• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

6 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Pustaka 1. Pembelajaran Fisika

Aktivitas dalam pendidikan tidak terlepas dari proses belajar mengajar di setiap satuan pendidikan. Belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya berupaya agar mendapatkan ilmu atau kepandaian. Menurut Skinner dalam Sagala (2014) bahwa belajar merupakan perilaku di mana ditemukannya kesempatan agar terjadi peristiwa untuk memunculkan tanggapan belajar, tanggapan si pelajar dan konsekuensi dengan bersifat menggunakan tanggapan tersebut. Pembelajaran yang tepat ialah yang mengedepankan pembelajaran bermakna, di mana siswa dihadapkan langsung dengan berbagai permasalahan (Hidayat, Kade & Haeruddin, 2014). Seorang guru harus menerapkan pembelajaran dengan tidak hanya berdasar pada garis besar program pembelajaran (Hanna, Sutarto, & Harijanto, 2016). Oleh karena itu, pengajar yang baik juga turut menciptakan pembelajaran dengan proses yang efektif.

Burton dalam Hamalik (2013) menguraikan tentang prinsip-prinsip dalam belajar antara lain :

a. Proses belajar adalah melakukan perbuatan, mereaksi, mengalami, dan melampaui.

b. Pengalaman belajar yang maksimum memiliki makna untuk keberlangsungan hidup peserta didik.

c. Keefektifan dari proses belajar dilakukan apabila kematangan peserta didik sesuai dengan berbagai pengalaman dan hasil yang diharapkan.

d. Keefektifan proses belajar dapat berlangsung di bawah bimbingan yang membimbing dan merangsang tanpa paksaan ataupun tekanan.

(2)

mendapat rasa puas pada apa yang dibutuhkan dan bermanfaat serta memberi makna bagi mereka.

Fisika menurut Young & Freedman (2001) adalah ilmu eksperimental.

Fisika dianggap oleh sebagian orang sebagai suatu ilmu pengetahuan alam atau sains yang mendasar karena menjadi landasan dari semua cabang ilmu pengetahuan (Tipler, 1998). Dengan mempelajari dan mengkaji hakikat hingga karakteristik alam semesta ini maka ditemukan berbagai hal yang bisa memudahkan upaya manusia dalam mencukupi kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, fisika memiliki peran yang signifikan dalam perkembangan teknologi dan ilmu pengetahuan (Sari, Surantoro & Ekawati., 2013).

Sebagian besar siswa terutama di tingkat sekolah menengah masih menganggap pembelajaran fisika membosankan dan sulit. Hal tersebut dikarenakan peserta didik berpendapat bahwa pembelajaran fisika sangat rumit, sulit dipelajari dan banyak hitungan atau rumus. Untuk mengubah stigma tersebut, maka diperlukan pembelajaran fisika yang menarik dan menyenangkan.

Pemahaman konsep fisika adalah kemampuan peserta didik dalam mendefinisikan, membahasakan, dan mengetahui sendiri hakikat fisika yang sudah dipelajari tanpa mengubah makna dasarnya. Guna mempermudah peserta didik untuk paham pada konsep fisika, maka seharusnya pembelajaran yang diberikan untuk peserta didik merupakan pembelajaran yang mengarahkan siswa pada permasalahan-permasalahan di kehidupan sekitar peserta didik, sehingga aktivitas belajar peserta didik dapat lebih berkesan.

Peserta didik mudah lupa bila hanya mendapat penjelasan secara lisan, dan cenderung ingat bila diberi contoh, dan memahami bila diberi kesempatan mencoba menyelesaikan suatu permasalahan. Target dalam pembelajaran fisika bila melihat kajian di atas adalah menjadikan pembelajaran yang lebih terencana dan hasil yang efektif, sehingga dapat mewujudkan suatu pembelajaran di sekolah yang bermakna dan berkualitas.

(3)

Kurikulum 2013 mengembangkan 2 proses belajar mengajar yakni aktivitas pembelajaran langsung dan tidak langsung. Pembelajaran langsung ditekankan pada pengembangan pengetahuan, kemampuan berpikir dan kemampuan psikomotorik peserta didik. Selama kegiatan belajar tersebut, peserta didik melaksanakan pembelajaran mengobservasi, bertanya, mengumpulkan informasi, menganalisis ataupun mengasosiasi, dan menyampaikan apapun saja yang telah ditemukan selama aktivitas menganalisis. Hal itu menjadi landasan dalam proses belajar mengajar maeri fisika menggunakan pendekatan saintifik berdasar keilmuan, di mana pada ranah perilaku ditujukan supaya peserta didik mengetahui berkaitan “alasan”, ranah keterampilan untuk menjawab “bagaimana” dan ranah kognitif terkait

“apa” . Tujuan pembelajaran fisika sesuai Kurikulum 2013 adalah meningkatkan dan menyeimbangkan antara kemampuan dalam membentuk manusia yang baik secara softskill dan yang mempunyai kecakapan hidup (hardskill) (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016). Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik kesimpulan yaitu hakikat pembelajaran fisika sesuai Kurikulum 2013 yaitu menerapkan pembelajaran yang berfokus pada aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk membentuk siswa produktif, kreatif dan inovatif.

2. Media pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Dalam proses aktivitas belajar mengajar, seorang pendidik di sekolah memerlukan strategi pembelajaran dan media pembelajaran. Kata media bermula dari Bahasa Latin yakni medius di mana secara harfiah artinya perantara, tengah, ataupun pengantar (Arsyad, 2014). Istilah media mengacu pada berbagai hal yang berfungsi sebagai pembawa dan penyampai informasi di antara sumber dan penerima informasi (Yaumi, 2018). Menurut (Aghni, 2018) definisi media dalam aktivitas belajar

(4)

mengajar akan lebih menyempit pada peran media sebagai sarana yang bisa menunjang dan membantu peserta didik agar memahami konsep materi fisika ketika pembelajaran.

Media pembelajaran merupakan segala jenis sarana fisik (mencakup benda cetak, asli, visual, audio, audio-visual, web, ataupun multimedia) yang dibuat dengan rencana untuk mengomunikasikan informasi dan membangun interaksi (Yaumi, 2018). Shalikhah (2017) menjelaskan media pembelajaran merupakan berbagai hal yang dapat menjembatani suatu pesan/informasi, dapat memantik pikiran, perhatian, dan perasaan, serta ketertarikan peserta didik, sehingga mampu mendorong terwujudnya proses pembelajaran pada pribadi peserta didik.

Syarat yang harus dipenuhi oleh media pembelajaran dengan karakter baik yakni seperti menambah dorongan peserta didik, merangsang peserta didik agar ingat apa yang telah dipelajari, dan membuat peserta didik aktif dalam memberi tanggapan, dan terjadi feedback serta mendorong siswa untuk melaksanakan praktek-praktek secara tepat.

Berdasarkan beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan media pembelajaran ialah berbagai hal yang mampu dijadikan perantara selama aktivitas belajar mengajar baik berupa peralatan fisik maupun sarana oleh guru untuk mendorong pemahaman siswa terhadap materi. Pesatnya perkembangan informasi dan teknologi berdampak pada media pembelajaran juga berkembang dari yang bersifat konvensional menuju ke elektronik atau berbasis digital. Adanya media elektronik juga akan sangat membantu meningkatkan keefektifan kegiatan pembelajaran, sebab dapat diakses menggunakan berbagai piranti dengan tidak dibatasi waktu dan tempat.

b. Fungsi Media Pembelajaran

McKown menulis buku “Audio Visual Aids To Instruction” yang berisi 4 fungsi media pembelajaran, antara lain:

(5)

1) Pendidikan formal diubah titik beratnya yaitu dengan media pembelajaran menjadi kongkret dari yang sebelumnya abstrak, dan pembelajaran menjadi fungsional praktis dari yang sebelumnya teoritis.

2) Menumbuhkan motivasi dalam belajar, media memberikan dorongan eksternal untuk pembelajar, karena dengan memanfaatkan media akan membuat perhatian lebih terpusat dan belajar mengajar lebih menarik bagi pembelajar.

3) Media dapat menjadikan knowledge dan experience dari pembelajar lebih clear dan mudah dipahami.

4) Memberi stimulasi belajar, khususnya rasa keingintahuan pembelajar.

Daya ingin tahu harus dirangsang supaya selalu muncul rasa ingin tahu yang wajib dipenuhi lewat penyediaan media. (Miftah, 2013)

Fungsi media dituturkan oleh Sanjaya dalam Pakpahan dkk.

(2020) yaitu : 1) Fungsi motivasi

Harapan dari adanya media pembelajaran yakni membuat belajar siswa lebih termotivasi. Oleh karena itu, pengembangan media pembalajaran dapat mempermudah siswa memahami materi, dan bukan hanya menonjolkan unsur keindahan saja, sehingga mampu menambah semangat belajar siswa.

2) Fungsi komunikatif

Manfaat media pembelajaran yaitu agar mempermudah komunikasi pihak-pihak yang terlibat (penerima informasi dan pemberi informasi) atau antara siswa dan guru.

3) Fungsi penyamaan persepsi

Harapan dari memanfaatkan media pembelajaran juga agar dapat terjadi persamaan persepsi antara siswa, sehingga tiap siswa mempunyai pandangan informasi yang diberikan akan sama.

(6)

4) Fungsi kebermaknaan

Media pembelajaran tidak hanya menambah informasi dalam aspek kognitif tingkat rendah seperti data atau data, tetapi menambah kemampuan kognitif tingkat tinggi seperti menganalisis hingga menghasilkan karya. Oleh karena itu, aspek keterampilan dan perilaku dari siswa menjadi meningkat dengan penggunaan media pembelajaran.

5) Fungsi individualitas

Perbedaan gaya belajar atau ketertarikan dari setiap siswa dapat terfasilitasi dengan memanfaatkan media pembelajaran.

c. Klasifikasi Media Pembelajaran

Media pembelajaran secara umum dibagi menjadi tiga berdasar ciri pokoknya yaitu gerak, visual, dan suara. Menurut Rudy Brets dalam Ekayani (2017) terdapat pengelompokan media, antara lain :

1) Media cetak, contoh : bahan ajar mandiri, modul dan buku.

2) Media audio, contoh : pita audio, telepon, dan radio.

3) Media visual diam, contoh : slide bisu, photo , microphone, halaman cetak.

4) Media visual bergerak, contoh film bisu.

5) Audio semi gerak, contoh : tulisan jauh bersuara.

6) Media audio visual diam, contoh : halaman suara, film rangkaian suara.

7) Media audio visual gerak, contoh : tv, film, pita video film suara.

Klasifikasi media pembelajaran menurut Leshin, Pollock &

Reigeluth (1992) dalam Hamid, dkk., (2020) yaitu :

1) Media dengan computer, contoh pembelajaran yang dibantu komputer interaktif video, pembelajaran berbasis website, hypertext aplikasi yang mendukung pembelajaran (seperti GeoGebra, Mathlab, SPSS, Autograph, dan lainnya).

(7)

2) Media dengan audio-visual, contoh Youtube, televisi, program slide- tape video, film,.

3) Media dengan visual, contoh slide, peta, grafik, bagan, transparansi, dan lain-lain.

4) Media dengan cetak, contoh poster, komik, buku panduan, lembar kerja, majalah ilmiah, buku latihan, modul buletin, catatan harian, dan lain-lain.

5) Media dengan makhluk hidup (manusia, hewan ataupun tumbuhan), contoh tutor, instruktur, guru, main peran kegiatan kelompok, field- trip, mengamati tumbuhan di taman nasional, mengamati hewan, dan lainnya.

Berdasarkan uraian klasifikasi media pembelajaran di atas, media yang berbasis komputer menjadi alternatif dalam media pembelajaran di era ini. Media berbasis komputer yang banyak digunakan yaitu media pembelajaran berbasis website (web-based learning) karena dapat diakses secara universal. Penggunaan media pembelajaran berbasis website juga memberikan fitur yang beragam bagi pembelajaran, seperti animasi/gambar, audio, video dan setting program pembelajaran yang menarik.

d. Kriteria Media Pembelajaran

Media yang baik untuk diterapkan selama pembelajaran memiliki karakteristik atau kriteria tersendiri. Setiap jenis media juga menampilkan fungsi tertentu dalam menunjang keberhasilan proses belajar siswa (Mamonto, 2013). Karakteristik media pembelajaran yang baik dapat ditinjau dari kemampuan media membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan, maupun penciuman atau kesesuaiannya dengan tingkat hierarki belajar. Kelayakan media pembelajaran menurut pendapat Walker & Hess dalam Arsyad (2009) didasarkan pada kualitas isi dan tujuan, kualitas instruksional, dan kualitas

(8)

teknis. Kriteria media tersebut dapat dispesifikkan lagi menjadi kelayakan materi, bahasa dan tampilan media.

Menurut Sudjana dkk. dalam Nurrita (2018) menjelaskan bahwa dalam memilih media pembelajaran terdapat beberapa kriteria yang digunakan yaitu :

1) Ketepatan dengan tujuan pembelajaran 2) Dukungan isi bahan pelajaran

3) Kemudahan memperoleh media

4) Tersedia waktu untuk menggunakannya 5) Keterampilan guru dalam menggunakan media 6) Sesuai dengan taraf berpikir siswa

Media pembelajaran yang baik menurut Huda (2017) memenuhi kriteria antara lain: kualitas tampilan yang menarik, memberikan pengalaman kepada siswa, memiliki ciri khas, mudah dalam penggunaan, dan meningkatkan hasil belajar siswa. Dari berbagai karakteristik media pembelajaran di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran yang layak digunakan dalam pembelajaran adalah media yang memberikan kemudahan penggunaan, sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan menambah pengalaman belajar melalui berbagai konten yang disajikan.

Berdasarkan uraian di atas, media pembelajaran fisika yang baik merupakan berbagai hal yang mampu dijadikan perantara selama aktivitas belajar mengajar baik berupa peralatan fisik maupun sarana oleh guru untuk mendorong pemahaman siswa terhadap materi fisika dengan memenuhi unsur-unsur kelayakan media.

3. Learning Management System (LMS) Moodle

a. Hakikat Learning Management System (LMS)

Learning Management System atau disingkat LMS adalah suatu software yang digunakan dalam urusan administrasi, pendokumentasian,

(9)

laporan sebuah agenda, kegiatan pembelajaran dan kegiatan dalam jaringan, pembelajaran elektronik dan berbagai materi pelatihan yang dijalankan dalam jaringan atau online (Ellis, 2009). Learning Management System dapat disebut suatu sistem yang dapat mengelola pembelajaran dalam jaringan selama proses penyelenggaraan pembelajaran elektronik.

Sedangkan menurut Kerschenbaum (2009) dalam LMS Selection Best Practices, LMS ialah suatu aplikasi yang berguna dalam pengadministrasian secara otomatis dari kegiatan-kegiatan belajar mengajar (Maspaeni , Wibawa & Yusuf, 2017).

Menurut Riyadi (2010) LMS merupakan software yang berguna untuk membuat materi pembelajaran daring berbasis website dan mengelola aktivitas belajar mengajar hingga hasilnya. Dalam LMS terdapat segala hal untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam belajar (Raharja, Rasojo, & Nurgorho, 2011). Fitur tersebut seperti ujian online, penilaian, pengadministrasian, penyampaian materi dan kemudahan akses ke sumber referensi, pengumpulan tanggapan serta komunikasi yang meliputi chat, mailing list diskusi, dan forum diskusi online.

Fungsi Learning Management System dijelaskan Ellis (2009) antara lain :

1) Mengatur konten belajar mengajar yang bersifat reuse.

2) Mendukung kemudahan standarisasi dan portabilitas dengan lebih baik.

3) Menggunakan basis web sebagai platform aplikasinya.

4) Merancang dan menyajikan konten belajar mengajar secara berkala.

5) Mengotomatisasi administrasi dan memusatkan.

6) Memfasilitasi layanan dan panduan yang dapat dilakukan oleh pengguna sendiri, tanpa orang lain terlibat.

(10)

Berdasarkan uraian di atas, Learning Management System merupakan suatu sistem pengelolaan berbagai kegiatan pembelajaran atau pelatihan berbasis web dalam ruang lingkup online. Contoh LMS yang bersifat open source itu sendiri yaitu Moodle, Udemy, Dokeos, Blackboard CourseSites, ILIAS, ATutor, Schoology, Lattitude Learning, Academy of Mine, Sakai, dan LRN, eFront (Nugroho, 2014).

b. Pengertian Moodle

Moodle (Modular Object-Oriented Dynamic Learning Environment) ialah LMS open source yang dikembangkan di Australia pada tahun 2002 dan telah tersedia sejak versi 1.0 dirilis pada Maret 2011.

Kim, dkk. (2019) menyebutkan dalam lingkungan pembelajaran kooperatif yang menggunakan Moodle, siapa pun dapat menjadi profesor atau pelajar. Peserta didik dapat berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran kolaboratif seperti forum, Wiki, kosakata, database, dan pesan menggunakan Moodle. Kegiatan pembelajaran kolaboratif peserta didik ini juga meningkatkan pengalaman peserta didik lainnya. Secara khusus, Moodle menyediakan sejumlah cara untuk mengekspresikan dan berbagi pengetahuan yang dimiliki peserta didik. Moodle juga menyediakan alat yang baik untuk memantau kegiatan belajar masyarakat.

Melalui kegiatan kolaboratif ini, peserta didik dapat menciptakan pengetahuan baru sendiri dan mengembangkan lebih lanjut pemikiran kritis dan keterampilan pemecahan masalah kreatif yang fleksibel melalui kerjasama timbal balik antar anggota.

c. Keunggulan Moodle

Moodle mempunyai kelebihan-kelebihan yang dapat dimaksimalkan sebagai media pembelajaran. Penggunaan Moodle tidak terbatas hanya pada perangkat komputer/laptop, tetapi dapat diakses melalui smartphone/android (Wicaksana, dkk., 2020). Setiap orang yang

(11)

ingin memanfaatkan Moodle dapat secara gratis langsung download software Moodle di internet dari situs penyedia resminya. Selain itu, dalam proses instalasi Moodle ini juga tergolong sangat mudah. Moodle telah dirancang untuk menjadi media pembelajaran dengan kemudahan penggunaan dan sesuai dengan kebutuhan belajar mengajar. Resources dan Activities atau fasilitas yang tersedia pada Moodle beragam di antaranya terdapat kuis, presentasi, forum diskusi, tugas, penilaian, obrolan dan workshop, konten interaktif dan lain sebagainya yang dapat diatur sesuai karakter pembelajaran.

Moodle sebagai media pembelajaran online dapat menampung peserta didik dalam jumlah banyak atau disesuaikan dengan pengguna di institusi pendidikan. Pada segi bahasa, Moodle mempunyai kelebihan yaitu tersedia paket bahasa yang dapat dipilih sesuai kebutuhan. Moodle memiliki setting tampilan situs yang dapat diganti karena pada Moodle dilengkapi fitur themes. Dalam pembelajaran menggunakan Moodle, guru sebagai pengelola dapat mengatur berbagai jenis/type file yang akan ditambahkan baik oleh guru maupun siswa. Moodle tersebut juga memberikan fitur pengelompokkan seperti materi atau alur pembelajaran sesuai kategori sehingga struktur materi lebih rapi dan mempermudah siswa dalam belajar (Kurniawan, 2009). Berdasarkan penjelasan tersebut, keunggulan yang ditawarkan Moodle dapat menjadi alternatif untuk mengoptimalkan pembelajaran dari jarak jauh dan menciptakan pembelajaran yang lebih interaktif.

d. Kelemaham Moodle

Learning Management System(LMS) Moodle dalam penggunaanya sebagai media pembelajaran memiliki kekurangan di beberapa aspek. Pertama, buruknya perancangan materi atau file dengan ukuran besar menyebabkan waktu akses Moodle lambat, karena kecilnya

(12)

ukuran bandwidth. Kedua, lemahnya perancangan pada aplikasi web learning sehingga kurang dapat memenuhi kebutuhan pengguna (Setiawan, 2006). Selain itu, menurut Setiawan dalam (Nurkhalik, dkk., 2014), Moodle memiliki kekurangan yaitu users tidak memahami dan mengenal dengan baik sistem yang dijalankan karena rendahnya edukasi dari sistem (user guide). Dari penjelasan-penjelasan tersebut, dapat ditarik kesimpulan yaitu penggunaan Moodle mempunyai keterbatasan pada sistem yang mendukung web browser, dan kurangnya panduan pengguna.

4. Karakteristik Materi Gelombang Bunyi

Gelombang bunyi adalah bagian dalam mata pelajaran fisika yang wajib diajarkan kepada siswa SMA jurusan MIPA kelas XI. Berdasarkan pada Kurikulum 2013, materi gelombang bunyi dibelajarkan pada semester genap.

Kompetensi Dasar (KD) yang hendak dicapai pada materi gelombang bunyi menurut Silabus Sekolah Menengah Atas (SMA) yang disusun Kemdikbud tahun 2016 yaitu mengaplikasikan prinsip dan konsep gelombang bunyi pada teknologi. Silabus fisika SMA secara lengkapnya dapat ditunjukkan pada Lampiran 1.

Materi gelombang bunyi terdiri dari 5 materi pembelajaran inti yang setiap bagiannya memiliki konsep tersendiri. Sub bab tersebut antara lain : karakteristik gelombang bunyi, Efek Doppler, dawai dan pipa organa, intensitas dan taraf intensitas, dan penerapan gelombang bunyi. Karakteristik gelombang bunyi terdiri dari perambatan gelombang bunyi, medium gelombang bunyi, klasifikasi dan cepat rambat gelombang bunyi. Efek Doppler terdiri dari Azas Efek Doppler dan formula persamaan Efek Doppler. Dawai dan pipa organa meliputi fenomena bunyi pada dawai, fenomena bunyi pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup. Selain itu terdapat formulasi persamaan rambatan gelombang bunyi pada dawai, pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup. Intensitas dan taraf intensitas meliputi konsep dan

(13)

formulasi intensitas gelombang bunyi. Selain itu terdapat pula konsep dan formulasi taraf intensitas gelombang bunyi. Pengaplikasian gelombang bunyi yang terdiri dari konsep mengukur kedalaman laut dan konsep mendeteksi keretakan logam, serta penerapan lain di berbagai bidang kehidupan. Materi gelombang bunyi secara lengkapnya dapat dilihat pada lampiran 4.

B. Kerangka Berpikir

Kualitas pendidikan perlu ditingkatkan untuk terus dapat mendorong kemajuan bangsa. Pendidikan diperlukan sebagai pemecah masalah yang terjadi di sekitar masyarakat. Dalam upaya tersebut, pemerintah kerapkali membuat kebijakan yang ditujukan untuk mengembangkan nilai-nilai pendidikan. Hal tersebut yaitu perubahan kurikulum menjadi berpusat pada siswa dari yang sebelumnya bersifat terpusat pada guru dan saat ini diaplikasikan di sekolah sebagai implementasi Kurikulum 2013. Akan tetapi, penerapan kurikulum di Indonesia belum merata terutama karena faktor geografis dan keterjangkaunnya perlu diatasi dengan baik. Perkembangan teknologi yang semakin pesat juga diharapkan dapat memberi pengaruh positif jika dimanfaatkan dengan optimal.

Pembelajaran sebagai bagian yang terikat dengan pendidikan perlu mengoptimalkan teknologi informasi dan komunikasi (TIK), terlebih saat ini masih dilanda pandemi COVID-19. Dalam Panduan Pembelajaran Jarak Jauh Kemdikbud 2020 guru diarahkan untuk memberikan pembelajaran yang bermakna dan memfokuskan kepada pendidikan kecakapan hidup. Guru juga harus menunjukkan komitmen, kreativitas dan kepedulian selama PJJ dan menjadikan teknologi sebagai alat seperti media pembelajaran. Media pembelajaran menjadi sarana pembelajaran yang dapat dilakukan peserta didik baik secara mandiri ataupun dengan bimbingan guru. Saat pembelajaran jarak jauh, fasilitas belajar yang mudah diakses oleh peserta didik dirasa sangat penting. Adanya media yang dikembangkan dengan menggunakan website akan dapat membantu karena mudah diakses secara langsung tanpa batasan waktu dan tempatnya.

(14)

Penggunaan media pembelajaran pada mata pelajaran fisika sendiri dapat menjadikan pembelajaran lebih terencana dan hasil yang efektif, sehingga dapat mewujudkan suatu pembelajaran di sekolah yang bermakna dan mendukung pembelajaran yang berbasis siswa secara interaktif. Media fisika yang dikembangkan dalam penelitian yang dilakukan yakni media pembelajaran menggunakan Moodle. Pengembangan media pembelajaran dengan Moodle difokuskan pada pokok materi gelombang bunyi karena materi tersebut membutuhkan banyak visualisasi yang tidak terdapat di media cetak. Selain itu, saat ini masih sangat kurang media pembelajaran materi gelombang bunyi yang dikembangkan menggunakan web (Moodle) secara interaktif.

(15)

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Berpikir

Kurangnya dukungan setting program berbasis

daring Dinamika perubahan

kurikulum mengisyaratkan pembelajaran berbasis siswa bersifat interaktif

Pemebelajaran Jarak Jauh kurang optimal

1. Materi

2. Tampilan Media

Media Pembelajaran Berbasis Moodle

Fasilitas

Media pembelajaran Moodle memuat:

1. Lembar kegiatan siswa interaktif 2. Video, Gambar/

Animasi 3. Latihan soal

Kemudahan akses Media pembelajaran Moodle dapat diakses menggunakan:

1. Desktop

(computer/laptop) 2. Smartphone

Pembelajaran Fisika

mempunyai kendala

Media Pembelajaran

salah satu solusinya

penyesuaian dengan perkembangan teknologi

alasan

validasi

Media Pembelajaran Fisika Berbasis Moodle dapat diimplementasikan dalam pembelajaran fisika

hasil

Referensi

Dokumen terkait

Kami juga akan memberikan dukungan dan pantauan kepada yang bersangkutan dalam mengikuti dan memenuhi tugas-tugas selama pelaksanaan diklat online. Demikian

Gedung kantor yang sudah ada disain prototypenya, atau bangunan gedung kantor dengan jumlah lantai s/d 2 lantai Klasifikasi bangunan Sederhana adalan Bangunan Gedung

Berdasarkan data ranking sepeda motor untuk suatu atribut tertentu, dilakukan pengolahan data skala multidimensional, untuk selanjutnya digambarkan ke dalam peta

Berdasarkan hal tersebut penting bagi perusahaan untuk mampu meningkatkan motivasi kerja karyawan misalnya, dengan cara memberikan bonus bagi karyawan yang tertib dan

Selanjutnya, bahasa-bahasa yang masih berada dalam status yang sama tetapi dipertalikan oleh persentase persamaan kata kognat pada kisaran 6% adalah hubungan

 Variable speed drive atau ed drive atau sering disebu sering disebut dengan var t dengan variable frecue iable frecuency drive meru ncy drive merupakan pakan alat yang dapat

IT Insan Mulia. Dokumentasi : Untuk mengetahui daerah penelitian dan memperoleh hasil. nilai tes hafalan/ kemampuan menghafal Al- Qur’an yang dilakukan ol