• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN SKRIPSI PENGGUNAAN BAHASA DAERAH GORONTALO PADA SISWA KELAS IV SDN 4 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "HASIL PENELITIAN SKRIPSI PENGGUNAAN BAHASA DAERAH GORONTALO PADA SISWA KELAS IV SDN 4 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1 ARTIKEL

HASIL PENELITIAN SKRIPSI

PENGGUNAAN BAHASA DAERAH GORONTALO PADA SISWA KELAS IV SDN 4 TELAGA

KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

Oleh

YANE HARDIYANTI MAHMUD NIM. 151409107

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2013

(2)

2

PENGGUNAAN BAHASA DAERAH GORONTALO PADA SISWA KELAS IV SDN 4 TELAGA KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

Yane Hardiyanti Mahmud Universitas Negeri Gorontalo

Jalan. Jenderal Sudirman No.6 Telp (0435) 821125 Faks (0435) 821752 Abstrak

Yane Hardiyanti Mahmud. 2013. Penggunaan Bahasa Daerah Gorontalo Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo.

Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dra. Dajani Suleman, M.Hum dan Pembimbing II Dra. Hj. Evi Hasim, M.Pd.

Rumusan Masalah penelitian ini adalah Bagaimanakah Penggunaan Bahasa Daerah Gorontalo Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo.Tujuan penelitian ini adalahuntuk memperoleh gambaran terhadap “penggunaan bahasa daerah Gorontalo pada siswa kelas IV SDN 4 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo”.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahasa daerah Gorontalo cenderung menurun, fenomena ini terlihat pada saat proses pembelajaran (segi interen) karena tidak maksimalnya waktu pertemuan (hanya satu kali pertemuan dalam seminggu) atau dua kali tiga puluh lima menit, kurangnya buku penunjang, dan tidak adanya guru yang profesional. Di luar proses pembelajaran (segi eksteren) komunikasi antara siswa dengan siswa maupun antara siswa dengan guru lebih didominasi penggunaan bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dibandingkan bahasa daerah Gorontalo.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah Adanya indikasi penggunaan bahasa daerah Gorontalo sebagai alat komunikasi baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru berangsur-angsur akan hilang.

Kata Kunci : Penggunaan Bahasa Daerah Gorontalo

(3)

3 BAB I PENDAHULUAN

Bahasa merupakan alat komunikasi setiap manusia. Dengan bahasa hubungan antara manusia dengan manusia yang lain akan semakin akrab dan lebih baik lagi. Melalui bahasa manusia bisa menyampaikan isi pikiran dan perasaan kepada orang lain baik secara lisan maupun secara tertulis.Bahasa berperan penting dalam proses komunikasi karena merupakan alat yang digunakan manusia dalam berkomunikasi dengan sesamanya, atau dalam menyampaikan pesan kepada orang lain, karena tanpa bahasa upaya untuk merubah sikap, pendapat, dan perilaku orang lain tidak dapat diwujudkan.Fungsi bahasa yang kita ketahui yaitu sebagai alat komunikasi sehari-hari. Di dalam fungsi bahasa (dalam Salha Umar 2008:9), mengemukakan didalam kedudukan sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi (1) lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat perhubungan antar warga, antar daerah, dan antar budaya, dan (4) alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan bahasanya kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.

Bahasa sebagai alat perhubungan antar warga, budaya dan antar daerah juga memilih fungsinya, seperti halnya dengan bahasa Indonesia.Penggunaan bahasa daerah mengupayakan pemeliharaan bahasa. Apabila dalam keluarga menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar, maka bahasa daerah akan terpelihara keberadaannya. Lainnya jika keluarga tidak menggunakan bahasa daerah maka proses pewarisan penggunaan bahasa ini tidak berlangsung sehingga upaya memelihara bahasa daerah tidak terjadi dan akhirnya memberikan peluang yang lebih besar untuk punahnya bahasa tersebut supaya bahasa daerah tidak akan punah maka dewasa ini berupaya untuk melestarikan bahasa daerah sebagai salah satu mata pelajaran di SD yang dikenal dengan mata pelajaran muatan lokal (mulok). Bahasa daerah tersebut adalah antara lain bahasa daerah Gorontalo.Gorontalo sebagai salah satu daerah di wilayah Indonesia, yang memiliki bahasa daerah tersendiri yaitu bahasa daerah Gorontalo yang berfungsi sebagai salah satu lambang kebanggaan sekaligus identitas masyarakat Gorontalo.

(4)

4

Berarti setiap warga Gorontalo dimana pun yang berada di muka bumi ini, setidaknya mengunakan bahasa daerah Gorontalo. Bahasa daerah Gorontalo disamping digunakan oleh masyarakat Gorontalo, saat ini sudah terakomodir dalam pembelajaran yang dikenal dengan mata pelajaran Mulok.Di SDN 4 Telaga telah melakukan hal itu, namun pada kenyataannya belum memenuhi harapan, oleh karena itu masih banyak mengalami beberapa kendala misalnya saja ketika pembelajaran berlangsung maupun di luar pembelajaran hanya menggunakan pengantar bahasa Indonesia, sementara waktu yang digunakan dalam pembelajaran tersebut hanya sedikit (1x pertemuan) dalam seminggu (2x35 menit). Di samping itu, belum terdapat guru yang khusus membelajarkan pelajaran mulok, Sehingga pembelajaran tersebut tidak efektif.Sesuai hasil pengamatan penulis pada saat melaksanakan PPL II di SDN 4 Telaga belum terpikirkan atau tindakan untuk mencari solusi, di samping itu pula upaya-upaya lain belum terealisir. Semua pihak berharap baik sekolah, guru maupun penulis agar penggunaan bahasa daerah Gorontalo sebagai alat komunikasi baik pada saat pembelajaran berlangsung maupun diluar kondisi tersebut digunakan, semaksimal mungkin. Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan, terdapat beberapa masalah dalam pembelajaran yaitu: Kurangnya penggunaan bahasa daerah (Gorontalo) yang digunakan dalam situasi pembelajaran, Belum terdapat guru yang ahli dalam membelajarkan bahasa daerah Gorontalo, Belum ada kurikulum sebagai acuan yang memudahkan materi yang diajarkan, Kurangnya sumber pembelajaran bahasa daerah Gorontalo, Kurangnya penguasaan kosakata bahasa daerah Gorontalo oleh siswa.

(5)

5 BAB II

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Gorontalo, tepatnya di SDN 4 Telaga Jln. Rais Monoarfa Desa Hulawa Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo, tempat ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena beberapa pertimbangan, yaitu tempatnya mudah dijangkau, peneliti mengenal baik pihak sekolah terutama guru wali kelas dan stafnya. Tak lupa pula peneliti mempertimbangkan waktu dan biaya dalam meneliti. Penelitian ini akan direncanakan selama tiga bulan sejak penyusunan proposal penelitian, input data, pengolahan data, analisis data, hingga penulisan laporan penelitian ini. Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka bentuk penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif, tujuannya adalah menggambarkan kondisi yang ada pada situasi tertentu saat penelitian dilakukan. Berdasarkan uraian di atas tentang alasan peneliti memilih metode deskriptif, melalui hal tersebut telah ditegaskan bahwa peneliti sebagai instrument utama sekaligus pengumpul data. Selain itu peneliti memiliki peran seabagai pengamat partisipan dan pengamat penuh.

Sedangkan partisipan penuh adalah Guru pelaksanaan pembelajaran dan siswa kelas IV SDN 4 Telaga. Dengan demikian status peneliti adalah informan yang mengumpulkan data dari pelaksanaan tahap perancanaan sampai tahap analisa dan refleksi. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari berbagai sumber informasi sebagai berikut: Informan atau nara sumber terdiri dari, guru sebagai wali kelas, dan siswa sesuai dengan masalah yang diteliti, Tempat dan peristiwa yaitu mengamati proses belajar mengajar yang dilakukan oleh wali kelas dan siswa di dalam kelas sesuai situasi dan kondisi lingkungan sekolah serta aktifitas siswa dalam proses belajar mengajar maupun di lingkungan sekolah, di luar proses belajar mengajar, Arsip yaitu surat-surat penting yang relevan dengan objek penelitian meliputi data tentang guru mengajar. Data hasil Observasi dan wawancara bersama Guru kelas dengan mitra 1 (kepala sekolah), Data hasil pengamatan kegiatan belajar mengajar, Data hasil belajar siswa, Data informan

(6)

6

balikan dari siswa (hasil wawancara peneliti bersama siswa). Prosedur yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian deskriptif ini adalah Observasi dan wawancara dengan menggunakan instrument berikut dibawah ini: Observasi digunakan untuk mengamati secara langsung penggunaan bahasa daerah Gorontalo dalam proses pembelajaran dan di luar pembelajaran oleh guru, Tes digunakan untuk memperoleh data penggunaan bahasa daerah Gorontalo guru dan siswa, Wawancara dilakukan pada saat siswa selesai melakukan pembelajaran.

Prosedur pelaksanaan wawancara dilakukan melalui tanya jawab dengan siswauntuk mengetahui sejauh mana penguasaan bahasa daerah Gorontalo dalam kehidupan sehari-hari baik oleh guru maupun siswa, Dokumentasi berupa rekaman untuk mendapatkan data penggunaan bahasa daerah Gorontalo dari siswa dan guru melalui rekaman Tipe Recoder atau handy cam. Analisis data dilaksanakan secara bartahap dan berkesinambungan pada sebelum, saat dan akhir pembelajaran yang dilaksanakan secara kualitatif dengan memperhatikan data yang diperoleh dari pelaksanaan observasi dan wawancara. Adapun data yang dianalisa dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Hasil pengamatan (Observasi) dianalisa secara deskriptif untuk mengetahui situasi pembelajaran, Hasil tes kognitif yang diperoleh melalui tes akhir dianalisa secara deskriprif untuk mengetahui pencapaian hasil belajar, Respon siswa terhadap metode pembelajaran yang dilakukan dianalisa secara deskriptif.

(7)

7 BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SDN 4 Telaga merupakan salah satu sekolah yang ada di wilayah Kecamatan Telaga, yang terletak di Jalan Rais Monoarfa, Desa Hulawa, Kecamatan Telaga, Kabupaten Gorontalo, Provinsi Gorontalo. Secara keseluruhan yang diamati oleh peneliti adalah penggunaan bahasa daerah Gorontalo baik sacara interen maupun eksteren. Dari faktor interen waktu yang digunakan dalam proses pembelajaran hanya satu kali pertemuan dalam seminggu, saat proses pembelajaran bahasa yang digunakan guru didominasi bahasa Indonesia, di samping itu siswa pada saat berkomunikasi baik sesamanya maupun dengan guru lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia. Dilihat dari faktor eksteren dalam penggunaan bahasa daerah Gorontalo pada siswa kelas IV SDN 4 Telaga antara lain di luar jam pelajaran komunikasi yang dilakukan hampir tidak terjadi komunikasi dalam bahasa daerah Gorontalo baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, bahwa siswa kelas IV SDN 4 Telaga sebagian besarbelum bisa menggunakan bahasa daerah Gorontalo. Dilihat dari faktor eksteren dalam penggunaan bahasa daerah Gorontalo pada siswa kelas IV SDN 4 Telaga antara lain di luar jam pelajaran komunikasi yang dilakukan hampir tidak terjadi komunikasi dalam bahasa daerah Gorontalo baik antara siswa dengan siswa maupun siswa dengan guru. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti, bahwa siswa kelas IV SDN 4 Telaga sebagian besarbelum bisa menggunakan bahasa daerah Gorontalo.

Hasil presentase siswa menunjukkan bahwa yang menggunakan bahasa daerah Gorontalo pada soal nomor satu (1) kriteria selalu memperoleh hasil 7,69% atau 2 orang, 76,92% atau 20 orang yang memilih kriteria sering, 7,69%

atau 2 orang yang memilih kriteria kadang. Sedangkan soal nomor dua (2) dengan kriteria selalu memperoleh hasil 3,84% atau 1 orang, 7,69% atau 2 orang yang memilih kriteria sering, 3,84% atau 1 orang yang memilih kriteria kurang, 34,61% atau 9 orang memilih kriteria kadang, 3,84% atau 1 orang yang memilih kriteria tidak pernah. Soal nomor tiga (3) pada kriteria selalu memperoleh hasil

(8)

8

11,53% atau 3 orang, 38,46% atau 10 orang yang memilih kriteria sering, 7,69%

atau 2 orang yang memilih kriteria kurang, 3,84% atau 1 orang yang memilih kriteria kadang, 23,07% atau 6 orang yang memilih kriteria tidak pernah. Pada Soal nomor empat (4) pada kriteria seringmemperoleh hasil 15,38% atau 4 orang, 11,53% atau 3 orang yang memilih kriteria kurang, 38,46% atau 10 orang yang memilih kriteria kadang, 65,38% atau 17 orang yang memilih kriteria tidak pernah. Yang memilih kriteria selalu memperoleh hasil 11,53% atau 3 orang, 15,38% atau 4 orang yang memilih kriteria sering, 19,23% atau 5 orang yang memilih kriteria kurang, 3,84% atau 1 orang yang memilih kriteria kadang, 38,46% atau 10 orang yang memilih kriteria tidak pernah ditujukkan pada soal nomor lima (5). Sedangkan pada soal nomor enam (6) yang memilih kriteria selalu memperoleh hasil 11,53% atau 3 orang, 7,69% atau 2 orang yang memilih kriteria sering, 23,07% atau 6 orang memilih kriteria kurang, 7,69% yang memilih kriteria kadang, 34,61% atau 9 orang yang memilih kriteria tidak pernah.

Pada soal nomor tujuh (7) yang memilih kriteria sering 11,53% atau 3 orang, 11,53% atau 3 orang yang memilih kriteria kurang, 65,38% atau 17 orang yang memilih kriteria tidak pernah. Penggunaan Bahasa daerah gorontalo saat pelaksaan proses pembelajaran mengacu pada tiga aspek yakni dari 26 siswa dilihat dari kriteria pengucapan memperoleh hasil 17,40% atau 4 orang yang mampu, 60,87% atau 14 orang yang kurang mampu,21,7% atau 5 orang yang tidak mampu. Untuk kriteria pilihan kata memperoleh hasil 8,70% atau 2 orang yangmampu, 13,04% atau 3 orang yang kurang mampu, 78,26% atau 18 orang yang tidak mampu. Dan untuk kriteria struktur kalimat tidak memperoleh hasil, 13,04% atau 3 orang yang kurang mampu, 86,96% atau 20 orang yang tidak mampu.

(9)

9

Berdasarkan hasil menunjukkan bahwa hampir tidak ditemukan dalam proses komunikasi penggunaan bahasa daerah Gorontalo antara siswa dan siswa, siswa dengan guru tidak ditemukan. Dangan demikian penggunaan bahasa daerah Gorontalo cenderung berkurang.Untuk lebih lanjut akan dijelaskan sacara satu- persatu mengenai penggunaan bahasa daerah Gorontalo pada siswa kelas IV SDN 4 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo yaitu sebagai berikut. 1) Rivaldi I. Yusuf, pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo yang diperoleh pada penelitian yaitu aspek pengucapan tergolong tidak mampu, dan aspek pilihan kata tergolong tidak mampu sedangkan pada aspek struktur kalimat ia tergolong tidak mampu. Sehingga siswa tersebut mendapatkan skor 3 dengan nilai 33,33 maka yang bersangkutan tergolong tidak mampu dalam penggunaan bahasa daerah Gorontalo. 2) Wahyu S. Mahmud, pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo yang diperoleh pada penelitian yaitu aspek pengucapan tergolong tidak mampu, dan aspek pilihan kata tergolong tidak mampu sedangkan pada aspek struktur kalimat ia tergolong tidak mampu. Sehingga siswa tersebut mendapatkan skor 3 dengan nilai 33,33 maka hasil yang diperolehnya, tergolong tidak mampu dalam penggunaan bahasa daerah Gorontalo. 3) Kasman Mince, pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo yang diperoleh pada penelitian yaitu aspek pengucapan tergolong kurang mampu, dan aspek struktur kalimat tergolong tidak mampu sedangkan pada aspek pilihan kata ia tergolong tidak mampu. Sehingga siswa tersebut mendapatkan skor 4 dengan nilai 44,44 maka hasil yang diperolehnya, tergolong kurang mampu dalam penggunaan bahasa daerah Gorontalo. 4) Talib Karim, yang diperoleh hasil penelitian pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo yaitu aspek pengucapan tergolong tidak mampu, dan aspek pilihan kata tergolong tidak mampu sedangkan pada aspek struktur kalimat ia tergolong tidak mampu.

Sehingga siswa tersebut mendapatkan skor 3 dengan nilai 33,33 maka hasil yang diperolehnya, tergolong tidak mampu dalam penggunaan bahasa daerah Gorontalo. 5) Wildan R. Ahmad, pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo yang diperoleh pada penelitian yaitu aspek pengucapan tergolong kurang mampu, dan aspek pilihan kata tergolong mampu sedangkan pada aspek struktur kalimat ia tergolong tidak mampu. Sehingga siswa tersebut mendapatkan skor 6 dengan nilai

(10)

10

66,66 maka hasil yang diperolehnya, tergolong mampu dalam penggunaan bahasa daerah Gorontalo. 6) Zulkifli Hinelo, dilihat dari hasil penggunaan bahasa daerah Gorontalo yang diperoleh pada penelitian yaitu aspek struktur kalimat tergolong tidak mampu, dan aspek pilihan kata tergolong tidak mampu sedangkan aspek pengucapan tergolong kurang mampu. Sehingga siswa tersebut mendapatkan skor 4 dengan nilai 44,44 maka hasil yang diperolehnya, tergolong kurang mampu. 7) Sandriyanto T. Padang. Hasil penggunaan bahasa daerah Gorontalo yang diperoleh pada penelitian yaitu aspek pengucapan tergolong kurang mampu, dan aspek pilihan kata tergolong kurang mampu sedangkan aspek struktur kalimat tergolong tidak mampu. Sehingga siswa tersebut mendapatkan skor 5 dengan nilai 55,55 maka hasil yang diperolehnya, tergolong kurang. 8) Moh. Zulfikar Papeo, hasil penelitian pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo menunjukkan bahwah dengan aspek struktur kalimat tergolong tidak mampu dan aspek pilihan kata tidak mampu sedangkan dilihat dari aspek pengucapan ia kurang mampu. Ia mendapatkan skor 4 dengan nilai 44,44 dengan aspek . 9) Gilang S. Dulah, hasil penelitian pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo menunjukkan bahwa dengan aspek pengucapan ia memperoleh kurang mampu sedangkan pilihan kata dan struktur kalimat ia memperoleh tidak mampu dan mendapatkan skor 6 dengan nilai 66,66 maka ia tergolong mampu. 10) Pebriyanto Abdullah, dari hasil penelitian penggunaan bahasa daerah Gorontalo menunjukkan dari ketiga aspek pengucapan, aspek pilihan kata dan struktur kalimat tidak mampu. Memperoleh skor 3 dengan nilai 33,33 tergolong tidak mampu. 11) Nurhahim Domili, siswa yang berprestasi mendapatkan pringkat satu di kelasnya. ia mampu dalam aspek pengucapan, pilihan kalimat dan struktur kalimat. Maka dengan hasil yang begitu bagus ia memperoleh skor 8 dengan nilai 88,88 dalam penggunaan bahasa daerah Gorontalo. 12) Moh. Taufik Domili, dari hasil penelitian penggunaan bahasa daerah Gorontalo menunjukkan aspek pilihan kata dan struktur kalimat ia tidak mampu sedangkan aspek pengucapan ia kurang mampu. Maka ia memperoleh skor 4 dengan nilai 44,44 tergolong kurang mampu. 13) Moh. Rizki Katili, dilihat dari aspek pengucapan pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo ia kurang mampu sedangkan aspek pilihan kata dan struktur kalimat ia tergolong tidak

(11)

11

mampu. Dari ketiga aspek ia memperoleh skor 4 dengan nilai 44,44 sehingga ia merupakan kurang mampu. 14) Fahrul Abas, hasil penelitian menunjukkan pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo dilihat dari aspek pengucapan ia tergolong kurang mampu sedangkan pilihan kata dan dstruktur kalimat ia tergolong tidak mampu. Ia mendapatkan skor 4 dengan nilai 44,44 sehingga siswa tersebut kurang mampu dalam menggunakan bahasa daerah Gorontalo. 15) Agus Panja, pada hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek pilihan kata dan struktur kalimat ia tidak mampu sedangkan aspek pengucapan ia kurang mampu sehingga ia memperoleh skor 4 dengan nilai 44,44 maka tergolong kurang mampu pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo. 16) Andini Putri. Sani, dari data yang diperoleh maka dari tiga aspek yaitu pengucapan ia tergolong kurang mampu sedangkan aspek pilihan kata dan struktur kalimat ia tergolong tidak mampu. Maka ia memperoleh skor 4 dengan nilai 44,44 tergolong kurang mampu dalam penggunaan bahasa daerah Gorontalo. 17) Inang Sipala, hasil penelitian menunjukkan bahwa ia tergolong kurang mampu pada aspek pengucapan, aspek pilihan kata dan struktur kalimat ia tergolong tidak mampu. Siswa tersebut mendapatkan skor 4 dengan nilai 44,44 maka ia termaksud kurang mampu pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo. 18) Eva N. Abdullah, aspek pengucapan ia tergolong kurang mampu dan aspek struktur kalimat tidak mampu dan pilihan kata ia tergolong kurang mampu. Skor yang diperoleh siswa tersebut 5 dengan nilai 55,55 dan ia tergolong siswa kurang mampu pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo. 19) Putri Ningsih Polapa, dari dua aspek yaitu pilihan kata dan struktur kalimat ia tergolong tidak mampu sedangkan aspek pengucapan ia tergolong kurang mampu. Ia mendapatkan skor 4 dengan nilai 44,44 maka ia tergolong kurang mampu pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo. 20) Zulaeha Usman, hasil penelitian menunjukkan bahwa ia tergolong mampu pada aspek pengucapan dan kurang mampu pada aspek pilihan kata dan struktur kalimat. Dengan hasil yang bagus ia mendapatkan skor 7 dengan nilai 77,77 maka ia tergolong siswa yang mampu pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo. 21) Revalina Hippi, hasil penelitian menunjukkan bahwa ia tergolong tidak mampu pada aspek pengucapan dan tidak mampu pada aspek pilihan kata dan struktur kalimat. Dengan hasil yang bagus ia

(12)

12

mendapatkan skor 3 dengan nilai 33,33 maka ia tergolong siswa yang tidak mampu pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo. 22) Anisa Naki, dari dua aspek yaitu pilihan kata dan struktur kalimat ia tergolong tidak mampu sedangkan aspek pengucapan ia tergolong mampu. Ia mendapatkan skor 5dengan nilai 55,55 maka ia tergolong kurang mampu pada penggunaan bahasa daerah Gorontalo. 23) Angel Cintia Dewi, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat pembagian angket, wawancara dan proses pembelajaran ia tidak masuk kelas karena alasan sakit dan malas masuk sekolah. Maka pada pengunaan bahasa daerah Gorontalo ia tidak mendapatkan skor dan nilai. 24) Sri Melinda Umar, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada saat pembagian angket, wawancara dan proses pembelajaran tidak hadir, maka yang bersangkutan tidak mendapatkan skor dan nilai. 25) Nur Regita Mohamad, siswa bersangkutan sudah pindah sekolah. 26) Tiara Timbuh. Data yang diperoleh dari tiga aspek yaitu pengucapan ia tergolong kurang mampu sedangkan aspek pilihan kata dan struktur kalimat ia tergolong tidak mampu. Yang bersangkutan memperoleh skor 4 dengan nilai 44,44 tergolong kurang mampu dalam penggunaan bahasa daerah Gorontalo.

Berdasarkan penjelasan tersebut peneliti mendapatkan data yaitu dari 26 yang hadir 23 siswa yang memperoleh nilai13.04% atau 3 siswa dengan kriteria mampu, 65.21% atau 15 siswa dengan kriteria kurang mampu, 21.73% atau 5 siswa dengan kriteria tidak mampu.Dengan demikian bahwa penggunaan bahasa daerah Gorontalo pada siswa kelas IV SDN 4 Telaga Kecamatan TelagaKabupaten Gorontalo, belum efektif.

(13)

13 BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

Untuk menjawab rumusan masalah yang disampaikan pada bab I yakni Bagaimanakah Penggunaan Bahasa Daerah Gorontalo Pada Siswa Kelas IV SDN 4 Telaga Kecamatan Telaga Kabupaten Gorontalo? Maka dapat disimpulkan bahwa: Dilihat dari segi interen penggunaan bahasa daerah Gorontalo pada siswa kelas IV SDN 4 Telaga karena minimnya waktu yang digunakan dalam pembelajaran (satu kali pertemuan) pada komunikasi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru cenderung menggunakan bahasa Indonesia. Dilihat dari segi eksteren antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru hampir tidak terjadi komunikasi dalam bahasa daerah Gorontalo, Ada indikasi bahwa penggunaan bahasa daerah Gorontalo sebagai alat komunikasi baik antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru berangsur-angsur akan hilang.Melihat kesimpulan di atas maka penulis menyarankan: Untuk penggunaan bahasa daerah Gorontalo pada siswa kelas IV SDN 4 Telaga jadwal proses pembelajaran perlu ditingkatkan dalam seminggu dua kali pertemuan, demikian pula buku sumber sebagai penunjang lebih lengkap, di samping itu perlu adanya guru khusus mata pelajaran bahasa daerah Gorontalo atau guru yang profesional khusus untuk itu. Saat di luar proses pembelajaran semestinya sekolah mewajibkan dalam keseharian baik siswa, guru dan karyawan di dalamnya menggunakan bahasa daerah Gorontalo sebagai alat komunikasi agar kesadaran berbahasa tercermin pada sikap, perasaan memiliki bahasa yang pada gilirannya akan menimbulkan kemauan untuk ikut membina dan mengembangkan bahasa tersebut, Sebagai orang tua siswa di lingkungan keluarga dalam keseharian semestinya saat berkomunikasi dengan anak dan keluarga menggunakan bahasa daerah Gorontalo sebagai alat komunikasi sehari- hari hal ini akan mendukung kemampuan anak dalam mengikuti mata pelajaran bahasa daerah Gorontalo di sekolah tersebut.

(14)

14

DAFTAR RUJUKAN

Umar, Salha. (2007). Kajian Bahasa Indonesia (Bahan Ajar) Fakultas Ilmu Pendidikan: Gorontalo.

Tutorial Wikipedia.http://id.wikipedia.org. didownload tanggal31 Maret 2013.

Tutorial Wordpress.http://nellahutasoit.wordpress.com. didownload tanggal19 Februari 2013

Tutorial Wordpress. www.undiksha.ac.id. didownload tanggal 31 Maret 2013

Referensi

Dokumen terkait

Pada ibu hamil dengan kadar hb tidak normal dan melahirkan bayi dengan berat bayi lahir normal bisa disebabkan karena kekurangan hbnya tidak terlalu banyak

Berdasarkan teori, data-data dan penelitian tentang perempuan dalam media di atas, menarik untuk dikaji bagaimana majalah Kartini yang merupakan majalah yang setia pada eksistensi

Free software Perangkat lunak yang dilengkapi dengan kode sumber, dapat digunakan oleh siapa saja dan bebas untuk dikembangkan sendiri oleh pemakai (sepanjang

Kesimpulan: Berdasarkan semua gambaran di atas, disarankan untuk melaksanakan revitalisasi Puskesmas pada pelayanan kesehatan masyarakat dengan memperhatikan azas

Perbandingan berat lantai dan harga D untuk tingkat lantai tertentu tidak boleh berselisih lebih dari 1$  erban berselisih lebih dari 1$  erban tinggi# Gntuk

Pada bab metodologi penelitian dalam sub-bab instrumen penelitian dan pengukuran peneliti membuat norma berdasarkan total skor yang diperoleh oleh data, berikut tabel

Pengembangan media pembelajaran berbicara ini memiliki tujuan untuk memperkaya ilmu pengetahuan, menjadi sumbangan untuk pembelajaran berbicara bahasa Indonesia sebagai

Matahari termasuk salah satu contoh bintang kerana dapat menghasilkan cahaya sendiri. Matahari merupakan bola gas yang sangat panas serta berukuran sangat besar. Matahari