian Perilaku konsumen ... 38

2.1.8.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ... 39

2.1.9 Keputusan Pembelian Konsumen ... 42

2.1.9.1 Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen ... 43

2.2 Kerangka Berfikir ... 45

2.3 Hipotesis ... 47

BAB III : METODE PENELITIAN ... 48

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 48

3.1.1 Definisi Operasional ... 48

3.1.2 Pengukuran Variabel ... 50

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ... 51

3.2.1 Populasi ... 51

3.2.2 Sample ... 51

3.2.3 Teknik Penarikan Sample ... 52

3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.3.1 Jenis Data ... 52

3.3.2 Sumber Data ... 53

(9)

3.4.3 Uji Asumsi Klasik / BLUE (Best Linear Unbiased

Estimator) ... 57

3.4.3.1Uji Normalitas ... 57

3.4.3.2Autokorelasi ... 58

3.4.3.3Multikolonieritas ... 58

3.4.3.4Hiteroskedastisitas ... 59

3.4.4 Teknik Analisis Regresi Linier Berganda ... 60

3.4.5 Pengujian Hipotesis ... 61

3.4.5.1Uji F ... 61

3.4.5.2Uji T ... 63

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ... 66

4.1 Gambaran Umum PT. Hotel Garden Place ... 66

4.1.1 Sejarah ... 66

4.1.2 klasifikasi dan Lokasi Hotel ... 67

4.1.3 Fasilitas Hotel ... 68

4.2 Diskripsi Identifikasi Responden ... 69

4.2.1 Diskripsi Identitas jawaban Responden Berdasarkan Klasifikasi Usia ... 69

(10)

4.3.1 Diskripsi Variabel Produk (X1) ... 71

4.3.2 Diskripsi Variabel Harga (X2) ... 72

4.3.3 Diskripsi Variabel Lokasi (X3) ... 74

4.3.4 Diskripsi Variabel Promosi (X4) ... 75

4.3.5 Diskripsi Variabel Keputusan Konsumen (Y) ... 76

4.4 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas ... 77

4.4.1 Uji Validitas ... 77

4.4.2 Uji Reabilitas ... 79

4.5 Analisis dan Pembahasan ... 79

4.5.1 Uji Asumsi Klasik / BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) ... 79

4.5.2 Analisis Stastik Registrasi Linier Berganda ... 84

4.6 Penguji hipotesis ... 87

4.6.1 Analisis Pengaruh variabel Bebas Secara Simultan (Uji F) ... 87

4.6.2 Analisis Pengaruh Variabel Bebas Secara Parsial (Uji t) ... 88

4.7 Pembahasan ... 94

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 99

(11)
(12)

RIO BIMANTARA NPM. 0842010006

ABSTRAKSI

Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan dalam usaha mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Pemasaran perusahaan bertujuan agar konsumen membuat keputusan untuk menggunakan produk dari perusahaan tersebut. Dimana hal ini merupakan kunci sukses keberhasilan suatu perusahaan.

Bauran Pemasaran merupakan bagian yang paling penting dari kegiatan pemasaran jasa. Bauran pemasaran jasa yang baik akan sangat membantu dalam mempertahankan konsumen, karena biaya yang diperlukan untuk mempertahankan kemauan pelanggan akan lebih sedikit jika dibandingkan biaya untuk merebut kembali pelanggan yang telah hilang atau untuk menarik konsumen yang baru yang biasanya lebih besar.

Dalam penelitian ini mempunyai variabel bebas yaitu produk (X1), harga (X2),

lokasi (X3), dan promosi (X4) dengan variabel terikat yaitu keputusan konsumen (Y).

Populasi dalam penelitian ini adalah para konsumen hotel Garden palace yang telah menginap minimal satu kali dan mulai umur 17 tahun sampai dengan 60 tahun dengan jumlah sampel sembilan puluh tiga responden. Teknik penarikan sampel dengan penggunakan teknik purpose sampling . Jenis data yang digunakan adalah data primer, dimana pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Adapun teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil penelitian menunjukan bahwa variabel produk (X1), harga (X2), lokasi (X3),

dan promosi (X4) secara simultan berpengaruh secara signifikan positif terhadap variabel

keputusan konsumen (Y) dengan ditunjukan oleh perolehan F hitung lebih besar dari pada F tabel dengan menggunakan uji F. Serta dengan berdasarkan uji t menunjukan bahwa produk (X1), harga (X2), lokasi (X3), dan promosi (X4) secara parsial berpengaruh

signifikan terhadap variabel keputusan konsumen (Y).

(13)

1.1Latar belakang Masalah

Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat dan persaingan pasar yang semakin ketat, menuntut adanya sistem pemasaran yang semakin baik pada setiap perusahaan. Pemasaran merupakan salah satu media bagi perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan, antara lain dengan mengefektifkan aktivitas-aktivitas pemasaran agar dengan biaya yang tersedia dapat dicapai hasil penjualan dalam jumlah yang sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Agar tujuan tersebut tercapai maka setiap perusahaan harus berupaya menghasilkan dan menyampaikan barang dan jasa yang diinginkan konsumen dengan harga yang pantas (reasonable).Dengan demikian setiap perusahaan harus mampu memahami perilaku konsumen pada pasar sasarannya, karena kelangsungan hidup perusahaan tersebut sebagai lembaga yang berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan para konsumen sangat tergantung pada perilaku konsumennya.Melalui pemahaman perilaku konsumen, pihak manajemen perusahaan dapat menyusun strategi dan program yang tepat dalam rangka memanfaatkan peluang yang ada dan mengungguli para pesaingnya.

(14)

mengkonsumsi produk jasa konsumen akan dihadapkan pada suatu proses pemilihan, proses pengkonsumsian dan proses setelah mengkonsumsi, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan-tindakan tersebut.

Dalam keputusan membeli konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembelinya. Proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariasi. Ada yang sederhana tapi ada pula yang kompleks.Proses-proses tersebut dimulai pembelian beberapa produk hingga terjadinya transaksi pembelian. Namun, proses pengambilan keputusan tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti oleh tahap-tahap perilaku pasca pembelian.

Produk jasa yang layak diterima oleh konsumen sangat dipengaruhi oleh penilaian konsumen terhadap produk jasa yang telah diterimanya dan variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan pembelianya. Variabel-variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan konsumen antara lain produk, harga, promosi, dan lokasimerupakan variabel-variabel yang mendorong hasrat untuk mengkonsumsi produk jasa yang sedang dikehendaki oleh konsumen.

(15)

Bisnis perhotelan merupakan pemasaran di bidang jasa.Usaha di bidang perhotelan dewasa ini menunjukkan adanya persaingan yang semakin ketat dalam usaha meningkatkan tingkat hunian kamar yang dimiliki masing-masing hotel.Untuk itu pengusaha yang bergerak dalam bisnis perhotelan dituntut untuk mampu bersaing agar dapat bertahan di dalam persaingan yang semakin ketat ini. Peningkatan jumlah wisatawan nusantara maupun wisatawan manca negara serta orang-orang yang sedang berbisnis yang membutuhkan jasa penginapan mengakibatkan tumbuhnya usaha-usaha perhotelan di Indonesia.

Hotel bukan merupakan suatu objek pariwisata melainkan merupakan sarana dalam bidang kepariwisataan.Oleh karena itu hotel perlu mengadakan kegiatan bersama dengan tempat-tempat rekreasi, hiburan dan lain-lain untuk menonjolkan sesuatu yang khas dari suatu objek wisata agar dapat menjadi daya tarik dari daerah yang bersangkutan. Demikian juga variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan konsumen menginap di hotel garden palace surabaya yang selalu diperhatikan oleh pihak manajemen Hotel garden palace surabaya. Dengan begitu diharapkan penjualan jasa akan mudah dilakukan karena selain mengunjungi daerah wisata orang juga akan menggunakan jasa hotel tersebut untuk menginap.

(16)

Garden Palace Hotel Surabaya memiliki 330 kamar yang terdiri dari satu President Suite, Tujuh Suite, Club Excellence, Deluxe Theme, Deluxe dan Standard Rooms.

Beberapa kelas kamar yang ada pada hotel Garden Palace untuk saat ini mengalami banyak penurununan yang diperkirakan karena banyaknya persaingan hotel yang ada di Surabaya. Namun tidak menutup penurunan jumlah pengunjung di akibatkan oleh aspek bauran pemasaran seperti produk, harga, dan promosi. Dan berikut adalah data pelanggan pada bulan maret tahun 2012:

Tabel 1.1

Data pelanggan Hotel Gar den Palace

Bulan Maret 2012 President

Suite Suite Club Exelent

(17)

Fasilitas lain yang terdapat pada Garden Palace Hotel Surabaya antara lain sebuah pusat bisnis (business center) yang dilengkapi dengan akses internet WiFi, salon kecantikan, toko obat, ruang pertemuan atau rapat, tempat berbelanja dan reservasi langsung. Fasilitas kolam renang, pusat kebugaran dan jasa relaksasi memungkinkan konsumen untuk mendapatkan ketenangan atau suasana yang santai.

Berdasarkan uraian di atas, maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul ” Var iabel-Var iabel yang Mempengar uhi Keputusan Konsumen Menginap di Hotel Gar den Palace Surabaya ”.

1.2Per umusan Masalah

a. Apakah terdapat pengaruh secara simultan pada variabel produk, harga, lokasi dan promosi terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Garden Palace Surabaya?

b. Apakah terdapat pengaruh secara parsial pada variabel produk, harga, lokasi dan promosi terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Garden Palace Surabaya?

1.3Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara simultan pada variabelproduk, harga, lokasi dan promosi terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Garden Palace Surabaya.

(18)

1.4Manfaat Penelitian a. Secara Teoritis

Diharapkan dapat digunakan untuk kepentingan ilmiah.Perbendaharaan dan referensi kepustakaan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jatim, khususnya dibidang pemasaran yang berkaitan dengan pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen serta dapat digunakan sebagai referensi penelitian selanjutnya.

2 Secara Praktis

(19)

2.1Landasan Teor i 2.1.1 Pemasar an

2.1.1.1 Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan yang ditujukan untuk mengatur proses pertukaran.Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Pemasaran diartikan sebagai usaha menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada orang-orang yang tepat pada tempat dan waktu serta harga yang tepat dengan promosi dan komunikasi yang tepat.

Menurut Kotler (2000:9), manajemen pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang, dan, jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran - sasaran individu dan organisasi. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2001:18), bahwa manajemen pemasaran merupakan analisis perencanaan, diciptakan untuk membangun dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli dengan sasaran untuk mencapai tujuan pemasaran.

(20)

faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu faktor yang berada diluar jangkauan perusahaan, contoh : pesaing teknologi, keadaaan ekonomi, peraturan pemerintah, dan lingkungan sosial budaya. Faktor internal terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi. Keempat hal ini disebut juga bauran pemasaran (marketing mix).

2.1.1.2 Penger tian Pemasar an

Tjiptono, (2002:7) definisi pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain. Lebih jauh Kotler, (2002:9) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok menempatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan, menawarkan, dan secara bebas mempertahankan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Dari berbagai pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

2.1.2 Pemasar an J asa 2.1.2.1 Penger tian J asa

(21)

merupakan pemenuhan kebutuhan dan tidak hanya terikat pada penjualan produk atau jasa lain.

Sedangkan menurut Valerie A. Zeitham dan Mary Jo Bitner ( 2003: 3), menyatakan bahwa jasa adalah suatu kegiatan ekonomi meskipun outputnya bukan produk dikonsumsikan bersama dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah (seoerti kenikmatan, hiburan dan santai) bersifat tidak berwujud.

Jadi dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa pemasaran jasa merupakan kegiatan yang dilaksanakan oleh individu atau organisasi untuk mencapai tujuan tertentu.

2.1.2.2Cir i-cir i J asa

Jasa memiliki empat karakteristik menurut Alma ( 2002 : 204 ), yang harus dipertimbangkan di dalam menyusun program pemasaran, yaitu:

1. Tidak berwujud

Jasa yang tidak berwujud karena tidak dapat dilihat, didengar, dirasakan atau dicium sebelum ada transaksi pembelian. Pembeli harus mempunyai keyakinan yang teguh pada pemberi jasa, sedangkan pemberi jasa dapat melakukan hal-hal tertentu untuk meningkatkan kepercayaan kliennya.

2. Tidak dapat dipisahkan

(22)

bersamaan. Ditinjau dari sudut pemasaran, ciri tidak terpisahkan ini berarti penjualan langsung merupakan satu-satunya distribusi, serta bahwa jaa penjualan tidak dapat dijual dalam banyak pasar.

3. Heterogenitas (berubah-ubah)

Bidang jasa sesungguhnya mudah berubah-ubah, karena jasa ini tergantung pada siapa yang menyajikan, kapan dan dimana disajikan. Para pemberi jasa sangat menyadari sifat jasa yang mudah berubah ini, sehingga mereka sering bertanya-tanya dahulu sebelum menetukan siapa pemilik jasa yang terpilih.

4. Daya tahan

Jasa tidak dapat disimpan, daya tahan suatu jasa tidak akan menjadi masalah bila permintaan selalu ada dan mantap, karena menghasilkan jasa itu sebenarnya dapat dan mudah disusun terlebih dahulu, tetapi kalau permintaan berubah-ubah naik turun, maka masalah yang sulit akan segera muncul.

2.1.2.3Macam-macam J asa

menurut Alma ( 2003 : 208 ), macam-macam jasa dapat dikelompokkan sebagai berikut:

1. Personalized Service (selera pelayanan)

(23)

ini tidak praktis. Personalized service digolongkan lagi ke dalam tiga golongan, yaitu:

a. Personal Service (pelayanan pribadi)

Yang dimaksud adalah jasa yang sangat mengutamakan pelayanan perorangan. Misalnya: jasa tukang cukur, salon kecantikan dan jasa foto.

b. Marketing Professional Service (pemasaran jasa pelayanan)

Merupakan pelayanan jasa yang dalam pemasaran biasanya menunggu konsumen yang datang, jika pemasarannya dapat memuaskan konsumen tersebut akan kembali lagi dilain waktu. Misalnya: jasa dokter spesialis.

c. Marketing Business Service (pemasaran bisnis pelayanan)

Pada jenis jasa ini sistem pemasarannya tidak langsung, dalam arti perusahaan jasa tersebut lebih senang diundang oleh langganan-langganan baru untuk memberikan jasa-jasanya. Misalnya: biro konsultasi.

2. Financial Service, terdiri dari : a. Banking Service (jasa bank) b. Insurance Service (jasa asuransi)

c. Invesment Service (lembaga penanaman modal)

(24)

Perusahaan public utility mempunyai monopoli secara ilmiah, misalnya: perusahaan listrik, para pemakainya terdiri dari konsumen lokal, perkantoran, perdagangan, industri dan pemerintah. Sedangkan

trasportation service ialah meliputi: jasa angkutan darat, laut dan angkutan darat.

2.1.2.4 Sifat-sifat Khusus Pemasar an J asa

Menurut Alma ( 2002 : 215 ), pemasaran jasa mempunyai beberapa sifat khusus yang dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Menyesuaikan dengan selera konsumen

Merupakan gejala buyer’s market dimana pembeli (konsumen) berkuasa memperlihatkan suasana pasar jasa pada saat ini, dalam hal ini perusahaan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan memperlihatkan selera konsumen, sehingga kepuasan jasa akan meningkat.

2. Keberhasilan jasa dipengaruhi oleh jumlah pendapatan penduduk Yang dimaksudkan adalah bahwa semakin tinggi penghasilan seseorang maka makin banyak presentase yang dibelanjakan oleh konsumen dalam memenuhi kebutuhannya yang berarti permintaan jasa makin meningkat.

3. Pemasaran jasa tidak ada pelaksanaan dan fungsi penyimpanan

(25)

Yangdimaksudkan adalah bahwa jasa tersebut sifatnya tidak berwujud, oleh sebab itu konsumen akan memperlihatkan pelayanan perusahaan sebagai tanda bahwa jasa yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut mempunyai mutu yang baik. Dalam hal ini pengusaha jasa mempunyai tugas utama untuk mengelola benda berwujud tersebut agar memberikan jasa yang memuaskan sehingga konsumen merasa yakin bahwa jasa yang ditawarkan perusahaan tersebut adalah jasa yang nomor satu.

5. Saluran distribusi pemasaran jasa tidak begitu penting

Yang dimaksudkan adalah bahwa dalam pemasaran jasa perantara tidak digunakan, tetapi ada beberapa saham, obligasi, jasa angkutan dan sebagainya melalui biro-biro penyaluran.

6. Adanya masalah dalam pemasaran dan harga jasa

Banyaknya perusahaan jasa yang mengalami kesulitan dalam pemasarannya, hal ini disebabkan karena adanya:

a. Adanya faktor musiman dalam permintaan akan jasa.

b. Belum adanya kesadaran masyarakat akan keuntungan yang ditimbulkan oleh pemakaian jasa tersebut.

c. Masalah harga yang sangat banyak ditentukan oleh orang atau lembaga yang menghasilkan jasa tersebut.

2.1.2.5 Bauran Pemasar an

(26)

kepada pelanggan. Konsep bauran pemasaran dipopulerkan pertama kali beberapa dekade yang lalu oleh Jerome Mc. Carthy yang merumuskannya menjadi 4P.Dalam perkembangannya sejumlah penelitian menunjukkan bahwa penenrapan 4P terlampau terbatas/sempit untuk bisnis jasa maka banyak pakar pemasaran untuk mendefinisikan ulang bauran pemasaran sedemikian rupa sehingga lebih aplikatif untuk sektor jasa. 4P tradisonal diperluas dan ditambahkan dengan 4 unsur lainnya yaitu people, proses, physical evidence dan custumer service

Untuk mengetahui lebih lanjut konsep bauran pemasaran jasa dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Produk (Product)

Merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Keberadaan produk dapat dikatakan sebagai titik sentral dari kegiatan marketing,

karena semua kegiatan dari unsur-unsur marketing mix lainnya berawal dan berpatokan pada produk yang dihasilkan

2. Harga (price)

(27)

3. Distribusi atau Tempat (place)

Adalah menunjukan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh produsen untuk menjadikan suatu produk yang dihasilkan dapat diperoleh dan tersedia lagi bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat dimana pun konsumen berada.

4. Promosi

Merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk, mempengaruhi dan mengingatkan konsumen agar membeli produk yang dihasilkan. 2.1.3 Pr oduk

2.1.3.1 Penger tian Produk

Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para pakar tentang produk, yaitu produk menurut Rismiati (2001 : 198) adalah suatu sifat yang komplek baik dapat diraba atau tidak dapat diraba , termasuk bungkus, warna, harga, prestise perusahaan, promosi perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan.

(28)

Jadi produk itu bukan hanya berbentuk sesuatu yang berwujud saja, seperti makanan, pakaian, dan sebagainya, akan tetapi seperti pelayanan jasa. Semua diperuntukan untuk memenuhi kepuasan kebutuhan dan keinginan dari konsumen. Konsumen tidak hanya membeli untuk sekedar memuaskan kebutuhan, akan tetapi juga bertujuan memuaskan keinginan. 2.1.3.2 Tingkatan Produk

Usaha untuk merencanakan produk yang dapat ditawarkan kepasar, dimana perencana produk harus berpikir secara mendalam dengan mendalami 5 (lima) tingkatan produk, sehingga tiap-tiap tingkat mampu menambahkan lebih banyak nilai pelanggan dan pada akhirnya kelima tingkat tersebut menurut Angipora (2002 : 153) akan membentuk suatu hierarchie nilai pelanggan.

Kelima tingkatan (level) produk tersebut terdiri atas :

1.Produk Utama/inti (Core Benefit) yaitu produk yang sesungguhnya dibeli konsumen karena memiliki manfaat utama atau sesungguhnya. 2.Produk Dasar/Generik (Basic Product) yaitu produk dasar yang

mampu memenuhi fungsi yang paling dasar. Produk dasar atau generik merupakan manfaat dasar yang sesungguhnya di dalam mengkonsumsi suatu produk.

(29)

4.Produk Pelengkap (Augmented Product) yaitu berbagai produk yang dilengkapi atau ditambahi berbagai manfaat dan layanan, sehingga dapat memberikan tambahan kepuasan dan bisa dibedakan dengan produk pesaing.

5.Produk Potensial (Potential Product) yaitu segala macam tambahan dan perubahan yang mungkin dikembangkan untuk suatu produk dimasa mendatang, seperti ukuran dan bentuk yang berbeda-beda. 2.1.3.3 Klasifikasi Pr oduk

Untuk mengklasifikasikan suatu produk yang akan dihasilkan, khususnya para perencana produk pada dasarnya mengklasifikasikan produk berdasarkan kepada macam-macam karakteristik produk dan dilakukan atas berbagai sudut padang baik atas dasar daya tahan, wujud, dan penggunaan yang dilakukan oleh konsumen sehingga setiap jenis produk akan memiliki satu strategi bauran pemasaran tersendiri. Berikut klasifikasi produk menurut Kotler oleh Angipora (2002 : 157-164) berdasarkan karakteristiknya:

1. Berdasarkan daya tahan dan wujud tidaknya produk yang dihasilkan, maka produk dapat diklasifikasikan kedalam tiga kelompok yakni : a. Barang Tidak Tahan Lama (Non Durable Goods) yaitu barang

(30)

b.Barang Tahan Lama (Durable Goods) yaitu barang berwujud yang biasanya secara normal dapat bertahan lama sehingga dapat digunakan dalam banyak pemakaian. Contoh : pakaian, lemari es, televisi.

c. Jasa (services) yaitu suatu aktifitas, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Jasa merupakan benda tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan dan mudah habis.Contoh : lembaga pendidikan, hotel, salon kecantikan.

2. Barang Konsumsi (Consumer Goods)

Yaitu barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsikan sendiri atau dipakai secara bersama dengan anggota keluarga lainnya.

Barang konsumsi umumnya dibeli berdasarkan atas kebiasaan membeli dari konsumen.Jadi pembeli dari barang konsumsi pada umumnya adalah pembeli akhir dan bukan pemakai industri, karena barang-barang tersebut hanya dipakai sendiri, dan diproses lebih lanjut. Selanjutnya barang konsumsi dapat diklasifikasikan berdasarkan kebiasaan berbelanja konsumen dimana dapat membedakan atas empat golongan yaitu:

a. Convinience Goods

(31)

sehingga konsumen tidak tidak perlu bersusah payah dalam berbelanja guna mendapatkan barang tersebut.

Contoh: permen, minuman ringan, rokok, sabun.

b. Shopping Goods

Yaitu barang-barang yang dalam proses pemilihan dan pembeliannya terlebih dahulu selalu dibanding-bandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif barang yang tersedia. Sebagai karakteristik pembading biasanya didasarkan kepada harga, merek, kesesuaian, kualitas, dan gaya, atau mode yang digelar diberbagai toko atau penjual yang ada untuk mendapatkan manfaat yang diharapkan. Ada dua jenis shopping goods yaitu: homogenous shopping goods (sejenis) merupakan barang-barang yang oleh konsumen dianggap serupa dalam hal kualitas tetapi cukup berbeda dalam harga, sehingga konsumen akan berusaha untuk mencari harga termurah dengan cara membadingkan antara harga yang ada ditoko yang satu dengan harga ditoko lainnya.

(32)

c. Speciality Goods.

Yaitu barang-barang yang memiliki karakteristik tertentu atau identifikasi merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia untuk melakukan usaha khusus untuk membelinya.

Contoh: perawatan kesehatan yang spesial

d. Unsought Goods

Yaitu barang-barang yang tidak diketahui konsumen, ataupun kalau diketahui, namun secara normal konsumen tidak berpikir untuk membelinya.

Contoh: asuransi jiwa, batu nisan. 2.1.3.4 Unsur – Unsur Baur an Pr oduk

Sebagai salah satu unsur dari bauran pemasaran perusahaan secara keseluruhan, maka bauran produk juga memiliki unsur-unsur yang terkait dari keseluruhan aspek produk yang dihasilkan menurut Angipora (2002 : 172-186).

1. Keanekaragaman

(33)

dihasilkan, maka perusahaan juga semakin banyak melayani berbagai macam kebutuhan dan keinginan dari berbagai sasaran konsumen yang dituju.

2. Kualitas

Kualitas dari setiap produk yang dihasilkan merupakan salah satu unsur yang harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari perusahaan, kalau perusahaan ingin memenangkan suatu persaingan dalam industri tertentu.

3. Desain

Masalah desain (rancangan) dari suatu produk telah menjadi salah satu faktor yang perlu mendapat perhatian serius dari manajemen khususnya team pengembangan produk baru, karena sasaran konsumen yang dituju tidak sedikit yang mempersoalkan desain (rancangan) suatu produk yang mampu memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen. 4. Bentuk

Masalah bentuk sebernarnya berkaitan erat dengan desain (rancangan), karena secara mendasar bentuk yang akan dimiliki merupakan hasil dari kegiatan desain yang dilakukan. Atau dengan kata lain bentuk nyata dari suatu produk yang terlihat dalam pandangan konsumen, adalah hasil nyata kegiatan dari desain yang dilakukan.

(34)

konsumen. Semakin banyaknya bentuk produk yang dihasilkan perusahaan, akan semakin memberikan banyak kemungkinan bagi para konsumen untuk memilih dan menetapkan produk mana yang akan dibeli sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang sesungguhnya. Melalui bentuk produk yang semakin banyak bervariasi yang dihasilkan perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen, secara tidak langsung telah memberikan banyak kemungkinan kepada perusahaan untuk menawarkan yang lebih baik dan bervariasi kepada konsumen bila dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh para pesaing lainnya.

5. Merek

Suatu merek adalah suatu nama, istilah, simbol, desain, atau gabungan dari ke empatnya, yang mengidentifikasikan produk para penjual dan membedakanya dari produk pesaing. Masalah merek sebenarnya tidak lepas dari keanekaragaman pelayanan yang dimiliki perusahaan yang perlu memiliki merek tertentu untuk dapat membedakan dengan produk yang lain.

6. Kemasan dan Label

(35)

dipindah-pindahkan melalui saluran distribusi yang ditetapkan, sehingga peranan kemasan pada saat ini dapat digunakan sebagai wadah untuk mempromosikan suatu produk dan menjadikannya lebih mudah dan lebih aman untuk digunakan.

2.1.4 Har ga

Menurut Angipora (2002 : 268) Dalam teori ekonomi ada beberapa konsep yang saling berkaitan, yaitu: harga (price), nilai (value) dan manfaat (utility).

a. Nilai yaitu ukuran kuantitatif bobot sebuah produk yang dapat ditukarkan dengan produk lain.

b. Manfaat yaitu atribut sebuah barang yang mempunyai kemampuan untuk memuaskan keinginan.

Dengan demikian istilah harga sebenarnya untuk menggambarkan nilai uang sebuah barang atau jasa.

2.1.4.1 Penger tian Har ga( Tar if )

Dari uraian-uraian tersebut dapat diketahui definisi harga sebagaimana dikemukakan oleh para ahli antara lain:

a. Menurut William J. Staton dalam Angipora (2002 : 268)

Harga yaitu jumlah uang (kemungkinan ditambah beberapa barang) yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya.

(36)

2.1.3.2Pentingnya Harga

Menurut Angipora (2002 : 270) harga mempunyai peranan penting bagi beberapa sektor yaitu :

1. Dalam perekonomian

Harga pasar sebuah barang dapat mempengaruhi tingkat upah, sewa, bunga, dan laba atas pembayaran faktor-faktor produksi seperti tenaga kerja, tanah, modal dan skill.

Suatu tingkat upah yang tinggi dapat menarik tenaga kerja yang lebih banyak dan skill yang lebih baik. Penetapan tingkat bunga yang tinggi akan menarik modal lebih besar.

1. Dalam Perusahaan

Penetapan harga sesuatu barang atau jasa oleh perusahaan memberikan pengaruh yang tidak sedikit perusahaan karena:

a. Harga merupakan penentu bagi permintaan pasarnya. b. Harga dapat mempengaruhi posisi persaingan perusahaan

dan mempengaruhi market Sharenya.

c. Harga akan memberikan hasil maksimal dengan menciptakan sejumlah pendapat dan keuntungan bersih. d. Harga barang juga dapat mempengaruhi program

(37)

2.1.4.3 Tujuan Penetapan har ga

Tujuan penetapan harga pada dasarnya berawal dari tujuan perusahaan secara mendasar menurut Angipora (2002 : 271) terdapat empat tujuan utama dari penetapan harga yang ingin dicapai oleh setiap perusahaan antara lain:

a. Mendapatkan Laba Maksimal

Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka melalui penetapan harga atas setiap barang yang dihasilkan, perusahaan mengharapkan akan mendapatkan laba maksimal.

b. Mendapatkan Pengembangan Investasi Yang Ditargetkan atau Pengembalian Pada Penjualan Bersih.

Berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai, maka perusahaan mengharapkan sedapat mungkin melalui penetapan harga dari setiap barang atau jasa yang dihasilkan mendapatkan pengembalian atas seluruh nilai investasi yang dilakukan terhadap kegiatan yang lebih dilakukan.

c. Mencegah atau Mengurangi Persaingan

(38)

d. Mempertahankan atau Memperbaiki Market Share

Tujuan penetapan harga ini diharapkan setidak-tidaknya mampu mempertahankan atau memperbaiki market share yng dimiliki perusahaan dalam jajran persaingan industri saat ini.

2.1.4.4 Metode Penetapan Har ga

Metode penetapan harga menurut Angipora (2002 : 284) yang didasarkan pada biaya yang paling sederhana adalah cost-plus pricingmethod dan mark up pricing method.

1.Metode Cost-Plus Pricing

Pada metode ini, produsen atau penjual akan menetapkan harga jual untuk satu unit barang dari biaya produksi satu unit barang ditambah suatu jumlah tertentu untuk menutup laba yang diinginkan. Laba yang diinginkan dalam konsep ini disebut margin.

2.Metode Harga Mark Up (Mark up pricing method)

(39)

3.Metode Harga Break Even (Break-even princing)

Penetapan dengan metode ini artinya, harga jual produk adalah sama besarnya dengan biaya yang dikeluarkan untuk membuat produk. Suatu keadaan dikatakan break even penghasilan yang diterima adalah sama dengan total biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan metode ini, perusahaan dikatakan memperoleh laba jika jumlah penjualannya bisa melebihi diatas titik break even.

2.1.4.5Fak tor -Faktor Yang Mempengar uhi Har ga

Menurut Lupiyoadi (2001 : 55) faktor-faktor yang mempengaruhi harga, antara lain :

a. Keadaan Ekonomi

Keadaan ekonomi sangat mempengaruhi tingkat harga yang berlaku. Apabila keadaan perekonomian tidak stabil akan mengakibatkan kenaikan harga-harga apalagi pada saat ini terjadi krisis moneter, dimana terjadi kenaikan dolar yang mengakibatkan harga barang maupun jasa juga mengalami kenaikan.

b. Elastisitas Permintaan

(40)

1. In Elastis

Jika permintaan itu bersifat in elastis, maka perubahan harga akan mengakibatkan perubahan yang lebih kecil pada jumlah penjualannya.

2. Elastis

Apabila permintaan bersifat elastis, maka perubahaan harga akan menyebabkan terjadinya perubahaan jumlah penjualan dalam perbandingan yang lebih besar.

c. Struktur Biaya

1) Biaya merupakan dasar dari penentuan harga, sebab suatu tingkat harga yang tidak dapat menutup biaya akan mengakibatkan kerugian dan sebaliknya apabila suatu tingkat harga melebihi semua biaya akan menghasilkan keuntungan. 2) Tujuan Perusahaan

3) Penetapan harga suatu barang sering berkaitan dengan tujuan yang ingin dicapai perusahaan. Setiap perusahaan tidak selalu memilki tujuan yang sama dengan perusahaan lain.

4) Tujuan-tujuan yang ingin dicapai antara lain : 5) Laba yang maksimum

(41)

d. Persaingan

Suatu perusahaan harus mengamati pesaing-pesaingnya agar dapat menentukan biaya-biaya, harga dan keuntungan perusahaan itu sendiri. 2.1.5 Pr omosi

Menurut Madura (2001 : 156) meskipun sebuah produk perusahaan telah diproduksi, diberi harga, dan didistribusikan dengan tepat, namun masih harus dipromosikan. Umumnya perusahaan menggunakan promosi sebagai tambahan atas strategi pemasaran yang lain (strategi produk, penentuan harga, dan distribusi). Yang diuraikan pada dua bab sebelumnya.

(42)

2.1.5.1 Tujuan Pr omosi

Tujuan utama promosi menurut Alma (2004 : 181) adalah memberi informasi, menarik perhatian dan selanjutnya memberi pengaruh meningkatnya penjualan.

Suatu kegiatan promosi jika dilaksanakan dengan baik dapat mempengaruhi konsumen mengenai dimana dan bagaimana konsumen membelanjakan pendapatannya.Promosi berusaha agar demand tidak elastis.Promosi dapat membawa keuntungan baik bagi produsen maupun konsumen.Keuntungan bagi konsumen ialah konsumen dapat mengatur pengeluarannya menjadi lebih baik, misalnya konsumen yang membaca iklan, maka konsumen dapat membeli barang yang lebih murah. Dengan dipasangnya iklan di surat kabar, majalah, dan radio, maka harga surat kabar tersebut bisa terjangkau oleh masyarakat umum. Jika surat kabar tidak ada penghasilan dari pemasangan iklan, maka harga surat kabar tersebut akan mahal.

Sebagai kerugiannya, konsumen dipengaruhi untuk membeli barang yang kadang-kadang barang tersebut belum dibutuhkannya, atau belum waktunya konsumen miliki.

(43)

menstabilkan produksi. Keuntungan selanjutnya ialah perusahaan dengan

goodwill yang besar akan dapat memperoleh modal dengan mudah. Sebaliknya kerugian bagi perusahaan ialah :

1. Konsumen mengharapkan barang-barang yang diproduksi oleh pabrik mempunyai uniformitas, artinya mutunya selalu baik dan harga stabil sesuai dengan promosi yang dilaksanakan, tetapi kadang-kadang hal ini tidak dapat dipenuhi

2. Apabila perusahaan sudah mulai dengan usaha promosi, maka usaha tersebut harus dilakukan terus-menerus ini menyebabkan biaya promosi akan selalu ada bahkan meningkat pula.

2.1.5.2 Bauran Pr omosi

Menurut Madura (2001 : 157) bauran promosi adalah kombinasi promosi yang digunakan perusahaan untuk meningkatkan penerimaan produk-produknya. Empat metode promosi adalah :

1. Periklanan

2. Penjualan personal 3. Promosi penjualan 2.1.5.3 Per iklanan

(44)

untuk mempromosikan produk dan jasa. Meskipun periklanan umumnya lebih mahal dibanding dengan metode lain, namun dapat menjangkau banyak konsumen. Perusahaan-perusahaan besar umumnya menggunakan agen periklanan untuk mengembangkan strategi promosi mereka.

Bentuk-bentuk Periklanan sebagai berikut :

Perusahaan dapat mengiklankan produk mereka melalui berbagai maksud. Jenis periklanan yang paling efektif tergantung pada produk dan target pasar yang dimaksudkan. Sebagian besar jenis periklanan dapat dikelompokkan sebagai berikut :

- Surat kabar - Majalah - Radio - Televisi - Internet 2.1.5.4 Penjualan per sonal

(45)

2.1.5.5 Pr omosi penjualan

Promosi penjualan adalah serangkaian aktivitas yang dimaksudkan untuk mempengaruhi konsumen.Promosi penjualan ini daat menjadi sangat efektif untuk mendorong konsumen untuk membeli produk tertentu. Strategi promosi penjualan yang paling umum adalah:

1. Rabat

Adalah potensi untuk mendapatkan pembayaran kembali dari produsen kepada konsumen.Jika produsen berkeinginan meningkatkan permintaan produk.

2. Kupon

Digunakan dalam surat kabar, majalah, dan iklan untuk mendorong pembelian suatu produk. Biasanya kupon juga dipaketkan pada suatu produk.

3. Sampling

Adalah tingkatan memberikan sample gratis yang mendorong konsumen untuk mencoba sebuah merek atau produk baru. Mereka mencoba Mempengaruhi konsumen untuk menjahui produk pesaing. 4. Premium

(46)

2.1.6 Tempat/Lokasi Pelayanan (Place) 2.1.6.1 Penger tian Tempat/Lokasi Pelayanan

Menurut Hurriyati (2005:55): “Untuk produk industri manufaktur place diartikan sebagai saluran distribusi, sedangkan untuk produk industri jasa, place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa”

Saluran distribusi itu sendiri mempunyai arti: “Jaringan organisasi yang melakukan fungsi-fungsi yang menghubungkan produsen dengan pengguna akhir”.

Jadi saluran distribusi itu sendiri terdiri dari berbagai lembaga atau badan yang saling tergantung dan saling berhubungan yang berfungsi sebagai suatu sistem atau jaringan yang bersama-sama menghasilkan dan mendistribusikan sebuah produk kepada pengguna akhir.

2.1.6.2 Tingkat-tingkat saluran distr ibusi atau Place

Saluran distribusi digambarkan oleh jumlah tingkat saluran yang terlibat. Tingkat saluran menurut Kotler dan Amstrong dalam Hendra (2001:17) adalah: “Merupakan setiap lapisan perantara pemasaran yang melaksanakan semacam tugas dalam membawa produk dan kepemilikan lebih dekat kepada pembeli akhir”.

Tingkat saluran menurut Kotler dan Amstrong dalam Hendra (2001:17) dua macam tingkat saluran yaitu:

a. Saluran pemasaran langsung

(47)

b. Saluran pemasaran tidak langsung

Yakni terdiri dari satu tingkat perantara. Saluran ini terdiri dari perusahaan yang menjual melalui perantara kepada konsumen. 2.1.6.3 J enis Per antar a Dalam Pemasaran

Menurut Tjiptono (2002:185) Secara umum perantara terbagi atas:

Merchant middleman adalah perantara yang memiliki barang (dengan membeli dari produsen) untuk kemudian dijual kembali, sedangkan yang dimaksud dengan agent middlemant (broker) adalah perantara yang hanya mencarikan pembeli, menegosiasikan, dan melakukan transaksi atas nama produsen. Jadi ia tidak memiliki sendiri barang yang di negosiasikan, contohnya broker real estate dan sales agent travel/Hotel.

Dua bentuk utama dari mercant midleman adalah: a. Wholesaler (disebut juga distributor atau jober)

Yaitu perusahaan yang melakukan kegiatan wholesaling.Wholesaling

adalah segala kegiatan produk dalam kuantitas besar kepada pembeli non-konsunen akhir untuk tujuan dijual kembali atau untuk pemakai bisnis.

b. Retailer (Dealer)

(48)

2.1.7 Perhotelan

2.1.7.1 Penger tian Hotel

Hotel bukan merupakan ojek pariwisata melainkan merupakan sarana dalam bidang kepariwisataan, maka dalam hal ini hotel perlu mengadakan kegiatan bersama dengan tempat-tempat rekreasi, hiburan, agen perjalanan dan lain-lain, untuk mempromosikan yang unik dari objek wisata yang ada di suatu daerah.

Di dalam keputusan Dirjen Pariwisata no. 14 tahun 1988 yang dikutip olah Buchari Alma( 2004:289 ), dinyatakan bahwa dimaksud dengan hotel ialah satu jenis akomodasi yang mempergunakan sebagian atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan, serta memenuhi persyaratan tertentu. Sedangkan yang di maksud dengan akomodasi adalah sarana untuk menyediakan jasa pelayanan penginapan yang dapat dilengkapi dengan makanan dan minuman serta jasa lainnya.

Jenis pengertian hotel adalah suatu jenis akomodasi, dengan menggunakan sebagian atau seluruh bangunan yang ada, menyediakan berbagai fasilitas, restoran, kamar, ruang olahraga, hiburan dan sebagainya yang disediakan buat umum dan dikelola secara komersil.

2.1.7.2 Klasifikasi Hotel

(49)

money changer, ruang konferensi, ruang sidang dan lain-lain. Berdasarkan kondisi fasilitas tersebut maka hotel diberi golongan bintang 1, 2, 3, 4, 5 penggolongan ini berdasarkan atas:

1. Fisik, terdiri atas besar kecil dan banyak sedikitnya jumlah kamar. Hotel kecil 25 kamar, sedang 26 – 100 kamar dan hotel besar lebih dari 300 kamar.

2. Kualitas, lokasi dan lingkungan hotel.

3. Fasilitas yang tersedia, macam dan kualitasnya. 4. Perlengkapan dilihat macam dan kualitasnya. 5. Tata letak ruang dan ukurannya.

Dari segi manajemen, cara kerja, pelayanan dan sebagian. Hotel bintang 4 dan 5 pelayanan dibuka selama 24 jam. Hotel bintang 1 dan 2 bentuk badan usahanya dapat berupa CV, Firma, koperasi dan PT. Sedangkan hotel bintang 3, 4 dan 5 harus berbentuk PT.

2.1.7.3 J enis-jenis Hotel

Ada beberapa jenis hotel menurut Buchari Alma( 2004:290 ) antara lain: 1. Residential Hotel ( Hotel Kediaman )

(50)

2. Transit Hotel ( Hotel Terusan )

Biasa juga disebut Commercial Hotel, yaitu hotel yang menyediakan kamar dan makan pagi yang diperuntukkan bagi pengunjung yang sedang mengadakan perjalanan untuk keperluan bisnis dalam waktu relatif pendek.

3. Resort Hotel ( Hotel Musiman )

Biasa juga disebut Seasonal Hotel, yaitu hotel yang menyediakan akomodasi pada musim tertentu..

2.1.8 Per ilaku Konsumen

2.1.8.1 Penger tian Per ilaku Konsumen

Pengertian perilaku konsumen menurut Engel dalam Umar (2003 : 49) bahwa sebagai suatu tindakan yang langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi serta menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan penyusun tindakan tersebut.

(51)

2.1.8.2 Faktor -faktor yang Mempengar uhi Per ilaku Konsumen

Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen menurut Nugroho (2003 : 11-15).

1. Faktor-faktor Kebudayaan a. Kebudayaan

Merupakan faktor penentu yang paling besar dari keinginan dan perilaku seseorang.Bila makhluk-mahkluk lainnya bertindak berdasarkan naluri, maka perilaku manusia umumnya dipelajari. b. Sub-budaya

Merupakan bagian dari setiap kebudayaan dan sub-budaya yang lebih kecil memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk para anggotanya.

c. Kelas Sosial

Adalah kelompok-kelompok yang relatif homogen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat, yang tersusun secara hieraki dan keanggotaannya mempunyai nilai, minat perilaku yang serupa. 2. Faktor-faktor Sosial

a. Kelompok Referensi

(52)

b. Peran dan Status

Seseorang umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya keluarga, klub, organisasi.Posisi seseorang dalam setiap kelompok dapat diidentifikasikan dalam peran dan status.

c. Keluarga

Agar dapat membedakan antara dua keluarga dalam kehidupan pembeli, yang pertama keluarga orientasi, yang merupakan orang tua seseorang.Dari orang tualah seseorang mendapatkan pandangan beberapa aspek.Kedua keluarga prokreasi, yaitu pasangan hidup anak-anak seseorang.

3. Faktor-faktor Pribadi

a. Usia dan Tahapan dalam Siklus Hidup

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup keluarga.Orang-orang dewasa biasanya mengalami perubahan tertentu pada saat mereka menjalani hidupnya

b. Pekerjaan

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.

c. Gaya Hidup

(53)

d. Keadaan Ekonomi

Yang dimaksud dengan keadaan ekonomi seseorang adalah terdiri dari pendapatan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan hartanya. 4. Faktor-faktor Psikologis

a. Motivasi

Beberapa kebutuhan bersifat biogenik, kebutuhan ini timbul dari sesuatu keadaan fisiologis tertentu, seperti rasa lapar, rasa haus, rasa tidak nyaman.Sedangkan kebutuhan-kebutuhan lain bersifat psikogonik yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan fisiologis tertentu, seperti kebutuhan untuk diakui, kebutuhan harga diri atau kebutuhan diterima.

b. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses dimana seseorang memilih, mengorganisasikan, mengartikan masukan informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang berarti dari dunia ini. Orang dapat mimiliki persepsi yang berbeda dari obyek yang sama karena adanya tiga proses persepsi:

1. Perhatian yang selektif 2. Gangguan yang selektif

3. Mengingat kembali yang selektif c. Proses belajar

(54)

d. Kepercayaan dan sikap

Kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dimiliki seseorang terhadap sesuatu.

2.1.9 Keputusan Pembelian Konsumen.

Proses pengambilan keputusan pembelian pada setiap orang pada dasarnya adalah sama, hanya saja semua proses tersebut tidak semua dilaksanakan oleh para konsumen. Berdasarkan tujuan pembelian, konsumen dapat diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu konsumen akhir atau individual dan konsumen organisasional atau konsumen industrial.

Konsumen akhir terdiri atas individu dan rumah tangga yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan sendiri atau untuk dikonsumsi. Sedangkan konsumen organisasional terdiri atas organisasi, pemakai industri, pedagang dan lembaga non profit, tujuan pembeliannya adalah untuk keperluan bisnis atau meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Perilaku konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian akan diwarnai oleh ciri kepribadiannya, usia, pendapatan dan gaya hidupnya. Menurut Kotler (2000:170-176) konsumen dalam melakukan keputusan pembelian ada lima tahapan yaitu: 1) pengenalan masalah, 2) pencarian informasi, 3) evaluasi alternatif, 4) keputusan pembelian, 5) perilaku pasca pembelian.

(55)

Gambar 2.1

Tahapan Keputusan Pembelian Konsumen

2.1.9.1Pengar uh Baur an Pemasar an ter hadap Keputusan Konsumen

Merupakan suatu tantangan bagi perusahaan dan perlu untuk direspon dengan merancang strategi pemasaran yang tepat. Perusahaan dituntut lebih memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen, selanjutnya perlu diketahui harapannya dan kemudian berusaha untuk memenuhinya, sehingga perusahaan dapat eksis dalam persaingan.

Bauran Pemasaran merupakan bagian yang paling penting dari kegiatan pemasaran jasa. Bauran pemasaran jasa yang baik akan sangat membantu dalam mempertahankan konsumen, karena biaya yang diperlukan untuk mempertahankan kemauan pelanggan akan lebih sedikit jika dibandingkan biaya untuk merebut kembali pelanggan yang telah hilang atau untuk menarik konsumen yang baru yang biasanya lebih besar.

Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan konsumen ini diungkapkan oleh Tjiptono (2005:68) sebagai berikut:

(56)

perusahaan dapat meningkatkan keputusan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman konsumen yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan konsumen dapat menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan. Dengan bauran pemasaran sebagai berikut:

1. Produk (Product)

Merupakan kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan seseorang atau lembaga untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar. Keberadaan produk dapat dikatakan sebagai titik sentral dari kegiatan marketing,

karena semua kegiatan dari unsur-unsur marketing mix lainnya berawal dan berpatokan pada produk yang dihasilkan

2. Harga (price)

Merupakan jumlah uang yang harus dibayarkan konsumen untuk mendapat suatu produk guna memenuhi kebutuhan dan keinginan yang belum terpuaskan.Didalam menentukan kebijakan harga dari suatu produk yang dihasilkan tentu perlu memperhatikan dan mempertimbangkan secara seksama unsur-unsur yang berkaitan dengan bauran harga.

3. Distribusi atau Tempat (place)

(57)

tersedia lagi bagi konsumen pada waktu dan tempat yang tepat dimana pun konsumen berada.

4. Promosi

Merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan utama untuk menginformasikan, membujuk, mempengaruhi dan mengingatkan konsumen agar membeli produk yang dihasilkan. 2.2 Ker angka Ber pikir

Terjadinya persaingan bisnis jasa penerbangan yang mengalami pertumbuhan sangat pesat sehingga membuat para pengusaha saling bersaing ketat dalam produk jasa dengan tujuan untuk mempertahankan keputusan konsumen dalam menggunakan produk jasa tersebut serta dari landasan teori yang ada, maka didapat beberapa variabel yang mempengaruhi keputusan konsumen menginap di Hotel Garden palace adalah sebagai berikut. Produk yang ditawarkan oleh Garden merupakan faktor yang sangat penting terhadap keputusan konsumen karena konsumen bisa merasakan langsung terhadap apa yang didapat dari Hotel Garden Palace

Harga juga penting karena merupakan salah satu pertimbangan para konsumen untuk menginap, apakah sesuai dengan apa yang telah ditawarkan oleh hotel tersebut.

(58)

konsumen mengetahui informasi tentang apa saja yang dimiliki oleh hotel tersebut.

Dari pertibangan di atas maka disusun kerangka berfikir sebagai berikut: Gambar 2.2

Ker angka Ber pikir

Keterangan

X = Variabel bebas / independent variabel

Y = Variabel terikat / dependent variabel

→ = Pengaruh

Maksud dari kerangka berpikir diatas adalah untuk mengetahui pengaruh antara variabel – variabel (Produk(x1), harga(x2), Lokasi(x3), Promosi(x4))

dengan keputusan konsumenmenginap di Hotel Garden Palace Surabaya. Variabel – variabel tersebut merupakan pengelompokan dari berbagai macam alasan yang menyebabkan keputusan konsumen menginap di Hotel Garden Palace Surabaya.

Produk(X1)

Keputusan konsumen (Y)

Harga(X2)

Lokasi(X3)

(59)

Diduga bahwa variabel – variabel (Produk(x1), harga(x2), Lokasi(x3),

Promosi(x4)) terdapat pengaruh baik secara simultan maupun parsial terhadap

keputusan konsumen, untuk mengetahui pengaruh tersebut digunakan uji statistik regresi linier berganda.

2.3 Hipotesis

Berdasarkan tujuan dan landasan teori serta uraian dan kerangka berpikir, maka dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

a. Terdapat pengaruh yang signifikansecara simultan pada variabel produk, harga, lokasi dan promosi terhadap keputusan konsumen menginap di Hotel Garden Palace Surabaya.

(60)

3.1 Definisi Oper asional dan Pengukuran Var iabel 3.1.1 Difinisi Oper a sional

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah Produk (X1), Harga

(X2), Lokasi (X3), Promosi (X4), sebagai variabel independen.Dan

keputusan konsumen (Y) sebagai variabel terikat atau veriabel dependen. Definisi operasional tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pr oduk (X1)

Produk adalah apa saja yang dapat ditawarkan hotel Garden palace di pasar untuk mendapatkan perhatian, pemakaian atau konsumsi yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen yang meliputi kondisi kamar dan fasilitas

Adapun Indikator variabel Produkadalah :

a. Desain kamar yang ada pada hotel Garden palace.

b. Variasi kamar yang ditawarkan oleh hotel Garden palace.

c. Kelengkapan fasilitas pendukung yang ada pada hotel Garden palace. 2. Har ga (X2)

Harga adalah suatu biaya yang dibebankan kepada skonsumen untuk mendapatkan sesuatu yang dibutuhkan seperti menginap di hotel Garden palace atau kebijakan biaya yang ditetapkan.

(61)

a. Harga atau tarif yang dibebankan kepada konsumen hotel Garden palace.

b. Kesesuaian harga yang ditawarkan hotel Garden palace dengan kualitas yang didapat.

c. Perbandingan harga sewa kamar pada hotel Garden palace dengan hotel sekelas.

3. Lokasi (X3)

Lokasi adalah tempat pelayanan yang di gunakan oleh produsen dalam hal ini hotel Garden Palace untuk memasarkan produk kepada konsumen juga meliputi keberadaan dan kemudahan akses.

Adapun Indikator variabel lokasiadalah :

a. Tingkat kestrategisan letak hotel Garden palace. b. Kemudahan akses dengan kendaraan apapun. c. Mudah ditemukan letak dari hotel Garden palace. 4. Pr omosi(X4)

Promosi adalah publikasi atau pemberian informasi kepada konsumen agar mendapatkan informasi yang jelas tentang suatu produk.

Adapun Indikator variabel promosi adalah : a. Promosi melalui media masa dan elektronik. b. Promosi melalui papan reklame.

(62)

5. Keputusan Konsumen (Y)

Adalah keputusan yang akan di ambil oleh konsumen setelah mempertimbangkan beberapa faktor yang mempengaruhinya tentang menginap pada hotel Garden palace.

Adapun Indikator variabel keputusan konsumen adalah :

a. Memutuskan menginap karena pengaruh produk pada Hotel Garden palace.

b. Memutuskan menginap karena pengaruh harga pada Hotel Garden palace.

c. Memutuskan menginap karena pengaruh lokasi pada Hotel Garden palace.

d. Memutuskan menginap karena pengaruh promosi pada Hotel Garden palace.

3.1.2 Pengukur an Var iabel

Untuk memudahkan pengukuran, penulis menggunakan skor pada masing-masing jawaban dengan skala likert untuk penilaian dan kuantifikasi data, yaitu sebagai berikut:

Sangat Setuju = 5

Setuju = 4

(63)

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penar ikan Sampel 3.2.1 Populasi

Menurut Sugiyono ( 2006 : 55 ) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi dalam penelitian ini yaitu para konsumen hotel Garden palace baik wanita maupun pria yang telah menginap minimal satu kali dan mulai usia 20 tahun sampai dengan 60 tahun.

Jumlah populasi dalam penelitian ini sebesar 1211 yang dapat dilihat pada tabel 1.1.

3.2.2 Sampel

Menurut Sugiyono ( 2006: 56 ) Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penggunaan sampel dilakukan bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi.

Untuk menentukan besarnya sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin pada buku Umar (2003:141) sebagai berikut:

N

n = --- 1 + N ( e ) 2

(64)

e = Tingkat Kesalahan

Populasi (N) sebanyak 1211 orang pengunjung dengan asumsi tingkat kesalahan (e) = 10 %, maka jumlah sampel (n) adalah sebagai berikut:

1211

n = --- 1 + 1211 . (0.1)2

1211

n = --- 13,11

n = 92,3 orang = 93 responden

Jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 93 responden baik wanita maupun pria yang telah menginap minimal satu kali dan mulai usia 20 tahun sampai dengan 60 tahun.

3.2.3 Teknik Penar ikan sampel

Berdasarkan populasi dan sampel tersebut diatas teknik penarikan sampel yang digunakan adalah teknik nonprobality sampling dengan metode

sampling purposive, menurut Sugiyono (2007:61) sampling purposive

yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yaitu para konsumen hotel Garden palacebaik wanita maupun pria yang telah menginap minimal satu malam mulai usia 20 tahun samapi 60 tahun. 3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 J enis Data

(65)

penelitian dengan cara memberikan angket atau kuisioner pada konsumen para konsumen hotel Garden palaceSurabaya.

3.3.2 Sumber data

Bersumber langsung dari para konsumen hotel Garden palace Surabaya baik wanita maupun laki-laki yang telah menginap minimal satu malam mulai usia 20 tahun samapi 60 tahun.

3.3.3 Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini yaitu dengan menggunakan kuesioner. Menurut Sugiyono (2008 : 199) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk diisi berhubungan dengan masalah yang diteliti dan kemudian untuk setiap jawaban diberi nilai.

Dalam penelitian ini kuesioner dibagikan langsung kepada responden yang menjadi sampel dari populasi penelitian yang berada di Bandara Juanda dan juga melalui E-mail yang dikirim kepada resonden yang juga menjadi sampel dari populasi penelitian jika para responden tidak dapat mengisi pada saat pembagian kuesioner.

3.4 Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.4.1 Uji Validitas

(66)

yang disusunnya harus menggukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuisioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang terkumpulkan adalah data yang valid. Banyak hal-hal lain yang akan mengurangi validitas data, misalnya, apakah pewawancara yang mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah ditetapkan dalam kuisioner, selain itu, validitas data akan ditentukan oleh keadaan responden sewaktu diwawancarai. Bila sewaktu menjawab semua pertanyaan ternyata responden merasa bebas tanpa ada rasa malu atau rasa takut, maka data yang diperoleh akan valid dan reliabel, tetapi bila responden merasa malu, takut, dan cemas akan jawabannya, maka besar kemungkinan akan memberikan jawaban yang tidak benar. Pada bagian ini, faktor yang mempengaruhi validitas yang akan dibahas hanya yang menyangkut alat pengukur saja. Sedangkan faktor pewawancara dan responden yang juga dapat menjadi sumber bagi rendahnya validitas dan Harga data tidak dibahas.Langkah-langkah Mengukur Validasi

a. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. Konsep yang akan diukur hendaknya dijabarkan terlebih dahulu, sehingga operasionalnya dapat dilakukan.

(67)

c. Merpersiapkan tabel tabulasi jawaban. Untuk sekedar ilustrasi, misalnya ada 10 pernyataan yang diisi oleh 9 orang responden. d. Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing

pernyataan dengan skor total, memakai rumus teknik korelasi

product moment, kemudian membandingkan dengan r

tabel.rumusnya seperti berikut atau tingkat signifikan.

r =

n (ΣXY) - (ΣX ΣY) [n ΣX2 – (ΣX)2] [n ΣY2 – (ΣY)2]

...(Husein umar, 2003 : 74) Keterangan :

r = Koefisiensi produk moment X = Skor total tiap-tiap item Y = Skor total

n = Jumlah responden 3.4.2 Uji Reliabilitas

(68)

mengukur permasalahan perusahaan yang mencakup fenomena, misalnya perilaku, pengukuran yang konsisten agak sulit untuk dicapai.

Berhubung gejala perilaku tidak semantap gejala keuangan, maka dalam pengukuran gejala perilaku selalu diperhitungkan unsur kesalahan pengukuran ini cukup besar, oleh karena itu untuk mengetahui hasil pengukuran yang sebenarnya, kesalahan pengukuran ini perlu diperhitungkan.Hasil pengukuran ini merupakan kombinasi antara hasil pengukuran yang sesungguhnya ditambah dengan kesalahan pengukuran. Secara rumusan matematik, keadaan tersebut digambarkan dalam persamaan berikut ini.

X0 = Xt + Xe

Di mana:

X0 = angka yang diperoleh (obtained score)

Xt = angka yang sebenarnya (true score)

Xe = angka pengukuran (measurement error)

Bila korelasi (r) dikuadratkan, maka hasilnya disebut koefisien determinasi (coefficient of determination).Masing-masing variabel dalam penelitian dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan alpha croanbach, untuk mengetahui skala pengukurannya. Rumus yang digunakan adalah alpha sebagai berikut :

k Σsi

(69)

Keterangan :

r11 = nilai reabilitas

Σsi = Jumlah varians skor tiap-tiap item pertanyaan

St = Varians total

k = jumlah item pertanyaan

3.4.3 Uji asumsi k lasik / BLUE (Best Linear Unbiased Estimator) 3.4.3.1Uji Nor malitas

Uji normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data.Penggunaan uji normalitas karena pada analisis statistik parametik, asumsi yang harus dimiliki oleh data adalah bahwa data tersebut harus terdistribusi secara normal. Maksud data terdistribusi secara normal adalah bahwa data akan mengikuti bentuk distribusi normal (Santosa&Ashari, 2005:231).

Uji normalitas bisa dilakukan dengan dua cara. Yaitu dengan "Normal P-P Plot" dan "Tabel Kolmogorov Smirnov".Yang paling umum digunakan adalah Normal P-P Plot.

Pada Normal P-P Plot prinsipnya normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal grafik atau dengan melihat histogram dari residualnya. Dasar pengambilan keputusan: a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

(70)

b. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas (Ghozali 2007:110-112).

3.4.3.2 Autokor elasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t – 1 (sebelumnya).Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi.

Menurut Wahid Sulaiman (2004 :89), deteksi adanya autokorelasi adalah: Besaran DURBIN = WATSON dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.1

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokor elasi

Kr iter ia Keputusan

1,21 < DW < 1,65 Tidak dapat disimpulkan 1,65 < DW < 2,35 Tidak ada Autokorelasi 2,35 < DW < 2,79 Tidak dapat disimpulkan DW < 1,21 atau DW > 2,79 Terjadi autokorelasi

3.4.3.3 Multikolonier itas

(71)

korelasi antar sesama varibel independen sama dengan nol. Menurut Imam Ghozali (2005 : 91), untuk mendekteksi ada atau tidaknya multikoloneritas di dalam model regresi adalah :

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel independen. b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika

antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya di atas 0,90), maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolonieritas.

c. Besaran VIF (Variance Inflation Faktor) dan Tolerance.

- Mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1. - Mempunyai angka Tolerancemendekati 1. 3.4.3.4 Heter osk edastisitas

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 2.1 Tahapan Keputusan Pembelian Konsumen
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perlakuan pupuk Agrobost memberikan pengaruh yang nyata terhadap peubah pengamatan tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, berat tongkol per plot, dan

Penggunaan varietas unggul merupakan salah satu implementasi dari program P2BN (Alimoeso, 2009). Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu komponen PTT pada

Ketika suatu putusan pailit telah dijatuhkan, debitur menjadi kehilangan hak untuk mengurusi harta pailitnya dan kurator yang bertugas untuk melakukan pengurusan dan penguasaan

Uang adalah aset yang paling likuid di antara seluruh aset yang ada dalam perekonomian. Suatu aset dikatakan likuid bila sangat mudah untuk ditukarkan dengan

Maka, hasil dari penelitian relevansi soal Ulangan Akhir Semester (UAS) gasal bidang studi Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2017/2018 kelas XII berdasarkan Standar

Tragediaan liittyy ihmisen ulkopuolisten, hänen tuhoonsa johtavien voimien pohtiminen sekä ihmisen tietoisen valinnan, vapauden ja mahdollisuuksien suhde kyseisiin

Berbeda dengan Davy Nuruzzaman, penelitian ini tidak mengungkap masalah etika publik lebih luas, namun difokuskan pada implementasi Perda kabupaten Pasuruan tentang

Tujuan tersebut di atas, dicapai melalui kegiatan – kegiatan di lingkungan sekolah (intramural) dan di luar sekolah (ekstramural) sebagai upaya memperkuat proses