6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu
Penelitian sebelumnya tentang segmenting, targeting, positioning dan frozen food diantaranya sebagai berikut:
Manggu & Beni (2021) meneliti segmenting, targeting, positioning dan promosi pemasaran pada UMKM di Kota Bengkayang. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian ini yaitu pelaku UMKM belum melakukan pembagian segmen, menargetkan konsumen dan memposisikan usahanya. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada metode analisis deskriptif, variabel segmentasi, targeting dan positioning. Perbedaannya terletak pada metode analisis kualitatif, variabel promosi dan objek analisis yang berbeda.
Meldayanoor et al (2019) menganalisis karakteristik konsumen dan menjelaskan pengaruh segmenting, targeting dan positioning pada konsumen UD.
Sukma Cap MD. Analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif dengan menggunakan uji validitas, uji reliabilitas, uji normalitas data, uji analisis regresi linier berganda dan koefesien determinasi. Hasil yang diperoleh yaitu terdapat pengaruh segmenting, targeting dan positioning terhadap kepuasan konsumen pada UD tersebut. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada metode deskriptif, variabel segmenting, targeting dan positioning. Perbedaannya terletak pada variabel loyalitas konsumen.
Hartanti & Oktiyani (2020) meneliti pengembangan strategi pemasaran ayam melalui digital marketing. Metode yang digunakan yaitu analisis deskriptif kualitatif. Hasil analisis STP menunjukkan usaha ternak ayam Barokah menggunakan segmentasi geografis dan psikografis. Target pemasaran ayam Barokah adalah masyarakat umum tidak terbatas dan positioningnya yaitu produsen ayam yang berkualitas, higienis, bobot sesuai, sehat dan aman konsumsi. Kemudian mengkombinasikan harga, produk, tempat dan promosi sebagai inti dari strategi digital marketing. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada metode deskriptif, variabel segmenting, targeting dan positioning. Perbedaannya pada metode analisis kualitatif, variabel harga, produk, tempat dan promosi serta objek analisis yang berbeda.
Jamira (2017) menjelaskan segmenting, targeting, dan positioning pada PT. Garudafood dengan produk Leo. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu deskriptif. Hasil yang diperoleh bahwa segmentasi Leo didasarkan pada proactive segmentation berdasarkan karakteristik demografis dan pengambilan keputusan. Pola target leo lebih kearah market specialization dan diposisikan sebagai produk keripik kentang dengan harga relatif lebih murah dan isi lebih banyak. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada metode analisis deskriptif, variabel segmenting, targeting dan positioning. Perbedaannya yaitu objek yang diteliti.
Maulida & Indah (2021) menganalisis strategi pemasaran yang dilakukan oleh pengusaha rumah makan khas Aceh. Metode analisisnya menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian bahwa RM Hasan mempunyai
segmentasi behavioristis (tingkah laku). Target tujuannya yaitu semua kalangan yang menyukai makanan khas Aceh. Positioning dalam pemasarannya yaitu usaha yang bertahan sejak 1989. Persamaannya terletak pada variabel segmenting, targeting dan positioning. Perbedaannya yaitu metode analisis deskriptif kualitatif dan objek yang di analisis.
Fitralisma & Mandasari (2020) menjelaskan strategi segmentasi pasar dalam menghadapi pesaing dan meningkatkan penjualan di masa pandemi covid- 19. Jenis penelitiannya yaitu kualitatif induktif dengan menggunakan teknis analisis deskriptif kualitatif. Hasil dari penelitian bahwa CV. Dian Ayu Setiabudi memiliki segmentasi 8 kecamatan di kabupaten Brebes dengan jumlah customer sebesar 1.893 unit toko. Persamaannya terletak pada variabel segmentasi. Perbedaannya pada variabel targeting dan positioning serta metode analisis deskriptif kualitatif.
Penelitian Ervianty (2019) meneliti strategi segmentasi pemasaran untuk meningkatkan jumlah pelanggan pada produk makanan dan minuman sehat.
Metode penelitian menggunakan metode statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan strategi segmentasi dapat meningkatkan jumlah pelanggan yang membeli produk merek X. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada variabel segmentasi. Perbedaannya pada metode statistik deskriptif, penggunaan variabel targeting dan positioning serta objek analisis yang berbeda.
Rohmat et al (2020) menganalisis pengaruh segmenting dan targeting terhadap strategi pemasaran permen jahe. Metode analisisnya menggunakan deskriptif eksplanatori dengan uji T dan uji F anova. Hasil penelitian bahwa ada pengaruh signifikan antara segmenting dan targeting secara simultan dan parsial
terhadap strategi pemasaran. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada variabel segmenting dan targeting. Perbedaannya pada metode analisis deskriptif eksplanatori namun menggunakan metode deskriptif kuantitatif dan menggunakan variabel positioning.
Ravindra (2017) menjelaskan pengaruh strategi segmentasi, penargetan dan positioning terhadap keputusan pembelian Nu Green Tea. Metode penelitian ini bersifat kasualitas dengan penggunaan uji korelasi, uji determinasi, uji regresi linier berganda, uji F dan uji T. Hasil penelitian bahwa segmenting dan targeting berpengaruh terhadap keputusan pembelian, sementara targeting tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Segmenting, targeting dan positioning berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian. Persamaannya pada penggunaan variabel segmenting, targeting dan positioning. Perbedaannya penelitian yang akan dilakukan tidak menggunakan uji korelasi, uji determinasi, uji regresi linier berganda, uji F, uji T dan tidak menggunakan variabel keputusan pembelian.
Sultan et al (2018) mensegmentasi pasar konsumen makanan organik Australia. Uji yang dilakukan dengan menggunakan person chi-square, composite reliability dan cronbach’s alpha. Hasil penelitian berdasarkan demografi bahwa usia, pendapatan, pendidikan, lama periode mengkonsumsi, pengeluaran rumah tangga dan frekusensi pembelian memainkan peran penting dalam segmentasi pasar. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada variabel segmenting.
Perbedaannya pada penggunaan variabel targeting dan positioning serta tidak menggunakan CFA, composite reliability, uji konsistensi internal dan deskriminan.
Penelitian agribisnis bertujuan untuk menganalisis targeting dan positioning lorjuk di Pamekasan. Metodenya menggunakan deskriptif analisis atau penelitian eksploratif dengan analisis data cluster. Hasil penelitian didapat bahwa target pasar lorjuk didasarkan secara geografi dan demografi. Lorjuk di posisikan sebagai makanan premium yang lebih disukai dibandingkan dengan rung – terung (Wahyurini, 2017). Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada metode deskriptif, analisis cluster, variabel targeting dan positioning. Perbedaannya pada metode deskriptif analisis dan objek analisis berbeda.
Penelitian dalam upaya membangun brand dalam memposisikan produk pada RM Ayam Bakar Wong Solo. Metode analisisnya menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian didapat bahwa RM Ayam Bakar Wong Solo diposisikan sebagai rumah makan tradisional khas jawa bernuansa islami. Tujuan target pemasarannya yaitu masyarakat perkotaan kelas ekonomi menengah atas (Budi &
Rusmawati, 2019). Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada variabel targeting dan positioning. Perbedaannya pada metode analisis metode kualitatif dan objek analisis yang berbeda.
Islam (2020) mengkonseptualisasikan proses pemasaran islam (IM) menurut dasar syariah. Metode analisis menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian didapat bahwa segmentasi pasar dalam skala islami yaitu seluruh umat manusia. Pemasar muslim bisa menargetkan konsumen muslim yang saleh dengan produk islami. Positioning dilakukan dengan menyertakan sertifikasi halal.
Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada variabel segmenting,
targeting dan positioning. Perbedaannya yaitu pada objek analisis dan metode analisis kualitatif.
Penelitian tentang sawi pakcoy organik Brenjonk untuk menentukan segmenting, targeting dan positioning. Analisis data menggunakan cluster analysis dan crosstab. Mempeoleh hasil bahwa terdapat 3 segmen dalam pemasarannya.
Target pasar utama sawi pakcoy organik Brenjonk yaitu segmen 1 (40%) dan positioning nya yaitu memiliki keunggulan pada atribut harga, kesegaran, tekstur dan rasa (Laili et al. 2021). Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada variabel segmenting, targeting, positioning, penggunaan uji cluster analysis dan crosstab. Perbedaannya terletak pada objek analisis yang berbeda.
Hasbi & Muis (2020) merumuskan segmentasi, targeting dan positioning produk Neo Coffee. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan analisis SWOT. Memperoleh hasil bahwa terdapat 3 segmen pasar untuk produk Neo Coffee dan target pemasaran yang dituju yaitu segmen paling berpotensi menghasilkan laba besar. Positioning produk untuk segmen pertama adalah kopi instan dengan desain khusus era millenial. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada variabel segmenting, targeting dan positioning serta metode deskriptif. Perbedaannya pada metode deskriptif kualitatif dan analisis SWOT.
Dewi & Kusuma (2021) menganalisis strategi pemasaran online terhadap minat beli frozen food yang dimoderasi dengan variabel perilaku konsumen saat pandemi. Metode penelitian menggunakan metode kuantitatif. Hasil penelitian ini yaitu terdapat pengaruh variabel pemasaran online terhadap minat beli, namun tidak
terdapat hubungan variabel moderasi perilaku konsumen saat pandemi dengan pemasaran online terhadap minat beli. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan pada objek analisis dan metode kuantitatif. Perbedaannya penelitian yang akan dilakukan menggunakan variabel segmenting, targeting dan positioning.
Astutik et al (2021) menganalisis strategi bisnis CeJeDw Frozen Food pada masa pandemi covid-19 melalui pendekatan SWOT. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan CeJeDw Frozen food menggunakan startegi pemasaran melalui pencantuman nomor izin edar, berinovasi dengan berbagai varian rasa dan tidak menggunakan bahan berbaya sehingga aman dikonsumsi. Penelitian terdahulu mempunyai persamaan pada objek yang dianalisis dan variabel positioning. Perbedaannya pada metode analisis deskriptif kualitatif.
Sula & Chamalinda (2021) mengekplorasi minat dan tren konsumsi masyarakat Bangkalan terhadap frozen food pada masa pandemi covid-19. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan konsumsi frozen food selama pandemi terjadi, terbukanya peluang bisnis cukup besar dibidang frozen food dan bisa menjadi alternatif pemenuhan kebutuhan pangan selama masa pandemi. Penelitian terdahulu mempunyai persamaan pada objek analisis. Perbedaannya pada metode kualitatif.
Arifin et al (2019) menganalisis industri makanan beku PT. BEFINDO FOOD menggunakan lima kekuatan porter dengan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan perusahaan menawarkan manfaat bagi segmennya, sehingga menjadi
nilai tambah sebagai keunggulan produk. Positioning dibangun perusahaan sebagai nugget bebek bebek-duckan menggugah selera, terbuat dari kualitas bahan terbaik, bertekstur, kaya akan vitamin dan mineral, dan dibungkus dalam kemasan kunci zip. Penelitian terdahulu mempunyai persamaan pada objek analisis dan variabel positioning. Perbedaannya pada analisis SWOT.
Sen et al (2019) meneliti faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian produk RMFF (Ready-Made Frozen Food). Metode analisis penelitian menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sosiodemografi (jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga dan pekerjaan) berpengaruh pada pembelian RMFF. Faktor kemasan dan penghemat waktu tidak cukup berpengaruh terhadap pembelian RMFF. Penelitian terdahulu mempunyai persamaan pada objek analisis dan metode kuantitatif.
Perbedaannya pada metode kualitatif.
2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pemasaran
Yulia et al (2019) Pemasaran adalah sistem total dari kegiatan bisnis dibuat untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang – barang sehingga dapat memuaskan keinginan mencapai sasaran pasar dan tujuan perusahaan. Assauri (2010) Pasar pada dasarnya dapat dibedakan atau digolongkan kedalam empat jenis, pembedanya didasarkan atas peranan dan motivasi para pembeli. Keempat jenis pasar tersebut antara lain pasar konsumen, pasar produsen, pasar pedagang dan pasar pemerintah. Keberhasilan perusahaan dalam mencapai
target pamasaran tergantung dari strategi perencaan pemasaran yang telah dibuat dan ditetapkan oleh perusahaan.
Yulia et al (2019) strategi pemasaran adalah pengambilan keputusan tentang biaya, bauran, dan alokasi pemasaran dalam hubungan dengan keadaan lingkungan yang diharapkan dan kondisi persaingan. Faktor utama penyebab terjadinya perubahan strategi pemasaran adalah daur hidup produk, posisi persaingan perusahaan di pasar dan situasi ekonomi. Strategi pemasaran menjadi alat fundamental yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuannya.
Upaya awal untuk menjalankan strategi pemasaran yaitu dengan pengadaan analisis segmentasi, penetapan target dan memposisikan bisnis yang telah kita jalankan.
2.2.2. Segmenting
Segmentasi pasar dilakukan sejak awal pembuatan bisnis. Rahmawati (2016) Segmentasi merupakan proses membagi pasar heterogen menjadi kelompok – kelompok homogen. Sifatnya heterogen maka dari itu perlu adanya bagian segmen yang dipilih dan harus sesuai dengan kemampuan perusahaan. Assauri (2010) Segmentasi pasar menjadi suatu strategi yang didasarkan pada falsafah manajemen pemasaran yang berorientasi terhadap konsumen. Melalui segmentasi pasar, sumber daya yang terbatas dapat digunakan secara optimal untuk menghasilkan produk yang dapat memenuhi permintaan pasar, mengalokasikannya kepada potensi paling menguntungkan dan dapat ikut bersaing dalam segmen pasar tertentu, serta dapat menentukan cara – cara promosi yang efektif.
Pengelompokan dapat dilakukan berdasarkan sifat demografi, geografi, psikografi dan perilaku (Rahmawati, 2016). Segmentasi dikembangkan terus untuk
membidik konsumen lebih tajam, sehingga muncul lagi satu konsep teknografi yang diperkenalkan oleh Forrester Research Inc (Kasali, 2007).
1) Segmentasi geografis, mengukur segmentasi dengan membagi pasar menjadi unit – unit berdasarkan populasi (lokasi dan kepadatan), jaringan transportasi, iklim, persaingan, biaya hidup dan wilayah geografis, seperti negara, provinsi, kabupaten, kota, wilayah, daerah atau kawasan tertentu.
2) Segmentasi demografi, membagi kelompok berdasarkan jenis kelamin, umur dan sosial – ekonomi.
3) Kategori psikografik, berhubungan dengan status sosial, gaya hidup dan kepribadian sesuai dengan kebutuhan.
4) Segmentasi tingkah laku, membagi segmen berdasarkan tingkah laku, perasaan dan cara konsumen menggunakan barang.
5) Segmentasi teknografi, adalah segmen untuk membidik konsumen dengan barang – barang teknologi baru seperti telepon seluler, internet, videogame, jenis software, dan jasa online lainnya.
2.2.3. Targeting
Pasar target merupakan sekelompok pelanggan homogen yang ingin ditarik oleh perusahaan tersebut (Cannon et al. 2008). Budi & Rusmawati (2019) mendefinisikan targeting adalah sekelompok pembeli yang memiliki kebutuhan dan karakteristik sama dan menjadi tujuan promosi perusahaan. Targeting dilakukan setelah melakukan proses membagi pasar kedalam kelompok konsumen yang memiliki perilaku dan kebutuhan serupa.
Penentuan target pasar harus dilakukan dengan cara survey untuk mengetahui keadaan pasar sebenarnya sehingga proses pemasaran tepat sasaran (Maulida & Indah, 2021). Rahmawati (2016) perusahaan dapat memilih target marketnya berdasarkan 5 pola di bawah ini :
1. Single-segment Concentration, yaitu perusahaan memutuskan membuat satu produk untuk satu segmen.
2. Product Specialization, yaitu perusahaan memutuskan memasarkan satu produk pada berbagai macam segmen.
3. Selective Specialization, yaitu perusahaan memutuskan memasarkan berbagai macam produk pada pasar terpilih.
4. Market Specialization, yaitu perusahaan memutuskan membuat berbagai macam produk untuk segmen pasar tertentu.
5. Full market Specialization, yaitu perusahaan membuat banyak produk untuk semua segmen.
Penentuan target pasar dapat mempertimbangkan 3 faktor berikut ini:
1. Ukuran dan pertumbuhan segmen, harus sesuai dengan sumber daya dan kapabilitas organisasi.
2. Karakteristik struktural segmen, terdiri dari kompetisi, kejenuhan segmen, protektabilitas dan resiko lingkungan.
3. Tujuan dan sumber daya perusahaan, dengan memilih segmen yang menjadi kekuatannya.
2.2.4. Positioning
Proses paling penting dalam STP adalah menempatkan produk dibenak konsumen dengan ciri – ciri yang dapat dibedakan dengan produk lainnya.
Kridasusila (2007) Positioning merupakan pernyataan identitas suatu produk, jasa, perusahaan, lembaga, orang ataupun negara yang dapat menghasilkan keunggulan dibenak orang yang akan dijadikan konsumen. Rahmawati (2016) posisi produk di fikiran konsumen yang ditempatkan melalui penawaran yang di buat oleh perusahaan.
Ada 3 tahap dalam menentukan positioning yaitu dengan mengumpulkan perbedaan nilai pelanggan untuk membangun posisi, memilih keunggulan kompetitif dan memilih keseluruhan strategi positioning (Astina et al., 2016).
Kridasusila (2007) terdapat beberapa cara product positioning yang dapat diakukan pemasar dalam memasarkan produk kepada konsumen yang dituju, antara lain:
a. Penentuan posisi menurut atribut.
b. Penentuan posisi menurut manfaat.
c. Penentuan posisi menurut penggunaan.
d. Penentuan posisi menurut pemakai.
e. Penentuan posisi menurut pesaing.
f. Penentuan posisi menurut kategori produk.
g. Penentuan posisi menurut mutu/harga.
2.3. Frozen Food
Frozen food adalah proses mengawetkan produk dengan cara mengubah hampir seluruh kandungan air dalam produk menjadi es. Aktivitas mikrobiologi dan
enzim terhambat karena keadaan beku sehingga daya simpan produk menjadi lama, namun tetap mempunyai batas waktu simpan. Jenis produk frozen food beraneka ragam seperti sosis, naget, bakso, tempura dan masih banyak lainnya. frozen food menjadi makanan instan beku yang tahan lama dan mudah dalam penyajiannya (Santoso et al., 2018).
Bahan baku pembuatan olahan frozen food harus memenuhi syarat keamanan dan mutu pangan serta belum mengalami kerusakan. Proses bahan baku sebelum proses pembekuan dilakukan pembersihan, sortasi, pemotongan, blansir, pelayuan, pencabutan bulu, pemisahan daging dari tulang, dan pemanasan. Proses penyiapan bahan baku dilakukan dalam kondisi higienis dan diupayakan lamanya proses pada zona suhu kritis (antara 10 dan 60 derajat celcius) sesingkat mungkin.
Pangan yang telah diproses segera dilakukan pembekuan untuk meminimalkan perubahan fisik, kimia dan pertumbuhan mikroba dengan suhu -35 s/d -40 derajat celcius selama 30-40 menit (BPOM, 2021).
2.4. Kerangka Berfikir
Dampak negatif dari kemajuan di sektor industri yaitu persaingan dagang yang dilakukan oleh pelaku bisnis. Efek dari persaingan ini membuat perusahaan agresif dalam melakukan pemasaran agar dapat bertahan dan melanjutkan usahanya. Strategi pemasaran menjadi senjata perusahaan untuk berperang di tengah ketatnya persaingan pasar. Perilaku konsumen cenderung mengikuti tren perkembangan zaman membuat perusahaan terutama pengusaha amatir kesulitan dalam membaca kondisi pasar. Dampaknya pengeluaran perusahaan menjadi tidak efektif dan efesien karena kesalahan dalam membaca segmen, target dan
penempatan posisi perusahaan dibenak konsumen. Frozen food merupakan salah satu jenis produk yang digemari untuk saat ini. Penyajiannya mudah dan tidak membutuhkan waktu lama membuat produk ini banyak diminati oleh masyarakat.
Penelitian ini akan membahas mengenai pemasaran di Supermama Frozen Food. Fokus pada penelitian ini yaitu menganalisis segmenting, targeting dan positioning pada perusahaan tersebut. Variabel akan dianalisis menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan untuk tercapainya tujuan penelitian, maka secara skematis kerangka konseptual dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Kerangka Berfikir
STP Produk Frozen Food Frozen food
Segmenting 1. Geografis 2. Demografi 3. Psikografik 4. Perilaku 5. Teknografi
Targeting 1. Single-
segment Concentration 2. Product
Specialization 3. Selective
Specialization 4. Market
Specialization 5. Full market
Specialization
Positioning 1. Atribut 2. Manfaat 3. Penggunaan 4. Pemakaian 5. Pesaing 6. Produk 7. Mutu / harga Strategi
Pemasaran