• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI ANALISIS PENGANGKATAN GURU HONORER MENJADI CALON PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK) DI KABUPATEN BANTAENG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI ANALISIS PENGANGKATAN GURU HONORER MENJADI CALON PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK) DI KABUPATEN BANTAENG"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

i

PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK) DI KABUPATEN BANTAENG

Oleh:

NOVA SRI KANTI

Nomor Induk Mahasiswa: 10561 11004 17

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS

MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

(2)

i

ANALISIS PENGANGKATAN GURU HONORER MENJADI CALON PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK) DI

KABUPATEN BANTAENG

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun dan Diajukan Oleh:

NOVA SRI KANTI Nomor Stambuk: 10561 11004 17

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

(3)

ii

Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Bantaeng

Nama Mahasiswa : N o v a S r i K a n t i Nomor Induk Mahasiwa : 105611100417

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyetujui :

Pembimbing 1 Pembimbing 2

Dr. H. Muhlis Madani, M.Si Dr. Abdi, M.Pd

Menyetujui :

Dekan Plt. Ketua Program Studi

Dr. Hj. Ihyani Malik. S.Sos., M.Si NBM. 730727

Dr. Nur Wahid, S.Sos.,M.Si NBM: 991742

(4)

iii

Universitas Muhammadyah Makassar berdasarkan Surat Keputusan DekanFakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadyah Makassar Nomor : 045/FSP/A.4-II/VI/43/2022 sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana dalam Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang dilaksanakan di Makassar pada hari Senin tanggal 27 Juni tahun 2022.

TIM PENILAI

Ketua Sekretaris

Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos., M.Si NBM : 730727

Andi Luhur Prianto, S.IP., M.Si NBM: 992797

TIM PENGUJI

1. Dr. H. Muhlis Madani, M.Si ( )

2. Abdul Kadir Adys, SH., MM ( )

3. Drs. H. Ansyari Mone, M.Pd ( )

4. Dr. Jaelan Usman, M.Si ( )

(5)

iv Nama Mahasiswa : Nova Sri Kanti Nomor Induk Mahasiswa : 105611100417

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar skripsi ini adalah karya saya sendiri dan bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari pemyataan ini tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 21 April 2021

Yang Menyatakan,

Nova Sri Kanti

(6)

v

Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhangga atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Pengangkatan Guru Honorer Menjadi Calon Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Bantaeng.

Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih untuk kedua orang tua saya senantiasa memberi dukungan, perhatian, kasih sayang, doa tulus tanpa pamrih dan selalu memberikan motivasi kepada saya. Penulis menyadari bahwa menyusun skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.ag. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar

2. Ibu Dr. Hj. Ihyani Malik, S.Sos, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos, MPA selaku ketua Program studi Ilmu Administrasi Negara dan Ibu Nurbiah Tahir, S.Sos., M.AP selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar beserta jajarannya.

(7)

vi dapat diselesaikan.

5. Bapak Dr. Anwar Parawangi, M.Si selaku penasehat akademik (PA) yang selalu memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis.

6. Seluruh dosen dan staf pegawai di lingkup Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mengajar dan membantu penulis hingga penulis sampai kejenjang ini.

7. Segenap Keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan bantuan, baik moral maupun materi.

8. Bapak Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, Sekaligus Staf-staf yang telah membantu saya dalam penyusunan tugas akhir

9. Bapak Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber daya Manusia yang telah membantu saya dalam kelancaran penelitian.

Demi kesempurnaan skripsi imi, saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 20 januari 2022

Nova Sri Kanti

(8)

vii

Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Bantaeng (dibimbing Oleh Muhlis Madani dan Abdi)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pengangkatan guru honorer menjadi calon pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja di Kabupaten Bantaeng. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Dari penggunaan metode kualitatif. Pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi.Penelitian ini dilakukan di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng. Informan penelitian ini adalah berjumlah 5 orang . Hasil penelitian menunjukkan pada proses pengangkatan tenaga kerja honorer menjadi calon pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) di Kabupaten Bantaeng telah terlaksana dengan baik, sesuai dengan indikator yang di paparkan oleh peneliti yaitu mengidentifikasi jabatan yang kosong, mencari informasi jabatan melalui analisis jabatan, menentukan calon yang tepat, memilih metode-metode rekrutmen yang paling tepat, memilih calon yang dianggap memenuhi persyaratan jabatan, menyaring kandidat, membuat penawaran kerja, mulai bekerja. Dimana proses pengangkatan tersebut sudah dilaksanakan sesuai dengan aturan-aturan pemerintah, Meskipun hasil dari pengangkatan tersebut belum mampu mengurai tenaga honorer secara drastis.

Kata kunci: pengangkatan guru honorer, PPPK

(9)

viii

HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN AKHIR ... ii

HALAMAN PENERIMAAN TIM ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar belakang... 1

B. Rumusan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Penelitian... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 8

A. Penelitian Terdahulu ... 8

B. Teori dan Konsep ... 12

C. Kerangka Pikir ... 29

D. Fokus Penelitian ... 30

E. Defenisi Fokus Penelitian ... 30

BAB III METODE PENELITIAN ... 32

A. Waktu dan Tempat Penelitian ... 32

B. Jenis dan Tipe Penelitian... 32

C. Informan... 33

D. Teknik Pengumpulan Data... 34

E. Teknik Analisis Data... 35

F. Teknik Pengabsahan Data ... 35

(10)

ix

C. Pembahasan... 72

BAB V PENUTUP... 82

A. Kesimpulan ... 82

B. Saran... 83

DAFTAR PUSTAKA ... 85

LAMPIRAN... 88

(11)

x

Tabel 2 Informan penelitian ...33

Tabel 3 Pembagian Tabel wilayah administrative di Kabupaten Bantaeng...38

Tabel 4 Jumlah penduduk menurut kecamatan dan agama yang dianut...39

Tabel 5 Lampiran pengumuman seleksi pengadaan calon PPPK ...53

Tabel 6 Daftar nilai ambang batas seleksi kompetensi ...65

Tabel 7 Jumlah guru honorer yang lulus PPPK ...90

(12)

xi

Gambar 2 Struktur Organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bantaeng… 43 Gambar 3 Alur Tahapan Seleksi PPPK untuk JF Guru………..………89

(13)

1 A. Latar Belakang

Dalam sebuah organisasi, sumber daya manusia memiliki peran dan fungsi prioritas tinggi yang tidak dapat digantikan oleh sumber daya lainnya. Mencari sumber daya yang berkualitas, yaitu dengan cara rekrutmen untuk terwujudnya suatu tujuan. Rekrutmen adalah proses mencari, menemukan dan menarik pelamar kerja dalam suatu organisasi (Fajri & Abidin, 2017).

Menurut Artisa (2014), sumber daya manusia merupakan salah satu faktor penting yang mendukung keberadaan birokrasi, namun pada kenyataannya masih banyak ditemukan permasalahan, seperti rendahnya kemampuan staf, yang berdampak pada kinerja birokrasi secara keseluruhan. Dengan adanya permasalahan SDM birokrasi maka harus menjadi agenda mendesak bagi pemerintah untuk membentuk birokrasi yang profesional dan bertanggung jawab.

Disahkannya UU No.5 Tahun 2014 telah memberikan angin segar bagi reformasi sumber daya manusia birokrasi. Secara umum, undang-undang berupaya membentuk sistem yang dapat mengoptimalkan potensi sumber daya manusia untuk mencapai tujuan birokrasi. Hal ini dapat dicapai dengan mendefinisikan kembali peran manajemen sumber daya manusia. Undang-undang tersebut menjabarkan berbagai hal terkait pengawasan sumber daya manusia birokrasi, termasuk pegawai tidak tetap atau Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dalam undang-undang (Artisa, 2014).

(14)

Menurut Fahran (2020), keberadaan PPPK didasari oleh kebutuhan pemerintah untuk mendapatkan pegawai dengan kemampuan khusus yang dimiliki oleh non-PNS, namun pada kenyataannya pengadaan PPPK yang mengikuti ujian pada awal 2019 ini merupakan pegawai honorer yang bekerja di Departemen dibidang guru, kesehatan, atau dokter/perawat dan penyuluh pertanian, posisi ini juga dipegang oleh PNS saat ini. Dalam menjalankan UU ASN dibentuk turunannya yaitu PP Manajemen PPPK dan juga Perpres Jenis Jabatan yang dapat dijabat oleh PPPK.

Selanjutnya apabila dikaitkan dengan pengangkatan PPPK dengan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu, berarti kedudukan PPPK adalah Pegawai Pemerintah yang mempunyai kekuatan hukum terhadap perjanjian kerja tersebut.

Perjanjian Kerja PPPK merupakan hubungan hukum yang mengikat antara Pegawai Pemerintah non-PNS dengan Pemerintah yang mempekerjakannya (Ramadhani &

Joesoef, 2020).

Kata kunci dalam undang-undang ASN mengingat lahirnya PPPK adalah bahwa ASN sendiri merupakan profesi yang berkewajiban mengelola dan mengembangkan diri serta bertanggung jawab atas segala kinerja. Manajemen ASN tentunya membutuhkan keahlian dan kemampuan khusus dalam bekerja. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa pekerja professional tentu saja merupakan pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh tenaga khusus yang cakap dan benar-benar siap untuk melaksanakan pekerjaannya, Ada kekhususan, keistimewaan dan keutamaan yang mengindefikasi bahwa PPPK bukan hanya sebagai wadah yang

(15)

akan diisi secara otomatis oleh para pegawai tidak tetap atau pegawai honorer sebelumnya. (Qomarani & Program, 2020).

Menurut Juliani (2019), ketersediaan SDM Aparatur merupakan faktor penting dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dalam pelayanan publik yang cepat, akurat dan profesional. Hal ini penting dalam memajukan penyelenggaraan pemerintah, namun karena kurangnya sumber daya manusia pegawai negeri sipil, Pejabat Pemerintah menggunakan kebijaksanaannya dengan merekrut pegawai tidak tetap (honorer/kontrak). Kedua, sesuai peraturan Pemerintah Nomor 49 tentang pengelolaan PPPK tahun 2018, Pejabat Pemerintah tidak bisa lagi menggunakan diskresinya dalam merekrut pegawai tidak tetap/non-PNS.

Menurut Wulandari (2018), pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) memiliki hubungan hukum perdata atau hubungan hukum kontak. Oleh karena itu, perbedaan antara pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) adalah hubungan hukum. Karena dengan hubungan hukum yang berbeda, tentunya aturan yang berlaku bagi pegawai negeri sipil tidak berarti berlaku juga bagi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) bukan pegawai tetap, tetapi waktu dibatasi oleh perjanjian kerja. Hal ini sejalan dengan ketentuan pasal 1 Ayat UU ASN bahwa PPPK adalah warga Indonesia yang memenuhi persyaratan tertentu, yang diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas pemerintah. Dalam undang-undang tersebut mengatur bahwa pengelolaan PNS dan PPPK dilakukan dengan sistem kinerja.

Sistem ini mengacu pada kondisi dimana pegawai harus memenuhi keahlian atau

(16)

kemampuannya untuk menduduki posisi atau jabatan tertentu, melalui penerapan merit system, PPPK diharapkan dapat mendukung kinerja birokrasi. Hal-hal tersebut akan menimbulkan rasa ingin tahu masyarakat tentang bagaimana PPPK diatur undang-undang ini (Artisa, 2014).

Menurut Musarofah & Taufiq (2018), jumlah tenaga honorer yang ingin menjadi PNS semakin meningkat dari tahun ke tahun, dan tidak semua tenaga honorer yang terdaftar dapat menjadi PNS. Jumlah pendaftar yang cukup banyak akan tetapi jumlah pegawai negeri sipil yang dibutuhkan untuk memenuhi setiap formasi memiliki batasan.

Permasalahan honorer yang selama ini merupakan permasalahan kepegawaian dinegara kita, dimana pegawai tidak tetap/honorer/kontrak banyak tersebar di instansi pemerintah baik dipusat maupun di daerah. Mereka telah bekerja selama bertahun-tahun, walaupun dengan berdasar pada kontrak yang diperbarui setiap tahun, dengan beban kerja yang relatif sama dengan PNS.

Pantauan SINDOnews, sedikitnya 200 honorer kategori 2 (K2) berunjuk rasa di depan kantor Bupati Bantaeng, Senin (17/09/2018). Mereka mendesak Bupati Bantaeng merekomendasikan mereka untuk menjadi CPNS kepada Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) . Massa aksi yang berunjuk rasa mendapatkan pengawalan ketat aparat Polre Bantaeng dan Satpol PP Bantaeng. Lokasi unjuk rasa selain di depan kantor Bupati juga di depan gedung DPRD Kabupaten Bantaeng. Syamsir salah satu peserta yang mengungkapkan Tenaga honorer K2 itu sudah banyak yang diatas 35 tahun umurnya, jadi kalau aturan Meenpan RB itu diikuti maka Tenaga Honorer K2

(17)

nantinya mau diapakan, ia pun meminta agar K2 yang umurnya diatas 35 tahun diangkat tanpa melalui persyaratan yakni mengikuti CPNS yang akan berlangsung pada bulan oktober 2018 mendatang (Majid, 2018)

Anggota DPRD Bantaeng kembali sindir kesejahteraan guru honorer, hal itu disampaikan oleh anggota fraksi PKS suardi. Menurut Suardi kesejahteraan guru honorer sangat penring, sebab selama ini guru honorer sangat berperan aktif dalam membantu guru yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS). Menurutnya bahwa upah bagi para tenaga honorer guru di Bantaeng saat ini sangat memprihatinkan yang hanya dibayar sebanyak Rp. 2.500 perjam yang diambil dari dana bos.

Sementara itu Kabid Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Budaya Bantaeng, Miftahuddin menerima saran dan rekomendasi anggota dewan, namun menurutnya masukan itu telah di lakukan oleh Pemerintah Daerah (Vina, 2017)

Wakil Bupati Bantaeng, Sahabuddin berjanji akan memperjuangkan guru Non PNS menjadi Guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) pada tahun 2021. Hal tersebut diungkapkan dalam rangka Hari ulang Tahun PGRI ke-75 dan Hari Guru Nasional 2020, Rabu (25/11/2020). Sahabuddin mengungkapkan pada tahun 2021, akan berkomitmen memperjuangkan guru-guru honorer melalui seleksi yang demokratis bagi guru-guru non-PNS menjadi guru ASN PPPK dengan kouta cukup besar sesuai dengan kebutuhan masing-masing daerah. Dikatakannya, guru adalah profesi mulia dan terhormat. Berbagai upaya di tempuh untuk mencapai menempatkan guru pada posisi itu (Syamsuddin, 2020)

Di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, telah diusulkan formasi CPNS dan PPPK untuk memenuhi kebutuhan pegawai di 34 Organisasi Perangkat Desa

(18)

(OPD). Disebutkan khusus untuk penerimaan calon guru melalui jalur PPPK yang diusulkan sebanyak 492 orang. Jumlah itu mengacu pada guru yang terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (DAPODIK). Hal itu juga sesuai dengan kouta untuk Bantaeng yang diterima dalam program pengangkatan satu juta guru. “Untuk P3K untuk khusus guru memang sudah jelas semua guru yang terdaftar di Dapodik itu kita daftar sebagai calon guru PPPK jumlahnya 492 orang, “ tuturnya. “Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Kabar Baik! 34 OPD di Bantaeng Usulkan Formasi CPNS, Khusus PPPK Tak Dibuka untuk Umum”.

Dengan dilakukannya Manajemen Pemerintah dengan Perjanjian Kerja ini, dimana nantinya PPPK ini di Kabupaten Bantaeng akan berbeda sekali dengan tenaga honorer saat ini, contohnya saja guru yang bukan PPPK seringkali digaji tidak layak, padahal tugas mereka sudah cukup berat yaitu sebagai pendidik anak bangsa. Namun dengan adanya PPPK/P3K Bantaeng ini nantinya akan memberikan kesempatan kepada guru tenaga kerja honorer yang kompoten. Kabarnya besaran gaji untuk PPPK/P3K Bantaeng sebesar UMR di tambah tunjangan yang setara dengan PNS, bedanya PPPK Bantaeng dengan PNS yaitu terletak pada tidak adanya jaminan hari tua atau pensiunan.

Berdasarkan fenomena-fenomena diatas penulis tertarik untuk meneliti mengenai “Analisis Pengangkatan Guru Honorer Menjadi Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Bantaeng.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dapat diangkat rumusan masalah yang akan diidentifikasi dalam penelitian ini

(19)

adalah Bagaimana langkah-langkah pengangkatan guru honorer menjadi calon pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) di Kabupaten Bantaeng?

C. Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana langkah-langkah pengangkatan guru honorer menjadi calon pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) di Kabupaten Bantaeng.

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:

1. Kegunaan Secara Teoritis, untuk mengembangkan kemampuan berpikir melalui penulisan karya ilmiah dalam menganalisa suatu permasalahan serta menambah wawasan pembaca sekaligus menerapkan segala ilmu yang penyusun terima di Jurusan Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Secara Praktis bahwa hasil penelitian bagi pemerintah Kabupaten Bantaeng, dan bahan masukan untuk Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) se- Kabupaten Bantaeng dalam hal melindungi profesi SKPD dari praktik layanan pemerintah yang tidak Kompeten.

(20)

8 A. Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian-penelitian terdahulu yang relevan dalam mendukung penelitian ini, diantaranya:

1. Ida Ayu Putri Wulandari (2018), yang melakukan penelitian mengenai

“Kedudukan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Berdasarkan undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara”. Dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, memahami dan memberikan kontribusi keilmuan terkait perkembangan hukum administrasi negara yang berkaitan dengan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja dalam sistem kepegawaian di Indonesia. Adapun tujuan khusus penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memahami kedudukan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja dalam sistem kepegawaian di Indonesia serta mengetahui perlindungan hukum bagi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kedudukan hukum PPPK yaitu sebagai unsur aparatur sipil negara yang bebas dari intervensi semua golongan. PPPK memiliki kewajiban yang sama dengan PNS sebagai Pegawai ASN, namun PPPK memperoleh hak yang berbeda dengan PNS.

Perbedaan hak tersebut terletak pada hak memperoleh fasilitas, jaminan pensiun, dan jaminan hari tua yang tidak diperoleh oleh PPPK.

2. Henny Juliani (2019), yang melakukan penelitian mengenai “Diskre Dalam Rekrutmen Pegawai Non Pegawai Negeri Sipil Setelah pemberlakuan

(21)

pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja”. Dimana Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui akibat hukum yang timbul dari diskresi Pejabat Pemerintahan dalam perekrutan pegawai tidak tetap/non-PNS (honorer/kontrak) setelah berlakunya PP Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen PPPK. Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis normatif, spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitis. Terdapat ketentuan tentang larangan perekrutan Pegawai tidak tetap/non-PNS untuk mengisi jabatan ASN di instansi pemerintahan.

Oleh karena itu diskresi tidak dapat lagi digunakan untuk memenuhi kebutuhan pegawai, namun dapat dilakukan melalui usul formasi CPNS dan/atau PPPK. Pegawai tidak tetap/nonPNS masih tetap melaksanakan tugas paling lama 5 (lima) tahun dan dapat diangkat menjadi PPPK apabila memenuhi persyaratan yang diatur dalam PP Nomor 49 Tahun 2018.

3. Dedy Suhendra (2017), yang melakukan penelitian mengenai “Rekrutmen Dan Pengangkatan Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) Menurut undang-undang Nomor 5 Tahun 2014” Kesimpulan dari penelitian ini adalah Dasar hukum pengangkatan PPPK berpedoman pada UUD 1945, UU No.43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang telah diganti dengan UU No.5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara, PP No.78 Tahun 2013 Tentang Perubahan Kedua atas PP No.98 Tahun 2000 Tentang Pengadaan Pegawai Negeri Sipil, dan Peraturan Kepala BKN No.9 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai

(22)

Negeri Sipil. Proses / Mekanisme pengangkatan PPPK dilakukan melalui tahapan perencanaan , pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pemgumuman hasil seleksi, dan pengangkatan menjadi PPPK. Kemudian untuk menjadi CPNS, PPPK harus mengikuti semua proses seleksi yang dilaksanakan bagi CPNS. Pengangkatan PPPK menjadi CPNS merupakan proses kegiatan pengisian formasi yang lowong dimulai dari perencanaan, penetapan nama yang akan diangkat, seleksi administrasi, ujian tertulis, penetapan Nomor Identitas Pegawai Negeri Sipil (NIP) sampai dengan pengangkatan menjadi CPNS.

Tabel. 1 Penelitian Terdahulu

NO JUDUL DAN NAMA PENELITI PENJELASAN

1. Kedudukan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) Berdasarkan undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara

Oleh: Ida ayu putri wulandari (2018)

Metode penelitian ini menggunakan metode penulisan hukum normatif dan menggunakan pendekatan perundangan dan pendekatan analissi konsep hukum, Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui dan memahami kedudukan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK)

(23)

dalam sistem kepegawaian di Indonesia.

2. Diskre dalam rekrutmen pegawai Non Pegawai Negeri Sipil setelah pemberlakuan pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja

Oleh: Henny Juliana (2019)

Metode penelitian ini menggunakan yuridis normatif, Spesifikasi penelitian menggunakan deskriptif analitis. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui akibat hukum yang timbul dari diskresi pejabat Pe merintahan dalam perekrutan pegawai tidak tetap/non-PNS (honorer/kontrak) setelah berlakunya PP Nomor 49 tahun 2018 tentang Manajemen PPPK.

3. Rekrutmen dan Pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian kerja (PPPK) Menurut undang-undang Nomor 5 Tahun 2014

Oleh: Dedy Suhendra

Untuk mengetahui dasar hukum rekrutmen dan pengangkatan PPPK, serta proses/mekanisme pengangkatan PPPK menurut undang-undang No. 5 Tahun 2014

(24)

Dari beberapa penelitian mengenai topik yang berkaitan dengan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), maka yang membedakan penelitian saya dengan penelitian terdahulu adalah dari lokus penelitiannya sudah tentu berbeda, kemudian teori yang saya gunakan dan judul penelitian yang berbeda. Di penelitian saya membahas tentang langkah-langkah pengangkatan Pegawai pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), sedangkan penelitian terdahulu membahas tentang hukum dan kedudukan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

B. Teori dan Konsep

1. Konsep Dasar Sumber Daya Manusia a. Defenisi Sumber Daya Manusia

Menurut Samsuni (2017), manajemen sumber daya manusia adalah suatu rencana untuk mengatur, melaksanakan, dan mengendalikan sumber daya manusia dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sebagai salah satu sumber daya yang ada dalam organisasi, sumber daya manusia memegang peranan penting dalam keberhasilan terwujudnya tujuan organisasi. Berhasil tidaknya tergantung pada kemampuan sumber daya manusia dalam menjalankan tugas dan fungsinya.

Sumber daya manusia, sebagai salah satu sumber daya dalam organisasi, merupakan kunci keberhasilan tujuan organisasi. Keberhasilannya tergantung pada kemampuan sumber daya manusia dalam menjalankan tugas dan

(25)

fungsinya, karena manusia menjadi prencana, pelaku dan sekaligus menentukan tujuan organisasi.

b. Tujuan Manajemen Sumber Daya Manusia

Menurut Sukrisna & Azhari (2017), adapun tujuan utama dari manajemen sumber daya manusia adalah untuk meningkatkan kontribusi sumber daya manusia (karyawan) terhadap organisasi dalam rangka mencapai produktivitas organisasi yang bersangkutan. Sedangkan Werther dan Davis menyatakan bahwa tujuan manajemen sumber daya manusia itu meliputi beberapa tujuan, yaitu:

1) Kemasyarakatan, setiap organisasi apapun tujuannya, harus mengingat akibat bagi kepentingan masyarakat umum, di samping itu aspek etika dan atau moral dari produk yang dihasilkan suatu organisasi

2) Tujuan Organisasi (Organization objective); Untuk mengenal bahwa manajemen sumber daya manusia itu ada, perlu memberikan kontribusi terhadap pendayagunaan organisasi secara keseluruhan.

3) Tujuan Fungsional (Functional objective); Secara fungsional manajemen sumber daya manusia adalah untuk memelihara kontribusi bagian-bagian lain agar mereka (sumber daya manusia dalam tiap bagian) melaksanakan tugasnya secara optimal.

4) Tujuan Pribadi (Personel objective); Kepentingan personal atau individual dalam organisasi juga harus diperhatikan oleh setiap manajer, terutama manajemen sumber daya manusia, dan harus diarahkan dengan tujuan

(26)

organisasi secara keseluruhan. Dengan demikian tujuan personal atau individual setiap anggota organisasi harus diarahkan pula untuk tercapainya tujuan organisasi. untuk diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik.

c. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia

Adapun fungsi dari manajemen sumber daya manusia meliputi : a) Perencanaan

Perencanaan adalah merencanakan tenaga kerja secara efektif serta efisien agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan dalam membantu terwujudnya tujuan. Perencanaan dilakukan dengan menetapkan program kepegawaian.

b) Pengorganisasian

Pengorganisasian adalah kegiatan untuk mengorganisasikan semua karyawan dengan menetapkan pembagian kerja, hubungan kerja, delegasi wewenang, integradisan koordinasi, dalam bagan organisasi. Karena organisasi hanya merupakan alat untuk mencapai tujuan.

c) Pengarahan

Pengarahan adalah kegiatan mengarahkan semua karyawan, agar mau bekerja sama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu tercapainya tujuan perusahaan, karyawan dan masyarakat.

(27)

d) Pengadaan

Pengadaan adalah proses penarikan, seleksi, penempatan orientasi, dan induksi untuk mendapatkan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Menurut Ahmad (2011), adapun aspek lain dari manajemen sumber daya manusia adalah perannya dalam mencapai tujuan perusahaan secara terintegrasi. Manajemen sumber daya manusia tidak hanya memperhatikan kepentingan perusahaan, tetapi juga lebih memperhatikan kebutuhan karyawan dan pemilik, serta kebutuhan social yang lebih luas. Peran manajemen sumber daya adalah untuk menggabungkan atau mengintegrasikan tiga kepentingan perusahaan,, karyawan dan masyarakat luas untuk menciptakan manfaat, efesiensi, produktivitas, dan kinerja perusahaan.

2. Konsep Rekrutmen a) Defenisi Rekrutmen

Menurut Suhendra (2017), rekrutmen adalah serangkaian kegiatan untuk menemukan dan menarik pelamar kerja dengan motivasi, kemampuan, keterampilan, dan pengetahuan yang diperlukan untuk menutupi kekurangan yang diidentifikasi dalam rencana kepegawaian. Kegiatan rekrutmen dimulai saat kandidat dicari dan berakhir saat lamaran diajukan. Melalui rekrutmen, individu dengan keterampilan yang dibutuhkan didorong untuk melamar posisi kosong di perusahaan atau organisasi.

(28)

Rekrutmen dan Pengangkatan Pegawai dengan Perjanjian Kerja merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mengupayakan sumber daya yang berkualitas, sehingga pelaksanaanya memerlukan aturan hukum yang jelas. Rekrutmen bertujuan untuk memberikan penentuan bagi pelamar atau calon pekerja yang mungkin memenuhi syarat, (Suhendra, 2017).

Sebelum perekrutan, formasi yang digunakan harus di perjelas. Karena dengan formasi ini dapat ditentukan jumlah dan komposisi tenaga kerja yang dibutuhkan. Ini harus dimulai dengan analisis kebutuhan tenaga kerja, yang sama pentingnya sebelum merekrut. Tujuan dari analisis permintaan tenaga kerja adalah untuk membuat setiap angkatan kerja yang ada memiliki pekerja spesifik yang jelas.

Analisis jabatan merupakan bagian yang sangat trategis dalam rangka memperjelas antar karyawan, bahwa belum tentu nama jabatan yang sama mempunyai konsekuensi pekerjaan yang sama persis dan penggolongan jabatan secara umum yang berbeda yang punya indenfikasi memperluas cakupan pekerjaannya. Dengan adanya analisis jabatan ini dapat memperjelas setiap jabatan.

Menurut Marnisah & Zamzam (2021) Analisis jabatan adalah kegiatan yang menciptakan landasan atau pedoman untuk merekrut dan menempatkan karyawan. Oleh karena itu, kegiatan perancanaan sumber daya manusia tidak dapat dipisahkan oleh analisis jabatan. Analisis jabatan adalah kegiatan menganalisis setiap jabatan/pekerjaan, sehingga juga akan memberikan gambaran tentang spesifikasi jabatan tertentu. Analisis jabatan sistematis

(29)

meliputi kegiatan mengumpulkan, mengevaluasi dan mengorganisasikan pekerjaan/jabatan. Informasi yang dikumpulkan melalui analisis jabatan memainkan peran penting dalam perancanaan sumber daya manusia karena penyediaan data tentang kondisi pekerjaan dan lingkungan kerja.

Menurut Setiana (2019:41) Analisis jabatan atau Job Analysis merupakan alat utama yang digunakan untuk mengumpulkan data pekerjaan atau jabatan.

Proses Job Analysis ini akan menghasilkan dua kumpulan data yaitu kumpulan data Deskripsi Jabatan (Job Description) dan Spesifikasi Jabatan (Job Spesification). Kedua kumpulan data ini diperlukan Manajer SDM untuk menentukan orang yang tepat untuk mengisi lowongan-lowongan pekerjaan yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga dapat menempatkan orang yang benar pada posisi atau jabatan yang tepat.

Deskripsi Jabatan dan spesifikasi Jabatan merupakan bagian penting dalam analisis jabatan. Informasi yang jelas dan akurat dapat membantu organisasi dan pekerja untuk mengatasi berbagai tantangan pada saat calon pekerja tersebut resmi menjadi karyawan pada perusahaan yang bersangkutan.

1) Deskripsi Jabatan (Job Description)

Deskripsi jabatan atau Job Description adalah uraian yang mencakup pekerjaan dasar suatu jabatan yang termasuk tugas, wewenang, tanggung jawab, dan informasi-informasi penting lainnya yang melekat pada jabatan tersebut. Contoh informasi-informasi dalam deskripsi jabatan tersebut diantaranya seperti nama jabatan, lingkungan dan lokasi pekerjaan, informasi

(30)

pelaporan, ringkasan pekerjaan, sifat pekerjaan, tujuan pekerjaan, tugas-tugas yang harus dilakukan, kondisi kerja, mesin dan peralatan yang akan digunakan serta bahaya dan resiko yang terlibat didalamnya

2) Spesifikasi Jabatan (Job Specification)

Spesifikasi Jabatan (Job Specification) atau juga dikenal dengan spesifikasi karyawan adalah pernyataan tertulis tentang kualifikasi Pendidikan, tingkat pengalaman, kualitas khusus, keterampilan fisik, emosional, teknis dan kemampuan komunikasi yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dan tanggung jawab yang terlibat dalam pekerjaan.

Spesifikasi Jabatan ini juga mencakup kesehatan umum, kesehatan mental, kecerdasan, bakat, bakat, daya ingat, keterampilan kepemimpinan, kemampuan beradaptasi, kemampuan emosional, flesibilitas, perilaku, kreativitas, etika dan lain sebagainya.

b) Langkah-langkah rekrutmen

Langkah-langkah Pelaksanaan Rekrutmen Menurut Samsudin (2006:90) langkah yang umumnya dilakukan dalam pelaksanaan rekrutmen adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi jabatan yang kosong

Ketika perusahaan memiliki jabatan pekerjaan yang baru, karyawan tersebut dipindahkan atau dipromosikan ke jabatan lain, mengajukan permohonan pengunduran diri, PHK atau karena rencana untuk pensiun.

(31)

2. Menentukan calon yang tepat

Jika persyaratan sudah diatur, maka langkah selanjutnya adalah menemukan “posisi” kandidat yang tepat untuk dicari. Ada dua acara untuk mencari kandidat, yaitu dari dalam perusahaan atau dari luar perusahaan. Jika diambil dari dalam perusahaan maka kebutuhan masa depan karyawan telah direncanakan, dan karyawan yang ada dapat dipindahkan atau di promosikan.

Jika pelamar berasal dari luar perusahaan, maka perlu dipertimbangkan dengan cermat rekrutmen yang benar untuk mendapatkan pelamar yang tepat.

3. Memilih metode-metode rekrutmen yang paling tepat

Ada banyak cara yang bias dipilih perusahaan saat melakukan rekrutmen, seperti iklan, perusahaan pencari kerja, dan Lembaga Pendidikan. Perusahaan dapat memilih lebih dari satu metode, tergantung keadaan dan kondisi yang terjadi.

4. Memilih calon yang dianggap memenuhi persyaratan jabatan.

Mengumpulkan pelamar yang dianggap memenuhi persyaratan pekerjaan, mengumpulkan berkas mereka, dan meminta mereka mengisi formulir aplikasi pelamar yang disediakan untuk di proses di tahap seleksi.

5. Menyaring kandidat

Prosedure pemilihan diperlukan dalam situasi berikut:

a) Melaksanakan tugas pada posisi yang akan diisi melalui karakteristik fisik dan fisikologis tertentu, yang tidak dimiliki oleh semua orang.

(32)

b) Ada lebih banyak kandidat yang tersedia daripada jumlah posisi yang akan diisi. Beberapa Teknik seleksi yang sering digunakan adalah formulir lamaran, biodata, referensi, dan rekomendasi, wawancara, tes kemampuan dan kepribadian, tes fisik/fisiologis, dan tes simulasi pekerjaan.

6. Membuat penawaran kerja

Setelah mempertimbangkan hasil seleksi dan menentukan kandidat terbaik untuk posisi tertentu, kemudian memberikan kesempatan kerja, termsuk memperiapkan perjanjian kerja, pengenalan mendalam tentang peraturan perusahaan, dan kondisi kerja, dan memastikan bahwa kandidat akan mulai kerja. Hal terpenting dalam tahap ini adalah petugas rekrutmen harus menyiapkan kandidat cadangan untuk berjaga-jaga kalua kandidat pertama menolak tawaran kerja atau terjadi hal

7. Mulai bekerja

Ketika seorang calon sudah menjadi pegawai, yang bersangkutan masih membutuhkan bantuan agar dapat bekerja dengan sebaik-baiknya dan bekerja dalam waktu yang lama. Penting juga untuk secara teratur memantau dan mengevaluasi kinerja karyawan dan memberikan mereka pelatihan dan pengembangan.

(33)

c. Dasar Hukum Rekrutmen

Menurut Suhendra (2017), Indonesia ialah Negara yang berdasarkan atas hukum, negara hukum secara sederhana adalah negara yang menempatkan hukum sebagai dasar kekuasaan negara dan penyelenggaraan kekuasaan tersebut dalam segala bentuknya dilakukan di bawah kekuasaan hukum Sebagai negara hukum, setiap penyelenggaraan urusan pemerintahan haruslah berdasarkan pada hukum yang berlaku.

Untuk masalah kepegawaian, termasuk mengenai pengangkatan PPPK, pemerintah berpedoman pada: UndangUndang Dasar Republik Indonesia 1945, Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian yang telah diganti dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara (ASN), peraturan pemerintah No. 78 Tahun 2013 tentang perubahan kedua atas peraturan pemerintah No. 98 Tahun 2000 Tentang pengadaan Pegawai Negeri Sipil, dan Peraturan Kepala BKN No.

9 Tahun 2012 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil. Keberadaan konsentrasi pengelolaan kepegawaian ini secara filosofis adalah untuk melayani masyarakat dan meningkatkan pembangunan negara. Pemerintah dalam memenuhi pelayanan masyarakat secara menyeluruh sangatlah diakui keterbatasannya sehingga pemerintah memberikan beberapa ruang kebijakan khusus dalam mengantisipasi kekurangannya, misalnya dengan terbatasnya jumlah Pegawai Negeri Sipil maka pemerintah memberikan kewenangan kepada pejabat yang berwenang

(34)

untuk memperbantukan masyarakat yang memenuhi kualifikasi untuk diangkat menjadi Pegawai Tidak Tetap (Suhendra, 2017).

d. Tujuan Rekrutmen

Tujuan dari rekrutmen adalah untuk memperkuat basis profesionalisme dan kompotensi dalam penyelenggaraan birokrasi. Dengan kata lain maksudnya PPPK dalam ASN diharapkan dapat mendorong percepatan atau akselerasi dalam menciptakan profesionalisme dan peningkatan kompotensi.

PPPK bukanlah PTT, honorer atau TKK yang berganti baju. Bahkan menurt effendi (2014), Jabatan-jabatan yang biasa diisi oleh PPPK adalah jabatan fungsional tertentu, seperti guru, dosen, dokterm tenaga medis dan peneliti dan lain sebagainya. Namun demikian karena belum adanya persamaan pesepsi dan pengertian terkait PPPK di kalangan birokrasi pada umumnya dan pengelolaan kepegawaian padak hususnya baik itu di tingkat pusat maupun daerah, maka PPPK ini dianggap sebagai baju baru dari PPT, honorer, atau TKK. Persepsi ini lebih meguat di lingkungan pemerintah daerah karena informasi atau sosialisasi mengenai UU ASN yang belum di laksanakan secara maksimal. Dalam tulisan ini mencoba untuk membahas mengenai pengertian PPPK, peran strategis yang diemban oleh PPPK , serta jabatan strategis ASN yang dapat diisi oleh PPPK (Putranto, 2015).

3. Konsep Tenaga Honorer

Pegawai honorer adalah seseorang yang diangkat oleh pejabat Pembina kepegawaian atau pejabat lain dalam pemerintahan untuk melaksanakan tugas

(35)

tertentu pada instansi pemerintah atau yang penghasilannya menjadi beban Anggaran Pendapatan dan belanja Negara atau Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Pasal 1 Angka 1 Pemerintaha Nomor 48 Tahun 2005).

Penerapan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 mempengaruhi kedudukan dan perlindungan hukum bagi tenaga honorer sebab dalam ketentuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 istilah tenaga honorer dihapus. Adapun istilah baru bagi tenaga honorer yaitu Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) yang mana memiliki hak yang lebih manusiawi daripada ketentuan sebelumnya.

Keluarnya Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 diharapkan mampu menjadi sebuah perubahan yang signifikan terutama di lingkungan kepegawaian, apalagi terkait pegawai tidak tetap. Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 keluar sebagai upaya untuk memberikan jaminan kepada pegawai tidak tetap agar hak-haknya terpenuhi seperti pemberian gaji yang adil dan rata, perlindungan yang layak sesuai dengan aturan ketenagakerjaan. Terkait untuk masalah gaji dan tunjangan, pemerintah setidaknya memberikan gaji minimal sesuai dengan UMK dari masing – masing daerah, sebab UMK merupakan nominal gaji yang paling minimum untuk diberikan kepada pekerja sesuai dengan kebutuhan hidup pekerja. Jika hal ini dilakukan pemerintah maka akan lebih menjamin hak- hak dari pegawai tidak tetap yang ada di instansi pemerintah di daerah dan lebih meningkatkan semangat kerja dari pegawai tidak tetap tersebut (Saputro 2014).

(36)

4 Mekanisme Pengangkatan Tenaga Honorer menjadi Calon PPPK

Sejak terbitnya UU-ASN, maka kemudian mucul jenis pegawai pemerintah yang baru yaitu PPPK yang merupakan pegawai pemerintah yang masa kerjanya ditentukan sesuai dengan perjanjian kerja antara pegawai yang bersangkutan dengan PPPK. Masa kerja tersebut dapat diperpanjang sesuai dengan penilaian kinerja pegawai yang bersangkutan,

Menurut Suhendra (2017), Pengadaaan calon PPPK merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pada instansi tertentu yang dilakukan melalui tahapan perencanaan, pengumuman lowongan, pelamaran, seleksi, pengumuman hasil seleksi, dan pengangkatan menanjadi calon PPPK.

Tahapan pelaksanaan pengangkatan identik dengan penetapan kebutuhan dan pengadaan CPNS, artinya tahapan yang dilakukan baik dalam penetapan kebutuhan dan pengadaan PPPK identik dengan atau sama dengan tahapan yang dilakukan dalam tahapan penetapan kebutuhan dan pengadaan Calon Pegawai Negeri Sipil. Dalam hal ini, masing-masing satuan organisasi harus megajukan kebutuhannya terlebih dahulu ke Kementrian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan selanjutnya setelah mendapat pertimbangan teknis dari Badan Kepegawaian Negara dan Kementrian Keuangan (Juliani, 2021).

Pasal 4 Perpres Nomor 38 Tahun 2020 menyebutkan menyebutkan kriteria JF yang dapat diisi oleh PPPK, yaitu sebagai berikut: a). Jabatan yang kompetensinya tidak tersedia atau terbatas di kalangan PNS; b). Jabatan yang diperlukan untuk percepatan peningkatan kapasitas organisasi; c).

(37)

Jabatan yang diperlukan untuk percepatan pencapaian tujuan strategis nasional; d). Jabatan yang mensyaratkan sertifikasi teknis dari organisasi profesi; e). bukan Jabatan di bidang rahasia negara, pertahanan, keamanan, pengelolaan aparatur negara, kesekretariatan negara, pengelolaan sumber daya alam, pengelolaan keuangan negara, kesekratarian negara, pengelola sumber daya alam, pengelolaan keuangan negara, dan hubungan luar negeri;

f). bukan jabatan yang menurt ketentuan Undang-undang, peraturan Pemerintah, dan Peraturan Presiden harus diisi oleh PNS (Hasibuan, 2019).

PPPK diangkat dengan basis utama kompotensi, dan kinerja.

Pembentukan PPPK bertujuan menciptakan kerja baru dikalangan birokrat yang meletakkan pengangkatan, pengisian, jabatan, pemberiaan kompensasi yang dimiliki, bersifat kompetetif, dan berbasis kinerja (Prasojo, 2014).

Prosedur mengenai pengangkatan pengangkatan tenaga honorer eks Kategori 2 prinsip pelaksanaan sama dengan umum, hanya untuk saat ini dikhususkan untuk tenaga honorer eks Kategori 2 didasarkan pada Peraturan Mentri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 tentang pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja untuk Guru, Dosen, Tenaga Kesehatan dan penyuluhan Pertanian dan dalam pelaksanaanya melihat juga Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2019 tentang petunjuk Teknis apengadaan pegawai pemerintaah dengan perjanjiam kerja yang merupakan penjabaran lebih kongkrit dari peraturan Pemerintah Nomor 49 Tahun 2018 tentang Manajemen PPPK, berikut prosedur yang dilakukan, yaitu:

(38)

1. Perencanaan

Perencanaan merupakan langkah utama dalam melakukam perekrutan, alasannya tanpa adanya perencanaan maka tidak ada dasar untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu dalam rangka mencapai tujuan. Tenaga Honorer yang bekerja pada instansi pemerintah dan penghasilannya tidak dibiayai oleh Anggaran.

2. Pengumuman Lowongan

Pada prosedur pengumuam lowongan mengacu pada pasal 11 Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pengadaan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja. Pengumuman dilakukan paling singkat 15 hari kerja.

Pengumuman lowongan paling sedikit mengenai : a. Persyaratan Pelamar b.

Jumlah lowongan jabatan c. kualifikasi jabatan d. waktu e. Alamat pendaftaran.

3. Pelamaran

Pada prosedur pelamaran, panitia/Tim seleksi juga pelamar wajib memilih kriteria yang telah diatur didalam peraturan perundang-undangan. Setiap warga negara Indonesia mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi PPPK dengan memenuhi persyaratan sebagai berikut menurut Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019 tentang Pengadaan Pegawai Pemerintah

(39)

dengan Perjanjian Kerja auntuk Guru, Dosen, Tenaga Kesehatan, dan Penyuluhan Pertanian. Setiap Warga Negara Indonesia yang melamar jadi PPPK khusunya tenaga honorer eks Kategori 2 wajin memenuhi dan menyampaikan semua persyaratan, dan instansi pemerintah wajib memastikan identitas yang terdapat dalam data base Badan Kepegawaian Negara yang telah mengikuti tes pada tahun 2013.

4. Seleksi

Seleksi pengadaan PPPK untuk tenaga honorer eks Kategori 2 terdiri dari tiga tahap, yaitu :

a. Seleksi administrasi, seleksi administrasi dilakukan dalam rangka mencocokkan antara persyaratan administrasi dengan dokumen pelamar, yaitu tenaga honorer eks Kategori 2 yang disampaikan oleh tenaga honorer eks Kategori 2. Panitia seleksi/tim seleksi pengadaan PPPK melaksanakan seleksi administrasi terhadap seluruh dokumen pelamara yang di terima.

b. Seleksi kompotensi, seleksi kompotensi dilakukan dengan maksud untuk menilai keseuaian antar kompotensi dasar yang dimiliki oleh pelamar dengan standar kompotensi dasar PPPK. Seleksi Kompotensi terdiri dari seleksi manajerial, social kultural dan teknis. Menentukan kelulusan seleksi kompotensi tenaga honorer eks kategori 2 ditentukan oleh kriteria secara nasional yang dipergunakan BKDD (Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan).

(40)

c. Seleksi Wawancara, seleksi wawancara sebagaimana dimaksud adalah untuk menilai integritas dan moralitas sebagai bahan penetapan hasil seleksi. Kriteria nilai ambang batas tersebut digunakan untuk mempertimbangkan kelayakan sumber daya aparatur yang akan dipilih agar saat bekerja dapat dilakukan semaksimal mungkin untuk menghasilkan pemerintahan yang baik, adil, jujur, merata dan berkesinambungan.

5. Pengumuman Hasil Seleksi

Setelah melalui 3 tahapan seleksi, bagi pelamar yaitu tenaga honorer eks Kategori 2 yang dinyatakan lulus seleksi akan diumumkan secara terbuka oleh Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK). Peserta yang dinyatakan lulus seleksi kemudian diangkat dan ditetapkan menjadi PPPK oleh PPPK.

6. Pengangkatan Tenaga Honorer

Hasil seleksi kompotensi diumumkan oleh panitia atau tim seleksi dengan peraturan perundangan.

(41)

C. Kerangka Pikir

Berdasarkan kerangka pikir dari judul Analisis Pengangkatan Guru Honorer menjadi Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Bantaeng

Gambar 1 Kerangka pikir

Analisis Pengangkatan Guru Honorer Menjadi Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di

Kabupaten Bantaeng

Langkah-langkah Rekrutmen (Samsudin 2006:90) 1. Mengidentifikasi jabatan yang kosong 2. Menentukan calon yang tepat

3. Memilih metode-metode rekrutmen yang paling tepat

4. Memilih calon yang dianggap memenuhi persyaratan jabatan

5. Menyaring kandidat 6. Membuat penawaran kerja 7. Mulai bekerja

Pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

(42)

D. Fokus Penelitian

Pada penelitian ini, Peneliti memfokuskan penelitiannya mengenai Pengangkatan Guru Honorer menjadi Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja adalah dengan mengikuti Langkah-langkah Pelaksanaan Rekrutmen menurut (Samsudin 2006:90).

E. Definisi Fokus Penelitian

Berdasarkan fokus penelitian yang telah diuraikan penulis, kemudian akan di deskripsikan seperti berikut:

1. Mengindentifikasi jabatan yang kosong, yaitu pada penetapan rincian kebutuhan Pegawai Aparatur Sipil Negara di Kabupaten Bantaeng mendapatkan jumlah kouta sebanyak 246 (dua ratus empat puluh enam) rincian khusus untuk tenaga guru.

2. Menemukan calon yang tepat, yaitu jika persyaratan sudah diatur, maka langkah selanjutnya adalah menemukan “posisi” kandidat yang tepat untuk dicari. Dengan melakukan penyeleksian Guru honorer yang telah memenuhi syarat dalam pendaftaran Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) maka akan ditemukan calon yang tepat untuk mengisi Pegawai Pemerintah dengan Pejanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Bantaeng.

3. Memilih metode-metode rekrutmen yang paling tepat, ada banyak cara yang bisa dipilih pada saat melakukan rekrutmen, seperti mengamati prosedur pengangkatan tenaga honorer menjadi pppk di Kabupaten Bantaeng untuk melihat metode-metode apa saja yang digunakan.

(43)

4. Memilih calon yang dianggap memenuhi persyaratan jabatan, yaitu dengan mengumpulkan pelamar/guru honorer yang dianggap memenuhi persyaratan pekerjaan, mengumpulkan berkas mereka, dan meminta mereka mengisi formulir aplikasi pelamar yang disediakan untuk di proses di tahap seleksi.

5. Menyaring kandidat, prosedur pemilihan diperlukan dalam situasi berikut yaitu lebih banyak kandidat guru honorer yang tersedia daripada jumlah posisi yang akan diisi menjadi PPPK. Guru honorer yang mengikuti seleksi PPPK harus mengikuti seleksi Administrasi, Seleksi Kompetensi maupun seleksi Wawancara.

6. Membuat penawaran kerja, setelah mempertimbangkan hasil seleksi dan menentukan kandidat terbaik untuk posisi tertentu, kemudian memberikan kesempatan kerja untuk guru honorer, termasuk mempersiapkan perjanjian kerja, pengenalan mendalam tentang pekerjaan, dan kondisi kerja, dan memastikan bahwa kandidat akan mulai kerja sebagai Pegawai Pemerintah (PPPK) di Kabupaten Bantaeng.

7. Mulai bekerja, ketika calon guru honorer sudah menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK), maka akan dilaksanakannya Penetapan NIP, yaitu pejabat yang berwenang memberikan NIP kepada guru honorer yang telah dinyatakan lulus menjadi PPPK sebagai kelengkapan administrasi pengabsahan surat keputusan pengangkatan.

(44)

32 A. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu yang dibutuhkan oleh penulis dalam penelitian ini yaitu 2 bulan setelah seminar proposal. Adapun lokasi atau tempat penelitian yaitu Dibadan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kabupaten Bantaeng mengenai analisis pengangkatan Guru honorer menjadi calon Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Bantaeng.

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah fenomenologi, merupakan salah satu cara penelitian yang berakar pada filosofi dan psikologi dimana berfokus pada pengalaman hidup manusia (sosiologi) digunakan untuk mengetahui sejauh mana proses pengangkatan guru honorer menjadi calon pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) di Badan Kepegawaian dan Sumber Daya Manusia (SDM) menurut informan yang berada di lokasi penelitian tersebut berdasarkan pengalaman yang dijelaskan informan tentang subjek kajian penelitian. Sehingga peneliti dapat menggali masalah lebih rinci serta memberikan penilaian.

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian ini adalah tipe penelitian Deskriptif Kualitatif

(45)

dimaksudkan untuk memberi gambaran secara jelas mengenai masalah yang diteliti,

C. Informan

Penentuan narasumber (informan) dalam penelitian ini untuk diwawancarai secara mendalam dilakukan dengan cara, peneliti memilih orang tertentu yang dipandang memiliki pengetahuan dan informasi mengenai pengangkatan guru honorer menjadi calon pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) dalam kegiatan penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Informan Penelitian

No Nama informan inisial Pekerjaan jumlah

1. Drs. Muhammad Haris, M.Si

MH Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng

1

2. H. Kaimuddin, Sos HK Kepala Bidang Ketenagaan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

Kabupaten Bantaeng

1

3. Drs. Muslimin M, M.Si ML Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM Kabupaten

Bantaeng

1

4. Ernawati S.Pd EW Tenaga Honorer SDN No.16

Lonrong

1

5. Karmila S.Pd KM Pegawai Pemerintah denga

Perjanjian Kerja (PPPK) SDN No.16 Lonrong

1

(46)

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data merupakan tahap yang paling menentukan dalam pelaksanaan penelitian ini untuk memperoleh data yang valid dan juga relavan di lapangan maka harus juga di dukung oleh prosedur pengumpulan data yang benar, Maka di gunakan teknik antara lain:

1. Wawancara

Wawancara Melakukan wawancara (interview) kepada pihak-pihak terkait dengan cara berkomunikasi secara langsung untuk mengetahui informasi-informasi yang dibutuhkan seperti kriteria-kriteria untuk pemilihan calon pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) sebagai pendukung sebuah keputusan pemilihan calon pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) sehingga menghasilkan urutan alternative terbaik.

2. Observasi

Observasi merupakan salah satu metode pengumpulan data yang dilakukan pengamatan atau peninjauan langsung pada tempat atau objek penelitian yaitu di Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kab.Bantaeng. Observasi ini bertujuan untuk mencari data-data yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan yang membangun sistem sebagai pendukung sebuah keputusan pada pemilihan Calon Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK).

(47)

3. Studi Dokumen

Pada penelitian ini yaitu teknik mengumpulkan data melalui dokumen yang berkaitan dengan objek penelitian sebagai sumber data,baik dalam bentuk literature ilmiah,makalah dan arsip.

E. Teknik Analisis data

Untuk menjamin derajat kepercayaan data yang dikumpulkan, digunakan teknik metode triangulasi yang meliputi triangulasi sumber dan triangulasi metode.

Triagulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan (cross check) antara informan yang satu dengan yang lain, hal ini dilakukan untuk melihat pandangan informan terhadap informasi yang didapatkan dan triangulasi tekhnik wawancara mendalam (indepth interview), pengamatan (observasi) dan telaah dokumen.

F. Teknik Pengabsahan Data

Keabsahan data dari penelitian ini merupakan hal yang diperlukan dalam penelitian ini untuk semakin memungkinkan meningkatnya derajat data yang dikumpulkan melalui observasi langsung ketempat penelitian dan melakukan wawancara yang mendalam terhadap informan mengenai masalah yang akan diteliti. Data penelitian yang dikumpulkan diharapkan dapat menghasilkan penelitian yang bermutu atau data yang kredibel, oleh karena itu peneliti melakukan pengabsahan data dengan menggunakan triangulasi yang dilakukan dengan tiga cara yaitu :

(48)

1. Triangulasi Sumber yaitu triangulasi sumber yang dilakukan dengan cara mengecek pada sumber lain keabsahan data yang telah diperoleh sebelumnya.

2. Triangulasi Metode yaitu triangulasi metode bermakna data yang diperoleh dari satu sumber dengan menggunakan metode atau teknik tertentu,diuji keakuratannya dan ketidak akuratannya.

3. Triangulasi Waktu yaitu Triangulasi waktu berkenaan dengan waktu pengambilan data.

(49)

37 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Kabupaten Bantaeng

Kabupaten Bantaeng merupakan salah satu wilayah di Provinsi Sulawesi Selatan. Secara umum luas wilayah Kabupaten Bantaeng kurang lebih 395,83 km² dan secara administrasi pemerintahan terdiri atas 8 wilayah kecamatan. Kabupaten Bantaeng terletak ±120 km²kearah selatan Kota Makassar. Berdasarkan posisi dan letak geografis wilayah, kabupaten Bantaeng berada pada koordinat 5°21’13’’- 5°35’26’’ Lintang Selatan dan 119°51’42’’- - 120°05’27’’ Bujur Timur.

Kabupaten Bantaeng terletak di daerah pantai yang memanjang pada bagian barat ke timur kota dan wilayah daratannya mulai dari tepi laut Flores sampai ke pegunungan sekitar Gunung Lompobattang dengan ketinggian tempat dari permukaan laut 0-25 m sampai dengan ketinggian lebih dari 1.000 m di atas permukaan laut. Secara administrasi, Kabupaten Bantaeng memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Bulukumba b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Flores

c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Jeneponto

(50)

Untuk lebih jelasnya mengenai pembagian wilayah administrasi dapat dilihat pada table 3 dan peta administrasi Kabupaten Bantaeng.

Tabel 3

Nama Kecamatan dam Luas Kecamatan di Kabupaten Bantaeng

No Nama Kecamatan Luas Wilayah (km²)

1. Kecamatan Bantaeng 28,85

2. Kecamatan Bissappu 32,84

3. Kecamatan Tompobulu 76,99

4. Kecamatan Ulu Ere 67,29

5. Kecamatan Pa’jukukang 48,90

6. Kecamatan Ere Merasa 45,01

7. Kecamatan Sinoa 43,00

8. Kecamatan Gantarang Keke 52,95

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Bantaeng 2020

Tabel tersebut memberikan gambaran tentang luas dari pada pembagian wilayah administrative yang ada di Kabupaten Bantaeng. Seperti terlihat pada tabel 2 maka Kecamatan yang memiliki wilayah yang terluas adalah Kecamatan Bissappu karena mencapai 76,99% dari luas persentase

(51)

Kabupaten Bantaeng. Kecamatan ini letaknya pun strategis karena berbatasan langsung dengan Kabupaten Jeneponto dan kota Bantaeng.

2. Keadaan penduduk

Penduduk Kabupaten Bantaeng berdasarkan data Badan Pusat Statistik penduduk Kabupaten Bantaeng tahun 2020 berjumlah 196.716 jiwa dengan rincian penduduk laki-laki berjumlah 97.292 jiwa dan penduduk perempuan berjumlah 99.424 jiwa. Kabupaten Bantaeng terdiri dari 8 wilayah kecamatan yang terbagi menjadi 46 desa dan 21 kelurahan, yaitu:

Kecamatan Bissappu (4 desa dan 7 kelurahan), Uluere (6 desa), Sinoa (6 desa), Bantaeng ( 1 desa dan 8 kelurahan), Eremerasa (9 desa), Tompobulu (6 desa dan 4 kelurahan), Pa’jukukang (10 desa), dan Gangtarangkeke (4 desa dan 2 kelurahan).

Penduduk Kabupaten Bantaeng didominasi oleh penganut agama islam dengan jumlah penduduk 197.423 jiwa. Data penduduk menurut kecamatan yang berada di Kabupaten Bantaeng dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel4

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Agama yang Dianut di Kabupaten Bantaeng, 2020

Kecamatan Islam Protestan Katolik Hindu Budha Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Bissappu 29917 84 28 20 - -

Uluere 12674 - - - - -

(52)

Sinoa 13664 - - - - -

Bantaeng 37737 88 62 - 92 -

Eremerasa 21447 - - - - -

Tompobulu 26154 - - - - -

Pa’jukukang 34770 3 - - - -

Gantarangkeke 19060 - - - - -

Bantaeng 195423 175 90 20 92 -

Sumber: BPS Kab. Bantaeng, 2021

Visi Kabupaten Bantaeng adalah “Terwujudnya masyarakat bantaeng yang sejahtera lahir batin berorientasi pada kemajuan, keadilan, kelestarian, dan keunggulan berbasis agama dan budaya lokal”. Untuk mewujudkan visi tersebut, Kabupaten Bantaeng memiliki misi yaitu:

a. Mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.

b. Meningkatkan akselerasi program pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja.

c. Meningkatkan akses, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan dan pelayanan social dasar lainnya.

d. Mengoptimalkan kualitas dan pemerataan pembangunan infrastruktur yang berbasis kelestarian lingkungan.

e. Mengoptimalkan pengembangan pertanian dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.

f. Mewujudkan reformasi birokrasi pelayanan publik.

(53)

3. Gambaran Khusus Lokasi Penelitian

Secara khusus lokasi penelitian ini berada di Kantor Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng yang berlokasi di jalan Andi Mannapiang No.72, Lamalaka, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan, Nomor telpon (0413) 21184, kode pos 92411.

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng adalah yang merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang Pendidikan dan urusan pemerintahan bidang kebudayaan. Pada tahun 2018 mengacu pada Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 34 Tahun 2018 tentang perubahan atas peraturan Bupati Bantaeng Nomor 50 Tahun 2016 Tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas dan fungsi serta tata kerja Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng yaitu:

a. Kedudukan

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng dipimpin oleh Kepala Badan yang bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris Daerah.

b. Tugas pokok

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan adalah Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng yang merupakan unsur pelaksana penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang Pendidikan dan urusan pemerintahan bidang kebudayaan.

c. Susunan Organisasi

(54)

Berdasarkan Peraturan Bupati Bantaeng Nomor 34 Tahun 2018 pada pasal 3 tentang susunan organisasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bantaeng, terdiri dari:

a. Kepala Dinas;

b. Sekretariat terdiri atas:

1. sub Bagian Keuangan;

2. sub Bagian umum dan Kepegawaian; dan 3. sub Bagian program dan Pelaporan.

c. Bidang Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Nonformal terdiri atas:

1. seksi Kurikulum dan Penilaian;

2. seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana; dan 3. seksi peserta Didik dan pembangunan Karakter.

d. Bidang Pembinaan Sekolah Dasar terdiri atas:

1. seksi Kurikulum dan Penilaian;

2. seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana; dan 3. seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter.

e. Bidang Pembinaan Sekolah Menengah Pertama terdiri atas:

1. seksi Kurikulum dan Penilaian;

2. seksi Kelembagaan dan Sarana Prasarana; dan 3. seksi Peserta Didik dan Pembangunan Karakter.

f. Bidang Kebudayaan terdiri atas:

1. seksi Cagar Budaya dan Permuseuman;

(55)

2. seksi Sejarah dan Tradisi; dan 3. seksi Kesenian.

g. Bidang Pembinaan Ketenagaan terdiri dari:

1. seksi Pendidikan TK PAUD dan Pendidikan Nonformal;

2. seksi PTK Pendidikan Dasar;dan 3. seksi Tenaga Kebudayaan.

h. Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendidikan dan Kebudayaan terdiri dari:

1. Upt Satuan Pendidikan Formal Sekolah Dasar Negeri;

2. Upt Satuan Pendidikan Formal Sekolah Menengah Pertama Negeri dan

3. Upt Satuan Pendidikan Non Formal Sanggar Kegiatan Belajar.

i. Kelompok Jabatan Fungsional GAMBAR 2

STRUKTUR ORGANISASI

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN BANTAENG

(56)

B. Langkah-langkah Pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)

Pengadaan calon pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) mulai pada tahun 2021 pemerintah kabupaten Bantaeng telah akan melaksanakan penerimaan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) mulai tahun 2021. Hal ini sesuai dengan program pemerintah pusat yang akan melaksanakan penerimaan sejuta PPPK khusus para tenaga honorer. Sebanyak 492 kouta usulan itu nantinya akan terbagi dalam jumlah kouta peserta yang dapat mengikuti seleksi setiap tahunnya dengan waktu penerimaan 2021 hingga 2023. Kouta peserta pertahunnya itu ditetapkan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB). Adapun persyaratan tenaga honorer guru yang akan diterima harus terdaftar dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik).

Proses pengangkatan Pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) 2021, tak lagi di tangani oleh Badan Kepegawaian Pemberdayaan Sumber daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Bantaeng. Seleksi PPPK yang di khususkan untuk tenaga guru itu kini diambil alih oleh dinas Pendidikan dan kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Bantaeng. Hal ini dibenarkan oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Bantaeng.

Sehubung dengan narasi diatas, maka ditampilkan hasil wawancara yang diperoleh dari MH selaku Kepala Dikbud Kabupaten Bantaeng, yang mengungkapkan bahwa:

“Pengangkatan PPPK khusus guru memang diambil alih oleh dikbud yang awalnya itu ditangani oleh BKPSDM dan diambil alih oleh dinas Pendidikan dan kebudayaan khusus untuk pengangkatan guru saja dan

(57)

tahun ini juga pemerintah pusat tidak lagi melakukan pengangkatan CPNS guru (Hasil Wawancara 03 Januari 2021)”.

Kepala dinas Pendidikan dan Kebudayaan kabupaten Bantaeng, Muhammad Haris menyampaikan jika tahun ini pemerintah pusat tidak akan lagi melakukan perekrutan calon pegawai negeri sipil (CPNS) menurutnya, pada dasarnya perekrutan ini akan menghasilkan fsikologi dan tanggung jawab yang tinggi bagi pegawainya agar mereka memiliki rasa tanggung jawab dan kinerja yang bagus karena terbebani dengan masalah kontrak yang kapan saja bisa diberhentikan, dan harus melaksanakan tugas dan fungsi sesuai dengan aturan hukum yang ada, selain itu gaji atau upah dihitung berdasarkan kinerja mereka.

Teori dan kerangka pikir yang telah di tulis sebelumnya, untuk mengetahui lebih jauh mengenai pengangkatan Guru Honorer menjadi calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Bantaeng, peneliti menggunakan indikator-indikator yang meliputi: (a) Mengidentifikasi jabatan yang kosong, (b) Menentukan calon yang tepat, (c) Memilih metode-metode rekrutmen yang paling tepat, (d) Memilih calon yang dianggap memenuhi persyaratan jabatan, (e) Menyaring kandidat, (f) Membuat penawaran kerja, (g) Mulai bekerja.

Hasil pengkajian terhadap ke 8 indikator tersebut adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi jabatan yang kosong

Pemerintah Kabupaten Bantaeng akan melaksanakan penerimaan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) mulai tahun 2021.

Khusus seleksi Guru PPPK ini dibuka berdasarkan pada Data Pokok

(58)

Pendidikan. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengestimasi bahwa kebutuhan guru disekolah negeri mencapai satu juta guru (diluar guru PNS yang selama ini mengajar). Pembukaan seleksi untuk menjadi guru ASN PPPK adalah upaya menyediakan kesempatan yang adil bagi guru-guru honorer yang kompeten agar mendapatkan penghasilan yang layak.

Bupati Bantaeng, Ilham Azikin mengatakan jika ditahun 2021 ini.

Tenaga honorer mendapatkan porsi cukup besar pada pengusulan yang dilakukan. Ilham Azikin menyebut, jika pemerintah saat ini juga tengah mendorong Peraturan Daerah (Perda) Pendiikan. Regulasi ini memuat sejumlah poin mengenai peningkatan mutu Pendidikan. Salah satunya adalah upaya melindungi guru dari kriminalisasi.

Kepala dinas Pendidikan dan kebudayaan kabupaten Bantaeng, Muhammad Haris menyampaikan kalau tahun ini pemerintah pusat tidak akan lagi melakukan perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) untuk guru.

Hal ini sesuai yang diungkapkan oleh MH selaku Kepala DIKBUD Kabupaten Bantaeng, yang mengungkapkan bahwa:

“Jadi mulai tahun 2021 ini tidak akan ada lagi pengangkatan CPNS baru khusus guru, akan tetapi perekrutan untuk guru hanya akan dilakukan melalui jalur Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja (Hasil wawancara 03 januari 2022)”.

Berdasarkan penjelasan informan diatas, dapat diketahui bahwa Pemerintah Kabupaten Bantaeng pada tahun ini akan mengadakan pengangkatan Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan keterangan tersebut, sampel sumur air tanah, air lindi dan air embung berada dalam batas yang diperbolehkan untuk air minum.. Grafik Kadar Sulfat

Seluruh keluarga besar Universitas Bakrie serta pihak Yayasan Universitas Bakrie yang telah mendukung dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan

Karena setelah diceraikan ia tidak terikat, berarti boleh menikah lagi (I Kor. b) Bercerai resmi karena pasangannya terus menerus hidup dalam perzinahan (Mat.

 Dalam model seperti ini, siswa memperoleh pengetahuan tentang bahasa tetapi tidak dapat memungkinkan mereka untuk mempelajari yang menjadi ketertarikan

Fadhilah dan Syarifuddin (2013) dalam penelitiannya mengenai analisis pengaruh karakteristik corporate governance terhadap kemungkinan financial distress dengan variabel

Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tahap Heuristik yaitu: mengumpulkan informasi mengenai bahan yang berhubungan dengan penelitian ini, antara lain

Kewenangan yang dimiliki Majelis Pengawas Pusat adalah untuk menjalankan sanksi tersebut berdasarkan pada Pasal 84 UUJN yang menyatakan bahwa: “Tindakan pelanggaran yang

(5)Pemberhentian anggota karena tidak memenuhi lagi syarat sebagaimana yang dimaksud Pasal 3 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf e, dan/atau huruf f, dan/atau karena